F13dpr

download F13dpr

of 66

Transcript of F13dpr

  • 7/24/2019 F13dpr

    1/66

    KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPANSISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN ISO 14001

    DI PT PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

    DEWA PERMATA RIZKY

    TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR

    2013

  • 7/24/2019 F13dpr

    2/66

  • 7/24/2019 F13dpr

    3/66

    PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

    SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

    Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kajian EfektivitasPenerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 di PT Pupuk Sriwidjaja

    Palembang adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan

    belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

    informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

    diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

    Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

    Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

    Pertanian Bogor.

    Bogor, 26 Juni 2013

    Dewa Permata RizkyNIM F44090035

  • 7/24/2019 F13dpr

    4/66

    ABSTRAK

    DEWA PERMATA RIZKY. Kajian Efektivitas Penerapan Sistem Manajemen

    Lingkungan ISO 14001 di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang. Dibimbing oleh

    PRASTOWO.

    PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (PT Pusri Palembang) merupakan industri

    petrokimia yang memproduksi pupuk urea sebagai produk utama dengan empat

    pabrik berkapasitas 2.090.000 ton/tahun. PT Pusri Palembang bertekad untuk

    meningkatkan konservasi lingkungan dengan mengadopsi Sistem Manajemen

    Lingkungan (SML) ISO 14001. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

    efektivitas penerapan SML ISO 14001 di PT Pusri Palembang. Penelitian ini

    dilakukan melalui telaah dokumen, observasi lapang dan kuisoner. Aspek

    Lingkungan Penting (ALP) yang telah ditetapkan meliputi penampungan larutan

    urea, bak penampung limbah (MPAL) dan penggunaan air sudah sepenuhnya

    efektif ditinjau dari segi kesesuaian dengan standar SML ISO 14001, ketersediaanprosedur dan rekaman, kesesuaian fasilitas dan teknologi yang digunakan serta

    pencapaian kinerja lingkungan sesuai dengan tujuan dan sasaran. Aspek

    penggunaan energi (gas alam dan listrik) belum sepenuhnya efektif karena

    program yang dibuat belum dapat memenuhi tujuan dan sasaran.

    Kata kunci:SML ISO 14001, aspek lingkungan penting, efektivitas penerapan

    ABSTRACT

    DEWA PERMATA RIZKY.Study on the effectiveness of implementation of ISO

    14001 Environmental Management System of PT Pupuk Sriwidjaja Palembang .

    Supervised by PRASTOWO.

    PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (PT Pusri Palembang) is a petrochemical

    industry that produces urea fertilizer as the main products with four plants with a

    capacity of 2.09 million tons/year. PT Pusri Palembang is determined to

    improvised the conservation of the environment by adopting an Environmental

    Management System (EMS) ISO 14001. This study aims to determine the

    effectiveness of implementation of ISO 14001 EMS of PT Pusri Palembang. This

    study was conducted through document review, field observation and

    questionnaire. Significant Environmental Aspects (SEA) which have been set

    including urea solution shelter, waste tank (MPAL) and the use of water have

    been fully effective in terms of compliance with the ISO 14001 EMS standard, the

    availability of procedures and records, compliance of facility and technology used

    and the achievement of environment performance accordance with the goals and

    objectives. Aspect of use energy (natural gas and electricity) are not fully

    effective because the program can not be made to meet goals and objectives yet.

    Keywords: EMS ISO 14001, significant environmental aspect, effectiveness of

    implementation

  • 7/24/2019 F13dpr

    5/66

  • 7/24/2019 F13dpr

    6/66

    Skripsi

    sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Teknik

    padaDepartemen Teknik Sipil dan Lingkungan

    KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPANSISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN ISO 14001

    DI PT PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

    DEWA PERMATA RIZKY

    TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR

    2013

  • 7/24/2019 F13dpr

    7/66

  • 7/24/2019 F13dpr

    8/66

    ul

    Skripsi: Kajian Efektivitas Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan

    ISO 14001 di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

    .ama : Dewa

    Pennata

    Rizky

    \ F44090035

    Disetujui oleh

    Dr. Ir. Prastowo,

    MEng

    Pembimbing

    M .

  • 7/24/2019 F13dpr

    9/66

    Judul Skripsi : Kajian Efektivitas Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan

    ISO 14001 di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

    Nama : Dewa Permata Rizky

    NIM : F44090035

    Disetujui oleh

    Dr. Ir. Prastowo, MEng.

    Pembimbing

    Diketahui oleh

    Prof. Dr. Ir. Budi Indra Setiawan , MAgr.

    Ketua Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

    Tanggal Lulus: 26 Juni 2013

  • 7/24/2019 F13dpr

    10/66

    PRAKATA

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa taalaatas

    segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yangdipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2013 ini ialah

    efektivitas SML ISO 14001, dengan judul Kajian Efektivitas Sistem Manajemen

    Lingkungan ISO 14001 di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang.

    Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Prastowo, M.Eng selaku

    pembimbing akademik, Ibu Rahmawati, ST selaku pembimbing lapang, serta

    Bapak Sigemas, Ssi yang telah banyak memberi saran selama penelitian; kepada

    kak Anas, kak Zakky, kak Oki dan kak Anggi yang membantu selama proses

    pengumpulan data, serta seluruh staf kantor Lingkungan Hidup PT Pupuk

    Sriwidjaja Palembang. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada

    keluarga Bapak Arudji Kartawinata, SE atas seluruh bantuan selama penulis

    melaksanakan penelitian ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan untukkeluarga besar Teknik Sipil dan Lingkungan IPB (SIL IPB), khususnya SIL 46

    IPB atas semangat kebersamaannya selama penulis menimba ilmu. Terakhir,

    kepada papa tercinta Imirlan Sarwino Efendi, mama Sismawati, kakak Dempo

    Satriandu, adik Devira Wijaya Pasma, serta seluruh keluarga, atas doa dan kasih

    sayangnya.

    Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

    Bogor, 26 Juni 2013

    Dewa Permata Rizky

  • 7/24/2019 F13dpr

    11/66

    DAFTAR ISI

    DAFTAR TABEL vi

    DAFTAR GAMBAR vi

    DAFTAR LAMPIRAN vi

    PENDAHULUAN 1

    Latar Belakang 1

    Perumusan Masalah 2

    Tujuan Penelitian 2

    Manfaat Penelitian 2

    Ruang Lingkup Penelitian 2

    TINJAUAN PUSTAKA 3

    Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 3

    Aspek Lingkungan Penting 5

    1. Penampungan larutan urea 6

    2. Bak penampung limbah (MPAL) 6

    3. Penggunaan energi (Gas alam dan Listrik) 7

    4. Penggunaan air 8

    METODE 8

    Alat danBahan 9

    Prosedur Analisis Data 9

    HASIL DAN PEMBAHASAN 12

    Kebijakan Lingkungan 12

    Penetapan Aspek Lingkungan Penting 12

    1. Penampungan larutan urea 14

    2. Bak penampung limbah (MPAL) 18

    3. Penggunaan energi (Gas Alam dan Listrik) 20

    4. Penggunaan air 24

    SIMPULAN DAN SARAN 27

    Simpulan 27

    Saran 28

    DAFTAR PUSTAKA 29

    LAMPIRAN 31

  • 7/24/2019 F13dpr

    12/66

    RIWAYAT HIDUP 50

  • 7/24/2019 F13dpr

    13/66

    DAFTAR TABEL

    1

    Manfaat penerapan SML pada beberapa perusahaan 4

    2 Kadar amoniak (NH3) pada kanal dari penampungan larutan urea 15

    3

    Pengurangan emisi gas CO2di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang 16

    4 Program, tujuan dan sasaran penanganan ALP penampungan larutan

    urea 17

    5

    Hasil perhitungan beban pencemaran outlet kolam 19

    6 Program, tujuan dan sasaran ALP bak penampung limbah (MPAL) 19

    7

    Program, tujuan dan sasaran konservasi energi 21

    8 Kegiatan efisiensi energi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang 23

    9

    Kegiatan penghematan air PT Pupuk Sriwidjaja Palembang 26

    DAFTAR GAMBAR

    1

    Siklus SML ISO 14001 5

    2 Diagram kesesuaian efektivitas 9

    3

    Kerangka pemikiran 11

    4 Kutipan Kebijakan Lingkungan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang 12

    5

    Kutipan Kebijakan Konservasi Air PT Pupuk Sriwidjaja Palembang 14

    6 Kutipan Kebijakan Pengurangan Pencemaran Udara PT Pupuk

    Sriwidjaja Palembang 14

    7

    Kadar amoniak (NH3) dari penampungan larutan urea 15

    8 Beban pencemaran amoniak (NH3) dari penampungan larutan urea 169

    Hasil pengujian kualitas udara emisi PT Pupuk Sriwidjaja 16

    10

    Penurunan beban limbah dengan penyempurnaan IPAL 20

    11

    Konsumsi energi pabrik amoniak tahun 2012 22

    12 Konsumsi energi pabrik urea tahun 2012 22

    13 Efisiensi energi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang 23

    14

    Produksi dan penggunaan energi listrik PT Pupuk Sriwidjaja

    Palembang tahun 2012 24

    15

    Foto stiker penghematan air 25

    16 Kegiatan penghematan air di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang 26

    DAFTAR LAMPIRAN

    1 Kebijakan lingkungan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang 31

    2

    Prosedur penetapan aspek lingkungan PT Pupuk Sriwidjaja

    Palembang 32

    3

    Rekaman aspek lingkungan penting PT Pupuk Sriwidjaja Palembang 33

    4 Kriteria evaluasi aspek lingkungan (Dokumen No. 4 PPL 017) 35

    5 Skala dampak aspek lingkungan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang 36

    6 Kriteria penilaian aspek lingkungan penting PT Pupuk Sriwidjaja

    Palembang 37

    7 Kebijakan Konservasi Air PT Pupuk Sriwidjaja Palembang 38

    8

    Kebijakan Pengurangan Pencemaran Udara PT Pupuk Sriwidjaja

    Palembang 39

    http://e/PPKI/CD%20PPKI/CD/Templat/Skripsi-Custom.dotx%23_Toc330897740http://e/PPKI/CD%20PPKI/CD/Templat/Skripsi-Custom.dotx%23_Toc330897740http://e/PPKI/CD%20PPKI/CD/Templat/Skripsi-Custom.dotx%23_Toc331485136http://e/PPKI/CD%20PPKI/CD/Templat/Skripsi-Custom.dotx%23_Toc331485136http://e/PPKI/CD%20PPKI/CD/Templat/Skripsi-Custom.dotx%23_Toc331485137http://e/PPKI/CD%20PPKI/CD/Templat/Skripsi-Custom.dotx%23_Toc331485137http://e/PPKI/CD%20PPKI/CD/Templat/Skripsi-Custom.dotx%23_Toc331485138http://e/PPKI/CD%20PPKI/CD/Templat/Skripsi-Custom.dotx%23_Toc331485138http://e/PPKI/CD%20PPKI/CD/Templat/Skripsi-Custom.dotx%23_Toc331485138http://e/PPKI/CD%20PPKI/CD/Templat/Skripsi-Custom.dotx%23_Toc331485138http://e/PPKI/CD%20PPKI/CD/Templat/Skripsi-Custom.dotx%23_Toc331485138http://e/PPKI/CD%20PPKI/CD/Templat/Skripsi-Custom.dotx%23_Toc331485138http://e/PPKI/CD%20PPKI/CD/Templat/Skripsi-Custom.dotx%23_Toc331485138http://e/PPKI/CD%20PPKI/CD/Templat/Skripsi-Custom.dotx%23_Toc331485138http://e/PPKI/CD%20PPKI/CD/Templat/Skripsi-Custom.dotx%23_Toc331485138http://e/PPKI/CD%20PPKI/CD/Templat/Skripsi-Custom.dotx%23_Toc331485138http://e/PPKI/CD%20PPKI/CD/Templat/Skripsi-Custom.dotx%23_Toc331485138http://e/PPKI/CD%20PPKI/CD/Templat/Skripsi-Custom.dotx%23_Toc331485138http://e/PPKI/CD%20PPKI/CD/Templat/Skripsi-Custom.dotx%23_Toc331485139http://e/PPKI/CD%20PPKI/CD/Templat/Skripsi-Custom.dotx%23_Toc331485139http://e/PPKI/CD%20PPKI/CD/Templat/Skripsi-Custom.dotx%23_Toc331485139http://e/PPKI/CD%20PPKI/CD/Templat/Skripsi-Custom.dotx%23_Toc331485138http://e/PPKI/CD%20PPKI/CD/Templat/Skripsi-Custom.dotx%23_Toc331485138http://e/PPKI/CD%20PPKI/CD/Templat/Skripsi-Custom.dotx%23_Toc331485137http://e/PPKI/CD%20PPKI/CD/Templat/Skripsi-Custom.dotx%23_Toc331485136http://e/PPKI/CD%20PPKI/CD/Templat/Skripsi-Custom.dotx%23_Toc330897740
  • 7/24/2019 F13dpr

    14/66

    9 Prosedur Pengendalian Operasional No. 2 SML 015 40

    10 Instruksi Kerja Analisa Limbah Cair No. 3 PPL 001 41

    11 Instruksi Kerja Analisa Limbah Gas No. 3 PPL 002 42

    12 Instruksi Kerja Pemantauan dan Pengukuran Air Limbah, Udara

    Emisi, Ambien dan Tingkat Kebisingan No. 3 PPL 034 4313 Sertifikat pelatihan manajer pengendalian pencemaran air 44

    14 Sertifikat pelatihan kualitas udara emisi 45

    15 Diagram pengelolaan limbah PT Pupuk Sriwidjaja Palembang 46

    16 Laporan hasil pengujian air limbah PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

    periode Juli 2012 47

    17 Sertifikat Pelatihan Teknologi Pengolahan Air Bersih dan Limbah

    Cair 48

    18 Sertifikat Pelatihan Industrial Training Audit Energi IndustriPupuk 49

  • 7/24/2019 F13dpr

    15/66

  • 7/24/2019 F13dpr

    16/66

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Perkembangan industri yang semakin meningkat, menimbulkan dampak

    negatif berupa krisis lingkungan dan energi. Para pelaku industri dituntut untuk

    meningkatkan tanggung jawabnya terhadap konservasi lingkungan. Dalam sektor

    industri, pengendalian pencemaran akibat limbah industri merupakan salah satu

    masalah yang perlu ditanggulangi bagi setiap negara berkembang yang akan

    masuk ke era industrialisasi (Kristanto 2009:2). Dalam kegiatan proses produksi

    dan jasa, prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan terintegrasi dengan

    menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan (SML), 5R, efisiensi energi,

    konservasi sumber daya dan pelaksanaan bisnis yang beretika serta bertanggung

    jawab terhadap masyarakat melalui program pengembangan masyarakat.

    Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTTBumi (The Earth Summit) di Rio de Janeiro, Brazil, tahun 1992. Wujud nyata dari

    pembangunan berkelanjutan adalah Ekonomi Hijau (Green Economy), yang

    merupakan paradigma pembangunan yang berlandaskan efisiensi pemanfaatan

    sumberdaya, pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan serta internalisasi

    biaya-biaya lingkungan dan sosial. Untuk mewujudkan Ekonomi Hijau (Green

    Economy) tersebut, diperlukan suatu panduan dasar agar kegiatan

    bisniskhususnya pada sektor industrisenantiasa akrab dengan lingkungan.SML dikembangkan sebagai panduan dasar dalam pengelolaan lingkungan.

    Program-program terkait dengan SML di perusahaan dirancang agar dapat

    memenuhi keperluan masa kini, serta dapat dikembangkan untuk keperluan masa

    depan. Untuk menjadikan pengelolaan lingkungan sebagai salah satu bidangoperasional yang penting dalam menciptakan suatu kondisi lingkungan yang

    sesuai untuk kehidupan di muka bumi, maka dilakukan penggabungan standar

    pengelolaan lingkungan ke dalam ISO (International Organization for

    Standardization), yang selanjutnya dikenal dengan ISO 14001 (Kristanto

    2009:331). Penerapan ISO 14001 memberikan banyak manfaat terhadap

    perusahaan, diantaranya meningkatkan kinerja lingkungan, mengurangi biaya dan

    meningkatkan akses pasar.

    PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (PT Pusri Palembang) merupakan pabrik

    urea pertama di Indonesia yang telah memperoleh sertifikasi Sistem Manajemen

    Lingkungan (SML) ISO 14001:2004 dari Badan Sertifikasi PT SGS Indonesia

    sejak tahun 1997 (CertificateNo. LP-127-IDN); Sistem Manajemen Mutu (SMM)

    ISO 9001:2008 dari Badan Sertifikasi PT SGS Indonesia sejak tahun 1995

    (Certificate No. ID03/0303); Sertifikat Management Laboratory ISO 17025 dari

    Badan Sertifikasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) tahun 2002, yang

    sebelumnya dikeluarkan oleh NATA-Australia (Certificate No. LK-058-IDN,

    Certificate No. LP-127-IDN); Sertifikat Sistem Manajemen Kesehatan dan

    Keselamatan Kerja (SMK3) dari Departemen Tenaga Kerja; Sertifikat untuk

    Kapal Milik, 8 Kapal Milik sudah mendapat Sertifikat Permanen dari PT Biro

    Klasifikasi Indonesia (BKI) sejak tahun 2005; Sertifikat Standar Nasional

    Indonesia (SNI) untuk Produk Utama (NH3& Urea butiran) dan Produk Samping

    (CO2, N dan O) dari Badan Sertifikasi Ls-Pro Departemen Perindustrian.

  • 7/24/2019 F13dpr

    17/66

    2

    Berdasarkan website Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia

    (www.menlh.go.id, diakses tanggal 18 Februari 2013), terdapat lebih dari 230

    sertifikat ISO 14001 yang diberikan oleh berbagai Lembaga Sertifikasi kepada

    berbagai macam organisasi dan perusahaan di Indonesia. Dari sekian banyak

    perusahaan yang telah memiliki sertifikat ISO 14001, ingin diketahui alasan PTPusri Palembang menerapkan ISO 14001, bagaimana manfaat, kendala yang

    dihadapi, serta efektivitas penerapan ISO 14001 tersebut.

    Perumusan Masalah

    Setelah hampir enam belas tahun (1997-2013) PT Pusri Palembang

    menerapkan SML ISO 14001, menjadi menarik untuk dikaji sejauh mana sistem

    yang diadopsi mampu meningkatkan kinerja lingkungan dan efisiensi usaha

    perusahaan. Dengan adanya peningkatan kinerja lingkungan dan efisiensi usaha,

    maka perusahaan dapat lebih memiliki kemampuan untuk menghadapi perubahansituasi internal dan eksternal perusahaan. Berkenaan dengan hal tersebut, maka

    muncul pertanyaan yang mendorong dilakukannya penelitian ini, yaitu sejauh

    mana efektivitas penerapan SML ISO 14001 di PT Pusri Palembang.

    Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan SML ISO

    14001 di PT Pusri Palembang, khususnya kebijakan lingkungan dan pengelolaan

    aspek lingkungan penting meliputi penampungan larutan urea, bak penampung

    limbah: Minimisasi Pengelolaan Air Limbah (MPAL), penggunaan energi (gasalam dan listrik) dan penggunaan air.

    Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan evaluasi pelaksanaan

    dan penerapan SML ISO 14001 serta kebijakan secara umum bagi PT Pusri

    Palembang. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai

    sumber pengetahuan dan penyediaan informasi tentang pelaksanaan penerapan

    SML ISO 14001 di PT Pusri Palembang dan secara umum berguna bagi

    perkembangan pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh kalangan industripupuk.

    Ruang Lingkup Penelitian

    Kegiatan penelitian mengenai kajian efektivitas penerapan SML ISO 14001

    di PT Pusri Palembang meliputi penelusuran elemen-elemen SML perusahaan

    dalam mengendalikan aspek lingkungan penting, kajian komitmen pucuk

    pimpinan perusahaan dan kepedulian karyawan, kajian efektivitas pengelolaan

    lingkungan dan identifikasi permasalahan dalam penerapan SML ISO 14001.

    http://www.menlh.go.id/http://www.menlh.go.id/http://www.menlh.go.id/http://www.menlh.go.id/
  • 7/24/2019 F13dpr

    18/66

    3

    TINJAUAN PUSTAKA

    Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001

    Bagi negara-negara yang sedang berkembang, peranan sektor pertanian

    masih lebih unggul dan mendominasi seluruh kegiatan sektor ekonomi lainnya.

    Sektor industri sering mendapat prioritas utama dalam rencana pembangunan

    nasional bagi negara berkembang (Ginting 2007:11). Peningkatan sektor ekonomi

    khususnya industri, secara tidak langsung akan meningkatkan masalah

    pencemaran lingkungan.

    Permasalahan pencemaran lingkungan akibat kegiatan industri,

    mewajibkan para pelaku industri untuk meninjau kembali sistem pengelolaan

    lingkungan yang mereka terapkan demi keberlangsungan kegiatan industri

    tersebut. Penanganan masalah pencemaran lingkungan harus dilakukan secara

    komprehensif, mulai dari bahan baku hingga produk yang tidak digunakan lagi.Seluruh kegiatan yang menimbulkan dampak dalam kegiatan industri tentunya

    dapat cepat dicegah dengan adanya penanganan yang komprehensif. Hal ini

    mendorong agar industri mengintegrasikan SML dalam kegiatan mereka.

    Berdasarkan SNI 19-14001-2005 yang diadopsi dari ISO 14001:2004,

    Sistem Manajemen Lingkungan (SML) merupakan bagian sistem manajemen

    organisasi yang digunakan untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan

    lingkungan dan mengelola aspek lingkungannya. Sistem manajemen mencakup

    struktur organisasi, kegiatan perencanaan, pertanggungjawaban, praktek,

    prosedur, proses dan sumberdaya. Dalam SML ISO 14001 terdapat lima prinsip

    utama, yaitu (1) Kebijakan Lingkungan, (2) Perencanaan, (3) Penerapan dan

    Pengoperasian, (4) Pemeriksaan dan Tindakan Koreksi, (5) Kaji UlangManajemen. Model keterkaitan lima prinsip pokok SML ISO 14001 dapat dilihat

    pada Gambar 1.

    Pada dasarnya penerapan SML bersifat sukarela (voluntary), namun

    digerakkan oleh pasar. Dalam penerapan SML akan dirasakan adanya

    penambahan biaya, namun di sisi lain akan memberikan dampak positif terhadap

    perusahaan. Sebagai contoh, dapat dilihat pada Tabel 1. mengenai manfaat yang

    didapatkan oleh perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan SML.

  • 7/24/2019 F13dpr

    19/66

    4

    Tabel 1. Manfaat penerapan SML ISO 14001 pada beberapa perusahaan

    No. Nama Perusahaan Manfaat yang didapatkan dari penerapan SML

    1 PT Medco E&PIndonesia RimauAsset

    a.

    Peningkatan citra perusahaan, label sebagaiGreen Company

    b.

    Pengurangan Bahan Perusak Ozon (BPO)

    dan pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca

    (GRK)

    c. Penghematan energi

    2 PT Holcim Indonesia

    Tbk CilacapPlant

    a. Peningkatan citra perusahaan, salah satu dari

    hanya dua badan usaha di Indonesia yang

    meraih PROPER EMAS dari Kementerian

    Lingkungan Hidup Indonesia

    b.

    Penurunan emisi debu (emisi debu

    25mg/Nm3, emisi NOx330 mg/Nm3dan SO2

    46 mg/Nm3jauh dibawah Nilai Ambang

    Batas (NAB) yang ditetapkan

    c. Penghematan energi

    3 PT Pertamina

    Geothermal Energy

    area Kamojang

    a. Peningkatan citra perusahaan

    b. Penurunan emisi udara

    c.

    Penghematan energi

    4 Chevron Geothermal

    Salak, Ltd

    a.

    Peningkatan citra perusahaan

    b. Pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK)

    c.

    Penghematan energi5 PT BadakNatural Gas

    Liquefaction

    a.

    Peningkatan citra perusahaan, salah satu dari

    hanya dua badan usaha di Indonesia yang

    meraih PROPER EMAS dari Kementerian

    Lingkungan Hidup Indonesia

    b. Penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK)

    c. Penghematan energi

    Sumber: The Gold For Green, 2012

    Dalam buku yang berjudul Pengantar Audit Operasional dan Audit

    Lingkungan, Tunggal AW (2013:203) menyatakan:

    Sebagai bagian dari program audit, auditor harus menganalisis kesenjangan antarapersyaratan ISO 14001 dan operasi yang sesungguhnya dari sistem manajemen

    lingkungan. Auditor harus mengklasifikasikan tingkatan implementasi sebagai

    berikut:

    0. Tidak ada implementasi sama sekali.

    1.

    Ada program tetapi tidak ada implementasi.

    2.

    Ada program, diimplementasikan sebagian tetapi tidak dikontrol.

    3.

    Ada sistem dan diimplementasikan tetapi tidak memenuhi ketentuan dalam ISO

    14001.

    4. Sistem diimplementasikan dan memenuhi ketentuan dalam ISO 14001.

  • 7/24/2019 F13dpr

    20/66

    5

    Gambar 1. Siklus SML ISO 14001

    Aspek Lingkungan Penting

    Berdasarkan SNI 19-14001-2005 yang diadopsi dari ISO 14001:2004,

    Aspek lingkungan adalah unsur kegiatan atau produk atau jasa organisasi yang

    dapat berinteraksi dengan lingkungan. Aspek lingkungan penting mempunyai atau

    dapat mempunyai dampak lingkungan penting. Dampak lingkungan adalah setiap

    perubahan pada lingkungan, baik yang merugikan atau bermanfaat, yang

    keseluruhannya ataupun sebagian disebabkan oleh aspek lingkungan organisasi.

    Pada klausul 4.3.1 Aspek Lingkungan yang tertera dalam SNI 19-14001-

    2005 disebutkan bahwa:Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk:

    1.

    Mengidentifikasi aspek lingkungan kegiatan, produk dan jasa dalam lingkup

    sistem manajemen lingkungan, yang dapat dikendalikan dan yang dapat

    dipengaruhi dengan memperhitungkan pembangunan yang direncanakan atau

    baru; kegiatan, produk dan jasa yang baru atau yang diubah; dan

    2.

    Menentukan aspek yang mempunyai atau dapat mempunyai dampak penting

    terhadap lingkungan (yaitu aspek lingkungan penting)Dalam menentukan evaluasi tingkat kepentingan pada aspek lingkungan,

    dibutuhkan penerapan analisa teknik dan penilaian oleh organisasi. Penggunaan

    kriteria dapat membantu organisasi dalam menetapkan aspek lingkungan dan

    dampak terkait yang dianggap penting. Pada saat menetapkan kriteria untuk

    tingkat kepentingan aspek lingkungan, organisasi sebaiknya mempertimbangkan

    kriteria lingkungan (skala, jenis, lamanya dampak, ukuran dan frekuensi aspek

    lingkungan), persyaratan perundang-undangan yang berlaku dan pandangan dari

    pihak-pihak yang berkepentingan.

    4.2 Kebijakan lingkungan4.6 Kaji ulang manajemen

    4.3 Perencanaan

    4.3.1 Aspek lingkungan

    4.3.2 Peraturan dan perundang-undangan

    4.3.3 Tujuan dan sasaran

    4.3.4 Program manajemen lingkungan

    4.4 Penerapan dan pengoperasian

    4.4.1 Struktur, peran dan tangggung jawab

    4.4.2 Pelatihan, kepedulian dan kompetensi

    4.4.3

    Komunikasi4.4.4 Dokumentasi SML

    4.4.5 Pengendalian dokumen

    4.4.6 Pengendalian operasional

    4.4.7 Kesiagaan dari tanggap darurat

    4.5 Pemeriksaan dan tindakankoreksi

    4.5.1 Pemantauan danpengukuran

    4.5.2 Evaluasi Kesesuaian

    4.5.3 Ketidaksesuaian,

    tindakan koreksi danpencegahan

    4.5.4 Rekaman

    4.5.5

    Internal Audit

    Perbaikanterus menerus

  • 7/24/2019 F13dpr

    21/66

    6

    1. Penampungan Larutan Urea

    Proses pembuatan urea dibagi menjadi enam unit, yaitu: Sintesa Unit,

    Purification Unit, Crystallization Unit, Prilling Unit, Recovery Unit dan

    Condensat Processing Treatment Unit. Setelah melewati Purification Unit(pada tahap kedua), larutan urea akan ditampung sementara pada tangki

    karbamat sebelum akhirnya masuk ke Crystallization Unit dan seterusnya.

    Penampungan larutan urea menjadi salah satu aspek lingkungan penting pada

    PT Pusri Palembang, karena mengandung amoniak dan pada keadaan tidak

    normal (trouble) dapat menyebabkan pencemaran air.

    Amoniak merupakan senyawa nitrogen yang menjadi NH4pada pH rendah.

    Amoniak dalam air buangan industri berasal dari oksidasi bahan-bahan

    organik oleh bakteri diubah menjadi CO2, H2O, NH3. Amoniak dalam air

    limbah sering terbentuk karena adanya proses kimia secara alami (Ginting

    2007:56).

    Pemantauan terhadap penampungan larutan urea dilakukan dalam keadaantidak normal (trouble) dimana terjadi kelebihan larutan urea dibandingkan

    kapasitas tanki, sehingga larutan urea tumpah dan mengalir ke kanal.

    Pemantauan dilakukan dengan cara sampling larutan urea pada kanal,

    kemudian dianalisa di laboratorium. Metode yang digunakan adalah metode

    analisa limbah cair yang tertera pada SNI 06-6989 menggunakan

    spektrofotometer. Sedangkan metode yang digunakan untuk perhitungan NH3

    di udara menggunakan drager, impingerdan amoniak detector.

    Berdasarkan Kepmen LH No. 122/2004 (3 PPL 082) tentang Perubahan

    Kepmen LH No. 51/MENLH/1995, Baku Mutu Air Limbah bagi kegiatan

    industri pupuk urea untuk NH3-N,beban pencemaran maksimum sebesar 0,75

    kg/ton produksi, dan Pergub Sumatera Selatan No. 18 tahun 2005 tentangBaku Mutu Limbah Cair bagi kegiatan industri, pertambangan, domestik

    untuk NH3-N,beban pencemaran maksimum sebesar 0,75 kg/ton produksi.

    2. Bak Penampung Limbah (Minimasi Pemisah Air Limbah)

    Pada umumnya dunia industri menghasilkan produk, limbah kimia dan hasil

    samping. Limbah kimia dihasilkan oleh hampir seluruh cabang industri

    modern, dan diantaranya merupakan limbah kimia bahan berbahaya dan

    beracun (limbah kimia B3) yang memerlukan perlakuan sangat khusus

    (Suharto 2011:62). Berdasarkan Kep-51/MENLH/10/1995 tentang Baku MutuLimbah Cair Bagi Kegiatan Industri, limbah cair adalah wujud cair yang

    dihasilkan oleh kegiatan industri yang dibuang ke lingkungan dan diduga

    dapat menurunkan kualitas lingkungan.

    Pemantauan beban pencemaran limbah cair oleh PT Pusri Palembang

    dilakukan dengan carasamplinglimbah cair sebanyak dua kali sehari pada dua

    puluh titik di area pabrik. Sample limbah cair kemudian dibawa ke

    laboratorium yang berada di kantor Lingkungan Hidup untuk dianalisa.

    Parameter yang diuji adalah COD, TSS, minyak dan lemak, NH3-N, TKN, pH,

    temperatur dan debit. Metode pengujian sample yang digunakan mengacu

    pada SNI 06-6989 mengenai Air dan Air Limbah.

  • 7/24/2019 F13dpr

    22/66

    7

    Berdasarkan Kepmen LH No. 122/2004 (3 PPL 082) tentang Perubahan

    Kepmen LH No. 51/MENLH/1995, Baku Mutu Limbah Cair (BMLC) bagi

    kegiatan industri pupuk urea untuk COD= 3,0 kg/ton produksi, TSS= 1,5

    kg/ton produksi, minyak dan lemak= 0,3 kg/ton produksi, NH3-N= 0,75 kg/ton

    produksi, TKN= 1,5 kg/ton produksi, pH= 6,0-10, debit air limbah maksimum15 m3/ton produksi, dan Pergub Sumatera Selatan No. 18 tahun 2005 tentang

    2005 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi kegiatan industri, pertambangan,

    domestik untuk COD= 3,0 kg/ton produksi, TSS= 1,5 kg/ton produksi, minyak

    dan lemak= 0,3 kg/ton produksi, NH3-N= 0,75 kg/ton produksi, TKN= 1,5

    kg/ton produksi, pH= 6,0-9, debit air limbah maksimum 15 m3/ton produksi.

    3. Penggunaan Energi (Gas Alam dan Listrik)

    Saat ini, sekitar 44% dari total energi di Indonesia digunakan oleh sektor

    industri. Oleh karena itu, efisiensi energi di sektor ini sangtlah penting dan

    berdampak besar. Walaupun efisiensi energi pada sektor industri terusmengalami perkembangan dan perbaikan dalam beberapa tahun terakhir,

    namun masih terdapat banyak potensi penghematan energi yang dapat digali

    (Karliansyah dan Reliantoro 2012:78).

    Dalam Kebijakan Energi Nasional yang dituangkan dalam Peraturan

    Presiden No. 5 tahun 2006 salah satu kebijakan utamanya adalah koservasi

    energi. Menurut Fandeli et al. 2008:178 dalam buku Audit Lingkungan,Dalam hal sumberdaya energi, konservasi diartikan sebagai penyimpanan ataukekekalan energi (conservation of energy).Penyediaan dan konservasi energi listrik untuk kebutuhan listrik PT Pusri

    Palembang dilaksanakan dan dikelola oleh PT Pusri Palembang sendiri.

    Energi listrik yang dihasilkan, digunakan sendiri untuk kebutuhanpengoperasian pabrik, dan kelebihannya disalurkan ke Perusahaan Listrik

    Negara (PLN).

    Berbeda dengan energi listrik, penyediaan dan konservasi gas untuk

    kebutuhan gas alam PT Pusri Palembang dikelola oleh Pertamina. Gas alam

    ini diperoleh dari daerah pengeboran Pertamina wilayah II di lapangan

    Prabumulih dan sekitarnya (dulu dari daerah pengeboran PT Stanvac

    Indonesia di Pendopo, Rambutan dan sekitarnya), melalui pipa-pipa sepanjang

    lebih dari 100 km, gas alam itu dialirkan ke pabrik PT Pusri Palembang.

    Penggunaan SDA ini diatur dalam RKAP PT Pusri Palembang 2011/2012

    tentang Rasio gas bumi per ton amoniak dan Rasio gas bumi per ton urea.

    Gas alam dapat diukur dalam sejumlah cara. Sebagai gas, ia dapat diukurmelalui volume satuan m

    3 pada temperatur 15

    o C dan tekanan 750 mmHg,

    atau dalam cubic feet(CF) dengan temperatur 60oF dan tekanan 14,73 lb/in2.

    Satuan volume yang umumnya dipakai adalah dalam ribuan cubic feet(MCF),

    jutaan cubic feet(MMCF), atau triliun cubic feet(TCF). Gas alam juga sering

    diukur dan dinyatakan dalam British Thermal Unit (BTU). Satu BTU adalah

    sejumlah gas alam yang akan menghasilkan energi yang cukup untukmemanaskan satu pound air dengan satu derajat pada tekanan normal. Satu

    cubic feetgas alam mengandung sekitar 1027 BTU (Sumahamijaya 2009).

  • 7/24/2019 F13dpr

    23/66

    8

    4. Penggunaan Air

    Potensi ketersediaan air bersih di Indonesia dari tahun ke tahun cenderung

    berkurang akibat rusaknya daerah tangkapan air dan pencemaran lingkungan

    yang diperkirakan sebesar 15-35% per kapita per tahun (Karliansyah danReliantoro 2012: 96). Oleh sebab itu diperlukan konservasi air. Berdasarkan

    hal tersebut, Sungai Musi sebagai sumber kebutuhan air baku PT Pusri

    Palembang perlu dijaga kelestariannya.

    Metode yang digunakan dalam konservasi air pada PT Pusri Palembang

    adalah pengukuran back wash sand filter dan pemanfaatantreated water, yang

    kemudian dibandingkan dengan besarnya produksi. Metode ini mengacupada

    SNI 06-6989 mengenai Air dan Air Limbah.

    Berdasarkan SK Gubernur Provinsi Sumatera Selatan No. 227/PTSP-

    BPMD/III/2011 pemakaian air permukaan maksimal sebesar 2870 m3/jam.

    METODE

    Penelitian ini dilaksanakan di PT Pusri Palembang pada unit kerja

    Lingkungan Hidup. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan cara menelaah

    dokumen SML PT Pusri Palembang, mempelajari penerapan SML ISO 14001 di

    lapang, kemudian mengkaji sejauh mana efektivitas penerapan SML ISO 14001 di

    PT Pusri Palembang. Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini adalah:

    1. Mempelajari muatan setiap klausul atau elemen SML ISO 14001, dengan cara

    memahami siklus SML.

    2.

    Mempelajari implementasi klausul 4.2 Kebijakan Lingkungan di lapangan danmembandingkan dengan SNI 19-14001-2005.

    3. Mempelajari aspek lingkungan untuk mengetahui dampak lingkungan dari

    suatu kegiatan, produk atau jasa.

    4. Mempelajari implementasi sistem dengan cara menelaah elemen-elemen

    manajemen untuk setiap aspek, seperti:

    a.

    Prosedur,

    b. Rekaman,

    c.

    Kompetensi SDM,

    d. Fasilitas,

    e. Pedoman atau referensi perundangan,

    f.

    Program,

    g. Teknologi.

    5. Mempelajari efektivitas implementasi SML dari proses, pencapaian dan hasil.

    Untuk melihat efektivitas SML dapat menggunakan diagram kesesuaian

    efektivitas yang dapat dilihat pada Gambar 2.

  • 7/24/2019 F13dpr

    24/66

    9

    Gambar 2. Diagram kesesuaian efektivitas

    Alat dan Bahan

    Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Personal Computer (PC)

    atau laptop ASUS 1015PW (EEE PC Series) yang dilengkapi Microsoft Excel

    untuk mengolah data yang diperoleh serta penyusunan laporan hasil penelitian,

    kamera digital, alat tulis kerja dan buku-buku referensi.

    Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain Data Primer yang

    didapat melalui observasi lapang dan kuisoner; dan Data Sekunder yaitu

    Dokumen SML ISO 14001:2004, Peraturan Perundangan dan Persyaratan lain,

    Dokumen Pengoperasian Pabrik dan Prosedur Pengelolaan Lingkungan Hidup

    yang telah ada sebelumnya, dan Dokumen AMDAL (KA-ANDAL, ANDAL,

    RKL, RPL) PT Pusri Palembang. Seluruh dokumen tersebut digunakan sebagai

    petunjuk dalam mempelajari penerapan SML ISO 14001 di PT Pusri Palembang,

    sedangkan observasi lapang dan kuisoner dilakukan untuk mengetahui efektivitas

    penerapan SML ISO 14001 di PT Pusri Palembang.

    Prosedur Analisis Data

    Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi, sehingga prosedur analisis data

    dilakukan dengan cara mengkaji efektivitas dari penerapan SML ISO 14001 PT

    Pusri Palembang, agar dapat diketahui kinerja SML ISO 14001 yang tengah

    berjalan di PT Pusri Palembang.

    Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan dua tahap, yaitu tahap

    pengumpulan data dan pengkajian efektivitas penerapan SML ISO 14001 yang

    mengacu pada Gambar 3. Kerangka Pemikiran. Tahap pertama adalah

    mempelajari muatan setiap klausul atau elemen SML ISO 14001. Tahap

    berikutnya mempelajari penerapan klausul kebijakan lingkungan di lapangan dan

    Tidak

    Ya

    Mulai

    Efektivitas

    Pemeliharaan

    Selesai

    Telaah dokumen

    Cek ulang elemen-

    elemen manajemen

  • 7/24/2019 F13dpr

    25/66

    10

    membandingkan dengan SNI 19-14004-2005. Selanjutnya mengkaji aspek

    lingkungan serta penerapan sistem dengan cara menelaah elemen-elemen

    manajemen untuk setiap aspek. Tahap terakhir adalah mengkaji efektivitas

    penerapan SML ISO 14001. Jika efektivitas penerapan SML ISO 14001 telah

    sesuai, maka dilakukan pemeliharaan; sedangkan jika efektivitas penerapan SMLISO 14001 tidak sesuai, maka dilakukan pengkajian ulang terhadap elemen-

    elemen manajemen serta rekomendasi tindakan koreksi.

  • 7/24/2019 F13dpr

    26/66

    Kebijakan Lingkungan

    Perencanaan

    Penerapan & Pengoperasian

    Pemeriksaan & Koreksi

    Kaji Ulang Manajemen

    Gambar 3. Kerangka Pemikiran

    Penggunaan Air Bak Penampung

    Limbah (MPAL)

    Kaji ulang manajemen Kebijakan lingkungan

    Aspek lingkungan

    Tujuan dan sasaran

    Program manajemen lingkungan

    Peraturanperundang

    -undangan

    Pengendalian dan operasiStruktur peran dan

    tanggung jawab

    Pelatihankepedulian, dan

    kompetensi

    Pemantauan dan

    pengukuran

    Ketidaksesuaian,tindakan koreksi dan

    pencegahan

    Penggunaan Energi (Gas

    Alam dan Listrik)

    Penampungan LarutanUrea

    Situasi eksternal

    Situasi internal

    Audit SML

    1

    1

  • 7/24/2019 F13dpr

    27/66

    12

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Kebijakan Lingkungan

    Berdasarkan ISO 14001 pada Klausul 4.2 Kebijakan Lingkungan disebutkan

    bahwa:Manajemen puncak harus menetapkan kebijakan lingkungan organisasi danmemastikan bahwa kebijakan dalam ruang lingkup sistem manajemen

    lingkungannyaDari hasil pengkajian untuk Klausul 4.2 Kebijakan Lingkungan telah sesuai

    dengan standar ISO 14001, dimana kebijakan lingkungan tersebut mencakup

    komitmen pucuk pimpinan dan tiga komitmen fundamental ISO 14001. Hal ini

    dapat dilihat dari kebijakan lingkungan PT Pusri Palembang yang berisi:PT Pusri Palembang akan berusaha meminimalisir dampak yang ditimbulkandengan memenuhi semua peraturan dan perundang-undangan yang dibuat oleh

    Pemerintah Pusat dan Daerah tentang Lingkungan Hidup. Untuk maksud itu diatasPT Pusri Palembang bertekad melaksanakan pencegahan pencemaran dari

    sumbernya dan melakukan perbaikan terus menerus untuk meningkatkan kinerja

    lingkungan dan menghemat penggunaan Sumber Daya AlamKebijakan ini didokumentasikan, diterapkan, dipelihara, dikomunikasikankepada seluruh karyawan PT Pusri Palembang dan masyarakat yang memerlukan.

    Gambar 4. Kutipan Kebijakan Lingkungan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

    Seluruh poin yang disebutkan dalam ISO 14001 tercantum dalam kebijakan

    lingkungan PT Pusri Palembang, yang dilihat pada Gambar 4. Kebijakan

    lingkungan ini tentunya tidak terlepas dari komitmen pucuk pimpinan, hal ini

    dapat dilihat pada Lampiran 1. Kebijakan lingkungan PT Pupuk Sriwidjaja

    Palembang, dimana kebijakan lingkungan tersebut ditandatangani langsung oleh

    Direktur Utama, yaitu bapak Eko Sunarko. Hal ini menunjukkan komitmen pucuk

    pimpinan perusahaan untuk pencegahan polusi, penaatan terhadap undang-undang

    yang berlaku dan perbaikan berkesinambungan. Kebijakan lingkungan juga telahdidokumentasikan, diterapkan, dipelihara, dikomunikasikan kepada seluruh

    karyawan PT Pusri Palembang dan terbuka untuk umum.

    Penetapan Aspek Lingkungan Penting

    Berdasarkan ISO 14001 pada klausul 4.3.1 Aspek Lingkungan disebutkan

    bahwa:Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk:a) mengidentifikasi aspek lingkungan kegiatan, produk dan jasa dalam lingkup

    sistem manajemen lingkungan, yang dapat dikendalikan dan yang dapat

    dipengaruhi dengan memperhitungkan pembangunan yang direncanakan atau baru;

  • 7/24/2019 F13dpr

    28/66

    13

    kegiatan, produk dan jasa yang baru atau yang diubah; dan

    b) menentukan aspek yang mempunyai atau dapat mempunyai dampak penting

    terhadap lingkungan (yaitu aspek lingkungan penting).

    Organisasi harus mendokumentasikan informasi ini dan memelihara

    kemutakhirannya. Organisasi harus memastikan bahwa aspek lingkungan penting

    diperhitungkan dalam penetapan, penerapan dan pemeliharaan sistem manajemen

    lingkungannya.

    Dari hasil pengkajian untuk penerapan klausul 4.3.1 Aspek Lingkungan

    telah sesuai dengan standar ISO 14001. Hal ini dapat dilihat dari adanya dokumen

    induk dan dokumen terkendali mengenai prosedur penetapan aspek lingkungan

    dengan nomor dokumen No.2 SML 014. Dokumen tersebut memiliki judul,

    nomor dokumen, penanggung jawab, tanggal penerbitan dan tanggal revisi yang

    selalu diperbaharui sesuai dengan perubahan terakhir dan dapat diakses oleh

    seluruh unit kerja penerap sesuai dengan kepentingannya. Selain itu, dokumen

    yang diterbitkan juga telah disetujui pada tanggal 5 Juli 2011 oleh Manajer

    K3&LH selaku penanggung jawab. Salinan asli prosedur penetapan aspeklingkungan PT Pusri Palembang dapat dilihat pada Lampiran 2.

    Prosedur penetapan Aspek Lingkungan Penting (ALP) juga telah dijelaskan

    secara rinci, dimana penetapannya memiliki ketentuan umum, yaitu:

    1. Setiap unit bekerja sama dengan Departemen K3&LH mengidentifikasi aspek

    lingkungan dari kegiatan produk dan jasa, dan dicatat dalam dokumen 4 PPL

    068.

    2. Identifikasi aspek lingkungan yang dibuat harus mencakup kegiatan operasi

    yang bersifat:

    a. Normal, apabila kegiatan/operasi sedang berjalan normal.

    b.

    Tidak normal, apabila kegiatan/operasi pada kondisi tidak normal atau

    kegiatan khusus (TA/Shutdown) yang berbeda dengan kegiatan normal.c.

    Darurat, apabila terjadi kondisi yang tidak terduga yang memerlukan

    penanggulangan khusus dan berdampak luas. Identifikasi aspek darurat

    yang berkaitan dengan potensi kecelakaan (kebakaran, ledakan, bocoran,

    tumpahan, banjir, dan sebagainya) mengacu pada 2 SMK3-009.

    3. Setiap Departemen/Bagian/Unit kerja mengumpulkan data tentang semua

    kondisi peralatan/operasi/kegiatan yang sedang berlangsung maupun yang

    berpotensi untuk berinteraksi dengan lingkungan yang mencakup:

    a.

    Emisi/buangan gas ke udara

    b. Buangan cair dan padat

    c. Pencemaran tanah

    d.

    Penggunaan Sumber Daya Alam

    e. Pembuangan air

    f. Penggunaan energi

    g. Limbah dan produk samping

    Prosedur mengenai penetapan ALP ini mengacu kepada peraturan dan

    perundang-undangan, yaitu:

    1.

    ISO 14001:2004

    2. Kep. Men. LH No.122 tahun 2004 tentang Perubahan Keputusan Menteri

    Negara Lingkungan Hidup No. 51/MENLH/10/1995

    3. Kep. Men. LH No. 133 tahun 2004 tentang Baku Mutu Industri Pupuk

  • 7/24/2019 F13dpr

    29/66

    14

    4. PP 18 tahun 1999 jo PP 85 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan

    Berbahaya dan Beracun

    5. Kep-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan

    6. Kep-50/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebauan

    7.

    Kepdal No.01 s/d 05/BAPEDAL/09/19958. PP RI No.41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara

    Berdasarkan prosedur penetapan ALP yang ada, diketahui bahwa terdapat

    empat ALP pada PT Pusri Palembang, yaitu penampungan larutan urea, bak

    penampung limbah (Minimasi Pemisah Air Limbah), penggunaan energi (gas

    alam dan listrik) dan penggunaan air. Rekaman penetapan ALP, kriteria evaluasi,

    skala dampak dan kriteria penilaian ALP PT Pusri Palembang dapat dilihat pada

    Lampiran 3-Lampiran 6.

    1. Penampungan larutan urea

    Penampungan larutan urea berasal dari kegiatan produksi pada tahap kedua;dimana pada tahap produksi terdapat enam tahapan, yaitu Sintesa Unit,

    Purification Unit, Crystallization Unit, Prilling Unit, Recovery Unit dan

    Condensat Processing Treatment Unit. Penampungan larutan urea

    menimbulkan dampak negatif berupa pencemaran air dan pencemaran udara.

    Berdasarkan hal tersebut, maka PT Pusri Palembang mengeluarkan Kebijakan

    Konservasi Air dan Kebijakan Pengurangan Pencemaran Udara yang dapat

    dilihat pada Lampiran 7. dan Lampiran 8.

    Gambar 5. Kutipan Kebijakan Konservasi Air PT Pupuk Sriwidjaja

    Palembang

    Gambar 6. Kutipan Kebijakan Pengurangan Pencemaran Udara PT Pupuk

    Sriwidjaja Palembang

    Prosedur kegiatan penampungan larutan urea tertuang pada Prosedur

    Pengendalian Operasional No. 2 SML 015 (Lampiran 9), Instruksi Kerja

    Analisa Limbah Cair No. 3 PPL 001 (Lampiran 10), Instruksi Kerja Analisa

    Limbah Gas No. 3 PPL 002 (Lampiran 11) dan Instruksi Kerja Pemantauan

    dan Pengukuran Air Limbah, Udara Emisi, Ambien dan Tingkat Kebisingan

    No. 3 PPL 034 (Lampiran 12).

    Pengukuran kadar NH3 pada Outlet Kolam Limbah (OKL) dilakukan

    dengan cara menganalisa sample air limbah di laboratorium, sedangkan

    pengukuran kadar NH3di udara dilakukan dengan tiga alat serta metode yang

  • 7/24/2019 F13dpr

    30/66

    15

    berbeda, yaitu drager, impinger dan amoniak detector. Pengukuran

    menggunakan impinger dilakukan rutin satu minggu sekali, sedangkan

    pengukuran menggunakan drager dilakukan sebagai pembanding. Dalam

    keadaan darurat dimana terjadi indikasi kebauan, pengukuran kadar NH3

    dilakukan menggunakan drager dan amoniak detector karena lebih cepatuntuk mendapatkan hasil kadar NH3 tersebut. Berdasarkan hasil pengukuran

    dan analisa limbah cair, nilai NH3 yang berada pada penampungan larutan

    urea masih dibawah Nilai Ambang Batas (NAB) dan Baku Mutu Limbah Cair

    (BMLC), KepMen LH No. 122/2004 dan Pergub Sumatera Selatan No.

    18/2005.

    Tabel 2. Kadar amoniak (NH3) pada kanal dari penampungan larutan urea

    StandarHasil Analisa Laboratorium

    Baku Mutu

    Beban

    Pencemaran

    Beban

    Pencemaran

    OutletKolam

    Inlet Outlet ST-1

    50 mg/L 706,5 mg/L 25 mg/L 17,6 mg/L Maks. 0,75

    kg/ton

    0,037 kg/ton

    Gambar 7. Kadar amoniak (NH3) dari penampungan larutan urea

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    45

    50

    Outlet ST-1

    Kadaramoniak(NH

    3)

    (mg/L)

    Penampungan larutan urea

    Hasil analisa

    laboratorium

    Baku mutu limbah

    cair amoniak (NH3)

    (mg/L)

  • 7/24/2019 F13dpr

    31/66

    16

    Gambar 8. Beban pencemaran amoniak (NH3) dari penampungan larutan urea

    Gambar 9. Hasil pengujian kualitas udara emisi PT Pupuk Sriwidjaja

    Palembang

    Tabel 3. Pengurangan emisi gas CO2di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

    No. Kegiatan Pengurangan

    Emisi

    Satuan Tahun

    2009 2010 2011

    1 Penanaman pohon Ton/tahun 46.028 82.525 90.635

    2 Uji emisi kendaraan

    (solar)

    Kendaraan - - 61,02

    3 Uji emisi kendaraan

    (bensin)

    Kendaraan - - 74,07

    4 Purge Gas Recovery Unit Kg/tahun 42.634 41.253 28.802

    5 Pabrik dry ice m /tahun 10.000.000 11.000.000 11.880.000

    6 Penggantiansponge iron m /tahun 2000 3000 4000

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    BebanPencem

    aranNH

    3

    (kg/ton

    )

    Outlet

    0100200300400500600700800900

    1000

    Kualitasudara

    (mg/Nm

    3)

    Lokasi pengujian kualitas udara emisi

    SO2NO2CO

    PartikelNH3Debu urea

    Penampungan larutan urea

    Hasil analisa

    laboratorium

    Baku mutu beban

    pencemaran NH3(kg/ton)

    Baku mutu NO2

    Baku mutu SO2

    Baku mutu artikel

    Baku mutu NH3

    Baku mutu debu urea

  • 7/24/2019 F13dpr

    32/66

    17

    Tabel 4. Program, tujuan dan sasaran penanganan ALP penampungan larutan urea

    No Program Tujuan Sasaran

    1 Melakukan

    penyempurnaan IPAL

    Menurunkan kualitasdan kuantitas limbah

    cair di outlet kolam

    limbah sehingga

    sesuai dengan

    PergubSumatera

    Selatan No. 18 tahun

    2005

    Memenuhi standar untuk

    amoniak= 500 ppm dan di

    outlet kolam limbah sehingga

    sesuai dengan Pergub

    Sumatera Selatan No. 18 tahun

    2005

    2

    Menjual larutan urea

    cair dariDissolving

    Tankke pihak ke-3

    Menurunkan kualitas

    dan kuantitas limbah

    cair di bak MPAL dantanki penampungan

    larutan urea di

    masing-masing pabrik

    sesuai standar dan

    baku mutu

    Memenuhi standar untuk

    amoniak= 500 ppm dan untuk

    urea= 1500 ppm, yang akan

    diolah di IPAL, dan keluaran

    kolam limbah sesuai dengan

    Baku Mutu Limbah Cair,

    Kepmen LH No. 122/2004 dan

    Pergub Sumatera Selatan

    No.18/2005

    3

    Membuat saluran pipa

    dari Tanki Karbamat(FA-402) ke mobil

    tanki

    Menurunkan kualitas

    dan kuantitas limbah

    cair di bak MPAL dan

    Tanki PenampunganLarutan Urea di

    masing-masing pabrik

    sesuai standar dan

    baku mutu

    Memenuhi standar untuk

    amoniak= 500 ppm dan untuk

    urea= 1500 ppm, yang akan

    diolah di IPAL, dan keluaran

    kolam limbah sesuai denganBaku Mutu Limbah Cair,

    Kepmen LH No. 122/2004 dan

    Pergub Sumatera Selatan

    No.18/2005

    4

    Pemasangan

    Continuous Emission

    Monitoring System

    (CEMs)

    Mengukur emisi

    secara terus menerus

    Memenuhi standar untuk

    menyediakan cerobong emisi

    dan sarana pendukung, alat

    ukur pemantauan (CEM)

    sesuai Kepmen LH No.

    133/2004

    5

    Mengganti bahan

    penyerap gas H2S di

    D-201, darisponge

    ironmenjadi unicat

    Menurunkan

    konsentrasi H2S dan

    CO2yang terbuang ke

    udara

    Menurunkan emisi udara 10-

    15% dari NAB

    6Pemasanganflaredi

    area pabrik

    Mengatasi venting gas

    amoniak dari pabrik

    Menurunkan kadar gas emisi

    dari cerobong

    7 Penanaman pohonMengurangi CO2di

    udaraPenurunan kadar CO2di udara

  • 7/24/2019 F13dpr

    33/66

    18

    Berdasarkan hasil pengujian kualitas udara emisi, diketahui bahwa:

    1. Konsentrasi (kadar) gas (NO2dan SO2) dan partikel dari sumber (emisi)

    Waste Heat Boiler,Package BoilerdanPrimary ReformerPusri IB dan

    Pusri II masih di bawah Baku Mutu Emisi (Kep. 133/MENLH/2004

    lampiran II A)2. Konsentrasi (kadar) amoniak dan debu urea dari sumber emisi Prilling

    Tower Pusri IB dan Pusri II masih di bawah Baku Mutu Emisi (Kep.

    133/MENLH/2004 lampiran II A)

    3. Konsentrasi (kadar) gas (NO2dan SO2) dan partkel dari sumber (emisi)

    Waste Heat Boiler,Package BoilerdanPrimary ReformerPusri III dan

    Pusri IV masih di bawah Baku Mutu Emisi (Kep. 133/MENLH/2004

    lampiran II A)

    4. Konsentrasi (kadar) amoniak dan debu urea dari sumber emisi Prilling

    TowerPusri III dan Pusri IV masih di bawah Baku Mutu Emisi (Kep.

    133/MENLH/2004 lampiran II A)

    Kompetensi SDM dalam menangani ALP penampungan larutan ureadibuktikan dengan adanya sertifikat pelatihan pengendalian pencemaran air

    dan kualitas udara emisi yang dapat dilihat pada Lampiran 13 dan Lampiran

    14.

    Setelah dilakukan kajian melalui telaah dokumen, dapat disimpulkan bahwa

    penerapan SML ISO 14001 pada ALP penampungan larutan urea sudah

    sepenuhnya efektif karena telah sesuai dengan standar SML ISO 14001,

    dimana tersedia prosedur serta rekaman kegiatan dengan ALP tersebut.

    Program yang dibuat dengan menggunakan fasilitas dan teknologi yang

    sesuai, membuat tujuan dan sasaran tercapai, sehingga memenuhi peraturan

    dan perundang-undangan yang berlaku. Kondisi yang telah baik dan sesuai

    dengan standar ISO SML 14001 ini harus dipertahankan dan ditingkatkan lagi.

    2. Bak penampung limbah (MPAL)

    Bak penampung limbah (MPAL) menimbulkan dampak negatif berupa

    pencemaran air. Prosedur kegiatan bak penampung limbah tertuang pada

    Prosedur Pengendalian Operasional No. 2 SML 015, Instruksi Kerja Analisa

    Limbah Cair No. 3 PPL 001 dan Instruksi Kerja Pemantauan dan Pengukuran

    Air Limbah, Udara Emisi, Ambien dan Tingkat Kebisingan No. 3 PPL 034.

    Pengolahan limbah cair pada PT Pusri Palembang dilakukan dengan

    mengoperasikan beberapa unit Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL),mendaur ulang atau mengolah agar memenuhi Baku Mutu Limbah Cair yang

    telah ditetapkan oleh Pemerintah melalui Keputusan Menteri N0.122/2004.

    Sistem pengolahan limbah cair secara terpadu terdiri dari Unit Pemisah

    Minyak, Unit Daur Ulang Limbah Amoniak dan Urea, Unit Pengolah Limbah

    Cair dan Unit Pengolahan Limbah Aerasi. Diagram pengolahan limbah PT

    Pusri Palembang dapat dilihat pada Lampiran 15.

    Berdasarkan hasil pengukuran dan analisa limbah cair, seluruh parameterbeban pencemaran outlet kolam masih dibawah NAB dan Baku Mutu Limbah

    Cair (BMLC), KepMen LH No. 122/2004 dan Pergub Sumatera Selatan No.

    18/2005. Hasil pengukuran dan analisa limbah cair menunjukkan kadar COD=

    106,9 mg/L, TSS= 21 mg/L, minyak dan lemak= 15,6 mg/L, temperatur=

  • 7/24/2019 F13dpr

    34/66

    19

    38.4o C dan debit= 114,3 L/detik. Kelima parameter yang masuk ke inlet

    tersebut berada dibawah NAB dan BMLC. Selain lima parameter tersebut,

    terdapat tiga parameter yang berada di atas NAB dan BMLC. Kadar NH3-N

    yang masuk ke inletsebesar 706,5 mg/L, TKN 852 mg/L dan pH 8. Setelah

    melalui pengolahan limbah cair, ketiga parameter tersebut berada dibawahNAB dan BMLC, yaitu NH3-N 25 mg/L, TKN 86,9 mg/L dan pH 6,8. Data

    hasil pengujian air limbah dapat dilihat pada Lampiran 16.

    Tabel 5. Hasil perhitungan beban pencemaran outlet kolam

    No. Parameter Uji Satuan Beban Pencemaran Outlet

    Kolam

    Baku Mutu Beban

    Pencemaran

    1 COD kg/ton 0,056 Maks. 3,0

    2 TSSa)

    kg/ton 0,007 Maks. 1,53 Minyak dan

    Lemak a)

    kg/ton 0,001 Maks. 0,3

    4 NH3-N kg/ton 0,037 Maks. 0,75

    5 TKN a) kg/ton 0,127 Maks. 1,5

    6 pH (Lapangan)a)

    - - 6-9

    7Temperatur

    (Lapangan)

    oC - -

    8 Debit

    (Lapangan)

    L/det - -

    Tabel 6. Program, tujuan dan sasaran ALP bak penampung limbah (MPAL)

    No. Program Tujuan Sasaran

    1 Melakukan

    penyempurnaan

    Instalasi

    Pengolahan Air

    Limbah (IPAL)

    Menurunkan kualitas dan

    kuantitas limbah cair di

    outlet kolam limbah

    sehingga sesuai dengan

    Pergub Sumatera Selatan

    No. 18 tahun 2005

    Memenuhi standar

    untuk amoniak= 500

    ppm dan urea= 1500

    ppm yang akan diolah

    di IPAL, dan keluaran

    kolam limbah sesuai

    dengan Baku Mutu

    Limbah Cair, Pergub

    Sumatera Selatan

    No.18 tahun 2005

  • 7/24/2019 F13dpr

    35/66

    20

    Gambar 10. Penurunan beban limbah dengan penyempurnaan IPAL

    Berdasarkan hasil pengujian kualitas limbah cair, diketahui bahwa kadar

    seluruh parameter air limbah yang diuji masih berada dibawah NAB dan

    BMLC sehingga sesuai dengan Pergub Sumatera Selatan No. 18 tahun 2005.

    Kompetensi SDM dalam menangani ALP bak penampung limbah (MPAL)

    dibuktikan dengan adanya sertifikat Pelatihan Teknologi Pengolahan Air

    Bersih dan Limbah Cair yang dapat dilihat pada Lampiran 17.

    Setelah dilakukan kajian melalui telaah dokumen, dapat disimpulkan bahwa

    penerapan SML ISO 14001 pada ALP bak penampung limbah (MPAL) sudah

    sepenuhnya efektif karena telah sesuai dengan standar SML ISO 14001,

    dimana tersedia prosedur serta rekaman kegiatan dengan ALP tersebut.

    Program yang dibuat dengan menggunakan fasilitas dan teknologi yang

    sesuai, membuat tujuan dan sasaran tercapai, sehingga memenuhi peraturan

    dan perundang-undangan yang berlaku. Kondisi yang telah baik dan sesuai

    dengan standar SML ISO 14001 ini dapat ditingkatkan lagi apabila wetland

    yang tidak berfungsi sejak 2011 dapat difungsikan kembali. Selain itu, perlu

    dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai tanaman penyerap limbah yang

    lebih baik dari eceng gondok untuk digunakan pada wetland.

    3. Penggunaan energi (Gas Alam dan Listrik)

    Pemakaian gas alam menimbulkan dampak negatif berupa penguranganSumber Daya Alam (SDA). Prosedur kegiatan pemakaian gas alam tertuang

    pada Prosedur Pengendalian Operasional No. 2 SML 015. Dalam Kebijakan

    Energi Nasional yang dituangkan dalam Peraturan Presiden No. 5 tahun 2006,

    salah satu kebijakan utamanya adalah konservasi energi. Berdasarkan hal

    tersebut, maka PT Pusri Palembang melakukan audit energi (internal dan

    eksternal) sebagai langkah awal, yang dilanjutkan dengan membuat program,

    tujuan dan sasaran konservasi energi.

    0

    0.1

    0.2

    0.3

    0.4

    0.5

    0.6

    0.7

    0.8

    2009 2010 2011Bebanpencemaranlimbahcair

    (kg/ton)

    Tahun

    Penurunan beban

    limbah dengan

    penyempurnaan

    IPAL

  • 7/24/2019 F13dpr

    36/66

    21

    Tabel 7. Program, tujuan dan sasaran konservasi energi

    No. Program Tujuan Sasaran

    1 Penggantian PGRUP IV (Purge Gas

    Recovery Unit)

    Mengganti PGRU PIV untuk

    meningkatkan

    produksi dan efisiensi

    pemanfaatanpurge

    gasdari pabrik P II/ P

    III/ P IV

    Meningkatkanproduksi dan efisiensi

    sebesar 3,5% dan

    menurunkan konsumsi

    gas bumi sebesar 5%

    2 Revitalisasi pabrik P

    II

    Merevitalisasi P II

    dengan teknologi

    yang lebih efisien dan

    ramah lingkungan

    Menurunkan konsumsi

    pemakaian gas bumi

    dari 33,98

    MMBTU/ton urea

    menjadi 26

    MMBTU/ton urea

    3 Perbaikansteam

    trapdan isolasi

    yang rusak

    Mengganti steam

    trapdan isolasi yang

    sudah rusak

    Menghematsteam

    sebesar 2,07 ton per

    jam atau setara dengan

    6,42 MMBTU/jam

    4 Optimalisasi

    pemanfaatan tail gas

    danHeavy Hydro

    Carbon(HHC)

    Optimalisasi

    pemanfaatan tail gas

    danHeavy Hydro

    Carbonsebagaitambahanfueldi

    reformer

    Menghemat

    penggunaan gas alam

    sebesar 1393,34

    MMBTU/hari

    Realisasi konsumsi energi pada Pusri IB 35,13 MMBTU/ton amoniak dan

    Pusri II 45,31 MMBTU/ton amoniak dapat dikatakan cukup baik bila

    dibandingkan dengan RKAP 2012 yaitu Pusri IB 35,93 MMBTU/ton amoniak

    dan Pusri II 45,35 MMBTU/ton amoniak. Namun bila dibandingkan dengan

    desain, yaitu Pusri IB 31,4 MMBTU/ton amoniak dan Pusri II 38,19

    MMBTU/ton amoniak, maka masih ada peluang untuk dilakukan perbaikan.

    Peluang yang dapat dilakukan untuk penghematan energi adalah dengan cara:

    1.

    Menaikkan rate produksi jika tidak ada kendala dari bahan baku gas alamdan kendala dari sisi proses, yaitu kebocoran 101-C/102-C

    2. Konsumsifuelper ton amonia yang cukup tinggi dapat diturunkan, antara

    lain dengan memanfaatkan tail gasuntukfuel gas

    3. Mengganti insulasi dansteam trapyang rusak.

    Keadaan yang berbeda terjadi pada Pusri III dan Pusri IV, dimana kedua

    pabrik tersebut memiliki realisasi konsumsi energi yang lebih besar

    dibandingkan RKAP 2012. Realisasi konsumsi energi pada Pusri III 44,07

    MMBTU/ton amoniak dan Pusri IV 43,99 MMBTU/ton amoniak, sedangkan

    RKAP 2012 Pusri III 42,06 MMBTU/ton amoniak dan Pusri IV 42,22MMBTU/ton amoniak. Kondisi tersebut menjadi tidak efisien dan

  • 7/24/2019 F13dpr

    37/66

    22

    menimbulkan potensi kerugian sebesar 3,73 MMBTU/ton atau setara dengan

    60,71 milyar/tahun.

    Gambar 11. Konsumsi energi pabrik amoniak tahun 2012

    Realisasi konsumsi energi pada Pusri IB 30,53 MMBTU/ton urea dapat

    dikatakan cukup baik bila dibandingkan dengan RKAP 2012 yaitu Pusri IB

    30,57 MMBTU/ton urea dan Pusri II 35,60 MMBTU/ton urea. Jika

    dibandingkan dengan desain, kondisi pada Pusri IB dapat dikatakan tidak

    efisien dimana nilai desain Pusri IB sebesar 26,88 MMBTU/ton urea dan

    menyebabkan potensi kerugian energi sebesar 3,65 MMBTU/ton urea atau

    setara dengan 76,10 milyar/tahun. Hal yang berbeda ditunjukkan pada Pusri II,

    Pusri III dan Pusri IV yang kondisinya masih dapat diperbaiki karena nilai

    desain yang tidak terlalu jauh dengan nilai realisasi dan RKAP 2012. Realisasi

    konsumsi energi pada Pusri III 36,40 MMBTU/ton urea dan Pusri IV 35,56

    MMBTU/ton urea, dengan RKAP konsumsi energi Pusri III 34,11

    MMBTU/ton urea dan Pusri IV 34,49 MMBTU/ton urea.

    Gambar 12. Konsumsi energi pabrik urea tahun 2012

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    45

    50

    Pusri IB Pusri II Pusri III Pusri IV

    Konsumsienergi

    (MMBTU/ton)

    Pabrik amoniak

    Desain

    RKAP

    Aktual

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    Pusri IB Pusri II Pusri III Pusri IV

    Konsumsienergi

    (MMBTU

    /ton)

    Pabrik urea

    Desain

    RKAP

    Aktual

  • 7/24/2019 F13dpr

    38/66

    23

    Tabel 8. Kegiatan efisiensi energi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

    No. KegiatanEfisiensi

    Energi

    Tahun Satuan BuktiPerhitungan

    2008 2009 2010 2011

    1 Purge Gas

    Recovery

    Unit

    2,02 2,57 1,50 1,80 MMBTU/TON

    NH3

    *Terlampir

    *Bukti Perhitungan Kegiatan Efisiensi EnergiTahun Jumlah MMBTU Gas dengan

    PGRUJumlah Produksi Amoniak(TON)

    Efisiensi=Jumlah MMBTU

    GAS/TON NH3

    2008

    2009

    2010

    2011

    2.630.019,8

    3.402.166

    2.035.050

    2.363.958

    1.301.990

    1.323.800

    1.356.700

    1.313.310

    2,02

    2,57

    1,50

    1,80

    Gambar 13. Efisiensi energi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

    Berdasarkan grafik efisiensi energi pada Gambar 13. dapat dilihat bahwa

    efisiensi energi masih memiliki nilai yang fluktuatif. Hal ini perlu menjadi

    perhatian khusus agar tidak menyebabkan potensi kerugian energi.

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    3

    2008 2009 2010 2011

    PurgeGasRecoveryUnit

    (MMBTU

    gas/tonNH

    3)

    Tahun

    Efisiensi energi PTPupuk Sriwidjaja

    Palembang

  • 7/24/2019 F13dpr

    39/66

    24

    Gambar 14. Produksi dan penggunaan energi listrik PT Pupuk Sriwidjaja

    Palembang tahun 2012

    Penghematan penggunaan energi listrik terus ditingkatkan dengan

    menerapkan konservasi penggunaan energi listrik, antara lain:

    a. Pembangunan pembangkit listrik dengan menggunakan batu bara dalam

    rangka memenuhi kebutuhan listrik untuk ke-empat pabrik dalam kegiatan

    operasinya, PT Pusri Palembang akan mengalihkan penggunaan gas alam

    sebagai bahan bakar pembangkit listrik ke bahan bakar batu bara.

    Kapasitas PLTU ini sebesar 1x32 MW. Dengan kapasitas yang besar ini,

    diharapkan mampu untuk menutupi seluruh kebutuhan opersional pabrik,

    termasuk sarana penunjang lainnya. Pembangkit listrik tenaga batu bara ini

    direncanakan akan mulai beroperasi pada tahun 2015.

    b. Penggantian cara on/offlistrik dariphoto cell ke timer, yang saat ini telah

    diterapkan di pabrik Pusri III

    Kompetensi SDM dalam menangani ALP penggunaan energi (gas alam dan

    listrik) dibuktikan dengan adanya sertifikat Industrial TrainingAudit EnergiIndustri Pupuk yang dapat dilihat pada Lampiran 18.

    Setelah dilakukan kajian melalui telaah dokumen, dapat disimpulkan bahwa

    penerapan SML ISO 14001 pada ALP penggunaan energi (gas alam dan

    listrik) belum sepenuhnya efektif, karena program yang dibuat belum bisamemenuhi sasaran lingkungan untuk mengurangi konsumsi gas bumi sebesar

    5%. Namun dari segi persyaratan lain yaitu prosedur kegiatan dengan ALP,

    rekaman, program, tujuan dan sasaran, teknologi dan kepatuhan terhadap

    peraturan perundang-undangan telah sepenuhnya efektif. Kondisi ini masih

    dapat ditingkatkan lagi dengan cara mengkaji ulang program lingkungan yang

    telah ada, kemudian melakukan perbaikan agar sasaran lingkungan terpenuhi.

    4. Penggunaan air

    Penggunaan air menimbulkan dampak negatif berupa pengurangan SDA.

    Prosedur kegiatan penggunaan air tertuang pada Prosedur Pengendalian

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    6070

    80

    90

    100

    Pusri

    IB

    Pusri II Pusri

    III

    Pusri

    IV

    Energilistrik(kWh)

    Juta

    Pabrik

    Produksi energi listrik

    Penggunaan energi

    listrik

  • 7/24/2019 F13dpr

    40/66

    25

    Operasional No. 2 SML 015. Kebutuhan air baku PT Pusri Palembang berasal

    dari Sunga Musi, dimana 95% digunakan untuk keperluan pabrik dan 5%

    digunakan untuk keperluan perkantoran dan perumahan. Oleh sebab itu, PT

    Pusri Palembang berperan aktif dalam pelestarian Sungai Musi dan selalu

    menjaga mutu air limbah dengan menaati baku mutu air limbah yang dibuangharus memenuhi Pergub Sumsel No. 8 tahun 2012 tentang Baku Mutu Limbah

    Cair Bagi Kegiatan Industri, Hotel, Rumah Sakit, Domestik dan Pertambangan

    Batubara; dan Kepmen LH No.51 tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair

    Bagi Kegiatan Industri yang telah diubah menjadi Kepmen LH No. 122 tahun

    2004.

    Penghematan pemakaian air terus ditingkatkan dengan menerapkan proses

    produksi bersih dan konservasi penggunaan air, antara lain:

    a. Memanfaatkan kondensat pengolahan air limbah pada unit hydrolizer

    stripper (HS) untuk make up cooling tower, kapasitas HS sebesar 2x50

    ton/jam

    b.

    Reuse air pencucian penyaring pasir (back wash sand filter) pada watertreatment, sebagai air baku water treatment. Dapat dihemat sebesar 36.000

    m3/bulan, yaitu dengan cara mengembalikan air bilasan dari sand filter

    pada empat pabrik (waktu bilasan 15 menit, setiap bilas jumlah air yang

    diambil rata-rata 90 m3/jam)

    c.

    Penggantian perpipaan air bersih di komplek perumahan dan di pabrik,

    serta mengganti kran air bersih di kantor, rumah dan pabrik untuk

    mengurangi kebocoran atau kehilangan air

    d. Membuat stiker himbauan mematikan kran dan penghematan pemakaian

    air

    Gambar 15. Foto stiker penghematan air

    e. Merencanakan pemasangan flow meterpada pipa distribusi air ke kantor

    dan perumahan dan mengevaluasi air buangan untuk dapat dipakai

    kembali (reuse) untuk kebutuhan pabrik

    f.

    Memasang biopori pada lahan terbuka dan tempat parkir untuk menambah

    resapan air hujan

    Data kegiatan penghematan air PT Pusri Palembang dalam satuan ton/ton

    produksi urea dapat dilihat pada Tabel 9.

  • 7/24/2019 F13dpr

    41/66

    26

    Tabel 9. Kegiatan penghematan air PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

    No Kegiatan

    Konservasi

    Air

    Satuan Tahun

    2009 2010 2011

    1 Pengembalian

    air

    pembilasan

    pencucian

    Sand Filter

    Ton/Ton

    produksi

    0,135 0,199 0,274

    2 Pemanfaatan

    Treated

    Water

    Ton/Ton

    produksi

    0,088 0,086 0,089

    Gambar 16. Kegiatan penghematan air di PT Pupuk Sriwidjaja

    Palembang

    Keterangan: Perhitungan Beban pencemaran = (Debit*Konsentrasi) Produksi

    Kompetensi SDM dalam menangani ALP penggunaan dibuktikan dengan

    adanya sertifikat Pelatihan Teknologi Pengolahan Air Bersih dan Limbah Cair

    yang dapat dilihat pada Lampiran 11.

    Setelah dilakukan kajian melalui telaah dokumen, dapat disimpulkan bahwa

    penerapan SML ISO 14001 pada ALP penggunaan air sudah efektif karena

    telah sesuai dengan standar SML ISO 14001, dimana tersedia prosedur serta

    rekaman kegiatan dengan ALP tersebut. Program yang dibuat dengan

    menggunakan fasilitas dan teknologi yang sesuai, membuat tujuan dan sasaran

    tercapai, sehingga memenuhi peraturan dan perundang-undangan yang

    berlaku. Kondisi yang telah baik dan sesuai dengan standar ISO SML 14001

    ini harus dipertahankan dan ditingkatkan lagi.

    0

    0.05

    0.1

    0.15

    0.2

    0.25

    0.3

    2009 2010 2011

    Kapasitas(ton/tonproduksi)

    Tahun

    Pengembalian air

    pembilasan pencucian

    Sand Filter

    Pemanfaatan Treated

    Water

    PemanfaatanSand ilter

  • 7/24/2019 F13dpr

    42/66

    27

    SIMPULAN DAN SARAN

    Simpulan

    1. Kebijakan lingkungan PT Pusri Palembang telah memuat komitmen pucuk

    pimpinan perusahaan untuk pencegahan polusi, penaatan terhadap peraturan

    dan undang-undang yang berlaku serta perbaikan SML secara

    berkesinambungan. Kebijakan lingkungan juga telah didokumentasikan,

    diterapkan, dipelihara, dikomunikasikan kepada seluruh karyawan PT Pusri

    Palembang dan terbuka untuk umum.

    2. Pengelolaan Aspek Lingkungan Penting telah sesuai dengan standar ISO

    14001. Hal ini dapat dilihat dari adanya dokumen induk dan dokumen

    terkendali mengenai prosedur penetapan aspek lingkungan dengan nomor

    dokumen No.2 SML 014. Efektivitas penerapan SML ISO 14001 ditinjau dari

    setiap aspek adalah sebagai berikut:a. Penampungan larutan urea telah sepenuhnya efektif dan tersedia prosedur

    yang mengatur cara penanganan terhadap penampungan larutan urea.

    Rekaman kegiatan penampungan larutan urea menunjukkan bahwa

    program yang dibuat telah dilaksanakan dengan baik. Fasilitas dan

    teknologi yang digunakan telah tepat untuk mengatasi ALP ini, sehingga

    tujuan dan sasaran untuk memenuhi peraturan dan perundang-undangan

    yang berlaku terpenuhi.

    b. Bak penampung limbah (Minimasi Pemisah Air Limbah) telah

    sepenuhnya efektif dan tersedia prosedur yang mengatur cara penanganan

    terhadap penampungan larutan urea. Rekaman kegiatan bak penampung

    limbah (MPAL) menunjukkan bahwa program yang dibuat telahdilaksanakan dengan baik . Fasilitas dan teknologi yang digunakan telah

    tepat untuk mengatasi ALP ini, sehingga tujuan dan sasaran untuk

    memenuhi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku terpenuhi.

    c. Penggunaan energi (gas alam dan listrik) belum sepenuhnya efektif.

    Prosedur kegiatan penggunaan energi telah memuat mengenai konservasi

    energi. Rekaman kegiatan mengenai penggunaan energi menunjukkan

    bahwa program yang dibuat belum bisa memenuhi sasaran lingkungan

    untuk mengurangi konsumsi gas bumi sebesar 5%. Teknologi dan fasilitas

    yang digunakan telah sesuai, namun tujuan dan sasaran belum terpenuhi

    seluruhnya karena program yang dibuat belum sesuai.

    d.

    Penggunaan air telah sepenuhnya efektif dan tersedia prosedur yang

    mengatur cara penanganan terhadap penggunaan air. Rekaman kegiatan

    mengenai penggunaan air menunjukkan bahwa program yang dibuat telah

    dilaksanakan dengan baik . Fasilitas dan teknologi yang digunakan telah

    tepat untuk mengatasi ALP ini, sehingga tujuan dan sasaran untuk

    memenuhi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku terpenuhi.

  • 7/24/2019 F13dpr

    43/66

    28

    Saran

    1. Perlu dilakukan pemeliharaan terhadap Kebijakan Lingkungan PT Pusri

    Palembang agar sepenuhnya efektif dan sesuai dengan persyaratan SML

    ISO 140012.

    Perlu dilakukan pemeliharaan terhadap Prosedur Penetapan Aspek

    Lingkungan Penting PT Pusri Palembang agar tetap efektif dan sesuai

    dengan persyaratan SML ISO 14001.

    a. Pengelolaan penampungan larutan urea yang telah efektif, harus

    dipelihara (maintain) dan bila memungkinkan ditingkatkan lagi.

    b. Pengelolaan bak penampung limbah (MPAL) dapat ditingkatkan lagi

    apabila wetland yang tidak berfungsi sejak 2011 dapat difungsikan

    kembali. Selain itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai

    tanaman penyerap limbah yang lebih baik dari eceng gondok.

    c.

    Pengelolaan penggunaan energi (gas alam dan listrik) yang belum

    sepenuhnya efektif, perlu ditinjau kembali mengenai programlingkungannya, agar tujuan dan sasaran dapat terpenuhi serta sesuai

    dengan peraturan dan perundang-undangan.

    d. Pengelolaan penggunaan air yang telah efektif, harus dipelihara

    (maintain) dan bila memungkinkan ditingkatkan lagi.

  • 7/24/2019 F13dpr

    44/66

    29

    DAFTAR PUSTAKA

    Badan Standardisasi Nasional. 2004. SNI 06-6989 Air dan Air Limbah. Jakarta

    (ID).Badan Standardisasi Nasional. 2004. SNI 19-14004-2005. Sistem manajemen

    lingkungan-Persyaratan panduan penggunaan. Jakarta (ID).

    Badan Standardisasi Nasional. 2004. SNI 19-14004-2005. Sistem manajemen

    lingkungan-Panduan umum tentang prinsip, sistem dan teknik pendukung,

    Jakarta (ID).

    Fandeli C, Utami RN, Nurmansyah S. 2008. Audit Lingkungan. Yogyakarta:

    Gadjah Mada University Press

    Gasperz, Vincent. 2012. Three in One ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001 .

    Bogor: Vinchristo Publication

    Ginting, Perdana. 2007. Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri.

    Bandung: Yrama Widya

    Gubernur Sumatera Selatan. 2005. Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor

    18 tahun 2005 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri,

    Pertambangan, Domestik. Sumatera Selatan (ID).

    Gubernur Sumatera Selatan. 2012. Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 8

    tahun 2012 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri,

    Hotel, Rumah Sakit, Domestik dan Pertambangan Batubara. SumateraSelatan (ID).

    Hadiwiardjo, B. H. 1997. Panduan Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan

    ISO 14001. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

    Karliansyah MR, Reliantoro S. 2012. The Gold for Green. Jakarta: Kementrian

    Lingkungan Hidup

    Kristanto, Philip. 2009.Ekologi Industri. Yogyakarta: Andi Offset.

    Kementerian Lingkungan Hidup. Sertifikasi ISO 14001. http://www.menlh.go.id

    [18 Februari 2013]

    Menteri Negara Lingkungan Hidup. 1995. Keputusan Menteri Negara LingkunganHidup Nomor 51 tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi

    Kegiatan Industri. Jakarta (ID).

    Menteri Negara Lingkungan Hidup. 2004. Keputusan Menteri Negara Lingkungan

    Hidup Nomor 122 tahun 2004 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri

    Negara Lingkungan Hidup. Jakarta (ID).

    Presiden Republik Indonesia. 2006. Peraturan Presiden Republik Indonesia

    Nomor 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. Jakarta (ID).

    Suharto, Ign. 2011.Limbah kimia dalam pencemaran udara dan air.Yogyakarta:

    CV. Andi Offset

    http://www.menlh.go.id/http://www.menlh.go.id/
  • 7/24/2019 F13dpr

    45/66

    30

    Sumahamijaya I. 2009. Gas Alam Akan Habis 60 Tahun Lagi. Majari Magazine

    [majarimagazine.com]

    Tunggal AW. 2013.Pengantar Audit Operasional dan Audit Lingkungan. Jakarta:

    HarvarindoTunggal AW. 2013.Pengantar Audit Operasional dan Audit Lingkungan. Jakarta:

    Harvarindo

  • 7/24/2019 F13dpr

    46/66

    31

    Lampiran 1. Kebijakan lingkungan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

  • 7/24/2019 F13dpr

    47/66

    32

    Lampiran 2. Prosedur penetapan aspek lingkungan PT Pupuk Sriwidjaja

    Palembang

  • 7/24/2019 F13dpr

    48/66

    33

    Lampiran 3. Rekaman aspek lingkungan penting PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

    NO ASPEK LINGKUNGAN DAMPAK Pemenuhan

    Peraturan

    15

    SKOR BERDASARKAN

    KRITERIA

    SCORE KRITERIA DISKUSI

    A B C D E F OTP OC M

    15 15 15 15 15 10PABRIK: AMONIAK/UTILITAS/UREA PUSRI-II

    01 Penampungan Larutan Urea Pencemaran Air 5 4 4 4 2 3 2 3.5 Penting Pencemaran

    Udara

    5 4 4 4 3 3 3 3.75 Penting

    02 Bak Penampung Limbah

    (MPAL)

    Pencemaran Air 5 4 4 4 4 3 3 3.9 Penting

    PABRIK: AMONIAK/UTILITAS/UREA PUSRI-III

    01 Penampungan Larutan Urea Pencemaran Air 5 4 4 4 2 3 2 3.5 Penting Pencemaran

    Udara

    5 4 4 3 2 3 3 3.45 Penting

    02 Bak Penampung Limbah

    (MPAL)

    Pencemaran Air 5 4 4 4 4 3 3 3.9 Penting

    PABRIK: AMONIAK/UTILITAS/UREA PUSRI-IV

    01 Penampungan Larutan Urea Pencemaran Air 5 4 4 4 2 3 2 3.5 Penting Pencemaran

    Udara

    5 4 4 3 2 3 3 3.45 Penting

    02 Bak Penampung Limbah(MPAL)

    Pencemaran Air 5 4 4 4 4 3 3 3.9 Penting

    PABRIK: AMONIAK/UTILITAS/UREA PUSRI-IB

    01 Penampungan Larutan Urea Pencemaran Air 5 4 4 4 2 3 2 3.5 Penting Pencemaran

    Udara5 4 4 3 2 3 3 3.45 Penting

    02 Bak Penampung Limbah Pencemaran Air 5 4 4 4 4 3 3 3.9 Penting

  • 7/24/2019 F13dpr

    49/66

    34

    (MPAL)

    PABRIK: AMONIAK/UTILITAS/UREA PUSRI-II

    01 Pemakaian Gas Alam Pengurangan

    SDA

    1 44 3 5 5 4 4 4 3.55 Penting

    02 Penggunaan Energi Listrik Pengurangan

    SDA

    1 44 3 5 5 5 4 4 3.7 Penting

    03 Penggunaan Air Pengurangan

    SDA

    1 44 3 5 5 5 3 4 3.55 Penting

    PABRIK: AMONIAK/UTILITAS/UREA PUSRI-III

    01 Pemakaian Gas Alam PenguranganSDA

    1 44 3 5 5 4 4 4 3.55 Penting

    02 Penggunaan Energi Listrik Pengurangan

    SDA

    1 44 3 5 5 5 4 4 3.7 Penting

    03 Penggunaan Air PenguranganSDA

    1 44 3 5 5 5 4 3 3.6 Penting

    PABRIK: AMONIAK/UTILITAS/UREA PUSRI-IV

    01 Pemakaian Gas Alam PenguranganSDA

    1 44 3 5 5 4 4 4 3.55 Penting

    02 Penggunaan Energi Listrik Pengurangan

    SDA

    1 44 3 5 5 5 4 4 3.7 Penting

    03 Penggunaan Air PenguranganSDA

    1 44 3 5 5 5 5 3 3.75 Penting

    PABRIK: AMONIAK/UTILITAS/UREA PUSRI-IB

    01 Pemakaian Gas Alam Pengurangan

    SDA

    1 44 3 5 5 4 4 4 3.55 Penting

    02 Penggunaan Energi Listrik Pengurangan

    SDA

    1 44 3 5 5 5 4 4 3.7 Penting

    03 Penggunaan Air Pengurangan

    SDA

    1 44 3 5 5 5 3 4 3.55 Penting

  • 7/24/2019 F13dpr

    50/66

    35

    Lampiran 4. Kriteria evaluasi aspek lingkungan (Dokumen No. 4 PPL 017)

    No. Kriteria Bobot (%) Nilai

    1 Pemenuhan terhadap Peraturan,Perundang-undangan dan Persyaratan lain.

    15

    a.Memenuhi

    b.Tidak memenuhi

    1

    5

    2

    Skala Dampak

    15

    a.

    Sangat ringan

    b.Ringan

    c.Sedang

    d.Berat

    e.Sangat Berat

    1

    2

    3

    4

    5

    3

    Kemungkinan Terjadi

    15

    Tidak pernah terjadi

    Sedikit terjadi

    Kadang-kadang terjadi

    Sering terjadi

    Sangat sering

    1

    2

    3

    4

    5

    4

    Lamanya Dampak

    15

    a. Seketika 1 jam

    b.Sebentar 1 haric. Cukup 1 minggu

    d.

    Agak lama 1 bulane. Permanen 1 bulan

    1

    2

    3

    45

    5

    Biaya

    15

    a.

    Sangat murah

    b.Murah

    c.

    Sedang

    d.Mahal

    e.

    Sangat mahal

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    Perhatian dari internal dan pihak ke 3

    15

    1.Tidak ada yang perhatian

    2.

    Kurang perhatian3.Cukup

    4.Perhatian

    5.

    Sangat perhatian

    1

    23

    4

    5

    7

    Kepedulian dari pihak terkait

    10

    1.Sangat tidak ada peduli

    2.Kurang peduli

    3.Cukup

    4.Peduli

    5.Sangat peduli

    1

    2

    3

    4

    5

  • 7/24/2019 F13dpr

    51/66

    36

    Lampiran 5. Skala dampak aspek lingkungan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

    No.

    Komponen

    lingkungan

    Satuan Nilai dan rentangan

    Sangatringan

    (1)

    Ringan (2) Sedang (3) Berat (4) SangatBerat (5)

    1Kualitas Limbah

    Cair:

    1. pH

    2. COD

    3. NH3

    4. TSS5. Minyak

    6. Urea

    Unit

    ppmppm

    ppm

    ppm

    ppm

    6.5-7.5

    2000

    2Emisi Pabrik:

    1.

    Partikel debu2. NH3

    3. NO2(WHB)4. NO2

    (Reformer)

    5. NO2(PB)

    6. SO2(PB)

    mg/m3

    mg/m3

    mg/m3

    mg/m3

    mg/m3

    mg/m3

    1800

    3Tingkat

    kebisingan:

    1. Pabrik

    2. Permukiman

    dBA

    dBA

    85

    4Udara Ambien

    1.

    Amoniakppm 10

    5

    Pemakaian NG:

    1. RatioNG/Ton

    Amoniak

    2. Ration

    NG/Ton

    Urea

    -

    -

    35

    6Pemakaian Air

    Sungai

    m3/jam 3000

    7Limbah B3

    - - - - - -

  • 7/24/2019 F13dpr

    52/66

    37

    Lampiran 6. Kriteria penilaian aspek lingkungan penting PT Pupuk Sriwidjaja

    Palembang

    Penjelasan (B)

    Kemungkinan terjadi

    (bulan)

    (C)

    Lamanyadampak

    (D)

    Biaya

    (Rp)

    (E)

    Perhatiandari Internal

    dan pihak

    ke 3

    (F)

    Kepeduliandari pihak

    terkait

    Nilai

    Tidak pernah

    terjadi

    0 1

    Jarang terjadi (3-5)2

    Kadang-kadang

    terjadi

    (6-10)3

    Sering terjadi (11-20)4

    Sangat sering (21-30)5

    Seketika < 1 jam1

    Sebentar < 1 hari2

    Cukup 1 tahun5

    Sangat murah < 1 jt1

    Murah < 5 jt2

    Sedang < 10 jt3

    Mahal 1M5

    Tidak ada

    perhatian

    0/bulan1

    Kurang perhatian 1x/bulan2

    Cukup (2-3)x/bulan3

    Perhatian (4-5)x/bulan4

    Sangat perhatian >5x/bulan5

    Sangat tidak

    peduli

    12x/tahun 5

  • 7/24/2019 F13dpr

    53/66

    38

    Lampiran 7. Kebijakan konservasi air PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

  • 7/24/2019 F13dpr

    54/66

  • 7/24/2019 F13dpr

    55/66

    40

    Lampiran 9. Prosedur Pengendalian Operasional No. 2 SML 015

  • 7/24/2019 F13dpr

    56/66

    41

    Lampiran 10. Instruksi Kerja Analisa Limbah Cair No. 3 PPL 001

  • 7/24/2019 F13dpr

    57/66

    42

    Lampiran 11. Instruksi Kerja Analisa Limbah Gas No. 3 PPL 002

  • 7/24/2019 F13dpr

    58/66

    43

    Lampiran 12. Instruksi Kerja Pemantauan dan Pengukuran Air Limbah,

    Udara Emisi, Ambien dan Tingkat Kebisingan No. 3 PPL

    034

  • 7/24/2019 F13dpr

    59/66

    44

    Lampiran 13. Sertifikat pelatihan manajer pengendalian pencemaran air

  • 7/24/2019 F13dpr

    60/66

    45

    Lampiran 14. Sertifikat pelatihan kualitas udara emisi

  • 7/24/2019 F13dpr

    61/66

    46

    Lampiran 15. Diagram pengelolaan limbah PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

  • 7/24/2019 F13dpr

    62/66

    47

    Lampiran 16. Laporan hasil pengujian air limbah PT Pupuk Sriwidjaja Palembang periode Juli 2012

    No

    .

    Parameter Uji Satua

    n

    Standar Hasil Analisa Laboratorium Satuan Beban

    PencemaranOutlet Kolam

    Baku Mutu

    BebanPencemaran

    Metode Uji

    Inlet

    (KSp-138)S: 2o5856,32

    T: 104o4749,02

    Outlet

    (KSp-139)S: 2o5857,86

    T: 104o4758,17

    ST-1(KSp-140)

    S: 2o5840,41T: 104o4816,61

    1 COD mg/L Maks.200

    106.9 38.1 36.6 kg/ton 0.056 Maks. 3.0 SNI 06-6989

    2 TSS a) mg/L Maks.100

    21 5 4 kg/ton 0.007 Maks. 1.5 SNI 06-6989

    3 Minyak dan

    Lemak a)

    mg/L Maks.

    20

    15.6 0.4 0.4 kg/ton 0.001 Maks. 0.3 SNI 06-6989

    4 NH3-N mg/L Maks.

    50

    706.5 25.0 17.6 kg/ton 0.037 Maks. 0.75 SNI 06-6989

    5 TKN a) mg/L Maks.

    100

    852.0 86.9 - kg/ton 0.127 Maks. 1.5 Spektrofotometri

    6 pH(Lapangan) a)

    - 6-9 8.0 6.8 6.7 - - 6-9 SNI 06-6989

    7 Temperatur

    (Lapangan)

    oC - 38.4 29.8 26.7 oC - - SNI 06-6989

    8 Debit

    (Lapangan)

    L/det - 114.3 116.7 - L/det - -

  • 7/24/2019 F13dpr

    63/66

    48

    Lampiran 17. Sertifikat Pelatihan Teknologi Pengolahan Air Bersih dan

    Limbah Cair

  • 7/24/2019 F13dpr

    64/66

    49

    Lampiran 18. Sertifikat PelatihanIndustrial TrainingAudit Energi Industri Pupuk

  • 7/24/2019 F13dpr

    65/66

  • 7/24/2019 F13dpr

    66/66

    51

    RIWAYAT HIDUP

    Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 30 juni 1991 sebagai anak kedua

    dari pasangan Imirlan Sarwino Efendi dan Sismawati. Penulis adalah putri keduadari tiga bersaudara. Tahun 2009 penulis lulus dari SMA Negeri 5 Bogor dan pada

    tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB)

    melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima di Departemen Teknik

    Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian.

    Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi pengurus aktif sebagai

    bendahara Departemen Keprofesian pada Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil dan

    Lingkungan IPB (HIMATESIL) pada tahun ajaran 2010/2011 dan pengurus

    bidang Teknik Sipil dan Lingkungan pada Forum Anggota Muda Persatuan

    Insinyur Indonesia (FAM PII) cabang Bogor pada tahun 2011/sekarang. Bulan

    Juni-Agustus 2012 penulis melaksanakan Praktik Lapangan di PT Bukit Asam

    (Persero), Tbk dengan judul Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO14001 dalam penanganan Air Asam Tambang di PT Bukit Asam (Persero), Tbk.

    Penulis juga aktif mengikuti lombaEco House Design Competition II UGM

    pada tahun 2011 dan Lomba Karya Tulis Mahasiswa dalam rangka memperingati

    Hari Lingkungan Hidup 2012 PT Pembangkitan Jawa Bali-Badan Pengelola

    Waduk Cirata (PT PJB BPWC) pada tahun 2012. Selain kegiatan lomba, penulis

    juga aktif dalam kegiatan lingkungan seperti IPB Green Living n Youth Creativity

    2012. Demi memperdalam ilmu mengenai Sistem Manajemen Lingkungan,

    penulis telah mengikuti training ISO 14001:2004 (Environmental Management

    System) pada tahun 2013.

    50