F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik....

84
F rest D gest 1 JANUARI-maret 2018 reportase MELIHAT TAMAN NASIONAL DI JEPANG teknologi global positioning SYSTEM 06 januari-maret 2018 harta karun rimba kita Ekspedisi mahasiswa Fakultas Kehutanan ke enam taman nasional. Keragaman yang tak lekang. F rest D gest

Transcript of F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik....

Page 1: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 1J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

reportase

MELIHAT TAMAN NASIONAL

DI JEPANG

teknologiglobal

positioning SYSTEM

06januari-maret 2018

hartakarunrimba

kitaEkspedisi mahasiswa Fakultas Kehutanan

ke enam taman nasional. Keragaman

yang tak lekang.

F rest D gest

Page 2: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest2 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

iklan

Page 3: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 3J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

Page 4: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest4 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

SURAT — 6

ANGKA — 5

SAL AM KETUA — 9

PIGURA — 10

KABAR KAMPUS — 12

KABAR ALUMNI — 14

RESENSI BUKU — 15

KOLOM — 56

TEKNOLOGI — 62

SURVEI — 68

FOTOGRAFI — 76

BINTANG — 80

OASE — 82

Penanggung JawabM. Awriya Ibrahim (E-16)

Ketua Umum Himpunan Alumni Fakultas Kehutanan IPB

Pemimpin UmumGagan Gandara (E-29)

Pemimpin Redaksi Bagja Hidayat (E-33)

Redaktur PelaksanaAndi Fadly Yahya (E-33)

Sekretaris Drajad Kurniadi (E-32)

Dewan RedaksiOdjat Sudjatnika (E-22)

Muayat Ali Muhshi (E-22) R. Eko Tjahjono (E-25)

Yulita Vitalis (E-27) Librianna Arshanti (E-33)

Aryani (E-34) Rina Kristanti (E-37)

Gunanto Eko Saputro (E-38) Khulfi M. Khalwani (E-40)

Satrio Cahyo Nugroho (E-41) Kaka M. Prakasa (E-41)

Annisa Murthafiah (E-48)Anggun Rahayu Melyanti (E-48)

Hubungan Usaha dan EksternalStepi Hakim (E-27)

Hendra Wijaya (E-29)Atik Ratih Susanti (E-30)

Reni Rosmini Handayani (E-35)

ReporterM. Fahmi Alby (E-47)

Zahra Firdausi (E-48)

DesignerReza Ahda (E-45)

DistribusiUnit Kesekretariatan DPP HA-E IPB

AlamatSekretariat HA-E IPB,

Kampus Fakultas Kehutanan IPB, Jalan Lingkar Akademik Darmaga Bogor

16680

Kontak (Email)[email protected]

Forest Digest adalah majalah triwulanan yang diterbitkan Himpunan Alumni Fakultas Kehutanan

Institut Pertanian Bogor dan didistribusikan kepada alumni dan umum secara gratis. Redaksi mengundang alumni menulis artikel dengan panjang 4000 karakter dengan spasi dan format Microsoft Word disertai foto

penunjang.

Cover: Bangau Bluwek di Taman Nasional KutaiFotografer: R. Eko Tjahjono

Tema Edisi 07 (April-Juni 2018):Kibang-Kibut Mengurus Gambut

Kirim tulisan Anda seputar tema tersebut paling lambat pertengahan Mei 2018.

daftar isi

L APORAN UTAMA - 16

Kekayaan Rimba KitaMahasiswa Fakultas Kehutanan IPB melakukan ekspedisi ke enam taman nasional di

Jawa, Kalimantan, Sumatera, Nusa Tenggara. Mereka mendata dan mereportase kekayaan hutan alam kita yang tak tepermanai. Dari ekspedisi ini kita tahu hutan Indonesia kaya akan flora dan fauna yang langka.

Reportase- 70

Belajar Mengelola Taman Nasional ke Jepang

reportase

cerita dan fakta wong alas

purbalingga

teknologiglobal positioning

service

06januari-maret 2018

hartakarunrimba

kitaEkspedisi mahasiswa Fakultas Kehutanan

ke enam taman nasional. Keragaman

yang tak lekang.

F rest D gest

F rest D gest

Di Jepang, taman nasional dikelola untuk tujuan wisata. Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah menyokong perlindungan lingkungan sekaligus mengundang orang untuk datang.

Penelitian - 58

Strategi Pengelolaan Sumber Daya Hutan

Strategi kebijakan pengelolaan sumber daya hutan dan lingkungan harus sejalan tidak hanya dengan norma pengelolaan lingkungan hidup, tetapi juga dengan rasionalitas sosial dan ekonomi.

Page 5: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 5J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

kutipan

Angka

“Mengapa istri harus bisa masak? Padahal ibu rumah tangga bukan rumah makan?”

—Pidi Baiq

“We cannot change what we are not aware of, and once we are aware, we cannot help but change.”

—Sheryl Sandberg

TN Komodo 86,946 TN Merubetiri 62,869 TN Bali Barat 55,426

TN Gunung Rinjani 68,756 TN Kelimutu 61,729 TN Karimun Jawa 30,771

TN Baluran 64,870 TN Gunung Merbabu 55,457 TN WayKambas 24,516

7 taman nasionalDengan jumlah pengunjung Terbanyak*)* Berdasarkan jumlah rata-rata pengunjung tahunan. Rekapitulasi data kunjungan Direktorat PJLHK tahun 2014-2017.

taman nasional lainnya

Page 6: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest6 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

Surat

MENTERI SOSIAL RIKami ucapkan terima kasih

atas Pengiriman Majalah Forest Digest Edisi 05 (periode Oktober-Desember 2017) dengan tema “Bioteknologi untuk Ketahanan Energi Nasional” oleh Himpunan Alumni Fakultas Kehutanan IPB.

Semoga hasil dari tulisan majalah ini menjadi manfaat yang sangat kita harapkan untuk kemajuan dan ketahanan energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik.

—Khofifah Indar Parawansa

Menteri Sosial RI)

Ucapan terima kasih Tim Redaksi sampaikan kepada Menteri Sosial (Ibu Khofifah Indar Parawansa) dan Keluarga Besar Kementerian Sosial RI atas perhatiannya dan semoga harapan yang disampaikan dapat kami terus wujudkan.

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI

Kami berharap Himpunan Alumni Fakultas Kehutanan IPB melalui Majalah Forest Digest dapat terus berkontribusi dalam mendesiminasikan informasi tentang isu-isu strategis terkait kehutanan dan mampu mengedukasi masyarakat.

—Masrokhan (Asisten Deputi Hubungan Masyarakat)

Ucapan terima kasih Tim Redaksi sampaikan kepada Keluarga Besar Kementerian Sekretariat Negara RI atas perhatiannya dan semoga harapan yang disampaikan dapat kami terus wujudkan.

Page 7: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 7J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

SARAN DARI E20Setiap angkatan agar ditunjuk

penanggung jawab untuk menginformasikan dan kewajiban setiap angkatan menulis sekitar 3 judul untuk stok redaksi sesuai dengan potensi dan atensi.

Setiap alumni yang menjadi pimpinan agar mengkoordinasikan.

Memberikan insentif bagi alumni yang konsisten aktif menulis di FD.

—Bambang Hendroyono(Ketua E20)

SARAN DARI KELOMPOK E16-E18

Tim Redaksi agar memberikan award untuk penulis terbaik, dan ketua angkatan akan mendorong anggotanya untuk menulis, serta kontribusi per angkatan untuk sumber dana produksi Majalah Forest Digest.

—M. Zanzibar (E17)

SARAN DARI KELOMPOK E23-E26

Untuk mendapatkan pendanaan dari kerjasama dengan proyek-proyek, tematik promosi, iklan perusahaan. Harus didukung dengan sistem feedback dengan pemilik dana untuk transparansi dan external engagement.

—Nining Ngudi Purnamaningtyas (E24)

SARAN DARI KELOMPOK E27-E28

Merchandise Forest Digest untuk pendanaan, Forest Digest mengadakan EO, perlu diselenggarakan training menulis untuk alumni dan umum dengan biaya dari peserta, membuka peluang untuk mendapatkan sponsorship melalui berbagai sumber misalkan dari CSR perusahaan-perusahaan.

—Apep Yusuf (E27)

Saran dari Kelompok E38-E50

Majalah Forest Digest memacu mahasiswa menulis dan Tim Redaksi agar memberikan reward, serta Majalah Forest Digest dapat memperluas jaringan distribusi.

—Yoga Hadiprasetya W. (E41) dan Wira N. Hakim (E50)

INFO BERLANGGANANMohon info cara berlangganan

Majalah Forest Digest, jika bisa langsung berlangganan, mohon dapat dikirimkan ke alamat, sebagai berikut:

ITTO PD 737/14 Rev.2 (I) / ISWAGd. Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 8,

Wing C (Ruang ISWA), Jl. Gatot Subroto, Senayan Jakarta 10270, Attn. Dr Hiras Sidabutar

—Richma WahyuniRedaksi akan memenuhi permohonan

tersebut, dan nanti perlu mengganti ongkos kirim saja ke Redaksi Majalah Forest Digest. Nomor Rekening akan disampaikan saat pengiriman Majalah. Terima Kasih

PERUBAHAN ALAMAT BERLANGGANAN

Saya ingin melaporkan bahwa customer Majalah Forest Digest atas nama Aristya Prayudi telah berpindah alamat ke:

Jl. Ciputat Kepandean 15, Pagongan, Dukuh Turi, Tegal, Jawa Tengah 52192

jika dilihat dari Google Map ini linknya: https://goo.gl/maps/XndiEXwm3792

Alamat dekat dengan Masjid Jami’ Al Hikmah, Kepandean Kabupaten Tegal, jika menemukan Masjid tersebut langsung saja titip ke tetangga area Masjid bilang saja titip ini ke Bapaknya Bogi.

Bapak Aristya Prayudi (Hp. 0881-2544-587) adalah Bapak kandung saya dan beliau sudah tidak tinggal di Bogor lagi dan beliau sangat menantikan majalah tersebut untuk sampai ke Tegal.

—Muhammad Hassan PrayudiTerima kasih atas informasinya dan

Redaksi akan segera menindaklanjuti, nanti perlu mengganti ongkos kirim saja ke Redaksi Majalah Forest Digest. Nomor Rekening akan disampaikan saat pengiriman Majalah.

F rest D gest

02november 2016

-januari 2017

wajah Baru Perhutanan Sosial

TEKNOLOGI

Drone untuk Memetakan HutanREPORTASE

Jika Singapura Punya Rimba

Pemerintah menyediakan

12,7 juta hektare lahan untuk

perhutanan sosial.

Tertatih dalam regulasi.

Page 8: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest8 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

yakin yang anda minum

selama ini kopi?ngopidikantor.com

Page 9: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 9J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

salam ketua

MEMASUKI tahun 2018, saya bungah karena tahun ini kegiatan HAE dibuka dengan acara bajiguran. Bajiguran adalah tradisi kita untuk mempertemukan

HAE tanpa memandang latar-belakang. Di bajiguran kita saling memanggil

akang dan teteh tanpa melihat strata umur dan status. Di bajiguran kita melebur sebagai rimbawan, sebagai sesama alumni Fakultas Kehutanan IPB, kita saling share untuk mempererat kekeluargaan ala HAE.

Sebetulnya, acara ini ingin kami gelar di pengujung 2017. Apa daya kesibukan kita membuat acara itu harus diundur hingga melewati tahun baru. Alhamdulillah acara temu kangen sukses, ada 217 alumni tiap angkatan yang datang pada hari Minggu, 7 Januari 2018 di Gedung Pertamina-Sylva.

Seorang peserta mengatakan, acara bajiguran harus lebih sering diadakan. Saya setuju. Bagaimana pun, dalam silaturahim, pertemuan adalah tanda kita mensyukuri nikmat memiliki teman. Sebab dengan bertemu, Allah masih memberikan kita nikmat usia, nikmat waktu longgar, dan nikmat tertawa bersama mengenang kampus kita tercinta. Bagi akang-teteh yang belum sempat hadir karena kesibukan atau tempat yang jauh semoga diberi kesempatan itu agar kita makin bisa mempererat persaudaraan.

Saat panitia memberikan waktu saya berbicara, saya menyinggung banyak program yang sudah dilakukan oleh pengurus HAE. Ketika menengok kembali datanya saya terharu bahwa persaudaraan Fahutan makin erat. Itu terlihat dari belum sepeser pun kas Himpunan keluar untuk menolong sesama alumni yang membutuhkan.

Sebab, koordinasi tiap angkatan ternyata sangat solid. Tiap kali saya mendengar kabar ada seorang alumni yang kebetulan mengalami kesulitan,

ketua angkatan telah mengkoordinasikan bantuan untuk akang-teteh yang membutuhkan. Kas alumni menyediakan dana sosial dan memang disiapkan untuk itu. Tapi, kekompakan angkatan ternyata betul-betul telah dipraktikkan, sehingga akang-teteh yang membutuhkan bantuan itu telah tertangani.

Semboyan kita adalah ASIK: agamis, sportif, intelek, dan kompak. Kita mengenal filosofinya sejak ospek di tingkat satu dan akan mempraktikkannya hingga akhir hayat. Apa yang dilakukan akang-teteh alumni di atas adalah perwujudan semboyan itu. Juga pelaksanaan semboyan himpunan alumni kita yaitu care and respect, peduli dan saling menghargai. Di mana pun dan kapan pun, semua rimbawan bersaudara.

Hal lain yang saya laporkan adalah tentang penerbitan majalah ini. Alhamdulillah, dengan kerja keras awak redaksi, majalah ini sudah terbit hingga enam edisi. Artinya sudah melewati satu tahun, sebuah pencapaian yang luar biasa mengingat Forest Digest ini dikerjakan tanpa pengetahuan yang mengelola sebuah penerbitan. Sekali lagi terbitnya majalah yang sedang akang dan teteh baca ini adalah bukti kekompakan HAE, tanpa memandang angkatan, yunior atau senior.

Meskipun ada awak redaksi, sesungguhnya majalah ini dikerjakan

oleh kita dan untuk kita. Awak redaksi hanya bertugas menjadi koordinator lalu-lintas naskah dan foto hingga sampai di penerbit untuk dicetak. Pengisi majalah ini adalah kita semua: alumni, mahasiswa, civitas academica Fahutan. Potensi kita sangat besar, karena Para alumni kita tersebar di pelbagai bidang. Saya mengundang akang dan teteh untuk dapat menulis di majalah kebanggaan kita ini

Saya melihat ada semangat sangat besar dari tim untuk mengelola majalah ini secara profesional. Saya senang bila setiap kali membaca sebuah artikel ada nama akang dan teteh alumni HAE di sana. Seperti dikatakan penulis besar Pramoedya Ananta Toer, menulis adalah memberikan jejak dalam hidup kita. Menulis adalah mengabadikan sejarah yang akan menjadi penanda untuk anak-cucu kita kelak.

Akang Teteh sekalian,Kepengurusan kami hanya tinggal

sembilan bulan lagi, saya ingin majalah ini terus terbit sampai kapan pun. Sebab Forest Digest adalah wajah kita, wajah alumni Fakultas Kehutanan IPB, yang akan dilihat oleh dunia.

Salam hangat, jabat erat. Selamat tahun baru. Sampai berjumpa di acara bajiguran berikutnya.

—M. Awriya Ibrahim

bajiguran

Page 10: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest10 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

pigura

PASAR TERAPUNGBagi penduduk Lok Baintan - Kalimantan Selatan, sungai tidak hanya berperan dalam mengatasi problem transportasi semata, namun lebih dari itu, ia adalah refleksi peradaban masyarakat turun temurun yang dipertahankan dalam upaya memenuhi kebutuhan ekonomi sehari hari. Seiring dengan perkembangan zaman, pola transaksi tradisional yang masih mengandalkan sistem barter antara sesama pedagang terhadap berbagai jenis komoditas hasil bumi, berubah menjadi sebuah atraksi budaya yang mampu menarik minat wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.

fotografer : R Eko Tjahjono

F rest D gest10 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

Page 11: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 11J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8F rest D gest 11J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

Page 12: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest12 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

kabar KAMPUS

Arif Satria Menjadi Rektor IPB

MAJELIS Wali Amanat Institut Pertanian Bogor memilih Doktor Arif Satria sebagai Rektor periode 2017-2022 pada 15 November 2017. Pelantikan dan pengukuhan Arif sebagai

pengganti Profesor Herry Suhardiyanto, yang telah dua periode memimpin IPB, dilakukan tepat sebulan kemudian.

Dekan Fakultas Ekologi Manusia ini tercatat sebagai rektor termuda sepanjang 57 tahun sejarah IPB. Arif adalah angkatan 27 atau tahun masuk 1990 yang kini berusia 46 tahun. Sudah tujuh tahun ia memimpin Fakultas Ekologi Manusia sebelum terjaring menjadi calon rektor.

Arif terpilih setelah panitia menjaring 24 bakal calon rektor, lalu tersaring menjadi enam calon dan terakhir tiga calon yang diajukan senat akademik. Dalam sidang tertutup, 16 dari 17 anggota Majelis Wali Amanat yang dipimpin Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi memilih Arif dari tiga nama yang ada. Dua calon lain adalah Profesor Yusram Massijaya dari Fakultas Kehutanan dan Profesor Yonny Koesmaryono dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Saat berpidato di depan wali amanat dalam sidang terbuka sebelum pemilihan, Arif memaparkan visi dan misinya melalui tulisan berjudul “Race in Excellence to Shape IPB Future”. Wali Amanat menilai Arif cocok dengan kriteria rektor IPB yang ditetapkan untuk menilai tiga calon. Ia muda, punya visi kuat dalam manajerial dan paham teknologi, juga punya jejaring nasional dan internasional.

Lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, pada 17 September 1971, Arif menyelesaikan studi di jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian dan program master sosiologi pedesaan. Gelar doktor ia peroleh dari Univeritas Kagoshima Jepang dalam bidang kebijakan maritim. Sejak mahasiswa, Arif aktif dalam pelbagai organisasi dan terkenal sebagai penulis kolom di pelbagai media massa.

Ide dan pikirannya lebih banyak soal kemaritiman, bidang yang ia geluti di Jepang. Karena buah pikirannya itu, pada 2012 ia diangkat menjadi penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan. Sebelum itu ia menjadi Direktur Riset dan Kajian Strategis IPB, Ketua Umum Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia, dan Wakil Ketua Umum Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional. Arif juga anggota Dewan Kelautan Indonesia hingga tahun lalu.

Di bidang akademik, prestasi Arif juga mencorong. Pada Juli 2008, ia menyabet Yamamoto Award-2008 for the best paper pada International Institute of Fisheries Economics and Trade (IIFET) Conference di Nha Trang Vietnam. IIFET adalah organisasi profesi bidang sosial ekonomi perikanan yang bermarkas di Oregon State University, Amerika Serikat. Tahun 2013, Arif juga mendapat penghargaan Akademisi Peduli Penyuluhan dan SDM Perikanan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Sebelum terpilih menjadi rektor pada 2017, ia menjadi dosen dengan nilai tertinggi.

Sesuai dengan makalahnya, Arif akan memimpin IPB memakai nilai-nilai dalam RACE: respect, agile, committed, dan embrace/engage. Nilai-nilai ini sangat kompatibel dengan era disrupsi dalam segala bidang akibat kemajuan teknologi dan peranti lunak. Agile (ketangkasan

beradaptasi) dan engage adalah dua kata yang acap menjadi kunci dalam inovasi dalam pelbagai bidang.

Untuk mewujudkannya Arif telah menyusun target pencapaian dalam lima tahun ke depan sebagai rektor. Seperti dikutip Republika edisi 15 Desember 2017. Ini rencana-rencana Arif tahun 2017-2022:

Tahun pertama: membangun ekosistem inovasi melalui lingkungan kebebasan akademik .

Tahun kedua: fokus pada kompetensi sumber daya manusia dengan menghasilkan karya produktif.

Tahun ketiga: pengembangan inovasi unggulan dengan menumbuhkan start-up dan technosociopreneur.

Tahun keempat: pembangunan masyarakat yang unggul dalam bidang inovasi. Tahun kelima: menciptakan koneksi inovasi lokal dan global sehingga temuan-temuan IPB mendunia.

Arif juga menyinggung generasi milenial, generasi mahasiswa IPB kini. Maka di tahun pertama ia akan membereskan infrastruktur teknologi-informasi agar pendidikan di IPB lebih efektif—sebuah cara yang sudah dipakai universitas ternama di Indonesia dan dunia. “Infrastruktur IT yang tangguh akan menjadi kebutuhan krusial dalam menyiapkan program pendidikan milenial, “ kata Arif. —

Page 13: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 13J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

IPB Menuju Kampus Ramah Energi

MANAJEMEN Institut Pertanian Bogor rupanya membayar sangat mahal kebutuhan listrik per tahun. Sejak 2014 jumlahnya selalu di atas Rp 10 miliar per tahun. Pembayar listrik

ini menjadi beban karena universitas berstatus otonom sejak 2005 ketika pemerintah mengubah IPB menjadi Badan Hukum Milik Negara.

Status itu mengubah banyak hal. IPB harus mengurus rumah tangga sendiri karena tak lagi disubsidi oleh pemerintah. Tak hanya urusan utama biaya belajar-mengajar, urusan penunjangnya juga harus menjadi tanggungan IPB. “Begitu menjadi BHMN kami kelabakan karena listrik ternyata begitu besar,” kata Rinekso Sukmadi, Dekan Fakultas Kehutanan, pada Januari 2017.

Beban listrik yang besar ini mendorong IPB berencana menjadikan kampus sebagai wilayah ramah energi. Pikiran ini sudah terbetik ketika Rinekso menjadi Direktur Kemahasiswaan. Menurut dia, saking berat beban membayar listrik dan sempat tak kuat membayar, IPB harus menukar guling lahan kampus jadi kantor Perusahaan Listrik Negara.

Gerakan menjadi IPB sebagai “kampus hijau” pun dicanangkan pada 2015. Ukuran dan programnya ada empat: green movement yakni memberikan kesadaran kepada civitas academica untuk mengubah pola boros bahan bakar menjadi ramah lingkungan. Misalnya, tak terlalu banyak memakai kendaraan bermotor. Ini terkait dengan pola berikutnya yaitu green transportation.

Moda transportasi akan disediakan dua jenis: sepeda dan sepeda motor listrik. “Tapi ini baru optimal pada 2020,” katanya. Sepeda motor berbahan fosil tidak

akan diizinkan masuk kampus dengan disediakan parkir besar di pintu masuk. Area parkir ini akan dihijaukan sehingga selain lebih ramah lingkungan juga lebih aman mencegah kejahatan karena terpusat.

Pola berikutnya adalah green campus, melalui pengurangan memakai lampu dan energi seperti mesin pendingin. Ini perlu mengubah struktur bangunan karena gedung-gedung IPB ternyata tak didesain untuk ruang tropis yang terbuka. Penyekat antar ruangan dan gedung tak difungsikan sebagai lubang sirkulasi udara.

Terakhir adalah green energy. Rinekso punya ide memanfaatkan arus dua sungai yang mengapit kampus IPB Dramaga sebagai sumber energi mikro-hidro. Dalam hitungannya, energi dari membendung sungai ini paling tidak bisa mengurangi 20 persen kebutuhan energi kampus IPB.

Selain mikro-hidro, Fakultas Kehutanan juga punya ide memanfaatkan biomassa sebagai bahan baku energi. Masyarakat Peduli Energi Biomassa Indonesia menganjurkan pembakaran langsung untuk memanfaatkan panasnya. Untuk mewujudkannya perlu lahan 3.000 hektare untuk menanam pohon kaliandra. Rinekso berencana menggandeng Perhutani untuk kerja sama dan melibatkan masyarakat

sekitar kampus. Masyarakat akan diminta menanam kaliandra lewat program satu keluarga satu hektare. Ini sejalan dengan konsep perhutanan sosial karena daun pohon itu bisa dipakai untuk pakan ternak.

Rinekso memperkirakan biaya program ini sekitar Rp 400 miliar hingga Rp 600 miliar. Ia sudah membuat proposal untuk riset kelayakan proyek ini terlebih dahulu. Rinekso memperkirakan program ini baru siap dilaksanakan lima tahun lagi.

Kepala Bagian ALT Biro Umum IPB Bambang Kuntadi menambahkan bahwa pemakaian mesin pendingin merupakan fasilitas untuk memberi kenyamanan dalam belajar-mengajar. Maka kebijakan IPB untuk menunjangnya adalah dengan menambah AC. “Meski sudah ditambah, kadang untuk satu ruangan AC tidak cukup,” kata dia.

IPB, kata Bambang, akan lebih menekankan pada budaya pemakaian AC dan listrik. Acap kali setelah ruangan tak dipakai, listrik dan AC masih menyala. Padahal beban biaya listrik yang diakibatkannya lumayan besar. Setiap bulan IPB membayar Rp 1,9 miliar kebutuhan listrik, terutama di bulan sibuk kuliah pada Juli-Desember.

—Fitri Andriani, Fahmy Albi

Page 14: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest14 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

MUSYAWARAH ke-5 Himpunan Alumni-IPB ini mengambil tajuk “Alumni IPB Berhimpun Kuat, Pertanian Indonesia Berdaulat”. Dua tema yang disatukan

ini tecermin dari dua hari rangkaian acara yang digelar di IPB Internasional Convention Center di Botani Square Bogor pada 16-17 Desember 2017.

Hari pertama diisi dengan lokakarya yang menghadirkan delapan pembicara: Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, pakar keuangan Roy Sembel, petani inovatif Gunung Sutopo, CEO Agromaret.com Fandi, dan ekonom Aviliani. Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menjadi pembicara utama.

Acara ini dihadiri ratusan pengurus Himpunan yang meliputi pengurus pusat, daerah, cabang, hingga komisariat. Juga alumni yang menjadi pejabat di pemerintahan pusat dan daerah. Dalam sambutannya, Menteri Darmin meminta agar alumni IPB berkolaborasi dengan pemerintah membantu masyarakat dalam mengembangkan sektor pertanian. “Sebab mengelola pertanian ini perlu pengetahuan spesifik,” kata Darmin.

Menurut Darmin, petani Indonesia perlu pendamping agar lebih inovatif dan produktif. Soalnya, tanaman Indonesia kurang variatif dibandingkan tanahnya yang masih luas. Alumni IPB, kata Darmin, perlu mengenalkan tanaman baru dan teknik mengelolanya. Dengan cara ini, dalam keyakinan guru besar ekonomi Universitas Indonesia ini, produktivitas pertanian Indonesia akan naik karena tanamannya beraneka rupa.

Pesan Darmin ini ia tekankan kepada empat calon Ketua Umum Himpunan Alumni IPB yang akan dipilih dalam musyawarah itu. Masa kerja Bambang Hendroyono-Nely Oswini sudah habis. Bambang, Sekretaris Jenderal Kementerian

kabar alumni

Sidang Panas Musyawarah Alumni IPB

Lingkungan Hidup dan Kehutanan, maju lagi menggandeng Doni Yusri. Penantangnya adalah Fathan Kamil-Walneg S. Jas, Arif Budimanta-Gogod Tujuanto, Rudy Iriawan-Iriana Ekasari.

Keempat pasangan calon Ketua dan Sekjen HA-IPB periode 2017-2021 dinyatakan lolos verifikasi dari delapan pasangan calon yang diusulkan pengurus daerah dan komisariat. Nama-nama yang muncul minimal harus mendapat dukungan lima pengurus daerah dan dua komisariat.

Pemilihan ketua dan sekretaris jenderal Himpunan terjadi dalam sidang pleno keempat. Sesuai dengan tema berhimpun menjadi kuat, tiga pasangan calon menginginkan musyawarah mufakat untuk memilih ketua. Tapi pasangan Fathan-Walneg tak setuju dan ingin voting sesuai tata tertib pemilihan. Adu argumen ini berlangsung alot hingga pemilihan berlangsung hingga Senin diri hari.

Para pendukung pasangan Arif dan Bambang telah sepakat akan menyerahkan dukungan untuk Rudy

dan Iriana. Sebaliknya Fathan dan pendukungnya tetap ingin voting. Karena sidang tak kunjung bermufakat soal tata cara pemilihan, tiga pasangan dan pendukungnya menyatakan walk-out. Tinggal pendukung Fathan-Walneg yang bertahan dan ketua sidang mengukuhkan pasangan ini sebagai Ketua Himpunan Alumni IPB periode 2017-2021. “Terima kasih untuk semua pihak yang sudah membantu Munas ini,” kata Endro Siswoko, Ketua Panitia Musyawarah, menutup sidang yang panas itu

Dalam kepengurusan Bambang-Nelly, Fathan menjabat bendahara dan Ketua Yayasan Alumni IPB Peduli. Ia alumni Teknologi Industri Pertanian angkatan 26 dan pernah menjabat Direktur Utama PT Tanjung Buton Makmur Sejahtera. Ini perusahaan patungan antara PT Miway Persada Makmur dengan perusahaan daerah Kabupaten Siak, PT Kawasan Industri Tanjung Buton, mengelola kawasan industri di Provinsi Riau itu pada 2008.

Page 15: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 15J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

resensi buku

Dasar Pikir Menata HutanSalah kaprah kebijakan mengelola hutan dimulai dari sesat pikir meletakkan dasar-dasarnya. Buku dari bahan kuliah ini jadi panduan dasar bagaimana membuat kebijakan mengelola rimba.

BENAR juga kata orang-orang tua, tindakan kacau sesungguhnya mencerminkan pikiran kacau. Pikiran manusia adalah segala pusat dari tindakan mereka. Jika pikiran kusut, yang akan dilakukannya juga akan kusut. Sebab pikiran bersih juga belum tentu

tindakannya bersih. Resultante kejahatan, dalam petuah kuno para kriminal, selalu terbentuk dari adanya niat dan kesempatan. Niat jahat bisa timbul jika ada kesempatan tiba-tiba.

Hariadi Kartodihardjo secara telak menyusuri pangkal soal kekacauan kebijakan pengelolaan hutan dan lingkungan dari pangkalnya: dasar-dasar pola pikir. Dalam rumusan Guru Besar Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor di buku ini, kebijakan kehutanan yang centang-perenang akibat sesat pikir para pengampu kebijakan melihat rimba untuk hajat hidup manusia. “Muaranya adalah korupsi,” katanya dalam bedah buku ini di kampus Fahutan pada November 2017. “Korupsi tak sekadar menyuap, tapi mempengaruhi para pembuat kebijakan membuat aturan yang menguntungkannya.”

Hariadi menyebut praktik itu sebagai bad governance. Dalam manajemen yang buruk, para pengelolanya bukan tidak tahu apa yang harus dan tidak harus dilakukan, atau boleh atau tidak boleh dipikirkan. Kata Hariadi, mereka tahu tapi berkelit untuk menutup mata karena pengetahuan itu membuat kepentingan mereka tak terakomodasi.

Sebaliknya, dalam good governance di balik keputusan-keputusan penting ada kesepakatan para aktornya menciptakan solusi. Dan solusi itu hanya untuk dan berdasarkan kepentingan orang banyak. Hariadi menyebutnya dengan istilah “fenomenal state capture”, arestasi hanya

yang tak disentuh para pengampu kebijakan pengelolaan sumber daya alam di Indonesia.

Selain gampang dipahami, Hariadi tak melulu menguar kritiknya dari teori dan pandangan akademik. Sebagai ahli kebijakan kehutanan yang banyak berperan di lembaga-lembaga negara, Hariadi memadukan konsep pembuatan berdasarkan telaah akademik dengan pengalaman empirik di lapangan.

Terbagi dalam sembilan bab, buku ini menuturkan secara runut bagaimana seharusnya cara berpikir dalam melakukan analisis kebijakan. Definisi setiap istilah dan teori dijelaskan secara detail dari fakta lapangan. Ia memadukannya dengan analisis pelbagai sektor yang kait-mengait, dari tinjauan ekonomi, politik, sosial, dan kepentingan ekosistem itu sendiri.

Hariadi memulainya dengan fakta lalu menghubungkannya dengan perilakuw aktor untuk mengenali masalah kebijakan. Menurut dia, dalam membuat kebijakan penting mengenali karakteristik objeknya terlebih dahulu. Ini memerlukan pisau analisis untuk mengurai satu-per-satu beragam aspek sehingga terlihat posisi tiap elemen itu dalam pengaruhnya terhadap sumber daya alam.

Analisis-analisis ini kelak yang akan menjadi dasar arah kebijakan tersebut. Tahap berikutnya adalah analisis dampak faktor non-teknis lain, seperti politik dan pertarungan kepentingan. Tentu saja Hariadi menyarankan arah tersebut pada good governance. Kepentingan pelbagai aktor harus dimediasi agar tak merusak semangat pokok pembuatan sebuah aturan.

Buku ini penting tak hanya untuk para pemangku kebijakan: pemerintah, parlemen, NGO, dan elemen-elemen pokok lain. Mahasiswa dan masyarakat awam juga akan mendapat faedah memahami bagaimana seharusnya sebuah kebijakan dibuat.

—Librianna Arshanti, Zahra Firdausi

Judul Buku: Analisis Kebijakan Pemgelolaan Somberdaya Alam : Diskursus-Politik-Aktor-JaringanPenulis: Hariadi KartodihardjoPenerbit: Sajogyo Institut Cetakan: 1 (Agustus 2017)Tebal:350 Halaman

untuk kepentingan negara, kepentingan orang banyak. Sebaliknya, pada bad governance alasnya adalah kepentingan pribadi atau kelompok.

Demikianlah kebijakan kehutanan yang justru menjadi sumber masalah pengelolaan hutan. Menurut Hariadi, kebijakan pengelolaan hutan terlihat betul tak berangkat dari analisis hubungan antar faktor yang saling berkait di dalamnya. Sebab mereka yang akan menjadi aktor sekaligus terkena dampak dalam kebijakan tersebut. Inilah kerangka pikir pertama

Page 16: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest16 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

Keragaman Tak Tepermanai

ekspedisi taman nasionallaporan utama

F rest D gest

F rest D gest16 17J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8 J A N U A R I - F E B R U A R I 2 0 1 8

F rest D gest

Taman Nasional bukit barisan selatan

Taman NasionalMERAPI

Taman Nasional bromo tengger semeru

Taman Nasional TANJUNG PUTING

ekspedisi taman nasional

Taman Nasional kutai

Taman Nasional matalawa

Indonesia surga flora dan fauna. Hutan-hutannya adalah tanah air dan habitat asli pelbagai jenis yang kini hampir langka. Ekspedisi mahasiswa Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor dalam edisi ini membuktikan bahwa rimba kita seperti harta karun yang tak habis digali dan dieksplorasi untuk ilmu pengetahuan. Ekspedisi ini merentang dari tahun-tahun yang berbeda tapi dengan tujuan yang sama: menginventarisasi kekayaan alam kita untuk dokumentasi agar terjaga kelestariannya.

Page 17: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 17J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

F rest D gest

F rest D gest16 17J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8 J A N U A R I - F E B R U A R I 2 0 1 8

F rest D gest

Taman Nasional bukit barisan selatan

Taman NasionalMERAPI

Taman Nasional bromo tengger semeru

Taman Nasional TANJUNG PUTING

ekspedisi taman nasional

Taman Nasional kutai

Taman Nasional matalawa

Page 18: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest18 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

laporan utama

Page 19: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 19J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

Primata-primata Sangatta

TAMAN NASIONAL KUTAI

Page 20: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest20 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

SETELAH dua jam terbang dari bandar udara Soekarno-Hatta pada pukul 6, 21 Juni 2017, sungai Kapuas membentang di bawah kami, kelak-kelok seperti naga coklat yang melingkari hijaunya hutan hujan tropis Kalimantan. Kami, 58

mahasiswa Himpunan Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata, termasuk melihat pemandangan ini.

Kami menjejakkan kaki di bandar udara Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur. Tujuan kami adalah Taman Nasional Kutai, untuk ekspedisi studi konservasi lingkungan. Untuk mencapai Kutai perlu 2 jam perjalanan darat, di jalan yang berkelok-kelok membelah taman nasional ini. Tak ada hutan lebat, seperti kami bayangkan, hanya herba dan perdu sisa

kebakaran.Sampai juga di resor Taman Nasional

Kutai. Burung walet, burung-burung famili Pycnonotidae serta monyet ekor panjang menyambut kedatangan kami. Setelah basa-basi pidato kedatangan bersama pengelola, kami membagi diri dalam sembilan kelompok, terdiri dari tujuh kelompok pemerhati (tim ekologi), kelompok minat bakat Fotografi Konservasi, serta kelompok sosial ekonomi.

Tujuh kelompok pemerhati tersebut antara lain : Kelompok Pemerhati Mamalia “Tarsius”, Kelompok Pemerhati Burung “Perenjak”. Kelompok Pemerhati Herpetofauna “Phyton”, Kelompok Pemerhati Kupu-kupu “Sarpedon”, Kelompok Pemerhati flora “Rafflesia”, serta Kelompok Pemerhati Gua “Hira”.

Masing-masing kelompok pemerhati akan didampingi 2-3 orang pemandu yang disediakan oleh pengelola Taman Nasional.

Sembilan kelompok ini akan dibagi ke tiga lokasi pengamatan yang berbeda. Lima tim ekologi akan ditempatkan di daerah Rantaupulung, Kelompok Pemerhati Gua “Hira” di Teluk Pandan serta Kelompok Pemerhati Ekowisata dan Kelompok Sosial Ekonomi tetap berada di Sangatta.

Malam pertama kami di Kalimantan disambut hujan deras...

Rantaupulung berjarak dua jam perjalanan darat dari camp. Jalan berlubang hingga kami melihat danau biru setelah rumah-rumah panggung tak terlihat. Seorang pemandu bercerita danau itu dihuni buaya. Banyak penduduk melihat buaya di danau biru yang tenang itu. Dana danau itu juga diberi nama Danau Buaya.

Lepas Danau Buaya mobil berhenti karena kami harus menyeberang Sungai Sangat. Sungai ini merupakan sungai besar yang menjadi akses untuk memasuki hutan sekunder Rantaupulung. Kami harus menempuh sungai dangkal itu di bawah bayang-bayang cerita buaya muara.

Kpala Resor Rantau Pulung, Mardiansyah menegaskan bahwa sungai ini aman dilalui. Peralatan kami naikkan ke perahu ketinting, perahu kecil orang

surili. Seluruh anggota HIMAKOVA beserta pihak Taman Nasional Kutai dalam kegiatan Studi Konservasi Lingkungan.

laporan utama

Taman Nasional Kutai sangat kaya akan keragaman primata langka. Ekspedisi mahasiswa Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata selama sepuluh hari.

Page 21: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 21J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

Kalimantan. Dari bibir sungai kami terus masuk hutan hingga tiba di lokasi penelitian. Kami mendirikan tenda untuk 35 orang.

Tenda selesai. Kami istirahat. Tiba-tiba Pak Slamet datang. Ia pendamping dari TNK. Ia kaget melihat tenda kami menyentuh tanah, seharusnya tenda melayang satu meter di atas tanah. Menurut dia, kami bisa diserang semut api yang ganas. Tapi hari sudah sore, kami tak mungkin memperbaiki tenda. Pak Slamet setuju tenda diperbaiki esok.

Belum cukup kegelisahan karena salah membuat tenda, kami dikejutkan lagi oleh laporan seorang pendamping bahwa tak jauh dari tenda kami ada sarang buaya. Seorang pendamping menemukan jejak, cangkang telur bekas anak buaya yang menetas. Malam jadi mencekam. Kami tak bisa tidur nyaris semalaman. Jika ini kelakar selamat datang, Pak Slamet dan teman-teman telah berhasil menyambut kami dengan humor khas para jagawana...

LAIN lagi cerita kelompok pemerhati burung “Perenjak”. Selama pengamatan, mereka menemukan 72 spesies di resor Rantaupulung. Antara lain Sikatan

belang (Ficedula westermanni), Sikatan bubik (Muscicapa latirostris), Kehicap ranting (Hypothymis azurea), Madi kelam (Corydon sumatranus), dan Seriwang asia (Terpsiphone paradisi), Punai lengguak (Treron curvirostra).

Punai lengguak (Treron curvirostra) merupakan burung yang sering ditemukan selama pengamatan berlangsung. Ada kalanya burung ini ditemukan secara berkelompok dalam satu batang pohon dengan daun-daun yang sudah berguguran sehingga mempermudah untuk dapat mengambil gambarnya dengan apik.

Pernah sekali waktu kami menemukan lebih dari 5 individu dalam satu pohon tanpa dedaunan. Elang kelelawar (Macheiramphus alcinu) merupkan salah satu spesies baru yang ditemukan di ekosistem riparian berdasarkan daftar statistika TN Kutai 2016. Persebaran jenis elang ini adalah di daerah Sumatera (termasuk Bangka) dan Kalimantan, namun termasuk golongan langka terdapat di dataran rendah hingga ketinggian 1.000 m. Sehingga, melalui ekspedisi ini tim Surili 2017 dapat menyumbangkan data

statistik terbaru untuk Taman Nasional Kutai.

Salah cerita eksotis tentang burung adalah Julang Emas yang merupakan salah satu satwa yang menjadi maskot dari Taman Nasional Kutai. Tim harus bangun pagi untuk pengamatan agar bisa bertemu burung ini.

Ada juga burung paruh kodok besar (Batrachostomus auritus), jenis sudah sulit untuk ditemukan. Beruntung bagi kami, burung itu terlihat sedang berdiam di sarangnya. Ada satu keluarga paruh kodok besar di sarang itu. Sarang burung ini terletak di tajuk pohon yang cukup rendah di pinggiran sungai dan menjorok ke arah tengah sungai. Tepian sungai ini terdiri atas batuan yang licin, jika tidak hati-hati sudah bisa dipastikan bukan foto burung yang didapat melainkan celaka karena

tergelincir. Tim surili yang berusaha mengambil

gambar paruh kodok besar bahkan sempat tergelincir di tebing batu. Untungnya saat itu terdapat pemandu yang tak sengaja berada di sekitar sehingga dapat ditarik ke tepi.

Julang Emas (Rhyticeros undulatus) baru muncul di hari terakhir pengamatan. Ia terbang dengan suara bergemuruh seperti helikopter. Seperti menyambut kami, ia hinggap di dahan sehingga bisa kami abadikan.

Adapun burung Madi kelam (Corydon sumatranus) terlihat ada di pucuk pohon tinggi. Burung ini memiliki bulu hitam legam dan ditemukan saat sedang bersuara, seakan bernyanyi untuk alam sekitar. Beberapa spesies dari famili Picidae juga kami temukan seperti Dinopium

Orang utan di Taman Nasional Kutai.

Page 22: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest22 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

laporan utama

javanense, Blythipicus rubiginosus dan banyak lainnya. Kebiasaan dari famili ini adalah sering ditemukan di pohon-pohon mati yang masih berdiri untuk mencari makan dan bersarang.

Di KPH “Python”, pengamatan ular dilakukan setelah salat Isya selama dua jam. Kami menemukan banyak ular saat pengamatan, seperti Xenochrophis trianguligerus atau ular segitiga merah yang berukuran cukup besar jatuh ke sungai. Kami coba menangkapnya tapi gagal karena air jadi keruh. Juga Tropidophorus beccarii kadal singset yang bisa lari di atas permukaan air, seperti ninja yang berlari tak menapak.

Ada juga kadal unik karena ia bisa terbang, Draco quinquefasciatus. Gradasi warna pada kulit yang dapat melebar menyerupai sayap menjadi ciri khas kadal

Bekantan, monyet Belanda karena putih dan berhidung panjang. Satu keluarga Bekantan bertengger di sebuah dahan mangrove di hulu sungai Sangatta. Mereka sangat pemalu. Begitu mendengar kami datang mereka langsung kabur dengan mata waspada. Juga lutung dan monyet ekor panjang.

TAMAN Nasional Kutai tak hanya kaya dengan primata, tapi juga gua. Kelompok Pemerhati Gua “Hira” terdiri dari enam orang, satu anggota FOKA, dan tiga

pendamping dari Taman Nasional Kutai, yaitu Bapak Alfonsus, Bapak Sarju, dan Bapak Alimuddin. Kelompok Pemerhati Gua melakukan eksplorasi ke dalam enam gua. Gua yang berhasil dipetakan oleh tim adalah Gua Lubang Angin, Gua Sarang

ini. Hitam-kuning-merah-jingga menjadi perpaduan yang khas dengan balutan warna hijau di bagian tubuh lainnya. Ia melayang di udara saat berpindah dari satu dahan ke dahan lain. Slow motion yang mengesankan.

Keberuntungan juga menghinggapi tim Surili di Sangkima. Tidak perlu berjalan jauh dari camp, mereka bertemu orang utan betina yang sedang makan buah liana. Orang utan ini lalu menemui orang utan lain yang lebih besar. Mereka mungkin sedang merayakan sebuah pesta karena keduanya begitu intim memakan buah itu. Ketika pesta buah liana itu selesai dan kami melanjutkan perjalanan ke hutan, kami juga bersirobok dengan Labu, salah satu induk orang utan yang masih merawat tiga anaknya di kawasan Prevab.

Oya, di Prevab ini tim juga menemukan

Burung-burung langka penghuni Taman Nasional Kutai.

Page 23: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 23J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

Hitam, Gua Kelelawar, Gua Sangkima, Gua Busur dan Gua Sampek Marta.

Hari pertama ekspedisi di Resor Teluk Pandan diisi dengan kegiatan inventarisasi di gua Sarang Hitam. Perjalanan menuju Gua sarang Hitam memakai motor. Jalan masuk menuju gua ini adalah tanah berlumpur. Gua Sarang Hitam ini memiliki ruang yang besar. Kami tidak dapat melakukan eksplorasi gua ini sepenuhnya karena lumpur yang bercampur dengan guano setinggi dada orang dewasa. Sehingga kami tak bisa masuk ke ujung gua. Padahal gua ini memiliki ornamen berupa stalaktit, pilar, dan flowstone, yang indah.

Di hari kedua, ekspedisi dilanjutkan ke gua Lubang Angin. Akses menuju gua ini kurang lebih sama dengan Sarang Hitam, licin dan becek. Gua Lubang Angin

memiliki banyak cabang. Ketinggian gua beragam sehingga kami kadang berjalan jongkok, bahkan tiarap, karena sempit. Ular-ular kaget melihat kedatangan kami.

Gua Sampek lain lagi. Gua sepanjang 330 meter ini punya enam pintu dengan aliran air tembus dari dalam dan luar, tempat berkembang biak kepiting dan udang. Stalaktit dan sudah terlihat sejak di muka pintu karena pantulan air membuatnya jadi agak terang.

Yang aneh adalah gua Kelelawar. Kami susah payah menemukan gua ini karena mulutnya tertutup pohon Benuang. Tak seperti gua lain, pintu gua ini juga tembus sehingga kami masuk dan keluar dari pintu yang berbeda. Sesuai namanya, gua ini rumah bagi ribuan kelelawar. Kami seperti Bruce Wayne yang terdampar lalu mendapat kekuatan sebagai Batman.

Saat briefing di camp, tim pengamatan burung melaporkan bahwa mereka bisa mengabadikan burung langka Paruh kodok setelah menempuh medan sulit dan sabar menunggu burung itu datang. Hebatnya lagi, burung Paruh kodok ini datang berombongan satu keluarga.

Lengkap sudah ekspedisi kami di Taman Nasional Kutai. Sungguh pengalaman yang luar biasa. Kami masih bunga ketika mempresentasikan hasil eksepdisi selama sepuluh hari itu di depan Kepala Taman Nasional Bapak Nurpatria Kurniawan di Bontang.

Kutai yang tak terlupakan...

—Himakova, Marini Machdi Putri, Muhamad Kurniawan, Ramdani,

Muhammad Fithra Adil Lubis

Flora dan fauna yang ada di Taman Nasional Kutai.

Page 24: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest24 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

Para Pemburu Anggrek

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

laporan utama

Anggrek di Taman Nasional Bukti Barisan Selatan

Page 25: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 25J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

Para Pemburu Anggrek

Page 26: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest26 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

beruang, telapak kaki gajah, juga kubangan badak yang sangat sensitif dengan bau manusia. Tapi selama masa ekspedisi kami tak pernah bertemu dengan mereka. Mereka pasti tahu bau tubuh kami membuat mereka awas dan memilih waktu-waktu sunyi melintas rute itu.

Kami, sepuluh rimbawan, tiba di sini pada Juli tahun lalu. Tujuan kami adalah menelisik anggrek dan kantung semar yang menjadi penghuni Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Pegunungan yang membentang dari Sumatera Selatan hingga Lampung ini menjadi kampung halaman tumbuhan langka itu.

Bukit Barisan Selatan punya segala kelengkapan vegetasi. Gradasinya 0 meter dari permukaan laut hingga 1.964. Pos badak berada di antara ketinggian itu. Ekosistem alami yang membentang di kawasan TNBBS mewakili tipe vegetasi: mangrove, hutan pantai, hutan hujan tropika sampai hutan pegunungan di Sumatera.

Kawasan TNBBS merupakan kawasan

hutan hujan dataran rendah terluas yang tersisa di Sumatera dan memiliki beberapa tipe ekosistem yang lengkap dan tidak terputus, meliputi ekosistem kelautan dan ekosistem terestrial, yaitu hutan pantai (1%), hutan hujan dataran rendah (45%), hutan hujan bukit (34%), hutan hujan pegunungan bawah (17%), hutan hujan pegunungan tinggi (3%), ekosistem mangrove, ekosistem rawa, dan estuaria.

Tutupan hutan seperti itu membuat TNBBS sebagai habitat pelbagai flora. Salah satunya anggrek. Tumbuhan berbiji yang termasuk suku Orchidaceae. Anggrek hidup di semak-semak atau pohon-pohon yang disebut epifit dan dapat hidup di tanah atau disebut teresterial (Sarwono 2002).

Di Indonesia anggrek merupakan famili terbesar kelompok tumbuhan berbiji yang memiliki kurang lebih 20.000-35.000 jenis (Dressler 1993). Di Sumatera anggrek kian tersisih karena lahan banyak terkonversi menjadi permukiman dan perkebunan, selain karena diburu untuk

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan adalah rumah terbesar bagi anggrek dan kantong semar. Vegetasi hutan hujan tropis yang lengkap dan beragam.

DI pos pengamatan badak di Kecamatan Sukaraja, udara merendah dan cuaca tak mampir ke segala arah. Di pos ini matahari hanya cahaya, panas tak menembus dingin tak terlalu menghembus. Para penjaga hutan tak ada yang bisa menjelaskan

kesejukan yang ada di pos ini ketika sekelilingnya gerah akibat matahari.

Di sekitar pos Badak banyak jejak telapak kaki macam-macam hewan, cakar

laporan utama

Damar. Seorang penduduk sedang menyadap damar mata kucing di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

Page 27: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 27J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

diperdagangkan.Taman Nasional Bukit Barisan

Selatan memiliki jenis anggrek yang cukup melimpah. Ada sekitar 154 jenis anggrek dari 58 marga, dengan 114 jenis merupakan anggrek epifit dan 40 jenis lainnya anggrek tanah (Munawaroh dan Aprilianti 2011). Anggrek epifit yang ditemukan dan teridentifikasi ada sepuluh marga yaitu Dendrobium, Bulbophyllum, Apendicula, Pterocarpus, Coelegyn, Cybidium, Gramathophyllum, Flicingeria, Phalaeonopsis, dan Vanda.

Spesies anggrek dengan INP tertinggi adalah Dendrobium crumenatum dengan nilai sebesar 40,92 %. Nilai INP menunjukkan bahwa spesies tersebut merupakan spesies paling dominan yang ada pada lokasi pengambilan data. Spesies tersebut menjadi spesies dominan karena memiliki tingkat reproduksi yang tinggi dan memiliki rata-rata suhu optimal yang luas hingga paling rendah sebesar 14°C serta menyukai tumbuh di daerah dengan kelembaban tinggi seperti kebanyakan daerah di hutan hujan.

Kami terkejut bahwa selama pengamatan kami menemukan anggrek Gramathophyllum speciosum, atau juga di sebut anggrek macan atau anggrek tebu, yang langka. Batangnya berbentuk bundar panjang, menjurai, sekujur tubuhnya tertutup oleh daun, menyukai tempat terbuka umumnya tumbuh pada ketinggian 50-550 mdpl (LIPI 1976). Gramathophyllum speciosum merupakan anggrek terbesar, paling besar dan paling berat di antara jenis anggrek lainnya. Keunikannya membuat anggrek ini termasuk yang dilindungi di Indonesia, berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 7 Tahun 1999.

Selain anggrek epifit kami juga menemukan anggrek terestrial yang telah diidentifikasi berasal dari 5 marga, yaitu Calanthe, Acanthephippium, Corymborkis, Vrydagzynea, dan Bulbophyllum. Spesies yang paling dominan adalah Calanthe veratrifolia. Bunga yang indah. Pantas saja orang rela meninggalkan kekayaan dan kemasyhuran demi bunga ini, seperti bisa kita baca kisah-kisah nyatanya dalam buku The Orchid Thief karya Susan Orleans.

Berdasarkan peta persebaran anggrek, jumlah anggrek paling banyak ditemukan berada di areal hutan dataran rendah di

Resort Sukaraja Atas. Hampir di sepanjang jalur eksplorasi kami menemukan pelbagai jenis anggrek. Diperkirakan anggrek tersebar merata di areal efektif seluas 12.084,05 ha dari total areal resor Sukaraja Atas 13.806 ha.

Selain bertemu dengan pelbagai jenis dan beragam hewan, kami beruntung menemukan bunga Raflesia Arnoldi yang sedang mekar. Juli adalah bulan yang lembab. Bunga bangkai ini sedang mekar sangat indah. Sembilan hari sudah kami di hutan Sukaraja meneliti anggrek.

Ekspedisi berikutnya adalah meneliti kantong semar. Ini juga tumbuhan langka di Bukit Barisan Selatan. Pos pengamatannya berada di Resor Muara Sahung di ketinggian 600-1.800 mdpl yang berada dalam lingkup Sub Pengelolaan Taman Nasional Wilayah IV Bintuhan. Resor ini memiliki luas sebesar 25.317 hektar yang terbilang luas dibanding resor lain di taman nasional ini. Muara Sahung masuk Kabupaten Kaur yang memiliki enam jenis tanah yaitu aluvial, rensina, latosol, podsolik merah kuning dan dua jenis andosol dengan kelerengan berkisar antara 0-40 %.

Butuh dua mencapai Muara Sahung dari Kota Agung. Jalanan yang berliku dan sempit membuat mobil kami jalan perlahan. Hari pertama baru kami sampai di Bintuhan. Esoknya kami akan menempuh perjalanan etape kedua menuju Pasar Sringgit di Kabupaten Kaur, Bengkulu. Di sini kami bertemu dengan Masyarakat Mitra Polhut yang akan menemani kami dalam ekspedisi ini.

Lokasi penelitian berada di Bukit Pandan. Untuk mencapainya kami berjalan kaki. Tim ekspedisi terdiri dari dua orang polisi hutan, dua orang ranger dari WWF, dan satu orang MMP.

Selama di sana kami mencatat pelbagai hal yang berkait kantong semar, tumbuhan karnivora ini.

Suhu kering Bukit Pandang 17 hingga 21,3 derajat Celsius, sedangkan suhu

mekar. Jenis-jenis anggrek di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dan bunga Raflesia arnoldi yang sedang mekar (bawah)

Page 28: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest28 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

basahnya maksimal 20 derajat Celsius dengan tingkat kelembaban 88,83%. Data ini menunjukkan habitat kantong semar lokasi yang memiliki kelembaban tinggi dengan tanah yang punya kadar nitrogen dan unsur hara rendah dengan tingkat keasaman (pH) 5.

Unsur hara rendah juga karena tajuk pohon di habitat kantong semar rendah, kerapatannya hanya 41,2 %. Sebagian kantong semar membutuhkan cahaya matahari secara langsung.

Ada tiga jenis tumbuhan kantong semar, yaitu Nepenthes gymnamphora, Nepenthes spatulata, dan Nepenthes ovata. Nepenthes gymnamphora tersebar sangat luas dari Sumatra, Jawa dan Kalimantan.

Ciri-ciri Nepenthes gymnaphora berwarna merah dengan bercak-bercak kekuningan dan panjangnya mencapai 15 cm, lebarnya 5 cm. Batang panjang ≤ 15 cm dengan diameter ≤ 7 mm, bentuk silinder yang panjang ruas daun ≤ 10 cm, mempunyai daun yang tebal, bertangkai lanset, panjangnya ≤ 30 cm dengan lebar daun ≤6 cm dan panjang sulur ≤ 23 cm.

Kantong roset dan kantong bawah berbentuk oval dengan warna merah keunguan yang memiliki panjang ≤ 12 cm dan lebar 4 cm serta memiliki dua sayap. Kantong atas Nepenthes gymnamphora berbentuk pinggang yang memiliki warna hijau dengan lurik merah, tinggi ≤ 18 cm dan lebar ≤ 5 cm, tanpa sayap dengan penutup bundar yang berukuran 4 x 4,5 cm. Perbungaan berbentuk tandan yang panjang nya ≤ 30 cm, sepal berbentuk lonjong dengan panjang ≤ 5 mm.

Perbungaan betina lebih pendek dari pada jantan.

Jenis kantong semar paling dominan di antara ketiga jenis yang kami temukan adalah Nepenthes gymnamphora dengan INP sebesar 181,65%. Nepenthes gymnamphora mendominasi karena Resort Muara Saung sesuai dengan karakteristik tempat tumbuh Nepenthes gymnamphora, yaitu berada di sekitar tanaman yang tumbuh di dataran tinggi, toleran terhadap cahaya, tempat yang lembab, dan berada pada ketinggian 600-2.800 mdpl (Clarke 2001).

Jenis selanjutnya yang ditemukan adalah Nepenthes spathulata. Penyebaran dan ekologi tersebar di Sumatera antara lain Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Lampung (Clarke 2001). Habitat tumbuhnya di tempat agak terbuka, bersemak, dengan vegetasi yang didominasi Pandanus sp. Ia tumbuh secara terestrial dan berperawakan epifit pada hutan berlumut dan puncak pegunungan pada ketinggian 1.100-2.900 mdpl. Bila tumbuh di hutan gambut umumnya tumbuh epifit.

Nepenthes spathulata memiliki batang yang memanjat dengan diameter 0,8 cm dan berbentuk silindris- bersegi. Bentuk daun yang tebal, duduk atau bertangkai semu, bentuk sudip-bundar telur terbalik, tepi bergelombang, panjang 15-20 cm, lebar 5-7 cm, ujung melingkar, pucuknya runcing atau terbelah dua, sulur panjang 17-20 cm. Kantong bawah dan roset: kantong bawah tidak berkelompok dekat permukaan tanah dan tidak pernah pada

tangkai daun yang tereduksi, di 1/3-2/3 bagian bawah bulat telur dan bagian atasnya menyempit seperti tabung/silindris, agak melebar di dekat mulut, tinggi 23-30 cm, lebar 10 cm, warna hijau- hijau kemerahan.

Sayap dua, memanjang setinggi kantong, lebar 2,5 cm, berambut. Mulut melingkar bundar telur atau jorong, meninggi dan menyempit di bagian pangkal, lebar 2-4 cm, panjang 6-7 cm. Peristom (bibir) tebal, di bagian depan sempit (lebar 0,5 cm) dan melebar ke arah pangkal ( 2,5 cm), gigi peristom jelas seperti alur.

Nepenthes spathulata memiliki nilai indeks penting (INP) sebesar 5,66 %.

laporan utama

Tumbuhan di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

Anggota ekspedisi anggrek dan kantung semar Rimpala di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

Page 29: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 29J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

Nepenthes spathulata tidak dominan karena karakteristik habitatnya banyak hidup epifit di tempat berlumut dan terbuka. Sedangkan kondisi hutan di Resor Muara Sahung tidak banyak di temukan area terbuka. Selain itu, tidak semua pohon yang ada di sini dipilih oleh Nepenthes spathulata sebagai tumbuhan inang.

Sementara Nepenthes ovata berbentuk batang silindris berwarna hijau kecokelatan dengan permukaan batang licin. Daun-daun tunggal, tidak berpetiole, melingkar pada batang, susunan daun alternate, bentuk obovate, warna daun hijau kemerahan dan hijau tua, permukaan daun licin.

Ibu tulang daun jelas dengan warna hijau kemerahan, tepi daun berbulu halus. Sulur berwarna coklat di bagian dekat daun, hijau di bagian tengah dan merah di bagian dekat kantung, permukaan sulur berbulu halus. Kantung bawah warna coklat kemerahan sampai merah kehitaman, bagian dalam terdapat bintik merah, bentuk elips di bagian bawah dan membesar silindris ke bagian atas, bersayap dengan bulu rapat, panjang bulu 0,1-1,1 cm. Peristome berwarna merah tua/merah menyala, melingkar oval, semakin meninggi di bagian belakang, semakin melebar ke atas di kedua sisi dengan lebar mencapai 3,5 cm. Peristome

sangat lebar dan melengkung ke bagian belakang dan di bagian depan terdapat tonjolan sepanjang 0,2 cm.

Nepenthes ovata memiliki nilai indeks penting (INP) sebesar 3,77 %, artinya tidak dominan karena banyak hidup epifit di tempat berlumut dan terbuka. Sedangkan kondisi hutan di Resor Muara Sahung tidak banyak ditemukan area terbuka.

Lima-belas hari sudah kami meneliti anggrek dan kantong semar, pengalaman yang tak bernilai. Keragaman dan keunikan hutan tropis kita memang tak tepermanai...

—Intan Noer Annisa, M. Azhar Fakhri

Page 30: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest30 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

laporan utamalaporan utamalaporan utama

Page 31: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 31J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

Mendaki Jalur Kelima

TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI

Di puncak Gunung Ciremai

Page 32: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest32 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

laporan utama

RIMPALA melakukan ekspedisi mendata tumbuhan obat di jalur baru pendakian ke puncak Gunung Ciremai. Obat untuk sehari-hari.

ADA empat jalur umum mencapai puncak Ciremai, gunung tertinggi di Jawa Barat, itu. Jalur Palutungan dan jalur Linggarjati jika masuk dari Kabupaten Kuningan; jalur Apuy dari Majalengka, dan jalur Desa Padabeunghar

yang menjadi desa perbatasan dua kabupaten itu. Kami memilih jalur kelima: jalur desa Linggasana di Kecamatan Cilimus.

Pada 2015, ketika kami melakukan ekspedisi ini, jalur Linggasana tergolong jalur baru. Ini sengaja kami lakukan karena ekspedisi ini, selain mencari data jalur baru ke puncak Ciremai , juga mendata tumbuhan obat selama perjalanan ke gunung setinggi 3.078 meter dari permukaan laut ini.

Kami tertarik memetakan tanaman obat di Ciremai karena penelitian soal ini relatif jarang. Padahal jenis tanaman obat, menurut Hamid et al. 1991), terentang sangat luas. Tanaman obat adalah tanaman yang bagian tanamannya (daun, batang atau akar) mempunyai khasiat sebagai obat dan digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan obat modern atau tradisional. Bagi orang Indonesia, obat dari tanaman adalah praktik menjaga kesehatan sehari-hari.

Selain memetakan jalur, dan tanaman obat, kami juga memetakan fauna di sepanjang pendakian. Data yang diambil dalam ekspedisi ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan observasi secara langsung dengan metode tracking untuk pemetaan jalur dan marking atau menandai tempat-tempat yang dapat dijadikan sebagai camping ground, spot yang memiliki pemandangan bagus, serta letak mata air, eksplorasi untuk data tumbuhan obat, dan metode pengamatan

cepat untuk data fauna. Data sekunder diperoleh melalui penelitian sebelumnya tentang flora fauna di Gunung Ciremai, identifikasi tumbuhan obat dicari melalui studi pustaka.

Pengambilan data primer berupa peta jalur pendakian diambil dengan tracking menggunakan Global Positioning System (GPS) pada setiap jalur pendakian. Tanama-tanaman obat yang kami temukan, kami dokumentasikan untuk dicarikan referensinya dalam tinjauan pustaka.

GUNUNG Ciremai atau sering juga disebut Cereme, menjulang di tengah-tengah dataran rendah kawasan Pantai Utara Jawa Barat bagian Timur. Menurut data dasar

gunung api di Indonesia, gunung ini telah

meletus sebanyak tujuh kali selama kurun waktu 400 tahun terakhir. Kondisi aktif gunung ini banyak berdampak pada jenis batuan di sekitar kawasan TN.

Berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. SK. 242/Menhut-II/2004 gunung ini memiliki kawasan seluas 15.500 hektare. Kawasan ini merupakan kawasan hutan lindung dengan fungsi utama pengaturan tata air, pencegah erosi dan sedimentasi, longsor banjir. Tingginya curah hujan di gunung Ciremai ini membentuk 43 sungai, yang memenuhi standar kriteria kualitas air minum.

Kami melakukan ekspedisi selama tiga hari, dari tanggal 27 sampai 30 Juli 2015. Tim ekspedisi yang beranggotakan tujuh orang dibagi menjadi tim dokumentasi tiga orang, tim fauna dua orang dan tim

Puncak Gunung Ciremai (atas) dan tebing jalur pendakian.

Page 33: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 33J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

tumbuhan obat dua orang. Petualangan kami dimulai dari pos Linggasana yang berada di ketinggian 600 mdpl.

Ada sembilan pos melalui jalur ini: Kondang Amis, Kuburan Kuda, Pangalap, Batu Lingga, tanjakan Seruni, tanjakan Bapa Tere, Sanggabuana 1, dan Sanggabuana 2. Perjalanan menuju puncak melalui jalur ini sangat menguras tenaga. Jalurnya terjal, berbatu, berpasir dan berhawa panas. Segala kelelahan itu terbayar ketika memasuki kawasan batas vegetasi. Kami disuguhi bentang alam yang sangat indah. Ini bisa melenakan karena jalurnya curam dengan jurang di kanan-kiri.

Selama ekspedisi kami menemukan 17 spesies tumbuhan obat yang berasal dari 14 famili, yaitu Anacardiaceae, Acanthaceae, Myrtaceae, Lauracecae, Euphorbiaceae, Asteracecae, Fabacecae, Arecaceae, Melastomataceae, Lamiaceae, Musaceae, Theaceae dan Sapindaceae. Dari referensi yang kami baca, tumbuh-tumbuhan itu berkhasiat mengobati berbagai macam penyakit. Mulai dari mengobati luka luar dan penyakit dalam seperti mencegah diabetes, obat luka sayat, gatal-gatal dan disentri.

Tumbuhan yang paling sering kami

jumpai adalah Kirinyuh, yang berkhasiat mengobati gatal dan penyakit kulit. Ada juga Puspa yang daunnya bermanfaat sebagai obat luka luar, sementara buahnya bisa direbus dan airnya diminum untuk obat diare. Daftar obat tanaman yang kami temukan bisa dilihat di Tabel 1. Sementara fauna yang kami jumpai sepanjang perjalanan Linggasana-Apuy sebanyak enam satwa yang berasal dari enam famili yang berbeda. Setelah diidentifikasi, dari enam spesies satwa tersebut empat di antaranya termasuk dalam daftar hewan endemik Indonesia. Dua spesies lain yaitu gagak hitam (Corvus enca) dapat

ditemukan di Filipina, sedangkan babi celeng (Sus scrofa) dapat ditemukan di seluruh dunia. Daftar satwa yang ditemukan dapat dilihat pada tabel 2.

Kami memutuskan turun dan pulang melalui jalur Apuy karena paling pendek dibanding empat lainnya. Di jalur ini ada enam pos: Gua Walet, Sahyang Rangkah, Tegal Jamuju, Tegal Masawa, Arban dan basecamp Apuy. Meski hasil ekspedisi kami masih banyak kekurangan, ini ekspedisi berat yang menggembirakan karena kami bisa memetakan tanaman obat untuk keperluan praktis sehari-hari.

—Dyah Istiyanti

Puncak Gunung Ciremai (atas) dan tebing jalur pendakian.

Bunga edelweis di Gunung Ciremai.

Page 34: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest34 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

LAPORAN UTAMA

No Lokasi Nama lokal

Nama latin Famili Habitus Khasiat Bagian yang digunakan

Cara penggunaan

1 Basecamp-Tanjakan Jeunjing

Mangga Mangifera indica L.

Anacardiaceae Pohon Menurunkan gejala hiperglisemia

Buah Makan langsung

2 Basecamp-Tanjakan Jeunjing

Kejibeling Sericocalyx crispus (L.) Bremek.

Acanthaceae Herba Obat dan pencegah diabetes

Daun Daun segar 20 - 50 gram, di rebus dengan 6 gelas air sampai tersisa 3 gelas, dinginkan, saring. Minum 3 kali 1 gelas per hari

3 Basecamp-Tanjakan Jeunjing

Salam Syzygium polyanthum (Wight) Walp.

Myrtaceae Pohon Antioksidan, obat luka sayat

Daun Daun dibubukkan dengan cara ditumbuk atau digerus kemudian dijadikan tapal penyembuh luka

4 Basecamp-Sirahong

Huru Batu

Litsea glutinosa (Lour.) C.B.Rob.

Lauraceae Pohon Obat bisul Buah Buah dibersihkan dan direndam dengan garam

5 Basecamp-Sirahong

Mara Macaranga tanarius (L.) Müll.Arg.

Euphorbiaceae Pohon Obat berak-darah, obat anti nyeri bersalin

Kulit batang

Seduh kulit batangatau ditambah bahan lain kemudian diminum

6 Basecamp-Tanjakan Jeunjing

Waru gunung/ Belantu

Homalan-thus gigan-teus Zoll. & Moritzi

Euphorbiaceae Pohon Batuk Daun Daun direbus, air rebusan diminum 3 kali sehari.

Muntah-muntah

Giling daun sampai halus, tambahkan air sambil diremas-remas, saring dan tambahkan air gula secukupnya lalu minum

Rambut rontok Giling daun sampai halus, tambahkan 2 sendok makan minyak jarak dan air perasan 1 buah jeruk nipis, gunakan perasan air tersebut untuk menggosok kepala

Bisul Giling daun dan tempelkan pada daerah yang sakit

7 Basecamp-Batulingga

Kirinyuh Eupatorium inulifolium Kunth

Asteraceae Herba Obat gatal-gatal Daun Bersihkan daun keringkan dalam oven, lalu blender hingga menjadi serbuk kemudian taburkan pada daerah yang gatal

8 Basecamp-Batulingga

Baban-dotan

Ageratum conyzoide (L.) L.

Asteraceae Herba Luka Daun Remas-remas hingga keluar air, teteskan airnya ke kulit yang luka

Disentri, diare Akar Rebus 30 gram akar Ageratum dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring dan diminum airnya selagi hangat

Tabel 1. Tumbuhan obat yang ditemukan di sepanjang jalur pendakian Gunung Ciremai via Linggasana-Apuy

Page 35: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 35J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

No Lokasi Nama lokal

Nama latin Famili Habitus Khasiat Bagian yang digunakan

Cara penggunaan

10 Tanjakan Jeunjing-Sirahong

Jengkol Archiden-dronjiringa (Jack) I.C.Nielsen

Fabaceae Pohon Diabetes Buah Buahnya dapat dikonsumsi secara langsung

11 Tanjakan Jeunjing-Condang Amis

Salak Salacca-zalacca (Gaertn.) Voss

Arecaceae Perdu Menghentikan diare

Buah Makan langsung

12 Tanjakan Jeunjing-Kuburan Kuda

Haren-dong/Senggani

Melastoma candidum D. Don

Melastomata-ceae

Perdu Mengatasi sariawan, diare, mimisan, keracunan singkong, bisul

Akar Rebus, minum airnya

13 Sirahong-Condang Amis

Kumis Kucing

Orthosiphon aristatu (Blume) Miq.

Lamiaceae Herba Memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik)

Daun Rebus, minum airnya

14 Sirahong-Condang Amis

Pisang kepok

Musa acuminata Colla

Musaceae Herba Melancarkan fungsi otak

Buah Makan langsung

15 Condang Amis-Pangalap

Puspa Schimawalli-chii Choisy

Theaceae Pohon Obat luka Daun Daun muda di kumnyah dan di tempelkan ke luka

Diare dan sakit perut

Buah Buah tua di tumbuk halus lalu diseduh

16 Sanggabua-na 1-Puncak

Cantigi Dodonaea viscosa (L.) Jacq.

Sapindaceae Semak Luka Daun Daun dipakai untuk tapal dan dioleskan pada luka

Obat demam dan mengurangi pembengkakan disebabkan oleh peradangan dan benjolan

Daun direbus dan air rebusannya dipakai untuk mengompres

17 Sanggabua-na 1-Puncak

Edelweiss Anaphalis javanica (DC.) Sch.Bip.

Asteraceae Semak Mengencangkan kulit berkeriput, mengobati sirkulasi yang buruk, difteri, disentri, diare, tuberculosis

Bunga Bunganya diekstrak

No Nama Latin Nama Lokal Famili Status Konservasi Lokasi ditemukan1. Paradoxourus hermaphrodius Musang Luwak Vivirridae Resiko rendah Kondang Amis

2. Tupaia javanica Tupai Kekes Tupaiidae Resiko rendah Kondang Amis

3. Ictinaetus malayensis Elang Hitam Accipitridae Resiko rendah Sengkuni4. Corvus enca Gagak Hitam Corvidae Resiko rendah Sengkuni5. Trachipitecus auratus Lutung Cercopithedae Rentan Sengkuni6. Sus scrofa Babi Celeng Suidae Resiko rendah Sanggabuana

Tabel 2. Daftar satwa yang ditemukan

Page 36: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest36 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

Rama-Rama Tanah Sumba

LAIWANGI WANGGAMETI MANUPEU TANAH DARU DANTAMAN NASIONAL

laporan utama

Page 37: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 37J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

Page 38: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest38 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

Perjalanan tim ekspedisi Rimpala menyibak keindahan mungil yang sering diabaikan oleh orang di tanah yang terasa begitu asing, Sumba.

Sumba, satu nama yang tak pernah lepas dari angan kami. Pulau dengan potensi kekayaan hayati luar biasa ini masih sangat minim penelitian mengenai kupu-kupu. Berada di pembagian zona yang sama dengan Sulawesi, Sumba

justru jarang mendapatkan perhatian. Pertanyaan demi pertanyaan yang muncul akhirnya mendorong kami melakukan Ekspedisi Padang Papilio untuk menguak kekayaannya.

Pada 24 Juni 2016, perjalanan kami

menuju Sumba akhirnya dimulai. Ekspedisi ini sepenuhnya disponsori oleh PT Evercoss Indonesia, dari persiapan keberangkatan hingga presentasi akhir. Dari Bogor, kami menuju Jakarta dan melanjutkan perjalanan dengan pesawat ke Bali lalu ke Sumba keesokan harinya. Dari pesawat terlihat pulau yang dipenuhi lipatan-lipatan perbukitan berwarna keemasan, kumpulan-kumpulan pohon berwarna hijau, dan pemukiman yang saling berjauhan.

Di Waingapu, kami langsung bertemu dengan petugas dari Taman Nasional Matalawa (Manupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti). Dengan menggunakan mobil pick up, kami menuju kantor Balai Taman Nasional yang menjadi tempat tinggal kami selama ekspedisi.

Taman Nasional Matalawa sebenarnya adalah dua taman nasional, Laiwangi Wanggameti dan Manupeu Tanah Daru yang masih menjalani proses

penggabungan ketika kami berkunjung.

Kedua wilayah taman nasional ini terpisah cukup jauh, dan diperlukan beberapa jam untuk menempuh jarak antar kedua kantor balai. Bahkan, untuk mencapai kawasan taman nasional masih diperlukan perjalanan selama 3-4 jam dari kantor balai.

Pada hari pertama dilakukan diskusi mengenai metode yang akan kami gunakan dan lokasi untuk mengambil data. Setelah banyak pertimbangan, akhirnya terpilih SPTN II Wanggameti dengan dua resortnya, Wanggameti dan Tandulajangga. Ditentukan pula tutupan lahan yang akan diambil datanya, yaitu hutan primer, hutan sekunder dan sabana. Batasan hutan sekunder adalah hutan yang telah mengalami gangguan atau kerusakan dan sedang mengalami proses suksesi.

Pengambilan data tutupan lahan hutan primer dan sabana dilakukan di Resort Wanggameti, sedangkan data tutupan lahan hutan sekunder di Resort Tandulajangga. Selain lokasi, ditentukan juga pembagian waktu karena jumlah petugas yang dapat mendampingi di

LAPORAN UTAMA

Seorang anggota ekspedisi sedang mendata kupu-kupu di Taman Nasional Matalawa

Page 39: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 39J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

lapang dan fasilitas transportasi yang perlukan untuk terbatas. Pengambilan data dimulai di Resort Wanggameti.

Data yang dikumpulkan selama ekspedisi adalah jenis individu, jumlah jenis, suhu dan kelembapan dari masing-masing tipe tutupan lahan. Selain tutupan lahan, data juga dipisahkan menggunakan jarak dari sungai. Sehingga pada setiap tutupan lahan terdapat dua kelompok data, yaitu data riparian dan non-riparian.

Pengambilan data riparian dilakukan dengan menyusuri tepian sungai sebagai jalur pengamatan. Sedangkan data non-riparian dilakukan di lokasi-lokasi yang jauh dari sungai. Pemisahan ini dilakukan untuk melihat pengaruh keberadaan air terhadap keberadaan kupu-kupu.

Pengambilan data kupu-kupu dilakukan dengan metode time search. Metode ini merupakan modifikasi dari metode transek, yang awalnya dibatasi oleh luasan menjadi dibatasi waktu selama 15 menit. Hitungan waktu dimulai ketika individu kupu-kupu pertama tertangkap. Pengamat kemudian melakukan pengambilan

individu sesuai arah jalur pengamatan. Pengambilan data dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pukul 08.00-11.00 dan 13.00-16.00, dengan bentuk jalur pengamatan track back.

Kupu-kupu yang tertangkap diidentifikasi dan ditabulasikan berdasarkan jenis, jumlah, waktu dan lokasi temuan. Seluruh jenis kupu-kupu yang tertangkap diawetkan dengan menyuntikkan alkohol 70% pada bagian toraks sebanyak 3 tetes. Setelah itu, spesimen dimasukan dalam kertas papilot agar tetap utuh dan dapat diidentifikasi lebih lanjut dengan buku panduan lapangan.

Pengamatan pada masing-masing tutupan lahan dilakukan selama tiga hari, dengan jalur yang berbeda setiap harinya. Selain itu, dilakukan juga pengambilan data suhu sebanyak tiga kali pada pukul 08.00, 12.00 dan 16.00 pada jalur pengamatan menggunakan termometer bola basah dan kering. Pengambilan data tutupan tajuk dilakukan menggunakan densiometer. Kedua data ini dianalisis

untuk menggambarkan perbedaan masing-masing tutupan lahan.

Pada hari ketiga, tim ekspedisi berangkat menuju kantor Resort Wanggameti, rumah kami untuk satu minggu berikutnya, dengan menggunakan mobil pick up dan

dua motor trail. Perjalanan selama 4 jam tersebut melewati wilayah padang rumput luas, dengan beberapa pohon tersebar acak, sapi dan kuda merumput, dan jalan rusak bergelombang. Tim ekspedisi kemudian dibagi menjadi dua, Tim Sabana dan Tim Hutan Primer, untuk pengambilan data keesokan harinya.

Tim Sabana terdiri dari pengumpul data kupu-kupu, pengumpul data tutupan lahan, dan tim dokumentasi, melakuka pengamatan dengan menyusuri sempadan sungai di wilayah barat Resort Wanggameti. Sepanjang jalur sungai ini dipenuhi berbagai macam vegetasi dan juga melintasi beberapa pekarangan warga. Sabana riparian memiliki suhu 21,11ºC dengan kelembapan terendah di antara

Empat anggota ekspedisi kupu-kupu di Taman Nasional Matalawa

Page 40: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest40 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

tutupan lahan lain sebesar 78,13%. Selama tiga hari pengamatan ditemukan

43 jenis kupu-kupu pada tipe tutupan lahan sabana riparian ini. Kupu-kupu tersebut terdiri dari 2 jenis dari famili Papilionidae, 10 jenis Pieridae, 20 jenis Nymphalidae, dan 11 jenis Lycanidae. Jumlah jenis ini merupakan jumlah tertinggi dari seluruh jenis tutupan lahan. Beberapa jenis kupu-kupu yang mudah ditemui di sabana adalah Neptis mahendra, Eurema hecabe, Eurema brigita dan Orsotriaena medus.

Kawasan sabana riparian juga menjadi lokasi ditemukan kupu-kupu yang berkumpul bersama melakukan puddling. Puddling adalah aktivitas kupu-kupu untuk mengambil air, garam maupun mineral dari lumpur/tanah yang basah. Aktivitas ini ditemukan pada batu-batuan di pinggir sungai, khususnya bekas air kencing kuda, sapi, atau hewan lainnya. Selain itu, ditemukan juga Troides haliphron, salah satu kupu-kupu endemik pulau Sumba, meskipun di luar plot pengamatan.

Terdapat perbedaan menarik pada tutupan lahan sabana non-riparian yang diamati setelahnya. Kawasan ini banyak didominasi oleh berbagai jenis rumput dan semak, dengan sedikit tegakan. Sabana non-riparian memiliki suhu rata-rata 24,56ºC dengan kelembapan 79,9%. Plot pengamatan terletak di

topografi yang berbukit dengan angin yang sangat kencang dan 100% terpapar sinar matahari. Kupu-kupu lebih mudah ditemukan pada kawasan ekoton, perbatasan kawasan sabana dan hutan yang terhalang lembah atau jurang.

Namun demikian, pada kawasan ini ditemukan 26 jenis kupu-kupu, dengan 4 jenis dari famili Pieridae, 15 jenis Nymphalidae, dan 5 jenis Lycanidae. Jenis kupu-kupu yang memiliki tingkat perjumpaan paling tinggi adalah Everes lacturnus, Neptis mahendra dan Junonia orithya. Kupu-kupu yang berukuran besar sangat jarang ditemukan, kecuali pada lokasi yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan primer ditemukan kupu-kupu yang melakukan basking, memanaskan tubuhnya, atau puddling. Selain itu, ditemukan juga Papilio neumoegenii, satu jenis kupu-kupu endemik dari famili Papilionidae.

Pengambilan data tutupan lahan hutan primer dilakukan oleh Tim Hutan Primer di hutan Wanggameti. Lebatnya hutan Wanggameti membuat tim harus

menyusuri sungai dan berjalan di tengah-tengah sungai. Hutan primer riparian memiliki suhu rata-rata sebesar 20,81ºC dengan kelembapan 94,93%, tertinggi dari seluruh tutupan lahan. Nilai kelembapan

ini sebenarnya lebih tinggi dari kisaran kelembapan ideal bagi kupu-kupu, yaitu pada kisaran 64-94%.

Berbeda dengan harapan kami, pada hutan primer riparian hanya ditemukan 30 jenis kupu-kupu, lebih sedikit dari temuan pada tutupan lahan sabana riparian. Kupu-kupu tersebut terdiri dari 3 jenis dari famili Papilionidae, 7 jenis Pieridae, 11 jenis Nymphalidae, dan 9 jenis Lycanidae. Jenis kupu-kupu yang mudah ditemukan adalah Eurema hecabe, Neptis mahendra dan Orsotriaena medus. Mayoritas kupu-kupu yang ditemukan sedang berada di lantai hutan. Pengamatan terhadap tajuk-tajuk pohon tidak dapat dilakukan karena terlalu rapat dan tidak terjangkau.

Pengambilan data tutupan lahan hutan primer non-riparian dilakukan pada jalan setapak sepanjang jalur pendakian Gunung Wanggameti. Tutupan tajuk pada lokasi pengamatan lebih jarang dibandingkan pada hutan primer riparian. Suhu dan kelembapan rata-ratanya tidak jauh berbeda, yaitu 20,25 ºC dan 91,93%. Pada kawasan ini ditemukan 7 jenis kupu-kupu dari famili Pieridae, 12 jenis Nymphalidae, 7 jenis Lycanidae, dan 1 jenis Hesperidae. Kupu-kupu dari famili Hesperidae memang sulit ditemukan pada saat pengamatan karena hanya aktif pada pagi dan sore hari. Jenis kupu-kupu yang paling banyak ditemukan adalah Eurema

Pelbagai jenis kupu-kupu di Taman Nasional Matalawa.

Page 41: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 41J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

langsung dengan kawasan pemukiman penduduk, dengan batas kawasan yang cukup sulit dikenali dan topografi yang cenderung datar. Pada kawasan ini ditemukan 37 jenis kupu-kupu, yaitu 1 jenis dari family Papilionidae, 11 jenis Pieridae, 19 jenis Nymphalidae, 5 jenis Lycanidae dan 1 jenis Hesperidae. Jenis Papilionidae yang ditemukan adalah Papilio polytes. Sedikit berbeda pada hutan sekunder riparian, jenis yang mudah ditemukan di hutan sekunder non-riparian adalah Catopsilia pomona, Neptis mahendra dan Eurema hecabe. Secara umum, tipe tutupan hutan sekunder memiliki kekayaan jenis yang lebih tinggi dibandingkan sabana dan hutan primer.

Pengolahan data dimulai dengan identifikasi kupu-kupu dan dilanjutkan dengan pembuatan spesimen dan dokumentasi. Data hasil identifikasi kemudian diolah

sesuai dengan tipe tutupan lahan asalnya. Selama Ekspedisi Padang Papilio di pulau Sumba ini, kami menemukan sebanyak 88 jenis kupu-kupu. Lebih dari setengahnya (50,6%) berasal dari famili Nymphalidae, sedangkan yang paling sedikit (2,2%) berasal dari famili Hesperidae.

Berdasarkan Indeks Diversitas Margalef, tipe tutupan lahan sabana riparian memiliki nilai kekayaan jenis tertinggi (7,855), sedangkan sabana non-riparian memiliki nilai terendah (4,730). Dari enam tipe tutupan lahan, sabana riparian memiliki kategori kekayaan jenis sedang, dibanding lima tipe tutupan lahan lainnya memiliki kategori tinggi. Hal ini disebabkan keberadaan jenis Neptis mahendra yang dominan di tipe tutupan lahan tersebut.

Pada tingkat keanekaragaman jenis kupu-kupu menurut Indeks Shannon-Wiener, tipe tutupan lahan hutan sekunder memiliki tingkat keanekaragaman tertinggi, dengan nilai 3,17 pada hutan sekunder riparian dan 3,24 pada hutan sekunder non-riparian. Nilai terkecil diperoleh pada tipe tutupan lahan hutan primer non-riparian (2,45). Semakin besar nilai yang diperoleh, semakin beragam pula kehidupan pada habitat tersebut. Nilai ini juga menunjukan komunitas kupu-kupu pada hutan sekunder dalam kondisi stabil, sedangkan pada hutan primer dan sabana dalam kondisi moderat/sedang.

Kondisi yang sama juga diperoleh pada penghitungan indeks kemerataan. Hutan sekunder memiliki nilai tertinggi, dengan nilai 0,89 pada hutan sekunder riparian dan 0,9 pada hutan sekunder non-riparian. Secara umum, kisaran nilai pada 0,74-0,9 menunjukkan tingkat kemerataan kupu-kupu di Taman Nasional Manupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti tergolong tinggi. Jumlah populasi antar jenis kupu-kupu yang merata ini sangat baik dalam meneruskan keseimbangan komunitas kupu-kupu pada kawasan tersebut.

Selain itu, pengujian koefisien korelasi antara tingkat keanekaragaman kupu-kupu dan komponen habitat menunjukkan tutupan tajuk, suhu dan kelembapan memiliki korelasi positif dengan tingkat keanekaragaman kupu-kupu. Korelasi paling erat ditunjukan oleh suhu dengan nilai variable 0,91, disusul oleh tutupan tajuk (0,31) dan kelembapan (0,03). Hasil ini hanya berlaku jika suhu dan kelembapan masih berada di kisaran kemampuan hidup kupu-kupu.

Ekspedisi Padang Papilio yang telah usai menjadi pengalaman berharga. Meskipun kecil dan sederhana, kami bangga bisa turut berkontribusi dalam usaha konservasi kekayaan alam Indonesia.

— Dyah Istiyanti Tim Ekspedisi Rimpala:

Sopyan Nurkarim, Dewi Ayu Wulandari, Suci Audia, Sofyan Hadi,

Agus Nurjaman, Usman Effendi, Syarifah Puteri Pandini, Firdha Asyifa,

Aurora Christy Oktavia dan Hapsah Nur Hapsari.

hecabe, Eurema lacteola dan Cethosia biblis yang memiliki warna yang cerah dan mencolok.

Setelah menyelesaikan pengambilan data empat tipe tutupan lahan, kami kembali ke kantor Resort Wanggameti untuk merayakan hari raya Idul Fitri dan beristirahat.

Perjalanan kemudian kami lanjutkan ke Resort Tanadulajangga. Resort ini terletak di selatan pulau Sumba, dengan kondisi jalan yang lebih rusak dan jarak tempuh yang lebih panjang daripada perjalanan Waingapu-Wanggameti.

Berbeda dengan Wanggameti, Resort Tandulajangga berbatasan dengan pemukiman yang lebih padat. Interaksi dengan masyarakat pun lebih sering dan mudah. Hutan sekunder yang menjadi lokasi pengambilan data merupakan kawasan hutan yang sebelumnya mengalami kebakaran. Hutan ini didominasi oleh Bauhinia purpurea dengan tutupan tajuk yang tidak terlalu rapat.

Kawasan hutan sekunder riparian memiliki suhu rata-rata tutupan lahan tertinggi, yaitu 25,64ºC dengan kelembapan 88,6%. Plot pengamatan berada di lokasi

yang terpapar sinar matahari dan yang terlindung tajuk pohon. Karena sungai di pulau Sumba kebanyakan berupa sungai musiman, kami harus berjalan cukup jauh untuk dapat menentukan lokasi plot pengamatan.

Jenis kupu-kupu yang ditemukan di hutan sekunder riparian cukup banyak. Terdapat 35 jenis kupu-kupu, yang terdiri dari 2 jenis dari famili Papilio, 9 jenis Pieridae, 22 jenis Nymphalidae dan 2 jenis Lycanidae. Jenis kupu-kupu yang mudah ditemukan adalah Orsotriaena medus, Neptis mahendra, Mycalesis ocurus dan Eurema hecabe. Kupu-kupu yang banyak ditemukan adalah kupu-kupu berukuran sedang yang berasal dari famili Nymphalidae. sedangkan kupu-kupu berukuran sangat kecil dari famili Lycanidae paling sedikit ditemukan jika dibandingkan dengan tutupan lahan lainnya.

Kawasan hutan sekunder non-riparian memiliki suhu 24,81ºC dengan kelembapan 92,07%. Hutan ini berbatasan

Page 42: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest42 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

Menjemput Hutan Gambut

TAMAN NASIONAL TANJUNG PUTING

laporan utama

Sungai cermin di sungai gambut Taman Nasional Tanjung Puting

Page 43: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 43J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

Page 44: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest44 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

laporan utama

gambut dalam plot penelitian kami juga menemukan tanah mineral berupa pasir kuarsa.

Berdasarkan hasil pengujian tingkat kematangan gambut dengan uji lapang, gambut yang terdapat pada plot penelitian cenderung lebih matang seiring dengan meningkatnya kedalaman gambut. Hal ini diduga sebelumnya, lapisan gambut pada bagian dalam pernah berada di atas permukaan air tanah dan terdekomposisi dengan baik sebelum akhirnya tertimbun oleh bahan organik yang baru dan berada di permukaan air tanah. Namun demikian, berdasarkan hasil pengujian tingkat kematangan gambut dengan uji laboratorium menunjukkan bahwa gambut cenderung lebih mentah atau sama dengan tingkat kematangan gambut uji lapang.

Gambut pada lokasi penelitian juga memiliki warna yang beragam dengan warna yang mendominasi yaitu 2.5YR 2.5/2 (very dusky red), 10R 2.5/1 (reddish black), 5YR 2.5/2 (dark reddish brawn), dan 5YR 2.5/1 (black). Secara umum, gambut pada bagian permukaan cenderung memiliki warna yang lebih terang (keabuan, kemerahan, coklat dan merah) dibanding dengan gambut pada bagian dalam. Hal ini berkaitan dengan tingkat kematangan gambut. Gambut pada bagian permukaan memiliki warna yang lebih terang karena masih berada dalam kondisi kematangan gambut yang lebih segar atau belum matang.

Ekspedisi tim Eksflorasi Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumber Daya Hutan. Perjalanan yang tak mungkin menjadi mungkin.

Kami bersama 48 anggota tim Ekspedisi Flora dan Studi Ilmiah (Eksflorasi) berangkat ke Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah, pada 10 Juni saat Ramadan tahun lalu. Eksflorasi merupakan salah satu mega program

kerja himpunan mahasiswa Tree Grower Community (TGC). Kegiatan Eksflorasi mempunyai tema yang berbeda-beda pada setiap tahunnya. Pada tahun ini, Eksflorasi mengangkat tema “Keanekaragaman Hayati di Lahan Gambut”.

Awalnya ada tiga taman nasional yang kami jadikan opsi untuk Eksflorasi 2017. Dari ketiganya, Tanjung Puting yang pertama kali menyambut dan membalas surat permohonan kegiatan kami dengan baik. Kami terbagi dalam enam grup dengan kajian yang berbeda, yaitu Forest Nutrition Group (FNG), Seedling Group, Tree Species Group (TSG), Entomology Group, Pathology Group, dan Agroforestry Group.

Pemilihan anggota tim Eksflorasi ini didasarkan pada pemahaman dan kemampuan anggota setiap grup. Ketua masing-masing grup dan ketua Eksflorasi yang bertanggung jawab dalam pemilihan anggota tim. Pemilihan anggota tim dilaksanakan dua bulan sebelum keberangkatan.

Dari Bogor kami naik bus ke Semarang selama 12 jam, lanjut naik kapal Pelni selama 24 jam ke Pangkalan Bun. Dari Pangkalan Bun menuju tempat pengambilan data kami tempuh selama 6 jam menggunakan kapal klotok. Selama perjalanan menyusuri sungai itu kami melihat orang utan, bekantan, kera dan satwa liar lainnya.

Sampai di Tanjung Puting kami disambut pengelola taman nasional dan Orang utan Foundation. Ada dua tempat

pengambilan data yang ditentukan. : agroforestri Group berada di desa Jerumbun, dan lima grup lainnya di FNG, TSG, Seedling Group, Entomology Group, dan Pathology Group terletak di Pondok Ambung yang merupakan stasiun penelitian dua lembaga itu. Plot pengambilan data seluas 1 hektare yang dibagi ke dalam 20 plot dengan luas 20 x 20 meter.

Forest Nutrition GroupPengambilan data di lahan gambut

berbeda bila dibandingkan dengan pengambilan data di tanah mineral. Bor tanah perlu 4 meter. Gambut di plot seluas 100 x 100 meter beragam kedalamannya, 60 cm hingga > 400 cm. Perbedaan kedalaman gambut tersebut diduga disebabkan oleh persebaran bahan organik yang berbeda pada setiap areal di dalam plot penelitian. Ditemukannya lapisan gambut dengan kedalaman > 400 cm di dalam plot penelitian juga mengindikasikan bahwa lokasi ini tergolong ke dalam kawasan lindung terlepas statusnya sebagai areal yang berada di kawasan taman nasional.

Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 71 tahun 2014 tentang perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut, gambut yang memiliki lapisan hingga kedalaman >3 m tergolong ke dalam kawasan yang harus dilindungi. Di bawah lapisan

Page 45: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 45J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

kekayaan di hutan gambut. Kawasan Taman Nasional Tanjung Puting dipotret dari atas

Gambut yang telah matang (stabil) akan memiliki warna yang lebih tua. Kematangan gambut pada lokasi penelitian memiliki keterkaitan dengan tingkat kemasaman tanah. Gambut yang matang memiliki pH yang lebih tinggi dibanding gambut yang mentah. Plot penelitian memiliki nilai kemasaman gambut berkisar 3.7–5.2 (sangat masam hingga masam) dengan rata-rata pH seluruh titik yaitu 4.5 (masam). Kemasaman gambut ini sesuai dengan kemasaman gambut di Taman Nasional Tanjung Puting secara umum yaitu berkisar 3.8–5.0 dan sesuai dengan kemasaman gambut tropika yaitu berkisar 3.0–5.0. Meskipun memiliki ph yang sangat masam hingga masam, gambut di plot penelitian tersebut tidak memiliki kandungan pirit. Hal tersebut diindikasi setelah dilakukan pengukuran pH gambut yang telah dikeringanginkan. pH gambut tersebut tidak menurun secara drastis hingga <2.5.

Seiring dengan meningkatnya kedalaman gambut pada lokasi penelitian maka kandungan abu pada gambut tersebut semakin tinggi, dan memiliki kandungan C-organik yang semakin rendah. Oleh karena itu, kandungan abu dan C-organik memiliki korelasi yang berbanding berbalik. Kandungan abu pada gambut juga menentukan nilai pH. Kandungan abu yang tinggi meningkatkan nilai pH pada tanah. Berdasarkan sifat-sifat gambut tersebut, maka kondisi gambut di areal Pondok Ambung, Taman Nasional Tanjung Puting perlu dipertahankan agar tidak menurunkan kualitas lahan.

Entomology GroupGrup ini mengkaji keanekaragaman

serangga. Untuk mengamati keanekaragaman serangga mereka menggunakan tiga metode trapping. Sweep net untuk menangkap serangga terbang, yellow pan trap untuk memperangkap serangga penyerbuk, dan pit fall trap untuk memperangkap serangga tanah. Pit fall trap dipasang selama 24 jam di lokasi trapping.

Dari trapping yang dilakukan diperoleh serangga sebanyak 86 jenis serangga yang didominasi oleh famili Formicidae (semut-semutan), selain itu ditemukan pula kupu-kupu beraneka rupa dan warna. Terdapat 14 spesies formicidae yaitu Anoplolepis

Page 46: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest46 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

laporan utama

sp., Camponotus castaneus, Camponotus sp., Dinomyrmex gigas, Dolichoderus sp., Hypoponera sp., Meranoplus sp., Monomorium sp., Paratrechina sp., Pheidole sp., Polyrhachis sp., Pseudolasius sp., Strumygenus sp., Tetramorlum sp.

Formicidae mempunyai peranan penting dalam dekomposisi bahan organik tanah dan penyediaan unsur hara. Semut juga dapat berperan sebagai ecosystem engineers yang berperan dalam memperbaiki struktur tanah dan aerasi tanah. Formicidae meremah-remah substansi yang mati dan busuk, kemudian bahan tersebut akan dikeluarkan dalam

bentuk kotoran. Maka serasahnya bisa dijadikan sebagai sumber makanan dan mengundang kedatangan semut.

Jenis Anoplolepis sp., Paratrechina sp., dan Pheidole sp. merupakan jenis eksotik dan invasif. Kehadiran jenis-jenis tersebut berpotensi menurunkan keanekaragaman hayati asli serta mengganggu keseimbangan ekosistem melalui kompetisi dan/atau predasi. Spesies Anoplolepis sp. merupakan spesies invasif yang diduga disebarkan oleh adanya aktivitas manusia di berbagai wilayah tropis sehingga kehadiran spesies ini menjadi tanda kehadiran manusia.

Pathology Group

Pathology group menemukan beberapa jamur yang terbagi ke dalam 2 divisi, 6 kelas, 11 ordo, dan 18 famili. Jamur makroskopis yang ditemukan terdiri atas divisi Ascomycota dan Basidiomycota. Total spesies yang ditemukan sebanyak 104 jenis, 3 spesies jamur masuk ke dalam divisi Ascomycota dan selebihnya sebanyak 101 spesies jamur makroskopis yang ditemukan termasuk ke dalam divisi Basidiomycota.

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa jamur makroskopis yang mendominasi yaitu

Anggota ekspedisi sedang menyusuri sungai untuk ekspedisi Taman Nasional Tanjung Puting.

Page 47: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 47J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

sp. dari ordo Xylariales dan famili Xylariaceae.

Habitat dan substrat tidak bisa dipisahkan dari kehidupan jamur, karena merupakan tempat pertumbuhan jamur yang mempunyai sumber makanan bagi jamur. Beberapa jenis jamur menunjukkan kekhususan dalam memilih habitat tumbuh, misalnya menyukai area terbuka dan cukup cahaya. Sementara jenis yang lain lebih menyukai habitat yang terlindung dan berkayu.

Dalam satu habitat juga ada jenis jamur yang menunjukkan lebih menyukai media tumbuh atau substrat berkayu, daun-daun, atau kotoran binatang. Lahan gambut merupakan lahan yang melimpah kandungan bahan organiknya, lahan gambut juga lebih subur dan lebih asam di banding dengan jenis tanah yang lain. Tanah yang subur akan merangsang peningkatan populasi jamur tanah. Jamur memerlukan partikel humus dan lebih menyukai keadaan yang lebih asam untuk pertumbuhannya. Hal ini merupakan salah satu alasan mengapa pada lahan gambut keanekaragaman jamur makroskopis dikatakan tinggi karena selain substrat yang melimpah yaitu berupa bahan organik yang belum terdekomposisi, kondisi lingkungan dari lahan gambut sendiri mendukung pertumbuhan jamur tersebut.

Seedling GroupSeedling group yang mengkaji

tumbuhan bawah, semai, dan pancang, dari pengamatan yang dilakukan mereka mengindentifikasi 64 jenis tanaman pada tingkat pancang dengan jumlah individu sebanyak 272 individu dan terdapat 40 jumlah jenis semai dan tumbuhan bawah dengan jumlah 27 jenis di Taman Nasional Tanjung Puting dengan jumlah plot sebanyak 25 plot.

Menurut Indriyanto (2006) Suatu jenis tumbuhan yang mempunyai nilai INP ≥ 10% menunjukkan bahwa jenis tersebut mempunyai peran dan berpengaruh dalam suatu komunitas tumbuhan. Tingkat pancang memilki jenis yang memiliki nilai INP lebih dari 10% adalah Pintau (Arthocarpus ridigus) (14.62%) dan Penjarang Bukit (11.38%). sedangkan pada tingkat semai adalah Pintau (Arthocarpus ridigus) (16.36%). Ubar (Syzygium spp) (13.80%). Penjarang Bukit (12.26%).

Medang (Pternandra coerulescens) (10.74%). Rasak (Vatica rassak) (10.74%). Jambu-jambuan (Eugenis cuprea) (10.23). Ubar Merah (Syzygium leucoxylon) (10.23). Adapun jenis dengan nilai INP lebih dari 10% untuk habitus tumbuhan bawah adalah Rempiyang (Mapanea sumatrana) (Mapanea sumatrana) (62.95%). Bakung (Hanguana malayana) (29.11%). Unidentified (18.53%)< Betiti (Eugenia zeylanica) (13.47%). dan Kantong semar (Nepenthes ampullaria) (11.01%).

Rempiyang (Mapanea sumatrana) (Mapanea sumatrana) hampir ditemukan pada setiap plot yaitu 21 plot. Hal tersebut yang menyebabkan Rempiyang (Mapanea sumatrana) (Mapanea sumatrana) juga memiliki nilai frekuensi relatif yang tinggi yaitu sebesar 11.48%. Jenis lain yang memilki nilai kerapatan dan frekuensi tinggi adalah bakung. Indeks nilai penting tanaman dengan INP ≥ 10% adalah Rempiyang (Mapanea sumatrana) (Mapanea sumatrana) 32.27% dan Bakung (Hanguana malayana) 14.73.

Selain melakukan penelitian di plot yang sama dengan FNG, Entomology group, Pathology group, dan TSG, salah satu tim dari seedling grup melakukan wawancara terhadap warga sekitar kawasan Taman Nasional untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan bawah dan tanaman apa saja yang warga manfaatkan. Berdasarkan hasil terdapat 16 jenis tumbuhan bawah dan semai yang masih dimanfaatkan. Tanaman tersebut diperoleh masyarakat dari hutan diluar kawasan Taman Nasional. Tumbuhan bawah yang dimanfaatkan diantaranya seruang belong. akar kuning. pasak bumi. simpur. gembor. memberutan. serikat. tembiku. bara-bara. sirih bengkarung. sedangkan semai yang dimanfaatkan diantaranya medang keladi. arang-arang. putat. ramin. rasak. dan sesubal. Tumbuhan bawah tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat desa sebagai obat-obatan. alas makan. dan sabun.

Adapun tumbuhan bawah yang dikonservasi secara in-situ di Feeding Site Pondok Ambung sebanyak 54 jenis. Di antaranya mempunyai manfaat sebagai bahan obat. penambah stamina, perawatan wajah dan rambut. Bahan obat di antaranya untuk obat pencernaan, malaria, sakit gigi, penambah nafsu makan, ambien, panas dalam, luka, bengkak, gondok.

divisi Basidiomycota. Divisi Ascomycota terdiri dari 2 kelas yaitu Ascomycetes dan Sordariomycetes. Pada kelas Ascomycetes ditemukan ordo Pezizales yang terdiri dari famili Sarcoscyphaceae dengan spesiesnya Cookeina sp. Ordo Pezizales dapat tumbuh pada tanah maupun batang kayu, namun kebanyakan tumbuh ditanah dengan pH yang tinggi. Lokasi lahan gambut cenderung memiliki pH relatif rendah, namun ordo Pezizales yang ditemukan tumbuh pada substrat batang kayu lapuk dan serasah yang belum terdekomposisi bukan pada tanah. Kelas Sordariomycetes ditemukan satu spesies yaitu Xylaria

Page 48: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest48 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

Beberapa hasil penelitian tanaman obat menyebutkan Spondias dulcis (kedongdong) memiliki kemampuan mengobati sakit pinggang (Leonardo et al 2012). Galeria filiformis (manyam) dapat menurunan panas (Mulyadi et al 2014). Litsea firma (medang) dapat diguakan sebagai obat kudis (Mulyadi et all). Horsfieldia subglobosa (kumpang) dapat digunakan sebagai obat luka dan sariawan (Mulyadi et al 2014 dan Setyowati et al 2005). Cara pemanfaatan yang dilakukan masyarakat salah satunya dengan direbus dan airnya diminum. Contohnya adalah akar pasak bumi untuk obat tonik.

Masyarakat desa Sekonyer dan desa Jerumbun juga mengenal ramuan tumbuh-tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai tonik untuk memelihara kesehatan, di antaranya adalah seruang belong, pasak bumi, dan benalu.

Selain untuk bahan obat-obatan tanaman yang tercatat juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk

bangunan sebanyak enam jenis yaitu papung, medang keladi, arang-arang, putat, ramin, dan rasak. Masyarakat juga memanfaatkan tanaman sebagai bahan pangan contohnya tanaman kelakai yang dijadikan sebagai sayuran. Selain itu, pemanfaatan lainnya berupa kepercayaan bahwa tanaman kemenjar dapat digunakan sebagai penolak bala.

Selain itu berdasarkan literature, 5 jenis tanaman pada tingkat pancang dengan INP tinggi yang ditemukan di Taman Nasional Tanjung Puting memiliki kegunaan yaitu jenis Pintau (Arthocarpus ridigus) dan Arang-arang (Diospyros sp berguna sebagai bahan bangunan.), Bulu-bulu (Ficus vasculosa) berfungsi sebagai obat bengkak-bengkak, dan Manyam (Galeria filiformis) berguna sebagai obat penurun panas.

Tree Species GroupTSG yang meneliti jenis-jenis pohon

yang terdapat di lahan gambut. Ada dua

jenis data yang mereka ambil yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data vegetasi yang meliputi jenis, DBH (Diameter Breast Height), tinggi, dan jumlah jenis. Tim TSG dalam mengukur diameter harus memanjat pohon karena banir pohon-pohon di Tanjung Puting cukup tinggi.

Hasil pengamatan lapangan menunjukkan bahwa di Pondok Ambung pada luasan 1 hektare ditemukan jumlah jenis pada setiap tingkat pertumbuhan sebanyak 32 jenis pohon, 20 jenis tiang, 66 jenis pancang, dan 67 jenis semai. Pada berbagai tingkat pertumbuhan ditemukan jumlah suku di antaranya 24 tingkat semai, 23 tingkat pancang, 14 tingkat tiang, dan 20 tingkat pohon.

Suku yang mendominasi jenis pohon berdasarkan penilaian Index Nilai Penting (INP) diantaranya Sapotaceae, Moraceae, Euphorbiaceae, Anacardiaceae dan Dipterocarpacea. Untuk Jenis pohon

1

2 3

4

5

6

7

Page 49: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 49J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

apa yang kami temukan. (1) Jamur Cookeina sp. (2) Berjuang untuk hidup (3) Nephentes gymnophora (4) Kempas (5) ajscajs (6) Hasil kerajinan masyarakat lokal (7) Tarsius sp. (8) Orang utan yang jadi ikon TN Tanjung puting (9) Buaya muara (10) Kawasan agroforestry diluar kawasan TN Tanjung Puting

mendominasi adalah Ganua motlleyana, pohon ini merupakan salah satu jenis pohon yang mencirikan hutan rawa gambut. Berdasarkan struktur vertikal, maka hutan rawa gambut TN Tanjung Puting dapat tergolong hutan normal. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mirmanto et. al. (2000), bahwa sebagian besar tingkat pohon dan tiang berada di stratum C, kemudian stratum B dan paling sedikit stratum A dan stratifikasi tajuk juga dipengaruhi oleh cahaya matahari, ketersediaan air dan hara mineral. Stratifikasi tajuk juga dapat dilihat pada Gambar, terlihat bahwa terdapat 3 jenis strata yang terdapat di hutan rawa gambut di TN Tanjung Puting.

Nilai H’, C, R dan E yang di dapatkan pada Hutan rawa gambut TN Tanjung Puting dibandingkan dengan penelitian Nugroho (2011) di Hutan rawa gambut TN Sebangau dan penelitian Mofu (2011) di Lahan Gambut Kepulauan Meranti Provinsi Riau. Hasil perbandingan menunjukkan TN Tanjung Puting berada di antara dua lahan gambut tersebut dengan nilai H’ 2.73 (pohon) dan 2.55 (tiang). Sedangkan untuk nilai C mendekati 0 yakni 0.09 (pohon) dan 0.11(tiang) yang artinya pada TN Tanjung Puting tidak terdapat satu jenis yang mendominasi komunitas.

Hutan rawa gambut Taman Nasional

Tanjung Puting merupakan habitat berbagai satwa endemik yang dilindungi, salah satunya orang utan. Hutan rawa gambut menyediakan berbagai jenis pakan mereka, seperti Ketiau (Ganua motleyana), Rengas (Gluta renghas), dan Asam-asam (Diciyoneura acuminate). Jenis-jenis tersebut merupakan jenis dominan pada plot pengamatan. Beberapa jenis-jenis yang tidak dominan atau memiliki INP yang cenderung rendah, dan merupakan pakan orangutan antara lain Tentulang (Fagraea caelanica), Rhamania (Bouea oppositifolia), Papung (Sandoricum cinarginatum), Merang (Tetramerista glabra), Ubar (Syzygium sp.), Ramin (Gonystylus bancanus), Papung (Sandoricum cinarginatum), Puak (Artocarpus anisophyllus), dan Poga (Santiria laevigata).

Agroforestry GroupBerbeda dengan grup-grup sebelumnya,

lokasi penelitian grup agroforestri berada di Jerumbun yang terletak di Desa Sungai Sekonyer, Kecamatan Kumai. Desa Sungai Sekonyer merupakan desa yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Tanjung Puting. Tipe lahan yang sangat beragam tidak terlepas dari peranan sistem perladangan berpindah. Tipe penggunaan lahan berupa kebun karet campuran merupakan salah satu

contoh agroforest yang dapat menunjang daerah penyangga bagi Taman Nasional yang mampu mempertimbangkan aspek ekologi, ekonomi dan sosial.

Grup agroforestri mengkaji tentang keanekaragaman hayati agroforest di desa Sungai Sekonyer. Ada lima jenis kebun di desa ini, antara lain: kebun karet campuran, kebun karet dan gaharu, kebun karet monokultur, kebun gaharu monokultur, dan kebun sawit. Tampaknya teman-teman agroforestri begitu dekat dan dicintai oleh warga desa, saat kami dan tim dari Pondok Ambung singgah untuk menjemput warga desa melepas kepulangan teman-teman agroforestri dengan air mata dan pelukan.

Dan kami harus kembali...Pukul 20.30 WIB, tanggal 23 Juni 2017

kami bersiap pulang. Itu H-3 Idul Fitri. Karena itu di kapal kami berdesakkan di dek dengan para pemudik dari Kalimantan. Perjalanan ke Tanjung Puting sungguh ekspedisi yang spesial. Tak hanya pelajaran penting tentang lingkungan, tapi juga interaksi dengan masyarakat Dayak yang ramah, mereka yang menjadi bagian terpenting hutan dan ekosistem Indonesia...

—Aditya Nugroho, Tasya Chotimah, Dzikry Lesmana S

8 10

9

Page 50: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest50 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

Edelweis Setelah Erupsi

TAMAN NASIONAL gunung merapi

laporan utama

Page 51: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 51J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

Page 52: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest52 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

Tim ekspedisi Rimpala membandingkan dua lokasi yang terdampak dan tak terdampak erupsi pada 2010. Alam sedang saling menaklukkan.

EMPAT tahun setelah erupsi Gunung Merapi, kami tergerak untuk meneliti apakah ada perubahan dan perbedaan terhadap vegetasi di taman nasional ini. Secara logika, pasti ada pengaruh, tapi sejauh mana?

Berangkat dari pertanyaan

ini, kami bersiap menempuh ekspedisi ke Gunung Merapi, yang terkenal karena sosok Mbah Maridjan, juru kunci gunung itu, yang menjadi salah satu korban tewas dalam erupsi pada 2010 tersebut. Merapi adalah satu dari 130 dari 400 gunung berapi yang masih aktif di Indonesia.

Gunung Merapi menjulang 2.968 m dari permukaan laut di dua provinsi, Jawa Tengah dan Yogyakarta. Hingga erupsi tahun 2010, Merapi telah meletus sebanyak 80 kali. Ketika kami mengunjunginya empat tahun setelah letusan, jejak lahar dingin masih terlihat di sungai-sungai kering. Salah satunya di Kali Putih.

Kali Putih merupakan sungai mati yang terletak di wilayah Jurang Jero, tepatnya di Resort Srumbung, Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM).

Kali Putih menampung banyak material vulkanik berupa pasir dan bebatuan. Masyarakat sekitar mengambilnya untuk mata pencarian. Kami menelitinya untuk mengetahui pengaruhnya terhadap vegetasi di hutan Jurang Jero, salah satu kawasan di Gunung Merapi yang paling banyak terkena erupsi.

Selama ekspedisi, kami tinggal di rumah seorang warga Desa Ngargosoko, sekitar 5 kilometer dari perbatasan taman nasional, Mas Cemeng. Dia anggota Forum Merapi Merbabu Hijau (FMMH) yang tahu banyak tentang seluk-beluk Merapi, terutama kondisi kiwari Jurang Jero.

Pengambilan data dilakukan menggunakan metode analisis vegetasi dengan jalur berpetak. Petak contoh atau sampling diletakkan secara purposive

laporan utama

area gunung merapi yang terdampak erupsi.

Page 53: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 53J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

di dua lokasi sepanjang sempadan Kali Putih. Petak contoh ditempatkan di dua lokasi untuk membandingkan pengaruh pengambilan material vulkanik terhadap vegetasi di sempadan Kali Putih.

Lokasi 1 merupakan lokasi yang jauh dari aktivitas pengambilan material vulkanik dan lebih dekat ke hulu Kali Putih, sedangkan lokasi 2 merupakan lokasi yang dekat dengan aktivitas pengambilan material vulkanik. Vegetasi di lokasi 1 diasumsikan tidak mengalami gangguan dari aktivitas pengambilan material vulkanik, sedangkan di lokasi 2 mengalami gangguan dari aktivitas pengambilan material vulkanik.

Kedua lokasi pengambilan data tersebut cukup jauh dari tempat menginap tim ekspedisi, sekitar sembilan kilometer.

Setiap hari selama ekspedisi, tim menempuh jarak dari penginapan menuju lokasi pengambilan data dan kembali ke penginapan sejauh 18-20 km dengan berjalan kaki. Apabila beruntung, tim dapat sesekali menumpang truk pasir yang lewat. Namun tumpangan hanya sampai perbatasan kawasan sehingga tim tetap harus berjalan menuju lokasi pengambilan data.

Untuk mengefektifkan waktu pengambilan data, tim berangkat menuju lokasi setelah sahur sekitar pukul 5.30 dan tiba pukul 8.00 pagi, karena ekspedisi selama sepekan itu terjadi saat Ramadan.

Kondisi kedua lokasi pengambilan data sangat berbeda secara visual. Lokasi 1 berada di atas tebing di sempadan Kali Putih, sedangkan lokasi 2 sempadan Kali

Putih lebih landai. Menurut pengamatan tim ekspedisi secara visual, kondisi sempadan Kali Putih semakin ke hulu memang memiliki tebing yang semakin tinggi dan vegetasi terdapat di atas tebing.

Vegetasi juga amat berbeda di kedua lokasi. Alang-alang tumbuh sangat lebat dengan tinggi mencapai 1,5 meter di lokasi 1. Lain halnya dengan lokasi 2 yang lebih banyak pinus. Penduduk sekitar menghentikan penyadapan getahnya sejal Merapi ditetapkan menjadi kawasan taman nasional pada 2014.

Struktur dan Komposisi VegetasiPada lokasi 1 yang jauh dari aktivitas

pengambilan material vulkanik, kami menemukan 4.273 individu yang terdiri dari 62 jenis tumbuhan. Pada lokasi 2

Page 54: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest54 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

laporan utama

yang dekat dengan aktivitas pengambilan material vulkanik, ditemukan sebanyak 3.014 individu yang terdiri dari 96 jenis tumbuhan. Ada beda jelas antara dua lokasi. Erupsi membuat vegetasi lebih sedikit tapi keragamannya lebih tinggi.

Pada kedua lokasi jenis yang paling banyak ditemukan berupa tumbuhan bawah dengan jumlah 49 jenis (4.121 individu) di lokasi 1, dan 56 jenis (2.417 individu) di lokasi 2. Tumbuhan bawah mampu tumbuh, hidup, dan bertahan di kondisi tanah yang kurang mendukung. Akibat erupsi, tanah di lokasi tersebut tertutup pasir dan abu vulkanik dengan ketebalan lebih dari 40 cm, hal tersebut yang menyebabkan rendahnya regenerasi vegetasi.

Vegetasi DominanTingkat dominasi tumbuhan

ditunjukkan oleh Indeks Nilai Penting (INP). Nilai INP diperoleh dengan menjumlahkan nilai kerapatan relatif dengan nilai frekuensi relatif suatu jenis. Kerapatan relatif merupakan persentase jumlah individu satu jenis tumbuhan dalam satu hektare terhadap jenis lainnya, sedangkan frekuensi relatif merupakan persentase jumlah perjumpaan satu jenis tumbuhan dalam tiap petak contoh. Nilai INP dihitung untuk seluruh jenis tumbuhan pada tiap tingkat pertumbuhan yang meliputi tumbuhan bawah, semai, pancang, tiang, dan pohon.

Pada lokasi 1, jenis tumbuhan bawah yang mendominasi berasal dari famili Poaceae, yaitu alang-alang (Imprata

cylindrica). Keberadaan alang-alang sebagai tumbuhan bawah memiliki pengaruh yang penting bagi ekosistem yang masih berada pada tahap suksesi. Tumbuhan bawah seperti alang-alang ini berperan untuk mempercepat proses dekomposisi material vulkanik menjadi material organik yang nantinya akan diperlukan oleh tumbuhan utama.

Regenerasi pohon, semai, pancang, dan tiang merupakan permudaan alami yang akan membentuk stratifikasi pada suatu wilayah hutan. Tingkatan tersebut akan menjadi pohon masa depan. Semai, pancang, dan tiang yang mendominasi adalah jenis anggring (Trema cannabina), sedangkan pada tingkat pohon jenis yang dominan adalah salam (Eugenia operculata). Anggring mendominasi

area gunung merapi yang tidak terdampak erupsi.

Page 55: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 55J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

karena tipe dormansi biji yang dimilikinya. Pohon salam mendominasi karena jenis tersebut merupakan tumbuhan lokal di Kawasan Jurang Jero. Diduga pohon salam tersebut sudah ada sebelum erupsi Gunung Merapi tahun 2010 sebab pohon tersebut sudah tumbuha besar dengan diameter antara 30-40 cm.

Pada lokasi 2, jenis tumbuhan bawah yang mendominasi adalah jenis iser (Vetivera zizanoides). Jenis Iser mendominasi karena jenis ini merupakan tumbuhan bawah yang mudah beradaptasi di tempat tumbuh berpasir dan berbatu serta mudah menyebar dan berkoloni. Tingkat permudaan semai dan tiang didominasi oleh jenis kaliandra (Calliandra callothyrsus), sedangkan pada tingkat pohon didominasi oleh jenis pinus

(Pinus merkusii). Kaliandra mendominasi karena jenis ini mampu tumbuh baik di tanah masam dan kurang subur seperti tanah di lokasi 2 yang sebagian besar berupa abu vulkanik.

Temuan UnikMengejutkan bahwa kami menemukan

Edelweis di lokasi penelitian 1. Ini mengherankan karena

Edelweis umumnya tumbuh pada suhu yang dingin di puncak gunung atau di ketinggian lebih dari 2.000 mdpl. Ketinggian lokasi penelitian pertama sekitar 800 mdpl dengan suhu rata-rata yang tak terlalu dingin.

Edelweis di Kali Putih berjenis Anaphalis longifolia. Jenis tersebut memiliki daun yang lebih panjang

dibanding Edelweis yang biasa dijumpai di puncak gunung (Anaphalis javanica). Menurut Edgar Heim (2015), jenis Anaphalis longifolia tumbuh pada ketinggian lebih dari 1.200 mdpl.

Karena meleset dari referensi, kami menduga Anaphalis longifolia tumbuh di Kali Putih karena benihnya terbawa aliran lahar dingin dari hulu ketika terjadi erupsi. Dugaan ini perlu diteliti lebih lanjut untuk mengetahui asal muasal Edelweis bisa tumbuh di daerah panas ini.

Setelah letusan gunung, alam akan saling menaklukkan. Vegetasi, fauna, udara, hingga cuaca akan beradaptasi pada keadaan baru setelah erupsi itu...

pengambilan data.

Page 56: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest56 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

kolom

RANTAI PASOK BEBAS DEFORESTASI

KEGIATAN pertanian, baik komersial ataupun subsisten, telah menjadi penyebab utama deforestasi secara global. Beberapa riset bahkan menyebut angka degradasi hingga 80 persen. Kelapa sawit Indonesia salah satu kontributor terbesar

terhadap angka deforestasi di tingkat nasional dan juga global.

Di sisi lain, jumlah penduduk dunia diprediksi akan bertambah menjadi 9,7 miliar orang di tahun 2050 dan tentu akan menambah permintaan komoditas pertanian secara besar-besaran. Konsekuensi logisnya, tekanan terhadap kawasan hutan akan semakin besar.

Sebagaimana yang terjadi di banyak negara-negara berkembang, petani skala kecil memiliki peranan penting dalam kegiatan dan produksi komoditas pertanian, tak hanya pertanian skala besar (komersial). Bahkan bagi beberapa komoditas seperti kopi, cokelat, dan karet, para petani kecil menjadi ujung tombak produksi global. Sebagian dari mereka adalah petani miskin, berada di kawasan pedesaan dengan akses yang terbatas dan belum tersentuh teknologi, serta tidak melakukan praktik-praktik yang sesuai standar berkelanjutan (sustainability).

Dengan kondisi seperti di atas, pekerjaan rumah terbesar dunia saat ini dan masa depan adalah memenuhi kebutuhan pangan bagi miliaran penduduk dunia dan meningkatkan

perekonomian petani dan masyarakat, namun memastikan kelestarian hutan dan lingkungan hidup tetap terjaga dan berkelanjutan. Keterlibatan penuh para aktor pasar dalam rantai suplai menjadi sebuah keharusan untuk menurunkan atau bahkan menghilangkan deforestasi.

Beberapa tahun terakhir, kita melihat munculnya komitmen berkelanjutan (sustainability commitment) dari perusahaan-perusahaan di tingkat global dan nasional terhadap pencegahan deforestasi. Tahun 2020 menjadi momen bagi perusahaan-perusahaan tersebut untuk menerapkan asas-asas keberlanjutan dan bebas deforestasi dalam produk-produk yang mereka hasilkan. Namun mengubah komitmen menjadi praktik bukanlah hal mudah. Membuat rantai suplai sebuah produk yang sustainable dan bebas deforestasi sangat tergantung pada semua pihak di dalam rantai tersebut, termasuk petani dan pemerintah. Sangat naif jika berharap bahwa perusahaan bisa menghasilkan sebuah produk yang sustainable tanpa memastikan praktik yang sama di level petani sebagai sumber suplai, dan juga dukungan dari pemerintah.

Salah satu tantangan utama implementasi rantai suplai bebas deforestasi adalah memastikan upaya-upaya menahan laju deforestasi di sebuah tempat tidak membuat atau memindahkan deforestasi ke tempat lain, namun membuat berdampak positif secara luas. Analisis kesesuaian lahan untuk komoditas pertanian menjadi salah satu upaya untuk mengerti situasi di level lanskap dan mengurangi potensi “kebocoran” tersebut.

Melalui analisis kesesuaian, sebagai contoh, kita dapat mengetahui kawasan hutan yang berisiko terhadap deforestasi terutama akibat tekanan-tekanan ekspansi komoditas pertanian tertentu. Lebih lanjut, hasil analisis tersebut bisa dipakai oleh pemerintah membuat perencanaan dan regulasi yang lebih baik terkait ekspansi komoditas pertanian di sebuah tempat.

Permasalahan ekspansi lahan pun tak lepas dari unsur petani. Tak jarang petani menjadi produser yang dianggap sebagai penyebab utama deforestasi. Problem utama mereka adalah kualitas yang buruk dan produktivitas yang rendah, keterbatasan teknologi dan pengetahuan serta kekurangan modal. Kualitas buruk menyebabkan harga rendah dan konsekuensinya, pendapatan yang rendah. Selain itu, alih-alih meningkatkan kualitas dan produktivitas, ekspansi lahan (secara ilegal) menjadi pilihan cepat untuk meningkatkan pendapatan.

Dalam konteks komitmen perusahaan untuk memiliki rantai suplai bebas deforestasi, para petani yang ada dalam situasi di atas tentu bukanlah pilihan pemasok bagi mereka. Pilihan yang paling aman adalah mengeluarkan mereka dalam rantai suplai dan memilih sumber pasokan yang lebih baik. Namun tentu saja, solusi tersebut tidak menyelesaikan masalah. Para petani tersebut akan dihadapkan pada pilihan pasar yang terbatas, dengan harga yang rendah, dan bahkan menjadi pemasok bagi perusahaan yang tidak punya komitmen keberlanjutan. “Kebocoran” dalam upaya-upaya menekan deforestasi secara menyeluruh pun akan

Page 57: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 57J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

Oleh: Rizki Pandu PermanaAlumni Fakultas Kehutanan IPB Angkatan 31. Kini bekerja sebagai Sector Leader

Agriculture SNV Indonesia. Kontak: [email protected]

semakin besar. Pada beberapa komoditas, sertifikasi

juga menjadi salah satu alat bagi aktor rantai suplai untuk memastikan komitmen keberlanjutan. Namun, hal ini juga yang menjadi alasan untuk mengeluarkan petani dari rantai suplai. Padahal, ketiadaan sertifikasi komoditas di level petani tidak hanya karena faktor biaya, namun karena ketidaktahuan petani akan konsep sertifikasi dan ketidakmampuan untuk memenuhi indikator-indikator sertifikasi. Lagi-lagi, petani akan menjadi pihak yang disisihkan dalam (bisnis) keberlanjutan di masa mendatang.

Pelibatan petani ke dalam rantai suplai perusahaan membutuhkan pendekatan baru. Tidak hanya menjadikan petani sebagai produser atau sumber suplai, namun perusahaan juga harus dapat memberikan dukungan bagi petani untuk meningkatkan kualitas dan menerapkan konsep keberlanjutan dalam praktik pengelolaan pertanian mereka. Konsep bisnis inklusif memberikan kesempatan, sosial maupun ekonomi, bagi para petani kecil masuk ke dalam rantai suplai. Tidak hanya

memberikan nilai tambah bagi bisnis, tapi juga berkontribusi dalam peningkatan tingkat penghidupan para petani kecil. Bisnis inklusif pun dapat memberikan kesempatan kepada masyarakat tidak hanya terlibat sebagai produser, namun

juga di bagian rantai suplai lain seperti pengumpul, pengolah, dan lain sebagainya.

Proses bisnis inklusif, secara lebih jauh, menjadi basis penerapan rantai suplai bebas deforestasi. Implementasi praktik berkelanjutan sejak level produser/petani memberikan tambahan kepastian bagi pasar terhadap sebuah produk, terutama komoditas pertanian yang selama ini menjadi penyebab deforestasi. Perusahaan, secara sendiri ataupun melalui bantuan organisasi sipil, memberikan petani dasar-dasar pengetahuan untuk memperbaiki praktik pengelolaan

pertanian mereka, mulai dari memilih bibit yang berkualitas, pemeliharaan hingga melakukan proses panen dan pasca panen yang baik. Selain itu, petani juga diajarkan penerapan aspek pemeliharaan lingkungan, praktik tanpa deforestasi, dan asas-asas keberlanjutan lainnya. Jika diperlukan, pendampingan untuk memenuhi standar sertifikasi pun dapat

Dalam konteks komitmen perusahaan untuk memiliki rantai suplai bebas deforestasi, para petani yang ada dalam situasi di atas tentu bukanlah pilihan pemasok bagi mereka. Pilihan yang paling aman adalah mengeluarkan mereka dalam rantai suplai dan memilih sumber pasokan yang lebih baik.

menjadi bagian dari pendekatan bisnis inklusif.

Selain sertifikasi, sistem keterlacakan (traceability system) saat ini banyak digunakan dan diuji coba sebagai justifikasi klaim bebas deforestasi. Bagi komoditas pertanian dengan rantai yang cukup kompleks, seperti kelapa sawit, sistem keterlacakan bisa menjawab asal usul sebuah produk yang berkaitan dengan kawasan deforestasi. Sistem keterlacakan menjadi sangat relevan dan dibutuhkan ketika sumber bahan baku berasal dari petani dengan jumlah yang banyak dan lokasi yang terpisah-pisah. Sistem ini bisa berdiri sendiri ataupun menjadi bagian dari sertifikasi. Berbagai teknologi pun diciptakan untuk membuat sistem keterlacakan yang murah, mudah dan efisien.

Dengan semua proses yang disebutkan di atas, rantai suplai bebas deforestasi jelas tidak mudah diimplementasikan. Komitmen bersama dari semua aktor di dalam rantai suplai tersebut, termasuk konsumen dan komponen pendukung lain seperti pemerintah, menjadi salah satu kunci suksesnya. Beberapa aktor pasar dengan dukungan dari lembaga masyarakat sipil sudah memulai, dan sebagian masih dalam skala uji coba. Pendekatan pasar berkelanjutan (sustainable market) seperti ini bisa menjadi upaya menyeimbangkan permintaan produk-produk pertanian secara global yang terus bertambah, mempertahankan kelestarian hutan, dan meningkatkan perekonomian masyarakat.

Page 58: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest58 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

penelitian

Oleh: Dodik Ridho NurrohmatCuplikan orasi ilmiah penulis ketika dikukuhkan menjadi guru besar Fakultas Kehutanan IPB pada 16 Desember 2017 di Auditorium Andi Hakim Nasution Kampus IPB Dramaga

Strategi kebijakan pengelolaan sumber daya hutan dan lingkungan harus sejalan tidak hanya dengan norma pengelolaan lingkungan hidup, tetapi juga dengan rasionalitas sosial dan ekonomi. Dalam beberapa hal, intervensi regim global

menjadi kendala dalam penerapan strategi kebijakan terbaik untuk pengelolaan sumber daya hutan dan lingkungan. Oleh karena itu, perlu strategi pengelolaan sumber daya hutan yang menyejahterakan dan berdaulat, yang bersandar pada kepentingan nasional.

Modal Sosial dan Kapasitas NegaraTidak ada model kelembagaan

pengelolaan hutan yang sesuai untuk semua kondisi. Dalam membangun kelembagaan pengelolaan sumber daya hutan diperlukan strategi yang tepat. Salah satu strategi pemilihan kelembagaan pengelolaan sumber daya yang optimal dapat berdasarkan pada kondisi objektif kapasitas negara dan kekuatan modal sosial tergambar seperti ini:

Sumber: Birner & Witmer (2000); Nurrochmat (2005); Nurrochmat et al. (2016a)

Strategi pilihan kelembagaan pengelolaan sumber daya hutan harus didasarkan pada kondisi modal sosial dan kapasitas negara. Pertama, apabila kapasitas negara kuat dan modal sosial lemah maka pilihan terbaik adalah state management. Kedua, apabila kapasitas negara lemah namun modal sosial kuat maka opsi terbaik adalah community based forest management atau Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM). Ketiga, apabila kapasitas negara kuat dan modal sosial juga kuat maka opsi terbaik adalah collaborative forest management atau Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (Pola Kemitraan). Terakhir, apabila kapasitas negara lemah dan modal sosial juga lemah maka pilihan kelembagaan yang paling realistis adalah sistem kontrak atau menyerahkan konsesi pengelolaan hutan kepada privat –perseorangan, perusahaan, atau koperasi.

Oleh karena itu, kebijakan pencabutan izin konsesi atau moratorium kegiatan usaha kehutanan di lapangan walaupun didasari pada niatan yang baik, namun tetap harus dilakukan secara terukur. Pencabutan izin konsesi harus dibarengi dengan penugasan kepada pihak lain yang kompeten untuk segera mengambil alih pengelolaan di lapangan, dalam waktu sesegera mungkin. Tidak boleh ada jeda pengelolaan hutan yang terlalu lama, karena tanpa pengelola dalam waktu singkat akan marak terjadi perambahan dan penjarahan sehingga sumber daya hutan akan lebih cepat hancur atau beralih fungsi dan penggunaan.

Rasionalitas Sosial-Ekonomi-EkologiKebijakan pengelolaan sumber daya

hutan partisipatif harus mengacu pada dua prinsip, yaitu: (1) meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan (2)

mengikutsertakan kelompok masyarakat termiskin dari yang miskin. Salah satu sumber masalah dalam pengelolaan hutan adalah rendahnya kapasitas dan akses formal masyarakat terhadap sumber daya hutan dan resistensi masyarakat terhadap perubahan yang menyebabkan gejala masalah kemiskinan dan ketertinggalan masyarakat di dalam dan sekitar hutan. Akar masalah dari semua ini adalah ketidakadilan karena struktur dan sistem hukum, ekonomi, sosial dan politik tidak berpihak pada yang lemah.

Tidak semua kelompok masyarakat memiliki akses, keterampilan, kewenangan, maupun kemampuan untuk memperoleh manfaat dari sumber daya hutan. Segera setelah berkuasa, rezim Orde Baru membuka keran penanaman modal asing (UU No. 1/1967) dan dalam negeri (UU No. 6/1968), yang disusul dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1970 tentang Hak Pengusahaan Hutan dan Hak Pemungutan Hasil Hutan. Sejak saat itu, deru gergaji mesin membelah rimba, mengubah jutaan meter kubik log dari dalam hutan menjadi lipatan fulus dan devisa negara.

Sementara itu, sekelompok pengusaha meraup kekayaan yang luar biasa dari bisnis kehutanan, masyarakat di dalam dan sekitar hutan semakin terpinggirkan dari arus utama pengusahaan hutan. Untuk menghindari kecemburuan sosial yang membuncah, pemerintah mewajibkan pemegang konsesi hutan menyisihkan sebagian keuntungan untuk melaksanakan program Pembinaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH). Secara umum, program PMDH yang selama ini berjalan dipandang belum efektif memangkas kesenjangan kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan karena masih bersifat belas kasihan (charity) dan tidak ada kaitan ekonomi baik ke depan maupun ke belakang dengan perusahaan, sehingga perlu peningkatan kualitas program atau bersinergi dengan program-program lainnya.

Belakangan, persoalan ketimpangan penguasaan lahan dan rendahnya akses masyarakat terhadap pemanfaatan sumber

Strategi mengelola Sumber Daya Hutan

Page 59: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 59J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

daya hutan dijawab dengan program “Tanah Objek Reforma Agraria (TORA)” dan diluncurkannya beragam program “Perhutanan Sosial (PS)”. Program TORA sering disalahartikan, sementara kalangan menganggap sebagai program bagi-bagi lahan gratis, atau sengaja dimaknai sebagai topeng legalitas untuk menduduki tanah negara. Sementara program PS yang merupakan kebijakan pemerintah pusat, harus menghadapi kenyataan bahwa kondisi di lapangan tidak sepenuhnya sama dengan asumsi-asumsi yang dirumuskan di Jakarta. Dalam beberapa kasus areal PS yang ditetapkan ternyata berimpit dengan lahan yang secara de facto telah dikuasai oleh pihak lain. Saya mengusulkan agar pemerintah memberlakukan kebijakan “land use amnesty” atau pengampunan penggunaan lahan, sebagai kebijakan pendukung yang tidak terpisahkan dari program TORA dan PS.

Dalam land use amnesty yang harus didorong adalah payung legalitas berupa izin, baik izin pinjam pakai kawasan hutan, maupun beragam izin pemanfaatan hutan dalam skema PS. Sedangkan pelepasan kawasan hutan adalah opsi terakhir. Perbedaan utama dari kebijakan “land use amnesty” dengan TORA dan PS adalah sifatnya yang bottom-up dan setiap individu atau kelompok harus pro-active mendeklarasikan penguasaan lahan dalam jangka waktu yang ditetapkan. Dengan adanya deklarasi penguasaan lahan, sangat mungkin terjadi dua atau lebih klaim di lahan yang sama. Dalam hal ini, pemerintah jelas posisinya sebagai regulator –tidak terperangkap ikut menjadi player sehingga rawan terjebak dalam pusaran konflik yang sangat menyita energi.

Program TORA dan PS akan lebih mudah diimplementasikan jika diawali kebijakan “land use amnesty”, yang outputnya adalah pengakuan hak atas lahan yang “dikuasai” masyarakat. Sebagaimana telah dikemukakan, lahan yang diklaim tidak harus diberikan status hak milik, tetapi dapat berupa hak akses berupa izin usaha pemanfaatan hutan, baik berupa Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Hutan Kemasyarakatan (HKm), atau pola kemitraan sesuai dengan ragam izin program PS dan batasan fungsi hutan. Penting untuk dicatat bahwa penggunaan

dan fungsi lahan terikat dengan ketentuan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) sehingga perubahan status kawasan hutan tidak boleh serta merta mengubah fungsi kawasan.

Intinya, negara memberikan alas hak tetapi pada saat yang sama juga melekatkan kewajiban-kewajiban, termasuk membayar PBB, pajak penghasilan, PSDH dan pungutan PNBP kehutanan lainnya. Dengan demikian, dalam jangka panjang kontribusi PDB kehutanan diharapkan meningkat, terwujud tertib administrasi kehutanan, dan kepastian hukum (hak dan kewajiban) bagi pemegang hak atau izin usaha pemanfaatan hutan atau penggunaan kawasan hutan.

Pengelolaan hutan partisipatif dapat memiliki makna yang beragam bagi banyak orang. Arnstein (1969) mengelompokkan partisipasi menjadi tiga tingkatan yaitu: tingkatan non-partisipatif, tingkatan tokenisme, dan tingkatan kewenangan masyarakat. Tingkatan (level) partisipasi hendaknya tidak dimaknai sebagai “baik” atau “buruk” tetapi “sesuai” atau “tidak sesuai”.

Sekelompok pembalak liar, misalnya, mestinya tidak diberikan hak pengelolaan hutan pada level “degree of citizen power” seperti izin HKm, sebelum melalui proses penyadaran yang mengubah mindset dan perilaku. Mengacu pada konsep partisipasi

Arnstein, ada beberapa praktik partisipasi dalam pengelolaan sumber daya hutan, yaitu: Pertama, degrees of citizen power -Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM), delegasi wewenang pengelolaan sumber daya alam, dan pola kemitraan dalam pengelolaan sumber daya alam. Kedua, degrees of tokenism -masih ada relasi patron-klien seperti program Pembinaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH), konsultasi -misalnya berupa dialog, temu petani atau studi diagnostik kebutuhan masyarakat, dan informasi seperti kegiatan penyuluhan. Ketiga, degrees of non-participation -terapi, seperti pemberantasan illegal logging, penertiban tambang liar, penindakan perusak terumbu karang dan manipulasi, seperti pemberantasan buta huruf atau peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan terpimpin.

beberapa pembelajaran dari praktik partisipasi, antara lain banyaknya praktik partisipasi yang masih belum berani keluar dari perangkap pemikiran populis yang hanya mengadopsi pemikiran mainstream atau generalisasi masalah. Pada beberapa kasus, partisipasi yang kurang tepat justru mengurangi efektivitas capaian program dan partisipasi yang tidak sesuai dengan karakteristik masalah dapat berpotensi memicu konflik. Partisipasi juga dapat menjadi “tirani baru” (Cooke & Khotari 2001), ketika yang terjadi

C2

C3

C1 C

E 2

E 1

E

O

GC3 GC GC1 Governance Costs

GC Pure State Management

GC3 Co-Management

GC1’ Co-Management with social capital

GC2’’ Co-Management with perverse social capital

Social capital

GC2

Perverse Social capital

Care intensity

A B C

Sumber: Birner & Wittmer (2000); Nurrochmat (2005a), dimodifikasi.

Page 60: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest60 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

maka kurva biaya pengelolaan hutan dengan co-management akan bergeser dari GC3 menjadi GC2.

Akibatnya biaya awal yang diperlukan untuk melakukan pengelolaan hutan bersama masyarakat bertambah dari C3 menjadi C2. Cakupan luas hutan yang layak dikelola bersama masyarakat juga bergeser dari titik A ke titik C. Dengan demikian, biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengelola sumberdaya hutan akan lebih besar jika kondisi masyarakatnya memiliki modal sosial yang rendah.

Nilai Ekonomi vs Ganti RugiTerbitnya Peraturan Menteri LH

Nomor 7 Tahun 2014 tentang Kerugian Lingkungan Hidup Akibat Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup, sangat membantu masyarakat memperoleh gambaran tentang nilai kerugian ekonomi dari sumber daya hutan dan kerugian lingkungan yang timbul jika pengelolaan sumber daya alam dilakukan secara

adalah pemaksaan kehendak –yang bisa diwujudkan dalam pelanggaran hukum yang dilakukan secara bersama-sama oleh masyarakat, maupun paksaan untuk berpartisipasi menyukseskan program pemerintah.

Pengelolaan hutan bersama masyarakat atau pengelolaan hutan kolaboratif bukan sekedar program charity, tetapi secara teoritis memiliki landasan ekonomi yang kuat.

Kurva Governance Costs (GC) menunjukkan bahwa tanpa adanya kerja sama pengelolaan sumber daya hutan dengan masyarakat, pemerintah mengeluarkan biaya tetap sebesar C dan akan mengeluarkan biaya tambahan cukup besar seiring dengan semakin tinggi luas dan intensitas pengelolaan (more care intensity). Kurva GC3 menunjukkan pola pengeluaran jika dilakukan pengelolaan hutan bersama masyarakat (collaborative/co-management). Dengan melakukan co-management biaya awal akan naik dari C menjadi C3, tetapi seiring dengan

penelitian

semakin lama dan besarnya luas hutan yang dikelola (more care intensity) maka biaya pengelolaan dengan co-management akan lebih efisien. Setelah melewati titik E (perpotongan antara kurva GC dan GC3), biaya pengelolaan hutan lebih rendah dengan co-management dibandingkan pengelolaan sendiri oleh pemerintah (state management).

Modal sosial berperan menurunkan biaya awal pengelolaan hutan jika dikelola dengan skema co-management. Jika modal sosial di masyarakat kuat, maka biaya koordinasi dengan para tokoh dan anggota masyarakat untuk memulai suatu program dapat lebih rendah. Adanya kekuatan modal sosial menyebabkan kurva biaya pengelolaan hutan dengan co-management bergeser dari GC3 menjadi GC1. Cakupan sumber daya hutan yang dapat dikelola dengan co-management secara efisien juga bergeser dari titik A ke titik B. Sebaliknya, jika di masyarakat berkembang modal sosial yang sifatnya negatif (perverse social capital) misalnya kegiatan illegal logging,

Page 61: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 61J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

serampangan.Dalam konteks hukum penggunaan

dari peraturan pelaksana dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ini hanya dapat dilakukan oleh orang yang memiliki keahlian valuasi ekonomi sumber daya alam. Dalam Peraturan Menteri LH Nomor 7 Tahun 2014, walaupun disebutkan formula perhitungan ganti rugi atas masing-masing jenis kerugian, tetapi tidak dijelaskan bagaimana prinsip-prinsip penggunaan perhitungan atas nilai-nilai kerugian lingkungan hidup secara bersamaan.

Prinsip dasar valuasi ekonomi rumusan perhitungan nilai kerugian akibat kerusakan lingkungan harus dibedakan atas tiga jenis kerugian. Pertama, nilai ganti rugi yang harus dibayar oleh pencemar kepada negara yang kewenangan pengajuan ganti ruginya dapat dilakukan oleh instansi pemerintah dan pemerintah daerah. Nilai ganti rugi kerusakan lingkungan yang harus dibayar kepada negara, berupa pajak, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan kewajiban lain kepada negara. Hal ini dapat dilakukan jika kerusakan lingkungan yang terjadi masih dapat pulih (reversible). Kedua, nilai ganti rugi atau kompensasi kepada pihak ketiga sesuai dengan asas pencemar membayar. Pihak pencemar atau pelaku perusakan harus memberikan kompensasi kepada pihak ketiga yang menderita akibat pencemaran –sepanjang dampak yang ditimbulkan masih berada dalam batas kemampuan adaptasi manusia (adaptability). Ketiga, nilai kerugian yang

harus ditanggung sendiri oleh pemegang izin/hak yang disangka melakukan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.

Selain membedakan dengan jelas ketiga jenis kerugian, rumusan ganti rugi juga harus dapat membedakan kerusakan atau penurunan fungsi lingkungan yang bersifat saling meniadakan (trade off) dan kom-plementer, sehingga tidak terjadi double counting dalam menghitung nilai kerugian.

Sebagai ilustrasi, jika ada seseorang yang memecahkan sebuah gelas milik hotel, berapa orang tersebut harus membayar ganti rugi? Dalam kasus ini, setidaknya diketahui ada tiga fungsi gelas, yaitu: pertama, fungsi gelas sebagai tempat air minum; kedua, fungsi gelas sebagai tempat permen; dan ketiga, fungsi gelas sebagai asbak tempat abu rokok. Apakah kompensasi gelas yang pecah senilai penjumlahan dari nilai ketiga fungsi gelas tersebut? Tentu saja tidak, karena ketiga fungsi tersebut sifatnya trade-off. Gelas yang sudah diisi air minum pada saat yang bersamaan tidak dapat dipergunakan sebagai tempat permen, apalagi tempat abu rokok.

Jika ada harga pasar, maka nilai kerugian dapat dibayarkan berdasarkan harga pasar. Apabila tidak ada harga pasar maka jika fungsi lingkungan bersifat trade-off biasanya nilai kerugian dihitung berdasarkan salah satu fungsi lingkungan dengan nilai valuasi tertinggi.

Prinsip dasar property dan liability adalah tindakan yang diambil ketika terjadi pencemaran atau kerusakan lingkungan dengan melihat siapa pihak

yang terdampak. Jika dipergunakan strategi kebijakan pengelolaan sumber daya dan lingkungan berdasarkan pendekatan property, ada beberapa prinsip yang harus dipedomani.

Pertama, jika pihak yang terdampak akibat pencemaran atau kerusakan lingkungan lainnya adalah pelaku sendiri maka negara tidak perlu melarang kegiatan yang menimbulkan kerusakan tersebut, tetapi korban (yang sekaligus juga pelaku) tidak berhak memperoleh kompensasi atau ganti rugi. Ilustrasi yang sangat mudah dipahami, misalnya: seseorang mengendarai sepeda motor tidak menggunakan helm tidak perlu dilarang karena pelaku sendiri (pemilik property) yang akan menanggung risiko jika terjadi kecelakaan. Konsekuensinya, jika pelaku tidak memakai helm dan kepalanya mengalami cedera akibat terjatuh, maka si-pelaku tidak akan memperoleh kompensasi atas dampak yang timbul karena perbuatannya.

Prinsip kedua, mengacu pada pendekatan liability jika ada individu atau perusahaan yang melakukan kegiatan yang menghasilkan pencemaran atau dampak negatif lainnya, kegiatan tersebut tidak serta merta dilarang sepanjang dapat memberikan kompensasi atau ganti rugi yang dapat diterima oleh pihak-pihak yang merasa dirugikan. Inilah yang disebut dengan “prinsip pencemar membayar” (polluter pays principle).

Oleh karena itu, jika menggunakan pendekatan liability, REDD atau CDM seharusnya dilihat sebagai kewajiban dari negara-negara industri (bukan amal mereka) dan pada saat yang sama ada hak negara-negara berkembang sebagai pihak terdampak untuk menerima kompensasi. Contoh lain, jika ada individu atau perusahaan yang membakar lahan dan akhirnya memantik terjadinya kabut asap yang merugikan warga karena menderita infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) maka pelaku harus bertanggung jawab memberikan kompensasi langsung kepada pihak-pihak yang terkena dampak. Dalam hal ini wewenang dan tugas negara adalah mengawasi serta meyakinkan bahwa semua pihak terdampak memperoleh hak-haknya. Apabila pihak-pihak terdampak telah sepakat dengan kompensasi yang diberikan, maka menurut pendekatan liability izin operasinya tidak perlu ditutup.

KEBIJAKAN LINGKUNGAN

Berbasis Property Berbasis Liability

PIH

AK

TER

DA

MPA

K

Piha

k la

in

Melarang kegiatan atau mewajibkan pelaku untuk menekan terjadinya pencemaran yang merugikan pihak lain.

Pencemaran tidak dilarang sepanjang pelaku memberikan kompensasi yang disepakati oleh pihak terdampak.

Pela

ku

Pencemaran tidak dilarang, namun pihak terdampak (pelaku sendiri) tidak memperoleh kompensasi.

Memberikan insentif kepada pelaku agar melakukan upaya untuk menekan terjadinya pencemaran.

Page 62: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest62 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

MESKIPUN banyak satelit yang beredar pada orbit kita, sinyal yang ditransmisikannya acap keliru dan tidak selalu sesuai dengan kenyataan yang ada. Untuk membuat-nya tepat merekam objek, perlu monitoring dari akurasi, ketersediaan, kontinuitas dan integrasi dari sinyal-sinyal tersebut dengan menggunakan

titik referensi yang terdapat pada permukaan bumi.GPS (Global Positioning System), system satellite

yang dimiliki oleh Amerika Serikat, satu alat yang bisa dipakai untuk monitoring itu. GPS merupakan bagian dari sistem pemanfaatan Teknologi satelit yang disebut GNSS (Global Navigation Satellite System). Di dalamya terdapat GPS, GLONAS milik Rusia, GALILEO Milik Uni Eropa, COMPAS milik China, IRNS milik India dan QZSS milik Jepang.

Teknologi GNSS bisa digunakan untuk berbagai macam aplikasi seperti penentuan posisi akurat, survei dan pemetaan, serta sebagai pendukung aplikasi lainnya. Industri survei dan pemetaan. Industri survei dan pemetaan telah mengalami revolusi dengan penggunaan GNSS yang menggunakan teknologi satelit, di mana sebagai referensi dalam kegiatan pengukuran menggunakan alat yang disebut receiver GNSS yang dapat mendukung berbagai macam aplikasi penentuan posisi baik itu untuk ketelitian tinggi seperti pemantauan lempeng tektonik, survey deformasi, pemantauan gempa bumi, pemodelan ionosfer dan troposfer maupun aplikasi aplikasi praktis lainnya, seperti navigasi.

Metode penentuan posisiPenentuan posisi terbagi menjadi dua, yaitu real time

dan post processing. Metode real time adalah metode yang paling cepat karena tidak memerlukan waktu yang lama dalam penentuan posisi. Metode yang digunakan dalam real time di antarannya 1) DGPS (Deferential GPS). Sistem ini biasanya digunakan untuk penentuan obyek-obyek yang bergerak. Stasiun referensi mengirimkan data koreksi diferensial ke pengguna secara real time menggunakan sistem komunikasi data tertentu, ketelitian tipikal posisi yang diberikan berkisar 1-3 meter, sehingga DGPS harus digunakan pada survey survey awal. 2) RTK (Real Time Kinematik) adalah system penentuan posisi real time

secara defferensial menggunakan data fase. Metodi ini memelukan bantuan teknologi sistem komunikasi yang sama antara pemancar (Base) dengan yang bergerak di lapangan (Rover). Ketelitian dalam penentuan posisi ini sekitar 1-5 cm.

Cakupan aplikasi dari sistem RTK ini sangat luas dan cukup beragam, antara lain untuk stacking out, penentuan rekonstruksi batas persil tanah, survei pertambangan, survei rekayasa dan utilitas dan juga berbagai macam aplikasi yang lain yang memerlukan ketelitian orde cm.

Pada aplikasi post-processing, fitur paling utama adalah user bisa mengunduh data pengamatan dari stasiun CORS/Base permanen dalam bentuk format file RINEX dan melakukan pengolahan data menggunakan software yang tersedia untuk masing-masing user. Metode post-processing ini digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan tingkat akurasi yang tinggi, karena pada metode ini, koordinat yang didapatkan akan lebih baik dibandingkan dengan metode penentuan posisi secara real time.

Kualitas hasil data koordinat yang didapatkan bergantung pada peranti lunak yang tersedia untuk melakukan pengolahan data dan juga kemampuan dari user tentang teori-teori dalam melakukan pengolahan data GPS. Post-processing menggunakan data COR. Jika user bukan ahli dalam bidang GPS bisa memakai cara lain yang dapat dilakukan untuk melakukan processing data yaitu melalui layanan online-processing.

User dapat melakukan pengambilan data di lapangan dan memilih stasiun-stasiun CORS tertentu sebagai referensi dalam pengukuran. Setelah pengukuran, data mentah yang didapatkan dari pengukuran diubah menjadi format data RINEX untuk kemudian diunggah ke layanan post-processing online, di mana proses upload dapat menggunakan fasilitas email atau website. Nantinya penyedia layanan tersebut akan melakukan pengolahan data yang didapat oleh user bersama dengan data stasiun-stasiun CORS yang dipilih oleh user sebagai referensi. Hasil perhitungan koordinat yang didapatkan oleh penyedia layanan akan dikirimkan kembali kepada user. Proses pengolahan dan hasil yang didapatkan nantinya tentu saja tidak dapat dikontrol oleh user, tetapi bagi user yang tidak terlalu mengerti konsep penentuan posisi GPS, layanan online post-processing akan sangat membantu karena user akan mendapatkan hasil koordinat yang diinginkan hanya beberapa jam setelah pengukuran dilakukan di lapangan. —

teknologi

Mengenal Navigasi SatelitAda perbedaan antara GPS dan GNSS. Juga cara memakai dan memahami datanya.

Page 63: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 63J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

Page 64: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest64 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

teknologi

Tipe GPS Berdasarkan penggunaannya

GeodeticGeodetic (global positioning system)

adalah alat ukur GPS dengan menggunakan satelit di mana akurasi yang sangat tinggi serta ketelitiannya yang dihasilkan sangat akurat, alat ini dapat digunakan dalam pengukuran lahan, seperti hutan, perkebunan, dengan akurasi sampai 5-10 mm. GPS geodetic mempunyai kemampuan untuk menangkap sinyal L1, L2, atau GNSS dan merekam data mentah yang secara umum mempunyai format RINEX. GPS ini mempunyai ketelitian lebih tinggi dari GPS navigasi. Ketelitiannya bahkan sampai millimeter. Beda degan GPS navigasi untuk gps geodetic minimal untuk mendapatkan ketelitian tinggi harus menggunakan dua alat waktu pengukuran. Jadi satu set GPS geodetic terdiri dari dua alat sebagai base satation dan sebagai rover.

NavigasiNavigasi adalah penentuan kedudukan (posisi) dan arah

perjalanan baik di medan sebenarnya atau di peta. Sebelum pedoman arah ditemukan, pandu arah dilakukan dengan melihat kedudukan benda-benda langit seperti matahari dan bintang-bintang di langit, yang tentunya bermasalah kalau langit sedang mendung.

Sistem navigasi satelit adalah sistem digunakan untuk menentukan posisi di Bumi, dengan menggunakan satelit. Sistem navigasi satelit mengirimkan data posisi (garis bujur dan lintang, dan ketinggian) dan sinyal waktu dari satelit, ke alat penerima di permukaan. Penerima di permukaan dapat mengetahui posisinya, serta waktu yang tepat.

Pada tahun 2007, sistem navigasi satelit yang berfungsi hanyalah NAVSTAR Global Positioning System (GPS) Amerika Serikat. GLONASS, sistem navigasi satelit Rusia sedang berada pada tahap perbaikan, dan diperkirakan akan selesai pada tahun 2010. Uni Eropa sedang dalam tahap meluncurkan sistem navigasi satelit baru bernama Galileo yang dijadwalkan selesai pada tahun 2013. Sistem navigasi satelit lain yang sedang dikembangkan adalah Beidou milik RRC dan IRNSS buatan India.

Page 65: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 65J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

MappingMind Maping pertama kali dikembangkan oleh Tony Buzan,

seorang Psikolog dari Inggris. Ia penemu Mind Map (Peta Pikiran), Ketua Yayasan Otak, pendiri Klub Pakar (Brain Trust), dan pencipta konsep melek mental. Mind map diaplikasikan di bidang pendidikan, seperti teknik, sekolah, artikel serta menghadapi ujian.

Mind maping dapat diartikan sebagai proses memetakan pikiran untuk menghubungkan konsep-konsep permasalahan tertentu dari cabang-cabang sel saraf membentuk korelasi konsep menuju pada suatu pemahaman dan hasilnya dituangkan langsung di atas kertas dengan animasi yang disukai dan gampang dimengerti oleh pembuatnya. Sehingga tulisan yang dihasilkan merupakan gambaran langsung dari cara kerja koneksi-koneksi di dalam otak.

Menurut Tony Buzan, Mind Maping dapat membantu kita untuk banyak hal seperti : merencanakan, berkomunikasi, menjadi lebih kreatif, menyelesaikan masalah, memusatkan perhatian, menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, mengingat dengan baik, belajar lebih cepat dan efisien serta melatih gambar keseluruhan.

Beberapa manfaat metode pencatatan menggunakan Mind mapping, antara lain:

1. Tema utama terdefinisi secara sangat jelas karena dinyatakan di tengah.

2. Level keutamaan informasi teridentifikasi secara lebih baik. Informasi yang memiliki kadar kepentingan lebih diletakkan dengan tema utama.

3. Hubungan masing-masing informasi secara mudah dapat segera dikenali.

4. Lebih mudah dipahami dan diingat.

5. Informasi baru setelahnya dapat segera digabungkan tanpa merusak keseluruhan struktur Mind mapping, sehingga mempermudah proses pengingatan.

6. Masing-masing Mind mapping sangat unik, sehingga mempermudah proses pengingatan.

7. Mempercepat proses pencatatan karena hanya menggunakan kata kunci.

Page 66: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest66 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

ORANG Purbalingga di Jawa Tengah menyebutnya “Wong Alas”. Mereka percaya suku Pijajaran atau Carang Lembayung sebagai penghuni hutan di pegunungan utara yang membentang dari Desa Gunung Wuled di Panusupan,

Tanalum di Rembang, hingga perbatasan Desa Watukumpul yang masuk wilayah Kabupaten Pemalang.

Banyak versi kisah suku tersebut, yang ujungnya menjadi misteri. Benarkah mereka ada? Pada 19 November 2017 masyarakat Purbalingga berkumpul di Aula Kedai Kebun membicarakan wong Alasa ini. Diskusi berlangsung gayeng sampai larut malam yang dipandu oleh

Direktur Institut Negeri Perwira, Indaru Setyo Nurprojo.

Kisah yang umum beredar asal muasal legenda suku Pijajaran tak bisa lepas dari Syekh Jambu Karang. Ia tadinya bangsawan dari Kerajaan Pajajaran bernama Raden Mundingwangi yang menyepi sampai ke wilayah Pegunungan Ardi Lawet. Rombongan mereka bertemu dengan Syekh Atas Angin, seorang penyebar agama Islam dan terjadi adu ilmu kesaktian.

Raden Mundingwangi kemudian kalah dan menyatakan diri masuk Islam serta berganti nama menjadi Syech Jambu karang. Namun, ada sebagian rombonganya yang tidak mau mengikuti keyakinan baru pimpinannya itu dan memilih untuk tetap menetap di hutan belantara. Mereka itu diduga sebagai nenek moyang wong Alas.

Saat ini, petilasan Syekh Jambu Karang ada di Desa Panusupan, Kecamatan Rembang dan menjadi salah satu obyek wisata religius yang banyak dikunjungi peziarah. Namanya juga diabadikan menjadi salah satu nama jalan utama di sekitar alun-alun Purbalingga. Sementara, Makam Syekh Atas Angin juga ada di Desa Gunung Wuled, Kecamatan Rembang.

Berlatar cerita tersebut, masyarakat di sekitar pegunungan Ardi Lawet meyakini keberadaan mereka hingga kini. Namun mereka dinilai bukanlah manusia biasa seperti kita, melainkan manusia yang memiliki kelebihan khusus. “Suku Pijajaran disebut manusia setengah harimau dan memiliki berbagai kemampuan supranatural sehingga masyarakat menghormatinya dan enggan untuk bersentuhan dengan mereka. Saya meyakini mereka itu ada, akan tetapi tidak seperti kita,” kata pemerhati Sejarah Purbalingga, Catur Purnawan.

Ciri fisik Suku Pijajaran, kata Catur, seperti manusia biasa. Hanya saja mereka tidak memiliki tumit atau cenderung berjalan jinjit dan tidak memiliki gumun atau lekukan di bawah hidung.

Catur, yang leluhurnya berasal dari

Orang Rimba di PurbalinggaWong Alas menjadi gosip yang sudah berlangsung turun-temurun. Mereka ada atau sekadar mitos?

reportase

Page 67: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 67J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

Desa Jingkang, Kecamatan Karangjambu juga mengaku sudah pernah berada di perkampungan Wong Alas. “Saya pernah berada disana tetapi kemudian setelah keluar berubah menjadi hutan belantara lagi,” katanya.

Persentuhan dengan Wong AlasFariz, warga Desa Kramat, Kecamatan

Karangmoncol masih ingat betul kejadian sekitar 5 tahun silam. Ia dan rombonganya dicegat orang yang tidak dikenal saat melintasi hutan. Mereka meminta seekor ayam yang dibawanya. “Kami sampai rebutan ayam dengan mereka,” katanya. Rombongan orang tersebut, kata Fariz, memiliki ciri-ciri yang sama dengan manusia biasa hanya berpakaian seadanya dan tidak banyak bicara.

Tiga tahun kemudian, ia bertemu lagi dengan mereka di tempat yang sama. Dari tokoh masyarakat di sana, Fariz tahu orang-orang yang mencegatnya disebut wong Alas. “Jadi, dua kali saya bertemu dengan mereka, dipimpin oleh seseorang bernama Cawing Tali, ” katanya.

Kris Hartoyo Yahya, Direktur Puspahastama milik pemerintah Kabupaten, juga tak bisa melupakan

kejadian tahun 1999. Saat itu, Ia baru saja pulang seusai melakukan kegiatan politik di Desa Sirau dan sekitarnya. Nahas, waktu sudah tengah malam, mobilnya mogok di tengah jalan. “Tiba-tiba ada serombongan orang mendorong mobil saya. Setelah lepas dari jalan dan mobil bisa dihidupkan kembali, mereka pergi begitu saja,” katanya.

Ia tidak yakin bahwa mereka adalah penduduk sekitar. Soalnya, lokasi mogok jauh dari perkampungan. Ia dan orang-orang yang menolongnya tak bicara banyak. Ketika Kris mengucapkan terima kasih, mereka hanya mengangguk.

Taufik Katamso, sesepuh Perhimpunan Pecinta Alam (PPA) Gasda yang sejak tahun 1998 telah mengumpulkan berbagai macam informasi mengenai keberadaan wong Alas dari banyak orang yang mengaku berjumpa dengan mereka. Menurut dia, penduduk Dusun Karanggintung di Desa Panusupan mengaku sering didatangi wong Alas. “Biasanya wong Alas datang meminta makan atau rokok,” katanya.

Wong Alas, dari cerita yang diperoleh Taufik , tidak mengenal kulonuwun (permisi) sehingga akan masuk jika

ada rumah yang pintunya terbuka. Bahkan, ada cerita salah seorang wong Alas perempuan yang masuk ke rumah menggendong bayi yang ditinggal ibunya ke dapur. Wong Alas tersebut akhirnya diterima oleh tuan rumah dan menjadi pengasuh balita itu meskipun hanya selama dua minggu.

Menurut Taufik, wong Alas sudah melakukan transaksi ekonomi melalui barter makanan dengan penduduk sekitarnya. Artinya, mereka beregenerasi karena Taufik mewawancarai penduduk yang mengaku melihat anak-anak wong Alas. Dari cerita-cerita itu, Taufik menyimpulkan wong Alas hidup turun-temurun di pedalaman rimba Purbalingga.

Ia mengidentifikasi setidaknya ada dua kelompok wong Alas. Pertama, kelompok pimpinan Cawing Tali dan Minarji seperti yang dijumpai oleh Fariz; kedua, kelompok San Klonang. Masyarakat sekitar hutan umumnya enggan memberi informasi detail soal mereka. “Karena takut terkena malapetaka,” kata Taufik.

Soalnya pernah ada perempuan wong Alas meninggal akibat makan racun untuk babi. San Klonang marah dan mengancam penduduk Dusun Tundagan. Esoknya 30 ekor kambing mati tanpa sebab.

Dengan misteri keberadaan wong Alas dan harmoni dengan penduduk sekitar, hutan di sekitarnya relatif terjaga. Sewaktu saya penelitian masyarakat Adat Kasepuhan Cibedug di Pegunungan Halimun, saya menemukan banyak tempat yang sama dengan nama-nama Sunda karena persentuhan dengan budaya Kerajaan Pajajaran. Ada Sungai Kahuripan (kehidupan), Sungai Ideng atau Hideung (Hitam) dan Gunung Cahyana (cahaya), Dukuh Tundagan (menunda).

Untuk menyingkap berbagai misteri tersebut, pembicara dan peserta diskusi mengusulkan ekspedisi atau penelitian secara komprehensif melibatkan berbagai pihak untuk membuktikan secara ilmiah keberadaan wong Alas. Tentu saja, ekspedisi ini hanya bertujuan untuk dokumentasi dan kelestarian alas Purbalingga yang telah menjadi penopang hidup orang-orang di sekitarnya. “Perlu arif mendekati mereka agar hutan dan manusia tetap harmonis,” kata Taufik Katamso. —

Gunanto Eko SaputroAlumni Fakultas Kehutanan angkatan 38

Page 68: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest68 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

survei

Majalah Kita untuk SemuaREDAKSI Forest Digest menyebar kuisioner secara online untuk mengukur kinerja majalah yang sudah berusia satu tahun ini. Kami ingin menerima masukan atas pelbagai hal yang menyangkut penerbitan setelah lima edisi. Survei dilakukan pada 1-15 Januari 2018 dan menerima 100 respons. Berikut ini pendapat dan persepsi responden terhadap 10 pertanyaan dalam survei.

1. Apakah Anda tahu tentang majalah Forest Digest?

3. Bagi yang sudah membaca majalah Forest Digest, apakah Anda puas dengan isi dan tampilannya?

2. Apakah Anda pernah membaca Forest Digest?

4. Rubrik apa yang paling Anda sukai?

Ya

Ya

YaTidak

Tidak Tidak tahu

TidakPernah dengar

Lainnya

88.89% (88)

76.53% (75)

6.12% (6) 9.18% (9) 8.16% (8)

89.00% (89)

11.00% (11)9.09% (9)2.02% (2)

Laporan utamaKabar KampusKabar alumni

FotografiPigura

Kutipan dan AngkaKolom

ReportaseBintang

OaseTeknologi

ProfilBuku

Salam Ketua

38.71% (36) 12.90% (12) 10.75% (10) 19.35% (18)0.00% (0) 1.08% (1)0.00% (0) 7.53% (7) 2.15% (2) 1.08% (1) 6.45% (6)0.00% (0)0.00% (0)0.00% (0)

F rest D gest

Page 69: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 69J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

7. Apakah Anda berminat menyumbang artikel atau foto untuk Forest Digest?

9. Beri rating untuk Forest Digest

5. Rubrik apa yang belum ada dan harus ada di Forest Digest?

8. Apakah Forest Digest harus dicetak atau cukup online?

10. Apakah Anda bersedia menyumbang untuk kelangsungan Forest Digest?

6. Apakah Forest Digest bermanfaat bagi Anda?

Ya Dicetak dong

Ya

Ya

Tidak Online saja

Tidak Tidak tahu

Ingin tapi tak bisa menulis dan

memotret

HHHHHHHHHHHHHHH

Cetak dan online

Tidak

55.21% (53)

3.19% (3) 4.26% (4)

11.70% (11)

41.49% (39)

81.91% (77)

18.09% 17

39.36% (37)

38.54% (37)

22.22% (22)

11.11% (11)

66.67% (66)

6.25% (6)

85.86% (85)

2.02% (2)

12.12% (12)

Cukup

Humor Rimbawan

Database Alumni

Lowongan kerja

Entreupreunership

Foto Kenangan

75%

5%

5%

5%

5%

5%

Page 70: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest70 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

reportase

SEBAGAI kerajaan dengan peradaban yang tua dan tertib, Jepang telah lama memiliki taman nasional. Ketika negeri ini berangsur menjadi modern dan mulai menyebarkan semangat Nippon Bersatu dengan menginvasi negara-

negara di sekitarnya, taman kerajaan Nikko untuk pertama kalinya diserahkan pengelolaannya kepada parlemen pada 2011.

Dua dekade kemudian, parlemen baru mengesahkan undang-undang untuk mendukung pengelolaannya secara publik, seiring seruan dan desakan masyarakat Jepang agar pemerintah lebih mempedulikan lingkungan. Perang dan meningkatnya industri senjata membuat Jepang menghadapi problem utama lingkungan, terutama polusi. Maka pada 1934, tak hanya Nikko yang didaulat jadi taman nasional namun juga Setonaikai, Unzen, dan Kirishma

Jepang baru mulai mengelola taman nasional secara serius setelah perang. Pada 1957, Undang-Undang Taman Nasional mengalami revisi komprehensif dan Undang-Undang Taman Alam disahkan, yang mengarah pada pengklasifikasian

Belajar Mengelola Taman Nasional ke Jepang

Page 71: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 71J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

Merahnya daun momiji. Momiji Tunnel di Taman Nasional Fuji-Hakone-Izu

Page 72: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest72 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

reportase

taman nasional seperti saat ini, yang terdiri dari taman nasional, taman kuasi-nasional, dan taman alam prefektur. Sistem dan struktur dikerahkan untuk mempromosikan perlindungan dan pemanfaatan lansekap alam Jepang yang optimal dan memungkinkan pengelolaan yang cermat. Sampai hari ini, Jepang memiliki 33 taman nasional yang membentang dari Hokkaido di utara sampai Okinawa dan Kepulauan Ogasawara di selatan.

Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Taman Alam, sistem dan struktur taman alam ditujukan untuk mempromosikan perlindungan dan pemanfaatan sumber daya alam secara optimal, seperti kesehatan, rekreasi, dan budaya masyarakat. Selanjutnya taman alam dibagi menjadi tiga, yaitu taman nasional, taman quasi nasional, dan taman alam prefektur.

Taman nasional ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup sesuai dengan Undang-Undang Taman Alam dan dengan demikian berada tepat di bawah yurisdiksi Kementerian Lingkungan Hidup. Tujuannya antara lain untuk membatasi proyek pembangunan dan kegiatan manusia lainnya dengan maksud untuk melindungi keindahan alam yang luar biasa yang menjadi ciri khas Jepang dan menumbuhkan pengalaman alam yang menyenangkan.

Seperti halnya taman nasional, taman quasi-nasional juga ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dimana pengelolaannya diserahkan kepada pemerintah prefektur dan mengacu pada Undang-Undang Taman Alam. Sementara itu, taman alam prefektur ditetapkan oleh gubernur prefektur tersebut dan dikelola oleh pemerintah prefektur.

Untuk memastikan perlindungan dan pemanfaatan taman nasional yang optimal, rencana taman nasional dirumuskan untuk setiap taman nasional. Rencana taman nasional menentukan ruang lingkup peraturan yang mengatur tentang taman nasional (klasifikasi zona darat), dan penataan fasilitas, dan lain-lain. Rencana taman nasional dibagi menjadi rencana regulasi dan rencana proyek.

Rencana regulasi bertujuan untuk melindungi keindahan alam dengan mengatur kegiatan yang dilakukan di lapangan. Jenis dan ruang lingkup kegiatan

tertata. Deretan Penerang Jalan di Futarasan Jinja Shrine Taman Nasional Nikko

Page 73: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 73J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

yang diatur dalam peraturan ditentukan sesuai dengan klasifikasi zona darat, yang membedakan enam zona yang berbeda berdasarkan kondisi lingkungan dan pemanfaatan. Zona-zona tersebut antara lain zona perlindungan khusus, zona khusus I-III, zona taman laut, dan zona biasa. Selain itu, terdapat pula zona pemanfaatan.

Sementara itu, rencana proyek menguraikan berbagai ukuran dan fasilitas yang diperlukan untuk melindungi lanskap taman atau elemen lanskap, memastikan keamanan pengunjung, mempromosikan penggunaan yang sesuai, dan bertujuan untuk memelihara dan memulihkan ekosistem yang relevan. Ini bisa berupa rencana fasilitas atau rencana proyek pemeliharaan ekosistem dan restorasi.

Selain taman nasional, rencana taman juga diformulasikan dengan baik untuk taman nasional kuasi dan taman rekreasi prefektur, namun taman rekreasi prefektur tidak memiliki zona perlindungan khusus dan juga zona taman laut.

Tidak seperti di Indonesia, sulit untuk secara eksklusif menunjuk lahan

untuk penggunaan taman nasional di Jepang. Untuk alasan ini, Jepang telah mengadopsi Sistem Taman Alam Daerah yang menunjuk lahan taman nasional tanpa memperhatikan kepemilikan tanah pribadi. Ini berarti sejumlah besar taman nasional termasuk milik pribadi. Banyak orang tinggal di kawasan taman nasional, yang merupakan rumah bagi beberapa industri termasuk pertanian dan kehutanan.

Dengan demikian, taman nasional dikelola dengan memperhatikan gaya hidup penduduk setempat dan kondisi industri yang relevan. Kehadiran banyak pemangku kepentingan dalam hal perlindungan dan penggunaan lingkungan alam telah meningkatkan pentingnya pengelolaan kerjasama dan model pengurusan yang bergantung pada kolaborasi di antara berbagai macam pihak.

Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup Jepang, sampai dengan tanggal 15 September 2016, luas kawasan taman nasional yang dimiliki pemerintah hanya sebesar 61,54% (1.312.000

hektar). Sementara itu, lahan hak milik seluas 548.000 hektar (25.70%) dan lahan masyarakat seluas 272.000 hektar (12,76%). Bahkan Taman Nasional Ise-Shima yang berada di Prefektur Aichi lebih dari 90% kawasannya merupakan lahan hak milik.

Kawasan yang ditetapkan sebagai taman nasional awalnya terdiri dari lanskap alam yang besar, purba, dan kuno yang telah disenangi sejak zaman kuno (termasuk lokasi terkenal, tempat bersejarah, tempat wisata tradisional dan pegunungan). Namun, seiring berjalannya waktu, daerah yang berada di dekat lingkungan perumahan dan cocok untuk tujuan rekreasi juga ditambahkan.

Dari akhir abad ke-20, definisi lanskap alam semakin beragam, berbagai wilayah baru ditetapkan sebagai taman nasional termasuk lanskap yang mengandung ekosistem alami yang berharga, pemandangan bawah laut seperti terumbu karang, situs alam yang menyediakan habitat bagi satwa liar, dan lahan rawa yang luas.

Pada saat bersamaan, sejumlah besar

pagar pembatas. Lokasi Pantau Air Terjun Kirifuri Taman Nasional Nikko

Page 74: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest74 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

masalah muncul termasuk penggunaan lokasi-lokasi tertentu yang berlebihan, penghancuran lingkungan alam sekunder seperti padang rumput, kerusakan pakan dari hewan liar besar seperti rusa Jepang, dan gangguan ekosistem oleh spesies asing.

Untuk alasan ini, masing-masing kawasan diatur dengan berbagai peraturan pemanfaatan, dan upaya ekstensif dilakukan untuk melestarikan lingkungan alam, salah satunya dengan pelibatan sukarelawan.

Selain itu, perubahan kondisi sosial ekonomi telah memicu turunnya tren kunjungan wisata ke taman nasional, yang selanjutnya merongrong pariwisata dan industri lokal lainnya yang telah lama menjadi sumber pendapatan bagi taman nasional. Akibatnya, beberapa daerah menghadapi kesulitan dan berjuang untuk secara layak memelihara dan mengelola fasilitas taman.

Keadaan seperti itu telah meningkatkan pentingnya pemeliharaan dan pengurusan yang kooperatif dan yang mengacu pada kolaborasi parapihak regional untuk promosi perlindungan dan penggunaan taman nasional.

Taman nasional dapat memberi pengunjung kesan untuk memberikan apresiasi yang mendalam terhadap lanskap alam, sekaligus memperkuat tekad mereka untuk membantu melestarikan sumber daya alam yang berharga bagi generasi mendatang.

Sektor pariwisata menjadi salah satu pilar strategi pertumbuhan perekonomian Jepang yang dicanangkan oleh PM Abe untuk merevitalisasi ekonomi regional dan mencapai target GDP sebesar 600 triliun yen. Untuk itu, pada tanggal 30 Maret 2016, Pemerintah Jepang meluncurkan “Tourism Vision to Support the Future of Japan.”

Tujuannya adalah menjadikan Jepang negara industri pariwisata kelas dunia. Pemerintah Jepang ingin mendorong pertukaran multikultural yang dinamis sehingga Jepang dapat benar-benar terbuka, dengan cepat mengembangkan layanan dan inovasi baru di sektor pariwisata dan dengan demikian menciptakan siklus positif yang meningkatkan ekonomi dan industri regional.

Secara kuantitatif, visi tersebut bertujuan untuk menggandakan target kunjungan wisatawan mancanegara yang datang ke Jepang menjadi 40 juta pada tahun 2020. Hal ini akan meningkatkan jumlah devisa yang diterima Jepang dari 3,5 triliun yen pada tahun 2015 menjadi 8 triliun yen pada tahun 2020. Selain itu, Pemerintah Jepang juga menarget 70 juta wisatawan asing yang menginap di luar tiga kota metropolitannya (Tokyo, Osaka, dan Kyoto) dan 24 juta wisatawan asing yang berkunjung kembali.

Menurut data Japan National Tourism Organization (2017), sampai dengan Oktober 2017, tidak kurang dari 23.791.500 wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Jepang. Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2016 sebesar 24.039.700 wisatawan, maka diproyeksikan capaian akhir tahun 2017 akan melampaui capaian tahun sebelumnya.

Taman nasional menjadi salah satu ujung tombak pencapaian visi ini. Pemerintah Abe berkeinginan menjadikan taman nasional di Jepang menjadi taman nasional kelas dunia melalui “National Park Step Up Program 2020”. Melalui program ini, diharapkan jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke taman nasional menjadi 10 juta orang pada tahun 2020, meningkat lebih dari seratus persen bila

pemberian penghargaan. Menjadi rimbawan sukses merupakan wujud nyata dari totalitasnya dalam berkarya.

reportase

Page 75: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 75J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

dibandingkan capaian pada tahun 2015 yang hanya 4,5 juta orang.

Di antara 33 taman nasional yang dimilikinya, Pemerintah Jepang telah memilih delapan yang terbaiknya sebagai ujung tombak National Park Step Up Program 2020, antara lain TN Akan-Mashu, TN Towada-Hachimantai, TN Nikko, TN Ise-Shima, TN Daisen-Oki, TN Aso Kuju, TN Kirishima-Kinkowan, dan TN Kerama Shoto.

Beberapa langkah yang dilakukan untuk mencapai target tersebut antara lain meningkatkan dan mendukung penyajian data tarik wisata alam melalui pembaruan aktivitas yang berkaitan dengan alam dan sumber air panas (onsen), membuat panduan wisata yang informatif, menyediakan loket khusus untuk tur pribadi di pusat pengunjung, menerapkan biaya masuk, dan memastikan area inti konservasi dan area yang bisa digunakan untuk wisata.

Selain itu, pemerintah Jepang juga berusaha menciptakan suasana menginap yang nyaman dan aman di destinasi wisata, memperbaiki akses dan jaringan transportasi, membuat desain lansekap terpadu, seperti membuat jalur listrik bawah tanah, dan melibatkan perusahaan swasta (dengan memberikan konsesi, dll.) untuk membangun dan mengelola akomodasi kelas atas dan fasilitas lainnya.

Beberapa langkah lainnya adalah penguatan promosi pariwisata ke luar negeri, pemasaran bersama antar-kementerian dan antar-kota akan diperkuat untuk meningkatkan efektivitas pemasaran pariwisata, serta mendorong pemerintah prefektur untuk meningkatkan kondisi taman kuasi-nasional.

—UbaidillahAlumni Fakultas Kehutanan IPB

Angkatan 40. Staf Biro Perencanaan Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan. Sedang tugas belajar di Jepang.

Page 76: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest76 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

fotografi

Yang Kecil, Yang Detail

CHARLIE Chaplin mengatakan hidup itu tragedi dari jarak dekat, menjadi komedi dari jarak jauh. Aktor pantomim ini paham benar jarak acap mendistorsi realitas. Kita bisa keliru memahami tragedi menjadi komedi karena tafsir akibat ruang yang memisahkan. Jarak menentukan bagaimana cara kita melihat kenyataan.

Foto-foto ini juga menegaskan itu. Gunung yang indah hanya ada dalam lukisan karena begitu didekati kita tak

menyerap keindahan itu karena kita ada di dalamnya. Tapi yang dekat tak selamanya buruk. Foto-foto ini justru menegaskan yang sebaliknya. Sebuah objek tetap indah ketika didekati, jauh merasuk ke dalam detail-detail, sehingga kita tahu urat ranting khas setiap jenis, bahkan percik embun tak selamanya sama dari daun ke daun. —Fotografer : R. Eko Tjahjono

Tip praktis memotret makro

1. Pemilihan obyek spesifik atau bagian menarik dari obyek 2. Pemilihan momen bertujuan untuk membangun narasi pada

foto3. Memakai lensa makro atau kaca pembesar untuk membesarkan

obyek4. Pencahayaan cukup akan membantu “membekukan momen” dan

menangkap detail objek5. Penyangga yang baik untuk menghindari terjadinya getaran6. Pengaturan diafragma lensa untuk menentukan kekuatan objek

Page 77: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 77J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

Foto dari kiri ke kanan:

1) Pasukan penghancur (proses pelapukan serasah oleh jamur)2) Sorak-sorai (putik bunga jambu )3) Kuberi juga kuambil (proses penyerbukan oleh lebah)4) Seuntai kalung yang terkoyak (daun cocor bebek)5) Seribu pasang mata (mata faset serangga)

Page 78: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest78 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

Upaya Peningkatan Produktifitas Hutan Alam di IUPHHkHA Pt Sarmiento Parakantja timber Provinsi kalimantan tengah

PT. Sarmiento Parakantja Timber (Sarpatim) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pemanfaatan hasil hutan kayu

pada hutan alam sejak tahun 1973, dengan lokasi areal kerja di kelompok hutan sungai Kalek - sungai Nahiang, Provinsi Kalimantan Tengah. Dalam menjalankan usahanya sesuai hak dan kewajibannya untuk mengelola hutan alam dan memanfaatkan hasil hutan kayu berdasar pada motto “ Pengelolaan Hutan Produksi Lestari untuk Kesejahteraan Masyarakat dan Kualitas Kehidupan yang lebih baik”, berpegang pada prinsip-prinsip Pengelolaan Hutan Produksi Lestari khususnya pada dimensi manajemen hutannya. Salah satunya memilih dan menerapkan Sistim dan Tehnik Silvikultur yang sesuai dengan tapak dan karakteristik hutannya. Dimana kawasan hutan produksi merupakan modal usaha yang wajib dikelola dengan optimal secara lestari dan dapat meningkatkan nilai fungsi hutan , manfaat ekonomi, sosial

dan lingkungan. Peningkatan produktivitas hutan

sangat dipengaruhi oleh Sistem dan Tehnik Silvikultur yang diterapkan pada kondisi, komposisi dan struktur hutan serta tapaknya. Program peningkatan produktivitas hutan akan berhasil apabila pohon yang ditanam mampu hidup dan tumbuh dengan baik sampai dapat dipanen sesuai standar pertumbuhan yang ditetapkan. Hal yang dapat mempengaruhi terhadap pertumbuhan pohon adalah faktor genetik dan lingkungannya dimana kedua faktor saling mempengaruhi. Keragaman genetik menjadi modal dasar kegiatan pemuliaan untuk meningkatkan produktivitas hutan tanaman melalui penyediaan bibit unggul. Sedangkan faktor lingkungan berperan untuk meningkatkan produktifitas hutan melalui tindakan silvikultur sehubungan dengan kondisi, struktur dan komposisi tegakan pada hutan alam produksi, serta tapaknya sudah terfragmentasi. Kondisi penutupan hutan yang terfragmentasi

menjadi beberapa kondisi hutan antara lain hutan yang masih lebat (hutan primer), areal bekas tebangan (LOA) dan hutan dengan kondisi kurang produktif. Untuk itu Sarpatim menerapkan multisistem silvikultur, yaitu Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI), Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) dengan tehnik Silin dan Tebang Habis Permudaan Buatan (THPB) pada Areal Hutan Produksi yang sudah tidak produktif (bekas perladangan).

Sejalan dengan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan dukungan para pakar (Prof.Ir.Soekotjo dkk) untuk meningkatkan produktifitas hutan alam dengan menerapkan sistim silvikutur Tebang Pilih Tanam Jalur dengan Tehnik Silvikultur Intensif (Silin), Sarpatim mulai melaksanakan TPTJ.Tehnik Silin pada tahun 2005, sesuai penunjukkan dari Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan dengan SK. Nomor : 226/VI-BPHA/2005. Sampai dengan tahun 2017 PT.Sarpatim telah merealisasikan

Page 79: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 79J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

penanaman dengan TPTJ-Tehnik Silin sebanyak + 5,34 jt btg(seluas + 26.300 Ha) dengan jenis tanaman meranti yang mendominasi di areal hutan Sarpatim. Untuk mendukung penanaman meranti dengan tehnik Silin tersebut, mulai tahun 2006 dilaksanakan perbaikan genetik tanaman melalui upaya pemuliaan pohon Meranti dengan membangun plot uji progeny dan pembangunan kebun stek dengan tujuan dapat menghasilkan bibit meranti unggul dengan riap 2 – 4 Cm/tahun.

Dalam perjalanan upaya peningkatan produktifitas hutan dengan sistim silvikultur TPTJ Tehnik Silin mulai tahun 2005 s/d 2013, secara sekilas pertumbuhan tanaman pada jalur kurang menggembirakan, oleh karena itu pada tahun 2014, manajemen Sarpatim bekerja sama dengan Fakultas Kehutanan UGM untuk mengevaluasi tenaman pada jalur TPTJ.

Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi Tim dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada pada tahun 2014 terhadap tanaman Meranti pada jalur tanam (TPTJ), yang ditanam tahun 2005 s/d 2013, secara umum dapat disimpulkan antara lain : • Prosen hidup/tumbuh tanaman jalur

silin relatif rendah ± 60 %, • Rerata riap diameter tanaman jalur

silin jauh dibawah riap target, yaitu ± 0,68 cm/tahun (target 1.67 cm/thn)

• Terdapat variasi tumbuh tanaman pada setiap jalur silin dan antar blok

• Adanya variasi lingkungan tempat tumbuh (faktor ekologis ) pada jalur silinRekomendasi Tim Evaluasi dari

Fakultas Kehutanan UGM untuk perbaikan TPTJ- Silin antara lain : • Menanam dengan bibit unggul • Menanam pada tapak yang layak dan

sesuai untuk ditanami,tidak harus sepanjang jalur

• Pemeliharaan dan perlindungan tanaman terus menerus dilaksanakan sesuai kebutuhan

• Membuat tanaman hutan berbasis pada individu dan kelompok pohon yang ditanamSelanjutnya sesuai hasil evaluasi

dan rekomendasi tersebut diatas, manajemen Sarpatim mulai berinovasi dalam menanam untuk meningkatkan produktifitas hutan alam produksinya(investasi). Langkah – langkah strategis selanjutnya, adalah dengan memfokuskan pada perbaikan genetik dengan upaya memproduksi bibit tanaman unggul, serta upaya perbaikan lingkungan pada Tehnik Silvikultur Intensif (SILIN) yaitu dengan memperhatikan kesesuaian tapak tanam (modifikasi/rekayasa lingkungan) dan pemeliharaan, pengendalian hama & penyakit serta pengamanan hutan. Bibit meranti unggul dihasilkan dari upaya pemuliaan pohon, dengan target riap diameter > 2 cm/tahun dan batang bebas cabang yang tinggi serta tahan terhadap hama penyakit. Produksi bibit

berasal dari benih tegakan unggulan, dengan pusat persemaian di Bahan seluas ± 5 Ha.

Dengan tanaman dari jenis unggul ternyata sejauh ini pertumbuhannya dilapangan lebih baik dibandingkan dengan benih biasa, namun untuk pertumbuhan selama daur masih terus dipantau perkembangannya untuk mengetahui tindakan lanjutan yang akan dilakukan guna mencapai hasil yang diinginkan. Upaya perbaikan lainnya dengan mengadakan inovasi berkaitan dengan teknik tanam yang disesuaikan dengan kesesuaian tapaknya , diantaranya dengan menerapkan tehnik tanam : Jalur Silin Efektif dan Tapak Klaster. Disamping itu pengembangan jenis tanaman yang bisa diandalkan untuk daur pendek juga menjadi salah satu pilihan untuk dapat mengupayakan peningkatan produktifitas hutan yang ada yaitu dengan jenis lokal cepat tumbuh. Beberapa kondisi lapangan tanaman yang ada dapat dilihat sebagai berikut :

Pengembangan lainnya yaitu dengan melibatkan masyarakat sekitar hutan melalui program MHPBM (Membangun Hutan Produksi Bersama Masyarakat) pada areal bekas ladang yang kurang produktif dengan menggunakan jenis lokal cepat tumbuh. Secara fungsi ekologi, sosial dan ekonomi kegiatan ini sangatlah prospektif.

Page 80: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest80 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

bintang

GIRING NIDJIIngin Naik Gunung

DI usianya yang 35 tahun ini, Giring Nidji belum sekalipun naik gunung. Ia lebih suka disebut anak pantai dan impian terpendamnya adalah naik Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat. Ia membayangkan naik gunung akan menjadi pengalaman menarik. “Dulu pernah masuk hutan tapi pas shooting, itu pun dulu sekali,” kata vokalis band Nidji yang bernama lengkap Giring Ganesha Djumaryo ini.

Maka salah satu keinginannya di tahun ini adalah bisa naik Rinjani. Ia sudah menyambangi pantai-pantai di Lombok yang indah dan ingin menjajal gunungnya. Menurut penyanyi yang kini jadi kader Partai Solidaritas Indonesia ini, alam Indonesia tak kurang-kurang bagusnya. Juga keanekaragaman hayatinya.

Berbeda dengan Siti Badriah, Giring suka memelihara hewan di rumahnya dan acap mengajak keluarganya berkunjung ke kebun binatang. Menurut Giring, ada beberapa jenis hewan yang akan lebih baik jika dikurung di kebun binatang, ada pula hewan yang seharusnya dilepaskan ke alam liar, seperti gajah. “Panda itu lebih baik di kebun binatang karena jika di hutan malah akan diburu orang,” kata dia.

BINTANG

Page 81: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest 81J A N U A R I - m a r e t 2 0 1 8

SITI BADRIAHTakut Merusak Alam

DENGAN terus terang, Siti Badriah mengaku tak pernah sekalipun kemping. Sewaktu SMA di Bekasi, Jawa Barat, sekolahnya hendak berkemah sebagai bagian dari program pendidikan, tapi ayahnya melarang. “Jadi deh enggak pernah kemping sampai sekarang,” kata penyanyi dangdut berusia 26 tahun ini.

Padahal Siti suka pemandangan alam. Ia tak suka piknik ke pantai atau laut dan wahana air lainnya. “Ke pantai itu cuma untuk foto-foto,” katanya, terbahak. Meskipun tak pernah berkemah, Siti rupanya punya pikiran sederhana yang bagus untuk kelestarian alam.

Ia mensyukuri diri tak pernah kemping karena, dengan begitu, ia tak ikut andil merusak alam. Menurut pelantun Melanggar Hukum ini, semakin sering alam atau gunung dikunjungi akan rentan rusak. Begitu pula dengan hewan. Siti, meski sudah jadi penyanyi terkenal, tak memelihara hewan di rumahnya. “Aku kasihan kepada hewannya karena belum bisa mengurusnya,” kata dia. “Jadi hewan itu lebih baik liar saja.” Bagus, Sibad!

Page 82: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest82 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8

OASE

Januari dan Desember terasa jauh sekaligus dekat. Ia jauh jika kita melihatnya dari Januari, mereka dekat jika kita meneropongnya dari Desember. Jarak dan waktu mungkin memang nisbi, tergantung pada cara kita mengimaninya.

Yang jelas, Januari dan Desember selalu menyadarkan kita bahwa manusia punya ingatan yang terbatas. Kita butuh penanda untuk mengawali dan mengakhiri waktu. Kita juga butuh sebuah batas agar hidup tak jadi jemu. Desember menginsyafi kita bahwa baru dan lama, jauh atau

dekat, hanya bekerja dalam ingatan kita, sebab ruang dan waktu tak butuh penanda.

Karena itu orang meniup terompet pada 1 Januari, untuk menandai bahwa almanak di dinding rumah dan meja kerja kita sudah baru. Kita pun merumuskan rencana-rencana baru, tujuan-tujuan baru, dan jadwal-jadwal baru, meskipun semua rencana, seluruh tujuan, serta sehimpun jadwal itu toh bisa juga kita buat pada tanggal 20 Juli. Desember selalu menyadarkan kita bahwa hidup memang hanya singgah minum di warung kopi. Januari mengingatkan bahwa ada lembar baru yang menunggu peran kita mengisinya. Desember dan Januari adalah batas karena manusia memang mahaterbatas.

Tapi justru karena terbatas itu hidup menjadi dinamis. Sekali berarti sudah itu mati, kata Chairil Anwar. Hidup yang paling baik memang menuntut kita membuat sebuah peran yang berarti bagi hidup yang sebentar ini. Maka momen paling penting dan terutama dalam hidup adalah bersyukur dan berbuat baik.

Nabi Muhammad suatu ketika ditanya seseorang sehabis salat, “Ya, Rasul, apa agama itu?” Rasul menjawab, “Agama itu berbuat baik.” Orang itu bertanya lagi dan lagi, dengan pertanyaan dan nada yang sama, tapi dari arah yang berbeda-beda: kanan-kiri-belakang. Ketika sampai ia bertanya dari depan, Nabi menjawab, “Tidak jugakah engkau mengerti, sahabatku, agama itu berbuat baik, misalnya, jangan engkau marah.”

Dahsyat! Rasulullah tak mengutip ayat atau firman Tuhan untuk menerangkan definisi agama. Ia tak menyebut agama adalah menegakkan jalan Tuhan dengan cara apa pun. Atau ia menerangkan bahwa agama adalah menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Tidak. Ia menyebut sebuah definisi yang sangat dekat bagi hidup kita sehari-hari: berbuat baik.

Bayangkan jika semua penganut agama melakukan dan memahami apa yang dikatakan Nabi Muhammad ini. Pasti tak akan ada banjir di Jakarta karena tak ada orang yang membuang sampah sembarangan; juga tak ada orang yang menebang pohon yang membuat air tak punya tempat penampungan lagi. Pasti tak ada yang korupsi karena itu perbuatan jahat yang merugikan banyak orang. Pasti tak ada orang yang berteriak “Allahu Akbar” seraya melempar bom ke gereja atau kepada mereka yang dianggap tak sejalan. Hidup akan guyub karena semua orang berbuat baik sesuai kemampuannya.

Bukankah itu indah? Kita tak perlu merumuskan

serangkaian falsafah untuk membuat hidup kita jadi berarti. Nabi Muhammad, dan nabi-nabi lain serta mereka orang-orang besar yang riwayat hidupnya kita kenang hari ini, sudah memberi contohnya yang nyata tentang berbuat baik. Yesus mengorbankan hidup demi umatnya, Gautama seorang zuhud yang mengabdikan hidupnya untuk kemanusiaan dan jalan Tuhan. Gandhi muncul dengan filsafat antikekerasan di tengah perang dan permusuhan.

Berbuat baik tak akan membuat kita terus merutuki hidup sehari-hari yang rudin. Bersyukur adalah fondasi kokoh bagi keikhlasan berbuat baik. Kita tak akan mengutuk dan merutuk kepada Gubernur Jakarta ketika hujan dan terjebak macet, karena kita sudah berbuat nyata mencegah dan mengurangi banjir. Misalnya, rutin membersihkan got di depan rumah kita sendiri.

Kita kadang lupa selalu mengartikan bersyukur dengan wirid dan zikir berjam-jam di musola, menghadiri pengajian dan majelis sesering kita mampu, bertobat khusuk dalam misa, dan seterusnya, sementara di jalan menuju masjid atau gereja kita membuang puntung rokok atau bungkus permen ke jalan raya dengan sukacita. Ketika pulang dari sana kita terjebak macet dan banjir lalu mengutuk Gubernur yang tak becus mengurus kota.

Desember selalu mengingatkan kita pada sehimpun kenangan dan Januari mengingatkan agar menyiapkan rencana masa depan. Desember memaksa kita merenungi sudahkah kita berbuat baik dan adil kepada diri sendiri, keluarga, teman, lingkungan, bahkan rival kita sendiri? Sehingga kita bisa menyongsong tahun baru dengan sederet rencana-rencana kebaikan.

Selamat menempuh tahun baru –- Bagja Hidayat

januari

Page 83: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni
Page 84: F rest D gest - pdf.forestdigest.com · energi bagi bangsa ini untuk menjadi yang lebih baik. —Khofifah Indar Parawansa ... agar mengkoordinasikan. Memberikan insentif bagi alumni

F rest D gest84 J A N U A R I - M A R E T 2 0 1 8