EYD

download EYD

of 9

Transcript of EYD

i)

Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan. Kecuali kata partikel seperti di, ke, dari, untuk, dan yang, yang terletak pada posisi awal. Misalnya : - Idrus mengarang buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma. - Buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesiayang Disempurnakan diterbitkan oleh Balai Pustaka. Huruf besar atau huruf kapital dipakai dalam singkatan nama gelardan sapaan, kecuali gelar dokter. Misalnya : Proyek ini dipimpin oleh Dra. Jasika Murni. Hadi Nurzaman, M.A. diangkat menjadi pimpinan kegiatan itu. Penyakit ayah saya sudah dua kali diperiksa oleh dr.Siswoyo.

j)

k)

Huruf besar atau huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu,saudar, kakak, adik, dan paman yang dipakai untuk kata ganti atau sapaan. Misalnya : Ibunya menjawab pertanyaan Samsi Pagi tadi Ibu menjemput pamanmu dipelabuhan. Selamat pagi, Pak!

Akan tetapi, jika tidak dipaki untuk kata ganti atau kata sapaan, kata penunjuk hubungan kekerabatan itu ditulis dengan huruf kecil. Misalnya : Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga. Ketika mengikuti kuliah di Jakarta, ia tinggal bersama pamannya di Kalibata.

2. Penulisan Huruf Miring a) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan. Misalnya : b) Buku Negarakertagama dikarang oleh Mpu prapanca. Berita itu sudah saya baca dalam surat kabar Angkatan Bersenjata dan Republika.

Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata. Misalnya : Kata daripada digunakan secara tepat dalam kalimat Penyelenggaraan Pemilu 1999 lebih baik daripada pemilu-pemilu sebelumnya.

c)

Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama-nama ilmiah atau ungkapan bahasa asing atau bahsa daerah. Misalnya : Nama ilmiah buah manggis adalah carcinia mangestana. Ungkapan Wilujeng sumping dalam bahasa sunda berarti Selamat datang.

4.3 Penulisan Kata Kita mengenal bentuk kata dasar, kata tururnan atau kata berimbuhan, kata ulang, dan gabungan kata. Kata dasar ditulis sebagai satu satuan yang berdiri sendiri. Kata turunan, imbuhan dituliskan serangkai dengan kata dasarnya. Kalau gabungan kata hanya mendapat awalan atau akhiran, awalan atau akhiran itu dituliskan serangkai dengan kata yang bersangkutan saja. Misalnya: Bentuk Tidak Baku Di didik Beritahukan Lipatgandakan Bentuk baku dididik beri tahukan lipat gandakan

Kalau gabungan kata sekaligus mendapat awalan dan akhiran, bentuk kata turunannya itu harus dituliskan serangkai. Misalnya: Bentuk Tidak Baku Menghancur leburkan Mempertanggung jawabkan Bentuk Baku menghancurleburkan mempertanggungjawabkan

b. kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Misalnya: Bentuk Tidak Baku Jalan2 di-besar2-kan sayur mayur Bentuk Baku jalan-jalan dibesar-besarkan sayur-mayur

c. gabungan kata termasuk yang lazim disebut kata majemuk bagian-bagiannya dituliskan terpisah. Misalnya: Bentuk Tidak Baku Dayaserap Tatabahasa Kerjasama Bentuk Baku daya serap tata bahasa kerja sama

Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata dituliskan serangkai. Misalnya: Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku

Mana kala Bila mana Dari pada

manakala bilamana daripada

Selai itu, kalau salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri, unsur itu harus dituliskan serangkai dengan unsur lainnya. Misalnya: Bentuk Tidak Baku Ekstra kulikuler Maha siswa Pasca sarjana Poli gami Bentuk Baku ekstrakulikuler mahasiswa pascasarjana poligami

d. kata ganti ku dan kau- yang ada pertaliannya dengan aku dan engkau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; kata ganti ku, mu dan nya- yang ada pertaliannya dengan aku, kamu, dan dia- ditulis serangkai dengan yang mendahuluinya. Misalnya: 1) Pikiranmu dan kata-katamu berguna untuk memajukan negeri ini. 2) Penemuannya dalam bidang mikrobiologi sangat mengejutkan dunia ilmu dan teknologi. 3) Apa yang kulakukan boleh kaukritik e. kata depan, di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali kepada dan daripada. Misalnya: 1) Saya pergi ke beberapa daerah untuk mencarinya, tetapi belum berhasil. 2) Semoga perekonomian kita pada masa yang akan datang lebih cerah daripada keadaan pada tahun-tahun lalu. 3) Para pramuka sedang berkerumun di sekitar api unggun. f. partikel pun dipisahkan dari kata yang mendahuluinyakarena pun sudah hampir seperti kata lepas. Misalnya: 1) Ia sudah sering ke desa ini, tetapi sekali pun ia belum pernah singgah ke rumah saya. 2) Jika saya pergi, dia pun ingin pergi. Akan tetapi, kelompok kata yang berikut, yang sudah dianggap padu benar, ditulis serangkai, yaitu adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun,kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun (yang berarti walaupun ), sungguhpun, dan walaupun. Misalnya: 1) Meskipun ia sering ke Jakarta, satu kali pun ia belum pernah ke Taman Mini Indonesia Indah.

2) Walaupun tidak mempunyai uang, ia tetap gembira. g. partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap, ditulis terpisah dari bagian-bagian kalimat yang mendampinginya. Misalnya: 1) Harga kain itu Rp10.000,00 per meter. 2) Saya diangkat menjadi pegawai negeri per Oktober 1974 h. angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Misalnya: Hotel Sahid Jaya, Kamar 125 Bab XV, pasal 26 Surah Ali Imran, Ayat 12 5 cm 10 kg 15 jam

i. penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut. 1) Dua ratus tiga puluh lima (235) 2) Seratus emapat puluh delapan (148) j. penulisan kata bilangan tingakat dapat dilakukan dengan tiga cara yang berikut. 1) Abad XX ini dikenal juga sebagai abad teknologi. 2) Abad ke-20 ini dikenal juga sebagai abad teknologi. 3) Abad kedua puluh ini dikenal juga sebagai abad teknologi. k. penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran an mengikuti cara berikut. 1) Sutan Takdir alisyahbana adalah pujangga tahun 30-an. 2) Bolehkah saya menukar uang dengan lembaran 1.000-an. l. lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, ditulis, dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang dipakaisecara berurutan atau pemaparan. 1) Dia sudah memesan dua ratus bibit cengkeh. 2) Ada sekitar lima puluh calon mahasiswa yang tidak diterima di akademi ini. m. lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, tidak terdapat lagi pada awal kalimat. Kita sering melihat penulisan lambang bilangan yang salah seperti dibawah ini. 1) 12 orang menderita luka berat dalam kecelakaan itu. 2) 150 orang tamu diundang oleh Panitia Reuni ITI Serpong. Penulisan angka yang benar seperti perbaikan berikut. 1) Dua belas orang menderita luka berat dalam kecelakaan itu. 2) Sebanyak 150 orang tamu diundang Panitia Reuni ITI Serpong. n. kecuali di dalam dokumen resmi, seperti akta dan kuitansi, bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks.

Bentuk tidak baku 1) Jumlah pegawai di perusahaan itu 12 (dua belas) orang. 2) Di perusahaan kami terdapat 350 (tiga ratus lima puluh) buah buku. Bentuk baku 1) Jumlah pegawai di perusahaan itu dua belas orang. 2) Di perpustakaan kami terdapat 350 buah buku

4.4

Penulisan Unsur Serapan

Berdasarkan tarif integrasinya unsur pinjaman dalam bahasa indonesia dapat di bagi atas dua golongan besar. Pertama, unsur yang belum sepenuhnya terserap dalam bahasa indonesia, seperti reshuffle, shuttle cock, lexploitation de lhomme par lhomme, unsur unsur ini dipakai dalam konteks bahasa indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur asing yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa indonesia diusahakan agar ejaan asing hanya diubah seperlunya hingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya. Di samping itu, akhiran yang berasal dari bahasa asing diserap sebagai bagian kata yang utuh. Kata seperti standardisasi, implementasi, dan objektif diserap secara utuh di samping kata standar, implemen, dan objek. Berikut ini didaftarkan sebagian kata asing yang diserap ke dalam bahasa indonesia, yang sering digunakan oleh pemakai bahaasa. Kata Asing System Charisma Description Ideal,ideaal Ambulance Analysis Taxi Februari November Penyerapan yang Salah Sistim Harisma Diskripsi Idial Ambulan Analisa Taxi Pebruari Nopember Penyerapan yang Benaat Sistem Karisma Deskripsi Ideal Ambulans Analisis Taksi Februari November

4.5

Pemakaian Tanda Baca

Pemakaian tanda baca dalam ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan mencakup pengaturan (1) tanda titik, (2) tanda koma, (3) tanda titik koma, (4) tanda titik dua, (5) tanda hubung, (6) tanda pisah, (7) tanda elipsis, (8) tanda tanya, (9) tanda seru, (10) tanda kurung, (11) tanda kurung siku, (12) tanda petik, (13) tanda petik tunggal, (14) tanda tulang, (15) tanda garis miring, (16) penyingkat (apostrof).

1. Tanda Titik a. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang. Misalnya : 1) W.S Rendra 2) Abdul Hadi W.M. b. Tanda titik dipakai pada singkatan gelar, jabatan, pangkat dan sapaan. Misalnya: 1) Dr. (doktor) 2) dr. (dokter) c. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum, yang ditulis dengan huruf kecil. Singkatan yang terdiri atas dua huruf diberi dua buah tanda titik, sedangkan singkatan yang terdiri atas tiga buah huruf atau lebih hanya diberi satu buah tanda titik. Misalnya : Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku 1) s/d (sampai dengan) 1) s.d. (sampai dengan) 2) a/n (atas nama) 2) a.n. (atas nama) d. Tanda titik digunakan pada angka yang menyatakan jumlah untuk memisahkan ribuan, jutaan, dan seterusnya. Misalnya : 1. Tebal buku itu 1.150 halaman. 2. Minyak tanah sebanyak 2.500 liter tumpah. e. Tanda titik tidak digunakan pada singkatan yang terdiri atas huruf-huruf awal kata atau suku kata dan pada singkatan yang dieja seperti kata (akronim). Misalnya : 1) DPR 2) SMA Negeri XX f. Tanda titik tidak digunakan dibelakang singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang. Misalnya : 1) Lambang Cu adalah lambang kuprum. 2) Seorang pialang membeli 10 kg emas batangan. g. Tanda titik tidak boleh digunakan dibelakang judul yang merupakan kepala karangan, kepala ilustrasi tabel, dan sebagainya. Misalnya : 1) Acara kunjungan Mentri Kesra Abu Rizal Bakri. 2) Bentuk dan kedaulatan (Bab I, UUD 1945). h. Tanda titik tidak digunakan di belakang alamat pengirim dan tanggal surat serta dibelakang nama dan alamat pengirim surat. Misalnya : 1) Jalan Harapan III / AB 19 2) Jakarta, 10 Agustus 1998

2. Tanda Koma a. Tanda koma harus digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan. Misalnya : 1) Saya menerima hadiah dari paman berupa jam tangan, raket dan sepatu. 2) Departemen Pariwisata, Seni dan Budaya. Catatan : Jika penggabungan itu hanya terdiri atas dua unsur, sebelum kata dan tidak dibubuhkan tanda koma. b. Tanda koma harus digunakan untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi , melainkan dan sedangkan. Misalnya : 1) Dia bukan mahasiswa Jayabaya, melainkan mahasiswa Atmajaya. 2) Dialog Kristen-Islam Regional di Bali tidak mengasilkan suatu simpulan, tetapi dialog seperti itu sangat berguna. c. Tanda koma harus digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya. Seperti bahwa, karena, agar, sehingga, walaupun, apabila, jika, meskipun, dan sebagainya. Misalnya : 1) Apabila belajar sungguh-sungguh, saudara akan berhasil dalam ujian. 2) Karena uangnya habis, ia tidak jadi menonton pertandingan Persija melawan Persib sore ini. d. Tanda koma harus digunakan dibelakang kata ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Seperti karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu,akan tetapi, namun, meskipun dan sebagainya. Misalnya : 1) Oleh karena itu, kita harus menghormati pendapatnya. 2) Namun, kita harus tetap waspada. e. Tanda koma harus digunakan di belakang kata0kata seperti o, ya, wah ,aduh, kasihan,yang terdapat pada awal kalimat. Misalnya : 1) Kasian, dia harus mengikuti lagi ujian akhir semester 1 tahun depan. 2) Aduh, betulkah saya lulus Sipenmaru? f. Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Misalnya : 1) Saya sedih sekali, kata paman, karena kamu tidak lulus. 2) Kata petugas, Kamu harus berhati-hati di jalan raya. g. Tanda koma digunakan diantara (1) nama dan alamat, (2) bagian-bagian alamat, (3) tempat dan tanggal dan (4) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis, berurutan. Misalnya : 1) Anak saya mengikuti kuliah di Jurusan Perbankan, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas, Kuningan, Jakarta Selatan. 2) Bandung, 10 April 2008. h. Tanda koma digunakan untuk menceraikan bagian nama yang dibalik dalam daftar pustaka. Misalnya : 1) Badudu, Yus.1980.Membina Bahasa Indonesia Baku.Seri 1,Bandung : Pustaka Prima. 2) Tjiptadi, Bambang.1984.Tata Bahasa Indonesia.Cetakan II. Jakarta : Yudhistira. i. Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi.

Misalnya : 1) Seorang warga, selaku wakil Rt.02 mengemukakan pendapatnya. 2) Pada bulan depan, kalau saya tidak salah, akan diselenggarakan pertemuan tahunan keluarga kita. j. Tanda koma diguynakan diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikatunya untuk membedakan dari singkatan nama keluarga dan nama marga. Misalnya : 1) A. Ansori, SH. 2) Sudarsono, S.E., M.A k. Tanda koma tidak boleh digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat tersebut. Misalnya : 1) Menteri mengatakan bahwa pembangunan harus dilanjutkan. IK AK 2) Semua orang akan berhasil dalam hidup jika bekerja keras. IK AK 3. Tanda Titik Koma ( ; ) Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung. Misalnya : Para pemikir mengatur strategi dan langkah yang harus di tempuh;para pelaksana mengerjakan tugas sebaik-baiknya;para penyandang dana menyediakan biaya yang diperlukan.

4. Tanda Titik Dua ( : ) a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian. Misalnya : Perguruan Tinggi Nusantara mempunyai tiga Jurusan: Sekolah Tinggi Teknik, Sekolah Tinggi Ekonomi, dan Sekolah Tinggi Hukum. b. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Misalnya : Perguruan Tinggi Nusantara mempunyai Sekolah Tinggi Teknik, Sekolah Tinggi Ekonomi, dan Sekolah Tinggi Hukum. 5. Tanda Hubung ( - ) a. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Bandingkan : tiga-puluh dua-pertiga (30 2/3) dan tiga-puluh-dua pertiga (32/3) Mesin-potong tangan (mesin potong yang digunakan dengan tangan) mesin potong-tangan (mesin khusus untuk memotong tangan) b. Tanda hubung di pakai untuk merangkaikan (a) se dengan kata berikkutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan an, dan (d) singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau kata. Misalnya : 1. Pada tahun depan akan diadakan perlombaan paduan suara remaja se-Jawa Timur di Surabaya. 2. Ke-315 orang itu berasal dari Mesir. 3. Pemberontakan itu dikenal dengan G-30-S PKI. 6. Tanda Pisah ( - ) Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan khusus di luar bangun kalimat. Menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas, dan dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang

7.

8.

9.

10.

berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti ke atau sampai, panjangnya dua ketukan. Misalnya : 1. Kemerdekaan bangsa itusaya yakin akan tercapai diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri. 2. Pemerintahan Habibie tahun Mei 1998 Desember 1999. 3. Bus Kramatjati jurusan Banjar Jakarta. Tanda Petik (...) Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung, judul syair, karangan, istilah yang mempunyai arti khusus atau kurang dikenal. Misalnya : Kata Hasan, Saya ikut. Sajak Aku karangan Chairil Anwar. Ia memakai celana cutbrai. Tanda Petik Tunggal (...) Tanda petik tunggal mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing. Misalnya : Lailatul Qadar malam bernilai Tanda Apostrof () Tanda apostrof () digunakan untuk menyingkat kata. Tanda ini banyak digunakan dalam ragam sastra. Contoh : kan kucari dari akan kucari lah tiba dari telah tiba Garis Miring Garis dipakai untuk menyatakan (a) dan atau atau; (b) per yang artinya tiap; (c) tahun akademik/tahun ajaran; (d) nomor rumah setelah nomor jalan; (e) nomor surat. Contoh : a. Presiden / Wakil Presiden RI dapat memimpin sidang kabinet. b. Harga laptop Rp5.000.000,00 / unit. c. Ujian akhir semester genap tahunakademik 2007 / 2008 dilaksanakan pada 17 Juli 2008. d. Rumah Professor itu di jalan Kartanegara I/52. e. Nomor 059/F4/PB/V/2008.