exsum_POTENSI INVESTASI

112
EXECUTIVE SUMMERY KAJIAN POTENSI INVESTASI DI SUMATERA UTARA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA M E D A N 2 0 1 1

Transcript of exsum_POTENSI INVESTASI

EXECUTIVE SUMMERYKAJIAN POTENSI INVESTASI DI SUMATERA UTARABADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROVINSI SUMATERA UTARAM E D A N2 0 1 1ABSTRAKInvestasi merupakan salah satu faktor untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah Sumatera Utara karena memiliki banyak potensi sumberdaya alam di bidang pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, kehutanan, pariwisata, sumberdaya energi dan mineral. Di pihak lain, berbagai potensi yang dimiliki tersebut masih belum terdata dan tergali serta termanfaatkan secara optimal. Investasi ini dapat dibentuk melalui penanaman modal swasta dan pemerintah untuk mengolah sumberdaya yang tersedia di wilayah ini.Hasil penelitian diperoleh bahwa potensi investasi yang dapat dilakukan di Sumatera Utara, meliputi : 1) bidang pertanian dengan komoditinya jagung, kedelai, ubi kayu, sayur-sayuran dan buah-buahan (salak, rambutan, marquisa, nenas, jeruk, pisang) serta tanaman hias; 2) bidang perkebunan komoditinya kelapa sawit, karet, kopi, kakao, teh dan tembakau; 3) bidang perikanan dengan komiditi budidaya perikanan, perikanan tangkap, pembibitan ikan, industri pengolahan hasil perikanan; 4) bidang peternakan dengan komiditi budidaya peternakan sapi, kerbau, kambing, babi, ayam, burung puyuh, pembibitan hijauan makanan ternak; pembibitan ternak, industri pembuatan inseminasi buatan hewan ternak, industri pengolahan hasil peternakan, rumah potong hewan, industri pengolahan hasil ternak, industri makanan ternak, dan industri pengolahan kerajinan dari kulit; 5) bidang kehutanan berupa budidaya hutan tanaman industri dan agrosilvaculture, industri pengolahan hasil kehutanan (furniture dari kayu dan rotan), real estate, kertas dan pulp, ekoturism dan jungle activity ekoresort; 6) di bidang pariwisata berupa pembangunan hotel dan resort; Theme Park; wisata bahari dan wisata alam; 7) di bidang kesehatan meliputi pembangunan rumah sakit, klinik swasta, pabrik obat-obatan, alat kedokteran, apotik, dan laboratorium medis; 8) di bidang pertambangan dan energi meliputi batubara, minyak bumi, gas bumi, gambut, bauksit, belerang, timbal, andesit, batu apung, batu gamping, bentonit, dan dolomit, jasa perdagangan hasil pertambangan, industri pengolahan hasil pertambangan (semen, pabrik gelas, perhiasan), pembangkit listrik, pabrik besi dan baja, briket batubara, industri bahan konstruksi, elektronika dan perkakas, battery, pembungkus kabel dan korek api, industri kimia dan obat- obatan, pabrik pupuk dan pestisidaKegiatan investasi tersebut dapat dilakukan di hampir seluruh Kabupaten/Kota yang ada di Sumatera sesuai dengan potensi yang dimilikinya masing-masing. Untuk mendukung pengembangan potensi tersebut diperlukan sarana penunjang meliputi : jalan, fasilitas telekomunikasi, bangunan dan peralatan, serta lahan yang telah memadai. Di samping itu, stakeholders yang mengelola penanaman modal di tingkat provinsi dan kabupatan/kota perlu mempersiapkan prosedur administrasi yang singkat dan cepat serta kemudahan dan insentif yang diberikan kepada calon investor.Kata Kunci : Potensi, Investasi, Pertanian, Kehutanan Industri, Pariwisata, Pertambangan.DAFTAR ISIABSTRAK ... i DAFTAR ISI.....................................................................................................ii DAFTAR TABEL............................................................................................. ivBAB I. PENDAHULUAN.................................................................11.1.Latar Belakang .........................................................................1

1.2.Perumusan Masalah..................................................................4

1.3.Tujuan.......................................................................................4

1.4.Sasaran......................................................................................4

1.5.Manfaat.....................................................................................4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................52.1.Pengertian Investasi .....................................................5

2.2.Teori Investasi ..................................5

2.3.Teori Pertumbuhan Ekonomi ...................................6

2.4.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi .................6

2.4.Kebijakan Ekonomi Regional...........................9

2.5.Rencana Pembangunan Regional ................9

BAB III. METODE PENELITIAN..................................................................10

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian....................10

3.2. Metodologi Penelitian..................................10

3.2.1.Jenis dan Sumber Data.................10

3.2.2.Populasi dan Sampel........10

3.2.3.Teknik Pengumpulan Data...........10

3.2.3.Motode Analisa Data....................10

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................114.1. Kondisi dan Potensi Investasi Kabupaten/Kota di ProvinsiSumatera Utara.......................................................................... 114.1.13. Kabupaten Serdang Bedagei ........................... 194.1.14. Kabupaten Simalungun ........................... 194.1.15. Kabupaten Tapanuli Tengah ........................... 204.1.16. Kabupaten Tapanuli Selatan......................... 204.1.17. Kabupaten Tapanuli Utara............................ 214.1.18. Kabupaten Toba Samosir.............................. 224.1.19. Kota Binjai............................ 234.1.20. Kota Medan.............................. 234.1.21. Kota Padang Sidempuan ............................ 234.1.22. Kota Pematang Siantar............................. 244.1.23. Kota Sibolga ............................ 244.1.24. Kota Tanjung Balai.............................. 254.1.25. Kota Tebing Tinggi ........................... 254.2. Kondisi dan Potensi Investasi di Sumatera Utara...... 264.3. Kebijakan Pengembangan Potensi Investasi di SumateraUtara .................................................................................. 32DAFTAR TABELNomor Nama Tabel HalTabel 4.1.Komoditi Potensial di Kabupaten Dairi .........12

Tabel 4.2.Komoditi Prioritas di Kabupaten Deli Serdang ..............13

Tabel 4.3.Komoditi Potensial di Kabupaten Humbang Hasundutan...........13

Tabel 4.4.Komoditi Potensial di Kabupaten Karo.......................................14

Tabel 4.5.Komoditi Prioritas di Kabupaten Labuhan Batu.........................15

Tabel 4.6.Komoditi Potensial di Kabupaten Mandailing Natal ..................16

Tabel 4.7.Komoditi Potensial di Kabupaten Nias Utara ....................17

Tabel 4.8.Komoditi Potensial di Kabupaten Nias Selatan..........................17

Tabel 4.9.Komoditi Potensial di Kabupaten Samosir ....18

Tabel 4.10.Komoditi Prioritas di Kabupaten Serdang Bedagai ...............19

Tabel 4.11.Komoditi Pioritas di Kabupaten Simalungun ....20

Tabel 4.12.Komoditi Potensial di Kabupaten Tapanuli Selatan ...21

Tabel 4.13.Komoditi Potensial di Kabupaten Tapanuli Utara ..22

Tabel 4.14.Komoditi Potensial di Kabupaten Tobasa ..22

Tabel 4.15.Daftar Bandara Yang Ada di Sumatera Utara.............................28

Tabel 4.16.Arus Barang Menurut Pelabuhan (Ton)......................................29

Tabel 4.17.Produksi Padi dan Palawija di Sumatera Utara Tahun 2009.......34

Tabel 4.18.Produksi Sayur-sayuran di Sumatera Utara Tahun 2009.............34

Tabel 4.19.Produksi Buah-Buahan....................35

Tabel 4.20.Tabel 4.21.Tabel 4.22.Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan di Sumatera.Luas Areal dan Produksi Perikanan di Sumatera Utara Tahun2009.................. Populasi Ternak dan Produksi (Daging, Kulit, Telur dan Susu)3638

di Sumatera Utara Tahun 2009...................................................40

Tabel 4.23.Tabel 4.24.Luas Kawasan Hutan Per Kabupaten di Sumatera Utara...........Potensi Investasi Pertambangan dan Energi di SumateraUtara...........................................................................................4246

BAB I PENDAHULUAN1.1. Latar BelakangPembangunan merupakan rangkaian kegiatan yang terencana menuju keadaan masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik dari pada kondisi yang lalu. Dalam mempercepat pembangunan nasional di segala bidang agar terlaksananya tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia, pemerintah memerlukan modal yang cukup besar. Akan tetapi kemampuan pemerintah dalam menyediakan modal untuk keperluan mempercepat pembangunan sangat terbatas. Oleh karena itu, sebagai salah satu aspek dalam kebijakan, pemerintah perlu melakukan usaha-usaha agar memperoleh lebih banyak dana untuk pembangunan (Lubis, 2008).Indonesia sebagai negara berkembang merupakan tujuan dari kegiatan investasi baik yang dilakukan oleh investor asing maupun yang dilakukan oleh investor dalam negeri. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat ini Indonesia memerlukan investasi baru untuk mengurangi tingkat pengangguran setelah terjadinya krisis ekonomi beberapa waktu lalu.. Semakin tinggi tingkat pengangguran menyebabkan tingkat kemiskinan menjadi semakin tinggi, hal ini mengakibatkan pendapatan masyarakat semakin rendah dan akhirnya mengurangi pendapatan nasional Indonesia. Faktor lainnya yang sangat mempengaruhi kegiatan investasi yang berasal dari dalam negeri adalah dengam adanya kegiatan investasi dalam bentuk suku bunga. Suku bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai sekarang (present value) aliran kas perusahaan, sehingga kesempatan-kesempatan investasi yang ada menjadi tidak akan menarik lagi. Suku bunga yang tinggi akan meningkatkan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan. Disamping itu, suku bunga yang tinggi akan menyebabkan return yang diisyaratkan investor dari suatu investasi yang akan meningkat. Rendahnya suku bunga akan meningkatkan investor karena kredit yang diberikan bank masih menguntungkan untuk melakukan investasi, dimana ketika suku bunga rendah maka investasi akan menjadi meningkat.Investasi sebagai penanaman modal atau sering disebut sebagai pembentukan modal, merupakan suatu komponen yang menentukan tingkat pengeluaran agregat suatu negara. Dalam pembangunan ekonomi peranan investasi sangatlah penting, dimana dengan semakin tinggi investasi maka pendapatan nasional akan mengalami peningkatan terhadap barang dan jasa. Berdasarkan teori yang telah ada bahwa ada hubungan negatif antara suku bunga dengan kegiatan investasi.Sukirno (2004) mengatakan terdapat hubungan kebalikan (negatif) diantara suku bunga dan jumlah investasi yaitu : apabila suku bunga rendah maka lebih banyak investasi akan dilakukan oleh perusahaan-perusahaan, tetapi sebaliknya kenaikan suku bunga akan menyebabkan pengurangan dalam jumlah investasi. Kunawangsih dan Antyo (2005) mengatakan bahwa investasi merupakan fungsi dari suku bunga, dimana I = f (i). Hubungan antara suku bunga dan investasi adalah negatif yang ditandai dengan bila suku bunga tinggi maka investasi akan rendah, demikian pula sebaliknya. Murni (2006) mengatakan faktor yang menentukan terjadinya investasi dalam suatu negara disebabkan oleh banyak hal. Investasi tidak hanya dipengaruhi oleh pendapatan nasional saja, tetapi lebih banyak dipengaruhioleh perkembangan bunga. Bila suku bunga (i%) naik maka akan menurunkan investasi (I) dan sebaliknya bila suku bunga turun akan menaikkan investasi.Perhitungan pendapatan nasional secara sederhana : Y = C + S dan Y = C + I. Unsur investasi dalam pendapatan nasional adalah variabel yang sangat mudah mengalami kegoncangan dan sangat tidak stabil. Karena investasi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, disamping pertimbangan psikologis pengusaha. Kaitan investasi dengan pendapatan nasional demikian penting, dalam pembahasan ekonomi secara makro investasi dibahas secara mendalam untuk melihat faktor-faktor yang menyebabkan naik turunnya investasi dalam perekonomian. Kegoncangan yang terjadi dalam investasi akan menimbulkan dampak rentetan yang lebih hebat pada pendapatan nasional. Dengan bekerja multiflier effect (angka pengganda), penurunan investasi akan memberi dampak penurunan yang lebih besar (parah) terhadap pendapatan nasional. Penurunan investasi akan menyebabkan tingkat pendapatan nasional menurun di bawah kapasitas pendapatan nasional. Peranan investasi pada kapasitas produksi nasional memang sangat besar, karena investasi merupakan penggerak perekonomian baik untuk penambahan faktor produksi maupun berupa peningkatan kualitas faktor produksi. Investasi ini nantinya akan memperbesar pengeluaran masyarakat melalui peningkatan pendapatan masyarakat dengan bekerja multiflier effect (Nasution: 108).Investasi sangat diharapkan sebagai penggerak pertumbuhan perekonomian Indonesia, karena terbatasnya dana yang dimiliki pemerintah. Untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi ini, peran investasi oleh swasta sangat diharapkan baik investasi dalam negeri (PMDN) maupun investasi luar negeri (PMA). Dalam kurun waktu 2000-2005 nilai total PMDN yang disetujui pemerintah mengalami fluktuasi setiap tahunnya, dengan penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2001 yaitu 56,94 persen, dimana dari nilai sebesar Rp.58.674.0 miliar pada tahun 2001 turun menjadi Rp.25.262.3 miliar pada tahun 2002. Tetapi sebaliknya di tahun 2003 nilai total investasi PMDN yang disetujui pemerintah mengalami kenaikan dengan nilai investasi Rp.48.484.8 miliar atau naik 91,93 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun pada tahun 2004 total investasi dari PMDN yang disetujui pemerintah kembali mengalami penurunan yaitu hanya mencapai Rp.36.747.6 miliar atau turun24,21 persen. Posisi sampai akhir tahun 2005 nilai total PMDN kembali mengalami kenaikan walaupun nilai investasinya masih di bawah tahun 2001 yaitu hanya mencapai Rp.50.577.4 miliar atau naik 37,63 persen.Nilai investasi yang terserap di sektor industri mencapai puncaknya padatahun 2001 dengan nilai investasi Rp.43.966,6 milyar. Pada tahun 2002 nilai investasi sektor industri hanya menyerap Rp.15.855,5 miliar atau turun hingga 63,94 persen dan kembali mengalami kenaikan di tahun 2003 walaupun nilainya masih di bawah tahun 2001 dengan nilai investasi mencapai Rp.40.442.7 miliar. Pada tahun2004 investasi di sektor industri kembali mengalami penurunan hingga 48,98 persen atau hanya menyerap nilai sebesar Rp.20.631.6 miliar.Saat ini ada kecenderungan investor asing mengalihkan investasinya dari negara maju ke negara-negara berkembang yang pertumbuhan ekonominya sedang meningkat. Hal ini merupakan peluang bagi pemerintah dalam upaya menarik minat investor asing menanamkan kembali modalnya di Indonesia. Sebagai negara berkembang yang sedang membangun, Indonesia membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiaya pembangunan. Disamping usaha mobilisasi dana dari dalam negeri, dana investasi dari luar negeri diluar pinjaman pemerintah juga terusdiupayakan. Salah satu faktor yang menarik bagi investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia adalah masih cukup tinggi potensi keuntungan investasi di Indonesia, hal tersebut tercermin dari selisih suku bunga dari luar negeri yang cukup tinggi. Selain itu faktor risiko investasi di Indonesia juga mulai membaik, didorong oleh konsistensi dan koordinasi kebijakan moneter, fiskal dan sektor riil.Pada tahun 2003 nilai PMA yang disetujui pemerintah mengalami kenaikansebesar 35,54 persen menjadi US $ 13.207,2 juta, namun turun kembali di tahun2004 dengan nilai investasi sebesar US $ 10.277,3 juta atau turun 22,18 persen dari tahun sebelumnya yang berarti ada penurunan minat investor dari luar untuk melakukan investasi baru di Indonesia. Perkembangan investasi di Indonesia mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada dasawarsa 1970-an bagian terbesar investasi berasal dari sektor pemerintah, namun pada dasawarsa 1900-an kondisinya terbalik, yaitu sebagian besar investasi domestik berasal dari dunia usaha dan masyarakat. Laju perkembangan investasi di Indonesia dipengaruhi oleh banyak faktor baik lingkungan internal maupun eksternal. Masih rendahnya peningkatan investasi di Indonesia disebabkan oleh faktor ekonomi dan ekonomi yang mempunyai dampak imbas rendahnya pertumbuhan ekonomi.Pertumbuhan investasi di Sumatera Utara pada triwulan I tahun 2010 diperkirakan mengalami peningkatan pertumbuhan dibandingkan triwulan sama pada tahun sebelumnya. Investasi di Sumatera Utara tumbuh dari 3,22% pada triwulan IV-2009 menjadi 4,11% pada triwulan I-2010. Peningkatan investasi ini diduga karena optimisme pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan usaha, sehingga mendorong peningkatan investasi baik domestik maupun luar negeri. Peningkatan investasi pada triwulan I tahun 2010 terkonfirmasi dengan adanya peningkatan penjualan semen dan bahan konstruksi. Penjualan semen di di Sumatera Utara sepanjang triwulan I tahun 2010 mencapai 578,94 ribu ton meningkat 5,71% bila dibandingkan tahun lalu sebesar 547,67 ribu ton. Sejalan dengan hal tersebut, hasil SPE menunjukkan adanya peningkatan penjualan bahan konstruksi di triwulan I tahun 2010 sebesar 1,01% (yoy) atau 0,80% (qtq) menjadi Rp.959,90 juta. Peningkatan penjualan semen dan bahan konstruksi menjadi indikator positif adanya peingkatan kegiatan ekonomi terutama pada perbaikan infrastruktur dasar dan pengembangan properti. Dari sisi pembiayaan perbankan, pada triwulan I tahun 2010 posisi penyaluran kredit investasi di di Sumatera Utara mencapai Rp.18,11 triliun. Nilai realisasi kredit investasi ini mengalami peningkatan sebesar 22,20% (yoy).Di pihak lain, potensi sumber daya alam yang dimiliki Sumatera Utara sebagai sumber peluang investasi masih banyak yang belum tergali dan dimanfaatkan dalam upaya mendukung pembangunan perekonomian daerah. Permasalahan ini disebabkan keterbatasan data dan informasi yang dimiliki terkait dengan potensi investasi guna nantinya ditawarkan kepada pihak investor di Sumatera Utara. Potensi sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan sebagai peluang investasi berupa : pertanian, perkebunan, kelautan, sumber daya mineral dan migas, panas bumi dan bahkan sarana dan prasarana penunjang pembangunan berupa jalan, listrik dan lain-lain. Provinsi Sumatera Utara dengan luas daratan adalah 71.680 km terdiri 33 daerah Kabubaten/Kota pada dasarnya dapat dibagi atas wialyah : Pesisir Timur, Pegunungan Bukit Barisan, Pesisir Barat, Kepulauan Nias. Perkembangan masing-masin wilayah tersebut tidak sama. Pesisir timur merupakan wilayah di dalam provinsi yang paling pesat perkembangannya karena persyaratan infrastruktur yang relatif lebih lengkap dari pada wilayah lainnya dan merupakan wilayah yangrelatif padat konsentrasi penduduknya dibandingkan wilayah lainnya. Sedangkan wilayah Pesisir Barat dan Kepulauan Nias perkembangannya relatif tertinggal sebagai akibat keterbatasan infratruktur yang dimiliki wilayah tersebut, meskipun potensi sumberdaya yang dimiliki relatif cukup besar.Sejalan dengan potensi yang dimiliki masing-masing wilayah tersebut,pembangunan ekonomi Sumatera Utara mempunyai arti penting sebagai proses untuk mengolah potensi ekonomi yang potensial di daerah ini. Untuk mengolah potensi ekonomi potensial menjadi riil, salah satu sarana yang sangat penting adalah pengembangan investasi, karena dengan pengembangan investasi akan mendorong pada beberapa aspek mulai dari penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan daerah/nasional dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang pada akhirnya akan menciptakan kesejahteraan masyarakat di Sumatera Utara.1.2. Perumusan Masalaha. Potensi investasi apa saja yang terdapat di Sumatera Utara dan dimana lokasi masing-masing potensi tersebut berada?b. Bagaimanakah peluang investasi masing-masing potensi tersebut di SumateraUtara?1.3. Tujuana. Menganalisis jenis-jenis komoditas yang potensial untuk investasi di wilayahProvinsi Sumatera Utara.b. Mendapatkan hasil analisis mengenai spesifikasi peluang investasi di wilayahProvinsi Sumatera Utara.1.4. Sasarana. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah dalam peningkatan investasi diSumatera Utara.b. Sebagai bahan masukan bagi stakeholders dalam pengembangan kebijakan peluang investasi di daerah guna peningkatan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat di Sumatera Utara.1.5. Manfaata. Sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan kebijakan investasi di Provinsi SumateraUtara.b. Untuk meningkatkan penanaman modal di Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan potensi yang dimiliki.BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1. Pengertian InvestasiPenanaman modal atau lebih sering disebut investasi mempunyai banyak pengertian yang berbeda diantara para pakar ekonomi. Investasi sebagai indikator dari tumbuh

kembangnya ekonomi di suatu wilayah/daerah. Investasi merupakan faktor yang mempengaruhi pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi. Besarnya investasi di suatu negara/daerah menggambarkan besarnya aktivitas perekonomian dan produktivitas dan hal ini akan terlihat jelas dalam tingkat pertumbuhan ekonomi. Investasi yang lazim disebut dengan istilah penanaman modal atau

pembentukan modal. Menurut Sukimo (2000), investasi adalah merupakan

komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. Deliarnov (1999) mengemukakan bahwa investasi merupakan pengeluaran perusahaan secara keseluruhan yang mencakup pengeluaran untuk membeli bahan baku/mental, mesin-mesin dan peralatan pabrik serta semua peralatan modal lain yang diperlukan dalam proses produksi. Pengeluaran untuk keperluan bangunan kantor, pabrik tempat tinggal karyawan dan bangunan konstruksi lainnya. Perubahan nilai stok atau barang cadangan sebagai akibat dari perubahan jumlah dan harga.2.2. Teori InvestasiDalam jangka panjang pengeluaran investasi tidak hanya mempengaruhi permintaan agregat tetapi juga terhadap penawaran agragat. Dalam perspektif waktu jangka panjang investasi akan menambah stok kapital misalnya pembangunan pabrik, pembangunan jalan dan lain-lain. Jadi pertambahan stok modal berarti peningkatan kapasitas produksi dan selanjutnya penawaran agregat akan bertambah.Menurut Sukirno (2002), investasi dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu : (a) Investasi otonom adalah investasi atau pembentukan modal yang tidakdipengaruhi pendapatan nasional.(b) Investasi terpengaruh adalah investasi yang dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasional.Pendapatan Nasional yang tinggi akan meningkatkan daya beli masyarakat, hal ini berrati menambah permintaan masyarakat akan barang dan j asa yang akan mendorong perusahaan melakukan lebih banyak investasi lagi.Menurut Mankiw (2003) ada 3 jenis pengeluaran investasi, yaitu :(1) Business fixed invesment ( investasi tetap bisnis) mencakup peralatan dan sarana yang digunakan perusahaan dalam proses produksinya. istilah bisnis berarti barang- barang investasi yang dibeli perusahaan digunakan dalam produksi. Istilah tetap berarti pengeluaran investasi adalah untuk modal yang akan menetap untuk sementara. Model investasi tetap bisnis standar disebut model investasi neoklasik (Neoclassical model of investment). Model neoklasik mengkaji manfaat dan biaya bagi perusahaan untuk memiliki barang- barang modal.(2) Residential invesment (investasi residensial) adalah investasi yang meliputi pembelian gedung baru.(3) Inventory invesment (investasi persediaan) mencakup barang yang disimpan oleh perusahaan digudang meliputi bahan baku, persediaan, bahan setengah jadi dan barang jadi.Model percepatan memprediksi bahwa investasi persediaan adalahproporsional terhadap perubahan output. ketika output naik, perusahaan ingin menyimpan lebih banyak persediaan, sehingga investasi persediaan tinggi. Ketika output turun, perusahaan ingin menyimpan lebih sedikit persediaan hingga investasi persediaan turun. Jadi model percepatan menyatakan bahwa investasi persediaan bergantung pada apakah perekonomian tumbuh dengan cepat atau melambat.2.3. Teori Pertumbuhan EkonomiSelama dua dasawarsa yang lalu titik perhatian utama ekonomi dunia ditujukan produksi upaya-upaya untuk meningkatkan pertumbuhan pendapatan nasional riil. Pada ekonom beranggapan bahwa pertumbuhan pendapatan nasional riil tersebut bila digunakan sebagai ukuran kinerja (performance) perekonomian suatu negara. Faktor-faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam masyarakat (Arsyad, 1988):1. Akumulasi modal, termasuk semua investasi baru yang berwujud tanah (lahan), peralatan fiskal dan sumberdaya manusia (human resources).2. Pertumbuhan populasi3. Kemajuan teknologiAkumulasi modal akan terjadi jika ada proporsi tertentu dari pendapatan sekarang yang ditabung dan kemudian diinvestasikan untuk memperbesar output produksi masa yang akan datang. Kemudian pertumbuhan populasi dan hal-hal yang berhubungan dengan kenaikan angkatan kerja (labor force), secara tradisional dianggap sebagai faktor positif, dalam merangsang pertumbuhan ekonomi. Sedangkan kemajuan teknologi merupakan faktor yang paling penting bagi pertumbuhan ekonomi menurut para pakar ekonom. Dalam bentuknya yang paling sederhana, kemajuan teknologi disebabkan oleh cara-cara baru dan cara-cara yang diperbaiki dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan tradisional.2.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi InvestasiPendapatan nasional bisa naik atau turun karena perubahan investasi. Kondisi ini bisa bergantung pada teknologi, penurunan tingkat bunga, pertambahan penduduk, dan faktor-faktor dinamis lainnya. Sejak terjadinya krisis keuangan sejak tahun 1997-1998, investasi yang dipompakan ke dalam perekonomian Indonesia anjlok, bahkan terjadi pelarian modal US$ 10 milyar setiap tahun. Pertumbuhan ekonomi negatif hanya terjadi satu tahun saja (1998) dan sejak tahun 1999 sampai dengan tahun 2002 terjadi pertumbuhan ekonomi positif rata-rata 3,2 persen pertahun. Adapun sumber pertumbuhan ekonomi bukan semata-mata berasal dari investasi, akan tetapi juga konsumsi masyarakat.Sementara itu lingkungan domestik masih belum menciptakan iklim investasi yang sehat. Beberapa faktor domestik yang menghambat iklim investasi belum mengalami perbaikan yang berarti. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah sebagaiberikut (BKPM, 2004):(1) Prosedur yang panjang dan berbelit.(2) Tumpang tindihnya kebijakan pusat dan daerah dibidang investasi serta kebijakan antar sektor.(3) Kurangnya kepastian hukum dengan berlarutnya perumusan RUU PenanamanModal dan lemahnya penegakan hukum yang terkait dengan kinerja pengadilan niaga.(4) Kurang kondusifnya pasar tenaga kerja. (5) Kurangnya insentif investasi.Aturan perpajakan juga dapat mempengaruhi tingkat investasi. Ada dua jenis perpajakan yang penting yang akan mempengaruhi tingkat investasi yaitu :1) Pajak pendapatan perusahaan atau yang lazim disebut PPH Badan adalah pajak atas laba perusahaan. Semakin besar persentase pajak pendapatan yang dikenakan pada laba perusahaan maka investasi akan berkurang, dengan demikian pajak pendapatan perusahaan menghambat investasi.2) Kredit pajak investasi (investment credit tax) adalah provisi pajak yang mendorong akumulasi modal. Kredit pajak investasi mengurangi pajak perusahaan dalam jumlah tertentu untuk setiap dolar yang dikeluarkan atas barang- barang modal. karena perusahaan memperoleh kembali sebagian dari pengeluarannya atas modal baru dalam pajak yang lebih rendah, kredit tersebut menurunkan harga beli efektif dari unit modal. jadi kredit pajak investasi menurunkan biaya modal dan meningkatkan investasi.2.4.1. Tingkat Bunga dan InvestasiPeningkatan permintaah terhadap dana pinjaman akan mendongkrak tingkat bunga equilibirium. Tingkat bunga yang lebih tinggi akan mengurangi arus modal keluar neto. Permintaan investasi juga bisa berubah karena pemerintah mendorong atau membatasi investasi melalui undang-undang pajak. Sebagai contoh, anggaplah pemerintah menaikkan pajak pendapatan perorangan dan menggunakan penerimaan tambahan tersebut untuk mengurangi pajak bagi orang-orang yang ingin menginvestasikan dananya ke dalam modal baru. Perubahan dalam undang-undang pajak seperti itu membuat banyak proyek investasi lebih menguntungkan dan, seperti inovasi teknologi, meningkatkan permintaan akan barang-barang investasi (Mankiw,2003).2.4.2. Investasi dan GDPInvestasi merupakan unsur GDP yang paling sering berubah. Ketika pengeluaran atas barang dan jasa turun selama resesi, sebagian besar dari penurunan itu berkaitan dengan anjloknya pengeluaran investasi. Para ekonomi mempelajari investasi untuk memahami fluktuasi dalam output barang dan jasa perekonomian dengan lebih baik. Model GDP seperti modal IS-LM didasarkan pada fungsi investasi sederhana yang mengaitkan investasi dengan tingkai bunga riil; I = I (r). Fungsi itu menyatakan bahwa kenaikan tingkat bunga riil menurunkan investasi.Ada tiga jenis pengeluaran investasi, yaitu investasi tetap bisnis, investasi redisensial dan investasi persediaan. Investasi tetap bisnis mencakup peralatan dan struktur yang dibeli perusahaan untuk proses produksi. Investasi residensial,mencakup rumah baru yang orang beli untuk tempat tinggal dan yang dibeli tuan tanah untuk disewakan. Investasi persediaan mencakup barang-barang yang disimpan perusahaan di gudang, termasuk bahan-bahan persediaan, barang dalam proses dan barang jadi. Perusahaan-perusahaan swasta melakukan investasi dalam jenis-jenis modal tradisional, seperti pabrik baja, dan jenis-jenis modal seperti komputer. Pemerintah melakukan investasi dalam berbagai bentuk modal masyarakat, yang disebut infrastruktur, seperti jalan raya, jembatan dan sistem pembuangan air.2.4.3. Incremental Capital Output Ratio (ICOR)Perencanaan pembangunan pada dasarnya akan ditentukan oleh kemampuan penyediaan sumber pembiayaan atas dana untuk diinvestasikan guna mencapai laju pertumbuhan dan tingkat kesejahteraan yang hendak dicapai. Untuk keperluan analisis ini, biasanya digunakan konsep Incremental Capital Output Ratio (ICOR). ICOR adalah suatu angka perbandingan yang memberikan informasi tentang seberapa besar investasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan output perekonomian. Perhitungan yang diperoleh berupa angka yang menunjukkan perbandingan antara investasi yang diperlukan untuk dapat meningkatkan tambahan pendapatan atau output. Angka ini dihitung untuk perkiraan kebutuhan secara menyeluruh maupun sektoral. Dengan angka ICOR ini akan dapat dihitung perkiraan kebutuhan investasi secara total serta alokasi sektoral.2.4.4. Location QuotientDi antara teknik-teknik analisa tersebut yang tergolong sederhana ialah penggunaan location quotient. Dalam hubungan ini kegiatan ekonomi sesuatu daerah dibagi dalam dua golongan, adalah: (1) kegiatan ekonomi (industri) yang melayani pasar di daerah itu sendiri maupun pasar di luar daerah itu, (2) industri- industri (kegiatan ekonomi) yang hanya melayani pasar di daerah itu sendiri (John Glasson, 1977). Industri yang termasuk golongan pertama disebut basic, sedang yang termasuk dalam golongan kedua disebut industri non basic atau industri lokal.Dasar pemikiran dari penggunaan teknik ini adalah teori economic base yang maknanya adalah karena industri basic itu menghasilkan barang dan jasa baik untuk pasar di daerah manapun atau untuk pasar di luar. Daerah yang bersangkuta, maka penjualan hasil ke luar daerah itu mendatangkan arus pendapatan ke dalam daerah tersebut. Arus pendapatan ini menyebabkan baik kenaikan konsumsi manapun kenaikan investasi di daerah itu, yang pada gilirannya dapat menaikkan pendapatan lagi dan kesempatan kerja. Jika di daerah tersebut terdapat pengangguran, maka kesempatan kerja yang baru itu dapat menampungnya, atau jika di daerah itu tidak terdapat pengangguran, maka daerah itu mempunyai daya tarik bagi orang-orang dari luar daerah yang mencari pekerjaan. Kenaikan pendapatan di daerah itu tidak hanya menaikkan permintaan terhadap hasil industri basic melainkan juga akan menaikkan permintaan terhadap hasil industri lokal non basic, dan permintaan ini pada gilirannya akan menaikkan investasi di industri-industri tersebut terakhir. Dengan perkataan lain, penanaman modal di industri-industri lokal merupakan investasi yang induced sebagai akibat kenaikan pendapatan di industri- industri dasar.2.5. Kebijakan Ekonomi RegionalYang dimaksud dengan kebijaksanaan ekonomi regional adalah penggunaan secara sadar berbagai macam peralatan untuk merealisasikan tujuan-tujuan regional yang tanpa adanya usaha yang disengaja tersebut tidak akan tercapai. Mungkin dalam jangka panjang apa yang menjadi tujuan itu akhirnya juga akan tercapai tanpa usaha secara sadar, tetapi dilihat dari sudut sosial, politik atau bahkan ekonomis, lebih baik kalau tujuan itu dicapai dalam jangka pendek atau menegah. Untuk mencapai hal ini diperlukan campur tangan pemerintah. Banyak peralatan kebijakan ekonomi regional yang disusun berdasarkan teori grothpole. Pembangunan regional didasarkan prinsip-prinsip reovasi dan daya tarik unsur yang aktif, perhitungan efek multiplier dan hubungan/kaitan yang dapat diharapkan akan timbul. Dalam hal ini pelu diingat bahaya dari pengetrapan model-model pembangunan yang berlaku umum. Kebijaksanaan pembangunan regional harus disesuaikan dengan struktur dasar masing-masing daerah. Disamping itu orang sering terlalu membesar-besarkan pengaruh atau peranan dari pada eksternal economies yang disebabkan karena adanya growthpole. Dan kalau proses polarisasi itu berjalan terlalu lama berdasarkan hanya pada hubungan teknis (polarisasi teknis), hal itu dapat menyebabkan kepekaan konjungtur yang lebih besar dari daerah yang bersangkutan.2.6. Rencana Pembangunan RegionalSalah satu tujuan dari kebijaksanaan pembangunan adalah mengurangi perbedaan dalam tingkat perkembangan atau pembangunan dan kemakmuran daerah yang satu dengan daerah yang lain (Kadariah, 1985). Antara tujuan ini dan tujuan untuk menaikkan pendapatan nasional atau pendapatan perkapita dengan cepat, terdapat pertentangan. Jika tekanan diberikan kepada cepatnya kenaikan pendapatan, maka terlalu banyak investasi akan diadakan di daerah-daerah yang sudah maju, dimana sudah terdapat prasarana, baik fisik maupun sosial. Akibatnya, daerah-daerah yang relatif sudah maju, makin maju, sedang daerah-daerah yang masih berkembang makin sukar untuk berkembang. Hal ini sudah terang dirasakan kurang adil, dan juga dapat mengganggu kestabilan politik maupun sosial. Karena hampir semua negara yang sedang mengadakan usaha pembangunan terdiri dari daerah-daerah masih terbelakang, baik secara absolut maupun rlatif, maka tujuan mengurangi perbedaan dalam tingkat kemajuan ini perlu mendapat prioritas. Usaha ini dapat mengurangi kecepatan kenaikan pendapatan nasional atau pendapatan perkapita dalam jangka pendek. Dalam perencanaan pembangunan regional terdapat banyak teknik analisa untuk menentukan akan memilih aktivitas ekonomi yang akan diperkembangkan dalam suatu daerah atau untuk memilih atau menentukan lokasi atau daerah bagi suatu aktivitas ekonomi atau suatu proyek.METODE PENELITIAN3.1. Lokasi dan Waktu PenelitianPelaksanaan kegiatan Kajian Potensi Investasi di Sumatera Utara ini berlokasi di Provinsi Sumatera Utara yang mencakup 25 daerah Kabupaten/Kota dari 33Kabupaten/Kota yang ada di Sumatera Utara dan tidak termasuk daerah pemekaran. Sedangkan waktu pelaksanaan kegiatan kajian ini berlangsung selama 4 (empat) bulan dari bulan April hingga Agustus 2011.3.2. Metodologi Penelitian3.2.1. Jenis dan Sumber DataPenelitian ini merupakan survei bersifat kualitatif. Data penelitian yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data sekunder merupakan data yang sudah diolah oleh pihak lain, baik dipublikasikan ataupun tidak. Data primer merupakan data mentah yang belum diolah dilakukan dengan teknik wawancara Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi yang terkait dengan potensi investasi yang bersumber dari stakeholder terkait.3.2.2. Populasi dan SampelPopulasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara yang berjumlah sebanyak 25 daerah Kabupaten/Kota.3.2.3. Teknik Pengumpulan DataData yang dikumpulkan merupakan data primer dan sekunder yang diperoleh dari berbagai publikasi yang berasal dari stakeholders dan berbagai informasi yang terkait dengan investasi di Sumatera Utara. Data lainnya yang dikumpulkan merupakan data dan informasi yang diperoleh langsung dari lapangan dan hasil koordinasi dengan instansi terkait serta melalui studi literatur. Pelaksanaan pengumpulan data dibagi dua tahapan yaitu : pembuatan instrumen pengumpulan data dan kegiatan pengumpulan data.3.2.4. Metode Analisa DataUntuk melakukan analisa data pada kegiatan penelitian digunakan adalah analisa deskriptif dengan sektor-sektor yang diamati dalam penelitian ini adalah semua sektor pembangunan yang ada di Provinsi Sumatera Utara dengan menampilkan komoditas dan sumberdaya yang potensial yang memiliki peluang investasi untuk dapat ditawarkan kepada investor dari masing-masing sektor.HASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Kondisi dan Potensi Investasi Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera UtaraProvinsi Sumatera Utara terletak pada 1 - 4 Lintang Utara dan 98 - 100 Bujur Timur dengan luas daratan adalah 71.680 km. Daerah Sumatera Utara pada dasarnya dapat dibagi atas : Pesisir Timur, Pegunungan Bukit Barisan, Pesisir Barat, Kepulauan Nias. Pesisir timur merupakan wilayah di dalam provinsi yang paling pesat perkembangannya karena persyaratan infrastruktur yang relatif lebih lengkap dari pada wilayah lainnya. Wilayah pesisir timur juga merupakan wilayah yang relatif padat konsentrasi penduduknya dibandingkan wilayah lainnya. Administrasi pemerintahan Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2010 terdiri atas 33Kabupaten/Kota dan 389 Kecamatan serta 5.769 Desa/Kelurahan.4.1.1. Kabupaten AsahanKabupaten Asahan terdiri dari 20 Kecamatan dengan 237 Desa dan 34Kelurahan dengan luas wilayahnya adalah 4.624,41 km2. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Asahan mengalami meningkat dari sebesar Rp.510.091 atas dasar harga konstan tahun 1993 menjadi sebesar Rp. 3.673.760 atas harga konstan tahun 2003. Sarana dan prasarana sangat diperlukan dalam upaya untuk mendukung pembangunan perekonomian suatu daerah dengan panjang jalan pada tahun 2009 mencapai 2.037,95 km. Sedangkan sarana dan prasarana lainnya yang terdapat di Kabupaten Asahan adalah telepon dan air minum, dimana masing-masing sarana dan prarasarana tersebut di setiap kecamatan.Berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki Kabupaten Asahan serta didasarkan pada prioritas pembangunan daerah dan keterkaitan antara sektor pertanian dengan sektor industri, menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi atau industri yang termasuk layak untuk dikembangkan adalah :1. Pengolahan minyak goreng dan oleokimia.2. Pengusahaan udang.3. Produksi bibit udang (hatchery).4. Pengusahaan ikan kerapu5. Produksi jagung.Pengolahan minyak goreng dan oleokimia dipilih sebagai bidang usaha yang layak dikembangkan karena di wilayah Kabupaten Asahan terdapat banyak kebun dan pabrik pengolahan kelapa sawit. Hasil CPO dari pabrik pengolahan yang tentu saja tidak semuanya diekspor, oleh sebab itu pengolahan lanjutan merupakan alternatif yang dianggap tepat karena akan memberikan nilai tambah bagi produk tersebut. Ikan kerapu adalah ikan yang harus dibudidayakan di Kabupaten Asahan dengan persyaratan tertentu terutama kedalaman dan keadaan airnya, artinya tidak setiap daerah sesuai untuk budidaya ikan kerapu. Pangsa pasar ikan kerapu memiliki segmen pasar tersendiri terutama ekspor. Pengembangan ikan kerapu akan menambah tingkat kesejahteraan bagi nelayan ikan kerapu dan keluarganya. Tambak udang merupakan suatu usaha yang memiliki keunikan tersendiri, sehingga memerlukan suatu sentuhan dan manajemen khusus. Modal yang besar dengan resikoyang juga besar sangat sebanding dengan nilai ekonomi yang dapat dihasilkan. Pengembangan udang windu jenis tiger merupakan suatu pilihan yang tepat bagi daerah pesisir Asahan. Kesulitan para pengusaha tambak udang di daerah Asahan salah satunya adalah ketersediaan bibit dalam jumlah yang cukup dan harga terjangkau. Kebutuhan bibit udang ini merupakan suatu peluang yang sangat baik. Ketergantungan akan bibit udang dari daerah lain akan teratasi dengan pengembangan hatchery di Kabupaten Asahan. Tanaman jagung merupakan komoditi yang potensial bagi daerah Asahan. Hal ini dikarenakan daerah ini memiliki lahan kering yang cukup luas dengan kesuburan yang baik akan dapat menunjang produksi jagung dengan mutu yang baik.4.1.2. Kabupaten DairiDari berbagai pengkajian sejalan dengan Kabupaten Dairi secara geografis terletak diantara 980 00 - 980 31 dan 20 15 - 30 32 Lintang Utara,. terdiri dari 13 kecamatan dengan 122 desa dan 7 kelurahan dengan luas wilayah adalah 1.916,25 km2.. PDRB Kabupaten Dairi berdasarkan harga konstan tahun 2003 sebesar Rp.1.465.781.0 juta dan PDRB per kapita sebesar Rp 5.718.310,00. Total panjang ruas jalan di Kabupaten Dairi adalah 1.794,94 km yang terdiri dari 658,99 km jalan aspal, 313,57 km jalan kerikil, 822,38 jalan tanah. Berdasarkan kondisinya jalan di Kabupaten Dairi terdiri dari 217,24 km baik, 227 km sedang, 214,75 km rusak. Dari panjang jalan tersebut terdiri dari 114,87 km jalan kelas II, kelas III 95,90 km, kelas IIIb 599 km dan kelas yang tidak dirinci 1.195,94 km. Sektor-sektor yang berpotensiuntuk dikembangkan di Kabupaten Dairi yaitu sektor industri, pertanian, dan pariwisata.Tabel 4.1. Komoditi Potensial di Kabupaten DairiNoIndustriPertanianPariwisata

1Gilingan Kopi BubukPerkebunan KopiWisata Alam Danau Toba

2Pemipil JagungProduksi kentang

3Pengolahan kayuProduksi sayuran dataran tinggi

4Produksi jagung

5Nilam

Sumber : Data Diolah, 2011.1.1.3. Kabupaten Deli SerdangKabupaten Deli Serdang terdiri dari 22 kecamatan dengan 394 desa/kelurahan. Luas wilayah Kabupaten Deli Serdang adalah 2.534,65 km2. Pertumbuhan ekonomi Deli Serdang pada tahun 2008 sebesar 6,03 persen dengan total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar Rp.25,19 triliun. Sedangkanpada tahun 2007 PDRB berkisar Rp 21,82 triliun dengan income perkapita mencapai Rp. 13,34 juta. Total panjang ruas jalan di Deli Serdang adalah 2.963,60 km. Bidang usaha yang mendapat prioritas Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang untuk dikembangkan mencakup 4 sektor yaitu sektor industri, sektor perikanan, sektor perkebunan, dan sektor pertanian.Tabel 4.2. Komoditi Prioritas di Kabupaten Deli SerdangNo.Komoditi Prioritas Per Sektor

PerkebunanPertanianPerikananIndustri

1Kelapa sawitJagungTambakudangPakan ternak(Jagung)

2KelapaUbi kayuPengolahan karet

3Kacang KedelaiCPO

Sumber : Data Diolah, 2011.Berdasarkan potensi yang ada di Kabupaten Deli Serdang yang disesuaikan dengan prioritas pembangunan daerah serta keterkaitan antara sektor pertanian dengan sektor industri, menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi atau industri yang termasuk layak untuk dikembangkan di daerah ini adalah :1. Budidaya udang tambak2. Industri oleokimia3. Industri pakan ternak4. Produksi tembakau Deli4.1.4. Kabupaten Humbang HasundutanKabupaten Humbang Hasundutan secara geografis terletak diantara 21 -228 Lintang Utara dan 9810 - 9858 Bujur Timur, terdiri dari 10 kecamatan dengan 117 desa dan 1 kelurahan dengan luas wilayahnya adalah 2.335,33 km2. Pertumbuhan ekonomi daerah ini terus mengalami peningkatan setiap tahunnya yang pada tahun 2009 sebesar 5,32 persen dan naik pada tahun 2010 menjadi 5,45 persen, sedangkan PDRB Kabupaten Humbang Hasundutan pada tahun 2008 sebesar Rp.1.983.023,94 juta, tahun 2009 sebesar Rp.2.189.647,13 juta dan pada tahun 2010sebesar Rp.2.470.988,46 juta. Sektor-sektor yang berpotensi untuk dikembangkan di Kabupaten Humbang Hasundutan yaitu sektor industri, pertanian dan pertambangan dengan beberapa komoditi yang potensial dikembangkan sebagaimana Tabel 4.3.Tabel 4.3. Komoditi Potensial di Kabupaten Humbang HasundutanNoPertanian/ PeternakanIndustriTambang

1KopiPengolahan kopiBatu Gamping

2NenasBatu Apung

3KakaoBelerang

4JaheFieldspar

5Kacang tanahKaolin

6Ternak babi

7Ternak ayam

8Ternak kerbau

9Produksi Salak

Sumber : Data Diolah, 2011.Dari analisis potensi dan memperhatikan prioritas pembangunan daerah Kabupaten Humbang Hasundutan, maka komoditi unggulan yang layak dijadikan komoditi ialah :1. Industri pengolahan buah2. Pengolahan kopi3. Ternak babi4. Pertambangan khususnya mineral4.1.5. Kabupaten KaroKabupaten Karo secara geografis terletak diantara 20 50 - 30 19 LU dan 97055 - 980 38 BT, terdiri dari 13 kecamatan dengan 248 desa dan kecamatan dengan luas wilayah 2.127,25 km2 atau 212.725 Ha dengan kecamatan yang memiliki wilayah terluas adalah kecamatan Mardingding dengan luas wilayah 267,11 km2 dan terkecil wilayahnya adalah kecamatan Berastagi dengan luas wilayah 30,50 km2. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karo pada tahun 2009 sebesar 5,17 persen terhadap nilai PDRB tahun 2008, meskipun nilai pertumbuhan ini tidak setinggi nilaipertumbuhan di tahun 2008 dibanding tahun 2007 yang peningkatannya mencapai5,21 persen. Panjang ruas jalan di Karo tahun 2003 adalah 1.252,66 km yang terdiri dari 585,8 km jalan aspal, 167 km jalan berbatu, 146,06 jalan kerikil, 188,78 jalan tanah. Berdasarkan kondisi jalan di Kabupaten Karo yaitu 10 km baik dan 384,1 km kondisinya sedang. Sarana prasarana lainnya yang ada di Kabupaten Karo yaitu telepon, listrik PLN dan air minum. Sektor-sektor yang berpotensi untuk dikembangkan di Kabupaten Karo yaitu sektor pertanian dan industri yang berbasis pertanian dengan beberapa komoditi potensial seperti Tabel 4.4. berikut ini.Tabel 4.4. Komoditi Potensial di Kabupaten KaroNo.IndustriPertanian

1.Pengolahan buahProduksi kentang

2.Pemipilan dan pengeringan jagungProduksi jeruk

3.Cold Storage SayuranPeternakan babi

4.Perikanan KJA Nila

5.Sapi Potong

6.Kepiting Air Tawar

Sumber : Data Diolah, 2011.Dari analisis potensi dan memperhatikan prioritas pembangunan daerah Kabupaten Karo, maka komoditi unggulan yang akan dijadikan profil komoditi adalah : kentang, jagung, industri pengolahan jeruk, peternakan babi, jaring apung ikan nila dan ternak sapi potong4.1.6. Kabupaten Labuhan BatuLuas Kabupaten Labuhan Batu adalah 2.562,01 km dengan penduduknya sebanyak 857.692 jiwa pada tahun 2008. Pada mulanya jumlah kecamatan di kabupaten ini adalah 22 kecamatan. Dengan dibentuknya Kabupaten Labuhan Batu Utara dan Kabupaten Labuhan Batu Selatan, maka jumlah kecamatan di kabupaten ini menjadi 9 kecamatan. Pada tahun 2005 PDRB Kabupaten Labuhan Batu sebesar Rp.4.037.869,88 juta meningkat menjadi Rp.6.658.794,89 juta tahun 2009. Bidang usaha yang mendapat prioritas Pemerintah Daerah Kabupaten Labuhan Batu untuk dikembangkan mencakup 4 sektor yaitu sektor pertanian, sektor perikanan, sektor perkebunan dan sektor industri dengan komoditi prioritas pada Tabel 4. 5. berikut ini.Tabel 4.5. Komoditi Prioritas di Kabupaten Labuhan BatuNoKomoditi Prioritas Per Sektor

PerkebunanPertanianPerikananIndustri

1KaretPadiIkan LautKaret Olahan

2Kelapa SawitUbi KayuUdang TambakMinyak Goreng (Sawit)

3ArenCabeMargarin (sawit)

4Tepung maizena (jagung)

5Pakan ternak (jagung)

Sumber: Data Diolah, 2011.Hasil analisa potensi yang ada di Kabupaten Labuhan Batu dengan prioritas pembangunan daerah serta keterkaitan antara sektor pertanian dengan sektor industri, menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi atau atau industri yang termasuk layak untuk dikembangkan adalah :1. Pengolahan minyak goreng dan oleokimia2. Tambak udang3. Pengusahaan ikan kerapu4. Industri pakan ternak atau olahan jagung5. Industri olahan karet4.1.7. Kabupaten LangkatKabupaten Langkat terdiri dari 20 kecamatan dengan 221 desa dan 14 kelurahan. Luas wilayah Kabupaten Langkat adalah 6.263,29 km2 atau 626.329 ha. PDRB Kabupaten Langkat atas dasar harga konstan pada tahun 2007 adalah sebesarRp.6.178.018,83 juta. Daerah ini sangat potensial bagi pengembangan sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, pariwisata dan pertambangan. Kawasan pariwisata di Kabupaten Langkat yang potensial antara lain :1. Wisata Laut, terdiri dari kawasan sepanjang pesisir pantai timur di KabupatenLangkat dapat dikembangkan menjadi sektor unggulan pariwisata laut.2. Wisata Alam, sesuai dengan topografi Kabupaten Langkat yang variatif terletak pada gugusan Dataran Tinggi Bukit Barisan. Saat ini kawasan wisata alam yang sudah dikembangkan dan cukup terkenal di Kabupaten Langkat adalah Taman Wisata Bukit Lawang dan Kawasan Wisata Tangkahan.3. Wisata Budaya, penduduk yang berdomisili di Kabupaten Langkat terdiri dariberbagai suku antara lain suku Melayu, Karo, Toba, Mandailing, Pakpak, Nias, Jawa, Minang, Aceh dan warga keturunan dengan karakter budaya yang khas. Selain suku bangsa yang berfariasi, Kabupaten Langkat juga memiliki obyek wisata budaya yang cukup potensial untuk dikembangkan.Potensi pertambangan di wilayah Kabupaten Langkat dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu :1. Mineral Logam, seperti Emas, Timah Hitam, Seng dan Perak2. Mineral Bukan Logam, seperti Batu Gamping, Batu Padas, Pasir Sedimen dan lain-lain.Berdasarkan hasil analisa potensi yang ada di Kabupaten Langkat denganprioritas pembangunan daerah serta keterkaitan antara sektor pertanian dengan sektor industri, menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi atau atau industri yang termasuk layak untuk dikembangkan adalah :1. Pengolahan minyak goreng dan oleokimia2. Industri pengolahan buah-buahan3. Pengusahaan ikan kerapu4. Pengusahaan tambak udang windu5. Industri pariwisata3.1.8. Kabupaten Mandailing NatalKabupaten Mandailing Natal secara geografis terletak antara 010' - 150' Lintang Utara dan 9810' - 10010' Bujur Timur ketinggian 0 - 2.145 m di atas permukaan laut. Wilayah administrasi Mandailing Natal dibagi atas 17 kecamatan dan 375 desa/kelurahan dengan luas daerah sebesar 662.070 Ha atau 9,24 persen dari wilayah provinsi Sumatera Utara. Wilayah yang terluas adalah Kecamatan Muara Batang Gadis yakni 143.502 Ha (21,67%) dan terkecil yaitu Kecamatan Lembah Sorik Marapi sebesar 3.472,57 Ha (3,46%) pada tahun 2006. PDRB Kabupaten Mandailing Natal tahun 2007 adalah sebesar 6,46%. Panjang jalan di seluruh Kabupaten Mandailing Natal pada Tahun 2007 mencapai 2.043,460 km yang berbagi atas jalan negara (297,700 km), jalan provinsi (161,650 km) dan jalan kabupaten (1.584,110 km). Sektor-sektor yang berpotensi untuk dikembangkan di Kabupaten Mandailing Natal yaitu sektor industri, pertanian, pertambangan dan perhubungan dengan beberapa komoditi potensial pada Tabel 4.6.Tabel 4.6. Komoditi Potensial di Kabupaten Mandaling NatalPertanianPertambanganIndustri

Perikanan jaring apungBatu BaraCrumb rubber

Budidaya ikan kerapuKaolinIndustri Pengolahan kopi

Peternakan itik

Sumber : Data Diolah, 2011.Berdasarkan potensi yang dimiliki dilakukan analisa potensi dengan memperhatikan prioritas pembangunan daerah Kabupaten Mandailing Natal, maka komoditi unggulan yang akan dijadikan profil komoditi adalah :1. Industri crumb rubber2. Budidaya ikan kerapu.3. Jaring apung ikan nila.Di samping komoditi unggulan yang dipromosikan masih terdapat beberapa komoditi yang memiliki peluang untuk dikembangkan sebagai pelung investasi di daerah, yaitu :1. Peternakan itik.2. Pertambangan.3. Pengolahan kopi.4.1.9. Kabupaten Nias UtaraKabupaten Nias secara geografis terletak diantara 00 12 - 10 32 Lintang Utara (LU) dan 970 - 980 Bujur Timur (BT), terdiri dari 14 kecamatan dengan 439 desa dan 4 kelurahan. Luas wilayah kabupaten Nias adalah 3.799,8 km2 dengan wilayah terluas adalah kecamatan Alasa dan terkecil adalah Kecamatan Lotu. sipasisedini mungkin. PDRB Kabupaten Nias Utara pada tahun 2009 bila dibandingkan dengan tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 6,69%. Untuk mendukung perkembangan dari Kabupaten Nias Utara ini, diperlukan pengembangan dan pembenahan pada beberapa sektor, yaitu sektor perhubungan, pendidikan dan kesehatan. Sedangkan sektor-sektor yang berpotensi untuk dikembangkan di Kabupaten Nias Utara meliputi sektor pertanian dan kehutanan, perkebunan, kelautan dan perikanan, peternakan, pariwisata serta sektor industri sebagaimana Tabel 4.7.Tabel 4.7. Komoditi Potensial di Kabupaten Nias UtaraPertanianIndustriWisata

Ikan kerapuPengolahan KelapaWisata Bahari

Udang lobsterTepung Ikan

Rumput lautCrumb rubber

Kelapa

Sumber : Data Diolah, 2011.Dari analisis potensi dan memperhatikan prioritas pembangunan daerah Kabupaten Nias Utara, maka komoditi unggulan yang akan dijadikan profil komoditi untuk dijadikan pengembangan investasi di daerah ini adalah :1. Peternakan babi2. Industri crumb rubber3. Pengolahan kelapa4. Budidaya ikan kerapu5. Budidaya rumput laut6. Wisata bahari4.1.10. Kabupaten Nias SelatanKabupaten Nias Selatan secara geografis terletak pada 0 33 25 Lintang Selatan dan 1 4 5 Lintang Utara serta 97 25 59 dan 98 48 29 Bujur Timur, terbagi menjadi 18 kecamatan dengan luas wilayah administrasi Kabupaten Nias Selatan (darat dan laut) adalah 1.825,20 km2. PDRB ADHB Kabupaten Nias Selatansebesar 1,89 triliun rupiah pada tahun 2007 setara dengan 0,88% dari nilai PDRB Provinsi Sumatera Utara dan menempatkan pada urutan ke-9 terendah di Sumatera Utara. Untuk mendukung perkembangan daerah diperlukkan pembenahan pada beberapa sektor, yaitu sektor perhubungan, pendidikan dan kesehatan. Sektor-sektor yang berpotensi untuk dikembangkan di Kabupaten Nias Selatan meliputi sektor pertanian dan kehutanan, perkebunan, kelautan dan perikanan, peternakan, pariwisata serta sektor industri dengan komoditi-komoditi potensial pada Tabel 4.8. berikut.Tabel 4.8. Komoditi Potensial di Kabupaten Nias SelatanPertanianIndustriWisata

Ikan kerapuPengolahan KelapaWisata Bahari

Udang lobsterTepung Ikan

Rumput lautCrumb rubber

Kelapa

Peternakan babi

Sumber : Data Diolah, 2011.Dari analisis potensi dan memperhatikan prioritas pembangunan daerah Kabupaten Nias Selatan, maka potensi investasi komoditi unggulan yang akan dijadikan profil komoditi daerah adalah :1. Peternakan babi2. Industri crumb rubber3. Pengolahan kelapa4. Budidaya ikan kerapu5. Budidaya rumput laut6. Wisata bahari4.1.11. Kabupaten Pakphak BharatKabupaten Pakpak Bharat secara geografis terletak diantara 900 00 - 980 31 dan 20 15 - 30 32 Lintang Utara terdiri dari 3 kecamatan dengan 36 desa dengan luas wilayah adalah 1.221,3 km2. PDRB Kabupaten Pakpak Bharat atas dasar harga berlaku tahun 2007 mencapai Rp.230,9 miliar meningkat sebesar 11,23 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp.207,6 miliar.Berdasarkan keadaan alam dan topografi Kabupaten Pakpak Bharat maka sektor pertanian merupakan potensi terbesar mendukung perekonomian masyarakat. Hasil pendaftaran rumah tangga Sensus Pertanian 2003 terdapat 6.576 rumahtangga pertanian mencakup kegiatan bertani/berkebun dan mengusahakan ternak/ungagas. Dari jumlah rumah tangga pertanian di Kabupaten Pakpak Bharat 99,99% adalah merupakan petani pengguna lahan dengan produksi jenis tanaman yaitu tanaman padi dan palawija, tanaman perkebunan rakyat dan holtikultura.4.1.12. Kabupaten SamosirKabupaten Samosir secara geografis terletak diantara 98 02 - 9932 BujurTimur dan 203 - 248 Lintang Utara terdiri dari 9 kecamatan dengan 111 desa dan6 kelurahan dengan luas wilayah Kabupaten Samosir adalah 1.419,05 km2. PDRB Kabupaten Toba Samosir atas dasar harga berlaku tahun 2009 sebesar Rp.3.056.049,03 juta. Sektor-sektor yang berpotensi untuk dikembangkan di diKabupaten Samosir adalah sektor industri dan pertanian sebagaimana pada Tabel 4.9.Tabel 4.9. Komoditi Potensial di Kabupaten SamosirPertanianPariwisata

1. KemenyanWisata Danau Toba

2. Kopi

3. Peternakan ayam

4. Peternakan kerbau

5. Jaring apung

6. Teh

7. Peternakan Babi

8. Batu Kapur

9. Jagung

10. Pisang

11. Kentang

12. Peternakan Itik

Sumber : Data Diolah, 2011.4.1.13. Kabupaten Serdang BedagaiSecara geografis Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi 20 57 Lintang Utara, 30 16 Lintang Selatan, 980 33 - 990 27 Bujur Timur memiliki area seluas 1.900,22 km2 (190.022 ha) yang terdiri dari 17 Kecamatan dan 243Desa/Kelurahan. PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2005 sebesar Rp.5.059.770 juta meningkat menjadi Rp..472.750 juta tahun 2008. Potensi ekonomi wilayah Kabupaten Serdang Bedagai semakin hari semakin berkembang sesuai dengan meningkatnya permintaan konsumen terhadap produk-produk yang dihasilkan terutama sektor pertanian, industri, perdagangan dan jasa, pariwisata dan sebagainya. Potensi-potensi ekonomi yang ada mempunyai jenjang/klas pemasaran yang berbeda-beda, mulai dari tingkat desa sampai regional. Pusat ekonomi dengan lingkup pelayanan lokal (desa/kecamatan) di Kabupaten Serdang Bedagei, berupa :1. Kawasan industri dan perdagangan makanan di Pasar Bengkel Kecamatan Perbaungan; 2. Kawasan perdagangan di Kecamatan Perbaungan; 3. Kawasan pariwisata di Theme Park di Kecamatan Pantai Cermin, Perbaungan, Teluk Mengkudu, Tanjung Beringin dan Bandar Khalipah; 4. Wisata kuliner pada daerah- daerah pesisir pantai; dan 5. Jalan kawasan pesisir pantai dan jalan tol.Potensi investasi bidang usaha yang mendapatkan prioritas Pemerintah Daerah Kabupaten Serdang Bedagei untuk dikembangkan mencakup 4 sektor yaitu sektor industri, sektor perikanan, sektor perkebunan, dan sektor pertanian dengan jenis komoditi yang mendapat prioritas pengembangan pada Tabel 4.10.Tabel 4.10. Komoditi Prioritas di Kabupaten Serdang BedagaiNo.Komoditi Prioritas Per Sektor

PerkebunanPertanianPerikananIndustri

1Kelapa sawitJagungTambakudangPakan ternak(Jagung)

2KelapaUbi kayuPengolahan karet

3Kacang KedelaiCPO

Sumber : Data Diolah, 2011.4.1.14. Kabupaten SimalungunKabupaten Simalungun terletak antara 2,36 3,18 LU dan 98,32 99,35 BT berada pada ketinggian 20 1.400 m di atas permukaan laut dengan luas4.386,60 km atau 6,12% dari luas wilayah Sumatera Utara terdiri dari 31Kecamatan, 343 Desa Nagori dan 24 Kelurahan. PDRB Kabupaten Simalungun pada tahun 2007 sebesar Rp.7,647 triliun, naik sebesar Rp.765 milyar dibanding tahun 2006 yang berjumlah Rp.6,881 triliun, atau meningkat 11,13%. Sarana dan prasarana yang terdapat di daerah ini adalah jalan, telepon, listrik PLN dan air minum dengan total panjang ruas jalan di Simalungun adalah 1.983,89 km.Bidang usaha yang mendapat prioritas Pemerintah Daerah Simalungn untuk dikembangkan mencakup 6 sektor yaitu pertanian rakyat, perkebunan rakyat/kehutanan, peternakan, perikanan, peternakan, agroindustri dan pariwisata dengan komoditi yang mendapat prioritas pengembangan pada Tabel 4.11.Tabel 4.11. Komoditi Pioritas di Kabupaten SimalungunNo.Komoditi Prioritas Per Sektor

PertanianRakyatPerikananPerkebunan Rakyat/Ke- hutananPeternakanAgroindustriPariwisata

1JagungIkan NilaMerahKelapa SawitAyam BurasPengolahanbuah secara terpaduDanauToba

2Ubi KayuIkan LeleDumboKaretBabiTinggiRaja

3Ubi JalarIkan MasJeruk Manis

4KubisKopi

5KentangEnau

6Pisang

7Nenas

8Jahe

Sumber : Data Diolah, 2011.Dari hasil analisa potensi yang ada di Kabupaten Simalungun dengan prioritas pembangunan daerah serta keterkaitan antara sektor pertanian dengan sektor industri, menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi atau industri yang termasuk layak untuk dikembangkan adalah :1. Budidaya jagung2. Budidaya jahe3. Budidaya pisang barangan4. Budidaya nanas dan pabrik pengolahannya5. Industri pengolahan buah-buahan4.1.15. Kabupaten Tapanuli TengahKabupaten Tapanuli Tengah dengan luas wilayah 6.194,98 km terdiri dari 15 kecamatan dengan 140 desa dengan luas wilayah 2.194,98 km2 atau 219.498 ha. Sektor pendukung utama perekonomian Kabupaten Tapanuli Tengah selama periode tahun 2005-2009 adalah sektor pertanian yaitu sebesar 48,26% rata-rata pertahun.Total panjang ruas jalan di Tapanuli Tengah adalah 790,27 km yang terdiri dari398,91 km jalan aspal, 49,69 jalan kerikil dan sisannya 341,67 jalan tanah. Prasarana lainnya yang telah dikembangkan di daerah ini adalah listrik PLN dan air minum dengan jumlah pelanggan air bersih sebanyak 2.436 pelanggan tangga sedang volume air yang disalurkan sebesar 501.973 m3. Kabupaten Tapanuli Tengah sangat potensial bagi pengembangan sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan,pariwisata dan pertambangan.4.1.16. Kabupaten Tapanuli SelatanKabupaten Tapanuli Selatan secara geografis terletak diantara 980 50 - 100010 Bujur Timur dan 00 10 - 10 50 Lintang Selatan terdiri dari 28 kecamatan dengan1.246 desa/kelurahan dan luas wilayahnya adalah 12.261,55 km2. Pada tahun 2003PDRB Kabupaten Tapanuli Selatan berdasarkan harga konstan tahun 1993 sebesarRp.1.387.836,21 juta. Total panjang ruas jalan di Tapanuli Selatan adalah 2.695,15km yang terdiri dari 570 km (21,15%) jalan order lag, 789,10 km (29,27%) jalan aspal, 430,8 (15,98%) jalan diperkeras dan sisannya 905,25 (33,59%) jalan tanah. Sarana prasarana lain adalah telepon, listrik PLN dan air minum. Komoditi dan kegiatan ekonomi yang menonjol saat ini di Tapanuli Selatan dan mempunyai prospek untuk dikembangkan karena potensi cukup besar pada Tabel 4.12.Tabel 4.12. Komoditi Potensial di Kabupaten Tapanuli SelatanNoKomoditi Prioritas Per Sektor

IndustriPertanianPerhubungan danPariwisata

1Pengalengan SalakPerkebunan kelapa sawitDanau Siais

2PlywoodPerkebunan KaretAek Sijornih

3Minyak gorengTernak Besar

4Kayu Karet OlahanPerkebunan Salak

5Kayu hutan dan rotan olahanPerkebunan Pisang

6Pengolahan kelapa sawit

7Pengolahan Pisang

Sumber : Data Diolah 2011.Berdasarkan hasil analisa potensi yang ada di Kabupaten Tapanuli Selatan dengan prioritas pembangunan daerah serta keterkaitan antara sektor pertanian dengan sektor industri, menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi atau industri yang termasuk layak untuk dikembangkan adalah :1. Industri pengolahan minyak goreng dan oleokimia2. Industri pengolahan jagung untuk pakan ternak.3. Industri pengolahan kayu karet.4. Industri pengalengan buah salak.5. Industri pengolahan pisang.6. Pabrik pengolahan kelapa sawit4.1.17. Kabupaten Tapanuli UtaraKabupaten Tapanuli Utara secara geografis terletak diantara 120 - 241 Lintang Utara dan 9805 - 9915 Bujur Timur terdiri dari 15 kecamatan dengan214 desa dan 11 kelurahan. Luas wilayah kabupaten Tapanuli Utara adalah 3.800,31 km2 terdiri dari luas daratan 3.793,71 km2 dan perairan Danau Toba 6,60 km2. PDRBKabupaten Tapanuli Utara ADHK pada tahun 2008 sebesar Rp.1.456.881,25 milyar. Total panjang ruas jalan di Tapanuli Utara adalah 2.290,2 km yang terdiri dari934,85 jalan aspal, 325,75 jalan diperkeras kerikil dan sisanya 672,2 km. Sarana prasarana lain yang ada adalah listrik PLN dan air minum. Sektor-sektor yang berpotensi untuk dikembangkan di Kabupaten Tapanuli Utara yaitu sektor pertanian, industri dan pertambangan dengan beberapa komoditi potensial sebagaimana pada Tabel 4.13. berikut.Tabel 4.13. Komoditi Potensial di Kabupaten Tapanuli UtaraPertanian/PeternakanIndustriWisata/Tambang

KopiPengolahan nenasWisata alam Salib Kasih

NenasPengolahan kopiBatu Gamping

KakaoIndustri crumb rubberBatu Apung

JaheFelspar

Kacang tanahKalolin

Ternak babi

Ternak ayam

Ternak Sapi

Produksi Salak

Sumber : Data Diolah, 2011.4.1.17. Kabupaten Toba SamosirKabupaten Toba Samosir secara geografis terletak diantara 98 02 - 9932 Bujur Timur dan 203 - 248 Lintang Utara terdiri dari 10 kecamatan dengan 170 desa dan 13 kelurahan dengan luas wilayah adalah 2.021,8 km2. PDRB KabupatenSamosir atas dasar harga belaku tahun 2005 sebesar Rp.1.111.709,12 juta. Berdasarkan atas dasar harga konstan 2000 PDRB Kabupaten Samosir tahun 2005 sebesar Rp.843.595,65 juta atau mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 4,09 persen dibanding tahun sebelumnya. Total panjang ruas jalan di Toba Samosir (termasuk Kabupaten Samosir) adalah 2.016,43 km yang terdiri dari 625,21 km jalan aspal, 207,25 jalan kerikil dan sisannya jalan tanah. Kondisi sarana prasarana yang ada terlihat bahwa untuk mendukung investasi masih perlu peningkatan dukungan sarana prasarana seperti jalan, telepon, air bersih dan listrik.Sektor-sektor yang berpotensi untuk dikembangkan di Kabupaten TobaSamosir sektor industri dan pertanian dengan komoditi potensial pada Tabel 4.14.Tabel 4.14. Komoditi Potensial di Kabupaten TobasaPertanianPariwisata

KemenyanWisata Danau Toba

Jahe

Kopi

Peternakan ayam

Peternakan kerbau

Jaring apung

Teh

Peternakan Babi

Batu Kapur

Jagung

Pisang

Kentang

Peternakan Itik

Sumber : Data Diolah, 2011.4.1.19. Kota BinjaiKota Binjai terletak di antara 331403402 Lintang Utara dan 98273983232 Bujur Timur dengan luas wilayah 9.023,62 ha yang terbagi dalam 5 kecamatan dan 37 kelurahan. PDRB Kota Binjai pada tahun 2001 yang memberi kontribusi bagi perekonomian daerah sebesar Rp.1.156.611,55 juta dan pada tahun2006 memberikan hasil sebesar Rp. 1.613.444,38 juta berdasarkan atas harga konstan2000. Panjang jalan di Kota Binjai dirinci menjadi jalan negara sepanjang 12 km, jalan provinsi 14,84 km dan jalan kota 335.088 km. Jumlah pelanggan PLN untuk rumah tangga sebanyak 46.032, komersial 2.508, industri 79 dan publik/umum 927 dengan daya tersambung 34.012 KVA dengan jumlah daya terjual 7.486 kWH. Pengguna telpon sebanyak 10.349 sst, wartel sebanyak 232 SST dan TUCK/TUK sebanyak 55 SST. Sedangkan jumlah pelanggan PDAM tahun 2003 sebanyak 9.739 dengan rincian rumah tinggal 8.020, industri 46, badan sosial (rumah sakit/tempat ibadah) 129, sarana umum 19, perusahaan perdagangan 796 dan instansi pemerintah371.Berdasarkan analisa potensi unggulan yang ada dan usulan dari pemerintah Kota Binjai maka dapat diidentifikasikan beberapa bidang usaha unggulan yang layak dikembangkan yaitu:a. Kawasan pusat bisnis terpadu (central business district/CBD). b. Pabrik pengolahan buah terpaduc. Industri meubel dan anyaman/kerajinan4.1.20. Kota MedanKota Medan secara geografis terletak di antara 2 27'-2 47' Lintang Utara dan98 35'-98 44' Bujur Timur dengan luas wilayah adalah 265,10 km2 secara administratif terdiri dari 21 Kecamatan dan 151 Kelurahan. Luas wilayah Kota Medan adalah 300,288 km2 yang terbagi dalam 21 kecamatan dan 151 kelurahan. Sarana dan prasarana perhubungan di Kota Medan terdiri dari prasarana perhubungan darat, laut, udara dan kereta api. Disamping itu juga telah tersedia prasarana listrik, gas, telekomunikasi, air bersih dan Kawasan Industri Medan (KIM)Komoditi unggulan Kota Medan dilihat dari segi pasarnya adalah perabot rumah tangga dari kayu, anyaman rotan, alas kaki dan barang hasil konveksi. Adapun komoditi unggulan dari industri kecil makanan berupa kopi olahan, sirup markisa, bika ambon dan kerupuk ubi. Berdasarkan analisa potensi pengembangan investasi di Kota Medan, adalah Pengembangan Kawasan Industri berupa fasilitas pergudangan pelabuhan dan Kawasan Industri Besar (KIB) serta pariwisata kuliner.4.1.21. Kota Padang SidimpuanSecara geografis Kota Padang Sidempuan terletak pada posisi 01o 08 07 - 01o28 19 Lintang Utara dan 99o 13 53 - 99o 21 31 Bujur Timur. Kontribusi yang sangat besar dari sektor perdagangan, hotel dan restoran serta jasa-jasa sebesar sekitar 41,77%, menunjukkan bahwa Kota Padang Sidempuan memiliki potensi yang besar menjadi kota perdagangan dan jasa. Pertanian juga masih termasuk sektor yang cukup dominan dan mengalami kenaikan yang konstan. Sektor yang mengalami pergeseran adalah sektor industri pengolahan yang semakin menurun dan akhirnyadigeser oleh sektor pengangkutan dan telekomunikasi. Hal ini membutuhkan perhatian khusus, karena Kota Padang Sidempuan sangat potensial menjadi lokasi industri pengolahan karena hinterland-nya menghasilkan berbagai hasil pertanian dan perkebunan dalam jumlah yang sangat besar.Berdasarkan analisa tentang potensi unggulan yang ada di Kota PadangSidempuan dan hasil pengamatan di lapangan serta usulan dari pemerintah kota, maka dapat diidentifikasikan beberapa bidang usaha unggulan yang layak untuk dikembangkan yaitu:Pabrik pengolahan buah terpaduKawasan pusat bisnis (central business district/CBD)Pabrik tepung tapiokaIndustri oleokimia4.1.22. Kota Pematang SiantarKota Pematang siantar terletak di antara 3010925440 Lintang Utara dan 990623990110 Bujur Timur dengan luas wilayah 79,971 km2 yang terbagi dalam 6 kecamatan dan 43 kelurahan Pada tahun 2003 PDRB Kota Pematang Siantar berdasarkan harga konstan 1993 sebesar Rp.860,913 milyar dengan PDRB perkapita Rp.3,835 juta. Di Kota Pematang Siantar terdapat dua jenis transportasi darat yaitu angkutan jalan raya dan kereta api. Kebutuhan energi listrik seluruhnya dipenuhi oleh PT PLN Wilayah II Cabang Pematang Siantar dengan jumlah 61.870 pelanggan dengan daya/tenaga yang disalurkan sebesar 93,244 MWH. Sarana komunikasi yang umum yang ada terdiri dari jasa pos, telepon, radio dan televisi dengan pelanggan tercatat 14.805 pelanggan dan 114 telepon koin. Sedangkan pelanggan PDAM di ar berjumlah 44.288 pelanggan untuk rumah tangga, 1.248 pelanggan disalurkan ke perusahaan/hotel dan lain-lain, 506 pelanggan disalurkan ke tempat ibadah/sosial.Berdasarkan potensi unggulan yang ada di Kota Pematang Siantar, maka dapat diidentifikasikan beberapa bidang usaha unggulan yang layak untuk dikembangkan yaitu :1. Pengolahan buah terpadu2. Kawasan Pusat Bisnis (Central Business District/CBD)3. Pabrik tepung tapioka.4.1.23. Kota SibolgaSecara geografis wilayah Sibolga terletak antara 142146 Lintang Utara dan 98449848 Bujur Timur, mempunyai wilayah seluas 1.077 ha yang terdiri dari 889,16 ha daratan Sumatera, 187,84 ha daratan kepulauan. Pulau-pulau yang termasuk dalam Kota Sibolga adalah Pulau Poncan Gadang, Pulau Poncan Ketek, Pulau Sarudik dan Pulau Panjang. PDRB Kota Sibolga mengalami pertumbuhan sebesar 5,41% dengan sumbangan PDRB terbesar masih dipegang oleh sektor pertanian, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran. Prasarana transportasi yang ada di daerah ini adalah jalan dan laut untuk melayani angkutan penumpang orang dan barang skala nasional. Jumlah pelanggan PLN untuk rumah tangga sebanyak 67,91 persen, kemudian komersial 19,75 persen, untuk umum 11,76persen dan industri 0,58. Untuk melayani kebutuhan masyarakat, PT. Telkom telah menyediakan telepon umum berupa telepon koin dan kartu serta warung telekomunikasi.Berdasarkan uraian tentang potensi unggulan yang ada di Kota Sibolga, maka dapat diidentifikasikan beberapa bidang usaha unggulan yang layak untuk dikembangkan yaitu :1. Fasilitas pergudangan pelabuhan1. Pabrik es untuk pengawetan ikan2. Pabrik pengolahan tepung ikan3. Wisata bahari4. Kawasan pusat bisnis (central business district/CBD).4.1.24. Kota Tanjung BalaiSecara geografis Kota Tanjung Balai berada di Kawasan Pantai Timur Sumatera Utara berada pada koordinat 205800 Lintang Utara dan 9904800 Bujur Timur dengan ketinggian 0-3 mdpl dengan luas wilayah 6.052 Ha terbagi dalam 5 kecamatan dan 30 kelurahan. Pada tahun 2001 PDRB Kota Tanjung Balai berdasarkan harga konstan 1993 sebesar Rp.393,796 milyar dengan PDRB perkapita Rp.2,912 juta. Panjang jalan pada tahun 2003 sepanjang 218,115 km yang terdiri dari 48,402 km jalan hotmik, 47,004 km jalan beraspal, 60,254 km jalan berkerikil dan 62,455 km jalan tanah. Kebutuhan listrik sebagian besar dipenuhi oleh PT PLN memiliki 24.548 pelanggan dengan daya tersambung 27.638 kVA dan energi terjualsebesar 5.287.480 kWH. Jumlah pelanggan telepon untuk rumah tangga sebanyak4.840 unit dan kantor/instansi sebanyak 172 unit. Sedangkan kebutuhan air dipenuhi oleh PDAM Tirta Kualo dengan produksi air bersih sebanyak 5.193.363 m3 dengan jumlah pelanggan sebanyak 14.560 pelanggan.Berdasarkan analisa potensi unggulan yang ada di Kota Tanjung Balai, , maka dapat diidentifikasikan beberapa bidang usaha unggulan yang layak untuk dikembangkan yaitu:1. Fasilitas pergudangan pelabuhan2. Kawasan pusat bisnis (central business district/CBD)3. Kawasan industri4. Pabrik pengolahan tepung ikan.4.1.25. Kondisi Umum Kota Tebing TinggiSecara geografis Kota Tebing Tinggi terletak di antara 319321 Lintang Utara dan 98119821 Bujur Timur dengan luas wilayah 38.438 km2 yang terbagi dalam 3 kecamatan dan 27. PDRB Kota Tebing Tinggi mengalami pertumbuhan rata-rata 3,01%. Prasarana taransportasi berupa jalan dan angkutan kereta api. Kebutuhan air bersih masyarakat dipenuhi dari PDAM Tirta Bulian. Sumber penerangan listrik dari PT PLN Ranting Tebing Tinggi bagi perumahan, industri, perdagangan, pemerintahan dan sarana sosial umum dengan tingkat pelayanan dan penggunaan listrik mencapai 90%. Sarana komunikasi dimiliki oleh instansi pemerintahan, pusat perdagangan dan pertokoan.Berdasarkan analisa tentang potensi unggulan yang ada di Kota Tebing Tinggi, maka dapat diidentifikasikan beberapa bidang usaha unggulan yang layak untuk dikembangkan yaitu :1. Pabrik oleokimia2. Pengolahan arang batok kelapa3. Kawasan pusat bisnis (central business district/CBD)4.2. Kondisi dan Potensi Investasi di Provinsi Sumatera Utara4.2.1. Kondisi GeografiBerdasarkan topografinya, Sumatera Utara dibagi atas 3 (tiga) bagian yaitu bagian Timur dengan keadaan relatif datar, bagian tengah bergelombang sampai berbukit dan bagian Barat merupakan dataran bergelombang. Wilayah Pantai Timuryang merupakan dataran rendah seluas 24.921,99 km2 atau 34,77 persen dari luaswilayah Sumatera Utara adalah daerah yang subur, kelembaban tinggi dengan curah hujan relatif tinggi pula. Wilayah ini memiliki potensi ekonomi yang tinggi sehingga cenderung semakin padat karena arus migrasi dari Wilayah Pantai Barat dan Wilayah Dataran Tinggi. Wilayah Dataran Tinggi dan Wilayah Pantai Barat seluas 46.758,69 km2 atau 65,23 persen dari luas wilayah Sumatera Utara, yang sebagian besar merupakan pegunungan, memiliki variasi dalam tingkat kesuburan tanah, iklim, topografi dan kontur serta daerah yang struktur tanahnya labil (Bappeda, 2008).4.2.2. Sarana dan PrasaranaInvestor pada umumnya akan menginvestasikan modalnya memerlukan banyak pertimbangan antara lain ketersediaan fasilitas pendukung kelancaran investasi tersebut seperti kesiapan transportasi dan jalan. Kendaraan bermotor sebagai sarana transportasi merupakan salah satu komponen yang sangat penting bagi perkembangan kegiatan perekonomian, sosial dan kebudayaan suatu negara karena berperan sebagai alat yang memungkinkan pergerakan orang dan atau barang dari suatu wilayah ke wilayah lainnya dalam waktu relatif singkat dengan efisien dan efektif. Dengan demikian dapat disimpulkan, dalam konteks pergerakan barang dan jasa, maka transportasi merupakan salah satu mata rantai terpenting dalam pembangunan dan pemeliharaan jaringan distribusi. Sedangkan dalam konteks pergerakan orang maka transportasi berperan sebagai agen pengembangan dan menjadi sarana pengisi kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik masyarakat. Oleh karenanya, transportasi merupakan salah satu agen terpenting dalam memajukan suatu masyarakat baik secara ekonomi maupun aspek teknis lainnya seperti sosial, kebudayaan dan politik.Namun transportasi juga merupakan kontributor utama padatnya lalu lintas jalan raya dimana kenyataan pelayanan angkutan orang dan barang yang kurang memadai menyebabkan tuntutan akan pelayanan yang lebih baik untuk semakin ditingkatkan. Transportasi juga berkontribusi pada penurunan kualitas udara luar ruangan, penyebaran penyakit pernapasan terutama bagi daerah-daerah dengan kepadatan lalu lintas yang luar biasa, berkontribusi pada kecelakaan di jalan raya, berkontribusi pada deplesi sumber-sumber energi tak terbarukan, berkontribusi padapelepasan gas rumah kaca yang masif akibat pembakaran bahan bakar tak terbarukan.Dengan alasan tersebut, tidaklah mengherankan bila di beberapa daerah terutama di kota-kota besar telah ditetapkan ketentuan dan peraturan berlalu-lintas di jalan raya dengan tujuan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan berkendaraan, perlindungan terhadap konsumen dan pelestarian fungsi lingkungan hidup. Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang mempergunakan kendaraan bermotor harus mampu menjamin daya jangkau dan pelayanan dengan memperhatikan keselamatan umum, kelestarian lingkungan serta terciptanya keamanan dan ketertiban masyarakat dalam penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan. Kendaraaan bermotor yang akan digunakan di jalan diupayakan agar selalu memenuhi persyaratan teknis dan kelaikan jalan, termasuk persyaratan ambang batas emisi gas buang dan kebisingan.Pada dasarnya, persyaratan teknis dan laik jalan diberlakukan wajib bagi seluruh kendaraan yang beroperasi di jalan namun pada saat ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 jenis kendaraan yang diwajibkan untuk melakukan uji berkala baru terbatas pada kendaraan penumpang umum dan barang. Guna mendukung pengembangan investasi di Provinsi Sumatera Utara, perangkat pendukung investasi yang telah ada adalah sebagai berikut :1. JalanPanjang jalan di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2009 mencapai33.963.176 km, terdiri dari : jalan negara sepanjang 2.098.050 km, jalam provinsi sepanjang 2.752.500 km, dan jalan kabupaten/kota sepanjang 29.112.617 km. Selain itu saat ini telah direncanakan untuk pengembangan jalan dalam rangka mndukung pertumbuhan ekonomi daerah dan peningkatan investasi terdiri dari :- pembangunan jalan tol Medan-Binjai sepanjang 16 km dan Tanjung Morawa-Tebing Tinggi Juction Kuala Namu sepanjang 60 km.- pembangunan jalan lingkar luar Danau Toba- pembangunan jalan pesisir pantai Sumatera Utara guna pengembangan dan pemerataan pembangunan perekonomian daerah.- pembangunan jalan Tj. Morawa-Seribu Dolok-Tongging sepanjang 90 km.2. Jaringan Rel Kereta ApiPanjang jaringan jalan rel kereta api di Provinsi Sumatera Utara saat ini sepanjang 556.349 km dengan yang dioperasionalkan sepanjang 480.699 km dengan konfigurasi jenis rel R - 25 (42.92%), R - 42 (35,25%) dan R - 33 (21,56%). Sedangkan jalan kereta api yang telah ada saat ini dengan rute yaitu : Belawan - Medan - Tebing Tinggi - Kisaran - Rantau Prapat - Medan - Tebing Tinggi - Pematang Siantar - Medan - Kisaran - Tanjung Balai.Di samping itu juga telah direncanakan pembangunan rel kereta api, terdiridari :a. Untuk mendukung pembangunan bandara Kuala Namu di Kabupaten Deli Serdang direncanakan akan dilakukan pembangunan jaringan rel kereta api, meliputi : Medan - Aras Kobu - Kuala Namu. Selain itu dilakukan peningkatan jaringan rel kereta api guna untuk mengembangkan perekonomian Sumatera Utara yang meliputi : batas Aceh - Binjai - Medan - Tebing Tinggi - Kisaran - Rantau Parapat - Tebing Tinggi - Pematang Siantar dan Kisaran - Tanjung Balaiserta membuka kembali jaringan lintas Besitang - Langsa - Lokseumawe - Banda Aceh 485 km guna mendukung pembangunan regional Sumatera dengan prasarana proyek Trans Sumatera.b. Untuk pengembangan Kawasan Pantai Timur, dengan :- Membuka kembali jalur kereta api Medan - Pangkalan Brandan - Besitang sepanjang 100 km.- Rantau Parapat - Kota Pinang sepanjang 62 km.- Binjai - Hamparan Perak - Belawan - Kuala Namu - Lubuk Pakam sepanjang 65 km.c. Pengembangan Kawasan Pantai Timur dengan :- Kota Pinang - Langga Payung - Gunung Tua - Padang Sidimpuan sepanjang 120 km.- Padang Sidimpuan - Lumut - Sibolga sepanjang 65 km.- Gunung Tua - Binanga - Sosa - B. Tinggi sepanjang 295 km.3. Bandar UdaraBandara udara merupakan salah satu sarana yang dapat dijadikan investorsebagai alat transformasi dalam menjangkau berbagai wilayah di Sumatera Utara sebagaimana ditampilkan pada Tabel 4.15. berikut ini.Tabel 4.15. Daftar Bandara Yang Ada di Sumatera UtaraNoNama BandaraTempatUkuran (M2)Apron (M2)

1Bandar Udara PoloniaMedan2.950x4549.455

2Bandar Udara Aek GodangTapsel1.400x2332.5x58.5=12.90

3Bandar Udara BinakaNias1.350x5040x60=2400

4Bandar Udara Pinang SoriTapteng1.400x30-

5Bandar Udara SibisaToba750x2340x60=2.400

6Bandar Udara SilangitTaput900x2340x60=2.400

Sumber: Badan Penanaman Modal dan Promosi Provsu.4. Pelabuhan LautPelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danauuntuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk memuat dan membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh. Crane dan gudang berpendingin juga disediakan oleh pihak pengelola maupun pihak swasta yang berkepentingan. Sering pula disekitarnya dibangun fasilitas penunjang seperti pengalengan dan pemrosesan barang. Rencana pengembangan pelabuhan laut dilaksanakan melalui peningkatan pelabuhan laut Belawan (telah disusun master plan tahun 2007) dan pelabuhan laut lainnya seperti :- Teluk Nibung- Bagan Asahan- Labuhan Angin- Sibolga dan lain-lainTabel 4.16. Arus Barang Menurut Pelabuhan (Ton)NoPelabuhanAntar NegaraAntar Pulau

BongkarMuatBongkarMuat

1Belawan2.192.0304.505.6006.680.043474.127

2Sibolga-8.246490.354589.333

3Tj. Balai231.04588.2651.7511.747

4P. Brandan/Susu----

5Gunung Sitoli--631.338201.741

6Kuala Tanjung552.2221.461.498219.58190.472

Total2.975.2976.163.6098.023.0581.357.420

Sumber: Badan Penanaman Modal dan Promosi Provsu.5. Pengembangan KawasanPengembangan kawasan industri yang telah ada pada saat ini yaitu : Kawasan Industri Medan (KIM) I dan II serta Kawasan Industri Star di Tanjung Morawa. Sedangkan rencana pengembangan kawasan industri yang akan dilaksanakan, yaitu :- Kawasan Evaluasi Khusus Investor (KEKI) yang meliputi : Medan DeliSerdang Serdang Bedagai Asahan Tj. Balai Sibolga dan Tapanuli Tengah.- Kawasan Strategi Nasional yang meliputi : Medan Binjai Deli Serdang danKaro- Kawasan Danau Toba- Kawasan Agropolitan Dataran Tinggi Bukit Barisan yang mencakup 19Kabupatan/Kota di Sumatera Utara.- Kawasan Agromarinepolitan yang mencakup 16 Kabupaten/Kota di SumateraUtara.6. Pembangkit Tenaga ListrikKemampuan pembangkit listrik yang ada di Sumatera Utara saat ini dengankapasitas sebagai berikut :- Daya Terpasang : 1.299.54 mw- Daya mampu rata-rata waktu beban puncak : 980 mw- Kebutuhan Listrik : 1.070 mw- Defisit Listrik : 100 -150 mwSedangkan rencana penambahan kapasitas pembangkit listrik s/d tahun 2011,yaitu :a. Tahun 2007 berupa PLTP Sibayak di Kabupaten Karo yang dikembangkan oleh swasta dengan kapsitas 1x10 mw.b. Tahun 2008, terdiri dari :1) PLTN Labuhan Angin di Kabupaten Tapanuli Tengah yang dilaksanakan oleh PLN dengan kapasitas 2 x 115 mw.2) PLTM Hutaraja di Kabupaten Tapanuli Tengah yang dilaksanakan oleh swasta dengan kapasitas 2 x 2.1 mw/ 234.2 mwc. Tahun 2009, terdiri dari :1) PLTU Batubara Sumatera Utara yang dilaksanakan oleh PLNuntuk percepatan 10.000 mw.2) PLTN Batubara dengan kapasitas 2 x 200 mw.3) PLTU Kuala Tanjung di Kabupaten Asahan yang dilaksanakan oleh swasta dengan kapasitas 2 x 112.5 mw 625.0 mw.d. Tahun 2010, terdiri dari :1) PLTA Asahan di Kabupaten Tapanuli Utara yang dilaksanakan oleh swasta dengan kapasitas 2x90 mw.2) PLTP Sarulla Tahap I di Kabupaten Tapanuli Utara yang dilaksanakan oleh swasta dengan kapasitas 2 x 55 mw.3) PLTU Peluh Merbau di Kabupaten Deli Serdang yang dilaksanakan oleh swastadengan kapasitas 2 x 150 mw/590.0 mw. e. Tahun 2011, terdiri dari :1) PLTU Siamang di Kabupaten Langkat yang dilaksanakan oleh PLN dengan kapasitas 2 x 52.5 mw.2) PLTP Sarulla Tahap II di Tapanuli Utara yang dilaksanakan oleh swasta dengan kapasitas 2 x 55 mw/215.0 mw.f. Tahun 2012, terdiri dari :1) PLTP Sarulla Tahapn II di Kabupaten Tapanuli Utara yang dilaksanakan oleh swasta dengan kapasitas 2 x 52.5 mw.2) PLTA Asahan III di Kabupaten Tapanuli Utara yang dilaksanakan oleh PLNdengan kapasitas 2.77 mw/ 264.0 mw7. GasKemampuan kapasitas supply gas di Sumatera Utara adalah :- Kemampuan supply : 36 mmscfd- Kebutuhan : 54 mmscfd o PLN : 42 mmscfd o PGN : 12 mmscfd- Defisit : 18 mmscfd- Permintaan Tambahan : 104 mmscfdSedangkan rencana pemenuhan kebutuhan gas di Sumatera Utara, yaitu :a. Rencana Kerja Tahun 2007 melalui optimasi produksi dengan melakukan 3 (tiga)pemboran sumur dari 5 (lima) work over.b. Rencana Kerja Tahun 2008 melalui optimasi produksi dengan melakukan 3 (tiga)pemboran sumur dari 3 (tiga) work over.c. Jangka Penjang melalui mempercepat produksi gas Tae Glagah Kambuna dan penerapan penjualan gas.4.2.3. Kebijakan Pembangunan di Sumatera UtaraKebijakan pembangunan di Sumatera Utara dilaksanakan melalui :1. Percepatan pembangunan infrastruktur.2. Peningkatan aksebilitas dan kualitas pendidikan dan kesehatan.3. Revitalisasi pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan kelautan, kehutanan dan pembangunan pedesaan.4. Percepatan penanggulangan kemiskinanSedangkan langkah-langkah untuk mendukung kebijakan pembangunan diSumatera Utara, melalui :1. Percepatan Pembangunan Infrastruktur, meliputi :a. Meningkatkan kondisi dan kualitas prasarana dan sarana seperti transportasi laut, udara, dan darat.b. Meningkatkan keselamatan transportasic. Meningkatkan kapasitas pembangkit listrikd. Mendorong pembangunan rumah susun sederhana2. Peningkatan Aksibilitas dan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan, meliputi :a. Melaksanakan wajib belajar pendidikan dasar sebelas tahunb. Memberikan kemudahan akses fasilitas pendidikan bagi keluarga miskin c. Menyediakan prasarana dan sarana pendidikand. Meningkatkan tingkat kesejahteraan guru khususnya bagi guru-guru yang berada di daerah terpencil dari kepulauane. Meningkatkan pelayanan kesehatan dan status gizi masyarakat utamanya bagi penduduk miskinf. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta meningkatnya usia harapan hidup3. Restrukturisasi Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kelautan, Kehutanan dan Pembangunan Pedesaan, meliputi :a. Meningkatnya produk padi/beras dan jenis lainnyab. Meningkatkan produksi perkebunan, peternakan dan holtikultura c. Meningkatkan produksi perikanan dan kelautand. Meningkatkan pembangunan pedesaan, penataan kawasan pendesaan dan dukungan pembangunan infrastruktur pedesaan dan pelestarian lingkungan hidup.4. Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, meliputi :a. Menurunkan presentase penduduk miskinb. Meningkatkan aksebiltas masyarakat miskin terhadap pangan, pendidikan, keshatan dan prasarana desa dan menurunnya angka pengangguran.Orientasi kebijakan pembangunan di Sumatera Utara dilakukan, melalui :1. Percepatan Pembangunan Infrastruktura. Rehabilitas jalan nasional sepanjang 349 km dan jembatan nasionalsepanjang 500 kmb. Pemeliharaan rutin jalan nasoinal sepanjang 8.272 km dan jembatan nasionalc. Rehabilitasi jalan provins sepanjang 484.43 km jembatan provinsid. Peningkatan/pembangunan jalan nasional sepanjang 427.9 km dan jembatan nasional terdiri dari luas lintas timur, lintas tengah dan lintas barat.e. Penanganan NIAS pasca gempa dan tsunamif. Memfasilitasi relokasi pembangunan bandara baru di Medan g. Memfasil