evrog mai
-
Upload
maitri-kalyani -
Category
Documents
-
view
229 -
download
6
description
Transcript of evrog mai
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan
penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Tujuan utama kegiatan
imunisasi adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). PD3I adalah penyakit-penyakit menular yang sangat
potensial untuk menimbulkan wabah dan kematian terutama pada balita, yaitu Tuberkulosis,
Difteri, Pertusis, Campak, Polio, Tetanus serta Hepatitis B. Menurut Undang-Undang Nomor
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, imunisasi merupakan salah satu upaya untuk mencegah
terjadinya penyakit menular yang merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian
Kesehatan sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Millennium
Development Goals (MDGs) khususnya untuk menurunkan angka kematian pada anak.1,2
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator penting dalam
menentukan derajat kesehatan dan kesejahteraan suatu masyarakat. Hingga tahun 2008,
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu 31,04 per 1000
kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2008
adalah sebesar 38,51 per 1000 kelahiran hidup. 1,3
Data dari WHO menunjukkan, setiap tahunnya di dunia ini terdapat 1,5 juta kematian
bayi berusia 1 minggu dan 1,4 juta bayi lahir mati akibat tidak mendapatkan imunisasi.
Dengan tidak mendapatkan imunisasi, sekitar 3 dari 100 kelahiran anak akan meninggal
karena penyakit Campak, 2 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena Batuk Rejan. 1
dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit Tetanus. Dan dari setiap 200.000
anak, 1 akan menderita penyakit Polio. Berdasarkan data Current World Infant Mortality
Rate menunjukkan bahwa Infant Mortality Rate (IMR) di dunia pada tahun 2011 sebesar
41,61 per 1000 kelahiran hidup. 3
Departemen Kesehatan (Depkes) berdasarkan data terakhir tahun 2007 memaparkan
rata-rata per tahun terdapat 401 bayi baru lahir di Indonesia meninggal dunia sebelum
umurnya 1 tahun (SDKI). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Karawang tahun 2011,
1
sebanyak 171 bayi meninggal sepanjang tahun 2011. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2009, didapatkan jumlah kasus PD3I tahun 2008 di Karawang di mana ada satu kasus
difteri, empat kasus tetanus neonatorum, 613 kasus campak.Saat ini Departemen Kesehatan
sedang berusaha menargetkan agar AKB turun menjadi 23 per 1.000 Kelahiran Hidup pada
tahun 2015. Salah satu usaha mengurangi angka kematian bayi tersebut adalah dengan
program imunisasi.3,4
Salah satu target keberhasilan kegiatan imunisasi adalah tercapainya Universal Child
Immunization (UCI) Desa/Kelurahan. UCI adalah suatu keadaan tercapainya imunisasi dasar
secara lengkap pada semua bayi (anak dibawah umur 1 tahun). Imunisasi Dasar lengkap
pada bayi meliputi: 1 dosisi vaksin Hepatiti B-0, 1 dosis vaksin BCG (Bacillus Calmette
Guerin), 3 dosis vaksin DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus), 4 dosis vaksin Polio, 3 dosis
Hepatitis B, 1 dosis Campak. Target UCI desa atau kelurahan pada tahun 2014 harus
mencapai 100%. Target ini sesuai dengan Kepmenkes No.482/Menkes/SK/IV/2010 tentang
GAIN (Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional) UCI 2010 – 2014. 2
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, cakupan imunisasi dasar
secara nasional yaitu HB-0 (79,1%), BCG (87,6%), Campak (82,1%), Polio-4 (77,0%), dan
DPT-HB-3 (75,6%). Sedangkan berdasarkan status kelengkapan imunisasi, status imunisasi
lengkap (53,8%), tidak lengkap imunisasi (33,5%), dan tidak imunisasi (12,7%). Semua
cakupan itu belum memenuhi target cakupan Imunisasi Dasar Nasional.5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan
masalahnya adalah :
1.2.1. Masih tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2008 yaitu 31,04 per 1000
kelahiran hidup di Indonesia. Besarnya Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa Barat
pada tahun 2008 adalah sebesar 38,51 per 1000 kelahiran hidup.
1.2.2. Menurut WHO setiap tahunnya terdapat 1,5 juta kematian bayi berusia 1 minggu dan
1,4 juta bayi lahir mati akibat tidak mendapatkan imunisasi. Angka kematian bayi di
dunia tahun 2011 sebesar 41,61 per 1000 kelahiran hidup.
2
1.2.3. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2009, didapatkan jumlah kasus PD3I di
Karawang sebesar satu kasus difteri, empat kasus tetanus neonatorum, 613 kasus
campak.
1.2.4. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 cakupan Imunisasi Dasar
secara Nasional yaitu HB-0 (79,1%), BCG (87,6%), Campak (82,1%), Polio-4
(77,0%), dan DPT-HB-3 (75,6%). Sedangkan berdasarkan status kelengkapan
imunisasi, status imunisasi lengkap (53,8%), tidak lengkap imunisasi (33,5%), dan
tidak imunisasi (12,7%). Semua cakupan itu belum memenuhi target cakupan
Imunisasi Dasar Nasional.
1.2.5. Belum diketahuinya hasil pencapaian pelaksanaan Program Imunisai Dasar di
Puskesmas Loji, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang periode Mei 2014
sampai dengan April 2015.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui hasil kegiatan dan permasalahan dalam pelaksanaan
program Imunisasi Dasar di Puskesmas Loji Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten
Karawang periode Mei 2014 sampai dengan April 2015, dengan pendekatan sistem.
dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat PD3I.
1.3.2 Tujuan khusus
1.3.2.1. Diketahuinya cakupan pelayanan Imunisasi Dasar di di Puskesmas Loji
Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang periode Mei 2014 sampai
dengan April 2015.
1.3.2.2. Diketahuinya cakupan penyuluhan perorangan, dan kelompok yang
dilaksanakan di Puskesmas Loji Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten
Karawang periode Mei 2014 sampai dengan April 2015.
1.3.2.3. Diketahuinya cakupan pemantauan hasil kegiatan imunisasi dengan
Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) yang dilaksanakan di Puskesmas
Loji Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang periode Mei 2014
sampai dengan April 2015.
3
1.3.2.4. Diketahuinya cakupan drop out imunisasi Pentavalen(1), dan Campak
Puskesmas Loji Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang periode Mei
2014 sampai dengan April 2015.
1.3.2.5. Diketahuinya cakupan penatalaksanaan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
(KIPI) di Puskesmas Loji Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang
periode Mei 2014 sampai dengan April 2015.
1.3.2.6. Diketahuinya cakupan pencatatan dan pelaporan yang dilaksanakan di
Puskesmas Loji Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang periode Mei
2014 sampai dengan April 2015.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Evaluator :
Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat kuliah.
Melatih serta mempersiapkan diri dalam menjalankan suatu program
khususnya program Imunisasi dasar.
Menumbuhkan minat dan pengetahuan mengevaluasi.
Mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis.
1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi :
Merealisasikan Tridarma Perguruan Tinggi.
Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di
bidang kesehatan.
1.4.3 Bagi Puskesmas yang dievaluasi :
Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan program
Imunisasi Dasar disertai dengan usulan atau saran sebagai pemecahan
masalah.
Memberi masukan dalam meningkatkan kerjasama dan membina peran
serta masyarakat dalam melaksanakan program Imunisasi Dasar secara
optimal.
4
Membantu kemandirian Puskesmas dalam upaya lebih mengaktifkan
program Imunisasi Dasar sehingga dapat memenuhi target cakupan
program.
1.4.4 Bagi masyarakat :
Meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dan kader dalam
kegiatan imunisasi.
1.5 Sasaran
Bayi yang berusia 0 - 11 bulan di Puskesmas Loji, Kecamatan Tegalwaru,
Kabupaten Karawang periode Mei 2014 sampai dengan April 2015.
5
Bab II
Materi dan Metode
2.1 Materi
Materi yang dievaluasi terdiri dari laporan hasil kegiatan bulanan Puskesmas
mengenai program Imunisasi Dasar di Puskesmas Loji Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten
Karawang periode Mei 2014 sampai dengan April 2015 antara lain:
1. Pelayanan Imunisasi Dasar di Puskesmas dan Posyandu
2. Penyuluhan dan pembinaan Peran Serta Masyarakat mengenai Imunisasi Dasar
3. Monitoring atau Pemantauan Wilayah Setempat
4. Penatalaksanaan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
5. Pencatatan dan pelaporan Program Imunisasi Dasar
2.2 Metode
Evaluasi program ini dilakukan dengan melakukan pengumpulan data, pengolahan,
analisis dan interpretasi data dengan menggunakan metode pendekatan sistem, terhadap
program Imunisasi Dasar di Puskesmas Loji Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang
periode Mei 2014 sampai dengan April 2015 sehingga ditemukan masalah yang ada dan
kemudian dibuat usulan dan saran sebagai pemecahan masalah tersebut berdasarkan
penyebab masalah yang ditemukan dari unsur-unsur sistem.
6
Bab III
Kerangka Teoritis
3.1 Bagan Teori
Pendekatan sistem adalah prinsip pokok atau cara kerja system yang diterapkan pada
waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi. Dibentuknya suatu system pada dasarnya
untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.Untuk terbentuknya system
tersebut perlu dirangkai beberapa unsur atau elemen sedemikian rupa sehingga secara
keseluruhan membentuk kesatuan dan secara bersama-sama berfungsi untuk mencapai
tujuan kesatuan.
Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu
proses atau struktur dan berfungsi sebagai salah satu kesatuan organisasi dalam upaya
menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. Bagian atau elemen dapat dikelompokkan dalam
lima unsur,yakni:
1. Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem (tools)
dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.
2. Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.
3. Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
7
LINGKUNGAN (6)
MASUKAN
(1)
PROSES
(2)
KELUARAN (3)
UMPAN BALIK (4)
DAMPAK (5)
4. Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran
dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
5. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.
6. Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem
tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.
3.2 Tolok Ukur
Tolok ukur terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran, umpan balik, lingkungan
dan dampak. Digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam program
Imunisasi Dasar.
8
Bab IV
Penyajian Data
4.1 Sumber Data
Data Sekunder dari :
1. Data Monografi Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Kawarang tahun 2014.
2. Laporan bulanan program Imunisasi Dasar Puskesmas Loji Kecamatan
Tegalwaru, Kabupaten Karawang periode Mei 2014 sampai dengan April 2015.
4.2 Data Umum
4.2.1 Data Geografis
1. Lokasi gedung Puskesmas
Gedung UPTD Puskesmas Loji terletak di Jalan Raya Munjul Loji, Desa
Cintalaksana, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang. Terletak di
pinggir Kota Kabupaten Karawang, termasuk wilayah I Kewedanaan
Karawang. Wilayah kerja UPTD Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang
berada pada dataran yang sedang
2. Bangunan
Gedung UPTD Puskesmas Loji seluas 400 m2.
3. Luas Wilayah Kerja
Luas wilayah kerja UPTD Puskesmas Loji 10.279 Ha, yang meliputi 9
(sembilan) desa, dengan jumlah RT sebanyak 109 dan RW sebanyak 40.
Wilayah kerja terdiri dari 45% sawah, 35% tanah pemukiman, 15%
perkebunan, dan 5% pegunungan. Table 1. adalah nama 9 desa-desa yang
merupakan bagian dari wilayah kerja UPTD Puskesmas Loji (Lampiran 1).
9
Tabel 1. Desa-desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang
No Nama Desa Jarak dari UPTD
Puskesmas Loji (km)
Jumlah
Posyandu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Desa Kutamaneuh
Desa Kutalanggeng
Desa Cintalanggeng
Desa Cintawargi
Desa Cintalaksana
Desa Mekarbuana
Desa Wargasetra
Desa Cigunungsari
Desa Cipurwasari
14
12
8
5
4
5
6
9
10
5
4
4
5
4
4
5
4
3
4. Batas wilayah kerja
Batas wilayah kerja UPTD Puskesmas Loji Karawang adalah seperti
berikut:
Sebelah Utara : Kabupaten Purwakarta yaitu berbatasan dengan
wilayah kerja Puskesmas Wanakerta dan
Ciampel Kecamatan Teluk Jambe Barat
Sebelah Barat : Kabupaten Bogor yaitu berbatasan dengan
wilayah kerja Puskesmas Pangkalan
Sebelah Selatan : Kabupaten Cianjur yaitu berbatasan dengan
wilayah kerja Puskesmas Cariu
Sebelah Timur : Kabupaten Purwakarta yaitu berbatasan dengan
wilayah kerja Kecamatan Sukasari
5. Iklim
Sesuai dengan bentuk morfologinya, Loji merupakan dataran sedang
dengan temperatur udara rata-rata 23-27 ºC
10
6. Hidrografi
Loji mempunyai aliran sungai yg berfungsi mengaliri lahan pertanian /
irigasi
4.2.2 Data Demografis
Total jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Loji pada tahun
2013 adalah sebanyak adalah 39.422 jiwa dengan distribusi berikut:
Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin adalah laki-laki 20,320 jiwa dan
perempuan 19,102 jiwa.
Mata pencaharian terbanyak adalah sebagai petani dengan jumlah 5.992 jiwa
Mayoritas penduduk dengan pendidikan SD 72,17 %. dan SMP 8,3 %
Kepercayaan/agama terbanyak adalah Islam 99,9%
4.2.3 Data Fasilitas Kesehatan
Jenis Fasilitas Kesehatan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Loji antara lain: 1 Puskesmas dengan rawat inap dan 1 Poned, 3 Puskesmas
Pembantu, 1 Puskesmas Keliling, 38 Posyandu, 1 Pos UKK.
4.3 Data khusus
4.3.1 Masukan
Tenaga
- Dokter umum : 3 orang
- Bidan : 20 orang
- Kader : 5 orang/Posyandu
11
Dana
- Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) : Ada
- Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) : Ada
Sarana
- Medis
Peralatan suntik
- Disposible syringe (1cc ,2cc, 2,5cc, 3 cc, 5 cc) : Ada
- Autodisposible syringe (0,05cc, 0,5cc) : Ada
- Alkohol 70 % : Ada
- Cold Chain
Lemari es : 1 buah
Mini freezer : 1 buah
Vaccine carrier (cold box) : 13 buah
Termos + 4 buah cold pack : Sejumlah tim lapangan
Vaksin
- BCG + Pelarut (NaCl 0,9%) : Ada
- Pentavalen : Ada
- Polio + Pipet : Ada
- Campak + Pelarut : Ada
Alat dan obat KIPI
- Stetoskop : 1 buah
- Tensimeter : 1 buah
- Infus set : Ada
12
- Alat suntik : Ada
- Cairan infus NaCl 0,9 % : Ada
- Deksamethason injeksi : Ada
- Adrenalin : Ada
- Paracetamol : Ada
- Non Medis
Gedung Puskesmas
- Ruang Pendaftaran : 1 ruang
- Ruang Tunggu : 1 ruang
- Ruang Periksa : 1 ruang
- Kamar Obat : 1 ruang
Posyandu (38 pos) : Sistem lima meja
- KMS Balita : ada
- Buku pencatatan hasil imunisasi : 1 buah
- Buku pencatatan stok vaksin : 1 buah
- Kartu pencatatan suhu lemari es : 1 lembar/bulan
- Kartu pencatatan suhu freezer : 1 lembar/bulan
- Kapas dan tempatnya : ada
- Tempat sampah : 1 buah
Metode
1. Sesuai dengan kebijakan program imunisasi dasar, Pelayanan imunisasi dasar
di Puskesmas dan Posyandu:
13
- BCG : 1 kali, dosis 0,05 ml, intrakutan, di daerah lengan kanan atas.
Diberikan sedini mungkin, pada usia 0 – 2 bulan
- Pentavalen: 3 kali, dosis 0,5 ml, intramuskuler, di anterolateral paha atas.
Diberikan pada usia 2 – 11 bulan, dengan jarak 4 minggu
- Polio : 4 kali, 1 dosis adalah 2 tetes. Diberikan pada usia 0 – 11 bulan,
dengan jarak 4 minggu
- Campak : 1 kali, dosis 0,5 ml, subkutan, di lengan kiri atas. Diberikan pada
usia 9 – 11 bulan
Penyimpanan vaksin :
Semua vaksin disimpan pada suhu +2C s/d +8C
Bagian bawah lemari es diletakan kotak dingin cair (cool pack) sebagai
penahan dan kestabilan suhu
Penempatan vaksin HS (BCG, Campak, Polio) diletakan dekat evaporator.
Penempatan vaksin FS (TT, DT, Pentavalen) diletakan lebih jauh dari
evaporator
Beri jarak antara kotak vaksin minimal 1 – 2 cm atau satu jari tangan, agar
terjadi sirkulasi yang baik
Letakan satu buah termometer Muller di bagian tengah lemari es dan
letakan 1 buah freeze tag hepatitis B diantara vaksin atau DPT
Vaksin selalu disimpan dalam kotak kemasan agar tidak terkena sintar
Ultra Violet.
Pelarut vaksin campak dan BCG disimpan pada suhu kamar, pelarut tidak
boleh beku.
2. Penyuluhan mengenai imunisasi dasar
- Perorangan : Dengan wawancara
- Kelompok : Dengan ceramah dan diskusi
3. Pemantauan (monitoring): Dengan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
bulanan. Alat pemantau ini berfungsi untuk meningkatkan cakupan, jadi
sifatnya lebih memantau kuantitas program. Dipakai pertama kali di Indonesia
pada tahun 1985 dan dikenal dengan nama Local Area Monitoring (LAM).
Prinsip PWS :
14
- Memanfaatkan data yang ada dari laporan cakupan imunisasi
- Menggunakan indikator sederhana
- Dimanfaatkan untuk mengambil keputusan setempat
- Teratur dan tepat waktu setiap bulan
- Sebagai umpan balik untuk dapat mengambil tindakan
- Membuat grafik yang jelas dan menarik untuk masing – masing
indikator di atas, untuk memudahkan analisa.
- Grafik Drop out.
4. Penatalaksanaan KIPI
KIPI adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi pada masa satu
bulan setelah imunisasi. Klasifikasi menurut WHO ( 1999 ) :
Reaksi Vaksin
- Kesalahan Program
- Kebetulan
- Reaksi Suntikan
- Penyebab tidak diketahui
Gejala Klinis KIPI
- BCG : limfadenitis supuratifa, BCG otitis, BCG-itis
Diseminata
- Hepatitis B : anafilakti
- Oral Polio : Vaccine associated paralytic poliomyelitis (VAPP)
- DPT : Menangis menjerit berkepanjangan >3jam,
kejang
demam, epidode hipotonik hiporesponsif (EHH),
anafilaktif, ensefalopati
-HiB : Sindrome GB Mielitis, Trombositopenia,
15
Anafilaktik Sindrome kematian bayi mendadak
(SIDS)
5. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan dalam program imunisasi memegang peranan
penting dan sangat menentukan. Selain menunjang pelayanan imunisasi juga
menjadi dasar untuk membuat perencanaan dan evaluasi. Alat – alat pencatat
dasar yang harus dimiliki Puskesmas :
- Buku register imunisasi
- Kartu Imunisasi
- Buku stock vaksin
- Buku grafik pencatatan suhu
- Sistem untuk menindak lanjuti drop out
4.3.2 Proses
Perencanaan
- Memberikan penyuluhan mengenai imunisasi dasar
- Perorangan : setiap kunjungan di Puskesmas
- Kelompok : setiap satu bulan sekali
- Menentukan besarnya sasaran dan target cakupan imunisasi dasar
- Besar sasaran : 1065 bayi
Sasaran Puskesmas : CBR propinsi x Jumlah Penduduk Puskesmas
- Target cakupan :
BCG : 98%
Pentavalen 1 : 98%
Pentavalen 2 : 95%
16
Pentavalen 3 : 93%
Polio 1 : 98%
Polio 2 : 95%
Polio 3 : 93%
Polio 4 : 90%
Campak : 90%
Drop out
- Pentavalen1 vs Pentavalen3 : <5%
- Pentavalen 1 vs campak : <5%
Drop out = cakupan imunisasi x – cakupan imunisasi y X 100%
Cakupan imunisasi x
- Membuat jadwal pelayanan imunisasi dasar
- BCG : Satu kali seminggu, setiap hari Jum’at di Puskesmas.
- Pentavalen : Satu kali seminggu, setiap hari Jum’at di Puskesmas.
- Polio : Satu kali seminggu, setiap hari Jum’at di Puskesmas.
- Campak : Satu kali seminggu, setiap hari Jum’at di Puskesmas.
- Merencanakan logistik imunisasi dasar
- Kebutuhan vaksin = Jumlah sasaran x target cakupan
Dosis efektif
- Kebutuhan alat suntik = jumlah sasaran x target cakupan
- Kebutuhan cold chain :
a. Lemari es : 1 buah
b. Mini freezer : 1 buah
17
c. Vaccine carrier (cold box) : 13 buah
d. Termos + 4 buah cold pack : Sejumlah tim lapangan
- Mengelola vaksin, peralatan vaksinasi dan cold chain
Vaksin Campak, Polio dan BCG ditempatkan didekat freezer atau tempat
penyimpanan es
Vaksin Pentavalen disusun dibagian depan atau di rak bagian bawah
Suhu cold chain 2-8 oC, pemantauan dan pencatatan suhu 2 x/hari
Satu spuit untuk satu orang
- Melakukan monitoring dengan PWS : 12 x/tahun
- Merencanakan penatalaksanaan KIPI : jika ada kasus, setiap hari
- Melakukan pencatatan dan pelaporan : 12 x/tahun
Pengorganisasian
Adanya pembagian dan pemberian tugas yang teratur dalam melaksanakan
tugasnya.
Penanggungjawab program imunisasi : Bd. Mauli Afrida, Am.Keb
Pelaksana dari program imunisasi dasar : Bidan puskesmas
18
Gambar 2. Bagan Organisasi Program Imunisasi Puskesmas Loji
Kepala Puskesmas :
Menerima vaksin dari Puskesmas Kecamatan.
Mengkoordinasi pemakaian vaksin di Puskesmas kelurahan dan Posyandu
Mengadakan lokakarya mini Puskesmas setiap awal bulan
Mengadakan rapat tribulan di kecamatan
Bidan :
Memkoordinasi dan membagi tugas para petugas Program imunisasi
Memberikan pelayanan imunisasi dan penimbangan Balita di Puskesmas setiap
senin pukul 08:00 – 12.00
Perencanaan kegiatan Posyandu
Memberikan pelayanan imunisasi bayi dan penimbangan Balita di Posyandu
Mengadakan penyuluhan kader Posyandu
Mengadakan penyuluhan perorang dan kelompok mengenai imunisasi
19
Kepala PuskesmasHj. Wiwin Widaningsih, SKM
ImunisasiBd. Mauli Afrida, Am.Keb
Imunisasi
PWS/ Pencatatan
dan pelaporan
Penyuluhan perorangan /kelompok
Bidan Desa
Membuat laporan bulanan imunisasi dan permintaan logistik vaksin
Membuat grafik dan analisis data PWS setiap bulan
Membuat grafik suhu lemari es
Mengikuti Lokakarya Mini Puskesmas setiap awal bulan
Mengikuti rapat tribulan di kecamatan
Pelaksanaan
- Penyuluhan mengenai imunisasi dasar
Perorangan : Setiap kali posyandu minggu ke II dan III, jam 08.00-
12.00
Kelompok : kadang tidak sesuai jadwal Posyandu
- Besar sasaran : 1065 bayi
- Target cakupan :
BCG : 98%
Pentavalen 1 : 98%
Pentavalen 2 : 95%
Pentavalen 3 : 93%
Polio 1 : 98%
Polio 2 : 95%
Polio 3 : 93%
Polio 4 : 90%
Campak : 90%
- Jadwal pelayanan imunisasi dasar
BCG : setiap minggu ke II dan III jam 08.00-12.00 oleh bidan
Pentavalen : setiap minggu ke II dan III jam 08.00-12.00 oleh bidan
Polio : setiap minggu ke II dan III jam 08.00-12.00 oleh bidan
20
Campak : setiap minggu ke II dan III jam 08.00-12.00 oleh bidan
- Logistik imunisasi dasar :
Indeks pemakaian vaksin
- BCG :3
- Polio : 7
- Pentavalen : 6
- Campak : 4
- Kebutuhan vaksin:
Jumlah sasaran x target cakupan x 1 vial = vial
IP Vaksin
BCG = 1065 x 98 % x 1 vial
3
= 348 vial
Pentavalen = ( 1065 x 98%) + ( 1065 x 95%) + ( 1065 x 93%) x 1 vial
6
= 508 vial
Polio = ( 1065 x 98%) + ( 1065 x 95%) + ( 1065 x 93 %) + ( 1065 x 90% ) x1
7
= 572 vial
Campak = 1065 x 90% x 1 vial
4
= 240 vial
- Kebutuhan alat suntik = jumlah sasaran x target cakupan
Alat suntik 0,05 cc untuk BCG = 1065 x 98% = 1044 buah
21
Alat suntik 0,5 cc untuk Pentavalen dan Campak : 4002 buah
{1065 x (98%+95%+93%)} = 3046
{1065 x 90%} = 959 +
4002 buah
- Pengelolaan vaksin dan peralatan vaksinasi
Vaksin Campak, Polio dan BCG ditempatkan didekat freezer atau
tempat penyimpanan es
Vaksin Pentavalen disusun dibagian depan atau di rak bagian bawah
Suhu cold chain 2-8 0C, pemantauan dan pencatatan suhu 2 x/hari
Satu spuit untuk satu orang
- Kerjasama lintas program dan lintas sektoral : 1 bulan sekali
Pemantauan : PWS bulanan
Penatalaksanan KIPI : Jika ada kasus, setiap hari
Pencatatan dan pelaporan : Setiap akhir bulan
- Pengawasan
Laporan : Bulanan dan triwulan
Rapat : Bulanan dan triwulan
4.3.3 Keluaran
Penyuluhan mengenai imunisasi dasar
- Perorangan : 100 %
- Kelompok : <100%
Target Cakupan
22
- Menentukan besarnya sasaran dan target cakupan imunisasi dasar
Besar sasaran : Ditetapkan oleh Puskesmas Kecamatan
Target cakupan : Ditetapkan oleh Puskesmas Kecamatan
Tabel 2 . Data Cakupan Imunisasi Dasar di Puskesmas Loji Kecamatan Tegalwaru periode Mei
2014 sampai dengan April 2015. (Lampiran 2)
Jenis Imunisasi Tolok ukur Sasaran Cakupan Persentase
cakupan
BCG 98% 1065 960 90,1%
Pentavalen 1 98% 1065 872 81,8%
Pentavalen 2 95% 1065 905 84,9%
Pentavalen 3 93% 1065 965 90,6%
Polio 1 98% 1065 958 89,9%
Polio 2 95% 1065 993 93,2%
Polio 3 93% 1065 939 88,1%
Polio 4 90% 1065 964 90,5%
Campak 90% 1065 944 88,6%
Sumber Data: Laporan bulanan vaksinasi Puskesmas Loji Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang
Cakupan imunisasi BCG
= Jumlah bayi yang diimunisasi BCG x 100%
Sasaran bayi
= 960 x 100%
1065
= 90,1 %
Cakupan imunisasi Pentavalen 1
= Jumlah bayi yang diimunisasi Pentavalen 1 x 100%
23
Sasaran bayi
= 872x 100%
1065
= 81,8 %
Cakupan imunisasi Pentavalen 2
= Jumlah bayi yang diimunisasi Pentavalen 2 x 100%
Sasaran bayi
= 905 x 100%
1065
= 84,9 %
Cakupan imunisasi Pentavalen 3
= Jumlah bayi yang diimunisasi Pentavalen 3 x 100%
Sasaran bayi
= 965 x 100%
1065
= 90,6 %
Cakupan imunisasi Polio 1
= Jumlah bayi yang diimunisasi Polio 1 x 100%
Sasaran bayi
= 958x 100%
1065
= 89,9 %
Cakupan imunisasi Polio 2
24
= Jumlah bayi yang diimunisasi Polio 2 x 100%
Sasaran bayi
= 993 x 100%
1065
= 93,2 %
Cakupan imunisasi Polio 3
= Jumlah bayi yang diimunisasi Polio 3 x 100%
Sasaran bayi
= 939x 100%
1065
= 88,1%
Cakupan imunisasi Polio 4
= Jumlah bayi yang diimunisasi Polio 4 x 100%
Sasaran bayi
= 964x 100%
1065
= 90,5%
Cakupan imunisasi Campak
= Jumlah bayi yang diimunisasi Campak x 100%
Sasaran bayi
= 944 x 100%
1065
= 86,6 %
25
Drop out imunisasi Pentavalen 1 vs Pentavalen 3: (872 – 965) x100% / 872 = -10,6%
Drop out imunisasi Pentavalen 1 vs Campak: (872 – 944) x 100% / 872 = -8,2%
Pemantauan Wilayah Setempat : 100 %
Cakupan desa/kelurahan UCI = jumlah desa/kelurahan UCI x 100%
Seluruh desa/kelurahan
7 x 100% = 77 % (lampiran)
9
Pelaksanaan KIPI : jika ada kasus KIPI, setiap hari
Pencatatan dan pelaporan : 100 %
4.3.4 Lingkungan
Lingkungan Fisik
- Lokasi : Terdapat beberapa lokasi yang sulit
dicapai
- Transportasi : Tersedia sarana transportasi
- Fasilitas kesehatan lain : Ada fasilitas kesehatan lain
Lingkungan Non Fisik
- Pendidikan : Terkadang menjadi faktor penghambat
- Sosial ekonomi : Tidak menjadi faktor penghambat
- Agama : Tidak menjadi faktor penghambat
4.3.5 Umpan balik
Pencatatan dan pelaporan : Adanya pencatatan dan pelaporan setiap bulan secara
lengkap mengenai program imunisasi dasar.
Rapat kerja dalam bentuk lokakarya mini : 1 bulan sekali
26
4.3.6 Dampak
Langsung : Bayi mendapat kekebalan terhadap 7 macam penyakit menular yaitu
TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, Polio Mielitis, Hepatitis B, Hemofilus Infuensa
tipe B dan Campak
Tidak langsung : Meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat
di wilayah kerja.
Bab V
Pembahasan
5.1 Pembahasan Masalah
Masalah menurut unsur keluaran :
27
Keluaran Presentase
tolok ukur
Persentase
pencapaian
Masalah
Penyuluhan kelompok
Cakupan desa UCI
Pentavalen 1
Pentavalen 2
Polio 1
BCG
Polio 3
100%
100%
98%
95%
98%
98%
93%
33,3%
77%
81,8%
84,9%
89,9%
90,1%
88,1%
(+);66,7%
(+);23%
(+);16,5%
(+);10,6%
(+);8,3%
(+);8,0%
(+);5,3%
Pentavalen 3Polio 2Campak
93%95%90%
90,6%93,2%88,6%
(+);2,6%
(+);1,9%
(+);1,5%
Masalah penyebab :
Masalah Menurut Unsur Masukan
Masukan Tolok Ukur Pencapaian Masalah
Kader Posyandu 5 orang/posyandu 2-3 orang/posyandu +
Penyuluhan
kelompok
Waktu dan tempat
pelaksanaan
penyuluhan untuk 1
tahun
Pencatatan,
perencaaan jadwal,
penyuluhan
+
Masalah Menurut Unsur Proses
Proses Tolok Ukur Pencapaian Masalah
Perencanaan jadwal
imunisasi di
posyandu
Ada perencanaan
hari, waktu dan
tempat pelaksaan di
Tidak ada
pencatatan,
perencanaan
+
28
38 posyandu yang
berbeda untuk 1
tahun.
imunisasi di
posyandu
Bab VI
Perumusan Masalah
6.1 Masalah menurut keluaran
Penyuluhan kelompok mengenai Imunisasi Dasar 33,3%; (+);66,7%
29
Cakupan desa UCI 77%;(+);23%
Cakupan imunisasi Pentavalen 1 81,8%);(+);16,5%
Cakupan imunisasi Pentavalen 2 84,9%;(+);10,6%
Cakupan imunisasi Polio 1 89,9%; (+);8,3%
Cakupan imunisasi BCG 90,1%;(+);8,0%
Cakupan imunisasi Polio 3 88,1%;(+);5,3%
Cakupan imunisasi Pentavalen3 90,6%;(+);2,6%
Cakupan imunisasi Polio 2 93,2%;(+);1,9%
Cakupan imunisasi Campak 88,6%; (+);1,5%
6.2 Masalah unsur lain (masalah penyebab)
Kurangnya pengetahuan orang tua bayi akan pentingnya pemberian imunisasi
sehingga tidak adanya kepatuhan datang rutin ke Posyandu.
Bab VII
Prioritas Masalah
7.1 Masalah menurut keluaran
A. Penyuluhan kelompok mengenai Imunisasi Dasar 33,3%; (+);66,7%
B. Cakupan desa UCI 77%;(+);23%
30
C. Cakupan imunisasi Pentavalen1 81,8%);(+);16,5%
D. Cakupan imunisasi Pentavalen2 84,9%;(+);10,6%
E. Cakupan imunisasi Polio 1 89,9%; (+);8,3%
F. Cakupan imunisasi BCG 90,1%;(+);8,0%
G. Cakupan imunisasi Polio 3 88,1%;(+);5,3%
H. Cakupan imunisasi Pentavalen3 90,6%;(+);2,6%
I. Cakupan imunisasi Polio 2 93,2%;(+);1,9%
J. Cakupan imunisasi Campak 88,6%; (+);1,5%
7.2 Parameter prioritas masalah
No. Parameter A B C D E F G H I J
1 Besarnya masalah 4 5 2 2 2 2 2 2 2 1
2 Berat ringan akibat yang ditimbulkan 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4
3 Keuntungan sosial karena terselesaikannya
masalah
5 5 4 4 4 5 4 4 4 4
4 Teknologi yang tersedia dan dapat dipakai 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 Sumber daya yang tersedia untuk
menyelesaikan masalah
5 5 4 4 4 4 4 4 4 4
Total 22 24 18 18 19 19 19 18 19 17
Koding 5 Sangat penting
4 Penting
3 Cukup / Sedang
2 Kurang
1 Sangat Kurang
7.3 Prioritas masalah
1. Cakupan Desa UCI kurang dari target (100%) sebesar 77%
31
2. Penyuluhan kelompok kurang dari target (100%) sebesar 33,3%
Bab VIII
Penyelesaian Masalah
Masalah 1
Cakupan desa UCI kurang dari target (100%) sebesar 77%
Penyebab masalah:
32
a. Penetapan target cakupan yang terlalu tinggi untuk dicapai
b. Belum ada perencanaan jadwal imunisasi secara pasti baik hari, tanggal, dan tempat di
38 posyandu yang berbeda.
c. Belum optimalnya sosialisasi jadwal pelayanan imunisasi di posyandu kepada
masyarakat.
d. Penyuluhan kelompok yang masih kurang.
Analisis masalah:
a. Dengan penetapan target yang lebih disesuikan dengan kemampuan puskesmas dan
posyandu, maka kinerja pencapaian akan lebih optimal.
b. Dengan jadwal imunisasi yang sudah direncanakan secara pasti bidan dapat lebih
mempersiapkan diri dan mensosialisasikan kepada masyarakat sebelum hari pelaksanaan
nya.
c. Dengan mensosialisasikan jadwal sebelum hari pelaksanaannya diharapkan masyarakat
bisa mempersiapkan diri untuk meluangkan waktunya dengan membawa anaknya pada
hari pelaksanaan.
d. Dengan penyuluhan yang masih kurang, ada beberapa masyarakat yang masih belum
mengerti pentingnya diimunisasi.
Penyelesaian masalah:
a. Penetapan target cakupan disesuaikan dengan kemampuan dari puskesmas dan posyandu
b. Membuat jadual imunisasi di 38 posyandu yang berbeda setiap bulannya secara lengkap
(hari, tanggal, tempat pelaksanaan, dan waktu) untuk 1 tahun masa kerja.
c. Bidan desa dapat menghubungi para kader untuk memberitahu masyarakat tentang
pelaksanaan imunisasi di desanya 1 minggu sebelum hari pelaksanaan, bisa dari mulut ke
mulut atau dengan alat bantú seperti memasang poster.
d. Penyuluhan kelompok dibuat jadwalnya baik tempat, waktu, dan hari pelaksanaannya.
Masalah 2
Penyuluhan kelompok kurang dari target (100%) sebesar 33,3%
Penyebab masalah:
33
a. Tidak ada perencanaan jadwal penyuluhan kelompok.
b. Kurang aktifnya bidan posyandu dalam melakukan penyuluhan kelompok
c. Kurangnya dana untuk melakukan penyuluhan kelompok masyarakat.
Analisis masalah:
a. Dengan adanya perencanaan jadwal penyuluhan kelompok (hari, tempat, dan waktu
pelaksanaan) diharapkan bisa disosialisasikan kepada masyarakat.
b. Dengan keaktifan bidan posyandu yang lebih ditingkatkan, diharapkan seorang bidan
dapat melakukan penyuluhan kelompok setiap bulannya.
c. Dengan pendanaan yang cukup untuk setiap bulannyam diharapkan penyuluhan
kelompok dapat berjalan dengan lebih baik.
Penyelesaian masalah:
a. Membuat jadwal perencanaan penyuluhan kelompok (hari, tempat, dan waktu).
b. Memotivasi bidan posyandu untuk lebih aktif melakukan penyuluhan kelompok
c. Melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan tentang pendanaan penyuluhan
kelompok setiap bulannya.
Bab IX
Penutup
9.1 Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program Imunisasi Dasar yang dilakukan dengan cara pendekatan
sistem di Puskesmas Loji Kecamatan Tegalwaru dan wilayah kerja sekitarnya pada periode
34
Agustus 2013 – Juli 2014 belum berjalan dengan baik melihat berbagai masalah yang ditemui
sebagai berikut :
Cakupan imunisasi BCG (90,1%) dari target (98%)
Cakupan imunisasi Pentavalen1 (81,8%) dari target (98%)
Cakupan imunisasi Pentavalen2 (84,9%) dari target (95%)
Cakupan imunisasi Pentavalen3 (90,6%) dari target (93%)
Cakupan imunisasi Polio 1 (89,9%) dari target (98%)
Cakupan imunisasi Polio 2 (93,2%) dari target (95%)
Cakupan imunisasi Polio 3 (88,1%) dari target (93%)
Cakupan imunisasi Campak (88,6%) dari target (90%)
Cakupan desa UCI (77%) dari target (100%)
Penyuluhan kelompok mengenai Imunisasi Dasar (33,3%) dari target (100%)
Dua hal yang menjadi prioritas masalah, yaitu :
Cakupan desa UCI (77%) dari target (100%)
Penyuluhan kelompok mengenai Imunisasi Dasar (33,3%) dari target (100%)
9.2 Saran
Ditujukan kepada Puskesmas Loji Kecamatan Tegalwaru, Kota Karawang, dengan
langkah – langkah sebagai berikut :
a. Membuat jadwal perencanaan yang lengkap dan menginformasikan jadwal
posyandu lebih awal (hari, tempat, dan waktu pelaksanaan) untuk program
imunisasi di posyandu dan penyuluhan kelompok.
35
b. Memotivasi bidan untuk lebih aktif melakukan penyuluhan kelompok dan
memberikan pembinaan dan penyuluhan kepada kader minimal 5 kader di
setiap posyandu dan melakukan pencarian bayi yang belum menerima
imunisasi secara rutin setiap bulan.
Daftar Pustaka
1. Departemen Kesehatan RI. Penyelenggaraan imunisasi. Departemen kesehatan RI:
Jakarta;2013.h.8-10
2. Departemen Kesehatan RI. Gerakan akselerasi imunisasi nasional universal child
immunization 2010-2014. Departemen kesehatan RI: Jakarta;2010.h.1-3
36
3. Chartsbin. Current World Infant Mortality Rate. Diunduh tanggal 30 Mei 2015 dari:
http://chartsbin.com/view/1353
4. Staff pemprov Jawa Barat. Data Kependudukan tahun 2011. Diunduh tanggal 30 Mei
2015 dari http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/986
5. Badan penelitian dan pengembangan kesehatan kementrian kesehatan RI. Riset
kesehatan dasar 2013. Departmen kesehatan RI: Jakarta;2013.h229-35
37