evrog mai

49
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Tujuan utama kegiatan imunisasi adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). PD3I adalah penyakit-penyakit menular yang sangat potensial untuk menimbulkan wabah dan kematian terutama pada balita, yaitu Tuberkulosis, Difteri, Pertusis, Campak, Polio, Tetanus serta Hepatitis B. Menurut Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, imunisasi merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit menular yang merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Millennium Development Goals (MDGs) khususnya untuk menurunkan angka kematian pada anak. 1,2 Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan dan kesejahteraan suatu masyarakat. Hingga tahun 2008, Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu 31,04 per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2008 adalah sebesar 38,51 per 1000 kelahiran hidup. 1,3 1

description

evrog

Transcript of evrog mai

Page 1: evrog mai

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan

seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan

penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Tujuan utama kegiatan

imunisasi adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Penyakit yang Dapat

Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). PD3I adalah penyakit-penyakit menular yang sangat

potensial untuk menimbulkan wabah dan kematian terutama pada balita, yaitu Tuberkulosis,

Difteri, Pertusis, Campak, Polio, Tetanus serta Hepatitis B. Menurut Undang-Undang Nomor

36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, imunisasi merupakan salah satu upaya untuk mencegah

terjadinya penyakit menular yang merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian

Kesehatan sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Millennium

Development Goals (MDGs) khususnya untuk menurunkan angka kematian pada anak.1,2

Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator penting dalam

menentukan derajat kesehatan dan kesejahteraan suatu masyarakat. Hingga tahun 2008,

Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu 31,04 per 1000

kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2008

adalah sebesar 38,51 per 1000 kelahiran hidup. 1,3

Data dari WHO menunjukkan, setiap tahunnya di dunia ini terdapat 1,5 juta kematian

bayi berusia 1 minggu dan 1,4 juta bayi lahir mati akibat tidak mendapatkan imunisasi.

Dengan tidak mendapatkan imunisasi, sekitar 3 dari 100 kelahiran anak akan meninggal

karena penyakit Campak, 2 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena Batuk Rejan. 1

dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit Tetanus. Dan dari setiap 200.000

anak, 1 akan menderita penyakit Polio. Berdasarkan data Current World Infant Mortality

Rate menunjukkan bahwa Infant Mortality Rate (IMR) di dunia pada tahun 2011 sebesar

41,61 per 1000 kelahiran hidup. 3

Departemen Kesehatan (Depkes) berdasarkan data terakhir tahun 2007 memaparkan

rata-rata per tahun terdapat 401 bayi baru lahir di Indonesia meninggal dunia sebelum

umurnya 1 tahun (SDKI). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Karawang tahun 2011,

1

Page 2: evrog mai

sebanyak 171 bayi meninggal sepanjang tahun 2011. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat

Tahun 2009, didapatkan jumlah kasus PD3I tahun 2008 di Karawang di mana ada satu kasus

difteri, empat kasus tetanus neonatorum, 613 kasus campak.Saat ini Departemen Kesehatan

sedang berusaha menargetkan agar AKB turun menjadi 23 per 1.000 Kelahiran Hidup pada

tahun 2015. Salah satu usaha mengurangi angka kematian bayi tersebut adalah dengan

program imunisasi.3,4

Salah satu target keberhasilan kegiatan imunisasi adalah tercapainya Universal Child

Immunization (UCI) Desa/Kelurahan. UCI adalah suatu keadaan tercapainya imunisasi dasar

secara lengkap pada semua bayi (anak dibawah umur 1 tahun). Imunisasi Dasar lengkap

pada bayi meliputi: 1 dosisi vaksin Hepatiti B-0, 1 dosis vaksin BCG (Bacillus Calmette

Guerin), 3 dosis vaksin DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus), 4 dosis vaksin Polio, 3 dosis

Hepatitis B, 1 dosis Campak. Target UCI desa atau kelurahan pada tahun 2014 harus

mencapai 100%. Target ini sesuai dengan Kepmenkes No.482/Menkes/SK/IV/2010 tentang

GAIN (Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional) UCI 2010 – 2014. 2

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, cakupan imunisasi dasar

secara nasional yaitu HB-0 (79,1%), BCG (87,6%), Campak (82,1%), Polio-4 (77,0%), dan

DPT-HB-3 (75,6%). Sedangkan berdasarkan status kelengkapan imunisasi, status imunisasi

lengkap (53,8%), tidak lengkap imunisasi (33,5%), dan tidak imunisasi (12,7%). Semua

cakupan itu belum memenuhi target cakupan Imunisasi Dasar Nasional.5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan

masalahnya adalah :

1.2.1. Masih tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2008 yaitu 31,04 per 1000

kelahiran hidup di Indonesia. Besarnya Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa Barat

pada tahun 2008 adalah sebesar 38,51 per 1000 kelahiran hidup.

1.2.2. Menurut WHO setiap tahunnya terdapat 1,5 juta kematian bayi berusia 1 minggu dan

1,4 juta bayi lahir mati akibat tidak mendapatkan imunisasi. Angka kematian bayi di

dunia tahun 2011 sebesar 41,61 per 1000 kelahiran hidup.

2

Page 3: evrog mai

1.2.3. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2009, didapatkan jumlah kasus PD3I di

Karawang sebesar satu kasus difteri, empat kasus tetanus neonatorum, 613 kasus

campak.

1.2.4. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 cakupan Imunisasi Dasar

secara Nasional yaitu HB-0 (79,1%), BCG (87,6%), Campak (82,1%), Polio-4

(77,0%), dan DPT-HB-3 (75,6%). Sedangkan berdasarkan status kelengkapan

imunisasi, status imunisasi lengkap (53,8%), tidak lengkap imunisasi (33,5%), dan

tidak imunisasi (12,7%). Semua cakupan itu belum memenuhi target cakupan

Imunisasi Dasar Nasional.

1.2.5. Belum diketahuinya hasil pencapaian pelaksanaan Program Imunisai Dasar di

Puskesmas Loji, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang periode Mei 2014

sampai dengan April 2015.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui hasil kegiatan dan permasalahan dalam pelaksanaan

program Imunisasi Dasar di Puskesmas Loji Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten

Karawang periode Mei 2014 sampai dengan April 2015, dengan pendekatan sistem.

dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat PD3I.

1.3.2 Tujuan khusus

1.3.2.1. Diketahuinya cakupan pelayanan Imunisasi Dasar di di Puskesmas Loji

Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang periode Mei 2014 sampai

dengan April 2015.

1.3.2.2. Diketahuinya cakupan penyuluhan perorangan, dan kelompok yang

dilaksanakan di Puskesmas Loji Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten

Karawang periode Mei 2014 sampai dengan April 2015.

1.3.2.3. Diketahuinya cakupan pemantauan hasil kegiatan imunisasi dengan

Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) yang dilaksanakan di Puskesmas

Loji Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang periode Mei 2014

sampai dengan April 2015.

3

Page 4: evrog mai

1.3.2.4. Diketahuinya cakupan drop out imunisasi Pentavalen(1), dan Campak

Puskesmas Loji Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang periode Mei

2014 sampai dengan April 2015.

1.3.2.5. Diketahuinya cakupan penatalaksanaan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi

(KIPI) di Puskesmas Loji Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang

periode Mei 2014 sampai dengan April 2015.

1.3.2.6. Diketahuinya cakupan pencatatan dan pelaporan yang dilaksanakan di

Puskesmas Loji Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang periode Mei

2014 sampai dengan April 2015.

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Evaluator :

Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat kuliah.

Melatih serta mempersiapkan diri dalam menjalankan suatu program

khususnya program Imunisasi dasar.

Menumbuhkan minat dan pengetahuan mengevaluasi.

Mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis.

1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi :

Merealisasikan Tridarma Perguruan Tinggi.

Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di

bidang kesehatan.

1.4.3 Bagi Puskesmas yang dievaluasi :

Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan program

Imunisasi Dasar disertai dengan usulan atau saran sebagai pemecahan

masalah.

Memberi masukan dalam meningkatkan kerjasama dan membina peran

serta masyarakat dalam melaksanakan program Imunisasi Dasar secara

optimal.

4

Page 5: evrog mai

Membantu kemandirian Puskesmas dalam upaya lebih mengaktifkan

program Imunisasi Dasar sehingga dapat memenuhi target cakupan

program.

1.4.4 Bagi masyarakat :

Meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dan kader dalam

kegiatan imunisasi.

1.5 Sasaran

Bayi yang berusia 0 - 11 bulan di Puskesmas Loji, Kecamatan Tegalwaru,

Kabupaten Karawang periode Mei 2014 sampai dengan April 2015.

5

Page 6: evrog mai

Bab II

Materi dan Metode

2.1 Materi

Materi yang dievaluasi terdiri dari laporan hasil kegiatan bulanan Puskesmas

mengenai program Imunisasi Dasar di Puskesmas Loji Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten

Karawang periode Mei 2014 sampai dengan April 2015 antara lain:

1. Pelayanan Imunisasi Dasar di Puskesmas dan Posyandu

2. Penyuluhan dan pembinaan Peran Serta Masyarakat mengenai Imunisasi Dasar

3. Monitoring atau Pemantauan Wilayah Setempat

4. Penatalaksanaan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)

5. Pencatatan dan pelaporan Program Imunisasi Dasar

2.2 Metode

Evaluasi program ini dilakukan dengan melakukan pengumpulan data, pengolahan,

analisis dan interpretasi data dengan menggunakan metode pendekatan sistem, terhadap

program Imunisasi Dasar di Puskesmas Loji Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang

periode Mei 2014 sampai dengan April 2015 sehingga ditemukan masalah yang ada dan

kemudian dibuat usulan dan saran sebagai pemecahan masalah tersebut berdasarkan

penyebab masalah yang ditemukan dari unsur-unsur sistem.

6

Page 7: evrog mai

Bab III

Kerangka Teoritis

3.1 Bagan Teori

Pendekatan sistem adalah prinsip pokok atau cara kerja system yang diterapkan pada

waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi. Dibentuknya suatu system pada dasarnya

untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.Untuk terbentuknya system

tersebut perlu dirangkai beberapa unsur atau elemen sedemikian rupa sehingga secara

keseluruhan membentuk kesatuan dan secara bersama-sama berfungsi untuk mencapai

tujuan kesatuan.

Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu

proses atau struktur dan berfungsi sebagai salah satu kesatuan organisasi dalam upaya

menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. Bagian atau elemen dapat dikelompokkan dalam

lima unsur,yakni:

1. Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem (tools)

dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.

2. Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan

yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.

3. Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari

berlangsungnya proses dalam sistem.

7

LINGKUNGAN (6)

MASUKAN

(1)

PROSES

(2)

KELUARAN (3)

UMPAN BALIK (4)

DAMPAK (5)

Page 8: evrog mai

4. Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran

dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.

5. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.

6. Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem

tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.

3.2 Tolok Ukur

Tolok ukur terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran, umpan balik, lingkungan

dan dampak. Digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam program

Imunisasi Dasar.

8

Page 9: evrog mai

Bab IV

Penyajian Data

4.1 Sumber Data

Data Sekunder dari :

1. Data Monografi Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Kawarang tahun 2014.

2. Laporan bulanan program Imunisasi Dasar Puskesmas Loji Kecamatan

Tegalwaru, Kabupaten Karawang periode Mei 2014 sampai dengan April 2015.

4.2 Data Umum

4.2.1 Data Geografis

1. Lokasi gedung Puskesmas

Gedung UPTD Puskesmas Loji terletak di Jalan Raya Munjul Loji, Desa

Cintalaksana, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang. Terletak di

pinggir Kota Kabupaten Karawang, termasuk wilayah I Kewedanaan

Karawang. Wilayah kerja UPTD Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang

berada pada dataran yang sedang

2. Bangunan

Gedung UPTD Puskesmas Loji seluas 400 m2.

3. Luas Wilayah Kerja

Luas wilayah kerja UPTD Puskesmas Loji 10.279 Ha, yang meliputi 9

(sembilan) desa, dengan jumlah RT sebanyak 109 dan RW sebanyak 40.

Wilayah kerja terdiri dari 45% sawah, 35% tanah pemukiman, 15%

perkebunan, dan 5% pegunungan. Table 1. adalah nama 9 desa-desa yang

merupakan bagian dari wilayah kerja UPTD Puskesmas Loji (Lampiran 1).

9

Page 10: evrog mai

Tabel 1. Desa-desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang

No Nama Desa Jarak dari UPTD

Puskesmas Loji (km)

Jumlah

Posyandu

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Desa Kutamaneuh

Desa Kutalanggeng

Desa Cintalanggeng

Desa Cintawargi

Desa Cintalaksana

Desa Mekarbuana

Desa Wargasetra

Desa Cigunungsari

Desa Cipurwasari

14

12

8

5

4

5

6

9

10

5

4

4

5

4

4

5

4

3

4. Batas wilayah kerja

Batas wilayah kerja UPTD Puskesmas Loji Karawang adalah seperti

berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Purwakarta yaitu berbatasan dengan

wilayah kerja Puskesmas Wanakerta dan

Ciampel Kecamatan Teluk Jambe Barat

Sebelah Barat : Kabupaten Bogor yaitu berbatasan dengan

wilayah kerja Puskesmas Pangkalan

Sebelah Selatan : Kabupaten Cianjur yaitu berbatasan dengan

wilayah kerja Puskesmas Cariu

Sebelah Timur : Kabupaten Purwakarta yaitu berbatasan dengan

wilayah kerja Kecamatan Sukasari

5. Iklim

Sesuai dengan bentuk morfologinya, Loji merupakan dataran sedang

dengan temperatur udara rata-rata 23-27 ºC

10

Page 11: evrog mai

6. Hidrografi

Loji mempunyai aliran sungai yg berfungsi mengaliri lahan pertanian /

irigasi

4.2.2 Data Demografis

Total jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Loji pada tahun

2013 adalah sebanyak adalah 39.422 jiwa dengan distribusi berikut:

Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin adalah laki-laki 20,320 jiwa dan

perempuan 19,102 jiwa.

Mata pencaharian terbanyak adalah sebagai petani dengan jumlah 5.992 jiwa

Mayoritas penduduk dengan pendidikan SD 72,17 %. dan SMP 8,3 %

Kepercayaan/agama terbanyak adalah Islam 99,9%

4.2.3 Data Fasilitas Kesehatan

Jenis Fasilitas Kesehatan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Loji antara lain: 1 Puskesmas dengan rawat inap dan 1 Poned, 3 Puskesmas

Pembantu, 1 Puskesmas Keliling, 38 Posyandu, 1 Pos UKK.

4.3 Data khusus

4.3.1 Masukan

Tenaga

- Dokter umum : 3 orang

- Bidan : 20 orang

- Kader : 5 orang/Posyandu

11

Page 12: evrog mai

Dana

- Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) : Ada

- Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) : Ada

Sarana

- Medis

Peralatan suntik

- Disposible syringe (1cc ,2cc, 2,5cc, 3 cc, 5 cc) : Ada

- Autodisposible syringe (0,05cc, 0,5cc) : Ada

- Alkohol 70 % : Ada

- Cold Chain

Lemari es : 1 buah

Mini freezer : 1 buah

Vaccine carrier (cold box) : 13 buah

Termos + 4 buah cold pack : Sejumlah tim lapangan

Vaksin

- BCG + Pelarut (NaCl 0,9%) : Ada

- Pentavalen : Ada

- Polio + Pipet : Ada

- Campak + Pelarut : Ada

Alat dan obat KIPI

- Stetoskop : 1 buah

- Tensimeter : 1 buah

- Infus set : Ada

12

Page 13: evrog mai

- Alat suntik : Ada

- Cairan infus NaCl 0,9 % : Ada

- Deksamethason injeksi : Ada

- Adrenalin : Ada

- Paracetamol : Ada

- Non Medis

Gedung Puskesmas

- Ruang Pendaftaran : 1 ruang

- Ruang Tunggu : 1 ruang

- Ruang Periksa : 1 ruang

- Kamar Obat : 1 ruang

Posyandu (38 pos) : Sistem lima meja

- KMS Balita : ada

- Buku pencatatan hasil imunisasi : 1 buah

- Buku pencatatan stok vaksin : 1 buah

- Kartu pencatatan suhu lemari es : 1 lembar/bulan

- Kartu pencatatan suhu freezer : 1 lembar/bulan

- Kapas dan tempatnya : ada

- Tempat sampah : 1 buah

Metode

1. Sesuai dengan kebijakan program imunisasi dasar, Pelayanan imunisasi dasar

di Puskesmas dan Posyandu:

13

Page 14: evrog mai

- BCG : 1 kali, dosis 0,05 ml, intrakutan, di daerah lengan kanan atas.

Diberikan sedini mungkin, pada usia 0 – 2 bulan

- Pentavalen: 3 kali, dosis 0,5 ml, intramuskuler, di anterolateral paha atas.

Diberikan pada usia 2 – 11 bulan, dengan jarak 4 minggu

- Polio : 4 kali, 1 dosis adalah 2 tetes. Diberikan pada usia 0 – 11 bulan,

dengan jarak 4 minggu

- Campak : 1 kali, dosis 0,5 ml, subkutan, di lengan kiri atas. Diberikan pada

usia 9 – 11 bulan

Penyimpanan vaksin :

Semua vaksin disimpan pada suhu +2C s/d +8C

Bagian bawah lemari es diletakan kotak dingin cair (cool pack) sebagai

penahan dan kestabilan suhu

Penempatan vaksin HS (BCG, Campak, Polio) diletakan dekat evaporator.

Penempatan vaksin FS (TT, DT, Pentavalen) diletakan lebih jauh dari

evaporator

Beri jarak antara kotak vaksin minimal 1 – 2 cm atau satu jari tangan, agar

terjadi sirkulasi yang baik

Letakan satu buah termometer Muller di bagian tengah lemari es dan

letakan 1 buah freeze tag hepatitis B diantara vaksin atau DPT

Vaksin selalu disimpan dalam kotak kemasan agar tidak terkena sintar

Ultra Violet.

Pelarut vaksin campak dan BCG disimpan pada suhu kamar, pelarut tidak

boleh beku.

2. Penyuluhan mengenai imunisasi dasar

- Perorangan : Dengan wawancara

- Kelompok : Dengan ceramah dan diskusi

3. Pemantauan (monitoring): Dengan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)

bulanan. Alat pemantau ini berfungsi untuk meningkatkan cakupan, jadi

sifatnya lebih memantau kuantitas program. Dipakai pertama kali di Indonesia

pada tahun 1985 dan dikenal dengan nama Local Area Monitoring (LAM).

Prinsip PWS :

14

Page 15: evrog mai

- Memanfaatkan data yang ada dari laporan cakupan imunisasi

- Menggunakan indikator sederhana

- Dimanfaatkan untuk mengambil keputusan setempat

- Teratur dan tepat waktu setiap bulan

- Sebagai umpan balik untuk dapat mengambil tindakan

- Membuat grafik yang jelas dan menarik untuk masing – masing

indikator di atas, untuk memudahkan analisa.

- Grafik Drop out.

4. Penatalaksanaan KIPI

KIPI adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi pada masa satu

bulan setelah imunisasi. Klasifikasi menurut WHO ( 1999 ) :

Reaksi Vaksin

- Kesalahan Program

- Kebetulan

- Reaksi Suntikan

- Penyebab tidak diketahui

Gejala Klinis KIPI

- BCG : limfadenitis supuratifa, BCG otitis, BCG-itis

Diseminata

- Hepatitis B : anafilakti

- Oral Polio : Vaccine associated paralytic poliomyelitis (VAPP)

- DPT : Menangis menjerit berkepanjangan >3jam,

kejang

demam, epidode hipotonik hiporesponsif (EHH),

anafilaktif, ensefalopati

-HiB : Sindrome GB Mielitis, Trombositopenia,

15

Page 16: evrog mai

Anafilaktik Sindrome kematian bayi mendadak

(SIDS)

5. Pencatatan dan pelaporan

Pencatatan dan pelaporan dalam program imunisasi memegang peranan

penting dan sangat menentukan. Selain menunjang pelayanan imunisasi juga

menjadi dasar untuk membuat perencanaan dan evaluasi. Alat – alat pencatat

dasar yang harus dimiliki Puskesmas :

- Buku register imunisasi

- Kartu Imunisasi

- Buku stock vaksin

- Buku grafik pencatatan suhu

- Sistem untuk menindak lanjuti drop out

4.3.2 Proses

Perencanaan

- Memberikan penyuluhan mengenai imunisasi dasar

- Perorangan : setiap kunjungan di Puskesmas

- Kelompok : setiap satu bulan sekali

- Menentukan besarnya sasaran dan target cakupan imunisasi dasar

- Besar sasaran : 1065 bayi

Sasaran Puskesmas : CBR propinsi x Jumlah Penduduk Puskesmas

- Target cakupan :

BCG : 98%

Pentavalen 1 : 98%

Pentavalen 2 : 95%

16

Page 17: evrog mai

Pentavalen 3 : 93%

Polio 1 : 98%

Polio 2 : 95%

Polio 3 : 93%

Polio 4 : 90%

Campak : 90%

Drop out

- Pentavalen1 vs Pentavalen3 : <5%

- Pentavalen 1 vs campak : <5%

Drop out = cakupan imunisasi x – cakupan imunisasi y X 100%

Cakupan imunisasi x

- Membuat jadwal pelayanan imunisasi dasar

- BCG : Satu kali seminggu, setiap hari Jum’at di Puskesmas.

- Pentavalen : Satu kali seminggu, setiap hari Jum’at di Puskesmas.

- Polio : Satu kali seminggu, setiap hari Jum’at di Puskesmas.

- Campak : Satu kali seminggu, setiap hari Jum’at di Puskesmas.

- Merencanakan logistik imunisasi dasar

- Kebutuhan vaksin = Jumlah sasaran x target cakupan

Dosis efektif

- Kebutuhan alat suntik = jumlah sasaran x target cakupan

- Kebutuhan cold chain :

a. Lemari es : 1 buah

b. Mini freezer : 1 buah

17

Page 18: evrog mai

c. Vaccine carrier (cold box) : 13 buah

d. Termos + 4 buah cold pack : Sejumlah tim lapangan

- Mengelola vaksin, peralatan vaksinasi dan cold chain

Vaksin Campak, Polio dan BCG ditempatkan didekat freezer atau tempat

penyimpanan es

Vaksin Pentavalen disusun dibagian depan atau di rak bagian bawah

Suhu cold chain 2-8 oC, pemantauan dan pencatatan suhu 2 x/hari

Satu spuit untuk satu orang

- Melakukan monitoring dengan PWS : 12 x/tahun

- Merencanakan penatalaksanaan KIPI : jika ada kasus, setiap hari

- Melakukan pencatatan dan pelaporan : 12 x/tahun

Pengorganisasian

Adanya pembagian dan pemberian tugas yang teratur dalam melaksanakan

tugasnya.

Penanggungjawab program imunisasi : Bd. Mauli Afrida, Am.Keb

Pelaksana dari program imunisasi dasar : Bidan puskesmas

18

Page 19: evrog mai

Gambar 2. Bagan Organisasi Program Imunisasi Puskesmas Loji

Kepala Puskesmas :

Menerima vaksin dari Puskesmas Kecamatan.

Mengkoordinasi pemakaian vaksin di Puskesmas kelurahan dan Posyandu

Mengadakan lokakarya mini Puskesmas setiap awal bulan

Mengadakan rapat tribulan di kecamatan

Bidan :

Memkoordinasi dan membagi tugas para petugas Program imunisasi

Memberikan pelayanan imunisasi dan penimbangan Balita di Puskesmas setiap

senin pukul 08:00 – 12.00

Perencanaan kegiatan Posyandu

Memberikan pelayanan imunisasi bayi dan penimbangan Balita di Posyandu

Mengadakan penyuluhan kader Posyandu

Mengadakan penyuluhan perorang dan kelompok mengenai imunisasi

19

Kepala PuskesmasHj. Wiwin Widaningsih, SKM

ImunisasiBd. Mauli Afrida, Am.Keb

Imunisasi

PWS/ Pencatatan

dan pelaporan

Penyuluhan perorangan /kelompok

Bidan Desa

Page 20: evrog mai

Membuat laporan bulanan imunisasi dan permintaan logistik vaksin

Membuat grafik dan analisis data PWS setiap bulan

Membuat grafik suhu lemari es

Mengikuti Lokakarya Mini Puskesmas setiap awal bulan

Mengikuti rapat tribulan di kecamatan

Pelaksanaan

- Penyuluhan mengenai imunisasi dasar

Perorangan : Setiap kali posyandu minggu ke II dan III, jam 08.00-

12.00

Kelompok : kadang tidak sesuai jadwal Posyandu

- Besar sasaran : 1065 bayi

- Target cakupan :

BCG : 98%

Pentavalen 1 : 98%

Pentavalen 2 : 95%

Pentavalen 3 : 93%

Polio 1 : 98%

Polio 2 : 95%

Polio 3 : 93%

Polio 4 : 90%

Campak : 90%

- Jadwal pelayanan imunisasi dasar

BCG : setiap minggu ke II dan III jam 08.00-12.00 oleh bidan

Pentavalen : setiap minggu ke II dan III jam 08.00-12.00 oleh bidan

Polio : setiap minggu ke II dan III jam 08.00-12.00 oleh bidan

20

Page 21: evrog mai

Campak : setiap minggu ke II dan III jam 08.00-12.00 oleh bidan

- Logistik imunisasi dasar :

Indeks pemakaian vaksin

- BCG :3

- Polio : 7

- Pentavalen : 6

- Campak : 4

- Kebutuhan vaksin:

Jumlah sasaran x target cakupan x 1 vial = vial

IP Vaksin

BCG = 1065 x 98 % x 1 vial

3

= 348 vial

Pentavalen = ( 1065 x 98%) + ( 1065 x 95%) + ( 1065 x 93%) x 1 vial

6

= 508 vial

Polio = ( 1065 x 98%) + ( 1065 x 95%) + ( 1065 x 93 %) + ( 1065 x 90% ) x1

7

= 572 vial

Campak = 1065 x 90% x 1 vial

4

= 240 vial

- Kebutuhan alat suntik = jumlah sasaran x target cakupan

Alat suntik 0,05 cc untuk BCG = 1065 x 98% = 1044 buah

21

Page 22: evrog mai

Alat suntik 0,5 cc untuk Pentavalen dan Campak : 4002 buah

{1065 x (98%+95%+93%)} = 3046

{1065 x 90%} = 959 +

4002 buah

- Pengelolaan vaksin dan peralatan vaksinasi

Vaksin Campak, Polio dan BCG ditempatkan didekat freezer atau

tempat penyimpanan es

Vaksin Pentavalen disusun dibagian depan atau di rak bagian bawah

Suhu cold chain 2-8 0C, pemantauan dan pencatatan suhu 2 x/hari

Satu spuit untuk satu orang

- Kerjasama lintas program dan lintas sektoral : 1 bulan sekali

Pemantauan : PWS bulanan

Penatalaksanan KIPI : Jika ada kasus, setiap hari

Pencatatan dan pelaporan : Setiap akhir bulan

- Pengawasan

Laporan : Bulanan dan triwulan

Rapat : Bulanan dan triwulan

4.3.3 Keluaran

Penyuluhan mengenai imunisasi dasar

- Perorangan : 100 %

- Kelompok : <100%

Target Cakupan

22

Page 23: evrog mai

- Menentukan besarnya sasaran dan target cakupan imunisasi dasar

Besar sasaran : Ditetapkan oleh Puskesmas Kecamatan

Target cakupan : Ditetapkan oleh Puskesmas Kecamatan

Tabel 2 . Data Cakupan Imunisasi Dasar di Puskesmas Loji Kecamatan Tegalwaru periode Mei

2014 sampai dengan April 2015. (Lampiran 2)

Jenis Imunisasi Tolok ukur Sasaran Cakupan Persentase

cakupan

BCG 98% 1065 960 90,1%

Pentavalen 1 98% 1065 872 81,8%

Pentavalen 2 95% 1065 905 84,9%

Pentavalen 3 93% 1065 965 90,6%

Polio 1 98% 1065 958 89,9%

Polio 2 95% 1065 993 93,2%

Polio 3 93% 1065 939 88,1%

Polio 4 90% 1065 964 90,5%

Campak 90% 1065 944 88,6%

Sumber Data: Laporan bulanan vaksinasi Puskesmas Loji Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang

Cakupan imunisasi BCG

= Jumlah bayi yang diimunisasi BCG x 100%

Sasaran bayi

= 960 x 100%

1065

= 90,1 %

Cakupan imunisasi Pentavalen 1

= Jumlah bayi yang diimunisasi Pentavalen 1 x 100%

23

Page 24: evrog mai

Sasaran bayi

= 872x 100%

1065

= 81,8 %

Cakupan imunisasi Pentavalen 2

= Jumlah bayi yang diimunisasi Pentavalen 2 x 100%

Sasaran bayi

= 905 x 100%

1065

= 84,9 %

Cakupan imunisasi Pentavalen 3

= Jumlah bayi yang diimunisasi Pentavalen 3 x 100%

Sasaran bayi

= 965 x 100%

1065

= 90,6 %

Cakupan imunisasi Polio 1

= Jumlah bayi yang diimunisasi Polio 1 x 100%

Sasaran bayi

= 958x 100%

1065

= 89,9 %

Cakupan imunisasi Polio 2

24

Page 25: evrog mai

= Jumlah bayi yang diimunisasi Polio 2 x 100%

Sasaran bayi

= 993 x 100%

1065

= 93,2 %

Cakupan imunisasi Polio 3

= Jumlah bayi yang diimunisasi Polio 3 x 100%

Sasaran bayi

= 939x 100%

1065

= 88,1%

Cakupan imunisasi Polio 4

= Jumlah bayi yang diimunisasi Polio 4 x 100%

Sasaran bayi

= 964x 100%

1065

= 90,5%

Cakupan imunisasi Campak

= Jumlah bayi yang diimunisasi Campak x 100%

Sasaran bayi

= 944 x 100%

1065

= 86,6 %

25

Page 26: evrog mai

Drop out imunisasi Pentavalen 1 vs Pentavalen 3: (872 – 965) x100% / 872 = -10,6%

Drop out imunisasi Pentavalen 1 vs Campak: (872 – 944) x 100% / 872 = -8,2%

Pemantauan Wilayah Setempat : 100 %

Cakupan desa/kelurahan UCI = jumlah desa/kelurahan UCI x 100%

Seluruh desa/kelurahan

7 x 100% = 77 % (lampiran)

9

Pelaksanaan KIPI : jika ada kasus KIPI, setiap hari

Pencatatan dan pelaporan : 100 %

4.3.4 Lingkungan

Lingkungan Fisik

- Lokasi : Terdapat beberapa lokasi yang sulit

dicapai

- Transportasi : Tersedia sarana transportasi

- Fasilitas kesehatan lain : Ada fasilitas kesehatan lain

Lingkungan Non Fisik

- Pendidikan : Terkadang menjadi faktor penghambat

- Sosial ekonomi : Tidak menjadi faktor penghambat

- Agama : Tidak menjadi faktor penghambat

4.3.5 Umpan balik

Pencatatan dan pelaporan : Adanya pencatatan dan pelaporan setiap bulan secara

lengkap mengenai program imunisasi dasar.

Rapat kerja dalam bentuk lokakarya mini : 1 bulan sekali

26

Page 27: evrog mai

4.3.6 Dampak

Langsung : Bayi mendapat kekebalan terhadap 7 macam penyakit menular yaitu

TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, Polio Mielitis, Hepatitis B, Hemofilus Infuensa

tipe B dan Campak

Tidak langsung : Meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat

di wilayah kerja.

Bab V

Pembahasan

5.1 Pembahasan Masalah

Masalah menurut unsur keluaran :

27

Page 28: evrog mai

Keluaran Presentase

tolok ukur

Persentase

pencapaian

Masalah

Penyuluhan kelompok

Cakupan desa UCI

Pentavalen 1

Pentavalen 2

Polio 1

BCG

Polio 3

100%

100%

98%

95%

98%

98%

93%

33,3%

77%

81,8%

84,9%

89,9%

90,1%

88,1%

(+);66,7%

(+);23%

(+);16,5%

(+);10,6%

(+);8,3%

(+);8,0%

(+);5,3%

Pentavalen 3Polio 2Campak

93%95%90%

90,6%93,2%88,6%

(+);2,6%

(+);1,9%

(+);1,5%

Masalah penyebab :

Masalah Menurut Unsur Masukan

Masukan Tolok Ukur Pencapaian Masalah

Kader Posyandu 5 orang/posyandu 2-3 orang/posyandu +

Penyuluhan

kelompok

Waktu dan tempat

pelaksanaan

penyuluhan untuk 1

tahun

Pencatatan,

perencaaan jadwal,

penyuluhan

+

Masalah Menurut Unsur Proses

Proses Tolok Ukur Pencapaian Masalah

Perencanaan jadwal

imunisasi di

posyandu

Ada perencanaan

hari, waktu dan

tempat pelaksaan di

Tidak ada

pencatatan,

perencanaan

+

28

Page 29: evrog mai

38 posyandu yang

berbeda untuk 1

tahun.

imunisasi di

posyandu

Bab VI

Perumusan Masalah

6.1 Masalah menurut keluaran

Penyuluhan kelompok mengenai Imunisasi Dasar 33,3%; (+);66,7%

29

Page 30: evrog mai

Cakupan desa UCI 77%;(+);23%

Cakupan imunisasi Pentavalen 1 81,8%);(+);16,5%

Cakupan imunisasi Pentavalen 2 84,9%;(+);10,6%

Cakupan imunisasi Polio 1 89,9%; (+);8,3%

Cakupan imunisasi BCG 90,1%;(+);8,0%

Cakupan imunisasi Polio 3 88,1%;(+);5,3%

Cakupan imunisasi Pentavalen3 90,6%;(+);2,6%

Cakupan imunisasi Polio 2 93,2%;(+);1,9%

Cakupan imunisasi Campak 88,6%; (+);1,5%

6.2 Masalah unsur lain (masalah penyebab)

Kurangnya pengetahuan orang tua bayi akan pentingnya pemberian imunisasi

sehingga tidak adanya kepatuhan datang rutin ke Posyandu.

Bab VII

Prioritas Masalah

7.1 Masalah menurut keluaran

A. Penyuluhan kelompok mengenai Imunisasi Dasar 33,3%; (+);66,7%

B. Cakupan desa UCI 77%;(+);23%

30

Page 31: evrog mai

C. Cakupan imunisasi Pentavalen1 81,8%);(+);16,5%

D. Cakupan imunisasi Pentavalen2 84,9%;(+);10,6%

E. Cakupan imunisasi Polio 1 89,9%; (+);8,3%

F. Cakupan imunisasi BCG 90,1%;(+);8,0%

G. Cakupan imunisasi Polio 3 88,1%;(+);5,3%

H. Cakupan imunisasi Pentavalen3 90,6%;(+);2,6%

I. Cakupan imunisasi Polio 2 93,2%;(+);1,9%

J. Cakupan imunisasi Campak 88,6%; (+);1,5%

7.2 Parameter prioritas masalah

No. Parameter A B C D E F G H I J

1 Besarnya masalah 4 5 2 2 2 2 2 2 2 1

2 Berat ringan akibat yang ditimbulkan 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4

3 Keuntungan sosial karena terselesaikannya

masalah

5 5 4 4 4 5 4 4 4 4

4 Teknologi yang tersedia dan dapat dipakai 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 Sumber daya yang tersedia untuk

menyelesaikan masalah

5 5 4 4 4 4 4 4 4 4

Total 22 24 18 18 19 19 19 18 19 17

Koding 5 Sangat penting

4 Penting

3 Cukup / Sedang

2 Kurang

1 Sangat Kurang

7.3 Prioritas masalah

1. Cakupan Desa UCI kurang dari target (100%) sebesar 77%

31

Page 32: evrog mai

2. Penyuluhan kelompok kurang dari target (100%) sebesar 33,3%

Bab VIII

Penyelesaian Masalah

Masalah 1

Cakupan desa UCI kurang dari target (100%) sebesar 77%

Penyebab masalah:

32

Page 33: evrog mai

a. Penetapan target cakupan yang terlalu tinggi untuk dicapai

b. Belum ada perencanaan jadwal imunisasi secara pasti baik hari, tanggal, dan tempat di

38 posyandu yang berbeda.

c. Belum optimalnya sosialisasi jadwal pelayanan imunisasi di posyandu kepada

masyarakat.

d. Penyuluhan kelompok yang masih kurang.

Analisis masalah:

a. Dengan penetapan target yang lebih disesuikan dengan kemampuan puskesmas dan

posyandu, maka kinerja pencapaian akan lebih optimal.

b. Dengan jadwal imunisasi yang sudah direncanakan secara pasti bidan dapat lebih

mempersiapkan diri dan mensosialisasikan kepada masyarakat sebelum hari pelaksanaan

nya.

c. Dengan mensosialisasikan jadwal sebelum hari pelaksanaannya diharapkan masyarakat

bisa mempersiapkan diri untuk meluangkan waktunya dengan membawa anaknya pada

hari pelaksanaan.

d. Dengan penyuluhan yang masih kurang, ada beberapa masyarakat yang masih belum

mengerti pentingnya diimunisasi.

Penyelesaian masalah:

a. Penetapan target cakupan disesuaikan dengan kemampuan dari puskesmas dan posyandu

b. Membuat jadual imunisasi di 38 posyandu yang berbeda setiap bulannya secara lengkap

(hari, tanggal, tempat pelaksanaan, dan waktu) untuk 1 tahun masa kerja.

c. Bidan desa dapat menghubungi para kader untuk memberitahu masyarakat tentang

pelaksanaan imunisasi di desanya 1 minggu sebelum hari pelaksanaan, bisa dari mulut ke

mulut atau dengan alat bantú seperti memasang poster.

d. Penyuluhan kelompok dibuat jadwalnya baik tempat, waktu, dan hari pelaksanaannya.

Masalah 2

Penyuluhan kelompok kurang dari target (100%) sebesar 33,3%

Penyebab masalah:

33

Page 34: evrog mai

a. Tidak ada perencanaan jadwal penyuluhan kelompok.

b. Kurang aktifnya bidan posyandu dalam melakukan penyuluhan kelompok

c. Kurangnya dana untuk melakukan penyuluhan kelompok masyarakat.

Analisis masalah:

a. Dengan adanya perencanaan jadwal penyuluhan kelompok (hari, tempat, dan waktu

pelaksanaan) diharapkan bisa disosialisasikan kepada masyarakat.

b. Dengan keaktifan bidan posyandu yang lebih ditingkatkan, diharapkan seorang bidan

dapat melakukan penyuluhan kelompok setiap bulannya.

c. Dengan pendanaan yang cukup untuk setiap bulannyam diharapkan penyuluhan

kelompok dapat berjalan dengan lebih baik.

Penyelesaian masalah:

a. Membuat jadwal perencanaan penyuluhan kelompok (hari, tempat, dan waktu).

b. Memotivasi bidan posyandu untuk lebih aktif melakukan penyuluhan kelompok

c. Melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan tentang pendanaan penyuluhan

kelompok setiap bulannya.

Bab IX

Penutup

9.1 Kesimpulan

Dari hasil evaluasi program Imunisasi Dasar yang dilakukan dengan cara pendekatan

sistem di Puskesmas Loji Kecamatan Tegalwaru dan wilayah kerja sekitarnya pada periode

34

Page 35: evrog mai

Agustus 2013 – Juli 2014 belum berjalan dengan baik melihat berbagai masalah yang ditemui

sebagai berikut :

Cakupan imunisasi BCG (90,1%) dari target (98%)

Cakupan imunisasi Pentavalen1 (81,8%) dari target (98%)

Cakupan imunisasi Pentavalen2 (84,9%) dari target (95%)

Cakupan imunisasi Pentavalen3 (90,6%) dari target (93%)

Cakupan imunisasi Polio 1 (89,9%) dari target (98%)

Cakupan imunisasi Polio 2 (93,2%) dari target (95%)

Cakupan imunisasi Polio 3 (88,1%) dari target (93%)

Cakupan imunisasi Campak (88,6%) dari target (90%)

Cakupan desa UCI (77%) dari target (100%)

Penyuluhan kelompok mengenai Imunisasi Dasar (33,3%) dari target (100%)

Dua hal yang menjadi prioritas masalah, yaitu :

Cakupan desa UCI (77%) dari target (100%)

Penyuluhan kelompok mengenai Imunisasi Dasar (33,3%) dari target (100%)

9.2 Saran

Ditujukan kepada Puskesmas Loji Kecamatan Tegalwaru, Kota Karawang, dengan

langkah – langkah sebagai berikut :

a. Membuat jadwal perencanaan yang lengkap dan menginformasikan jadwal

posyandu lebih awal (hari, tempat, dan waktu pelaksanaan) untuk program

imunisasi di posyandu dan penyuluhan kelompok.

35

Page 36: evrog mai

b. Memotivasi bidan untuk lebih aktif melakukan penyuluhan kelompok dan

memberikan pembinaan dan penyuluhan kepada kader minimal 5 kader di

setiap posyandu dan melakukan pencarian bayi yang belum menerima

imunisasi secara rutin setiap bulan.

Daftar Pustaka

1. Departemen Kesehatan RI. Penyelenggaraan imunisasi. Departemen kesehatan RI:

Jakarta;2013.h.8-10

2. Departemen Kesehatan RI. Gerakan akselerasi imunisasi nasional universal child

immunization 2010-2014. Departemen kesehatan RI: Jakarta;2010.h.1-3

36

Page 37: evrog mai

3. Chartsbin. Current World Infant Mortality Rate. Diunduh tanggal 30 Mei 2015 dari:

http://chartsbin.com/view/1353

4. Staff pemprov Jawa Barat. Data Kependudukan tahun 2011. Diunduh tanggal 30 Mei

2015 dari http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/986

5. Badan penelitian dan pengembangan kesehatan kementrian kesehatan RI. Riset

kesehatan dasar 2013. Departmen kesehatan RI: Jakarta;2013.h229-35

37