EVOLUSI

8
 UK 2 EVOLUSI SPESIASI DAN KEPUNAHAN NAMA : RISKY ELYANA ARIFIYANTO NIM : K4308051 MATA KULIAH : EVOLUSI KELAS : A SEMESTER : 7 (TUJUH) PROGRAM STUDY PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of EVOLUSI

Page 1: EVOLUSI

5/14/2018 EVOLUSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/evolusi-55a92c997107b 1/8

UK 2 EVOLUSI

SPESIASI DAN KEPUNAHAN

NAMA : RISKY ELYANA ARIFIYANTO

NIM : K4308051

MATA KULIAH : EVOLUSI

KELAS : A

SEMESTER : 7 (TUJUH)

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: EVOLUSI

5/14/2018 EVOLUSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/evolusi-55a92c997107b 2/8

1.  Mekanisme spesiasi makhluk hidup sebagai berikut:

Terdapat empat macam spesiasi:

a.  Spesiasi alopatrik : spesiasi melalui isolasi geografik Spesiasi alopatrik yang terjadi padat populasi yang awalnya terisolasi secara

geografis: misalnya melalui pemisahan habitat atau migrasi. Seleksi dibawah

kondisi demikian dapat menghasilkan perubahan yang sangat cepat pada

morfologi dan perilaku organisme. Karena seleksi dan migrasi berdampak 

langsung terhadap populasi yang mengalami isolasi pemisahan pada

akhirnya akan menghasilkan organisme baru setelah mengalami perubahan

morfologi dan perilaku yang dapat diturunkan atau diajarkan.

Contohnya isolasi geografis burung Finch Kepulauan Galapagos

menghasilkan lebih dari satu lusin spesies baru.

b.  Mekanisme kedua spesiasi adalah spesiasi peripatrik : yang terjadi ketika

sebagian kecil populasi organisme menjadi terisolasi dalam sebuah

lingkungan yang baru. Ini berbeda dengan spesiasi alopatrik dalam hal

ukuran populasi yang lebih kecil dari populasi induk (nenek moyang). Dalam

hal ini efek pendiri menyebabkan spesiasi cepat melalui perubahan genetika

dan seleksi terhadap perbedaan gen yang kecil.

c.  Mekanisme ketiga spesiasi adalah spesiasi parapatrik . mirip dengan spesiasi

peripatrik dalam hal ukuran populasi kecil yang masuk ke habitat yang baru

namun berbeda dalam hal tidak adanya pemisahan secara fisik antara dua

populasi. Spesiasi ini dihasilkan dari evolusi mekanisme yang mengurangialiran genetika antara dua populasi. Secara umum:ini terjadi ketika terdapat 

perubahan drastis pada lingkungan habitat spesies tetua (induk). Salah satu

contohnya adalah rumput   Anthoxanthum odoratum yang dapat mengalami

spesiasi parapatrik sebagai respon terhadap polusi logam terlokalisasi yang

berasal dari pertambangan. Pada kasus ini tanaman berevolusi menjadi

resistan terhadap kadar logam yang tinggi dalam tanah. Menyebabkan isolasi

reproduksi. Seleksi keluar terhadap persilangan antar dua populasi dapat 

menyebabkan penguatan sifat yang merupakan evolusi yang terjadi akibat 

perkawinan dalam spesies serta peralihan karakter yang terjadi ketika dua

spesies menjadi lebih berbeda pada penampilannya.

Page 3: EVOLUSI

5/14/2018 EVOLUSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/evolusi-55a92c997107b 3/8

d.  Spesiasi simpatrik : spesiasi tanpa isolasi geografik 

Dimana spesies berdivergen tanpa isolasi geografis atau perubahan pada

habitat. Mekanisme ini cukup langka karena hanya dengan aliran gen yangsedikit akan menghilangkan perbedaan genetika antara satu bagian populasi

dengan bagian populasi lainnya artinya terjadi perkawinan silang antar

spesies yang mampu mumunculkan spesies baru. Secara umum spesiasif 

simpatrik pada hewan memerlukan evolusi perbedaan genetika dan

perkawinan tak acak yang mengakibatkan isolasi reproduksi berkembang.

Salah satu contoh kejadian spesiasi ini adalah ketika tanaman  Arabidopsis

thaliana dan   Arabidopsis arenosa perkawinan silang menghasilkan spesies

baru Arabidopsis suecica. 

2.  Perbedaan spesiasi alopatrik dan simpatik:

Spesiasi alopatrik : spesiasi melalui isolasi geografik 

Spesiasi alopatrik yang terjadi pada populasi yang awalnya terisolasi secara

geografis: misalnya melalui pemisahan habitat atau migrasi” Seleksi melalui

kondisi demikian dapat menghasilkan perubahan yang sangat cepat pada

morfologi dan perilaku organisme” Karena seleksi dan aliran perubahan

genetika akan berdampak pada populasi yang terisolasi yang memungkinkan

munculnya spesies baru

Spesiasi simpatrik : spesiasi tanpa isolasi geografik 

Dimana spesies berdivergen tanpa isolasi geografis atau perubahan pada

habitat”. Mekanisme ini cukup jarang terjadi karena hanya dengan aliran gen

yang sedikit akan merubah perbedaan genetika antara satu bagian populasi

Page 4: EVOLUSI

5/14/2018 EVOLUSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/evolusi-55a92c997107b 4/8

dengan bagian populasi lainnya”. Secara umum spesiasif simpatrik pada

hewan memerlukan evolusi perbedaan genetika dan perkawinan tak acak 

yang mengakibatkan isolasi reproduksi berkembang.

3.  Penyebab kepunahan makhluk hidup adalah sebagai berikut:

a.  Daya Regenerasi Yang Rendah

Umumnya hewan membutuh waktu lama untuk masuk ke tahap

reproduksi, kebanyakan memiliki satu anak disetiap kelahiran, membutuh

waktu lama untuk merawat anak, sulit untuk fertilisasi, anaknya sulit untuk 

bertahan hidup hingga dewasa. Tumbuhan tertentu pun juga terkadang

membutuhkan persyaratan situasi dan kondisi yang khusus untuk bisa

tumbuh berkembang. Hal tersebut menyulitkan spesies yang memiliki daya

regenerasi atau memiliki keturunan rendah untuk memperbanyak dirinya

secara signifikan. Berbeda dengan tikus, ayam, lalat, kelinci dan beberapa

spesies lain yang mudah untuk melakukan regenerasi.

b.  Campur Tangan Manusia

Aktifitas manusia terkadang menjadi malapetaka bagi keseimbangan

makhluk hidup di suatu tempat. Kadang kala untuk mendapatkan sesuatu

yang berharga, manusia rela membunuh secara membabi buta tanpa

memikirkan regenerasi hewan atau tumbuhan tersebut. Gajah misalnya

dibunuhi para pemburu hanya untuk diambil gadingnya, harimau untuk 

kulitnya, monyet untuk dijadikan binatang peliharaan, dan lain sebagainya.

Page 5: EVOLUSI

5/14/2018 EVOLUSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/evolusi-55a92c997107b 5/8

Perubahan areal hutan menjadi pemukiman, pertanian dan

perkebunan juga menjadi salah satu penyebab percepatan kepunahan

spesies tertentu. Mungkin di jakarta jaman dulu terdapat banyak spesieslokal, namun seiring terjadinya perubahan banyak spesies itu hilang atau

pindah ke daerah wilayah lain yang lebih aman. Aktifitas manusia juga

banyak menimbulkan polusi baik polusi udara atau atmosfer, polusi air

maupun polusi tanah yang dapat merusak akosistem yang ada.

c.  Bencana Alam Besar 

Adanya bencana super dahsyat seperti tumbukan meteor ataupun

benda angkasa lain seperti yang terjadi ketika jaman dinosaurus

memungkinkan banyak spesies yang mati dan punah tanpa ada satu pun

yang selamat untuk meneruskan keturunan di bumi. Sama halnya dengan jikahabitat spesies tertentu yang hidup di lokasi yang sempit terkena bencana

besar seperti bancir, kebakaran, tanah longsor, tsunami, tumbukan meteor,

dan lain sebagainya maka kepunahan mungkin tidak akan terelakkan lagi.

d.  Didesak Populasi Lain Yang Kuat 

Kompetisi antar predator seperti macan tutul dengan harimau mampu

membuat pesaing yang lemah akan terdesak ke wilayah lain atau bahkan bisa

mati kelaparan secara masal yang menyebabkan kepunahan.

e.  Perburuan Satwa Liar / Satwa Langka

Perburuan terhadap satwa liar sebenarnya telah dimulai dari jamannenek moyang kita. Namun pada jaman itu nenek moyang kita berburu

binatang untuk dikomsumsi. Berbeda dengan jaman sekarang, berburu

binatang liar tujuan utamanya tidak lagi untuk di komsumsi, tapi untuk di

ambil bagian tubuhnya untuk dibuat kerajinan atau sebagai hiasan seperti

kerajinan kulit dan lain2. dan yang lebih parah lagi ada juga yang berburu

satwa liar hanya untuk hobi.

 f.  Perdagangan Satwa Liar / Satwa Langka

Besarnya potensi keuntungan yang diperoleh dari perdangan satwa

liar khususnya satwa langka telah mendorong meningkatnya aktivitas

perdagangan satwa. Semakin langka satwa tersebut maka harganya akan

semakin mahal. Ini merupakan ancaman yang sangat serius bagi kelestarian

satwa liar terutama satwa-satwa yang sudah langka.

 g.  Pembalakan Hutan

Hutan merupakan tempat tinggal (habitat alami) bagi sebagian besar

satwa liar, khususnya di daerah tropis seperti Indonesia. Tingginya aktivitas

pemalakan hutan (pemalakan liar) yang terjadi, telah menggangu dan

merusak serta menghilangkan habitat para satwa liar tersebut sehingga

kelangsungan hidupnya terancam.

Page 6: EVOLUSI

5/14/2018 EVOLUSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/evolusi-55a92c997107b 6/8

h.  Kebakaran Hutan

Terbakarnya Hutan pada setiap musim kemarau baik yang terjadi

secara alami maupun akibat aktivitas pembukaan lahan oleh manusia, sangat merusak habitat satwa liar tersebut. bahkan tak jarang satwa-satwa liar

tersebut yang ikut mati terbakar.

i.  Pembangunan Pemukiman

Semakin bertambahnya jumlah penduduk dan semakin sempitnya

lahan pemukiman yang tersedia maka sebagai konsekuensinya hutanlah

satu-satunya pilihan untuk disulap menjadi pemukiman. dengan begitu satwa

liar akan semakin tergusur dan terdesak dari habitatnya.

 j. 

Satwa Liar dianggap sebagai pengganggu atau ancamanSeringkali satwa atau hewan liar dianggap sebagai hama pengganggu

atau ancaman bagi manusia, sehingga harus di basmi selayaknya hama

pengganggu atau ancaman pada umumya. Ini terjadi karena sering kali satwa

liar tersebut dianggap menggangu dan merusak tanaman atau kebun para

petani (penduduk) bahkan tidak jarang hewan liar tersebut menyerang

penduduk bahkan menyebabkan kematian. Padahal sebenarnya kitalah

(manusia) yang mengganggu dan merusak habitat tempat tinggal mereka.

4.  Pendapat mengenai kepunahan massal dapat terjadi dan dampaknya:

Kepunahan masal merupakan peristiwa yang terjadi disebabkan oleh

faktor eksternal atau lingkungan yang mendadak berubah yang dapat menimbulkan kematian masal yang terjadi bumi, kematian yang melanda

sebagian besar makhluk hidup di bumi, Pada tahun 1980, Walter dan Luis

Alvarez, mengemukakan teori bahwa dinosaurus punah pada Kapur Akhir 65

Ma (million years ago) akibat Bumi dihantam sebuah komet (deep impact ).

Teori ini kemudian terbukti benar karena banyak bukti fisik di lapangan

ditemukan akibat benturan itu : a.l. (1) lapisan iridium ditemukan di mana-

mana di seluruh dunia pada lapisan berumur 65 Ma (di Indonesia belum ada

yang menelitinya), (2) impact debris, termasuk semua batuan dengan ciri

petrografi  pressure-shocked  tersebar di seputar globe (3) kawah benturan

(impact crater ) berumur 65 Ma ditemukan terkubur di Semenanjung Yucatan

Mexico yang disebut Kawah Chicxulub. Unsur Iridium langka ditemukan di

Bumi, tetapi berlimpah di extra-terrestrial bodies seperti meteor, komet, dan

asteroid. Berdasarkan lebar kawah Chicxulub, ditaksir komet/asteroid

pemusnah kaum dinosaurus itu berdiameter 10 km.

Paling tidak, di dalam 500 juta tahun terakhir ini kita bisa catat telah

terjadi lima kali kepunahan massal yang besar: (1) pada 443 Ma (ujung

Ordovisium), (2) pada 374 Ma (ujung Devon), (3) pada 251 Ma (ujung

Perem), (4) pada 201 Ma (ujung Trias),dan (5) pada 65 Ma (ujung Kapur).

Kepunahan pada 251 Ma (ujung Perem atau ujung Paleozoikum)

adalah kepunahan terbesar menghapus 90 % penghuni lautan dan 70 %

Page 7: EVOLUSI

5/14/2018 EVOLUSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/evolusi-55a92c997107b 7/8

penghuni daratan bahkan sampai serangga pun. Kepunahan ujung Perem

adalah great dying atau the mother of mass extinctions tulis Douglas Erwin

di majalah Scientific American edisi Juli 1996. Apakah kepunahan Permian inijuga akibat asteroid impact ? Peter Ward, profesor biology-earth and space

sciences dari University of Washington melaporkan penemuan baru tentang

kepunahan masal terbesar di ujung Permian ini (Scientific American, Oktober

2006, p. 42-49).

5 kepunahan masal yang terjadi di bumi lalu murni disebabkan karena

faktor alamiah seperti efek jatuhnya benda luar angkasa seperti meteor,

asteroid ataupun komet yang menyebabkan perubahan ekstrim di atmosfer

bumi, tanah, suhu, kelembaban yang menyebabkan kematian masal di bumi.

Menurut para ahli, sekarang ini kondisi bumi sedang mengalami

kepunahan masal keenam kalinya, namun yang berbeda dari 5 kepunahan

masal sebelumnya adalah penyebabnya, sekarang ini telah terjadi perubahan

koordinat sumbu poros rotasi bumi yang akibatnya terjadiperubahan iklim

yang signifikan, hal tersebut diperparah dengan aktifitas manusia yang

menyebabkan pemanasan global seperti polusi udara, pembukaan kawasan

hutan, banyak daerah permukiman dan perburuan liar sehinggga

menyebabkan banyak hewan yang punah, kehilangan habitat dan tidak 

mampu beradaptasi dengan perubahan iklim yang terjadi, penumpukan

material didalam tubuh makhluk hidup atau biological magnification.

Urutan model pemusnahan dengan cara ini adalah sebagai berikut: (1)

kegiatan volkanik yang meningkat melepaskan CO2 dan metan ke atmosfer,

(2) rapid global warming, (3) laut yang menghangat akan mengurangi daya

serap oksigen dari atmosfer ke laut, (4) terjadi kekurangan oksigen anoxia di

lautan, (5) keadaan anoxia akan mengganggu kesetimbangan chemocline.

Chemocline yang semula datar menjadi mengerucut dengan kolom dissolved 

oxygen berkurang sedangkan dissolved H2S meningkat, terjadi H2S

upwellling, (6) green & purple sulfur bacteria berlimpah sementara mahkluk 

lautan yang bernafas dengan oksigen musnah akibat hilangnya oksigen dan

naiknya gas H2S yang beracun, (7) gas H2S yang menyembur membunuh

makhluk daratan, (8) gas H2S naik terus ke atmosfer dan akhirnya merobek 

perisai ozon, (9) radiasi UV menerobos via celah di perisai ozon membunuh

kehidupan di Bumi yang masih tersisa, (10) kepunahan masal.

Kenaikan kandungan gas CO2 di atmosfer Bumi sekarang ini terutama

terjadi karena aktifitas manusia. Aktifitas industri yang membakar bahan

bakar fosil (minyak bumi, hidrokarbon) serta berbagai aktifitas lainnya

dipercaya telah menyebabkan meningkatnya kandungan gas CO2 di atmosfer.

Oleh karena itu, upaya-upaya untuk mengurangi laju pertambahan gas CO2

perlu dilakukan secara signifikan. Kerena dapat memusnahkan ekosistem

yang ada.

Page 8: EVOLUSI

5/14/2018 EVOLUSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/evolusi-55a92c997107b 8/8

 

Dampak dari kepunahan masal yaitu banyak spesies yang hilang,

kerusakan ekosistem, penyakit epidemic yang menghilangkan spesies,hilsngnya biodeversitas, setelah kepunahan masal akan muncul spesies baru.

5.  Pendapat mengenai hubungan domestikasi dengan evolusi pada suatu

makhluk hidup:

Domestikasi merupakan proses yang dialami makhluk hidup saat 

perkembangannya dikontrol manusia dengan waktu yang lama melalui

mekanisme-mekanisme genetika populasi untuk memenuhi kebutuhan

manusia itu sendiri, di dalamnya terlibat berbagai aktivitas penelitian

manusia seperti: inventarisasi, karakterisasi, seleksi potensi, penangkarandan penyesuaian untuk pemannfaatan berkelanjutan.

Perkembangan domestikasi dipengaruhi oleh perubahan populasi

manusia yang mengakibatkan permintaan kebutuhan yang berubah,

umumnya domestikasi terjadi pada heawan ternak sebagai komoditi yang

umum dikonsumsi manusia. Domestikasi ini menuntut kemampuan adaptasi

dari organisme terhadap pengkondisian lingkungan oleh manusia, menurut 

ahli domestikasi digolongkan ke dalam tiga tingkatan berdasarkan system

budidaya manusia yaitu:

1)  Domestikasi sempurna, apabila seluruh daur hidup organisme domestikasi

dapat berlangsung di dalam system budidaya yang dikembangakan manusia,contoh: gurami.

2)  Domestikasi hamper sempurna, apabila seluruh daur hidup organisme

domestikasi dapat berlangsung di dalam system budidaya namun tingkat 

keberhasilannya masih rendah, jadi organisme yang dapat bertahan hidup

sangat sedikit. Contoh: arwana.

3)  Domestikasi belum sempurna, apabila sebagian daur hidup dapat 

berlangsung dalam system budidaya, jadi tidak semua siklus hidup

organisme dapat berlangsung dalam system budidaya. Contoh: tuna.

Pada domestikasi sempurna pada suatu organisme menyebabkan

adaptasi morfologi dan tingkah laku organisme tersebut. Seiring berjalannya

waktu perubahan morfologi dan tingkah laku akan diturunkan atau diajarkan

pada keturunannya sehingga organisme tersebut berbeda dengan organisme

bukan hasil domestikasi, hibridisasi organisme hasil domestikasi

memunculkan konfigurasi gen baru yang memunculkan spesies baru,

peristiwa ini dapat memicu atau menjadi penyebab evolusi gaya modern,

sehingga domestikasi dapat mempercepat proses evolusi.