Evaluation and Interpretation of Body Compotition

33
`BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Antropometri Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthoropos artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran tubuh. Pengertian ini bersifat sangat umum sekali (Supariasa, dkk, 2002). Sedangkan sudut pandang gizi, Jelliffe (1966) mengungkapkan bahwa antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Metode antropometri mencakup pengukuran dari dimensi fisik dan komposisi nyata dari tubuh (WHO cit Gibson, 2005). Ada dua macam pengukuran antropometri, yaitu : 1. Body size yang meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lain-lain. 2. Body composition yang meliputi pengukuran : a. Fat free mass yang terdiri dari pengukuran : Mid- upper-arm circumference, mid-upper-arm muscle circumference, dan mid-upper-arm muscle area. b. Fat mass yang terdiri dari pengukuran : skinfold thickness, waist-hip circumference ratio, waist circumference, dan limb fat area. 2.2 Metode Evaluasi Tubuh

description

BAB II Pembahasan

Transcript of Evaluation and Interpretation of Body Compotition

`BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian AntropometriAntropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthoropos artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran tubuh. Pengertian ini bersifat sangat umum sekali (Supariasa, dkk, 2002). Sedangkan sudut pandang gizi, Jelliffe (1966) mengungkapkan bahwa antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Metode antropometri mencakup pengukuran dari dimensi fisik dan komposisi nyata dari tubuh (WHO cit Gibson, 2005). Ada dua macam pengukuran antropometri, yaitu :1. Body size yang meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lain-lain.2. Body composition yang meliputi pengukuran :a. Fat free mass yang terdiri dari pengukuran : Mid-upper-arm circumference, mid-upper-arm muscle circumference, dan mid-upper-arm muscle area.b. Fat mass yang terdiri dari pengukuran : skinfold thickness, waist-hip circumference ratio, waist circumference, dan limb fat area.2.2 Metode Evaluasi TubuhTerdapat tiga model untuk mengukur komposisi tubuh seseorang yaitu two compartment model, three compartment model dan four compartment model.1. Two compartment modelTwo compartment model merupakan metode evaluasi komposisi tubuh yang penghitungannya berdasarkan pada jumlah massa lemak (fat mass) dan jumlah massa non lemak (fat free mass). Metode ini paling banyak digunakan karena paling mudah perhitungannya dan tidak membutuhkan banyak variabel untuk menentukan komposisi tubuh seseorang, sehingga menjadi lebih cepat dan relatif murah karena tidak memerlukan tes laboratorium.Rumus :BW = FM + FFM

Keterangan :BW: Body weight atau berat badan (kg)FM: Fat mass atau massa lemak (kg)FFM: Fat free mass atau massa non lemak (kg)2. Three compartment modelThree Compartment Model adalah Metode evaluasi komposisi tubuh yang menggabungkan 2 unsur Fat Free Mass(FFM) menjadi 1 komponen. Misalnya tulang dan protein di gabung.Rumus :BW = FM + TBW + SKeterangan :BW: Body weight atau berat badan (kg) FM: Fat mass atau massa lemak (kg)TBW: Total body water atau jumlah air (kg)S: Solid (nonaqueous) atau gabungan tulang dan protein (kg)3. Four compartment modelFour Compartment Model adalah Metode evaluasi komposisi tubuh yang berdasarkan pada jumlah air (water), tulang (bone), lemak (fat), otot (protein), dan glikogen yang jumlahnya sangat sedikit, sehingga beratnya sering diabaian.Rumus :BW = FM + TBW + Protein + Bone + GlikogenKeterangan :BW: Bogy weight atau berat badan (kg)FM: Fat mass atau massa lemak (kg)TBW: Total body water atau jumlah air (kg)Protein, Bone dan Glikogen (kg)Dari tiga metode pengukuran komposisi tubuh tersebut, massa lemak selalu menjadi perhatian utama. Hal ini karena lemak adalah komposisi tubuh yang bersifat buruk sehingga dijadikan sebagai prediktor untuk menentukan resiko terjadinya penyakit degenerative. Lemak tubuh juga merupakan komponen terbanyak dalam tubuh kita.Komposisi lemak dalam tubuh setiap manusia berbeda. Rata rata komposisi lemak dalam tubuh wanita sekitar 26,9 % dari total berat badan. Sementara rata rata komposisi lemak dalam tubuh pria sekitar 14,7 % dari total berat badan. Berikut adalah distribusi lemak dalam tubuh pada pria dan wanita (Gibson, 1993).Tabel Distribusi Lemak dalam Tubuh Pria dan Wanita (Gibson, 1993)Fat LocationMenWomen

Essential fat (lipids of the bone marrows, CNS, mammary glands, and other organs)2,14,9

Storage fat (depot)SubcutaneousIntermuscularIntramuscularFat of thoracic and abdominal cavity8,23,13,30,81,010,45,13,50,61,2

Total fat10,515,3

Body weight70,056,8

Percentage fat14,726,9

2.3 Evaluasi dan Interpretasi Data Hasil Pengukuran Komposisi TubuhUntuk mengintepretasikan dan evaluasi hasil pengukuran Body Composition dibagi menjadi 2 yaitu Fat Mass dan Fat Free Mass. Fat Mask berdasarkan pada Skinfold, Mid Upper Arm Fat Area dan sebagainya. Sedangkan untuk Fat Free Mask berdasarkan pada Mid-upper arm circumference ( MUAC), Mid-upper arm muscle circumference ( MUAMC), Mid-upper-arm muscle area ( MUAMA ) dan Corrected Mid-upper-arm Muscle Area.1. Pengukuran Massa Lemak Tunggal (Single Measurement)Pengukuran massa lemak dapat dilakukan dengan berbagai cara. Selain kita harus mengetahui cara perhitungan dari data yang telah dihasilkan, tentunya kita juga harus kemudahan dan kesulitan dari masing-masing cara. Cara perhitungan lemak tubuh tersebut disesuaikan oleh jenis pengukuran, jenis kelamin dan usia. Bagian badan yang biasa diukur untuk menentukan jumlah lemak dalam tubuh adalah trisep, bisep, subscapula, dan suprailiaka. Pada umumnya, rata-rata komposisi lemak tubuh wanita lebih banyak dari pada komposisi lemak pria. Lemak tubuh dapat diukur secara absolute (dalam kilogram) maupun dalam presentase dari berat keseluruhan. Lemak tubuh dapat diperkirakan dengan satu atau lebiih pengukutan skinfold thickness. Perkiraan awal lemak tubuh dan kecepatan perubahan lemak dalam tubuh diperlukan untuk memantau keparahan dan ketidakseimbangan asupan energi-protein. Hilangnya lemak tubuh secara besar-besaran dapat mengindikasikan adanya katidakseimbangan energi. Namun, perubahan kecil pada lemak tubuh tidak dapat diukur seara akurat menggunakan metode antropometri.a. Triceps SkinfoldsTriseps skinfold merupakan pengukuran lemak pada titik tengah bagian belakang lengan atas tangan yang jarang digunakan. Tebal lemak pada triseps ini merupakan suatu area yang sering digunakan untuk mengestimasi secara tidak langsung ukuran dari tempat penyimpanan lemak subkutan karena pada area ini dianggap yang paling memprosentasikan lemak tubuh. Anggapan ini sebenarnya tidak benar, karena distribusi lemak subkutan tidak seragam pada seluruh tubuh dan bervariasi pada setiap jenis kelamin, ras, dan usia. Namun, pengukuran triseps sering digunakan karena mudah, sopan. Triseps skinfold ini memiliki korelasi koefisien dengan :% lemak tubuh : 0,70 (pria) dan 0,77 (wanita)Total lemak tubuh : 0.73 (pria) dan 0,80 (wanita)Cara mengintepretasikan tebal lemak triseps adalah : Menentukan ketebalan lemak pada triseps.

Gambar : Contoh pengukuran triceps skinfolds Setelah diketahui data ketebalan lemak pada trisep, kemudian mencari persentase mediannya, yaitu sebagai berikut :

Tabel Persentil Pengukuran Trisep Berdasarkan Umur dan Kelamin (Gibson, 1993)

Setelah mendapatkan persentase median, maka dapat diinterpretasikan hasil median tersebut ke dalam tabel klasifikasi antropometri.Tabel Klasifikasi Evaluasi Fat Status (Fransisco, 1990)

Contoh soal :Ny. R berumur 29 tahun, memiliki tebal trisep 18 mm. Berapa persentil ketebalan trisep dan bagaimana status lemaknya?Jawab :. Status lemak Ny. R adalah Excess Fat atau lemak berlebih.b. Subscapular SkinfoldsBagian subscapular terletak di daerah belakang tubuh di bawah tulang belikat pada bagian punggung kiri. Subscapular skinfold digunakan untuk mengukur jaringan adipose subkutan dan ketebalan kulit. Subscapular skinfold memungkinkan untuk memprediksi total lemak tubuh, tekanan darah dan kadar lemak dalam darah. Pada subscapular setidaknya dilakukan 2 kali pengukuran dan perbedaan diantara keduanya harus kurang dari 1 mm. Subscapular skinfold memiliki korelasi koefisien :% lemak tubuh: 0,75 (pria) dan 0,71 (wanita)Total lemak tubuh : 0,79 (pria) dan 0,80 (wanita)Cara mengintepretasikan tebal lemak subscapular adalah : Menentukan ketebalan lemak pada subscapular.

Gambar contoh pengukuran subscapular skinfold Setelah diketahui data ketebalan lemak pada subscapular, maka dapat dicari persentase median, sebagai berikut :

Tabel Persentil Ketebalan Subscapular Berdasarkan Umur dan Kelamin (Gibson, 1993)

Setelah mendapatkan persentase median, maka dapat diinterpretasikan hasil median tersebut ke dalam tabel klasifikasi antropometri.Tabel Klasifikasi Evaluasi Fat Status (Frisancho, 1990)

Contoh Soal :Tn. T berumur 45 tahun, memiliki tebal subscapular 11 mm. Berapa persentil median subscapular dan bagaimana status lemaknya?Jawab : Status lemak Tn. T adalah average atau normal.2. Pengukuran Massa Lemak Multiple (Multiple Measurement)Kombinasi pengukuran skinfold untuk beberapa area yang paling optimal belum diketahui jelas karena tidak ada satu pun area tubuh yang memiliki jumlah lemak subkutan yang secara konsisten dapat merepresentasikan jumlah lemak pada seluruh tubuh. Pada umumnya, dalam studi pada anak-anak dan dewasa, direkomendasikan untuk mengambil satu hasil pengukuran lemak di anggota gerak (misalnya triseps) dan satu hasil pengukuran lemak tubuh (misalnya subskapula).a. Pengukuran Trisep dan SubscapularMultiple measurement skinfold ini menggunakan penjumlahan hasil pengukuran lemak triseps dan subssapular dengan rumus :

Tabel Persentil Ketebalan Trisep dan Subscapular Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin (Gibson, 1993)

Tabel Kalsifikasi Evaluasi Fat Status (Frinsascho, 1990)

Contoh Soal :Tn. S berumur 45 tahun, memiliki ketebalan trisep 15 mm dan subscapular 11 mm. Berapa persentil median ketebalan trisep dan subscapular dan bagaimana status lemaknya?Jawab : = 89.66 %. Status lemak Tn. S adalah Excess Fat atau lemak berlebih.b. Mid Upper Arms Fat AreaMid Upper Arm Fat Area adalah luas penampang lemak bagian lengan atas yang dihitung dari pertengahan lingkar lengan atas dan tebal lipatan kulit trisep. Perhitungan ini merupakan gabungan dari MUAC (Mid Upper Arm Circumference) dan ketebalan trisep-skinfold. Cara perhitungannya adalah : Menghitung Mid Upper Arm Fat Area menggunakan persamaan :

Keterangan :A= Mid upper arm fat area (mm2)C1= Mid upper arm circumference / MUAC (mm)SKF= Ketebalan Triceps Skinfold (mm) Menghitung prosentase median untuk mid-upper-arm fat area menggunakan umur, dan jenis kelamin dengan persamaan :

Tabel Persentil Mid Upper Arm Fat Area Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin (Gibson, 1993)

Menentukan Arm Fat Index (AFI) atau indeks lemak di lengan atas, dari persamaan :

Dalam persamaan diatas, total mid-upper-arm areanya berasal dari perhitungan :

Setelah mendapatkan nilai AFI, barulah menentukan status fat dari hasil perhitungan tersebut menggunakan tabel klasifikasi antropometri :

Tabel Klasifikasi Evaluasi Fat Status (Frinsascho, 1990)

c. Waist Hip Ratio (WHR)WHR dilakukan untuk mengetahui distribusi dari lemak pada subkutan dan pada jaringan adipose intra-abdomen. Pengukuran waist dilakukan pada pinggang sedangkan pengukuran hip dilakukan pada pinggul. Yang disebut lingkar pinggang adalah bagian di atas pusar dan di bawah dada, yakni bagian terkecil dari tubuh. Pinggul adalah bagian paling lebar dari tubuh. WHR digunakan untuk mengukur banyaknya cadangan lemak pada perut, pinggul dan pantat. Berat badan yang terpusat di sekitar abdomen sering disebut apple shape, sedangkan yang terkonsentrasi di sekitar pinggul disebut pear shape. Orang dengan berat badan berlebih yang terpusat di daerah abdomen beresiko lebih besar untuk mengidap penyakit-penyakit degeneratif dibanding dengan orang yang berat badannya terpusat di daerah pinggul dan paha.Gb. Pengukuran WHRGb. Apple Shape vs. Pear ShapeHasil berbagai penelitian menunjukkan bahwa peningkatan WHR merupakan resiko terhadap penyakit kardiovaskuler dan diabetes melitus. WHR dan kegemukan secara sinergis merupakan resiko terhadap non insulin dependent diabetes mellitus. Dalam beberapa penelitian, menyatakan bahwa pria dan wanita yang memiliki WHR yang tinggi memilik resiko yang lebih tinggi terkena penyakit jantung koroner, stroke, dan diabetes melitus tipe 2.Pengukuran massa lemak tubuh dengan metode waist hip ratio ini dianggap lebih presisi daripada menggunakan metode skinfold. Pengukuran waist hip ratio dapat dilakukan dengan rumus :

Nilai batas ambang pada pria dan wanita berbeda. Ambang batas (cut-off) resiko terhadap penyakit untuk laki-laki (WHR) 1 sedangkan untuk wanita (WHR) 0,85. Nilai batas ini dapat digunakan untuk menginterpretasikan kemungkinan atau resiko terkena penyakit degeneratif.Tabel Nilai Ambang Batas WHR Berdasarkan Jenis KelaminPengukuranPriaWanita

Resiko MeningkatResiko Sangat MeningkatResiko MeningkatResiko Sangat Meningkat

Lingkar pinggang> 94 cm> 102 cm> 80 cm> 88 cm

Perbandingan lingkar pinggang dan lingkar pinggul0,91,00,80,9

Tabel Resiko Penyakit Berdasarkan Waist-Hip circumference Ratio (WHR) Berdasarkan Umur dan Jenis KelaminJenis KelaminUmurResiko

RendahSedangTinggiSangat Tinggi

Laki-laki20-2930-3940-4950-5960-69< 0,83< 0,84< 0,88< 0,90< 0,910,83 0,880,84 0,910,88 0,950,90 0,960,91 0,980,89 0,940,92 0,960,96 0,100,97 1,020,98 1,03> 0,94> 0,96> 0,10> 1,02> 1,03

Perempuan20-2930-3940-4950-5960-69< 0,71< 0,72< 0,73< 0,74< 0,760,71 0,770,72 0,780,73 0,790,74 0,810,76 0,830,78 0,820,79 0,840,80 0,870,82 0,880,84 0,90> 0,82> 0,84> 0,87> 0,88> 0,90

Contoh Soal :Seorang remaja putri berumur 17 tahun, memiliki memiliki lingkar pinggang sebesar 75 cm dan lingkar pinggul 80 cm. Bagaimana tingkat resika remaja tersebut?Jawab : Dengan melihat tabel WHR berdasarkan umur dan jenis kelamin, remaja tersebut sangat beresiko tinggi terhadap penyakit degeneratif.d. Menghitung Total Body FatProsentase lemak tubuh dapat dihitung menggunakan data dari pengukuran skinfold tunggal (single) atau jumlah dua-empat pengukuran skinfold.Prosedur pengukurannya adalah : Melakukan pengukuran skinfold. Pengukuran skinfold yang dimaksud adalah pengukuran pada salah satu tempat, seperti trisep, subscapular, bisep atau suprailiac. Menghitung body density ( D ) menggunakan rumus :D = c m (log hasil skinfold)Keterangan :D = Body DensityNilai m dan c dilihat di table Durnin dan WomersleyNilai m dan c Tabel Durnin dan Womesley (1974)

Menghitung prosentase lemak tubuhPersamaan perhitungan prosentase lemak tubuh didasarkan asumsi : berat jenis dari massa bebas lemak relative konstan, berat jenis lemak pada orang normal tidak berubah masing- masing individunya, kandungan air dalam massa bebas lemak konstan, proporsi dari mineral tulang pada otot dalam fat-free body konstan. Kita dapat menghitung proporsi lemak tubuh dengan rumus : Siri (1961)

Siri menggunakan persamaan yang mengasumsikan bahwa berat jenis lemak adalah 0.900 gr/cc dan berat jenis pada jaringan bebas lemak adalah 1.100 gr/cc. Brozek, et al (1963)

Rathbun and Pace (1945)

Persamaan Brozek dan Rathburn and Pace didasarkan atas konsep referensi tubuh dari berat jenis spesifik dan komposisi, dan menghindari syarat dari penaksiran pada berat jenis dari massa bebas lemak.Setelah kita mendapatkan prosentase jumlah lemak, kita dapat menginterpretasikannya sebagai berikut :Tabel Klasifikasi Lemak Tubuh (Lee and Nieman, 1996)No.Jenis KelaminKlasifikasi

LeanOptimalSlightly OverfatFatObese

1.Pria< 8 %8 15 %16 20 %21 24 % 25 %

2.Wanita< 13 %13 23 %24 27 %28 32 % 33 %

Menghitung berat lemak tubuh total dengan persamaan :

Contoh Soal :Seorang remaja pria berumur 19 tahun, memiliki berat badan 50 kg dan tebal subscapular 11 mm. Berapa total berat lemak tubuhnya dan bagaimana interpretasinya?Jawab :D = c m (log skinfold)Untuk nilai c dan m dilihat pada tabel Durnin JVGA, Womersley J (1974)Untuk nilai c = 1.1312Untuk nilai m = 0.0670D = 1.1312 0.0670 (log 11) = 1.1312 0.0670 (1.041) = 1.1312 0.0697 = 1.0615(Siri, 1961)

= 0.16 100 % = 16 %Berdasarkan hasil persentase lemak, dapat diinterpretasikan bahwa wanita tersebut termasuk dalam kategori Slightly Overfat.3. Pengukuran Massa Bebas Lemak (Fat Free Mass)Masa bebas lemak adalah massa tubuh manusia tanpa persebaran lemak. Masa bebas lemak terdiri dari otot rangka atau skeletal muscle, non skeletal muscle, soft lean tissue, serta tulang. Beberapa cara pengukuran massa bebas lemak dalam tubuh adalah mid-upper-arm circumference (MUAC), mid-upper-arm-muscle circumference (MUAMC), mid-upper-arm muscle area ( MUAMA).

a. Mid Upper Arm Circumference (MUAC)Mid-upper-arm circumference digunakan untuk mengetahui protein-energi malnutrisi, karena metode ini dapat menganalisis penurunan massa otot yang disebabkan oleh kurangnya konsumsi protein. MUAC yang dikombinasikan dengan metode skinfold thickness dapat digunakan untuk menghitung lemak dan jaringan lemak pada lengan.

Gambar Pengukuran MUACSetelah mendapatkan data hasil MUAC, maka dapat dicari persamaan median, dengan rumus :

Tabel Persentil MUAC Berdasarkan Usia dan Kelamin ( Gibson, 1993)

Setelah mendapatkan persentase median, maka kita bisa menginterpretasikan hasil median tersebut ke dalam tabel klasifikasi dibawah ini :Tabel Klasifikasi dan Evaluasi Muscle Status (Frisancho, 1990)

Contoh Soal :Tn. P berumur 32 tahun, memiliki data MUAC sebesar 200 mm. Berapa persentil median MUAC Tn. P dan bagaimana muscle statusnya?Jawab : Muscle status Tn P adalah average atau normal.b. Mid Upper Arm Muscle Circumference (MUAMC)Pengukuran MUAMC ini didapatkan dari hasil pengukuran MUAC dan hasil pengukuran triceps skinfold. Pengukuran digunakan untuk mengukur perubahan pada otot sehingga index cadangan protein dapat diketahui. Pengukuran MUAMC ini dapat digunakan untuk menilai total massa otot dan dapat juga digunakan untuk menilai atau menghitung perubahan besar yang terjadi dalam total massa otot pada tubuh karena otot merupakan pusat penyimpanan protein, maka dengan pengukuran ptotein otot, kita dapat mengetahui cadangan protein dalam tubuh. Sayangnya, rasio MUAMC tergantung pada usia dan penyakit tertentu yang diderita subyek. Berikut ini persamaan yang digunakan : Untuk menghitung mid-upper-arm muscle circumference (MUAMC)MUAMC = MUAC ( TSK)Keterangan :MUAC (mm)TSK = Triceps Skinfold Thickness (mm) Untuk menghitung persentil median MUAMC

Tabel Persentil MUAMC Berdasarkan Usia dan Kelamin (Gibson, 1993)

Setelah mendapatkan persentase median, maka kita bisa menginterpretasikan hasil median tersebut ke dalam tabel klasifikasi dibawah ini :Tabel Klasifikasi dan Evaluasi Muscle Status (Frisancho, 1990)

Contoh Soal :Ny. A berumur 28 tahun, memiliki ketebalan trisep 18 mm dan data MUAC sebesar 150 mm. Berapa persentil median MUAMC Ny. A dan bagaimana muscle statusnya?Jawab :MUAMC = 150 (3.14 18)= 150 56.52= 93.48 Muscle status Ny. A adalah average atau normal.c. Mid Upper Arm Muscle Area (AMA)Mengukur arm muscle area (AMA), dapat menghitung dan mengestimasi cadangan protein dalam tubuh. Penggunaan AMA ini didapatkan dari hasil pengukuran MUAC dan hasil pengukuran triceps skinfold. AMA dinilai dan dianggap lebih baik daripada MUAC dan MUAMC. Kita dapat menghitung nilai AMA dengan rumus sebagai berikut : Menghitung Mid upper muscle area (AMA) dengan persamaan :

Keterangan :AMA = Mid Upper Muscle Area (mm)MUAC = Mid Upper Arm Circumference (mm)TSK = Triceps Skinfold (mm_ Untuk menghitung persentil median AMA, yaitu :

Tabel Persentil AMA Berdasarkan Usia dan Kelamin (Gibson, 1993)

Setelah mendapatkan persentase median, maka kita bisa menginterpretasikan hasil median tersebut ke dalam tabel klasifikasi dibawah ini :Tabel Klasifikasi dan Evaluasi Muscle Status (Frisancho, 1990)

Contoh Soal :Seorang remaja perempuan berumur 17 tahun, memiliki ketebalan trisep 20 mm dan data MUAC sebesar 150 mm. Berapa persentil median AMA remaja tersebut dan bagaimana muscle statusnya?Jawab :

Muscle status remaja tersebut adalah average atau normal.