EVALUASI TERHADAP BEBERAPA PERATURAN DAERAH...
Transcript of EVALUASI TERHADAP BEBERAPA PERATURAN DAERAH...
jdih.tubankab.go.id
LAPORAN AKHIR
KEGIATAN
EVALUASI TERHADAP BEBERAPA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN TAHUN 2007 SAMPAI DENGAN
TAHUN 2011
Disiapkan oleh:
Tim Pendamping
Bagian Hukum Setda Kabupaten Tuban
PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN SEKRETARIAT DAERAH
BAGIAN HUKUM
jdih.tubankab.go.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
kegiatan Evaluasi Terhadap Beberapa Produk Hukum daerah Kabupaten Tuban
Tahun 2007 Sampai Dengan 2011.
Kegiatan Evaluasi Terhadap Peraturan Daerah kabupaten Tuban pada tahun
2015 ini dilakukan terhadap beberapa peraturan Daerah meliputi:
1. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 3 Tahun 2007 tentang
perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 10 Tahun 2006
tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan dan Pelantikan Kepala Desa;
2. Peraturan Daerah kabupaten Tuban No. 4 Tahun 2007 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2006 tentang kedudukan
Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten
Tuban;
3. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.6 Tahun 2007 tentang pokok-
pokok Pengelolahan Keuangan Daerah;
4. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.7 Tahun 2007 tentang Pakaian
Dinas, Perlengkapan dan Peralatan Satuan Polisi Pamong Praja;
5. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.8 Tahun 2007 tentang Biaya
Pemungutan Pajak Daerah;
6. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.9 Tahun 2007 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.10 Tahun 2006
tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik Kabupaten Tuban;
7. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.10 Tahun 2007 tentang PPNS di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tuban;
8. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.1 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintah Daerah Kabupaten Tuban;
9. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.2 Tahun 2008 tentang Organisasi
Setda dan Setwan Kabupaten Tuban
10. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.3 Tahun 2008 tentang Organisasi
Dinas Daerah Kabupaten Tuban;
11. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.4 Tahun 2008 tentang Organisasi
Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Tuban;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.5 Tahun 2008 tentang Organisasi
Kecamatan dan Kelurahan di Kabupaten Tuban;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.6 Tahun 2008 tentang Organisasi
satpol PP Kabupaten Tuban;
jdih.tubankab.go.id
14. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2009 tentang
Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan;
15. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 2 Tahun 2009 tentang
Perubahan Atas Perda No.5 Tahun 2005 Tentang Tarif Air Minum,
Pemasangan Saambungan Baru, Balik Nama dan Denda Pelanggaran
Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM);
16. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 6 Tahun 2009 tentang Retribusi
Pemakaian Kekayaan daerah;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 7 Tahun 2009 tentang Retribusi
Administrasi Kepeendudukan;
18. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 13 Tahun 2002
tentang Penyelenggaraan Ketertiban dan Kententeraman;
19. Peraturan Daerah kabupaten Tuban No. 2 Tahun 2011 Tentang Lembaga
Penyiaran Publik Lokal;
20. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 4 Tahun 2011 Tentang Retribusi
Pelayanan Pasar;
21. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 5 Tahun 2011 tentang Pajak
Daerah;
22. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 6 Tahun 2011 tentang Retribusi
Izin Mendirikan Bangunan;
23. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 7 Tahun 2011 tentang Retribusi
Izin Gangguan;
24. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 8 Tahun 2011 tentang Retribusi
Tempat Pelelangan;
25. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 9 Tahun 2011 tentang Retribusi
Izin Usaha Perikanan;
26. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 10 Tahun 2011 tentang Retribusi
Tempat Rekreasi dan Olah Raga;
27. Peraturan daerah Kabupaten Tuban No. 11 Tahun 2011 tentang Retribusi
Tembat Khusus parkir;
28. Peraturan daerah Kabupaten Tuban No. 12 Tahun 2011 tentang Retribusi
Pelayanan Parkir Tepi Jalan Umum;
29. Peraturan daerah Kabupaten Tuban No. 15 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 3 Tahun 2008
tentang Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Tuban;
30. Peraturan daerah Kabupaten Tuban No. 17 Tahun 2011 tentang Retribusi
Pelayanan Kesehatan;
jdih.tubankab.go.id
31. Peraturan daerah Kabupaten Tuban No. 19 Tahun 2011 tentang Izin
Usaha Pertambangan;
32. Peraturan daerah Kabupaten Tuban No. 20Tahun 2011 tentang RPJMD
Kabupaten Tuban tahun 2011-2016;
Hasil evaluasi terhadap keberadaan beberapa peraturan Daerah tersebut
di atas disajikan dalam bentuk catatan – catatan akademik penting yang
merupakan temuan atas permasalahan yang muncul atau terjadi terkait
pelaksanaan Peraturan Daerah yang bersangkutan, baik dari aspek sosial
maupun yuridis (legal drafting)nya.
Atas selesainya penyusunan laporan ini, tidak lupa penyusun
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyiapan sampai penyelesaian laporan ini.
Penyusun sadar bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu saran, kritik, masukan guna penyempurnaanya sangat dibutuhkan. Akhirnya
kami berharap semoga karya sederhana bermanfaat bagi institusi yang
memerlukanya.
Tuban, 9 Desember 2015
Tim Penyusun
jdih.tubankab.go.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................................ i
PERSONALIA TIM .......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ iii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iv
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Maksud, Tujuan dan Target .......................................................... 6
C. Manfaat/Kegunaan ....................................................................... 7
D. Metode Penelitian ......................................................................... 8
BAB II : LANDASAN TEORI ................................................................................. 9
A. Kerangka Teori ............................................................................... 9
1. Asas – asas dan Landasan Pembentukan Hukum .............. 9
2. Pembentukan/Penyusunan Produk Hukum Daerah .......... 18
3. Materi Muatan Perturan Daerah ........................................ 23
4. Bahasa Hukum .................................................................. 23
5. Bekerjanya Hukum ............................................................ 25
B. Kerangka Berfikir Evaluasi ........................................................... 26
BAB III : HASIL EVALUASI DAN ANALISISNYA ................................................. 27
- Bagian Kesatu Peraturan Daerah Tahun 2007 .................................. 29
- Bagian Kedua Peraturan Daerah Tahun 2008 ................................... 73
- Bagian Ketiga Peraturan Daerah Tahun 2009 ................................. 120
- Bagian Keempat Peraturan Daerah Tahun 2010 ............................. 132
- Bagian Kelima Peraturan Daerah tahun 2011 .................................. 133
BAB IV : PENUTUP ........................................................................................... 177
A. Kesimpulan .................................................................................. 177
B. Saran Rekomendasi .................................................................... 177
Daftar Referensi
jdih.tubankab.go.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan ketentuan Pasal 1 butir 2 Undang – Undang No. 23 Tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah, pengertian Pemerintah Daerah adalah
penyelenggaraan urusan pemerintah oleh Pemerintahan Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daeraah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Urusan Pemerintahan adalah
kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden yang pelaksaanya
dilakukan oelh kementrian negara dan penyelenggara Pemerintahan Daerah
untuk melindungi, melayani, memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat.
Sedangkan Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sisntem Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Hak dan kewenangan mengatur diwujudkan bahwa pemerintahan daerah
berhak menetapkan Peraturan Daerah dan peraturan-peraturan lain untuk
melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan. Sedangkan mengurus
diwujudkan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan pemerintah daeraah, baik urusan wajib maupun pilihan.
Peraturan Daerah Kabuoaten adalah peraturan perundang-undangan yang
dibentuk oleh DPRD Kabupaten dengan persetujuan bersama Bupati. Sebagai
produk hukum daerah dan merupakan bagian dari peraturan perundang-
undangan, maka pembentuknya pun harus dilakukan secara sistematik dan
terkoordinasi.
Berdasarkan ketentuan pasal 14 UU 12 Tahun 2011 tentang pembentukan
peraturan perundang-undangan, materi muatan Peraturan Daerah adalah: dalam
rangka penyelenggaraan otonomi daeraah dan tugas pembantuan serta
menampung kondisi khusus daerah dan/atau penjabaranlebih lanjut Peraturan
Perundang-undangan yang lebih tinggi.
Berdasarakn Pasal 250 UU No. 23 Tahun 2014, keberadaan Peraturan
Daerah Kabupaten tidak boleh bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundng-undangan yang lebih tinggi, kepentingan umum, dan/atau kesusilaan.
Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi tersebut meliputi: UUD Tahun
1945, Ketetapan MPR RI, Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri
jdih.tubankab.go.id
dan Peraturan Daerah Provinsi. Sedangkan indikator bertentangan dengan
kepentingan umum meliputi:
a. Terganggunya kerukunan antar warga mmasyarakat;
b. Terganggunya akses terhadap pelayanan publik;
c. Terganggunya ketentraman dan ketertiban umum;
d. Terganggunya kegiatan ekonomi untuk meninggkatkan
kesejahteraan masyarakat;
e. Diskriminasi terhadap suku, agama dan kepercayaan, ras,
antargolongan, dan gender
Untuk mewujudkan Peraturan Daerah kabupaten yang tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, kepentingan
umum, dan/atau kesusilaan sebagaimana dimaksud pasal 25 UU No. 23 Tahun
2014 tersebu, maka pemerintah Kabupaten Tuban melalui Bagian Hukum dan
HAM Sekretaariat Daerah Kabupaten Tuban melakukan Evaluasi terhadap
beberapa Produk Hukum Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2007 Sampai dengan
2011. Beberapa Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2007 Sampai
dengan 2011, yang dilakukan pada tahun 2015 ini meliputi:
1. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.3 Tahun 2007 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No,10 tahun
2006 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan dan Pelantikan
Kepala Desa;
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban NO.4 Tahun 2007 tentang
perubahan peraturan Daerah No.1 tahun 2006 tentang Kedudukan
Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD
Kabupaten Tuban;
3. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.6 Tahun 2007 tentang
Pokok-Pokok pengelolahan Keuangan Daerah;
4. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah No.7 tahun 2007 tentang
Pakaian Dinas, Peralatan dan Peralatan Satuan Polisi Pamong
Praja;
5. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.8 tahun 2007 tentang
Biaya Pemungutan Pajak Daerah;
6. Peraturan Daerah kabupaten Tuban No.9 tahun 2007 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.10 Tahun
2006 tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik Kabupaten
Tuban;
7. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.10 tahun 2007 tentang
PPNS di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tuban;
jdih.tubankab.go.id
8. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.1 Tahun 2008 tentang
Urusan Pemerintah Daerah Kabupaten Tuban;
9. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.2 Tahun 2008 tentang
Organisasi Setda dan Setwan Kabupaten Tuban;
10. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.3 Tahun 2008 tentang
Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Tuban;
11. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.4 Tahun 2008 tentang
Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Tuban;
12. Peratran Daerah Kabupaten Tuban No.5 Tahun 2008 tentang
Organisasi Kecamatan dan Kelurahan di Kabupaten Tuban;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.6 Tahun 2008 tentang
Organisasi Satpol PP Kabupaten Tuban;
14. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.1 Tahun 2009 tentang
Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan;
15. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.2 Tahun 2009 tentang
Perubahan Atas Perda No.5 Tahun 2005 Tentang Tarif Air Minum,
Pemasangan Sambungan Baru, Balik Nama dan Denda
Pelanggaran Pada Perusahaan Daerah Air Minum(PDAM)
16. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.6 Tahun 2009 tentang
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.7 Tahun 2009 tentang
Retribusi Administrasi Kependudukan;
18. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.1 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.13 Tahun
2002 tentang Penyelenggaraan Ketertiban dan Ketentraman;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.2 Tahun 2011 tentang
Lembaga Penyiaran Publik Lokal;
20. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.4 Tahun 2011 tentang
Retribusi Pelayanan Pasar;
21. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.5 Tahun 2011 tentang
Pajak Daerah;
22. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.6 Tahun 2011 tentang
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;
23. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.7 Tahun 2011 tentang
Retribusi Izin Gangguan;
24. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.8 Tahun 2011 tentang
Retribusi Tempat Pelelangan;
jdih.tubankab.go.id
25. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 9 Tahun 2011 tentang
Retribusi Izin Usaha Perikanan;
26. Peraturan Dearah Kabupaten Tuban No.10 Tahun 2011 tentang
Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga;
27. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.11 Tahun 2011 tentang
Retribusi Tempat Khusus Parkir;
28. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.12 Tahun 2011 tentang
Retribusi Pelayanan Parkir Tepi Jalan Umum;
29. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.15 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.3 Tahun
2008 tentang Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Tuban;
30. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.17 Tahun 2011 tentang
Retribusi Pelayanan Kesehatan;
31. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.19 Tahun 2011 tentang
Izin Usaha Pertambangan;
32. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.20 Tahun 2011 tentang
RPJMD Kabupaten Tuban Tahun 2011-2016
B. Maksud, Tujuan, dan Target Kajian
1. Maksud kegiatan
Kegiatan Evaluasi Terahadap beberapa produk Hukum Daerah
Kabupaten Tuban Tahun 2007 samapi dengan 2011 ini dimaksudkan
untuk mengidentifikasikan dan menginventarisasi beberapa permasalahan
yang ada terkait dengan keberadaaan beberapa peraturan Daerah
Kabupaten Tuban Tahun 2007 sampai dengan 2011.
2. Tujuan Kegiatan
Tujuan yang diharapakan dari kegiatan Evaluasi Terhadap Beberapa
Produk Hukum Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2007 sampai dengan
2011 adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui sinkronasi baik secara vertikal maupun horisontal
keberadaan beberapa Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Tahun
2007 samapi degan 2011;
b. Mengetahui daya guna (efektivitas) pelaksanaan beberapa
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2007 sampai dengan
2011 di masyarakat.
jdih.tubankab.go.id
3. Target kegiatan
Target dari kegiatan Evaluasi Terhadap Beberapa produk Hukum Daerah
Kabupaten Tuban Tahun 2007 samapi dengaan 2011 adalah tersusunnya
Laporan Evaluasi Beberapa Peraturan Kabupaten Tuban Tahun 2007
sampai dengan 2011
C. Manfaat/Kegunaan
Sedangkan Kegunaan dari Hasil Evaluasi terhadap beberapa Peraturan Daerah
Kabupaten Tuban Tahun 2007 samapi dengan 2011 adalah sebagai dokumen
yang dapat dijadikan acuan dan pertimbangan dalam mengambil langkah-
langkah yang diperlukan dalam menyikapi keberadaaan beberapa Peraturan
Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2007 sampai dengan 2011.
D. Metode Penelitian
1. Metode Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
yuridis normatif. Yuridis normatif dimaksudkan bahwa untuk melihat
permasalahan terkait beberapa Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2007
sampai dengan 2011 digunakan pendekatan normatif yaitu pengkajian studi
dokumen terhadap peraturan perundang-undangan dan berbagi kebijakan-
kebijakan yang berkaitan dengan pokok permasalahan terkait dan laporan hasil
dari berbagai pertemuan trmasuk Focus Group Discussion (FGD).
2. Jenis dan Sumber Data
Oleh karena penelitian ini adalah penelitian normatif, maka dat yang
dipergunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang meliputi: bahan
hukum primer dan bahan hukum sekunder. Bahan hukum primer merupakan
bahan hukum yang bersifat autoritif yang artunya mempunyai otoritas yang
bersifat meningkat. Bahan hukum primer terddiri dari peraturan perundang-
undangan, dan catatan resmi atau risalah-risalah dalam pembentukan Perda
yang bersangkutan. Sedangkan bahan hukum sekunder berupa semua publikasi
tentang hukum yang bukan merupakan dokumentasi resmi. Publikasi tentang
hukum meliputi buku-buku teks, kamus-kamus hukum, dan jurnal-jurnal hukum
(Peter Mahmud Marzuki, 2005:141). Dalam hal ini bahan hukum tersebut
tentunya yang diatur dalam beberapa Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Tahun
2007 sampai dengan 2011 (yang dievaluasi).
jdih.tubankab.go.id
3. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini digunakan
teknik pengumpulan bahan hukum dengan studi dokumen atau bahan pustaka,
baik dari media cetak maupun elektronik (internet) bahan hukum yang
dikumpulkan berkaitan erat dengan materi yang diatur dalam beberapa Peraturan
Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2007 sampai dengan 2011 (yang dievaluasi).
Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengunjungi membaca, mengkaji dan
mempelajari bahan hukum dan pustaka yang mempunyai kaitan erat dengan
pokok permasalahan.
4. Metode Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan secara induktif, semua data yang ada
ditafsirkan dan dijabarkan dengan mendasarkan pada teori-teori yang berlaku.
jdih.tubankab.go.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kerangka Teori
1. Asas-Asas dan Landasan Pembentukan Hukum
a. Asas-asas Pembentukan Hukum
Dalam mewujudkan negara hukum diperlukan tatanan yang tertib di
bidang hukum. Pembentukan peraturan perundang-undangan harus di rintis
sejak saat perencanaannya sampai dengan pengundangannya. Untuk
membentuk peraturan perundang-undangan yang baik, diperlukan berbagai
persyaratan yang berkaitan dengan sistem,asas,tata cara penyiapan dan
pembahasan, teknik penyusunan maupun pemberlakuannya. Negara yang
mendasarkan pada pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Tahun 1945, segala aspek kehidupan dalam bidang kemasyarakatan,
kebangsaan, dan kenegaraan termasuk pemerintahan harus senantiasa
berdasarkan atas hukum.
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 1 ayat (3)
secara tegas menyatakan bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum.
Ketentuan ini merupakan pernyataan dalam prlaksanaan kenegaraan serta
segala ketentuan di negeri ini harus di atur dengan hukum.Ketentuan ini
merupakan pernyataan dalam pelaksanaan kenegaraan serta segala ketentuan
di negeri ini harus di atur dengan hukum. Pada saat ini masih banyak peraturan
perundang yang berlaku di negeri ini, mengacu pada undang-undang jaman
hindia belanda. Perubahan dan perbedaan waktu demi waktu membuka
kemungkinan keberagaman peraturan perundang-undang bisa menjadi kekayaan
hukumbdan harus di sesuaikan dengan zaman tersebut. Sebagai bukti awal
adanya judicial review oleh Mahkamah Agung fsn Mahkamah Konstitisi terhadap
peraturan yang bermasalah (Hamidi, 2004 :1).
Dalam konsep negara hukum modern, setiap keputusan penguasa begara
harus di sadarkan kepada hukum yang meliputi hukum tertulis dan tidak tertulis.
Putusan penguasa ini lazim dimaksudkan sebagai peraturan perundang-
undangan. Agar fungsi peraturan perudang-undangannya yang demikian itu
dapat terwujud dengan sebaik-baiknya maka diperlukan berbagai konsep dan
tatanan yang berkaiatan dengan pembentukan peraturan perundang-undang.
Pemerintah dalam menjalankan tugas-tugasnya melakukan berbagai tindakan
hukum dengan menggunakan sarana atau instrumen seperti alat tulis, sarana
transportasi, gedung-gedung, perkantoran dan lain-lainnya. Disamping itu
jdih.tubankab.go.id
menggunakan instrumen yuridis dalam menjalankan kegiatan pemerintahan
seperti peratauran perundang-undangan, keputusan-keputusan , peraturan
kebijaksanaan, perijinan dan sebagainya (Ridwan, 2003 : 95-96).
Dalam mencari asas-asas yang dapat digunakan untuk memberikan
bimbingan dan pedoman dalam pembentukan peraturan perundang-undangan
yang patut, perlu di telusuri asas-asas umum bagi penyelenggara pemerintahan.
Dibidang hukum yang menyangkut pembentukan peraturan perundang-undang
negara (Burkhardt Krems menyebutkan dengan Staatsliche Rechtssetzung),
maka prmbrntukan peraturan itu menyangkut:
1) Isi peIraturan (inhalt der Regelung);
2) Bentuk dan susunan peraturan (From der Regelung);
3) Metode pembentukan peraturan(Methode der Ausarbeitung der Regelung);
dan
4) Prosedur dan proses pembentukan peraturan (Verfahren der Ausarbeitung
der Regelung).
Pembentukan peraturan perundang-undangan di Indonesia, terdapat 2
(dua) asas hukum yang perlu diperhatikan, yaitu asas hukum umum yang khusus
memberikan pedoman dan bimbingan bagi pembentukan isi peraturan dan asas
hukum lainnya yang memberikan pedoman dan bimbingan bagi penuangan
peraturan ke dalam bentuk dan susunannya, bagi metode pembentukannya dan
bagi proses serta prosedur pembentukannya. Asas hukum yang terakhir ini dapat
diisebut asas peraturan perundang-undangan yang patut. Kedua asas hukum
tersebut berjalan seiring berdampingan meberikan pedoman dan bimbingan
serentak dal;am setiap kali ada kegiatan pembentukan peraturan perundang-
undangan masing-masing sesuai dengan bidangnya. Pada tanggal 17 Agustus
1945, rakyat Indonesia telah mancapai kesepakan yang bulat, bahwa dalam
kehidupan bermayarakat, berbangsa dan bernegara pancasila telah ditetapkan
sebagai cita, asas dan norma tertinggi negara. Hal itu dapat terlihat dalam di
Undang-undang 1945 beserta penjelasannya. Kesepakatan Rakyat Indonesia
untuk menjadikan pancasila sebagai pandangan hidup terdapat dalam pokok-
pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan Undang-undang 1945.
Dalam memandang hukum dari sudut pembentuk peraturan perundang-
undangan, Lon Faller melihat hukum sebagai alat untuk mengatur masyarakat.
Ia berpendapat bahwa tugas pembentuk peraturan perundaang-undangan akan
berhasil apabila ia sampai kepada tingkat tertentu memperhatikan persyaaratan
sebagai berikut:
jdih.tubankab.go.id
a. Hukum harus dituangkan kedalam aturan-aturan yang berlaku umum dan
tidak dalam penetapan-penetapan yang berbeda satu sama lainnya;
b. Hukum harus diumumkan dan mereka yang berkepentingan dengan
aturan-aturan hukum harus dapat mengetahui isi dari aturan-aturan
tersebut;
c. Aturan-aturan hukum harus diperuntungkan bagi peristiwa-peristiwa yang
akan datang dan bukan untuk kejadian-kejaian yang sudah lalu, karena
perundang-undangan mengenai yang lalu selain tidak dapat mengatur
perilaku, dapat meerusak kewibawaan hukum yang mengatur masa
depan;
d. Aturan hukum harus dapat dimengerti, sebab jika tidak demikian orang
tidak tahu apa yang harus diperbuatnya;
e. Aturan hukum tidak boleh saling bertentangan, sebab apabila itu terjadi
orang tidak tahu lagi akan berpegang pada aturan yang mana;
f. Aturan hukum tidak boleh meletakan beban/persyaratan yang tidak dapat
dipenuhi oleh mereka yang bersangkutan;
g. Aturan hukum tidak boleh sering berubah, sebab apabila demikian orang
tidak dapat mengikuti aturan yang mana masih berlaku;
h. Penguasa sendiri harus juga mentaati aturan-aturan hukum yang
dibentuknya, sebab apabila tidak demikian hukum tidak dapat dipaksakan
berlakunnya.
Ahli hukum tata negara Koopmans, mengemukakan perlunnya asas-
asas dalam pembentukan peraturan perundang-undangan, seperti halnya
perlu adanya ass-asas dalam penyelenggaraan pemerintahan yang patut
serta asas-asas dalam penyelenggaraan peradilan yang patut. Ia membagi
asas-asas tersebut sehubungan dengan:
(1) Prosedur;
(2) Bentuk dan Kewenangan;
(3) Masalah Kelembagaan;dan
(4) Masalah isi peraturan.
Van Angeren membagi asas-asas dalam pembentukan peraturan
perundang-undangan menjadi 2 (dua) yaitu pertama adalah yang pokok,
yaitu yang disebut het vartrouwens beginsel yang dapat diterjemahkan
dengan asas kepercayaan rakyat terhadap pemerintah. Van der vlies
membagi asas-asas dalam pembentukan peraturaan perundang-undangan
yang patut (beginselen van behoorlijke regelgeving) ke dalam asas-asas
yang formal dan material.
jdih.tubankab.go.id
Asas-asas yang formal meliputi:
1) Asas tujuan yang jelas (beginsel van duidelijke doelstelling).
2) Asas organ/lembaga yang tepat (beginsel van het juiste orgaan).
3) Asas perlunya pengaturan (het noodzakelijkheids beginsel).
4) Asas dapat dilksanakan (het beginsel van uitvoerbaarheid).
5) Asas konsensus (het beginsel van de consensus).
Sedangkan untuk asas-asas yang material:
1) Asas tentang terminologi dan sistematika yang benar (het beginsel
van duidelijeke terminologie en duidelijke sytematiek);
2) Asas tentang dapat dikenali (het beginsel va de kenbaarheid);
3) Asas perlakuan yang sama dalam hukum (het
rechtsgelijkheidsbeginsel);
4) Asas kepastian hukum (het rechtszekereheidsbeginsel);
5) Asas pelaksanaan hukum sesuai dengan keadaan individual (het
beginsel van de individuele rechtsbedeling);
Selanjutnya dalam Undang-Undang No 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dalam pasal 5 dan 6
diatur dalam asas-asas yang dipakai Peraturan Perundang-undangan.
Selengkapnya bunyi pasal tersebut sebagai berikut yaitu:
Pasal 5 :
Dalam membentuk Peraturan Perundang-undangan harus dilakukan
berdasarkan pada asas Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
yang baik, yang meliputi :
a. kejelasan tujuan ;
b. kelembagaan ata pejabat pembentuk yang tepat;
c. kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan;
d. dapat dilaksanakan;
e. kedayagunaan dan kehasilgunaan;
f. kejelasan rumusan; dan
g. keterbukaan.
Pasal 6
(1) Materi muatan Perundang-undangan harus mencerminkan
asas :
jdih.tubankab.go.id
a. pengayoman;
b. kemanusiaan;
c. kebangasaan;
d. kekeluargaan;
e. kenusantaraan;
f. bhineka tunggal ika;
g. keadilan;
h. kesmaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan;
i. ketertiban dan kepastian hukum; dan/atau
j. keseimbangan, keserasian, dan keselarasan.
(2) Selain mencerminkan asas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Peraturan Perundang-undangan tertentu dapat berisi asas lain sesuai
dengan bidang hukum Peraturan Perundang-undangan yang
bersangkutan.
b. Landasan Pembentukan Hukum.
Hukum atau peraturan perundang-undangan yang baik
sekurang-kurangnya harus memiliki 3 (tiga) landasan pembentuknya
yaitu landasan filosofil, landasan sosiologis dan landasan yuridis.
Namun ada yang menambahkan landasan teknik perancangan dan
landasan politik.
1) Landasan Filosofil(Filosopiche Grondslag)
Nilai moral atau etika dari suatu bangsa ada dalam filsafat
atau pandangan hidup bangsa itu sendiri. Moral atau etika pada
dasarnya berisi nilai-nilai yang baik dan tidak baik. Nilai yang baik
adalah nilai yang dijunjung tinggi. Didalamya ada niali kebenaran,
keadilan dan kesusilaan dan berbagai nilai lainya yang dianggap
baik. Pembentukan hukum harus memperhatikan moral bangsa,
tanpa memperhatikan moral bangsa akan sia-sia diterapkan,
karena tidak akan ditaati dan dipatuhi
Pancasila merupakan pandangan hidup ,cita-cita bangsa,
falsafah atau jalan kehidupan (way of life) sehingga semua nilai
yang ada di Indonesia telah terakumulasi didalamnya. Jadi
pembentukan kaidah hukum harus mencerminkan filsafat bangsa
itu sendiri. Jadi jangan sampai betentangan dengan nilai moral
bangsa tersebut
jdih.tubankab.go.id
2) Landasan Sosiologis (Sociologische Grondslag)
Masyarakat berubah maka nilai-milaipun ikut berubah,
kecenderungan dan harapan masyarakat harus dapat diprediksi
dan terakumulasi dalam peraturan perundang-undangan yang
orientasi masa depan (Bagir Manan, 1992 : 15). Dari hal tersebut
di atas tersurat suatu hal dimana suatu peraturan perundang-
undangan harus bisa mencerminkan kehidupan sosial masyarakat
yang ada. Karena jika tidak mencerminkan kehidupan sosial maka
peraturan yang dibuat juga tidak akan mungkin dapat diterapkan
karena tidak akan dipatuhi dan ditaati.
Semua peraturan yang dibuat harus sesuai dengan
kenyataan hidup masyarakat yang bersangkutan supaya tidak
terjadi suatu pertikaian karena yang dibuat tidak sesuai dengan
kenyataan masyarakat. Jika peraturan sesuai dengan kehidupan
masyarakat maka dengan sendirinya akan tumbuh kesadaran
hukjum pada masyarakat.
3) Landasan Yuridis (Juridische Gronddslag)
Landasan yuridis adalah landasan hukum (Yuridische
Gelding) yang menjadi dasar kewenangan (beveogdheid,
competencie) pembuatan peraturan perundang-undangan.
Landasan yuridis ini menyangkut 2 (dua) hal yaitu: dasar yang
memberi kewenangan pembentukan peraturan perundang-
undangan dan dasar memerintahkan pembentukan peraturan
perundang-undangan. Apakah kewenangan seseorang pejabat
atau badan mempunyai dasar hukumm yang ditentukan dalam
Peraturan Perundang-undangan sangat diperlukan. Tanpa
disebutkan dalam Peraturan Perundang-undangan, seorangf
pejabat atau suatu badan adalah tidak berwenang (obevoegdheid)
mengeluarkan peraturan.
Selain ketiga landasan tersebut masih ada satu landasan lagi
yang dapat dipakai yaitu landasan teknik perancangan. Selain unsur
filosofis, sosiologis, dan yuridis, maka unsur teknik perancangan
merupakan unsur yang tidak boleh diabaikan dalam upaya membuat
Peraturan Perundang-undangan yang baik. Peraturan Perundang-
undangan yang kurang baik dapat juga terjadi karena tidak jelas
jdih.tubankab.go.id
perumusannya sehingga tidak jelas arti, maksud dan tujuannya
(ambiguogus) atau rumusannya dapat ditafsirkan dalam berbagai arti
(Interpretatif) atau terjadi inkonsistensi dalam menggunakan peristilahan
atau sistematika yang tidak baik, bahasa yang berbelit-belit sehingga
sukar dimengerti dan lain sebagainya.
Menurut Solly Lubis menambahkan satu landasan yang dapat
digunakan yaitu landasan polotis. Landasan politis ialah garis kebijakan
politik yang menjadi dasar selanjutnya bagi klebijaksanaan-kebijaksanaan
dan pengarahan ketatalaksanaan pemerintahan negara.
2. Pembentukan atau Penyusunan Produk Hukum Daerah
Pembentuakan/perancangan tau penyempurnaan produk hukum
daerah merupakan suatu pekerjaan yang membutuhkan keterampilan dan
ilmu sendiri. Ilmu yang dimaksud adalah Ilmu Perancangan Hukum. Ilmu ini
bukan milik seorang yang berbasis hukum saja tetapi merupakan ilmu yang
indisipliner, artinya juga menyangkut ilmu yang lain. Merancang hukum,
termasuk produk hukum daerah tidak saja merupakan soal pengetahuan,
akan tetapi unsur seninya. Dengan mengikhtisarkan (samenvatten) suatu
permasalahan/gambaran yang akan diatur dalam peraturan atau kaidah-
kaidah umum dan mengusai mekanisme penyusunannya, maka akan
dihasilkan produk hukum yang tidak hanya memberikan cukup kepastian,
tetapi juga mampu menghasilkan produk hukum yang tidak hanya menjawab
persoalan hari ini (up to date), besok (prediction) dan bahkan jauh yang akan
data (proyeksi). Akhirnya peraturan yang dihasilkan itu akan bisa dituangkan
dalam bentuk yang baik, sederhan dan sejelas mungkin sesuai denga
prosedur/mekanisme yang ada.
Produk hukum itu tidak dibuat untuk suatu ketika saja, akan tetapi
pada umumnya dimaksudkan untuk berlaku lama, sebab dengan demikian
dapat diperoleh suatu kekekalan hukum atau recthsbestendigheid. Dalam
pada itu tidak boleh diluapkan, bahwa produk hukum itu tidak mengatur
semua keadaan dan anggapan-anggapan huku atau recthsopvattigen yang
statis sifatnya atau tidak berubah-ubah, tetapi justru kehidupan masyarakat
yang dinamis dan selalu berkembang itu sendiri dalam suatu bidang tertentu.
Dengan demikian, maka dalam pekerjaan membuat produk hukum haruslah
diusahakan, agar produk hukum itu sejauh mungkin dapat pula dipergunakan
bagi keadaan atau hubungan-hubungan yang mengembang.
jdih.tubankab.go.id
Sering terjadi suatu produk hukum yang pada waktu dibuat dapat
dikatakan memuaskan seluruh masyarakat, akan tetapi didalam waktu yang
tidak lama harus dirubah, karena sudah tidak sesuai lagi dengan perubahan
recthsopvattigen yang hidup di masyarakat itu, sehingga produk hukum itu
harus disesuaikan dengan keadaan yang baru itu agar tidak kehilangan
kewibawaanya.
Secara yuridis kaidah dan acuan yang mengatur mengenai
mekanisme pembentukan baik penyusunan baru maupun penyempurnaan
produk hukum daerah khususnya peraturan daerah diatur dalam undang-
undang No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan dan Peraturan Menteri dalam Negeri No 1 Tahun 2014 tentang
Pembukaan Produk Hukum Daerah.
Membentukan peraturan daerah harus mempunyai kejelasan
tentang tujuan yang hendak dicapai agar dalam pelaksanaan peraturan
tersebut tidak terjadi penyelewengan yang menyebabkan kerugian bagi
masyarakat atau pengguna peraturan tersebut. Supaya peraturan tersebut
tidak menjadi batal demi hukum maka harus dibuat oleh lembaga atau
pejabat yang berwenang membentuk peraturan perundang-undangan.
Pejabat yang berwenang dalam membentuk nsuatu peraturan perundang-
undangan harus benar-benar memperhatikan materi muatan yang tepat
dengan jenis peraturan perundang-undangannya. Karena jika muatan yang
digunakan tidak tepat maka sudah dapat dipastikan akan terjadi banyak sekali
hambatan dalam pelaksanaan peraturan tersebut.
Masyarakat pengguna pasti akan kebingungan dan merasa hanya
dijadikan suatu objek saja tanpa melihat sosiologis dari masyarakat pengguna
tersebut. Tetapi jika peraturan itu dibuat berdasarkan pada efektifitas
peraturan di masyarakat, baik secara filosofis maupun sosiologis maka
peraturan tersebut akan diterima dan dilaksanakan dengan sangat baik. Saat
ini masyarakat sangat membutuhkan suatu peraturan perundang-undangan
yang dapat bermanfaat mengatur kehidupan masyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Menurut Prakosa (2004: 171) bahwa dalam penyusunan produk
hukum daerah secara efektif dipengaruhi moleh beberpa faktor penting yaitu:
1. Faktor sumberdaya manusia sebagai perancang peraturan
perundang-undangan (legal drafter) misalnya memperdalam
jdih.tubankab.go.id
pengetahuan dalam perundangan dan kebijakkan publik, responsif,
akomodatif, populistik, sehingga produk hukum dapat berbobot sifat,
karakteristik, bisa mengatisipisasi perubahan lingkungan eksternal
dan memperhatikan norma masyarakat. Seorang legal drafter harus
menguasai dasar-dasar pengetahuan tentang peraturan perundang-
undangan dengan segala macam aspeknya serta menguasai
substansi yang akan diatur, sehingga produk hukum yang dihasilkan
jelas urgensinya dan mampu mengatur kemungkinan yang akan terjadi
di masa yang kan datang.
2. Prosedur penyusunan perlu mengikut sertakan masyarakat dengan
tujuan agar mengakomodir kepentingan masyarakat luas untuk
dituangkan di peraturan daerah tersebut. Peran serta masyarakat
tersebut akan mempermudah sosialisasi dan penerapan substansi
apabila Peraturan Daerah ditetapkan dan diundangkan.
3. Teknik penyusunan harus memperhatikan ketentuan dalam
penyusunan hukum daerah secara prosedural yang sah dan benar.
Preoduk hukum daerah harus dirancang, disusun dan diberlakukan
secara baik dan benar serta berdasarkan prosedur yang sah sehungga
dapat dihasilkan produk hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.
Untuk itu perlu adanya stanndarisasi bentuk produk hukum daerah
baik dari segi format, substansi maupun teknis penulisan, sehingga
terdapat pembakuan dalam teknis penyusunan produk hukum.
4. Penggunaan bahasa perundang-undangan yaitu agar setiap
peraturan perundangan-undangan adalah dapat dikomunikasikan
dengan masyarakatdenga masyarakat luas dan diterima secara
terbuka. Apabila perturan tersebut tidak dapat ditansformasikan
dengan baik kepada masyarakat berarti pearturan tersebut kurang
ditaati oleh masyarakat. Demikian hal dengan Peraturan Daerah yang
mengatur kehidupan masyarakat suatu daerah, harus dapat dimengerti
atau dipaham oleh masyarakat setempat, sehingga hal-hal yang diatur
dapat dilaksanakan. Untuk menghindari jangan sampai timbul
kelemahan-kelemahan tersebut seorang legal drafter perlu menguasai
penalaran hukum dengan baik, mengusai materi yang akan diataur,
dan menguasai bahasa perundang-undangan, selain kemampuan
pemahaman perasaan bahasa masyarakat.
5. Pengawasan terhadap produk hukum daerah, bahwa pelaksanaan
kewenangan daerah otonom perlu dilakukan pembinaan dan
pengawasan dalam kerangka negara kesatuan. Pemerintah Pusat,
jdih.tubankab.go.id
mempunyai wewenang untuk menilai Peraturan Daerah dan
Keputusan Kepala Daerah yang telah diundangkan dengan kriteria
bertentangan dengan kepentingan umum, bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan atau
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lainnya.
6. Kualitas produk hukum daerah yaitu sebagai alat dalam
mewujudkan pelaksanaan otonomi daearh dalam kebijakan publik
sehigga dapat berjalan efektif dan efesien. Perancang Peraturan
Daerah harus mempersiapkan diri dengan memperdalam pengetahuan
bidang perundang-undangan dan kebijakan publik sehingga proses
penyusunan dan pembahasan dapat berjalan seiring pelaksanaan
otonomi daerah.
untuk mewujudkan itu semua tidak hanya penyusunan produk
hukum daerah yang paling penting, akan tetapi perlu
digarisbahawahi bahwa pelaksanaan secara koordinatif dari
pemerintah daerah perlu dijalankan secara proporsional, bukan
teori kerta semata dan pengenaan sanki atau hukuman perlu
ditegaskan agar supermasi hukum da kewibawaan pemerintah
akan terjaga dan mendapat kepercayaan dari masyarakat luas.
3. Materi Muatan Peraturan Daerah
Berdasarkan ketentuan Pasal 14 UU 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukkan Peraturan Perundang-undangan, materi muatan Peraturan
Daerah adalah: dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan
tugas pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah dan/atau
penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.
4. Bahasa Hukum (Peraturan Perundang-undangan)
Untuk memenuhi kebutuhan hukum masyarakat, maka peraturan
perundang-undangan harus memenuhi persyaratan teknis penyusunan
peraturan perundang-undanganantara lain sistematika, pilihan kata atau
terminologi, bahasanya jelas dan mudah dimenggerti sehingga tidak
menimbulkan suatu interpretasi yang berlaianan dalamm masyarakat.
Dalam proses pembentukan peraturan mulai dari perencanaan, persiapan,
penyusunan dan pembahasan harus bersifat transparan dan terbuka.
Dengan demikian masyarakat luas mempunyai kesempatan untuk
jdih.tubankab.go.id
memberikan masukkan dalam proses pembuatan peraturan perundang-
undangan.
Dalam menyusunan peraturan perundang-undangan diusahakan
agar sedapat mungkin dalam menguraikan definisi atau ketentuan
pengertian semua perumusannya harus dibuat yang sederhana, jelas,
singkat, tidak melantur, di buat-buat atau mengandung arti kembar, tidak
banyak kekurangannya (leemten), dan akhirnya dalam menulis bentuk
untuk menuangkan peraturan itu selalu diperhatikan untuk siapa
ketentuan itu dibuat. Janganlah dilupakan bahwa peraturan perundang-
undangan adalah bukan suatu cerita atau surat biasa, tetapi berisi norma-
norma yang menyangkut hubungan pemerintah dan penduduk. Karena itu
sikap perkataan yang dipergunakan harus lebih dahulu dipertimbangkan
sebaik-baiknya.
Peraturan perundang-undangan yang mudah dipahami oleh rakyat
pada umumnya haruslah siusahakan sejauh mungkin dipergunakan
bahasa biasa , bahasa sopan yang dipergunakan sehari-hari dan jangan
menggunakan bahasa yang sangat muluk-muluk sebab hanya dengan
cara demikian penduduk umumnya akan dapat memahami apa yang di
masudkan oleh undang-undang yang dibuat untuk mereka. Tetapi
kadang-kadang berhubung dengan sifat materi yang diatur di dalam
Undang-undang memang agak sulit untuk merumuskan norma-normanya
dalam adat bahasa yang bisa, sehingga dalam Undang-undang terpaksa
digunakan adat bahasa yang bersifat khusus, yakni yang bersifat yuridis
atau teknis.
Selanjutnya bedasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang pembentukan Peraturan Perundang-undangan dengan tetap
tunduk kepada kaidah bahasa Indonesia baik yang menyangkut
pembentukan kata, penyusunan kalimat, teknis penulisan maupun
pengejaan, namun demikian bahasa peraturan perundang-undangan
mempunyai corak tersendiri yang bercirikan kejernihan atau kejelasan
pengertian, kelugasan, kebakuan, keserasian dan ketaatan asas sesuai
dengan kebutuhan hukum, sebagaimana beberapa hal yang harus
disesuaikan dalam Raperda ini, seperti:
a. Memperhatikan penulisan kata yang mendapat awalan dan akhiran;
b. Penulisan bagiajn menimbang dan mengingat diakhiri dengan tanda
baca titik koma (;);
jdih.tubankab.go.id
c. Penulisan rumusan pasal atau ayat diakhiri dengan tanda baca titik
(.);
d. Tidak menggunakan tanda baca garis miring selain pada frase
“dan/atau”;
e. Tidak membuat akronim atau singkatan tersendiri dalam batang
tubuh selain dari yang telah disebutkan dalam bagian ketentuan
umum;
f. Rincian tabulasi diawali dengan huruf abjad;
g. Memperhatikan penggunaan tada baca koma (,) untuk rincian dalam
kalimat yang meliputi lebih dari 2 (dua) rincian, yaitu dengan
menggunkan ntanda baca koma (,) sebelum rincian yang terakhir
misalnya: bentuk, isi, dan tata cara. Namun jika dalam rincian kalimat
hanya ada 2 (dua) rincian saja, maka tanda baca koma (,) tidak perlu
dipergunakan melainkan cukup dengan menggunakan kata
penghubung “dan”;
h. Meperhatikan kesalahan pengetikan.
5. Bekerjanya Hukumk (Efektivitas Hukum)
Tujuan dibentuknya peraturan perundang-undangan adalah
supaya terdapat ketertiban, kepastian dan kemanfaatan bagi masyarakat.
Terdapat pendapat bahwa bekerjanya hukum termasuk Peraturan Daerah
dipengaruhi oleh 3 (tiga) sus sistem yaitu:
a. Substansi Hukum
Subtansi hukum berkaitan dengan sistem pengaturan
suatu materi hukum. Hukum harus disusun secara sistematik.
Makna sistematik adalah bahwa peraturan perundang-
undangan yang mengatur materi yang khusus.
b. Struktur Hukum
Ada dua hal terkandung dalam konteks substansi.
Struktur ini menyangkut fungsi, kewenangan dan tugas aparat
penegak hukum. Oleh karena itu suatu peraturan harus
dilengkapi dengan pengaturan mengenai mekanisme sanksi
dan terkait dengan masalah personal (aparat penegak hukum).
jdih.tubankab.go.id
c. Budaya Hukum
Hal ini dengan kesadaran masyarakat apakah mereka tanggap
hukum dan menyadari apa yang telah menjadi haknya.
B. Kerangka Berfikir Evaluasi
Bedasarkan hal-hal tersebut diatas, serta guna acuan dalam pelaksanaan
kajian evaluasi terhadap produk hukum daerah ini, maka penulis menggunakan
kerangka berfikir sebagai pedoman membuat kesimpulan akhir. Kerangka berfikir
tersebut dapat digambarkan sebagaikan berikut.
Gambar : Bagan alur evaluasi peraturan daerah
Selanjutnya sebagai saranan untuk membuat kesimpulan
akhir maka penulis menggunakan analisa sebagai berikut.
EVALUASI
PERDA
Siapkan & Kumpulkan PERDA yg mau
dievaluasi
Penelitian thd latar belakang PERDA
yang mau di evaluasi dg: melihat
konsideran dan penlesanan umum
PERDA tsb
Penelitian (dg: meneliti pasal demi pasal
secara keseluruhan, atau hanya
difokuskan thd pasal2 ttt saja yg menjadi
fokus permasalahan yang sedang di
bahas)
A N
A L
I S
A
jdih.tubankab.go.id
Gambar : Bagan Alur Analisis Evaluasi Peraturan Daerah
Untuk menilai apakah secara formal maupun
materiil sesuai atau tidak antara PERDA dengan
PUU yang lebih tinggi atau Perda lainnya.
Sinkronisasi:
VERTIKAL &
HOROZONTAL Agar tidak terjadi tumpang – tindih.
Untuk menghindari kon flik hukum yang
mungkin timbul.
Utk untuk menilai apakah PERDA yg berlaku
masih sesuai atau tidak dg aspirasi hukum yg
berkembang dalam masyarakat terutama utk
menegakkan supremasi hukum dlm kehidupan
bermayarakat.
Kemungkinan dilakukan perbaikan thd PUU
yang sedang berlaku untuk merespon
perkembangan dlm masyarakat
Untuk menghindari terjadinya perlawanan oleh
masy thd PUU yg sedang dan akan diberlakukan
dalm penyeleng pemerintahan (Meteril Judicial
Review atau perlawanan lainnya).
Memiliki daya guna
yg memadai dlm
pelaksanaannya
ANALISA
jdih.tubankab.go.id
BAB III HASIL EVALUASI DAN ANALISISNYA
Sebagaimana dikemukan bahwa evaluasi terhadap beberapa Peraturan
Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2007 sanpai dengan 2011 dilakukan dengan
melaluli beberapa tahapan. Pertama, menyiapkan dan mengumpulkan
Peraturan Daerah terkait ( beberapa Peraturan Daerah Kabupaten Tuban
Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2011). Kedua, meneliti latar belakangnya,
yaitu dengan melihat pada konsideran dan penjelasan Umum dari Perda
tersebut. Ketiga, kemudian dilakukan peneliti terhadap Perda beserta
penjelasan Pasal demi Pasalnya. Keempat, berdasarkan penelitian mengenai
latar belakang pembentukannya tersebut serta melihat ketentuan dalam
pasal-pasalnya, kemudian dilakukan analisa terhadap Perda yang
bersangkutan. Analisa terhadap Perda ini dilakukan dengan menguji:
1. apakah Perda dibentuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi maupun yang setingkat, apakah ketentuan dalam
pasal-pasalnya sudah sesuai dengan fungsi mupun materi muatannya
(sinkronisasi vertical maupun horisontal) ?
2. apakah Perda mempunyai daya guna yang memadai dalam
pelaksaaannya ?
3. apakah Perda yang berlaku sudah sesuai atau tidak dengan aspirasi
hukum yang berkembang dalam masyarakat terutama untuk
menegakkan supremasi hukum dalam kehidupan bermasyarakat ?
4. apakah terjadi perlawanan oleh masyarakat terhadap Perda yang
sedang dan akan diberlakukan dakm penyelenggaraan pemerintah
daerah; dan
5. apakah terbuka kemungkinan dilakukan perbaikan terhadap Perda yang
sedang berlaku untuk merespon perkembangan dalam masyarakat ?
Setelah dilakukan kajian evaluasi terhadap beberapa Peraturan
Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 tersebut
diperoleh hasil sebagaimana termuat dalam uraian Bagian berikut.
jdih.tubankab.go.id
BAGIAN KESATUAN PERATURAN DAERAH TAHUN 2007
Pada tahun 2007 Pemerintah Kabupaten Tuban mengundangkan 11 (sebelas)
Peraturan Daerah. Kesebelas Peraturan Daerah tersebut adalah:
1. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2007 tentang APBD
Tahun 2007;
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 2 Tahun 2007 tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA 2006;
3. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 3 Tahun 2007 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Np. 10 Tahun
2006 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan dan Pelantikan Kepala
Desa;
4. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 4 Tahun 2007 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2006
tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota
DPRD Kabupaten Tuban;
5. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 5 Tahun 2007 tentang
Perubahan APBD Tahun 2007;
6. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 6 Tahun 2007 tentang Pokok-
pokok Pengelolahan Keuangan Daerah;
7. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 7 Tahun 2007 tentang Pakaian
Dinas, Perlengkapan dan Peralatan Satuan Polisi Pamong Praja;
8. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 8 Tahun 2007 tentang Biaya
Pemungutan Pajak Daerah;
9. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 9 Tahun 2007 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 10 Tahun
2006 tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik Kabupaten
Tuban;
10. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 10 Tahun 2007 tentang
Penyidikan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemkab Tuban; dan
11. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 11 Tahun 2007 tentang APBD
Tahun 2008.
Dari sebelas Peraturan Daerah tersebut terdapat: 4 (empat) Peraturan Daerah
yang bersifat penetapan (einmalig), 2 (dua) Peraturan Daerah Perubahan, dan
5 Peraturan Daerah yang bersifat pengaturan baru.
Peraturan Daerah yang bersifat einmalig tersebut adalah:
jdih.tubankab.go.id
1. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2007 tentang APBD
Tahun 2007;
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 2 Tahun 2007 tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA 2006;
3. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 5 Tahun 2007 tentang
Perubahan APBD Tahun 2007; dan
4. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 11 Tahun 2007 tentang APBD
Tahun 2008.
Memperhatikan uraian tersebut di atas, maka dalam kajian ini Peraturan
Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2007 yang Urgen untuk dibahas adalah 7
(tujuh) Peraturan Daerah yaitu:
1. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 3 Tahun 2007 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 10 Tahun 2006
tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan dan Pelantikan Kepala Desa;
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 4 Tahun 2007 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2006
tentang Kedudukan Protokoler dan Keunangan Pimpinan dan Anggota
DPRD Kabupaten Tuban;
3. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 6 Tahun 2007 tentang Pokok-
Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;
4. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 7 Tahun 2007 tentang Pakaian
Dinas, Perlengkapan dan Peralatan Satuan Polisi Pamong Praja;
5. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 8 Tahun 2007 tentang Biaya
Pemungutan Pajak Daerah;
6. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 9 Tahun 2007 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 10 Tahun 2006
tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik kabupaten Tuban;
7. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 10 Tahun 2007 tentang
Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemkab Tuban; dan.
Selanjutnya dibawah ini akan disajikan hasil kajian terhadap ketiga Peraturan
Daerah tersebut diatas.
A. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 3 Tahun 2007 tentang Perubahan
Atas Peraqturan Daerah Kabupaten Tuban No. 10 Tahun 2007 tentang
Tata Cara Pencalonan, Pemilihan dan Pelantikan Kepala Desa.
Peraturan Daerah ini dibentuk sebagai tinjak lanjut atau pelaksanaan
ketentuan Pasal 44 huruf g dan Pasal 50 Ayat (5) Peraturan Pemerintah
Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, serta merupakan upaya peninjauan
jdih.tubankab.go.id
kembali Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 10 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Pencalonan, Pemilihan dan Pelantikan Kepala Desa.
Selanjutnya yang menjadi Dasar Hukum Pembentukan dari Peraturan
Daerah Kabupaten Tuban No. 3 Tahgun 2007 tersebut adalah:
1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita
Negara Tahun 1950 Nomor 41);
2) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 53,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4159);
3) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor
53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);
4) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 diubah Nomor 8 Tahun 2005
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintah-an Daerah Menjadi Undang-Undang
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambhan Lembaran Negara
Nomor 3548);
5) Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional
Indonesia (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 127, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4431);
6) Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3952);
7) Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 10 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pencalonan, Pemilihan dan Pelantikan Kepala Desa (Lembaran
Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2003 Seri E Nomor 21).
Analisis:
Kepala Desa merupakan pejabat Pemerintah Desa yang dipilih oleh
masyarakat Desa melalui proses pemilihan Kepala Desa. Di Daerah
Kabupaten Tuban saat ini terkait dengan Pemilihan Kepala Desa diatur
Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 10 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Pencalonan, Pemilihan dan Pelantikan Kepala Desa sebagaimana
diubah dengan Peraturan Daerah kabupaten Tuban Nomor 3 Tahun 2007
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 10
jdih.tubankab.go.id
Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan dan Pelantikan
Kepala Desa.
Seiring dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa dan Peraturan Pelaksanaannya, maka keberadaan
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 10 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pencalonan, Pemilihan dan Pelantikan Kepala Desa sebagaimana
diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 3 Tahun 2007
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 10
Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan dan Pelantikan
Kepala Desa tidak sesuai lagi dengan kebutuhan hukum masyarakat
sehingga perlu dilakukan penyesuaian dengan membentuk Peraturan
Daerah Kabupaten Tuban tentang Pemilihan Kepala Desa yang
menggantikan Peraturan daerah Kabupaten Tuban Nomor 10 Tahun 2006
tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan dan Pelantikan Kepala Desa
diibah dengan Peraturan daerah Kabupaten Tuban Nomor 3 Tahun 2007
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 10
Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan dan Pelantikan
Kepala Desa tersebut.
Tujuan pengaturan mengenai Desa adalah untuk mewujudkan Desa
yang maju, mandiri, dan sejahtera tanpa harus kehilangan jati diri.
Selanjutnya untuk mewujudkan kondisi tersebut, kedudukan Kepala Desa
sangat penting dalam mewujudkan Desa yang maju, mandiri, dan sejahtera
tanpa harus kehilangan jati diri. Kepala Desa bertugas menyelenggarakan
Pemerintahan Desa, melaksanakan Pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.
Sebagaimana diketahui bahwa saat ini pengaturan mengenai
pemilihan Kepala Desa diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tuban
Nomor 10 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan dan
Pelantikan Kepala Desa sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Tuban Nomor 3 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan
Daaerah Kabupaten Tuban Nomor 10 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pencalonan, Pemilihan dan Pelantikan Kepala Desa. Peraturan daerah
tersebut dibentuk dengan mendasarkan pada Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan sebagai tindak lanjut atau
pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa.
Selanjutnya dengan diundangkannya Undang-Undang No 6 Tahun
2014 tentang Desa, sesuai dengan ketentuan Pasal 119 disebutkan
jdih.tubankab.go.id
bahwa: Semua ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan secara langsung dengan Desa wajib mendasarkan dan
menyesuaikan pengaturannya dengan ketentuan Undang-Undang ini.
Berdasarkan ketentuan tersebut maka keberadaan Peraturan Daerah
Kabupaten Tuban No 6 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan,
Pemelihan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa
perlu disesuaikan dengan UU No 6 Tahun 2014.
Di samping itu, saat ini Peraturan Daerah Kabupaten Tuban
Nomor 10 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan Dan
Pelantikan Kepala Desa sebagaimana diubah dengan Peraturan daerah
Kabupaten Tuban Nomor 3 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 10 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pencalonan, Pemilihan Dan Pelantikan Kepala Desa tersebut juga
sudah tidak memiliki relevansi dengan kondisi yang ada, sehingga tidak
memiliki daya guna dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang
muncul terkait dengan Pemilihan Kepala Desa. Hal ini dikarenakan pasca
diundangkannya Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 10 Tahun
2006 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan Dan Pelantikan Kepala
Desa sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban
Nomor 3 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Kabupaten Tuban Nomor 10 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan,
Pemilihan Dan Pelantikan Kepala Desa tersebut pemerintah
mengundangkan beberapa peraturan perundang-undangan yang
berimplikasi berlakunya pada kedua Peraturan Daerah di atas. Peraturan
Perundang-undangan tersebut antara lain:
a. Undang-Undang No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan;
b. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
c. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
d. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun
2015;
f. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 tentang
Pemilihan Kepala Desa;
jdih.tubankab.go.id
g. Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015
tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan
Keputusan Musyawarah Desa.
Rekomendasi:
Memperhatikan keberadaan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban
Nomor 10 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan Dan
Pelantikan Kepala Desa sebagaimana diubah dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Tuban Nomor 3 Tahun 2007 tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 10 Tahun 2006
tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan Dan Pelantikan Kepala Desa
Tersebut dikaitkan dengan perkembangan dan dinamika peraturan
perundang-undangan yang tertib pasca ditetapkannya Peraturan
daerah Kabupaten Tuban No. 3 Tahun 2007 tersebut, maka
disarankan supaya dibentuk Peraturan Daerah baru yang mengatir
mengenai Pemilihan Kepala Desa berpedoman pada: Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa; Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa sebagaimana diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014
tentang Pemilihan Kepala Desa. Selanjutnya Peraturan Daerah
tentang Pemilihan Kepala Desa ini nantinya mencabut dan
menyatakan tidak berlakunya Peraturan Daerah Kabupaten Tuban
Nomor 10 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan Dan
Pelantikan Kepala Desa sebagaiman diubah dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Tuban Nomor 3 tahun 2007.
B. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 4 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2006 tentang Kedudukan Protokoler dan
Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Tuban.
Peraturan Daerah ini dibentuk sebagai tidak lanjut atau pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan
Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah yang diubah dengan Peraturan Pemerintah No 37 Tahun 2005
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintahan Nomor 24 Tahun 2004.
Selanjutnya yang menjadi dasar Hukum Pembentukan dari Peraturan
Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2006 tersebut adalah:
jdih.tubankab.go.id
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 10950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi: Jawa Timur
(Berita Negara Tahun 1950 Nomor 41);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 diubah Nomor 43 Tahun 1999
tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1999
Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890);
3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1987 tentang Protokol (Lembaran
Negara Tahun 1987 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3363);
4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan
Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (Lembaran Negara Tahu 2003 Nomor 92, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4310);
5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 nomor
53,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);
6. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 diubah Nomor 8 Tahun 2005
tentang penetapan Peraturan Pemerintahan Pengganti Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-
undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4548);
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4438);
8. Peraturan Pemerintahan Nomor 62 Tahun 1990 tentang Ketentuan
Keprotokoleran Mengenai Tata Tempat, Tata Upacara dan Tata
Penghormatan (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 54, Tambhan
Lembaran Negara Nomor 3952);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3952);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan
dan Pertanggungjawaban Keuangan Kepala Daerah (Lembaran Negara
Tahun 2000 Nomor 202, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4022);
jdih.tubankab.go.id
11. Peraturan Pemerintahan Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan
dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara nomor 4090);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 diubah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan pimpinan dan
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Tahun
2005 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4540);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2004 tentang Pedoman
Penyusunan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4417);
14. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 16 Tahun 2003 Pokok-
pokok Pengelolahan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Tuban Tahun 2003 Seri C Nomor 10).
ANALISIS:
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2006 tentang
Kedudukan Protokol dan Kuangan Pimpinan dan Anggota DPRD
Kabupaten Tuban dasar utama pembentukkannya adalah Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan
Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang
diubah dengan Peraturan Pemerintah No 37 Tahun 2005 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004. Sejak tahun
2005 hingga saat ini Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 telah
mengalami beberapa kali perubahan yaitu:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 tentang Perubahan
Kedua Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004; dan
b. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan
Ketiga Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004.
Selanjutnya menyangkut dasar hukum yang digunakan saat ini sudah
terjadi pembaharuan baik dengan perubahan atau penggantian seperti:
a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
yang mencabut dan menggantikan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1974 diubah Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian;
b. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang Pokok-Pokok
Keprotokolan. Undang-Undang ini mencabut dan menyatakan tidak
jdih.tubankab.go.id
berlaku terhadap Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1987 tentang
Protokol (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1987 Nomor
43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3363);
c. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan yang mencabut dan menggantikan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan;
d. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
yang mencabut danmenggantikan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintah Daerah;
e. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan
DPRD yang mencabut dan menggantikan Undang-Undang Nomor 27
Tahun 2009 tentang MPR, DPR ,DPD, dan DPRD. Undang-Undang
Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD yang
mencabut dan menggantikan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003
tentang Susunan Kedudukan MPR, DPD, DPR, dan DPRD;
f. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pmerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota yang mencabut
dan menggantikan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2004
tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai
Daerah Otonom;
g. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan dan
Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang
mencabut dan menggantikan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun
2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan
Pemerintah Dearah; dan
h. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pedoman
Penyusunan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang
mencabut dan menggantikan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun
2004 tentang Pedoman Penyusunan Tata Tertib Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah.
REKOMENDASI:
Memperhatikan keberadaan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1
Tahun 2006 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan
Anggota DPRD Kabupaten Tuban dikaitkan dengan perkembangan dan
dinamika peraturan perundang-undangan yang terbit pasca
jdih.tubankab.go.id
ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2006
tentang kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota
DPRD Kabupaten Tuban dicabut dan disesuaikan.
C. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 6 Yahun 2007 tentang Pokok-
Pokok Pengelilahan Keuangan Daerah;
Pembentukan Peraturan Daerah sebagai tindak lanjut atau pelaksanaan
Pasal 151 ayat (1) PP Nomor 58 Tahun 2005tentang Pengelolahan Keuangan
Daerah. Selanjutnya yang menjadi Dasar Hukum Pembentukan dari
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 6 Tahun 2007 tersebut adalah:
1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita
Negara Tahun 1950 Nomor 41);
2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3851);
3) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4286);
4) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendagaraan Negara
(Lembaran negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4389);
5) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53,
Tambahan Lembaran Negara 4389);
6) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembarab Negara Nomor 4400);
7) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);
8) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 diubah Nomor 8 Tahun 2005
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang
jdih.tubankab.go.id
(Lembaran Negra Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4548);
9) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
10) Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan
Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 210, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4502);
11) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor4502);
12) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standart
akuntasi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4503);
13) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan
Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Pemerintah No 21 Tahun 2007 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4712);
14) Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 136,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4574);
15) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);
16) Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem
Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4576);
17) Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Pinjaman
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577);
18) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
jdih.tubankab.go.id
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
19) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
20) Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
21) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 59 Tahun 2007 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
ANALISIS:
Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintah dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Hak dan kewenangan mengatur diwujudkan bahwa
pemerintahan daerah berhak menetapkan Peraturan Daerah dan
Peraturan-peraturan lain untuk melasanakan otonomi dan tugas
pembantuan. Sendangkan mengurus diwujudkan dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
pemerintah daerah, baik urusan yang wajib maupun pilihan. Urusan
wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh
semua Daerah. Urusan pemerintahan pilihan adalah urusan
pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh daerah sesuai dengan
potensi yang dimiliki Daerah.
Salah satu unsur manajemen pengelolaan urusan pemerintahan
adalah menyangkut pengelolaan keuangan. Keuangan Daerah adalah
Semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan daerah dapat dinilai dengan uang, termasuk didalamnya
segala bentuk kekayaan dan berhubunhan dengan hak dan kewajiban
daerah tersebut.
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang baik
dan bersih (Good Governance dan Clean Goverment) pengelolaan
keuangan daerah merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan
dan harus dilakukan secara transparan, partisipatif dan akuntabel.
jdih.tubankab.go.id
Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban, dan pengawasan keuanagan daerah.
Kemampuan mengelola keuangan daerah merupakan faktor yang
sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah, dimana
kemampuan financial self supporting tersebut merupakan salah satu ciri
dari daerah otonom. Kemampuan mengelola keuangan daerah dimaksud
mencakup kegiatan-kegiatan menggali dan mengembangkan sumber-
sumber keuangan daerah dan menggunakan sumber dana itu untuk
membiayai pembelanjaan kegiatan secara tepat dan benar.
Kemampuan keuangan daerah diharapkan dapat meningkatkan
kelancaran pemerintahan daerah dalam melaksanakan fungsi-fungsinya
yang mencakup: (1) Fungsi pelayanan kepada masyarakat (public
services); (2) Fungsi pembangunan (development); dan (3) Fungsi
perlindungan kepada masyarakat (society protection).
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah berikut perubahan-perubahannya itu mengamanatkan kepada
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota untuk
menyelenggarakanpemerintahan daerah sebaik-baiknya agar dapat
mencapai tujuan otonomi daerah. Tujuan diselenggarakan
pemerintahan daerah adalah mewujudkankesejahteraan masyarakat
melalui: (1) peningkatan kesejahteraan masyarakat; (2) peningkatan
pelayanan umum; dan (3) peningkatan daya saing daerah sesuai dengan
kondisi dan potensi serta karateristik yang dimiliki masing-masing
daerah tersebut.
Otonomi daerah hakekatnya adalah wujud dari asas
desentralisasi. Oleh karena itu, dalam otomi dikenal dengan adanya
desentralisasi politik, desentralisasi administrasi dan desentralisasi fiscal
(keuangan). Dalam rangka mencapai tujuan otonomi daerah itulah maka
daerah diberi keleluasaan untuk mengembangkan sumber-sumber
pembiayaan pembangunan baik yang berasal dari pendapatan daerah
maupun penerimaan pembiayaan daerah byang lain sperti pinjaman
daerah, kegiatan investasi/penanaman modal.
Pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
Pemerintah Daerah menimbulkan hak dan kewajiban daerah yang dapat
dinilai dengan uang sehinggga perlu dikelola dalam suatu sistem
pengelolaan kuangan daerah yang baik, terbuka dan bertanggung jawab.
Pengeloaan keuangan daerah itu merupakan subsistem dari sistem
jdih.tubankab.go.id
pengelolaan keuangan Negara dan merupaka elemen pokok dalam
penyelengaraan pemerintahan daerah.
Selain Undang-Undang No 23 Tahun 2014 diatas, peraturan
perundang-undangan lain yang juga menjadi acuan dalam pengel;olaan
keuangan daerah antara lain meliputi: (1) Undang-Undang No 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara; (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2004 tentang Perbendaraan Negara; (3) Undang-Undang Nomor 15
Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara, dan (4) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Penggelolaan keuangan daerah harus dilaksanakan secara efektif
dan efisien, sehingga untuk mewujudkan hal itu dibutuhkan tata kelola
pemerintah yang baik (good governance) yang memilikitiga pilar utama
yaitu transparansi, akuntabilitas dan partisipatif. Kemudian guna
mengakomodasi semua aturan perundang-undangan tersebut di atas
dan menjawab tuntutan kebutuhan prinsip-prinsip pengelolaan
keuangan daerah yang komprehensif itu Pemerintah telah menerbitkan
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagai omnibus regulation atau satu peraturan
pelaksanaan yang komprehensif dan terpadu. Tujuan penerbitan
omnibus regulation itu juga dalam rangka memudahkan pelaksanaan
pengelolaan keuangan daerah dan tidak multi tafsir dalam
implementasinya.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah itu memuat berbagai kebijakan terkait dengan
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan dan pertanggungjawaban
pengelolaan keuangan daerah. Aturan ini kemudian dijabarkan secara
rinci dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan kedua
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentangPerubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Dalam Pasal 151 ayat (1) PP Nomor 58 Tahun 2005 diamanatkan
bahwa dalam rangka pengaturan pengelolaan keungan daerah:
“Ketentuan tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah diatur
dengan peraturan perundang-undangan”. Dan selain Peraturan Daerah
tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD) itu, pada
jdih.tubankab.go.id
ayat (2) diamanatkan agar : “berdasarkan peraturan daerah itu, Kepala
Daerah menetapkan peraturan kepala daerah tentang sistem dan
prosedur pengelolaan keuangan daerah”.
Amanat serupa juga dimuat dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yaitu
dalam Pasal 330 ayat (1) dan (2) sebagai berikut:
(1) Ketentuan tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah
diatur dengan peraturan daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Bedasarkan peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), kepala daerah menetapkan peraturan kepala daerah tentang
system dan prosedur pengelolaan keuangan daerah.
Berdasarkan dan dalam rangka menindaklanjuti ketentuan-
ketentuan sebagai disebut di atas Pemerintah Kabupaten Tuban telah
menyusun Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 6 Tahun 2007
tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah. Namun
demikian Karena Peraturan Perundang-undangan yang terus berupa
dan berkembang serta praktek pengelolaan keuangan daerah itu perlu
diubah disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang ada
serta dalam rangka mengakomodasi perkembangan praktek
pengelolaan keungan daerah yang berkembang.
Perubahan beberapa perauran perundang-undangan dalam
bidang pengelolaan keuangan daerah cukup menjadi alasan utama
perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 6 Tahun
2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah. Perubahan
dilakukan dalam rangka menyesuaikan beberapa ketentuannya
dengan beberapa peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi
yang yang diundangkan pasca diberlakukannya Peraturan Daerah
Kabupaten Tuban Nomor 6 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok
Pengelolaan Kuangan Daerah tersebut.
Selanjutnya menyangkut peraturan perundang-undangan/dasar
hukum yang digunakan saat pembentukan Peraturan Daerah
Kabupaten Tuban Nomor 6 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah, hingga saat telah terjadi pembaruan
jdih.tubankab.go.id
baik dengan perubahan atau penggantian dan berimplikasi pada
keberadaan Peraturan Daerah tersebut.
Peraturan Peundang-undangan dimaksud antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011tentang Pembentuan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587) sebagaiamana diubah beberapa kali
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang
Perubahan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor .., Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor ...,);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem
Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 238, Tambahan Lembaran Negara
Repbulik Indonesia Nomor);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5165);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5219);
jdih.tubankab.go.id
8. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5272);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 5533, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 92);
10. Peraturan menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang
Perubahan atas Perubahan Meneteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang
Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39
Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian
Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah;
13. Pearturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual
Pada Pemerintah Daerah;
Berdasarkan hal tersebut maka subtansi peraturan dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Tuabn Nomor 6 Tahun 2007
tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah saat ini
sudah tidak memiliki relevansi dengan kondisi yang ada sehingga
tidak memiliki daya guna dalam menjawab permasalahan-
permasalahan yang muncul. Oleh karenanya diperlukan adanya
penyesuaian regulasi terkait pengelolaan keuangan daerah
dalam bentuk Peraturan Daerah.
Berdasarkan kondisi ini maka Peraturan Daerah
Kabupaten Tuban Nomor 6 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah itu perlu dan mendesak untuk
disesuaikan.
jdih.tubankab.go.id
REKOMENDASI:
Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka dalam rangka
konsitensi dan harmonisasi pengelolaan keuangan daerah dengan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi perlu dilakukan
perubahan atas Peraturan daerah Kabupaten Tuban Nomor 6 Tahun
2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.
D. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 7 Tahun 2007 tentang Pakaian
Dinas, Perlengkapan dan Peralatan Satuan Polisi Pamong Praja.
Peraturan Daerah ini dibentuk sebagai tindak lanjut atau
melaksanakan ketentuan Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja dan dalam rangka
meningkatkan disiplin dan kinerja jajaran Satuan Polisi Pamong Praja.
Selanjutnya yang menjadi Dasar Hukum Pembentukan dari Peraturan
Daerah Kabupaten Tuban No. 7 Tahun 2007 tersebut adalah:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita
Negara Tahun 1950 Nomor 41);
2. Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 diubah dengan Undang-Undang
No 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran
Negara Tahun 1999 Nomor 189, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3890);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendagaraan Negara
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4389);
5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor
53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 diubah Nomor 8 Tahun 2005
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4548);
jdih.tubankab.go.id
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin
Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 50,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3176);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2004 tentang Pedoman Satuan
Polisi Pamong Praja (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4428);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor165, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4593);
11. Peraturan Menteri Dalam Negara Nomor 35 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pakaian Dinas, Perlengkapan dan Peralatan satuan Polisi
Pamaong Praja);
ANALISIS:
Saat ini pengaturan mengenai Pakaian Dinas, Perlengkapan dan
Peralatan Satuan Polisi Pamong Praja diatur dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Tuban Nomor 7 Tahun 2007. Peraturan Daerah Kabupaten
Tuban No. 7 Tahun 2007 tersebut terdiri dari 8 (delapan) Bab dan 46 Pasal
yaitu:
BAB I : KETENTUAN UMUM
BAB II : PAKAIAN DINAS
BAB III : ATRIBUT DAN KELENGKAPAN PAKAIAN DINAS
BAB IV : PENGGUNAAN PAKAIAN DINAS
BAB V :PERLENGKAPAN PERORANGAN, KENDARAA OPERASIONAL,
PERALATAN KOMUNIKASI DAN SENJATA API
BAB VI :PEMBIAYAAN
BAB VII : KETENTUAN PERALIHAN
BAB VIII : KETENTUAN PENUTUP
Menyangkut peraturan perundang-undangan / dasar hukum yang
digunakan saat pembentukan Peraturan daerah Kabupaten Tuban Nomor 7
Tahun 2007 tentang Pakaian Dinas, Perlengkapan dan Peralatan Satuan
Polosi Pamong Praja tersebut, hingga saat ini telah terjadi pembaharuan
baik dengan perubahan dan penggantian dan berimplikasi pada
jdih.tubankab.go.id
keberadaan Peraturan Daerah tersebut. Peraturan Perundang-undangan
dimaksud antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan, yang mencabut dan menyatakan tidak
berlakunya Undang-Undang Nomor 10 Tahu 2004 tentang
Pembentukan Parturan Perundang-undangan;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Peraturan
Negara, yang mencabut dan menyatakan tidak berlakunya Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1974 diubah Nomor 43 Tahun 1999 tentang
Pokok-pokok Kepegawaian;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan daerah
sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang no
9 Tahun 2015, yang mencabut dan menggantikan Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. UU No 32 Tahun
Tahun 2004 mencabut dan menggantikan Undang-Undang Njomor 22
Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi
Pamong Praja, yang mencabut dan menyatakan tidak berlakunya
Peratuiran Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pedoman Satuan
Polisi Pamong Praja. Selanjutnya PP No 6 Tahun 2010 ini seiring dengan
diundangkannya UU No 23 Tahun 2014 menjadi tidak relevan lagi dan
usianya tinggal menunggu PP turunan UU No 23 Tahun 2014;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil, yang mencabut dan menyatakan tidak berlakunya
Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin
Pegawai Negeri Sipil;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2010 tentang
Penggunaan Senjata Api bagi Anggota Satuan Polisi Pamong Praja;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nopmor 27 Tahun 2010 tentang
Pedoman Pelaporan Polisi Pamong Praja;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2011 tentang
Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2011 tentang Standar
Operasional Prosedur Satuan Polisi Pamong Praja;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 60 Tahun 2007 tentang
Pakaian Dinas Pegawai di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan
Pemerintaha Daerah sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri No 68 Tahun 2015;
jdih.tubankab.go.id
REKOMENDASI:
Berdasarkan hal tersebut maka substansi pengaturan dam Peraturan
Daerah Kabupaten Tuban Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pakaian Dinas,
Perlengkapan dan Peralatan Satuan Polisi Pamong Praja saat ini perlu
dilakukan penyesuaian dengan dinamika hukum dan peraturan perundang-
undangan. Penyesuaian ini bisa dilakukan dengan membentuk Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 60 Tahun 2007 tentang Pakaian Dinas
Pegawai di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah
sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 68 Tahun
2015. Peraturan Daerah byang baru tersebut nantinya mencabut dan
menyatakan tidak berlakunya Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 7
Tahun 2007 tentang Pakaian Dinas, Perlengkapan dan Peralatan Satuan
Polisi Pamong Praja.
E. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 8 Tahun 2007 tentang Biaya
Pemungutan Pajak Daerah.
Peraturan daerah ini dibentuk sebagai tindak lanjut atau
melaksanakan ketentuan Pasal 76 Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun
2001 tentang Pajak Daerah dan Pasal 3 ayat (2) Keputusan Menteri Dalam
Negeri Nomor 35 Tahun 2002 tentang Pedoman Alokasi Biaya Pemungutan
Pajak daerah. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 8 Taghun 2007
tentang Biaya Pemungutan Pajak Daerah ini menjadi pedoman dalam
pemberian upah jasa pungut atau uang perangsang kepada aparat
Penghasil Pendapatan Daerah. Selanjutnya yang menjadi Dasar Hukum
Pembentukan dari Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 8 Tahun 2007
tersebut adalah:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita
Negara Tahun 1950 Nomor 41);
2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 diubah dengan Undang-Undang
No 34 Tahun 2000 tentang Pajak daerah dan Retribusi Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran
negara Nomor 4048);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4286);
jdih.tubankab.go.id
4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor
53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 204 diubah Nomor 8 Tahun 2005
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4548);
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 118, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4138);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4579);
ANALISIS
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 8 Tahun 2007 tentang Biaya
Pemungutan Pajak Daerah tersebut terdiri dari 6 (enam) pasal dan 5 (lima)
Bab sebagai berikut:
BAB I : KETENTUAN UMUM
BAB II : PEMBERIAN BIAYA PEMUNGUTAN
BAB III : KETENTUAN BESARNYA BIAYA PEMUNGUTAN/
INSTENSIF
BAB IV : KETENTUAN PERALIHAN
BAB V : KETENTUAN PENUTUP
Menyangkut peraturan perundang-undangan/ dasar hukum yang
digunakan saat pembentukan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 8
Tahun 2007 tentang Biaya Pemungutan Pajak Daerah tersebut, hingga saat
inio Pemerintah telah beberapa peraturan perundang-undangan yang
berimplikasi pada keberadaan Peraturan Daerah tersebut. Peraturan
Perundang-undangan dimaksud antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, yang mencabut dan menyatakan tidak berlakunya
jdih.tubankab.go.id
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah sebagaimana diubah dengan UU Nomor 34 Tahun
2000;
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan, yang mencabut dan menyatakan tidak
berlakunya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;
3. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaiman diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015, yang mencabut dan menggantikian Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. UU No
32 Tahun 2004 mencabut dan menggantikan Undang-Undang Nomor 22
Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata cara
Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 91 tahun 2010 tentang Jenis Pajak
Daerrah yang dipunggut bedasarkan penetapan Kepala Daerah atau
dibayar sendiri oleh wajib pajak;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
REKOMENDASI
Bedasarkan hal tersebut maka subtansi pengaturan dalam Peraturan
Daerah Kabupaten Tuban Nomor 8 Tahun 2007 tentang Biaya Pemungutan
Pajak saat ini perlu dilakukan penyesuaian dengan dinamika hukum dan
peraturan perrundang-undangan. Penyesuaian ini bisa dilakukan dengan
membentuk Peratura Daerah yang baru dengan mepedomani: Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tatacara Pemberian
dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
dan Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak
Daerah yang dipungut bedasarkan penetapan Kepala Daerah atau dibayar
sendiri oleh Wajib Pajak.
jdih.tubankab.go.id
F. Peraturan daerah Kabupaten Tuban No. 9 Tahun 2007 tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 10 Tahun 2006 tentang
Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik Tuban.
Peraturan Daerah ini dibentuk sebagai tindak lanjut pelaksanaan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2006 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2005
tentang Pedoman Pengajuan, Penyerahan dan Penggunaan Bantuan
Keuangan kepada Partai Politik. Selanjutnya yang menjadi Dasar Hukum
Pembentukan dari Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 9 Tahun
2006 tersebut adalah:
1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur
(Berita Negara Tahun 1950 Nomor 41 );
2) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik
(Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 138, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4251);
3) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2003
Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4277)
4) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 diubah Nomor 8 Tahun 2005
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah-an daerah Menjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548);
5) Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2005 tentang Bantuan
Keuangan Kepada Partai Politik (Lemaran Negara Tahun 2005 Nomor
62, Tambahan lembaran Negara Nomor 4513);
6) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4579);
7) Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4594);
8) Peraturan Menteri Dalam Negara Nomor 32 Tahun 2005 doibah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2006
jdih.tubankab.go.id
tentang Pedoman Pengajuan, Penyerahan dan Penggunaan Bantuan
Keuagan kepada Partai Politik;
9) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
ANALISIS: Dilihat dari dasar hukum Pembentukan Peraturan Daerah
Kabupaten Tuban Nomor 9 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 10 Tahun 2006 tentang
Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik Kabupaten Tuban tersebut di
atas hingga saat telah terjadi pembaharuan baik dengan perubahan atau
penggantian dan berimplikasi pada keberadaan Peraturan Daerah
tersebut.
Peraturan Perundang-undangan dimaksud antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik yang
diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011;
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan, yang mencabut dan menyatakan
tidak berlakunya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;
3. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Kedudukan Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, dewan
Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (UU MD3)
yang mencabut menyatakan tidak berlakunya Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewa Perwakilan Daerah, dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (UU MD3). Selanjutnya UU No 17 Tahun
2014 tentang MD3 sepanjang pengaturan mengenai Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten/Kota dinyatakan dicabut dan tidak berlaku oleh
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
No 9 Tahun 2015, yang mencabut dan menggantikan Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
5. Peraturan Pemerintah No 5 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan
kepada Partai Politik sebagaimana diubah dengan Peraturan
Pemerintah No 83 Tahun 2012;
jdih.tubankab.go.id
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2009 tentang
Pedoman Tata Cara Penghitungan, Penganggaran Dalam APBD,
Pengajuan, Penyaluran, dan Laporan Pertanggungjawaban
Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik sebagaimana diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2013;
dan
7. Peraturan Badan Pemeriksaksa Keuangan No 2 Tahun 2015 tentang
Pemeriksaan Laporan Peratanggungjawaban Bantuan Keuangan
Partai Politik
REKOMENDASI: Berdasarkan hal tersebut maka substansi pengaturan dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 3 Tahun 2006 tentang
Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik sebagaimana diubah dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 9 Tahun 2007 saat ini tentunya
ada beberapa materi muatan yang tidak sesuai dengan dinamika hukum
dan peraturan perundang-undangan, oleh karenanya diperlukan adanya
penyesuaian. Penyesuaian ini dapat dilakukan dengan membentuk
Peraturan daerah tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik yang
berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan
sebagaimana disebutkan di atas. Selanjutnya Peraturan Daerah tentang
Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik ini nantinya mencabut dan
menyatakan tidak berlakunya Peraturan Daerah Kabupaten Tuban
Nomor 3 Tahun 2006 tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik
sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 9
Tahun 2007.
G. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 10 Tahun 2007 tentang PPNS di
Lingkungan Pemkab Tuban.
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 10 Tahun 2007 tentang
Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kabupate Tuban ini dibentuk
sebagai tindak lanjut dari Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun
2003 tentang Pedoman Pembinaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil di
Lingkungan Pemerintah Daerah. Selanjutnya yang menjadi Dasar Hukum
jdih.tubankab.go.id
Pembentukan dari Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 10 Tahun 2007
tersebut adalah:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita
Negara Tahun 1950 Nomor 41);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3209);
3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 diubah dengan Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran
Negara Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3890);
4. Undang-Undang Nomor 10 Tahu 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);
5. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 diubah dengan Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor
108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1983
Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3258);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3952);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4594);
9. Peraturan Menteri Kehakiman Nomor M-04-PW.07.03 Tahun 1984
tentang Wewenang Penyidik Pegawai Negeri Sipil;
10. Peraturan Menteri Kehakiman Nomor M-05-PW.07.03 Tahun 1984
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengusulan, Pengangkatan dan
Pemberhentian Penyidik Pegawai Negeri Sipil;
jdih.tubankab.go.id
11. Keputusan menteri Dalam Negeri No 23 Tahun 1986 tentang Ketentuan
Umum Mengenai Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan
Pemerintah Daerah;
12. Keputusan Menteri Dalam Negeri No 6 Tahun 2003 tentang Pedoman
Pembinaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah
Daerah;
13. Keputusan Menteri Dalam Negeri No 7 Tahun 2003 tentangPedoman
Operasional Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah
Daerah;
ANALISIS:
Peraturan daerah Kabupaten Tuban No. 10 Tahun 2009 tentang Penyidik
Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tuban terdiri
dari 31 (Tiga Puluh Satu) pasal 11 (sebelas) Bab yaitu:
BAB I : KETENTUAN UMUM
BAB II : KEDUDUKAN, TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN
BAB III : RUANG LINGKUP DAN SYARAT-SYARAT OPERASIONAL
BAB IV : PELAKSANAAN OPERASI
BAB V : PENGANGKATAN, MUTASI DAN PEMBERHENTIAN
BAB VI : SUMPAH/JANJI DAN PELANTIKAN
BAB VII : KARTU TANDA PENGENAL
BAB VIII : PELAKSANAAN PENYIDIK
BAB IX : PEMBINAAN
BAB X : PEMBIAYAAN
BAB XI : KETENTAN PENUTUP
Selanjutnya menyangkut dasar hukum yang digunakan saat ini sudah
terjadi pembaharuan baik dengan perubahan atau pengganti seperti:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan yang mencabut dan menggantikan
Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
yang mencabut dan mengganti Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974
tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana diubah dengan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999;
jdih.tubankab.go.id
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
yang mencabut dan menggantikan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana;
5. Peraturan Pemerintah No 43 Tahun 2012 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Koordinasi, Pengawasan, dan Pembinaan Teknis terhadap
Kepolisian Khusus, PNS, dan Bentuk-Bentuk Pengamanan Swakarsa;
6. Peraturan Menteri Hukum dan HAM No : M.HH.01.AH.09.01 Th 2011
tentang Tata Cara Pengangkatan, Pemberhentian, Mutasi dan
Pengambilan Sumpah atau Janji PPNS, dan Bentuk, Ukuran, Warna,
Format, serta Penerbitan Kartu Tanda Pengenal PPNS.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pembagaian Daerah Kabupaten/Kota. Meskipun dengan
dibelakukannya UU No 23 tahun 2014, Peraturan Pemerintah Nomor 38
Tahun 2007 ini tidak memiliki daya ikat yang kuat.
REKOMENDASI:
Memperhatikan keberadaan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 10
Tahun 2007 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Tuban dikaitkan dengan perkembangan dan
dinamika peraturan perundang-undangan yang terbit pasca ditetapkannya
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 10 Tahun 2009 tersebut, maka
disarankan supaya dilakukan penyesuaian atas regulasi terkait Penyidik
Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintahan Daerah dengan
membentuk Peraturan Daerah yang baru. Pembentukan Peraturan daerah
ini nantinya berpedoman pada peraturan perundang-undangan
sebagaimana dikemukakan diatas.
jdih.tubankab.go.id
BAGIAN KEDUA PERATURAN DAERAH TAHUN 2008
Pada tahun 2008 Pemerintah Kabupaten Tuban mengundangkan 10 (sepuluh)
Peraturan Daerah. Kesembilan Peraturan Daerah tersebut adalah:
1. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan Daerah Kabupaten Tuban;
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 2 Tahun 2008 tentang
Organisasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Kabupaten Tuban;
3. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 3 Tahun 2008 tentang
Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Tuban;
4. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 4 Tahun 2008 tentang
Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Tuban;
5. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 5 Tahun 2008 tentang
Organisasi Kecamatan dan Kelurahan di Kabupaten Tuban;
6. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 6 Tahun 2008 tentang
Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tuban;
7. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 7 Tahun 2008 tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun 2007;
8. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 8 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Dana Cadangan;
9. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 9 Tahun 2008 tentang
Perubahan APBD Tahun 2008; dan
10. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 10 Tahun 2008 tentang APBD
Tahun 2009.
Dari sembilan Peraturan Daerah tersebut terdapat 1 (satu) Peraturan Daerah
terkait dengan penetapan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Pemerintahan Daerah Kabupaten Tuban, 5 (lima) terkait dengan Organisasi
Perangkat Daerah dan 1 (satu) terkait Satuan Polisi Pamong Praja, serta ada 4
(empat) Peraturan Daerah yang bersifat penetapan (einmalig).
Peraturan Daerah yang terkait dengan penetapan Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Tuban adalah
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban no. 1 tentang Urusan Pemerintahan
Daerah Kabupaten Tuban.
Peraturan Daerah yang terkait dengan Organisasi Perangkat Daerah meliputi:
1. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 2 tentang Organisasi Setda dan
Setwan Kabupaten Tuban;
jdih.tubankab.go.id
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 3 tentang Organisasi Dinas
Daerah Kabupaten Tuban;
3. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 4 tentang Organisasi Teknis
Daerah Kabupaten Tuban;
4. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 5 tentang Organisasi Kecamatan
dan Kelurahan di Kabupaten Tuban;
5. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 5 tentang Organisasi Satpol PP
Kabupaten Tuban.
Selanjutnya terdapat 4 (empat) Peraturan daerah yang bersifat penetapan dan
berlaku secara einmalig yaitu:
1. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 7 tentang Pertanggungjawaban
Penlaksanaan APBD Tahun 2007;
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 8 tentang Pembentukan Dana
Cadangan;
3. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 9 tentang Perubahan APBD
Tahun 2008; dan
4. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 10 tentang APBD Tahun 2009.
Memperhatikan uraian tersebut diatas, maka dalam kajian ini Peraturan
Daerah Kabupaten Tuban tahun 20088 yang urgen untuk dibahas adalah 5
(lima) Peraturan Daerah yaitu:
1. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1 tentang Urusan Pemerintahan
Daerah Kabupaten Tuban;
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 2 tentang Organisasi Sekretariat
Daerah dan Sekretariat DPRD Kabupaten Tuban;
3. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 3 tentang Organisasi Dinas
Daerah Kabupaten Tuban;
4. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 4 tentang Organisasi Lembaga
Teknis Daerah Kabupaten Tuban;
5. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 5 tentang Organisasi Kecamatan
dan Kelurahan di Kabupaten Tuban;
6. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 6 tentang Organisasi Satpol PP
Kabupaten Tuban.
Selanjutnya dibawah ini akan disajikan hasil kajian terhadap ketiga Peraturan
Daerah tersebut diatas.
A. Peraturan daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan Daerah Kabupaten Tuban.
jdih.tubankab.go.id
Peraturan Daerah ini dibentuk sebagai tindak lanjut atau untuk
melaksanakan ketentuan Pasal 14 Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan daerah dan ketentuan Pasal 12 ayat (1)
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagaian
Urusdan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. Berdasarkan
ketentuan tersebut penyelenggaraan urusan pemerintahan, baik yang
bersifat wajib maupun pilihan yang menjadi kewenangan Pemerintahan
daerah Kabupaten Tuban perlu ditetapkan dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Tuban.
Selanjutnya yang menjadi Dasar Hukum Pembentukan dari
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban no. 1 Tahun 2008 tersebut adalah:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur
(Berita Negara Tahun 1950 Nomor 41);
2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 diubah dengan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4438);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67;
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4724);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan Dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4593);
7. Peraturan Pemerintah Nomor38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintahan, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
jdih.tubankab.go.id
Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4737);
ANALISIS:
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan Daerah Kabupaten Tuban terdiri dari 5 (lima) Bab yaitu:
BAB I : KETENTUAN UMUM
BAB II : URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN
PEMERINTAH DAERAH
BAB III : URUSAN PEMERINTAHAN SISA
BAB IV : PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN
BAB V : PEMBINAAN URUSAN PEMERINTAHAN
Dasar utama pembentuka Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1
Tahun 2008 adalah Pasal 14 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang pemerintahan Daerah dan ketentuan Pasal 12 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintahan, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004, sejak tanggal 30 september 2014 telah dicabut dan bdiganti
dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah. Sedangkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007,
meskipun belum dicabut namun Peraturan Pemerintah 38 Tahun 2007
ini tidak memiliki keberlakuan mengikat secara efektif. Hal ini
dikarenakan: Pertama, Peraturan Pemerintahan Nomor 38 Tahun 2007
ini dibentuk (lahir) dari amanat UU No 32 Tahun 2004 sementara UU No
32 Tahun 2014. Kedua, esensi poko pengaturan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 adalah martik urusan pemerintahan
konkuren yang menjadi kewenangan masing-masing tingkatan
pemerintahan baik Kabupaten/Kota, Provinsi maupun Pusat. Sementara
hal serupa sudah diatur dalam Lampiran UU No 23 Tahun 2014.
Selanjutnya bedasarkan Pasal 21 UUI No 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah dinyatakan bahwa:”Ketentuan lebih lanjut
mengenai pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren diatur dalam
peraturam pemerintah”. Memperhatikan ketentuan tersebut maka
dalam waktu dekat dalam rangka pelaksanaan Pasal 21 UU No 23 Tahun
2014 tersebut, maka Pemerintah akan menetapkan Peraturan
Pemerintah yang menggantikan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
2007.
jdih.tubankab.go.id
Selanjutnya menyangkut dasar hukum yanmg digunakan saat ini sudah
terjadi pembaharuan baik dengan perubahan atau pengganti seperti:
a. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan yang mencabut dan menggantikan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan; dan
b. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah yang mencabut dan menggantikan Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
REKOMENDASI:
Memperhatikan keberadaan Peraturan daerah Kabupaten Tuban No 1
Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah kabupaten Tuban
dikaitkan dengan perkembangan dan dinamika peraturan perundang-
undangan yang terbit pasca ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten
Tuban untuk diagendakan adanya penyesuaian. Kalau perlu dimasukan
dalam program Pembentukan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban
Tahun 2015 sekaligus menjadi satu paket dengan penataan organisasi
perangkat daerah.
B. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 2 Tahun 2008 tentang Organisasi
Sektretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Tuban.
Peraturan Daerah ini dibentuk sebagai pelaksanaan Pasal 2 ayat (1)
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah. Selanjutnya yang menjadi Dasar Hukum Pembentukan dari
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 2 Tahun 2008 tersebut adalah:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita
Negara Tahun 1950 Nomor 41);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 43
Tahun 1999 (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3890);
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tenntang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor
53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);
jdih.tubankab.go.id
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 diubah dengan Undang-Undang
Nomor 8 tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor
108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Perigawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4594);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagaian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4741);
9. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang
Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat daerah.
ANALISIS:
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 2 Tahun 2008 tentang Organisasi
Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Tuban terdiri dari 8 (delapan) Bab yaitu:
BAB I : KETENTUAN UMUM
BAB II : PEMBENTUKAN ORGANISASI
BAB III : KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH
BAB IV : SUSUNAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH
BAB V : KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DPRD
BAB VI : SUSUNAN ORGANISASI SEKTRETARIAT DPRD
BAB VII : KETENTUAN LAIN-LAIN
BAB VIII : KETENTUAN PENUTUP
Dasar Utama pembentukan Peraturan daerah Kabupaten Tuban No. 2
Tahun 2008 adalah sebagai pelaksanaan Pasal 2 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.
jdih.tubankab.go.id
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 ini dibentuk sebagai
pelaksanaan Pasal 128 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. PP No 41 Tahun 2007 menjadi
pedoman dalam penyusunan dan pengendalian Organisasi Perangkat
Daerah.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, sejak tanggal 30 September 2014
telah dicabut dan diganti dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah. Sendangkan Peraturan Pemerintah Nomor
41 Tahun 2007, meskipun belum dicabut namun Peraturan Pemerintah
Nomor 41 Tahun 2007 ini tidak memiliki keberlakuan mengikat secara
efektif. Hal ini dikarenakan: pertama, Peraturan Pemerintah Nomor 41
Tahun 2007 ini dibentuk (lahir) dari amanat UU No 32 Tahun 2004
sementara UU No 32 Tahun 2004 saat sudah tidak berlaku dan diganti
dengan UU No 23 Tahun 20014. Kedua,berdasarkan ketentuan dalam Bab
Penutupan UU No 23 Tahun 2014 yaitu:
Pasal 404
Serah terima personil, pendanaan, sarana dan prasarana, serta dokumen
sebagai akibat pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Pusat,
Daerah provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota yang diatur berdasarkan
Undang-Undang ini dilakuakan paling lama 2 (dua) tahun terhilang sejak
Undang-Undang ini diundangkan.
Pasal 407
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-
undangan yang berkaitan secara langsung dengan Daerah wajib
mendasarkan dan menyesuaikan Penganturannya pada Undang-Undang
ini.
Pasal 408
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan penyelenggaraan Pemerintah Daerah
dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang belum diganti dan tidak
bertentangan dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini.
Memperhatikan ketentuan Pasal 408 tersebut diatas, maka sesungguhnya
PP No 41 Tahun 2007 ini ada ketentuan yang bertentangan dengan UU No
23 Tahun 2014. Berdasarkan PP No 41 Tahun 2007 Perangkat Daerah
Kabupaten/Kota meliputi:
jdih.tubankab.go.id
1. Sekretariat Daerah;
2. Sekertariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
3. Inspektorat;
4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
5. Dinas Daerah;
6. Lembaga Teknis Daerah yang meliputi: Badan atau Kantor;
7. Kecamatan;dan
8. Kelurahan.
Berdasarkan Pasal 209 ayat (2) UU No 23 Tahun 2014 Perangkat Daerah
Kabupaten/Kota meliputi:
1. Sekretariat Daerah;
2. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
3. Inspektorat;
4. Dinas;
5. Badan; dan
6. Kecamatan.
Perangkat Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana di maksud selain
melaksanakan Urusan Pemerintah yang menjadi kewenangan Daerah juga
melaksanakan Tugas Pembantuan.
Terkait Sekertariat Daerah, berdasarkan ketentuan Pasal 213 UU No
23 Tahun 2014 disebutkan bahwa: sekretariat Daerah dipimpim oleh
sekretaris Daerah. Sekretaris Daerah sebagaimana dimaksud mempunyai
tugas membantu kepala daerah dalam penyusunan kebijakan dan
pengoordinasian administrasi terhadap pelaksanaan tugas Perangkat
Daerah serta pelayanan administratif. Dalam Pelaksanaan tuganya,
sekretaris Daerah bertanggung jawab kepada kepala daerah.
Apabila sekretaris Daerah Kabupaten/Kota berhalangan
melaksanakan tugasnya, tugas sekretaris Daerah kabupaten/Kota
dilaksanakan oleh penjabat yang ditunjukan oleh bupati/wakil kota atas
persetujuan gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat. Masa jabatan
penjabat sekretaris Daerah sebagaimana dimaksud paling lama 6 (enam)
bulan dalam hal sekretaris Daerah tidak bisa melaksanakan tugas atau
paling lama 3(tiga) bulan dalam hal terjadi kekosongan sekertaris Daerah.
Persetujuan gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat sebagaimana
dimaksud dilakukan sesuai dengan persyaratan kepegawaian berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Ketentuan lebih lanjut
mengenai penjabat sekretaris Daerah diatur dalam Peraturan Presden (vide
Pasal 214 UU No 23 Tahun 2014).
jdih.tubankab.go.id
Terkait Sekretariat Daerah Perawakilan Rakyat Daerah, berdasarkan
ketentuan Pasal 215 UU No 23 Tahun 2014 disebutkan bahwa: Sekretariat
DPRD dipimpin oleh sekretaris DPRD. Sekretariat DPRD mempunyai tugas:
a. menyelenggarakan administrasi kesekretariatan;
b. menyelenggarakan administrasi keuangan;
c. mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD; dan
d. menyediakan dan mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh
DPRD dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan kebutuhan.
Sekretariat DPRD dalam melaksanakan tugasnya secara teknis operasional
bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD dan secara administratif
bertanggungjawab kepada kepala daerah melalui sekretaris Daerah.
Selanjutnya berdasarkan Pasal 232 ayat (1) UU No 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah dinyatakan bahwa: “Ketentuan lebih lanjut
mengenai Perangkat Daerah diatur dengan peraturan pemerintah”.
Berdasarkan ketentuan Pasal 410 UU No 23 Tahun 2014 yang disebutkan
bahwa:”Peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang ini harus ditetapkan
paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini
diundangkan”. Memperhatikan ketentuan Pasal 410 UU No 23 Tahun 2014
tersebut, Pemerintah dalam waktu dekat akan menetapkan Peraturan
Pemerintah yang menggantikan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun
2007.
Selanjutnya menyangkut dasar hukum yang digunakan saat ini sudah
terjadi pembaharuan baik dengan perubahan atau penggantian seperti:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan yang mencabut dan menggantikan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
yang mencabut dan menggantikan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana diubah dengan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
yang mencabut dan menggantikan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah; dan
jdih.tubankab.go.id
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2010 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalan Negeri Nomor 57 Tahun 2007
tentang Petunjuk Teknis Organisasi Perangkat Daerah.
REKOMENDASI:
Sesuai dengan ketentuan Pasal 212 UU No 23 Tahun 2014 yang secara
prinsip menyebutkan bahwa: Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda). Perda sebagaimana
dimaksud berlaku setelah mendapat persetujuan dari Gubernur sebagai
Wakil Pemerintah Pusat bagi Perangkat Daerah Kabupaten/Kota. Persetuan
gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud diberikan
berdasarkan pemetaan Urusan Pemerintah Wajib yang tidak berkaitan
dengan Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintah Pilihan. Kedudukan,
susunan organisasi, perincian tugas dan fungsi, serta tata kerja Perangkat
Daerah ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.
Memperhatikan keberadaan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 2
Tahun 2008 tentang Organisasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tuban dikaitkan dengan
perkembangan dan dinamika peraturan perundang-undangan yang terbit
pasca diterbitkannya Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 2 Tahun
2008 tersebut, maka disarankan supaya dilakukan penyesuaian atas
regulasi terkait Perangkat Daerah dangan membentuk Peraturan Daerah
tentang Perangkat Daerah yang baru. Peraturan Daerah tentang
Perangkat Daerah ini nantinya berpedoman pada UU No 23 Tahun 2014
tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan UU No 9 Tahun 2015 dan Peraturan Pemerintah sebagai
pelaksanaan ketentuan Pasal 232 ayat (1) UU No 23 Tahun 2014.
C. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 3 Tahun 2008 tentang Organisasi
Dinas Daerah Kabupaten Tuban;
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 3 Tahun 2008 tentang
Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Tuban ini dibentuk sebagai pelaksanaan
Pasal 2 ayat (1) Peraturean Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah. Selanjutnya yang menjadi Dasar Hukum
Pembentukan dari Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 3 Tahgun 2008
tersebut adalah:
jdih.tubankab.go.id
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita
Negara Tahun 1950 Nomor 41);
2. Undnag-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 43
Tahun 1999 (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3890);
3. Undang-Undang Nomor 10n Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor
53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 diubah dengan Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor
108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemrintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Perigawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4594);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4741);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahu 2007 tentang Petunjuk
Teknis Penataan Organisasi Perngkat Daerah.
ANALISIS:
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 3 Tahun 2008 tentang Organisasi
Dinas Daerah Kabupaten Tuban terdiri dari 7 (tujuh) Bab yaitu:
BAB I : KETENTUAN UMUM
BAB II : PEMBENTUKAN ORGANISASI
jdih.tubankab.go.id
BAB III : KEDUDUKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB IV : SUSUNAN ORGANISASI
BAB V : UNIT PELAKSAN TEKNIS DINAS
BAB VI : KETENTUAN LAIN-LAIN
BAB VII : KETENTUAN PENUTUP
Dasar utama pembentukan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 3
Tahun 2007 adalah sebagai pelaksanaan pasal 2 ayat (1) Peraturan
Pemenrintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 ini dibentuk sebagai
pelaksanaan Pasal 128 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. PP No 41 Tahun 2007 menjadi
peoman dalam penyusunan dan pengendalian Organisasi Perangkat
Daerah.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, sejak tanggal 30 September 2014
telah dicabut dan diganti dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah. Sedangkan Peraturan Pemerintah Nomor 41
Tahun 2007, meskipun belum dicabut namun Peraturan Pemerintah Nomor
41 Tahun 2007 ini tidak memiliki keberlakuan mengikat secara efektif . Hal
ini dikarenakan: Pertama, Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 ini
dibentuk (lahir) dari amanat UU No 32 Tahun 2004 sementara UU No 32
Tahun 2004 saat sudah tidak berlaku dan diganti dengan UU no 23 Tahun
2014. Kedua, bedasarkan ketentuan dalam Bab Penutup UU No 23 Tahun
2014 yaitu:
Pasal 404
Serah terima personil, pendanaan, saranma dan prasarana, serta dokumen
sebagai akibat pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Pusat,
Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota yang diatur bedasarkan
Undang-Undang ini dilakukan paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak
Undang-Undang ini diundangkan.
Pasal 407
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-
undangan yang berkaitan secara langsung dengan Daerah wajib
mendasarkan dan menyesuaikan pengaturannya pada Undang-Undang ini.
Pasal 408
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
jdih.tubankab.go.id
dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang belum diganti dan tidak
bertentangan dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini.
Memperhatikan ketentuan Pasal 408 tersebut diatas, maka sesungguhnya
PP No 41 Tahun 2007 ini ada ketentuan yang bertentangan dengan UU No
23 Tahun 2014. Bedasarkan PP No 41 Tahun 2007 Perangkat Daerah
Kabupaten/Kota meliputi:
1. Sekretariat Daerah;
2. Sekretatiat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
3. Inspektorat;
4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
5. Dinas Daerah;
6. Lembaga Teknis Daerah yang meliputi: Badan atau Kantor;
7. Kecamatan; dan
8. Kelurahan.
Bedasarkan Pasal 209 ayat (2) UU No 23 Tahun 2014 Perangkat Daerah
Kabupaten/Kota meliputi:
1. Sekretariat Daerah;
2. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
3. Inspektorat;
4. Dinas;
5. Badan; dan
6. Kecamatan.
Perangkat Daerah Kabupaten/Kota sebagaiman dimaksud selain
melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah
juga melaksanakan Tugas Pembantuan.
Terkait Dinas Daerah, bedasarkan ketentuan Pasal 217 UU No 23
Tahun 2014 disebutkan bahwa: Dinas dibentuk untuk melaksanakan Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. Dinas sebagaimana
dimaksud diklasifikasi atas:
a. dinas tipe A yang dibentuk untuk mewadahi Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah dengan beban kerja yang besar;
b. dinas tipe A yang dibentuk untuk mewadahi Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah dengan beban kerja yang sedang; dan
c. dinas tipe A yang dibentuk untuk mewadahi Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah dengan beban kerja yang kecil.
jdih.tubankab.go.id
Penentuan beban kerja sebagaimana dimaksud didasarkan pada jumlah
penduduk, luas wilayah, besaran masing-masing Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah, dan kemampuan keuangan Daerah untuk
Urusan Pemerintahan Wajib dan bedasarkan potensi, proyeksi penyerapan
tenaga kerja, dan pemanfaatan lahan untuk Urusan Pemerintahan Pilihan.
Selanjutnya bedasarkan Pasal 218 UU No 23 Tahun 2014 disebutkan bahwa:
Dinas dipimpin oleh seorang kepala. Kepala dinas mempunyai tugas
membantu kepala daerah melaksankan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah. Kepala dinas dalam melaksankan tugasnya
bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui sekretaris Daerah.
Selanjutnya bedasarkan Pasal 232 ayat (1) UU No 23 Tahun 2014
tentang pemerinthan Daerah dinyatakan bahwa: ” Ketentuan lebih lanjut
mengenai Perangkat Daerah diatur dengan peraturan pemerintah”.
Bedasarkan ketentuan Pasal 410 UU No 23 Tahun 2014 yang disebutkan
bahwa: “Peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang ini harus ditetapkan
paling lama dua (2) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini
diundangkan”. Memperhatikan ketentuan pasal 410 UU No 23 Tahun 2014
tersebut, Pemerintahan dalam waktu dekat akan menetapkan Peraturan
Pemerintah yang menggantikan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun
2007.
Selanjutnya menyangkut dasar hukum yang digunakan saat ini sudah
terjadi pembaharuan baik dengan perubahan atau penggantian seperti:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan yang mencabut dan menggantikan Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
yang mencabut dan menggantikan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana diubah dengan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999;
3. UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
yang mencabut dan menggantikan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah; dan
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2010 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007
tentang Petunjuk Teknik Penataan Organisasi Perangkat Daerah.
jdih.tubankab.go.id
REKOMENDASI:
Sesuai dengan ketentuan Pasal 212 UU No 23 Tahun 2014 yang secara
prinsip menyebutkan bahwa: Pembentukan dan susunan Perangkat
Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda). Perda
sebagaimana dimaksud berlaku setelah mendapat persetujuan dari
Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat bagi Perangkat Daerah
Kabupaten/Kota. Persetujuan gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat
sebagaimana dimaksud diberikan berdasarkan pemetaan Urusan
Pemerintah Wajib yang tidak berkaita dengan Pelayanan Dasar dan
Urusan Pemerintah Pilihan. Kedudukan, susunan organisasi, perincian
tugas dan fungsi, serta tata kerja Perangkat Daerah ditetapkan dengan
Peraturan Kepala Daerah.
Memperhatikan keberadaan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 3
Tahun 2008 tentang Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Tuban dikaitkan
dengan perkembangan dan dinamika peraturan perundang-undangan
yang terbit pasca ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Tuban
No. 3 Tahun 2008 tersebut, maka disarankan supaya dilakukan
penyesuaian atas regulasi terkait Perangkat Daerah dengan
membentuk Peraturan Daerah tentang Perangkat Daerah yang baru.
Peraturan Daerah tentang Perangkat Daerah ini nantinya dapat
dilakukan dengan menggabungkan beberapa Peraturan Daerah yang
selama ini terpisah-pisah, seperti: Perangkat Daerah tentang Organisasi
Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Kabupaten Tuban; Perangkat
Daerah tentang Organisasi Lembaga Teknik Daerah Kabupaten Tuban;
dan Perangkat Daerah tentang Organisasi Kecamatan dan Kelurahan di
Kabupaten Tuban.
Dalam membentuk Perangkat Daerah tentang Prganisasi Perangkat
Daerah Kabupaten Tuban yang baru nantinya berpedoman pada UU No
23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan UU No 9 Tahun 2015 dan Peraturan
Pemerintah sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 232 ayat (1) UU No 23
Tahun 2014.
D. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 4 Tahun 2008 tentang Organisasi
Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Tuban.
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 4 Tahun 2008 tentang
Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Tuban ini dibentuk sebagai
jdih.tubankab.go.id
pelaksanaan Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
tentang Organisasi Perangkat daerah. Selanjutnya yang menjadi Dasar
Hukum Pembentukan dari Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 4 Tahun
208 tersebut adalah:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita
Negara Tahun 1950 Nomor 41);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 43
Tahun 1999 (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3890);
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor
53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 diubah dengan Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah Menajdai Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2005
Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaga Negara
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Perigawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4594);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Derah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi
Peraturan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4741);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang
Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;
jdih.tubankab.go.id
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
ANALISIS:
Peraturan aerah Kabupaten Tuban No.4 Tahun 2008 tentang Prganisasi
Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Tuban terdiri dari 8 (delapan) Bab
yaitu:
BAB I : KETENTUAN UMUM
BAB II : PEMBENTUKAN ORGANISASI
BAB III : KEDUDUKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB IV : SUSUNAN ORGANISASI
BAB V : UNIT PELAKSANAAN TEKNIK DAERAH
BAB VI : KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
BAB VII : KETENTUAN LAIN-LAIN
BAB III : KETENTUAN PENUTUP
Dasar utama pembentukan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 4
Tahun 2008 adalah sebagai pelaksanaan Pasal 2 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 ini dibentuk sebagai
pelaksanaan Pasal 128 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. PP No 41 Tahun 2007 menjadi
pedoman dalam penyusunan dan Pengendalian Organisasi Perangkat
Daerah.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, sejak tanggal 30 September 2014
telah dicabut dan diganti dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah. Sedangkan Peraturan Pemerintah Nomor
41 Tahun 2007, meskipun belum dicabut namun Peraturan Pemerintah
Nomor 41 Tahun 2007 ini tidak memiliki keberlakuan mengingat secara
efektif. Hal ini dikarenakan: pertama, Peraturan Pemerintah Nomor 41
Tahun 2007 ini dibentuk (lahir) dari amanat UU No 32 Tahun 2004
sementara UU No 32 Tahun 2004 saat sudah tidak berlaku dan diganti
dengan UU No 23 Tahun 2014, kedua, berdasarkan ketentuan dalam Bab
Penutupan UU No 23 Tahun 2014 yaitu:
jdih.tubankab.go.id
Pasal 404
Serah terima personal, pendanaan, sarana dan prasarana, serta dokumen
sebagai akibat pembagian Urusan Pemerintahn Antara Pemerintah Pusat,
Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota yang diatur berdasarkan
Undang-Undang ini dilakukan paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak
Undang-Undang ini diundangkan.
Pasal 407
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua Peraturan perundang-
undangan yang berkaitan secara langsung dengan Dearah wajib
mendasarkan dan menyesuaikan pengaturannya pada Undang-Undang ini.
Pasal 408
Pada saat Undang-Undang ini berlaku, semua peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan penyelenggaraan Pemerintah Daerah
dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang belum diganti dan tidak
bertentangan dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini.
Memperhatikan ketentuan Pasal 408 tersebut diatas, maka sesungguhnya
PP No 41 Tahun 2007 ini ada ketemntuan yang bertentangan dengan UU
No 23 Tahun 2014. Berdasarkan PP No 41 Tahun 2007 Perangkat Daerah
Kabupaten/Kota meliputi:
1. Sekretariat Daerah;
2. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
3. Inspektorat;
4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
5. Dinas;
6. Lembaga Teknis yang meliputi: Badan atau Kantor;
7. Kecamatan; dan
8. Kelurahan;
Berdasarkan Pasal 209 ayat (2) UU No 23 Tahun 2014 Perangkat Daerah
Kabupaten/Kota meliputi:
1. Sekretariat Daerah;
2. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
3. Inspektorat;
4. Dinas;
5. Badan; dan
6. Kecamatan;
jdih.tubankab.go.id
Perangkat Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud selain
melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenanang Daerah
juga melaksanakan Tugas Pembantuan.
Lembaga Teknis Daerah sebagaimana dikenal dengan PP Npo 41 Tahun
2007 maupun UU No 32 Tahun 2004 saat ini sesuai dengan pengaturan
dalam UU No 23 Tahun 2014 tidak dikenal istilah (numenklatur) Lembaga
Teknis Daerah. Yang ada adalah Badan.
Terkait dengan Badan, Berdasarkan ketentuan Pasal 219 UU No 23
Tahun 2014 disebutkan bahwa: Badan divbentuk untuk melaksanakan
fungsi penunjang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Daerah
meliputi:
a. Perencanaan;
b. Keuangan;
c. Kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan;
d. Penelitian dan pengembangan; dan
e. Fungsi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Badan sebagaimana dimaksud diklasifikasikan atas:
a. Badan tipe A yang dibentuk untuk mewadahi pelaksanaan fungsi
penunjang Urusan Pemerintahan dengan beban kerja yang besar;
b. Badan tipe B yang dibentuk untuk mewadahi pelaksanaan fungsi
penunjang Urusan Pemerintahan dengan beban kerja yang sedang; dan
c. Badan tipe C yang dibentuk untuk mewadahi pelanksanaan fungsi
penunjang Urusan Pemerintahan dengan beban kerja yang kecil.
Penentuan beban kerja badan sebagaimana dimaksud didasarkan pada
jumlah penduduk, luas wilayah, kemampuan keuangan Daerah, dan
cakupan tugas.
Berdasarkan ketentuan Pasal 220 UU No 23 Tahun 2014
dinyatakan bahwa: Badan dipimpin oleh seorang kepala. Kepala Badan
mempunyai tugas membantu kepala Daerah melaksanakan fungsi
penunjang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenagan Daerah. Kepala
badan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepala kepalaq
Daerah melalui Sekretaris Daerah.
Selanjutnya berdasarkan Pasal 232 ayat (1) UU No 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah dinyatakan bahwa: “Ketentuan Pasal lebih
lanjut mengenai Perangkat Daerah diatur dengan peraturan pemerintah”.
Berdasarkan ketentuan Pasal 410 UU No 23 Tahun 2014 yang disebutkan
bahwa: “Peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang ini harus ditetapkan
palinh lama 2 (dua) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini
jdih.tubankab.go.id
diundangkan”. Memperhatikan ketentuan Pasal 410 UU No 23 Tahun 2014
tersebut, Pemerintah dalam waktu dekat akan menetapkan Peraturan
Pemerintah yang menggantikan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun
2007.
Selanjutnya menyangkut dasar hukum yang digunakan saat ini sudah
terjadi pembaharuan baik dengan perubahan atau penggantian seperti:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan yang mencabut dan menggantikan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
yang mencabut dan menggantikan Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1974 tentang Pokok – Pokok Kepegawaian sebagaimana diubah dengan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
yang mencabut dan menggantikan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah; dan
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2010 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007
tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah.
REKOMENDASI:
Sesuai dengan ketentuan Pasal 212 UU No 23 Tahun 2014 yang secara
prinsip menyebutkan bahwa: Pembentukan dan susunan Perangkat Daerah
ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda). Perda sebagaimana
dimaksud berlaku setelah mendapat persetujuan dari Gubernur sebagai
Wakil Pemerintah Pusat bagi Perangkat daerah Kabupaten/Kota.
Persetujuan gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat sevagaimana
dimaksud diberikan berdasarkan pemetaan Urusan Pemerintahan Wajib
yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintahan
Pilihan. Kedudukan, susunan organisasi, perincian tugas dan fungsi, serta
tata kerja Perangkat Daerah ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.
Memperhatikan keberadaan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 4
Tahun 2008 tentang Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Tuban
dikaitkan dengan perkembangan dan dinamika peraturan perundang-
undangan yang terbit pasca ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten
Tuban No.4 Tahun 2008 tersebut, maka disarankan supaya dilakukan
jdih.tubankab.go.id
penyesuaian atas regulasi terkait Perangkat Daerah dengan membentuk
Peraturan Daerah tentang Perangkat Daerah yang baru. Peraturan Daerah
tentang Perangkat Daerah ini nantinya dapat dilakukan dengan
menggabungkan beberapa Peraturan Daerah yang selama ini terpisah-
pisah, seperti: Perangkat Daerah tentang Organisasi Sekretariat Daerah dan
Sekretariat DPRD Kabupaten Tuban; Perangkat Daerah tentang Organisasi
Dinas Daerah Kabupaten Tuban; dan Perangkat Daerah tentang Organisasi
Kecamatan dan Kelurahan di Kabupaten Tuban.
Dalam membentuk Perangkat Daerah tentang Organisasi Perangkat Daerah
Kabupaten Tuban yang baru nantinya berpedoman pada UU No 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan UU No 9 Tahun 2015 dan Peraturan Pemerintah
sebagai Pelaksanaan ketentuan Pasal 232 ayat (1) UU No 23 Tahun 2014.
E. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 5 Tahun 2008 tentang Organisasi
Kecamatan dan Kelurahan di Kabupaten Tuban.
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 5 Tahun 2008 tentang Organisasi
Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Tuban ini dibentuk sebagai
pelaksanaan Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
tentang Organisasi Perangkat Daerah. Selanjutnya yang menjadi Dasar
Hukum Pembentukan dari Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 5 Tahun
2008 tersebut adalah:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentangPembentukan Daerah-
Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita
Negara Tahun 1950 Nomor 41);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian sebagaiman diubah dengan Undang-Undang Nomor 43
Tahun 1999 (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3890);
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 diubah dengan Undang-Undang
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara
Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548);
jdih.tubankab.go.id
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Perigawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4594);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4741);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan
(Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4826);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang
Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;
ANALISIS:
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 5 Tahun 2008 tentang
Organisasi Kecamatan dan Kelurahan di Kabupaten Tuban terdiri dari 4
(empat) Bab yaitu:
BAB I : KETENTUAN UMUM
BAB II : KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI
BAB III : KETENTUAN LAIN-LAIN
BAB IV : KETENTUAN PENUTUP
Dasar utama pembentukan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 8
Thaun 2008 adalah sebagai pelaksanaan Pasal 2 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 ini dibentuk
sebagai pelaksanaan Pasal 128 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. PP No 41 Tahun
2007 menjadi pedoman dalam penyusunan dan pengendalian Organisasi
Perangkat Daerah.
jdih.tubankab.go.id
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, sejak tanggal 30 September
2014 telah dicabut dan diganti dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang pemerintahan Daerah. Sedangkan Peraturan Pemerintah
Nomor 41 Tahun 2007, meskipun belum dicabut namun Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 ini tidak memiliki keberlakukan
mengikat secara efektif. Hal ini dikarenakan: pertama, Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 ini dibentuk (lahir) dari amanat UU
No 32 Tahun 2004 sementara UU No 32 Tahun 2004 saat sudah tidak
berkalu dan diganti dengan UU No 23 Tahun 2014. Kedua, berdasarkan
ketentuan dalam Bab Penutup UU No 23 Tahun 2014 yaitu:
Pasal 404
Serah terima personil, pendanaan, sarana dan prasarana, serta
dokumen sebagai pembagian Urusan Pemerintahan dan Pemerintah
Pusat, Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota yang diatur
berdasarkan Undang-Undang ini dilakukan paling lama 2 (dua) Tahun
terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan.
Pasal 407
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua peraturan
Perundang-undangan yang berkaitan secara langsung dengan Daerah
Wajib mendasarkan dan menyesuaikan Pengaturannya pada Undang-
Undang ini.
Pasal 408
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua peraturan
Perundang-undangan yang berkaitan dengan penyelenggaraan
Pemerintah Daerah dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang belum
diganti dan tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Undang-
Undang ini.
Memperhatikan ketentuan Pasal 408 tersebut diatas, maka
sesungguhnya PP No Tahun 2007 ini ada ketentuan yang bertentangan
dengan UU No 23 Tahun 2014. Berdasarkan PP No 41 Tahun 2007
Perangkat Daerah Kabupaten/Kota meliputi:
1. Sekretariat Daerah;
2. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
3. Inspektorat;
jdih.tubankab.go.id
4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
5. Dinas;
6. Lembaga Teknis yang meliputi: Badan atau Kantor;
7. Kecamatan; dan
8. Kelurahan;
Berdasarkan Pasal 209 ayat (2) UU No 23 Tahun 2014 Perangkat Daerah
Kabupaten/Kota meliputi:
1. Sekretariat Daerah;
2. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
3. Inspektorat;
4. Dinas;
5. Badan; dan
6. Kecamatan.
Perangkat Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud selain
melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenanang Daerah
juga melaksanakan Tugas Pembantuan.
Kelurahan berdasarkan ketentuan dalam PP No 41 Tahun 2007
maupun UU No 32 Tahun 2004 merupakan Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD). Saat ini sesuai dengan pengaturan dalam UU No 23
Tahun 2014, Kelurahan bukanlah SKPD. Kelurahan adalah Badan.
Terkait dengan kecamatan, Berdasarkan ketentuan Pasal 221 UU
No 23 Tahun 2014 disebutkan bahwa: Daerah Kabupaten/Kota
membentuk Kecamatan dalam rangka meningkatkan koordinasi
penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik, dan pemberdayaan
masyarakat Desa/Kelurahan. Kecamatan sebagaimana dimaksud
dibentuk dengan Perda Kabupaten/Kota berpedoman pada peraturan
pemerintah. Rancangan Perda Kabupaten/Kota tentang pembentukan
Kecamatan yang telah mendapatkan persetujuan bersama bupati/wali
kota dan DPRD kabupaten/kota, sebelum ditetapkan oleh bupati/wali
kota disampaikan kepada Menteri melalui gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat untuk mendapat persetujuan.
Berdasarkan Pasal 222 UU No 23 Tahun 2014, pembentukan
Kecamatan harus memenuhi persyaratan dasar, persyaratan teknis, dan
persyaratan administratif. Persyaratan dasar meliputi:
a. jumlah penduduk minimal;
b. luas wilayah minimal;
c. jumlah minimal Desa/kelurahan yang menjadi cakupan dan
d. usia minimal Kecamatan.
jdih.tubankab.go.id
Persyaratan teknis meliputi:
a. kemampuan keuangan Daerah;
b. sarana dan prasarana pemerintahan; dan
c. persyaratan teknis lainnya yang diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Persyaratan administratif meliputi:
a. kesepakatan musyawarah Desa dan/atau keputusan forum
komunikasi kelurahan atau nama lain di Kecamatan induk; dan
b. kesepakatan musyawarah Desa dan/atau keputusan forum
komunikasi kelurahn atau nama lain di wilayah Kecamatan yang akan
dibentuk.
Selanjutnya berdasarkan Pasal 223 UU No 23 Tahun 2014
disebutkan bahwa: Kecamatan diklasifikasikan atas:
a. Kecamatan tipe A yang dibentuk untuk Kecamatan dengan beban
kerja yang besar; dan
b. Kecamatan tipe B yang dibentuk untuk Kecamatan dengan beban
kerja yang kecil;
Penentuan beban kerja sebagaimana dimaksud didasarkan pada jumlah
penduduk, luas wilayah, dan jumlah Desa/kelurahan.
Kecamatan dipimpin oleh seorang kepala kecamatan yang disebut
camat yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
bupati/wakil kota melalui sekretaris Daerah. Bupati/wali kota wajib
mengangkat camat dari pegawai negeri sipil yang menguasai
pengetahuan teknis pemerintah dan memenuhi persyaratan
kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pengangkat camat yang tidak susai dengan ketentuan sebagaimana di
maksud pada ayat (2) dibatalkan keputusan pengangkatannya oleh
gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat (Pasal 224 UU No 23 Tahun
2014).
Berdasrkan ketentuan Pasal 225 UU No 23 Tahun 2014 diatur
mengenai tugas camat yaitu:
a. menyelenggaraan urusan pemerintah umum sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 25 ayat (6) UU No 23 Tahun 2014;
b. mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;
c. mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan
ketertiban umum;
d. mengoordinasikan penerapan dan penegakan Perda dan Perkada;
jdih.tubankab.go.id
e. mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan sarana pelayanan
umum;
f. mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintah
pemerintah yang dilakukan oleh Perangkat Daerah di Kecamatan;
g. membina dan mengawasi penyelenggaraan kegiatan Desa dan/atau
kelurahan;
h. melaksanakan Urusan Pemerintah yang menjadi kewenangan Daerah
kabupaten/kota yang tidak dilaksanakan oleh unit kerja Perangkat
Daerah kabupaten/kota yang ada di kecamatan; dan
i. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pendanaan penyelenggaraan urusan pemerintah umum sebagaimana
dimaksud huruf a di atas dibebankan pada APBN dan pelaksanaan tugas
lain sebagiamana dimaksud pada huruf i dibebanlan kepada yang
menugasi. Camat dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud
dibantu oleh perangkat Kecamatan.
Selain melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, camat
mendapatkan pelimpahan sebagian kewenangan bupati/wali kota untuk
melaksnakan sebagaian Urusan Pemrintahan yang menjadi kewenangan
Daerah kabupaten/kota. Pelimpahan kewenangan bupati/wali kota
sebagaimana dimaksud dilakukan bedasarkan pemetaan pelayanan
publik yang sesuai dengan karakteristik Kecamatan dan/atau kebutuhan
masyarakat pada Kecamatan yang bersangkutan. Pelimpahan
kewenangan bupati/wali kota ditetapkan dengan keputusan bupati/wali
kota berpedoman pada peraturan pemerintah (Pasal 226 UU No 23
Tahun 2014).
Pendanaan dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan yang
dilakukan oleh camat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 225 ayat (1)
huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, huruf g dan huruf h serta Pasal
226 ayat (1) dibebankan pada APBD kabupaten/kota.
Terkait dengan Kelurahan bedasarkan Pasal 229 UU No 23 Tahun
2014 disebutkan bahwa: Kelurahan dibentuk dengan Perda
Kabupaten/Kota berpedoman pada peraturan pemerintahan. Kelurahan
dipimpin oleh seorang kepala kelurahan yang disebut lurah selaku
perangkat Kecamatan dan bertanggung jawab kepada camat. Lurah
diangkat oleh bupati/wali kota atas usul sekretaris Daerah dari pegawai
negeri sipil yang memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentaun
peraturan perundang-undangan.
jdih.tubankab.go.id
Lurah mempunyai tugas membantu camat dalam :
a. melaksanakan kegiatan pemerintahan kelurahan;
b. melakukan pemberdayaan masyarakat;
c. melaksanakan pelayanan masyarakat;
d. memelihara ketentraman dan ketertiban umum;
e. memelihara prasarana dan fasilitas pelayanan umum;
f. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh camat; dan
g. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan (Pasal 229 UU No 23 Tahun 2014)
Selanjutnya bedasarkan Pasal 228 dan Pasal 232 ayat (1) UU No 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dinyatakan bahwa:
”Ketentuan lebih lanjut mengenai Kecamatan diatur dengan peraturan
pemerintah” dan ”Ketentuan lebih lanjut mengenai Perangkat Daerah
diatur dengan peraturan pemerintah”. Bedasarkan ketentuan Pasal 410
UU No 23 Tahun 2014 yang disebutkan bahwa:”Peraturan pelaksanaan
dari Undang-Undang ini harus ditetapkan paling lama 2 (dua) tahun
terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan”. Memperhatikan
ketentuan Pasal 410 UU No 23 Tahun 2014 tersebut, Pemerintah dalam
waktu dekat akan menetapkan Peraturan Pemerintah yang
menggantikan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007.
Selanjutnya menyangkut dasar hukum yang digunakan saat ini sudah
terjadi pembaharuan baik dengan perubahan atau pergantian seperti:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan yang mencabut dan menggantikan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
yang mencabut dan menggantikan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1974 tentang Pokok – Pokok Kepegawaian sebagaiman diubah
dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan yang
mencabut dan menggantikan Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah; dan
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2010 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun
2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah.
jdih.tubankab.go.id
REKOMENDASI:
Sesuai dengan ketentuan Pasal 212 UU No 23 Tahun 2014 yang secara
prinsip menyebutkan bahwa: Pembentukan dan susunan Perangkat
Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda). Perda
sebagaimana dimaksud berlaku setelah mendapat persetujuan dari
Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat bagi Perangkat Daerah
kabupaten/kota. Persetujuan gubernur sebagaiman wakil Pemerintah
Pusat sebagaimana dimaksud diberikan bedasarkan pemetaan Urusan
Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan
Urusan Pemerintahan Pilihan. Kedudukan, susunan organisasi, perincian
tugas dan fungsi, serta tata kerja Perangkat Daerah ditetapkan dengan
Peraturan Kepala Daerah.
Memperhatikan keberadaan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 5
Tahun 2008 tentang Organisasi Kecamatan dan Kelurahan di Kabupaten
Tuban dikaitkan dengan perkembangan dan dinamika peraturan
perundang-undangan yang terbit pasca ditetapkannya Peraturan Daerah
Kabupaten Tuban. 5 Tahun 2008 tersebut, maka disarankan supaya
dilakukan penyesuaian atas regulasi terkait Perangkat Daerah dengan
membentuk Peraturan Daerah tentang Perangkat Daerah yag baru.
Peraturan Daerah tentang Perangkat Daerah ini nantinya dapat
dilakukan dengan menggabungkan beberapa Pearturan Daerah yang
selama ini terpisah-pisah, seperti: Perangkat Daerah tentang Organisasi
Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Kabupaten Tuban; Perangkat
Daerah tentang Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Tuban; dan
Perangkat Daerah tentang Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten
Tuban.
Dalam membentuk Perangkat Daerah tentang Organisasi Perangkat
daerah kabupaten Tuban yang baru nanti berpedoman pada UU No 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan UU No 9 Tahun 2015 dan Peraturan
Pemerintah sebagai pelaksana ketentuan Pasal 232 ayat (1) UU No 23
Tahun 2014.
F. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. Tahun 2008 tentang Organisasi
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tuban.
Peraturan daerah Kabupaten Tuban No. 6 Tahun 2008 tentang
Organisasi satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tuban ini dibentuk
sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 32
jdih.tubankab.go.id
Tahun 2004 tentang Pedoman Satuan Polisis Pamong Praja. Selanjutnya
yang menjadi Dasar Hukum Pembentukan dari Peraturan Daerah Kabupaten
Tuban No. 6 Tahun 2008 tersebut adalah:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita
Negara Tahun 1950 Nomor 41);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 diubah dengan Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran
Negara Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaranm Negara Nomor
3890);
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor
53, Tambahan Lembaranm Negara Nomor 4389);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 diubah dengan Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapanj Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Pembahan Atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan
Lembaranm Negara Nomor 4548);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaranm Negara Nomor 4438);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaranm
Negara Nomor 4594);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pedoman Satuan
Polisi Pamong Praja (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 112,
Tambahan Lembaranm Negara Nomor 4428);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaranm Negara Nomor 4737);
ANALISIS:
jdih.tubankab.go.id
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 6 Tahun 2008 tentang
Organisasi Satuan Polisis Pamong Praja Kabupaten Tuban terdiri dari
6 (enam) Bab yaitu:
BAB I : KETENTUAN UMUM
BAB II : PEMBENTUKAN ORGANISASI
BAB III : KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN
BAB IV : SUSUNAN ORGANISASI
BAB V : KETENTUAN LAIN-LAIN
BAB VI : KETENTUAN PENUTUP
Dasar utama pembentukan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 6
Tahun 2008 adalah sebagai pelaksanaan Pasal 11 Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pedoman Satuan Polisi
Pamong Praja. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 ini sejak
tanggal 6 Janiuari 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja.
Pemerintah No 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja
dibentuk untuk melaksanakan ketentuan Pasal 148 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Selanjutnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, sejak tanggal 30
September 2014 telah dicabut dan diganti dengan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
Sedangkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010, meskipun
belum dicabut namun Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 ini
tidak memiliki keberlakukan mengikat secara efektif. Hal ini
dikarenakan: pertama, Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010
dibentuk (lahir) dari amanat UU No 32 Tahun 2004 sementara UU No
32 Tahun 2004 saat sudah tidak berlaku dan diganti dengan UU No 23
Taun 2014. Kedua, berdasarkan ketentuan dalam Bab Penutup UU No
23 Tahun 2014 yaitu:
Pasal 407
Pada saat Undang-Undang ini berlaku, semua peraturan perundang-
undangan yang berkaitan secara langsung dengan Daerah wajib
mendasarkan dan menyesuaikan pengaturannya pada Undang-
Undang ini.
Pasal 408
Pada saat Undang-Undang ini berlaku, semua peraturan peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan penyelenggaraan
jdih.tubankab.go.id
Pemerintah Daerah dinyatakan tetap berlaku sepanjang belum
diganti dan tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Undang-
Undang ini.
Memperhatikan ketentuan Pasal 408 tersebut diatas, maka
sesungguhnya PP No 6 Tahun 2010 ini ada ketentuan yang
bertentangan dengan UU No 23 Tahun 2014.
Berdasarkan Pasal 255 UU No 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah dinyatakan bahwa: Satuan polisi pamong praja
dibentuk untuk menegakkan Perda dan Perkada, menyelenggarakan
ketertiban umum dan ketentraman, serta menyelenggarakan
pelindungan masyarkat. Satuan polisi pamong praja mempunyai
kewenangan:
a. Melakukan tindakan penertiban non yustisial terhadap warga
masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang melakukan
pelanggaran atas Perda da’/atau Perkada;
b. Menindak warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang
mengganggu ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;
c. Melakukan tindakan penyelidikan terhadap warga masyarakat,
aparatur, atau badan hukum yang diduga melakukan pelanggaran
atas Perda dan/atau Perkada; dan
d. Melakukan tindakan administatif terhadap warga masyarakat,
aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas
Perda dan/atau Perkada.
Dalam Pasal 256 UU No 23 Tahun 2014 dinyatakan polisi
pamong praja adalah jabatan fungsional pegawai negeri sipil yang
penetapannya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Polisi pamong praja diangkat dari pegawai
negeri sipil yang memenuhi persyaratan. Polisi pamong praja harus
mengikuti pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional.
Pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional sebagai mana
dimaksud pada ayat (3) dilakukan oleh Kementrian. Kementrian
dalam melakukan pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat berkoordinasi dengan
Kepolisian Republik Indonesia dan Kejaksaan Agung. Polisi pamong
praja yang memenuhu persyaratan dapat diangkat sebagai penyidik
jdih.tubankab.go.id
pegawai negeri sipil sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Ketentuan lebih lanjut mengenai satuan polisi pamong
praja diatur dengan peraturan pemerintah.
Berdasarkan ketentuan Pasal 410 UU No 23 Tahun 2014 yang
disebutkan bahwa: “Peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang ini
harus ditetapkan paling l;ama 2 (dua) tahun terhitung sejak Undang-
Undang ini diundangkan”. Memperhatikan ketentuan Pasal 410 UU
No 23 Tahun 2014 tersebut, Pemerintah dalam waktu dekat akan
menetapkan Peraturan Peerintah yang menggantikan Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010.
Selanjutnya menyangkut dasar hukum yang digunakan ini sudah
terjadi pembaharuan baik dengan perubahan atau penggantian
seperti:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Peraturan
Perundang-undangan yang mencabut dan menggantikan Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara yang mencabut dan menggantikan Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok – Pokok Kepegawaian
sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
1999;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemrintahan
Daerah yang mencabut dan menggantikan Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Peraturan Pemerintah No 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi
Pamong Praja; dan
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2011 tentang
Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja.
REKOMENDASI:
Sesuai dengan ketentuan Pasal 256 ayat (7) UU No 23 Tahun 2014
yang secara prinsip menyebutkan bahwa: “Ketentuan lebih lanjut
mengenai satuan polisi pamong praja diatur dengan peraturan
pemerintah”.
jdih.tubankab.go.id
Memperhatikan keberadan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No.
6 Tahun 2008 tentang Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Tuban dikaitkan dengan perkembangan dan dinamika
peraturan perundang-undangan yang terbit pasca ditetapkannya
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 6 Tahun 2008 tersebut,
maka disarankan supaya dilakukan penyesuaian atas regulasi
terkait Satuan Polisi Pamong Praja dengan menbentuk Peraturan
Daerah yang baru. Pembentukan Peraturan Daerah tentang Satuan
Polisi Pamong Praja ini nantinya berpedoman pada UU No 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan daerah sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan UU No 9 Tahun 2015 dan Peraturan
Pemerintah sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 256 ayat (7) UU No
23 Tahun 2014.
jdih.tubankab.go.id
BAGIAN KETIGA PERATURAN DAERAH TAHUN 2009
Pada tahun 2009 Pemerintahan Kabupaten Tuban mengundangkan 9
(sembilan) Peraturan daerah. Kesembilan Peraturan Daerah tersebut adalah:
1. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2009 tentang
Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan;
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 2 Tahun 2009 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah No. 5 T^ahun 2005 tentang Tarif air
Minjum, Pemasangan Sambungan Baru, Balik Nama dan Denda
Pelanggaran Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM);
3. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 3 Tahun 2009 tentang
Penyertaan Modal Kepada PT Bank Jatim Tahun 2009;
4. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 4 Tahun 2009 tentang Retribusi
Pemakaian Kekayaan Daerah;
5. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 5 Tahun 2009 tentang Retribusi
Pelayanan Kesehatan;
6. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 6 Tahun 2009 tentang Retribusi
Pemakaian Kekayaan Daerah;
7. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 7 Tahun 2009 tentang Retribusi
Administrasi Kependudukan;
8. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 8 Tahun 2009 tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun 2008; dan
9. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 9 Tahun 2009 tentang
Perubahan APBD Tahun 2009;
Dari sembilan Peraturan Daerah tersebut sat ini terdapat 5 (lima) yang sudah
dicabut dan ada 2 (dua) Peraturan Daerah yang bersifat penetapan (einmalig).
Peraturan daerah yang dicabut terdiri 4 (empat) peraturan daerah terkait
dengan retribusi yang pencabutannya didasarkan pada dan/atauy sebagai
tindak lanjut dari UU No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah dan UU No 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas UU No 23 Tahun
2006 tentang Administrasi Kependudukan, meliputi:
1. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 4 Tahun 2009 tentang Retribusi
Pemakaian Kekayaan Daerah;
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 5 Tahun 2009 tentang Retribusi
Pelayanan Kesehatan;
jdih.tubankab.go.id
3. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 6 Tahun 2009 tentang Retribusi
Pemakaian Kekayaan Daerah;
4. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 7 Tahun 2009 tentang Retribusi
Administrasi Kependudukan.
Sedangkan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 3 Tahun 2009 tentang
Penyertaan Modal Kepada PT Bank Jatim Tahun 2009 dicabut berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 18 Tahun 2011 tentang Pencabutan
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 3 Tahun 2009 tentang Penyertaan
Modal Kepada PT Bank Jatim Tahun 2009.
Selanjutnya terdapat 3 (tiga) Peraturan Daerah yang bersifat penetapan dan
berlaku secara einmalig yaitu:
1. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 3 Rahun 2009 tentang
Penyertaan Modal kepada PT Bank Jatim Tahun 2009;
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 8 Tahun 2009 tentang
Peratanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun 2008; dan
3. Pearaturan Daerah Kabupaten Tuban No. 9 Tahun 2009 tentang
Perubahan APBD Tahun 2009.
Memperhatikan uraian tersebut di atas, maka dalam kajian ini Peraturan
Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2009 yang urgen untuk dibahas adalah 3 (tiga)
Peraturan Daerah yaitu:
1. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2009 tentang
Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan; dan
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 2 Tahun 2009 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah No.5 Tahun 2005 tentang Tarif Air
Minum, Pemasangan Sambungan Baru, Balik Nama dan Denda
Pelanggaran Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Selanjutnya di bawah ini akan disajikan hasil kajian terhadap ketiga
Peraturan Daerah tersebut di atas.
A. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2009 tentang
Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan.
Peraturan Daerah ini dibentuk sebagai tindak lanjut atau
melaksanakan ketentuan Pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2007 tentang Peraturan Pelaksanan UU No 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan.
Selanjutnya yang menjadi Dasar Hukum Pembentukan dari Peraturan
Daerah kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2009 tersebut adalah:
jdih.tubankab.go.id
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita
Negara Tahun 1950 Nomor 41);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran
Negara Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3019);
3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3209);
4. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian (Lembaran
Negara Tahun 1992 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3474);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
(Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4235);
6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor
53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4844);
8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 63,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4634);
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
Kepedudukan (Lembaran Negara Tahun 2006 Tahun 124, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4674);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1983
Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3258);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 101, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4593);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
jdih.tubankab.go.id
Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 80,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4736);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
14. Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata
Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
di Daerah;
16. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 94 Tahun 2003 tentang
Spesifikasi Pengadaan dan Pengendalian Blangko Kartu Keluarga, Kartu
Tanda Penduduk, Buku Register dan Kutiban Akta Catatan Sipil;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 10 Tahun 2007 tentang
Penyidikan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Tuban (Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2007 Seri E Nomor
25);
18. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 03 Tahun 2008 tentang
Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Tuban (Lembaran Daerah
Kabupaten Tuban Tahun 2008 Seri D Nomor 2).
ANALISIS:
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2009 tentang
Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan dasar utama
pembentukannya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007
tentang Petunjuk Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan. Pada tahun 2012 Peraturan
Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tersebut telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah 102 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Selanjutnya
menyangkut dasar hukum yang digunakan saat ini sudah terjadi
pembaharuan baik dengan perubahan atau pengganti seperti:
a. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan yang mencabut dan menggantikan
jdih.tubankab.go.id
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan;
b. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan;
c. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan anak;
d. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang aparatur Sipil Negara
yang mencabut dan menggantikan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1974 diubah Nomor 43 Tahyun 1999 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian;
e. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan UU No 9
Tahun 2015, yang mencabut dan menggantikam Undang-Undang Noor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
f. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 tentang
Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk daqn Pencatatan
Sipil;
g. Peraturan Presiden No 26 Tahun 2009 tentang Penerapan Kartu Tanda
Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan secara Nasional
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Presiden No 126 Tahun 2012 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan
Presiden No 26 Tahun 2009 tentang Penerapqan Kartu Tanda Penduduk
Berbasis Nomor Induk Kependudukan secara Nasional;
h. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan;
i. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 19 Tahun 2010 tentang Formulir
dan Buku yang digunakan dalam Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan
Sipil;
j. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 68 Tahun 2012 tentang Tata
Cara Pelaporan Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan;
k. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah;
l. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 57 Tahun 2015 tentang Spesifikasi
Blangko Serta Formulasi Kalimat Dalam Register Akata Pengesahan anak
dan Kutipan Akta Pengesahan Anak;
jdih.tubankab.go.id
m. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 61 Tahun 2015 tentang
Persyaratan, Ruang Lingkup dan Tata Cara Pemberian Hak Akses Serta
Pemanfaatan Nomor Induk Kependudukan, Data Kependudukan dan
Tanda Penduduk Elektro.
REKOMENDASI:
Memperhatikan keberadaan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1
Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan
dikaitkan dengan perkembangan dan dinamika peraturan perundang-
undangan yang terbit pasca ditetapkannya Peratueran Daerahy Kabupaten
Tuban No. 1 Tahun 2009 tersebut, Maka disarankan supaya Peraturan
Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan
Administrasi Kependudukan dilakukan penyesuaian dengan perkembangan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dangan tetap
memperhatikan kebutuhan hukum masyarakat di Kabupaten Tuban di
bidang Administrasi Kependudukan.
B. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 2 Tahun 2009 tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2005 tentang Tarif Air Minum,
Pemasangan Sambungan Baru, Balik Nama dan Denda Pelanggaran Pada
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM);
Peraturan Daerah ini dibentuk sebagai tindak lanjut pelaksanaan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman
Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada perusahaan Daerah
Air Minum. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun
2006 tersebut, maka Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 5 Tahun
2005 tentang Tarif Air Minum, Pemasangan Sambungan Baru, Balik Nama
dan Denda Pelanggaran pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) perlu
disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku pada saat itu.
Selanjutnya yang menjadi Dasar Hukum Pembentukan dari Peraturan
Daerah Kabupaten Tuban No. 2 Thaun 2009 tersebut adalah:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur
(Berita Negara Yahun 1950 Nomor 41);
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 10, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2387);
jdih.tubankab.go.id
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah Kedua Kali dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor
59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1987 tentang Penyerahan
Sebagian Urusan Pemerintahan di Bidang Pelayanan Umum Kepada
Daerah (Lembaran Negara Tahun 1987 Nomor 25, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3353);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4593);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintahan, Pemerintahan Daerah
Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4741);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1984 tentang Tata
Cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Daerah diLingkungan
Pemerintah Daerah;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Pedoman Teknis dan tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada
Perusahaan Daerah Air Minum;
10. Peraturan daerah Kabupaten Daerah Tuban Nomor 5 Tahun 2005
tentang Tarif Air Minum, Pemasangan Sambungan Baru, Balik Nama
dan Dendan Pelanggaran pada Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM). (Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2005 Seri E
Nomor 4)
ANALISIS:
Peraturan daerah Kabupaten Tuban No. 2 Tahun 2009 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2005 tentangTarif Air
Minum, Pemasangan Sambungan Baru, Balik Nama dan Denda
Pelanggaran Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dasar utama
jdih.tubankab.go.id
pembentukannya adalah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23
Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air
Minum pada Perusahaan Daerah Air Minum.
Sejak tahun 2006 hingga saat ini Pemerintah telah mengundangkan
beberapa Peraturan-perundangan yang berimplikasi pada berlakunya
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 2 Tahun 2009 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2005 tentang Tarif Air
Minum, Pemasangan Sambungan Baru, Balik Nama dan Denda
Pelanggaran Pada Perusaghaan Daerah Air Minum (PDAM), misalnya UU
No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. UU No 23 Tahun 2014
ini mencabut dan menyatakan tidak berlaku UU No 5 Tahun 1962
tentang Perusahaan Daerah. Berdasarkan ketentuan dalam UU No 23
Tahun 2014 ini saat bentuk usaha milik daerah (BUMD) adalah
Perusahaan Umum Daerah dan Perseroan Daera. Perusahaan Umum
Daerah adalah nama baru pengganti Perusahaan Daerah, sedangkan
Perseroan Daerah nama baru pengganti Perseroan Terbatas.
Selanjutnya menyakut dasar hukum yang digunakan saat ini sudah
terjadi pembaharuan baik dengan perubahan atau penggantian seperti:
a. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan yang mencabut dan menggantikan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 200 4 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan;
b. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah yang mencabut dan menyatakan tidak berlakunya: Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah dan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah; dan
c. Putusan MK Tahun 2014 yang mengabulkn uji materiil terhadap
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
Putusan MK ini menyatakan tidak berlakunya: Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan berlakunya
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Pengairan.
jdih.tubankab.go.id
REKOMENDASI:
Memperhatikan keberadaan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 2
Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah No. 5 Tahun
2005 tentang Tarif Air Minum, Pemasangan Sambungan Baru, Balik
Nama dan Denda Pelanggaran Pada Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) dikaitkan dengan perkembangan dan dinamika peraturan
perundang-undangan yang terbit pasca ditetapkannya Peraturan Daerah
Kabupaten Tuban No. 2 Tahun 2009 tersebut, maka disarankan supaya
ada penyesuaian atas tarif Air Minum, Pemasangan Sambungan Baru,
Balik Nama dan Denda Pelanggaran Pada Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) dengan kebutuhan hukum masyarakat. Di samping itu menyakut
bentuk hukum PDAM perlu disesuaikan dengan semangat yang ada
dalam UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dimana
berdasarkan Undang-Undang ini bentuk hukum BUMD saat ini adalah
Perusahaan Umum Daerah (PERUMDA) dan Perseroan Daerah
(PERSERODA). PDAM selayaknya numenklaturnya menjadi Perusahaan
Umum Daerah Air Minum (PUMDAM).
jdih.tubankab.go.id
BAGIAN KEEMPAT PERATURAN DAERAH TAHUN 2010
Pada tahun 2010 Pemerintah Kabupaten Tuban mengundangkan 3 (tiga)
Peraturan Daerah. Ketiga Peraturan Daerah tersebut adalah:
1. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2010 tentang
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten Tuban Tahun
2010;
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 2 Tahun 2010 tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2009;
3. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 3 Tahun 2010 tentang
Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Tuban Tahun 2010.
Dari ketiga Peraturan Daerah tersebut di atas semuanya merupakan
Peraturan Daerah yang bersifat penetapan (einmalig). Oleh karena itu
memperhatikan uraian tersebut di atas, maka keberadaannya tidak
memiliki urgensi untuk dilakukan pembahasan dalam Kajian Evaluasi
atas Peraturan Daerah Kabupaten Tuban tahun 2010.
jdih.tubankab.go.id
BAGIAN KELIMA PERATURAN DAERAH TAHUN 2011
Pada tahun 2011 Pemerintahan Kabupaten Tuban mengundangkan 20 (dua
puluh) Peraturan Daerah. Keduapuluh Peraturan Daerah tersebut adalah:
1. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 13 Tahun
2002 tentang Penyelenggaraan Ketentraman Dan Ketertiban Di
Kabupaten Tuban;
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 2 Tahun 2011 tentang Lembaga
Penyiaran Publik Lokal Radio Pradya Suara Kabupaten Tuban;
3. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 3 Tahun 2011 tentang Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2011;
4. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 4 Tahun 2011 tentang Retribusi
Pelayanan Pasar;
5. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 5 Tahun 2011 tentang Pajak
Daerah;
6. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 6 Tahun 2011 tentang Retribusi
Izin Mendirikan Bangunan;
7. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 7 Tahun 2011 tentang Retribusi
Izin Gangguan;
8. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 8 Tahun 2011 tentang Retribusi
Tempat Pelelangan Ikan;
9. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 9 Tahun 2011 tentang Retribusi
Izin Usaha Perikanan;
10. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 10 Tahun 2011 tentang Retribusi
Tempat Rekreasi dan Olahraga;
11. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 11 Tahun 2011 tentang Retribusi
Tempat Khusus Parkir;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 12 Tahun 2011 tentang Retribusi
Retribusi Pelayanan Parkir Di Tepi Jalan Umum;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 13 Tahun 2011 tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten Tuban Tahun Anggaran 2010;
14. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 14 Tahun 2011 tentang
Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran
2011;
jdih.tubankab.go.id
15. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 15 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2008 tentang
Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Tuban;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 16 Tahun 2011 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 17 Tahun 2011 tentang Retribusi
Pelayanan Kesehatan;
18. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 18 Tahun 2011 tentang
Penyertaan Modal Daerah Kepada Pihak ketiga;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 19 Tahun 2011 tentang Izin
Usaha Pertambangan;
20. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 20 Tahun 2011 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2011-
2016.
Dari 20 (dua puluh) Peraturan Daerah tersebut diatas menurut tim pengkaji
guna memudahkan pelaksanaan evaluasi, maka dikelompokkan menjadi 4
(empat) kelompok yaitu:
1. Peraturan Daerah yang bersifat penetapan (einmalig) meliputi 6 Peraturan
Daerah yaitu:
a. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 3 Tahun 2011 tentang
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2011;
b. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 13 Tahun 2011 tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten Tuban Tahun Anggaran 2010;
c. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 14 Tahun 2011 tentang
Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran
2011;
d. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 16 Tahun 2011 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012;
e. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 18 Tahun 2011 tentang
Penyertaan Modal Daerah Kepada Pihak ketiga; dan
f. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 20 Tahun 2011 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Tuban
Tahun 2011-2016.
2. Peraturan Daerah yang terkait Pajak atau Retribusi Daerah meliputi 10
Peraturan daerah yaitu:
jdih.tubankab.go.id
a. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 4 Tahun 2011 tentang
Retribusi Pelayanan Pasar;
b. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 5 Tahun 2011 tentang Pajak
Daerah;
c. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 6 Tahun 2011 tentang
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;
d. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 7 Tahun 2011 tentang
Retribusi Izin Gangguan;
e. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 8 Tahun 2011 tentang
Retribusi Tempat Pelelangan Ikan;
f. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 9 Tahun 2011 tentang
Retribusi Izin Usaha Perikanan;
g. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 10 Tahun 2011 tentang
Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga;
h. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 11 Tahun 2011 tentang
Retribusi Tempat Khusus Parkir;
i. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 12 Tahun 2011 tentang
Retribusi Retribusi Pelayanan Parkir Di Tepi Jalan Umum;
j. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 17 Tahun 2011 tentang
Retribusi Pelayanan Kesehatan;
3. Peraturan Daerah yang lain meliputi 4 Peraturan Daerah yaitu:
a. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 13 Tahun
2002 tentang Penyelenggaraan Ketentraman Dan Ketertiban Di
Kabupaten Tuban;
b. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 2 Tahun 2011 tentang
Lembaga Penyiaran Publik Lokal Radio Pradya Suara Kabupaten Tuban;
c. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 15 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2008 tentang
Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Tuban; dan
d. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 19 Tahun 2011 tentang Izin
Usaha Pertambangan;
Selanjutnya guna efisiensi dan efektifitas penyusunan kajian evaluasi
peraturan daerah ini maka yang urgen untuk dibahas adalah 5 (lima)
Peraturan Daerah yaitu:
1. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 13 Tahun
jdih.tubankab.go.id
2002 tentang Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban Di
Kabupaten Tuban;
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 2 Tahun 2011 tentang
Lembaga Penyiaran Publik Lokal Radio Pradya Suara Kabupaten Tuban;
3. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 15 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 03 Tahun
2008 tentang Organisasi Dinas Kabupaten Tuban;
4. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 19 Tahun 2011 tentang Izin
Usaha Pertambangan; dan
5. Beberapa (10) Peraturan Daerah Kabupaten Tuban tentang Pajak
dan/atau Retribusi.
Selanjutnya dibawah ini akan disajikan hasil kajian terhadap ketiga
Peraturan Daerag tersebut diatas.
A. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 13 Tahun
2002 tentang Penyelenggaraan Ketentraman Dan Ketertiban Di
Kabupaten Tuban.
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2011 ini bentuk
sebagai tindak lanjut atas perubahan struktur organisasi dan
kelembagaan dilingkungan Pemerintah Kabupaten Tuban.
Selanjunya yang menjadi Dasar Hukum Pembentukan dari
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2011 tersebut adalah:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembukaan Daerah-
Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1965 (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2730);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3209);
3. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2001 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 2,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4168);
4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);
jdih.tubankab.go.id
5. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 132, TambahanLembaran Negara Nomor
4444);
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah sebagimana telah diubah kedua kali dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);
7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 56, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4955);
8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor
68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Hukum Acara Pidana sebagaimana telah diubah
dengan peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2010 (Lembaran
Negara Tahun 2010 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara nomor
5145);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi Antara Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4737);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Pedoman Satuan
Polisi Pamong Praja (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 9,
Tambahan Lembaran Negara 5094);
12. Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 1986 tentang Musyawarah
Pimpinan Daerah;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1993 tentang
Pembinaan Ketentraman dan Ketertiban di Wilayah;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2005 tentang
Pedoman prosedur Tetap Operasional Satuan Polisi Pamong Praja;
15. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 10 Tahun 2007 tentang
Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Tuban (Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2007 Seri C Nomor
25);
jdih.tubankab.go.id
16. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 06 Tahun 2008 tentang
Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tuban (Lembaran
Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2008 Seri D Nomor 5).
ANALISIS:
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2011 tentang Perubaan
Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 13 Tahun 2002 tentang
Penyelenggaraan Ketentraman Dan Ketertiban Di Kabupaten Tuban
secara subtansi hanya mengubah 2 (dua) hal yaitu mengenai
definisi/pengertiab dan mengenai bab Pembinaan dan Pengawasan.
Dalam Pasal 1 huruf d, semula berbunyi:
“Kantor Kesatuan, Ketertiban dan Ketentraman Masyarakat adalah
Kantor Kesatuan, Ketertiban dan Ketentraman Masyarakat Kabupaten
Tuban” diubah Menjadi “Satpol PP adalah Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Tuban”.
Dalam Bab VI Pasal 6, semula berbunyi:
(1) Dalam upaya prmbinaan dan pengawasab, Bupati atau pejabat yang
ditunjuk memberikan bimbingan dan petunjuk teknis maupun
operasional.
(2) Dalam Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban menunjuk
Kantor Kesatuan, Ketertiban dan Ketentraman Masyarakat dibantu
tim yang ditetapkan oleh Bupati.
Diubah Menjadi
(1) Dalam upaya pembinaan dan pengawasan, Bupati atau pejabat yang
ditunjuk memberikan bimbingan dan petunjuk teknis maupun
operasional
(2) Dalam Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban menunjuk
Satuan Polisi Pamong Prja dibantu tim yang ditetapkan oleh Bupati.
Salah satu dasar hukum pembentukan Peraturan Daerah Kabupaten
Tuban No. 1 Tahun 2011 adalah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah No 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota dan Peraturan Pemerintahan Nomor 6 Tahun 2010
tentang Satuan Polisi Pamong Praja.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, sejak tanggal 30 September
2014 telah dicabut dan diganti dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
jdih.tubankab.go.id
2014 tentang Pemerintahan Daerah. Sedangkan Peraturan
Pemerintahan Nomor 38 Tahun 2007, meskipun belum dicabut namun
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 ini tidak memiliki
keberlakuan mengikat secara efektif. Hal ini dikarenakan: Pertama,
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 ini dibentuk (lahir) dari
amanat UU No 32 Tahun 2004 sementara UU No 32 Tahun 2004 saat
sudah tidak berlaku dan diganti dengan UU No 23 Tahun 2014. Kedua,
esensi pokok pengaturan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
2007 adalah matrik urusan pemerintahan konkuren yang menjadi
kewenangan masing-masing tingakatan pemerintahan baik
Kabupaten/Kota, Provinsi mapun Pusat. Sementara hal serupa sudah
diatur dalam Lampiran UU No 23 Tahun 2014.
Bedasarkan ketentuan Pasal 12 ayat (2) salah satu urusan pemerintahan
wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar yang menjadi
kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota adalah
ketentraman, ketertiban umum dan pelindung masyarakat.
Selanjutnya bedasarkan Pasal 21 UU No 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah dinyatakan bahwa: “Ketentuan lebih lanjut
mengenai pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren diatur dalam
peraturan pemerintah”. Memperhatikan ketentuanj tersebut maka
dalam waktu dekat dalam rangka pelaksanaan Pasal 21 UU 21 Tahun
2014 tersebut, maka Pemerintah akan menetapkan Peraturan
Pemerintah yang menggantikan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
2007.
Selanjutnya menyangkut dasar hukum yang digunakan saat ini sudah
terjadi pembaharuan baik dengan dengan perubahan atau penggantian
seperti:
a. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan yang mencabut dan menggantikan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembetukan
Peraturan Perundang-undangan; dan
b. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah yang mencabut dan menggantian Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
REKOMENDASI:
Memperhatikan keberadaan Perubahan Atas Peraturan Daerah
Kabupaten Tuban No 13 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan
jdih.tubankab.go.id
Ketentraman Dan Ketertiban di Kabupaten Tuban sebagaimana diubah
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1 Tahun 2011, dikaitkan
dengan perkembangan dan dinamika peraturan perundang-undangan
yang terbit pasca ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 1
Tahun 2011 tersebut, maka disarankan supaya dilakukan penyesuaian.
B. Peraturan Daerah kabupaten Tuban No. 2 Tahun 2011 tentang Lembaga
Penyiaran Publik Lokal Radio Pradya Suara Kabupaten Tuban.
Peraturan Daerah ini dibentuk pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2002 tentang Penyiaran dan Peraturan Pemerintah Nomor 11
Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran
Publik. Selanjutnya yang menjadi Dasar Hukum Pembentukan dari
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 2 Tahun 2011 tersebut adalah:
1. Undnag-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1965 (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2730);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian sebagaiman telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 169,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3881);
4. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers (Lembaran
Negara Tahun 1999 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3887);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (Lembaran
Negara Tahun 2002 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4252);
6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);
jdih.tubankab.go.id
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah Kedua Kali dengan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4437);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Telekomunikasi (Lembaran Negara Tahun 2000
Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3980);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2000 tentang Penggunaan
Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit (Lembaran Negara Tahun
2000 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3981);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2005 tentang
Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Publik (Lembaran
Negara Tahun 2005 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4485);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4737);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 01 Tahun 2008 tentang
Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Tuban (Lembaran Daerah
Kabupatenb Tuban Tahun 2008 Seri E Nomor 7).
ANALISIS:
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 2 Tahun 2011 tentang
Lembaga Penyiaran Publik Lokal Radio Pradya Suara Kabupaten Tuban
terdiri dari 40 Pasal dan 11 (sebelas) Bab yaitu:
BAB I : KETENTUAN UMUM
BAB II : PEMBENTUKAN, TEMPAT KEDUDUKAN DAN FUNGSI
BAB III : ORGANISASI
BAB IV : PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN
BAB V : -
BAB VI : KEKAYAAN DAN PENDANAAN
BAB VII : RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
BAB VIII : PERTANGGUNGJAWABAN
BAB IX : KEPEGAWAIAN
BAB X : KETENTUAN PERALIHAN
BAB XI : KETENTUAN PENUTUP
jdih.tubankab.go.id
Dasar utama pembentukan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 2
Tahun 2011 adalah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang
Penyiaran dan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2005 tentang
Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Publik.
Selanjutnya meskipun saat ini menyangkut dasar hukum yang
digunakan saat ini sudah terjadi pembaharuan baik dengan perubahan
atau pengganti seperti:
1. Undnag-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan yang mencabut dan
menggantikan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara yang mencabut dan menggantikan Undang-Undang Nomor
8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagai amana
diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah yang mnecabut dan menggantikan Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; dan
Namun perubahan tersebut tidak secara signifikan berimplikasi pada
berlakunya Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 2 Tahun 2011
tentang Lembaga Penyiarn Publik Lokal Radio Pradya Suara.
REKOMENDASI:
Sesuai dengan Uraian tersebut diatas, maka keberadaan Peraturan
daerah Kabupaten Tuban No. 2 Tahun 2011 tentang Lembaga
Penyiaran Publik Lokal Radio Pradya Suara saat ini masi relevan untuk
tetap diberlakukan.
C. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 15 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2008 tentang
Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Tuban;
Pembentukan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 15 Tahun
2011 adalah dalam rangka pelaksanaan Pasal 27 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Selanjutnya
yang menjadi Dasar Hukum Pembentukan dari Peraturan Daerah
Kabupaten Tuban No. 15 Tahun 2011 tersebut adalah:
jdih.tubankab.go.id
1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1965 (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2730);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);
4. Undang-Undang 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagaian
Urusan Pemerintah Antara Pemerintahan, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4737);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang
Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah.
ANALISIS:
Dasar utama pembentukan Peraturan daerah Kabupaten Tuban No. 15
Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun
2008 tentang Organisasi Dinas daerah Kabupaten Tuban adalah Pasal 2
ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 ini
dibentuk sebagai pelaksanaan Pasal 128 ayat (1) dan ayat (2) Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. PP No 41
Tahun 2007 menjadi pedoman dalam penyusunan dan pengendalian
Organisasi Perangkat Daerah.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, sejak tanggal 30 September
2014 telah dicabut dan diganti dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
jdih.tubankab.go.id
2014 tentang Pemerintah Daerah. Sedangkan Peraturan Pemerintah
Nomor 41 Tahun 2007, meskipun belum dicabut namun Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 ini tidak memiliki keberlakuan
mengikat secara efektif. Hal ini dikarenakan: pertama, Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 ini dibentuk (lahir) dari amanat UU
No 31 Tahun 2004 sementara UU No 32 Tahun 2004 saat sudah tidak
berlaku dan diganti dengan UU Bo 23 Tahun 2014. Kedua, berdasarkan
ketentuan dalam Bab Penutup UU No 23 Tahun 2014 yaitu:
pasal 407
pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua peraturan
perundang-undangan yang berkaitan secara langsung dengan Daerah
Wajib mendasarkan dan menyesuaikan pengaturannya pada Undang-
Undang ini.
Pasal 408
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan penyelenggaraan
Pemerintah Daerah dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang belum
diganti dan tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Undang-
Undang ini.
Memperhatikan ketentuan Pasal 408 tersebut diatas, maka sesunggunya
PP No 41 Tahun 2007 ini ada ketentuan yang bertentangan dengan UU
No 23 Tahun 2014.
Terkait Dinas Daerah, berdasarkan ketentuan Pasal 217 UU No 23
Tahun 2014 disebutkan bahwa: Dinas dibentuk untuk melaksanakan
Urusan Pemerintah yang menjadi kewenangan Daerah. Dinas
sebagaimana dimaksud diklasifikasikan atas:
a. dinas tipe A yang dibentuk untuk mewadahi Urusan Pemerintah yang
menjadi Kewenangan Daerah dengan beban kerja yang besar;
b. dinas tipe B yang dibentuk untuk mewadaho Urusan Pemerintah yang
menjadi Kewenangan Daerah dengan beban kerja yang sedang; dan
c. dinas tipe C yang dibentuk untuk mewadaho Urusan Pemerintah yang
menjadi Kewenangan Daerah dengan beban kerja yang kecil.
Penentuan beban kerja sebagaimana dimaksud didasarkan pada Jumlah
pendudukan, luas wilayah, besaran masing-masing Urusan Pemerintah
yang menjadi kewenangan Daerah, dan kemampuan keuangan Daerah
jdih.tubankab.go.id
untuk Urusan Pemerintahan wajib dan berdasarkan potensi, proyeksi
penyerapan tenaga kerja, dan pemanfaatan lahan Urusan Pemerintahan
Pilihan.
Selanjutnya berdasarkan Pasal 218 UU No 23 Tahun 2014 disebutkan
bahwa: Dinas dipimpin oleh seorang kepala. Kepala dinas mempunyai
tugas membantu kepala daerah melaksanakan Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah. Kepala dinas dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab kepada kepala dinas dalam melakasanakan
tugasnya bertanggung jawab kepada daerah melalui sekretariat Daerah.
Selanjutnya berdasarkan Pasal 232 ayat (1) UU No 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah dinyatakan bahwa: “Ketentuan lebih
lanjut mengenai Perangkat Daerah diatur dengan peraturan
Pemerintah”.Berdasarkan ketentuan Pasal 410 UU No 23 Tahun 2014
yang disebutkan bahwa: “Peraturan Pelaksanaan dari Undang-Undang
ini harus ditetapkan paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak Undang-
Undang ini diundangkan”. Memperhatikan ketentuan Pasal 410 UU No
23 Tahun 2014 tersebut, Pemerintahan dalam waktu dekat akan
mnentukan Peraturan Pemerintahan yang menggantikan Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007.
Selanjutnya menyangkut dasar hukum yang digunakan saat ini sudah
terjadi pembaharuan baik dengan perubahan atau penggantian seperti:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan yang m,encabut dan menggantikan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
yang mencabut dan menggantikan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana diubah
dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahyun 1999;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah yang mencabut dan menggantikan Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerinjtahan Daerah; dan
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2010 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun
2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah.
jdih.tubankab.go.id
REKOMENDASI:
Sesuai dengan ketentuan Pasal 212 UU No 23 Tahun 2014 yang secara
prinsip menyebutkan bahwa: Pembentukan dan susunan Perangkat
Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda). Perda
sebagaimana dimaksud berlaku setelah mendapat persetujuan dari
Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat bagi Perangkat Daerah
kabupaten/kota. Persetuan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat
sebagaimana dimaksud diberikan berdasarkan pemetaan Urusan
Pemerintah Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan
Urusan Pemerintah Pilihan. Kedudukan, susunan organisasi, perincian
tugas dan fungsi, serta tata kerja Perangkat Daerah ditetapkan dengan
Peraturan Kepala Daerah.
Memperhatikan keadaan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 3
Tahun 2008 tentang Organisasi Dinas Daerah Kabupatan Tuban
sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Kbaupaten Tuban No. 15
Tahun 2011, dikaitkan dengan perkembangan dan dinamika peraturan
perundang-undangan yang terbit pasca ditetapkannya Peraturan Daerah
Kabupaten Tuban No. 15 Tahun 2011 tersebut, maka disarankan supaya
dilakukan penyesuaian atas regulasi terkait Perangkat Daerah dengan
membentuk Peraturan Daerah tentang Perangkat Daerah yang baru.
Peraturan Daerah tentang Perangkat Daerah ini nantinya dapat
dilakukan dengan menggabungkan beberapa Peraturan Daerah yang
selama ini terpisah-pisah, seperti: Perangkat Daerah tentang Organisasi
Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Kabupaten Tuban; Perangkat
Daerah tentang Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Tuban;
dan Perangkat Daerah tentang Organisasi Kecamatan dan Klelurahan di
Kabupaten Tuban.
Dalam membentuk Perangkat Daerah tentang Organisasi Perangkat
Daerah Kabupaten Tuban yang baru nantinya berpedoman pada UU No
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan UU No 9 Tahun 2015 dan Peraturan
Pemerintah sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 232 ayat (1) UU No 23
Tahun 2014.
D. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 19 Tahun 2011 tentang Izin
Usaha Pertambangan.
Dasar pertimbangan pembentukan Peraturan Daerah Kabupaten
Tuban No. 19 Tahun 2011 tenatng Izin Usaha Pertambangan adalah
bahwa mineral merupakan potensi sumberdaya alam yang tidak dapat
jdih.tubankab.go.id
diperbaharui, sehingga pengelolaannya perlu dilakukan seoptimal
mungkin, efisien, transparan dan berwawasan lingkungan serta
berkeadilan agar memperoleh manfaat sebesar-besarnya bagi
kemakmuran rakyat secara berkelanjutan, maka pemerintah daerah
berwenang untuk melakukan pengelolaan pertambangan yang meliputi
kebijakan perencanaan, pengaturan, pengurusan, pembinaan,
pengawasan dan pengembangan
Selanjutnya yang menjadi Dasar Hukum Pembentukan dari
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 19 Tahun 2011 tersebut adalah:
1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Prpinsi Jawa Timur
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1965 (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2730);
3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3209);
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (Lembaran Negara
Tahun 1999 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3817);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 204 tentang Pemerintahan Daerag
sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 4437,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4724);
7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4725);
8. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 1006, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4756);
9. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4866);
jdih.tubankab.go.id
10. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 4,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4959);
11. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor
68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3698);
12. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2001
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan
Kitab Hukum Acara Pidana sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2010 (Lembaran Negara
Tahun 2010 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Tahun 2010
Nomor 5145);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1999
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3838);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4737);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 48,
TambahanLembaran Negara 4833);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah
Pertambangan (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 28, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5110);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran
Negara Tahun 2010 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5111);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan
Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 85,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5142);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan
Pasca Tambang;
jdih.tubankab.go.id
21. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor
555.K/26/MPE/1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pertambangan Umum;
22. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Rencana Jenis Usaha/Kegiatan Yang Wajib AMDAL;
23. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 28
Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Usaha Jasa Pertambangan,
Mineral dan Batubara;
24. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2010
tentang Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan
Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup;
25. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 10 Tahun 2007 tentang
Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Tuban (Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2007 Seri E Nomor
25);
26. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 03 Tahun 2008 tentang
Organisasi dinas Daerah Kabupaten Tuban (Lembaran Daerah
Kabupaten Tuban Tahun 2008 Seri D Nomor 2).
ANALISIS:
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 19 Tahu 2011 tentang Izin
Usaha Pertambangan terdiri dari 121 (seratus dua puluh satu) pasal dan
33 (tiga puluh tiga) Bab yaitu:
BAB I : KETENTUAN UMUM
BAB II : ASAS DAN TUJUAN
BAB III : KEWENANGAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN
BAB IV : PERTAMBANGAN
BAB V : JENIS MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN
BAB VI : KETENTUAN PERIZINAN
BAB VII : IZIN USAHA PERTAMBANGAN
BAB VIII : PERSAYRATAN IUIP DAN IPR
BAB IX : JANGKA WAKTU
BAB X : PERPANJANGAN IZIN
BAB XI : PENGHENTIAN SEMENTARA KEGIATAN USAHA
PERTAMBANGAN
BAB XII : BERAKHIRNYA IZIN USAHA PERTAMBANGAN
BAB XIII : USAHA JASA PERTAMBANGAN
BAB XIV : PENGGUNAAN TANAH UNTUK KEGIATAN USAHA
PERTAMBANGAN
jdih.tubankab.go.id
BAB XV : PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PERLINDUNGAN
MASYARAKAT
BAB XVI : PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI
SEKITAR WIUP
BAB XVII : PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
BAB XVIII : DIVENTASI SAHAM PEMEGANG IZIN USAHA
PERTAMBANGAN YANG SAHAMNYA DIMILIKI OLEH ASING
BAB XIX : HAK DAN KEWAJIBAN
BAB XX : PRINSIP DAN PASCATAMBANG
BAB XXI : TATA LAKSANA REKLAMASI DAN PASCATAMBANG
BAB XXII : PERSETUJUAN RENCANA REKLAMASI DAN RENCANA
PASCATAMBANG
BAB XXIII : PELAKSANAAN DAN PELAPORAN
BAB XXIV : JAMINAN REKLAMASI DAN PASCATAMBANG
BAB XXV : REKLAMASI DAN PASCATAMBANG BAGI PEMEGANG IPR
BAB XXVI : PENYERAHAN LAHAN REKLAMASI DAN LAHAN
PASCATAMBANG
BAB XXVII : PENYIDIKAN
BAB XXVIII : SANKSI ADMINISTRATIF
BAB XXIX : KETENTUAN PIDAN
BAB XXX : KETENTUAN PENUTUP
Di antara dasar hukum penting pembentukan Peraturan Daerah
Kabupaten Tuban No. 19 Tahun 2011 adalah: Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; Undang-Undang Nomor 4
Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara; PP No 38
Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahn Antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daeragh
Kabupaten/Kota; Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang
Wilayah Pertambangan; Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara; Peraturan Pemerintah 55 Tahun 2010 ntentang Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan
Mineral dan Batubara; dan Peraturan Pemerintahan Nomor 78 Tahun
2010 tentang Reklamasi dan Pasca Tambang.
Menjadi pedoman dalam penyusunan dan pengendalian Organisasi
Perangkat Daerah.
Terkait dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, sejak tanggal 30
September 2014 telah dicabut dan diganti dengan Undang-Undang
jdih.tubankab.go.id
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Sedangkan
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, meskipun belum dicabut
namun Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 ini tidak memiliki
keberlakuan mengikat secara efektif. Hal ini dikarenakan: pertama,
Peratiuran Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 ini bentuk (lahir) dari
amanat UU No 32 Tahun 2004 sementara UU No 32 Tahun 2004 saat
tidak berlaku dan digantikan dengan UU No 23 Tahun 2014. Kedua,
esensi pokok pengaturan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
2007 adalah matrik urusan pemerintah konkuren yang menjadi
kewenangan masing-masing tingkatan pemerintahan baik
Kabupaten/Kota, Provinsi maupun Pusat. Sementara hal serupa sudah
diatur dalam Lampiran UU No 23 Tahun 2014.
Berdasarkan Ketentuan Pasal 12 ayat (3) UU No 23 Tahun 2014 salah
satu urusan pemerintahan Pilihan yang menjadi kewenangan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota adalah urusan Energi dan
Sumber Daya Mineral. Selanjutnya berdasarkan Lampiran UU No 23
Tahun 2014 kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota bidang
Energi dan Sumber Daya Mineral hanya pada sub urusan Energi Baru
Terbarukan yaitu penerbitan izin pemanfaatan langsung panas bumi
dalam Daerah Kabupaten/Kota. Sedangkan pada sub urusan: Geologi,
Mineral, dan Batubara, Minyak dan Gas Bumi, dan Ketenagalistrikan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota tidak memiliki kewenangan.
Berdasarkan Lampiran UU No 23 Tahun 2014 tersebut urusan Mineral
dan Batubara yang semula menjadi kewenangan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota bergeser menjadi kewenangan Pemerintahan Daerah
Provinsi.
Selanjutnya berdasarkan Pasal 21 UU No 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah dinyatakan bahwa: “ketentuan lebih lanjut
mengenai pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren diatur dalam
peraturan pemerintah”.
REKOMENDASI:
Sesuai dengan ketentuan yang ada dalam UU No 23 Tahun 2014,
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota saat ini tidak memiliki
Kewenangan bidang (sub urusan) Mineral dan Batubara.
jdih.tubankab.go.id
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 19 Tahun 2011
pembentukannya juga didasarkan pada Undang-Undang Nomor 4 Tahun
2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
Peraturan Daerah merupakan salah satu instrumen dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Esensi pemerintahan daerah
adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah
dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dan prisip
otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUUD Tahun 1945.
Mengingat ketentun mengenai urusan pemerintahan saat ini ada dalam
UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, maka Peraturan
Daerah Kabupaten Tuban No. 19 Tahun 2011 tentang Izin Usaha
Pertambangan disarankan supaya dilakukan penyesuaian dengan
kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
E. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 5 Tahun 2011 tentang Pajak
Daerah
Mm
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 5 Tahun 2011 tentang
Pajak Daerah ini dibentuk dengan pertimbangan bahwa Pajak Daerah
merupakan sumber pendapatan asli daerah, guna membiayai
pelaksanaan Pemerintahan dan pembangunan daerah, dan bahwa kan
berdasar Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah maka perlu dibentuk Peraturan Daerah tentang
Pajak Daerah. Selanjutnya yang menjadi Dasar Hukum Pembentukan dari
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 5 Tahun 2011 tersebut adalah:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Kabupaten Dalam Ungkungan Propinsi Jawa Timur
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1965 (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2730);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3209);
jdih.tubankab.go.id
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum Tata
Cara Perpajakan (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3262);
4. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dan
Surat Paksa (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3686);
5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dan dari Kolusi dan Nepotisme
(Lembran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3851);
6. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4377);
7. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);
8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4437);
9. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4444);
10. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jaian (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5025);
11. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Peratambangan
Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 4,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4959);
12. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
(Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 5038);
13. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 130,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5049);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2010 (Lembaran
jdih.tubankab.go.id
Negara Tahun 2010 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5145);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4593);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran
Negara Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4655);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4737);
19. Peraturan pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah
(Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 83, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4859);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 119,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5161);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak
Daerah yang dipungut berdasarkan penetapan Kepala Daerah atau
dibayar sendiri oleh Wajib Pajak (Lembaran Negara Tahun 2010
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5179);
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
kedua kali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun
2011;
23. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 10 Tahun 2007 tentang
Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Tuban (Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2007 Seri E Nomor
25);
jdih.tubankab.go.id
24. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 6 Tahun 2007 tentang
Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Tuban Tahun 2007 Seri E Nomor 21);
25. Peraturan daerah Kabupaten Tuban Nomor 01 Tahun 2008 tentang
Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Tuban (Lembaran Daerah
Kabupaten Tuban Tahun 2008 Seri E Nomor 7);
26. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 03 Tahun 2008 tentang
Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Tuban (Lembaran Daerah
Kabupaten Tuban Tahun 2008 Seri D Nomor 2 );
ANALISIS:
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 5 Tahun 2011 tentang Pajak
Daerah terdiri dari 107 (seratus tujuh) Pasal dan 10 (sepuluh) Bab yaitu:
BAB I : KETENTUAN UMUM
BAB II : JENIS PAJAK
BAB III : PEMUNGUTAN PAJAK
BAB IV : PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
BAB V : KEDALUWARSA PENGIHAN
BAB VI : PEMBUKUAN DAN PEMERIKSAAN
BAB VII : INSENTIF PEMUNGUTAN
BAB VIII : PENYIDIKAN
BAB IX : KETENTUAN PIDANA
BAB X : PENUTUP
Berdasarkan ketentuan Pasal 2 Peraturan Daerah Kabupaten
Tuban No 5 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah ditentukan bahwa jenis
pajak daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah ini adalah:
1. Pajak hotel;
2. Pajak restoran;
3. Pajak hiburan;
4. Pajak reklame;
5. Pajak penerangan jalan
6. Pajak mineral bukan logam dan batuan;
7. Pajak parkir;
8. Pajak air tanah;
9. Pajak sarang burung walet;dan
10. Pajak bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.
jdih.tubankab.go.id
Dengan diundangkannya UU No 23 Thaun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, terjadi perubahan dalam pengaturan urusan pemerintahan.
Terkait dengan tulisan ini yang perlu dikemukakan adalah pergeseran
kewenangan di bidang Mineral dan Batubara yang semula menjadi
kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota bergeser menjadi
kewenangan Pemerintahan Daerah Provinsi. Hal ini dapat dilihat pada
Lampiran UU No 23 Tahun 2014 kewenangan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota bidang Energi dan Sumber Daya Mineral hanya pada
sub urusan EnergiBaru Terbarukan yaitu Penerbitan izin pemanfaatan
langsung panas bumi dalam Daerah Kabupate/Kota. Sedangkan pada sub
urusan: Geologi, Mineral dan Batubara, Minyak dan Gas Bumi, dan
Ketenagalistrikan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota tidak memiliki
kewenangan.
Berdasarkan Lampiaran UU no 23 Tahun 2014 tersebut maka
Pajak Mineral bukan logam dan batuan tidak serta merta dapat
dipungut, mengingat perizinanya bukanlah merupakan kewenangan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota tetapi menjadi kewengan
Pemerinath Daerah Provinsi.
REKOMENDASI:
Dilihat dari dasar hukum pembentukan Peraturan Daerah Kabupaten
Tuban No 5 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah, sejak tahun 2011 hingga
saat ini tidak banyak peraturan perundang-undangan yang ditetapkan
oleh Pemerintah yang berimplikasi pada peraturan daerah terkait pajak
tersebut. Satu kebijakan pemerintah yang berimplikasi pada peraturan
daerah terkait pajak daerah saat ini adalah Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerinathan Daerah.
Berdasarkan ketentuan tersebut, maka secara umum keberadaan
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No 5 Tahun 2011 tentang Pajak
Daerah masih layak untuk diberlakukan. Terkait pajak mineral bukan
logam dan batuan disarankan supaya dilakukan pengkajian mengenai
efektifitasnya.
F. Beberapa Peraturan Daerah Kabuapten Tuban terkait dan Retribusi
Daerah.
Beberapa Peraturan daerah Kabupaten Tuban terkait dengan
Retribusi Daerah ini terdapat 9 (sembilan) peraturan daerah yaitu:
jdih.tubankab.go.id
1. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 4 Tahun 2011 tentang
Retribusi Pelayanan Pasar;
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 6 Tahun 2011 tentang
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;
3. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 7 Tahun 2011 tentang
Retribusi Izin Gangguan;
4. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 8 Tahun 2011 tentang
Retribusi Tempat Pelelangan Ikan;
5. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 9 Tahun 2011 tentang
Retribusi Izin Usaha Perikanan;
6. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 10 Tahun 2011 tentang
Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga;
7. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 11 Tahun 2011 tentang
Retribusi Tempat Khusus Parkir;
8. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 12 Tahun 2011 tentang
Retribusi Pelayanan Parkir Di Tepi Jalan Umum; dan
9. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban No. 17 Tahun 2011 tentang
Retribusi Pelayanan Kesehatan;
Secara umum Peraturan Daerah Kabupaten Tuban tentang
Retribusi Daerah sebagaimana disebutkan atas dibentuk dengan
pertimbangan bahwa Retribusi Daerah merupakan sumber pendapatan
asli daerah, guna membiayai pelaksanaan Pemerintahan dan
pembangunan daerah, dan bahwa kan berdasarkan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah maka
perlu dibentuk Peraturan Daerah tentang Retribuyi Daerah. Selanjutnya
yang menjadi Dasar Hukum Pembentukan dari Peratuarn Daerah
Kabupaten Tuban terkait retribusi tersebut adalah:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
Daerah Kabupaten Dalam Linhgkungan Propinsi Jawa Timur
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1965 (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2730);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3209);
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dan dari Kolusi dan Nepotisme
jdih.tubankab.go.id
(Lembran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3851);
4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4437);
6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 130,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5049);
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor
68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2010 (Lembaran
Negara Tahun 2010 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5145);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4593);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2006 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan anata Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 119,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5161);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 1993 tentang Ijin
Mendirikan baqngunan dan Ijin Undang-Undang Gangguan bagi
Perusahaan Industri;
jdih.tubankab.go.id
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
kedua kali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun
2011;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2009 tentang
Pedoman Penetapan Ijin Gangguan;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 10 Tahun 2007 tentang
Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Tuban (Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2007 Seri E Nomor
25);
17. Peraturan daerah Kabupaten Tuban Nomor 01 Tahun 2008 tentang
Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Tuban (Lembaran Daerah
Kabupaten Tuban Tahun 2008 Seri E Nomor 7);
18. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 03 Tahun 2008 tentang
Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Tuban (Lembaran Daerah
Kabupaten Tuban Tahun 2008 Seri D Nomor 2 );
ANALISIS:
Peraturan Daerah-Peraturan Daerah tentang Retribusi Daerah yang
ditetapkan pada tahun 2011 secara umum meliputi bab-bab sebagai
berikut:
BAB I : KETENTUAN UMUM
BAB II : NAMA, OBYEK, DAN SUBYEK RETRIBUSI
BAB III : GOLONGAN RETRIBUSI
BAB IV : CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
BAB V : PRINSP DAN SASARAN PENETAPAN TARIP RETRIBUSI
BAB VI : STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
BAB VII : WILAYAH PEMUNGUTAN
BAB VIII : TATA CARA PEMBAYARAN
BAB IX : CARA PENGHITUNGAN RETRIBUSI
BAB X : MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG
BAB XI : SANKSI ADMINISTRASI
BAB XII : PENAGIHAN
BAB XIII : TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI YANG
KADALUARSA
BAB IV : INSENTIF PEMUNGUTAN
BAB V : PENYIDIKAN
BAB VI : KETENTUAN PIDANA
jdih.tubankab.go.id
BAB VII : KETENTUAN PENUTUP
REKOMENDASI:
Dilihat dari dasar hukum pembentukan Peraturan Daerah Kabupaten
Tuban terkait Pajak Daerah dan Retribusi Daerah tahun 2011 hingga saat
ini tidak banyak peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh
Pemerintah yang berimplikasi pada peraturan daerah terkait pajak daerah
dan retribusi daerah. Bebrapa kebijakan pemerintah yang berimplikasi
pada peraturan daerah terkait pajak daerah saat ini adalah: Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2006 tentang administrasi Kependudukan, Putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-XII?2014 tanggal 26 Mei 2015
terkait Pengujian atas Ketentuan Pasal 124 UU no 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 97
Tahun 2012 tentang Retribusi Pengendalian Lalu Lintas dan Retribusi
Perpanjangan Izin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing.
Dasar hukum yang pokok dalam pembentukan Peraturan Daerah
Kabupaten Tuban terkait pajak Daerah dan Retribusi Daerah Tahun 2011
adalah Undang-Undang No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, maka perlu dikemukakan ketentuan dalam Pasal 155
Undang-Undang No 28 Tahun 2009 yang selengkapnya berbunyi:
(1) Tarif Retribusi ditinjau kembali paling lama 3 (tiga) tahun sekali.
(2) Peninjau tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan
perekonomian.
(3) Penetapan tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.
Berdasarkan ketentuan tersebut dan memperhatikan keberadaan
beberapa Peraturan Daerah Kabupaten Tuban terkait Pajak Daerah dan
Retribusi tersebut yang hingga saat ini telah berusia lebih dari 3 (tiga)
Tahun, maka sudah selayaknya dan disarankan supaya dilakukan
penyesuaian atas tarif retribusinya.
Selanjutnya dalam penentuan kenaikan/penyesuaian tarif retribusi
mempunyai tujuan agar pelayanan kepada masyarakat bisa tetap
dipertahankan dengan sebaik-baiknya. Apabila kenaikan tarif tidak
dilakukan, maka pelayanan kepada masyarakat sudah pasti akan
mengalami kemerosotan terus menerus. Hal ini disebabkan, pelayanan
jdih.tubankab.go.id
kepada masyarakat itu itu mebutuhkan biaya. Biaya ini dari tahun ke
tahun akan semakin besar, karena adanya inflasi setiap tahun. Agar
supaya pelayanan bisa tetap dipertahankan kualitasnya, maka biayanya
yang semakin membesar itu harus bisa dipenuhi. Untuk bisa menutupi
biaya ini, maka diperlukan peningkatan pendapatan melalui kenaikan
tarif retribusi. (Hamrolie Harun, 2007:1).
a. Inflasi
Kenaikan biaya pelayanan, disebabkan oleh adanya inflasi setiap
tahun, sehingga kenaikan tarif juga harus bersarkan inflasi yang ada.
Inflasi adalah tingkat kenaikan harga-harga pada umumnya, untuk
semua barang dan jasa. Misalnya diketahui tahun 2006 = (1+10%) x
tingkat harga-harga tahun 2005.
b. Eskalator Harga
Eskalator harga atau disingkat EsH adalah menunjukan angka
beberapa kali harga-harga tahun tertentu dibandingkan harga-harga
tahun dasarnya. (Harmolie Harun, 2007:2) Untuk lebih jelasnya,
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1
Inflasi dan Eskalator Harga Tahun Inflasi Eskalator Harga
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
5% 8% 6% 9% 8%
- -
(1+5%) = 1,05 (1+8%) x 1,05 = 1,134 (1+6%) x 1,134 = 1,202 (1+9%) x 1,202 = 1,310 (1+8%) x 1,310 = 1,415
- -
jdih.tubankab.go.id
Untuk Tabel 1, tahun dasarnya adalah tahun 2001. Eskalator Harga
tahun 2002 adalah 1,05, artinya tingkat harga-harga tahun 2002 = 1,05 x
tingkat harga-harga tahun 2001. Eskalator Harga Tahun 2003 = 1,134 artinya
tingkat harga-harga tahun 2003 1,134 x tingkat harga-harga tahun 2001.
Demikian seterusnya sampai tahun 2006, Eskalator harganya = 1,415, artinya
tingkat harga-harga tahun 2006 = 1,415 x tingkat harga-harga tahun 2001
(Hamrolie Harun, 2007:3).
Tabel 2
Infalsi dan Eskalator Harga Tahun Inflasi Eskalator Harga
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
5% 8% 6% 9% 8%
10% 10%
1,05 1,134 1,202 1,310 1,415 1,556 1,712
Pada tabel 1, inflasi tahun 2007 dan 2008 masih kosong, belum tahun, karena
posisi sekarang berada ditahun 2006. Sehingga tahun 2007 dan 2008 perlu
diperkirakan, bahkan tahun 2009 dan seterusnya bisa juga diperkirakan
inflasinya.
c. Tarif Baru
Misalnya tarif pajak tetentu adalah Rp. 200,-. Tarif ini berlaku sejak tahun
2001, sampai sekarang (tahun 2006) belum pernah dinaikkan. Apalagi
tahun depan (tahun 2007) direncanakan akan dinaikkan maka berapa
besarnya tarif baru untuk tahun 2007 nati. Untuk lebih jelasnya lihat tabel
2. Pada tanggal 2 ini terlihat angka eskalator harga untuk tahun 2007
adalah 1,556 maka tarif baru yang diusulkan adalah = Tarif lama x
Eskalator Harga yaitu Rp 200 x 1,558 = Rp 311,20. (Hamrolie Harun, 2007 :
3).
Catatan penting
1) Apabila tarif lama berlaku sejak 2001, maka 2001 tersebut sebagai
tahun dasar atau tahun ke nol sedangkan tahun ke 1 dan seterusnya
adalah mulai tahun 2002 dan seterusnya seperti terlihat dalam tabel 1.
jdih.tubankab.go.id
2) Apabila escalator harga tahun 2007 sebesar 1,556, itu berarti
kenaikkannya adalah 55,6%. Cara menghitung besarnya kenaikkan ini
adalah (escalator harga-1) x 100% = (1,556-1) x 100% = 55,6% tarif baru
ini baru usulan, harus dihitung dulu kemampuan masyarakat
menanggung kenaikkan tarif. Setelah jelas masyarakat mampu,
kemudian tarif baru itu diputuskan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan dalam
penelitian menyakut evaluasi terhadap beberapa Peraturan Daerah
Kabupaten Tuban Tahun 2007 sampai dengan 2011 maka dapat
disimpulkan sebagai berikut.
Bahwa secara umum substansi pengaturan dalam beberapa
Peraturan Daerah kabupaten Tuban Tahun 2007 sampai dengan 2011 saat
ini sudah tidak memiliki daya guna dalam menjawab permasalahan-
permasalahan yang muncul. Hal ini dikarenakan pasca diundangkannya
beberapa Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2007 sampai dengan
2011 tersebut pemerintah mengundangkan beberapa peraturan
perundang-undangan yang berimplikasi pada keberadaan beberapa
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2007 sampai dengan Tahun
2011 tersebut.
B. Saran/Rekomendasi
1. Sebagaimana diketahui pasca diundangakannya beberapa {earturan
Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2007 sampai dengan 2011 tersebut
pemerintah telah mengundangkan beberapa peraturan perundang-
undangan yang memiliki implikasi terhadap beberapa Peraturan Daerah
Kabupaten Tuban Tahun 2007 sampai dengan 2011 maka
keberadaannya perlu ditinjau ulang dan kalau memang perlu segera
dibentuk Peraturan Daerah Kabupaten Tuban yang baru menggantikan
beberapa Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2007 sampai
dengan 2011 dimaksudkan.
jdih.tubankab.go.id
2. Selanjutnya untuk menyusun dokumen Draft Peraturan Daerah
dimaksud butir 2 di atas agar bisa aspiratif dan partisipatif serta
implementatif, maka penyusunan Rancangan Peraturan Daerah nantinya
perlu memperhatikan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal serta
melibatkan secara aktif berbagai pihak terkait antara lain: pelaku,usaha,
masyarakat, dan instansi tekait dilingkungan Pemerintah Kabupaten,
serta stakeholders terkait lainya sesuai bidang yang diatur.
jdih.tubankab.go.id
DAFTAR REFERENSI
A. Daftar Kepustakaan
............, 2007. Ilmu Perundang-undangan Proses dan Teknik
pembentukannya. Yogyakarta: Kanisius
Anonim, 2012. Permendagri No. 53 tentang Pembentukkan Produk
Hukum Daerah dan Undang-Undang No. 12 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, Jakarta: Pt.
Tamita Utama
Bagir Manan, 1994, Pemerintahan Daerah Bagian I, Penataran
Administrative and Organization Planning University Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Bagir Manan. 2002. Pemerintah Daerah Bagian , Penataan
Administrative and Organization Planning. Gajah Mada
Yogyakarta.
Bagir Manan. 2005. Menyosongsong Fajar Otonomi Daerah, cetakan IV,
Pusat Studi Hukum Fakultas Hukum UII, Yogyakarta.
Bambang Sunggono. 1994. Hukum dan Kebijaksanaan Publik.
Jakarta: Sinar Grafika.
Budi Winarno. 2002. Teori Dan Proses Kebijakan Publik.
Yogyakarta.
Hamrolie Harun, 2007. Manajemen Kenaikan Tarif Pajak,
Retribusi & PDAM. Yogyakarta: BPFE
Hanif Nurcholish. 2005. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi
Daerah, PT Gramedia Widiarasana Indonesia, Jakarta
Hans Kelsen, 2007. Teori Hukum Murni Dasar Dasar Ilmu Hukum
Normatif. Bandung: Nusamedia&nuansa.
Ida Zuraida, 2011, Teknilk Penyusunan Peraturan Daerah tentang Pajak
Daerah & Retribusi Daerah, Sinar Grafika: Jakarta.
Imam Soebechi, 2012. Judicial Review Perda Pajak dan Rertibusi Daerah,
Jakarta: Sinar Grafika.
Johny Ibrahim. 2006. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif.
Malang: Bayumedia.
Juanda. 2008. Hukum Pemerintahan Daerah ; Pasang Surut Hubungan
Kewenangan antara DPRD dan Kepala Daerah, Alumni, Bandung
Mahendra Putra Kurnia dkk, 2007. Pedoman Naskah Akademik Perda
Partisipatif (Urgensu, Strategi dan Proses Bagi Pembentukan
jdih.tubankab.go.id
Perda yang baik), Kreasi Total Media, Yogyakarta.
Maria Farida Indrati S, 2007. Ilmu Perundang-Undangan (Jenis Fungsi,
dan Materi Muatan, Kanisius, Yogyakarta. Maria Farida Indrati S,
2007 Ilmu Perundang-Undangan Jenis, Fungsi dan Materi Muatan.
Yogyakarta: Kasunius
Maria Farida Indrati, 1996. Ilmu Perundang-Undangan Dasar dan
Peruntukannya. Konsorium Ilmu Hukum, UI: Jakarta
Ni’matul Huda. 2009. Hukum Pemerintahan Daerah, Nusamedia,
Bandung
Ridwan, HR. 2002. Hukum Administrasi Negara, UII Press,Yogyakarta
Samodra Wibawa. 1994. Kebijakan Publik. Jakarta: Intermedia
Samudra Wiwaha, dkk. 1994. Evaluasi Kebijkan Publik. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Satjipto Rahardjo. 2000. Ilmu Hukum. Bandung: PT.Citra Aditya Bakti
Soerjono Soekanto. 2008. Pengantar Penelitian Hukum.
Jakarrta: UI-Press
Soimin, 2010, Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Negara
Indonesia, UII Press: Yogyakarta
Solichin Abdul Wahab. 2004. Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi Ke
Implementasi Kebijaksanaan Negara. Kakarta: Bumi Aksara
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
W. Riawan Tjandra dan Kresno Budi Darsono, 2009. Legislative Drafting (Teori
dan Teknik Pembuatan Peraturan daerah), Universitas Arma Jaya, Yogyakarta.
B. Inventasi Peraturan Perundang-undangan, antara lain:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. UU No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
3. UU No 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
4. UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
5. UU No 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil;
jdih.tubankab.go.id
6. UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
7. UU No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
8. UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
9. UU No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan;
10. UU No 4 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
11. Uu No 6 Tahun 2014 tentang Desa;
12. UU No 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan;
13. UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
14. PP No 20 Tahun 2006 tentang Irigasi;
15. PP No 38 Tahun 2008 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten Tuban;
16. PP No 15 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Penataan Ruang;
17. PP No 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis
Dampak, Serta Manajemen Lalu Lintas;
18. PP No 37 Tahun 2011 tentang Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
19. PP No 51 Tahun 2012 tentang Sumber Daya Manusia Bidang
Transportasi;
20. PP No 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan;
21. PP No 80 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan
Bermotor di Jalan dan Penindakan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
22. PP No 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;
23. PP No 43 Tahun 2014 tentang Ketentruan Pelaksanaan Undang-Undang
No 6 Tahun 2014;
24. PP No 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber dari APBN;
25. Peraturan Presiden No 122 Tahun 2012 tentang Reklamasi di Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
26. Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun 2013 tentang Pengendalian dan
Pengawasan Minuman Beralkohol;
27. Peraturan Menteri Perdagangan No 20/M-DAG/PER/4/2014 tentang
Pengendalian dan Pengawasan Terhadap Pengadaan, Peredaran dan
Penjualan Minuman Beralkohol sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Perdagangan No 6 Tahun 2015;
28. Peraturan Pemrintah Nomor 97 Tahun 2012 tentang Retribusi
Pengendalian Lalu Lintas dan Retribusi Perpanjangan Izin
Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing;
jdih.tubankab.go.id
29. Peraturan Presiden No 72 Tahun 2014 tentang Penggunaan Tenaga Kerja
serta Pelaksnaan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kerja Samping;
30. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 16 Tahun 2015
tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing;
31. Dan sebagainya.