lampiran vii KLHS KABUPATEN TUBAN

16
POSITIF NEGATIF 1 2 3 4 5 6 7 1. - Pada beberapa wilayah hinterland mempunyai keterbatasan aksesibilitas secara geografis dan administrasi ke pusat pelayanan mengakibatkan ketimpangan kondisi sosial ekonomi masyarakat Kabupaten Tuban. 1. - penetapan fungsi wilayah untuk mengatur fungsi – fungsi pusat kawasan berkaitan dengan pelayanan dan distribusi fasilitas untuk mendukung simpul kegiatan industri terpadu dengan menggunakan strategi penetapan wilayah secara berhirarki sehingga meningkatkan efektivitas pelayanan dan optimalisasi fungsi wilayah adanya pelimpahan pembagian kewenangan terkait pelayanan adanya kesenjangan dalam hal penanganannya - Pengembangan pada masing-masing kecamatan lebih disesuaikan dengan fungsi dan perannya sehingga dapat mendukung pertumbuhan dan pengembangan wilayah di Kabupaten Tuban, beberapa kawasan sudah menunjukkan fungsi khusus yang akan mendorong fungsi setiap WP. - Beberapa kawasan perdesaan memiliki perkembangan yang lambat sehingga sukar mengejar ketertinggalan dengan perdesaan dan perkotaan lain selain itu jg terdapat beberapa kawasan perdesaan yang membentuk cluster dalam skala kecil sehingga pelayanannya terbatas; - pengembangan sistem perkotaan secara berjenjang dan bertahap melalui penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) dan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK ) sebagai pembentukan pusat kegiatan yang terintegrasi dan berhirarki; Kebijakan program pada kawasan pedesaan tertinggal lebih kompleks memerlukan mekanisme yang cukup panjang - Perkembangan perkotaan sebagai pusat Wilayah Pengembangan (WP) atau Pusat Kegiatan Lingkungan (PKL) akan mendorong keserasian pengembangan wilayah dalam jangka panjang. - Pengembangan industri khususnya kawasan Pantura (Kec. Bancar, Tambakboyo, Jenu, Tuban dan Palang) akan mendorong konsentrasi kegiatan yang besar, sehingga meningkatkan kesenjangan perkotaan yang selanjutnya akan mendorong urbanisasi. 1. Pengembangan infrastruktur pendukung daerah industri yaitu Rencana Pelabuhan pengumpan di Kecamatan Jenu 2. Penyediaan lahan untuk daerah berkembangan disekitar pelabuhan sebagai kawasan perdagangan 3. Mempersiapkan Kecamatan Jenu sebagai pusat pertumbuhan karena didukung oleh pengembangan 4. Pengembangan jalur angkutan barang 5. Mempercepat terealisasinya jalan bebas hambatan ada pengembangan perkotaan baru dan berkembangnya pemukiman serta membuka kesempatan usaha yang cukup besar rawan konflik sosial dan timbulnya dampak lingkungan dari berbagai aspek - Tuban akan memiliki sistem permukiman perkotaan, yang terdiri dari Perkotaan Tuban sebagai PKW; Kemudian PKLp meliputi Perkotaan Bancar dan Rengel; serta perkotaan Palang, Bangilan, Jatirogo, Jenu dan Montong PKL), sedangkan PPK ibukota kecamatan masing-masing 2. 2. KLHS KABUPATEN TUBAN PENGARUH ISU STRATEGIS ALTERNATIF MITIGASI penyediaan prasarana wilayah di lakukan secara terpadu dan interkoneksi untuk mendorong pengembangan industri terpadu dan mendukung kegiatan pertanian, perikanan industri dan pertambangan melalui pengembangan dan penyediaan prasarana transportasi, energi, telekomunikasi, sumber daya air, dan prasarana lingkungan. NO RTRW KAB. REKOMENDASI LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TUBAN TAHUN 2012-2032

Transcript of lampiran vii KLHS KABUPATEN TUBAN

POSITIF NEGATIF1 2 3 4 5 6 7

1. - Pada beberapa wilayah hinterland

mempunyai keterbatasan aksesibilitas

secara geografis dan administrasi ke

pusat pelayanan mengakibatkan

ketimpangan kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kabupaten Tuban.

1. - penetapan fungsi wilayah untuk

mengatur fungsi – fungsi pusat

kawasan berkaitan dengan pelayanan

dan distribusi fasilitas untuk

mendukung simpul kegiatan industri

terpadu dengan menggunakan strategi

penetapan wilayah secara berhirarki

sehingga meningkatkan efektivitas

pelayanan dan optimalisasi fungsi

wilayah

adanya pelimpahan

pembagian kewenangan

terkait pelayanan

adanya kesenjangan

dalam hal

penanganannya

- Pengembangan pada masing-masing

kecamatan lebih disesuaikan dengan

fungsi dan perannya sehingga dapat

mendukung pertumbuhan dan

pengembangan wilayah di Kabupaten

Tuban, beberapa kawasan sudah

menunjukkan fungsi khusus yang akan

mendorong fungsi setiap WP.

- Beberapa kawasan perdesaan memiliki

perkembangan yang lambat sehingga

sukar mengejar ketertinggalan dengan

perdesaan dan perkotaan lain selain itu jg

terdapat beberapa kawasan perdesaan

yang membentuk cluster dalam skala kecil

sehingga pelayanannya terbatas;

- pengembangan sistem perkotaan

secara berjenjang dan bertahap melalui

penetapan Pusat Kegiatan Wilayah

(PKW), Pusat Kegiatan Lokal promosi

(PKLp) dan Pusat Pelayanan Kawasan

(PPK ) sebagai pembentukan pusat

kegiatan yang terintegrasi dan

berhirarki;

Kebijakan program pada

kawasan pedesaan

tertinggal lebih kompleks

memerlukan

mekanisme yang

cukup panjang

- Perkembangan perkotaan sebagai

pusat Wilayah Pengembangan (WP)

atau Pusat Kegiatan Lingkungan (PKL)

akan mendorong keserasian

pengembangan wilayah dalam jangka

panjang.

- Pengembangan industri khususnya

kawasan Pantura (Kec. Bancar,

Tambakboyo, Jenu, Tuban dan Palang)

akan mendorong konsentrasi kegiatan

yang besar, sehingga meningkatkan

kesenjangan perkotaan yang selanjutnya

akan mendorong urbanisasi.

1. Pengembangan infrastruktur

pendukung daerah industri yaitu

Rencana Pelabuhan pengumpan di

Kecamatan Jenu

2. Penyediaan lahan untuk daerah

berkembangan disekitar pelabuhan

sebagai kawasan perdagangan

3. Mempersiapkan Kecamatan Jenu

sebagai pusat pertumbuhan karena

didukung oleh pengembangan

4. Pengembangan jalur angkutan

barang

5. Mempercepat terealisasinya jalan

bebas hambatan

ada pengembangan

perkotaan baru dan

berkembangnya

pemukiman serta

membuka kesempatan

usaha yang cukup besar

rawan konflik sosial

dan timbulnya

dampak lingkungan

dari berbagai aspek

- Tuban akan memiliki sistem

permukiman perkotaan, yang terdiri

dari Perkotaan Tuban sebagai PKW;

Kemudian PKLp meliputi Perkotaan

Bancar dan Rengel; serta perkotaan

Palang, Bangilan, Jatirogo, Jenu dan

Montong PKL), sedangkan PPK ibukota

kecamatan masing-masing

2. 2.

KLHS KABUPATEN TUBAN

PENGARUHISU STRATEGIS ALTERNATIF MITIGASI

penyediaan prasarana wilayah di lakukan

secara terpadu dan interkoneksi untuk

mendorong pengembangan industri

terpadu dan mendukung kegiatan

pertanian, perikanan industri dan

pertambangan melalui pengembangan

dan penyediaan prasarana transportasi,

energi, telekomunikasi, sumber daya air,

dan prasarana lingkungan.

NO RTRW KAB. REKOMENDASI

LAMPIRAN VII

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN

NOMOR TAHUN 2012

TENTANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN

TUBAN TAHUN 2012-2032

1 2 3 4 5 6 7

a. prasarana transportasi darat yang masih

terpusat penggunaannya di wilayah utara

menyebabkan perkembangan wilayah

selatan lebih tertinggal.

A. Mengembangkan sistem jaringan

transportasi darat yang terpadu untuk

pengembangan wilayah utara dan

selatan, melalui :

mengurangi titik

kemacetan di wilayah

utara

timbulnya

permasalahan dalam

penggunaan jaringan

transportasi darat

Peningkatan kegiatan dalam skala besar

dan pengembangan perkotaan

menjadikan beberapa jalan berpotensi

untuk dilakukan peningkatan kelas jalan

seperti Jalan Lingkar Utara Pantura dan

Jalan Tuban serta pada kawasan

pengembangan kegiatan industri

1)      mengembangkan jalan bebas

hambatan dan jalan lingkar;

membuka akses

pengembangan jaringan

jalan

padatnya arus

transportasi dan

timbulnya kemacetan

2)      mengembangkan akses internal

kawasan yang menghubungkan simpul-

simpul kegiatan;

peningkatan

perekonomian wilayah

sekitar

timbulnya

permasalahan sosial

yang kompleks

3)      mengembangkan infrastruktur

jalan dalam mendukung kegiatan

industri terpadu serta pertumbuhan

dan pemerataan wilayah;

menunjang kelancaran

transportasi dan

mendukung

pertumbuhan wilayah

Timbulnya

permasalahan arus

lalu lintas

4)      menghidupkan kembali jalur kereta

api untuk mendukung kegiatan industri

menunjang kelancaran

transportasi dan

mengoptimalkan

pelayanan di sektor

industri

Timbulnya

permasalahan arus

lalu lintas

Dengan menghidupkan kembali

jaringan kereta api yang sudah tidak

berfungsi Tuban – Plumpang – Babat

maupun Tuban – Bojonegoro sangat

mendorong aksesibilitas antar kawasan

serta mendukung mobilisasi pekerja

pada kawasan-kawasan potensial

pengembangan kegiatan industri di

Kabupaten Tuban; perlu dilengkapi

studi kelayakan untuk mengaktifkan

kembali jaringan kereta api yang sudah

tidak berfungsi

5)      mengembangkan infrastruktur

pendukung pertumbuhan wilayah

berupa terminal dengan stasiun kereta

api; dan

peningkatan

perekonomian di wilayah

baru

Timbulnya

permasalahan sosial

yang kompleks

6)      mendorong pengembangan sistem

transportasi massal dan infrastruktur

pendukungnya untuk kereta api.

menunjang kelancaran

transportasi dan

mendukung

pertumbuhan wilayah

Timbulnya

permasalahan arus

lalu lintas

Kemacetan yang terjadi di beberapa titik

simpul transportasi karena merupakan

jalan utama dan kepadatan pemusatan

fasilitas. Pada umumnya terjadi di sekitar

pasar atau kawasan pertokoan dengan

penataan sirkulasi keluar dan masuknya

kendaraan yang bersinggungan langsung

dengan kendaraan yang memiliki

intensitas sangat tinggi melintas di jalan

raya, misalnya : di jalan utama

Kecamatan Bancar, Tambakboyo, Jenu,

Tuban dan Palang (Pantura) demikian

pula pada kawasan industri.

1 2 3 4 5 6 7

b. B. Mengembangkan sistem jaringan

transportasi laut yang terintegrasi

dengan transportasi darat untuk

pengembangan wilayah pantura,

meliputi :

menunjang kawasan

industri di sepanjang

pantura

Timbulnya

permasalahan sosial

yang kompleks

Peningkatan infrastruktur di kawasan

pantura untuk mendukung

pengembangan pelabuhan

Internasional Jenu

1)      mengembangkan pelabuhan umum

dan khusus  di kawasan pantura untuk

berbagai kegiatan tertentu; dan

2)      mengembangkan prasarana

pendukung untuk pelayanan

pelabuhan;

c. ketersediaan prasarana kelistrikan yang

masih kurang merata untuk pemenuhan

kebutuhan masyarakat serta upaya

pemenuhan terhadap kebutuhan energi

bagi kegiatan industri yang masih kurang.

C. Strategi untuk mengembangkan sistem

jaringan energi melalui optimalisasi

jangkauan pelayanan mendukung

kegiatan industri, meliputi :

meningkatnya usaha

usaha baru dan

membuka peluang usaha

sebagai pendukung

kawasan industri

konsumsi energi

listrik meningkat

a.       meningkatkan kapasitas dan

pelayanan melalui sistem koneksi Jawa

– Bali guna menunjang kebutuhan

listrik di seluruh wilayah Kabupaten

Tuban; dan

b.       meningkatkan konservasi dan

mengembangkan jalur  pipa minyak

bumi.

pemenuhan akan BBM

dapat terlayani dengan

cepat

timbulnya dampak

lingkungan

d. Kebutuhan akan teknologi informasi dan

telekomunikasi secara merata bagi

masyarakat kabupaten Tuban, masih

kurang.

D. Strategi untuk mengembangkan sistem

jaringan telekomunikasi dilakukan

melalui peningkatan dan perluasan

jaringan sistem terestrial selular secara

efisien serta mendukung

perkembangan teknologi informasi,

meliputi :

kemudahan dalam

bertransaksi dalam sektor

perdagangan

tidak terkendalinya

pembangunan tower -

tower BTS

Pengembangan prasarana telematika

akan terus dikembangkan dengan

persaingan pasar yang kuat sehingga

akan mampu menjangkau segenap

pelosok serta terdapat peluang yang

besar untuk memanfaatkan prasarana

secara bersama

1.    meningkatkan jangkauan pelayanan

jaringan telekomunikasi telepon rumah

tangga, telepon umum, jaringan

telepon seluler di wilayah pelosok

perdesaan dan kawasan yang baru

dikembangkan;

2.       meningkatkan efisiensi pelayanan

jaringan telepon seluler melalui

penggunaan secara bersama BTS  antar

provider ;

3.       meningkatkan sistem informasi

telekomunikasi pembangunan daerah

melalui informasi berbasis teknologi

modern/teknologi  internet; dan4.       membentuk  jaringan

telekomunikasi dan informasi yang

menghubungkan setiap wilayah

pertumbuhan dengan ibukota

kabupaten.

kondisi fisik geografis kabupaten Tuban

yang potensial untuk pengembangan

pelabuhan, perlu diupayakan

pengelolaannya secara terintegrasi,

berkelanjutan serta berwawasan

lingkungan, selain itu pantai di Kabupaten

Tuban merupakan daerah Pantura

sehingga perkembangannya lebih pesat

dibandingkan daerah lain.

1 2 3 4 5 6 7

e. E. Strategi untuk mengembangkan sistem

jaringan sumber daya air dilakukan

untuk mendukung pembangunan

berkelanjutan melalui wilayah sungai,

penyediaan jaringan irigasi, air baku

untuk air bersih dan pengendalian

banjir, meliputi :

tumbuhnya pemahaman

masyarakat tentang

pentingnya penggunaan

dan penghematan

pemanfaatan air

aktivitas kegiatan

masyarakat se hari -

hari terhambat

sehingga akan

berdampak pada

pemenuhan

kebutuhan hidup

1. Perbaikan irigasi yang nonteknis dan

semi teknis menjadi sistem irigasi

teknis

2. Pemisahan yang jelas antara fungsi

sungai dan irigasi

3. Pengoptimalan pemanfaatan Sungai

Bengawan Solo dan Kali kening

sebagai sumber untuk irigasi

1.    mengembangkan pemanfaatan

wilayah sungai untuk penyediaan

cadangan air irigasi dengan

peningkatan konservasi sempadan

sungai;

2.      meningkatkan jaringan irigasi dan

sarana prasarana pendukung;

3.      mengembangkan jaringan air baku

untuk air bersih melalui pengoptimalan

pemanfaatan sumber air permukaan

dan sumber air tanah;

1. Memperluas jaringan pelayanan

PDAM

2. Menjaga kelestarian sumber-

sumber mata air yang ada

4.      meningkatkan tampungan/resapan

 air melalui pengoptimalan fungsi

tampungan untuk wisata air, penataan

lingkungan, konservasi serta

pengendalian banjir; dan

5.      mengoptimalkan dan membangun

jaringan pelayanan air bersih.

f. Sistem pengelolaan jaringan prasarana

lingkungan yang dilaksanakan masih

kurang terpadu, utamanya pada sistem

jaringan persampahan, sumber air minum

kota, air limbah dan jalur evakuasi

bencana

F. Strategi untuk mengembangkan sistem

jaringan prasarana lingkungan

dilakukan secara terpadu sesuai dengan

fungsi wilayah melalui sistem jaringan

persampahan, sumber air minum kota

dan jalur evakuasi bencana, meliputi :

timbulnya kesaadara

masyarakat akan

pentingnya kebersihan

dan menjaga lingkungan

timbulnya

permasalahan dalam

penanganan sampah

secara terpadu

1.       mengelola sistem persampahan

dengan sistem pengurangan volume,

penggunaan kembali dan pendaur-

ulangan sampah (3R), optimalisasi

fungsi TPA, TPS  dan sarana prasarana

kebersihan, serta pengembangan

teknologi persampahan;

1. Penanganan sampah terutama di

kawasan perdesaan dapat dilakukan

secara mandiri dan diolah menjadi

bahan kompos;

2. Melalui peningkatan kesadaran

lingkungan dan pemanfaatan daur

ulang sampah, maka volume sampah

dapat direduksi sejak lebih awal;

3. Terdapat peluang mengelola

sampah secara modern dengan skala

besar melalui industri kompos dan

pupuk organik.

Masyarakat secara umum merasakan

gejala-gejala berkurangnya pasokan air

yang timbul, mulai dari berkurangnya

debit mata air, berkurangnya volume

aliran sungai dan saluran-saluran,

mengecilnya/tidak terawatnya badan air,

mengeringnya sumur dimusim kemarau

dan yang paling ekstrim adalah

mengeringnya mata air.

1 2 3 4 5 6 7

2.       mengembangkan sistem

pengelolaan sampah secara mandiri

untuk wilayah perdesaan untuk

mendukung pertanian;

Limbah dari industri mulai mengganggu

masyarakat sekitar

3.       mengelola limbah industri dan

rumah tangga untuk mengurangi

tingkat pencemaran lingkungan,

melalui penyediaan IPAL dan IPAL

 Komunal;

timbulnya kesaadaran

masyarakat dan

kesadaran pelaku usaha

akan pentingnya

membuang limbah baik

limbah rumah tangga

maupun limbah idustri

timbulnya

permasalahan dalam

pengelolaan dan

penanganaan limbah

baik domestik

maupun limbah

rumah tangga

4.       meningkatkan sanitasi lingkungan

untuk permukiman, perdagangan dan

jasa, serta kegiatan sosial ekonomi

lainnya di wilayah perkotaan dan

perdesaan;

5.       meningkatkan perlindungan

terhadap sumber-sumber mata air dan

daerah resapan air, perluasan cakupan

pelayanan air minum serta peningkatan

kuantitas dan kualitas air menjadi layak

dan siap minum; dan

terpeliharanya sumber air

guna berbagai keperluan

dan meningkatkan

pelayanan air minum

oleh PDAM

membutuhkan waktu

yang cukup dan

anggaran yang

cukup besar

6.        menyediakan jalur evakuasi

bencana khususnya bencana banjir   di

kawasan – kawasan yang rawan

bencana.

Tertanganinya korban

bencana dengan cepat

menimbulkan

permasalahan dalam

penggunaan ruang

yang terbatas

3.

- Masih banyak dilakukan penebangan,

mengingat batas antara hutan lindung

dan hutan produksi tidak jelas;

A. Strategi untuk memantapkan kawasan

hutan lindung, dilakukan dengan

menetapkan fungsi kawasan hutan

lindung dalam mendukung

keseimbangan fungsi ekologis, meliputi

:

kontribusi terhadap bagi

hasil tebangan

meningkat dan adanya

ketersediaan kayu untuk

proses pembangunan

berkurangnya hutan

di kabupaten Tuban

yang berdampak

pada perubahan iklim

mikro

- Adanya penambangan batuan secara liar

di lokasi kawasan hutan lindung

1.       mengembalikan fungsi pada

kawasan yang mengalami kerusakan,

melalui penanganan secara teknis dan

vegetatif; dan

menjadikan

matapencaharian

penduduk bagi wilayah

potensial tambang

adanya perubahan

bentang alam dan

berkurangnya daya

dukung lahan

Kebijakan pemantapan kawasan lindung,

dilakukan dengan menetapkan berbagai

fungsi lindung wilayah dan

melestarikannya yang dilakukan secara

terpadu meliputi kawasan lindung,

kawasan yang memberikan perlindungan

terhadap kawasan bawahannya , kawasan

perlindungan setempat, kawasan suaka

alam, pelestarian alam dan cagar budaya,

kawasan rawan bencana alam, kawasan

lindung geologi, dan kawasan lindung

lainnya.

1. Memberikan batasan yang jelas di

kawasan hutan antara hutan produksi

dan hutan lindung

2. Perlindungan terhadap kawasan

hutan lindung secara ketat

3. Merehabilitasi lahan – lahan yang

ditambang secara liar

4. Memberikan sosialisasi terhadap

masyarakat sekitar hutan tentang

perlunya pelestarian hutan lindung

1 2 3 4 5 6 7

2.       meningkatkan reboisasi untuk

mengembalikan fungsinya menjadi

hutan lindung secara bertahap;

B. Strategi untuk memantapkan fungsi

lindung pada kawasan yang

memberikan perlindungan terhadap

kawasan bawahannya , dilakukan

dengan menetapkan fungsi kawasan

dalam mendukung keberlanjutan

lingkungan wilayah, meliputi :1.       menetapkan kawasan resapan air

berupa hutan lindung, hutan produksi

dan kawasan sempadan;

2.       mengembalikan fungsi pada

kawasan yang mengalami kerusakan,

melalui penanganan secara teknis dan

vegetatif;

3.       membatasi pengembangan

kawasan terbangun di kawasan resapan

air;

Adanya alih fungsi di beberapa kawasan

resapan air, terutama untuk kegiatan

pertambangan.

4.       mempertahankan kawasan yang

telah ditetapkan sebagai kawasan

resapan air; dan

1. Perlindungan terhadap kawasan

resapan air

2. Peningkatan kegiatan pariwisata

alam dikawasan resapan air

3. Pengolahan tanah secara teknis

(misalnya membuat embung,

cekungan tanah, bendung) sehingga

kawasan ini memberikan kemampuan

peresapan air yang lebih tinggi)

4. Percepatan rehabilitasi lahan yang

mengalami kerusakan;

5. Pembuatan sumur-sumur resapan;

6. Pengendalian hutan dan tegakan

tinggi pada wilayah-wilayah hulu; serta

7. Pengolahan sistem terasering dan

vegetasi yang mampu menahan dan

meresapkan air

5.       melestarikan kawasan yang

termasuk hulu DAS  dengan

pengembangan hutan atau perkebunan

tananaman keras tegakan tinggi.

1 2 3 4 5 6 7

C. Strategi untuk memantapkan fungsi

lindung pada kawasan perlindungan

setempat, dilakukan dengan membatasi

perkembangan kawasan terbangun

untuk sempadan setempat pada

sempadan pantai, sempadan sungai,

kawasan sekitar danau atau waduk dan

kawasan sekitar mata air, meliputi :

1. Perlindungan terhadap kawasan

sekitar mata air

2. Pengendalian penambangan pada

kawasan sekitar mata air

3. Menjaga kelestarian hutan lindung

agar kelestarian mata air ikut terjaga

sehingga debit airnya tidak menurun.

1. membatasi kegiatan yang tidak

berkaitan dengan perlindungan

setempat;

1. Terumbu karang sudah banyak yang

rusak

2. Sampah yang berserakan dilokasi

sempadan pantai

3. Gelombang pasang yang terjadi

mengakibatkan rusaknya kawasan

permukiman di kawasan pantai

4. Hutan bakau yang sudah banyak

mengalami kerusakan

5. Lemahnya pengelolaan kawasan pesisir

yang pada dasarnya rawan bencana

gelombang pasang; serta

6. Terjadi peningkatan penggunaan

kawasan terbangun dan penambangan

pasir pada kawasan perlindungan sekitar

sungai

2. mengamankan kawasan

perlindungan setempat sepanjang

pantai dengan mempertahankan

ekosistem pantai yang meliputi hutan

mangrove , terumbu karang, dan

estuaria;

adanya kebijakan

program secara terpadu

guna mengatasi

permasalahan di area

pantai dan sekitarnya

adanya ego sektoral

dalam penanganan

permasalahan di area

pantai dan sekitarnya

1. pembatasan perluasan kegiatan

pada kawasan yang telah ditetapkan

sebagai kawasan perlindungan

setempat.

2. Pembuatan tanggul untuk

mencegah terjadinya kerusakan karena

adanya gelombang pasang.

3. Budidaya terumbu karang

4. Peningkatan kegiatan perikanan di

lokasi sempadan pantai

5. Pelestarian hutan bakau

6. Pengembangan kegiatan pantai

yang menyatu dengan pengembangan

prospek pengelolaan perikanan dan

pariwisata sangat mendukung

pengembangan kegiatan kawasan,

mengingat potensi pantai yang sangat

panjang di Kabupaten Tuban

3. membatasi pengembangan kawasan

fungsional yang meliputi kawasan

pariwisata, pelabuhan, dan

permukiman di sempadan pantai

dengan memperhatikan kaidah

lingkungan dan ekosistem pesisir;

1 2 3 4 5 6 7

4. membatasi kawasan perlindungan

setempat  sepanjang sungai untuk

kepentingan pariwisata, pertambangan

dan mengupayakan sungai sebagai

latar belakang kawasan fungsional;

adanya kebijakan

program secara terpadu

guna mengatasi

permasalahan di area

pantai dan sekitarnya

adanya ego sektoral

dalam penanganan

permasalahan di area

pantai dan sekitarnya

5. mengelola DAS Bengawan Solo

untuk kegiatan irigasi dan air baku bagi

masyarakat Tuban;

1. Mata air yang ada debitnya berkurang

karena adanya perluasan pertambangan

yang tidak memperhatikan kawasan mata

air

2. Adanya eksplotasi air tanah yang

berlebihan

6. membatasi kawasan perlindungan

setempat sekitar mata air untuk

pariwisata dan pertambangan serta

menghindari bangunan radius

pengamanan kawasan dan

mengutamakan vegetasi yang

memberikan perlindungan waduk dan

mata air; dan

1. Perlindungan terhadap kawasan

sekitar mata air

2. Pengendalian penambangan pada

kawasan sekitar mata air

3. Menjaga kelestarian hutan lindung

agar kelestarian mata air ikut terjaga

sehingga debit airnya tidak menurun.

Penggunaan air baku 7. memanfaatkan sumber air untuk

irigasi dengan tetap memperhatikan

keseimbangan pasokan air dan

kebutuhan masyarakat setempat.

1. Pembuatan sempadan irigasi

disepanjang saluran irigasi agar

kelestariannya terjaga

2. Perbaikan irigasi semi teknis dan

non teknis menjadi irigasi teknis.

3. Pelarangan permukiman atau

kegiatan lain di sempadan irigasi

1. Di beberapa Sempadan sungai banyak

yang dimanfaatkan sebagai permukiman

2. Dibeberapa sempadan sungai tidak

terdapat tanggul sehingga pada saat

terjadi hujan deras airnya meluap dan

merusak kawasan pertanian

3. Banyak warga yang masih membuang

sampah dan tinja pada sungai

4. Luasan Kawasan sempadan sungai

cenderung berkurang karena adanya alih

fungsi lahan

5. Terjadi peningkatan penggunaan

kawasan terbangun dan penambangan

pasir pada kawasan perlindungan sekitar

sungai

1. Sungai besar di luar kawasan

permukiman ditetapkan sekurang-

kurangnya 100 meter

2. Pada anak sungai besar diluar

kawasan permukiman ditetapkan

sekurang-kurangnya 50 meter

3. Pada sungai besar dan anak

sungainya di kawasan pemukiman

ditetapkan 15 meter.

4. Untuk sungai bertanggul diukur dari

kiri dan kanan kaki tanggul bagian luar

sepanjang tanggul sungai

5. Untuk sungai yang tidak bertanggul

diukur dari titik banjir ke arah daratan

6. Pemanfaatan yang dilarang Misalnya

saja pada kawasan sempadan sungai,

tidak diperbolehkan adanya

pembangunan terutama permukiman

penduduk. Karena keberadaannya

sangat mengganggu estetika lahan

dan akan menimbulkan bencana

apabila tidak diperhatikan kegiatan

yang berjalan di dalamnya.

1 2 3 4 5 6 7

D. Strategi untuk memantapkan fungsi

lindung pada kawasan suaka alam,

pelestrian alam dan cagar budaya,

dilakukan dengan meningkatkan fungsi

lindung yang dapat digunakan juga

untuk pariwisata dan penelitian meliputi

kawasan cagar alam, kawasan pantai

berhutan bakau dan cagar budaya,

meliputi :

1. mempertahankan fungsi ekologis

kawasan alami baik biota maupun

fisiknya melalui upaya pencegahan

pemanfaatan kawasan pada kawasan

cagar alam dan upaya konservasi;

2. meningkatkan kegiatan konservasi

dan rehabilitasi yang berguna untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan

dari ancaman kepunahan yang

disebabkan oleh kegiatan alam maupun

manusia;

3. meningkatkan nilai dan fungsi

kawasan dengan menjadikan kawasan

sebagai tempat wisata, obyek

penelitian, dan kegiatan pecinta alam;

4. melaksanakan kerjasama

pengelolaan kawasan hutan melalui

Pengelolaan Hutan Bersama

Masyarakat (PHBM) serta;

5. mempertahankan fungsi kawasan

terhadap kegiatan yang berkaitan

dengan budidaya masyarakat; dan

6. memelihara nilai dan fungsinya

sebagai peninggalan sejarah, objek

penelitian dan pariwisata;E. Strategi untuk memantapkan fungsi

lindung kawasan rawan bencana,

dilakukan melalui meningkatkan fungsi

lindung dengan memberikan zonasi

kawasan rawan bencana, meliputi

rawan bencana banjir dan rawan

bencana gelombang pasang, meliputi:

1.       membatasi pengembangan

kawasan terbangun pada kawasan

rawan bencana banjir dan gelombang

pasang;

2.       memberikan peringatan dini dari

kemungkinan adanya bencana alam;

1 2 3 4 5 6 7

3.       mengembangkan hutan mangrove

dan bangunan yang dapat

meminimalisasi bencana bila terjadi

gelombang pasang;

4.       menyediakan jalur-jalur evakuasi

bencana dengan menyiapkan peta

daerah rawan banjir dilengkapi dengan

rute pengungsian, lokasi pengungsian

sementara, dan lokasi pos pengamat

ketinggian muka air di sungai penyebab

banjir;

5.       konservasi tanah dan air di daerah

pengaliran sungai (DPS) hulu untuk

menekan besarnya aliran permukaan

dan mengendalikan besarnya debit

puncak banjir serta pengendalian erosi

untuk mengurangi pendangkalan di

dasar sungai; dan

6.        menata ruang dan rekayasa di

daerah pengaliran sungai hulu sehingga

pemanfaatan lahan tidak merusak

kondisi hidrologi daerah aliran sungai

(DAS) dan tidak memperbesar masalah

banjir dengan program percepatan

rehabilitasi hutan dan lahan;

4. Kebijakan pengembangan kawasan

budidaya, dilakukan untuk

meningkatkan fungsi setiap kawasan di

Kabupaten Tuban meliputi : kawasan

peruntukan hutan produksi, kawasan

peruntukan hutan rakyat, kawasan

peruntukan pertanian, kawasan

peruntukan perkebunan, kawasan

peruntukan perikanan, kawasan

peruntukan pertambangan, kawasan

peruntukan industri, kawasan

peruntukan pariwisata, kawasan

peruntukan permukiman dan kawasan

peruntukan lainnya.

A. Strategi untuk mengembangkan

kawasan peruntukan hutan produksi,

dilakukan melalui pengembangan hutan

produksi untuk menunjang

perekonomian tersier wilayah, meliputi

:

1 2 3 4 5 6 7

1.    mengembangkan hutan yang

memiliki nilai ekonomi tinggi tetapi

tetap memiliki fungsi perlindungan

kawasan;

2.    melakukan penanaman dan

penebangan secara bergilir serta

mengolah hasil hutan;

3.    melakukan kerjasama dengan

masyarakat dalam mengelola hutan

melalui PHBM sebagai hutan

kerakyatan; dan

4.    memberikan insentif pada kawasan

hutan rakyat untuk mendorong

terpeliharanya hutan produksi.

B. Strategi untuk mengembangkan

kawasan pertanian, dilakukan untuk

mendukung industri terpadu, meliputi :

1.                  mempertahankan sawah

beririgasi teknis untuk tidak dialih

fungsikan; 2.                  memberikan disinsentif

khususnya pada kawasan perkotaan

apabila terjadi   alih fungi sawah;

3.                   menetapkan lahan pertanian

pangan yang berkelanjutan; dan

4.                  mengembangkan kawasan

agropolitan;

C. Strategi untuk mengembangkan

kawasan perkebunan, meliputi :1. mengembangkan hortikultura

dengan pengolahan hasil dan

melakukan upaya eksport;

2. meningkatkan pelestarian kawasan

hortikultura dengan mengembangkan

sebagian lahan untuk tanaman tegakan

tinggi yang memiliki fungsi lindung;

3. mengembalikan lahan yang rusak

atau alih komoditas menjadi

perkebunan seperti semula; dan

4. meningkatkan produktivitas dan

pengolahan hasil perkebunan;

D. Strategi untuk mengembangkan

kawasan perikanan, meliputi :

1 2 3 4 5 6 7

1. meningkatkan produktivitas,

pengolahan hasil perikanan dan

melakukan upaya eksport;

2. mengembangkan kawasan

minapolitan;

3. memelihara kualitas waduk dan

sungai untuk pengembangan perikanan

darat;

4. mengembangkan sistem mina padi;

dan

5. meningkatkan kualitas ekosistem

pesisir untuk menjaga mata rantai

perikanan laut.

E. Strategi untuk mengembangkan

kawasan pertambangan, dilakukan

untuk mendukung kegiatan industri,

meliputi :

1.    mengembalikan rona alam melalui

pengembangan kawasan hutan, atau

kawasan budidaya lain pada area bekas

penambangan;

2.    meningkatkan nilai ekonomis hasil

pertambangan melalui pengolahan hasil

tambang;

3.    mencegah galian liar terutama pada

kawasan yang membahayakan

lingkungan;

4.    melakukan kajian kelayakan

ekologis dan lingkungan, ekonomis dan

sosial bila akan dilakukan kegiatan

penambangan pada kawasan tambang

bernilai ekonomis tinggi yang berada

pada kawasan lindung, permukiman

dan kawasan pertanian irigasi teknis  ;

dan

5.    menegakkan pengelolaan

lingkungan kawasan pertambangan.

F. Strategi untuk mengembangkan

kawasan industri, dilakukan untuk

mendukung perwujudan kawasan

industri terpadu wilayah pantura,

meliputi :1.    mengembangkan dan

pemberdayaan industri kecil dan rumah

tangga untuk pengolahan hasil

pertanian, peternakan, perkebunan,

perikanan laut;

2.    mengembangkan kawasan industri

di wilayah utara;

1 2 3 4 5 6 7

3.    mengembangkan industri yang

mengolah bahan dasar hasil tambang;

4.    mengembangkan industri besar

tambang minyak serta pengolahan

semen

5.    mengembangkan zona industri

polutif berjauhan dengan kawasan

permukiman;6.     mengembangkan pusat promosi

dan pemasaran hasil industri kecil dan

kerajinan;

7.    mengembangkan kawasan industri

secara khusus;

8.    mengembangkan kawasan industri

yang ditunjang pelabuhan eksport

sekaligus memberikan otoritas khusus

pengelolaannya;

9.      menangani dan mengelola limbah

yang dihasilkan industri dengan

penyediaan Instalasi Pengolahan Air

Limbah (IPAL), baik secara individual

maupun komunal;

10.     menggunakan metode dan

teknologi industri ramah lingkungan;

dan11.    menyediakan jalur hijau sebagai

zona penyangga pada tepi luar

kawasan industri.

G Strategi untuk mengembangkan

kawasan pariwisata, meliputi :

1.  mengembangkan obyek wisata

andalan prioritas dengan mengkaitkan

kalender wisata dalam skala nasional

dan meningkatkan promosi wisata;

2.  membentuk zona wisata dengan

disertai pengembangan paket wisata;

3.   mengadakan kegiatan festival

wisata atau gelar seni budaya; dan

4.  mengembangkan batik khas Tuban

Gedog.

H Strategi untuk mengembangkan

kawasan permukiman, meliputi :

1.    mengembangkan permukiman

perdesaan disesuaikan dengan karakter

fisik, sosial-budaya dan ekonomi

masyarakat perdesaan;

1 2 3 4 5 6 7

2.    menyediakan sarana dan prasarana

permukiman perdesaan;

3.    meningkatkan kualitas permukiman

perkotaan;

4.    mengembangkan perumahan

terjangkau;

5.    menyediakan sarana dan prasarana

permukiman perkotaan; dan

6.     mengembangkan Kasiba/Lisiba

 mandiri.

I Strategi untuk mengembangkan

kawasan peruntukan lainnya yang

meliputi RTH perkotaan, kawasan

pengembangan sektor informal dan

kawasan pesisir, meliputi :

1.    mengembangkan RTH pada tiap

kawasan perkotaan dan kawasan

industri;

2.    mengembangkan kawasan sektor

informal pada kawasan pemukiman,

pusat perkotaan dan kawasan

pariwisata;

3.    mengembangkan kawasan pesisir

sebagai kawasan pariwisata,

pelabuhan, industri dan minapolitan

yang ramah lingkungan serta

melindungi wilayah sempadan pantai

sehingga tetap terjadi keseimbangan

pengembangan kawasan;

4.    meningkatkan pemanfaatan dan

pengembangan laut, pesisir dan

perikanan darat secara terpadu; dan

5.    meningkatkan nilai ekonomi

kawasan lindung melalui pemanfaatan

bakau dan terumbu karang sebagai

sumber ekonomi perikanan dengan

cara penangkapan yang ramah

lingkungan dan mendukung

keberlanjutan.

1 2 3 4 5 6 7

4. Kebijakan penetapan kawasan strategis

wilayah, dilakukan melalui

pengembangan dan/atau pembatasan

fungsi kawasan sesuai dengan

peruntukannya dalam skala kabupaten

dan regional meliputi : kawasan

strategis berdasarkan aspek : ekonomi,

sosial budaya, lingkungan hidup, aspek

teknologi tinggi dan pertahanan dan

keamanan

A. Strategi mengendalikan perkembangan

ruang sekitar kawasan strategis

kabupaten, meliputi :

1.    menetapkan batas pengaruh

kawasan strategis Kabupaten Tuban;

dan

2.    menetapkan pola pemanfaatan

lahan sesuai dengan fungsi dan peran

masing-masing kawasan.

B Strategi memantapkan kawasan

strategis ekonomi, meliputi :

1.    mengembangkan fasilitas-fasilitas

pendukung kawasan minapolitan dan

agropolitan ;2.    mengembangkan industri terpadu

yang ada di kawasan Pantura;

3.    mengembangkan dan

mengendalikan kawasan ekonomi

berbasis industri menuju industri

berteknologi tinggi yang ramah

lingkungan; dan

4.    menyiapkan kawasan pelabuhan

Jenu untuk menjadi pelabuhan

Pengumpan.

C Strategi memantapkan fungsi lindung

pada kawasan sosial budaya, meliputi :

1.    mempertahankan dan melestarikan

obyek wisata religi dan bangunan yang

termasuk sebagai benda cagar budaya;

2.    mempertahankan dan melestarikan

situs yang ada di Kabupaten Tuban

sebagai bagian sejarah kabupaten; dan

3.    memanfaatkan dan merevitalisasi

kawasan lama sebagai asset wisata dan

penunjang pengembangan ekonomi

kota

D Strategi memantapkan kawasan

strategis lingkungan, meliputi :

1 2 3 4 5 6 7

1.    mengembangkan dan melestarikan

kawasan lindung dan hutan mangrove

2.    meningkatkan pemanfaatan bahan

tambang mineral batuan dan mineral

batuan non logam secara seimbang

dan terpadu untuk meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah (PAD);

3.    mengendalikan pertambangan

untuk mengurangi kerusakan

lingkungan “bertentangan dengan

huruf b”; dan4.    memanfaatkan lokasi bekas

penambangan untuk kegiatan yang

memberikan nilai ekonomi;

E. Strategi memantapkan kawasan

teknologi tinggi meliputi :

1.    mengendalikan penggunaan

teknoknologi yang berdampak terhadap

lingkungan; dan

2.    menggunakan teknologi yang tepat

guna ramah lingkungan.

F Strategi memantapkan kawasan

strategis Pertahanan Keamanan,

meliputi :

1.    mengendalikan kegiatan budidaya

lain di sekitar kawasan militer; dan

2.    memberikan buffer zone untuk

pengamanan wilayah kawasan militer

dengan pengembangan RTH atau

hutan kota;

H. FATHUL HUDA

BUPATI TUBAN,