lampiran vii KLHS KABUPATEN TUBAN
-
Upload
adi-t-wibowo -
Category
Government & Nonprofit
-
view
89 -
download
7
Transcript of lampiran vii KLHS KABUPATEN TUBAN
POSITIF NEGATIF1 2 3 4 5 6 7
1. - Pada beberapa wilayah hinterland
mempunyai keterbatasan aksesibilitas
secara geografis dan administrasi ke
pusat pelayanan mengakibatkan
ketimpangan kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kabupaten Tuban.
1. - penetapan fungsi wilayah untuk
mengatur fungsi – fungsi pusat
kawasan berkaitan dengan pelayanan
dan distribusi fasilitas untuk
mendukung simpul kegiatan industri
terpadu dengan menggunakan strategi
penetapan wilayah secara berhirarki
sehingga meningkatkan efektivitas
pelayanan dan optimalisasi fungsi
wilayah
adanya pelimpahan
pembagian kewenangan
terkait pelayanan
adanya kesenjangan
dalam hal
penanganannya
- Pengembangan pada masing-masing
kecamatan lebih disesuaikan dengan
fungsi dan perannya sehingga dapat
mendukung pertumbuhan dan
pengembangan wilayah di Kabupaten
Tuban, beberapa kawasan sudah
menunjukkan fungsi khusus yang akan
mendorong fungsi setiap WP.
- Beberapa kawasan perdesaan memiliki
perkembangan yang lambat sehingga
sukar mengejar ketertinggalan dengan
perdesaan dan perkotaan lain selain itu jg
terdapat beberapa kawasan perdesaan
yang membentuk cluster dalam skala kecil
sehingga pelayanannya terbatas;
- pengembangan sistem perkotaan
secara berjenjang dan bertahap melalui
penetapan Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW), Pusat Kegiatan Lokal promosi
(PKLp) dan Pusat Pelayanan Kawasan
(PPK ) sebagai pembentukan pusat
kegiatan yang terintegrasi dan
berhirarki;
Kebijakan program pada
kawasan pedesaan
tertinggal lebih kompleks
memerlukan
mekanisme yang
cukup panjang
- Perkembangan perkotaan sebagai
pusat Wilayah Pengembangan (WP)
atau Pusat Kegiatan Lingkungan (PKL)
akan mendorong keserasian
pengembangan wilayah dalam jangka
panjang.
- Pengembangan industri khususnya
kawasan Pantura (Kec. Bancar,
Tambakboyo, Jenu, Tuban dan Palang)
akan mendorong konsentrasi kegiatan
yang besar, sehingga meningkatkan
kesenjangan perkotaan yang selanjutnya
akan mendorong urbanisasi.
1. Pengembangan infrastruktur
pendukung daerah industri yaitu
Rencana Pelabuhan pengumpan di
Kecamatan Jenu
2. Penyediaan lahan untuk daerah
berkembangan disekitar pelabuhan
sebagai kawasan perdagangan
3. Mempersiapkan Kecamatan Jenu
sebagai pusat pertumbuhan karena
didukung oleh pengembangan
4. Pengembangan jalur angkutan
barang
5. Mempercepat terealisasinya jalan
bebas hambatan
ada pengembangan
perkotaan baru dan
berkembangnya
pemukiman serta
membuka kesempatan
usaha yang cukup besar
rawan konflik sosial
dan timbulnya
dampak lingkungan
dari berbagai aspek
- Tuban akan memiliki sistem
permukiman perkotaan, yang terdiri
dari Perkotaan Tuban sebagai PKW;
Kemudian PKLp meliputi Perkotaan
Bancar dan Rengel; serta perkotaan
Palang, Bangilan, Jatirogo, Jenu dan
Montong PKL), sedangkan PPK ibukota
kecamatan masing-masing
2. 2.
KLHS KABUPATEN TUBAN
PENGARUHISU STRATEGIS ALTERNATIF MITIGASI
penyediaan prasarana wilayah di lakukan
secara terpadu dan interkoneksi untuk
mendorong pengembangan industri
terpadu dan mendukung kegiatan
pertanian, perikanan industri dan
pertambangan melalui pengembangan
dan penyediaan prasarana transportasi,
energi, telekomunikasi, sumber daya air,
dan prasarana lingkungan.
NO RTRW KAB. REKOMENDASI
LAMPIRAN VII
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN
NOMOR TAHUN 2012
TENTANG
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN
TUBAN TAHUN 2012-2032
1 2 3 4 5 6 7
a. prasarana transportasi darat yang masih
terpusat penggunaannya di wilayah utara
menyebabkan perkembangan wilayah
selatan lebih tertinggal.
A. Mengembangkan sistem jaringan
transportasi darat yang terpadu untuk
pengembangan wilayah utara dan
selatan, melalui :
mengurangi titik
kemacetan di wilayah
utara
timbulnya
permasalahan dalam
penggunaan jaringan
transportasi darat
Peningkatan kegiatan dalam skala besar
dan pengembangan perkotaan
menjadikan beberapa jalan berpotensi
untuk dilakukan peningkatan kelas jalan
seperti Jalan Lingkar Utara Pantura dan
Jalan Tuban serta pada kawasan
pengembangan kegiatan industri
1) mengembangkan jalan bebas
hambatan dan jalan lingkar;
membuka akses
pengembangan jaringan
jalan
padatnya arus
transportasi dan
timbulnya kemacetan
2) mengembangkan akses internal
kawasan yang menghubungkan simpul-
simpul kegiatan;
peningkatan
perekonomian wilayah
sekitar
timbulnya
permasalahan sosial
yang kompleks
3) mengembangkan infrastruktur
jalan dalam mendukung kegiatan
industri terpadu serta pertumbuhan
dan pemerataan wilayah;
menunjang kelancaran
transportasi dan
mendukung
pertumbuhan wilayah
Timbulnya
permasalahan arus
lalu lintas
4) menghidupkan kembali jalur kereta
api untuk mendukung kegiatan industri
menunjang kelancaran
transportasi dan
mengoptimalkan
pelayanan di sektor
industri
Timbulnya
permasalahan arus
lalu lintas
Dengan menghidupkan kembali
jaringan kereta api yang sudah tidak
berfungsi Tuban – Plumpang – Babat
maupun Tuban – Bojonegoro sangat
mendorong aksesibilitas antar kawasan
serta mendukung mobilisasi pekerja
pada kawasan-kawasan potensial
pengembangan kegiatan industri di
Kabupaten Tuban; perlu dilengkapi
studi kelayakan untuk mengaktifkan
kembali jaringan kereta api yang sudah
tidak berfungsi
5) mengembangkan infrastruktur
pendukung pertumbuhan wilayah
berupa terminal dengan stasiun kereta
api; dan
peningkatan
perekonomian di wilayah
baru
Timbulnya
permasalahan sosial
yang kompleks
6) mendorong pengembangan sistem
transportasi massal dan infrastruktur
pendukungnya untuk kereta api.
menunjang kelancaran
transportasi dan
mendukung
pertumbuhan wilayah
Timbulnya
permasalahan arus
lalu lintas
Kemacetan yang terjadi di beberapa titik
simpul transportasi karena merupakan
jalan utama dan kepadatan pemusatan
fasilitas. Pada umumnya terjadi di sekitar
pasar atau kawasan pertokoan dengan
penataan sirkulasi keluar dan masuknya
kendaraan yang bersinggungan langsung
dengan kendaraan yang memiliki
intensitas sangat tinggi melintas di jalan
raya, misalnya : di jalan utama
Kecamatan Bancar, Tambakboyo, Jenu,
Tuban dan Palang (Pantura) demikian
pula pada kawasan industri.
1 2 3 4 5 6 7
b. B. Mengembangkan sistem jaringan
transportasi laut yang terintegrasi
dengan transportasi darat untuk
pengembangan wilayah pantura,
meliputi :
menunjang kawasan
industri di sepanjang
pantura
Timbulnya
permasalahan sosial
yang kompleks
Peningkatan infrastruktur di kawasan
pantura untuk mendukung
pengembangan pelabuhan
Internasional Jenu
1) mengembangkan pelabuhan umum
dan khusus di kawasan pantura untuk
berbagai kegiatan tertentu; dan
2) mengembangkan prasarana
pendukung untuk pelayanan
pelabuhan;
c. ketersediaan prasarana kelistrikan yang
masih kurang merata untuk pemenuhan
kebutuhan masyarakat serta upaya
pemenuhan terhadap kebutuhan energi
bagi kegiatan industri yang masih kurang.
C. Strategi untuk mengembangkan sistem
jaringan energi melalui optimalisasi
jangkauan pelayanan mendukung
kegiatan industri, meliputi :
meningkatnya usaha
usaha baru dan
membuka peluang usaha
sebagai pendukung
kawasan industri
konsumsi energi
listrik meningkat
a. meningkatkan kapasitas dan
pelayanan melalui sistem koneksi Jawa
– Bali guna menunjang kebutuhan
listrik di seluruh wilayah Kabupaten
Tuban; dan
b. meningkatkan konservasi dan
mengembangkan jalur pipa minyak
bumi.
pemenuhan akan BBM
dapat terlayani dengan
cepat
timbulnya dampak
lingkungan
d. Kebutuhan akan teknologi informasi dan
telekomunikasi secara merata bagi
masyarakat kabupaten Tuban, masih
kurang.
D. Strategi untuk mengembangkan sistem
jaringan telekomunikasi dilakukan
melalui peningkatan dan perluasan
jaringan sistem terestrial selular secara
efisien serta mendukung
perkembangan teknologi informasi,
meliputi :
kemudahan dalam
bertransaksi dalam sektor
perdagangan
tidak terkendalinya
pembangunan tower -
tower BTS
Pengembangan prasarana telematika
akan terus dikembangkan dengan
persaingan pasar yang kuat sehingga
akan mampu menjangkau segenap
pelosok serta terdapat peluang yang
besar untuk memanfaatkan prasarana
secara bersama
1. meningkatkan jangkauan pelayanan
jaringan telekomunikasi telepon rumah
tangga, telepon umum, jaringan
telepon seluler di wilayah pelosok
perdesaan dan kawasan yang baru
dikembangkan;
2. meningkatkan efisiensi pelayanan
jaringan telepon seluler melalui
penggunaan secara bersama BTS antar
provider ;
3. meningkatkan sistem informasi
telekomunikasi pembangunan daerah
melalui informasi berbasis teknologi
modern/teknologi internet; dan4. membentuk jaringan
telekomunikasi dan informasi yang
menghubungkan setiap wilayah
pertumbuhan dengan ibukota
kabupaten.
kondisi fisik geografis kabupaten Tuban
yang potensial untuk pengembangan
pelabuhan, perlu diupayakan
pengelolaannya secara terintegrasi,
berkelanjutan serta berwawasan
lingkungan, selain itu pantai di Kabupaten
Tuban merupakan daerah Pantura
sehingga perkembangannya lebih pesat
dibandingkan daerah lain.
1 2 3 4 5 6 7
e. E. Strategi untuk mengembangkan sistem
jaringan sumber daya air dilakukan
untuk mendukung pembangunan
berkelanjutan melalui wilayah sungai,
penyediaan jaringan irigasi, air baku
untuk air bersih dan pengendalian
banjir, meliputi :
tumbuhnya pemahaman
masyarakat tentang
pentingnya penggunaan
dan penghematan
pemanfaatan air
aktivitas kegiatan
masyarakat se hari -
hari terhambat
sehingga akan
berdampak pada
pemenuhan
kebutuhan hidup
1. Perbaikan irigasi yang nonteknis dan
semi teknis menjadi sistem irigasi
teknis
2. Pemisahan yang jelas antara fungsi
sungai dan irigasi
3. Pengoptimalan pemanfaatan Sungai
Bengawan Solo dan Kali kening
sebagai sumber untuk irigasi
1. mengembangkan pemanfaatan
wilayah sungai untuk penyediaan
cadangan air irigasi dengan
peningkatan konservasi sempadan
sungai;
2. meningkatkan jaringan irigasi dan
sarana prasarana pendukung;
3. mengembangkan jaringan air baku
untuk air bersih melalui pengoptimalan
pemanfaatan sumber air permukaan
dan sumber air tanah;
1. Memperluas jaringan pelayanan
PDAM
2. Menjaga kelestarian sumber-
sumber mata air yang ada
4. meningkatkan tampungan/resapan
air melalui pengoptimalan fungsi
tampungan untuk wisata air, penataan
lingkungan, konservasi serta
pengendalian banjir; dan
5. mengoptimalkan dan membangun
jaringan pelayanan air bersih.
f. Sistem pengelolaan jaringan prasarana
lingkungan yang dilaksanakan masih
kurang terpadu, utamanya pada sistem
jaringan persampahan, sumber air minum
kota, air limbah dan jalur evakuasi
bencana
F. Strategi untuk mengembangkan sistem
jaringan prasarana lingkungan
dilakukan secara terpadu sesuai dengan
fungsi wilayah melalui sistem jaringan
persampahan, sumber air minum kota
dan jalur evakuasi bencana, meliputi :
timbulnya kesaadara
masyarakat akan
pentingnya kebersihan
dan menjaga lingkungan
timbulnya
permasalahan dalam
penanganan sampah
secara terpadu
1. mengelola sistem persampahan
dengan sistem pengurangan volume,
penggunaan kembali dan pendaur-
ulangan sampah (3R), optimalisasi
fungsi TPA, TPS dan sarana prasarana
kebersihan, serta pengembangan
teknologi persampahan;
1. Penanganan sampah terutama di
kawasan perdesaan dapat dilakukan
secara mandiri dan diolah menjadi
bahan kompos;
2. Melalui peningkatan kesadaran
lingkungan dan pemanfaatan daur
ulang sampah, maka volume sampah
dapat direduksi sejak lebih awal;
3. Terdapat peluang mengelola
sampah secara modern dengan skala
besar melalui industri kompos dan
pupuk organik.
Masyarakat secara umum merasakan
gejala-gejala berkurangnya pasokan air
yang timbul, mulai dari berkurangnya
debit mata air, berkurangnya volume
aliran sungai dan saluran-saluran,
mengecilnya/tidak terawatnya badan air,
mengeringnya sumur dimusim kemarau
dan yang paling ekstrim adalah
mengeringnya mata air.
1 2 3 4 5 6 7
2. mengembangkan sistem
pengelolaan sampah secara mandiri
untuk wilayah perdesaan untuk
mendukung pertanian;
Limbah dari industri mulai mengganggu
masyarakat sekitar
3. mengelola limbah industri dan
rumah tangga untuk mengurangi
tingkat pencemaran lingkungan,
melalui penyediaan IPAL dan IPAL
Komunal;
timbulnya kesaadaran
masyarakat dan
kesadaran pelaku usaha
akan pentingnya
membuang limbah baik
limbah rumah tangga
maupun limbah idustri
timbulnya
permasalahan dalam
pengelolaan dan
penanganaan limbah
baik domestik
maupun limbah
rumah tangga
4. meningkatkan sanitasi lingkungan
untuk permukiman, perdagangan dan
jasa, serta kegiatan sosial ekonomi
lainnya di wilayah perkotaan dan
perdesaan;
5. meningkatkan perlindungan
terhadap sumber-sumber mata air dan
daerah resapan air, perluasan cakupan
pelayanan air minum serta peningkatan
kuantitas dan kualitas air menjadi layak
dan siap minum; dan
terpeliharanya sumber air
guna berbagai keperluan
dan meningkatkan
pelayanan air minum
oleh PDAM
membutuhkan waktu
yang cukup dan
anggaran yang
cukup besar
6. menyediakan jalur evakuasi
bencana khususnya bencana banjir di
kawasan – kawasan yang rawan
bencana.
Tertanganinya korban
bencana dengan cepat
menimbulkan
permasalahan dalam
penggunaan ruang
yang terbatas
3.
- Masih banyak dilakukan penebangan,
mengingat batas antara hutan lindung
dan hutan produksi tidak jelas;
A. Strategi untuk memantapkan kawasan
hutan lindung, dilakukan dengan
menetapkan fungsi kawasan hutan
lindung dalam mendukung
keseimbangan fungsi ekologis, meliputi
:
kontribusi terhadap bagi
hasil tebangan
meningkat dan adanya
ketersediaan kayu untuk
proses pembangunan
berkurangnya hutan
di kabupaten Tuban
yang berdampak
pada perubahan iklim
mikro
- Adanya penambangan batuan secara liar
di lokasi kawasan hutan lindung
1. mengembalikan fungsi pada
kawasan yang mengalami kerusakan,
melalui penanganan secara teknis dan
vegetatif; dan
menjadikan
matapencaharian
penduduk bagi wilayah
potensial tambang
adanya perubahan
bentang alam dan
berkurangnya daya
dukung lahan
Kebijakan pemantapan kawasan lindung,
dilakukan dengan menetapkan berbagai
fungsi lindung wilayah dan
melestarikannya yang dilakukan secara
terpadu meliputi kawasan lindung,
kawasan yang memberikan perlindungan
terhadap kawasan bawahannya , kawasan
perlindungan setempat, kawasan suaka
alam, pelestarian alam dan cagar budaya,
kawasan rawan bencana alam, kawasan
lindung geologi, dan kawasan lindung
lainnya.
1. Memberikan batasan yang jelas di
kawasan hutan antara hutan produksi
dan hutan lindung
2. Perlindungan terhadap kawasan
hutan lindung secara ketat
3. Merehabilitasi lahan – lahan yang
ditambang secara liar
4. Memberikan sosialisasi terhadap
masyarakat sekitar hutan tentang
perlunya pelestarian hutan lindung
1 2 3 4 5 6 7
2. meningkatkan reboisasi untuk
mengembalikan fungsinya menjadi
hutan lindung secara bertahap;
B. Strategi untuk memantapkan fungsi
lindung pada kawasan yang
memberikan perlindungan terhadap
kawasan bawahannya , dilakukan
dengan menetapkan fungsi kawasan
dalam mendukung keberlanjutan
lingkungan wilayah, meliputi :1. menetapkan kawasan resapan air
berupa hutan lindung, hutan produksi
dan kawasan sempadan;
2. mengembalikan fungsi pada
kawasan yang mengalami kerusakan,
melalui penanganan secara teknis dan
vegetatif;
3. membatasi pengembangan
kawasan terbangun di kawasan resapan
air;
Adanya alih fungsi di beberapa kawasan
resapan air, terutama untuk kegiatan
pertambangan.
4. mempertahankan kawasan yang
telah ditetapkan sebagai kawasan
resapan air; dan
1. Perlindungan terhadap kawasan
resapan air
2. Peningkatan kegiatan pariwisata
alam dikawasan resapan air
3. Pengolahan tanah secara teknis
(misalnya membuat embung,
cekungan tanah, bendung) sehingga
kawasan ini memberikan kemampuan
peresapan air yang lebih tinggi)
4. Percepatan rehabilitasi lahan yang
mengalami kerusakan;
5. Pembuatan sumur-sumur resapan;
6. Pengendalian hutan dan tegakan
tinggi pada wilayah-wilayah hulu; serta
7. Pengolahan sistem terasering dan
vegetasi yang mampu menahan dan
meresapkan air
5. melestarikan kawasan yang
termasuk hulu DAS dengan
pengembangan hutan atau perkebunan
tananaman keras tegakan tinggi.
1 2 3 4 5 6 7
C. Strategi untuk memantapkan fungsi
lindung pada kawasan perlindungan
setempat, dilakukan dengan membatasi
perkembangan kawasan terbangun
untuk sempadan setempat pada
sempadan pantai, sempadan sungai,
kawasan sekitar danau atau waduk dan
kawasan sekitar mata air, meliputi :
1. Perlindungan terhadap kawasan
sekitar mata air
2. Pengendalian penambangan pada
kawasan sekitar mata air
3. Menjaga kelestarian hutan lindung
agar kelestarian mata air ikut terjaga
sehingga debit airnya tidak menurun.
1. membatasi kegiatan yang tidak
berkaitan dengan perlindungan
setempat;
1. Terumbu karang sudah banyak yang
rusak
2. Sampah yang berserakan dilokasi
sempadan pantai
3. Gelombang pasang yang terjadi
mengakibatkan rusaknya kawasan
permukiman di kawasan pantai
4. Hutan bakau yang sudah banyak
mengalami kerusakan
5. Lemahnya pengelolaan kawasan pesisir
yang pada dasarnya rawan bencana
gelombang pasang; serta
6. Terjadi peningkatan penggunaan
kawasan terbangun dan penambangan
pasir pada kawasan perlindungan sekitar
sungai
2. mengamankan kawasan
perlindungan setempat sepanjang
pantai dengan mempertahankan
ekosistem pantai yang meliputi hutan
mangrove , terumbu karang, dan
estuaria;
adanya kebijakan
program secara terpadu
guna mengatasi
permasalahan di area
pantai dan sekitarnya
adanya ego sektoral
dalam penanganan
permasalahan di area
pantai dan sekitarnya
1. pembatasan perluasan kegiatan
pada kawasan yang telah ditetapkan
sebagai kawasan perlindungan
setempat.
2. Pembuatan tanggul untuk
mencegah terjadinya kerusakan karena
adanya gelombang pasang.
3. Budidaya terumbu karang
4. Peningkatan kegiatan perikanan di
lokasi sempadan pantai
5. Pelestarian hutan bakau
6. Pengembangan kegiatan pantai
yang menyatu dengan pengembangan
prospek pengelolaan perikanan dan
pariwisata sangat mendukung
pengembangan kegiatan kawasan,
mengingat potensi pantai yang sangat
panjang di Kabupaten Tuban
3. membatasi pengembangan kawasan
fungsional yang meliputi kawasan
pariwisata, pelabuhan, dan
permukiman di sempadan pantai
dengan memperhatikan kaidah
lingkungan dan ekosistem pesisir;
1 2 3 4 5 6 7
4. membatasi kawasan perlindungan
setempat sepanjang sungai untuk
kepentingan pariwisata, pertambangan
dan mengupayakan sungai sebagai
latar belakang kawasan fungsional;
adanya kebijakan
program secara terpadu
guna mengatasi
permasalahan di area
pantai dan sekitarnya
adanya ego sektoral
dalam penanganan
permasalahan di area
pantai dan sekitarnya
5. mengelola DAS Bengawan Solo
untuk kegiatan irigasi dan air baku bagi
masyarakat Tuban;
1. Mata air yang ada debitnya berkurang
karena adanya perluasan pertambangan
yang tidak memperhatikan kawasan mata
air
2. Adanya eksplotasi air tanah yang
berlebihan
6. membatasi kawasan perlindungan
setempat sekitar mata air untuk
pariwisata dan pertambangan serta
menghindari bangunan radius
pengamanan kawasan dan
mengutamakan vegetasi yang
memberikan perlindungan waduk dan
mata air; dan
1. Perlindungan terhadap kawasan
sekitar mata air
2. Pengendalian penambangan pada
kawasan sekitar mata air
3. Menjaga kelestarian hutan lindung
agar kelestarian mata air ikut terjaga
sehingga debit airnya tidak menurun.
Penggunaan air baku 7. memanfaatkan sumber air untuk
irigasi dengan tetap memperhatikan
keseimbangan pasokan air dan
kebutuhan masyarakat setempat.
1. Pembuatan sempadan irigasi
disepanjang saluran irigasi agar
kelestariannya terjaga
2. Perbaikan irigasi semi teknis dan
non teknis menjadi irigasi teknis.
3. Pelarangan permukiman atau
kegiatan lain di sempadan irigasi
1. Di beberapa Sempadan sungai banyak
yang dimanfaatkan sebagai permukiman
2. Dibeberapa sempadan sungai tidak
terdapat tanggul sehingga pada saat
terjadi hujan deras airnya meluap dan
merusak kawasan pertanian
3. Banyak warga yang masih membuang
sampah dan tinja pada sungai
4. Luasan Kawasan sempadan sungai
cenderung berkurang karena adanya alih
fungsi lahan
5. Terjadi peningkatan penggunaan
kawasan terbangun dan penambangan
pasir pada kawasan perlindungan sekitar
sungai
1. Sungai besar di luar kawasan
permukiman ditetapkan sekurang-
kurangnya 100 meter
2. Pada anak sungai besar diluar
kawasan permukiman ditetapkan
sekurang-kurangnya 50 meter
3. Pada sungai besar dan anak
sungainya di kawasan pemukiman
ditetapkan 15 meter.
4. Untuk sungai bertanggul diukur dari
kiri dan kanan kaki tanggul bagian luar
sepanjang tanggul sungai
5. Untuk sungai yang tidak bertanggul
diukur dari titik banjir ke arah daratan
6. Pemanfaatan yang dilarang Misalnya
saja pada kawasan sempadan sungai,
tidak diperbolehkan adanya
pembangunan terutama permukiman
penduduk. Karena keberadaannya
sangat mengganggu estetika lahan
dan akan menimbulkan bencana
apabila tidak diperhatikan kegiatan
yang berjalan di dalamnya.
1 2 3 4 5 6 7
D. Strategi untuk memantapkan fungsi
lindung pada kawasan suaka alam,
pelestrian alam dan cagar budaya,
dilakukan dengan meningkatkan fungsi
lindung yang dapat digunakan juga
untuk pariwisata dan penelitian meliputi
kawasan cagar alam, kawasan pantai
berhutan bakau dan cagar budaya,
meliputi :
1. mempertahankan fungsi ekologis
kawasan alami baik biota maupun
fisiknya melalui upaya pencegahan
pemanfaatan kawasan pada kawasan
cagar alam dan upaya konservasi;
2. meningkatkan kegiatan konservasi
dan rehabilitasi yang berguna untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan
dari ancaman kepunahan yang
disebabkan oleh kegiatan alam maupun
manusia;
3. meningkatkan nilai dan fungsi
kawasan dengan menjadikan kawasan
sebagai tempat wisata, obyek
penelitian, dan kegiatan pecinta alam;
4. melaksanakan kerjasama
pengelolaan kawasan hutan melalui
Pengelolaan Hutan Bersama
Masyarakat (PHBM) serta;
5. mempertahankan fungsi kawasan
terhadap kegiatan yang berkaitan
dengan budidaya masyarakat; dan
6. memelihara nilai dan fungsinya
sebagai peninggalan sejarah, objek
penelitian dan pariwisata;E. Strategi untuk memantapkan fungsi
lindung kawasan rawan bencana,
dilakukan melalui meningkatkan fungsi
lindung dengan memberikan zonasi
kawasan rawan bencana, meliputi
rawan bencana banjir dan rawan
bencana gelombang pasang, meliputi:
1. membatasi pengembangan
kawasan terbangun pada kawasan
rawan bencana banjir dan gelombang
pasang;
2. memberikan peringatan dini dari
kemungkinan adanya bencana alam;
1 2 3 4 5 6 7
3. mengembangkan hutan mangrove
dan bangunan yang dapat
meminimalisasi bencana bila terjadi
gelombang pasang;
4. menyediakan jalur-jalur evakuasi
bencana dengan menyiapkan peta
daerah rawan banjir dilengkapi dengan
rute pengungsian, lokasi pengungsian
sementara, dan lokasi pos pengamat
ketinggian muka air di sungai penyebab
banjir;
5. konservasi tanah dan air di daerah
pengaliran sungai (DPS) hulu untuk
menekan besarnya aliran permukaan
dan mengendalikan besarnya debit
puncak banjir serta pengendalian erosi
untuk mengurangi pendangkalan di
dasar sungai; dan
6. menata ruang dan rekayasa di
daerah pengaliran sungai hulu sehingga
pemanfaatan lahan tidak merusak
kondisi hidrologi daerah aliran sungai
(DAS) dan tidak memperbesar masalah
banjir dengan program percepatan
rehabilitasi hutan dan lahan;
4. Kebijakan pengembangan kawasan
budidaya, dilakukan untuk
meningkatkan fungsi setiap kawasan di
Kabupaten Tuban meliputi : kawasan
peruntukan hutan produksi, kawasan
peruntukan hutan rakyat, kawasan
peruntukan pertanian, kawasan
peruntukan perkebunan, kawasan
peruntukan perikanan, kawasan
peruntukan pertambangan, kawasan
peruntukan industri, kawasan
peruntukan pariwisata, kawasan
peruntukan permukiman dan kawasan
peruntukan lainnya.
A. Strategi untuk mengembangkan
kawasan peruntukan hutan produksi,
dilakukan melalui pengembangan hutan
produksi untuk menunjang
perekonomian tersier wilayah, meliputi
:
1 2 3 4 5 6 7
1. mengembangkan hutan yang
memiliki nilai ekonomi tinggi tetapi
tetap memiliki fungsi perlindungan
kawasan;
2. melakukan penanaman dan
penebangan secara bergilir serta
mengolah hasil hutan;
3. melakukan kerjasama dengan
masyarakat dalam mengelola hutan
melalui PHBM sebagai hutan
kerakyatan; dan
4. memberikan insentif pada kawasan
hutan rakyat untuk mendorong
terpeliharanya hutan produksi.
B. Strategi untuk mengembangkan
kawasan pertanian, dilakukan untuk
mendukung industri terpadu, meliputi :
1. mempertahankan sawah
beririgasi teknis untuk tidak dialih
fungsikan; 2. memberikan disinsentif
khususnya pada kawasan perkotaan
apabila terjadi alih fungi sawah;
3. menetapkan lahan pertanian
pangan yang berkelanjutan; dan
4. mengembangkan kawasan
agropolitan;
C. Strategi untuk mengembangkan
kawasan perkebunan, meliputi :1. mengembangkan hortikultura
dengan pengolahan hasil dan
melakukan upaya eksport;
2. meningkatkan pelestarian kawasan
hortikultura dengan mengembangkan
sebagian lahan untuk tanaman tegakan
tinggi yang memiliki fungsi lindung;
3. mengembalikan lahan yang rusak
atau alih komoditas menjadi
perkebunan seperti semula; dan
4. meningkatkan produktivitas dan
pengolahan hasil perkebunan;
D. Strategi untuk mengembangkan
kawasan perikanan, meliputi :
1 2 3 4 5 6 7
1. meningkatkan produktivitas,
pengolahan hasil perikanan dan
melakukan upaya eksport;
2. mengembangkan kawasan
minapolitan;
3. memelihara kualitas waduk dan
sungai untuk pengembangan perikanan
darat;
4. mengembangkan sistem mina padi;
dan
5. meningkatkan kualitas ekosistem
pesisir untuk menjaga mata rantai
perikanan laut.
E. Strategi untuk mengembangkan
kawasan pertambangan, dilakukan
untuk mendukung kegiatan industri,
meliputi :
1. mengembalikan rona alam melalui
pengembangan kawasan hutan, atau
kawasan budidaya lain pada area bekas
penambangan;
2. meningkatkan nilai ekonomis hasil
pertambangan melalui pengolahan hasil
tambang;
3. mencegah galian liar terutama pada
kawasan yang membahayakan
lingkungan;
4. melakukan kajian kelayakan
ekologis dan lingkungan, ekonomis dan
sosial bila akan dilakukan kegiatan
penambangan pada kawasan tambang
bernilai ekonomis tinggi yang berada
pada kawasan lindung, permukiman
dan kawasan pertanian irigasi teknis ;
dan
5. menegakkan pengelolaan
lingkungan kawasan pertambangan.
F. Strategi untuk mengembangkan
kawasan industri, dilakukan untuk
mendukung perwujudan kawasan
industri terpadu wilayah pantura,
meliputi :1. mengembangkan dan
pemberdayaan industri kecil dan rumah
tangga untuk pengolahan hasil
pertanian, peternakan, perkebunan,
perikanan laut;
2. mengembangkan kawasan industri
di wilayah utara;
1 2 3 4 5 6 7
3. mengembangkan industri yang
mengolah bahan dasar hasil tambang;
4. mengembangkan industri besar
tambang minyak serta pengolahan
semen
5. mengembangkan zona industri
polutif berjauhan dengan kawasan
permukiman;6. mengembangkan pusat promosi
dan pemasaran hasil industri kecil dan
kerajinan;
7. mengembangkan kawasan industri
secara khusus;
8. mengembangkan kawasan industri
yang ditunjang pelabuhan eksport
sekaligus memberikan otoritas khusus
pengelolaannya;
9. menangani dan mengelola limbah
yang dihasilkan industri dengan
penyediaan Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL), baik secara individual
maupun komunal;
10. menggunakan metode dan
teknologi industri ramah lingkungan;
dan11. menyediakan jalur hijau sebagai
zona penyangga pada tepi luar
kawasan industri.
G Strategi untuk mengembangkan
kawasan pariwisata, meliputi :
1. mengembangkan obyek wisata
andalan prioritas dengan mengkaitkan
kalender wisata dalam skala nasional
dan meningkatkan promosi wisata;
2. membentuk zona wisata dengan
disertai pengembangan paket wisata;
3. mengadakan kegiatan festival
wisata atau gelar seni budaya; dan
4. mengembangkan batik khas Tuban
Gedog.
H Strategi untuk mengembangkan
kawasan permukiman, meliputi :
1. mengembangkan permukiman
perdesaan disesuaikan dengan karakter
fisik, sosial-budaya dan ekonomi
masyarakat perdesaan;
1 2 3 4 5 6 7
2. menyediakan sarana dan prasarana
permukiman perdesaan;
3. meningkatkan kualitas permukiman
perkotaan;
4. mengembangkan perumahan
terjangkau;
5. menyediakan sarana dan prasarana
permukiman perkotaan; dan
6. mengembangkan Kasiba/Lisiba
mandiri.
I Strategi untuk mengembangkan
kawasan peruntukan lainnya yang
meliputi RTH perkotaan, kawasan
pengembangan sektor informal dan
kawasan pesisir, meliputi :
1. mengembangkan RTH pada tiap
kawasan perkotaan dan kawasan
industri;
2. mengembangkan kawasan sektor
informal pada kawasan pemukiman,
pusat perkotaan dan kawasan
pariwisata;
3. mengembangkan kawasan pesisir
sebagai kawasan pariwisata,
pelabuhan, industri dan minapolitan
yang ramah lingkungan serta
melindungi wilayah sempadan pantai
sehingga tetap terjadi keseimbangan
pengembangan kawasan;
4. meningkatkan pemanfaatan dan
pengembangan laut, pesisir dan
perikanan darat secara terpadu; dan
5. meningkatkan nilai ekonomi
kawasan lindung melalui pemanfaatan
bakau dan terumbu karang sebagai
sumber ekonomi perikanan dengan
cara penangkapan yang ramah
lingkungan dan mendukung
keberlanjutan.
1 2 3 4 5 6 7
4. Kebijakan penetapan kawasan strategis
wilayah, dilakukan melalui
pengembangan dan/atau pembatasan
fungsi kawasan sesuai dengan
peruntukannya dalam skala kabupaten
dan regional meliputi : kawasan
strategis berdasarkan aspek : ekonomi,
sosial budaya, lingkungan hidup, aspek
teknologi tinggi dan pertahanan dan
keamanan
A. Strategi mengendalikan perkembangan
ruang sekitar kawasan strategis
kabupaten, meliputi :
1. menetapkan batas pengaruh
kawasan strategis Kabupaten Tuban;
dan
2. menetapkan pola pemanfaatan
lahan sesuai dengan fungsi dan peran
masing-masing kawasan.
B Strategi memantapkan kawasan
strategis ekonomi, meliputi :
1. mengembangkan fasilitas-fasilitas
pendukung kawasan minapolitan dan
agropolitan ;2. mengembangkan industri terpadu
yang ada di kawasan Pantura;
3. mengembangkan dan
mengendalikan kawasan ekonomi
berbasis industri menuju industri
berteknologi tinggi yang ramah
lingkungan; dan
4. menyiapkan kawasan pelabuhan
Jenu untuk menjadi pelabuhan
Pengumpan.
C Strategi memantapkan fungsi lindung
pada kawasan sosial budaya, meliputi :
1. mempertahankan dan melestarikan
obyek wisata religi dan bangunan yang
termasuk sebagai benda cagar budaya;
2. mempertahankan dan melestarikan
situs yang ada di Kabupaten Tuban
sebagai bagian sejarah kabupaten; dan
3. memanfaatkan dan merevitalisasi
kawasan lama sebagai asset wisata dan
penunjang pengembangan ekonomi
kota
D Strategi memantapkan kawasan
strategis lingkungan, meliputi :
1 2 3 4 5 6 7
1. mengembangkan dan melestarikan
kawasan lindung dan hutan mangrove
2. meningkatkan pemanfaatan bahan
tambang mineral batuan dan mineral
batuan non logam secara seimbang
dan terpadu untuk meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD);
3. mengendalikan pertambangan
untuk mengurangi kerusakan
lingkungan “bertentangan dengan
huruf b”; dan4. memanfaatkan lokasi bekas
penambangan untuk kegiatan yang
memberikan nilai ekonomi;
E. Strategi memantapkan kawasan
teknologi tinggi meliputi :
1. mengendalikan penggunaan
teknoknologi yang berdampak terhadap
lingkungan; dan
2. menggunakan teknologi yang tepat
guna ramah lingkungan.
F Strategi memantapkan kawasan
strategis Pertahanan Keamanan,
meliputi :
1. mengendalikan kegiatan budidaya
lain di sekitar kawasan militer; dan
2. memberikan buffer zone untuk
pengamanan wilayah kawasan militer
dengan pengembangan RTH atau
hutan kota;
H. FATHUL HUDA
BUPATI TUBAN,