Evaluasi Tata Guna Lahan dan Analisis Vegetasi di Desa ... · lereng . Gunung Merbabu, Gunung...

22
5 Pendahuluan Danau rawa pening merupakan danau yang terletak di cekungan terendah lereng Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran. Danau yang memiliki luas genangan sekitar 2.667 ha ini merupakan salah satu danau air tawar terbesar yang pernah ada di Indonesia (Sutarwi. 2008). Danau Rawa Pening memiliki 9 hulu sungai sebagai sub-sub DAS dan 1 sungai sebagai aliran keluarnya. Terdapat 15 desa yang masing-masingnya dialiri oleh 9 hulu sungai tersebut. Selain sebagai penyangga ekologis, hasil studi karakteristik danau Rawa Pening (Balitbang Jateng 2004: III/24) menyatakan adanya ketergantungan masyarakat sekitar terhadap keberadaan danau Rawa Pening. Ketergantungan tersebut antara lain adalah sektor pertanian yaitu melalui pemanfaatan lahan pasang surut. Sektor perikanan yang mana danau dimanfaatkan sebagai kawasan tambak baik ikan maupun udang. Pemanfaatan sebagai PLTA yang bersumber pada ketersediaan sumber air serta banyak pemanfaatan lainnya. Namun pelestarian serta upaya konservasi dari danau ini seakan tertutup oleh eksplorasi manfaat yang cukup tinggi oleh sebagian besar aktivitas manusia. Ketergantungan masyarakat pada danau rawa pening kemudian menyebabkan tekanan penduduk untuk terus memanfaatkan sumber daya yang ada. Akibatnya tekanan penduduk menyebabkan terjadinya perubahan fungsi lahan. Contoh tekanan penduduk terhadap sumber daya alam. antara lain, lahan yang sebenarnya sebagai lahan vegetasi yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air beralih fungsi menjadi lahan pertanian ataupun lahan pemukiman. Eksploitasi lahanpun dilakukan untuk pemenuhan kebutuhannya. Alih fungsi lahan yang menyebabkan terkikisnya jumlah vegetasi mengakibatkan degradasi daya dukung lahan. Belum lagi rendahnya tingkat pengetahuan penduduk mengenai pola penggarapan lahan serta kurangnya pemahaman terhadap dampak jangka panjang. Terjadinya longsor merupakan salah satu akibat dari alih fungsi lahan yang berlebihan. Menurut Sutarwi, 2008, tata guna lahan pada lahan sub DAS Rawa Pening sebagian besar dimanfaatkan untuk tegalan, sawah dan pemukinan. Ketidakimbangan penggunaan lahan inilah yang kemudian diasumsikan sebagai faktor mendasar terjadinya kerusakan lingkungan. Kurangnya perhatian pemerintah terhadap lahan disekitar danau Rawa Pening dapat terlihat dari besarnya angka sedimentasi yang tentu saja dapat menimbulkan dampak destruktif pada keberlangsungan ekosistem danau. Sumber Rencana Tata Ruang kawasan Rawa Pening tahun 2006 menyatakan bahwa, kontribusi sedimentasi terbesar pada danau Rawa Pening adalah adanya laju erosi

Transcript of Evaluasi Tata Guna Lahan dan Analisis Vegetasi di Desa ... · lereng . Gunung Merbabu, Gunung...

Page 1: Evaluasi Tata Guna Lahan dan Analisis Vegetasi di Desa ... · lereng . Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran. Danau yang memiliki luas genangan sekitar 2.667 ha ini

5

Pendahuluan

Danau rawa pening merupakan danau yang terletak di cekungan terendah

lereng Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran. Danau yang

memiliki luas genangan sekitar 2.667 ha ini merupakan salah satu danau air tawar

terbesar yang pernah ada di Indonesia (Sutarwi. 2008). Danau Rawa Pening

memiliki 9 hulu sungai sebagai sub-sub DAS dan 1 sungai sebagai aliran keluarnya.

Terdapat 15 desa yang masing-masingnya dialiri oleh 9 hulu sungai tersebut. Selain

sebagai penyangga ekologis, hasil studi karakteristik danau Rawa Pening (Balitbang

Jateng 2004: III/24) menyatakan adanya ketergantungan masyarakat sekitar

terhadap keberadaan danau Rawa Pening. Ketergantungan tersebut antara lain

adalah sektor pertanian yaitu melalui pemanfaatan lahan pasang surut. Sektor

perikanan yang mana danau dimanfaatkan sebagai kawasan tambak baik ikan

maupun udang. Pemanfaatan sebagai PLTA yang bersumber pada ketersediaan

sumber air serta banyak pemanfaatan lainnya. Namun pelestarian serta upaya

konservasi dari danau ini seakan tertutup oleh eksplorasi manfaat yang cukup

tinggi oleh sebagian besar aktivitas manusia.

Ketergantungan masyarakat pada danau rawa pening kemudian

menyebabkan tekanan penduduk untuk terus memanfaatkan sumber daya yang

ada. Akibatnya tekanan penduduk menyebabkan terjadinya perubahan fungsi

lahan. Contoh tekanan penduduk terhadap sumber daya alam. antara lain, lahan

yang sebenarnya sebagai lahan vegetasi yang berfungsi sebagai daerah tangkapan

air beralih fungsi menjadi lahan pertanian ataupun lahan pemukiman. Eksploitasi

lahanpun dilakukan untuk pemenuhan kebutuhannya. Alih fungsi lahan yang

menyebabkan terkikisnya jumlah vegetasi mengakibatkan degradasi daya dukung

lahan. Belum lagi rendahnya tingkat pengetahuan penduduk mengenai pola

penggarapan lahan serta kurangnya pemahaman terhadap dampak jangka

panjang. Terjadinya longsor merupakan salah satu akibat dari alih fungsi lahan

yang berlebihan. Menurut Sutarwi, 2008, tata guna lahan pada lahan sub DAS

Rawa Pening sebagian besar dimanfaatkan untuk tegalan, sawah dan pemukinan.

Ketidakimbangan penggunaan lahan inilah yang kemudian diasumsikan sebagai

faktor mendasar terjadinya kerusakan lingkungan.

Kurangnya perhatian pemerintah terhadap lahan disekitar danau Rawa

Pening dapat terlihat dari besarnya angka sedimentasi yang tentu saja dapat

menimbulkan dampak destruktif pada keberlangsungan ekosistem danau. Sumber

Rencana Tata Ruang kawasan Rawa Pening tahun 2006 menyatakan bahwa,

kontribusi sedimentasi terbesar pada danau Rawa Pening adalah adanya laju erosi

Page 2: Evaluasi Tata Guna Lahan dan Analisis Vegetasi di Desa ... · lereng . Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran. Danau yang memiliki luas genangan sekitar 2.667 ha ini

6

yang sangat tinggi. Terjadinya sedimentasi pada danau sangat dipengaruhi oleh

adanya sub DAS dan daerah tangkapan air. Selain sedimen yang berasal dari erosi

sekitar danau Rawa Pening, sedimen juga berasal dari hasil erosi yang dilalui oleh

aliran sungai kemudian masuk ke badan air dan terbawa aliran 9 sub das yang

bermuara dan akhirnya menumpuk di dasar danau rawa pening. Terjadinya erosi

pada daerah sekitar sub das akan mempengaruhi kelulushidupan vegetasi yang

mana sedimen yang terbawa arus akan menutupi akar vegetas yang dilaluinya

disepanjang aliran sungai dan secara langsung maupun tidak langsung akan

mematikan sejumlah organisme yang menghuni area DAS. (Basmi. 1999).

Lahan vegetasi dapat mempengaruhi waktu dan penyebaran aliran air.

Lahan vegetasi dipandang sebagai pengatur aliran air (streamflow regulator),

artinya bahwa lahan vegetasi dapat menyimpan air selama musim hujan dan

melepaskannya pada musim kemarau. (Odum EP. 1993) Konsekuensi logis dari

anggapan seperti itu adalah bahwa keberadaan lahan vegetasi dapat

menghidupkan mata-mata air yang telah lama tidak mengalirkan air, keberadaan

lahan vegetasi juga dapat mencegah terjadinya banjir dan kemudian menjadi

kelihatan logis bahwa hilangnya areal lahan vegetasi akan mengakibatkan

terjadinya kekeringan dan bahkan akan dapat mengubah daerah yang sebelumnya

tampak hijau dan subur menjadi daerah seperti padang pasir (desertification).

Adanya lahan vegetasi di daerah hulu yang merupakan daerah tangkapan air

(catchmen area) merupakan bentuk pencegahan terhadap terjadinya erosi

sehingga dapat menurunkan tingkat aliran sediment yang masuk ke dalam perairan

(Intan. 2009.) Daerah yang memiliki vegetasi penutup yang kurang menyebabkan

tingginya laju erosi. Adanya vegetasi memungkinkan daya cengkram terhadap

lahan/tanah lebih kuat sehingga lahan/tanah tidak mudah longsor dan terikut oleh

aliran air. Namun, aktivitas manusia seperti penggunaan lahan untuk pertanian

maupun tidak adanya pengelolaan lahan vegetasi sebagai daerah tangkapan air

(catchmen area) dapat menyebabkan adanya potensi erosi pada daerah sekitar

lahan sub DAS.

Salah satu desa yang merupakan daerah tangkapan air (catchmen area)

yaitu Rowoboni, kecamatan banyubiru, kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Berdasarkan data RTR Kawasan Rawa Pening pada tahun 2006, laju erosi sungai

Legi dan sungai Galeh yang mengaliri desa Rowoboni mencapai 405, 23

ton/ha/tahun yang masuk kedalam kelas IV kategori berat. Sehingga dapat

diasumsikan bahwa kontribusi sediment yang berasal dari lahan desa Rowoboni

pada danau Rawa Pening cukup tinggi. Belum lagi sediment yang mengendap pada

sub-sub Das lain yang dialiri oleh kedua sungai tersebut. Untuk wilayah desa

Page 3: Evaluasi Tata Guna Lahan dan Analisis Vegetasi di Desa ... · lereng . Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran. Danau yang memiliki luas genangan sekitar 2.667 ha ini

7

Rowoboni sendiri belum diketahui seluruhnya struktur dan komposisi vegetasi

serta pola vegetasi pada desa tersebut.

Berbagai informasi mengenai tata guna lahan serta jenis struktur dan

komposisi vegetasi pada desa Rowoboni dirasa penting mengingat desa ini

merupakan salah satu daerah tangkapan air (catchmen area). Untuk memperoleh

data dapat dilakukan melalui evaluasi tata guna lahan berdasarkan jenis

penggunaan lahan yang didukung pula melalui analisis vegetasi yang bertujuan

untuk mengetahui jenis vegetas dominan. Melalui penelitian ini, diharapkan

mampu memberikan sumbangan informasi mengenai keberadaan vegetasi serta

evaluasi tata guna lahan di desa Rowoboni yang dapat digunakan untuk

pengelolaan dan penataan penggunaan lahan.

Metode Penelitian

Penelitian dilakukan di desa Rowoboni kecamatan Banyubiru, kab.

Semarang, Jawa Tengah. Penelitian dengan mengumpulkan data primer dan data

sekunder. Pengumpulan data primer berdasarkan hasil observasi langsung pada

desa Rowoboni antara lain jenis penggunaan lahan serta jenis vegetasi maupun

dominansi vegetasi yang ada. Data sekunder didapatkan melalui kantor kepala

desa Rowoboni yang meliputi profil desa, data penggunaan lahan, data demografi,

peta Desa Rowoboni serta wawancara terhadap masyarakat sekitar.

Penentuan Tipe Penggunaan Lahan

Berdasarkan luas dan batas-batas wilayah desa Rowoboni, dilakukan

pengamatan terhadap tipe penggunaan lahan pada tiap-tiap dusun pendukung

yaitu dusun Muncul, dusun Rowoganjar, dusun Rowokasam, dusun Candisari,

dusun Gondangsari dan dusun Sentul. Untuk dusun yang memiliki kemiringan

tertentu dalam hal ini adalah dusun Sentul, digunakan garis transek untuk

mengetahui tipe penggunaan lahan pada ketinggian terendah hingga ketinggian

terendah.

Inventaris Tumbuhan

Berdasarkan luas dan batas-batas wilayah desa Rowoboni, dilakukan

inventaris terhadap jenis vegetasi pada masing-masing tipe penggunaan lahan

kecuali lahan hutan. Hal ini dilakukan karena rata-rata jenis vegetasi pada lahan

selain hutan adalah homogen dan tidak seberagam lahan hutan. Metode inventaris

dilakukan dengan mendata jenis tumbuhan yang terdapat pada setiap jenis lahan.

Inventaris tumbuhan dilakukan pada tipe penggunaan lahan yang meliputi lahan

pemukiman, lahan persawahan, lahan perkebunan, lahan industri dan lahan

pemanfaatan untuk pariwisata.

Page 4: Evaluasi Tata Guna Lahan dan Analisis Vegetasi di Desa ... · lereng . Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran. Danau yang memiliki luas genangan sekitar 2.667 ha ini

8

Analisis Vegetasi

Pada tipe penggunaan lahan hutan, dilakukan metode analisis vegetasi. Hal

ini dilakukan mengingat tingkat diversitas pada hutan yang cukup bergam bila

dibandingkan dengan lahan lainnya yang sebagian besar merupakan vegetasi

homogen.

Untuk tipe penggunaan lahan desa Rowoboni berupa hutan rakyat maka

dibuat plot-plot. Plot yang dibuat didasarkan pada wilayah yang cukup

representatif dari lahan hutan. Pada masing-masing lahan diukur dengan

menggunakan metode petak kuadrat dengan distribusi plot random. Indikator

sampling yang akan dianalisis antara lain memenuhi syarat seperti yang

direkomendasikan Mueller-Dombois dan Ellenberg (1974), yaitu :

harus cukup luas untuk memuat seluruh jenis yang dimiliki komunitas

tumbuhan tersebut.

habitatnya harus seragam dalam area plot sejauh dapat ditentukan

oleh pandangan seseorang.

tumbuhan penutup harus sedapat mungkin seragam. Sebagai contoh

tidak menunjukan perbedaan yang besar atau tidak terdapat dominasi

suatu jenis pada sebagian areal sampel dan dominasi jenis yang

berbeda pada bagian yang lain.

Dalam setiap petak ukur terdiri dari 4 plot yang masing-masing luasannya

adalah 4 m2, 25 m2, 100 m2, 400 m2. Dilakukan pengamatan pada masing-masing

plot berdasarkan tingkat pohon, tiang (pohon kecil), sapihan dan semai. Parameter

yang diamati meliputi jenis, jumlah individu yang ada dan luas penutupan lahan

oleh suatu tumbuhan. Selain itu juga dilakukan pendataan terhadap herba sebagai

tumbuhan bawah. Untuk jenis jenis vegetasi yang belum dapat dikenali, bagian

tumbuhan diambil untuk diidentifikasi lebih lanjut dengan menggunakan buku

panduan Flora Of Java. Hasil penelitian kemudian dianalisis dengan menggunakan

rumus Mueller-Dombois dan Ellenberg (1974) yaitu sebagai berikut:

Masing-masing tipe penggunaan lahan, akan dihitung tingkat kerapatannya berdasarkan data jumlah individu per luas petak ukur.

Kerapatan masing-masing individu yang berbeda pada tipe lahan akan di ketahui melalui kerapatan relatif tiap individu.

Page 5: Evaluasi Tata Guna Lahan dan Analisis Vegetasi di Desa ... · lereng . Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran. Danau yang memiliki luas genangan sekitar 2.667 ha ini

9

Tingkat dominansi vegetasi tiap tipe lahan dianalisis berdasarkan jumlah penutupan suatu jenis vegetas perluas petak.

Tingkat dominansi tiap jenis individu dianalisis berdasarkan jumlah dominansi relatif semua individu yang berada dalam petak.

Tingkat keberadaan suatu individu pada tipe lahan dianalisis berdasarkan jumlah individu tersebut pada tiap-tiap plot yang dibuat.

Tingkat keberadaan relatif suatu individu pada tipe lahan dianalisis berdasarkan perbandingan frekuensi keberadaan individu tersebut dengan keberadaan seluruh jenis individu.

Keanekaragaman jenis dan kemantapan komunitas setiap areal dapat digambarkan dengan mengetahui nilai indeks keanekaragaman jenis.

∑( )

Keterangan : H' = Indeks Keranekaragaman Jenis pi = ni/N ni = Nilai Penting Jenis ke.. N = Jumlah Nilai Penting Semua Jenis.

Hasil dan Pembahasan Desa Rowoboni merupakan salah satu dari 10 Desa di wilayah kecamatan

Banyubiru kabupaten Semarang. Wilayah Desa Rowoboni memiliki luas 522,80 Ha

dengan iklim sedang dan terletak diketinggian 450 M dari permukaan air laut. Desa

Rowoboni memiliki curah hujan rata – rata 2.000 s/d 3.000 mm tiap tahun. Secara

administratif Desa Rowoboni terletak di Kecamatan Banyubiru dengan batas

wilayah sebelah utara Rawa Pening, sebelah barat Desa Tegaron dan Desa

Page 6: Evaluasi Tata Guna Lahan dan Analisis Vegetasi di Desa ... · lereng . Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran. Danau yang memiliki luas genangan sekitar 2.667 ha ini

10

Kebondowo, sebelah selatan Desa Kebumen dan Desa Gedong serta, sebelah timur

Desa Kalibeji Kecamatan Tuntang. Masing-masing desa yang membatasi desa

Rowoboni merupakan desa yang memiliki kemiringan hampir 9-45%. Sebagian

besar wilayah Rowoboni merupakan tanah persawahan, hal ini dilatarbelakangi

areal desa yang dikelilingi oleh 4 sungai besar yang bermuara ke danau Rawa

Pening. Desa Rowoboni memiliki sungai yang digunakan untuk sumber irigasi pada

sawah yaitu sungai Legi,Parat, Muncul dan Gondang yangmana berdasarkan

pustaka membawa aliran sedimentasi yang cukup tinggi tiap tahun.

Aspek Sosial a. Populasi Penduduk Jumlah populasi penduduk pada desa Rowoboni tercatat pada tahun 2011

adalah sebanyak 2268 jiwa. Pada tahun sebelumnya jumlah populasi hanya 2232

jiwa sehingga tercatat penambahan penduduk sebanyak 36 jiwa atau mengalami

penambahan sebesar 1.6%.

Sumber : BPS Kab. Semarang 2007-2011.

Gambar 1. Populasi penduduk desa Rowoboni dari tahun ke tahun.

Berdasarkan grafik 1. menunjukkan adanya jumlah populasi yang fluktuatif

selama kurun waktu 5 tahun pada penduduk desa Rowoboni. Adanya jumlah

populasi yang stabil dari tahun 2007 hingga 2008 namun terjadi peningkatan

jumlah penduduk pada tahun 2009 sebanyak 39 jiwa. Penurunan populasi terjadi

pada tahun 2010 menjadi 2232 yang semula berjumlah 2317 pada tahun 2009.

Tahun 2011 berangsur meningkat menjadi 2268 jiwa. Pada analisis data sekunder,

tidak ditemukan penurunan jumlah sex ratio perempuan sehingga menimbulkan

terjadinya penurunan populasi pada tahun 2010. Diketahui bahwa rata-rata usia

produktif perempuan adalah 15-49 tahun. Diasumsikan bahwa penurunan yang

2278 2278

2317

2232

2268

2180

2200

2220

2240

2260

2280

2300

2320

2340

2007 2008 2009 2010 2011

tahun

jum

lah

pe

nd

ud

uk

Page 7: Evaluasi Tata Guna Lahan dan Analisis Vegetasi di Desa ... · lereng . Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran. Danau yang memiliki luas genangan sekitar 2.667 ha ini

11

terjadi pada tahun 2010 merupakan jumlah imigrasi akibat terjadinya interupsi air

Danau Rawa Pening ke lahan pemukiman warga tepatnya dusun Rowoganjar

sehingga beberapa kepala keluarga terpaksa pindah dan angka kematian yang

terjadi disepanjang tahun 2010.

b. Tingkat Usia Berdasarkan hasil penelitian, diketahui jumlah yang telah memasuki usia

kerja (16-60 tahun) adalah sebanyak 1314 orang. Jumlah yang lebih banyak bila

dibandingkan dengan jumlah usia tidak bekerja (0-15 tahun) yaitu sebanyak 951

orang dan usia tidak produktif (60+ tahun) yaitu sebanyak 180 orang. Rasio beban

tanggungan dari total jumlah populasi yaitu 2.445 orang oleh kepala keluarga yang

berjumlah 664 KK diasumsikan berjumlah 3.7 (4 orang) yaitu suami, istri dan 2

orang anak. Jumlah pertumbuhan populasi yang terus bertumbuh memungkinkan

beban tanggungan yang tinggi oleh kepala keluarga yang kemudian berbanding

sama dengan jumlah orang yang membantu kegiatan ekonomi.

Tabel 1. Komposisi Penduduk Desa Rowoboni Menurut Tingkat Usia.

NO UMUR (Th) LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH JIWA

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 11

0 – 1 1 – 5

6 – 10 11 – 15 16 – 20 21 – 25 26 – 30 31 – 40 41 – 50 51 – 60

60 + Jumlah

71 98

199 119 87

171 101 107 102 107 112

1.274

64 102 94

204 87

137 97 98

102 118 68

1.171

134 200 293 323 174 308 198 205 204 225 180

2.445

Sumber : profil desa Rowoboni, 2011.

c. Mata Pencaharian Penduduk Berdasarkan tabel 1.1 diketahui jumlah penduduk yang memiliki mata

pencaharian sebanyak 754 jiwa. Jenis mata pencaharian yang paling banyak adalah

buruh tani yaitu sebanyak 221 orang, buruh industri, buruh bangunan, pedagang,

pegawai negeri/TNI, pensiunan, dan lain-lain. Hal ini tentu sinkron dengan lahan

sawah yang hampir menutupi seluruh areal desa Rowoboni. Berdasarkan data

dilapangan, beberapa sawah yang terhampar pada desa Rowoboni bukan

merupakan hak milik dari masyarakat Rowoboni sendiri, namun banyak penduduk

setempat bekerja sebagai buruh tani menggarap sawah pada desa Rowoboni.

Page 8: Evaluasi Tata Guna Lahan dan Analisis Vegetasi di Desa ... · lereng . Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran. Danau yang memiliki luas genangan sekitar 2.667 ha ini

12

Sumber : Profil Desa Rowoboni, 2011.

Gambar 2. jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian.

b. Tingkat Pendidikan Penduduk Berdasarkan data hasil penelitian, hampir sebagian besar penduduk desa

Rowoboni tamat sekolah dasar yaitu 574 orang, kemudian tamat SLTP 477 orang,

tamat SLTA 422 orang, tidak sekolah 182 orang, tamat perguruan tinggi 82 orang

dan belum tamat sekolah dasar sebanyak 52 orang. Pendidikan formal yang dicapai

sebagai besar merupakan tamat sekolah dasar. Hal ini diasumsikan menimbulkan

kurangnya pemahaman masyarakat mengenai dampak dari eksploitasi serta

penggunaan bahan-bahan pupuk organik maupun non-organik berlebihan.

Kurangnya pemahaman dan pegetahuan tentang pemanfaatan sumber daya alam

menimbulkan masyarakat terus-menerus melakukan eksploitasi tanpa memikirkan

untuk regenerasi sumber daya.

Tabel 2. Komposisi Penduduk Desa Rowoboni Menurut Tingkat Pendidikan.

No. Tingkat pendidikan Jumlah Persen

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Tamat Perguruan Tinggi

Tamat SLTA

Tamat SLTP

Tamat SD

Belum Tamat SD

Tidak Sekolah

82

422

477

574

52

182

4.6%

23.6%

26.7%

32.1%

2.91%

10.2%

Total 1789 100

Sumber : profil desa Rowoboni, 2011.

182 221

121

45 26

63 39

57

0

50

100

150

200

250

Jum

lah

Pek

erja

Page 9: Evaluasi Tata Guna Lahan dan Analisis Vegetasi di Desa ... · lereng . Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran. Danau yang memiliki luas genangan sekitar 2.667 ha ini

13

Aspek Lingkungan a. Jenis-jenis Lahan

Jenis-jenis lahan pada desa Rowoboni meliputi hutan rakyat, sawah

teririgasi, pemukiman, kolam air tawar. Hutan rakyat merupakan hutan yang diolah

dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sawah terbagi atas sawah irigasi dan sawah

pasang surut, pemukiman terdiri dari rumah dan pekarangan.

Tabel 3. Jenis-jenis Penggunaan Lahan pada Desa Rowoboni.

Jenis penggunaan lahan

Luas Lahan

(ha) (%)

Hutan rakyat*

Sawah teririgasi

Rawa-rawa

Pemukiman

Kolam air tawar

0

97

389.70

34.10

2

0

18.6

74.5

6.5

0.4

Total 522.80 ha 100

*hutan produksi.

Sumber : Profil Desa Rowoboni, 2011.

Berdasarkan profil desa Rowoboni, sebagian besar jenis penggunaan lahan

merupakan rawa-rawa. Namun pada observasi langsung ke lapangan, ditemukan

adanya beberapa hektar rawa yang telah terkonversi menjadi lahan

pertanian/sawah atau disebut sebagai sawah pasang surut. Berdasarkan

masyarakat dan profil data desa Rowoboni, lahan pasang surut mencapai 60-75 ha.

Pada penelitian menunjukkan bahwa profil tipe penggunaan lahan desa Rowoboni

menunjukkan tipe penggunaan lahan antara lain yaitu lahan hutan, lahan

pemukiman, sawah pasang surut, sawah, rawa, kolam air tawar. Lahan hutan pada

desa Rowoboni hanya dimiliki oleh dusun sentul yang merupakan salah satu dusun

pendukung dari desa Rowoboni. Lahan hutan pada dusun Sentul sendiri memiliki

kemiringan 9-25% yang mana menurut Utomo, 1989, masuk kedalam kelas

kemiringan agak miring. Sebagian lahan hutan telah dikonversi ke lahan

pemukiman yang menjadi dusun Sentul dan dimanfaatkan menjadi lahan

pengerukan bahan galian C (urug).

Page 10: Evaluasi Tata Guna Lahan dan Analisis Vegetasi di Desa ... · lereng . Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran. Danau yang memiliki luas genangan sekitar 2.667 ha ini

14

Jenis tanaman yang umum dijumpai pada desa Rowoboni berdasarkan

pola penggunaan lahannya antara lain :

Tabel 4. Data Jenis Tanaman yang terdapat pada Penggunaan Lahan Desa Rowoboni.

Jenis

penggunaan

lahan

Hutan Sawah Pemukiman rawa Kolam air

tawar

Sawah

pasang

surut

Luas lahan

(ha)

1.8 ha 97 ha 34.10 ha 329.70 ha 2 ha 60 ha

Jenis

tanaman

Sengon

laut,

tumbuh

an

tingkat

semai

Padi,

pisang,

kelapa,sing

kong,

kacang

panjang,

eceng

gondok,

cabe.

Pohon kelapa,

kelengkeng,

rambutan,

tanaman hias

Padi,

rumput,

alang-

alang.

Pohon

beringin,

pohon

bambu,

alang-alang

Padi,

alang-

alang,

eceng

gondok

Sumber : Data Primer. 2012.

b.1 Lahan Hutan Berdasarkan data sekunder dari BPS kabupaten Semarang, desa Rowoboni

tidak memiliki lahan hutan. Namun pada observasi langsung ke lapangan, diketahui

desa ini masih memiliki lahan hutan yang terdapat pada dusun Sentul. Masyarakat

setempat memahami bahwa lahan semacam ini merupakan tegalan karena

masyarakat kerap menjadikan lahan ini sebagai lahan untuk mencari kayu dan

kemudian menebangnya untuk pemenuhan kebutuhan. Lahan hutan yang terdapat

pada Desa Rowoboni dulunya merupakan hutan rakyat yang kemudian oleh karena

peningkatan populasi penduduk mengkonversi lahan ini sebagai pemukiman.

Memiliki luas sekitar 1,8 ha yang memiliki kemiringan mencapai 9-25% dan hanya

terdapat pada dusun Sentul. Lahan hutan ini dimanfaatkan masyarakat untuk

diambil kayunya. Hutan ini didominasi oleh alang-alang dan Sengon laut, beberapa

kelompok bambu yang terletak di bagian paling atas hutan. Sebagian lahan hutan

yang memiliki panjang lereng hampir 50 m dengan kemiringan 9-25%.

Setengah persen dari luas dusun Sentul merupakan lahan galian golongan C dan

berhadapan langsung dengan jalan raya, dusun Gondangsari dan kali (sungai)

Gondang yang bermuara langsung pada Rawa Pening. Lahan galian yang

sebelumnya merupakan hutan rakyat digundulkan atau dimanfaatkan sumber

kayunya kemudian tanahnya dikeruk untuk ditambang. Menurut hakim dkk (1986)

Page 11: Evaluasi Tata Guna Lahan dan Analisis Vegetasi di Desa ... · lereng . Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran. Danau yang memiliki luas genangan sekitar 2.667 ha ini

15

suatu vegetasi penutup tanah yang baik seperti rumput yang tebal atau rimba yang

lebat akan menghilangkan pengaruh iklim, topografi dan sifat tanah terhadap

erosi. Vegetasi mempunyai peran yang sangat penting pada suatu lahan untuk

mencegah erosi. Menurut rahim (2000), adanya vegetasi mampu menahan

terjadinya erosi karena adanya intersepsi hujan oleh tajuk, sehingga dapat

menurunkan volume dan kecepatan limpasan permukaan, dapat merubah sifat

tanah, dan dapat meningkatkan kecepatan transpirasi. Tanaman yang menutup

permukaan tanah secara rapat tidak saja memperlambat limpasan, tetapi juga

memperlambat pengangkutan partikel tanah. Perubahan tata guna lahan ini

mengakibatkan kerusakan vegetasi. Kerusakan vegetasi, baik kerusakan semak

belukar maupun kerusakan vegetasi penutup lainnya sehingga mengakibatkan

terkikisnya lapisan atas tanah yang banyak mengandung unsur hara untuk

kesuburan dan kestabilan tanah terhadap erosi dan kemampuan tanah untuk

menahan air semakin menurun. Erosi yang disebabkan kerusakan vegetasi penutup

menyebabkan bahaya terhadap longsoran tanah yang merupakan sumber endapan

sedimen jika terbawa masuk kedalam aliran air. Pada saat terjadi musim hujan,

oleh karena hilangnya faktor pencengkram tanah maka sedimen-sedimen tebing

hasil pengerukkan terkikis dan terbawa bersama aliran air hujan. Sedimen hasil

pengikisan masuk kedalam kali Gondang yang berhadapan dengan daerah galian

kemudian terbawa aliran sungai hingga ke rawa pening. Sama halnya dengan

konversi hutan Sentul menjadi lahan pemukiman, dengan kemiringan hampir

mencapai 9-25% maka berdampak pada bahaya terjadinya erosi (Sarief, 1986).

b.2 Lahan Sawah teririgasi Lahan sawah teririgasi pada desa Rowoboni merupakan pemanfaatan

lahan yang paling tinggi mencapai 97 ha dari 522.80 ha luas desa yaitu sekitar

18.6%. Lahan sawah pada desa Rowoboni tidak memiliki kemiringan tertentu.

Rata-rata petani memanfaatkan sawahnya tidak hanya menanam padi, namun

menanam beberapa tanaman lain yang memiliki fungsi ekonomis dan ditanam di

sekitar sawah. Tanaman yang ditanam pada sawah selain padi antara lain adalah

kelapa, pisang, kunyit maupun singkong. Sistem pengairan pada sawah desa

Rowoboni menggunakan sumber air dari beberapa sungai besar yaitu sungai parat,

legi, muncul dan gondangsari. Lahan sawah dialiri oleh sungai besar yaitu sebelah

timur oleh kali Legi dan sungai muncul yang mengairi sawah pada dusun

Rowokasam dan dusun Rowoganjar. Sementara, sebelah selatan dialiri oleh kali

Parat sebagai perbatasan dari desa Rowoboni dengan desa tuntang yang mengaliri

sawah disepanjang dusun muncul serta sebelah barat terdapat kali Gondang yang

mengaliri sawah pada dusun Gondangsari.

Page 12: Evaluasi Tata Guna Lahan dan Analisis Vegetasi di Desa ... · lereng . Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran. Danau yang memiliki luas genangan sekitar 2.667 ha ini

16

Tabel 5. Lahan Pertanian Yang Dialiri Oleh Sungai.

No. Lahan Pertanian Sungai yang mengaliri

1.

2.

3.

4.

5.

Dusun Muncul

Dusun Rowoganjar

Dusun Rowokasam

Dusun Candisari

Dusun Gondangsari

Kali Parat

Kali Muncul

Kali Legi

Kali Gondang

Kali Gondang

Sumber : Data Primer. 2012.

Metode pembuatan sawahnya terdiri dari petak-petak yang bersinggungan

langsung dengan aliran sungai sehingga air hasil pengairan dari sawah langsung

terinjeksi masuk kedalam aliran sungai. Kesemua sungai yang ada di desa

Rowoboni bermuara pada sungai Legi dan berujung pada danau Rawa Pening.

Sebagian sawah masyarakat di desa Rowoboni disekat dengan beton semen agar

tanah sawah tidak bersinggungan langsung dengan sungai dan kemudian terkikis

oleh aliran air. Output irigasi kemudian dialirkan melalui pipa paralon yang

terdapat pada beton semen. Penyekatan ini menyebabkan aliran air menuju kali

tidak keruh. Namun penyekatan dengan menggunakan beton semen hanya

terdapat pada beberapa sawah pada dusun Rowokasam. Pada dusun-dusun lain,

tanah sawh bersinggungan langsung dengan aliran sungai. Output irigasi

cenderung keruh/berwarna kuning disebabkan membawa partikel tanah (Effendi.

2003). Hal ini diasumsikan menjadi penyebab bommingnya eceng gondok dan

terbawanya sediment-sediment oleh arus sungai pada rawa pening yangmana

membawa materi-materi organik yang berasal dari sumber organik yang terbawa

aliran air dari ke semua sungai yang mengairi sawah-sawah desa Rowoboni.

b.3 Lahan Rawa dan Sawah Pasang Surut Jenis lahan yang paling luas pada desa Rowoboni adalah rawa yaitu sekitar

329.7 ha yang merupakan luasan dari danau rawa pening itu sendiri. Masyarakat

memanfaatkan 60-75 Ha lahan pasang surut dari danau rawa pening untuk

dijadikan lahan sawah pasang surut. Menurut Sittadewi, 2008, lahan pasang surut

merupakan lahan yang terbentuk akibat dari proses naik turunnya permukaan air

rawa pening kemudian dimanfaatkan terlebih untuk persawahan. Rata-rata

masyarakat melakukan penanaman pada saat bulan juli-Agustus, penanaman

dilakukan sekali setahun karena fluktuasi debit air pada musim hujan dan musim

kemarau. Rata-rata pemilik tanah sawah pasang surut pada Rowoboni merupakan

buruh tani yang tidak memiliki lahan pertanian di desa Rowoboni. Untuk

pemenuhan kebutuhan, para buruh tani mengolah lahan pasang surut sebanyak 2

kali plus panen. Pada saat sawah pasang, para petani kemudian melakukan

pemanenan eceng gondok yang terapung pada saat pasang. Sawah pasang surut

Page 13: Evaluasi Tata Guna Lahan dan Analisis Vegetasi di Desa ... · lereng . Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran. Danau yang memiliki luas genangan sekitar 2.667 ha ini

17

memiliki tingkat kesuburan yang tinggi oleh karena tanah yang mngandung pupuk

hijau yang berasal dari eceng gondok yang mati dan tenggelam kedasar danau.

Ditambah lagi sisa hasil pemanenan eceng gondok yang langsung dibuang pada

rawa. Rata-rata pada pengolahan sawah pasang surut tidak menggunakan pupuk

anorganik (BLH. 2008) Namun menurut Sittadewi, 2008, terdapat beberapa

indikasi yang disebabkan oleh adanya lahan pasang surut, antara lain yaitu :

Wilayah rawa yang menyempit oleh karena perlusan wilayah pasang

surut

Kegiatan pemupukan yang menyebabkan eutrofikasi

Pengingkatan kadar keasamaan lahan karena pelapukan bahan organik

dan kelarutan zat tertentu.

Pengolahan lahan yang menyebabkan terlepasnya partikel tanah sehingga

menimbulkan erosi.

Penggarapan lahan pasang surut menjadikan lahan subur bagi tanaman

liar lainnya.

b.4 Lahan Pemukiman Lahan pemukiman pada desa Rowoboni memiliki luas sekitar 34.10 ha dan

tidak memiliki kemiringan tertentu. Satu-satunya lahan pemukiman yang memiliki

kemiringan adalah dusun Sentul. Berdasarkan informasi warga dan kelurahan, dulu

Sentul merupakan hutan rakyat yang didominasi oleh tanaman bambu, namun

oleh karena tekanan populasi penduduk hutan ini kemudian dikonversi menjadi

lahan pemukiman dan dilakukan penanaman tanaman Sengon karena lebih

bernilai ekonomis. Pada dusun Sentul ini terdapat penambangan tanah/urug. Pada

saat musim hujan berlangsung, seringkali material tanah terbawa aliran air hujan

dan terinjeksi ke dalam badan air. Dalam hal ini adalah sungai Gondang yang

berhadapan langsung dengan tempat penambangan. Hal ini menyebabkan

meluapnya sungai Gondangyang berdektan dengan pemukiman warga yaitu dusun

Gondasari. Hampir sebagian besar pemukiman yang berada pada desa Rowoboni

berseberangan dengan lahan sawah dan sungai. Areal pemukiman yang terletak

dekat dengan sungai mengakibatkan masyarakat ikut berdistribusi membuang

sampah ke dalam sungai baik organik seperti sampah dapur maupun anorganik

seperti plastik. 3 dusun dari 6 dusun pada desa Rowoboni memiliki pekarangan

yang dilapis dengan semen yaitu dusun Rowokasam, Rowoganjar dan Candisari.

Hal ini diasumsikan mengurangi penyerapan air hujan oleh tanah. Rata-rata

vegetasi yang ditemukan pada lahan pemukiman desa Rowoboni antara lain

adalah Pohon kelapa, kelengkeng, rambutan, tanaman hias. Hal ini memungkinkan

tanah tidak cepat terkikis oleh aliran air. Namun beda halnya dengan dusun yang

memiliki pekarangan yang dilapis semen menyebabkan tanaman kurang subur

Page 14: Evaluasi Tata Guna Lahan dan Analisis Vegetasi di Desa ... · lereng . Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran. Danau yang memiliki luas genangan sekitar 2.667 ha ini

18

oleh karena seresah yang setiap hari dibersihkan menyebabkan susahnya unsur

hara terinjeksi oleh tidak adanya mikroba tanah yang berfungsi untuk

mendegradasi seresah daun.

b.5 Lahan Kolam Air Tawar Desa Rowoboni memiliki banyak sumber air sehingga pemanfaatannya

banyak digunakan untuk sektor rekreasi seperti kolam berenang dan pemancingan

serta budidaya ikan air tawar. Terletak di areal yang tidak memiliki kemiringan

tertentu membuat daerah ini menarik untuk dikunjungi. Namun oleh eksploitasi

masyarakat, banyak sumber mata air dijadikan tempat untuk kegiatan rumah

tangga seperti mencuci, ataupun mencuci motor.

b.6 Perubahan Luas Penggunaan Lahan Berdasarkan data sekunder, terdapat beberapa perubahan yang cukup

nyata pada penggunaan lahan di Desa Rowoboni. Perubahan luas penggunaan

lahan dapat dilihat pada tabel dibawah :

Tabel 6. Data Perubahan Luas Penggunaan Lahan Desa Rowoboni.

Tahun t.sawah

(ha)

Rawa-

rawa* (ha)

Pemukiman

(ha)

Htn

negara

(ha)

Kolam air

tawar (ha)

Lain2 (ha)

2007

2008

2009

2010

2011

97

97

97

97

97

389.66

389.66

389.70

389.70

389.70

26

26

34.10

34.10

34.10

0

0

0

0

0

2

2

2

2

2

8.14

8.14

0

0

0

*Danau Rawa Pening yang termasuk wilayah administratif Desa Rowoboni.

Sumber : BPS Kab. Semarang.

Pada kurun waktu 5 tahun, terjadi perubahan luas penggunaan lahan yang

terjadi pada desa Rowoboni. Perubahan terjadi pada jenis penggunaan lahan rawa

dan luas pemukiman. Berdasarkan data hasil observasi, diketahui baha pada areal

rawayang merupakan lahanyang paling besar pada desa Rowoboni dimanfaatkan

sebagai lahan sawah pasang surut. Pada tahun 2011 terdapat sekitar 60 ha lahan

rawa yang dimanfaatkan sebagai sawah pasang surut. Danau rawa pening

mengalami penyusutan volume air dari tahun ke tahun sehingga hal ini

memperluas lahan kosong yang kemudian oleh masyarakat dijadikan lahan

pertanian. Hal ini memang mebawa dampak yang baik untuk perekonomian

masyarakat setempat, namun diasumsikan menajdi potensi ancaman bagi

keberlangsungan danau rawa pening itu sendiri. Berdasarkan analisis data

peningkatan jumlah populasi masyarakatpada desa Rowoboni yaitu pada tahun

Page 15: Evaluasi Tata Guna Lahan dan Analisis Vegetasi di Desa ... · lereng . Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran. Danau yang memiliki luas genangan sekitar 2.667 ha ini

19

2009 turut ditandai dengan peningkatan jumlah bangunan/pemukiman yang

didirikan oleh warga setempat. Dampak dari pembangunan ini yaitu berkurangnya

hutan/tegalan yang dimanfaatkan masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan.

Selain itu dampak lainnya adalah berkurangnya komunitas vegetasi pelindung pada

desa Rowoboni yangmana desa Rowoboni merupakan daerah tangkapan air yang

dikelilingi oleh banyak DAS besar yang bermuara langsung pada danau rawa

pening.

c. Analisis Vegetasi

Pengambilan data untuk analisis vegetasi dilakukan dengan 2 kali ulangan

pada masing-masing petak. Kenampakan hutan pada bukit sentul yaitu landai dan

dibatasi oleh sungai-sungai kecil dan cenderung homogen. Berdasarkan proses

pengambilan data dengan menggunakan metode kuadrat plot minimum, rata-rata

jenis tumbuhan yang terdata adalah tumbuhan tingkat semak dan beberapa jenis

pohon. Pada 1 petak terdiri dari 4 plot yang luasannya adalah 2x2, 5x5, 10x10,

20x20. Namun pada pengumpulan data, pada luasan 5x5 hingga 10x10 didapatkan

tumbuhan jenis semak, sementara berdasarkan pustaka luasan 5x5 adalah plot

tingkat pancang dan luasan 10x10 adalah plot untuk tumbuhan tingkat tiang.

Berdasarkan observasi terdapat 16 spesies tumbuhan yang didominasi oleh jenis

tumbuhan semak. Ke-16 spesies antara lain adalah Rumput grinting (Cynodon

dactylon) Putri malu (Mimosa pudica) Rumput Teki ( Cyperus rotundus ) Patikan

Kebo ( Euphorbia hirta ) Tapak liman (Elephantopus scaber) bandotan (Ageratum

conyzoides), kremi (Portulaca quadrifida L.), tapak dara (Ludwigia adscendens (L.) ),

Tengah Krambilan (Biophytum sensitivum), Pisang, Sengon, Kelapa, Kopi, Mahoni,

Aren , sirsat. Berdasarkan data observasi untuk analisis vegetasi, pada keseluruhan

plot tumbuhan Euphorbia hirta dan pohon Sengon memiliki nilai frekuensi relatif

masing-masing adalah 18-22% dan 5-9% hal ini menunjukkan bahwa E. hirta

memiliki kehadiran yang cukup tinggi pada masing-masing plot dibanding dengan

jenis tumbuhan lain sedangkan sengon memiliki frekuensi sedang. Nilai kerapatan

yang paling tinggi ditunjukkan oleh E. hirta dan Sengon masing-masing adalah 25-

31% dan 62-69% sehingga diasumsikan 2 jenis tumbuhan inilah yang memiliki

penyebaran vegetasi yang cukup luas. Nilai dominansi terbesar oleh E. hirta dan

Sengon yang masin-masing memiliki nilai dominansi 46-50% dan 46-80% yang

menunjukkan luas penutupan tajuk yang cukup tinggi oleh spesies ini. Untuk plot

2x2m, indeks keanekaragaman adalah 1.55-1.62 yangmana berdasarkan Michell,

1995, bila nilai indeks keanekaragaman jenis ≤ 1.5 < H’ ≤ 3.5 maka tingkat

keanekaragaman tergolong sedang mendekati rendah. Pada plot dengan luasan

20x20m, nilai indeks keragamannya adalah 1.23 1.38 dan dikategorikan dengan

tingkat tingkat keragaman yang rendah. Hal ini diasumsikan karena adanya

Page 16: Evaluasi Tata Guna Lahan dan Analisis Vegetasi di Desa ... · lereng . Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran. Danau yang memiliki luas genangan sekitar 2.667 ha ini

20

konversi lahan hutan menjadi pemukiman oleh masyarakat yang terjadi pada

sekitar tahun 2009. Timbulnya tekanan penduduk mengakibatkan semakin

berkurangnya lahan hutan akibat dikonversi menjadi lahan pemukiman bahkan

pemanfaatan sumber alam yaitu kayu yang tidak di regenarasikan. Berdasarkan

kebijakan pemerintah, bahwa usia pohon terutama jenis sengon adalah minimal 10

tahun. Namun pada praktiknya masyarakat menebang pohon rata-rata pada usia

5-6 tahun tanpa regenerasi sama sekali.

d. Evaluasi Berdasarkan Data

Desa Rowoboni merupakan desa yang tidak memiliki kemiringan tertentu

seperti desa-desa pendukung pada kecamatan Banyubiru yang lain. Sebagai daerah

tangkapan air, Rowoboni memiliki permukaan lahan yang flat dengan ketinggian

450 m dari permukaan laut. Sehingga dapat diasumsikan bahwa sebelum masuk ke

danau Rawa Pening, desa Rowoboni merupakan tampungan berbagai macam

sediment-sediment yang berasal dari daerah tangkapan air yang letaknya lebih

tinggi seperti desa Tegaron dan desa Kebumen yang masing-masing terletak

disebelah barat dan timur desa. Oleh karena letaknya yang rendah perlu adanya

konservasi pada desa Rowoboni, melihat ketidakmerataan penggunaan lahan.

Konservasi dalam hal ini adalah dengan mengurangi perambahan sumber daya

alam yang berasal dari hutan rakyat sehingga mampu mempertahankan vegetasi.

Page 17: Evaluasi Tata Guna Lahan dan Analisis Vegetasi di Desa ... · lereng . Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran. Danau yang memiliki luas genangan sekitar 2.667 ha ini

21

Gambar 3. Peta daerah potensial sedimentasi.

Berdasarkan peta daerah potensial diatas, kawasan daerah Rowoboni merupakan

daerah rentan terhadap terjadinya endapan sedimentasi (panah warna hijau). Hal

ini diasumsikan terjadi karena Sungai Legi yang membelah desa Rowoboni sebagai

alur pembawa sedimentasi dari partikel-partikel tanah sawah yang terbawa aliran

air akibat pengelolaan tanah pada lahan pertanian. Hal ini ditambah oleh sungai

legi dan beberapa sungai lainnyaseperti sungai Parat, sungai Muncul, sungai

Gondang yang juga merupakan aliran sungai yang melewati daerah tangkapan air

Page 18: Evaluasi Tata Guna Lahan dan Analisis Vegetasi di Desa ... · lereng . Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran. Danau yang memiliki luas genangan sekitar 2.667 ha ini

22

yang lebih tinggi yakni Kebumen dan desa Tegaron, yangmana desa tersebut

merupakan desa yang memiliki tingkat kemiringan dan rata-rata terdapat

pemukiman, perkebunan dan sawah pertanian pada kemiringan tersebut.

Gambar : Das Legi yang mengaliri desa Rowoboni

Gambar 4. Alur DAS pada daerah catchment area.

Sebagai lahan yang lebih rendah dibanding dengan daerah tangkapan air

lainnya, desa Rowoboni dapat diasumsikan sebagai alur terakhir aliran sungai Legi

sebelum memasuki danau rawa pening. Namun adanya konversi hutan menjadi

pemukiman, dan lahan pertanian yang mendominasi penggunaan lahan

mengakibatkan berkurangnya lahan vegetasi sebagai penambat aliran air. Menurut

hakim dkk (1986) suatu vegetasi penutup tanah yang baik seperti rumput yang

tebal atau rimba yang lebat akan menghilangkan pengaruh iklim, topografi dan

sifat tanah terhadap erosi. Vegetasi mempunyai peran yang sangat penting pada

suatu lahan untuk mencegah erosi. Menurut Rahim (2000), vegetasi mampu

menahan terjadinya erosi karena adanya intersepsi hujan oleh tajuk, dapat

menurunkan volume dan kecepatan limpasan permukaan, dapat merubah sifat

tanah, dan dapat meningkatkan kecepatan transpirasi. Tanaman yang menutup

permukaan tanah secara rapat tidak saja memperlambat limpasan, tetapi juga

memperlambat pengangkutan partikel tanah. Untuk pencegahan erosi paling

sedikit 70% tanah harus tertutupi vegetasi (hardjowigeno,1989). Kemungkinan

sedimentasi ditambah oleh areal hutan rakyat yang dulunya merupakan hutan

bambu diubah menjadi lahan hutan produksi Sengon. Belum lagi hutan produksi ini

terus ditekan dengan pembangunan lahan pemukiman. Padahal hutan bambu

memiliki peran penting di dalam ekosistem hutan dengan karakteristik sistem

perakaran akar serabut dan perakaran rimpang yang sangat kuat, bambu memilliki

Page 19: Evaluasi Tata Guna Lahan dan Analisis Vegetasi di Desa ... · lereng . Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran. Danau yang memiliki luas genangan sekitar 2.667 ha ini

23

peran sebagai tumbuhan konservasi yaitu menjaga sistem hidrologis dalam hal

mengikat air dan tanah (Hartanto. 2011). Lahan sawah pasang surut kemudian

menambah faktor terjadinya sedimentasi, yangmana akibat pengelolaan tanah

untuk lahan pertanian, partikel-partikel tanah terlepas dan rentan terseret aliran

air.

Desa Rowoboni patut dijadikan sebagai lahan konservasi dengan

pengurangan tingkat pemanfaatan lahan sawah pasang surut, serta penanaman

kembali lahan gundu akibat pengerukkan bahan galian C bahkan menghentikan

aktivitas penambangan. Tidak imbangnya penggunaan lahan dapat mengakibatkan

akan semakin menyusutnya luasan danau rawa pening dari tahun ke tahun akibat

sumbangan sedimentasi dari daerah tangkapan air.

Kesimpulan 1. Tipe penggunaan lahan yang paling banyak pada Desa Rowoboni berdasarkan

hasil observasi adalah rawa-rawa, lahan sawah, dan lahan Pemukiman.

2. Berdasarkan hasil analisis vegetasi, struktur vegetasi pada hutan desa Rowoboni

terdiri dari tumbuhan semak dan Sengon dimana indeks keragaman adalah

rendah.

3. Faktor yang rentan menyebabkan terjadinya sedimentasi berasal dari lereng-

lereng daerah tangkapan air yang lebih tinggi oleh karena pola pemanfaatan yang

tidak sesuai, lahan pengerukkan, eksploitasi sumberdaya kayu dari hutan.

4. Salah satu permasalahan mendasar terjadinya eksploitasi sumber daya alam

adalah kurangnya pemahaman masyarakat mengenai dampak dari ekksploitasi itu

sendiri.

6. Konversi lahan hutan menjadi lahan pemukiman menyebabkan terjadinya

tingkat diversitas yang rendah pada lahan hutan sebagai penyokong cadangan air

dan pencegah erosi pada lahan yang miring.

7. Pemanfaatan rawa sebagai lahan sawah pasang surut menyebabkan semakin

menyempitnya luasan rawa pening.

Page 20: Evaluasi Tata Guna Lahan dan Analisis Vegetasi di Desa ... · lereng . Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran. Danau yang memiliki luas genangan sekitar 2.667 ha ini

24

Ucapan Terimakasih Penulis menyampaikan ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada Bapak Drs.

Sucahyo. M.Sc yang telah membantu dari sisi ilmiah selaku pembimbing skripsi.

Terimakasih pula penulis sampaikan untuk kelurahan desa Rowoboni dan kantor

BPS kabupaten Semarang serta masyarakat yang berpartisipasi memberikan

sumbangan data. Tak lupa untuk Ayah, Drs. Fauluaro Waruwu dan Ibu, Roslina

Telaumbanua serta keluarga yang memberikan sumbangan moriil dan materil.

Page 21: Evaluasi Tata Guna Lahan dan Analisis Vegetasi di Desa ... · lereng . Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran. Danau yang memiliki luas genangan sekitar 2.667 ha ini

25

Daftar Pustaka

Anonim1. 2004. Penelitian Karakteristik Danau Rawa Pening. Balitbang Provinsi

Jateng.

Anonim2. 2007. Kecamatan Banyubiru Dalam Angka. Badan Pusat Statisik

Kabupaten Semarang.

Anonim3. 2008. Kecamatan Banyubiru Dalam Angka. Badan Pusat Statisik

Kabupaten Semarang.

Anonim4. 2009. Kecamatan Banyubiru Dalam Angka. Badan Pusat Statisik

Kabupaten Semarang.

Anonim5. 2010. Kecamatan Banyubiru Dalam Angka. Badan Pusat Statisik

Kabupaten Semarang.

Anonim6.2011. Kecamatan Banyubiru Dalam Angka. Badan Pusat Statisik

Kabupaten Semarang.

Anonim7. 2011. Profil Desa Rowoboni. Kelurahan Desa Rowoboni Kabupaten

Semarang Kecamatan Banyubiru.

Anonim8. 2008. Laporan Status Lingkungan Hidup Kabupaten Semarang.

Pemerintah Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah. Ungaran. Hlm 11.

[BLH] Badan Lingkungan Hidup.

Anonim9. 2008. Laporan Pengelolaan Rawa Pening. [PSDA-DPU] Pengelolaan

Sumber Daya Air, Dinas Pengairan Umum Pemerintah Propinsi Jawa

Tengah. Semarang. Hlm 2-6.

Basmi J. 1999. Ekosistem Perairan : Habitat dan Biota. Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Hlm 49.

Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan

Perairan. Kanisius. Yogyakarta. Hlm 57-156.

Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.R. Saul, M.A. Diha, G.B. Hong

dan H.H. Bailey 1986. Dasar-dasar ilmu tanah. Universitas Lampung.

Lampung.

Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. Mediyatama Perkasa. Jakarta.

Hartanto, L. 2011. Seri Buku Dan Informasi Potensi Pengelolaan Bambu Taman

Nasional Alas Purwo. Banyuwangi.

Intan Kusuma J. 2009. Kajian Sumberdaya Danau Rawa Pening Untuk

Pengembangan Wisata Bukit Cinta, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa

Tengah. IPB ; Bogor.

Odum EP. 1993. Dasar-Dasar Ekologi Edisis Ketiga. [Terjemahan dari Fundamental

of Ecology, 3 rd edition]. Samingan T (Penerjemah). Gadjahmada University

Press. Yogyakarta. Hlm 57.

Rahim, S.E. 2000. Pengendalian erosi tanah. Bumi aksara. Jakarta.

Page 22: Evaluasi Tata Guna Lahan dan Analisis Vegetasi di Desa ... · lereng . Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran. Danau yang memiliki luas genangan sekitar 2.667 ha ini

26

Sittadewi H. Euthalia. 2008. Kondisi Lahan Pasang Surut Kawasan Rawa Pening

Dan Pemanfaatannya.

Sutarwi. 2008. Proses Kebijakan Konservasi Sumber Daya Air Danau Danau Rawa

Pening d ijawa Tengah.