EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS IX/MTL/03....

8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Pebruari 2009 EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MAUMERE Yohanes R. Maswari dan Sarwoko Mangkoedihardjo Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS Surabaya [email protected] ABSTRAK Tingkat pelayanan persampahan di Kota Maumere mencapai 52,07% atau hanya 60 m³/hari sampah yang terangkut ke TPA dari total timbulan sampah sebesar 115,214 m³/hari. Ini berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sikka Tahun 2007. Hal tersebut terjadi, karena pelayanan hanya terkonsentrasi di pusat kota dan daerah lain di sekitar pusat kota, sebagai akibat dari minimnya biaya operasional dan terbatasnya jumlah personil. Untuk meningkatkan pelayanan, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap teknik pengumpulan dan pengangkutan sampah, pembiayaan dan kinerja pengelola. Metode yang dilakukan berupa penyebaran kuesioner, wawancara kepada pengelola dan masyarakat serta observasi lapangan untuk mendapatkan data timbulan, komposisi sampah, waktu dan jarak pengangkutan. Sedangkan data kependudukan, kondisi wilayah, sarana dan prasarana persampahan, pembiayaan, tupoksi dan peraturan-peraturan diperoleh dari instansi terkait. Data-data tersebut dianalisis terhadap aspek teknis, pembiayaan dan kelembagaan. Hasil evaluasi menunjukan bahwa perlu perbaikan terhadap sistem pewadahan, pola pengumpulan dan frekuensi pengangkutan yaitu dari 2 trip/hari menjadi 3 trip/hari tanpa perbaikan waktu off route. Peningkatan jumlah trip tidak perlu menambah biaya operasional. Sedangkan retribusi sampah perlu ditingkatkan karena penerimaannya hanya 20,67% dari biaya operasional. Disisi lain pengelola harus melakukan upaya untuk meminimalkan masalah-masalah internal dan meningkatkan peran serta masyarakat agar lebih peduli terhadap sampah dan kebersihan lingkungan. Kata Kunci : evaluasi, pengelolaan sampah dan peningkatan pelayanan. PENDAHULUAN Latar Belakang Kota Maumere merupakan ibu kota Kabupaten Sikka yang mempunyai luas wilayah 76,69 km² dan sekitar 19,98 % penduduk Kabupaten Sikka berada di Kota Maumere yaitu 58.973 jiwa yang tersebar pada 13 kelurahan dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 3,38 % (BPS Kabupaten Sikka, 2008). Saat ini persampahan di Kota Maumere, dikelola oleh Kantor Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Sikka, dengan cakupan pelayanan meliputi 8 Kelurahan dari 13 kelurahan yang ada, dengan luas daerah pelayanan sebesar 11,91 km² atau sekitar 15,53 % dari luas Kota Maumere keseluruhan. Kedepannya, diharapkan pengelolaan sampah menjadi lebih baik dan mampu meningkatkan pelayanan. Namun kondisi pengelolaan sampah yang terjadi di Kota Maumere belum optimal, terlebih pada kegiatan pengumpulan dan pengangkutan sampah.. Hal ini terlihat dari jumlah sampah yang terangkut ke TPA hanya 60 m³/hari atau 52,07 % dari total 115,214 m³/hari (PemKab. Sikka, 2007) dan sisanya sebanyak

Transcript of EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS IX/MTL/03....

Page 1: EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS IX/MTL/03. Prosiding Yohan… · kendaraan yang hemat energi; dan jumlah trip pengangkutan sebanyak

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IXProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Pebruari 2009

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAHDI KOTA MAUMERE

Yohanes R. Maswari dan Sarwoko MangkoedihardjoJurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS Surabaya

[email protected]

ABSTRAK

Tingkat pelayanan persampahan di Kota Maumere mencapai 52,07% atau hanya60 m³/hari sampah yang terangkut ke TPA dari total timbulan sampah sebesar 115,214m³/hari. Ini berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KabupatenSikka Tahun 2007. Hal tersebut terjadi, karena pelayanan hanya terkonsentrasi di pusatkota dan daerah lain di sekitar pusat kota, sebagai akibat dari minimnya biayaoperasional dan terbatasnya jumlah personil. Untuk meningkatkan pelayanan, makaperlu dilakukan evaluasi terhadap teknik pengumpulan dan pengangkutan sampah,pembiayaan dan kinerja pengelola.

Metode yang dilakukan berupa penyebaran kuesioner, wawancara kepadapengelola dan masyarakat serta observasi lapangan untuk mendapatkan data timbulan,komposisi sampah, waktu dan jarak pengangkutan. Sedangkan data kependudukan,kondisi wilayah, sarana dan prasarana persampahan, pembiayaan, tupoksi danperaturan-peraturan diperoleh dari instansi terkait. Data-data tersebut dianalisis terhadapaspek teknis, pembiayaan dan kelembagaan.

Hasil evaluasi menunjukan bahwa perlu perbaikan terhadap sistem pewadahan,pola pengumpulan dan frekuensi pengangkutan yaitu dari 2 trip/hari menjadi 3 trip/haritanpa perbaikan waktu off route. Peningkatan jumlah trip tidak perlu menambah biayaoperasional. Sedangkan retribusi sampah perlu ditingkatkan karena penerimaannyahanya 20,67% dari biaya operasional. Disisi lain pengelola harus melakukan upayauntuk meminimalkan masalah-masalah internal dan meningkatkan peran sertamasyarakat agar lebih peduli terhadap sampah dan kebersihan lingkungan.

Kata Kunci : evaluasi, pengelolaan sampah dan peningkatan pelayanan.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kota Maumere merupakan ibu kota Kabupaten Sikka yang mempunyai luaswilayah 76,69 km² dan sekitar 19,98 % penduduk Kabupaten Sikka berada di KotaMaumere yaitu 58.973 jiwa yang tersebar pada 13 kelurahan dengan tingkatpertumbuhan rata-rata 3,38 % (BPS Kabupaten Sikka, 2008).

Saat ini persampahan di Kota Maumere, dikelola oleh Kantor Kebersihan danPertamanan Kabupaten Sikka, dengan cakupan pelayanan meliputi 8 Kelurahan dari 13kelurahan yang ada, dengan luas daerah pelayanan sebesar 11,91 km² atau sekitar 15,53% dari luas Kota Maumere keseluruhan.

Kedepannya, diharapkan pengelolaan sampah menjadi lebih baik dan mampumeningkatkan pelayanan. Namun kondisi pengelolaan sampah yang terjadi di KotaMaumere belum optimal, terlebih pada kegiatan pengumpulan dan pengangkutansampah.. Hal ini terlihat dari jumlah sampah yang terangkut ke TPA hanya 60 m³/hariatau 52,07 % dari total 115,214 m³/hari (PemKab. Sikka, 2007) dan sisanya sebanyak

Page 2: EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS IX/MTL/03. Prosiding Yohan… · kendaraan yang hemat energi; dan jumlah trip pengangkutan sebanyak

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IXProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Pebruari 2009

ISBN : 978-979-99735-7-3D-3-2

55,214 m³/hari atau 47,93 % yang belum terangkut tersebut, oleh masyarakat dibuangke badan sungai, selokan, tumpukan pada lahan terbuka, dibakar serta ada juga yangmenimbunnya . Kondisi tersebut sebenarnya dapat dihindari karena keberadaan saranadan prasarana persampahan cukup mendukung pengelola untuk mengatasipermasalahan. Sarana dan prasarana yang ada saat ini yaitu 2 unit dump truck (6 m³), 3unit arm roll truck ( 6 m³), kontainer sebanyak 10 unit (6 m³), transfer depo 2 lokasi(luas 500 m²) dan TPS sebanyak 42 buah.

Disisi lain, besarnya kewenangan dan tanggung jawab pengelola dituntut untukterus bekerja dan memberikan hasil yang lebih baik. Untuk itu keberadaan personilperlu diperhatikan dalam meningkatkan kinerja pengelola. Tetapi pada kenyataannyahanya 4,5 % dari jumlah personil berlatar belakang pendidikan yang berhubungandengan bidang kerja (PemKab. Sikka, 2007). Kondisi tersebut diperparah dengankurangnya kegiatan-kegiatan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal inimengakibatkan pelaksanaan fungsi manajemenpun tidak optimal.

Disamping itu, pemerintah daerah belum memprioritaskan penanganan sampahmenjadi hal yang penting. Hal ini terlihat dari anggaran yang dialokasikan untuk biayaoperasional hanya sebesar Rp. 387.000.000 (PemKab. Sikka, 2007). Alokasi anggaranitu tidak terjadi penambahan yang berarti, dikarenakan masih banyak prioritas-prioritaslain yang lebih penting dan mendesak.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi teknik pengumpulan danpengangkutan sampah, menentukan strategi yang harus dilakukan oleh pengelola danmengoptimalkan biaya operasional yang tersedia dalam rangka peningkatan danpengembangan pelayanan dari segi pengumpulan dan pengangkutan sampah di KotaMaumere. Sedangkan manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikanalternatif dan sumbangan pemikiran bagi Pemerintah Kabupaten Sikka agar lebihmeningkatkan sistem pengelolaan sampah di Kota Maumere.

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Sampah

Sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari zat organik dan zatanorganik, yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola, agar tidakmembahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan, sedangkan sampahperkotaan adalah sampah yang timbul di kota tidak termasuk sampah yang berbahayadan beracun (SK SNI T-13-1990-F).

Sumber SampahSumber sampah merupakan asal mula sampah itu dihasilkan, yang secara

garis besar dibedakan atas sampah perumahan seperti rumah permanen, semi permanendan non permanen dan non perumahan seperti kantor, pertokoan, pasar, sekolah, jalan,hotel, restoran, industri, rumah sakit dan fasilitas umum lainnya (SNI 19-3964-1994).

Timbulan SampahTimbulan sampah adalah sampah yang dihasilkan dari sumber sampah

(SK SNI T-13-1990-F). Sumber sampah yang dimaksud bisa berasal dari perumahanmaupun non perumahan. Timbulan sampah akan cenderung meningkat pada kondisikepadatan dan jumlah penduduk yang tinggi, aktivitas masyarakat yang kompleks,tingkat sosial ekonomi yang tinggi, kapasitas produksi tinggi dan masyarakat di kotanegara berkembang.

Page 3: EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS IX/MTL/03. Prosiding Yohan… · kendaraan yang hemat energi; dan jumlah trip pengangkutan sebanyak

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IXProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Pebruari 2009

ISBN : 978-979-99735-7-3D-3-3

Komposisi SampahYang dimaksudkan dengan komposisi sampah adalah susunan masing- masing

komponen sampah yang dinyatakan dalam % berat (Tchobanoglous, et al, 1993). Datakomposisi sampah dapat digunakan untuk menentukan karakteristik sampah danpotensi pemanfaatan kembali/daur ulang. Dari data ini dapat ditetapkan kebutuhanfasilitas peralatan, sistem, program dan rencana pengelolaan sampah.

Daerah PelayananDaerah pelayanan adalah perbandingan atau prosentase antara luas daerah urban

dengan luas daerah yang dilayani. Daerah pelayanan ditentukan dari skala kepentingandaerah pelayanan dengan melihat hubungan parameter penentu (fungsi dan nilai daerah,kepadatan penduduk, daerah pelayanan eksisiting, kondisi lingkungan, tingkatpendapatan penduduk serta topografi) terhadap kerawanan sanitasi dan potensiekonominya sedangkan untuk pengembangan daerah layanan dilakukan berdasarkan tatruang kota.

Tingkat PelayananTingkat pelayanan merupakan perbandingan atau prosentase antara timbulan

sampah kota secara keseluruhan dengan timbulan sampah yang terkelola.

Pengelolaan SampahPengelolaan sampah didefinisikan sebagai upaya kontrol terhadap proses

penanganan sampah. Mulai dari timbulan, pewadahan, pengumpulan, pengangkutanserta penanganannya di TPA. Pengelolaan sampah selalu dikaitkan dengan prinsip-prinsip terbaik untuk teknis, finansial, lingkungan dan masyarakat (Tchobanoglous, etal, 1993).

Teknis operasional pengelolaan sampah perkotaan yang terdiri dari kegiatanpewadahan sampai dengan pembuangan akhir sampah harus bersifat terpadu denganmelakukan pemilahan sejak dari sumbernya.

Aspek Teknis Pengelolaan Sampah

Pewadahan SampahPewadahan sampah adalah cara penampungan sampah sementara di sumbernya

baik individu maupun komunal. Secara umum vahan pewadahan harus memenuhikriteri seperti awet, tahan air, mudah diperbaiki, ekonomis, mudah diperoleh, ringan danmudah untuk dipindahkan. Dalam penentuan volume pewadahan biasanya ditentukanberdasarkan jumlah penghuni tiap rumah, tingkat hidup masyarakat, frekuensipengambilan sampah, cara pengumpulan dan sistem pelayanan sampah.

Pengumpulan SampahPengumpulan sampah adalah proses penanganan sampah dengan cara

pengumpulan dari masing-masing sumber sampah untuk diangkut ke tempatpembuangan sementara atau langsung ke tempat pembuangan akhir tanpa melaluiproses pemindahan. Cara pengumpulan sampah dibedakan atas dua yaitu sistemindividual dan sistem komunal.

Pengangkutan SampahPengangkutan sampah adalah tahap membawa sampah dari lokasi pemindahan

atau langsung dari sumber sampah, menuju ke tempat pembuangan akhir. Kegiatanpengangkutan akan sangat terkait dengan jarak dan juga metode pengangkutan yangditerapkan. Supaya biaya yang dikeluarkan lebih ekonomis serta penggunaan peralatan

Page 4: EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS IX/MTL/03. Prosiding Yohan… · kendaraan yang hemat energi; dan jumlah trip pengangkutan sebanyak

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IXProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Pebruari 2009

ISBN : 978-979-99735-7-3D-3-4

secara efektif dan efisien, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut yaitupemilihan rute yang sependek mungkin dan paling sedikit hambatannya; menggunakantruk yang berkapasitas atau daya angkut semaksimal mungkin; menggunakankendaraan yang hemat energi; dan jumlah trip pengangkutan sebanyak mungkin dalamwaktu kerja yang diijinkan.

Pembuangan Akhir SampahTempat pembuangan akhir sampah adalah sarana fisik untuk berlangsungnya

kegiatan pembuangan akhir sampah dan juga sebagai tempat untuk menyingkirkan sertamengkarantinakan sampah kota sehingga aman (SK SNI T-13-1990-F).

Aspek Pembiayaan dalam Pengelolaan SampahAspek pembiayaan, dalam banyak hal seringkali menjadi faktor dominan untuk

berjalannya suatu kegiatan. Demikian pula halnya dengan proses pengelolaan sampah.Tata cara pengelolaan sampah di permukiman dengan memperkirakan perbandinganpembiayaan dari total pengelolaan sampah yaitu biaya pengumpulan 20-40%, biayapengangkutan 40-60% dan biaya pembuangan akhir 10-30 % (SNI-03-3242-1994).Biaya pengelolaan sampah juga harus dihitung berdasarkan biaya operasional danpemeliharaan serta penggantian alat. Aspek pembiayaan juga menyangkut denganretribusi.

Aspek Kelembagaan dalam Pengelolaan SampahInstitusi pengelola persampahan merupakan kunci dalam suatu sistem

pengelolaan persampahan, karena melalui aspek ini aktifitas pengelolaan dapat diatursedemikian rupa, untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Organisasi pengelola sampahtersebut, mempunyai tugas tidak hanya memberikan pelayanan kebersihan kota tetapijuga, mampu mengembangkan kapasitas dan potensi yang ada, dalam rangkamenciptakan kualitas lingkungan perkotaan yang bersih dan sehat.

Struktur organisasi pengelola sampah, harus memiliki beban kerja yangseimbang dan masing-masing bagian, menggambarkan aktifitas utama dalampengelolaan sampah seperti pengumpulan, pengangkutan, pembuangan akhir danpenyuluhan. Organisasi harus memiliki sumber daya manusia yang dapat diandalkandalam hal manajemen pengelolaan sampah dan teknis pengelolaan sampah.

Analisis SWOTSalah satu pendekatan yang dapat dipergunakan sebagai instrumen dalam

pemilihan strategi dasar adalah melalui analisa SWOT. Analisis SWOT adalahidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi organisasi(Rangkuti,2005). Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkankekuatan (strengths) dan peluang (opportunities) namun secara bersamaan dapatmeminimalkan kelemahan (weaknessess) dan ancaman (threats).

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini secara umum adalah untuk mengevaluasi sistem pengelolaansampah di Kota Maumere yang meliputi pengumpulan, pemindahan dan pengangkutanke tempat pembuangan akhir . Metode yang akan dilakukan, berupa penelitian lapangandengan berpedoman kepada kajian pustaka dan data-data penunjang yang ada.Permasalahan yang ada sesuai dengan lingkup pembahasan yang diperoleh melaluipengamatan umum daerah penelitian, untuk selanjutnya melakukan evaluasi terhadapkegiatan pengumpulan dan pengangkutan sampah untuk mengupayakan peningkatanpelayanan.

Page 5: EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS IX/MTL/03. Prosiding Yohan… · kendaraan yang hemat energi; dan jumlah trip pengangkutan sebanyak

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IXProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Pebruari 2009

ISBN : 978-979-99735-7-3D-3-5

Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah penyebaran kuesioner,wawancara dan observasi lapangan untuk data primer . Sedangkan data sekunderdiperoleh melalui kajian pustaka dan pengumpulan dokumen-dokumen (instansi terkait)yang berhubungan dengan penelitian.

Tahapan PenelitianDalam pelaksanaan penelitian ini, ada beberapa tahapan penelitian yang

dilakukan. Tahapan penelitian diperlukan, agar pembahasan bisa lebih terstruktur,terarah dan sistematis, sehingga lebih optimal dan sesuai dengan tujuan yangdiinginkan.

Analisis DataAnalisis data dilakukan setelah diperoleh data primer maupun data sekunder.

Analisis dilakukan untuk mencari jawaban dari permasalahan yang ada dari aspekteknis, finansial dan kelembagaan.

Alur Pikir Penelitian

Perumusan Masalah

DATA PRIMER Wawancara institusional & masyarakat Pengukuran timbulan dan komposisi

sampah domestik Pengukuran jarak & waktu pengangkutan

eksisting

DATA SEKUNDER Data kependudukan Kondisi geografis dan topografi wilayah Data sarana dan prasarana persampahan Peta – peta wilayah Struktur kelembagaan dan tupoksi Data pembiayaan pengelolaan sampah Peraturan-peraturan

Kesimpulan dan Saran

Evaluasi dan Analisa

Kajian Pustaka

Survei dan Pengumpulan Data

Tujuan Penelitian

Ide Penelitian

Pembahasan

ASPEK TEKNIS Evaluasi dan analisa sistem

pengelolaan sampah eksisting Analisis pengembangan sistem

pengelolaan dari segipengumpulan &pengangkutan

ASPEK KELEMBAGAAN Evaluasi dan analisis kinerja

institusi pengelola sampah Melakukan analisa SWOT Strategi pengelola dalam

peningkatan pelayanansampah

ASPEK PEMBIAYAAN Kebutuhan biaya

operasional danpemeliharaan

Potensi retribusi

Page 6: EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS IX/MTL/03. Prosiding Yohan… · kendaraan yang hemat energi; dan jumlah trip pengangkutan sebanyak

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IXProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Pebruari 2009

ISBN : 978-979-99735-7-3D-3-6

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Aspek TeknisBerdasarkan hasil pengamatan dan analisa maka pengelolaan persampahan di KotaMaumere adalah sebagai berikut :

PewadahanSecara umum pewadahan diadakan oleh masyarakat sendiri dengan keinginan

dan kemampuan masing-masing, sehingga untuk jenis dan bahan wadah yangdigunakan belum sesuai dengan standar SNI, yaitu masih menggunakan kantong plastik,karung plastik, kardus, tong dan wadah kayu tanpa tutup, bahkan ada yang belummemiliki wadah sehingga sampah berserakan.

Dilihat dari komposisi sampah Kota Maumere dengan bahan organik yang tinggiyaitu 66,5 % maka proses dekomposisi secara biologis akan sangat cepat terjadi, yangdapat menghasilkan gas, bakteri, jamur dan bau. Berdasarkan kondisi ini maka perludiperbaiki jenis wadahnya yaitu pewadahan dengan bahan yang baik, volume yangmemadai dan tidak memungkinkan sampah keluar dari wadahnya.

PengumpulanKegiatan pengumpulan masih dilakukan secara bersama-sama baik oleh

masyarakat maupun pengelola, dengan pola pengumpulannya adalah pola individuallangsung (75%) seperti permukiman, perkantoran, toko, sekolah, hotel, warung makan,individual tidak langsung (10%) seperti daerah Perumnas dan pola komunal langsung(10%) seperti permukiman, pasar serta pola penyapuan jalan (5%) seperti jalanprotokol.

Karena kegiatan pengumpulan dengan pola individual langsung memilikiprosentasi yang tinggi, maka harus diperlukan waktu yang lebih lama, personil yanglebih banyak dan biaya operasional yang lebih tinggi. Mengingat jumlah personil yangkurang dan biaya operasional yang terbatas maka kedepan, perlu diarahkan kepadakegiatan pengumpulan dengan pola komunal langsung.

PengangkutanKegiatan pengangkutan pada daerah pelayanan lebih terfokus pada pola

pengangkutan sampah dengan sistem pengumpulan individual langsung (dump truck)dan sistem kontainer angkat cara 1 (arm roll truck). Dalam sehari kemampuan tiapkendaraan melakukan pengangkutan hanya 2 trip/hari, dengan total waktupengangkutan tiap trip ± 2,20 jam dimana waktu off route ± 15 menit.

Mengingat jumlah timbulan sampah sebesar 115,214 m³/hari, maka polapengangkutan dengan 2 sistem tersebut diatas tentunya membutuhkan waktu, personildan biaya operasional yang lebih banyak. Untuk itu kedepannya pola pengangkutanharus diganti dengan sistem yang lebih baik seperti pola pengangkutan dengan sistemtransfer depo. Tetapi saat ini, penambahan jumlah trip kendaraan harus dilakukan,mengingat masih banyak sampah yang belum terangkut ke TPA ± 55,214 m³/hari..Penambahan tersebut tentunya berpengaruh terhadap waktu namun waktu yangdibutuhkan untuk pengangkutan selama 3 trip/hari masih dibawah jam kerja yangtersedia.

Pembuangan Akhir SampahTempat pembuangan akhir sampah di Kota Maumere terletak di Desa Wairii

dengan jarak ± 17 km dari pusat kota dengan luas ± 4.5 ha dan beroperasi sejak tahun2000. Penanganan pembuangan akhir sampah masih menggunakan sistem opendumping yaitu sampah dibuang dan ditumpuk pada suatu lahan tanpa perlakuanlanjutan. Sarana dan prasarana yang diperlukan di TPA belum tersedia.

Page 7: EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS IX/MTL/03. Prosiding Yohan… · kendaraan yang hemat energi; dan jumlah trip pengangkutan sebanyak

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IXProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Pebruari 2009

ISBN : 978-979-99735-7-3D-3-7

TPA Kota Maumere yang berlokasi di desa Wairii, memiliki kapasitas dan dayatampung yang memadai, namun jika sistem lama (open dumping) yang digunakan untukpengelolaan TPA maka diperkirakan masa pakai TPA akan cepat habis dan dapatmerusak lingkungan. Oleh karenanya diperlukan sistem pengelolaan yang baru agarkapasitas daya tampung menjadi optimum dan memiliki waktu operasi yang lebih lama.Sistem yang akan dikembangkan dalam pengelolaan TPA Kota Maumere adalah sistemcontrolled landfill. Sistem ini merupakan peningkatan dari open dumping, dimanasecara periodik, sampah ditimbun dengan lapisan tanah, untuk mengurangi potensigangguan lingkungan yang ditimbulkan. Dalam operasionalnya juga, dilakukan perataandan pemadatan sampah untuk meningkatkan efisien pemanfaatan lahan dan kestabilanpermukaan TPA.

Aspek KelembagaanPengelola persampahan di Kota Maumere ditangani oleh Kantor Kebersihan

dan Pertamanan Kabupaten Sikka, pelaksana pengelolaan diserahkan kepada SeksiSarana dan Prasarana dan Seksi Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah.

Dari aspek kelembagaan, terlihat bahwa pengambil kebijakan untukpelaksanaan pengelolaan persampahan berada di tingkat Kepala Kantor, namun tingkatpemahaman terhadap kondisi lapangan sangat kecil, sehingga sering kali kebijakanyang diambil kurang tepat. Hal ini sangat disayangkan, sehingga kedepan perludilakukan perbaikan agar kinerja lembaga lebih baik dan profesional. Strategi yangharus dilakukan yaitu meminimalkan masalah-masalah internal seperti memberikansedikit kewenangan kepada kepala seksi untuk dapat mengambil keputusan.

Aspek PembiayaanUntuk peningkatan pelayanan persampahan di Kota Maumere maka perlu

dilakukan pembenahan terhadap penggunaan biaya operasional kendaraan. Berdasarkanhasil analisa, disimpulkan bahwa penambahan jumlah trip kendaraan menjadi 3 trip/hari,tidak perlu menambah biaya operasional. Hal ini disebabkan karena banyaknya alokasiBBM tidak sebanding dengan jarak yang ditempuh oleh tiap kendaraan, dimana dengan30 liter/hari hanya ditempuh jarak ± 74 km/hari. Sedangkan untuk peningkatanpenerimaan retribusi perlu dilakukan alternatif pemungutan seperti kerjasama denganRT/RW, penggabungan dengan rekening PDAM maupun penggabungan denganrekening listrik.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis, secara teknis hal-hal yang perlu dilakukan adalahperbaikan sistem pewadahan (jenis dan bahan), pola pengumpulan dilakukan denganpola pengumpulan komunal langsung, pola pengangkutannya dengan sistem transferdepo serta frekuensi pengangkutan ditingkatkan menjadi 3 trip/hari. Untuk sistempengelolaan di TPA dipilih metode Controlled Landfill yang dapat mengurangi potensiterhadap gangguan lingkungan. Secara finansial, penambahan jumlah trip tidakmenambah biaya operasional yang tersedia namun untuk peningkatan pelayanan menujupengelolaan sampah yang terpadu tentunya memerlukan tambahan anggaran. Olehkarena itu hal yang perlu dilakukan adalah mengoptimalkan biaya operasional yang adadan terus meningkatkan prosentasi penerimaan retribusi. Secara kelembagaan, hal-halyang harus segera dilakukan adalah lebih memfokuskan pada upaya untukmeminimalkan masalah-masalah internal lembaga.

Page 8: EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS IX/MTL/03. Prosiding Yohan… · kendaraan yang hemat energi; dan jumlah trip pengangkutan sebanyak

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IXProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Pebruari 2009

ISBN : 978-979-99735-7-3D-3-8

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik (2008), Kabupaten Sikka dalam Angka 2007, BPS KabupatenSikka

Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (2005), Rencana Detail Tata RuangKota Maumere tahun 2006-2015, BAPPEDA Kabupaten Sikka

Badan Standarisasi Nasional, (1994a), Tata Cara Pemilihan Lokasi TempatPembuangan Akhir Sampah, SNI 19-3241-1994, Yayasan LPMB, Bandung

Badan Standarisasi Nasional, (1994b), Tata Cara Pengelolaan Sampah di Permukiman,SNI 19-3242-1994, Yayasan LPMB, Bandung

Badan Standarisasi Nasional, (1994c), Metode Pengambilan dan Pengukuran ContohTimbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan, SNI 19-3964-1994, YayasanLPMB, Bandung

Badan Standarisasi Nasional, (1994d), Spesifikasi Timbulan Sampah untuk Kota Kecildan Kota Sedang di Indonesia, SNI 19-3983-1994, Yayasan LPMB, Bandung

Departemen Pekerjaan Umum, (1990), Tata Cara Pengelolaan Teknik SampahPerkotaan, SK SNI T-13-1990-F, Yayasan LPMB, Bandung

Pemerintah Kabupaten Sikka (2008), Laporan Akuntabilitas Kinerja InstansiPemerintah Tahun 2007, Kantor Kebersihan dan Pertamanan, Kabupaten Sikka

Rahayu, A.P., Trihadiningrum, Y., dan Dwirianti, D., (2005), Kajian SistemPengangkutan Sampah Kabupaten Magetan, Jurnal Purifikasi Vol. 6 No. 1,halaman 7-12

Rangkuti, F., (2005), Analisa SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT. GramediaPustaka Utama, Jakarta

Suwartini, M., (2008), Evaluasi Sistem Pengelolaan Sampah Kecamatan KutaKabupaten Badung, Tesis MT, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Tchobanoglous, G., Theisen, H., dan Vigil, S., (1993), Integrated Solid WasteManagement, Mc.Graw Hill Inc, International Editions, New York.

Warpani, S., (1980), Analisis Kota dan Daerah, Penerbit ITB, Bandung.

Winarta, I.W., Trihadiningrum, Y., dan Warmadewanthi, I., (2005), StrategiPengelolaan Sampah Permukiman dengan Pola Pendekatan KarakteristikKawasan (Studi Kasus Kecamatan Cakranegara Kota Mataram, JurnalPurifikasi Vol. 6 No. 2, halaman 139-144