EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT...

105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi Oleh : AGITA DYAH HAPSARI F3309003 PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT...

Page 1: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA

PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN

PRINSIP KEHATI-HATIAN

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi

Oleh :

AGITA DYAH HAPSARI

F3309003

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ABSTRAK

EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN

PRINSIP KEHATI-HATIAN

Agita Dyah Hapsari F3309003

The purpose of this research is to know the system, procedure, internal control, and application of the precautionary principle consumtive credit PT. BPR Nguter Surakarta. One of application of the precautionary principle is being a healthy credit procedures. Credit procedures be used as guidance implementation of credit activities from start application consumtive credit until consumtive credit liquefaction process.

The step of this research is done by comparing between theory and methods of primary data collection that is data obtained directly from PT. BPR Nguter Surakarta, interview that is methods of data collection by direct questioning with the competent authorities in this matter.

The result of the research are can know the excess and weakness in the system of consumtive credit PT. BPR Nguter Surakarta with the application of the precautionary principle. The excess are separation of functions related with consumtive credit system, documents used already has a serial number printed and authorized by the related functions, accounting records and inputting data using a computer system, credit procedures are supported by the performance of the functions related and application of the precautionary principle, job rotation to maintain the independence of the functions in implement task. The weakness are collateral assessment only carried out by the Account Officer, documents used in the system of consumtive credit haven’t a double sheet, and cases of nonperforming loans is still happening.

Recomendations may be made to achieve the system of consumtive credit with application of the precautionary principle better. The recomendations is collateral assessment of should be include internal staff bank, documents used in the system of consumtive credit should have a double sheet, and credit analysis procedures done carefully and thoroughly. Keywords: accounting system of consumtive credit, precautionary principle

Page 3: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

KEPADA SIAPA AKU BERHARAP?

QURAN MENJAWAB:

“Cukuplah ALLAH bagiku, tidak ada Tuhan selain diri-Nya. Hanya kepada-

Nya aku bertawakal.” (QS. At-Taubah : 129)

KENAPA AKU TAK MENDAPATKAN APA YANG AKU INGINKAN?

QURAN MENJAWAB:

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh

jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. ALLAH

mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 216)

Penulis persembahkan kepada:

- Allah SWT Tuhan Semesta Alam

- Mamah dan Papah, sebagai tanda bakti dan cintaku

- Kakak-kakak dan keponakan yang aku sayangi

- Seseorang yang aku sayangi

- Sahabat-sahabat terbaikku

- Teman-teman D3 Akuntansi Keuangan seperjuangan

- Almamaterku

Page 6: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan

Semesta Alam yang senantiasa berkenan memberikan petunjuk dan kekuatan

kepada umat-Nya. Segala puji bagi-Nya karena berkat limpahan rahmat dan

karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul

“EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT.

BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-

HATIAN” dengan baik.

Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat tugas akhir perkuliahan,

dalam mencapai Gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Menyadari penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang setulus-

tulusnya kepada :

1. Bapak Drs. Wisnu Untoro, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Djoko Purwanto, M.BA selaku Ketua Program

Diploma III Fakultas EkonomiUniversitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Drs. Agus Budiatmanto, M.Si., Ak selaku ketua Program

Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Page 7: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

4. Bapak Agus Widodo, SE.,MSi., Ak selaku Pembimbing Akademik,

terimakasih atas bimbingan dan sarannya.

5. Bapak Drs. Agus Budiatmanto, M.Si., Ak selaku Pembimbing

Tugas Akhir, terimakasih atas bimbingan dan sarannya.

6. Bapak maupun Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu teori dan

praktik selama masa perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

7. Seluruh tenaga administrasi (kepala bagian tata usaha, bagian

pendidikan, bagian kemahasiswaan, bagian keuangan dan

kepegawaian serta bagian umum dan perlengkapan) Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

8. Ibu Fransisca Permata Dewi, SE, MM selaku Direktur Utama yang

memberikan ijin dan bimbingan untuk melakukan magang kerja di

PT. BPR Nguter Surakarta.

9. Bapak Yusak Adi Nugroho, SE selaku Direktur dan Pembimbing

Institusi Mitra yang memberikan ijin dan bimbingan untuk

melakukan magang kerja di PT. BPR Nguter Surakarta.

10. Ibu Anastasia Retno Yunie Astutie, SE selaku Kabag Operasional

yang telah membimbing serta memberikan ilmu di PT. BPR Nguter

Surakarta.

11. Seluruh direksi, staf, serta karyawan di PT. BPR Nguter Surakarta.

12. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi UNS yang telah memberi

bekal ilmu kepada penulis.

Page 8: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

13. ALLAH SWT the first and forever God in my way, yang selalu

menyayangiku dan memberi pertolongan untukku, menjaga dan

melindungiku disetiap perjalanan hidupku, terima kasih ya ALLAH

atas segala yang telah kau berikan dalam hidupku.

14. Orang tuaku tersayang, Mamah dan Papah yang merawatku sedari

kecil dan memberikan segala apa yang aku mau, tidak ada yang

bisa menggantikan kebaikan dan ketulusan sayang kalian. J

15. Kakak-kakak ku, Mba Mala dan Mas Heri, juga Mas Doni dan

Mbak Retno yang menyayangiku dan memanjakan aku.

16. Keponakanku Daffa, Naura, dan Lunetta pelengkap kebahagiaan di

dalam keluarga.

17. Kurniawan Herandi yang menemaniku di kota Solo ini, terima

kasih untuk kebaikan, kesiagaan, dan kasih sayangmu selama ini.

18. Sahabat baikku, Gita, Fatya, Mayang, Mega, Selli, Ayuzur yang

sekarang entah gimana bentuknya, hhahah :p

19. Teman-teman Kost Putri Rinenggo yang udah selama 3 tahun kita

bareng-bareng terus dan tinggal satu atap, Fitri (emakku di Solo),

Mbak Septi, Nita, Lusi, Tiara, makasi cantikkk J

20. Teman-teman D3 Akuntansi Keuangan, Shinta, Cila, Ajeng, Udid,

Ciki, semuanya.. J

21. Dan untuk Almamaterku.

Page 9: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh

dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun dari pembaca.

Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karunia-Nya dan

membalas segala amal budi serta kebaikan pihak-pihak yang telah membantu

penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini dan semoga tulisan ini dapat

memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Surakarta, Juni 2012

Penulis

Page 10: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i

ABSTRAK...............................................................................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iv

KATA PENGANTAR............................................................................................vi

DAFTAR ISI............................................................................................................x

DAFTAR TABEL.................................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiv

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xv

BAB

I. PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1. Sejarah Perusahaan............................................................................1

2. Visi dan Misi.....................................................................................3

3. Kepemilikan Pemegang Saham.........................................................3

4. Permodalan........................................................................................4

5. Perubahan Susunan Pengurus............................................................6

6. Struktur Organisasi............................................................................8

7. Deskripsi Jabatan.............................................................................10

8. Produk Layanan.............................................................................. 22

Page 11: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

B. LATAR BELAKANG MASALAH......................................................26

C. PERUMUSAN MASALAH..................................................................31

D. TUJUAN PENELITIAN.......................................................................31

E. MANFAAT PENELITIAN...................................................................32

II. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Sistem............................................................................33

2. Pengertian Prosedur.........................................................................33

3. Pengertian Sistem Akuntansi...........................................................34

4. Pengertian Sistem Pemberian Kredit...............................................35

5. Pengertian Sistem Pengendalian Intern...........................................38

6. Bank

a. Pengertian Bank........................................................................ 38

7. Kredit

a. Pengertian Kredit.......................................................................39

b. Unsur Kredit..............................................................................40

c. Prinsip-Prinsip Kredit................................................................41

8. Prinsip Kehati-Hatian dalam Undang-Undang Perbankan..............43

B. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

1. Sistem Pemberian Kredit Konsumtif PT. BPR Nguter Surakarta...47

a. Fungsi yang Terkait...................................................................48

b. Dokumen yang Digunakan........................................................53

c. Catatan Akuntansi yang Digunakan..........................................55

Page 12: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

d. Jaringan Prosedur Pemberian KreditKonsumtif

yang Membentuk Sistem...........................................................56

e. Bagan Alir Sistem......................................................................60

f. Uraian Singkat Mengenai Bagan Alir Sistem Pemberian

Kredit Konsumtif PT. BPR Nguter Surakarta...........................70

2. Penerapan Prinsip Kehati-Hatian dalam Pemberian Kredit

Konsumtif PT. BPR Nguter Surakarta...........................................74

3. Evaluasi Sistem Pemberian Kredit Konsumtif PT. BPR

Nguter Surakarta dengan Penerapan Prinsip Kehati-Hatian............83

III. TEMUAN

A. KELEBIHAN...................................................................................... .86

B. KELEMAHAN......................................................................................87

IV. PENUTUP

A. KESIMPULAN.....................................................................................89

B. REKOMENDASI.................................................................................89

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

1.1 Nama dan Jumlah Pemegang Saham...........................................................4

1.2 Pemegang Saham Baru................................................................................5

Page 14: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR

Halaman

1.1 Struktur Organisasi PT. BPR Nguter Surakarta.............................................9

1.1 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif - Bagian Marketing

Kredit............................................................................................................60

1.2 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif (Lanjutan) - Bagian

Admin Kredit Account Officer.....................................................................61

1.3 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif (Lanjutan) - Bagian

Account Officer............................................................................................62

1.4 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif (Lanjutan) - Kepala

Bagian Kredit................................................................................................63

1.5 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif (Lanjutan) -

Direksi...........................................................................................................64

1.6 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif (Lanjutan) - Bagian

Pencairan Kredit...........................................................................................65

1.7 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif (Lanjutan) - Bagian

Pencairan Kredit...........................................................................................66

1.8 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif (Lanjutan) - Bagian

Pencairan Kredit...........................................................................................67

1.9 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif (Lanjutan) - Bagian

Tabungan......................................................................................................68

Page 15: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

1.10 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif (Lanjutan) -

Bagian kasir dan Bagian Akuntansi..............................................................69

Page 16: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1. Sejarah Perusahaan

PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Nguter Surakarta pertama kali

didirikan di Desa Nguter, Sukoharjo. Anggaran dasar awal dibuat oleh

Notaris di Karanganyar yaitu Nur Fariah Latih, SH dengan akte No. 12

pada tangaal 2 Maret 1994 dan telah mendapatkan pengesahan dari

Menteri Kehakiman Republik Indonesia sebagaimana terdapat dalam Surat

Keputusan Nomor C2-16.782.HT.01.01.Th 1994 tertanggal 8 November

1994. Sejak tanggal 15 April 2001, lokasi PT. BPR Nguter dipindahkan ke

Jalan Sutami 118 A Surakarta dengan pertimbangan lokasi tersebut lebih

strategis dan mudah dijangkau oleh nasabah serta didukung dengan sarana

yang lebih memadai. Kemudian pada tanggal 20 Desember 2005, lokasi

PT. BPR Nguter dipindahkan lagi ke Jalan Honggowongso No. 69

Surakarta karena lokasi tersebut lebih strategis dan lebih dekat dengan

nasabah potensial. Meskipun berlokasi di pusat kota Solo, tetapi PT.BPR

Nguter Surakarta tidak hanya mengandalkan wilayah kerja disekitar eks

Karesidenan Surakarta seperti Kabupaten Boyolali, Sukoharjo, Klaten,

Karanganyar, Wonogiri, dan Sragen. PT.BPR Nguter Surakarta

memperluas wilayah kerjanya hingga ke Magelang, Temanggung, Ngawi,

dan sekitarnya.

Page 17: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Pada saat ini, PT. BPR Nguter Surakarta telah memiliki cabang di

Magelang dan berencana akan membuka cabang di daerah Prambanan

Yogyakarta pada pertengahan tahun 2012. Untuk mendukung kegiatan

operasioanal pada wilayah tersebut, bank telah mempersiapkan petugas

lapangan baik dalam penghimpunan dana masyarakat maupun penyaluran

kredit dan penagihan kredit dengan harapan penghimpunan dana dan

penyaluran kredit tersebut dapat merata dan meluas ke seluruh lapisan

masyarakat di berbagai daerah atau wilayah Karesidenan Surakarta.

Adapun perijinan dan legalitas dalam menjalankan usaha adalah

sebagai berikut:

1. Tanda Daftar Perusahaan Perseroan Terbatas dari Kepala Kantor

Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta dengan

nomor TDP 11.16.165.00824 tertanggal 13 Juni 2001 yang berlaku

sampai dengan 13 Juni 2006 diperbaharui dengan nomor TDP

11.16.1.65.00824 berlaku sampai dengan tanggal 13 Juni 2011,

2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dikeluarkan oleh Kantor

Pelayanan Pajak Klaten dengan nomor NPWP 1.545.687.4-525.000

dan nomor registrasi 007703-5253, dan

3. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor Kep.

100/KM.17/1996 tentang Pemberian Izin Usaha PT. Bank Perkreditan

Rakyat Nguter Sukoharjo yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4

Maret 1996.

Page 18: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

2. Visi dan Misi

Visi dan Misi PT. BPR Nguter Surakarta yaitu:

a. Visi PT. BPR Nguter Surakarta adalah “Menjadi BPR berkelas

Nasional (National Class Finance Company).”

b. Misi PT. BPR Nguter Surakarta adalah “Membantu mewujudkan

sesuatu yang sangat didambakan dan diperlukan masyarakat agar

kehidupannya menjadi lebih baik dan lebih sejahtera.”

3. Kepemilikan Pemegang Saham

Pada tanggal 22 Juni 2000 telah terjadi perubahan kepemilikan

(akuisisi) dari pemilik lama kepada pemilik baru yaitu:

1. Tn. Djoko P. Sugoto dengan komposisi saham sebesar 60%.

2. Ny. Augustine Esther dengan komposisi saham sebesar 35%.

3. Ny. Dwi Esti Nastiti dengan komposisi saham sebesar 5%.

Kemudian Rapat Umum Pemegang Saham pada tanggal 30 Juni

2009 diputuskan dan disetujui pengalihan saham milik Nyonya Dwi Esti

Nastiti kepada Nyonya Augustine Esther, SH berdasarkan Akte Notaris

Agus Subyanto No. 37 Tanggal 30 Juni 2009. Maka, komposisi pemegang

saham tersebut berubah menjadi sebagai berikut:

1. Tn. Djoko P. Sugoto dengan komposisi saham sebesar 60%.

2. Ny. Augustine Esther dengan komposisi saham sebesar 40%.

Page 19: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

4. Permodalan

Untuk memenuhi peraturan pemerintah tentang CAR minimal 8%,

PT. BPR Nguter Surakarta telah melakukan perubahan modal dasar

sebanyak dua kali, dimana perubahan tersebut dilaksanakan sebagai

berikut:

a. tahun 2005 terjadi perubahan modal dasar dari 1,6 Milyar Rupiah

menjadi 6,4 Milyar Rupiah. Modal yang disetor juga mengalami

perubahan dari 6,4 Milyar Rupiah menjadi sebesar 2,82 Miyar Rupiah,

b. pada bulan Februari 2006 telah dilakukan perubahan modal dasar

menjadi 10 Milyar Rupiah yang terbagi atas 20.000 lembar saham.

Masing-masing saham bernilai Rp 500.000,00. Modal dasar tersebut

ditempatkan dan disetor sejumlah 41% atau sejumlah 8.200 lembar

saham dengan nominal seluruhnya sebesar 4,1 Milyar Rupiah.

Dari modal dasar tersebut, telah ditempatkan oleh para pemegang

saham yaitu:

Tabel 1.1 Nama dan Jumlah Pemegang Saham

Pemegang Saham Lembar Saham Jumlah Presentase

Djoko P. Sugoto

Esther Augustine

Dwi Esti Nastiti

4.920 lembar

2.870 lembar

410 lembar

Rp 2.460.000.000

Rp 1.435.000.000

Rp 205.000.000

60%

35%

5%

Jumlah 8.200 lembar Rp 4.100.000.000 100%

Sumber : PT. BPR Nguter Surakarta (2006)

Page 20: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Dengan Akta Notaris Drajad Uripno, SH No. 01 tanggal 4 Maret

2009, pada awal tahun 2010 terjadi perubahan daftar pemegang saham

setelah Dwi Esti Nastiti melepas kepemilikan sahamnya sebesar 5 %.

Maka daftar pemegang saham PT. BPR nguter surakarta yang baru adalah:

Tabel 1.2 Pemegang Saham Baru

Pemegang Saham Lembar Saham Jumlah Presentase

Djoko P. Sugoto

Esther Augustine

4.920 lembar

3.280 lembar

Rp 2.460.000.000

Rp 1.640.000.000

60%

40%

Jumlah 8.200 lembar Rp 4.100.000.000 100%

Sumber : PT. BPR Nguter Surakarta (2006)

Hal ini merupakan wujud dari komitmen pemegang saham untuk

selalu memperkuat permodalan bank.

Page 21: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

5. Perubahan Susunan Pengurus

Setelah terjadi akuisisi, maka PT. BPR Nguter Surakarta juga

melakukan perubahan pengurus seluruhnya. Untuk memenuhi Undang-

undang Perseroan Terbatas tentang jumlah direksi harus terdiri dari dua

orang, maka RUPS memutuskan mengangkat satu orang direktur yang

telah mengikuti fit and proper test di Bank Indonesia pada bulan Mei

2004. Susunan pengurus yang baru sejak bulan Mei 2004 adalah:

1. Komisaris Utama : Anta Winarta

2. Komisaris : Djoko Pong Sugoto, SE, MBA

3. Direktur Utama : Dwi Esti Nastiti , SE

4. Direktur : Hendrardi, SE

Pada bulan Maret 2005, Direktur PT. BPR Nguter Surakarta

mengundurkan diri atas permintaan sendiri. Dengan demikian, jabatan

Direktur untuk sementara waktu kosong. Namun, pada bulan Oktober

2005, setelah melalui fit and proper test di Bank Indonesia dan dinyatakan

lulus, maka dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa untuk

mengangkat Dra. Lusiawati Oeyeng sebagai Direktur di PT. BPR Nguter

Surakarta. Susunan pengurus yang baru sejak bulan November 2005

adalah sebagai berikut:

1. Komisaris Utama : Anta Winarta

2. Komisaris : Djoko Pong Sugoto, SE, MBA

3. Direktur Utama : Dwi Esti Nastiti, SE

4. Direktur : Dra. Lusiawati Oeyeng

Page 22: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Kemudian pada tanggal 28 Juni 2007, melalui Rapat Umum

Pemegang Saham Luar Biasa disetujui pengunduran diri Direktur Utama

Dwi Esti Nastiti, SE dan Komisaris Djoko Pong Sugoto, SE, MBA dengan

Akta Notaris Drajad Uripno, SH nomor 42 tertanggal 29 Juni 2007.

Susunan pengurus sejak bulan Juni 2007 adalah sebagai berikut:

1. Komisaris : Anta Winarta

2. Direktur : Dra. Lusiawati Oeyeng

Untuk memenuhi Undang-Undang Perseroan Terbatas dan untuk

memenuhi ketentuan Bank Indonesia, bahwa pengurus Bank Perkreditan

Rakyat harus terdiri dari dua orang direktur, maka dilaksanakan RUPS

berdasar Akta Notaris Drajad Uripno, SH nomor 03 tanggal 11 November

2008 dan memutuskan mengangkat 1 orang direktur yang telah mengikuti

fit and proper test di Bank Indonesia pada tanggal 22 September 2008 dan

sudah dinyatakan lulus oleh Bank Indonesia. Susunan pengurus yang baru

bulan September 2008 adalah sebagai berikut:

1. Komisaris Utama : Drs. Sri Dadi Wibowo, MM

2. Komisaris : Anta Winarta

3. Direktur Utama : Fransisca Permata Dewi, SE, MM

4. Direktur : Dra. Lusiawati Oeyeng

Page 23: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Pada tanggal 4 Maret 2009 kembali dilaksanakan Rapat Umum

Pemegang Saham Luar Biasa berdasar Akta Notaris Drajad Uripno, SH

Nomor 01 tanggal 4 Maret 2009. Susunan pengurus terakhir adalah

sebagai berikut:

1. Komisaris Utama : Bambang Subartono, SE

2. Komisaris : Drs. Sri Dadi Wibowo, MM

3. Direktur Utama : Fransisca Permata Dewi, SE, MM

4. Direktur : Yusak Adi Nugroho, SE

6. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan suatu kerangka ( framework )

pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang

dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan

(Mulyadi 2001: 165). Selain pembagian tanggung jawab fungsional

terdapat pula wewenang yang dimiliki masing-masing unit organisasi.

Adapun struktur organisasi PT. BPR Nguter Surakarta adalah sebagai

berikut:

Page 24: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Page 25: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

7. Deskripsi Jabatan

a. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam suatu

perusahaan. Setiap pengambilan keputusan penting yang menyangkut

perusahaan diputuskan disini.

b. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris disini berperan untuk pengawasan dan

koordinasi. Atasan langsung dari Dewan Komisaris adalah RUPS.

Tugas dan tanggung jawab secara umum:

1) membantu para pemegang saham dalam mengatur dan

menjalankan BPR supaya kegiatan usaha bisa berjalan lancar dan

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, dan

2) memimpin dan mengawasi kinerja direksi dalam menjalankan

tugas-tugasnya.

c. Direksi

Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam PT. BPR Nguter

Surakarta untuk :

1) melaksanakan kegiatan perusahaan dalam menjalankan kebijakan

yang telah ditentukan oleh direksi,

2) mengorganisir kegiatan organisasi serta mengawasi jalannya

kebijakan,

3) menambah, mengangkat, memindahkan serta memberhentikan

pegawai,

Page 26: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

4) bertanggung jawab atas segala pelaksanaan kebijakan umum,

5) memastikan laporan keuangan tepat waktu dan benar, dan

6) menindaklanjuti hasil evaluasi dari BI, komisaris, dan SPI.

d. Kabag Analisa Kredit

Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam PT. BPR Nguter

Surakarta untuk :

1) mengkoordinir dan merencanakan tugas-tugas Account Officer di

lapangan,

2) melakukan koordinasi dengan Kasie Collection jika terdapat

permasalahan dalam hal penanganan kredit bermasalah dan

membutuhkan informasi tambahan dari Account Officer mengenai

kondisi debitur,

3) melaporkan, memberitahukan, dan mengkonsultasikan kepada

Direksi yang berkaitan dengan cara kerja dan hasil kerja Account

Officer,

4) mengarahkan dan membimbing Account Officer agar hasil survei

dan analisa kredit lebih berkualitas,

5) menerima laporan hasil survei dari Account Officer,

6) bertanggung jawab atas kinerja Account Officer dan hasil survei,

dan

7) monitoring hasil kerja per Account Officer.

Page 27: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

e. Account Officer/Penilai Kredit

Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam PT. BPR Nguter

Surakarta untuk :

1) menerima order kredit untuk disurvei dari admin survei,

2) pengecekan kebenaran dan kelengkapan data calon debitur,

3) melakukan survei ke tempat calon debitur (meliputi survei rumah

tinggal, jaminan, pekerjaan/usaha, dan lingkungan sekitar),

4) menganalisis hasil survei dan dilaporkan kepada komite kredit,

5) embuat laporan analisa survey report mengenai calon debitur, dan

6) menyampaikan kepada admin kredit apakah pengajuan kredit calon

debitur tersebut disetujui atau ditolak.

f. Kabag Kredit

Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam PT. BPR Nguter

Surakarta untuk :

1) mengkoordinir dan merencanakan tugas-tugas Admin Kredit,

Account Officer, dan Collection di lapangan,

2) bertanggung jawab atas kinerja Admin Kredit dan kelancaran

proses pencairan,

3) bertanggung jawab atas kelengkapan administrasi pengajuan kredit

dan pencairan kredit yang disalurkan sudah sesuai dengan SOP

perusahaan,

4) bertanggung jawab atas pencapaian target kredit yang diberikan

kepada masyarakat,

Page 28: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

5) melakukan koordinasi dengan Kasie Collection jika terdapat

permasalahan dalam hal penanganan kredit bermasalah dan

membutuhkan informasi tambahan dari Account Officer mengenai

kondisi debitur,

6) melaporkan, memberitahukan, dan mengkonsultasikan kepada

Direksi yang berkaitan dengan cara kerja dan hasil kerja Admin

Kredit, Account Officer, dan Collection,

7) mengarahkan dan membimbing Account Officer agar hasil survei

dan analiasa kredit lebih berkualitas, dan

8) mengarahkan kepada Kasie Collection agar memberikan

bimbingan kepada collection agar tercapainya target.

g. Admin Kredit (Angsuran)

Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam PT. BPR Nguter

Surakarta untuk :

1) menerima angsuran,

2) menulis kartu angsuran dari data pencairan,

3) membuat voucher angsuran dan tunai, dan

4) input angsuran yang melalui bank.

h. Admin Kredit (Pencairan)

Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam PT. BPR Nguter

Surakarta untuk :

1) pengetikan SPK, disposisi pencairan dan voucher pencairan,

2) pengikatan kredit atau penandatanganan SPK (notaris/intern),

Page 29: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

3) input pencairan (termasuk potongan biaya administrasi, provisi,

materai, notaris, asuransi),

4) membuat laporan harian yaitu: pencatatan pencairan harian ke BI,

5) membuat laporan bulanan yaitu: laporan SID ke BI, dan membuat

laporan SKMHT/APHT baik lancar maupun macet, dan

6) membuat fee marketing.

i. Admin Kredit (Collection)

Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam PT. BPR Nguter

Surakarta untuk :

1) membuat laporan NPL,

2) membuat laporan tunggakan,

3) membuat surat tagihan T2, T3, surat peringatan T4, dan surat tugas

T5 ke atas,

4) inventaris kartu angsuran debitur, yang pembayaran angsurannya

terlambat,

5) memasukkan database laporan kronologis penagihan kolektor,

6) membuat laporan hasil penagihan yang diperoleh tiap-tiap kolektor

untuk perhitungan target dan bonus kolektor, dan

7) membuat laporan debitur hapus buku serta mengatur proses lelang.

j. Admin Kredit (Account Officer)

Page 30: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam PT. BPR Nguter

Surakarta untuk :

1)

enerima pengajuan kredit dari marketing,

2) melakukan SID (BI checking),

3) membuat kompensasi lenbur pada hari sabtu disetiap bulannya,

4) pengecekan kelengkapan berkas pengajuan kredit dan report survei

yang telah di ACC pimpinan, dan

5) membuat MOU dengan pihak lain.

k. Kasie Collection

Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam PT. BPR Nguter

Surakarta untuk :

1) mendistribusikan job/surat tagihan kepada kolektor,

2) bertanggung jawab dalam rangka upaya menurunkan NPL/Kredit

Macet sesuai dengan rencana kerja perusahaan,

3) mengkoordinir dan merencanakan tugas-tugas kolektor di

lapangan,

4) melakukan koordinasi dengan Kabag Account Officer terkait

permasalahan penanganan kredit bermasalah,

5) melaporkan, memberitahukan, dan mengkonsultasikan kepada

Direksi, tentang permasalahan penanganan kredit bermasalah,

6) bertanggung jawab atas kinerja kolektor dan hasil tagihan yang

dibawa kolektor,

Page 31: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

7) melakukan rolling/mutasi wilayah kerja kolektor untuk

meningkatkan efektivitas hasil kerja, dan

8) membantu penyelesaian kredit bermasalah secara menyeluruh.

l. Collection Filter

Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam PT. BPR Nguter

Surakarta untuk :

1) melakukan penagihan ke debitur yang terlambat membayar

angsuran (T2 - T4),

2) pembinaan kepada debitur tentang aturan-aturan pembayaran yang

telah disepakati bersama untuk meminimalkan keterlambatan,

3) mencari informasi/lacak pada debitur yang pindah alamat tanpa

sepengetahuan pihak bank,

4) pengamanan jaminan bila diperlukan dan melacak keberadaan

jaminan yang sudah dialihkan ke pihak lain,

5) menerima surat tagih dan didaftarkan pada admin penagihan setiap

awal bulan,

6) membuat agenda keberangkatan harian,

7) membuat laporan kronologis, dan

8) mengembalikan tembusan surat tagih pada admin penagihan pada

akhir bulan.

m. Collection Potensi

Page 32: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam PT. BPR Nguter

Surakarta untuk :

1) melakukan penagihan ke debitur yang terlambat membayar

angsuran (T5 ke atas),

2) pembinaan kepada debitur tentang aturan-aturan pembayaran yang

telah disepakati bersama untuk meminimalkan keterlambatan,

3) mencari informasi/lacak pada debitur yang pindah alamat tanpa

sepengetahuan pihak bank,

4) pengamanan jaminan bila diperlukan dan melacak keberadaan

jaminan yang sudah dialihkan ke pihak lain,

5) menerima surat tagih dan didaftarkan pada admin penagihan setiap

awal bulan,

6) membuat agenda keberangkatan harian,

7) membuat laporan kronologis, dan

8) mengembalikan tembusan surat tagih pada admin penagihan pada

akhir bulan.

n. Marketing Kredit/Dana

Page 33: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam PT. BPR Nguter

Surakarta untuk :

1) menawarkan berbagai produk BPR khususnya produk kredit

antara lain konsumtif, modal kerja, investasi, dll,

2) melakukan follow up terhadap nasabah yang mengajukan kredit,

3) mengumpulkan file data calon nasabah,

4) melakukan survei awal guna memberikan keterangan pada

Account Officer tentang kondisi calon nasabah,

5) memberikan kabar/info kepada nasabah mengenai hasil survei

dalam hal disetujui atau ditolak,

6) membantu kolektor dalam hal perangai nasabah yang kreditnya

bermasalah atau terlambat membayar,

7) mencapai target pencairan kredit sesuai dengan ketentuan yang

sudah ditetapkan perusahaan, dan

8) mencari nasabah untuk menempatkan tabungan ataupun deposito

di PT. BPR Nguter Surakarta.

o. Legal/HRD

Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam PT. BPR Nguter

Surakarta untuk :

1) menyelesaikan permasalahan hukum perusahaan yang dialami

perusahaan,

2) menyelesaikan penanganan kredit bermasalah,

3) sidang pengadilan, kantor lelang, dan somasi debitur,

Page 34: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

4) perekrutan karyawan baru,

5) penilaian dan pengawasan karyawan masa percobaan, dan

6) koordinasi dengan kasie.

p. Teller

Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam PT. BPR Nguter

Surakarta untuk :

1) menerima setoran dan pengambilan tunai (angsuran, tabungan,

pengambilan tunai dari bank – pick up service),

2) pengeluaran biaya-biaya yang disertai nota ataupun kwitansi,

3) pencatatan semua kwitansi dan nota pemasukan dan pengeluaran

dibuku kasir kemudian diulang di buku pemasukan kas dam

pengeluaran kas,

4) input ke program system, dan

5) akhir hari membuat laporan mutasi kas (jumlah uang).

q. Tabungan dan Deposito

Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam PT. BPR Nguter

Surakarta untuk :

Tabungan meliputi:

1) melayani pembukaan dan penutupan rekening tabungan (cetak

buku),

2) melayani transaksi nasabah baik penyetoran, penarikan,

pemindahbukuan,

3) update bunga tabungan per nasabah setiap akhir tahun, dan

Page 35: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

4) menyimpan (file) aplikasi rekening, bukti setor/tarik, voucher

jurnal transaksi.

Deposito melalui:

1) aplikasi penempatan deposito dan pencairan deposito,

2) pembayaran bunga deposito nasabah (melalui tunai, transfer, kredit

ke rekening, maupun aro pokok + bunga),

3) membuat konfirmasi perpanjangan deposito jatuh tempo,

4) menyimpan aplikasi penempatan dan pencairan deposito, slip/bukti

pembayaran bunga, bilyet deposito,

5) input transaksi deposito, dan

6) membuat laporan bulanan untuk LPS.

r. Pembukuan

Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam PT. BPR Nguter

Surakarta untuk :

1) melakukan pengecekan hitungan bunga deposito dari bagian

deposito,

2) membuat laporan untuk BI (laporan bulanan, laporan pengaduan

nasabah, laporan publikasi 3 bulan sekali, serta laporan

mingguan),

3) mengirimkan laporan keuangan untuk kantor pajak,

4) membuat voucher pembukuan,

5) melakukan pengecekan voucher jurnal transaksi harian (bagian

kredit, tabungan dan deposito, serta kasir),

Page 36: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

6) membuat laporan keuangan dan input transaksi,

7) order pembelian (ATK dan umum),

8) melakukan transaksi yang berhubungan dengan antar bank Aktiva,

9) melakukan pengecekan terhadap kas bon ataupun kas keluar, dan

10) membuat daftar tunjangan perbaikan sepeda motor karyawan.

s. SPI

Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam PT. BPR Nguter

Surakarta untuk :

1) memeriksa mutasi kas pada akhir hari secara berkala,

2) memeriksa bukti-bukti transaksi harian secara periodik dan

membandingkan dengan peraturan-peraturan yang ada,

3) membuat dan melaporkan laporan mingguan kepada Bank

Indonesia,

4) melakukan on the spot ke debitur secara berkala,

5) melakukan pemeriksaan jaminan setiap bulan Juni dan Desember,

6) melakukan pemeriksaan persediaan Buku Tabungan dan Bilyet

Deposito setiap bulan April, Agustus, dan Desember,

7) memeriksa mutasi buku tabungan dan membandingkan dengan

kartu tabungan,

8) berkoordinasi dengan bagian-bagian yang berkaitan dengan

pemeriksaan,

9) membantu Dewan Komisaris dalam membuat Laporan Hasil Kerja

Bank setiap bulan Juni dan Desember,

Page 37: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

10) membuat Laporan Tingkat Kesehatan setiap akhir bulan, dan

11) menyampaikan laporan hasil pemeriksaan triwulan kepada Dewan

Komisaris dan Dewan Direksi.

8. Produk Layanan

a. Produk Penghimpunan Dana

1) Tabungan

PT. BPR Nguter Surakarta memiliki satu jenis tabungan

yaitu Tabungan Mulia. Tabungan Mulia diperuntukkan bagi

penabung perseorangan/perusahaan/lembaga.

Setoran awal tabungan minimal Rp 25.000,00 dan setoran

selanjutnya sekurang-kurangnya Rp 10.000,00. Saldo minimal

yang harus mengendap di tabungan sebesar Rp 10.000,00.

Penyetoran dan penarikan dapat dilakukan setiap hari kerja

dengan menggunakan slip yang disediakan oleh bank. Bunga untuk

Tabungan Mulia diperhitungkan setiap akhir bulan yang

bersangkutan dan dihitung atas saldo harian. Besar tingkat bunga

ditentulkan oleh bank dan dapat berubah sewaktu-waktu.

Penutupan rekening tabungan akan dikenakan biaya

administrasi sebesar Rp 10.000,00 serta apabila tabungan

aktif/pasif yang bersaldo dibawah Rp 10.000,00 akan ditutup secara

otomatis.

Page 38: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Kelebihan dari Tabungan Mulia ini adalah tabungan ini

dapat dijadikan jaminan fasilitas kredit yang diberikan oleh PT.

BPR Nguter Surakarta dan dananya dijamin oleh LPS.

2) Deposito Berjangka

Deposito berjangka pada PT. BPR Nguter Surakarta terrdiri

dari beberapa ketentuan jangka waktu tergantung dari kebutuhan

nasabah yang ingin menginvestasikan dananya. Jangka waktu yang

tersedia antara 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan. Saldo

minimal deposito berjangka sebesar Rp 1.000.000,00.

Suku bunga deposito berjangka berbeda-beda serta dapat

berubah sewaktu-waktu tergantung dari kebijakan bank tetapi tidak

menyalahi aturan yang telah dibuat oleh Bank Indonesia. Bunga

deposito yang didapat oleh deposan dapat dimasukkan ke dalam

rekening tabungan, masuk deposito, maupun dapat diambil secara

tunai. Kelebihan dari Deposito Berjangka ini adalah tabungan ini

dapat dijadikan jaminan fasilitas kredit yang diberikan oleh PT.

BPR Nguter Surakarta dan dana para deposan dijamin oleh

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

b. Produk Penyaluran Dana

Penyaluran dana pada PT. BPR Nguter Surakarta melalui

berbagai kredit yang diberikan kepada para debitur. Kredit yang

diambil oleh para debitur berbeda-beda tergantung dari kebutuhan

Page 39: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

masing-masing. Macam-macam kredit yang disediakan oleh PT. BPR

Nguter Surakarta adalah sebagai berikut:

1) Kredit Modal Usaha

Kredit modal usaha adalah kredit yang diberikan oleh bank

untuk menambah modal usaha nasabah.

2) Kredit Multiguna

Kredit multiguna adalah kredit yang diberikan oleh bank

untuk memenuhi kebutuhan nasabah lainnya, seperti pernikahan,

pendidikan, renovasi rumah, dan lain-lain.

3) Kredit Konsumtif

Kredit konsumtif adalah kredit yang diberikan oleh bank

untuk memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif,

misalnya untuk membeli kendaraan, rumah, dan lain-lain.

4) Pembiayaan Pembelian Sepeda Motor (tahun 1996 – ke atas)

Kredit yang diberikan kepada masyarakat yang ingin

membeli sepeda motor, baik baru maupun bekas. PT. BPR Nguter

Surakarta bekerjasama dengan beberapa dealer sepeda motor di

Surakarta untuk menunjang kelancaran kredit pembiayaan

pembelian sepeda motor.

5) Pembiayaan Pembelian Mobil (tahun 1990 – ke atas)

Merupakan kredit yang diberikan kepada masyarakat yang

ingin membeli mobil. PT. BPR Nguter Surakarta bekerjasama

Page 40: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

dengan beberapa show room yang ada di Surakarta untuk

pembiayaan pembelian mobil.

Persyaratan untuk pengajuan kredit juga mudah, yaitu mengisi

formulir yang telah disediakan oleh bank serta melampirkan fotokopi

KTP suami istri, Kartu Keluarga (KK), Surat Nikah, rekening listrik,

jaminan (Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor/Sertifikat), serta

dokumen pendukung lainnya.

Suku bunga kredit yang diberikan setiap bank umum dan Bank

Perkreditan Rakyat berbeda-beda sehingga hal ini mempengaruhi minat

masyarakat dalam menentukan pinjaman di suatu bank. PT. BPR

Nguter Surakarta memiliki dua jenis suku bunga kredit, yaitu bunga

tetap (flat) dan bunga menurun. Untuk bunga tetap besarnya adalah

1,75% per bulan dan bunga menurun 2,75% per bulan. Suku bunga

tetap (flat) pada umumnya ditujukan untuk kredit modal kerja yang

berjangka waktu pendek. Suku bunga menurun pada umumnya ditujuan

untuk kredit-kredit jangka panjang.

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Masyarakat pada saat ini membutuhkan sarana untuk dapat

mendirikan kegiatan usaha, mengembangkan kegiatan usaha dan

Page 41: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

meningkatkan kinerja usaha agar semakin baik dari sebelumnya. Dengan

semakin berkembangnya kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilakukan

masyarakat, maka kebutuhan dana pun terus meningkat. Pembangunan

kegiatan usaha di berbagai bidang dan industri tentunya membutuhkan dana

yang tidak sedikit dan disinilah peran kegiatan perbankan yang efektif dan

efisien dibutuhkan oleh masyarakat luas. Hal tersebut tampak jelas pada

perkembangan jumlah kredit perbankan yang mempengaruhi secara langsung

sistem perekonomian Indonesia. Oleh karena itu dibutuhkan suatu lembaga

keuangan perbankan yang sehat dan dinamis dalam menjalankan kegiatan

perkreditan yang merupakan rangkaian kegiatan utama bank umum demi

menunjang kelancaran kegiatan ekonomi masyarakat.

Kegiatan perkreditan telah lama dikonsumsi oleh masyarakat

Indonesia. Suseno dan Piter Abdullah (2003:5) mengemukakan bahwa

kegiatan tersebut merupakan salah satu usaha lembaga keuangan perbankan

yang menjembatani kepentingan pihak yang kelebihan dana (penyimpanan

dana atau kreditur) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam dana atau

debitur). Bila dikaitkan dengan kegiatan usaha, kredit berarti suatu kegiatan

memberikan nilai ekonomi kepada seseorang atau badan usaha berlandaskan

kepercayaan saat itu, bahwa nilai ekonomi yang sama akan dikembalikan

kepada kreditur (bank) setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan

kesepakatan yang sudah disetujui antara kreditur (bank) dan debitur

(nasabah).

Page 42: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Dalam melaksanakan kegiatannya, bank tidak hanya menghimpun dan

menyalurkan dana kepada nasabah, tetapi juga melakukan pengembangan

sumber daya manusia, meningkatkan kinerja bank, memperluas jaringan dan

pemasaran produk-produk yang dimiliki, memperhatikan alokasi kredit,

menyusun organisasi dan manajemen perkreditan, serta penyelesaian kredit

bermasalah.

Dalam menjalankan kegiatan perkreditan, dibutuhkan sistem yang

mengatur dan menjadi pedoman suatu bank. Memonitoring dan pengawasan

kredit sangat perlu menggunakan sistem peringatan dini, yang mampu

mengantisipasi penyimpangan dari syarat-syarat kesepakatan bank dengan

debitur. Di dalam Pasal 2 Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998

tentang perubahan Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan,

bahwa perbankan Indonesia dalam melaksanakan usahanya berasaskan

demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Sistem

perkreditan akan menjadi suatu pedoman yang penting karena menyangkut

dengan jalannya prosedur kegiatan perkreditan yang dijalankan oleh bank

setiap harinya. Dengan adanya sistem dan manajemen yang baik, maka

kegiatan usaha pun dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah lembaga keuangan bank yang

menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan,

dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana

Page 43: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

sebagai usaha BPR. Usaha BPR meliputi usaha untuk menghimpun dan

menyalurkan dana dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Adapun usaha-

usaha BPR dalam Pasal 13 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 adalah :

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa

deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu.

2. Memberikan kredit.

3. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil

sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.

4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),

deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain.

SBI adalah sertifikat yang ditawarkan Bank Indonesia kepada BPR

apabila BPR mengalami over likuiditas.

BPR melayani kebutuhan petani, peternak, nelayan, pedagang,

pengusaha kecil, pegawai, dan pensiunan karena sasaran ini belum dapat

terjangkau oleh bank umum dan untuk lebih mewujudkan pemerataan layanan

perbankan, pemerataan kesempatan berusaha, pemerataan pendapatan, dan

agar mereka tidak jatuh ke tangan para pelepas uang (rentenir).

PT. BPR Nguter Surakarta merupakan lembaga keuangan yang

bergerak di bidang perbankan dengan kegiatan menghimpun dan

menyalurkan dana dari dan untuk masyarakat sesuai Undang-Undang No. 7

Tahun 1992 dan telah disempurnakan menjadi Undang-Undang No. 10 Tahun

Page 44: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

1998 pada tanggal 10 November 1998. PT. BPR Nguter Surakarta didirikan

dengan tujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka

meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke

arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

PT. BPR Nguter Surakarta selalu mengembangkan produk-produknya

terutama kredit, salah satunya pembiayaan kepada kelompok Usaha Mikro

Kecil Menengah, pedagang kaki lima dan juga bekerjasama dengan

perusahaan swasta serta instansi lainnya. Hal tersebut dilakukan untuk

perkembangan produk terutama kredit, karena wilayah pasar terutama

pengusaha kecil masih banyak yang harus dibiayai dalam memenuhi

kebutuhan modal. Perluasan pangsa pasar yang dilakukan PT. BPR Nguter

Surakarta memerlukan adanya dukungan dari sistem maupun dari sumber

daya manusia sehingga dapat menjalankan kegiatan operasional perusahaan

secara profesional.

Oleh karena itu, agar dapat menjadi sebuah masukan kepada

perusahaan sebagai bahan pertimbangan apakah sistem yang dijalankan telah

sesuai dengan kebutuhan perusahaan, maka penulis akan mengamati dan

mengevaluasi sistem pemberian kredit perusahaan terutama untuk kredit

konsumtif. Kredit konsumtif merupakan salah satu produk penyaluran kredit

PT. BPR Nguter Surakarta yang investasinya berkisar antara 60% dari total

kredit yang akan disalurkan kepada masyarakat luas dan merupakan jenis

kredit yang paling banyak diminati. Untuk penyaluran kredit modal kerja

berkisar antara 35%, dan sisanya disalurkan kepada jenis kredit investasi

Page 45: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

sebesar 5%. Setiap tahapan dalam proses pemberian kredit harus selalu

dilaksanakan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian. Prinsip kehati-hatian

tersebut tercermin dalam kebijaksanaan pokok perkreditan, tata cara dan

prosedur penilaian kualitas kredit, profesionalisme dan integritas pejabat

perkreditan. Kebijaksanaan pokok perkreditan mencakup prosedur pemberian

kredit yang sehat, prosedur penyelesaian kredit bermasalah, dan prosedur

penghentian penagihan kredit yang telah dihapusbukukan (Kuncoro dan

Suhardjono 2002: 245).

Supaya target tersebut diatas dapat tercapai dengan baik, yaitu dalam

arti kredit yang diberikan akan dijamin kelancarannya sampai dengan lunas

sehingga akan mendapatkan profit dan dapat membantu program pemerintah

dalam melaksanakan pengucuran dana kepada UMKM, maka PT. BPR

Nguter Surakarta membutuhkan sistem pemberian kredit konsumtif yang

menerapkan prinsip kehati-hatian dan berpedoman kepada Kebijakan

Perkreditan Bank. Dari data tersebut maka penulis tertarik untuk menjadikan

masalah tersebut sebagai fokus di dalam penelitian ini dengan judul

“EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBERIAN KREDIT

KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN

PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN”.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka perumusan

masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

Page 46: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

1. Bagaimana sistem akuntansi pemberian kredit konsumtif pada PT. BPR

Nguter Surakarta?

2. Apakah kelebihan dan kelemahan sistem pemberian kredit konsumtif pada

PT. BPR Nguter Surakarta?

3. Apakah pemberian kredit konsumtif PT. BPR Nguter Surakarta kepada

masyarakat sudah berpedoman pada prinsip kehati-hatian?

D. TUJUAN PENELITIAN

Bedasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka

tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana sistem pemberian kredit konsumtif pada PT.

BPR Nguter Surakarta.

2. Mengevaluasi kelebihan dan kelemahan sistem pemberian kredit

konsumtif pada PT. BPR Nguter Surakarta.

3. Untuk mengetahui apakah prinsip kehati-hatian sudah diterapkan dalam

sistem pemberian kredit konsumtif PT. BPR Nguter Surakarta.

E. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diperoleh pada penelitian ini adalah:

1. Bagi Perusahaan

Page 47: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Hasil penelitian dari penulis diharapkan dapat menjadi bahan

pertimbangan pengambilan keputusan, dan masukan dalam penyusunan

kebijakan yang ada kaitannya dengan sistem pemberian kredit.

2. Bagi Penulis

Penelitian ini sebagai saran untuk menambah, menerapkan, dan

membandingkan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan ke dalam

dunia kerja nyata.

3. Bagi Kalangan Akademis

Sebagai referensi, informasi dan landasan penelitian selanjutnya

yang bersifat ilmiah guna mendukung upaya menjadikan generasi

berikutnya yang kritis dalam menganalisis masalah.

BAB II

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Page 48: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Sistem

Mulyadi (2001:1) mengartikan sistem adalah “suatu jaringan

prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan

kegiatan pokok perusahaan”.

Sedangkan pengertian sistem menurut Romney (2001:1) adalah

“sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan

atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama”.

2. Pengertian Prosedur

Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya

melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat

untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang

terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2001:5).

Prosedur sebagai suatu urutan pekerjaan klerikal yang melibatkan

beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin

adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan

yang sering terjadi (Baridwan, 1993:3).

3. Pengertian Sistem Akuntansi

Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan

yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi

Page 49: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan

pengelolaan perusahaan (Mulyadi, 2001:3).

Dari definisi sistem akuntansi tersebut, unsur suatu sistem

akuntansi pokok adalah:

a. Formulir

Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam

terjadinya transaksi.

b. Jurnal

Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan

untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan

data lainnya.

c. Buku Besar

Buku besar (general ledger) terdiri dari rekening-rekening yang

digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat

sebelumnya dalam jurnal.

d. Buku Pembantu

Buku pembantu terdiri dari rekening-rekening pembantu yang

merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam

buku besar.

e. Laporan

Laporan berisi informasi yang merupakan keluaran sistem

akuntansi.

Page 50: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

4. Pengertian Sistem Pemberian Kredit

Sistem akuntansi pemberian kredit adalah rangkaian dari cara atau

prosedur dalam pemberian kredit yang mencakup tahapan permohonan

kredit sampai dengan pencairan kredit yang membentuk suatu sistem yang

berurutan dan berkaitan erat dalam pelaksanaan pemberian kredit.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi Sistem

Pemberian Kredit Konsumtif adalah:

a. Fungsi yang terkait

Hal yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi fungsi yang

terkait dalam sistem pemberian kredit adalah:

a) struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional

secara tegas,

b) sistem otorisasi dan wewenang, dan

c) praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap

bagian organisasi.

b. Dokumen yang digunakan

Hal yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi dokumen yang

digunakan dalam sistem pemberian kredit adalah:

Page 51: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

1) penggunaan dokumen bernomor urut tercetak, yang pemakaiannya

harus dapat dipertanggung jawabkan oleh setiap bagian yang

berwenang,

2) dokumen yang digunakan tersebut harus sudah cukup memadai dan

cukup merekam data kegiatan sistem pemberian kredit, dan

3) dokumen yang digunakan dibuat rangkap agar menghindari

terjadinya penyalahgunaan.

c. Catatan akuntansi yang digunakan

Hal yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi catatan

akuntansi yang digunakan dalam sistem pemberian kredit adalah:

1) catatan akuntansi harus berdasarkan dokumen sumber dan dokumen

pendukung,

2) catatan akuntansi harus mencatat semua transaksi yang benar-benar

terjadi, dan

3) catatan akuntansi harus mencatat semua transaksi dalam periode

akuntansi yang sebenarnya.

d. Jaringan prosedur yang membentuk sistem

Page 52: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Hal yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi jaringan

prosedur yang membentuk sistem dalam sistem pemberian kredit

adalah:

1) jaringan prosedur yang membentuk sistem harus sesuai antara

prosedur yang telah dirinci denganbagan alir sistem yang

digambarkan, dan

2) jaringan prosedur yang membentuk suatu sistem akuntansi harus

dapat dilaksanakan sesuai dengan sistem tersebut.

e. Bagan alir sistem

Hal yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi bagan alir

sistem pemberian kredit adalah:

1) kesesuaian yang mengkomunikasikan hasil analisis sistem dan

rancangan sistem kepada pemakai informasi,

2) bagan alir telah mencerminkan aliran data dan dokumen dalam

sistem dengan menggunakan simbol-simbol standar, dan

3) antara prosedur sistem yang telah dirinci dengan yang digambarkan

saling berkesesuaian.

5. Pengertian Sistem Pengendalian Intern

Page 53: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode

dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan

organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong

efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen (Mulyadi

2001: 163).

Unsur pokok sistem pengendalian intern adalah (Mulyadi 2001:

164):

a. struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara

tegas,

b. sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan

perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan

biaya,

c. praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit

organisasi, dan

d. karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

6. Bank

a. Pengertian Bank

Suseno dan Piter Abdullah (2003:5) mengemukakan bahwa

bank merupakan bagian dari lembaga keuangan yang memiliki fungsi

intermediasi yang menjembatani kepentingan pihak yang kelebihan

dana (penyimpanan dana atau kreditur) dan pihak yang membutuhkan

dana (peminjam dan atau debitur).

7. Kredit

Page 54: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

a. Pengertian Kredit

Menurut Suyatno (2003:12) istilah kredit berasal dari bahasa

Yunani “credere” yang berarti “kepercayaan”. Oleh karena itu, dasar

dari kredit ialah kepercayaan. Seseorang yang memberikan kredit

(kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) di masa mendatang

akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang dijanjikan berupa barang,

jasa, atau uang.

Menurut UU Perbankan No.7 tahun 1992 “Kredit adalah

penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara

suatu perusahaan dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam

untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah

uang, imbalan atau pembagian hasil keuntungan”.

Menurut Kohler yang dikutip Mulyono (1993: 10) kredit adalah

“kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan

suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan ditangguhkan

pada suatu jangka waktu yang disepakati”.

b. Unsur Kredit

Page 55: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Dari beberapa pengertian kredit diatas dapat ditarik beberapa

unsur yang memungkinkan terjadinya kredit. Adapun unsur–unsur

kredit menurut Suyatno (2003 : 14) adalah:

1) Kepercayaan

Kepercayaan yaitu suatu keyakinan bagi kreditur bahwa

kredit yang diberikan (baik berupa uang, jasa atau barang) akan

benar–benar diterimanya kembali dimasa yang akan datang sesuai

jangka waktu kredit.

2) Kesepakatan

Disamping unsur percaya didalam kredit juga mengandung

unsur kesepakatan antara kreditur dengan debitur. Kesepakatan ini

dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing–masing pihak

menandatangani hak dan kewajibannya masing–masing.

3) Jangka waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu,

jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah

disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek

(dibawah 1 tahun), jangka menengah (1 sampai 3 tahun) dan jangka

panjang (diatas 3 tahun). Jangka waktu merupakan batas waktu

pengembalian angsuran kredit yang sudah disepakati kedua belah

pihak.

4) Resiko

Page 56: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit

akan memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet

pemberian suatu kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit,

maka semakin besar resikonya, demikian pula sebaliknya.

5) Balas jasa

Balas jasa bagi bank merupakan keuntungan atau pendapatan

atas pemberian suatu kredit. Balas jasa kita kenal dengan nama

bunga. Disamping balas jasa dalam bentuk bunga bank juga

membebankan kepada nasabah biaya administrasi kredit yang juga

merupakan keuntungan bagi bank.

c. Prinsip-Prinsip Kredit

Menurut Mulyono (1993: 11), prinsip-prinsip perkreditan yang

sering disebut dengan 5C atau 6C adalah sebagai berikut:

1) Character

Adalah keyakinan dari pihak bank bahwa si peminjam

mempunyai moral, watak, ataupun sifat-sifat pribadi yang positif dan

kooperatif dan juga mempunyai rasa tanggung jawab baik dalam

kehidupan pribadi sebagi manusia, sebagai anggota masyarakat

ataupun dalam menjalankan kegiatan usahanya.

2) Capacity

Page 57: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Adalah suatu penilaian kepada calon debitur mengenai

kemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha

yang dilakukannya atau kegiatan usaha yang akan dilakukannya

yang akan dibiayai dengan kredit dari bank.

3) Capital

Adalah jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh

calon debitur. Analisa modal ini bertujuan untuk mengetahui

kemampuan perusahaan dalam memikul beban pembiayaan yang

dibutuhkan dan kemampuan dalam menanggung beban resiko yang

mungkin dialami perusahaan.

4) Collateral

Adalah barang-barang jaminan yang diserahkan oleh

peminjam atau debitur sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya.

Manfaat collateral yaitu sebagai alat pengamanan apabila usaha

yang dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau sebab-sebab lain

dimana debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari hasil usahanya

yang normal.

5) Condition of Economy

Page 58: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Adalah situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya,

dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu

saat maupun untuk kurun waktu tertentu yang kemungkinannya akan

dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari perusahaan yang

memperoleh kredit.

6) Constraint

Adalah batasan-batasan atau hambatan-hambatan yang tidak

memungkinkan seseorang melakukan bisnis di suatu tempat.

8. Prinsip Kehati-Hatian dalam Undang-Undang Perbankan

Di dalam Pasal 2 Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998

tentang perubahan Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan,

bahwa perbankan Indonesia dalam melaksanakan usahanya berasaskan

demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Kebijakan

Perkreditan Bank (KPB) dalam prinsip kehati-hatian perkreditan (Tawaf

1999: 255) berkaitan dengan:

a) Kebijakan pokok perkreditan:

1) prosedur kredit yang sehat,

2) kredit yang mendapat perhatian khusus,

3) perlakuan kredit yang di plafondering,

4) prosedur penyelesaian kredit bermasalah, pengahapusbukuan, dan

pelaporan kredit macet, dan

5) tata cara penyelesaian barang agunan kredit.

Page 59: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

b) Kebijakan bank dalam pemberian kredit pada pihak terkait/ debitur

besar, yaitu dalam bentuk pernyataan:

1) batasan jumlah maksimum kredit yang diberikan,

2) tata cara penyediaan kredit,

3) persyaratan kredit, dan

4) kebijakan pemenuhan ketentuan perkreditan.

c) Pencantuman kredit yang perlu dihindari bank:

1) kredit untuk spekulasi,

2) informasi keuangan tidak cukup,

3) kredit dengan keahlian khusus, dan

4) kredit bermasalah pada bank lain.

d) Tata cara penilaian kualitas kredit, hasil penilaian kolektibilitas kredit

telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.

Prosedur pemberian kredit yang berlandaskan prinsip kehati-hatian

dan berpedoman kepada Kebijakan Perkreditan Bank menurut Tawaf

(1999 : 267) diantaranya adalah:

a) Permohonan nasabah

Pada prosedur ini nasabah mengajukan permohonan dan bank

mencari informasi tentang nasabah dan bisnisnya dari berbagai sumber,

termasuk bank to bank information. Informasi ini akan digunakan

selanjutnya untuk bahan analisis kredit.

Page 60: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

b) Persiapan analisis

Nasabah harus menjadi subyek hukum dengan memilih akte-

akte pendirian badan usaha, memiliki NPWP, ijin-ijin usaha yang

berlaku baik yang umum maupun yang khusus untuk bidang usahanya,

laporan keuangan dan aktivitas usaha beserta penjelasannya.

c) Aspek-aspek dalam analisis

Bertujuan untuk memperoleh keyakinan bahwa kredit yang

diberikan akan mencapai tujuan dan nasabah mempunyai kemauan dan

kemampuan untuk memenuhi kewajiban kepada bank. Mengingat

selalu ada risiko tidak kembalinya kredit, setiap analisis kredit harus

memenuhi syarat:

1) Independen dan objektif.

2) Mencakup analisis kualitatif dan kuantitatif.

3) Adanya penetapan sumber pelunasan.

4) Adanya penetapan struktur fasilitas kredit.

5) Adanya analisis jaminan dan agunan.

6) Adanya analisis risiko.

d) Analisis resiko

Bank harus memperoleh kejelasan mengenai bentuk risiko yang

harus dihadapi sehubungan dengan kredit nasabah agar dapat

memperhitungkan bagaimana mengatasi risiko tersebut.

Page 61: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

e) Perhitungan kebutuhan kredit

Jumlah kebutuhan kredit nasabah, berapa kebutuhan

pembiayaan nasabah, dan berapa yang dibiayai nasabah. Perhitungan

dilakukan dengan metode yang ditetapkan bank.

f) Penggunaan formulir analisis kredit

Formulir analisis kredit digunakan untuk mempermudah dan

memperlancar pelaksanaan tugas, penggunaan formulir standar

merupakan suatu keharusan.

g) Tahap kerja

Tahap kerja adalah alur langkah yang harus dipenuhi dalam

kegiatan pengelolaan kredit.

Page 62: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

B. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

1. Sistem Pemberian Kredit Konsumtif PT. BPR Nguter Surakarta

PT. BPR Nguter memiliki beberapa jenis produk penyaluran dana,

diantaranya adalah kredit modal usaha, kredit multi guna, kredit

konsumtif, pembiayaan pembelian sepeda motor, dan pembiayaan

pembelian mobil. Sistem pemberian kredit yang akan penulis bahas adalah

sistem pemberian kredit konsumtif. Kredit konsumtif adalah kredit yang

diberikan oleh bank untuk memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat

konsumtif, misalnya untuk membeli kendaraan, rumah, dan lain-lain.

Sistem pemberian kredit konsumtif memiliki alur prosedur yang sama

dengan kredit lainnya, begitu juga dengan fungsi yang terkait, dokumen

yang digunakan, dan catatan akuntansi yang digunakan.

Untuk dapat mengajukan permohonan kredit, calon debitur terlebih

dahulu dapat melakukan konsultasi dengan bagian marketing kredit. Calon

debitur harus memenuhi persyaratan awal dalam pengajuan permohonan

kredit konsumtif. Persyaratan yang ditetapkan oleh PT. BPR Nguter

Surakarta diantaranya adalah:

a) calon debitur harus memiliki Kartu Tanda Penduduk yang masih aktif,

b) calon debitur harus memenuhi kelengkapan persyaratan dokumen

identitas diri yang dibutuhkan dan terlampir di dalam Formulir

Permohonan Kredit dan Surat Perjanjian Kredit,

c) calon debitur harus memiliki kemampuan untuk membayar angsuran

kredit sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan, dan

Page 63: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

d) calon debitur harus memiliki jaminan sebagai penjamin ketika tidak

mampu membayar angsuran kredit.

Dokumen dan persyaratan yang dilampirkan bersama dengan

Formulir Pemohonan Kredit tidak dibedakan antara kredit modal usaha,

kredit multi guna, kredit konsumtif, pembiayaan pembelian sepeda motor,

dan pembiayaan pembelian mobil. Calon debitur yang akan mengajukan

permohan kredit wajib melampirkan persyaratan sebagai berikut:

1) fotokopi Kartu Tanda Penduduk suami istri yang masih berlaku,

2) fotokopi Kartu Keluarga yang masih berlaku,

3) fotokopi Surat Nikah,

4) fotokopi Rekening Listrik,

5) fotokopi jaminan (Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor/Sertifikat

tanah),

6) fotokopi Surat Tanda Nomor Kendaraan, dan

7) melampirkan dokumen pendukung lainnya.

a. Fungsi yang Terkait

Fungsi yang terkait dalam sistem pemberian kredit konsumtif

adalah sebagai berikut:

1) Direksi

Direksi mempunyai tanggung jawab sebagai berikut:

a) memberikan keputusan terhadap permohonan kredit dari calon

debitur dengan melakukan penilaian kelayakan calon debitur,

Page 64: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

b) mengawasi dan memberikan otorisasi terhadap dokumen-

dokumen yang dibutuhkan dalam pemberian kredit,

c) memberikan persetujuan atas formulir permohonan pinjaman,

penyerahan hak milik secara kepercayaan (FIDUCIA), dan surat

kuasa untuk menjual barang jaminan, dengan menandatangani

dokumen tersebut, dan

d) bertanggung jawab terhadap kelancaran kredit yang diberikan

kepada masyarakat.

2) Kepala Bagian Kredit

Kepala bagian kredit mempunyai tanggung jawab sebagai

berikut:

a) mengkoordinasi dan merencanakan tugas-tugas Admin Kredit,

Account Officer, dan Collection di lapangan,

b) bertanggung jawab atas kinerja Admin Kredit dan kelancaran

proses pencairan, dan

c) bertanggung jawab atas kelengkapan administrasi pengajuan

kredit dan pencairan kredit yang disalurkan sudah sesuai dengan

SOP perusahaan.

3) Bagian Marketing Kredit

Bagian marketing kredit mempunyai tanggung jawab

sebagai berikut:

a) menawarkan berbagai produk BPR khususnya produk kredit

antara lain konsumtif, modal kerja, dan lain-lain,

Page 65: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

b) melayani calon debitur yang akan mengajukan permohonan

kredit,

c) mengumpulkan file data calon debitur yang akan mengajukan

permohonan kredit, dan

d) memberikan informasi kepada calon debitur jika pengajuan

permohonan kredit telah disetujui oleh Direksi.

4) Bagian Admin Kredit

Bagian admin kredit mempunyai tanggung jawab sebagai

berikut:

a) menerima berkas pengajuan permohonan kredit dari bagian

marketing kredit dan melakukan pengecekan kelengkapan untuk

selanjutnya diberikan kepada account offficer, dan

b) melakukan SID atau BI checking.

5) Bagian Account Offcer

Account officer mempunyai tanggung jawab sebagai

berikut:

a) melakukan pengecekan kelengkapan berkas pengajuan

permohonan kredit calon debitur,

b) melakukan survei lapangan ke tempat tinggal calon debitur yang

akan mengajukan permohonan kredit,

c) menganalisis hasil survei calon debitur yang akan mengajukan

permohonan kredit, dan

Page 66: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

d) membuat laporan analisis kredit calon debitur yang akan

mengajukan permohonan kredit.

6) Bagian Pencairan Kredit

Pencairan kredit mempunyai tanggung jawab sebagai

berikut:

a) menyiapkan dan mengisi Surat Perjanjian Kredit, disposisi

pencairan, slip setor dan slip penarikan,

b) mencocokkan jaminan asli yang dibawa oleh calon debitur

dengan fotokopi jaminan yang digunakan sebagai syarat awal

(aplikasi) dalam pengajuan permohonan kredit,

c) menjelaskan kepada calon debitur tentang isi perjanjian SPK

dan biaya-biaya yang ditanggungkan kepada calon debitur,

d) menginput data calon debitur yang mengajukan permohonan

kredit, dan

e) mengarsip dokumen-dokumen permohonan kredit calon debitur.

7) Bagian Tabungan/Deposito

Bagian Tabungan/Deposito mempunyai tanggung jawab

sebagai berikut:

a) melayani pembukaan rekening calon debitur yang akan

mengajukan permohonan kredit (calon debitur baru), dan

b) melayani transaksi calon debitur baik penyetoran, penarikan,

dan pemindahbukuan.

Page 67: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

8) Bagian Kasir

Bagian kasir mempunyai tanggung jawab sebagai berikut:

a) bertanggung jawab terhadap keamanan kas dan memastikan

bahwa dana yang diberikan benar-benar telah diterima calon

debitur yang mengajukan kredit,

b) menginput data calon debitur yang akan melakukan peminjaman

kredit,

c) mengeluarkan voucher dari transaksi penarikan tabungan calon

debitur (pemberian kredit kepada calon debitur), dan

d) membuat bukti pengeluaran umum dan bukti mutasi kas harian

untuk mencatat seluruh pengeluaran kas dan membuat bukti

setoran pinjaman untuk mencatat setoran angsuran dari debitur.

9) Bagian Akuntansi

Bagian akuntansi mempunyai tanggung jawab sebagai

berikut:

a) bertanggung jawab atas pembukuan seluruh transaksi yang ada

di PT. BPR Nguter Surakarta terutama yang berhubungan

dengan pemberian kredit,

b) mencatat dalam buku besar atas transaksi dan melakukan

pengarsipan bukti-bukti dan dokumen, dan

c) membuat catatan akuntansi dan laporan keuangan secara harian,

mingguan, bulanan, dan tahunan.

Page 68: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

b. Dokumen yang Digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem pemberian kredit

konsumtif adalah sebagai berikut:

1) Formulir Permohonan Kredit

Formulir ini digunakan oleh calon debitur pada saat akan

mengajukan permohonan kredit. Dokumen ini diotorisasi oleh

Direksi dan kemudian ditandatangani oleh calon debitur yang

bersangkutan.

2) Dokumen Syarat/Aplikasi

Dokumen syarat/aplikasi adalah dokumen-dokumen identitas

diri yang dilampirkan bersamaan dengan Formulir Permohonan

Kredit. Dokumen syarat terdiri dari:

a) fotokopi Kartu Tanda Penduduk suami istri yang masih berlaku,

b) fotokopi Kartu Keluarga yang masih berlaku,

c) fotokopi Surat Nikah,

d) fotokopi Rekening Listrik,

e) fotokopi jaminan (Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor/

Sertifikat),

f) fotokopi Surat Tanda Nomor Kendaraan, dan

g) melampirkan dokumen pendukung lainnya.

Page 69: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

3) Surat Perjanjian Kredit

Surat perjanjian kredit berisi ketentuan-ketentuan yang

mengikat nasabah untuk melunasi kewajibannya sesuai dengan

jangka waktu yang telah ditentukan dan disepakati. Dokumen ini

dilampirkan pada agunan yang dijaminkan dengan materai Rp

6.000,00. Jika pada saat pelaksanaan angsuran kredit dari calon

debitur bermasalah (tidak lancar), maka pihak bank memiliki

wewenang untuk menjual atau melelang agunan yang dijaminkan

tersebut. Surat Pernyataan Kuasa Menjual juga terlampir di dalam

Surat Perjanjian Kredit.

4) Disposisi Pencairan Kredit

Disposisi pencairan kredit merupakan dokumen yang memuat

data debitur beserta jumlah pinjaman kredit dan biaya-biaya

administrasi.

5) Kartu angsuran

Merupakan kartu yang memuat jumlah pinjaman debitur dan

pembayarannya.

6) Slip Pencairan Kredit

Dokumen ini digunakan sebagai bukti pengeluaran kas atas

pencairan kredit untuk calon debitur. Slip pencairan kredit terdiri

dari 1 lembar slip penyetoran dan 2 lembar slip penarikan.

Page 70: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

7) Laporan Pemeriksaan dan Analisis Kredit

Laporan pemeriksaan dan analisis kredit adalah laporan dari

hasil survey account officer kepada calon debitur yang mengajukan

permohonan kredit untuk mengetahui tingkat kelayakan dari calon

debitur tersebut.

8) Bukti Kas Keluar

Bukti kas keluar memuat jumlah nominal pengeluaran kas

baik untuk pencairan kredit maupun untuk pengeluaran lainnya.

9) Bukti Kas Masuk

Bukti kas masuk memuat jumlah penerimaan kas dari

pembayaran administrasi atau provisi setelah bank meyetujui

pemberian kredit kepada debitur.

c. Catatan Akuntansi yang Digunakan

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pemberian

kredit konsumtif adalah sebagai berikut:

1) Jurnal Umum

Jurnal ini berfungsi untuk mencatat semua transaksi yang ada

pada bank yang pada akhirnya digunakan untuk pembuatan laporan

keuangan.

2) Jurnal Pengeluaran Kas

Jurnal ini berfungsi untuk mencatat jumlah pinjaman yang

diberikan kepada debitur.

Page 71: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

3) Buku Besar

Buku besar digunakan untuk mencatat jumlah total

pengeluaran kas yang sudah direkapitulasi melalui jurnal

pengeluaran kas. Akun buku besar yang digunakan dalam sistem

pemberian kredit adalah kas, piutang, pinjaman flat, pinjaman

menurun, dan pendapatan bunga.

4) Buku Kredit

Buku kredit digunakan untuk mencatat nama debitur yang

mengambil kredit beserta jumlah kredit yang diambil.

5) Mutasi Kas

Catatan ini digunakan untuk mencatat perubahan kas atas

terealisasinya kredit kepada debitur.

d. Jaringan Prosedur Pemberian Kredit Konsumtif yang Membentuk

Sistem

Jaringan prosedur pemberian kredit konsumtif yang membentuk

sistem adalah sebagai berikut:

1) Prosedur Permohonan Kredit

a) calon debitur datang ke bank untuk melakukan konsultasi kredit

dengan bagian marketing kredit. Calon debitur kemudian

melakukan pengisian Formulir Permohonan Kredit dan

melampirkan dokumen syarat, dan

Page 72: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

b) bagian marketing Kredit menerima Formulir Permohonan Kredit

dan dokumen syarat calon debitur dan melakukan pengecekan

kelengkapan berkas tersebut.

2) Prosedur Analisis Kredit

a) formulir Permohonan Kredit dan dokumen syarat diserahkan oleh

bagian marketing kredit ke bagian admin kredit,

b) bagian admin kredit menunjuk account officer untuk melakukan

survey ke tempat tingal calon debitur untuk melihat kondisi

ekonomi dan usaha calon debitur, sekaligus melihat kondisi

barang jaminan,

c) account officer menganalisis hasil survey dan membuat laporan

analisis kredit,

d) laporan analisis kredit beserta Formulir Permohonan Kredit dan

dokumen syarat oleh account officer diserahkan ke bagian admin

kredit, dan

e) admin kredit melakukan SID/ BI checking untuk mengetahui

riwayat debitur dalam kemampuan melunasi kredit-kreditnya.

3) Prosedur Persetujuan Kredit

a) admin kredit menyerahkan Formulir Permohonan Kredit,

dokumen syarat, analisis hasil survey dan laporan SID kepada

Kabag Kredit,

Page 73: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

b) kabag kredit memeriksa kelengkapan berkas pengajuan

permohonan kredit dan kelayakan calon debitur untuk kemudian

memberikan otorisasi. Berkas pengajuan permohonan kredit

selanjutnya diserahkan kepada Direksi., dan

c) direksi mengotorisasi berkas pengajuan permohonan kredit

sebagai tanda bahwa permohonan kredit calon debitur telah

disetujui.

d) Prosedur Pencairan Kredit

a) bagian pencairan kredit melakukan penginputan data calon

debitur ke komputer dan mengeluarkan Surat Perjanjian Kredit.

Selain itu, bagian pencairan juga menyiapkan disposisi pencairan

kredit dan slip penyetoran serta slip penarikan,

b) Surat Perjanjian Kredit ditandatangani oleh calon debitur dan

Direksi dengan materai Rp 6.000,00,

c) berkas pengajuan permohonan kredit diserahkan kepada bagian

tabungan untuk selanjutnya melakukan pembukaan rekening.

Sehingga berkas pengajuan kredit tersebut terdiri dari:

· Formulir Permohonan Kredit,

· Dokumen syarat,

· Laporan Analisis Kredit,

· Laporan SID/ BI checking,

· Surat Perjanjian Kredit,

· Disposisi pencairan kredit,

Page 74: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

· satu lembar slip penyetoran (total plafon) dan dua lembar slip

penarikan (biaya administrasi dan total plafon dikurangi biaya

administrasi).

d) bagian tabungan menginput data calon debitur dari informasi

Nomor SPK dan Kartu Tanda Penduduk untuk dilakukan

pembukaan rekening nasabah,

e) slip penarikan lembar kedua diserahkan ke Bagian Kasir untuk

diinput data mengenai jumlah plafon dikurangi biaya. Bagian

kasir melakukan cetak validasi dan mengeluarkan voucher untuk

diserahkan ke Bagian Akuntansi,

f) bagian kasir mengeluarkan uang sesuai jumlah plafon yang sudah

dikurang biaya beserta Kartu Angsuran debitur,

g) berkas Pengajuan Kredit diserahkan kembali ke Bagian Pencairan

kredit untuk diarsip kecuali slip penyetoran dan slip penarikan

lembar pertama diserahkan ke bagian akuntansi. Untuk slip

lembar kedua diarsip secara permanen, dan

h) kasir menyerahkan voucher dan slip penarikan kepada bagian

akuntansi.

e) Prosedur Pencatatan

a) bagian akuntansi menerima voucher, slip penyetoran dan slip

penarikan dari kasir dan bagian pencairan kredit, dan

b) bagian akuntansi melakukan posting ke dalam buku besar.

Page 75: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

e. Bagan Alir Sistem

Bagan alir sistem pemberian kredit konsumtif PT. BPR Nguter

Surakarta digambarkan sebagai berikut:

Bagian Marketing Kredit

Gambar 2.1 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif - Bagian

Marketing Kredit

Mulai 7

Memberi konsultasi peminja-

man kredit

Menghu-bungi

debitur

Menerima FPK dan dokumen

syarat

Debitur datang

membawa jaminan

Dok. syarat Jaminan Asli FPK

Mengecek keleng-

kapan data

8

Dok. syarat FPK

1

Page 76: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Bagian Admin Kredit Account Officer

Gambar 2.2 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif

(Lanjutan) Bagian - Admin Kredit Account Officer

3 1

LAK Dok. syarat FPK

Dok. syarat

FPK

Mengecek keleng-

kapan data

Melakukan SID/ BI checking

Laporan SID

LAK Dok. syarat

Dok. syarat FPK

FPK

2

4

Page 77: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Bagian Account Officer

Gambar 2.3 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif

(Lanjutan) - Bagian Account Officer

2

FPK

Dok. syarat

Mengecek keleng-

kapan data

Survey lapangan

Analisis hasil

survey

Menyusun LAK

LAK

FPK Dok. syarat

3

Page 78: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Kepala Bagian Kredit

Gambar 2.4 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif

(Lanjutan) - Kepala Bagian Kredit

11 4

SPK Disposisi

LAK Laporan SID

Dok. syarat

Otorisasi

FPK

Mengecek keleng-

kapan data

Disposisi SPK

12

Otorisasi LAK dan Laporan

SID

Laporan SID

Dok. syarat LAK

FPK

5

Page 79: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Direksi

Gambar 2.5 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif

(Lanjutan) - Direksi

12 5

Disposisi Laporan SID

SPK

Dok. syarat

LAK

FPK

Otorisasi

Mengecek LAK dan Laporan

SID SPK Disposisi

13 Otorisasi LAK dan Laporan

SID

Laporan SID

Dok. syarat

LAK

FPK

6

Page 80: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Bagian Pencairan Kredit

Otorisasi debitur

Gambar 2.6 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif (Lanjutan)

8 9 6

JA Dok. syarat LAK

Laporan SID

FPK

Dok. syarat

JA dicocokan

dengan dok. syarat

Mengecek keleng-

kapan data Isi SPK, disposisi, slip, kartu angsuran

Input data calon debitur

Laporan SID 4

3 2

KA

LAK Dok. syarat

Slip tarik 1

FPK Slip setor 1

2

SPK Disposisi

T Dok. syarat JA

T 10

10

Page 81: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Bagian Pencairan Kredit

Gambar 2.7 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif

(Lanjutan) - Bagian Pencairan Kredit

10

KA 4

2 3

Slip tarik 1

Slip setor 1 2

SPK Disposisi

Laporan SID JA

LAK

FPK Dok. syarat

15 11

T 13

Page 82: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Bagian Pencairan Kredit

Gambar 2.8 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif

(Lanjutan) - Bagian Pencairan Kredit

14

Slip tarik 1 2

Slip setor 1 2

Disposisi

Laporan SID SPK

Dok. syarat LAK

FPK

17

T

Page 83: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Bagian Tabungan

Gambar 2.9 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif

(Lanjutan) - Bagian Tabungan

13

Slip tarik 1 2

Slip setor 1 2

SPK Disposisi

Laporan SID

Dok. syarat LAK

FPK

Input data

Pembukaan rekening tabungan

14

Page 84: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Bagian Kasir Bagian Akuntansi

Gambar 2.10 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif (Lanjutan)

16 17 15

Slip setor 1 Slip tarik 1

Slip tarik 3 Voucher

4 KA

Slip tarik 3

Mencocokan voucher dan

slip Input data

Mencetak validasi

Mencetak validasi

Membuat JPK Menyerah-

kan uang kepada debitur JPK

Uang

Membuat voucher

Posting Buku Besar

Buku Besar

Voucher KA

4

Voucher Slip tarik 3

Slip tarik 3

Slip tarik 1 16 Debitur

Slip setor 1

T T

Page 85: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

f. Uraian Singkat Mengenai Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit

Konsumtif PT. BPR Nguter Surakarta

1) Nasabah datang ke bank untuk konsultasi peminjaman kredit beserta

syaratnya dengan bagian marketing kredit.

2) Nasabah mengisi formulir permohonan kredit serta menyiapkan

dokumen syarat dan diterima oleh bagian marketing kredit.

Dokumen syarat yang dibutuhkan meliputi:

a) fotokopi Kartu Tanda Penduduk suami istri yang masih berlaku,

b) fotokopi Kartu Keluarga yang masih berlaku,

c) fotokopi Surat Nikah,

d) fotokopi Rekening Listrik,

e) fotokopi jaminan (Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor/

Sertifikat),

f) fotokopi Surat Tanda Nomor Kendaraan, dan

g) melampirkan dokumen pendukung lainnya.

3) Bagian marketing kredit menyerahkan berkas atau dokumen nasabah

tersebut ke Bagian admin kredit account officer.

4) Admin kredit account officer menerima pengajuan kredit dari bagian

marketing kredit. Berkas yang diterima kemudian diserahkan kepada

account officer untuk disurvei.

5) Account officer menerima berkas pengajuan kredit dari nasabah dan

melakukan pengecekan kebenaran dan kelengkapan data calon

debitur.

Page 86: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

6) Account officer melakukan survei ke tempat calon debitur dan

melakukan analisis kredit dari hasil survei tersebut.

7) Account officer membuat Laporan Analisis Kredit dan diserahkan ke

bagian admin kredit account officer.

8) Admin kredit account officer melakukan SID atau BI checking untuk

mengetahui riwayat kredit calon debitur. Laporan SID, Laporan

Analisis Kredit, serta berkas pengajuan kredit diserahkan kepada

Kepala Admin Kredit untuk diotorisasi dan selanjutnya dilaporkan

ke Direksi.

9) Direksi melakukan pengecekan berkas pengajuan kredit dan

menganalisis kembali Laporan Analisis Kredit serta Laporan SID.

Jika Direksi menyetujui dan telah memberikan otorisasi, maka

berkas pengajuan kredit nasabah tersebut diserahkan ke bagian

pencairan.

10) Bagian marketing kredit menghubungi nasabah untuk memberikan

informasi bahwa permohonan kreditnya telah disetujui.

11) Nasabah datang membawa jaminan asli, yaitu BPKB asli atau

sertifikat tanah beserta syarat-kelengkapan lainnya yang berupa:

a) fotokopi STNK,

b) fotokopi KTP atas nama BPKB,

c) kuitansi kosong bermaterai ditandatangani atas nama BPKB.

d) faktur BPKB, dan

e) gesekan Nomor Rangka dan Nomor Mesin kendaraan bermotor.

Page 87: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

12) Oleh bagian pencairan, jaminan tersebut diperiksa kelengkapannya

dan dicocokkan dengan fotokopi BPKB atau sertifikat tanah yang

dilampirkan pada dokumen syarat berkas pengajuan kredit calon

debitur.

13) Jika jaminan tersebut sudah cocok, maka jaminan tersebut diarsip

permanen. Bagian pencairan menyiapkan Surat Permohonan Kredit,

disposisi pencairan kredit, satu lembar slip penyetoran dan dua

lembar slip penarikan. Disposisi pencairan kredit terdiri dari

lampiran:

a) tanda setor,

b) tanda terima uang pinjaman,

c) surat sanggup, dan

d) aplikasi tabungan (fotokopi KTP)

14) Disposisi pencairan kredit diserahkan kepada Kepala Bagian Kredit

dan Direksi untuk diotorisasi.

15) Bagian pencairan kredit menginput data pencairan nasabah tersebut

ke sistem komputer dan mengeluarkan Surat Perjanjian Kredit calon

debitur.

16) Bagian pencairan kredit menjelaskan isi perjanjian dan biaya-biaya

yang tercantum di dalam Surat Perjanjian Kredit kepada calon

debitur. Calon debitur melakukan akad kredit dan penandatanganan

pada Surat Permohonan Kredit.

Page 88: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

17) Berkas pengajuan permohonan kredit debitur di bagian pencairan

diserahkan ke bagian tabungan. Sehingga berkas pengajuan kredit

terdiri dari:

a) Formulir Permohonan Kredit,

b) Dokumen syarat,

c) Laporan Analisis Kredit,

d) Laporan SID/ BI checking,

e) Surat Perjanjian Kredit,

f) Disposisi pencairan kredit,

g) Satu lembar slip penyetoran dan dua lembar slip penarikan, dan

h) Kartu Angsuran.

18) Bagian tabungan menerima berkas pengajuan kredit dan melakukan

penginputan data untuk pembukaan rekening tabungan debitur.

19) Satu lembar slip penarikan beserta tembusan diserahkan kepada

bagian kasir untuk dilakukan penginputan data dan cetak validasi.

Lembar pertama diserahkan ke bagian akuntansi, dan lembar kedua

diarsip oleh bagian kasir.

20) Kasir mengeluarkan voucher untuk diserahkan ke bagian akuntansi.

21) Kasir melakukan penarikan uang tabungan debitur. Uang tunai

beserta kartu angsuran diserahkan kepada debitur.

22) Berkas pengajuan kredit diserahkan kembali ke bagian pencairan

kredit. Lembar pertama slip penyetoran dan slip penarikan

diserahkan ke bagian akuntansi, sedangkan tembusannya beserta

Page 89: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

berkas pengajuan kredit lainnya diarsip secara permanen oleh bagian

pencairan kredit.

23) Bagian akuntansi menerima voucher, slip penyetoran dan slip

penarikan dari bagian kasir dan bagian pencairan kredit untuk

selanjutnya dicatat ke dalam Jurnal Pengeluaran Kas dan diposting

ke dalam buku besar. Bukti-bukti tersebut kemudian di arsip secara

permanen.

2. Penerapan Prinsip Kehati-Hatian dalam Sistem Pemberian Kredit

Konsumtif PT. BPR Nguter Surakarta

Di dalam Pasal 2 Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998

tentang perubahan Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan,

bahwa perbankan Indonesia dalam melaksanakan usahanya berasaskan

demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Prinsip

kehati-hatian perkreditan merupakan bagian dari Kebijakan Perkreditan

Bank yang harus dimiliki oleh bank. Kebijakan Perkreditan Bank berperan

sebagai pedoman dalam pelaksanaan semua perkreditan bank, mengingat

kredit selalu mengandung resiko sehingga pelaksanaanya harus selalu

mengandung asas kredit yang sehat.

PT. BPR Nguter Surakarta mempunyai tata cara penyediaan kredit

sebagai produk penyaluran dana kepada masyarakat. Beberapa jenis

produk penyaluran dana, diantaranya adalah kredit modal usaha, kredit

multiguna, kredit konsumtif, pembiayaan pembelian sepeda motor, dan

Page 90: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

pembiayaan pembelian mobil. Kredit merupakan produk PT. BPR Nguter

Surakarta yang berfungsi sebagai indikator bagi perkembangan BPR.

Pinjaman yang diberikan kepada masyarakat akan menghasilkan selisih

bunga yang didapat dari penghimpunan dana masyarakat. Dengan

demikian PT. BPR Nguter Surakarta memberikan perhatian khusus

terhadap produk-produk penyaluran dana tersebut.

Menurut Mulyono (1993: 129) dalam pelaksanaan pemberian

fasilitas kredit kepada debitur, bank dihadapkan pada suatu masalah yang

cukup kompleks antara lain:

a. kepada siapa kredit harus diberikan,

b. untuk (obyek) apa kredit itu diberikan,

c. apakah calon debitur yang akan menerima kredit kiranya akan mampu

mengembalikan utang pokoknya ditambah dengan bunga serta

kewajiban lainnya?

d. berapa jumlah (plafond, maksimum kredit) yang layak untuk diberikan,

e. apakah kredit yang akan diberikan tersebut cukup aman atau resikonya

kecil,

f. dan seterusnya.

Dalam menjalankan kegiatan usahanya bank harus memiliki

prosedur kredit yang sehat. Prosedur kredit digunakan sebagai pedoman

pelaksanaan kegiatan kredit sehingga jalannya proses permohonan kredit

hingga pencairan kredit dapat berjalan dengan semestinya.

Page 91: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Peran dari setiap fungsi ataupun bagian yang terkait dalam proses

pemberian kredit akan sangat penting dalam menciptakan prosedur kredit

yang sehat. Sebaik apapun prosedur kredit suatu bank jika tidak didukung

dengan kinerja para fungsi yang terkait maka pelaksanaan kredit tersebut

tidak dapat berjalan dengan baik dan dapat merugikan bank serta debitur.

Setiap tahapan dalam proses pemberian kredit harus selalu dilaksanakan

dengan menerapkan prinsip kehati-hatian. Prinsip kehati-hatian tersebut

tercermin dalam kebijaksanaan pokok perkreditan, tata cara dan prosedur

penilaian kualitas kredit, profesionalisme dan integritas pejabat

perkreditan. Kebijaksanaan pokok perkreditan mencakup prosedur

pemberian kredit yang sehat, prosedur penyelesaian kredit bermasalah, dan

prosedur penghentian penagihan kredit yang telah dihapusbukukan

(Suhardjono 2002: 245).

Prosedur pemberian kredit konsumtif PT. BPR Nguter Surakarta

dilaksanakan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian, yaitu:

1. Permohonan Nasabah

Debitur yang akan mengajukan permohonan kredit konsumtif

dapat melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan bagian marketing

kredit PT. BPR Nguter Surakarta. Debitur selanjutnya mengisi Formulir

Permohonan Kredit dan menyerahkan persyaratan awal. Persyaratan

awal di dalam pengajuan permohonan kredit yang harus dipenuhi oleh

debitur ini digunakan oleh PT. BPR Nguter Surakarta untuk mencari

informasi mengenai debitur. Informasi tersebut selanjutnya digunakan

Page 92: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

sebagai bahan analisis kredit. Oleh karena itu, legalitas pengajuan

permohonan kredit sangat diutamakan sebagai salah satu penerapan

aspek yuridis/aspek legal.

2. Persiapan Analisis

Persiapan analisis yang dilakukan PT. BPR Nguter Surakarta

ialah dengan mengumpulkan informasi tentang aktivitas usaha dari

debitur sebagai bahan pertimbangan yang nantinya digunakan di dalam

analisis kredit.

3. Aspek-Aspek dalam Analisis

Dalam melakukan analisis kredit, PT. BPR Nguter Surakarta

memegang teguh penerapan prinsip 5C, yaitu menyangkut character

(karakter), capacity (kapasitas), capital (permodalan/ pendanaan),

collateral (jaminan), dan condition of economy (kondisi perekonomian).

Pengajuan permohonan kredit dan barang-barang jaminan kredit harus

dijamin legalitasnya sebagai penerapan aspek legalitas/aspek yuridis.

Aspek jaminan juga harus diterapkan dalam melakukan analisis untuk

melihat kemungkinan penyediaan jaminan seandainya terjadi resiko

kredit dan langkah pengamannnya.

Account Officer yang bertugas melakukan survey lapangan

harus independen hubungannya dengan debitur dan obyektif dalam

penilaian analisis kredit. Sebelum melaksanakan kegiatan analisis

kredit, menurut Mulyono (1993: 130) ada beberapa langkah yang harus

dilakukan yaitu:

Page 93: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

a. pemilihan pendekatan yang akan dipakai dalam melaksanakan

analisis kredit itu sendiri,

b. proses pengumpulan informasi yang lengkap yang akan diperlukan

dalam kegiatan usaha analisis kredit, dan

c. penetapan titik kritis suatu proyek.

Proses pendekatan yang pertama yaitu berupa pendekatan

jaminan (collateral approach). Pendekatan ini dilakukan sebagai dasar

dalam analisis kreditnya yaitu kredit akan diberikan apabila calon

debitur mempunyai jaminan yang memadai baik ditinjau dari nilai

ekonomis ataupun dari nilai yuridisnya.

Bentuk pendekatan yang kedua yaitu berupa pendekatan

karakter (character approach). Pada pendekatan ini proses pemberian

kredit didasarkan atas kepercayaan terhadap reputasi karakter bisnis

dari calon debitur. Proses penilaian karakter seorang calon debitur

merupakan kegiatan yang sulit karena menyangkut soal penilaian atas

moral, segi-segi kejiwaan seseorang, itikad baik seseorang yang

semuanya bersifat abstrak, dan sudah tentu akan sangat kompleks

karena tidak ada seorang pun yang mempunyai karakter yang sama

dengan orang lain.

Bentuk pendekatan yang ketiga yaitu mendasarkan diri dari

kemampuan pelunasan atas kredit yang diberikan (repayment

approach). Proses analisis kredit dalam bentuk pendekatan ini, bank

mendasarkan diri pada kemampuan pelunasan utang dari debitur, dan

Page 94: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

tidak mendasarkan dari karakter debitur. Dengan penggunaan

pendekatan atas kemampuan pelunasan ini dimaksudkan untuk

menekan sekecil mungkin terjadinya kredit bermasalah, karena pihak

bank telah benar-benar memperhitungkan kemampuan pelunasan para

calon debiturnya dari berbagai sumber dana yang dapat dihimpun, baik

dari pihak nasabah itu sendiri atau berbagai sumber dana dari pihak lain

yang akan menunjang pelunasan debitur dimaksud.

Pendekatan yang keempat yaitu atas dasar tingkat

keterlaksanakannya proyek usaha calon debitur. Pihak bank harus

mampu menilai sampai sejauh mana proyek usaha calon debitur

tersebut dapat melunasi semua kewajibannya dengan sumber-sumber

dana yang dapat dihimpun oleh usaha yang akan dilakukannya.

4. Analisis Resiko

Analisis resiko bertujuan untuk memperoleh kejelasan mengenai

bentuk resiko yang harus dihadapi sehubungan dengan kredit debitur

agar bisa memperhitungkan bagaimana mengatasi resiko tersebut.

Resiko yang biasa terjadi dalam pemberian kredit adalah tidak

kembalinya kredit yang diberikan baik berupa pokok ataupun

bunganya. PT. BPR Nguter Surakarta dalam melaksanakan analisis

kredit tentu saja mengikutsertakan analisis resiko yang bisa saja terjadi.

Hal ini dapat dilihat dari pendekatan-pendekatan yang dilakukan oleh

Account Officer saat melaksanakan analisis kredit. Account Officer

melakukan survey lapangan dengan menilai bentuk jaminan yang

Page 95: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

memadai baik ditinjau dari nilai ekonomis ataupun dari nilai yuridisnya

dari calon debitur, kegiatan usaha calon debitur, karakter pribadi calon

debitur untuk selanjutnya dilakukan analisis memperhitungkan

kemampuan pelunasan para calon debiturnya

5. Perhitungan Kebutuhan Kredit

Jumlah kebutuhan kredit debitur, pembiayaan debitur, dan biaya

yang ditanggung debitur harus dicantumkan dalam bentuk tertulis agar

terjamin legalitasnya. Metode perhitungan kebutuhan kredit konsumtif

telah ditetapkan oleh PT. BPR Nguter Surakarta. Calon debitur yang

mengajukan permohonan kredit konsumtif, baik dengan bunga flat

maupun menurun memiliki biaya administrasi tersendiri.

6. Penggunaan Formulir Analisis Kredit

PT. BPR Nguter Surakarta telah memiliki formulir analisis

kredit sehingga dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan

tugas analisis kredit. Dengan adanya formulir analisis kredit maka

pihak yang berwenang dalam kegiatan pemberian kredit dapat

melakukan otorisasi sebagai bentuk persetujuan dan

pertanggungjawaban atas analisis kredit debitur.

Page 96: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

7. Tahap Kerja

Sistem pemberian kredit konsumtif dilaksanakan dengan

rangkaian prosedur yang disesuaikan dengan Standar Operasional dan

Prosedur (SOP) sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan

penyaluran dana kepada masyarakat. Prosedur pemberian kredit

konsumtif PT. BPR Nguter Surakarta adalah sebagai berikut:

a) prosedur permohonan kredit,

b) prosedur analisis kredit,

c) prosedur persetujuan kredit,

d) prosedur pencairan kredit, dan

e) prosedur pencatatan.

Semua fungsi yang terkait menjalankan tugas dan tanggung

jawabnya berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan oleh PT. BPR

Nguter Surakarta. Prosedur pemberian kredit konsumtif dilaksanakan

oleh beberapa fungsi sebagai bentuk pengendalian intern.

Calon debitur harus memenuhi persyaratan awal dalam

pengajuan permohonan kredit konsumtif. Persyaratan tersebut dapat

digunakan sebagai pemantauan informasi awal tentang calon debitur.

Persyaratan yang ditetapkan oleh PT. BPR Nguter Surakarta

diantaranya adalah:

Page 97: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

a. calon debitur harus memiliki Kartu Tanda Penduduk yang masih

aktif,

b. calon debitur harus memenuhi kelengkapan persyaratan dokumen

identitas diri yang dibutuhkan dan terlampir di dalam Formulir

Permohonan Kredit dan Surat Perjanjian Kredit,

c. calon debitur harus memiliki kemampuan untuk membayar angsuran

kredit sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan,

d. calon debitur harus memiliki jaminan sebagai penjamin ketika tidak

mampu membayar angsuran kredit.

Persyaratan kredit yang diberikan oleh PT.BPR Nguter

Surakarta telah diupayakan tidak memberatkan calon debitur dengan

tetap berpedoman kepada prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit

konsumtif, mulai dari pengajuan kredit sampai dengan pencairan kredit

terutama untuk analisis usaha dan jaminan.

Prosedur persetujuan kredit di dalam sistem pemberian kredit

konsumtif didasarkan atas penilaian seluruh kredit dari permohonan

kredit yang telah diberikan dan atau akan diberikan. Pemberian kredit

konsumtif yang akan diberikan didasarkan pada penilaian jujur,

objektif, cermat, seksama serta independen. Proses persetujuan kredit

menurut sekurang-kurangnya mencakup:

a. permohonan tertulis dan lengkap,

b. analisis kredit yang lengkap dan objektif,

c. rekomendasi persetujuan kredit yang sesuai analisis, dan

Page 98: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

d. pemberian persetujuan kredit dengan memperhatikan analisis dan

rekomendasi. Keputusan kredit yang berbeda dengan rekomendasi

harus dijelaskan secara tertulis.

Perjanjian Kredit harus dalam bentuk tertulis sesuai dengan

format yang telah ditetapkan oleh PT. BPR Nguter Surakarta. Selain itu,

pada saat debitur menandatangani Surat Perjanjian Kredit akan

didokumentasikan oleh PT. BPR Nguter Surakarta. Direksi akan

menyetujui pencairan kredit bila semua syarat kredit telah dipenuhi.

3. Evaluasi Sistem Pemberian Kredit Konsumtif PT. BPR Nguter

Surakarta dengan Penerapan Prinsip Kehati-Hatian

PT. BPR Nguter Surakarta memiliki struktur organisasi yang

membagi tanggung jawab fungsional secara jelas dan tegas kepada setiap

fungsi-fungsi yang terkait. Pemisahan fungsi sudah dilakukan sehingga

transaksi pemberian kredit dapat ditangani oleh beberapa bagian yang

terkait, yaitu:

a. analisis kredit konsumtif dilaksanakan oleh Account Officer dan

persetujuan analisis kredit konsumtif dilaksanakan oleh Kabag Kredit

dan Direksi dengan terlebih dahulu mengecek kembali analisis kredit

konsumtif tersebut, dan

b. di dalam proses penarikan kredit konsumtif, pihak yang memberikan

persetujuan atas penarikan kredit konsumtif berbeda dengan petugas

bank yang melaksanakan penarikan kredit konsumtif tersebut.

Page 99: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Dari praktek yang telah dilaksanakan, dapat dijumpai bahwa

prosedur penilaian jaminan masih dilakukan oleh Account Officer saja.

Penilaian jaminan sebaiknya juga dilakukan oleh petugas internal bank

secara independen.

Dokumen yang digunakan dalam sistem pemberian kredit

konsumtif sudah sesuai dengan informasi yang dibutuhkan bank.

Dokumen kredit konsumtif telah menjelaskan siapa yang menjadi debitur,

besarnya kewajiban debitur beserta angsurannya, serta pendapatan bank

(bunga, provisi, dll). Formulir Permohonan Kredit dan dokumen syarat

yang digunakan sebagai persyaratan awal hingga Surat Perjanjian Kredit

dan kartu angsuran merupakan macam-macam dokumen penting yang

dibutuhkan dalam transaksi pemberian kredit. Hanya saja dokumen-

dokumen seperti Formulir Permohonan Kredit, Surat Perjanjian Kredit dan

disposisi pencairan kredit yang menjelaskan besarnya jumlah pinjaman

serta suku bunga yang harus dibayar debitur tidak memiliki lembar

rangkap.

PT. BPR Nguter Surakarta memiliki catatan akuntansi yang

digunakan sudah sesuai prosedur sistem pemberian kredit konsumtif yang

ditetapkan. Catatan akuntansi yang digunakan diantaranya adalah Jurnal

Pengeluaran Kas dan Buku Besar. Jurnal Pengeluaran Kas digunakan

untuk mencatat penarikan tabungan dan biaya administrasi debitur untuk

selanjutnya diposting ke dalam Buku Besar. Posting yang dilakukan telah

menerapkan sistem komputer sehingga transaksi yang terjadi akan secara

Page 100: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

otomatis terposting ke dalam sistem komputer setelah setiap bagian

melakukan penginputan data.

Prosedur pemberian kredit konsumtif terdiri dari beberapa prosedur

yaitu permohonan kredit, analisis kredit, persetujuan kredit, pencairan

kredit dan pencatatan kredit. Penerapan aspek-aspek 5C, yaitu menyangkut

character (karakter), capacity (kapasitas), capital (permodalan/

pendanaan), collateral (jaminan), dan condition of economy (kondisi

perekonomian) telah diterapkan.

Aspek-aspek dalam analisis seperti aspek legalitas/aspek yuridis

dan aspek jaminan selalu diterapkan dalam sistem pemberian kredit

konsumtif. Prosedur yang membentuk sistem pemberian kredit konsumtif

dijalankan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian.

Page 101: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

BAB III

TEMUAN

Berdasarkan evaluasi pembahasan mengenai sistem pemberian kredit

konsumtif PT. BPR Nguter Surakarta dengan penerapan prinsip kehati-hatian,

ditemukan tentang adanya kelemahan dan kelebihan yang terdapat didalam sistem

pemberian kredit konsumtif dengan penerapan prinsip kehati-hatian tersebut.

A. KELEBIHAN

1. PT. BPR Nguter Surakarta telah memiliki struktur organisasi yang

memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. Hal ini ditunjukkan

dengan adanya pemisahan fungsi yang menangani prosedur konsultasi

permohonan kredit, analisis kredit, persetujuan kredit, pencairan kredit

hingga ke pencatatan transaksi pemberian kredit konsumtif. Analisis kredit

konsumtif dilaksanakan oleh Account Officer dan persetujuan analisis kredit

konsumtif dilaksanakan oleh Kabag Kredit dan Direksi dengan terlebih

dahulu mengecek kembali analisis kredit konsumtif tersebut. Di dalam

proses penarikan kredit konsumtif, pihak yang memberikan persetujuan atas

penarikan kredit konsumtif berbeda dengan petugas bank yang

melaksanakan penarikan kredit konsumtif tersebut.

2. Dokumen yang digunakan dalam sistem pemberian kredit konsumtif PT.

BPR Nguter Surakarta telah sesuai dengan kebutuhan. Dokumen-dokumen

tersebut memiliki nomor urut tercetak dan warna tertentu untuk penggunaan

yang berbeda-beda. Pihak yang memiliki wewenang akan memberikan

Page 102: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

otorisasi pada dokumen-dokumen tersebut sebagai bentuk persetujuan

transaksi pemberian kredit konsumtif.

3. Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan

meringkas data keuangan PT. BPR Nguter Surakarta sudah sesuai dengan

kebutuhan dan dapat memberikan informasi tentang transaksi pemberian

kredit yang terjadi. PT. BPR Nguter Surakarta telah menggunakan sistem

komputer sehingga transaksi yang terjadi akan secara otomatis terposting

setelah setiap bagian melakukan penginputan data.

4. Dalam sistem pemberian kredit konsumtif, PT. BPR Nguter Surakarta

memiliki prosedur kredit yang jelas. Prosedur tersebut terdiri dari prosedur

konsultasi permohonan kredit, analisis kredit, persetujuan kredit, pencairan

kredit hingga ke pencatatan transaksi pemberian kredit konsumtif yang

dalam pelaksanaannya telah menerapkan prinsip kehati-hatian..

5. Untuk beberapa periode dilakukan perputaran jabatan untuk menjaga

independensi fungsi-fungsi dalam melaksanakan tugasnya, sehingga

persekongkolan diantara mereka dapat dihindari.

B. KELEMAHAN

1. Penilaian jaminan masih dilakukan oleh Account Officer saja, tidak

melibatkan petugas internal bank.

2. Dokumen yang digunakan seperti Formulir Permohonan Kredit, Surat

Perjanjian Kredit, dan disposisi pencairan tidak memiliki lembar rangkap.

Page 103: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

3. Kasus kredit bermasalah masih terjadi karena kurang teliti di dalam

melakukan analisis kredit.

Page 104: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan serta kelebihan dan

kelemahan dari sistem pemberian kredit konsumtif PT. BPR Nguter Surakarta

yang penulis teliti, maka penulis berkesimpulan sebagai berikut:

Sistem pemberian kredit konsumtif PT. BPR Nguter Surakarta telah

dilaksanakan dengan sistem dan prosedur yang baik. Prosedur yang

membentuk sistem pemberian kredit sudah mencakup seluruh kegiatan penting

yang wajib dilakukan dalam pelaksanaan pemberian kredit konsumtif kepada

masyarakat, yaitu prosedur permohonan kredit, prosedur analisis kredit,

prosedur persetujuan kredit, prosedur pencairan kredit, dan prosedur

pencatatan. Fungsi-fungsi yang terkait menjalankan tugas dan tanggung

jawabnya telah menerapkan prinsip kehati-hatian di dalam sistem pemberian

kredit konsumtif terutama dalam analisis kredit. Pemisahan fungsi juga telah

dilakukan dalam melaksanakan sistem pemberian kredit konsumtif. Meskipunn

demikian, masih ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian agar jalannya

sistem pemberian kredit konsumtif dapat berjalan dengan lebih baik lagi.

B. REKOMENDASI

1. Penilaian jaminan harus dilakukan secara independen bukan oleh Account

Officer saja, tetapi sebaiknya juga dilakukan oleh petugas internal bank

untuk menjaga kemungkinan yang tidak dikehendaki.

Page 105: EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR ... fileEVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN Agita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

2. Dokumen yang digunakan dalam transaksi pemberian kredit seperti

Formulir Permohonan Kredit, Surat Perjanjian Kredit, dan disposisi

pencairan sebaiknya memiliki lembar rangkap dan disimpan di luar kantor

PT. BPR Nguter Surakarta.

3. Prosedur analisis kredit dilakukan secermat dan seteliti mungkin, baik dari

memulai pendekatan kepada calon debitur ketika akan melaksanakan

analisis kredit dan pengumpulan informasi lengkap calon debitur.

Pendekatan yang dilakukan dapat berupa pendekatan jaminan, karakter

calon debitur, pendekatan untuk menilai kemampan pelunasan atas kredit

yang diberikan, dan mengamati usaha calon debitur.