EVALUASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DI …
Embed Size (px)
Transcript of EVALUASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DI …

EVALUASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DI
KECAMATAN KEBAYORAN LAMA JAKARTA SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)
Oleh
Herman Susanto
NIM. 1111054100005
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2016 M




i
ABSTRAK
Herman Susanto Evaluasi Program Keluarga Harapan (PKH) Di Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan
Pemerintah Indonesia mulai tahun 2007 telah menerbitkan Program Keluarga Harapan PKH. Program serupa di Negara lain dikenal dengan istilah Conditional Cash Transfers (CCT) yang diterjemahkan menjadi bantuan tunai bersyarat. PKH adalah program perlindungan sosial yang memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) dan bagi anggota keluarga rumah tangga miskin diwajibkan melaksanakan persyaratan dan ketentuan yang telah ditetapkan. Program ini, dalam jangka pendek bertujuan mengurangi beban RTSM dan dalam jangka panjang diharapakan dapat memutus mata rantai kemiskinan antar generasi, sehingga generasi berikutnya dapat keluar dari jurang kemiskinan. Pelaksanaan PKH juga mendukung upaya pencapaian tujuan pembangunan Millenium Development Goals (MDG’s). Lima komponen tujuan MDG’s yang terbantu oleh PKH yaitu: Pengurangan penduduk miskin dan kelaparan, Pendidikan dasar, Kesetaraan Gender, Pengurangan angka kematian bayi, Pengurangan kematian Ibu melahirkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif, teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut. Pertama, bagaimana pelaksanaan program keluarga harapan terhadap RTSM di Kecamatan Kebayoran Lama. Kedua, apakah program keluarga harapan di Kecamatan Kebayoran Lama telah mencapai tujuan proses yang telah direncanakan.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa proses pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Kebayoran Lama sudah berjalan baik, terlihat dari proses kegiatan pertemuan awal, pendampingan pencairan bantuan, pemutakhiran data, dan verifikasi komitmen peserta. Hanya saja kekuragan dari PKH ini berdampak masih banyaknya RTSM yang mempunyai rasa ketergantungan dari bantuan PKH. Lalu untuk proses pemutakhiran data harus ditingkatkan lagi karena proses ini berkaitan sekali dengan nominal yang akan diberikan pada saat pencairan nanti. Selanjutnya, UPPKH Kecamatan Kebayoran Lama perlu meningkatkan kinerja antara lembaga internal dan eksternal karena program PKH ini pada dasarnya program lintas antar lembaga.

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah begitu banyak memberi
nikmat, nikmat iman, islam, serta nikmat sehat sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa shalawat serta salam penulis haturkan kepada
Nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman
kegelapan sampai ke zaman terang benderang seperti ini.
Pada kesempatan ini penulis juga akan menyampaikan rasa terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah ikut membantu memberikan moril maupun
materil serta dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Lisma Dyawati Fuaida, M.Si. Selaku Ketua Program Studi
Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Ibu Hj. Nunung
Khairiyah, MA. Selaku Sekretaris Program Studi Kesejahteraan Sosial
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Amirudin, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing Akademik.
4. Bapak Ismet Firdaus, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak berbagi ilmu, serta memberikan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Siti Napsiyah, MSW, Bapak Ahmad Zaky, M.Si dan Para Dosen
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan

iii
wawasan keilmuan dan membimbing saya selama mengikuti perkuliahan
di UIN Syarif Hidayatullah.
6. Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, serta Perpustakaan
Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terimakasih telah membantu
dalam pelayanan memberikan referensi buku, jurnal maupun skripsi.
7. Terimakasih juga saya sampaikan kepada seluruh staf pegawai Tata Usaha
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
8. Bapak Budi Herwono selaku Koordinator Unit Pelaksana Program
Keluarga Harapan Kota Jakarta Selatan, yang sudah memberi izin
penelitian ini.
9. Seluruh staf kepegawaian Kecamatan Kebayoran Lama yang telah
membantu memberikan data – data seputar Kecamatan.
10. Bapak Alwidrus selaku Koordinator Unit Pelaksana Program Keluarga
Harapan Kecamatan Kebayoran Lama, yang sudah banyak memberikan
informasi seputar PKH di Kecamatan Kebayoran Lama
11. Mas Imam Panji Saputro dan teman – teman pendamping lainnya, yang
sudah memberikan waktunya untuk membantu penulis dalam
menyelesaikan penelitian ini.
12. Tak lupa untuk kedua orang tua saya Bapak Samsudin dan Ibu Sariyati
atas jasa – jasanya, kesabaran, doa, moril, materil, dan selalu memberi
cintanya yang tulus dan ikhlas kepada penulis semenjak kecil.
13. Untuk adikku Elin Herlina terima kasih atas senyuman, tawa, dan
candaanmu selama proses pengerjaan skripsi ini. Terus berjuang, Buat
bangga orang tua.

iv
14. Keluarga besar Kesejahteraan sosial dan Pengurus Himpunan Mahasiswa
Jurusan Kesejahteraan Sosial periode 2013-2014. Terimakasih yang selalu
menginspirasi.
15. Keluarga besar dan Pengurus 2015 - 2016 Himpunan Mahasiswa Islam,
Komisariat Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Terimakasih
sudah menjadi rumah kedua yang telah mendewasakan saya selama ini.
YAKUSA.
16. Keluarga besar dan Pengurus Karang Taruna Sub Unit 04 Pondok Pinang
2014 – 2017. Terimakasih untuk Andi S., Putri Ari F., Niken Ayu M., Desi
Kamalia, Rama Agusta, Fajrin atas dukungan dan semangatnya. Saya
bangga berjuang bersama kalian.
17. Keluarga besar Kosan H. Sentot dan Kosan Pak Edi. Ma’mur Rizki,
Togar, dan Bang Jals & Ajib. terimakasih atas penginapannya selama
berada di ciputat.
18. Terimakasih untuk keluarga, sahabat, teman senasib suka dan duka Wati
Indriani, Dhimas Suryo P., Agung Prasetyo P., Tridiwa Arief S., Rizal
Wahyudha, Muh Ni’am, Reza Agustiyadi, M. Baydawi Nurzaman, Bayu
Perdana P., Fiqih Fauzi, Jaylani. sudah menjadi bagian hidup selama
berada dikampus. Terus berjuang, Yakin Usaha Sampai.
Jakarta, 8 Maret 2016
Penulis,
Herman Susanto

v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................................................. 7
1. Pembatasan Masalah ................................................................................. 7
2. Perumusan Masalah .................................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 8
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 8
E. Metodologi Penelitian ..................................................................................... 9
1. Pendekatan Penelitian ............................................................................... 10
2. Tempat Waktu dan Penelitian ................................................................... .10
3. Jenis Penelitian ........................................................................................... .10
4. Ruang Lingkup Penelitian Evaluasi ........................................................... .11
5. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ .11
6. Sumber Data ............................................................................................... .13
7. Teknik Analisi Data ................................................................................... .13
8. Keabsahan Data ......................................................................................... .14
9. Instrumen Penelitian .................................................................................. .14
F. Tinjauan Pustaka ............................................................................................. .15
G. Pedoman Penulisan Skripsi .............................................................................. .19
H. Sistematika Penulisan ...................................................................................... .19
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................... 21
A. Evaluasi Program ............................................................................................ 21
1. Pengertian Evaluasi Program ................................................................... 21
2. Model Evaluasi Program ........................................................................... 24
3. Tujuan dan Manfaat Evaluasi Program .................................................... 28
B. Konsep Keluarga ............................................................................................. 31
1. Pengertian Keluarga .................................................................................. 31
2. Struktur Keluarga ....................................................................................... 33
3. Relasi Dalam Keluarga .............................................................................. 35

vi
4. Keberfungsian Keluarga............................................................................. 37
C. Kemiskinan
1. Pengertian Kemiskinan..... ........................................................................ 38
2. Penyebab – Penyebab Kemiskinan ........................................................... 40
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG KECAMATAN KEBAYORAN
LAMA DAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) ..................................... 41
A. Kondisi Objektif Kecamatan Kebayoran Lama ............................................... 41
1. Sejarah Kebayoran Lama ........................................................................... 41
2. Letak geografis Kecamatan Kebayoran Lama ........................................... 42
3. Keadaan Demografis Kecamatan Kebayoran Lama .................................. 46
4. Keadaan Sosiologis Kecamatan Kebayoran Lama ................................... 51
B. Gambaran Umum Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) ................. 54
1. Latar belaknag Program Keluarga Harapan ............................................... 54
2. Program Keluarga Harapan ......................................................................... 54
3. Manfaat dan Tujuan Program Keluarga Harapan ....................................... 55
4. Proses Program Keluarga Harapan ............................................................. 57
5. Manajemen Organisasi Program Keluarga Harapan ................................... 58
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA .................................................................. 68
A. Analisi Evaluasi Program Keluarga Harapan Terhadap RTSM Di
Kecamatan Kebayoran Lama ........................................................................... 68
1. Seleksi dan Penetapan Lokasi PKH ............................................................ 69
2. Pertemuan Awal dan Validasi Calon Peserta PKH ..................................... 71
3. Pencairan Pertama ....................................................................................... 74
4. Pembentukan Kelompok Peserta PKH ....................................................... 77
5. Verifikasi Komitmen Peserta PKH Pada Komponen Kesehatan dan
Pendidikan ................................................................................................... 77
6. Penangguhan dan pembatalan ..................................................................... 80
7. Pemutakhiran Data ..................................................................................... 81
8. Pengaduan ................................................................................................... 82
B. Evaluasi program Keluarga Harapan Di Kecamatan Kebayoran Lama ............ 84
1. Evaluasi Konteks ......................................................................................... 85
2. Evaluasi Masukan ....................................................................................... 87
3. Evaluasi Proses ........................................................................................... 88
4. Evaluasi Hasil.............................................................................................. 91
BAB V PENUTUP ............................................................................................................. 94
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 94
B. Saran .................................................................................................................. 95
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 97

vii
DAFTAR TABEL
Table 1.1 Informan Penelitian ...............................................................................11
Table 3.1 Jumlah RT/RW Tiap Kelurahan ...........................................................37
Table 3.2 Keadaan Penduduk Bulan Januari Tahun 2016 ....................................40
Tabel 3.3 Perkembangan Jumlah Mobilitas Penduduk Bulan Januari Tahun
2016 ......................................................................................................41
Table 3.4 Mata Pencaharian di Kecamatan Kebayoran Lama Tahun 2016 ........42
Table 3.5 Jumlah Penduduk Miskin Kecamatan Kebayoran Lama .....................45
Table 3.6 Data Peserta PKH Kecamatan Kebayoran Lama..................................46
Table 3.7 Jumlah Penduduk Menurut Agama ......................................................47
Table 3.8 Jumlah Sarana Ibadah Kecamatan Kebayoran Lama Tahun 2016.....47
Table 3.9 Jumlah Sarana Pendidikan ...................................................................48
Table 4.1 Skenario Bantuan..................................................................................64
Table 4.2 Indikator Penilaian Program PKH........................................................74
Table 4.3 Matrik CIPP Evaluasi Proses Program Keluarga Harapan di Kecamatan
Kebayoran Lama Jakarta Selatan.........................................................90
Table 4.4 Matrik CIPP Evaluasi Hasil Program Keluarga Harapan di Kecamatan
Kebayoran Lama Jakarta Selatan.........................................................92

viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Peta Kecamatan Kebayoran Lama.....................................................38
Gambar 3.2 Komponen Program Keluarga Harapan.............................................47
Gambar 3.3 Proses Utama Pelaksanaan PKH........................................................51
Gambar 3.4 Struktur Kelembagaan PKH...............................................................52
Gambar 3.5 Struktur Organisasi Uppkh Kecamatan..............................................60
Gambar 4.1 Suasana Saat Pencairan Bantuan Pos Cipulir ....................................66
Gambar 4.2 Suasana Saat Pencairan Bantuan Pos Pondok Pinang.... ...................66
Gambar 4.3Alur Proses Program Keluarga Harapan.............................................73

ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Persetujuan Penelitian oleh Unit Pelaksana Program Keluarga
Harapan Kota Jakarta Selatan
Lampiran 2 Pedoman Wawancara Mendalam
Lampiran 3 Transkip Wawancara Pendamping
Lampiran 4 Transkip Wawancara Pendamping
Lampiran 5 Transkrip Wawancara YN
Lampiran 6 Transkrip Wawancara SL
Lampiran 7 Transkrip Wawancara NN
Lampiran 8 Transkrip Wawancara DV
Lampiran 9 Hasil Observasi
Lampiran 10 Hasil Studi Dokumentasi
Lampiran 11 Form Verifikasi Pendidikan dan Keseharan
Lampiran 12 Form Kehadiran

1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemiskinan merupakan masalah serius yang dialami oleh sebagian
negara di dunia. Kemiskinan tidak hanya terjadi di negara-negara kawasan
Afrika, melainkan juga dialami di negara-negara kawasan Asia seperti di
Indonesia. Masalah kemiskinan sudah menjadi masalah yang kompleks
sehingga suatu negara tidak dapat memiliki kemampuan untuk mengatasi
kemiskinan secara sendirian. Secara umum, kemiskinan didefinisikan sebagai
kondisi saat seseorang atau sekelompok orang tak mampu memenuhi hak-hak
dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang
bermartabat atau ketidakmampuan dari pekerjaan yang dimiliki untuk
menghasilkan uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup seseorang.
Kemiskinan adalah standar tingkat hidup yang rendah karena kekurangan
materi pada sejumlah atau golongan orang bila dibandingkan dengan standar
kehidupan yang berlaku di masyarakat sekitarnya.1
Kemiskinan sudah menjadi kondisi yang biasa bagi negara
berkembang seperti Indonesia. Masih banyak sekali rakyatnya yang hidup di
bawah garis kemiskinan dan hidup dalam keadaan yang tidak selayaknya. Saat
ini 32,5 juta penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan dan sekitar
1
“Pengertian Kemiskinan Menurut Para Ahli” diakses pada 14 April 2015 dari
http://dilihatya.com/2146/pengertian-kemiskinan-menurut-para-ahli

2
setengah dari seluruh rumah tangga tetap berada di sekitar garis kemiskinan
nasional (Rp 200.262/bulan). Bank dunia juga menatapkan bahwa seseorang
dianggap miskin jika ia memiliki pendapatan kurang dari $2 per hari.2
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa jumlah penduduk
miskin di DKI Jakarta pada bulan Maret 2015 sebesar 398,92 ribu orang (3,93
persen).3
Kemiskinan berkaitan sekali dengan kualitas sumber daya manusia.
Kemiskinan muncul karena sumber daya manusia tidak berkualitas.
Kemiskinan dapat ditimbulkan akibat dari kualitas sumber daya manusia yang
rendah dan tidak menutup kemungkinan kualitas sumber daya manusia yang
rendah pun dapat menjadi pemicu kemiskinan. Menurut teori human capital
kualitas sumber daya manusia selain ditentukan oleh kesehatan, juga
ditentukan oleh pendidikan.4 Pendidikan dipandang tidak hanya juga dapat
menambah pengetahuan tetapi dapat juga meningkatkan keterampilan, pada
gilirannya dapat meningkatkan produktivitas. Produktivitas yang dimaksud
yaitu, dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan penghasilan,
dan kesejahteraan.
Dalam upaya meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan di
bidang perlindungan sosial, Pemerintah Indonesia mulai tahun 2007 telah
2 Edi Suharto, Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia, (Bandung: Alfabeta. 2009),
h. 15
3 “Tingkat Kemiskinan di DKI Jakarta” diakses pada 22 Juni 2016 dari
http://www.jakarta.go.id/v2/news/2015/09/tingkat-kemiskinan-di-dkijakartamaret2015#.V2o29FKtGlo
4 Tadjuddin Noer Effendi, Sumber Daya Manusia Peluang Kerja dan Kemiskinan,
(Yogyakarta: PT. Tiara Wacan Yogya. 1993), h. 15

3
menerbitkan Program Keluarga Harapan (PKH). Seperti diatur dalam Pasal 1
ayat (9) UU No.11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial menentukan
bahwa:
“Perlindungan sosial adalah semua upaya yang diarahkan untuk
mencegah dan menagani risiko dari guncangan dan kerentanan sosial”5
Kedudukan PKH merupakan bagian dari program-program
penanggulangan kemiskinan lainnya. PKH berada di bawah Tim Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan (TKPK), baik pusat maupun di daerah. Pada
pelaksanaannya PKH ini dilaksanakan oleh Kementerian Sosial dengan
melibatkan berbagai kementerian dan lembaga seperti, Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas, Kementerian
Kesehatan, Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Agama,
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Badan Pusat Statistik (BPS), PT
POS Indonesia dan Bank Rakyat Indonesia.6
Program ini memberikan bantuan uang secara tunai kepada Rumah
Tangga Sangat Miskin (RTSM) dengan catatan harus mengikuti persyaratan
yang diwajibkan. Adapun persyaratan yang dimaksud yaitu terkait dengan
upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia yaitu kesehatan dan
pendidikan. Sasaran atau penerima bantuan ini adalah RTSM yang memiliki
anggota keluarga berusia 0-15 tahun dan Ibu hamil.
5 Kementerian Sosial. “Undang – undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan
Sosial.” Diakses pada 22 Juni 2016 dari https://www.kemsos.go.id/unduh/UU-Kesos-No11-2009.pdf
6 Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2k), Panduan Penanggulangan
Kemiskinan: Buku Pegangan Resmi TKPK Daerah, (Jakarta: Tim Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan (TNP2k), cet. Pertama 2011), h. 40

4
Program Keluarga Harapan sebenarnya telah dilaksanakan di berbagai
negara, khususnya negara-negara Amerika Latin dengan nama program yang
bervariasi. Namun secara konseptual, istilah aslinya adalah Conditional Cash
Transfers (CCT), yang diterjemahkan menjadi Bantuan Tunai Bersyarat.
Program ini tidak sama dengan program Subsidi Langsung Tunai (SLT) yang
diberikan dalam rangka membantu rumah tangga miskin mempertahankan
daya belinya pada saat pemerintah melakukan penyesuaian harga BBM. PKH
lebih dimaksudkan kepada upaya membangun sistem perlindungan sosial
kepada masyarakat miskin.7
Tujuan utama dari PKH adalah mengurangi kemiskinan dan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama pada kelompok
masyarakat miskin. Tujuan tersebut senada dengan upaya percepatan
pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs). Dimana secara
khusus tujuan PKH meningkatkan kondisi sosial ekonomi RTSM,
meningkatkan taraf pendidikan anak-anak RTSM, meningkatkan status
kesehatan gizi ibu hamil, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan
pendidikan kesehatan RTSM.
Dalam pengertian PKH jelas disebutkan bahwa komponen yang
menjadi fokus utama adalah bidang kesehatan dan pendidikan. Tujuan utama
PKH kesehatan adalah meningkatkan status kesehatan Ibu dan anak di
Indonesia, khususnya bagi kelompok masyarakat sangat miskin, melalui
7 Kementerian Sosial, Pedoman Umum Program Keluarga Harapan, (Jakarta:Direktorat
Jaminan Sosial, 2013), h. 13

5
pemberian insentif untuk melakukan kunjungan kesehatan yang bersifat
preventif (pencegahan). Kesehatan merupakan kekayaan yang sejati dan kunci
untuk melakukan segala aktivitas, sebab dengan sehat individu dapat
melakukan kegiatan perekonomian untuk memenuhi kebutuhannya.
Kesehatan juga faktor penentu bagi kesejahteraan sosial. Orang yang sejahtera
bukan saja orang yang memiliki pendapatan atau rumah memadai, melainkan
pula orang yang sehat, baik jasmani maupun rohani.
Tujuan utama PKH selanjutnya di bidang pendidikan adalah untuk
meningkatkan angka partisipasi pendidikan dasar wajib sembilan tahun serta
upaya mengurangi angka pekerja pada keluarga yang sangat miskin.
Pendidikan merupakan perangkat penting dalam meningkatkan kesejahteraan
warga melalui pengusaan pengetahuan, informasi dan teknologi sebagai
prasyarat masyarakat modern.8 Pelayanan pendidikan dalam konteks
kebijakan sosial bukan saja ditujukan untuk menyiapkan dan menyediakan
angkatan kerja yang sangat diperlukan dunia kerja, melainkan pula untuk
mencapai tujuan-tujuan sosial dalam arti luas, yakni membebaskan
masyarakat dari kebodohan dan keterbelakangan.
Namun pada delapan tahun perjalanannya hingga saat ini, yang
dicanangkan program PKH berakhir di tahun 2015. Program PKH ini tidak
terlepas dari berbagai masalah. Permasalahan yang dihadapi dalam
pelaksanaan PKH terlihat dari Pertama, proses verifikasi yang belum
sepenuhnya dilaksanakan. Permasalahan yang terjadi di lapangan yaitu pihak
8 Edi Suharto, Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik, (Bandung: Alfabeta. 2011), h. 18

6
sekolah dan puskesmas merasa keberatan untuk melakukan verifikasi secara
kontinyu. Kedua, Pembayaran kepada RTSM yang tidak tepat waktu. Proses
pencairan dana yang seharusnya dilakukan tepat waktu terkendala lambannya
proses verifikasi. Ketiga, kurangnya koordinasi antar instansi pendukung.
Koordinasi yang terdiri dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Kementerian Kesehatan, serta Kementerian Ketenagakerja belum terlaksana
dengan baik. Akibatnya tidak semua anggota rumah tangga peserta PKH
memperoleh jaminan kesehatan untuk orang miskin maupun bantuan
pendidikan untuk siswa miskin.
Berbeda dengan Jakarta Utara dan Jakarta Timur yang sudah lebih
dulu menjalani program ini. Tahun 2014 PKH merambah ke area Jakarta
Selatan yang meliputi sepuluh Kecamatan, di antaranya yaitu Kecamatan
Kebayoran Lama yang menurut Badan Pusat Statistik Kota Administrasi
Jakarta Selatan pada sensus penduduk 2010, Kebayoran Lama memiliki
jumlah penduduk terbanyak disamping Kecamatan Jagakarsa dan Pasar
Minggu yakni berjumlah 294.108 dengan angka penduduk miskin mencapai
12.064.9
Walaupun PKH banyak mempunyai masalah. Ternyata Bank Dunia
mencatat penerima PKH miliki perubahan signifikan. Hal ini disampaikan
langsung oleh Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di Dermaga TNI
Angkatan Laut, Biyorsi, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, Selasa
(5/4/2016). Berikut yang disampaikannya:
9 Imam Panji Saputro, Laporan Program Keluarga Harapan Bulan Agustus 2014, h. 4

7
“Bank Dunia memiliki laporan lengkap terkait program CCT atau PKH
di Indonesia yang diperlukan untuk perluasan jangkauan dan
monitoring.”10
Maka dari itu, berangkat dari permasalahan tersebut. Penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi Program Keluarga
Harapan (PKH) Di Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan.”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berbicara mengenai penyaluran dana memerlukan pembahasan yang
cukup luas. Demi terselesaikan penulisan ini, maka dari itu penulis
memfokuskan pada pembahasan evaluasi program keluarga harapan di
Kecamatan Kebayoran Lama tahun 2016.
2. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas, maka secara spesifik perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana pelaksanaan program keluarga harapan terhadap
RTSM di Kecamatan Kebayoran Lama?
10
Puspita Wisnuwardani, Dyah. “Mensos: Bank Dunia catat penerima PKH miliki perubahan
signifikan.” Diakses pada 3 Juni 2016 dari http://www.liputan6.com/tag/program-keluarga-harapan

8
b. Bagaimana hasil evaluasi program keluarga harapan di Kecamatan
Kebayoran Lama?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan program keluarga harapan di
Kecamatan Kebayoran Lama benar-benar sesuai dengan petunjuk
pelaksanaan
2. Untuk mengevaluasi program keluarga harapan di Kecamatan Kebayoran
Lama.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat Akademik
a. Menambahkan pengetahuan bagi pengembangan ilmu kesejahteraan
sosial di bidang kebijakan publik.
b. Menjadi bahan informasi bagi mahasiswa dan masyarakat umum serta
sebagai bahan referensi bagi pihak lain yang terkait.
Manfaat Praktis
a. Memberikan masukan positif bagi Kecamatan Kebayoran Lama untuk
Program Keluarga Harapan dalam melakukan kebijakan publik
terhadap masyarakat.

9
b. Agar hasil penelitian dapat dijadikan sebagai tolak ukur bagi
pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kecamatan Kebayoran
Lama.
c. Berbagi pemikiran dengan Pegawai Kecamatan Kebayoran Lama yang
menangani pembuatan pelaksanaan kesejahteraan sosial khususnya
berkaitan dengan bidang perlindungan sosial.
E. Metodologi Penelitian
1. Pendekataan Penelitian
Dalam penulisan karya ilmiah ini, Penulis menggunakan
pendekatan kualitatif, karena pendekatan kaulitatif sangat menarik, sebab
penulis langsung ikut serta di kegiatan yang sedang diteliti, dan
pendekatan kualitatif sangat mudah untuk mengumpulkan data-data,
informasi, dokumentasi kegiatan yang sedang diteliti. Pendekatan
kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan, yaitu bersifat
luwes, tidak terlalu rinci, tidak lazim mendefinisikan suatu konsep, serta
memberikan kemungkinan bagi perubahan-perubahan manakala
ditemukan fakta yang lebih mendasar, menarik, dan unik bermakna di
lapangan

10
Dalam penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu
dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang atau perilaku yang diamati.11
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penulis meneliti tentang, pelaksanaan Program Keluarga Harapan
Di Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan yang bertempat di Kantor
Kecamatan Kebayoran Lama Jl. Ciputat Raya No. 1 Jakarta Selatan.
Dalam penelitian ini penulis membutuhkan waktu selama 6 bulan yang di
mulai dari bulan November 2015 sampai bulan Mei 2016, untuk
menghasilkan informasi yang relavan mengenai program keluarga
harapan.
3. Jenis Penelitian
Dalam penelitian penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mencoba memberikan
gambaran secermat mungkin mengenai suatu individu, keadaan, atau
kelompok tertentu.12
Dalam penelitian ini akan digambarkan tentang
kebijkan publik melalui program keluarga Harapan yang dilakukan di
Kecamatan Kebayoran Lama.
11
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,1998), h. 11 12
Mely G. Tan, Masalah Perencanaan Penelitian dalam Koentjaraningrat (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama. 1990), h. 29

11
4. Ruang Lingkup Penelitian Evaluasi
Untuk mempermudah dalam penelitian skripsi ini dan agar lebih
terarah serta berjalan dengan baik. Maka perlu kiranya dibuat suatu
batasan masalah. Adapun ruang lingkup penelitian yang akan dibahas
dalam penelitian skripsi ini, yaitu:
a. Penelitian ini hanya membahas tentang proses pelayanan yang
diberikan UPPKH Kecamatan Kebayoran Lama kepada
RTSM/KSM.
b. Peneliti hanya membahas tentang proses dan hasil yang dilakukan
oleh UPPKH Kecamatan Kebayoran Lama dalam upaya
mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumber daya
manusia.
5. Teknik Pengumpulan Data
Adapun dalam penelitian ini ada beberapa teknik pengumpulan
data sebagai berikut:
a. Observasi
Dalam hal ini penulis mengadakan pengamatan langsung terhadap
lembaga tersebut, penulis mendatangi Kecamatan Kebayoran Lama,
Kantor Sekretariat UPPKH Kecamatan Lama, Kantor Pos Wilayah

12
Kecamatan Kebayoran Lama, dan Rumah penerima bantuan untuk
melakukan pengamatan langsung.
b. Wawancara
Penulis melakukan tanya jawab kepada kelurahan dan masyarakat
yang menjadi peserta program keluarga harapan. Untuk lebih
mengetahui tentang pelaksanaan dari program keluarga harapan di
Kecamatan Kebayoran Lama. Adapun informan dalam penelitian ini
yaitu:
Table 1.1
Informan Penelitian
No Nama
(Inisial) Jenjang Pendidikan
Jabatan
1 AL S1 Sosiologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Koordinator UPPKH
Kecamatan Kebayoran
Lama
2 IPS S1 Kesejahteraan Sosial UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
Pendamping Kelurahan
Pondok pinang
3 YN SMP Ketua Kelompok RW
08 Pondok Pinang
4 DV SMA Ketua Kelompok RW
01 Pondok Pinang
5 SL SD Ketua Kelompok RW
04 Cipulir
6 NN SMA Ketau Kelompok RW
06 Cipulir
c. Dokumentasi
Penulis menggunakan metode ini untuk mengumpulkan data-data atau
dokumen-dokumen yang menunjang terhadap penelitian. Dokumen

13
yang penulis kumpulkan yaitu seperti arsip-arisp tentang kegiatan
program keluarga harapan di Kecamatan Kebayoran Lama.
6. Sumber Data
Data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari informan yang
ada di Kecamatan Kebayoran Lama pada waktu penelitian. Data ini di
peroleh dari pengamatan dan wawancara.
7. Teknik Analisis Data
Sesuai dengan subjek penelitian yaitu PKH Kecamatan Kebayoran
Lama, maka hal tersebut akan dikemukakan di sini bahwa, analisis data
adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan
kedalam unit-unit, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting
dan yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.13
13
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: IKAPI, 2011)
Cet. Ke-13. h.244

14
8. Keabsahan Data
Keabsahan data adalah, data yang diperoleh data yang telah teruji dan
valid, dalam hal ini peneliti menulis keabsahan data diujikan lewat diskusi
atau sharing terhadap teman sejawat, referensi teori dan melihat realitas
sosial serta tentang isu-isu yang sedang berkembang, karena itu peneliti
melakukan perbaikan-perbaikan untuk mendapatkan data yang relevan.
Selain itu teknik untuk keabsahan data yang berikutnya adalah dengan
Triangulasi sumber yang berarti, untuk mendapatkan data dari sumber
yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.14
Sebagai gambaran atas
data yang telah dikumpulkan dari sumber yang berbeda sebagai cara
perbandingan data yang didapat dari observasi dan wawancara. Penulis
melakukan wawancara dari informan yang satu ke informan yang lain, dan
melakukan wawancara terhadap hasil dari observasi.
9. Instrumen Penelitian
Untuk mempermudah proses penelitian dan observasi, maka
diperlukan beberapa instrumen. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan instrumen sebagai berikut:
a. Pedoman wawancara mendalam
b. Pedoman observasi
14
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: IKAPI, 2011)
Cet. Ke-13. h. 83

15
c. Pedoman telaah dokumentasi
d. Perekam suara
e. Kamera
F. Tinjauan Pustaka
Adapun tinjauan pustaka dalam penulisan skripsi ini, penulis
menggunakan literatur berupa skripsi, yaitu: Hidmatullah, “Peran Suku Dinas
Sosial Jakarta Utara Dalam Peningkatan Kesejahteraan Warga Masyarakat
Melalui Program Keluarga Harapan (PKH) Di Kelurahan Koja Jakarta Utara”.
Skripsi S1 Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012.
Maksud dalam penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui secara
lebih dekat mengenai harapan warga masyarakat Kelurahan Koja tentang
Program Keluarga Harapan. Disisi lain juga dalam penulisan skripsi ini
bertujuan untuk mengetahui harapan suku Dinas Sosial Jakarta Utara tentang
peningkatan kesejahteraan warga masyarakat Koja Jakarta Utara melalui
Program Keluarga Harapan.15
Walaupun dari judul skripsi mempunyai kesamaan tetapi dari skripsi
Hidmatullah penulis melihat adanya perbedaan dalam subjeknya. Subjeknya
15
Hidmatullah, “Peran Suku Dinas Sosial Jakarta Utara Dalam Peningkatan Kesejahteraan
Warga Masyarakat Melalui Program Keluarga Harapan (PKH) Di Kelurahan Koja Jakarta Utara.”
(Skripsi S1Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012), h. 18

16
adalah Dinas Sosial Jakarta Utara. Didalam penulisan skripsi Hidmatullah
juga dijelaskan bahwa ada harapan dari warga Kelurahan Koja agar bantuan
yang diberikan sampai ditingkat SLTA. Sedangkan dalam skripsi ini penulis
sudah melihat di UPPKH Kecamatan Kebayoran Lama sudah ada bantuan
yang diperuntukan sampai tingkat SLTA.
Kemudian, skripsi berikutnya yang menjadi bahan acuan adalah
“Evaluasi Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK di
Kelurahan Sunter Jaya)” oleh Yudi. Skripsi S1 Jurusan Kesejahteraan Sosial,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah pada
tahun 2010.
Dalam penelitian tersebut penulis menggunakan model evaluasi yang
dikemukakan oleh Pietrzak, Ramler, Renner, Ford dan Gilbert yang meliputi:
evaluasi input, evaluasi proses, dan evaluasi hasil.16
Meskipun pembahasan skripsi di atas, memiliki kesamaan subjek
dalam penelitian yang akan dilakukan. Akan tetapi terdapat perbedaan dalam
model evaluasi. Dalam hal ini penulis menggunakan model evaluasi yang
dikembangkan oleh Stufflebeam yaitu model evaluasi context, input, process,
product (CIPP).
16
Yudi, “Evaluasi Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK di Kelurahan
Sunter Jaya).” (Skripsi S1Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2012), h. 12

17
Lalu, skripsi berikutnya yang menjadi tinjauan pustaka dalam
penelitian ini adalah skripsi Efektivitas Program Keluarga Harapan, Program
Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dengan judul “Efektivitas Program Keluarga Harapan Di Kecamatan
Leuwisadeng Pada UPPKH Kabupaten Bogor.” Skripsi ini menggambarkan
mengenai efektivitas mekanisme penyaluran dana bantuan sosial PKH di
tingkat UPPKH Kabupaten kepada penerima manfaat. Adapun salah satu
tujuan dari penelitian tersebut yaitu untuk mengidentifikasi konsep dan model
pengelolaan dan mekanisme penyaluran dana PKH dalam penyalurannya dari
UPPKH Kabupaten ke masyarakat RTSM di Kecamatan Leuwisadeng Kab.
Bogor. 17
Skripsi selanjutnya yang menjadi tinjauan pustaka yaitu peran
penyuluh sosial pada program keluarga harapan, Program Studi Bimbingan
Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan judul “Peran Penyuluh Sosial Pada Program
Keluarga Harapan Dalam Meningkatkan Partisipasi Belajar Anak Rumah
Tangga Miskin Di Kelurahan Cipinang Kecamatan Pulo Gadung.” Skripsi ini
menggambarkan bagaimana peran penyuluh sosial dalam melaksanakan
pertemuan dengan peserta Program Keluarga Harapan. Dalam pelaksanaannya
penyuluh sosial ini berkeliling mendatangi rumah – rumah peserta program.
17
Muhammad Bahrul, “Efektivitas Program Keluarga Harapan Di Kecamatan Leuwisadeng
Pada UPPKH Kabupaten Bogor.” (Skripsi S1Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2013), h. 11

18
Penyuluhan dilakukan dengan teknik face to face berhadapan dengan massa
dimana secara tim bergantian melakukan ice breaking terhadap peserta
penyuluhan.18
Terakhir skripsi yang menjadi tinjauan pustaka yaitu Evaluasi Program
Keluarga Harapan, Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang dengan
judul “Evaluasi Program Keluarga Harpan Di Kelurahan Saruni Kecamatan
Majasari Kabupaten Pandeglang Tahun 2010.”
Dalam skripsi ini penulis bertujuan untuk mengevaluasi tingkat
pelaksanaan program keluarga harapan di Kelurahan Saruni. Metode yang
digunakan didalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Penulis didalam
skripsinya juga menggambarkan beberapa kriteria yang menjadi bahan
evaluasi, yaitu: (1) Efektifitas, apakah hasil yang diinginkan telah dicapai?.
(2) Efisiensi, seberapa banyak usaha diperlukan untuk mencapai hasil yang
diinginkan?. (3) Kecukupan, seberapa jauh pencapaian hasil yang diinginkan
memcahkan masalah?. (4) Perataan, apakah biaya dan manfaat didistribusikan
dengan merata kepada kelompok – kelompok?. (5) Responsivitas, apakah
hasil kebijakan memuaskan kebutuhan, preferensi atau nilai kelompok –
18
Noriez Asep. F, “Peran Penyuluh Sosial Pada Program Keluarga Harapan Dalam
Meningkatkan Partisipasi Belajar Anak Rumah Tangga Miskin Di Kelurahan Cipinang Kecamatan
Pulo Gadung” (Skripsi S1Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2012), h. 50

19
kelompok tertentu?. (6) Ketepatan, apakah hasil (tujuan) yang diinginkan
benar – benar berguna atau bernilai?.19
G. Pedoman Penulisan Skripsi
Untuk tujuan mempermudah, teknik penulisan yang dilakukan dalam
skripsi ini merujuk pada buku ”Pedoman Penulisan Karya Ilmiah”20
yang
diterbitkan oleh CeQda UIN Jakarta 2007”.
H. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan penyajian dalam skripsi ini di jabarkan
atas 1 bab yang terdiridari sub-sub bab yang saling berkaitan, sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, batasan dan
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode
penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori, paparan tentang pengertian evaluasi, kebijakan
publik, program keluarga harapan.
19
Edwin Satria. P, “Evaluasi Program Keluarga Harpan Di Kelurahan Saruni Kecamatan
Majasari Kabupaten Pandeglang Tahun 2010” (Skripsi S1Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, 2012), h. 47 20
Hamid Nasuhi, dkk., Idris Thaha, ed., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis,
dan Disertasi) (Jakarta: CeQDA (Center for Quality Development and Assurance, 2007)

20
BAB III : Gambaran umum lembaga, dalam bab ini dipaparkan tentang
sejarah terbentuknya PKH, struktur organisasi PKH Kecamatan
Kebayoran Lama, Profil Kecamatan Kebayoran Lama.
BAB IV : Hasil penelitian dan analisa, pembahasan yang merupakan
bagian terpenting dari penelitian yang berupaya membahas
bagian-bagian yang terpenting yang di temukan di lapangan.
Dalam bab ini dipaparkan tentang implementasi program
keluarga harapan di Kecamatan kebayoran lama Jakarta Selatan.
BAB V : Penutup
- Kesimpulan : pernyataan berisi fakta, pendapat, alasan
pendukung mengenai tanggapan suatu objek. Bisa dikatakan
bahwa kesimpulan merupakan pendapat akhir dari suatu uraian
berupa informasi.
- Kritik : tanggapan yang disertai uraian dan pertimbangan baik
buruk terhadap suatu hasil karya.
- Saran : pendapat yang dikemukakan untuk dipertimbangkan.

21
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Evaluasi Program
1. Pengertian Evaluasi Program
Kata evaluasi berasal dari kata evaluation (bahasa Inggris). Kata tersebut
diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan tujuan mempertahankan kata
aslinya dengan sedikit penyesuaian lafal Indonesia menjadi “evaluasi”. Istilah
“penilaian” merupakan kata benda dari “nilai”. Pengertian “pengukuran”
mengacu pada kegiatan membandingkan sesuatu hal dengan satuan ukuran
tertentu, sehingga sifatnya menjadi kuantitatif. Secara etimologi, evaluasi
artinya penilaian, sehingga mengevaluasi artinya memberikan penilaian atau
menilai.1
Pengertian evaluasi dalam kamus Oxford Advanced Leaner’s Dictionry Of
Current English evalusai adalah to find Out, decide the amount or value yang
artinya suatu upaya untuk menentukan nilai atau jumlah. Selain arti
berdasarkan terjemahan, kata-kata yang terkandung di dalam definisi tersebut
pun menunjukkan bahwa kegiatan evaluasi harus dilakukan secara hati-hati,
bertanggung jawab, menggunakan strategi, dan dapat dipertanggung
jawabkan.
Menurut Anderson, Evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil
yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
1 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, (Jakarta: Balai Pustaka,
1995), Cet. Ke-4

22
tercapainya tujuan. Definisi lain dari evaluasi adalah kegiatan mencari
sesuatu yang berharga tentang sesuatu, dalam mencari sesuatu tersebut, juga
termasuk mencari informasi yang bermanfaat dalam menilai keberadaan suatu
program, produksi, produser, serta alternatif strategi yang diajukan untuk
mencapai tujuan yang sudah ditentukan.2
Sementara itu menurut Ralph Tyler sebagaimana yang dikutip oleh Farida
Yusuf Tayibnafis dalam bukunya Evaluasi Program mengemukakan bahwa
evaluasi adalah proses yang menentukan sampai sejauh mana tujuan dalam
setiap program dapat tercapai.3
Evaluasi program juga bisa diartikan sebagai sebuah proses untuk
mengetahui apakah sebuah program dapat direalisasikan atau tidak dengan
cara mengetahui efektivitas, masing-masing komponennya melalui rangkaian
informasi yang diperoleh dari evaluator. Evaluasi program berfungsi untuk
menentukan apakah output dan outcomes yang diharapkan dari pelaksanaan
program bisa direalisasikan. Evaluasi tersebut tentunya melalui pengumpulan
dan analisis data yang memadai. Dalam evaluasi program yang komprehensif,
evaluasi itu mencakup:4
Pertama, yaitu memonitoring program penilaian apakah suatu
program dilaksanakan sebagaimana direncanakan. Memonitoring
program ini akan memberikan umpan balik yang terus menerus pada
2 Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988),
Cet. Ke-1, h. 1 3 Farida Yusuf Tayibnafis, Evaluasi Program, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 2
4 Krick Patrick, Evaluasi Program, (Bandung: CV, Pustaka Insani, 1999), h. 96

23
program yang dilaksanakan dan mengidentifikasikan masalah begitu
muncul.
Kedua, evaluasi proses yaitu penilaian bagaimana program
dioperasikan, berfokus pada pelaksanaan program kepada peserta
(service delivery).
Ketiga, evaluasi dampak yaitu penilaian apakah suatu program telah
mewujudkan pengaruh terhadap individu-individu, rumah tangga,
lembaga atau lingkugan hidup, dan apakah dampak tersebut dapat
secara ilmiah distribusikan kepada pelaksanaan intervensi program
tersebut.
Keempat, cost-benefit atau effectiveness adalah penilaian dari biaya
program dan manfaat yang dihasilkan oleh biaya tersebut, untuk
menentukan apakah manfaatnya cukup bernilai dibandingkan biaya
yang digunakan.
Evaluasi program yang dilakukan merupakan bentuk akuntabilitas para
pelaksana dan penanggung jawab program tersebut agar dapat selalu
meyakinkan bahwa tujuan program tersebut agar dapat selalu meyakinkan
bahwa tujuan program dapat dicapai dan sesuai dengan visi misi yang
dijalankan oleh instansi. Akuntabilitas program akan dapat dinilai dari hasil
program tersebut yang dinikmati oleh peserta program atau masyarakat yang
menjadi target group program.

24
2. Model Evaluasi Program
Dalam melakukan evaluasi, perlu kiranya dipertimbangan model evaluasi
yang ingin dibuat. Model evaluasi merupakan suatu desain yang dibuat oleh
pakar evaluasi. Biasanya model evaluasi ini dibuat berdasarkan kepentingan
seseorang, lembaga atau instansi yang ingin mengetahui apakah program
yang telah dilaksanakan dapat mencapai hasil yang diharapkan. Ada banyak
model yang bisa digunakan untuk mengevaluasi suatu program. Meskipun
antara satu dengan lainnya berbeda, namun maksudnya sama yaitu melakukan
kegiatan pengumpulan data atau informasi yang berkenaan dengan objek
yang akan dievaluasi.
Ada delapan model evaluasi yang disajikan oleh Arikunto dalam salah satu
bukunya,5 yaitu:
1. Goal Oriented Evaluation Model, dikembangkan oleh Tyler. Model ini
merupakan yang muncul paling awal. Yang menjadi objek pengamatan
pada model ini adalah tujuan dari program yang sudah ditetapkan jauh
sebelum program dimulai.
2. Goal Free Evaluation Model, dikembangkan oleh Scriven. Model ini
dapat dikatakan berlawanan dengan model pertama yang
dikembangkan oleh Tyler. Model ini memantau tujuan, yaitu sejak
awal proses terus melihat sejauh mana tujuan tersebut sudah dapat
dicapai.
3. Formatif Summatif Evaluation Model, dikembangkan oleh Michael
Scriven. Model ini menunjukan adanya tahapan dan lingkup objek
5 Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi
Mahasiswa Dan Praktisi Pendidikan, Edisi Kedua, Cet. 4, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 40

25
yang dievaluasi, yaitu evaluasi yang dilakukan pada waktu program
masih berjalan (evaluasi formatif) dan ketika program sudah selesai
(evaluasi sumatif).
4. Countenance Evaluation Model, dikembangkan oleh Stake. Model ini
menekankan pada adanya pelaksanaan dua hal pokok, yaitu (1)
deskripsi dan (2) pertimbangan.
5. CSE – UCLA Evaluation Model, menekankan pada “kapan” evaluasi
dilakukan. Model ini mempunyai lima tahap yang dilakukan dalam
evaluasi, yaitu perencanaan, pengembangan, implementasi, hasil, dan
dampak.
6. CIPP Evaluation Model, dikembangkan oleh Stufflebeam. Model ini
merupakan model yang paling banyak dikenal dan diterapkan oleh
para evaluator. Model CIPP adalah model evaluasi yang memandang
program yang dievaluasi sebagai sebuah sistem. Jadi, jika evluator
sudah menentukan model CIPP sebagai model yang akan digunakan
untuk mengevaluasi program yang digunakan maka mau tidak mau
harus menganalisis program tersebut berdasarkan komponen –
komponennya.
7. Discrepancy Model, dikembangkan oleh Provus. Model ini
menekankan pada pandangan adanya kesenjangan di dalam
pelaksanaan program. Evaluasi program yang dilakukan adalah
mengukur besarnya kesenjangan yang ada di setiap komponen.
Hanya saja dalam konteks ini penulis akan menggunkan model evaluasi
seperti yang dikembangkan oleh Stufflebeam, dkk. (1967) di Ohio State

26
University, yakni: CIPP Evaluation Model. CIPP merupakan sebuah
singkatan dari huruf awal empat buah kata, yaitu:
Context Evaluation : evaluasi terhadap konteks
Input Evaluation : evaluasi terhadap masukan
Process Evaluation : evaluasi terhadap proses
Product Evaluation : evaluasi terhadap hasil
Keempat kata yang disebutkan dalam singkatan CIPP tersebut merupakan
sasaran evaluasi, yang tidak lain adalah komponen dari proses sebuah
program kegiatan. Model CIPP ini juga model evaluasi yang melihat program
yang dievaluasi sebagai sistem. Artinya, jika evaluator menentukan model
CIPP sebagai model yang digunakan untuk mengevaluasi program, maka mau
tidak mau evaluator harus menganalisis program tersebut berdasarkan
komponen – komponennya.
a. Evaluasi Konteks
Evaluasi konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan
merinci lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan
sampel yang dilayani, dan tujuan program.6
b. Evaluasi Masukan
Tahap kedua dari model CIPP ini adalah evaluasi masukan.
Pada tahap ini segala sesuatu yang berpengaruh terhadap proses
pelaksanaan evaluasi harus disiapkan dengan benar. Evaluasi
masukan ini akan memberikan bantuan agar dapat memberikan
keputusan, menentukan sumber – sumber yang dibutuhkan.
6 Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi
Mahasiswa Dan Praktisi Pendidikan, h. 46

27
Mencari berbagai alternatif yang akan dilakukan, menentukan
rencana yang matang, membuat strategi yang akan dilakukan dan
memperhatikan prosedur kerja dalam mencapainya.7
c. Evaluasi Proses
Evaluasi proses dalam model CIPP ini menunjukan
pada“apa” (what) kegiatan yang dilakukan dalam program, “siapa”
(who) orang yang ditunjuk sebagai penanggung jawab program,
“kapan” (when) kegiatan akan selesai. Dalam model CIPP, evaluasi
proses diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan di
dalam program sudah terlaksana sesuai dengan rencana.
Stufflebeam mengusulkan pertanyaan – pertanyaan untuk proses
antara lain:8
Apakah pelaksanaan program sesuai dengan jadwal?
Apakah staf yang terlibat di dalam pelaksanaan
program akan sanggup menagani kegiatan selama
program berlangsung dan kemungkinan jika
dilanjutkan?
Apakah sarana dan prasarana yang disediakan
dimanfaatkan secara maksimal?
Hambatan – hambatan apa saja yang dijumpai selama
pelaksanaan program dan kemungkinan jika program
dilanjutkan?
7 Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi
Mahasiswa Dan Praktisi Pendidikan, h. 47 8 Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi
Mahasiswa Dan Praktisi Pendidikan, h. 47

28
d. Evaluasi Hasil
Evaluasi hasil ini digunakan untuk menentukan keputusan
apa yang akan dilakukan selanjutnya. Dengan demikian, evaluasi
ini diarahkan pada keseluruhan dampak dari suatu program
terhadap penerima (masyarakat penerima program). Sehingga,
pertanyaan utama pada evaluasi ini adalah:
1. Kapan suatu program bisa dikatakan telah berhasil mencapai
tujuannya?
2. Bagaimana masyarakat akan menjadi berbeda setelah
menerima program tersebut?
Kriteria keberhasilan ini bisa mencakup:
Berorientasi pada program. kriteria keberhasilan pada
umumnya dikembangkan berdasarkan cakupan ataupun
hasil dari suatu program. Misalnya, presentase cakupan
program terhadap populasi sasaran.
Berorientasi pada masyarakat. Kriteria keberhasilan pada
umumnya dikembangkan berdasarkan pada perubahan
perilaku masyarakat. Misalnya munculnya sikap
kemandirian dan lain sebagainya.9
3. Tujuan dan Manfaat Evaluasi Progam
Tujuan dari kegiatan evaluasi program yaitu untuk mengetahui pencapaian
tujuan program dengan langkah mengetahui keterlaksanaan kegiatan
9 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyrakat dan Intervensi
Komunitas (Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis) Edisi Revisi, (Jakarta: Lembaga
Penerbitan FEUI, 2003), h. 160

29
program, karena seseorang yang ingin mengetahui bagian mana dari
komponen dan subkomponen program yang belum terlaksana dan apa
sebabnya perlu memperjelas dirinya dengan apa tujuan program yang akan di
evaluasi.
Menurut Isbandi Rukminto, mengutip pendapat Feurstein sekalipun tidak
secara langsung menyebut sebagai tujuan dari pelaksanaan evaluasi, namun
dia mengatakan ada sepuluh alasan, mengapa suatu evaluasi perlu dilakukan,
yaitu:
1. Untuk melihat apa yang sudah dicapai
2. Melihat kemajuan dikaitkan dengan tujuan program
3. Agar tercapai manajemen yang lebih baik
4. Mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan, untuk memperkuat
program
5. Melihat perbedaan yang sudah terjadi setelah diterapkan suatu
program
6. Melihat apakah biaya yang dikeluarkan cukup rasionable
7. Untuk merencanakan dan mengelola kegiatan program secara lebih
baik
8. Melindungi pihak lain agara tidak terjebak dalam kesalahan yang
sama atau mengajak pihak lain untuk melaksanakan metode yang
serupa bila metode tersebut telah terbukti berhasil dengan baik
9. Agar memberikan dampak yang lebih luas, dan

30
10. Memberi kesempatan untuk mendapat masukan dari masyarakat10
Dalam organisasi pendidikan, evaluasi program dapat disamaartikan
dengan kegiatan supervisi. Secara singkat, supervisi diartikan sebagai upaya
mengadakan peninjauan untuk memberikan pembinaan maka evaluasi
program adalah langkah awal dalam supervisi, yaitu mengumpulkan data
yang tepat agar dapat dilanjutkan dengan pemberian pembinaan yang tepat.
Evaluasi program sangat erat sekali hubungan dengan kebijakan, karena
program adalah rangkaian kegiatan sebagai realisasi dari suatu kebijakan.
Apabila suatu program tidak dievaluasi maka tidak dapat diketahui
bagaimana dan seberapa tinggi kebijakan yang sudah dikeluarkan dapat
terlaksana. Informasi yang diperoleh dari kegiatan evaluasi sangat berguna
bagi pengambilan keputusan dan kebijakan lanjutan dari program. Ada
empat kemungkinan kebijakan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil dalam
pelaksanaan sebuah program keputusan, yaitu:
1. Menghentikan Program, karena dipandang bahwa program tersebut
tidak ada manfaatnya, atau tidak dapat terlaksana sebagaimana
diharapkan.
2. Merevisi Program, karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai
dengan harapan (terdapat kesalahan tetapi hanya sedikit).
3. Melanjutkan Program, karena pelaksanaan program menunjukan
bahwa segala sesuatu sudah berjalan sesuai dengan harapan dan
memberikan hasil yang bermanfaat.
10
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Komunitas (Pengantar pada pemikiran dan Pendekatan Praktis) Edisi Revisi, (Jakarta: Lembaga
penerbit FEUI, 2003), h. 187-188

31
4. Menyebarluaskan Program (melaksanakan Program di tempat-
tempat lain atau mengulangi lagi program di lain waktu), karena
program tersebut berhasil dengan baik maka sangat baik jika
dilaksanakan lagi di tempat dan waktu yang lain.11
B. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan sebuah pondasi dan institusi yang paling dicintai
dalam Islam. Keluarga juga tempat pendidikan pertama dan utama bagi
seorang anak. Tempat dimana nilai - nilai agama dan norma – norma
diajarkan untuk menjadi anak yang berakhlaq mulia. Keluarga adalah satu –
satunya lembaga sosial, disamping agama, yang secara resmi telah
berkembang di semua masyarakat.12
Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagai
institui terkecil dalam masyarakat, keluarga memiliki pengaruh yang sanagt
besar dalam kemajuan pembangunan sebuah bangsa. Hal ini jelas erat
kaitannya dengan fungsi keluarga sebagai wahana pembentukan sumber daya
manusia yang berkualitas.
Kedua orang tua sebagai ujung tombak keluarga mendapat perhatian dan
perlakuan khusus dalam Islam. Al-Quran setelah memberi perintah
menyambah Allah SWT dan larangan menyekutukan-Nya, juga
memerintahkan untuk berbuat baik kepada kedua orang tua. Sebagaimana
firman-Nya.
11
Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi
Mahasiswa Dan Praktisi Pendidikan, Edisi Kedua, Cet. 4, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 22 12
William J. Goode, Sosiologi Keluarga (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 7

32
36. Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang
jauh[294], dan teman sejawat, Ibnu sabil[295] dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri.
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta kula dan warga “kulawarga” yang
berarti “anggota” dan “kelompok kerabat”. Dalam kamus besar bahasa
Indonesia disebutkan “keluarga” yaitu: Ibu, Bapak, dengan anak-anaknya
satuan kerabatan yang sangat mendasar di masyarakat.
Salah satu ilmuwan yang mengkaji keluarga, George Murdock. Dalam
bukunya social structure, Murdock berpendapat bahwa keluarga merupakan
kelompok sosial yang memiliki karakteristik tinggal bersama, terdapat kerja
sama ekonomi, dan terjadi proses reproduksi.13
Dalam surveinya Murdock
menemukan tiga tipe keluarga, yaitu keluarga inti (nuclear family), keluarga
poligami (polygamous family), dan keluarga batih (extended family).
Berdasarkan penelitiannya salah satu dari tipe keluarga Murdock meyatakan
bahwa keluarga inti (nuclear family) merupakan kelompok sosial yang
bersifat universal. Para anggota dari keluarga inti ini bukan hanya membentuk
kelompok sosial, melainkan juga menjalankan empat fungsi universal dari
keluarga, yaitu seksual, reproduksi, pendidikan, dan ekonomi.
13
Sri Lestari, PSIKOLOGI KELUARGA, Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik
Dalam keluarga, Edisi Pertama, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 3

33
Menurut Koerner dan Fitzpatrick (2004), definisi tentang keluarga
setidaknya dapat ditinjau berdasarkan tiga sudut pandang, yaitu:14
Definisi struktural. Keluarga didefinisikan berdasarkan kehadiran
atau ketidakhadiran anggota keluarga, seperti orang tua, anak, dan
kerabat lainnya. Definisi memfokuskan pada siapa yang menjadi
bagian dari keluarga. Dari perspektif ini dapat muncul pengertian
tentang keluarga sebagai wahana melahirkan keturunan.
Definisi Fungsional. Keluraga didefinisikan denga penekanan
pada terpenuhinya tugas – tugas dan fungsi – fungsi psikososial.
Fungsi tersebut mencakup perawatan, sosialisasi pada anak,
dukungan emosi dan materi, dan pemenuhan peran – peran
tertentu. Definisi ini memfokuskan pada tugas – tugas yang
dilakukan oleh keluarga.
Definisi transaksional. Keluarga didefinisikan sebagai kelompok
yang mengembangkan keintiman melalui perilaku – perilaku yang
memunculkan rasa identitas sebagai keluarga seperti ikatan emosi,
pengalaman historis, maupun cita – cita masa depan. Definisi ini
memfokuskan pada bagaimana keluarga melaksankan fungsinya.
2. Struktur Keluarga
Dari segi keberadaan anggota keluarga, maka keluarga dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu keluarga inti (nuclear family) dan keluarga batih (extended
family). Keluarga inti adalah keluarga yang didalamnya hanya terdapat tiga
14
Sri Lestari, PSIKOLOGI KELUARGA, Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik
Dalam keluarga, h. 5

34
posisi sosial, yaitu: suami-ayah, istri-ibu, dan anak-sibling.15
Struktur
keluarga yang demikian menjadikan keluarga sebagai orientasi bagi anak,
yaitu keluarga tempat ia dilahirkan. Adapun orang tua menjadikan keluarga
sebagai wahana prokreasi. Dalam keluarga inti hubungan antara suami istri
bersifat saling membutuhkan dan mendukung layaknya persahabatan,
sedangkan anak – anak tergantung pada orang tuanya dalam hal pemenuhan
kebutuhan afeksi dan sosialisasi.
Adapun keluarga batih adalah keluarga yang di dalamnya menyertakan
posisi lain selain ketiga posisi di atas. Bentuk pertama dari keluarga batih
yang banyak ditemui di masyarakat adalah keluarga bercabang (stem family).
Keluarga bercabang terjadi ketika seorang anak, dan hanya seorang anak,
yang sudah menikah masih tinggal dalam rumah orang tuanya. Bentuk kedua
dari keluarga batih adalah keluarga berumpun (lineal family). Bentuk ini
terjadi manakala lebih dari satu anak yang sudah menikah tetap tinggal
bersama kedua orang tuanya. Bentuk ketiga dari keluarga batih adalah
keluarga beranting (full extended). Bentuk ini terjadi manakala di dalam suatu
keluarga terdapat generasi ketiga (cucu) yang sudah menikah dan tetap
tinggal bersama.
Keluarga inti pada umumnya dibangun berdasarkan ikatan perkawinan.
Perkawinan menjadi pondasi bagi keluarga, oleh karena itu ketika sepasang
manusia menikah akan lahir keluarga yang baru. Sedangkan keluarga batih
dibangun berdasarkan hubungan antargenerasi, bukan antarpasangan.
Keluarga batih biasanya terdapat dalam masyarakat yang memandang penting
15
Sri Lestari, PSIKOLOGI KELUARGA, Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik
Dalam keluarga, Edisi Pertama, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 6

35
hubungan kekerabatan. Hubungan perkawinan berada posisi sekunder
dibanding hubungan dengan orang tua.
3. Relasi Dalam Keluarga
Pada umumnya keluarga dimulai dengan perkawinan laki – laki dan
perempuan dewasa. Pada tahap ini relasi yang terjadi berupa relasi pasangan
suami istri. Ketika anak pertam lahir munculah bentuk relasi yang baru, yaitu
relasi orang tua – anak. Ketika anak berikutnya lahir muncul lagi bentuk
relasi lain, yaitu relasi sibling (saudara sekandung). Ketiga macam relasi
tersebut merupakan bentuk relasi yang pokok dalam suatu kelurga inti.
1) Relasi Pasangan Suami Istri
Sebagai permulaan bagi relasi yang lain, relasi suami istri memberi
landasan dan menentukan warna bagi keseluruhan relasi di dalam
keluarga. Banyak keluarga yang berantakan ketika terjadi kegagalan dalam
relasi suami istri. Kunci bagi kelanggengan perkawinan adalah
keberhasilan melakukan penyesuaian di antara pasangan. Menurut David
H. Olson dan Amy K. Olson, terdapat sepuluh aspek yang membedakan
antara pasangan yang bahagia dan yang tidak bahagia, yaitu:16
1. Komunikasi
2. Fleksibilitas
3. Kedekatan
4. Kecocokan kepribadian
5. Resolusi konflik
16
Sri Lestari, PSIKOLOGI KELUARGA, Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik
Dalam keluarga, h. 9

36
6. Relasi seksual
7. Kegiatan di waktu luang
8. Keluarga dan teman
9. Pengelolaan kuangan
10. Keyakinan spiritual
2) Relasi Orang Tua Anak – Anak
Menjadi orang tua merupakan salah satu tahapan yang dijalani oleh
pasangan yang memiliki anak. Masa transisi menjadi orang tua pada saat
kelahiran anak pertama terkadang menimbulkan masalah bagi relasi
pasangan dan menurunkan kualitas perkawinan. Selain itu, masalah ini
berkaitan dengan pilihan antara mengurus anak dan kesempatan ekonomis.
Menurut Hinde relasi orang tua – anak mengandung beberapa
prinsip pokok, yaitu:17
1. Interaksi. Orang tua dan anak berinteraksi pada suatu waktu
yang menciptakan suatu hubungan. Berbagi interaksi tersebut
membentuk kenangan pada interaksi di masa lalu dan antisipasi
terhadap interaksi di kemudian hari.
2. Kontribusi mutual. Orang tua dan anak sama – sama memiliki
sumbangan dan peran dalam interaksi,demikian juga terhadap
relasi keduanya.
17
Sri Lestari, PSIKOLOGI KELUARGA, Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik
Dalam keluarga, h. 19

37
3. Keunikan. Setiap relasi orang tua – anak bersifat unik yang
melibatkan dua pihak, dan karenanya tidak dapat ditirukan
dengan orang tua atau dengan anak yang lain.
4. Pengharapan masa lalu. Interaksi orang tua – anak yang telah
terjadi membentuk suatu cetakan pada pengharapan keduanya.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan, orang tua akan
memahami bagaimana anaknya akan bertindak pada suatu
situasi. Demikian pula sebaliknya anak kepada orang tuanya.
5. Antisipasi masa depan. Karena relasi orang tua – anak bersifat
kekal, masing – masing membangun pengharapan yang
dikembangkan dalam hubungan keduanya.
4. Keberfungsian Keluarga
Keluarga merupakan tempat yang penting bagi perkembangan anak secara
fisik, emosi, spiritual, dan sosial. Karena keluarga merupakan sumber bagi
kasih sayang, perlindunagan, dan identitas bagi anggotanya. Keluarga
menjalankan fungsi yang penting bagi keberlangsungan masyarakat dari
generasi ke generasi. Menurut Berns, keluarga memiliki lima fungsi dasar,
yaitu:
1. Reproduksi. Keluarga memiliki tugas untuk mempertahankan
populasinya yang ada di dalam masyarakat.
2. Sosialisasi/edukasi. Keluarga menjadi sarana untuk transmisi nilai,
keyakinan, sikap, pengetahuan, keterampilan, dan teknik dari generasi
sebelumnya ke generasi yang lebih muda.

38
3. Penugasan peran sosial. Keluarga memberikan identitas pada para
anggotanya seperti ras, etnik, religi, sosial, ekonomi, dan peran gender.
4. Dukungan ekonomi. Keluatga menyediakan tempat berlindung,
makanan, dan jaminan kehidupan.
5. Dukungan emosi/pemeliharaan. Keluarga memberikan pengalaman
interaksi sosial yang pertama bagi anak. Interaksi yang terjadi bersifat
mendalam, mengasuh, dan berdaya tahan sehingga memberikan rasa
aman pada anak.
C. Kemiskinan
1. Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak
sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok
dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental, maupun fisiknya dalam
kelompok.18
Kemiskinan berasal dari kata “miskin” dengan mendapatkan awalan “ke”
dan akhiran “an”. Miskin diartikan tidak berharta benda; serba kekurangan
(berpenghasilan sangat rendah)19
, sedangkan kemiskinan adalah situasi
penduduk atau sebagian orang yang hidupnya berada di bawah garis
kemiskinan, yakni orang yang tertutup baginya kesempatan untuk
18
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta, Rajawali Press, 1999), h. 320 19
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1998) Cet Ke-2, h. 587

39
mendapatkan nafkah untuk makan dan kebutuhan lainnya seperti pakaian,
pendidikan, lapangan kerja dan sebagainya.20
Kemiskinan adalah ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan
dasar minimal untuk hidup layak.21
Kemiskinan merupakan sebuah kondisi
yang berada dibawah garis nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk
makanan, yang disebut garis kemiskinan (poverty line) atau batas kemiskinan
(poverty threshold). Garis kemiskinan adalah sejumlah rupiah yang diperlukan
oleh setiap individu untuk dapat membayar kebutuhan makanan setara 2.100
kalori per orang per hari dan kebutuhan non-makanan yang terdiri dari
perumahan, pakaian, kesehatan, pendidikan, transportasi, serta aneka barang
dan jasa lainnya (BPS dan Depsos, 2002:4)22
Menurut Oscar Lewis kemiskinan muncul sebagai akibat adanya nilai –
nilai atau kebudayaan yang dianut oleh orang – orang miskin, seperti: malas,
mudah menyerah pada nasib, kurang memilik etos kerja dan sebagainya. Faktor
eksternal datang dari luar kemampuan orang yang bersangkutan, seperti:
birokrasi atau peraturan – peraturan resmi yang dapat menghambat seseorang
dalam memanfaatkan sumberdaya.23
20
Parsudi Suparlan, Kemiskinan di Perkotaan, (Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 1993)
Cet Ke-2, h. 20 21
Departemen Sosial (Depsos), Penduduk Fakir Miskin Indonesia Tahun 2002, (Jakarta:
Depsos, 2002) 22
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerja Sosial, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2005), h.
133 23
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerja Sosial, h. 135

40
2. Penyebab – Penyebab Kemiskinan
Dr. Mustopa Husni Assiba’i berpendapat bahwa kemiskinan itu
disebabkan sebagai berikut:24
1) Kemalasan atau keteledoran.
2) Ketidakmampuan bekerja dan kehilangan syarat – syarat untuk
bekerja.
Secara mendasar penyebab kemiskinan itu ada dua yaitu: Pertama,
penyebab yang disebabkan oleh individu, dalam hal ini individu tidak memiliki
kemampuan dan keahlian untuk berkreasi yang didasari oleh rendahnya
pendidikan sehingga individu tersebut tidak dapat berkreasi. Kedua, penyebab
yang disebabkan oleh garis struktural yang ada. Masyarakat miskin memiliki
keterbatasan akses dan kesempatan karena telah terjadinya diskriminatif.
24
Mustopa Husni Assiba’I, Kehidupan Sosial Menurut Islam, (Bandung: CV,
Diponorogo, 1993), Cet. Ke-4, h. 155

41
BAB III
GAMBARAN UMUM TENTANG KECAMATAN KEBAYORAN LAMA
DAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)
A. Kondisi Objektif Kecamatan Kebayoran Lama
1. Sejarah Kebayoran Lama
Dalam sturktural kewilayahan, kecamatan merupakan kesatuan
administratif di Indonesaia dibawah kabupaten atau kota. Kecamatan terdiri atas
desa-desa atau kelurahan-kelurahan. Kedudukan kecamatan merupakan perangkat
daerah kabupaten atau kota sebagai pelaksana teknis kewilyahan yang mempunyai
wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh camat. Salah satu kecamatan yang
berada dalam wilayah administratif pemerintah daerah DKI Jakarta adalah
Kecamatan Kebayoran Lama. Kecamatan ini berada di Kotamadya Jakarta
Selatan.
Kecamatan Kebayoran Lama merupakan wilayah yang terletak di
Kotamadya Jakarta selatan. Menurut sejarahnya nama kebayoran berasal dari kata
Bahasa Betawi “Kabayuran”, yang artinya tempat penimbunan kayu bayur. Kayu
bayur tersebut dianggap sangat baik karena kuat dan tahan terhadap seranggan
rayap. Sebelum kemerdekaan Indonesia, kebayoran menjadi sebuah distrik yang
dikepalai oleh seorang Wedana yang merupakan bagian dari kabupaten Meester
Comelis, dimana wilayahnya sampai meliputi Ciputat. Wilayah Kebayoran Lama
membentang dari pertigaan Rawa Belong, Kemandoran, Palmerah hingga di

42
selatan yakni Pasar Jumat, dan Lebak Bulus. Wilayah ini terdapat sejumlah mall
mulai dari ITC Permata Hijau, hingga Pondok Indah Mall.1
2. Letak Geografis Kecamatan Kebayoran Lama
Kecamatan Kebayoran Lama sebagai salah satu kecamatan yang ada di
wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan, di bentuk berdasarkan Keputusan
Gubernur KDKI Jakarta Nomor 1b/3/2/14/67 tanggal 1 Juli 1967 dan
diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1978 tentang
Pemerintahan Wilayah Kota dan Kecamatan di DKI Jakarta, terdiri dari 6
(enam) kelurahan yaitu :
1. Kelurahan Pondok Pinang
2. Kelurahan Kebayoran Lama Utara
3. Kelurahan Kebayoran Lama Selatan
4. Kelurahan Grogol Utara
5. Kelurahan Grogol Selatan
6. Kelurahan Cipulir2
Kecamatan Kebayoran Lama bercirikan daerah yang beriklim tropis
dengan temperatur udara maksimum 30º celcius, minimum 27º celcius. Curah
hujan mencapai ketinggian 77.8 pertahun.3
1 Imam Panji Saputro, Laporan Program Keluarga Harapan Bulan Agustus 2014, h. 2
2 Buku Monografi Kecamatan Kebayoran Lama, 2016, h. 1
3 Buku Monografi Kecamatan Kebayoran Lama, 2016, h. 2

43
Adapun Batas – batas wilayah dari kecamatan Kebayoran Lama adalah,
sebagai berikut:4
1. Sebelah Utara : Jl. Palmerah Barat perbatasan dengan kecamatan
Kebon Jeruk dan Kelurahan Grogol.
2. Sebelah Timur : Kali Grogol perbatasan dengan kecamatan
Kebayoran Baru.
3. Sebelah Barat : Perbatasan dengan kali Pesanggrahan kecamata
Pesanggrahan.
4. Sebelah Selatan : Jl. Raya Lebak Bulus perbatasan kecamatan
Cilandak
Wilayah Kecamatan Kebayoran Lama dengan luas wilayah 1.932,79 Ha.
terbagi habis menjadi 6 kelurahan dengan luas masing-masing kelurahan,
sebagai berikut:5
* Kelurahan Pondok Pinang : 684,00 Ha.
* Kelurahan Kebayoran Lama Utara : 172,22 Ha.
* Kelurahan Kebayoran Lama Selatan : 257,22 Ha.
* Kelurahan Grogol Utara : 332,50 Ha.
* Kelurahan Grogol Selatan : 286,55 Ha.
* Kelurahan Cipulir : 193,30 Ha.
JUMLAH 1.932,79 Ha
4 Buku Monografi Kecamatan Kebayoran Lama, 2016, h. 3
5 Buku Monografi Kecamatan Kebayoran Lama, 2016, h. 3

44
Table 3.1
Jumlah RT/RW Tiap Kelurahan.6
Jumlah RT / RW pada bulan Januari tahun 2016 sebanyak 855 RT. dan
77 RW, luas wilayah 1.932,79 Ha.
No.
Kelurahan
RW.
RT.
Keterangan
1.
Pondok Pinang
17
166
2. Keby Lama Utara 10 117
3. Keby Lama Selatan 12 139
4. Grogol Utara 16 105
5. Grogol Selatan 11 186
6 Cipulir 11 142
J u m l a h
77
855
6 Buku Monografi Kecamatan Kebayoran Lama, 2016, h. 4

45
.Letak Wilayah Kecamatan Kebayoran Lama dapat dilihat berdasarkan
gambar sebagai berikut.7
Gambar 3.1
Peta Kecamatan Kebayoran Lama
7 http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/1359/Kebayoran-Lama-Kecamatan
diakses pada 25 Januari 2016

46
Adapun kantor Kecamatan Kebayoran Lama meliputi enam kelurahan, yaitu:8
Grogol Utara, Kebayoran Lama dengan kode pos 12210
Grogol Selatan, Kebayoran Lama dengan kode pos 12220
Cipulir, Kebayoran Lama dengan kode pos 12230
Kebayoran Lama Utara, Kebayoran Lama 12240
Kebayoran Lama Selatan, Kebayoran Lama 12240
Pondok Pinang, Kebayoran Lama 12310
.
3. Keadaan Demografis Kecamatan Kebayoran Lama
Penduduk Kecamatan Kebayoran Lama pada bulan Januari tahun 2016
tercatat 302.232 jiwa, sedangkan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 96.843
KK, hal ini disebabkan adanya :
1. Jumlah penduduk yang pindah tempat tinggal dan meninggal dunia.
2. Jumlah penduduk yang datang dari luar wilayah Kecamatan Kebayoran
Lama.
3. Jumlah penduduk secara de jure dan de facto berdasarkan pendataan
ulang lebih kecil jika dibandingkan jumlah penduduk secara de jure
(masih tercatat tetapi tidak lagi tinggal di wilayah kelurahan yang
bersangkutan).9
8 Buku Monografi Kecamatan Kebayoran Lama, 2016, h. 1
9 Buku Monografi Kecamatan Kebayoran Lama, 2016, h. 1

47
Adapun rincian jumlah jiwa menurut jenis kelamin dan
kewarganegaraan sampai dengan bulan Januari tahun 2016 adalah sebanyak
302.232 jiwa dengan rincian sebagai berikut:
Table 3.2
Keadaan Penduduk Bulan Januari Tahun 2016.10
NO
KELURAHAN
KEADAAN PENDUDUK
KET.
KK
LK-LK
PR
WNI
WNA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Grogol Utara
Grogol Selatan
Cipulir
Kebayoran Lama Utara
Pondok Pinang
Kebayoran Lama Selatan
15.211
15.762
13.387
16.737
17.585
18.161
24.867
25.544
22.384
25.311
31.732
23.726
23.984
24.621
21.781
23.842
31.543
22.897
48.851
50.165
44.165
49.153
63.275
46.623
48
31
5
12
86
14
J U M L A H
96.843
153.564
148.668
302.232
196
10
Buku Monografi Kecamatan Kebayoran Lama, 2016, h.4

48
Tabel 3.3
Perkembangan Jumlah Mobilitas Penduduk
Bulan Januari Tahun 2016.11
N
O
KELURAHAN
KEADAAN PENDUDUK
JUMLAH JIWA
LAHIR
DATANG
MATI
PINDAH
LAHIR &
DATANG
MATI &
PINDAH
KET.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Grogol Utara
Grogol Selatan
Cipulir
Keby Lama Utara
Pondok Pinang
Keby Lama Selatan
124
186
141
128
176
130
271
302
185
206
225
284
39
42
39
45
42
51
286
202
199
287
247
298
395
488
326
334
401
414
325
244
238
332
289
349
J U M L A H
885
1.473
258
1.519
2.358
1.777
Dari jumlah penduduk sebanyak 302.232 jiwa , dapat disimpulkan bahwa
rata -rata kepadatan penduduk di wilayah Kecamatan Kebayoran Lama
sebagai berikut :
302.232
-------------- X 1 jiwa/Ha = 156.38 jiwa/ Ha.
1.932,79
11
Buku Monografi Kecamatan Kebayoran Lama, 2016, h.4

49
Adapun mata pencaharian penduduk Kecamatan Kebayoran Lama pada
umumnya mayoritas sebagai Pegawai Swasta, selain itu ada pula sebagai
Pegawai Negeri, ABRI, buruh, pedagang, pensiunan, serta yang lainnya.
Aktivitas ekonomi yang sangat menonjol di wilayah ini adalah jasa, industri,
dan perdaganagan.
Tabel 3.4
Mata Pencaharian di Kecamatan Kebayoran Lama Tahun 2016.12
No. Jenis Mata Pencaharian Jumlah Penduduk
1 Tani -
2 Nelayan -
3 Buruh 31.355
4 Karyawan Swasta 85.822
5 PNS 6.212
6 ABRI 2.786
10 Lain-lain 176.057
12
Buku Monografi Kecamatan Kebayoran Lama, 2016, h.4

50
Untuk jumlah Penduduk Miskin menurut Pendataan Program Perlindungan
Sosial (PPLS) tahun 2011 per Kelurahan di Kecamatan Kebayoran Lama dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.5
Jumlah Penduduk Miskin Per Kelurahan Kecamatan Kebayoran
Lama13
13
Imam Panji Saputro, Laporan Program Keluarga Harapan Bulan Agustus 2014, h. 6
No. Kelurahan
Total
Penduduk
PPLS 2011
Penduduk
Miskin % Miskin
1 Pondok Pinang 66418 2419 3,64%
2 Kebayoran Lama
Selatan 42679 1223 2,87%
3 Kebayoran Lama
Utara 42422 2289 5,40%
4 Cipulir 40907 2264 5,53%
5 Grogol Selatan 49460 2637 5,33%
6 Grogol Utara 51760 1232 2,38%

51
Tabel 3.6
Data Peserta Program Keluarga Harapan Kecamatan Kebayoran
Lama14
No Kelurahan Jumlah RTSM/KSM
1 Pondok Pinang 194
2 Kebayoran Lama Selatan 112
3 Kebayoran Lama Utara 215
4 Cipulir 181
5 Grogol Utara 66
6 Grogol Selatan 198
Jumlah 966
4. Keadaan Sosiologis Kecamatan Kebayoran Lama
1) Bidang Keagamaan
Dari data statistik menunjukan, mayoritas penduduk Kecamatan
Kebayoran Lama beragama Islam, tetapi tidak mengurangi rasa saling
menghormati dalam pelaksanaan kegiatan beribadah antara umat
beragama. Keberadaan sarana peribadatan di tiap wilayah juga sudah
dianggap mencukupi, sesuai dengan realita jumlah penduduk menurut
agama.
14
Alwidrus, Laporan Program Keluarga Harapan Bulan Maret 2016

52
Tabel 3.7
Jumlah Penduduk Menurut Agama.15
No Agama Jumlah Penduduk
1 Islam 259.795
2 Kristen 23.203
3 Hindu 560
4 Budha 4.401
5 Protestan -
6 Katolik 14.273
Table 3.8
Jumlah Sarana Ibadah Kecamatan Kebayoran Lama Tahun 2016.16
No Tempat Ibadah Jumlah
1 Masjid 82 Buah
2 Musholah 165 Buah
3 Gereja 12 Buah
4 Kelenteng 1 Buah
5 Pura 1 Buah
6 Kuil -
7 Vihara 1 Buah
15
Buku Monografi Kecamatan Kebayoran Lama, 2016, h. 7 16
Buku Monografi Kecamatan Kebayoran Lama, 2016, h. 7

53
2) Bidang Pendidikan
Warga Kecamatan Kebayoran Lama Umumnya berpendidikan
sekolah dasar, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi. Kegiatan
belajarmengajar ini disukseskan dengan adanya sarana pendidikan yang
memadai, baik formal, informal, maupun non formal dengan kualitas yang
cukup baik.
Table 3.9
Jumlah Sarana Pendidikan.17
No. Sarana Pendidikan Jumlah
1 Taman kanak – Kanak 66
2 Sekolah Dasar 81
3 SLTP 31
4 SLTA 39
5 Akademi 7
6 Universitas 3
7 Kursus bahasa 74
8 Kursus Komputer 112
9 Kursus Tata Boga 126
17
Buku Monografi Kecamatan Kebayoran Lama, 2016, h.7

54
B. Gambaran Umum Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH)
1. Latar Belakang Program Keluarga Harapan
Dalam rangka meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan
sekaligus pengembangan kebijakan dibidang perlindungan sosial, pemerintah
Indonesia mulai tahun 2007 telah menerbitkan Program Keluarga Harapan (PKH).
Program serupa di Negara lain dikenal dengan istilah Conditional Cash Transfers
(CCT) yang diterjemahkan menjadi bantuan tunai bersyarat. PKH adalah
pemberian bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) dengan
catatan mereka harus bersedia mematuhi ketentuan dan persyaratan yang terkait
dengan upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya
bidang kesehatan dan pendidikan. Sasaran atau penerimaan bantuan ini adalah
RTSM yang memiliki anggota keluarga berusia 0-15 tahun dan ibu hamil.18
Dengan PKH diharapkan RTSM penerima bantuan memiliki akses yang
lebih baik untuk memanfaatkan pelayanan sosial dasar kesehatan, pendidikan,
kesenjanagan sosial, ketidakberdayaan, dan keterasingan sosial yang selama ini
melekat pada diri warga miskin.
2. Program Keluarga Harapan
Program keluarga harapan sebenarnya telah dilaksanakan diberbagai
Negara. Khususnya negara – negara Amerika Latin dengan nama program
yang bervariasi. Namun secara konseptual istilah aslinya adalah Conditional
Cash Transfer, yang diterjemahkan menjadi bantuan tunai bersyarat.
18
Kementerian Sosial, Pedoman Umum Program Keluarga Harapan, h. 13

55
3. Manfaat dan Tujuan Program Keluarga Harapan (PKH)
Manfaat Program Keluarga Harapan:19
Dalam jangka pendek memberikan income effect kepada rumah
tangga miskin melalui pengurangan beban pengeluaran rumah tangga
miskin.
Dalam jangka panjang dapat memutus rantai kemiskinan antar
generasi melalui:
a. Peningkatan kualitas kesehatan/nutris, pendidikan, dan kapasitas
pendapatan anak di masa depan (price effect anak keluarga
miskin)
b. Memberikan kepastian kepada si anak akan masa depannya
(insurance effect)
Merubah perilaku keluarga miskin untuk memberikan perhatian yang
besar kepada pendidikan dan kesehatan anaknya.
Mengurangi pekerja anak.
Mempercepat pencapaian Millenium Development Goals (melalui
peningkatan akses pendidikan, peningkatan kesehatan ibu hamil,
pengurangan kematian balita, dan peningkatan kesataran gender.
19
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2k), Panduan
Penanggulangan Kemiskinan: Buku Pegangan Resmi TKPK Daerah, (Jakarta: Tim Nasional
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2k), cet. Pertama 2011), h. 41

56
Tujuan Program Keluarga Harapan:20
Untuk membantu rumah tangga sangat miskin menghindari
kemiskinan dan memastikan generasi berikutnya sehat dan
menyelesaikan pendidikan dasar (SD dan SMP).
Meningkatkan status kesehatan dan gizi Ibu hamil/niifas dan anak
dibawah 6 tahun dari RTSM.
Meningkatkan angka partisipasi pendidikan anak – anak (usia wajib
belajar SD/SMP) RTSM
Meningkatkan kondisi sosial ekonomi RTSM
20
Kementerian Sosial, Pedoman Umum Program Keluarga Harapan, h. 23

57
Meningkatkan
Kesejahteraan
Sosial
Gambar 3.2
Komponen Program Keluarga Harapan21
4. Proses Program Keluarga Harapan.22
a. Proses penetapan lokasi dan seleksi
b. Pertemuan Awal dan Validasi Calon Peserta PKH
c. Pencairan Pertama
d. Pembentukan Kelompok Peserta PKH
e. Verifikasi Komitmen peserta PKH Pada Komponen Kesehatan dan
Pendidikan
f. Penangguhan dan Pembatalan
g. Pemutakhiran data
h. Pengaduan
21
Yan Kusyanto, Materi Bimtek Program Keluarga Harapan Kota Jakarta Selatan
Tahun 2014, h. 15 22
Kementerian Sosial, Pedoman Umum Program Keluarga Harapan, (Jakarta:Direktorat
Jaminan Sosial, 2013), h. 58
•meningkatan kesehatan ibu
•meningkatkan kesehatan anak
•meningkatan fasilitas kesehatan
•meningkatkan kualitas penanganan kesehatan
Kesehatan
•meningkatkan tingkat kehadiran anak sekolah
•mengurangi pekerja anak dan anak jalanan
•memperbaiki fasilitas kesehatan
•memperbaiki kualitas pendidikan
Pendidikan

58
Badan Pusat
Statistik
Gambar 3.3
Proses Utama Pelaksanaan PKH23
5. Manajemen Organisasi Program Keluarga Harapan (PKH)
PKH merupakan bagian dari program-program penanggulangan
kemiskinan lainnya. PKH berada di bawah Tim Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan (TKPK), baik pusat maupun di daerah. Pada pelaksanaannya
PKH ini dilaksanakan oleh Kementerian Sosial dengan melibatkan berbagai
kementerian dan lembaga. Susunan tim pengendali program keluarga harapan
mempunyai tugas dan fungsi. Sebagai berikut:
23
Kementerian Sosial, Pedoman Umum Program Keluarga Harapan, h. 58
Lembaga
Pembayar UPPKH Kemsos Sekretariat TNP2k
Fasilitas
Pendidikan dan
Kesehatan
Data PPLS 2011 Basis Data
Terpadu
Targeting
Validasi
Pemutakhiran
Data
Pemotongan
Bantuan
Pembayaran Verifikasi
Memenuhi
Kebutuhan
?

59
Gambar 3.4
Struktur Kelembagaan PKH
Pusat
Provinsi
D
Kabupaten
Kecamatan
Keterangan:
_______ garis komando
------------ garis koordinasi
DEPSOS
UPPKH PUSAT
TIM PENGENDALI PKH/TKPK TIM PENGARAH PUSAT
TIM KOORDINASI TEKNIS PUSAT
PT POS INDONESIA
DINAS SOSIAL
TIM KOORDINASI TEKNIS
PROVINSI
KANTOR PETUGAS
POS
UPPKH
KABUPATEN/KOTA
UPPKH
KECAMATAN
TIM KOORDINASI TEKNIS
KABUPATEN/KOTA
KANTOR POS
KABUPATEN/KOTA

60
Susunan Tim Pengendali
Pengarah
Ketua : Menko Kesra.
Wakil Ketua : Menko Perekonomian.
Anggota : Mendagri, Meneg PPN/Kepala Bappenas,
Mensos, Meneg Pemberdayaan
Perempuan, Menkeu, Mendiknas, Menkes,
Menag, Menkominfo, Menakertrans,
Kepala BPS.
Pelaksana
Ketua : Deputi Bidang Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan
Kemenkokesra
Wakil Ketua I : Dirjen Banjamsos Depsos
Wakil Ketua II : Deputi Bidang Kemiskinan,
Ketenagakerjaan dan UKM Kemeng
PPN/Bappenas
Sekretaris : Staff Ahli Meneg PPN/Bappenas
Bidang SDM dan Kemiskinan
Teknis
Ketua : Direktur Perlindungan dan Kesejahteraan
Masyarakat Kemeneg PPN/Bappenas
Wakil Ketua I : Asisten Deputi Urusan Penguatan

61
Masyarakat dan Kawasan Kemenko
Kesra
Wakil Ketua II: Direktur Penanggulangan
Kemiskinan,Kemeng PPN/Bappenas
Sekretaris : Direktur Jamkesos Ditjen
Banjamsos Depsos
A. Tugas dan Fungsi Tim Pengendali
Pengarah
Memberikan pengarahan kepada Pelaksana baik materi yang bersifat
substantif maupun teknis guna keberhasilan pengendalian Program
Keluarga Harapan
Pelaksana
Merumuskan konsep kebijakan operasional koordinasi,
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian PKH.
Menentukan kriteria dan daftar penerima PKH.
Melakukan sosialisasi PKH ke berbagai kalangan di
pemerintah dan masyarakat luas.
Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan
PKH serta melaporkan hasilnya kepada Menteri
Koordinator Bidang Kesra.
Menilai hasil, manfaat dan dampak dari pelaksanaan PKH
kepada terhadap pengurangan kemiskinan.

62
Mengusulkan pilihan-pilihan peningkatan efektifitas
pelaksanaan PKH kepada pengarah.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Menteri
Koordinator Bidang Kesra.
Teknis
Membantu Tim Pelaksana dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya terutama dalam merumuskan kebijakan, design,
sosialisasi, pemantauan dan evaluasi PKH.
B. Tim Pengendali Pusat
Kementerian Ppn/Bappenas
Departemen Kesehatan
Departemen Pendidikan
Departemen Sosial
Departemen Keuangan
Departemen Agama
Departemen Dalam Negeri
Kementerian Komunikasi Dan Informasi
Biro Pusat Statistik (Bps)
C. Tugas dan Tanggung Jawab Tim Teknis Pusat Adalah
Memberi pengarahan dan menyetujui: Desain dan rencana
implementasi program serta Mekanisme dan prosedur pelaksanaan
PKH
Mengkaji laporan perkembangan program setiap 6 bulan sekali
Mengkaji dan menyetujui laporan audit dan laporan evaluasi

63
Memberikan rekomendasi kepada pemerintah tentang
pengembangan PKH pada wilayah diluar uji coba
Memecahkan berbagai masalah lintas sector
D. Tim Koordinasi Teknis Pusat dan
Ketua : Dirjen Banjamsos
Pejabat Pembuat Komitmen : Direktur Jamkesos
Anggota : Pejabat Eslon 2 dan/atau Eslon 3
yang ditunjuk dari Kementerian dan
Lembaga Anggota Tim Pengarah
Pusat
E. Tugas Dan Tanggung JawabTim Teknis Tingkat Pusat
Mengkaji berbagai rencana operasional yang disiapkan oleh UPP
Mengkoordinasikan berbagai kegiatan sektoral terkait
Memonitor perkembangan pelaksanaan program dan mengajukan
perbaikan apabila diperlukan
Mengkaji laporan perkembangan yang akan dipresentasikan
kepada tim pengarah
Mengkaji laporan evaluasi yang akan dipresentasikan kepada tim
pengarah
Mengkaji laporan audit yang akan dipresentasikan kepada tim
pengarah
Merespon pengaduan masyarakat yang membutuhkan penanganan
level nasional

64
F. Unit Pelaksana PKH Pusat (UPPKH-P)
Pegawai Depsos
Tim Assistensi
Tenaga Ahli
Praktisi/Narasumber
Tenaga Opterator Komputer Dan Tehnical Support
G. Tugas Dan Tanggung Jawab Uppkh Pusat
Mengelola dan melaksanakan registrasi peserta PKH
Mengelola dan melaksanakan pembayaran
Verifikasi kelayakan peserta PKH
Koordinasi dengan Pemda Provinsi, Kab./Kota dan
Kecamatan terkait pelayanan kesehatan dan pendidikan
Mengelola keuangan
Mengembangkan mekanisme penyelesaian pengaduan
Memonitor pelaksanaan PKH
Menyelesaikan berbagai masalah PKH
Menyusun berbagai laporan
Menjamin proses dan ketepatan waktu sosialisasi
Menyelenggarakan dan mengelola pelatihan
Melaksanakan rencana strategis komunikasi
Melakukan pemutahiran data
Hal-hal lain yang ditentukan kemudian
H. Tim koordinasi PKH Provinsi dan Tugas Tanggung Jawab
Struktur Tim Koordinasi Teknis Tingkat Propinsi:

65
Pembina : Gubernur
Ketua Tim Pengarah : Sekda
Ketua Tim Teknis : Kepala Bappeda Provinsi
Sekretaris : Kepala Dinas Sosial
Anggota : Kepala Dinas Pendidikan,
Kepala Badan/ Kantor Kominfo, Kepala
Dinas Kesehatan, Kepala Kanwil Depag,
Kepala Bps Provinsi, Kepala Dinas
Ketenagakerjaan, Kepala Instansi/Lembaga
Lain.
Tugas dan Tanggung Jawab Tim Koordinasi Teknis Propinsi
Mengkoordinasikan, mensosialisasikan dan menyediakan
informasi mengenai ketentuan keikutsertaan dan komitmen
kabupaten untuk berpartisipasi dalam program,
Membantu koordinasi pelayanan kesehatan dan pendidikan,
Mengkoordinasikan kegiatan program di provinsi dengan
tingkat pusat (antara lain fasilitasi koordinasi, pelaksanaan
survey, sosialisasi dan pelatihan pendamping PKH)
Memonitor laporan kemajuan dan verifikasi komitmen
kabupaten
Mensosialisasikan hasil evaluasi proses dan dampak
program PKH di daerahnya

66
I. Tim Koordinasi Pkh Kabupaten/Kota dan Tugas Tanggung Jawab
Struktur Tim Koordinasi Teknis Tingkat Kabupaten/Kota:
Pembina : Bupati/Walikota
Ketua Tim Pengarah : Sekda
Ketua Tim Teknis : Kepala Bappeda Kab./Kota
Sekretaris : Kepala Dinas Sosial Kab./Kota
Anggota : Kepala Dinas Pendidikan,
Kepala Badan/ Kantor Kominfo,
Kepala Dinas Kesehatan, Kepala
Kandep Agama, Kepala Bps
Kab./Kota, Kepala Dinas
Ketenagakerjaan, Koordinator
Uppkh Kab/Kota, Camat Lokasi
Pkh, Kepala Instansi/Lembaga
Lain.
Tugas dan Tanggung Jawab Tim Koordinasi Teknis Kabupaten
Koordinasi, sosialisasi dan sediakan informasi mengenai ketentuan
keikutsertaan dan komitmen kecamatan untuk berpartisipasi dalam
program,
Bantu koordinasi pelayanan kesehatan dan pendidikan, terutama di
kecamatan percontohan
Koordinasikan kegiatan program di kabupaten dengan tingkat
propinsi (antara lain fasilitasi koordinasi, pelaksanaan survey,
sosialisasi dan pelatihan pendamping PKH)

67
Monitor laporan kemajuan Sosialisasikan hasil evaluasi proses dan
dampak program PKH di daerahnya
J. Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan (UUPKH) Pada Tingkat
Kecamatan Kebayoran Lama
Gambar 3.5
Struktur Organisasi Uppkh Kecamatan24
Tugas Dan Tanggug Jawab Uppkh Kecamatan
Melaksanakan tugas Pendampingan kepada RTSM peserta PKH
Wilayah kerja meliputi seluruh desa/kelurahan dalam satuan
wilayah kerja di tingkat Kecamatan
Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, UPPKH Kecamatan
bertanggung jawab kepada UPPKH Kab/Kota dan berkoordinasi
dengan Camat dan aparat setempat
24
Yan Kusyanto, Materi Bimtek Program Keluarga Harapan Kota Jakarta Selatan
Tahun 2014, h. 30

68
BAB IV
ANALISIS DAN TEMUAN DATA
A. Analisis Evaluasi Program Keluarga Harapan Terhadap RTSM
Di Kecamatan Kebayoran Lama
Dalam rangka penanggulangan kemiskinan dan pengembangan kebijakan
di bidang perlindungan sosial, pemerintah Indonesia mulai tahun 2007
mengeluarakan Program Keluarga Harapan (PKH). Pada tahun 2007 Program
Keluarga Harapan menjangkau sekitar 387.947 peserta dan di tahun 2014 telah
mencapai 3.200.000 peserta di Indonesia.1 Program keluarga harapan ini
memfokuskan dua komponen yaitu pendidikan (meningkatkan taraf pendidikan
anak RTSM) dan kesehatan (meningkatkan status kesehatan gizi Ibu hamil, Ibu
nifas, anak balita) seperti yang sudah dijelaskan di BAB sebelumnya. Menurut
teori human capital kualitas sumber daya manusia selain ditentukan oleh
kesehatan, juga ditentukan oleh pendidikan. Jadi, apabila kualitas sumber daya
manusia yang rendah dari pendidikan dan kesehatan tidak menutup kemungkinan
dapat menjadi pemicu kemiskinan. Oleh karena itu, hadirnya program PKH ini
mencoba untuk membantu keluarga miskin agar mampu meningkatkan kualitas
hidup serta mampu memutus rantai kemiskinan.
Pada pelaksanaannya Program Keluarga Harapan di Kecamatan kebayoran
Lama, Program ini baru masuk di tahun 2014 untuk wilayah Jakarta Selatan yang
mana Kecamatan Kebayoran Lama merupakan bagian dari wilayah tersebut. Unit
1 Program Keluarga Berencana, “Anakku Tidak Boleh Miskin, Harus Sehat dan Cerdas”,
Brosur Kartu Elektronik PKH (KePKH), (Jakarta:Kantor UPPKH Pusat)

69
Pelakasana Program Kelurga harapan Kecamatan Kebayoran Lama terdiri dari
Koordinator Kecamatan/Pendamping dan empat anggota pendamping yang
menangani enam Kelurahan dampingan, yaitu:
1) Kelurahan Pondok Pinang.
2) Kelurahan Kebayoran Lama Selatan.
3) Kelurahan Kebayoran Lama Utara.
4) Kelurahan Cipulir.
5) Kelurahan Grogol Selatan.
6) Kelurahan Grogol Utara.2
. Pada sub bab ini dari hasil observasi, peneliti menemukan beberapa hal
terkait pelaksanaan program keluarga harapan terhadap RTSM di Kecamatan
Kebayoran Lama, baik dari pelaksana program dan penerima manfaat/RTSM.
peneliti akan menguraikan hasil temuan lapangan yang dilaksanakan pada
bulan Januari - Maret 2016. Berikut ini merupakan mekanisme program
keluarga harapan dari proses awal hingga akhir.
1. Seleksi dan Penetapan Lokasi PKH
Proses pertama dari pelaksanaan program keluarga harapan salah
satunya yaitu seleksi dan penetapan lokasi. Untuk program keluarga
harapan mekanisme dan prosedur ini dilakukan sebelum program berjalan
di tingkat tataran teknis. Dalam hal ini pihak Kementerian dan Pemda
Walikota mengambil perannya, khusunya Walikota Jakarta Selatan saling
2 Wawancara Pribadi dengan Alwidrus, Koordinator PKH Kecamatan Kebayoran Lama,
Jakarta Selatan, 15 Januari 2016.

70
berkoordinasi dengan pihak Kementerian. Tentunya seperti apa yang
diungkapkan pada saat wawancara berikut:
“Ini kebijakaan dari pihak tertinggi yaitu pihak kementerian dan
pihak pemda setempat, dalam hal ini tentunya walikota setempat
yang memang bersedia program pkh ini dijalankan didaerah
tersebut. Dan melihat memang kondisi daerah tersebut masih ada
atau tidaknya orang - orang yang berhak mendapat bantuan PKH.”3
Pendapat serupa juga dituturkan oleh informan lain, yaitu Imam
Panji pada saat diwawancarai:
“Kalo untuk seleksi dan penetapan lokasi itu langsung dari
kementerian sosial yang menanganinya dan bekerjasama dengan
pemda, kecamatan, serta kelurahan yang merujuk dari data sensus
2010 untuk menentukan warga yang kurang tidak mampu sebagai
penerima PKH.”4
Proses seleksi dan penetapan lokasi program keluarga harapan ini
didasari atas basis data terpadu untuk Program Perlindungan Sosial dari
TNP2K yang bersumber dari hasil Pendataan Program Perlindungan
Sosial (PPLS) oleh BPS. Adapun yang menjadi syarat dalam proses
seleksi dan penetapan lokasi, yaitu:
a) Pengajuan proposal dari Pemda Kabupaten/Kota ke UPPKH
Pusat dengan melampirkan surat rekomendasi Provinsi.
b) Ketersediaan fasilitas pendidikan (fasdik) dan fasilitas kesehatan
(faskes) yang memadai untuk mendukung program PKH.
c) Penyediaan fasilitas sekretariat UPPKH Kabupaten/Kota.
3 Wawancara Pribadi dengan Alwidrus, Koordinator PKH Kecamatan Kebayoran Lama,
Jakarta Selatan, 27 April 2016 4 Wawancara Pribadi dengan Imam Panji Saputro, Pendamping Kecamatan Kebayoran
Lama, Jakarta Selatan, 28 April 2016.

71
d) Penyediaan fasilitas Sekretariat untuk pendamping PKH di
Kecamatan.
e) Penyediaan dana penyertaan PKH melalui APBD I dan II
minimal 5% dihitung dari total bantuan peserta PKH baik
Provinsi maupun di tingakat Kabupaten/Kota.5
2. Pertemuan Awal dan Validasi Calon Peserta PKH
Setelah proses penetapan lokasi tuntas, selanjutnya yaitu proses
pertemuan awal. Proses awal merupakan kegiatan PKH di tingkat
RTSM/KSM dimana pendamping Kecamatan bertemu dengan
RTSM/KSM untuk pertama kalinya. Pertemuan ini diselenggarakan oleh
UPPKH Kabupaten/Kota termasuk dalam menentukan lokasi dan kapan
masing – masing RTSM/KSM harus menghadiri pertemuan selanjutnya.
Berikut kutipan wawancara:
“Kalo pertemuan awal kita sudah dapat data dari BPS mas. Jadi, kita
langsung turun kelapangan yang sebelumnya dibagi – bagi kelurahan
setiap para pendamping untuk mengumpulkan warga – warga
dampingannya dengan berkoordinasi pada pihak kecamatan,
kelurahan, RW dan RT. Untuk validasi kita mengecek keluarga yang
manakah bisa mendapat bantuan dari komponen pedidikan atau
kesehatan.”6
Mengenai hal ini, serupa dengan apa yang disampaikan oleh Pak
Alwi. Berikut kutipan wawancara:
5 Kementerian Sosial, Pedoman Umum Program Keluarga Harapan, (Jakarta:Direktorat
Jaminan Sosial, 2013), h. 42. 6 Wawancara Pribadi dengan Imam Panji Saputro, Pendamping Kecamatan Kebayoran
Lama, Jakarta Selatan, Wawancara pribadi , 28 April 2016.

72
“Pertemuan awal kita lakukan setelah kita mendapat data secara
keseluruhan dari pihak kementerian sosial yang sudah diberikan
kepada pihak walikota dari sana kita melakukan pemetaan dari
masing – masing daerah. Untuk pendamping di daerah kecamatan
kebayoran lama yang terbagi menjadi lima pendamping itu untuk
menangani enam kecamatan, dari sana kita masing – masing
melakukan pertemuan awal dan dibagi jadwal pertemuan awal agar
semua proses validasi itu bisa terselesaikan dari komponen –
komponen yang dibutuhkan dari program keluarga harapan.”
Pada proses pertemuan awal ini juga pendamping melakukan validasi
dan pengarahan kepada RTSM/KSM untuk pencairan pertama kalinya.
Adapun rangkaian dalam proses pertemuan awal dari persiapan sampai
validasi, yaitu:
a) Pencetakan dan pengiriman formulir validasi. UPPKH pusat
melakukan pencetakan dan pengiriman data RTSM/KSM calon
peserta PKH ke UPPKH Kabupaten/Kota untuk keperluan validasi
(pencocokan data). Data ini mencakup seluruh anggota
RTSM/KSM yang berhak menerima bantuan program PKH di
Kabupaten/Kota yang menjadi wilayah PKH.
b) Penyusunan jadwal pertemuan awal. Setelah UPPKH
Kabupaten/Kota menerima data RTSM/KSM calon peserta PKH
dan formulir validasi serta formulir undangan pertemuan awal.
Operator UPPKH Kabupaten/Kota dan pendamping berkoordinasi
untuk melakukan persiapan pertemuan awal.
c) Pertemuan awal dan validasi. Sebelum pertemuan awal,
pendamping mengisi blanko atau mengambil formulir validasi dari
UPPKH jika dicetak menggunakan komputer. Untuk pelaksanaan

73
pertemuan awal, pendamping harus berkoordinasi dengan aparat
kecamatan dan kelurahan/Desa setempat.
d) Penetapan peserta dan pencetakan kartu peserta PKH. Setelah
pertemuan awal dilakukan, pendamping melakukan entry data
menggunakan aplikasi SIM PKH stand only. Selanjutnya data hasil
entry didownload dan diserahkan kepada operator UPPKH
kabupaten/Kota untuk diupload ke SIM PKH Nasional.7
Kemudian setelah berjalannya program keluarga harapan ini,
beberapa RTSM/KSM berpendapat tentang pelayanan yang diberikan oleh
pendamping. Seperti yang diungkapkan dalam wawancara berikut ini:
“Untuk pelayanan baik banget dateng kesini sebelum pencairan
kita kumpul besoknya sudah cair, jadi sebelumnya kita ada
pertemuan dulu mas sebelum pencairan.”8
7 Kementerian Sosial, Pedoman Umum Program Keluarga Harapan, h. 46
8 Wawancara Pribadi dengan Yuni, Penerima Bantuan RTSM/KSM, 30 Maret 2016.
Gambar bentuk Kartu Elektronik PKH

74
“Pelayanannya bagus, tertib kalo ada pencairan. Lagi pula mas
kita dibikin gelombang tiap RW, jadi gak bentrok waktunya kalo
mau ngambil pencairan.”9
3. Pencairan Pertama
Pada proses ini bantuan tunai hanya akan diberikan kepada RTSM
yag telah terpilih sebagai peserta PKH dan mengikuti syarat program
(pendidikan atau kesehatan). Bukti kepesertaannya adalah kepemilikan
kartu PKH yang tercantum nama Ibu/wanita yang mengurus anak. Kartu
PKH diberi kepada setiap peserta oleh pendamping sebelum pembayaran
pertama dilakukan. Adapun besaran nominal yang dikelurahan dari
program keluarga harapan untuk RTSM/KSM, sebagai berikut:
Table 4.1
Skenario Bantuan10
Skenario Bantuan Tahap Pencairan Bantuan per
RTSM/KSM
Komponen Pendidikan
Anak SD Rp. 112.500 x 4 Tahap Rp. 450.000
Anak SMP Rp. 187.500 x 4 Tahap Rp. 750.000
*Anak SMA Rp. 250.000 x 4 Tahap Rp. 1.000.000
Komponen Kesehatan
Balita/Ibu Hamil Rp. 250.000 x 4 Tahap Rp. 1.000.000
**Bantuan Tetap Hanya Ditahap Kedua Rp. 500.000
9 Wawancara Pribadi dengan Duviyawati, Penerima Bantuan RTSM/KSM, 27 April 2016
10 Wawancara Pribadi dengan Alwidrus, Koordinator PKH Kecamatan Kebayoran Lama,
Jakarta Selatan, Sabtu, 5 Maret 2016.

75
* Di tahun 2015 Tahap 1 Untuk komponen pendidikan ditambah sampai
jenjang pendidikan SMA.
** Maksimum penerimaan dalam satu keluarga setahun, dan diberikan
pada tahap kedua menjelang tahun ajaran baru sekolah.
Pencairan bantuan dilakukan oleh PT. POS setiap tiga bulan pada
tanggal yang ditentukan oleh masing – masing kantor pos untuk masing –
masing Kelurahan. Pembayaran pertama diberikan setelah pertemuan awal
yang diikuti oleh kunjungan pertama ke penyedia layanan untuk
melakukan verifikasi. Seperti yang dikutip dalam wawancara, berikut ini:
“Untuk pencairan pertama kali kita dijadwalkan pada akhir 2014
Desember. Jadi, sebelum waktu pencairan para pendamping
melaukan pertemuan kelompok terlebih dahulu memproses ulang
kembali betul atau tidaknya meraka adalah penerima program
keluarga harapan tersebut yang sebelumnya pernah dilakukan
validasi. Proses dari validasi ke pencairan pertama program
keluarga harapan itu kurang lebih tiga bulan setelah validasi.”11
“Untuk jadwal pencairan kita mengikuti jadwal dari pusat mas, dan
untuk pencairan pertaman nominalnya sudah ditentukan oleh
kantor pos yang sebelumnya penerima bantuan PKH telah
melakukan validasi kepesertaan komponen pendidikan dan
kesehatan.”12
11
Wawancara Pribadi dengan Alwidrus, Koordinator PKH Kecamatan Kebayoran Lama,
Jakarta Selatan, 27 April 2016. 12
Wawancara Pribadi dengan Imam Panji Saputro, Pendamping Kecamatan Kebayoran
Lama, Jakarta Selatan, 28 April 2016.

76
Gambar 4.1
Suasana Saat Pencairan Bantuan
Gambar 4. 2
Suasana Saat Pencairan Bantuan
Gambar Suasana saat pencairan bantuan, 15 April
2016, Kantor Pos Kelurahan Cipulir.
Gambar suasana saat pencairan bantuan, 27 April
2016, Kantor Pos Kelurahan Pondok Pinang.

77
4. Pembentukan Kelompok Peserta PKH
Dalam proses ini, setelah RTSM/KSM mendapat pembayaran
pertama dilakukan, UPPKH Kecamatan selanjutnya memfasilitasi
pertemuan kelompok peserta PKH. Fungsi dari dibentuknya ketua
kelompok yaitu berfungsi sebagai contact person bagi UPPKH
Kabupaten/Kota dan Kecamatan untuk kegiatan seperti sosialisasi,
pelatihan, penyuluhan, dan sebagainya.
Ketua kelompok juga dipilih secara terbuka untuk menjaring
kandidat yang nantinya akan berkoordinasi dengan UPPKH agar lebih
mudah pada saat proses kegiatan – kegiatan PKH kedepannya. Seperti apa
yang dikatakan oleh pendamping, pada wawancara berikut:
“Kalo soal pembentukan ketua kelompok itu dari kesepakatan
bersama dari pendamping dengan ibu – ibu anggota lainnya yang
nantinya akan berkomunikasi dengan pendamping masing – masing
kelurahan mas.”
5. Verifikasi Komitmen Peserta PKH Pada Komponen Kesehatan dan
Pendidikan
Pada proses verifikasi ini prinsipnya yaitu penerima bantuan yang
sudah melakukan validasi harus mengikuti ketentuan – ketentuan yang ada
di PKH ini. Verifikasi atas pemenuhan syarat peserta PKH ini dilakukan
terhadap pendaftaran dan kehadiran baik disekolah untuk komponen
pendidikan maupun puskesmas untuk komponen kesehatan.
Seperti apa yang dikatakan oleh pak alwi dalam wawancara.
sebagai berikut:

78
“Verifikasi komitmen peserta artinya disana setelah mereka
dilakukan validasi dan mereka mengaku bahwa ada komponen
anak sekolah sebagai penerima fasilitas pendidikan dan juga balita
penerima fasilitas kesehatan atau ibunya yang sedang hamil disitu
kita melakukan komitmen bawasannya mereka benar. Harus jika
anaknya sekolah absensinya tidak boleh kurang dari 85 % kalo
yang ibu balita harus memeriksa kandungannya minimal empat kali
sebelum waktu melahirkan, dan begitu pun balita komitmen
mereka harus memeriksa kesehatan di posyandu terdekat atau
puskesmas. Untuk peserta pendidikan apabila kurang dari 85 %
dari absen siswa tersebut maka dalam proses pencairan berikutnya
ada pengurangan sebesar 10 % dari nilai mereka yang diterima, dan
apabila kejadian ini terulang selama tiga bulan maka komponen
dalam satu keluarga tersebut akan dicabut kepesertaannya.”13
Verifikasi komitmen peserta PKH ini dilaksanakan setiap bulan, dan
hasil verifikasi ini menjadi bahan pertimbangan untuk pembayaran
bantuan yang akan diterima peserta PKH selanjutnya. Berikut kutipan
wawancaranya:
“Proses verifikasi ini dilakukan para pendamping untuk melakukan
pengecekan kepada penerima bantuan setelah melakukan pencairan
awal. Biasanya mas kita setiap bulan melakukannya seperti untuk
Ibu hamil dan balita kita biasany mengunjungi puskesmas
memantau gizi anak, timbangan, dan kesehatan anak. Kalo untuk
pendidikan biasanya kita melakukan secara independen atau diam –
diam melakukan pengecekan kehadiran tiap siswa yang menjadi
peserta PKH.”14
Adapun komponen – komponen yang perlu RTSM/KSM penuhi dalam
proses verifikasi ini, yaitu:
a) Komponen kesehatan
13
Wawancara Pribadi dengan Alwidrus, Koordinator PKH Kecamatan Kebayoran Lama,
Jakarta Selatan, 27 April 2016. 14
Wawancara Pribadi dengan Imam Panji Saputro, Pendamping Kecamatan Kebayoran
Lama, Jakarta Selatan, 28 April 2016.

79
Verifikasi sebagai bukti terdaftar bagi peserta PKH
komponen kesehatan dilakukan dengan melakukan kunjungan ke
puskesmas terdekat atau jaringannya. Kegiatan ini dilakukan secara
rutin sesuai dengan jadwal masing-masing peserta, yaitu:
1) Ibu hamil : Sekurang-kurangnya setiap 3 bulan sekali.
2) Ibu Nifas : Sekurang-kurangnya setiap 1 bulan setelah
dua bulan melahirkan.
3) Bayi usia 0-11 bulan : Sekurang-kurangnya setiap 1 bulan
sekali.
4) Anak usia 1-6 tahun : Sekurang-kurangnya setiap 3 bulan
sekali.
b) Komponen Pendidikan
Di lembaga pendidikan SD/SMP/SMA sederajat yang
memiliki peserta PKH, guru hanya mencatat peserta didik yang
tidak memenuhi komitmen kehadiran yang telah ditentukan, yaitu
setidaknya 85% hari sekolah atau ketentuan tatap muka setiap
bulannya. Pengecualian diberlakukan pada peserta didik yang
absen karena sakit paling lama 3 hari atau terjadinya bencana alam.
Jika siswa peserta PKH ini sakit lebih dari 3 hari secara berturut-
turut, peserta didik tersebut wajib memberi surat keterangan sakit
yang dikeluarkan oleh dokter atau petugas kesehatan yang diakui.

80
6. Penangguhan dan Pembatalan
Pada tahap penangguhan dan pembatalan, peserta PKH yang telah
ditentukan sebagai peserta PKH. Akan dikenakan penanguhan dan
pembatalan apabila:15
a) Penangguhan
1. Peserta PKH tidak memenuhi komitmen yang telah ditentukan
untuk 1 kali siklus pembayaran.
2. Peserta PKH tidak mengambil.
b) Pembatalan
1. RTSM terbukti tidak layak sebagai peserta PKH, melalui antara
lain pengaduan yang telah dibuktikan dan pengecakan berkala.
2. Dalam 2 kali siklus pembayaran berturut – turut RTSM tidak
memenuhi komitmen tetapi melakukan klaim terhadap bantuan.
Untuk penangguhan apabila yang bersangkutan ingin menjadi
peserta PKH kembali, RTSM tersebut harus mendaftar kembali ke
UPPKH Kecamatan melalui perwakilan kelompok Ibu yang sudah
dibentuk. Selanjutnya petugas PKH akan mengunjungi rumah tersebut
benar atau tidak RTSM ini layak. Tetap beda halnya dengan pembatalan,
apabila RTSM yang telah dibatalkan kepesertaannya tidak dapat diajukan
kembali sebagai peserta PKH. Seperti yang diungkapkan, pada wawancara
berikut:
15
Kementerian Sosial, Pedoman Umum Program Keluarga Harapan, (Jakarta:Direktorat
Jaminan Sosial, 2013), h. 55.

81
“Penangguhannya yaitu dari kesepakatan bersama dengan Ibu-
ibu anggota lainnya mas dan diketahui oleh pihak RT/RW,
apabila ditemukan hal – hal yang tidak sesuai pada saat proses
kegiatan PKH. Salah satunya ada RTSM/KSM yang tidak
memenuhi komitmen.”16
7. Pemutakhiran data
Proses pemutakhiran data ini adalah perubahan apabila ada salah
satu RTSM/KSM yang tidak sesuai dengan data awal yang tercatat pada
Master Database. Diantaranya, yaitu:
1. Perubahan tempat tinggal
2. Kelahiran anggota keluarga
3. Penarikan anak – anak dari program (kematian, keluar/pindah
sekolah, dll)
4. Masuknya anak – anak baru kesekolah
5. Ibu hamil
6. Perbaikan nama atau dokumen – dokumen
7. Menikah, bercerai, meninggal, pindah/bekerja di luar domisili
8. Perubahan fasilitas kesehatan yang diakses
9. Hal –hal yang ditemukan kemudian hari.17
Pemutakhiran data dilaporkan oleh peserta di UPPKH kecamatam.
Pendamping PKH bekerjasama dengan ketua kelompok akan
16
Wawancara Pribadi dengan Imam Panji Saputro, Pendamping Kecamatan Kebayoran
Lama, Jakarta Selatan, 28 April 2016. 17
Kementerian Sosial, Pedoman Umum Program Keluarga Harapan, (Jakarta:Direktorat
Jaminan Sosial, 2013), h. 58

82
memverifikasi perubahan data terkait. Seperti yang disampaikan pada
wawancara berikut ini:
“Kalo proses pemutakhiran data sebelum pencairan dengan cara
pengupdatean data kembali setelah ada info perubahan komponen
bisa dari pendamping langsung bertanya kepada Ibu – ibu atau Ibu
– ibu anggota memberi info kepada ketua kelompok yang nantinya
disampaikan kepada pendamping.”18
Hal serupa juga disampaikan pada pendamping yang lain:
“Untuk pemutakhiran data sesuai siklus, pemutakhiran ini biasanya
dilakukan sebelum pencairan dilaksanakan disitu pendamping
mencoba mengupdate data terbaru benar atau tidak data – data
anggota keluarganya.”
8. Pengaduan
Lalu proses terakhir ini yaitu, pengaduan. Mengingat pelaksanaan
program yang pasti tidak terlepas dari kata sempurna. Maka UPPKH pusat
dan seluruh UPPKH Kabupaten/Kota khususnya Kota Jakarta Selatan
dibentuk layanan Sistem Pengaduan Masyarakat (SPM) PKH. SPM ini
berfungsi memfasilitasi segala jenis pengaduan terkait dengan pelaksanaan
PKH. Selain itu SPM ini berfunsi sebagai bahan monitoring dan evaluasi
selama pelaksanaan PKH.
Fasilitas SPM ini dapat digunakan dan dimanfaatkan dengan cara,
sebagai berikut:
1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang keberadaan
SPM-PKH serta mekanisme pengaduan dan penyelesaiannya.
18
Wawancara Pribadi dengan Imam Panji Saputro, Pendamping Kecamatan Kebayoran
Lama, Jakarta Selatan, 28 April 2016.

83
Pertemuan Awal Dan Validasi
Pencairan Bantuan
RTSM
Verifikasi Kesehatan
Dan Pendidikan
Pemutakhiran Data RTSM
Pencairan Bantuan
RTSM
2. Menyelesaikan pengaduan dengan cepat.
3. Memperdisiapkan bahan informasi megenai pengaduan.
4. Memfasilitasi terciptanya mekansme pengawasan berbasisi
masyarakat sehingga tercipta kontrol sosial dan sistem
penanganan lebih lanjut apabila penanganan pengaduan oleh
PKH dianggap tidak memuaskan.
5. Menciptakan sistem pengaduan yang menjamin kerahasian
pelapor.
Dalam hal ini untuk pengaduan, peserta PKH dan seluruh
masyrakat termasuk media, LSM, dan pihak lainnya dapat menyampaikan
pengaduan baik langsung maupun tidak langsung melalui surat (kotak
pos), telepon, email, sms, lainnya.19
Seperti apa yang disampaikan oleh
pendamping pada saat wawancara berikut:
“Proses pengaduannya bisa langsung atau lewat via telpon, sms dan
bisa langsung ke UPPKH Kota/kecamatan apabila sedang piket.”20
Gambar 4.3
Alur Proses Program Keluarga Harapan
Fase Awal Fase Lanjut
19
Kementerian Sosial, Pedoman Umum Program Keluarga Harapan, h. 59 20
Wawancara Pribadi dengan Imam Panji Saputro, Pendamping Kecamatan Kebayoran
Lama, Jakarta Selatan, 28 April 2016.

84
B. Evaluasi Program Keluarga Harapan Di Kecamatan Kebayoran
Lama
Dalam pelaksanaan PKH di Kecamatan Kebayoran Lama, dibuatkan
beberapa indikator yang menjadi bahan untuk menggali permasalahan
pelaksanaan program. Indikator penilaian didasarkan pada aspek – aspek konteks
(Context), masukan (Input), proses (Process), hasil (Product).
Table 4.2
Indikator Penilaian Program PKH
No Aspek Indikator Penilaian
1. Konteks 1) Kebutuhan yang harus dipenuhi program.
2) Tujuan program yang dicapai.
2. Masukan 1) Jumlah penerima PKH.
2) Efek Program terhadap penerima.
3. Proses 1) Pelaksanaan sesuai agenda.
2) Tenaga pendamping.
3) Proses pengawasan dan keterlibatan
unsur intern dan ekstern lembaga.
4. Hasil 1) Pencapaian tujuan
2) Dampak program
Pelaksanaan program keluarga harapan di kecamatan kebayoran lama
sudah memasuki tahun kedua terhitung dari 2014. Dalam upaya pelaksanaannya,

85
peneliti menemukan hasil evaluasi dari pelaksanaan program ini. Terlihat dari
beberapa harapan RTSM/KSM serta keberhasilan pelaksanaan program keluarga
harapan Kecamatan Kebayoran Lama dengan menggunakan CIPP Evaluation
Model, yang dikembangkan oleh Stufflebeam, berikut ini uraiannya:
1. Evaluasi Konteks
Seperti yang sudah dijelaskan dalam BAB II Model evaluasi
konteks ini adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci
lingkungan, kebutuhan yang terpenuhi, dll. Dalam hal ini peneliti
menemukan dari beberapa RTSM/KSM terkait dengan kebutuhan
PKH yang mempunyai dua komponen yaitu Pendidikan dan
Kesehatan. Kedua komponen ini telah banyak membantu warga dan
sangat dirasakan sekali kehadirannya tapi sebagian RTSM/KSM tidak.
Hal ini terungkap dalam wawancara sebagai berikut:
“Alhamdulillah mas ya saya dapat biaya pendidikan dan kesehatan
buat anak – anak saya, kaya anak saya kalo sakit bisa ke puskesmas
cukup dari bantuan PKH.”21
Pada kesempatan ini juga peneliti mengunjungi rumah dari Ibu
YN, berdasarkan hasil observasi bahwa keluarga Ibu YN memang
sangat membutuhkan sekali bantuan PKH, terlihat Ibu YN yang
sedang mengandung anak keempatnya, suaminya hanya bekerja buruh
21
Wawancara Pribadi dengan Ibu YN, Anggota Peserta PKH Kebayoran Lama, 30 Maret
2016.

86
bangunan, dan rumahnya sederhana tidak ada bangku di dalam
ruangan hanya beralaskan karpet dan tikar, temboknya pun tidak cat.22
Hal berbeda disampaikan RTSM/KSM lainnya yang merasa
bantuan PKH belum terpenuhi dari adanya komponen pendidikan,
berikut kutipan wawancaranya:
“Kalo dari saya sih mas pendidikan, kalo untuk pendidikan
kuranglah kalo sebulannya segitu. Ya buat pendidikan namanya
kan anak SMA ada yang bayar SMP ada yang bayar kan gitu.”23
Adapun penuturan Bapak Alwidrus, yang menjabat sebagai
Koordinator Pendamping PKH, beliau menjelaskan tentang komponen
PKH yang begitu penting bagi RTSM/KSM dan upaya yang sudah
dilakukannya dalam menjalankan program ini, Berikut
wawancarannya:
“Dengan adanya program PKH, masyarakat sangat terbantu sekali
khususnya dalam kebutuhan ekonomi meraka. Dengan adanya
bantuan PKH yang memang didalamnya diharuskan
mengutamakan perhatiannya pada pendidikan dan kesehatan anak.
Para orang tua dan siswa peserta PKH sangat termotivasi untuk
mengutamakan pendidikan juga perhatiannya terhadap gizi anak
balitanya.”24
Jadi, untuk pemenuhan kebutuhan komponen pendidikan dan
kesehatan walaupun sebagian RTSM sudah cukup terpenuhi dalam
22
Hasil Observasi pada kunjungan rumah Ibu YN, Anggota Peserta PKH Kebayoran
Lama, 30 Maret 2016 23
Wawancara Pribadi dengan Ibu SL, Anggota Peserta PKH Kebayoran Lama, 15 April
2016. 24
Wawancara Pribadi dengan Alwidrus, Koordinator PKH Kecamatan Kebayoran Lama,
Jakarta Selatan, 27 April 2016.

87
pemberian bantuan, namun disatu sisi ada warga yang merasa bantuan
ini belum cukup terpenuhi dikarenakan biaya untuk pendidikan
mereka masih harus keluarkan tiap bulannya.
2. Evaluasi Masukan
Tahap kedua dari model CIPP ini adalah evaluasi masukan. Pada
tahap ini peneliti menemukan jumlah data peserta penerima bantuan
PKH yang menjadi RTSM. Dari jumlah penduduk miskin di
Kecamatan Kebayoran Lama sebanyak 12.064 warga, hanya 966 yang
menjadi peserta PKH. Salah satunya di Kelurahan Cipulir yang
berjumlah 181 RTSM/KSM, berikut kutipan wawancara:
“Kalau untuk kelurahan saya sendiri Alhamdulillah saya di
kelurahan cipulir ini ada 181 KSM mas, untuk kepesertaan PKH
pihak di kelurahan yang merujuk dari data sensus 2010 untuk
menentukan warga yang kurang tidak mampu sebagai penerima
PKH”25
Peneliti juga menemukan pelayanan yang diberikan oleh UPPKH
sudah cukup puas bagi RTSM/KSM terlihat dari Ibu – ibu yang sangat
merasakan sekali keberadaan program ini, berikut kutipan wawancara:
“Alhamdulillah bisa terbantu semua dari hal – hal yang kurang
bisa terpenuhi jadi ada tambah – tambahan.”26
25
Wawancara Pribadi dengan Imam Panji Saputro, Pendamping Kecamatan Kebayoran
Lama, Jakarta Selatan, 3 Maret 2016 26
Wawancara Pribadi dengan Ibu DV, Anggota Peserta PKH Kebayoran Lama, 27 April
2016.

88
“Seneng banget saya sebagai penerima dari keluarga harapan
seneng banget saya berterimakasih banget dapat dana ini. saya
juga alhamdulillah insyaAllah saya manfaatin buat anak – anak
saya buat keluarga saya. Saya kan anak banyak udah tiga mau
empat ini lagi hamil.”27
3. Evaluasi Proses
Evaluasi proses dalam model CIPP ini menunjukan pada apa saja
kegiatan yang dilakukan oleh pendamping dalam program. Dalam hal
ini peneliti menemukan proses dari PKH diantaranya proses pertemuan
awal, pencairan bantuan, dan proses verifikasi. Dimana beberapa
proses ini adalah proses yang bersentuhan langsung dengan
RTSM/KSM dan pendamping. Seperti apa yang disampaikan pada
wawancara berikut:
“Alhamdulillah dari awal kita validasi, lalu melaksanakan
pengarahan, seminar – seminar atau penyuluhan ke Ibu - ibu setiap
kelompok, dan sampai pencairan. Itu semua kita sudah tercapai
mas.”28
Adapun penuturan dari Ibu YN dan DV, yang mengatakan bahwa
selama pelayanan yang diberikan oleh UPPKH Kecamatan Kebayoran
Lama berjalan dengan lancar, hal ini dibuktikan dengan pemberian
informasi yang cukup jelas dari pendamping ke RTSM/KSM
mengenai pencairan bantuan. Berikut kutipan wawancarnya:
27
Wawancara Pribadi dengan Ibu YN, Anggota Peserta PKH Kebayoran Lama, 30 Maret
2016. 28
Wawancara Pribadi dengan Imam Panji Saputro, Pendamping Kecamatan Kebayoran
Lama, Jakarta Selatan, 3 Maret 2016.

89
“Untuk pelayanan baik banget dateng kesini sebelum pencairan kita
kumpul besoknya sudah cair, jadi sebelumnya kita ada pertemuan
dulu mas sebelum pencairan.”29
Pada saat proses pencairan dana, peneliti juga ikut dalam kegitan
ini. Pencairan dilaksanakan di Kantor Pos Pondok Pinang. Terlihat
disana Ibu – ibu peserta PKH sudah siap untuk menunggu giliran
dipanggil. Proses pencairan ini dilakukan oleh petugas Pos dan
didampingi dari pendamping PKH Kebayoran Lama Bapak Alwidrus.
Pencairan ini sangat mudah hanya menunjukan KTP asli setelah itu
pendamping membandingkan data yang sudah di validasi pada saat
proses Pemutakhiran Data sebelumnya.30
“Kita sebelum pencairan mas dikumpulin dulu semua ibu – ibu dari
kelompok saya. Kelompok saya kan ada ibu – ibu dari RT 01
sampai RT 08. Udah dah tuh yang ikut bantuan PKH dikumpulin
semua. Ya lumayanlah jadi nambah temen, yang tadinya gak kenal
jadi kenal. Pokonya udah kaya sodara sendiri dah.”31
29
Wawancara Pribadi dengan Ibu YN, Anggota Peserta PKH Kebayoran Lama, 30 Maret
2016. 30
Hasil Observasi pada kunjungan Kantor Pos Pondok Pinang, Kebayoran Lama, 27
April 2016. 31
Wawancara Pribadi dengan Ibu DV, Anggota Peserta PKH Kebayoran Lama, 27 April
2016.

90
Tabel 4.3
Matrik CIPP Evaluasi Proses Program Keluarga Harapan di
Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan
Komponen Sub Komponen Penilaian
Evaluasi Proses
1. Pelaksanan sesuai
agenda
2. Tenaga pendamping
3. Proses pengawasan
dan keterlibatan
unsur intern dan
ekstern
Setiap jadwal pencairan bantuan
per/tiga bulan sekali tepat
waktu. Adapun besaran bantuan
setiap dari pencairan masing –
masing anggota RTSM sangat
variatif tergantung dari jumlah
anggota yang berhak
menerimanya. Untuk RTSM
yang mempunyai anak SD
mendapatkan uang Rp. 112.500,
anak SMP Rp. 187.500, anak
SMA Rp. 250.000 dan untuk
Ibu hamil Rp. 250.000.
Dari kriteria yang ditentukan
untuk persyaratan pendamping
yaitu SI. Untuk lima orang
tenaga pendamping UPPKH
Kecamatan Kebayoran Lama,
latar belakang pendidikan para
pendamping UPPKH kecamatan
Kebayoran Lama adalah S1 dan
telah mengikuti Pendidikan dan
Latihan yang diselelnggarakan
oleh Kementerian Sosial RI.
Pengawasan dari pendamping
selalu memverfikasi setiap
RTSM setelah proses pencairan
selesai dilaksanakan, adapun
verifikasi yang dilakukan yaitu,
verifikasi pendidikan (Pihak
Sekolah) dan kesehatan (Pihak
Puskesmas) yang berpedoman
pada petunjuk pelaksanaaan dan
petunjuk teknis.

91
4. Evaluasi Hasil
Evaluasi hasil ini digunakan untuk menentukan keputusan apa
yang akan dilakukan selanjutnya. Dengan demikian, evaluasi ini
diarahkan pada keseluruhan dampak dari suatu program terhadap
RTSM/ KSM. Pada evaluasi hasil ini peneliti menemukan bahwa
secara keseluruhan hadirnya Program Keluarga Harapan di Kecamatan
Kebayoran Lama, sangat membantu sekali terhadap kondisi sosial-
ekonomi RTSM/KSM. Seperti apa yang disampaikan oleh
RTSM/KSM Ibu YN dan NN dalam wawancara berikut ini:
“Sangat membantu mas, apalagi suami saya kan cuma buruh
bangunan anak banyak, kemarin rumah aja hampir pengen rubuh
kebawah. Ya alhamdulillah dengan adanya bantuan PKH ada buat
tambah – tambahan mas.”32
“Ngebantu banget mas, apalagi anak – anak saya banyak”33
Terlepas dari keberhasilan UPPKH Kecamatan Kebayoran Lama
dalam melaksanakan program, di satu sisi keberhasilan tersebut
ditemukan bahwa pada evaluasi hasil, peneliti menemukan dampak
adanya RTSM/KSM yang sangat ketergantungan pada sekali program
ini. Hal ini terungkap pada wawancara sebagai berikut:
“Yah.. mudah – mudahan ini jalan terus. Saya berharap program ini
jalan terus saya sangat bersyukur dapat bantuan ini. Terima kasih
32
Wawancara Pribadi dengan Ibu YN, Anggota Peserta PKH Kebayoran Lama, 30 Maret
2016. 33
Wawancara Pribadi dengan Ibu NN, Anggota Peserta PKH Kebayoran Lama, 15 April
2016.

92
sekali buat keluarga harapan apalagi buat saya suami saya cuma
kerja bangunan anak saya banyak ini udah mau empat.”34
Hal serupa juga disampaikan oleh Ibu SL, NN, dan DV. Berikut
wawancaranya:
“Oh jangan banget mas.. waduh ini ngebantu banget. Harapan saya
lanjut terus, walaupun ganti pemimpin ganti siapa juga lanjut
terus.”35
“Ya sedihlah, biasa dapet bantuan. Anak butuh apa kita udah
tenang, lah ini udah gak ada wah berat banget. Mudah – mudahan
jalan terus.”36
“Aduuuh... gimana ya. Nanti yang kita pengen ke beli jadi gak bisa
kebeli. Jangan dong. Kalo bisa ada terus program PKH ini.”37
Dari evaluasi hasil ini peneliti menyimpulkan bahwa dari
keberhasilan program PKH yang dilaksanakan oleh UPPKH Kecamatan
Kebayoran Lama, walaupun program ini sangat memberikan
ketergantungan RTSM/KSM terhadap bantuan yang diberikan. Tetapi
dalam proses pelayanannya UPPKH Kecamatan Kebayoran Lama telah
memberikan banyak manfaat bagi RTSM. Jadi, peneliti
merekomendasikan program ini harus tetap berjalan mengingat
pelaksanaan program menunjukan program sudah berjalan sesuai dengan
harapan dan memberikan banyak manfaat.
34
Wawancara Pribadi dengan Ibu YN, Anggota Peserta PKH Kebayoran Lama, 30 Maret
2016. 35
Wawancara Pribadi dengan Ibu SL, Anggota Peserta PKH Kebayoran Lama, 15 April
2016. 36
Wawancara Pribadi dengan Ibu NN, Anggota Peserta PKH Kebayoran Lama, 15 April
2016. 37
Wawancara Pribadi dengan Ibu DV, Anggota Peserta PKH Kebayoran Lama, 27 April
2016.

93
Tabel 4.4
Matrik CIPP Evaluasi HasilProgram Keluarga Harapan di Kecamatan
Kebayoran Lama Jakarta Selatan
Komponen Sub Komponen Penilaian
Evaluasi Hasil 1. Pencapaian tujuan
2. Dampak program
Dari RTSM yang berjumlah 966
jiwa. Tujuan awal PKH untuk
membantu RTSM menghindari
kemiskinan dan meningkatkan
taraf pedidikan anak, tujuan
tersebut sudah berhasil tercapai
terlihat dari respon RTSM yang
merasa terbantu dan merasakan
dengan besaran bantuan yang
diberikan oleh UPPKH
Kecamatan Kebayoran Lama
Dalam proses pelayanannya
UPPKH Kecamatan Kebayoran
Lama telah memberikan banyak
manfaat. Jadi, program ini harus
tetap berjalan mengingat
pelaksanaan program
menunjukan sudah berjalan
sesuai dengan harapan.

94
BAB V
PENUTUP
Pada bab pentup ini, akan dibagi menjadi dua sub bab. Yang diantaranya
adalah sebagai berikut:
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan analisis pada Unit Pelaksana Program Keluarga
Harapan, maka diperoleh kesimpulan yakni:
1. Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan (UPPKH) Kecamatan
Kebayoran Lama tidak dilibatkan dalam proses seleksi dan penetapan
lokasi yang akan dijadikan penerimaan bantuan program. Proses seleksi
dan penetapan program hanya dilakukan di tingkat Nasional antara
stakeholder terkait (Kementerian Sosial, Badan Pusat Statistik, Pemkot
Walikota Jakarta Selatan, dll). Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa
UPPKH Kecamatan hanya menjalankan tugas pokok dan fungsi yang
dimandatkan oleh UPPKH Pusat yang dalam hal ini langsung dari
Kementerian Sosial.
2. Untuk pemenuhan kebutuhan dibidang Pendidikan masih ada RTSM
yang merasa bantuan belum tercukupi. Karena sebagian anggota keluarga
dari RTSM bersekolah di sekolah swasta, yang mengharuskan membayar
iuran uang bulanan.
3. Hadirnya UPPKH Kecamatan Kebayoran Lama sangat dirasakan sekali
bagi RTSM, terlebih pelayanan yang diberikan sudah cukup puas dari
segi besaran bantuan, informasi kegiatan, dan jadwal pencairan.

95
4. Hasil dari pelaksanaan PKH di Kecamatan Kebayoran Lama, banyak
sekali RTSM/KSM yang mengharapankan program ini diadakan terus
dan tidak dihentikan. UPPKH Kecamatan Kebayoran Lama telah
melakukan pendampingan sosial dengan baik, terlihat dari proses
kegiatan pertemuan awal, pendampingan pencairan bantuan,
pemutakhiran data, dan verifikasi komitmen peserta.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan
sebelumnya. Dalam upaya meningkatkan pelaksanaan Program Keluarga
Harapan kedepan. Maka peniliti mencoba memberikan saran – saran sebagai
berikut:
1. Program Keluarga Harapan untuk kedepannya lebih memfokuskan pada
proses penyadaran pada RTSM/KSM agar tidak ada lagi ketergantungan
terhadap bantuan – banttuan lainnya.
2. Proses pelaksanaan pemutakhiran data harus lebih ditingkatkan lagi. Hal
ini perlu dilakukan untuk memastikan agar nominal besaran dana bantuan
diterima oleh mereka yang layak menerima dana bantuan Program
Keluarga Harapan tersebut.
3. Koordinasi antar lembaga harus ditingkatkan lagi. Koordinasi lembaga
Program Keluarga Harapan dengan lembaga – lembaga pemerintah yaitu,
lembaga pendidikan dan lembaga kesehatan. Hal ini perlu dilakukan
karena koordinasi dengan lembaga – lembaga pemerintah tersebut akan
meningkatkan kualitas pelayanan yang baik dan berjalan secara efektif.

96
Demikian kesimpulan dan saran yang bisa peneliti paparkan. Semoga
kesimpulan dan saran ini bisa merepresentasikan hasil dari penulisan skripsi ini
dan menjadi bahan pertimbangan dikemudian hari.

97
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: PT. Bina
Aksara,1988).
Arikunto, Suharsimi. Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis
Bagi Mahasiswa Dan Praktisi Pendidikan, Edisi Kedua, Cet. 4,
Jakarta:Bumi Aksara, 2010.
Effendi, Tadjuddin Noer. Sumber Daya Manusia Peluang Kerja dan Kemiskinan,
Yogyakarta: PT. Tiara Wacan Yogya. 1993.
Goode,William J. Sosiologi Keluarga. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Hamid Nasuhi, dkk., Idris Thaha, ed., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi,
Tesis, dan Disertasi). Jakarta: CeQDA (Center for Quality Development
and Assurance, 2007.
Kementerian Sosial, Pedoman Umum Program Keluarga Harapan,
Jakarta:Direktorat Jaminan Sosial, 2013.
Kementerian Sosial, Pedoman Umum Program Keluarga Harapan,
Jakarta:Direktorat Jaminan Sosial, 2013.
Kusyanto, Yan. Materi Bimtek Program Keluarga Harapan Kota Jakarta Selatan.
2014.
Lestari, Sri. PSIKOLOGI KELUARGA, Penanaman Nilai dan Penanganan
Konflik Dalam keluarga, Edisi Pertama, Jakarta: Kencana, 2012.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1998.
Patrick, Krick. Evaluasi Program. Bandung: CV, Pustaka Insani, 1999.

98
Program Keluarga Berencana, “Anakku Tidak Boleh Miskin, Harus Sehat dan
Cerdas”, Brosur Kartu Elektronik PKH (KePKH), Jakarta: Kantor UPPKH
Pusat. 2012.
Rukminto Adi, Isbandi. Pemberdayaan, Pengembangan Masyrakat dan Intervensi
Komunitas (Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis) Edisi
Revisi, Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI, 2003
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Cet. Ke-13,
Bandung: IKAPI. 2011.
Suharto, Edi. Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia, Bandung:
Alfabeta. 2009.
Suharto, Edi. Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik, Bandung: Alfabeta,
2011.
Tan, Mely G. Masalah Perencanaan Penelitian dalam Koentjaraningrat, Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama. 1990
Tayibnafis, Farida Yusuf, Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua. Jakarta: Balai
Pustaka, 1995.
Tim Penyusun. Data Buku Monografi Kecamatan Kebayoran Lama, 2016.
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2k), Panduan
Penanggulangan Kemiskinan: Buku Pegangan Resmi TKPK Daerah,
Jakarta: Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2k),
cet. Pertama 2011.
Panji Saputro, Imam. Laporan Program Keluarga Harapan Bulan Agustus. 2014

99
“Pengertian Kemiskinan Menurut Para Ahli” diakses pada 14 April 2015 dari
http://dilihatya.com/2146/pengertian-kemiskinan-menurut-para-ahli
“Tingkat Kemiskinan di DKI Jakarta” diakses pada 11 Juni 2015 dari
www.jakarta.go.id
Profil Kecamatan diakses pada 25 Januari 2016.
http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/1359/Kebayoran-Lama-
Wawancara Pribadi dengan Alwidrus. Koordinator Pendamping Kecamatan
Kebayoran Lama, Jakarta, 15 Januari 2016.
Wawancara Pribadi dengan Imam Panji Saputro. Pendamping Kecamatan
Kebayoran Lama, Jakarta, 28 April 2016.
Wawancara Pribadi dengan Yuni, Penerima Bantuan RTSM/KSM, Jakarta, 30
Maret 2016.
Wawancara Pribadi dengan Duviyawati, Penerima Bantuan RTSM/KSM, Jakarta,
27 April 2016.
Wawancara Pribadi dengan Ibu Sularsih, Penerima Bantuan RTSM/KSM, Jakarta,
15 April 2016.
Wawancara Pribadi dengan Ibu Nena, Penerima Bantuan RTSM/KSM, Jakarta,
15April 2016.





HASIL OBSERVASI
NO HARI/TANGGAL TOPIK SUBJEK OBSERVASI CATATAN HASIL OBSERVASI
1. Jum’at, 8 Januari
2016
Permohonan izin penelitian
skripsi, penulis dengan
pihak Unit Pelaksana
Program Keluarga Harapan
(UP-PKH) Jakarta Selatan.
- Bapak Budi Herianto
(UP-PKH Koordinator
Kota Jakarta Selatan)
Profil PKH dan terbentuknya UP-PKH di
wilayah Jakarta Selatan pada tahun 2014
2. Senin, 15 Januari
2016
Pertemuan perdana dan
sosialisasi awal.
- Bapak Alwidrus
(Koordinator
Kecamatan Kebayoran
Lama Jakarta Selatan
sekaligus Pendamping)
Pemberian Informasi perihal jumlah wilayah
dampingan di Kecamatan Kebayoran Lama
Jakarta Selatan serta para pendamping.
3. Selasa, 16 Februari
2016
Sosialisasi awal dan
perkenalan diri dengan para
Pendamping.
- Mas Igun (Pendamping
Kelurahan Grogol
Selatan dan Grogol
Utara)
- Mas Panji (Pendamping
Kelurahan Cipulir)
Tugas pokok dan fungsi para pendamping serta
proses pencairan bantuan dana kepada penerima
PKH yang dicairkan setiap tiga bulan sekali.
4. Kamis, 3 Maret 2016 Wawancara mendalam
bersama pendamping
- Mas Panji (Pendamping
Kelurahan Cipulir)
Adanya pembekalan terlebih dahulu sebelum
turun kelapangan yaitu Pusat Pendidikan dan
Pelatihan yang diberikan oleh Kementrian Sosial.
5. Sabtu, 5 Maret 2016 Wawancara mendalam
bersama Koordinator UP-
PKH Kecamatan Kebayoran
Lama.
- Bapak Alwidrus
Skema Pencairan dana baru untuk penerima
bantuan PKH :
- Komponen Pendidikan
SD. Rp. 112.500 x 4 Tahap = Rp.
450.000
SMP. Rp. 187.500 x 4 Tahap = Rp.
750.000
SMA. Rp. 250.000 x 4 Tahap = Rp.
1.000.000
- Komponen Kesehatan

HASIL OBSERVASI
Balita/Ibu Hamil Rp. 250.000 x 4 Tahap
= Rp. 1.000.000
- Bantuan Tetap (hanya di tahap ke-2
Pencairan saja) = 500.000
Maksimum Penerima dalam satu keluarga
setahun Rp. 3.200.000
6. Rabu, 30 Maret 2016 Wawancara dengen
penerima bantuan proram
PKH
- Ibu yuni Bu yuni merasa senang dia bisa menjadi peserta
penerima bantuan PKH, dia juga merasa sedih
apabila program PKH ini tidak diteruskan
dikemudian hari.
7. Jum’at, 15 April
2016
Wawancara dengen
penerima bantuan proram
PKH
- Ibu Sularsih
8. Jum’at, 15 April
2016
Wawancara dengen
penerima bantuan proram
PKH
- Ibu Nena
9. Kamis, 27 April
2016
Wawancara dengen
penerima bantuan proram
PKH
- Duviyati

Pedoman Wawancara Mendalam Evaluasi Program Keluarga Harapan Di Kecamatan
Kebayoran Lama Jakarta Selatan
IDENTITAS INFORMAN
Nama :
TTL :
Pendidikan :
Jabatan :
PERTANYAAN
A. Evaluasi konteks
1. Kebutuhan apa saja yang belum terpenuhi oleh program keluarga harapan?
misalnya: biaya pendidikan dan biaya kesehatan
2. Tujuan pengembangan apakah yang belum dapat tercapai oleh pkh, misalnya:
peningkatan kesehatan dan prestasi siswa karena adanya program pkh ini
3. Tujuan pengembangan apakah yang dapat membantu mengembangkan
masyarakat, misalnya: kesadaran orang tua untuk memberikan makanan
bergizi dsb dan juga kesadaran orang tua dan siswa penerima pkh.
4. Tujuan – tujuan mana sajakah yang paling mudah dicapai
B. Evaluasi Masukan
1. apakah pelayanan yang diberikan kepada penerima pkh berdampak jelas
2. berapa keluarga yang menerima dengan senang hati atas ketentuan yang
diberlakukan oleh pkh, (misal: jumlah nominal pkh)
3. bagaimana reaksi penerima pkh terhadap bantuan yang diberikan

4. seberapa tinggi kenaikan prestasi siswa disekolahnya
5. seberapa banyak ibu hamil yang memerikasakan kehamilannya dan ibu yang
mempunyai balita yang datang ke posyandu?
C. Evaluasi Proses
1. Apakah pelaksaan program sesuai denga jadwal
2. Apakah staf yang terlibat didalam pelaksaan program akan sanggup
menangani kegiatan selama program berlangsung
3. Apakah staf yang terlibat diberikan pembekalan mengenai pendampingan
4. Apa latar belakang pendidikan para pendamping sosial
5. Apakah sarana dan prasarana yang disediakan dimanfaatkan secara maksimal
6. Hambatan – hambatan apa saja yang dijumpai selama pelaksaan program dan
kemungkinan jika program dilanjutkan
D. Evaluasi Hasil
1. Apakah tujuan – tujuan yang ditetapkan sudah tercapai
2. Pernytaan – pernyataan apakah yang mungkin dirumuskan berkaitan antara
rincian proses dengan pencapaian tujuan
3. Dalam hal apakah berbagai kebutuhan penerima pkh yang sudah dapat
dipenuhi selama proses pemberian bantuan
4. Apakah dampak yang diperoleh penerima pkh dalam waktu yang relatif
panjang dengan adanya pkh ini.

Transkrip Wawancara Mendalam Untuk Evaluasi Program Keluarga
Harapan Di Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan
Nama Informan (inisial) : IPS
Jabatan : Pendamping
Hari/Tgl Wawancara : 3 Maret 2016
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. EVALUASI KONTEKS
Kebutuhan apa saja yang belum
terpenuhi oleh PKH, misalnya:
biaya pendidikan dan biaya
kesehatan?
Kalo untuk ini sih yang merasakan
belum atau sudahnya ya Ibu – ibu
penerima bantuan mas. Kalo dari
kami hanya menjalankan tugas.
Tujuan pengembangan apakah
yang belum dapat tercapai oleh
PKH, misalnya: peningkatan
kesehatan dan prestasi siswa
karena adanya program PKH ini?
Sudah cukup mas, hanya perlu
ditingkatkan lagi saja di setiap
pelayanan kesehatan dan
pendidikan.
Tujuan pengembangan apakah
yang dapat membantu
mengembangkan masyarakat,
misalnya: kesadaran orang tua
untuk memberikan makanan
bergizi dsb dan juga kesadaran
orang tua siswa penerima PKH?
Kalo dari pendidikan setiap orang
tua Alhamdulillah dari hasil
pencairan bantuan itu ada sebagian
orang tua yang memanfaat kan
uang itu untuk mendaftarkan
anaknya di bimbingan belajar atau
tempat les.
Tujuan – tujuan mana sajakah yang
paling mudah dicapai?
Tujuan yang mudah dicapai untuk
Keluarga Sangan Miskin (KSM)
yaitu meningkatkan status
kesehatan untuk balita, gizi ibu
hamil, ibu melahirkan, ibu nifas,
balita dan anak usia 5 – 7 tahun
yang belum masuk sekolah dasar.
Mulai tahun 2016 ini juga
jangkauan penerimaan PKH
ditambah samapai tingkat Sekolah
Menengah Atas.
2. EVALUASI MASUKAN
Apakah pelayanan yang diberikan
kepada penerima PKH berdampak
jelas?
Ya kalau buat dampaknya sih
Alhamdulillah ya jelas sekali, kalau
buat penerimanya soalnya kan
berhubung itu bantuan sosial yang
dikategorikan untuk kesehatan dan
pendidikan anak – anaknya
tersebut. Jadi, mungkin ada sedikit

ibaratnya bantuanlah dari
pemerintah buat keluarga tersebut
gitu.
Berapa keluarga yang menerima
dengan senang hati atas ketentuan
yang diberlakukan oleh PKH,
(misal: jumlah nominal
pencairan)?
Kalau untuk kelurahan saya sendiri
Alhamdulillah saya di kelurahan
cipulir ini ada 181 KSM mas, kalau
ditanya berapa yang senang hati,
kebanyakan sih mereka menerima
dengan senang hati.
Bagaimana reaksi penerima pkh
terhadapa bantuan yang diberikan?
Ya sangat antusias mas kalo saya
bilang, soalnya karena saya sudah
hampir setahun nih kerja di PKH.
Alhamdulillah setiap tahun itu kan
ada empat kali pencairan mas ya,
setiap pertiga bulan sekali jadi
mungkin mereka sangat antusias
dan biasanya kita juga untuk
pencairan melewati kantor POS.
Seberapa tinggi kenaikan prestasi
peserta PKH siswa disekolahnya?
Cukup baik. Dari setiap kami
verifikasi setelah pencairan tidak
ada kendala disekolahnya
3. EVALUASI PROSES
Apakah pelaksaan program sesuai
denga jadwal?
Ya kalau mengenai jadwal mas ya,
ini kan di PKH belum ada jadwal
pasti mas. Tapi yang pasti untuk
pertiga bulan sekali. Mengenai
tanggal kita menyesuaikan jadwal
verifikasi data mas. Jadi, sebelum
ada pencairan kita ada verifikasi
data terlebih dahulu, misalkan ada
KSM yang meninggal, nah kita
ganti bantuan atas nama
keluarganya.
Apakah staf yang terlibat didalam
pelaksaan program akan sanggup
menangani kegiatan selama
program berlangsung?
Ya Alhamdulillah selama setahun
ini staf – staf kita bisa menghandle
semuanya. Kita juga ada satu
Koordinator Kecamatan dan empat
pendamping serta satu staf kantor
pos untuk membantu pencairan tiga
bulan sekali mas.
Apakah staf yang terlibat diberikan
pembekalan mengenai
pendampingan?
Kalo mengenai pembekalan mas
ya, jadi sebelum kita terjun ke
lapangan kita ada yang namanya
pusdiklat mas. Pusdiklat itu
mengenal program – program
PKH, tujuannya apa, bagaimana
kerjanya gitu mas. Pusdiklat ini
dari Kementrian sosial dan disitu

juga kita mengenal PKH itu apa
dan kita juga hampir seminggu
diklat itu dilaksanakan mas. Jadi
itu yang dipersiapan kan mas
sebelum kita turun ke lapanagan.
Apa latar belakang pendidikan
para pendamping sosial?
Megenai latar belakang pendidikan
kita semuanya untuk para
pendamping Jakarta Selatan atau
Nasional minimal S1 mas. Itu
bebas dari lulusan mana saja.
Tetapi yang diutamain adalah
lulusan Kesejahteraan Sosial, dan
Alhamdulillah saya lulusan
Mahasiswa Jurusan Kesejahteraan
Sosial UIN Syarif Hidaytullah mas.
Apakah sarana dan prasarana yang
disediakan dimanfaatkan secara
maksimal
Untuk sarana dan prasarana
Alhamdulillah mas kita sudah
mencapai ibaratnya kata lumayan
puaslah. Kita disediakan uang
operasional setiap setahun sekali
untuk menunjang kinerja
pendamping gitu mas.
Hambatan – hambatan apa saja
yang dijumpai selama pelaksaan
program dan kemungkinan jika
program dilanjutkan?
Untuk hambatan banyak mas salah
satunya waktu pas pencairan. Ada
beberapa Ibu - ibu yang belum
mempunyai KTP Jakarta, masih
kartu keluarga daerah. Kami dan
pegawai kantor pos tidak bisa
mencairakannya
4. EVALUASI HASIL
Apakah tujuan – tujuan yang
ditetapkan sudah tercapai?
Alhamdulillah dari awal kita
validasi, lalu melaksanakan
pengarahan, seminar – seminar
atau penyuluhan ke Ibu - ibu setiap
kelompok, dan sampai pencairan.
Itu semua kita sudah tercapai mas.
Pertanyaan – pertanyaan apakah
yang mungkin dirumuskan
berkaitan antara rincian proses
dengan pencapaian tujuan?
Kalau untuk merumuskan sesuatu
hal terkait dengan pelaksanaan
PKH biasanya itu kita rapat dengan
pendamping se-Jakarta Selatan di
Walikota Jakarta Selatan. Jadi tiap
satu bulan sekali atau tiga bulan
sekali kita mengadakan rapat
koordinasi. Kita membahas semua
yang terjadi dilapanagan mengenai
pencairan, verifikasi, dan lain –
lain. Untuk mencari solusi dan
membantu teman – teman para

pendamping lainnya.
Dalam hal apakah berbagai
kebutuhan penerima PKH yang
sudah dapat dipenuhi selama
proses pemberian bantuan?
Dalam hal kebutuhan kita
memberikan uang tunai mas ya,
tetapi kita tidak sampai disitu. Kita
juga memberikan pengawasan
terhadap KSM, seperti meninjau
posyandu – posyandu,
pendampingan Ibu – ibu kelompok
dan survey kesekolah – sekolah
apakah anak penerima bantuan
benar – benar hadir atau tidak
disekolahnya.
Apakah dampak yang diperoleh
penerima pkh dalam waktu yang
relatif panjang dengan adanya pkh
ini?
Kalau untuk dampaknya mas ya,
kalau saya rasa Ibu – ibu sangat
ketergantungan. Soalnya dari
pencairan yang sudah ditetapkan
pertiga bulan sekali. Banyak sekali
yang mengeluhkan dan
mengharapkan pencairan
dilaksanakan setiap sebulan sekali
mas.

Transkrip Wawancara Mendalam Untuk Evaluasi Program Keluarga
Harapan Di Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan
Nama Informan (inisial) : AI
Jabatan : Pendamping/Koordinator Kecamatan
Hari/Tgl Wawancara : Sabtu, 5 Maret 2016
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. EVALUASI KONTEKS
Kebutuhan apa saja yang belum
terpenuhi oleh PKH, misalnya:
biaya pendidikan dan biaya
kesehatan?
Kedua biaya tersebut sudah
terpenuhi
Tujuan pengembangan apakah
yang belum dapat tercapai oleh
PKH, misalnya: peningkatan
kesehatan dan prestasi siswa
karena adanya program PKH ini?
Untuk tujuan pengembangan
kesehatan ataupun pendidikan
semua kembali pada keseriusan
pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat secara
umum. Bukan hanya pada peserta
dalam program PKH tentunya
tinggal mengikuti aturan sebagai
peserta yang diharuskan memenuhi
persyaratan dalam PKH dan
dimonitor oleh para pendamping
diwilayah setempat agar
masyarakat peserta PKH dapat
dipantau kebutuhan pendidikan dan
kesehatannya, agar para peserta
lebih mudah mengakses kebutuhan
tersebut dalam pendidikan dan
kesehatan.
Tujuan pengembangan apakah
yang dapat membantu
mengembangkan masyarakat,
misalnya: kesadaran orang tua
untuk memberikan makanan
bergizi dsb dan juga kesadaran
orang tua siswa penerima PKH?
Dengan adanya program PKH,
masyarakat sangat terbantu sekali
khususnya dalam kebutuhan
ekonomi meraka. Dengan adanya
bantuan PKH yang memang
didalamnya diharuskan
mengutamakan perhatiannya pada
pendidikan dan kesehatan anak.
Para orang tua dan siswa peserta
PKH sangat termotivasi untuk
mengutamakan pendidikan juga
perhatiannya terhadap gizi anak
balitanya.

Tujuan – tujuan mana sajakah yang
paling mudah dicapai?
Pendidikan dan kesehatan anak
adalah yang paling mudah dicapai,
karena keduanya adalah sasaran
utma perhatian program PKH.
Tentunya pencapaiannya pun harus
melalui proses dampingan dari para
pendamping yang fokus sebagai
pelaksana terdepan dalam program
ini serta dukungan yang positif
pemerintah dalam program ini.
2. EVALUASI MASUKAN
Apakah pelayanan yang diberikan
kepada penerima PKH berdampak
jelas?
Pelayanan pendamping pada para
peserta sangat jelas, bukan hanya
saat pelaksanaan pencairan saja,
namun pada saat pemutakhiran
data, pertemuan kelompok juga
kesempatan dalam komunikasi
dengan peserta pun menjadi proses
perhatian khusus demi
kelangsungan PKH.
Berapa keluarga yang menerima
dengan senang hati atas ketentuan
yang diberlakukan oleh PKH,
(misal: jumlah nominal
pencairan)?
Semua peserta merasa senang
dengan nominal yang mereka
terima masing – masing. Disinilah
peranan seorang pendamping
sangat dituntut dalam memberikan
penjelasan pada para peserta bahwa
nominal yang diterima masing –
masing peserta berbeda.
Bagaimana reaksi penerima pkh
terhadapa bantuan yang diberikan?
Tentu sangat senang dan sangat
dinanti – nantikan para peserta.
Seberapa tinggi kenaikan prestasi
peserta PKH siswa disekolahnya?
Kenaikan prestasi siswa disekolah
saat ini memang belum terpantau
secara umum, namun beberapa
siswa berprestasi dari peserta PKH
tetap mempertahankan prestasinya
disekolah yang memang selalu
diingatkan dan diperhatikan para
pendamping.
3. EVALUASI PROSES
Apakah pelaksaan program sesuai
dengan jadwal?
Tidak
Apakah staf yang terlibat didalam
pelaksaan program akan sanggup
menangani kegiatan selama
program berlangsung?
Selama program berjalan semua
staf sanggup menangani program
ini.
Apakah staf yang terlibat diberikan
pembekalan mengenai
pendampingan?
Ya diberikan pembekalan pelatihan

Apa latar belakang pendidikan
para pendamping sosial?
S1
Apakah sarana dan prasarana yang
disediakan dimanfaatkan secara
maksimal
Benar
Hambatan – hambatan apa saja
yang dijumpai selama pelaksaan
program dan kemungkinan jika
program dilanjutkan?
Koordinasi dengan berbagai pihak
yang terkait baik dari tingkat
kementrian sampai dengan pihak
kelurahan, RW, dan RT masih
sangat sulit. Namun semua dapat
diatasi dengan baik.
4. EVALUASI HASIL
Apakah tujuan – tujuan yang
ditetapkan sudah tercapai?
Sudah
Pertanyaan – pertanyaan apakah
yang mungkin dirumuskan
berkaitan antara rincian proses
dengan pencapaian tujuan?
Dalam hal apakah berbagai
kebutuhan penerima PKH yang
sudah dapat dipenuhi selama
proses pemberian bantuan?
Apakah dampak yang diperoleh
penerima pkh dalam waktu yang
relatif panjang dengan adanya pkh
ini?
Dengan program ini tujuan intinya
adalah dapat mengurangi angka
kemiskinan.

Transkrip Wawancara Mendalam Untuk Evaluasi Program Keluarga
Harapan Di Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan
Nama Informan (inisial) : YN
Jabatan : Penerima Bantuan
Hari/Tgl Wawancara : Rabu, 30 Maret 2016
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. EVALUASI KONTEKS
Kebutuhan apa saja yang belum
terpenuhi dari program PKH?
Alhamdulillah mas ya saya dapat
biaya pendidikan dan kesehatan
buat anak – anak saya, kaya anak
saya kalo sakit bisa ke puskesmas
cukup dari bantuan PKH.
Apakah peningkatan kesehatan dan
prestasi siswa berdampak jelas
dengan adanya program PKH ini?
Ada sih peningkatannya soalnya
kan dari kesehatan untuk Ibu hamil
dapat, balita juga ada bagiannya.
walaupun dapatnya tiga bulan
sekali paling gak kan tambahannya
bisa buat beli susu.
Apakah Ibu sangat terbantu dengan
adanya program PKH?
Oh mas, sangat terbantu sekali saya
ya setidaknya buat tambah –
tambahan.
Dari dua komponen pendidikan
dan kesehatan manakah yang Ibu
sangat rasakan manfaatnya?
Ya kalo dari pendidikan
alhamdulillah mas anak saya bisa
les dari bantuan PKH uangnya bisa
saya alihkan ke anak buat ikut
les/bimbel. Yang tadinya gak bisa
ikut les bisa les, yang tadinya gak
bisa ikut bimbel bisa ikut bimbel.
2. EVALUASI MASUKAN
Apakah pelayanan yang diberikan
kepada penerima PKH cukup
puas?
Oh puas banget. Mas idrus
orangnya baik ramah, ya pokoknya
ramah banget gak pilih – pilih,
orangnya humoris yang Ibu – ibu
seneng ya itu.
Apakah Ibu menerima dengan
senang hati atas ketentuan yang
diberlakukan oleh PKH?
Ya seneng bangetlah mas
alhamdulillah. Ya bisa buat biaya
yang tadinya gak ada harapan jadi
ada harapan. Miasalnya kaya buat
les tadinya gak ada buat les,
dengan adanya dari harapan
akhirnya bisa ikut les.
Bagaimana reaksi Ibu terhadapa Seneng banget saya sebagai

bantuan yang diberikan? penerima dari keluarga harapan
seneng banget saya berterimakasih
banget dapat dana ini. saya juga
alhamdulillah insyaAllah saya
manfaatin buat anak – anak saya
buat keluarga saya. Saya kan anak
banyak udah tiga mau empat ini
lagi hamil.
Apakah ada perubahan prestasi
dari anak Ibu disekolahnya?
Ya mungkin kalo prestasi ada kali
ya cuman namanya anak kan lain –
lain kadang udah di lesin juga ya,
kalo anaknya kurang ya gak ini sih,
gak nyalahin. Namanya juga
kemampuan anak
3. EVALUASI PROSES
Apakah pelaksaan program sesuai
dengan jadwal?
Ya kalo sesuai jadwal ya saya gak
tau jadwalnya tanggal berapa ya,
yang pastinya sih setiap pencairan
pasti cair mas.
Bagaimana pelayanan staf PKH
yang diberikan pada saat
pelaksanaan program?
Untuk pelayanan baik banget
dateng kesini sebelum pencairan
kita kumpul besoknya sudah cair,
jadi sebelumnya kita ada
pertemuan dulu mas sebelum
pencairan.
Apakah staf yang terlibat
memberikan penyampaian dengan
jelas?
Mas idrus jelas banget, ya dia
jelasinnya jelas banget. Kadang
saya bantuin mas idrus kalo ada
anggota penerima PKH yang gak
sama dapat bantuannya ke ibu –
ibu yang lain.
Apakah ada kesulitan selama
pelaksanaan program?
Gak ada kendala apa apa mas ya,
soalnya mas idrus juga kalo ada
informasi dari pusat dia juga
langsung kabarin ke saya, dan saya
juga bisa kasih kabar ke Ibu – ibu
yang lain. Jadi tepat terus.
4. EVALUASI HASIL
Apakah bantuan yang diberikan
sudah cukup maksimal?
Alhamdulillah cukuplah mas kalo
untuk bantuan yang sudah
diberikan dari bantuan PKH.
Bagaimana tanggapan Ibu dengan
program PKH ini?
Puas aja mas seneng deh pokoknya
dapat bantuan dari PKH hehehe
Dalam hal apakah kebutuhan Ibu
yang sudah dapat dirasakan selama
proses pemberian bantuan PKH
ini?
Sangat membantu mas, apalagi
suami saya kan cuma buruh
bangunan anak banyak, kemarin
rumah aja hampir pengen rubuh
kebawah. Ya alhamdulillah dengan

adanya bantuan PKH ada buat
tambah – tambahan mas.
Apakah dampak yang dirasakan
Ibu, apabila program ini tidak
diteruskan?
yah.. muadah – mudahan ini jalan
terus. Saya berharap program ini
jalan terus saya sangat bersyukur
dapat bantuan ini. Terima kasih
sekali buat keluarga harapan
apalagi buat saya suami saya cuma
kerja bangunan anak saya banyak
ini udah mau empat.

Transkrip Wawancara Mendalam Untuk Evaluasi Program Keluarga
Harapan Di Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan
Nama Informan (inisial) : SL
Jabatan : Penerima Bantuan
Hari/Tgl Wawancara : Jum’at, 15 April 2016
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. EVALUASI KONTEKS
Kebutuhan apa saja yang belum
terpenuhi dari program PKH?
Kalo dari saya sih mas pendidikan,
kalo untuk pendidikan kuranglah
kalo sebulannya segitu. Ya buat
pendidikan namanya kan anak
SMA ada yang bayar SMP ada
yang bayar kan gitu.
Apakah peningkatan kesehatan dan
prestasi siswa berdampak jelas
dengan adanya program PKH ini?
Oh iya, yakan anak saya bisa jadi
sekolah, bisa beli sepatu dapet dari
PKH mas. Alhamdulillah, saya
orang rumah jarang sakit.
Apakah Ibu sangat terbantu dengan
adanya program PKH?
Iya sangat terbantu sekali mas
Dari dua komponen pendidikan
dan kesehatan manakah yang Ibu
sangat rasakan manfaatnya?
Ya dua – duanya mas, saya sangat
terbantu banget
2. EVALUASI MASUKAN
Apakah pelayanan yang diberikan
kepada penerima PKH berdampak
jelas?
Jelas, berjalan dengan baik, tepat,
teratur.
Apakah Ibu menerima dengan
senang hati atas ketentuan yang
diberlakukan oleh PKH?
Oh senang mas, gampang kok
cuma persyaratannya KTP DKI aja
kok
Bagaimana reaksi Ibu terhadap
bantuan yang diberikan?
Ya reaksinya pada seneng aja mas
hahaha
Apakah ada perubahan prestasi
dari anak Ibu disekolahnya?
Anak saya kan laki – laik, biasanya
malas belajar. Ini ada ranking.
3. EVALUASI PROSES
Apakah pelaksaan program sesuai
dengan jadwal?
Sesuai mas, kalo saya yang rasakan
sampai saat ini
Bagaimana pelayanan staf PKH
yang diberikan pada saat
pelaksanaan program?
Pelayanan cukup baik, ya gimana
ya.. namanya orang dapat bantuan
ya seneng aja mas.
Apakah staf yang terlibat
memberikan penyampaian dengan
jelas?
Ya, kalo untuk penyampaian cukup
jelas mas. sebeleum pertemuan
saya dikasih tau lewat sms telfon

Apakah ada kesulitan selama
pelaksanaan program?
Gak ada sih, paling kesulitannya
kalo ada anggotanya karna yang
gak punya KTP DKI
4. EVALUASI HASIL
Apakah bantuan yang diberikan
sudah cukup maksimal?
Iya cukup, kan diluar dari bantuan
kita dapet bantuan tetap juga
Bagaimana tanggapan Ibu dengan
program PKH ini?
Wah ngebantu banget, Apalagi ini
bantuan untuk masyarakat orang
yang gak mampu.
Dalam hal apakah kebutuhan Ibu
yang sudah dapat dirasakan selama
proses pemberian bantuan PKH
ini?
Kalo yang rasain dua – dua nya
cukup terbantu mas, dari
pendidikan sama kesehatan.
Lumayan mas kalo ada bantuan ini
Apakah dampak yang dirasakan
Ibu, apabila program ini tidak
diteruskan?
Oh jangan banget mas.. waduh ini
ngebantu banget. Harapan saya
lanjut terus , walaupun ganti
pemimpin ganti siapa juga lanjut
terus.

Transkrip Wawancara Mendalam Untuk Evaluasi Program Keluarga
Harapan Di Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan
Nama Informan (inisial) : NN
Jabatan : Penerima Bantuan
Hari/Tgl Wawancara : Jum’at, 15 April 2016
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. EVALUASI KONTEKS
Kebutuhan apa saja yang belum
terpenuhi dari program PKH?
Kebutuhan anak sekolah kan, yak
beli sepatu, beli buku, yak banyak
dah...
Apakah peningkatan kesehatan dan
prestasi siswa berdampak jelas
dengan adanya program PKH ini?
Iya jelas, pokoknya banyak
manfaatnya deh
Apakah Ibu sangat terbantu dengan
adanya program PKH?
Dari dua komponen pendidikan
dan kesehatan manakah yang Ibu
sangat rasakan manfaatnya?
Kalo saya pendidikan, kalo
kesehatan kan ya namanya
Alhamdulillah pada sehat. Sekolah
anak udah pada gratis. Ya lumayan
buat beli sepatu, beli buku, sama
buat les juga.
2. EVALUASI MASUKAN
Apakah pelayanan yang diberikan
kepada penerima PKH berdampak
jelas?
Jelas mas
Apakah Ibu menerima dengan
senang hati atas ketentuan yang
diberlakukan oleh PKH?
Seneng banget mas
Bagaimana reaksi Ibu terhadapa
bantuan yang diberikan?
senenglah pokonya
Apakah ada perubahan prestasi
dari anak Ibu disekolahnya?
Ya alhamdulillah mas, kalo anaku
ya dapet rangking kalo gak
rangking 1,2 kalo gak 3
3. EVALUASI PROSES
Apakah pelaksaan program sesuai
denga jadwal?
Iyaa sesuai jadwal mas, kita setiap
ada pencairan tiap koordinator
dihubungi dulu
Bagaimana pelayanan staf PKH Ya lumayan baik

yang diberikan pada saat
pelaksanaan program?
Apakah staf yang terlibat
memberikan penyampaian dengan
jelas?
Jelas mas, koordinator –
koordinatornya baik – baik.
Pokoknya ngebantu kita
Apakah ada kesulitan selama
pelaksanaan program?
Alhamdulillah gak ada, kalo kaya
gini modelnya cepet mas apalagi
dapet duit haha
4. EVALUASI HASIL
Apakah bantuan yang diberikan
sudah cukup maksimal?
Sudah cukup ngebantu apalagi, kita
juga dapat bantuan tetap.
Bagaimana tanggapan Ibu dengan
program PKH ini?
Ngebantu banget mas, apalagi anak
– anak saya banyak
Dalam hal apakah kebutuhan Ibu
yang sudah dapat dirasakan selama
proses pemberian bantuan PKH
ini?
kalo selama ini sih pendidikan, kita
kan pada Alahamdulillah jarang
sakit mas
Apakah dampak yang dirasakan
Ibu, apabila program ini tidak
diteruskan?
Ya sedihlah, biasa dapet bantuan.
Anak butuh apa kita udah tenang,
lah ini udah gak ada wah berat
banget. Mudah – mudahan jalan
terus.

Transkrip Wawancara Mendalam Untuk Evaluasi Program Keluarga
Harapan Di Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan
Nama Informan (inisial) : DV
Jabatan : Penerima Bantuan
Hari/Tgl Wawancara : Rabu, 27 April 2016
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. EVALUASI KONTEKS
Kebutuhan apa saja yang belum
terpenuhi dari program PKH?
Kalo menurut saya sudah
mencukupilah.
Apakah peningkatan kesehatan dan
prestasi siswa berdampak jelas
dengan adanya program PKH ini?
Ada peningkatan mas ya untuk
kesehatan bisa berobat gratis saya.
Apakah Ibu sangat terbantu dengan
adanya program PKH?
Iya terbantu Alhamdulillah saya
bisa menutupi kebutuhan yang
kurang, ya lumayan buat beli
susulah mas
Dari dua komponen pendidikan
dan kesehatan manakah yang Ibu
sangat rasakan manfaatnya?
Dua – dua nya, kesehatan juga
pendidikan juga.
2. EVALUASI MASUKAN
Apakah pelayanan yang diberikan
kepada penerima PKH cukup
puas?
sangat puas sekali saya bisa
mendapat bantuan dari pkh.
Apakah Ibu menerima dengan
senang hati atas ketentuan yang
diberlakukan oleh PKH?
Oh senang sekali mas, ibarat kata
gimana ya siapa yang gak senang
kalo nerima duit sih, pokoknya
sangat senanglah hahaa
Bagaimana reaksi Ibu terhadap
bantuan yang diberikan?
Alhamdulillah bisa terbantu semua
dari hal – hal yang kurang bisa
terpenuhi jadi ada tambah –
tambahan.
Apakah ada perubahan prestasi
dari anak Ibu disekolahnya?
Gak ada mas, biasa sih saya beliin
buat buku, tas, sama yang lain –
lain. Apalagi sekarang sekolah
udah gratis paling saya buat les.
3. EVALUASI PROSES
Apakah pelaksaan program sesuai
dengan jadwal?
Sesuai jadwal, tepat, pasti
jadwalnya mas. Soalnya ini kan
pertiga bulan jadi setahun itu empat
kali.

Bagaimana pelayanan staf PKH
yang diberikan pada saat
pelaksanaan program?
Pelayanannya bagus, tertib kalo
ada pencairan. Lagi pula mas kita
dibikin gelombang tiap RW, jadi
gak bentrok waktunya kalo mau
ngambil pencairan.
Apakah staf yang terlibat
memberikan penyampaian dengan
jelas?
Kita sebelum pencairan mas
dikumpulin dulu semua ibu – ibu
dari kelompok saya. Kelompok
saya kan ada ibu – ibu dari RT 01
sampai RT 08. Udah dah tuh yang
ikut bantuan PKH dikumpulin
semua. Ya lumayanlah jadi nambah
temen, yang tadinya gak kenal jadi
kenal. Pokonya udah kaya sodara
sendiri dah
Apakah sarana dan prasarana yang
disediakan dimanfaatkan secara
maksimal
Apakah ada kesulitan selama
pelaksanaan program?
Gak ada sih mas, informasi yang
diberikan dari pedamping juga
udah jelas. Gak pernah lewat dari
jadwal.
4. EVALUASI HASIL
Apakah bantuan yang diberikan
sudah cukup maksimal?
Alhamdulillah sudah, dikata
kurang ya kurang, dikata lebih ya
lebih mas.
Bagaimana tanggapan Ibu dengan
program PKH ini?
Ya pengen nya sih ada terus.
Dalam hal apakah kebutuhan Ibu
yang sudah dapat dirasakan selama
proses pemberian bantuan PKH
ini?
Ya apa ya, pokonya udah semua
mas dari pendidikan udah terus dari
kesehatan ya juga udah.
Apakah dampak yang dirasakan
Ibu, apabila program ini tidak
diteruskan?
Aduuuh... gimana ya. Nanti yang
kita pengen ke beli jadi gak bisa
kebeli. Jangan dong. Kalo bisa ada
terus program PKH ini.

Transkrip Wawancara Mendalam Untuk Evaluasi Program Keluarga Harapan Di
Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan
Nama Informan : Alwidrus
Jabatan : Pendamping
Hari/Tgl Wawancara : 27 April 2016
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Seleksi dan Penetapan Lokasi PKH
Ini kebijakaan dari pihak tertinggi yaitu
pihak kementerian dan pihak pemda
stempat, dalam hal ini tentunya walikota
setempat yang memang bersedia program
pkh ini dijalankan didaerah tersebut. Dan
melihat memamng kondisi daerah tersebut
masih ada atau tidaknya orang - orang yang
berhak mendapat bantuan PKH.
2. Sosialisasi dan Rapat Koordinasi
Kalo sosialisai dan rapat Koordinasi
pastinya ada, tentunya setelah program pkh
disetujui di daerah tersebut. Mulai dari pihak
walikota kemudian kecamatan masing –
masing dan juga beberapa perangkat –
perangkat yang berada di daerah tersebut,
yang tentunya yang berkaitan dengan pihak
kementerian sosial dari tingkat kecamatan
minimal mulai dari Kepala Dinas Sosial
Kecamatan (KDSK). Selanjutnya koordinasi
juga dilakukan dari tingkat Kelurahan, RT,
RW, dan para pendamping pkh.
3. Rekruitmen dan Diklat
Pendamping Operator PKH
Oh itu disiapkan dari pihak pusat yang juga
berkoordinasi dengan pihak walikota
setempat. Jadi, pihak walikota yang ditunjuk
oleh kementerian mempersiapkan
perekrutan dan diklat pendamping operator
pkh, dan itu pun waktunya ditentukan. Pada
saat perekrutan proses ini dilakukan secara
online. Perekrutan dan diklat juga
dilaksanakan selama seminggu yang di
tempatkan di balai kementerian sosial yang
berlokasi di daerah radio dalam.
4. Pembentukan Sekretariat UPPKH
Kab/Kota
Kalo pembentukan sekret tingkat kota
memang itu sudah disiapkan di walikota
jakarta selatan gedung C lantai 10, namun
untuk masing – masing kecamatan memang
kita sudah disiapkan tempat dari Kepala

Dinas Sosial Kecamatan (KDSK) nya dan
diberikan berupa peralatan kantor seperti
meja kantor, atk, dan lain – lain.
5. Pertemuan Awal dan Validasi
Calon Peserta PKH
Pertemuan awal kita lakukan setelah kita
mendapat data secara keseluruhan dari pihak
kementerian sosial yang sudah diberikan
kepada pihak walikota dari sana kita
melakukan pemetaan dari masing – masing
daerah. Untuk pendamping di daerah
kecamatan kebayoran lama yang terbagi
menjadi lima pendamping itu untuk
menangani enam kecamatan, dari sana kita
masing – masing melakukan pertemuan
awal dan dibagi jadwal pertemuan awal agar
semua proses validasi itu bisa terselesaikan
dari komponen – komponen yang
dibutuhkan dari program keluarga harapan.
6. Pencairan Pertama
Untuk pencairan pertama kali kita
dijadwalkan pada akhir 2014 Desember.
Jadi, sebelum waktu pencairan para
pendamping melaukan pertemuan kelompok
terlebih dahulu memproses ulang kembali
betul atau tidaknya meraka adalah penerima
program keluarga harapan tersebut yang
sebelumnya pernah dilakukan validasi.
Proses dari validasi ke pencairan pertama
program keluarga harapan itu kurang lebih
tiga bulan setelah validasi.
7. Bimbingan Teknis
Bimbingan teknis ini kita diberikan
pembekalan sebelum terjun melakukan
validasi serta proses kita melakukan
beberapa pemutakhiran. lalu melakukan
proses pengecekan dimasing – masing
sekolah anak tersebut betul tidak anak itu
sekolah dan ke puskesmas apabila ada ibu
hamil benar tidak dia pernah ke puskesmas
masing – masing.
8. Verifikasi Komitmen peserta PKH
Pada Komponen Kesehatan dan
Pendidikan
Verifikasi komitmen peserta artinya disana
setelah mereka dilakukan validasi dan
mereka mengaku bahwa ada komponen anak
sekolah sebagai penerima fasilitas
pendidikan dan juga balita penerima fasilitas
kesehatan atau ibunya yang sedang hamil
disitu kita melakukan komitmen
bawasannya mereka benar. Harus jika
anaknya sekolah absensinya tidak boleh
kurang dari 85 % kalo yang ibu balita harus
memeriksa kandungannya minimal empat
kali sebelum waktu melahirkan, dan begitu
pun balita komitmen mereka harus

memeriksa kesehatan di posyandu terdekat
atau puskesmas. Untuk peserta pendidikan
apabila kurang dari 85 % dari absen siswa
tersebut maka dalam proses pencairan
berikutnya ada pengurangan sebesar 10 %
dari nilai mereka yang diterima, dan apabila
kejadian ini terulang selama tiga bulan maka
komponen dalam satu keluarga tersebut
akan dicabut kepesertaannya
9. Pencairan berdasarkan Verifikasi
Untuk pencairan selanjutnya tidak jauh
berbeda dengan pencairan pertama hanya
saja pencairan kedua kali dan seterusnya
para pendamping lebih mudah karna sudah
mendapatkan data dari pertemuan awal
10. Monitoring, Evaluasi, dan
Pelaporan.
Untuk monitoring, evaluasi, dan pelaporan
terkadang kita dalam proses pencairan itu
didampingi pihak KDSK dalam hal ini
mereka ikut menghadiri pada saat proses
pencairan atau mereka melakukan
pengecekan ulang pada penerima PKH.
Disana mereka melakukan wawancara betul
tidak uang yang diterima dalam jumlah
sesuai atau tidak dan dari data pun penerima
dicek benar tidak sebagai penerima program
keluarga harapan. Untuk proses evaluasi kita
setiap bulannya ada bahkan kalo pun ada hal
– hal yang penting kita melakukan meeting
ditingkatan kota. Untuk proses pelaporan
ada bentuk laporan tiap bulannya dari setiap
pendamping yang hal ini dikumpulkan di
walikota Jakarta Selatan.

Transkrip Wawancara Mendalam Untuk Evaluasi Program Keluarga Harapan Di
Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan
Nama Informan : Imam Panji Saputro
Jabatan : Pendamping
Hari/Tgl Wawancara : 28 April 2016
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Seleksi dan Penetapan Lokasi PKH
Kalo untuk seleksi dan penetapan lokasi itu
langsung dari kementerian sosial yang
menanganinya dan bekerjasama dengan
pemda, kecamatan, serta kelurahan yang
merujuk dari data sensus 2010 untuk
menentukan warga yang kurang tidak
mampu sebagai penerima PKH
2. Pembentukan Sekretariat UPPKH
Kab/Kota
Kalo unuk pembentukan sekret itu dari
pihak kementerian sosial dan pemda jakarta
selatan. Sekret PKH Jakarta Selatan itu
bertempat di Gedung C Walikota Jakarta
Selatan lantai 10.
3. Pertemuan Awal dan Validasi
Calon Peserta PKH
Kalo pertemuan awal kita sudah dapat data
dari bps mas. Jadi, kita langsung turun
kelapangan yang sebelumnya dibagi – bagi
kelurahan setiap para pendamping untuk
mengumpulkan warga – warga
dampingannya dengan berkoordinasi pada
pihak kecamatan, kelurahan, RW dan RT.
Untuk validasi kita mengecek keluarga yang
manakah bisa mendapat bantuan dari
komponen pedidikan atau kesehatan
4. Pencairan Pertama
untuk jadwal pencairan kita mengikuti
jadwal dari pusat mas, dan untuk pencairan
pertaman nominalnya sudah ditentukan oleh
kantor pos yang sebelumnya penerima
bantuan PKH telah melakukan validasi
kepesertaan komponen pendidikan dan
kesehatan.
5. Bimbingan Teknis Bimtek itu seperti pelatihan kita seperti cara
melakukan bagaimana validasi, sosialisasi,
sampai evaluasi kita harus seperti apa mas.
6. Verifikasi Komitmen peserta PKH Proses verifikasi ini dilakukan para
pendamping untuk melakukan pengecekan

Pada Komponen Kesehatan dan
Pendidikan
kepada penerima bantuan setelah melakukan
pencairan awal. Biasanya mas kita setiap
bulan melakukannya seperti untuk Ibu hamil
dan balita kita biasany mengunjungi
puskesmas memantau gizi anak, timbangan,
dan kesehatan anak. Kalo untuk pendidikan
biasanya kita melakukan secara independen
atau diam – diam melakukan pengecekan
kehadiran tiap siswa yang menjadi peserta
PKH.
7. Monitoring, Evaluasi, dan
Pelaporan
Memang seperti itu kita mengadakan
monitoring, evaluasi, dan pelapora mas.
Apalagi setelah pencairan selesai kita
langsung membuat laporan, selanjutnya
laporan yang kita buat kita berikan ke
tingkat kota untuk di evaluasi bersama –
sama pendamping dan operator kecamatan
se-Jakarta Selatan.



