EVALUASI PRAKIRAAN SERANGAN ORGANISME … filePrakiraan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah...

54
EVALUASI PRAKIRAAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN UTAMA PADI, JAGUNG DAN KEDELAI MT 2017/2018 DAN PRAKIRAAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN UTAMA PADI, JAGUNG DAN KEDELAI MT 2017 DI INDONESIA

Transcript of EVALUASI PRAKIRAAN SERANGAN ORGANISME … filePrakiraan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah...

EVALUASI PRAKIRAAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN UTAMA

PADI, JAGUNG DAN KEDELAI MT 2017/2018 DAN

PRAKIRAAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN UTAMA

PADI, JAGUNG DAN KEDELAI MT 2017 DI INDONESIA

Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan Pagei

KATA PENGANTAR

Prakiraan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah kegiatan

mendeteksi atau memprediksi perkembangan populasi atau serangan OPT yang

akan terjadi pada masa mendatang serta kemungkinan penyebarannya dalam

ruang dan waktu tertentu. Manfaat dari penyusunan angka prakiraan serangan

OPT adalah sebagai peringatan dini agar dapat dilakukan tindakan yang tepat

sehingga angka kejadian di lapangan dapat dicegah seminimal mungkin.

Disamping memuat tentang prakiraan luas serangan OPT pada tanaman

padi, jagung, dan kedelai untuk musim tanam (MT) 2017/2018, buku ini juga

dilengkapi dengan hasil evaluasi prakiraan serangan terhadap kejadian di

lapangan pada MT 2017.

Prakiraan serangan OPT pada tanaman padi, jagung, dan kedelai MT.

2017/2018 dan evaluasi prakiraan serangan OPT MT 2017 ini disusun

berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan (seluruh provinsi di Indonesia).

Oleh karena penyusunan angka prakiraan serangan OPT ini sangat bergantung

pada ketersediaan dan keakuratan data lapangan, maka kami sangat

mengharapkan kerjasama yang baik dari semua pihak yang terkait.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu penyusunan buku prakiraan dan evaluasi serangan OPT pada

tanaman padi, jagung, dan kedelai. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan

buku ini, oleh karena itu saran dan kritik sangat kami harapkan untuk perbaikan di

masa yang akan datang.

Jatisari, September 2017

Kepala Balai,

Ir. Tri Susetyo. M.M.

NIP. 195903111983031022

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..

i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..... ii DAFTAR TABEL……………………………………………………………………..... iv I. PENDAHULUAN……………………………………………………………. 1 II. EVALUASI PRAKIRAAN SERANGAN OPT UTAMA TANAMAN PADI,

JAGUNG, DAN KEDELAI TERHADAP KEJADIAN MT.2016/2017……..

2 2.1. Evaluasi Prakiraan Serangan OPT Utama Tanaman Padi

MT 2017…………..……………………………………………..............

2 2.1.1. Evaluasi Prakiraan Serangan Penggerek Batang Padi

(PBP) ...................................................................................

2 2.1.2. Evaluasi Prakiraan Serangan Wereng Batang Coklat

(WBC) ..................................................................................

3 2.1.3. Evaluasi Prakiraan Serangan Tikus……………………….... 3 2.1.4. Evaluasi Prakiraan Serangan Tungro………………………. 3 2.1.5. Evaluasi Prakiraan Serangan Penyakit Blas………………. 3 2.1.6.

2.1.7. Evaluasi Prakiraan Serangan BLB/Kresek……………….... Evaluasi Prakiraan Serangan Ulat Gerayak ........................

4 4

2.2. Evaluasi Serangan OPT Utama Tanaman Jagung MT 2017 9 2.2.1. Evaluasi Prakiraan Serangan Lalat Bibit ............………….. 9 2.2.2. Evaluasi Prakiraan Serangan Penggerek Batang ............... 9 2.2.3. Evaluasi Prakiraan Serangan Bulai………………………… 10 2.2.4. Evaluasi Prakiraan Serangan Tikus………………………... 10 2.2.5. Evaluasi Prakiraan Serangan Penggerek Tongkol……….. 10 2.2.6.

2.2.7. Evaluasi Prakiraan Serangan Ulat Gerayak……………...... Evaluasi Prakiraan Serangan Hawar Daun .........................

10 11

2.3. Evaluasi Serangan OPT Utama Tanaman Kedelai MT 2017. 16 2.3.1 Evaluasi Prakiraan Serangan Penggerek Polong Kedelai.. 16 2.3.2. Evaluasi Prakiraan Serangan Lalat Kacang……………….. 16 2.3.3. Evaluasi Prakiraan Serangan Ulat Gerayak……………...... 17 2.3.4. Evaluasi Prakiraan Serangan Tikus………………………... 17 2.3.5. Evaluasi Prakiraan Serangan Penggulung Daun Kedelai.. 17 2.3.6. Evaluasi Prakiraan Serangan Ulat Jengkal……………….. 17 III. PRAKIRAAN SERANGAN OPT UTAMA TANAMAN PADI, JAGUNG

DAN KEDELAI PADA MT 2017/2018.....................………………………...

21 3.1. Prakiraan Serangan OPT Utama Tanaman Padi MT 2017/2018.... 21 3.1.1. Prakiraan Serangan Penggerek Batang Padi…………….. 21 3.1.2. Prakiraan Serangan Wereng Batang Coklat……………..... 22 3.1.3. Prakiraan Serangan Tikus…………………………………... 22 3.1.4. Prakiraan Serangan Tungro………………………………… 22 3.1.5. Prakiraan Serangan Blas……………………………………. 23 3.1.6.

3.1.7. Prakiraan Serangan BLB/Kresek…………………………… Prakiraan Serangan Ulat Gerayak .....................................

23 23

3.2. Prakiraan Serangan OPT Utama Jagung MT 2017……………….... 27 3.2.1. Prakiraan Serangan Lalat Bibit………………………….….... 27 3.2.2. Prakiraan Serangan Penggerek Batang Jagung……….….. 28 3.2.3. Prakiraan Serangan Bulai………………………………….…. 28 3.2.4. Prakiraan Serangan Tikus…………………………………..... 28 3.2.5. Prakiraan Serangan Penggerek Tongkol Jagung………….. 28 3.2.6.

3.2.7. PrakiraanSerangan Ulat grayak……………………………… Prakiraan Serangan Hawar Daun Jagung ..........................

29 29

3.3. Prakiraan Serangan OPT Utama Kedelai MT 2017…………………. 33 3.3.1. Prakiraan Serangan Penggerek Polong Kedelai………..…. 33 3.3.2. Prakiraan Serangan Lalat Kacang……………………..……. 34 3.3.3. Prakiraan Serangan Ulat Grayak……………………..……… 34 3.3.4. Prakiraan Serangan Tikus…………………………………..... 34 3.3.5. Prakiraan Serangan Penggulung Daun Kedelai………….... 34 3.3.6. Prakiraan Serangan Ulat Jengkal………………………..….. 34 IV. SIMPULAN DAN SARAN………………………………………………………. 38 4.1. Simpulan…………………………………………………………………. 38 4.2. Saran……………………………………………………………………... 38

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Evaluasi Prakiraan Serangan OPT Utama pada Tanaman

Padi di Indonesia MT. 2017 ...............................……………….

2 Tabel 2. Evaluasi Prakiraan Terhadap Kejadian Serangan Penggerek

Batang Padi dan Wereng Batang Coklat MT 2017 di Indonesia ..................................................................................

5 Tabel 3. Evaluasi Prakiraan Terhadap Kejadian Serangan Tikus dan

Tungro pada Tanaman Padi MT 2017 di Indonesia..................

6 Tabel 4. Evaluasi Prakiraan Terhadap Kejadian Serangan Blas dan

BLB pada Tanaman Padi MT 2017 di Indonesia .....................

7 Tabel 5. Evaluasi Prakiraan Terhadap Kejadian Serangan Ulat

Gerayak pada Tanaman Padi MT 2017 di Indonesia.………..

8 Tabel 6. Evaluasi Prakiraan Serangan OPT Utama pada Tanaman

Jagung di Indonesia MT 2017 .......................………………….

9 Tabel 7. Evaluasi Prakiraan Terhadap Kejadian Serangan Lalat Bibit

dan Penggerek Batang Tanaman Jagung MT 2017 di Indonesia………………………………….

12 Tabel 8. Evaluasi Prakiraan Terhadap Kejadian Serangan Bulai dan

Tikus pada Tanaman Jagung MT 2017 di Indonesia ...............

13 Tabel 9. Evaluasi Prakiraan Terhadap Kejadian Serangan Penggerek

Tongkol dan Ulat Gerayak pada Tanaman Jagung MT 2017 di Indonesia..…………………………….....................................

14 Tabel 10. Evaluasi Prakiraan Terhadap Kejadian Serangan Hawar

Daun pada Tanaman Jagung MT 2017 di Indonesia…………

15 Tabel 11. Evaluasi Prakiraan Serangan OPT Utama pada Tanaman

Kedelai di Indonesia MT 2017 …………………........................

16 Tabel 12. Evaluasi Prakiraan Serangan terhadap Kejadian Serangan

Penggerek Polong dan Lalat Kacang pada tanaman Kedelai di Indonesia MT 2017…………………......................................

18 Tabel 13. Evaluasi Prakiraan Serangan Terhadap Kejadian Serangan

Ulat Gerayak dan Tikus pada tanaman Kedelai di Indonesia MT 2017 ………….....................................................................

19 Tabel 14. Evaluasi Prakiraan Serangan terhadap Kejadian Serangan

Penggulung Daun dan Ulat Jengkal pada tanaman Kedelai di Indonesia MT 2017 …………...................................................

20 Tabel 15. Prakiraan Serangan OPT Utama Tanaman Padi MT

2017/2018 di Indonesia ............................................................

21 Tabel 16. Prakiraan Serangan Penggerek Batang Padi, Wereng Batang

Coklat dan Tikus di Indonesia MT 2017/2018 …………………

24 Tabel 17. Prakiraan Serangan Tungro dan Blas di Indonesia MT

2017/2018 ........................................................................….....

25 Tabel 18. Prakiraan Serangan BLB dan Ulat Gerayak di Indonesia MT

2017/2018 ................................................................................

26 Tabel 19. Prakiraan Serangan OPT Utama pada Tanaman Jagung di

Indonesia MT 2017/2018 .......................................………........

27 Tabel 20. Prakiraan Serangan Hama Lalat Bibit, Penggerek Batang dan

Bulai pada Tanaman Jagung MT 2017/2018 di Indonesia.......

30 Tabel 21. Prakiraan Serangan Hama Tikus dan Penggerek Tongkol

pada Tanaman Jagung MT 2017 di Indonesia…………………

31

Tabel 22. Prakiraan Serangan OPT Utama Tanaman Padi MT 2017 di Indonesia……………………………………………………………

29

Tabel 23. Prakiraan Serangan Penggerek Batang Padi di Indonesia MT 2017…………………………………………………………….

32

Tabel 24. Prakiraan Serangan Wereng Batang Coklat di Indonesia MT 2017…………………………………………………………….

33

Tabel 25. Prakiraan Serangan Tikus Padi di Indonesia MT 2017……….. 34 Tabel 26. Prakiraan Serangan Tungro di Indonesia MT 2017…………… 35 Tabel 27. Prakiraan Serangan Blas di Indonesia MT 2017………………. 36 Tabel 28. Prakiraan Serangan BLB/Kresek di Indonesia MT 2017……… 37 Tabel 29. Prakiraan Serangan OPT Utama Pada Tanaman Jagung

di Indonesia MT 2017……………………………………………..

38 Tabel 30. Prakiraan serangan Hama Lalat Bibit Jagung MT 2017

di Indonesia…………………………………………………………

40 Tabel 31. Prakiraan Serangan Hama Penggerek Batang Jagung

MT 2017 di Indonesia……………………………………………..

41 Tabel 32. Prakiraan serangan Bulai MT 2017 di Indonesia………………. 42 Tabel 33. Prakiraan serangan Tikus Jagung MT 2016 di Indonesia…….. 43 Tabel 34. Prakiraan Serangan Penggerek Tongkol Jagung MT 2017 di

Indonesia……………………………………………………………

44 Tabel 35. Prakiraan serangan Ulat Grayak Jagung MT 2017

di Indonesia…………………………………………………………

45 Tabel 36. Prakiraan Serangan OPT Utama pada Tanaman Kedelai

MT 2017 di Indonesia……………………………………………..

46 Tabel 37. Prakiraan Serangan Hama Penggerek Polong Kedelai

MT 2017 di Indonesia……………………………………………..

48 Tabel 38. Prakiraan Serangan Hama Lalat Kacang Kedelai MT 2017 di

Indonesia……………………………………………………………

49 Tabel 39. Prakiraan Serangan Hama Ulat Grayak Kedelai MT 2017

di Indonesia…………………………………………………………

50 Tabel 40. Prakiraan Serangan Hama Tikus pada Kedelai MT 2017

di Indonesia…………………………………………………………

51 Tabel 41. Prakiraan Serangan Hama Penggulung Daun pada Kedelai

MT 2017 di Indonesia……………………………………………..

52 Tabel 42. Prakiraan Serangan Hama Ulat Jengkal pada Kedelai

MT 2017 di Indonesia……………………………………………..

53

Balai Besar Peramalan OPT 1

I. PENDAHULUAN

Prakiraan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) merupakan bagian dari sub-

sistem perlindungan tanaman. Prakiraan OPT adalah kegiatan mendeteksi atau

memprediksi perkembangan populasi atau serangan OPT yang akan terjadi pada

masa mendatang serta kemungkinan penyebarannya dalam ruang dan waktu

tertentu. Prakiraan OPT bertujuan untuk memberikan informasi dini tentang keberadaan

populasi, intensitas dan luas serangan, serta penyebaran OPT pada ruang dan waktu

yang akan datang, sehingga dapat disusun saran tindak pengelolaan OPT sesuai prinsip

dan strategi Pengendalian Hama Terpadu (PHT).

Prakiraan OPT adalah komponen penting dan sangat dibutuhkan terutama dalam

penentuan kapan terjadinya serangan OPT sehingga dapat dipersiapkan tindakan-

tindakan yang diperlukan untuk menekan populasi/serangan OPT dan mencegah

penyebarannya sehingga produktivitas tetap tinggi dan resiko kegagalan panen dapat

diatasi. Kegunaan dari prakiraan OPT adalah dapat dilihat pada saat pengambilan

keputusan tindakan apa yang perlu dilakukan untuk menanangani serangan OPT di

lapangan. Keputusan yang baik adalah keputusan yang didasarkan oleh pertimbangan

apa yang akan terjadi saat keputusan tersebut diambil dan apabila keputusan yang

diambil kurang tepat sebaiknya keputusan tersebut tidak dilaksanakan. Oleh karena itu

prakiraan serangan OPT di masa yang akan datang sangat erat kaitannya dengan

pengambilan keputusan tindakan apa yang harus dilakukan sehinga keberadaan OPT

secara ekonomi tidak merugikan petani.

Analisis prakiraan serangan OPT berdasarkan angka luas serangan yang terjadi

pada periode sebelumnya dengan menggunakan model yang dikembangkan Balai Besar

Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT). Berdasarkan informasi

prakiraan serangan OPT tersebut, diharapkan instansi terkait di tingkat kabupaten/kota

dan Provinsi dapat dengan segera melakukan upaya untuk mencegah/mengendalikan

peningkatan populasi dan serangan OPT, sehingga kerugian yang lebih besar dapat

dihindari. Selain itu, juga diharapkan dengan pola dan metodologi yang sama dapat

disusun prakiraan serangan OPT lebih rinci di tingkat lapangan (spesifik lokasi).

Balai Besar Peramalan OPT 2

II. EVALUASI PRAKIRAAN SERANGAN OPT UTAMA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TERHADAP KEJADIAN MT. 2017

2.1. Evaluasi Prakiraan Serangan OPT Utama Tanaman Padi MT. 2017

Evaluasi prakiraan serangan OPT utama pada tanaman padi MT. 2017 di

Indonesia disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Evaluasi Prakiraan Serangan OPT Utama pada Tanaman Padi di

Indonesia MT. 2017

Min Rerata Mak (ha)

1 PBP 56.025,2 62.101,5 62.678,1 63.261,0 47.745,7 75,5

2 WBC 42.876,7 31.570,6 32.444,9 33.328,7 51.645,0 155,0

3 Tikus 57.785,8 62.762,1 63.313,6 63.868,9 49.830,0 78,0

4 Tungro 3.010,7 4.068,5 4.631,7 5.194,9 2.559,1 49,3

5 Blas 32.650,1 17.335,4 17.902,1 18.468,8 16.489,1 89,3

6 BLB 45.490,7 31.463,3 32.041,4 32.621,2 21.466,6 65,8

7 Ulat Grayak 1.303,0 3.904,8 4.475,9 5.047,0 755,0 15,0

Jumlah 239.142,1 213.206,1 217.487,6 221.790,4 190.490,6 85,9

KEJADIAN

KLTS MT

2017

Evaluasi

Terhadap

Angka

Ramalan (%)

No. OPT

KLTS

MH

2016/2017

(ha)

Ramalan MT. 2017 (ha)

Keterangan : KLTS = Kumulatif Luas Tambah Serangan, MT = Musim Tanam Sumber data : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, BPTPH Provinsi

. Kejadian luas serangan OPT utama padi (PBP, WBC, tikus, tungro, blas dan

BLB) pada tanaman padi MT. 2017 di Indonesia seluas 190.490,6 ha (85,9%) jika

dibandingkan dengan luas prakiraan 221.790,4 ha. Dengan demikian kejadian luas

serangan OPT secara keseluruhan lebih rendah jika dibandingkan dengan luas

prakiraan, namun jika dilihat dari masing-masing OPT kejadian luas serangan WBC

mencapai 51.645,0 ha (155,0%) dari luas prakiraan 33.328,7 ha. Evaluasi kejadian luas

serangan OPT utama padi terhadap prakiraan dapat dilihat pada Tabel 1.

2.1.1. Evaluasi Serangan Penggerek Batang Padi (PBP)

Kejadian luas serangan Penggerek Batang Padi (PBP) di Indonesia MT. 2017

mencapai 47.745,7 ha yang tersebar diseluruh provinsi di Indonesia. Kejalian luas

serangan ini lebih rendah dibandingkan dengan angka prakiraan yaitu 63.261,0 ha secara

nasional. Namun beberapa provinsi angka kejadiannya lebih tinggi jika dibandingkan

angka prakiraan yaitu; provinsi Jambi, Lampung, Jawa Barat, DI. Yogyakarta, Banten,

Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan

Maluku. Evaluasi kejadian luas serangan PBP terhadap prakiraan untuk masing-masing

provinsi dapat dilihat pada Tabel 2.

Balai Besar Peramalan OPT 3

2.1.2. Evaluasi Prakiraan Serangan Wereng Batang Coklat (WBC)

Kejadian luas serangan WBC pada tanaman padi MT. 2017 di Indonesia

mencapai 51.645,0 ha lebih tinggi dibandingkan dengan angka prakiraan 33.328,0 ha.

Provinsi yang paling besar memberi kontribusi terhadap tingginya kejadian luas serangan

WBC adalah Provinsi Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa

Tengah, Jawa Timur Banten dan Maluku. Evaluasi kejadian luas serangan WBC terhadap

prakiraan untuk masing-masing provinsi dapat dilihat pada Tabel 2.

2.1.3. Evaluasi Prakiraan Serangan Tikus

Kejadian luas serangan tikus pada tanaman padi MT. 2017 di Indonesia

mencapai 49.830,0 ha lebih rendah dibandingkan dengan angka prakiraan 63.868,9 ha,

namun ada beberapa provinsi yang kejadiannya lebih tinggi dibandingkan angka

prakiraan yaitu Provinsi Bengkulu, Lampung, Banten, Kalimantan Timur, Sulawesi

Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat dan Maluku Utara. Evaluasi kejadian luas serangan

tikus terhadap prakiraan untuk masing-masing provinsi dapat dilihat pada Tabel 3.

2.1.4. Evaluasi Prakiraan Serangan Tungro

Kejadian luas serangan tungro pada tanaman padi MT. 2017 di Indonesia seluas

2.559,1 ha lebih rendah dibandingkan dengan angka prakiraan 5.194,9 ha, namun masih

ada provinsi yang angka kejadian luas seranggannya diatas angka prakiraan yaitu

Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Utara. Evaluasi kejadian

luas serangan tungro terhadap prakiraan untuk masing-masing provinsi dapat dilihat pada

Tabel 3.

2.1.5. Evaluasi Prakiraan Serangan Penyakit Blas

Kejadian luas serangan penyakit blas pada tanaman padi MT. 2017 di Indonesia

seluas 16.489,1 ha lebih rendah dibandingkan dengan angka prakiraan (18.468,8 ha),

namun masiah ada beberapa provinsi yang angka kejadian luas seranggannya diatas

luas prakiraan diantaranya adalah Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi,

Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan

Sulawesi Barat. Evaluasi kejadian luas serangan penyakit blas terhadap prakiraan untuk

masing-masing provinsi dapat dilihat pada Tabel 4.

Balai Besar Peramalan OPT 4

2.1.6. Evaluasi Prakiraan Serangan BLB/Kresek

Kejadian luas serangan BLB atau lebih dikenal penyakit kresek pada tanaman

padi MT. 2017 di Indonesia seluas 21.466,6 ha lebih rendah dibandingkan dengan angka

prakiraan 32.621,2 ha. Provinsi-provinsi yang luas seranggannya diatas angka parakiraan

adalah Provinsi Jambi, DI. Yogyakarta, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku dan Papua.

Evaluasi kejadian luas serangan BLB terhadap prakiraan untuk masing-masing provinsi

dapat dilihat pada Tabel 4.

2.1.7. Evaluasi Prakiraan Serangan Ulat Gerayak

Kejadian luas serangan Ulat Gerayak pada tanaman padi MT. 2017 di Indonesia

seluas 755,0 ha lebih rendah dibandingkan dengan angka prakiraan 5.047,0 ha, untuk

serangan hama Ulat Gerayak ini semua provinsi angka luas serangaannya berada

dibawah angka prakiraan. Evaluasi kejadian luas serangan BLB terhadap prakiraan

untuk masing-masing provinsi dapat dilihat pada Tabel 5.

Balai Besar Peramalan OPT 5

Tabel 2. Evaluasi Prakiraan Terhadap Kejadian Serangan Penggerek Batang Padi dan Wereng Batang Coklat MT. 2017 di Indonesia

1 Pemerintah Aceh 1.497,1 1.108,0 74,0 969,7 353,0 36,4

2 Sumatera Utara 477,8 428,2 89,6 276,8 414,3 149,7

3 Sumatera Barat 100,0 33,8 33,8 555,1 352,9 63,6

4 Riau 293,0 202,2 69,0 63,6 141,3 222,2

5 Jambi 155,0 215,1 138,8 215,8 48,5 22,5

6 Sumatera Selatan 3.575,4 2.407,6 67,3 702,4 2.472,8 352,0

7 Bengkulu 285,0 178,2 62,5 117,8 53,0 45,0

8 Lampung 2.030,0 2.083,0 102,6 237,9 1.170,3 491,9

9 Kep. Bangka Belitung 137,2 44,1 32,1 225,5 3,0 1,3

10 Kepulauan Riau 1,7 0,0 0,0 3,2 0,0 0,0

11 DKI. Jakarta 5,0 0,0 0,0 17,0 1,0 5,9

12 Jawa Barat 6.880,0 7.066,5 102,7 14.855,5 13.278,0 89,4

13 Jawa Tengah 16.581,2 10.493,5 63,3 3.325,8 17.827,9 536,0

14 DI. Yogyakarta 396,3 700,4 176,7 355,4 227,4 64,0

15 Jawa Timur 4.651,9 3.032,5 65,2 2.821,1 9.125,1 323,5

16 Banten 1.198,3 1.228,0 102,5 3.279,3 4.723,0 144,0

17 Bali 491,7 340,7 69,3 595,5 303,2 50,9

18 Nusa Tenggara Barat 1.400,8 611,9 43,7 726,2 61,8 8,5

19 Nusa Tenggara Timur 1.835,0 1.729,6 94,3 214,2 49,0 22,9

20 Kalimantan Barat 1.208,7 805,6 66,6 558,5 181,7 32,5

21 Kalimantan Tengah 349,9 92,2 26,4 422,5 11,4 2,7

22 Kalimantan Selatan 78,4 32,9 42,0 72,9 18,8 25,8

23 Kalimantan Timur 1.454,4 1.607,1 110,5 369,5 40,3 10,9

24 Kalimantan Utara 1,7 0,0 0,0 3,2 0,0 0,0

25 Sulawesi Utara 455,6 787,5 172,8 3,2 0,6 18,6

26 Sulawesi Tengah 4.285,9 2.032,0 47,4 330,0 25,0 7,6

27 Sulawesi Selatan 6.850,6 1.173,8 17,1 610,5 9,1 1,5

28 Sulawesi Tenggara 4.011,9 5.115,0 127,5 409,9 63,0 15,4

29 Gorontalo 162,3 1.309,1 806,6 583,7 387,9 66,5

30 Sulawesi Barat 1.142,8 1.742,7 152,5 181,0 101,0 55,8

31 Maluku 335,1 611,6 182,5 61,6 150,6 244,6

32 Maluku Utara 166,9 62,0 37,1 3,2 3,0 93,0

33 Papua Barat 589,3 419,6 71,2 153,8 47,3 30,8

34 Papua 175,2 51,8 29,5 7,1 0,0 0,0

Jumlah 63.261,0 47.745,7 75,5 51.645,0 155,0

Evaluasi

Kejadian

Terhadap

Angka

Ramalan (%)

PENGGEREK BATANG PADI

No. Provinsi

WERENG BATANG COKLAT

Prakiraan

Serangan MT

2017 (Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Evaluasi

Kejadian

Terhadap

Angka

Ramalan (%)

Prakiraan

Serangan MT

2017 (Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Keterangan : KLTS = Kumulatif Luas Tambah Serangan, MT = Musim Tanam Sumber data : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, BPTPH Provinsi

Balai Besar Peramalan OPT 6

Tabel 3. Evaluasi Prakiraan Terhadap Kejadian Serangan Tikus dan Tungro

pada Tanaman Padi MT. 2017 di Indonesia

1 Pemerintah Aceh 2.073,3 1.360,0 65,6 132,7 2,0 1,5

2 Sumatera Utara 935,8 792,2 84,7 215,5 32,6 15,1

3 Sumatera Barat 703,5 441,7 62,8 83,9 7,2 8,6

4 Riau 1.779,5 229,3 12,9 61,9 0,0 0,0

5 Jambi 665,1 398,5 59,9 61,9 20,0 32,3

6 Sumatera Selatan 8.628,1 4.309,6 49,9 75,0 15,8 21,1

7 Bengkulu 421,1 432,8 102,8 81,8 29,5 36,1

8 Lampung 3.265,5 5.832,0 178,6 23,2 0,0 0,0

9 Kep. Bangka Belitung 266,9 58,4 21,9 32,8 0,0 0,0

10 Kepulauan Riau 1,9 0,0 0,0 5,6 0,0 0,0

11 DKI. Jakarta 46,7 27,8 59,6 16,9 0,0 0,0

12 Jawa Barat 8.420,0 8.108,3 96,3 1.181,1 848,0 71,8

13 Jawa Tengah 8.283,2 7.773,4 93,8 682,3 135,8 19,9

14 DI. Yogyakarta 4.250,0 624,8 14,7 26,5 17,0 64,3

15 Jawa Timur 3.942,4 3.128,7 79,4 738,2 334,6 45,3

16 Banten 534,4 557,6 104,3 16,7 0,0 0,0

17 Bali 454,2 327,7 72,1 597,3 383,3 64,2

18 Nusa Tenggara Barat 535,5 92,5 17,3 162,4 154,3 95,0

19 Nusa Tenggara Timur 244,4 121,6 49,7 230,4 52,1 22,6

20 Kalimantan Barat 3.919,3 1.129,4 28,8 160,8 249,8 155,3

21 Kalimantan Tengah 461,3 205,1 44,4 6,5 0,0 0,0

22 Kalimantan Selatan 589,3 560,1 95,0 181,0 186,4 103,0

23 Kalimantan Timur 1.001,5 1.205,5 120,4 59,6 26,0 43,6

24 Kalimantan Utara 1,9 0,0 0,0 5,6 0,0 0,0

25 Sulawesi Utara 164,1 97,2 59,2 35,3 38,7 109,4

26 Sulawesi Tengah 980,5 1.632,5 166,5 59,7 19,8 33,1

27 Sulawesi Selatan 4.925,4 2.114,6 42,9 38,8 2,5 6,4

28 Sulawesi Tenggara 5.709,2 6.638,0 116,3 92,7 0,0 0,0

29 Gorontalo 56,7 291,8 514,4 33,8 0,0 0,0

30 Sulawesi Barat 327,8 1.221,9 372,8 5,6 0,0 0,0

31 Maluku 97,3 46,3 47,5 5,6 0,0 0,0

32 Maluku Utara 25,7 28,0 108,8 5,6 1,0 17,8

33 Papua Barat 91,6 12,0 13,1 63,6 0,0 0,0

34 Papua 65,9 31,3 47,4 14,6 3,0 20,6

Jumlah 49.830,0 78,0 2.559,1 49,3

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Evaluasi

Kejadian

Terhadap

Angka

Ramalan (%)

No. Provinsi

TIKUS TUNGRO

Prakiraan

Serangan MT

2017 (Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Evaluasi

Kejadian

Terhadap

Angka

Ramalan (%)

Prakiraan

Serangan MT

2017 (Ha)

Keterangan : KLTS = Kumulatif Luas Tambah Serangan, MT = Musim Tanam Sumber data : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, BPTPH Provinsi

Balai Besar Peramalan OPT 7

Tabel 4. Evaluasi Prakiraan Terhadap Kejadian Serangan Blas dan BLB pada Tanaman Padi MT. 2017 di Indonesia

1 Pemerintah Aceh 1225,8 535,0 43,6 2289,2 1188,0 51,9

2 Sumatera Utara 1138,9 1181,8 103,8 1039,4 712,7 68,6

3 Sumatera Barat 95,4 121,6 127,5 41,5 6,5 15,7

4 Riau 183,1 161,0 87,9 75,0 41,6 55,4

5 Jambi 65,6 81,5 124,3 43,9 45,5 103,4

6 Sumatera Selatan 1629,5 822,9 50,5 1271,1 947,6 74,5

7 Bengkulu 247,4 198,2 80,1 36,3 0,1 0,3

8 Lampung 917,9 1338,0 145,8 1386,1 916,0 66,1

9 Kep. Bangka Belitung 92,7 61,2 66,0 4,6 0,0 0,0

10 Kepulauan Riau 4,7 0,0 0,0 3,6 0,0 0,0

11 DKI. Jakarta 14,1 0,0 0,0 63,3 30,0 47,4

12 Jawa Barat 4339,7 3853,0 88,8 8842,5 6463,0 73,1

13 Jawa Tengah 1523,6 1680,3 110,3 7396,7 4360,3 58,9

14 DI. Yogyakarta 98,8 71,7 72,6 398,7 539,2 135,2

15 Jawa Timur 1734,0 2965,9 171,0 6440,8 3653,8 56,7

16 Banten 397,7 218,0 54,8 829,7 814,0 98,1

17 Bali 145,5 265,2 182,2 210,0 0,0 0,0

18 Nusa Tenggara Barat 347,9 198,8 57,1 391,5 262,6 67,1

19 Nusa Tenggara Timur 141,7 36,8 25,9 97,5 41,8 42,8

20 Kalimantan Barat 492,9 451,4 91,6 351,4 28,1 8,0

21 Kalimantan Tengah 90,0 41,8 46,4 41,7 12,0 28,8

22 Kalimantan Selatan 74,9 45,1 60,2 73,2 3,4 4,6

23 Kalimantan Timur 673,4 324,0 48,1 175,4 98,0 55,9

24 Kalimantan Utara 4,7 0,0 0,0 3,6 0,0 0,0

25 Sulawesi Utara 15,4 25,6 166,6 44,6 14,3 32,0

26 Sulawesi Tengah 10,4 38,0 366,1 144,0 144,0 100,0

27 Sulawesi Selatan 383,6 257,2 67,1 421,9 91,4 21,7

28 Sulawesi Tenggara 1688,2 874,0 51,8 107,5 95,0 88,4

29 Gorontalo 154,7 115,9 74,9 154,4 286,8 185,7

30 Sulawesi Barat 60,2 403,3 669,4 125,2 581,4 464,5

31 Maluku 129,5 69,8 53,9 21,6 27,0 125,0

32 Maluku Utara 14,8 0,0 0,0 3,6 0,0 0,0

33 Papua Barat 88,4 5,2 5,9 73,7 5,0 6,8

34 Papua 243,6 47,3 19,4 18,0 57,8 321,3

Jumlah 18468,8 16489,1 89,3 32621,2 21466,6 65,8

No. Provinsi

BLAS BLB

Prakiraan

Serangan MT

2017 (Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Evaluasi

Kejadian

Terhadap

Angka

Ramalan (%)

Prakiraan

Serangan MT

2017 (Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Evaluasi

Kejadian

Terhadap

Angka

Ramalan (%)

Keterangan : KLTS = Kumulatif Luas Tambah Serangan, MT = Musim Tanam Sumber data : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, BPTPH Provinsi

Balai Besar Peramalan OPT 8

Tabel 5. Evaluasi Prakiraan Terhadap Kejadian Serangan Ulat Gerayak pada Tanaman Padi MT. 2017 di Indonesia

1 Pemerintah Aceh 2001,2 267,0 13,3

2 Sumatera Utara 254,3 0,0 0,0

3 Sumatera Barat 7,7 0,0 0,0

4 Riau 114,8 3,0 2,6

5 Jambi 186,8 1,3 0,7

6 Sumatera Selatan 44,0 78,0 177,2

7 Bengkulu 325,5 165,6 50,9

8 Lampung 29,5 28,0 95,0

9 Kep. Bangka Belitung 7,7 0,0 0,0

10 Kepulauan Riau 7,7 0,0 0,0

11 DKI. Jakarta 23,1 0,0 0,0

12 Jawa Barat 208,1 0,0 0,0

13 Jawa Tengah 274,8 0,0 0,0

14 DI. Yogyakarta 38,5 0,0 0,0

15 Jawa Timur 333,1 1,5 0,5

16 Banten 86,9 7,0 8,1

17 Bali 7,7 0,0 0,0

18 Nusa Tenggara Barat 7,7 0,0 0,0

19 Nusa Tenggara Timur 7,7 0,0 0,0

20 Kalimantan Barat 495,3 34,3 6,9

21 Kalimantan Tengah 7,7 0,0 0,0

22 Kalimantan Selatan 37,1 16,6 44,8

23 Kalimantan Timur 77,1 22,5 29,2

24 Kalimantan Utara 7,7 0,0 0,0

25 Sulawesi Utara 7,7 0,0 0,0

26 Sulawesi Tengah 7,7 0,0 0,0

27 Sulawesi Selatan 7,7 0,0 0,0

28 Sulawesi Tenggara 164,6 97,0 58,9

29 Gorontalo 147,8 33,3 22,5

30 Sulawesi Barat 7,7 0,0 0,0

31 Maluku 7,7 0,0 0,0

32 Maluku Utara 7,7 0,0 0,0

33 Papua Barat 89,1 0,0 0,0

34 Papua 7,7 0,0 0,0

Jumlah 5047,0 755,0 15,0

No. Provinsi

ULAT GERAYAK

Prakiraan

Serangan MT

2017 (Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Evaluasi

Kejadian

Terhadap

Angka

Ramalan (%)

Keterangan : KLTS = Kumulatif Luas Tambah Serangan, MT = Musim Tanam Sumber data : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, BPTPH Provinsi

Balai Besar Peramalan OPT 9

2.2. Evaluasi Serangan OPT Utama Tanaman Jagung MT 2017

Evaluasi prakiraan serangan OPT utama pada tanaman jagung MT. 2017 di

Indonesia disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Evaluasi Prakiraan Serangan OPT Utama pada Tanaman Jagung di Indonesia MT. 2017

Min Rerata Mak (ha)

1 Lalat Bibit 1.015,4 1.280,4 1.810,4 2.361,3 851,9 36,1

2 P. Batang 2.937,6 5.242,9 5.821,6 6.400,2 2.059,1 32,2

3 Bulai 4.131,2 5.257,5 5.817,2 6.421,2 2.157,0 33,6

4 Tikus 2.711,0 2.800,0 3.426,3 4.088,6 2.639,1 64,5

5 P. Tongkol 2.491,5 3.132,9 3.634,0 4.147,6 1.569,1 37,8

6 U. Grayak 1.159,2 1.199,1 1.712,4 2.250,7 1.141,6 50,7

7 Hawar Daun 1.316,8 1.995,0 2.527,5 3.078,4 2.336,3 75,9

Jumlah 15.762,7 20.907,9 24.749,4 28.748,1 12.754,0 44,4

No. Provinsi

KLTS

MH

2016/2017

(ha)

Ramalan MT. 2017 (ha)

JUMLAH

KLTS

MT 2017

Evaluasi

Terhadap

Angka

Ramalan

(%)

Keterangan : KLTS = Kumulatif Luas Tambah Serangan, MT = Musim Tanam Sumber data : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, BPTPH Provinsi

Kejadian luas serangan OPT utama (Lalat bibit, penggerek batang, penyakit bulai,

tikus, penggerek tongkol ulat gerayak, dan hawar daun) pada tanaman jagung MT. 2017

di Indonesia seluas 12.754 ha (44,4%) dari luas prakiraan 28.748,1 ha. Hasil evaluasi

kejadian luas serangan OPT utama jagung secara keseluruhan berada dibawah luas

prakiraan (Tabel 8). Evaluasi prakiraan serangan untuk masing-masing OPT utama pada

tanaman jagung MT. 2017 adalah sebagai berikut:

2.2.1. Evaluasi Prakiraan Serangan Lalat Bibit

Kejadian luas serangan lalat bibit pada tanaman jagung MT. 2017 di Indonesia

seluas 851,9 ha (36,1%) dari luas prakiraan 2.361,3 ha. Namun terdapat beberapa

provinsi yang luas kejadian serangannya diatas luas prakiraan yaitu Provinsi Sulawesi

tengah, Sulawsi Selatan dan Jawa Tengah. Evaluasi kejadian luas serangan lalat bibit

terhadap prakiraan untuk masing-masing provinsi dapat dilihat pada Tabel 7.

2.2.2. Evaluasi Prakiraan Serangan Penggerek Batang

Kejadian luas serangan penggerek batang pada tanaman jagung MT. 2017 di

Indonesia adalah 2.059,1 ha (32,2%) dari luas prakiraan 6.400,2 ha. Secara keseluruhan

kejadian luas serangan penggerek batang jangung berada dibawah luas prakiraan kecuali

di Provinsi Sulawesi Tengah lebih tinggi dibandingkan luas prakiraan. Evaluasi kejadian

Balai Besar Peramalan OPT 10

luas serangan penggerek batang jagung terhadap prakiraan untuk masing-masing

provinsi dapat dilihat pada Tabel 7.

2.2.3. Evaluasi Prakiraan Serangan Penyakit Bulai

Kejadian luas serangan penyakit bulai pada tanaman jagung MT. 2017 di

Indonesia seluas 2.157,0 ha (33,6%) dari luas prakiraan 6.421,2 ha. Secara keseluruhan

kejadian serangan bulai berada dibawah luas prakiraan kecuali di Provinsi Gorontalo dan

Maluku Utara lebih tinggi dibandingkan luas prakiraan Evaluasi kejadian luas serangan

penyakit bulai pada tanaman jagung terhadap prakiraan untuk masing-masing provinsi

dapat dilihat pada Tabel 8.

2.2.4. Evaluasi Prakiraan Serangan Tikus

Kejadian luas serangan tikus pada tanaman jagung MT. 2017 di Indonesia seluas

2.639,1 ha, kejadian luas serangan ini lebih rendah dibandingkan dengan angka

prakiraan 4.088,6 ha. Luas serangan yang melebihi prakiraan adalah Provinsi Gorontalo,

Lampung dan Sulawesi Tengah. Evaluasi kejadian luas serangan tikus pada tanaman

jagung terhadap prakiraan untuk masing-masing provinsi dapat dilihat pada Tabel 8.

2.2.5. Evaluasi Prakiraan Serangan Penggerek Tongkol

Kejadian luas serangan penggerek tongkol pada tanaman jagung MT. 2017 di

Indonesia seluas 1.569,1 ha kejadian luas serangan ini lebih rendah dibandingkan

dengan angka prakiraan 4.147,6 ha. Luas serangan yang melebihi luas prakiraan adalah

provinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. Evaluasi kejadian luas serangan

penggerek tongkol pada tanaman jagung terhadap prakiraan untuk masing-masing

provinsi dapat dilihat pada Tabel 9.

2.2.6. Evaluasi Prakiraan Serangan Ulat Grayak

Kejadian luas serangan ulat grayak pada tanaman jagung MT. 2017 di Indonesia

seluas 1.141,6 ha, luas serangan ini lebih rendah dibandingkan luas prakiraan 2.250,7 ha,

namun luas serangan di provinsi Sulawesi Tenggara, Gorontalo, NTB, DI. Yogyakarta,

Sulawesi Tengah, Aceh dan Jambi masih di atas luas prakiraan. Evaluasi kejadian luas

serangan ulat grayak pada tanaman jagung terhadap prakiraan untuk masing-masing

provinsi dapat dilihat pada Tabel 9.

Balai Besar Peramalan OPT 11

2.2.7. Evaluasi Prakiraan Serangan Hawar Daun

Kejadian luas serangan hawar daun pada tanaman jagung MT. 2017 di Indonesia

seluas 2.336,3 ha, luas serangan ini lebih rendah dibandingkan luas prakiraan 3.078,4 ha,

namun luas serangan di provinsi Sulawesi Selatan, Aceh dan Sumatera Utara masih di

atas luas prakiraan. Evaluasi kejadian luas serangan ulat grayak pada tanaman jagung

terhadap prakiraan untuk masing-masing provinsi dapat dilihat pada Tabel 10

.

Balai Besar Peramalan OPT 12

Tabel 7. Evaluasi Prakiraan terhadap Kejadian Serangan Lalat Bibit dan

Penggerek Batang Tanaman Jagung MT. 2017 di Indonesia

1 Pemerintah Aceh 117,1 21,0 17,9 337,0 169,0 50,1

2 Sumatera Utara 166,7 64,5 38,7 205,0 50,1 24,4

3 Sumatera Barat 2,8 0,0 0,0 57,2 0,0 0,0

4 Riau 34,6 20,2 58,4 79,9 42,4 53,1

5 Jambi 48,7 2,8 5,8 78,0 22,9 29,3

6 Sumatera Selatan 133,4 26,4 19,8 713,4 432,2 60,6

7 Bengkulu 29,2 0,0 0,0 70,2 9,3 13,2

8 Lampung 105,9 4,0 3,8 241,7 74,0 30,6

9 Kep. Bangka Belitung 2,8 0,0 0,0 4,8 0,0 0,0

10 Kepulauan Riau 2,8 0,0 0,0 4,8 0,0 0,0

11 DKI. Jakarta 2,8 0,0 0,0 4,8 0,0 0,0

12 Jawa Barat 171,4 44,0 25,7 331,5 49,0 14,8

13 Jawa Tengah 199,3 224,3 112,5 692,9 438,4 63,3

14 DI. Yogyakarta 30,2 23,7 78,4 33,2 19,5 58,7

15 Jawa Timur 227,0 85,0 37,4 568,1 101,4 17,8

16 Banten 22,6 0,0 0,0 38,2 0,0 0,0

17 Bali 2,8 0,0 0,0 26,1 0,0 0,0

18 Nusa Tenggara Barat 24,1 3,1 12,9 41,7 14,0 33,6

19 Nusa Tenggara Timur 92,1 0,0 0,0 506,9 0,0 0,0

20 Kalimantan Barat 151,1 57,4 37,9 354,7 38,0 10,7

21 Kalimantan Tengah 2,8 0,0 0,0 4,8 0,0 0,0

22 Kalimantan Selatan 36,7 1,3 3,5 62,1 2,0 3,2

23 Kalimantan Timur 28,2 0,0 0,0 216,6 61,0 28,2

24 Kalimantan Utara 2,8 0,0 0,0 4,8 0,0 0,0

25 Sulawesi Utara 205,3 16,2 7,9 157,9 56,6 35,8

26 Sulawesi Tengah 2,8 9,0 318,8 4,8 13,0 272,3

27 Sulawesi Selatan 6,4 9,0 141,4 298,8 0,5 0,2

28 Sulawesi Tenggara 39,5 0,0 0,0 189,5 111,0 58,6

29 Gorontalo 372,0 228,1 61,3 340,7 263,4 77,3

30 Sulawesi Barat 12,1 2,1 17,3 371,8 32,4 8,7

31 Maluku 28,1 1,8 6,4 44,7 2,7 6,0

32 Maluku Utara 5,3 5,0 93,7 28,9 1,0 3,5

33 Papua Barat 48,7 3,1 6,4 148,2 34,0 22,9

34 Papua 2,8 0,0 0,0 136,8 21,5 15,7

Jumlah 2.361,3 851,9 36,1 6.400,2 2.059,1 32,2

No. Provinsi

LALAT BIBIT PENGGEREK BATANG

Prakiraan

Serangan MT

2017 (Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Evaluasi

Kejadian

Terhadap

Angka

Ramalan (%)

Prakiraan

Serangan MT

2017 (Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Evaluasi

Kejadian

Terhadap

Angka

Ramalan (%)

Keterangan : KLTS = Kumulatif Luas Tambah Serangan, MT = Musim Tanam Sumber data : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, BPTPH Provinsi

Balai Besar Peramalan OPT 13

Tabel 8. Evaluasi Prakiraan terhadap Kejadian Serangan Bulai dan Tikus pada

Tanaman Jagung MT. 2017 di Indonesia

1 Pemerintah Aceh 190,2 24,0 12,6 235,6 76,0 32,3

2 Sumatera Utara 184,7 22,8 12,3 344,1 137,5 40,0

3 Sumatera Barat 41,2 9,5 23,1 25,5 0,0 0,0

4 Riau 51,3 11,6 22,5 44,2 13,7 31,0

5 Jambi 29,0 3,2 11,2 44,0 6,6 15,0

6 Sumatera Selatan 152,1 36,4 23,9 970,0 634,3 65,4

7 Bengkulu 22,9 3,0 13,1 29,2 1,3 4,3

8 Lampung 276,9 23,0 8,3 104,3 203,0 194,6

9 Kep. Bangka Belitung 2,2 0,0 0,0 2,9 0,0 0,0

10 Kepulauan Riau 2,2 0,0 0,0 2,9 0,0 0,0

11 DKI. Jakarta 2,2 0,0 0,0 2,9 0,0 0,0

12 Jawa Barat 320,0 158,0 49,4 176,3 31,0 17,6

13 Jawa Tengah 1.376,9 796,0 57,8 368,3 142,7 38,7

14 DI. Yogyakarta 200,0 31,0 15,5 17,7 4,0 22,6

15 Jawa Timur 2.891,6 864,0 29,9 216,1 166,9 77,2

16 Banten 17,5 0,0 0,0 23,4 0,0 0,0

17 Bali 2,2 0,0 0,0 2,9 0,0 0,0

18 Nusa Tenggara Barat 3,5 0,0 0,0 37,8 32,2 85,2

19 Nusa Tenggara Timur 155,2 0,0 0,0 4,8 0,0 0,0

20 Kalimantan Barat 115,3 10,0 8,7 85,0 33,5 39,4

21 Kalimantan Tengah 2,2 0,0 0,0 2,9 0,0 0,0

22 Kalimantan Selatan 51,3 6,0 11,7 41,9 5,5 13,1

23 Kalimantan Timur 53,3 2,2 4,1 87,3 33,5 38,4

24 Kalimantan Utara 2,2 0,0 0,0 2,9 0,0 0,0

25 Sulawesi Utara 20,8 12,8 61,4 207,6 121,4 58,5

26 Sulawesi Tengah 2,2 1,0 45,7 2,9 5,0 171,0

27 Sulawesi Selatan 116,2 7,5 6,5 198,4 25,0 12,6

28 Sulawesi Tenggara 35,9 11,0 30,6 76,3 53,0 69,4

29 Gorontalo 47,7 121,0 253,6 369,5 901,2 243,9

30 Sulawesi Barat 3,5 0,0 0,0 317,6 10,0 3,1

31 Maluku 4,2 0,0 0,0 4,5 0,0 0,0

32 Maluku Utara 2,2 3,0 137,0 3,6 0,0 0,0

33 Papua Barat 24,1 0,0 0,0 32,2 2,0 6,2

34 Papua 18,3 0,0 0,0 2,9 0,0 0,0

Jumlah 6.421,2 2.157,0 33,6 4.088,6 2.639,1 64,5

No. Provinsi

BULAI TIKUS

Prakiraan

Serangan MT

2017 (Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Evaluasi

Kejadian

Terhadap

Angka

Ramalan (%)

Prakiraan

Serangan MT

2017 (Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Evaluasi

Kejadian

Terhadap

Angka

Ramalan (%)

Keterangan : KLTS = Kumulatif Luas Tambah Serangan, MT = Musim Tanam Sumber data : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, BPTPH Provinsi

Balai Besar Peramalan OPT 14

Tabel 9. Evaluasi Prakiraan terhadap Kejadian Serangan Penggerek Tongkol

dan Ulat Gerayak pada Tanaman Jagung MT. 2017 di Indonesia

1 Pemerintah Aceh 571,8 186,0 32,5 373,0 396,0 106,2

2 Sumatera Utara 107,3 20,4 19,0 95,7 18,1 18,9

3 Sumatera Barat 7,1 0,0 0,0 2,6 0,0 0,0

4 Riau 133,9 50,6 37,7 45,6 13,9 30,5

5 Jambi 69,9 12,3 17,6 32,4 33,8 104,2

6 Sumatera Selatan 356,8 72,6 20,3 191,7 45,0 23,5

7 Bengkulu 40,1 7,0 17,3 26,7 10,0 37,5

8 Lampung 122,7 104,0 84,8 279,3 145,0 51,9

9 Kep. Bangka Belitung 3,0 0,0 0,0 2,6 0,0 0,0

10 Kepulauan Riau 3,0 0,0 0,0 2,6 0,0 0,0

11 DKI. Jakarta 3,0 0,0 0,0 2,6 0,0 0,0

12 Jawa Barat 409,5 225,0 54,9 239,6 41,0 17,1

13 Jawa Tengah 528,0 387,7 73,4 119,8 14,8 12,4

14 DI. Yogyakarta 22,3 4,3 19,3 12,9 15,2 117,5

15 Jawa Timur 267,6 48,5 18,1 147,4 20,3 13,8

16 Banten 23,9 0,0 0,0 20,7 0,0 0,0

17 Bali 3,0 0,0 0,0 2,6 0,0 0,0

18 Nusa Tenggara Barat 8,4 5,0 59,6 5,7 7,0 121,5

19 Nusa Tenggara Timur 262,4 0,0 0,0 161,6 0,0 0,0

20 Kalimantan Barat 129,3 47,2 36,5 36,2 0,0 0,0

21 Kalimantan Tengah 3,0 0,0 0,0 2,6 0,0 0,0

22 Kalimantan Selatan 41,6 3,5 8,4 33,6 5,0 14,9

23 Kalimantan Timur 156,5 51,8 33,1 25,9 0,0 0,0

24 Kalimantan Utara 3,0 0,0 0,0 2,6 0,0 0,0

25 Sulawesi Utara 89,3 14,7 16,5 3,6 0,0 0,0

26 Sulawesi Tengah 3,0 8,0 268,0 2,6 3,0 116,0

27 Sulawesi Selatan 40,8 5,5 13,5 41,2 1,0 2,4

28 Sulawesi Tenggara 125,9 172,0 136,6 110,9 242,0 218,2

29 Gorontalo 365,9 100,5 27,5 103,7 126,1 121,5

30 Sulawesi Barat 136,1 31,6 23,2 69,2 3,5 5,1

31 Maluku 22,0 4,9 22,3 3,9 0,0 0,0

32 Maluku Utara 24,9 5,5 22,1 2,6 0,0 0,0

33 Papua Barat 34,8 0,7 2,0 30,1 1,0 3,3

34 Papua 27,8 0,0 0,0 17,0 0,0 0,0

Jumlah 4147,6 1569,1 37,8 2250,7 1141,6 50,7

No. Provinsi

PENGGEREK TONGKOL ULAT GERAYAK

Prakiraan

Serangan MT

2017 (Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Evaluasi

Kejadian

Terhadap

Angka

Ramalan (%)

Prakiraan

Serangan MT

2017 (Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Evaluasi

Kejadian

Terhadap

Angka

Ramalan (%)

Keterangan : KLTS = Kumulatif Luas Tambah Serangan, MT = Musim Tanam Sumber data : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, BPTPH Provinsi

Balai Besar Peramalan OPT 15

Tabel 10. Evaluasi Prakiraan terhadap Kejadian Serangan Hawar Daun pada

Tanaman Jagung MT. 2017 di Indonesia

1 Pemerintah Aceh 146,6 171,0 116,6

2 Sumatera Utara 1803,8 1845,1 102,3

3 Sumatera Barat 3,0 0,0 0,0

4 Riau 33,5 0,0 0,0

5 Jambi 33,5 0,0 0,0

6 Sumatera Selatan 51,8 82,4 158,9

7 Bengkulu 30,5 0,0 0,0

8 Lampung 45,7 0,0 0,0

9 Kep. Bangka Belitung 3,0 0,0 0,0

10 Kepulauan Riau 3,0 0,0 0,0

11 DKI. Jakarta 3,0 0,0 0,0

12 Jawa Barat 82,3 0,0 0,0

13 Jawa Tengah 285,9 65,3 22,8

14 DI. Yogyakarta 15,2 0,0 0,0

15 Jawa Timur 268,7 172,6 64,2

16 Banten 24,4 0,0 0,0

17 Bali 3,0 0,0 0,0

18 Nusa Tenggara Barat 3,0 0,0 0,0

19 Nusa Tenggara Timur 3,0 0,0 0,0

20 Kalimantan Barat 42,7 0,0 0,0

21 Kalimantan Tengah 3,0 0,0 0,0

22 Kalimantan Selatan 39,6 0,0 0,0

23 Kalimantan Timur 30,5 0,0 0,0

24 Kalimantan Utara 3,0 0,0 0,0

25 Sulawesi Utara 3,0 0,0 0,0

26 Sulawesi Tengah 3,0 0,0 0,0

27 Sulawesi Selatan 3,0 0,0 0,0

28 Sulawesi Tenggara 42,7 0,0 0,0

29 Gorontalo 18,3 0,0 0,0

30 Sulawesi Barat 3,0 0,0 0,0

31 Maluku 3,0 0,0 0,0

32 Maluku Utara 3,0 0,0 0,0

33 Papua Barat 33,5 0,0 0,0

34 Papua 3,0 0,0 0,0

Jumlah 3078,4 2336,3 75,9

No. Provinsi

HAWAR DAUN

Prakiraan

Serangan MT

2017 (Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Evaluasi

Kejadian

Terhadap

Angka

Ramalan (%)

Keterangan : KLTS = Kumulatif Luas Tambah Serangan, MT = Musim Tanam Sumber data : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, BPTPH Provinsi

Balai Besar Peramalan OPT 16

2.3. Evaluasi Serangan OPT Utama Tanaman Kedelai MT 2017

Evaluasi prakiraan serangan OPT utama pada tanaman kedelai MT. 2017 di

Indonesia disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11. Evaluasi Prakiraan Serangan OPT Utama pada Tanaman Kedelai di Indonesia MT. 2017

Min Rerata Mak (ha)

1 P. Polong 265 52 684 1.353 101,7 7,5

2 L. Kacang 137 -287 342 1.043 111,6 10,7

3 U. Grayak 270 421 1.016 1.612 314,9 19,5

4 Tikus 58 -268 239 796 256,1 32,2

5 P. Daun 131 105 617 1.148 335,0 29,2

6 U. Jengkal 118 -104 458 1.054 165,9 15,7

JUMLAH 980 -81 3.356 7.005 1.285,1 18,3

No. Provinsi

KLTS

MH 2016/2017

(ha)

Ramalan MT. 2017 (ha) Evaluasi Terhadap

Angka Ramalan (%)

JUMLAH KLTS

MT 2017

Keterangan : KLTS = Kumulatif Luas Tambah Serangan, MT = Musim Tanam Sumber data : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, BPTPH Provinsi

. Kejadian luas serangan OPT utama pada tanaman kedelai MT. 2017 di

Indonesia seluas 1.285,1 ha (18,3%) dari angka prakiraan 7.005,0 ha. OPT utama yang

menimbulkan kerusakan adalah penggerek polong, lalat kacang, ulat grayak, tikus,

penggulung daun dan ulat jengkal, dari enam OPT utama kedelai tersebut hama

Penggulung daun merupakan hama yang paling tinggi luas serangannya, namun dalam

hal ini masih berada dibawah luas prakiraan. Evaluasi prakiraan serangan untuk masing-

masing OPT utama pada tanaman kedelai MT. 2017 adalah sebagai berikut:

2.3.1. Evaluasi Prakiraan Serangan Penggerek Polong Kedelai

Kejadian luas serangan penggerek polong pada tanaman kedelai MT. 2017 di

Indonesia seluas 101,7 ha (7,5%) dari angka prakiraan 1.353,0 ha Umumnya serangan

hanya terjadi dibeberapa provinsi khususnya daerah sentra poduksi kedelai. Evaluasi

kejadian luas serangan penggerek polong pada tanaman kedelai terhadap prakiraan

untuk masing-masing provinsi dapat dilihat pada Tabel 12.

2.3.2. Evaluasi Prakiraan Serangan Lalat Kacang

Kejadian luas serangan lalat kacang pada tanaman kedelai MT. 2017 di Indonesia

adalah 111,6 ha (10,7%) dari angka prakiraan 1.043,0 ha. Kejadian serangan terjadi di 12

provinsi khususnya daerah sentra poduksi kedelai. Evaluasi kejadian luas serangan lalat

Balai Besar Peramalan OPT 17

kacang pada tanaman kedelai terhadap prakiraan untuk masing-masing provinsi dapat

dilihat pada Tabel 12.

2.3.3. Evaluasi Prakiraan Serangan Ulat Grayak

Kejadian luas serangan ulat grayak pada tanaman kedelai MT. 2017 di Indonesia

adalah 314,9 ha (19,5%) dari angka prakiraan 1.612,0 ha. Umumnya serangan hanya

terjadi di beberapa provinsi khususnya daerah sentra poduksi kedelai. Evaluasi kejadian

luas serangan ulat grayak pada tanaman kedelai terhadap prakiraan untuk masing-

masing provinsi dapat dilihat pada Tabel 13.

2.3.4. Evaluasi Prakiraan Serangan Tikus

Kejadian luas serangan tikus pada tanaman kedelai MT. 2017 di Indonesia seluas

256,1 ha (32,2%) dari angka prakiraan seluas 796,0 ha. Kejadian serangan tikus terjadi di

10 provinsi dan serangan tertinggi terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Evaluasi

kejadian luas serangan tikus pada tanaman kedelai terhadap prakiraan untuk masing-

masing provinsi dapat dilihat pada Tabel 13.

2.3.5. Evaluasi Prakiraan Serangan Penggulung Daun Kedelai

Kejadian luas serangan penggulung daun pada tanaman kedelai MT. 2017 di

Indonesia seluas 335,0 (29,2%) dari angka prakiraan 1.148,0 ha. Hama penggulung daun

serangannya tertinggi dibandingkan dengan OPT utama kedelai lainnya dan serangan

tertinggi terjadi di Provinsi Jambi. Evaluasi kejadian luas serangan penggulung daun pada

tanaman kedelai terhadap prakiraan untuk masing-masing provinsi dapat dilihat pada

Tabel 14.

2.3.6. Evaluasi Prakiraan Serangan Ulat Jengkal

Kejadian luas serangan ulat jengkal pada tanaman kedelai MT. 2017 di Indonesia

seluas 165,9 ha (15,7%) dari luas prakiraan 1.054,0 ha. Kejadian luas serangan Ulat

Jengkal tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Tengah. Evaluasi kejadian luas serangan ulat

jengkal pada tanaman kedelai terhadap prakiraan untuk masing-masing provinsi dapat

dilihat pada Tabel 14.

Balai Besar Peramalan OPT 18

Tabel 12. Evaluasi Prakiraan Serangan terhadap Kejadian Serangan Penggerek

Polong dan Lalat Kacang pada Tanaman Kedelai di Indonesia

MT. 2017

1 Pemerintah Aceh 112,7 5,0 4,4 61,9 1,0 1,6

2 Sumatera Utara 102,2 1,3 1,3 77,2 0,0 0,0

3 Sumatera Barat 2,9 0,0 0,0 2,3 0,0 0,0

4 Riau 90,6 15,0 16,6 25,7 8,3 32,3

5 Jambi 32,5 0,1 0,3 45,1 1,7 3,8

6 Sumatera Selatan 140,4 16,5 11,8 159,6 8,1 5,1

7 Bengkulu 28,8 0,0 0,0 23,4 0,0 0,0

8 Lampung 46,4 0,0 0,0 36,6 2,0 5,5

9 Kep. Bangka Belitung 2,9 0,0 0,0 2,3 0,0 0,0

10 Kepulauan Riau 2,9 0,0 0,0 2,3 0,0 0,0

11 DKI. Jakarta 2,9 0,0 0,0 2,3 0,0 0,0

12 Jawa Barat 86,8 3,0 3,5 71,0 32,0 45,1

13 Jawa Tengah 126,1 32,2 25,5 139,6 36,0 25,8

14 DI. Yogyakarta 14,4 2,6 18,1 18,1 4,0 22,2

15 Jawa Timur 146,7 4,0 2,7 98,7 12,7 12,9

16 Banten 97,9 0,0 0,0 79,5 0,0 0,0

17 Bali 3,3 0,0 0,0 2,3 0,0 0,0

18 Nusa Tenggara Barat 11,9 0,0 0,0 2,3 0,5 21,4

19 Nusa Tenggara Timur 23,3 0,0 0,0 2,3 0,0 0,0

20 Kalimantan Barat 40,8 8,0 19,6 32,7 5,0 15,3

21 Kalimantan Tengah 2,9 0,0 0,0 2,3 0,0 0,0

22 Kalimantan Selatan 37,4 0,0 0,0 30,4 0,0 0,0

23 Kalimantan Timur 30,5 0,0 0,0 33,2 0,0 0,0

24 Kalimantan Utara 2,9 0,0 0,0 2,3 0,0 0,0

25 Sulawesi Utara 2,9 0,0 0,0 2,3 0,0 0,0

26 Sulawesi Tengah 2,9 0,0 0,0 2,3 0,0 0,0

27 Sulawesi Selatan 35,2 3,0 8,5 2,3 0,0 0,0

28 Sulawesi Tenggara 48,0 6,0 12,5 32,7 0,0 0,0

29 Gorontalo 17,3 0,0 0,0 14,0 0,0 0,0

30 Sulawesi Barat 5,4 0,0 0,0 2,3 0,0 0,0

31 Maluku 4,5 0,0 0,0 2,3 0,0 0,0

32 Maluku Utara 3,2 2,0 62,1 2,3 0,0 0,0

33 Papua Barat 33,7 3,0 8,9 25,7 0,0 0,0

34 Papua 10,0 0,0 0,0 2,3 0,3 10,7

Jumlah 1.353,3 101,7 7,5 1.042,5 111,6 10,7

No. Provinsi

PENGGEREK POLONG LALAT KACANG

Prakiraan

Serangan MT

2017 (Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Evaluasi

Kejadian

Terhadap

Angka

Ramalan (%)

Prakiraan

Serangan MT

2017 (Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Evaluasi

Kejadian

Terhadap

Angka

Ramalan (%)

Keterangan : KLTS = Kumulatif Luas Tambah Serangan, MT = Musim Tanam Sumber data : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, BPTPH Provinsi

Balai Besar Peramalan OPT 19

Tabel 13. Evaluasi Prakiraan Serangan terhadap Kejadian Serangan Ulat

Gerayak dan Tikus pada Tanaman Kedelai di Indonesia MT. 2017

1 Pemerintah Aceh 128,6 11,0 8,6 46,6 0,0 0,0

2 Sumatera Utara 130,0 1,8 1,4 66,9 0,0 0,0

3 Sumatera Barat 8,9 0,0 0,0 2,0 0,0 0,0

4 Riau 36,9 6,5 17,6 22,3 2,0 9,0

5 Jambi 110,7 10,4 9,4 22,3 0,0 0,0

6 Sumatera Selatan 104,8 14,5 13,8 93,0 7,0 7,5

7 Bengkulu 33,5 0,0 0,0 20,3 0,0 0,0

8 Lampung 52,4 0,0 0,0 30,4 0,0 0,0

9 Kep. Bangka Belitung 3,4 0,0 0,0 2,0 0,0 0,0

10 Kepulauan Riau 28,2 0,0 0,0 2,0 0,0 0,0

11 DKI. Jakarta 63,0 0,0 0,0 2,0 0,0 0,0

12 Jawa Barat 96,5 66,0 68,4 54,8 11,0 20,1

13 Jawa Tengah 141,4 61,6 43,5 79,1 40,0 50,6

14 DI. Yogyakarta 16,8 0,0 0,0 10,1 0,0 0,0

15 Jawa Timur 159,5 60,2 37,7 93,1 78,0 83,7

16 Banten 114,0 0,0 0,0 68,9 0,0 0,0

17 Bali 4,4 0,0 0,0 2,0 0,0 0,0

18 Nusa Tenggara Barat 3,4 9,0 268,4 5,2 101,0 1.941,5

19 Nusa Tenggara Timur 3,4 11,0 328,1 2,0 0,0 0,0

20 Kalimantan Barat 46,9 0,0 0,0 28,4 0,0 0,0

21 Kalimantan Tengah 3,4 0,0 0,0 2,0 0,0 0,0

22 Kalimantan Selatan 43,6 0,0 0,0 27,9 6,1 21,8

23 Kalimantan Timur 33,5 0,0 0,0 20,3 0,0 0,0

24 Kalimantan Utara 11,1 0,0 0,0 2,0 0,0 0,0

25 Sulawesi Utara 9,3 0,0 0,0 2,0 0,0 0,0

26 Sulawesi Tengah 42,1 0,0 0,0 2,0 0,0 0,0

27 Sulawesi Selatan 3,4 1,0 29,8 10,3 0,0 0,0

28 Sulawesi Tenggara 87,0 51,0 58,6 31,6 8,0 25,3

29 Gorontalo 20,1 0,0 0,0 12,2 0,0 0,0

30 Sulawesi Barat 3,4 0,0 0,0 2,0 1,0 49,3

31 Maluku 3,4 0,0 0,0 2,0 0,0 0,0

32 Maluku Utara 18,8 0,0 0,0 2,0 2,0 98,6

33 Papua Barat 42,9 10,0 23,3 23,1 0,0 0,0

34 Papua 3,4 1,0 29,8 2,6 0,0 0,0

Jumlah 1.611,9 314,9 19,5 795,8 256,1 32,2

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Evaluasi

Kejadian

Terhadap

Angka

Ramalan (%)

No. Provinsi

ULAT GERAYAK TIKUS

Prakiraan

Serangan MT

2017 (Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Evaluasi

Kejadian

Terhadap

Angka

Ramalan (%)

Prakiraan

Serangan MT

2017 (Ha)

Keterangan : KLTS = Kumulatif Luas Tambah Serangan, MT = Musim Tanam Sumber data : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, BPTPH Provinsi

Balai Besar Peramalan OPT 20

Tabel 14. Evaluasi Prakiraan Serangan terhadap Kejadian Serangan

Penggulung Daun dan Ulat Jengkal pada Tanaman Kedelai di

Indonesia MT. 2017

1 Pemerintah Aceh 89,5 19,0 21,2 74,8 0,0 0,0

2 Sumatera Utara 87,9 0,7 0,8 85,7 0,0 0,0

3 Sumatera Barat 2,6 0,0 0,0 2,6 0,0 0,0

4 Riau 28,3 23,0 81,3 28,6 31,5 110,3

5 Jambi 56,4 126,7 224,6 28,6 0,3 0,9

6 Sumatera Selatan 43,7 10,1 23,1 71,6 2,5 3,5

7 Bengkulu 25,7 0,0 0,0 26,0 0,0 0,0

8 Lampung 58,8 0,5 0,8 38,9 0,0 0,0

9 Kep. Bangka Belitung 2,6 0,0 0,0 2,6 0,0 0,0

10 Kepulauan Riau 2,6 0,0 0,0 2,6 0,0 0,0

11 DKI. Jakarta 2,6 0,0 0,0 2,6 0,0 0,0

12 Jawa Barat 105,9 37,0 34,9 70,1 8,0 11,4

13 Jawa Tengah 142,7 27,0 18,9 171,1 63,0 36,8

14 DI. Yogyakarta 12,9 12,3 95,6 13,0 0,0 0,0

15 Jawa Timur 110,5 50,1 45,3 113,7 36,1 31,7

16 Banten 87,5 0,0 0,0 88,3 0,0 0,0

17 Bali 2,6 0,0 0,0 2,6 0,0 0,0

18 Nusa Tenggara Barat 47,1 4,4 9,3 13,8 5,0 36,2

19 Nusa Tenggara Timur 2,6 0,3 9,7 5,8 0,0 0,0

20 Kalimantan Barat 36,0 0,0 0,0 36,3 0,0 0,0

21 Kalimantan Tengah 2,6 0,0 0,0 2,6 0,0 0,0

22 Kalimantan Selatan 33,4 2,0 6,0 33,7 0,0 0,0

23 Kalimantan Timur 25,7 0,0 0,0 26,0 0,0 0,0

24 Kalimantan Utara 2,6 0,0 0,0 2,6 0,0 0,0

25 Sulawesi Utara 2,6 0,0 0,0 2,7 0,0 0,0

26 Sulawesi Tengah 12,7 0,0 0,0 2,6 0,0 0,0

27 Sulawesi Selatan 2,6 6,0 233,2 2,6 0,0 0,0

28 Sulawesi Tenggara 38,0 5,0 13,1 36,3 0,0 0,0

29 Gorontalo 15,4 0,0 0,0 15,6 0,0 0,0

30 Sulawesi Barat 2,6 0,0 0,0 2,7 0,0 0,0

31 Maluku 2,6 0,0 0,0 2,6 0,0 0,0

32 Maluku Utara 4,9 0,6 12,2 2,6 0,0 0,0

33 Papua Barat 50,6 9,5 18,8 35,7 0,0 0,0

34 Papua 3,2 0,8 25,2 6,2 19,5 315,8

Jumlah 1147,8 335,0 29,2 1053,6 165,9 15,7

Prakiraan

Serangan MT

2017 (Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Evaluasi

Kejadian

Terhadap

Angka

Ramalan (%)

No. Provinsi

PENGGULUNG DAUN ULAT JENGKAL

Prakiraan

Serangan MT

2017 (Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Evaluasi

Kejadian

Terhadap

Angka

Ramalan (%)

Keterangan : KLTS = Kumulatif Luas Tambah Serangan, MT = Musim Tanam Sumber data : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, BPTPH Provinsi

Balai Besar Peramalan OPT 21

III. PRAKIRAAN SERANGAN OPT UTAMA TANAMAN PADI, JAGUNG,

DAN KEDELAI PADA MT 2017/2018

3.1. Prakiraan Serangan OPT Utama Padi MT 2017/2018

Prakiraan luas serangan OPT utama padi (PBP, WBC, tikus, tungro, blas dan

BLB) pada tanaman padi di Indonesia pada MT. 2017/2018 disajikan pada Tabel 15.

Prakiraan luas serangan OPT utama padi di Indonesia adalah 215.166,7 ha, lebih tinggi

dibandingkan dengan angka kejadian luas serangan pada MT.2017 190.490,6 ha.

Prakiraan luas serangan hama tertinggi pada MT. 2017/2018 adalah WBC yaitu

mencapai 63.175,6 ha, kemudian diikuti tikus 52.716,3 ha dan PBP 45.207,2 ha dan ulat

gerayak 1.769,5 ha. Sedangkan untuk penyakit prakiraan luas serangan tertinggi adalah

BLB 27.272,4 ha, blas 22.390,3 ha dan tungro 2.635,4 ha. Prakiraan serangan OPT padi

masing-masing provinsi perkabupaten disajikan pada Lampiran 1.

Tabel 15. Prakiraan Serangan OPT Utama Tanaman Padi MT. 2017/2018 di

Indonesia

Min Rerata Mak

1 PBP 47.745,7 44.045,0 44.625,5 45.207,2

2 WBC 51.645,0 61.908,6 62.542,1 63.175,6

3 Tikus 49.830,0 51.637,2 52.177,0 52.716,3

4 Tungro 2.559,1 1.372,3 2.001,1 2.635,4

5 Blas 16.489,1 21.133,4 21.758,6 22.390,3

6 BLB 21.466,6 26.093,8 26.679,0 27.272,4

7 Ulat Grayak 755,0 (296,8) 730,3 1.769,5

Jumlah 190.490,6 205.893,5 210.513,6 215.166,7

No. OPTKLTS

MT 2017 (ha)

Ramalan MT. 2017/2018 (ha)

Keterangan : KLTS = Kumulatif Luas Tambah Serangan, MT = Musim Tanam Sumber data : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, BPTPH Provinsi

3.1.1. Prakiraan Luas Serangan Penggerek Batang Padi

Prakiraan luas serangan penggerek batang padi di Indonesia mencapai

45.207,2 ha yang tersebar di seluruh provinsi. Prakiraan luas serangan PBP tertinggi

seluas 9.948 ha yang diprakirakan akan terjadi di provinsi Jawa Tengah, berturut-turut

prakiraan serangan diatas 1.000 ha adalah Provinsi Jawa Barat, Sulawesi Tenggara,

Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Sulawesi Tengah,

Gorontalo, Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Banten dan

Aceh, serta provinsi lainnya diprakirakan luas serangannya dibawah 1.000 ha. Angka

prakiraan luas serangan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 16.

Balai Besar Peramalan OPT 22

3.1.2. Prakiraan Luas Serangan Wereng Batang Coklat

Prakiraan luas serangan wereng batang coklat (WBC) di Indonesia MT.

2017/2018 mencapai 63.175,6 ha yang tersebar di seluruh provinsi. Luas serangan WBC

diperkirakan tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Tengah seluas 15.453,3 ha, berturut turut

provinsi yang luas serangannya diperkirakan lebih dari 1.000 ha adalah Provinsi

Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Lampung, Banten Sumatera Utara dan Bali,

sedangkan provinsi lainnya diprakirakan luas serangannya dibawah 1.000 ha. Angka

prakiraan luas serangan WBC selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 16.

3.1.3. Prakiraan Serangan Tikus

Prakiraan luas serangan tikus pada tanaman padi di Indonesia MT. 2017/2018

mencapai 52.716,3 ha yang tersebar di seluruh provinsi. Luas serangan tikus

diperkirakan tertinggi terjadi di Provinsi Sulawesi Tenggara seluas 14.179,4 ha, berturut

turut provinsi yang luas serangannya diperkirakan lebih dari 1.000 ha adalah Provinsi

Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung, Sumatera Selatan, Jawa Timur, Kalimantan Barat,

Aceh, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Timur dan

Sulawesi Barat, provinsi lainnya diprakirakan luas serangan kurang dari 1000 ha. Angka

prakiraan luas serangan tikus selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 16.

3.1.4. Prakiraan Serangan Penyakit Tungro

Prakiraan luas serangan penyakit tungro di Indonesia MT. 2017/2018 seluas

2.635,4 yang tersebar di seluruh provinsi. Luas serangan tertinggi diperkirakan terjadi di

Provinsi Jawa Barat seluas 767,3 ha, berturut turut provinsi yang luas serangannya

diperkirakan lebih dari 1.00 ha adalah Provinsi Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali,

Kalimantan Barat, Jawa Tengah dan Kalimantan Selatan, provinsi lainnya diprakirakan

luas serangan kurang dari 100 ha. Angka prakiraan luas serangan tungro selengkapnya

dapat dilihat pada Tabel 17.

Balai Besar Peramalan OPT 23

3.1.5. Prakiraan Serangan Blas

Prakiraan luas serangan penyakit blas di Indonesia MT. 2017/2018 mencapai

22.390,3 ha yang tersebar di seluruh provinsi. Luas serangan tertinggi diperkirakan terjadi

di Provinsi Jawa Barat seluas 5.242 ha, berturut turut provinsi yang luas serangannya

diperkirakan lebih dari 1.000 ha adalah Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera

Utara, dan Lampung, provinsi lainnya diprakirakan luas seranggannya dibawah 1000 ha.

Angka prakiraan luas serangan blas selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 17.

3.1.6. Prakiraan Serangan BLB (Kresek)

Prakiraan luas serangan penyakit BLB atau kresek di Indonesia MT. 2017/2018

seluas 27.272,4 ha yang tersebar di seluruh provinsi. Luas serangan tertinggi

diperkirakan terjadi di Provinsi Jawa Barat 7.657,7 ha, berikut provinsi yang luas

serangannya diperkirakan lebih dari 1.000 ha adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten,

Aceh, dan Sumatera Utara, provinsi lainnya diprakirakan luas seranggan kurang dari

1000 ha. Angka prakiraan luas serangan BLB selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 18.

3.1.7. Prakiraan Serangan Ulat Gerayak

Prakiraan luas serangan ulat gerayak di Indonesia MT. 2017/2018 seluas 1.769,5 ha

yang tersebar di seluruh provinsi. Luas serangan tertinggi diperkirakan terjadi di Provinsi

Aceh seluas 284,7 ha, berikut provinsi yang luas serangannya diperkirakan lebih dari 1.00

ha adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Bengkulu, Jawa Barat, dan

Sumatera Selatan, provinsi lainnya diprakirakan luas seranggan kurang dari 100 ha.

Angka prakiraan luas serangan BLB selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 18.

Balai Besar Peramalan OPT 24

Tabel 16. Prakiraan Serangan Penggerek Batang Padi, Wereng Batang Coklat

dan Tikus di Indonesia MT. 2017/2018

1 Pemerintah Aceh 1.108,0 1.078,5 353,0 306,7 1.360,0 1.385,2

2 Sumatera Utara 428,2 730,8 414,3 1.048,5 792,2 1.134,1

3 Sumatera Barat 33,8 23,6 352,9 641,0 441,7 414,0

4 Riau 202,2 313,0 141,3 355,4 229,3 276,9

5 Jambi 215,1 224,6 48,5 70,5 398,5 406,8

6 Sumatera Selatan 2.407,6 2.116,2 2.472,8 15.243,5 4.309,6 3.333,1

7 Bengkulu 178,2 127,5 53,0 207,1 432,8 299,5

8 Lampung 2.083,0 1.889,6 1.170,3 4.317,3 5.832,0 3.437,1

9 Kep. Bangka Belitung 44,1 76,2 3,0 17,7 58,4 65,3

10 Kepulauan Riau 0,0 3,4 0,0 3,3 0,0 2,0

11 DKI. Jakarta 0,0 10,2 1,0 15,7 27,8 37,9

12 Jawa Barat 7.066,5 6.894,8 13.278,0 10.078,8 8.108,3 7.105,4

13 Jawa Tengah 10.493,5 9.949,0 17.827,9 15.453,4 7.773,4 8.720,0

14 DI. Yogyakarta 700,4 506,9 227,4 148,5 624,8 309,8

15 Jawa Timur 3.032,5 2.349,0 9.125,1 8.257,3 3.128,7 2.763,8

16 Banten 1.228,0 1.120,6 4.723,0 3.192,8 557,6 459,0

17 Bali 340,7 175,6 303,2 1.018,3 327,7 207,9

18 Nusa Tenggara Barat 611,9 1.427,6 61,8 80,8 92,5 323,1

19 Nusa Tenggara Timur 1.729,6 1.379,1 49,0 50,6 121,6 77,6

20 Kalimantan Barat 805,6 2.229,2 181,7 512,8 1.129,4 1.958,7

21 Kalimantan Tengah 92,2 161,0 11,4 45,3 205,1 184,9

22 Kalimantan Selatan 32,9 89,7 18,8 23,3 560,1 437,7

23 Kalimantan Timur 1.607,1 1.224,1 40,3 182,1 1.205,5 1.101,8

24 Kalimantan Utara 0,0 3,4 0,0 3,3 0,0 2,0

25 Sulawesi Utara 787,5 301,9 0,6 7,1 97,2 46,1

26 Sulawesi Tengah 2.032,0 1.625,7 25,0 82,1 1.632,5 1.383,1

27 Sulawesi Selatan 1.173,8 896,4 9,1 38,5 2.114,6 1.140,6

28 Sulawesi Tenggara 5.115,0 4.037,9 63,0 210,2 6.638,0 14.179,4

29 Gorontalo 1.309,1 1.591,8 387,9 789,7 291,8 324,6

30 Sulawesi Barat 1.742,7 1.584,7 101,0 241,0 1.221,9 1.058,4

31 Maluku 611,6 653,6 150,6 329,2 46,3 53,1

32 Maluku Utara 62,0 66,8 3,0 17,7 28,0 13,1

33 Papua Barat 419,6 305,2 47,3 182,9 12,0 36,7

34 Papua 51,8 39,5 0,0 3,3 31,3 37,5

Jumlah 47.745,7 45.207,2 51.645,0 63.175,6 49.830,0 52.716,3

No. Provinsi

PENGGEREK BATANG PADI WERENG BATANG COKLAT

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan

MT

2017/2018

(Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan

MT

2017/2018

(Ha)

TIKUS

Prakiraan

Serangan

MT

2017/2018

(Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Keterangan : KLTS = Kumulatif Luas Tambah Serangan, MT = Musim Tanam Sumber data : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, BPTPH Provinsi

Balai Besar Peramalan OPT 25

Tabel 17. Prakiraan Serangan Tungro dan Blas di Indonesia MT. 2017/2018

1 Pemerintah Aceh 2,0 53,9 535,0 687,4

2 Sumatera Utara 32,6 99,5 1181,8 1800,4

3 Sumatera Barat 7,2 6,2 121,6 181,4

4 Riau 0,0 24,9 161,0 225,9

5 Jambi 20,0 39,8 81,5 74,9

6 Sumatera Selatan 15,8 67,8 822,9 739,2

7 Bengkulu 29,5 29,6 198,2 345,3

8 Lampung 0,0 33,9 1338,0 1582,8

9 Kep. Bangka Belitung 0,0 2,3 61,2 102,6

10 Kepulauan Riau 0,0 2,3 0,0 4,4

11 DKI. Jakarta 0,0 6,8 0,0 13,3

12 Jawa Barat 848,0 767,3 3853,0 5242,4

13 Jawa Tengah 135,8 146,3 1680,3 3984,7

14 DI. Yogyakarta 17,0 16,1 71,7 72,2

15 Jawa Timur 334,6 328,5 2965,9 2297,0

16 Banten 0,0 19,4 218,0 356,3

17 Bali 383,3 192,7 265,2 303,0

18 Nusa Tenggara Barat 154,3 278,1 198,8 900,6

19 Nusa Tenggara Timur 52,1 36,6 36,8 67,7

20 Kalimantan Barat 249,8 192,0 451,4 862,3

21 Kalimantan Tengah 0,0 2,3 41,8 61,3

22 Kalimantan Selatan 186,4 116,5 45,1 56,6

23 Kalimantan Timur 26,0 41,8 324,0 233,8

24 Kalimantan Utara 0,0 2,3 0,0 4,4

25 Sulawesi Utara 38,7 24,7 25,6 41,6

26 Sulawesi Tengah 19,8 17,0 38,0 69,5

27 Sulawesi Selatan 2,5 4,5 257,2 326,4

28 Sulawesi Tenggara 0,0 31,7 874,0 795,7

29 Gorontalo 0,0 13,6 115,9 222,4

30 Sulawesi Barat 0,0 2,3 403,3 496,6

31 Maluku 0,0 2,3 69,8 114,3

32 Maluku Utara 1,0 2,8 0,0 4,4

33 Papua Barat 0,0 24,9 5,2 61,1

34 Papua 3,0 5,0 47,3 58,3

Jumlah 2.559,1 2.635,4 16489,1 22390,3

No. Provinsi

TUNGRO BLAS

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018 (Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018 (Ha)

Keterangan : KLTS = Kumulatif Luas Tambah Serangan, MT = Musim Tanam Sumber data : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, BPTPH Provinsi

Balai Besar Peramalan OPT 26

Tabel 18. Prakiraan Serangan BLB dan Ulat Gerayak di Indonesia MT.

2017/2018

1 Pemerintah Aceh 1188,0 1223,4 267,0 284,7

2 Sumatera Utara 712,7 1196,9 0,0 142,8

3 Sumatera Barat 6,5 11,6 0,0 4,3

4 Riau 41,6 84,1 3,0 50,8

5 Jambi 45,5 77,1 1,3 18,7

6 Sumatera Selatan 947,6 856,4 78,0 105,5

7 Bengkulu 0,1 28,2 165,6 134,4

8 Lampung 916,0 743,8 28,0 69,7

9 Kep. Bangka Belitung 0,0 2,8 0,0 4,3

10 Kepulauan Riau 0,0 2,8 0,0 4,3

11 DKI. Jakarta 30,0 48,5 0,0 13,0

12 Jawa Barat 6463,0 7657,7 0,0 116,9

13 Jawa Tengah 4360,3 6452,2 0,0 147,2

14 DI. Yogyakarta 539,2 297,9 0,0 21,6

15 Jawa Timur 3653,8 4381,1 1,5 166,2

16 Banten 814,0 1230,9 7,0 41,6

17 Bali 0,0 2,8 0,0 4,3

18 Nusa Tenggara Barat 262,6 906,2 0,0 4,3

19 Nusa Tenggara Timur 41,8 58,0 0,0 4,3

20 Kalimantan Barat 28,1 76,9 34,3 91,8

21 Kalimantan Tengah 12,0 18,9 0,0 4,3

22 Kalimantan Selatan 3,4 15,8 16,6 47,8

23 Kalimantan Timur 98,0 158,2 22,5 63,8

24 Kalimantan Utara 0,0 2,8 0,0 4,3

25 Sulawesi Utara 14,3 34,3 0,0 4,3

26 Sulawesi Tengah 144,0 90,2 0,0 4,3

27 Sulawesi Selatan 91,4 146,3 0,0 2,2

28 Sulawesi Tenggara 95,0 164,8 97,0 87,1

29 Gorontalo 286,8 394,9 33,3 55,5

30 Sulawesi Barat 581,4 748,5 0,0 4,3

31 Maluku 27,0 38,7 0,0 4,3

32 Maluku Utara 0,0 2,8 0,0 4,3

33 Papua Barat 5,0 37,7 0,0 47,6

34 Papua 57,8 78,9 0,0 4,3

Jumlah 21466,6 27272,4 755,0 1769,5

No. Provinsi

BLB ULAT GERAYAK

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018 (Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018 (Ha)

Keterangan : KLTS = Kumulatif Luas Tambah Serangan, MT = Musim Tanam Sumber data : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, BPTPH Provinsi

Balai Besar Peramalan OPT 27

3.2. Prakiraan Serangan OPT Utama Jagung MT. 2017/2018

Prakiraan luas serangan OPT utama pada tanaman jagung di Indonesia pada

MT. 2017/2018 disajikan pada Tabel 19. Prakiraan luas serangan OPT utama jagung di

Indonesia adalah 21.094,1 ha, lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka kejadian luas

serangan pada MT.2017 (12.754 ha). Prakiraan luas serangan OPT tertinggi pada MT

2017/2018 adalah bulai yaitu seluas 4.544,9 ha, kemudian diikuti penggerek batang

jagung 3.830,2 ha, hawar daun 3.524,2 ha, tikus 2.893,1 ha, penggerek tongkol 2.490,0

ha, lalat bibit 2.099,4 ha dan ulat gerayak 1.712,3 ha. Angka prakiraan untuk masing

OPT jagung dan provinsi dapat dilihat pada Tabel 20-22. Prakiraan serangan OPT jagung

masing-masing provinsi perkabupaten disajikan pada Lampiran 2.

Tabel 19. Prakiraan Serangan OPT Utama Pada Tanaman Jagung di Indonesia

MT. 2017/2018

Min Rerata Mak

1 Lalat Bibit 851,9 992,9 1.537,5 2.099,4

2 P. Batang 2.059,1 2.851,3 3.340,8 3.830,2

3 Bulai 2.157,0 3.252,7 3.899,7 4.544,9

4 Tikus 2.639,1 1.739,3 2.248,4 2.893,1

5 P. Tongkol 1.569,1 1.417,1 1.940,8 2.490,0

6 U. Grayak 1.141,6 789,7 1.234,0 1.712,3

7 Hawar Daun 2.336,3 2.405,8 2.973,7 3.524,2

Jumlah 12.754,0 13.448,9 17.174,8 21.094,1

No. OPT

KLTS

MT 2017

(ha)

Ramalan MT. 2017/2018 (ha)

Keterangan : KLTS = Kumulatif Luas Tambah Serangan, MT = Musim Tanam Sumber data : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, BPTPH Provinsi

3.2.1. Prakiraan Serangan Lalat Bibit

Prakiraan luas serangan lalat bibit pada tanaman jagung MT. 2017/2018 di

Indonesia sebesar 2.099,4 ha yang tersebar hampir di seluruh provinsi. Luas serangan

tertinggi diperkirakan terjadi di Provinsi Jawa Tengah (385,1 ha), kemudian provinsi yang

diprakirakan luas serangganya diatas 100 ha adalah; Gorontalo, Jawa Timur, Sumatera

Utara, Jawa Barat, Kalimantan Barat dan Aceh, provinsi lainnya diprakirakan luas

seranggannya dibawah 100 ha. Angka prakiraan luas serangan lalat bibit pada tanaman

jagung selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 20.

Balai Besar Peramalan OPT 28

3.2.2. Prakiraan Serangan Penggerek Batang Jagung

Prakiraan luas serangan penggerek batang jagung MT. 2017/2018 di Indonesia

seluas 3.830,2 ha yang tersebar hampir di seluruh provinsi. Luas serangan tertinggi

diperkirakan terjadi di Provinsi Jawa Tengah (624,4 ha), kemudian provinsi yang

diprakirakan luas serangganya diatas 100 ha adalah; Sumatera Selatan, Jawa Timur,

Gorontalo, Pemerintah Aceh, Sulawesi Tenggara, Sumatera Utara, Jawa Barat,

Lampung, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Riau, dan Papua Barat, provinsi lainnya

diprakirakan luas serangannya kurang dari 100 ha. Angka prakiraan luas serangan lalat

bibit pada tanaman jagung selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 20.

3.2.3. Prakiraan Serangan Bulai

Prakiraan luas serangan penyakit bulai pada tanaman jagung MT. 2017/2018 di

Indonesia mencapai 4.544,9 ha yang tersebar hampir di seluruh provinsi. Luas serangan

tertinggi diperkirakan terjadi di Provinsi Jawa Timur (1.486,5 ha), selanjutnya provinsi

yang diprakirakan luas serangganya diatas 100 ha adalah; Jawa Tengah, Jawa Barat,

Gorontalo, Sumatera Utara, Sumatera Selatan Aceh dan Lampung. Sedangkan untuk

provinsi lainnya prakiraan luas serangan rendah yaitu kurang dari 100 ha. Angka

prakiraan luas serangan penyakit bulai pada tanaman jagung selengkapnya dapat dilihat

pada Tabel 20.

3.2.4. Prakiraan Serangan Tikus

Prakiraan luas serangan tikus pada tanaman jagung MT. 2017/2018 di

Indonesia mencapai 2.893,1 ha yang tersebar hampir di seluruh provinsi. Luas serangan

tertinggi diperkirakan terjadi di Provinsi Gorontalo (625,1 ha), selanjutnya provinsi yang

diprakirakan luas serangganya diatas 100 ha adalah; Sumatera Selatan, Jawa Timur,

Jawa Tengah, Sumatera Utara, Lapung dan Aceh. Sedangkan untuk provinsi lainnya

prakiraan luas serangan rendah yaitu kurang dari 100 ha. Angka prakiraan luas serangan

tikus pada tanaman jagung selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 21.

3.2.5. Prakiraan Serangan Penggerek Tongkol Jagung

Prakiraan luas serangan penggerek tongkol pada tanaman jagung MT.

2017/2018 di Indonesia mencapai 2.490 ha yang tersebar hampir di seluruh provinsi.

Luas serangan tertinggi diperkirakan terjadi di Provinsi Jawa Tengah (319,3 ha),

selanjutnya provinsi yang diprakirakan luas serangganya diatas 100 ha adalah; Jawa

Barat, Aceh, Sulawesi Tenggara, Lampung, Jawa Timur, Gorontalo, Sumatera Selatan,

dan Sumatera Utara. Sedangkan untuk provinsi lainnya prakiraan luas serangan rendah

yaitu kurang dari 100 ha. Angka prakiraan luas serangan tikus pada tanaman jagung

selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 21.

Balai Besar Peramalan OPT 29

3.2.6. Prakiraan Serangan Ulat Grayak

Prakiraan luas serangan ulat grayak pada tanaman jagung MT. 2017/2018 di

Indonesia mencapai 1.712,3 ha yang tersebar hampir di seluruh provinsi. Luas serangan

tertinggi diperkirakan terjadi di Provinsi Aceh (407 ha), selanjutnya provinsi yang

diprakirakan luas serangganya diatas 100 ha adalah; Sulawesi Tenggara, Lampung dan

Gorontalo. Sedangkan untuk provinsi lainnya prakiraan luas serangan rendah yaitu

kurang dari 100 ha. Angka prakiraan luas serangan ulat grayak pada tanaman jagung

selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 22.

3.2.7. Prakiraan Serangan Hawar Daun Jagung

Prakiraan luas serangan ulat grayak pada tanaman jagung MT. 2017/2018 di

Indonesia mencapai 3.524,2 ha yang tersebar hampir di seluruh provinsi. Luas serangan

tertinggi diperkirakan terjadi di Provinsi Sumatera Utara (2.317,1 ha), selanjutnya provinsi

yang diprakirakan luas serangganya diatas 100 ha adalah; Jawa Timur, Aceh, Jawa

Tengah dan Sumatera Selatan. Sedangkan untuk provinsi lainnya prakiraan luas

serangan rendah yaitu kurang dari 100 ha. Angka prakiraan luas serangan ulat grayak

pada tanaman jagung selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 22.

Balai Besar Peramalan OPT 30

Tabel 20. Prakiraan Serangan Hama Lalat Bibit, Penggerek Batang dan Bulai pada Tanaman Jagung MT. 2017/2018 di Indonesia

1 Pemerintah Aceh 21,0 100,2 169,0 257,1 24,0 139,5

2 Sumatera Utara 64,5 181,7 50,1 216,9 22,8 174,6

3 Sumatera Barat 0,0 2,9 0,0 4,2 9,5 22,6

4 Riau 20,2 62,5 42,4 106,8 11,6 68,5

5 Jambi 2,8 37,4 22,9 88,1 3,2 51,1

6 Sumatera Selatan 26,4 92,8 432,2 540,7 36,4 141,4

7 Bengkulu 0,0 29,4 9,3 60,4 3,0 46,2

8 Lampung 4,0 50,9 74,0 168,9 23,0 104,9

9 Kep. Bangka Belitung 0,0 2,9 0,0 4,2 0,0 4,0

10 Kepulauan Riau 0,0 2,9 0,0 4,2 0,0 4,0

11 DKI. Jakarta 0,0 2,9 0,0 4,2 0,0 4,0

12 Jawa Barat 44,0 148,0 49,0 192,2 158,0 369,0

13 Jawa Tengah 224,3 385,1 438,4 624,4 796,0 1.214,9

14 DI. Yogyakarta 23,7 50,9 19,5 53,2 31,0 77,1

15 Jawa Timur 85,0 238,0 101,4 307,6 864,0 1.486,5

16 Banten 0,0 23,5 0,0 33,3 0,0 31,7

17 Bali 0,0 2,9 0,0 4,2 0,0 4,0

18 Nusa Tenggara Barat 3,1 8,3 14,0 26,2 0,0 4,0

19 Nusa Tenggara Timur 0,0 2,9 0,0 4,2 0,0 4,0

20 Kalimantan Barat 57,4 120,1 38,0 112,7 10,0 75,0

21 Kalimantan Tengah 0,0 2,9 0,0 4,2 0,0 4,0

22 Kalimantan Selatan 1,3 40,6 2,0 58,5 6,0 64,6

23 Kalimantan Timur 0,0 29,4 61,0 134,0 2,2 44,6

24 Kalimantan Utara 0,0 2,9 0,0 4,2 0,0 4,0

25 Sulawesi Utara 16,2 27,2 56,6 68,4 12,8 28,2

26 Sulawesi Tengah 9,0 17,2 13,0 24,9 1,0 6,3

27 Sulawesi Selatan 9,0 17,2 0,5 5,4 7,5 19,0

28 Sulawesi Tenggara 0,0 41,2 111,0 218,8 11,0 77,3

29 Gorontalo 228,1 309,7 263,4 299,9 121,0 204,2

30 Sulawesi Barat 2,1 6,6 32,4 46,3 0,0 4,0

31 Maluku 1,8 6,1 2,7 9,8 0,0 4,0

32 Maluku Utara 5,0 11,2 1,0 6,5 3,0 10,5

33 Papua Barat 3,1 37,7 34,0 101,0 0,0 43,6

34 Papua 0,0 2,9 21,5 34,9 0,0 4,0

Jumlah 851,9 2.099,4 2.059,1 3.830,2 2.157,0 4.544,9

No. Provinsi

LALAT BIBIT PENGGEREK BATANG

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan

MT

2017/2018

(Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan

MT

2017/2018

(Ha)

BULAI

Prakiraan

Serangan

MT

2017/2018

(Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Keterangan : KLTS = Kumulatif Luas Tambah Serangan, MT = Musim Tanam Sumber data : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, BPTPH Provinsi

Balai Besar Peramalan OPT 31

Tabel 21. Prakiraan Serangan Hama Tikus dan Penggerek Tongkol pada Tanaman Jagung MT. 2017 di Indonesia.

1 Pemerintah Aceh 76,0 134,5 186,0 256,7

2 Sumatera Utara 137,5 214,1 20,4 102,3

3 Sumatera Barat 0,0 2,7 0,0 2,3

4 Riau 13,7 44,5 50,6 87,0

5 Jambi 6,6 37,1 12,3 41,9

6 Sumatera Selatan 634,3 490,1 72,6 124,2

7 Bengkulu 1,3 28,3 7,0 32,2

8 Lampung 203,0 209,6 104,0 150,1

9 Kep. Bangka Belitung 0,0 2,7 0,0 2,3

10 Kepulauan Riau 0,0 2,7 0,0 2,3

11 DKI. Jakarta 0,0 2,7 0,0 2,3

12 Jawa Barat 31,0 92,3 225,0 318,3

13 Jawa Tengah 142,7 223,8 387,7 480,8

14 DI. Yogyakarta 4,0 18,4 4,3 17,1

15 Jawa Timur 166,9 263,1 48,5 146,9

16 Banten 0,0 21,4 0,0 18,3

17 Bali 0,0 2,7 0,0 2,3

18 Nusa Tenggara Barat 32,2 31,7 5,0 8,8

19 Nusa Tenggara Timur 0,0 2,7 0,0 2,3

20 Kalimantan Barat 33,5 67,9 47,2 86,0

21 Kalimantan Tengah 0,0 2,7 0,0 2,3

22 Kalimantan Selatan 5,5 40,9 3,5 34,4

23 Kalimantan Timur 33,5 60,7 51,8 86,1

24 Kalimantan Utara 0,0 2,7 0,0 2,3

25 Sulawesi Utara 121,4 93,5 14,7 20,2

26 Sulawesi Tengah 5,0 8,3 8,0 12,4

27 Sulawesi Selatan 25,0 26,0 5,5 9,4

28 Sulawesi Tenggara 53,0 87,2 172,0 222,4

29 Gorontalo 901,2 625,1 100,5 130,8

30 Sulawesi Barat 10,0 13,1 31,6 38,9

31 Maluku 0,0 2,7 4,9 8,7

32 Maluku Utara 0,0 2,7 5,5 9,4

33 Papua Barat 2,0 31,9 0,7 26,2

34 Papua 0,0 2,7 0,0 2,3

Jumlah 2.639,1 2.893,1 1569,1 2490,0

No. Provinsi

TIKUS PENGGEREK TONGKOL

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018 (Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018 (Ha)

Keterangan : KLTS = Kumulatif Luas Tambah Serangan, MT = Musim Tanam Sumber data : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, BPTPH Provinsi

Balai Besar Peramalan OPT 32

Tabel 22. Prakiraan Serangan Ulat Gerayak dan Hawar Daun pada Tanaman

Jagung MT. 2017/2018 di Indonesia.

1 Pemerintah Aceh 396,0 407,4 171,0 261,8

2 Sumatera Utara 18,1 84,2 1845,1 2317,3

3 Sumatera Barat 0,0 1,9 0,0 2,1

4 Riau 13,9 36,5 0,0 22,8

5 Jambi 33,8 55,3 0,0 22,8

6 Sumatera Selatan 45,0 80,5 82,4 140,6

7 Bengkulu 10,0 30,8 0,0 20,8

8 Lampung 145,0 168,6 0,0 31,1

9 Kep. Bangka Belitung 0,0 1,9 0,0 2,1

10 Kepulauan Riau 0,0 1,9 0,0 2,1

11 DKI. Jakarta 0,0 1,9 0,0 2,1

12 Jawa Barat 41,0 94,7 0,0 56,0

13 Jawa Tengah 14,8 82,1 65,3 154,1

14 DI. Yogyakarta 15,2 25,5 0,0 10,4

15 Jawa Timur 20,3 96,2 172,6 295,6

16 Banten 0,0 15,4 0,0 16,6

17 Bali 0,0 1,9 0,0 2,1

18 Nusa Tenggara Barat 7,0 9,6 0,0 2,1

19 Nusa Tenggara Timur 0,0 1,9 0,0 2,1

20 Kalimantan Barat 0,0 27,0 0,0 29,1

21 Kalimantan Tengah 0,0 1,9 0,0 2,1

22 Kalimantan Selatan 5,0 30,7 0,0 27,0

23 Kalimantan Timur 0,0 19,3 0,0 20,8

24 Kalimantan Utara 0,0 1,9 0,0 2,1

25 Sulawesi Utara 0,0 1,9 0,0 2,1

26 Sulawesi Tengah 3,0 5,4 0,0 2,1

27 Sulawesi Selatan 1,0 3,1 0,0 2,1

28 Sulawesi Tenggara 242,0 254,0 0,0 29,1

29 Gorontalo 126,1 134,3 0,0 12,5

30 Sulawesi Barat 3,5 6,0 0,0 2,1

31 Maluku 0,0 1,9 0,0 2,1

32 Maluku Utara 0,0 1,9 0,0 2,1

33 Papua Barat 1,0 22,4 0,0 22,8

34 Papua 0,0 1,9 0,0 2,1

Jumlah 1141,6 1712,3 2336,3 3524,2

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018 (Ha)

No. Provinsi

ULAT GERAYAK HAWAR DAUN

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018 (Ha)

Keterangan : KLTS = Kumulatif Luas Tambah Serangan, MT = Musim Tanam Sumber data : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, BPTPH Provinsi

Balai Besar Peramalan OPT 33

3.3. Prakiraan Serangan OPT Utama Kedelai MT. 2017/2018

Prakiraan luas serangan OPT utama pada tanaman kedelai di Indonesia pada

MT. 2017/2018 disajikan pada Tabel 23.

Tabel 23. Prakiraan Serangan OPT Utama pada Tanaman Kedelai MT. 2017/2018 di Indonesia

Min Rerata Mak

1 P. Polong 101,7 -58,4 448,5 985,1

2 L. Kacang 111,6 -257,5 212,6 737,1

3 U. Grayak 314,9 41,2 572,1 1.147,1

4 Tikus 256,1 32,2 435,6 882,0

5 P. Daun 335,0 569,9 1.052,9 1.542,4

6 U. Jengkal 165,9 -150,6 289,2 790,0

JUMLAH 1.285,1 176,8 3.011,0 6.083,7

No. OPT

KLTS

MT 2017

(ha)

Ramalan MT. 2017/2018 (ha)

Keterangan : KLTS = Kumulatif Luas Tambah Serangan, MT = Musim Tanam Sumber data : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, BPTPH Provinsi

Prakiraan luas serangan OPT utama kedelai MT. 2017/2018 di Indonesia

mencapai 6.083,7 ha. Angka prakiraan ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka

kejadian luas serangan pada MT.2017 (1.285,1 ha). Prakiraan luas serangan tertinggi

adalah penggulung daun yaitu mencapai 1.542,4 ha, kemudian diikuti ulat gerayak

1.147,1 ha, penggerek polong 985,1 ha, ulat jengkal 790,0 ha dan lalat kacang 737,1 ha

Prakiraan luas serangan untuk masing-masing OPT dan provinsi dapat dilihat pada Tabel

24-25. Prakiraan serangan OPT kedelai masing-masing provinsi perkabupaten disajikan

pada Lampiran 3.

3.3.1. Prakiraan Serangan Penggerek Polong Kedelai

Prakiraan luas serangan penggerek polong pada tanaman kedelai MT.

2017/2018 di Indonesia mencapai 985,1 ha yang tersebar dibeberapa provinsi. Luas

serangan tertinggi diperkirakan terjadi di Provinsi Jawa Tengah (136,6 ha), menyusul

provinsi Jawa Timur (106,6 ha, sedangkan untuk provinsi lainnya prakiraan luas

serangan kurang dari 100 ha. Angka prakiraan luas serangan penggerek polong pada

tanaman kedelai MT. 2017/2018 untuk masing-masing provinsi dapat dilihat pada Tabel

24.

Balai Besar Peramalan OPT 34

3.3.2. Prakiraan Serangan Lalat Kacang

Prakiraan luas serangan lalat kacang pada tanaman kedelai MT. 2017/2018 di

Indonesia mencapai 737,1 ha. yang tersebar hanya dibeberapa provinsi serangan

tertinggi diperkirakan terjadi di Provinsi Jawa Tengah (103,4 ha), menyusul Jawa Timur

(88,3 ha), Jawa Barat (86,4 ha), dan Sumatera Utara (64,6 ha). Sedangkan untuk

provinsi lainnya prakiraan luas serangan rendah kurang dari 50 ha, bahkan musim tanam

sebelumnya (MT. 2017) sebagian provinsi melaporkan tidak ditemukan adanya serangan.

Angka prakiraan luas serangan lalat kacang pada tanaman kedelai MT. 2017/2018 untuk

masing-masing provinsi dapat dilihat pada Tabel 24.

3.3.3. Prakiraan Serangan Ulat Grayak

Prakiraan luas serangan ulat grayak pada tanaman kedelai MT. 2017/2018 di

Indonesia mencapai 1.147,1 ha yang tersebar hanya dibeberapa provinsi. Provinsi yang

diperkiraan luas serangannya paling tinggi adalah Jawa Timur (163,4 ha), menyusul Jawa

Tengah (156,6 ha), Jawa Barat (143,6 ha), Sulawesi Tenggara (95,3 ha), Sumatera Utara

(82,2 ha), Aceh (70 ha) dan Sumatera Selatan (59,5 ha), sedangan provinsi lainnya

kurang dari 50 ha. Angka prakiraan luas serangan ulat grayak pada tanaman kedelai MT.

2017/2018 untuk masing-masing provinsi dapat dilihat pada Tabel 24.

3.3.4. Prakiraan Serangan Tikus

Prakiraan luas serangan tikus pada tanaman kedelai MT. 2017/2018 di

Indonesia mencapai 882,0 ha yang tersebar hanya dibeberapa provinsi, prakiraan luas

serangan tertinggi di provinsi Jawa Timur (164,4 ha), dan prakiraan serangan diatas 50

ha yaitu di provinsi Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Sumatera Utara.

Angka prakiraan luas serangan tikus pada tanaman kedelai MT. 2017 untuk masing-

masing provinsi dapat dilihat pada Tabel 25.

3.3.5. Prakiraan Serangan Penggulung Daun Kedelai

Prakiraan luas serangan penggulung daun pada tanaman kedelai MT.

2017/2018 di Indonesia mencapai 1.542,4 ha yang tersebar hanya dibeberapa provinsi.

Prakiraan luas serangan tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Tengah (290,4 ha), kemudian

diikuti Jawa Timur (206,5 ha), Jawa Barat (149,4 ha), Jawa Tengah (147,4 ha) dan Aceh

101,4 ha (42 ha) provinsi lainnya luas serangannya diprakirakan kurang dari 100 ha.

Angka prakiraan luas serangan penggulung daun pada tanaman kedelai MT. 20172018

untuk masing-masing provinsi dapat dilihat pada Tabel 25.

3.3.6. Prakiraan Serangan Ulat Jengkal

Prakiraan luas serangan ulat jengkal pada tanaman kedelai MT. 2017/2018 di

Indonesia mencapai 790,0 ha yang tersebar hanya dibeberapa provinsi, Prakiraan luas

Balai Besar Peramalan OPT 35

serangan tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Tengah (161,3 ha) dan Jawa Timur (117,4 ha),

provinsi lainnya diprakirakan luas serangan dibawah 100 ha. Angka prakiraan luas

serangan ulat jengkal pada tanaman kedelai MT. 2017/2018 untuk masing-masing

provinsi dapat dilihat pada Tabel 25.

Balai Besar Peramalan OPT 36

Tabel 24. Prakiraan Serangan Hama Penggerek Polong, Lalat Kacang dan Ulat

Gerayak pada Tanaman Kedelai MT. 2017/2018 di Indonesia

1 Pemerintah Aceh 5,0 68,7 1,0 46,2 11,0 70,0

2 Sumatera Utara 1,3 89,0 0,0 64,6 1,8 82,2

3 Sumatera Barat 0,0 2,6 0,0 2,0 0,0 2,4

4 Riau 15,0 50,6 8,3 30,6 6,5 35,0

5 Jambi 0,1 29,1 1,7 23,5 10,4 40,4

6 Sumatera Selatan 16,5 69,0 8,1 41,9 14,5 59,5

7 Bengkulu 0,0 26,3 0,0 19,6 0,0 24,1

8 Lampung 0,0 39,4 2,0 31,6 0,0 36,2

9 Kep. Bangka Belitung 0,0 2,6 0,0 2,0 0,0 2,4

10 Kepulauan Riau 0,0 2,6 0,0 2,0 0,0 2,4

11 DKI. Jakarta 0,0 2,6 0,0 2,0 0,0 2,4

12 Jawa Barat 3,0 76,0 32,0 86,4 66,0 143,6

13 Jawa Tengah 32,2 136,6 36,0 103,4 61,6 156,6

14 DI. Yogyakarta 2,6 17,5 4,0 14,3 0,0 12,1

15 Jawa Timur 4,0 106,6 12,7 88,3 60,2 163,4

16 Banten 0,0 21,0 0,0 15,7 0,0 19,3

17 Bali 0,0 2,6 0,0 2,0 0,0 2,4

18 Nusa Tenggara Barat 0,0 2,6 0,5 2,5 9,0 13,9

19 Nusa Tenggara Timur 0,0 2,6 0,0 2,0 11,0 16,2

20 Kalimantan Barat 8,0 48,9 5,0 32,9 0,0 33,8

21 Kalimantan Tengah 0,0 2,6 0,0 2,0 0,0 2,4

22 Kalimantan Selatan 0,0 34,2 0,0 25,5 0,0 31,4

23 Kalimantan Timur 0,0 26,3 0,0 19,6 0,0 24,1

24 Kalimantan Utara 0,0 2,6 0,0 2,0 0,0 2,4

25 Sulawesi Utara 0,0 2,6 0,0 2,0 0,0 2,4

26 Sulawesi Tengah 0,0 2,6 0,0 2,0 0,0 2,4

27 Sulawesi Selatan 3,0 7,5 0,0 2,0 1,0 3,8

28 Sulawesi Tenggara 6,0 46,1 0,0 27,4 51,0 95,3

29 Gorontalo 0,0 15,8 0,0 11,7 0,0 14,5

30 Sulawesi Barat 0,0 2,6 0,0 2,0 0,0 2,4

31 Maluku 0,0 2,6 0,0 2,0 0,0 2,4

32 Maluku Utara 2,0 5,9 0,0 2,0 0,0 2,4

33 Papua Barat 3,0 33,8 0,0 21,5 10,0 39,2

34 Papua 0,0 2,6 0,3 2,3 1,0 3,8

Jumlah 101,7 985,1 111,6 737,1 314,9 1.147,1

No. Provinsi

PENGGEREK POLONG LALAT KACANG

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

ULAT GERAYAK

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

Keterangan : KLTS = Kumulatif Luas Tambah Serangan, MT = Musim Tanam Sumber data : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, BPTPH Provinsi

Balai Besar Peramalan OPT 37

Tabel 25. Prakiraan Serangan Tikus, Penggulung Daun dan Ulat Jengkal pada

Tanaman Kedelai MT. 2017/2018 di Indonesia

1 Pemerintah Aceh 0,0 40,9 19,0 101,4 0,0 38,7

2 Sumatera Utara 0,0 58,7 0,7 89,9 0,0 55,5

3 Sumatera Barat 0,0 1,8 0,0 2,7 0,0 1,7

4 Riau 2,0 22,2 23,0 77,2 31,5 68,4

5 Jambi 0,0 19,6 126,7 290,4 0,3 18,8

6 Sumatera Selatan 7,0 39,3 10,1 66,7 2,5 31,9

7 Bengkulu 0,0 17,8 0,0 26,8 0,0 16,8

8 Lampung 0,0 26,7 0,5 41,3 0,0 25,2

9 Kep. Bangka Belitung 0,0 1,8 0,0 2,7 0,0 1,7

10 Kepulauan Riau 0,0 1,8 0,0 2,7 0,0 1,7

11 DKI. Jakarta 0,0 1,8 0,0 2,7 0,0 1,7

12 Jawa Barat 11,0 62,3 37,0 149,4 8,0 56,3

13 Jawa Tengah 40,0 111,0 27,0 147,4 63,0 161,3

14 DI. Yogyakarta 0,0 8,9 12,3 39,0 0,0 8,4

15 Jawa Timur 78,0 164,4 50,1 206,5 36,1 117,4

16 Banten 0,0 14,2 0,0 21,4 0,0 13,5

17 Bali 0,0 1,8 0,0 2,7 0,0 1,7

18 Nusa Tenggara Barat 101,0 126,3 4,4 11,9 5,0 8,5

19 Nusa Tenggara Timur 0,0 1,8 0,3 3,2 0,0 1,7

20 Kalimantan Barat 0,0 24,9 0,0 37,5 0,0 23,6

21 Kalimantan Tengah 0,0 1,8 0,0 2,7 0,0 1,7

22 Kalimantan Selatan 6,1 31,0 2,0 39,1 0,0 21,9

23 Kalimantan Timur 0,0 17,8 0,0 26,8 0,0 16,8

24 Kalimantan Utara 0,0 1,8 0,0 2,7 0,0 1,7

25 Sulawesi Utara 0,0 1,8 0,0 2,7 0,0 1,7

26 Sulawesi Tengah 0,0 1,8 0,0 2,7 0,0 1,7

27 Sulawesi Selatan 0,0 1,8 6,0 15,2 0,0 1,7

28 Sulawesi Tenggara 8,0 35,2 5,0 48,0 0,0 23,6

29 Gorontalo 0,0 10,7 0,0 16,1 0,0 10,1

30 Sulawesi Barat 1,0 3,1 0,0 2,7 0,0 1,7

31 Maluku 0,0 1,8 0,0 2,7 0,0 1,7

32 Maluku Utara 2,0 4,4 0,6 3,9 0,0 1,7

33 Papua Barat 0,0 19,6 9,5 49,4 0,0 18,5

34 Papua 0,0 1,8 0,8 4,4 19,5 31,3

Jumlah 256,1 882,0 335,0 1542,4 165,9 790,0

No. Provinsi

TIKUS

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

PENGGULUNG DAUN ULAT JENGKAL

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

Keterangan : KLTS = Kumulatif Luas Tambah Serangan, MT = Musim Tanam Sumber data : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, BPTPH Provinsi

Balai Besar Peramalan OPT 38

IV. SIMPULAN DAN SARAN

4.1. Simpulan

a. Kejadian luas serangan OPT utama padi (PBP, WBC, tikus, tungro, blas dan BLB)

pada tanaman padi MT. 2017 di Indonesia seluas 190.490,6 ha (85,9%) jika

dibandingkan dengan luas prakiraan 221.790,4 ha.

b. Kejadian luas serangan OPT utama (Lalat bibit, penggerek batang, penyakit bulai,

tikus, penggerek tongkol ulat gerayak, dan hawar daun) pada tanaman jagung MT.

2017 di Indonesia seluas 12.754 ha (44,4%) dari luas prakiraan 28.748,1 ha.

c. Kejadian luas serangan OPT utama pada tanaman kedelai MT. 2017 di Indonesia

seluas 1.285,1 ha (18,3%) dari angka prakiraan 7.005,0 ha.

d. Prakiraan luas serangan OPT utama padi MT 2017/2018 di Indonesia adalah

215.166,7 terdiri dari prakiraan luas serangan WBC 63.175,6 ha, tikus 52.716,3 ha

PBP 45.207,2 ha, ulat gerayak 1.769,5 ha, BLB 27.272,4 ha, blas 22.390,3 ha dan

tungro 2.635,4 ha.

e. Prakiraan luas serangan OPT utama jagung MT 2017/2018 di Indonesia adalah

21.094,1 ha, terdiri dari prakiraan luas serangan bulai 4.544,9 ha, penggerek batang

jagung 3.830,2 ha, hawar daun 3.524,2 ha, tikus 2.893,1 ha, penggerek tongkol

2.490,0 ha, lalat bibit 2.099,4 ha dan ulat gerayak 1.712,3 ha.

f. Prakiraan luas serangan OPT utama kedelai MT. 2017/2018 di Indonesia mencapai

6.083,7 ha, terdiri dari prakiraan luas serangan penggulung daun 1.542,4 ha, ulat

gerayak 1.147,1 ha, penggerek polong 985,1 ha, ulat jengkal 790,0 ha dan lalat

kacang 737,1 ha.

4.2. Saran

Upaya yang perlu dilakukan untuk meminimalkan serangan OPT pada tanaman

pangan (padi, jagung dan kedelai) pada MT. 2017/2018 diantaranya:

- Memetakan daerah endemis serangan OPT di daerah masing-masing dan

melakukan koordinasi secara berjenjang (provinsi, kabupaten, kecamatan, desa,

kelompoktani dan petani).

- Menginformasikan prakiraan serangan OPT secara berjenjang sampai ketingkat

kelompok tani.

Balai Besar Peramalan OPT 39

- Upayakan pengendalian OPT secara pre-emtif

- Tanam varietas tahan terhadap OPT sasaran dimasing-masing daerah

- Lakukan seleksi dan perlakuan benih

- Terapkan sistim tanam legowo

- Penggunaan pupuk berimbang

- Gunakan pestisida secara tepat (6 tepat)

Lampiran Tabel 26. Prakiraan Serangan OPT Utama Padi (PBP, WBC, Tikus dan Tungro) di Provinsi Bengkulu MT 2017/2018

Lampiran Tabel 27. Prakiraan Serangan OPT Utama Padi (BLAS, BLB dan Ulat Gerauak) di Provinsi Bengkulu MT 2017/2018

1 BENGKULU SELATAN 26,4 18,0 5,0 25,1 49,8 35,9 0,5 2,0

2 BENGKULU TENGAH 2,0 3,6 0,0 3,3 41,0 30,8 0,0 1,6

3 BENGKULU UTARA 17,3 13,2 37,5 112,0 7,0 8,3 0,0 1,6

4 KAUR 4,0 5,1 0,0 3,3 8,0 9,1 0,0 1,6

5 KEPAHIANG 47,0 27,7 0,0 3,3 16,0 15,0 4,0 4,0

6 KOTA BENGKULU 22,6 16,1 0,0 3,3 61,1 42,3 0,0 1,6

7 LEBONG 0,0 1,5 0,0 3,3 137,0 81,0 0,0 1,6

8 MUKO MUKO 8,5 8,1 2,0 13,6 3,0 4,9 0,0 1,6

9 REJANG LEBONG 13,0 10,8 0,0 3,3 5,5 7,1 24,5 12,1

10 SELUMA 37,5 23,4 8,5 36,6 104,5 65,1 0,5 2,0

178,2 127,5 53,0 207,1 432,8 299,5 29,5 29,6

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

No. Kabupaten

PENGGEREK BATANG PADI WERENG BATANG COKLAT TIKUS TUNGRO

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

1 BENGKULU SELATAN 14,4 24,3 0,0 2,8 0,0 4,3

2 BENGKULU TENGAH 10,0 17,0 0,0 2,8 0,0 4,3

3 BENGKULU UTARA 14,5 24,5 0,1 2,9 1,0 5,5

4 KAUR 0,0 1,7 0,0 2,8 0,0 4,3

5 KEPAHIANG 13,8 23,2 0,0 2,8 0,0 4,3

6 KOTA BENGKULU 5,0 9,1 0,0 2,8 0,6 5,0

7 LEBONG 83,0 146,5 0,0 2,8 164,0 93,6

8 MUKO MUKO 5,0 9,1 0,0 2,8 0,0 4,3

9 REJANG LEBONG 9,5 16,2 0,0 2,8 0,0 4,3

10 SELUMA 43,0 73,8 0,0 2,8 0,0 4,3

JUMLAH 198,2 345,3 0,1 28,2 165,6 134,4

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

No. Kabupaten

BLAS BLB ULAT GERAYAK

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Lampiran Tabel 28. Prakiraan Serangan OPT Utama Padi (PBP, WBC, Tikus dan Tungro) di Provinsi Bengkulu MT 2017/2018

Lampiran Tabel 29. Prakiraan Serangan OPT Utama Padi (BLAS, BLB dan Ulat Gerauak) di Provinsi Bengkulu MT 2017/2018

1 Kampar 5,2 10,1 0,0 3,3 89,7 98,5 0,0 2,3

2 Rokan Hulu 81,7 116,3 1,0 9,1 50,0 57,2 0,0 2,3

3 Pelalawan 29,3 44,0 0,0 3,3 0,3 2,8 0,0 2,3

4 Indragiri Hulu 8,0 14,1 0,0 3,3 8,0 11,7 0,0 2,3

5 Kuansing 0,1 2,7 0,0 3,3 0,0 2,4 0,0 2,3

6 Bengkalis 6,0 11,2 0,0 3,3 0,0 2,4 0,0 2,3

7 Rokan Hilir 2,0 5,5 0,0 3,3 0,0 2,4 0,0 2,3

8 Siak 36,0 53,3 139,0 309,3 35,5 41,8 0,0 2,3

9 Dumai 5,5 10,5 0,0 3,3 0,5 3,0 0,0 2,3

10 Indragiri Hilir 28,4 42,7 1,3 10,5 45,3 52,2 0,0 2,3

11 Pekanbaru 0,0 2,6 0,0 3,3 0,0 2,4 0,0 2,3

202,2 313,0 141,3 355,4 229,3 276,9 0,0 24,9

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

No. Kabupaten

PENGGEREK BATANG PADI WERENG BATANG COKLAT TIKUS

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

TUNGRO

1 Kampar 22,1 29,1 0,3 3,8 0,0 4,3

2 Rokan Hulu 69,5 90,6 1,0 5,0 3,0 7,5

3 Pelalawan 11,9 16,6 0,0 3,3 0,0 4,3

4 Indragiri Hulu 0,0 2,4 0,0 3,3 0,0 4,3

5 Kuansing 0,0 2,4 3,0 7,9 0,0 4,3

6 Bengkalis 1,0 3,5 0,0 3,3 0,0 4,3

7 Rokan Hilir 4,0 7,0 0,0 3,3 0,0 4,3

8 Siak 45,5 59,3 26,0 30,3 0,0 4,3

9 Dumai 5,0 8,2 0,1 3,5 0,0 4,3

10 Indragiri Hilir 2,0 4,6 11,2 17,2 0,0 4,3

11 Pekanbaru 0,0 2,4 0,0 3,3 0,0 4,3

JUMLAH 161,0 225,9 41,6 84,1 3,0 50,8

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

BLB ULAT GERAYAK

No. Kabupaten

BLAS

Lampiran Tabel 30. Prakiraan Serangan OPT Utama Padi (PBP, WBC, Tikus dan Tungro) di DI. Yogyakarta MT 2017/2018

Lampiran Tabel 31. Prakiraan Serangan OPT Utama Padi (BLAS, BLB dan Ulat Gerauak) di DI. Yogyakarta MT 2017/2018

No. Kabupaten

BLAS BLB ULAT GERAYAK

Kejadian Serangan MT 2017

(Ha)

Prakiraan Serangan

MT 2017/2018

(Ha)

Kejadian Serangan MT 2017

(Ha)

Prakiraan Serangan

MT 2017/2018

(Ha)

Kejadian Serangan MT 2017

(Ha)

Prakiraan Serangan

MT 2017/2018

(Ha)

1 BANTUL 6,5 9,4 83,0 55,3 0,0 4,3

2 GUNUNG KIDUL 52,0 41,5 50,0 38,8 0,0 4,3

3 KOTA YOGYA 0,0 2,4 4,0 7,8 0,0 4,3

4 KULON PROGO 8,2 10,9 66,2 47,2 0,0 4,3

1 BANTUL 24,0 33,3 112,6 64,9 14,5 15,5 0,0 1,8

2 GUNUNG KIDUL 50,0 57,1 23,7 19,5 44,0 34,8 0,0 1,8

3 KOTA YOGYA 3,0 8,7 0,0 2,2 0,0 2,5 0,0 1,8

4 KULON PROGO 23,4 32,7 16,2 14,7 7,3 9,8 0,0 1,8

5 SLEMAN 600,0 375,1 75,0 47,1 559,0 247,0 17,0 9,0

700,4 506,9 227,4 148,5 624,8 309,8 17,0 16,1

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

No. Kabupaten

PENGGEREK BATANG PADI WERENG BATANG COKLAT TIKUS TUNGRO

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

5 SLEMAN 5,0 8,0 336,0 148,8 0,0 4,3

JUMLAH 71,7 72,2 539,2 297,9 0,0 21,6

Lampiran Tabel 32 Prakiraan Serangan OPT Utama Padi (PBP, WBC, Tikus dan Tungro) di Provinsi Jawa

Tengah MT 2017/2018

1 Brebes 495,6 467,2 990,4 940,8 446,5 498,9 3,0 4,3

2 Km. Tegal 71,0 80,0 60,0 113,7 0,0 8,7 0,0 2,1

3 Tegal 412,0 394,2 189,0 268,2 271,0 314,3 8,0 7,2

4 Pemalang 1.407,0 1.220,9 108,0 176,1 773,0 831,1 35,0 19,3

5 Km Pekalongan 43,0 51,7 110,0 178,5 0,0 8,7 0,0 2,1

6 Pekalongan 1.029,7 915,8 364,5 440,6 373,5 422,8 1,7 3,4

7 Batang 289,1 284,8 232,6 313,6 124,0 153,9 22,2 13,9

8 Km Salatiga 1,0 7,0 2,7 14,7 13,0 25,0 0,0 2,1

9 Km. Semarang 16,0 23,4 13,0 38,0 2,0 11,2 1,0 2,9

10 Semarang 39,0 47,6 301,0 381,1 303,0 348,4 3,0 4,3

11 Kendal 151,0 157,4 4,0 18,1 86,0 110,9 1,0 2,9

12 Demak 343,0 333,2 25,0 60,0 32,0 48,0 0,0 2,1

13 Grobogan 140,0 147,0 89,0 152,4 89,0 114,4 0,0 2,1

14 P a t i 881,0 793,3 71,0 128,8 234,0 274,6 0,0 2,1

15 Kudus 673,0 619,1 0,0 6,3 33,0 49,2 0,0 2,1

16 Jepara 474,0 448,5 79,0 139,4 92,0 117,8 0,0 2,1

17 Rembang 361,0 349,2 62,0 116,5 5,0 15,0 0,0 2,1

18 Blora 345,0 335,0 451,0 517,7 417,0 468,2 0,0 2,1

19 Banyumas 390,0 374,9 6.981,3 4.159,0 984,0 1.040,8 0,0 2,1

20 Cilacap 783,0 711,7 2.715,2 2.026,2 1.995,0 2.013,2 0,0 2,1

21 Purbalingga 128,0 135,5 1.473,1 1.272,3 205,5 243,7 2,0 3,6

22 Banjarnegara 347,0 336,7 1.104,0 1.021,8 236,0 276,7 0,0 2,1

23 Km Magelang 20,9 28,7 0,5 8,1 0,9 9,9 0,0 2,1

24 Magelang 11,0 18,1 8,3 28,2 84,5 109,2 19,9 12,9

25 Temanggung 39,9 48,5 13,9 39,8 358,5 407,0 1,6 3,4

26 Wonosobo 72,9 81,8 2,5 14,1 18,4 31,6 1,4 3,2

27 Purworejo 284,3 280,5 360,2 436,6 204,2 242,3 0,0 2,1

28 Kebumen 75,1 84,0 420,0 490,5 67,4 89,6 0,0 2,1

29 Sukoharjo 167,0 172,5 434,3 503,2 195,0 232,3 0,0 2,1

30 Karanganyar 183,0 187,5 136,0 209,3 51,0 70,5 0,0 2,1

31 Wonogiri 142,0 148,9 177,0 255,2 42,0 59,9 0,0 2,1

32 Sragen 29,0 37,2 14,0 40,0 3,0 12,5 0,0 2,1

33 Klaten 490,0 462,4 661,0 692,0 17,0 29,9 35,0 19,3

34 Boyolali 159,0 165,0 174,5 252,5 17,0 29,9 1,0 2,9

35 Km. Surakarta 0,0 5,9 0,0 6,3 0,0 8,7 0,0 2,1

Jumlah 10.493,5 9.949,0 17.827,9 15.453,4 7.773,4 8.720,0 135,8 146,3

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

No. Kabupaten

PENGGEREK BATANG PADI WERENG BATANG COKLAT TIKUS TUNGRO

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Lampiran Tabel 33. Prakiraan Serangan OPT Utama Padi (BLAS, BLB dan Ulat Gerauak) di Provinsi Jawa

Tengah MT 2017/2018

1 Brebes 145,0 306,1 52,0 104,1 0,0 4,3

2 Km. Tegal 7,0 29,7 27,0 66,3 0,0 4,3

3 Tegal 7,0 29,7 272,0 366,2 0,0 4,3

4 Pemalang 192,0 383,9 311,0 406,7 0,0 4,3

5 Km Pekalongan 0,0 6,2 0,0 18,0 0,0 4,3

6 Pekalongan 74,5 179,5 211,5 300,8 0,0 4,3

7 Batang 15,6 53,0 47,2 97,1 0,0 4,3

8 Km Salatiga 2,0 13,9 1,0 20,1 0,0 4,3

9 Km. Semarang 0,0 6,2 63,0 119,7 0,0 4,3

10 Semarang 59,0 149,1 67,0 125,2 0,0 4,3

11 Kendal 13,0 46,3 55,0 108,4 0,0 4,3

12 Demak 0,0 6,2 117,0 190,4 0,0 4,3

13 Grobogan 79,0 188,1 245,0 337,4 0,0 4,3

14 P a t i 94,0 216,2 387,0 483,0 0,0 4,3

15 Kudus 1,0 10,2 519,0 608,8 0,0 4,3

16 Jepara 48,0 126,6 182,0 267,6 0,0 4,3

17 Rembang 39,0 107,5 180,0 265,4 0,0 4,3

18 Blora 154,0 321,3 196,0 283,5 0,0 4,3

19 Banyumas 31,0 89,8 345,0 441,3 0,0 4,3

20 Cilacap 236,0 453,4 402,0 497,7 0,0 4,3

21 Purbalingga 14,0 48,9 118,5 192,3 0,0 4,3

22 Banjarnegara 168,0 344,7 60,0 115,5 0,0 4,3

23 Km Magelang 0,0 6,2 0,3 18,7 0,0 4,3

24 Magelang 19,1 61,8 4,8 27,7 0,0 4,3

25 Temanggung 25,0 76,0 29,7 70,6 0,0 4,3

26 Wonosobo 48,6 127,8 58,1 112,8 0,0 4,3

27 Purworejo 2,7 16,3 28,5 68,7 0,0 4,3

28 Kebumen 13,3 46,9 20,8 56,2 0,0 4,3

29 Sukoharjo 8,0 32,6 89,0 154,8 0,0 4,3

30 Karanganyar 11,0 40,9 87,0 152,1 0,0 4,3

31 Wonogiri 26,0 78,3 20,0 54,8 0,0 4,3

32 Sragen 37,0 103,1 60,0 115,5 0,0 4,3

33 Klaten 30,0 87,5 79,0 141,5 0,0 4,3

34 Boyolali 80,5 190,9 25,0 63,1 0,0 4,3

35 Km. Surakarta 0,0 6,2 0,0 18,0 0,0 4,3

Jumlah 1.680,3 3.984,7 4.360,3 6.452,2 0,0 147,2

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

No. Kabupaten

BLAS BLB ULAT GERAYAK

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Lampiran Tabel 34. Prakiraan Serangan OPT Utama Padi (PBP, WBC, Tikus dan Tungro) di Provinsi Jawa

Timur MT 2017/2018

1 Gres ik 23,9 26,9 68,5 30,4 61,7 64,9 0,0 1,8

2 Sidoarjo 168,6 131,6 1.281,2 224,0 158,3 148,2 18,2 15,8

3 Mojokerto 8,4 12,4 289,4 79,4 7,6 11,7 2,1 3,4

4 Jombang 6,7 10,6 426,6 103,8 18,7 23,6 0,0 1,8

5 Tuban 151,2 120,3 616,5 134,1 255,5 226,5 0,0 1,8

6 Bojonegoro 931,2 551,4 2.658,1 375,2 1.364,0 1.007,3 0,0 1,8

7 Lamongan 235,4 173,9 570,0 127,0 386,3 327,1 0,0 1,8

8 Madiun 60,9 56,8 459,5 109,3 116,1 112,8 0,0 1,8

9 Magetan 27,9 30,4 28,8 17,9 8,0 12,0 0,0 1,8

10 Ngawi 37,4 38,3 70,9 31,1 43,2 47,6 0,0 1,8

11 Ponorogo 32,2 34,0 62,5 28,7 2,9 6,1 0,0 1,8

12 Pacitan 0,0 2,8 246,0 71,1 3,5 6,9 0,0 1,8

13 Kediri 7,6 11,6 54,1 26,2 10,8 15,2 0,1 1,9

14 Nganjuk 24,5 27,4 216,1 65,1 0,0 2,4 0,0 1,8

15 Bl i tar 2,4 5,9 50,0 25,0 21,1 26,0 0,0 1,8

16 Tulungagung 6,3 10,2 265,9 75,0 60,2 63,5 0,0 1,8

17 Trenggalek 4,2 7,9 271,9 76,1 17,2 21,9 0,0 1,8

18 Malang 68,8 62,8 324,9 86,0 174,8 161,8 0,1 1,9

19 Pasuruan 20,6 23,9 46,5 23,9 8,6 12,7 18,3 15,9

20 Probol inggo 142,5 114,5 491,1 114,4 58,8 62,2 85,8 68,7

21 Lumajang 200,6 152,2 72,7 31,6 96,6 95,9 25,9 21,7

22 Bondowoso 142,5 114,5 17,3 13,4 0,3 2,8 41,0 33,5

23 Si tubondo 191,7 146,5 43,4 22,9 31,1 36,0 37,9 31,1

24 Jember 49,6 48,1 183,8 58,3 34,3 39,1 59,0 47,6

25 Banyuwangi 176,8 137,0 21,2 15,0 6,2 10,0 46,4 37,7

26 Pamekasan 73,0 65,9 5,0 7,4 90,4 90,5 0,0 1,8

27 Bangkalan 40,5 40,9 59,7 27,9 20,6 25,5 0,0 1,8

28 Sampang 0,0 2,8 43,8 23,0 58,2 61,7 0,0 1,8

29 Sumenep 173,8 135,0 0,2 3,8 0,0 2,4 0,0 1,8

30 Kt Surabaya 5,8 9,6 9,0 9,6 0,3 2,8 0,0 1,8

31 Kt Mojokerto 12,1 16,1 9,4 9,8 0,4 2,9 0,0 1,8

32 Kt Madiun 0,0 2,8 0,0 3,5 4,0 7,5 0,0 1,8

33 Kt Kediri 0,2 3,0 23,6 15,9 1,9 4,9 0,0 1,8

34 Kt Bl i tar 0,0 2,8 0,0 3,5 0,7 3,3 0,0 1,8

35 Kt Malang 3,0 6,6 0,0 3,5 0,0 2,4 0,0 1,8

36 Kt Batu 0,0 2,8 12,0 11,1 3,8 7,2 0,0 1,8

37 Kt Pasuruan 0,8 3,8 0,5 4,1 0,0 2,4 0,0 1,8

38 Kt Probol inggo 1,8 5,1 125,0 45,0 3,0 6,3 0,0 1,8

Jumlah 3.032,5 2.349,0 9.125,1 2.133,0 3.128,7 2.763,8 334,6 328,5

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

No. Kabupaten

PENGGEREK BATANG PADI WERENG BATANG COKLAT TIKUS TUNGRO

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Lampiran Tabel 35. Prakiraan Serangan OPT Utama Padi (BLAS, BLB dan Ulat Gerauak) di Provinsi Jawa

Jawa Timur MT 2017/2018

1 Gresik 34,0 41,3 40,9 71,3 0,0 4,3

2 Sidoarjo 5,0 11,3 183,7 204,3 0,0 4,3

3 Mojokerto 1,5 6,4 83,7 117,4 0,5 4,9

4 Jombang 1,8 6,8 16,9 39,2 0,0 4,3

5 Tuban 32,5 40,0 111,6 143,7 0,0 4,3

6 Bojonegoro 1.407,8 765,2 347,8 321,4 1,0 5,5

7 Lamongan 134,8 119,3 154,4 180,7 0,0 4,3

8 Madiun 50,9 56,1 260,5 261,8 0,0 4,3

9 Magetan 13,9 21,7 6,5 21,5 0,0 4,3

10 Ngawi 3,1 8,7 98,2 131,4 0,0 4,3

11 Ponorogo 3,4 9,1 9,8 27,6 0,0 4,3

12 Pacitan 149,2 129,2 78,3 112,0 0,0 4,3

13 Kediri 9,2 16,4 36,4 65,8 0,0 4,3

14 Nganjuk 2,5 7,9 42,1 72,7 0,0 4,3

15 Blitar 7,7 14,6 32,6 61,0 0,0 4,3

16 Tulungagung 9,5 16,7 50,9 83,0 0,0 4,3

17 Trenggalek 33,1 40,5 54,0 86,5 0,0 4,3

18 Malang 54,6 59,2 242,7 248,9 0,0 4,3

19 Pasuruan 0,8 5,2 29,5 56,9 0,0 4,3

20 Probolinggo 9,5 16,7 174,0 196,6 0,0 4,3

21 Lumajang 36,3 43,4 382,6 344,0 0,0 4,3

22 Bondowoso 102,0 95,9 138,1 167,0 0,0 4,3

23 Situbondo 0,0 3,8 91,8 125,3 0,0 4,3

24 Jember 255,1 197,1 257,8 259,8 0,0 4,3

25 Banyuwangi 109,7 101,5 296,9 287,2 0,0 4,3

26 Pamekasan 49,8 55,2 79,0 112,7 0,0 4,3

27 Bangkalan 22,5 30,5 118,7 150,1 0,0 4,3

28 Sampang 178,7 148,9 81,9 115,6 0,0 4,3

29 Sumenep 246,2 191,6 80,3 114,0 0,0 4,3

30 Kt Surabaya 0,5 4,7 2,6 12,9 0,0 4,3

31 Kt Mojokerto 0,0 3,8 24,6 50,4 0,0 4,3

32 Kt Madiun 0,0 3,8 2,0 11,6 0,0 4,3

33 Kt Kediri 0,5 4,7 3,1 14,1 0,0 4,3

34 Kt Blitar 0,0 3,8 0,0 5,7 0,0 4,3

35 Kt Malang 0,0 3,8 14,0 34,7 0,0 4,3

36 Kt Batu 0,0 3,8 11,8 31,0 0,0 4,3

37 Kt Pasuruan 0,0 3,8 0,0 5,7 0,0 4,3

38 Kt Probolinggo 0,0 3,8 14,6 35,6 0,0 4,3

Jumlah 2.965,9 2.297,0 3.653,8 4.381,1 1,5 166,2

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

No. Kabupaten

BLAS BLB ULAT GERAYAK

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)

Prakiraan

Serangan MT

2017/2018

(Ha)

Kejadian

Serangan MT

2017 (Ha)