EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN...

47
i EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Soya Quirina Baliem Hutagalung NIM : 158114018 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN...

Page 1: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

i

EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA

PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM

DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Soya Quirina Baliem Hutagalung

NIM : 158114018

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara

kamu.”

(1 Petrus 5:7)

Kupersembahkan karya ini untuk :

Kedua orang tuaku tersayang

Saudaraku, Abang Jansen dan Adik Chrisman

Semua orang yang mendapatkan manfaat dari karya ini

serta Almamaterku tercinta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

vii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas

segala berkat, rahmat, dan limpahan kasih-Nya yang luar biasa sehingga penulis

dapat menyelesaikan naskah skripsi yang berjudul “Evaluasi Pola Pengobatan

Antitrombotik pada Pasien Stroke Iskemik dengan Fibrilasi Atrium Di Rumah

Sakit Bethesda Yogyakarta” sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi

(S.Farm) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulisan skripsi ini

mendapat dukungandan bantuan dari berbagai pihak, sehingga penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan izin dan arahan

kepada peneliti.

2. Bapak Dr. dr. Rizaldy Taslim Pinzon, M.Kes, Sp.S, selaku dosen

pembimbing skripsi yang telah banyak membantu dalam berbagi ilmu,

pengetahuan, wawasan, dan bersedia meluangkan waktu, tenaga, serta

pikiran untuk berdiskusi dan mengarahkan penulis dalam penyusunan

skripsi ini.

3. Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt. dan Ibu Putu Dyana Christasani, M.Sc.,

Apt, selaku dosen penguji atas semua saran dan dukungan yang

membangun.

4. Seluruh Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah

memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama

proses perkuliahan.

5. Kepala Rumah Sakit Bethesda, Poliklinik Saraf dan Penyakit Dalam

rawat jalan yang memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan

penelitian dan pengambilan data.

6. Seluruh perawat Poliklinik Saraf dan Penyakit Dalam Rumah Sakit

Bethesda Yogyakarta atas kesediaannya membantu dalam melakukan

penelitian.

7. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Duta Wacana, yang telah memberikan ijin untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.................................. v

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ vi

PRAKATA ............................................................................................................ vii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii

ABSTRAK ........................................................................................................... xiii

ABSTRACT ........................................................................................................... xiv

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

METODE PENELITIAN ........................................................................................ 3

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 5

KESIMPULAN ..................................................................................................... 14

SARAN ................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

LAMPIRAN .......................................................................................................... 19

BIOGRAFI PENULIS .......................................................................................... 33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

x

DAFTAR TABEL

Tabel I. Karakteristik Pasien ..................................................................................... 6

Tabel II. Kriteria Risiko Mengalami Stroke Iskemik

pada Pasien Fibrilasi Atrium Berdasarkan Skor CHA2DS2-VASc .............. 6

Tabel III. Pola Pengobatan Pasien Stroke Iskemik dengan Fibrilasi Atrium ............... 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Total Skor CHA2DS2-VASc Pasien Stroke Iskemik

dengan Fibrilasi Atrium .............................................................................. 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Pengobatan Pasien Stroke Iskemik dengan

Fibrilasi Atrium di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta .................... 19

Lampiran 2. Total Skor CHA2DS2-VASc Seluruh Pasien ................................... 25

Lampiran 3. Ethical Clearance ............................................................................. 28

Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian .......................................................................... 29

Lampiran 5. Perhitungan Sampel Penelitian ......................................................... 30

Lampiran 6. Instrumen Penelitian ......................................................................... 31

Lampiran 7. Definisi Operasional ......................................................................... 32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

xiii

ABSTRAK

Pendahuluan: Fibrilasi atrium dapat menyebabkan stroke iskemik melalui

terbentuknya emboli yang menyumbat pembuluh darah otak. Indeks CHA2DS2-

VASc berguna untuk memprediksi risiko stroke. Jika skor CHA2DS2-VASc ≥ 2

maka mengindikasikan pemberian antikoagulan. Skor CHA2DS2-VASc ≥ 2 dan

pasien mendapatkan antikoagulan oral maka terapi dikatakan tepat. Tujuan:

mengevaluasi ketepatan pola pengobatan antitrombotik pada pasien stroke

iskemik dengan fibrilasi atrium di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Metode:

Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif dengan rancangan penelitian

cross sectional yang menggunakan data retrospektif dari rekam medik elektronik.

Ketepatan pola pengobatan antitrombotik pada pasien stroke iskemik dengan

fibrilasi atrium dianalisis berdasarkan panduan dari Perhimpunan Kardiologi

Indonesia (2014) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia (2011).

Hasil: Data 53 pasien stroke iskemik dengan fibrilasi atrium terdiri dari 24 laki-

laki (45,3%) dan 29 perempuan (54,7%). Antiplatelet terbanyak yang diresepkan

adalah aspirin sebesar 41,5%; clopidogrel 22,6%. Antikoagulan yang diresepkan

adalah warfarin 17,0%. Ketepatan pengobatan pasien stroke iskemik dengan

fibrilasi atrium berdasarkan skor CHA2DS2-VASc sebanyak 11 (20,8%) pasien

dan tidak tepat sebanyak 42 (79,2%) pasien. Simpulan: Pengobatan pasien stroke

iskemik dengan fibrilasi atrium berdasarkan skor CHA2DS2-VASc sebagian besar

tidak tepat.

Kata Kunci : Stroke iskemik, Fibrilasi Atrium, Terapi Antitrombotik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

xiv

ABSTRACT

Introduction: Atrial fibrillation can cause ischemic strokes through the formation

of emboli which clog the blood vessels of the brain. The CHA2DS2-VASc index is

useful for predicting stroke risk. If the CHA2DS2-VASc score ≥ 2 indicates

administration of anticoagulant. Score CHA2DS2-VASc ≥ 2 and patients get an

oral anticoagulant so the therapy was said to be appropriate. Aim: To evaluate

the accuracy of the antithrombotic treatment pattern in ischemic stroke patients

with atrial fibrillation at Bethesda Hospital Yogyakarta. Methods: The type of this

study was descriptive observational with cross sectional study design using

retrospective data from electronic medical records. The accuracy of the

antithrombotic treatment pattern in ischemic stroke patients with atrial

fibrillation was analyzed based on the guidelines from Indonesian Cardiology

Association (2014) and Indonesian Neurologist Association (2011). Results: Data

of 53 ischemic stroke patients with atrial fibrillation consisted of 24 men (45.3%)

and 29 women (54.7%). The most antiplatelet prescribed is aspirin at 41.5%;

clopidogrel 22.6%. The anticoagulant prescribed is warfarin 17.0%. The

accuracy of treatment of ischemic stroke patients with atrial fibrillation based on

the CHA2DS2-VASc score of 11 (20.8%) patients and not as many as 42 (79.2%)

patients. Conclusion: Mostly treatment of ischemic stroke patients with atrial

fibrillation based on the CHA2DS2-VASc score are not appropriate.

Keywords: Ischemic Stroke, Atrial Fibrillation, Antithrombotic Therapy

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

1

PENDAHULUAN

Stroke merupakan defisit atau gangguan fungsi sistem saraf yang terjadi

secara mendadak dan disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak. Gangguan

peredaran darah di otak dapat berupa tersumbatnya pembuluh darah atau

pecahnya pembuluh darah di otak. Kekurangan pasokan oksigen ke otak akan

mengakibatkan kematian sel saraf (Pinzon, 2016).

Stroke merupakan salah satu penyakit pada syaraf dan penyebab kematian

utama pada rumah sakit di Indonesia dan kematian nomor tiga di USA. Di

Amerika Serikat, terdapat sekitar 795.000 orang yang mengalami stroke setiap

tahun, dimana sekitar 610.000 kejadian adalah serangan stroke pertama,

sedangkan 185.000 merupakan stroke yang berulang (Goldstein et al., 2011).

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional tahun 2013,

prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 7

per mil. Prevalensi stroke berdasarkan diagnosis nakes tertinggi di Sulawesi Utara

(10,8 per mil), diikuti DI Yogyakarta (10,3 per mil), Bangka Belitung (9,7 per

mil), dan DKI Jakarta (9,7 per mil) (Kemenkes RI, 2013). Di RS Bethesda

Yogyakarta dari tahun 2011 hingga 2013, data register stroke tercatat sebanyak

2.460 pasien yang menderita stroke, sekitar 74,67% diantaranya menderita stroke

iskemik (Pinzon, 2014).

Salah satu faktor risiko tinggi penyebab stroke iskemik adalah fibrilasi

atrium. Fibrilasi atrium merupakan gangguan irama denyut jantung yang

disebabkan oleh gangguan sinyal listrik pada atrium (serambi jantung). Fibrilasi

atrium dapat menyebabkan stroke iskemik melalui terbentuknya emboli yang

menyumbat pembuluh darah otak (WHO, 2007). Prevalensi fibrilasi atrium

minimal 3%, meningkat seiring dengan bertambahnya usia dan mencapai 15%

pada usia 80 tahun (Baturova, 2016). Studi observasional MONICA

(multinational MONItoring of trend and determinant in Cardiovasculardisease)

pada populasi di Jakarta mendapatkan angka kejadian FA 0,2% dengan rasio laki-

laki dan perempuan 3:2, karena akan terjadi peningkatan populasi usia lanjut di

Indonesia yaitu 7,74% pada tahun 2000 menjadi 28,68% tahun 2050, maka angka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

2

kejadian FA juga akan meningkat secara signifkan. Data di Rumah Sakit Jantung

dan Pembuluh Darah Harapan Kita menunjukkan bahwa persentase kejadian FA

pada pasien rawat selalu meningkat setiap tahunnya, yaitu 7,1% pada tahun 2010,

meningkat menjadi 9,0% (2011), 9,3% (2012) dan 9,8% (2013) (Yuniadi, 2014).

Penatalaksanaan Fibrilasi Atrium (FA) bertujuan untuk mengurangi risiko

stroke dan pemilihan terapi antitrombotik yang tepat. Antitrombotik merupakan

obat yang mencegah pembekuan darah. Obat antitrombotik meliputi obat yang

menghambat agregasi trombosit (obat antiplatelet), memperlambat pembekuan

sehingga mengurangi pembentukan fibrin (antikoagulan) dan melarutkan

gumpalan yang ada (fibrinolitik). Obat fibrinolitik (trombolitik) bekerja dengan

mengubah plasminogen menjadi plasmin, baik dalam sirkulasi atau pada

permukaan trombus. Fibrinolitik sebagai "penghancur gumpalan" yang efektif

selama tahap awal infark miokard atau stroke iskemik. Pemberian trombolitik

diberikan sesegera mungkin setelah diagnosis stroke iskemik akut ditegakkan

(awitan 3 jam pada pemberian intravena dalam 6 jam pemberian intraarterial),

pada penelitian ini pasien telah melewati fase akut sehingga pasien stroke iskemik

dengan fibrilasi atrium dalam penelitian ini tidak diberikan terapi trombolitik

(Hankey dan Eikelboom, 2010).

Antikoagulan berupa antagonis vitamin K, contohnya warfarin merupakan

jenis antikoagulan yang banyak digunakan sebagai pencegahan stroke iskemik

pada pasien fibrilasi atrium. Warfarin bertindak sebagai antagonis vitamin K

dengan cara menghambat regenerasi reduksi dari vitamin K. Vitamin K adalah

kofaktor yang berperan dalam aktivasi faktor pembekuan darah II, VII, IX dan X

yaitu dalam mengubah residu asam glutamate menjadi residu asam gama-

karbosiglutamat. Antikoagulan oral mencegah reduksi vitamin K sehingga

aktivasi faktor-faktor pembekuan darah terganggu (Katritsis et al., 2015).

Ada empat jenis antikoagulan baru atau novel anticoagulant yang bukan

merupakan antagonis vitamin K di Indonesia, yaitu dabigatran, rivaroxaban,

edoxaban dan apixaban. Dabigatran bekerja dengan cara menghambat langsung

trombin sedangkan rivaroxaban dan apixaban keduanya bekerja dengan cara

menghambat faktor Xa. Antiplatelet adalah obat yang dapat menghambat agregasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

3

trombosit sehingga menyebabkan terhambatnya pembentukan trombus yang

terutama sering ditemukan pada sistem arteri. Pemberian antiplatelet dapat

berguna untuk mencegah rekurensi stroke (Eikelboom et al., 2012).

Menurut penelitian Karuniawati dkk., (2015), menggunakan terapi

pencegahan sekunder dengan antiplatelet atau antikoagulan menurunkan angka

kejadian stroke berulang. Pemberian antiplatelet menurunkan kejadian stroke

berulang dari 68% menjadi 24%. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh

Efyana (2015), menunjukkan penggunaan antikoagulan pada pasien fibrilasi atrial

di RSUP Dr. M. Djamil Padang berdasarkan analisis risiko stroke menggunakan

skor CHA2DS2-VASc, sebanyak 96,55% pasien mendapatkan terapi antikoagulan

sesuai. Jenis antikoagulan yang diterima pasien adalah warfarin sebanyak 62,07%

dan dabigatran sebanyak 37,93%. Indeks CHA2DS2-VASc berguna untuk

memprediksi risiko stroke. Skor CHA2DS2-VASc di atas 2 mengindikasikan

pemberian antikoagulan (Violi et al., 2014). Skor CHA2DS2-VASc yang semakin

tinggi berarti semakin tinggi kejadian stroke berulang.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi ketepatan pengobatan

antitrombotik pada pasien stroke iskemik dengan fibrilasi atrium di Rumah Sakit

Bethesda Yogyakarta. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

evaluasi pola pengobatan antitrombotik pada pasien stroke iskemik dengan

fibrilasi atrium untuk mendapatkan terapi yang tepat sesuai dengan kondisi pasien

sehingga membantu mengurangi terjadinya risiko stroke.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional deskriptif dengan

sifat pengambilan data secara retrospektif. Rancangan penelitian yang digunakan

adalah cross sectional (potong lintang) yaitu untuk mengetahui hubungan antara

variabel yang telah ditetapkan tanpa dilakukannya intervensi terhadap subjek uji

dan dilakukan pada satu titik waktu (Dahlan, 2013). Bahan penelitian yang

digunakan adalah berupa rekam medis elektronik dan data electronic stroke

registry dengan pengambilan data dari Januari 2015 hingga Desember 2018.

Kemudian, data disalin pada instrumen penelitian yang ada. Data rekam medis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

4

elektronik dari setiap pasien dikelompokkan berdasarkan nama pasien, usia, jenis

kelamin, stroke pertama/ulangan, antitrombotik yang diterima meliputi: golongan

obat, jenis obat, dosis obat, frekuensi pemberian obat dan komorbiditas pasien.

Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

pada periode Februari 2019 – April 2019.

Pada pemilihan subjek uji, peneliti menggunakan metode non random

sampling, yaitu consecutive sampling, dimana pengambilan sampel didasarkan

pada semua subjek uji yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah

ditetapkan sampai jumlah sampel yang dibutuhkan terpenuhi berdasarkan waktu

pengumpulan data yang tersedia (Swarjana, 2012). Besar sampel minimal yang

dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 46 Subjek. Jumlah subjek penelitian yang

didapatkan yaitu 53 Subjek. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien

berusia ≥ 18 tahun, telah terdiagnosis stroke iskemik dengan fibrilasi atrium,

pasien fibrilasi atrium dengan penyakit jantung nonvalvular, komorbiditas lain,

menerima terapi antitrombotik serta memiliki rekam medis yang lengkap.

Permohonan ijin berupa ethical clearance dikeluarkan oleh Komisi Etik

Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen

Duta Wacana Yogyakarta dengan nomor 940/C.16/FK/2019. Surat ijin penelitian

dikeluarkan oleh Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.

Pengambilan data dilakukan dengan menelusuri rekam medis elektronik

melalui komputer untuk memperoleh nomor rekam medis, nama pasien, usia,

jenis kelamin, stroke pertama/ulangan, antitrombotik yang diterima meliputi:

golongan obat, jenis obat, dosis obat, frekuensi pemberian obat dan komorbiditas

pasien. Data rekam medik yang diperoleh secara lengkap ditabulasi dengan

Microsoft Excel sehingga data dapat disajikan dalam bentuk tabel dengan

beberapa keterangan seperti yang tertera pada lampiran.

Dilakukan pengelompokkan data karakteristik pasien, selanjutnya

dilakukan pengukuran skor CHA2DS2-VASc, pengukuran skor dengan

menggunakan tabel skor CHA2DS2-VASc yang merupakan singkatan dari

Congestive heart failure (disfungsi ventrikel kiri), Hypertension, Age ≥ 75 years,

Diabetes mellitus, Stroke history, peripheral Vascular disease, Age between 65 to

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

5

74 years, Sex Category (female). Pasien yang mempunyai faktor risiko yaitu gagal

jantung kongestif termasuk disfungsi ventrikel kiri memiliki poin 1, sedangkan

pasien yang tidak mempunyai risiko gagal jantung kongestif termasuk disfungsi

ventrikel kiri poin 0, begitupun juga dengan faktor risiko lain seperti hipertensi,

diabetes mellitus dan penyakit vaskular. Terkait usia, pasien yang berusia 65-74

tahun memiliki poin 1, sedangkan pasien berusia < 65 tahun poin 0. Pasien yang

berjenis kelamin perempuan memiliki poin 1, sedangkan pasien yang berjenis

kelamin laki-laki poin 0. Pasien yang berusia ≥ 75 tahun memiliki poin 2. Pasien

yang mempunyai riwayat stroke/TIA/tromboemboli memiliki poin 2, sedangkan

pasien tidak mempunyai riwayat stroke/TIA/tromboemboli maka poin 0. Setelah

melakukan pengukuran skor, selanjutnya melakukan perhitungan total skor yang

diperoleh dari tiap pasien dan melihat jenis antitrombotik yang digunakan pada

pasien stroke iskemik yang mengalami fibrilasi atrium. Total skor CHA2DS2-

VASc terdiri dari nilai 0 hingga 9 (maksimum poin). Apabila skor CHA2DS2-

VASc ≥ 2 dan pasien mendapatkan antikoagulan oral maka terapi dikatakan tepat.

Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif dalam bentuk tabel dan atau

gambar. Penentuan kesesuaian golongan obat, jenis obat, dosis obat dan frekuensi

pemberian obat dilakukan dengan menggunakan standar terapi dari Perhimpunan

Kardiologi Indonesia (PERKI) (2014) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf

Indonesia PERDOSSI (2011) yang digunakan oleh Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta sebagai panduan pengobatan pasien stroke iskemik dengan fibrilasi

atrium.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian evaluasi pola pengobatan antitrombotik berdasarkan skor

CHA2DS2-VASc pada pasien stroke iskemik dengan fibrilasi atrium di RS

Bethesda Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan data sekunder dan data pasien

stroke iskemik dengan fibrilasi atrium selama tahun 2015-2018 hanya sebanyak

93 pasien. Data yang diambil yaitu data pasien yang memenuhi kriteria inklusi

yaitu sebanyak 53 pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

6

A. Karakteristik Subjek Penelitian

Data yang diperoleh berdasarkan kriteria inklusi ada 53 pasien yang

mendapatkan terapi antitrombotik, diantaranya sebanyak 42 pasien mendapatkan

terapi antiplatelet dan 11 pasien mendapatkan terapi antikoagulan. Distribusi

karakteristik pasien dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel I.

Tabel I. Karakteristik Pasien

Tabel II. Kriteria Risiko Mengalami Stroke Iskemik pada Pasien Fibrilasi

Atrium Berdasarkan Skor CHA2DS2-VASc

Kriteria risiko CHA2DS2-VASc Jumlah Persentase

(n=53) (%)

Gagal jantung kongestif/penurunan fungsi

ventrikel kiri

9 16,9

Hipertensi (>140/90 mmHg) atau konsumsi

obat antihipertensi

19 35,8

Diabetes Melitus (>126 mg/dL) atau

konsumsi obat antidiabetes/insulin

10 18,9

Penyakit vaskular (pernah mengalami infark

miokard, penyakit arteri perifer)

4 7,5

Karakteristik Pasien Jumlah Persentase

(n=53) (%)

Jenis Kelamin

Laki-laki 24 45,3

Perempuan 29 54,7

Usia

35-44 tahun

45-54 tahun

55-64 tahun

65-74 tahun

1

4

9

22

1,9

7,5

17,0

41,5

≥ 75 tahun 17 32,1

Stroke pertama 35 66,0

Stroke berulang 18 34,0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

7

Pada Tabel I. memperlihatkan bahwa kejadian tertinggi pada pasien stroke

iskemik dengan fibrilasi atrium dalam penelitian ini adalah pada perempuan

54,7% dibanding pada laki-laki 45,3%. Hal ini sejalan dengan penelitian

Wibisono (2012) di RSUD DR. Moewardi dengan 55 sampel, didapatkan bahwa

penderita stroke iskemik pada perempuan 54,5% lebih banyak dibanding laki-laki

45,5%. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Irdawati dan

Ambarwati (2009), angka kejadian stroke pada laki-laki lebih tinggi yaitu 79,2%

dibandingkan dengan perempuan 20,8%.

Insidensi stroke pada usia <50 tahun memang lebih banyak terjadi pada

laki-laki. Namun pada usia >50 tahun wanita lebih banyak menderita stroke. Hal

ini disebabkan karena wanita yang menopause mengalami penurunan hormon

estrogen. Hormon estrogen berperan dalam metabolisme lemak yang ada didalam

tubuh dan mencegah terjadinya penumpukan lemak serta cedera di otot polos

pembuluh darah sehingga terlindungi dari aterosklerosis yang dapat menjadi

pemicu terjadinya stroke (Arnal et al., 2009; Wellons et al., 2012). Akan tetapi,

setelah mengalami menopause risiko perempuan sama dengan laki-laki untuk

terkena stroke dan penyakit jantung.

Pada penelitian ini didapatkan bahwa rata-rata usia terbanyak yang

mengalami stroke adalah pada usia ≥ 65 tahun yang mana insidensi stroke iskemik

meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Kejadian stroke dapat terjadi baik

pada usia tua maupun muda, namun pola stroke banyak terjadi pada kalangan

yang berusia lebih tua, penyebabnya karena stroke merupakan penyakit yang

terjadi akibat gangguan aliran pada pembuluh darah. Pada orang lanjut usia,

hilangnya elastisitas arteri secara bertahap mengakibatkan pembuluh darah lebih

kaku karena adanya plak. Peningkatan timbunan plak aterosklerosis dapat berefek

pada timbulnya trombus yang sewaktu-waktu bisa terlepas menjadi emboli.

Emboli ini dapat menyumbat aliran darah menuju otak yang bisa menyebabkan

terjadinya stroke (Wang dan Bennett, 2012).

Berdasarkan tipe stroke, didapatkan bahwa pasien dengan serangan stroke

pertama adalah sebanyak 35 (66,0%) dan stroke ulangan sebanyak 18 (34,0%).

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Laloux et al. (2010) tentang faktor resiko

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

8

dan terapi stroke pada saat stroke berulang menyebutkan bahwa 61% pasien

mengalami stroke berulang dalam kurun waktu 1 tahun setelah serangan stroke

pertama. Faktor resiko yang paling sering adalah hipertensi (79%),

hiperkolesterolemia (43%), merokok (25%) dan diabetes mellitus (22%). Sebagai

upaya untuk mencegah terjadinya stroke berulang pada pasien yang sudah pernah

mengalami stroke, Perhimpunan Kardiologi Indonesia (PERKI) dan Perhimpunan

Dokter Spesialis Syaraf Indonesia (PERDOSSI) merekomendasi terapi

pencegahan sekunder dengan cara modifikasi gaya hidup dan juga pemberian

obat-obatan yang meliputi antiplatelet atau antikoagulan, antihipertensi,

antidislipidemia.

Pada penelitian ini, skor CHA2DS2-VASc ≥ 2 dijumpai pada 100% kasus

karena pasien telah memiliki riwayat stroke. Hasil yang diperoleh pada penelitian

ini, pasien dengan jumlah skor 2=3 (5,7%) pasien, pada jumlah skor 3=8 (15,1%)

pasien, pada jumlah skor 4=18 (33,9%) pasien, pada jumlah skor 5=14 (26,4%)

pasien, pada jumlah skor 6=8 (15,1%) pasien dan jumlah pada skor 7=2 (3,8%)

pasien (Gambar 1). Pasien dengan skor CHA2DS2-VASc 4 memiliki jumlah

pasien terbanyak dibandingkan pasien dengan skor CHA2DS2-VASc yang lebih

tinggi. Pada penelitian ini, tidak ditemukan pasien stroke iskemik dengan fibrilasi

atrium dengan skor CHA2DS2-VASc 8 dan 9. Skor CHA2DS2-VASc ini yang

akan berperan dalam pemilihan antiplatelet atau antikoagulan yang sesuai.

Gambar 1. Total Skor CHA2DS2-VASc Pasien Stroke Iskemik

dengan Fibrilasi Atrium

5,7%

15,1%

33,9%

26,4%

15,1%

3,8%

0,0%

10,0%

20,0%

30,0%

40,0%

2 3 4 5 6 7

Pe

rse

nta

se (

%)

Skor CHA2DS2-VASc

Total Skor CHA2DS2-VASc

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

9

B. Pola Pengobatan Pasien Stroke Iskemik dengan Fibrilasi Atrium

Penggunaan antiplatelet pada pasien stroke iskemik dengan fibrilasi atrium

di RS Bethesda Yogyakarta lebih mendominasi dibanding penggunaan

antikoagulan. Pada penggunaan antiplatelet tunggal berupa aspirin sebesar

(41,5%) dan penggunaan clopidogrel sebesar (22,6%). Antiplatelet ganda yang

diberikan kepada pasien berupa aspirin 80 mg dan clopidogrel 75 mg dengan

presentase (15,1%) (Tabel III).

Tabel III. Pola Pengobatan Pasien Stroke Iskemik dengan Fibrilasi Atrium

Antitrombotik

(n=53)

Pola

Pengobatan Dosis

(mg)

Frekuensi

Pemberian

obat

Jumlah

(n)

Persentase

(%)

Antiplatelet

Tunggal

(n=34 ; 64,1%)

Aspirin

Clopidogrel

80

100

75

1x1

1x1

1x1

7

15

12

13,2

28,3

22,6

Antiplatelet

Ganda

(n=8 ; 15,1%)

Aspirin

+

Clopidogrel

80

75

1x1

1x1 8 15,1

Antikoagulan

(n=9 ; 17,0%) Warfarin 2 1x1

9 17,0

Antikoagulan

baru

(n=2 ; 3,8%)

Dabigatran 110

150

1x1

2x1

1

1

1,9

1,9

Penggunaan antiplatelet tunggal berupa aspirin lebih banyak diresepkan

pada penelitian ini. Aspirin bekerja dengan menghambat COX secara ireversibel

dimana COX mengkatalisis konversi asam arakidonat menjadi prostaglandin

(PGH2) yang dengan cepat diubah menjadi tromboksan A2 (TXA2) yang

merupakan vasokonstriktor dan stimulator agregasi trombosit yang kuat dan

prostasiklin (PGI2) di otot polos dinding vaskular. PGI2 memiliki fungsi yang

berkebalikan dengan TXA2 yaitu sebagai vasodilator dan menghambat agregasi

platelet. Endothelium menghasilkan PGI2 yang sebagian besar dimediasi oleh

COX-2. Aspirin menghambat COX dengan menyebar ke lokasi katalitik enzim

sehingga mencegah asam arakidonat mendapatkan akses ke tempat katalitik enzim

(Hall dan Mazer, 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

10

Ada empat antiplatelet yang telah disetujui FDA (Food and Drug

Administration) untuk mencegah kejadian vaskular pada pasien stroke atau TIA

yaitu aspirin, kombinasi aspirin dan dipyridamole, clopidogrel dan ticlopidine.

Kombinasi aspirin dan extendent release dipiridamol atau clopidogrel tunggal

lebih menguntungkan dibanding dengan asprin tunggal (PERDOSSI, 2011).

Clopidogrel merupakan alternatif pada pasien yang memiliki alergi terhadap

aspirin atau pasien dengan efek samping gastrointestinal. Pada pasien yang tidak

dapat mentoleransi efek samping dari dipiridamol akibat munculnya sakit kepala,

antiplatelet seperti aspirin atau clopidogrel merupakan alternatif pengganti

(Shulga dan Bornstein, 2011). Obat-obatan ini telah terbukti menurunkan risiko

stroke berulang, infark miokard atau kematian sebanyak 20% (Kernan et al.,

2014).

Hasil penelitian antiplatelet treatment for prevention of cerebrovascular

event in patient with vascular disease a systematic review and meta analysis

menyatakan bahwa kombinasi terapi aspirin dan clopidogrel efektif menurunkan

risiko stroke iskemik dibandingkan aspirin tunggal sebesar 23% (Gouya et al.,

2014). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kim et al. (2019), penelitian

ini dilakukan di Korea Selatan dengan metode CHANCE (Clopidogrel in High-

Risk Patients With Acute Nondisabling Cerebrovascular Events) pada pasien yang

menderita stroke akut atau TIA yang dirawat di 15 rumah sakit. Penelitian

tersebut membandingkan efektivitas terapi kombinasi aspirin-clopidogrel dengan

aspirin tunggal. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pada 5.590 pasien stroke

iskemik yang diobati dengan aspirin dan clopidogrel, 3 bulan lebih rendah

mengalami kejadian vaskular dan stroke berulang dibandingkan dengan aspirin

tunggal.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Fatoni dan Gofir (2014)

tentang perbandingan manfaat terapi antiplatelet kombinasi aspirin dan

clopidogrel dengan aspirin tunggal pada stroke iskemik di RSUP Dr. Sardjito

menyimpulkan bahwa kejadian stroke berulang 6 bulan setelah serangan stroke

iskemik pertama, antara pasien yang mendapat terapi antiplatelet kombinasi

aspirin-clopidogrel dan antiplatelet aspirin tunggal tidak berbeda bermakna secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

11

statistik. Sampai saat ini, belum ada data yang menyebutkan antiplatelet yang

paling bagus diantara antiplatelet yang lain namun pemilihan antiplatelet

disarankan didasarkan secara individu pasien.

Penggunaan antikoagulan yang tersedia di RS Bethesda Yogyakarta adalah

warfarin 2 mg dan dabigatran 110 mg dan 150 mg. Pada penelitian ini didapatkan

bahwa penggunaan warfarin dengan presentase 17,0% dan penggunaan dabigatran

dengan presentase 3,8% (Tabel III). Pada pasien stroke iskemik dengan fibrilasi

atrium yang persisten atau permanen direkomendasikan penggunaan antikoagulan

sebagai standar terapi pencegahan sekunder. Pada pemberian terapi antikoagulan

perlu Adjusted-dose warfarin dengan target INR 2,5 (range 2,0-3,0) pada semua

penderita dengan non-valvular atial fibrillation (PERDOSSI, 2011). Direct

thrombin inhibitor atau faktor Xa inhibitor dapat diberikan sebagai pilihan terapi

apabila pasien intoleransi terhadap warfarin atau memiliki risiko perdarahan

(Intercollegiate Stroke Working Party, 2016).

Antikoagulan yang paling sering diberikan pada sampel adalah warfarin,

namun penggunaan warfarin lebih sedikit dibandingkan pada penggunaan

antiplatelet. Antikoagulan berupa antagonis vitamin K, contohnya warfarin

merupakan jenis antikoagulan yang banyak digunakan sebagai pencegahan stroke

pada pasien fibrilasi atrium. Warfarin digunakan sebagai obat antikoagulan oral

yang bertindak sebagai antagonis vitamin K dengan cara menghambat regenerasi

reduksi dari vitamin K. Vitamin K adalah kofaktor yang berperan dalam aktivasi

faktor pembekuan darah II, VII, IX dan X yaitu dalam mengubah residu asam

glutamate menjadi residu asam gama-karbosiglutamat. Antikoagulan oral

mencegah reduksi vitamin K sehingga aktivasi faktor-faktor pembekuan darah

terganggu (Katritsis et al., 2015).

Pada penelitian ini, terdapat penggunaan antikoagulan oral baru yaitu

dabigatran etexilate pada 2 pasien (3,8%). Dabigatran etexilate telah disetujui

Food and Drug Administration (FDA) dan European Medicines Agency (EMA)

untuk pencegahan stroke dan tromboemboli. European Medicines Agency

menetapkan indikasi pemakaian dabigatran untuk FA non-valvular dengan paling

tidak satu faktor risiko berikut: riwayat stroke, transient ischaemic attack (TIA)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

12

atau emboli sistemik; LVEF <40%; gagal jantung simtomatik; dan usia ≥ 75 tahun

atau ≥ 65 tahun tetapi disertai salah satu dari diabetes, penyakit jantung koroner

atau hipertensi. European Medicines Agency (EMA) menyetujui baik dosis 110

mg dua kali sehari maupun 150 mg dua kali sehari (PERKI, 2014). Dabigatran

etexilate dengan cepat diubah menjadi dabigatran setelah dikonsumsi dan diproses

di hati. Direct thrombin inhibitor (IIa) mencegah konversi fibrinogen menjadi

fibrin dan dengan demikian mencegah pembentukan gumpalan, dabigatran

diindikasikan untuk mengurangi risiko stroke dan emboli sistemik pada pasien

dengan non-valvular atrial fibrilasi (Mekaj et al., 2015).

Dabigatran tidak menghambat sitokrom P450 (CYP), sehingga potensi

untuk berinteraksi dengan obat-obat lainnya rendah. Keuntungan utama dari AKB

(antikoagulan oral baru) dibandingkan dengan AVK (antagonis vitamin K) dalam

mencegah tromboemboli dan pengobatan penyakit tromboemboli yaitu tidak

adanya interaksi terhadap makanan, onset yang cepat, memiliki waktu paruh yang

pendek, dan menunjukkan respons dosis yang dapat diprediksi oleh karena itu

tidak memerlukan pemantauan koagulasi rutin (Mekaj et al., 2015). Jika pasien

tidak dapat memeriksakan INR secara teratur dapat diberikan dabigatran etexilate

(PERDOSSI, 2011).

C. Ketepatan Pola Pengobatan Pasien Stroke Iskemik dengan Fibrilasi

Atrium Berdasarkan Skor CHA2DS2-VASc

Penelitian ini menilai ketepatan pengobatan pasien stroke iskemik dengan

fibrilasi atrium berdasarkan skor CHA2DS2-VASc. Penatalaksanaan stroke

iskemik dengan fibrilasi atrium dikatakan tepat apabila pasien yang memiliki skor

CHA2DS2-VASc ≥ 2 mendapatkan terapi antikoagulan. Ketepatan pemilihan

terapi tersebut dinilai berdasarkan Pedoman dari Perhimpunan Kardiologi

Indonesia (PERKI) (2014) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia

PERDOSSI (2011).

Pada hasil penelitian ini, pasien yang memiliki nilai skor CHA2DS2-VASc

≥ 2 sebanyak 53 sampel (100%). Pasien memiliki skor ≥ 2 karena seluruh pasien

memiliki riwayat stroke. Skor CHA2DS2-VASc yang semakin tinggi berarti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

13

semakin tinggi kejadian stroke berulang. Skor diatas 2 merupakan indikasi

pemberian antikoagulan (Violi et al., 2014). Terapi antitrombotik pada pasien

stroke iskemik dengan fibrilasi atrium yang memiliki skor CHA2DS2-VASc ≥ 2

dan mendapatkan terapi antikoagulan tepat adalah 20,8%. Pada pasien stroke

iskemik dengan fibrilasi atrium yang memiliki skor CHA2DS2-VASc ≥ 2 dan

mendapatkan terapi antiplatelet sebanyak 79,2%. Hal ini sejalan dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan Noviyanti dkk., (2016), berdasarkan penelitian yang

telah dilakukan pada pasien stroke kardioemboli akibat fibrilasi atrium di Bangsal

Neurologi RSUP Dr. Hasan Sadikin diketahui bahwa dari 42 pasien yang

memiliki skor CHA2DS2-VASc ≥ 2, hanya 12 pasien yang diberi antikoagulan

berupa warfarin. Penelitian lain dilakukan Astyari (2017) di Rumah Sakit

Bethesda Yogyakarta, menyatakan bahwa pada hasil analisis univariat dengan

subjek penelitian sebanyak 77 sampel, penggunaan antiplatelet terdapat pada 71

pasien (92,2%) dan penggunaan antikoagulan terdapat pada 6 pasien (7,7%).

Ada beberapa kemungkinan yang dapat diasumsikan dari penelitian ini

terkait dengan penggunaan antiplatelet yang lebih sering digunakan daripada

antikoagulan. Pasien diresepkan antiplatelet kemungkinan setelah pasien

mengalami stroke iskemik akut. Hal ini tidak dapat dipastikan karena peneliti

tidak langsung melakukan wawancara terhadap pasien ataupun keluarga pasien.

Kemungkinan lain, ketidakpatuhan pasien dalam melakukan pemeriksaan INR

secara rutin. Pada pasien lansia, tingkat kesulitan dalam mempertahankan nilai

INR dalam rentang terapi akan semakin sulit akibat beberapa faktor yaitu:

pemahaman yang rendah terhadap tujuan terapi, penyakit penyerta, mobilisasi

yang rendah, serta sulit menjalani tes laboratorium dengan frekuensi yang cukup

sering (Wolff et al., 2015).

Pemeriksaan INR harus dilakukan setiap hari dimulai ketika pasien

mengkonsumsi warfarin hingga INR dengan rentang 2,0-3,0 sekurang-kurangnya

2 hari setelah target tercapai. Setelah itu, pemeriksaan INR menjadi 2-3 kali setiap

minggu selama 1-2 minggu. Apabila INR telah stabil, pemeriksaan dapat

dilakukan 1 kali dalam 4 minggu. Keamanan dan efektifitas terapi warfarin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

14

tergantung dari keberhasilan pasien mempertahankan INR dalam rentang terapi.

Terapi antikoagulan oral pada lansia memerlukan penatalaksanaan yang baik

karena antikoagulan mempunyai indeks terapi yang sempit, selain itu perubahan

fisiologi yang terkait dengan usia serta keterbatasan fisik maupun kondisi

kesehatan lansia akan menjadi masalah dalam mempertahankan efek antikoagulan

tetap dalam rentang terapi.

Kelemahan penelitian ini adalah pemeriksaan laboratorium seperti

Glukosa darah tidak dilakukan sehingga menyebabkan kesulitan dalam

perhitungan skor CHA2DS2-VASc. Penelitian ini menjadi salah satu sumber untuk

memberikan informasi terkait ketepatan pola pengobatan antitrombotik pada

pasien stroke iskemik dengan fibrilasi atrium di Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta.

KESIMPULAN

Ketepatan pengobatan antitrombotik pada pasien stroke iskemik dengan

fibrilasi atrium berdasarkan skor CHA2DS2-VASc sebesar 20,8% dari total

seluruh pasien. Pengobatan antitrombotik pada pasien stroke iskemik dengan

fibrilasi atrium berdasarkan skor CHA2DS2-VASc di Poliklinik Saraf Rumah

Sakit Bethesda Yogyakarta sebagian besar tidak tepat.

SARAN

Bagi Peneliti Selanjutnya

Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan melakukan

pemeriksaan laboratorium serta interaksi obat agar dapat melihat outcome dari

pengobatan yang diterima pasien.

Bagi Klinisi

Diharapkan dengan penelitian ini dapat membantu para klinisi agar

mampu melakukan pemilihan obat antitrombotik yang tepat untuk pasien stroke

iskemik dengan fibrilasi atrium.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

15

DAFTAR PUSTAKA

Arnal, J.F., Laurell, H., Fontaine, C., Billon, A., Calippe, B., Lenfant, F., &

Gourdy, P., 2009. Estrogen receptor actions on vascular biology and

inflammation: implications in vascular pathophysiology. Climacteric,

12(1), pp. 12–17. doi:10.1080/13697130902820006.

Astyari G., Pinzon R., Tarigan L., 2017. Pola pengobatan antitrombotik pada pasien

stroke iskemik dengan fibrilasi atrium berdasarkan skor CHA2DS2-VASc

dan skor HAS BLED. Pharmaciana,7(1), pp. 63-70. doi:

10.12928/pharmaciana.v7i1.4716.

Baturova, M., 2016. Atrial fibrillation in ischemic stroke. Sweden by Media-Tryck :

Lund University.

Dahlan, M.S., 2013. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian

Kedokteran dan Kesehatan, Seri Evidance Based Medicine, 35(2), pp. 121-

126.

Efyana P.N., 2015. Kajian penggunaan antikoagulan dan analisa risiko perdarahan

pada pasien fibrilasi atrial di RSUP DR.M. DJAMIL Padang. Masters

thesis, Universitas Andalas.

Eikelboom J.W, Hirsh. J, Spencer F.A, et al., 2012. Antithrombotic Therapy and

Prevention of Thrombosis, 9th ed: American College of Chest Physicians

Evidence-Based Clinical Practice Guidelines. ACCP GUIDELINES, pp.

103-107.

Fatoni, R. dan Gofir, A., 2014. Perbandingan Manfaat Terapi Antiplatelet

Kombinasi Aspirin dan Klopidogrel dengan Aspirin Tunggal pada Stroke

Iskemik di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Jurnal Manajemen dan

Pelayanan Farmasi, 4(4), pp. 257-263.

Goldstein, L.B., Bushnell, C.D., Adams, R.J., et al., 2011. Guidelines for the

Primary Prevention of Stroke: A Guideline for Healthcare Professionals

From the American Heart Association/American Stroke Association.

Stroke, 42(2), pp. 517–584. doi:10.1161/str.0b013e3181fcb238.

Gouya, G., Arrich, J., Wolzt, M., Huber, K., et al., 2014. Antiplatelet Treatment for

Prevention of Cerebrovascular Events in Patients With Vascular Diseases:

A Systematic Review and Meta-Analysis. Stroke, 45(2), pp. 492–503.

doi:10.1161/strokeaha.113.002590.

Hall, R. dan Mazer, C.D., 2011. Antiplatelet Drugs: A Review of Their

Pharmacology and Management in The Perioperative Period. Anesthesia

and Analgesia, 112(2), pp. 292–318.

Hankey, G. J., & Eikelboom, J. W., 2010. Antithrombotic drugs for patients with

ischaemic stroke and transient ischaemic attack to prevent recurrent major

vascular events. The Lancet Neurology, 9(3), pp. 273–

284. doi:10.1016/s1474-4422(10)70038-7.

Intercollegiate Stroke Working Party, 2016, National clinical guideline for stroke

5th ed. Royal college of physician.

Irdawati dan Ambarwati, W.N., 2009. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

16

Keluarga dengan Perilaku Dalam Meningkatkan Kapasitas Fungsional

Pasien Pasca Stroke Di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura, Berita Ilmu

Keperawatan; 2(2), pp. 63-68.

Karuniawati, H., Ikawati, Z., Gofir, A., 2015. Pencegahan Sekunder untuk

Menurunkan Kejadian Stroke Berulang pada Stroke Iskemik, Jurnal

Manajemen dan Pelayanan Farmasi (JMPF), 5(1), pp. 14-21.

Katritsis, D.G., Gersh, B. J., & Camm, A. J., 2015. Anticoagulation in Atrial

Fibrillation – Current Concepts. Arrhythmia & Electrophysiology Review,

04(2), p. 100. doi:10.15420/aer.2015.04.02.100.

Kernan, W.N., Ovbiagele, B., Black, H. R., et al., 2014. Guidelines for the

Prevention of Stroke in Patients With Stroke and Transient Ischemic

Attack: A Guideline for Healthcare Professionals From the American

Heart Association/American Stroke Association. Stroke, 45(7), pp. 2160–

2236. doi:10.1161/str.0000000000000024.

Kim, T.H., Yang, P.S., Uhm, J.S., Kim, J.Y., et al., 2017. CHA2DS2-VASc Score

(Congestive Heart Failure, Hypertension, Age ≥75 [Doubled], Diabetes

Mellitus, Prior Stroke or Transient Ischemic Attack [Doubled], Vascular

Disease, Age 65–74, Female) for Stroke in Asian Patients With Atrial

Fibrillation. Stroke, 48(6), pp. 1524–1530.

doi:10.1161/strokeaha.117.016926.

Kim, J.T., Park, M.S., Choi, K.H., et al., 2019. Comparative Effectiveness of

Aspirin and Clopidogrel Versus Aspirin in Acute Minor Stroke or

Transient Ischemic Attack. Stroke, 50(1), pp. 101–109.

doi:10.1161/strokeaha.118.022691.

Laloux, P., Lemonnier, F., dan Jamart, J., 2010. Risk factors and treatment of stroke

at the time of recurrence. Acta Neurologica Belgica, 110, pp. 299–302.

Noviyanti, V.K., Suwarma, B., Susanti, A.L., 2016. Gambaran Pemberian

Antikoagulan Berdasarkan Skor CHA2DS2-VASc pada Pasien Stroke

Kardioemboli Akibat Fibrilasi Gambaran Pemberian Antikoagulan

Berdasarkan Atrium di RSUP Dr. Hasan Sadikin Tahun 2016.

Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), 2011, Acuan

Panduan Praktis Klinis Neurologi, PERDOSSI, Jakarta, pp. 21, 99.

PERKI., 2014. Pedoman Tatalaksana Fibrilasi Atrium. Ed I. Penerbit: Centra

Communications.

Pinzon, R.T., 2014. Profil Stroke:Gambaran Tentang Pola Demografi, Faktor

Risiko, Gejala Klinik, dan Luaran Klinis Pasien Stroke. Yogyakarta: Betha

Grafika.

Pinzon, R.T., 2016. AWAS STROKE.

Riskesdas, 2013. Riset Kesehatan Dasar : Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.

Shulga, O., dan Bornstein, N., 2011. Antiplatelets in Secondary Stroke Prevention.

Frontiers in Neurology, Vol. 2, pp 1-6. doi:10.3389/fneur.2011.00036.

Swarjana, I.K., 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: ANDI.

Violi, F., Pastori, D., & Pignatelli, P., 2014. Mechanisms And Management Of

Thrombo-Embolism In Atrial Fibrillation. Journal of atrial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

17

fibrillation, 7(3), p. 1112. doi:10.4022/jafib.1112.

Wang, J.C., dan Bennett, M., 2012. Aging and Atherosclerosis: Mechanisms,

Functional Consequences, and Potential Therapeutics for Cellular

Senescence, Circulation Research, 111(2), pp. 245–259.

doi:10.1161/circresaha.111.261388.

Wellons, M., Ouyang, P., Schreiner, P. J., Herrington, D. M., dan Vaidya, D.,

2012. Early menopause predicts future coronary heart disease and stroke.

Menopause: The Journal of The North American Menopause Society,

19(10), pp. 1081–1087. doi:10.1097/gme.0b013e3182517bd0.

WHO., 2007. Public Health Principles Neurological Disorders. World Health

Organization.

Wibisono, A., 2012. Hubungan Fibrilasi Atrium dengan Kejadian Stroke Iskemik di

RSUD DR. MOEWARDI. Skripsi. Surakarta : Fakultas Kedokteran,

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Yuniadi., 2014. Tatalaksana Pasien Fibrilasi Atrium, Pusat Jantung Nasional

Harapan Kita, Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

18

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

19

Lampiran 1. Data Pengobatan Pasien Stroke Iskemik dengan Fibrilasi Atrium di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

No. No. RM Inisial Usia

(tahun) JK

Stroke

pertama/ulanga

n

Obat

antikoagulan

Obat

antiplatelet

Obat

antihipertensi

Obat

antidiabetes/

insulin

1.

02030057 Y 66 P Stroke Pertama - Aspirin 80

mg 1x1 +

Clopidogrel

75 mg 1x1

- -

2.

00609464 AN 79 L Stroke Pertama Warfarin 2 mg

1x1

- Telmisartan 80

mg 1x1

Insulin

Aspart

(100UI) INJ

(3ML) 18-0-

12-0

3. 00508429 SPS 83 L Stroke Ulangan - Aspirin 100

mg 1x1

Furosemide 40

mg 1x1

-

4. 02037632 NK 88 P Stroke Pertama - Clopidogrel

75 mg

selang-

seling

sehari 1 tab

- -

5. 02046001 P 91 L Stroke Pertama - Aspirin 80

mg 1x1

- -

6. 01148800 H 53 P Stroke Ulangan - Clopidogrel

75 mg 1x1

- -

7. 01966713 K 85 P Stroke Ulangan - Clopidogrel

75 mg 1x1

- -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

20

8. 01924156 YF 66 L Stroke Pertama Warfarin 2 mg

1x1

- Ramipril 5 mg

½x1

-

9. 01955149 WL 68 P Stroke Ulangan - Clopidogrel

75 mg 1x1

- -

10. 02067017 SU 63 P Stroke Pertama - Aspirin 100

mg 1x1

Ramipril 5 mg

½x1

-

11. 02061026 HW 62 L Stroke Pertama Warfarin 2 mg

1x1

- Candesartan 16

mg 1x1

-

12. 02060902 I 65 P Stroke Pertama - Aspirin 80

mg 1x1 +

Clopidogrel

75 mg ½x1

- Glimepiride 1

mg 1x1 +

Metformin

500 mg 1x1

13. 02048234 K 72 L Stroke Ulangan - Aspirin 100

mg 1x1

- -

14. 01050079 S 68 P Stroke Ulangan - Aspirin 80

mg 1x1

Bisoprolol 5 mg

½x1

-

15. 01716894 S 82 L Stroke Pertama - Aspirin 80

mg 1x1

- -

16. 00155300 LA 72 P Stroke Pertama Dabigatran

etexilate 150 mg

2x1

- - -

17. 00697753 M 78 P Stroke Pertama - Aspirin 100

mg 1x1

- -

18. 02052338 CK 70 P Stroke Ulangan Warfarin 2 mg

1x1

- - -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

21

19. 02045458 M 72 L Stroke Ulangan Warfarin 2 mg

1x1

- - -

20. 02052143 SP 59 L Stroke Pertama - Aspirin 80

mg 1x1 +

Clopidogrel

75 mg 1x1

Valsartan 80

mg 1x1

-

21. 02022017 S 79 P Stroke Pertama Warfarin 2 mg

1x1

- Ramipril 5 mg

½x1

-

22. 02055003 BH 58 L Stroke Pertama - Aspirin 100

mg 1x1

- -

23. 02011762 S 68 P Stroke Pertama Dabigatran

etexilate 110

mg 1x1

Aspirin 80

mg 1x1 - -

24. 01951042 S 84 L Stroke Ulangan - Aspirin 80

mg 1x1

- -

25. 01055726 SH 72 L Stroke Pertama - Aspirin 80

mg 1x1

Perindopil 5

mg 1x½

Metformin 500

mg 1x1 +

Glimepiride 2

mg 1x1

26. 01984212 LS 88 P Stroke Ulangan - Aspirin 100

mg 1x1 - -

27. 02037427 M 72 P Stroke Ulangan - Aspirin 80

mg 1x1 +

Clopidogrel

75 mg 1x1

- Glibenclamide

5 mg ½x1

28. 01082334 SS 69 P Stroke Pertama - Aspirin 100

mg 1x1

- Metformin 500

mg 1x1

29. 01024861 JR 79 L Stroke Pertama - Clopidogrel Diltiazem CD -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

22

75 mg 1x1 100 mg 1x1 +

Ramipril 5 mg

1x1

30. 02054422 W 53 P Stroke Pertama Warfarin 2 mg

1x1

- Candesartan 8

mg 1x1 -

31. 01998501 TK 87 P Stroke Ulangan Warfarin 2 mg

1x1

- Candesartan 8

mg 1x1

-

32. 2026562 S 80 L Stroke Pertama - Aspirin 100

mg 1x1

- -

33. 2029082 H 73 L Stroke Pertama - Aspirin 100

mg 1x1

- -

34. 2027119 C 76 P Stroke Pertama - Aspirin 100

mg 1x1

- -

35. 2031141 S 51 L Stroke Pertama - Aspirin 80

mg 1x1 +

Clopidogrel

75 mg 1x1

- -

36. 2031933 W 60 P Stroke Pertama - Aspirin 80

mg 1x1 +

Clopidogrel

75 mg 1x1

- -

37. 1000693 S 69 L Stroke Ulangan - Clopidogrel

75 mg 1x1

Bisoprolol 5

mg ½x1

-

38. 2038605 S 70 P Stroke Pertama - Clopidogrel

75 mg 1x1

- -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

23

39. 2010279 SI 60 P Stroke Ulangan - Clopidogrel

75 mg 1x1

Bisoprolol 5 mg

½x1

Metformin

500 mg 1x1

40. 2037926 C 72 P Stroke Ulangan - Clopidogrel

75 mg 1x1

- Metformin

500 mg 1x1

41. 2036948 W 93 L Stroke Pertama - Clopidogrel

75 mg 1x1

- -

42. 2036733 D 54 P Stroke Pertama - Aspirin 100

mg 1x1

- -

43. 2036467 R 75 P Stroke Pertama - Aspirin 80

mg 1x1 +

Clopidogrel

75 mg 1x1

Valsartan 80 mg

1x1

-

44. 1077718 MI 41 L Stroke Pertama Warfarin 2 mg

1x1

- - -

45. 2032594 DP 66 L Stroke Pertama - Aspirin 100

mg 1x1

- -

46. 2031663 S 70 P Stroke Ulangan - Aspirin 100

mg 1x1

- -

47. 2030558 R 60 L Stroke Ulangan - Clopidogrel

75 mg 1x1

- -

48. 519757 BJP 62 L Stroke Ulangan - Aspirin 100

mg 1x1

Ramipril 5 mg

½x1

-

49. 2029077 S 73 L Stroke Pertama - Aspirin 80

mg 1x1

Perindopil 5 mg

1x½

Metformin

500 mg 1x1 +

Glimepiride 2

mg 1x1

50. 2028821 S 94 P Stroke Pertama - Clopidogrel

75 mg 1x1

- -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

24

51. 901081 S 58 L Stroke Pertama - Aspirin 80

mg 1x1 +

Clopidogrel

75 mg 1x1

Valsartan 80 mg

1x1

-

52. 949878 S 72 P Stroke Pertama - Aspirin 100

mg 1x1

Ramipril 5 mg

½x1

-

53. 924420 MR 66 P Stroke Pertama - Clopidogrel

75 mg 1x1

- Metformin

500 mg 1x1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

25

Lampiran 2. Total Skor CHA2DS2-VASc Seluruh Pasien

Keterangan :

Gagal jantung kongestif/penurunan fungsi ventrikel kiri; Hipertensi (>140/90 mmHg) atau konsumsi obat antihipertensi;

Diabetes Melitus (126 mg/dL) atau konsumsi obat antidiabetes/insulin; Penyakit vaskular (pernah mengalami infark

miokard, penyakit arteri perifer); Usia 65-74 tahun; Jenis Kelamin (terutama wanita) : 0 = tidak ; 1= ya

Usia ≥ 75 tahun; Stroke/TIA/tromboemboli : 0 = tidak ; 2 = ya

Skor 2 = 3; skor 3 = 8; skor 4 = 18; skor 5 = 14; skor 6 = 8; skor 7 = 2

No. Gagal jantung

kongestif/penuru

nan fungsi

ventrikel kiri

(1)

Hipertensi (>140/90

mmHg) atau

konsumsi obat

antihipertensi

(1)

Usia ≥

75

tahun

(2)

Diabetes

Melitus (126

mg/dL) atau

konsumsi

obat

antidiabetes/

insulin

(1)

Stroke/

TIA/

Trombo

emboli

(2)

Penyakit

vaskular (pernah

mengalami

infark miokard,

penyakit arteri

perifer)

(1)

Usia

65-74

tahun

(1)

Jenis Kelamin

(terutama

wanita)

(1)

Total

Skor

1. 0 0 0 0 2 0 1 1 4

2. 0 1 2 1 2 0 0 0 6

3. 1 1 2 0 2 0 0 0 6

4. 1 0 2 0 2 0 0 1 6

5. 0 0 2 0 2 0 0 0 4

6. 1 0 0 0 2 0 0 1 4

7. 1 0 2 0 2 0 0 1 6

8. 0 1 0 0 2 0 1 0 4

9. 0 0 0 0 2 0 1 1 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

26

10. 1 1 0 0 2 0 0 1 5

11. 1 1 0 0 2 0 0 0 4

12. 0 0 0 1 2 0 1 1 5

13. 0 0 0 1 2 0 1 0 4

14. 0 1 0 0 2 1 1 1 6

15. 0 0 2 0 2 0 0 0 4

16. 0 0 0 0 2 0 1 1 4

17. 0 0 2 0 2 0 0 1 5

18. 0 0 0 0 2 0 1 1 4

19. 0 0 0 0 2 0 1 0 3

20. 0 1 0 0 2 0 0 0 3

21. 0 1 2 0 2 0 0 1 6

22. 0 0 0 0 2 0 0 0 2

23. 0 0 0 0 2 0 1 1 4

24. 0 0 2 0 2 0 0 0 4

25. 1 1 0 1 2 1 1 0 7

26. 1 0 2 0 2 0 0 1 6

27. 0 0 0 1 2 0 1 1 5

28. 0 0 0 1 2 0 1 1 5

29. 0 1 2 0 2 0 0 0 5

30. 0 1 0 0 2 1 0 1 5

31. 1 1 2 0 2 0 0 1 7

32. 0 0 2 0 2 0 0 0 4

33. 0 0 0 0 2 0 1 0 3

34. 0 0 2 0 2 0 0 1 5

35. 0 0 0 0 2 0 0 1 3

36. 0 0 0 0 2 1 0 1 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

27

37. 0 1 0 0 2 0 1 0 4

38. 0 0 0 0 2 0 1 1 4

39. 0 1 0 1 2 0 0 1 5

40. 0 0 0 1 2 0 1 1 5

41. 0 0 2 0 2 0 0 0 4

42. 0 0 0 0 2 0 0 1 3

43. 0 1 2 0 2 0 0 1 6

44. 0 0 0 0 2 0 0 0 2

45. 0 0 0 0 2 0 1 0 3

46. 0 0 0 0 2 0 1 1 4

47. 0 0 0 0 2 0 0 0 2

48. 0 1 0 0 2 0 0 0 3

49. 0 1 0 1 2 0 1 0 5

50. 0 0 2 0 2 0 0 1 5

51. 0 1 0 0 2 0 0 0 3

52. 0 1 0 0 2 0 1 1 5

53. 0 0 0 1 2 0 1 1 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

28

Lampiran 3. Ethical Clearance

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

29

Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

30

Lampiran 5. Perhitungan Sampel Penelitian

Penjabaran perhitungan sample menggunakan software Openepi Sample Size

Calculators :

1. Ukuran populasi (untuk faktor koreksi populasi terbatas atau fpc) (N): 105

Pasien Stroke Iskemik dengan Fibrilasi Atrium (Baturova, 2016).

2. Hipotesis pasien stroke iskemik dengan Atrial Fibrilasi yang mendapat

antikoagulan (p) : 30%

3. Simpangan mutlak (d) : 10%

4. Efek desain (untuk survei cluster-DEFF): 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

31

Lampiran 6. Instrumen Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

32

Lampiran 7. Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Skala

Stroke

Iskemik

dengan

Fibrilasi

Atrium

Pasien stroke yang telah didiagnosis mengalami

stroke iskemik dengan fibrilasi atrium yang

tercantum dalam rekam medis.

Nominal

Komorbiditas

lain

Komorbiditas selain stroke iskemik dengan

fibrilasi atrium yang dialami oleh pasien seperti

komorbiditas hipertensi, gagal jantung kongestif,

diabetes melitus, riwayat stroke, penyakit

pembuluh darah perifer dan penurunan fungsi

ginjal yang dilihat dari data yang tercantum dalam

rekam medis.

Nominal

Ketepatan

penggunaan

obat

berdasarkan

guideline

Kesesuaian antitrombotik yang diberikan untuk

pasien stroke iskemik dengan fibrilasi atrium

meliputi : golongan obat, jenis obat, dan

komorbiditas pasien berdasarkan guideline PERKI

(2014) dan PERDOSSI (2011).

Nominal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN … · 2019. 7. 25. · EVALUASI POLA PENGOBATAN ANTITROMBOTIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN FIBRILASI ATRIUM DI RUMAH SAKIT

33

BIOGRAFI PENULIS

Soya Quirina Baliem Hutagalung, lahir di Wamena, 18

Maret 1997 merupakan anak kedua dari 3 bersaudara. Anak

dari pasangan B. Hutagalung dan L. Sianipar. Penulis

menempuh pendidikan di TK Pertiwi Manokwari pada tahun

2002 – 2003, SD Negeri 1 Manokwari pada tahun 2003 –

2009, SMP Negeri 3 Manokwari pada tahun 2009 – 2012,

SMA Negeri 1 Manokwari pada tahun 2012 – 2015, dan

pada tahun 2015 meneruskan pendidikan S1 di Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta. Selama menempuh pendidikan di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma, penulis mengikuti beberapa kegiatan kepanitiaan

seperti menjadi anggota divisi Perlengkapan pada acara Color Zumba Party

Osteoporosis Day (2016), anggota divisi Perlengkapan pada acara Donor Darah

JMKI (2016), dan peserta Seminar Nasional Kefarmasian Seminar Nasional

Interprofessional Health Care “Good Team, Good Work, Good Result for the

Better Future” pada tahun 2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI