EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI...

61
i EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ST. GABRIEL KEWAPANTE KABUPATEN SIKKA TAHUN 2018 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Farmasi Oleh: Agnes Deram NIM: 158114027 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI...

Page 1: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

i

EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT

ST. GABRIEL KEWAPANTE KABUPATEN SIKKA TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Agnes Deram

NIM: 158114027

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Segala Perkara DaPat kutanggung Dalam Dia Yang

memberi kekuatan kePaDaku”

Flp: 4:13

Dengan penuh syukur yang mendalam kupersembahkan karya ini untuk,

Allah Tritunggal yang Maha Kudus sebagai kekuatan dalam setiap langkah hidupku

Kongregasi Misionaris Abdi Roh Kudus (SSpS), Bapa, Mama, Adik-Adik, serta seluruh

keluarga terkasih sebagai motivasi dan sumber inspirasiku

Sahabat dan segenap teman seperjuangan

Almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

vii

PRAKATA

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah Tritunggal yang maha kudus atas

segala cinta dan berkat-Nya, serta kesetiaan-Nya yang senatiasa membimbing dan

menyertai penulis, sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Meskipun dalam proses, banyak kesulitan dan hambatan yang penulis alami dan rasakan,

tetapi semuanya dapat dilalui dengan sikap yang sabar dan percaya pada penyelenggaran

Allah Tritunggal.

Skripis berjudul “EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI

FARMASI RUMAH SAKIT ST. GABRIEL KEWAPANTE KABUPATEN SIKKA

TAHUN 2018”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Farmasi (S. Farm) pada Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.

Oleh karena itu dari hati yang ikhlas penulis mengucapakan limpah terimakasih kepada:

1. Allah Tritunggal Maha Kudus yang senantiasa menganugerahkan berkat-Nya

sehingga penulis diberikan kekuatan dan semangat untuk menyelesaiakan

skripsi ini.

2. Ibu Dr. Yustina Sri Hartanti, Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Univesitas

Sanata Dharma Yogyakarta dan sekaligus sebagai Dosen Pembimbing

Akademik yang telah memberikan sarana dan prasarana kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Putu Dyana Christasani, M.Sc., Apt dan Ibu Maria Wisnu Donowati,

M.Si., Apt selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan,

dukungan, pengarahan dan semangat selama penyusunan skripsi.

4. Bapak Dr. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt dan Ibu T.B. Titien Siwi Hartayu, M.

Kes, Ph.D., Apt, selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran

dalam penyelesaian naskah skripsi ini.

5. Sr.dr. Yustina Wela selaku Direktur Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante, yang

telah berkenan memberikan izin penelitian dan membantu dalam proses

pengambilan data.

6. Para Suster SSpS Provinsi Flores Bagian Timur, khususnya Tim Pimpinan

Provinsi dan setiap suster yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk studi di Bidang Farmasi dan dengan caranya masing-masing telah

mendukung selama studi berlangsung, hingga penyelesaian penyusunan

skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

viii

7. Para suster SSpS Provinsi Maria Bunda Allah Jawa, khususnya para suster

komunitas Roh Suci Yogyakarta yang dengan caranya masing-masing telah

mendukung penulis dari awal sampai dengan penyelesaian skripsi ini.

8. Keluarga tercinta, Bapa, Mama, Ade Elis dan Ling, terimakasih atas doa dan

dukungannya yang selalu diberikan yang senantiasa memotivasi dalam

menyelesaikan penyusunan skripisi ini.

9. Sahabat terkasih Marsi, Len, Laura, Anyes, Mariana, Lia, Endy, Edy, Mery,

Nia, Sani, Tommy, Nelson, Epen, Debora dan Ita yang selalu memberikan

dukungan, semangat, motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini, terimakasih

atas kebaikannya.

10. Teman-teman angkatan 2015 yang dengan caranya masing-masing telah

mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu, persatu, di mana telah

berperan dalam proses studi, khususnya dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa, dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari segala

macam kekurangan. Oleh karena itu, dengan rendah hati dan terbuka, penulis menerima

kritik maupun saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap

skripsi ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pembaca dan dapat menjadi acuan

bagi peneliti-peneliti khususnya dalam bidang farmasi.

Yogyakarta, 15 Juli 2020

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..……………………………………………………….. i

LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………….. ii

HALAMAN PENGESAHAAN……………………………………………..... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………… iv

LEMBARAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ……………………………….. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………… vi

PRAKATA …….……………………………………………………………... vii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………. ix

DAFTAR TABEL…………………………………………………………...... x

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………. xi

INTISARI…………………………………………………………………….. xii

ABSTRACK…………………………………………………………………… xiii

PENDAHULUAN…………………………………………………………....

METODE PENELITIAN……………………………………………………...

HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………………..

1

4

9

KESIMPULAN ………………………...…....……..………………................ 19

SARAN……………………………………………………………………….. 19

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………... 20

LAMPIRAN………………………………………………………………....... 22

BIOGRAFI PENULIS………………………………………………………... 52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Uji Validitas Isi Kuisioner…………………………………….

Tabel 2. Hasil Uji Pemahaman Bahasa Pada Kuisioner ……………………...

6

6

Tabel 3. Interpretasi Skor Efektifitas Perencanaan Obat …………………… 7

Tabel 4. Karateristik Responden Penelitian………………………………….. 9

Tabel 5. Data Hasil Distribusi Kuisioner Pelaksanaan Perencanaan Di

RSSGK Tahun 2018………………………………………………

10

Tabel 6. Data Indikator Ketepatan Perencanaan Obat ……………………… 11

Tabel 7. Data Indikator Persentase Penyimpangan Perencanaan Obat……... 13

Tabel 8. Data Indikator Persentase Dana ……………………….................... 13

Tabel 9. Data Obat Hasil Analisis ABC berdasarkan Nilai Investasi............. 15

Tabel 10. Data Obat Analisis VEN di RSSGK Tahun 2018............................. 16

Tabel 11. Daftar Kekosongan Obat………………………………………........ 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari RS St. Gabriel Kewapante…................. 23

Lampiran 2. Lembaran Informasi Singkat……………………………………. 24

Lampiran 3. Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden …………………...... 28

Lampiran 4. Kuisioner Penelitian Pelaksanaan Perencanaan Obat Di RSSGK

Tahun 2018…………………......................................................

29

Lampiran 5. Lembaran Penilaian Validitas Isi Kuisioner …............................ 31

Lampiran 6. Lembar Pernyataan Validitas isi ……………..………………… 33

Lampiran 7. Lembar Penilaian Uji Pemahaman Bahasa……………………… 34

Lampiran 8. Form Pengambilan Data Obat …………………………………. 36

Lampiran 9. Pengelompokan Obat Berdasarkan Biaya Pemakaian Terbesar

dengan Metode ABC Tahun 2018……………………………...

37

Lampiran 10. Lembar Pengisian Kuisioner Metode VEN …....……………… 50

Lampiran 11. Form Pengambilan Data Daftar Kekosongan Obat…………….. 51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

xii

INTISARI

Perencanaan obat merupakan suatu kegiatan seleksi obat untuk menentukan

jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan obat di Rumah Sakit. Penelitian ini

bertujuan untuk melakukan evaluasi proses perencanaan obat di Rumah Sakit St. Gabriel

Kewapante (RSSGK) Tahun 2018. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit St. Gabriel

Kewapante, Kabupaten Sikka dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 11 orang, terdiri

dari 8 dokter, 1 Apoteker, 1 Asisten Apoteker dan kepala keuangan. Jenis penelitian yaitu

penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif. Teknik pengumpulan data secara purposive

sampling dan analisis dilakukan secara deskriptif selanjutnya dibahas dalam bentuk uraian

dan tabel.

Hasil penelitian menunjukan bahwa perencanaan obat di RSSGK belum efektif

(44,35%) karena masih terdapat ketidaktepatan pada perencanaan (115,21%) dan terdapat

kekosongan obat (4 item obat). Berdasarkan metode ABC didapatkan bahwa kelompok A

memiliki item obat paling sedikit yaitu 48 item obat (17,7%), kelompok B 64 item obat

(23,2%) dan kelompok C 163 item obat (59,1%). Sedangkan untuk analisis VEN terdapat

12 item obat Vital, 27 item Esensial dan 7 item obat Non Essensial.

Kata Kunci: Perencanaan Obat, Evaluasi Perencanaan, Analisis ABC-VEN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

xiii

ABSTRACK

Drug planning is drug selection activity to determine the number of drugs in order

to meet the needs of drugs in the hospital. This study aims to evaluate the drug planning

process at the Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante in 2018. The research was conducted at

the St. Gabriel Kewapante, Sikka Regency with 11 research subjects, consisting of 8

doctors, 1 Pharmacist, 1 Assistant Pharmacist and chief financial officer. This type of

research is descriptive research with quantitative methods. The technique of collecting data

using purposive sampling and analysis is done descriptively then discussed in the form of

description and table.

The results showed that drug planning in RSSGK was not effective (44,35%)

because there were still inaccuracies in planning (115,21%) and there was a drug vacancy

(5 items). Based on the ABC method it was found that group a had the least drug items,

namely 48 drug items (17,7%), group B 64 drug items(23,3%) and group C 163 drug items

(59,1%). Where as for VEN analysis there are 12 Vital drug items, 27 Essensial items and

7 Non Essentila drug items.

Keywords: Drug Planning, Planning Evaluation, ABC-VEN Analysis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

1

PENDAHULUAN

Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan bagi individu. Selain pelayanan kesehatan bagi pasien, institusi rumah

sakit juga mempunyai fungsi lain yaitu, pengelolaan obat. Dalam pelayanan kesehatan

dirumah sakit, obat menjadi hal penting sebagai sarana, bahan (terapi) utama bagi tenaga

medis dalam pelayanan kesehatan pasien (Depkes RI, 2016).

Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS adalah suatu unit

di Rumah Sakit yang menyelenggarakan semua kegiatan kefarmasian. IFRS bertanggung

jawab dalam pengelolaan obat yang aman, efektif dan efisien. Jika IFRS tidak menjalankan

fungsi keberadaannya dengan baik maka dapat menimbulkan beberapa masalah seperti:

kekurangan obat pada setiap unit pelayanan kesehatan, penumpukan obat (kedaluarsa) dan

kekosongan penyediaan obat (Siregar & Amalia, 2003).

Dalam hal pengelolaan obat pada prinsipnya sebuah rumah sakit harus melewati

beberapa tahap pengelolaan obat. Pada tahap perencanaan sangat berpengaruh pada

ketersediaan obat maupun segi ekonomi rumah sakit. Perencanaan obat merupakan tahap

awal pengelolaan obat yang bertujuan untuk menetapkan jenis dan jumlah perbekalan

farmasi yang sesuai dengan pola penyakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah

sakit. Untuk menetapkan beberapa jenis obat yang harus direncanakan, diperlukan

kebijakan dari pihak rumah sakit agar jenis obat dapat dibatasi (Pratiwi, 2011).

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan obat adalah alokasi dana yang

tersedia, harga per item obat dan penentuan berapa besar serta kapan pemesanan harus

dilakukan. Apabila hal ini tidak sesuai, maka perencanaan obat belum bisa dikatakan

efektif. Menurut Anshari (2009), efektif yang dimaksud adalah perencanaan yang

mendapatkan jenis dan jumlah obat yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan, namun jika

dalam perencanaan tidak efektif maka dapat menyebabkan beberapa masalah seperti

kekurangan atau kelebihan obat karena ketidaktepatan dalam perencanaan. Selain itu

alokasi dana yang tidak sesuai dapat menyebabkan kerugian dalam hal ekonomi dan dapat

menghambat pelayanan secara efektif bagi pasien

Menurut Fatra dkk (2011) dalam sektor kesehatan, besar omzet obat dapat mencapai

50%-60% dari anggaran rumah sakit. Sehingga IFRS sebagai pelaksana pengelolaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

2

perencanaan obat di rumah sakit harus bertugas menjamin obat selalu tersedia setiap saat

diperlukan dalam jumlah yang cukup dan bermutu yang terjamin untuk mendukung

pelayanan yang baik di Rumah Sakit. Dalam proses perencanaan hal yang paling penting

adalah terjaminnya item dan jumlah obat yang mencukupi menjadi salah satu aspek

terpenting dari rumah sakit untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik. Selain itu,

karena biaya yang besar dikeluarkan oleh rumah sakit pada pengelolaan obat terutama pada

tahap perencanaan, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap tahap perencanaan. Evaluasi

dilakukan dengan membandingkan suatu kondisi yang diharapkan dengan kondisi yang

diamati.

Evaluasi perencanaan obat bertujuan untuk mengendalikan pengadaan obat-obatan.

Cara evaluasi yang dapat dilakukan dalam penelitian melalui beberapa indikator

perencanaan obat yaitu indikator ketepatan perencanaan, persentase dana, persentase

penyimpangan perencanaan dan dilakukan analisis dengan metode analisis ABC-VEN.

Menurut Peterson (2011), metode analisis ABC merupakan metode pembuatan kelompok

atau penggolongan berdasarkan perangkat nilai dari nilai tertinggi hingga terendah dan

dibagi menjadi 3 kelompok besar yang disebut Kelompok A (nilai investasi tinggi), B (nilai

investasi sedang), dan C (nilai investasi rendah). Untuk mengetahui biaya pemakaian obat

dilakukan dengan menghitung jumlah dan biaya pemakaian obat di Rumah Sakit Tahun

2018.

Metode ABC-VEN memiliki keunggulan dibanding metode lainnya yaitu metode

ABC-VEN dapat mengetahui pola konsumsi untuk semua jenis obat beserta dananya, dapat

mengetahui jenis obat yang memerlukan pengawasan lebih karena nilai investasinya yang

tinggi dan mengelompokkan sesuai nilai investasinya, dapat mementukan prioritas

pembelian obat beserta dengan harga penjualan obat. Mengapa perlu dilakukan evaluasi

karena evaluasi adalah cara yang dapat dipakai untuk mengetahui sejauh mana kebenaran

perencanaan itu sendiri dan masalah yang dialami agar dapat diperbaiki atau dilakukan

lebih efektif sesuai standar yang ditentukan.

Peneliti memilih evaluasi tahap perencanaan, karena perencanaan itu penting dalam

sebuah pengelolaan obat. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Land dan Tan (2009)

bahwa perencanaan adalah dasar yang fundamental dalam sebuah pengelolaan obat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

3

Selanjutnya Land dan Tan menegaskan bahwa menurut pemahaman dalam dunia ekonomi,

kesuksesan, kesejahteraan atau kebahagiaan hanya dapat dicapai kalau memiliki

perencanaan yang tepat dan baik.

Perencanaan obat yang efektif di rumah sakit sangat penting karena jika tidak

demikian akan merugikan rumah sakit, baik dalam pelayanan maupun secara ekonomi.

Oleh karena itu, perencanaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit harus dilakukan secara

optimal untuk dapat memberikan manfaat terhadap pelayanan kesehatan. Dengan

demikian, perlu dilakukan evaluasi untuk menilai perencaanaan obat mana yang harus

diprioritaskan dalam pengadaan dan meningkatkan efisiensi penggunaan dana terutama

pada obat-obatan berdasarkan dampaknya pada kesehatan.

Dari pengamatan awal di Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante, ada beberapa

masalah yang terkait dengan perencanaan obat. Metode perencanaan obat di RSSGK

Tahun 2018 dilakukan dengan pola pendekatan konsumsi yaitu pemakaian obat tahun lalu

atau tahun sebelumnya, berdasarkan pola penyakit dan kebutuhan yang akan datang. Hal

tersebut sesuai dengan PMK No. 58 tahun 2014 bahwa perencanaan obat dilakukan untuk

menghindari kekosongan obat dengan menggunakan metode yang dapat

dipertanggungjawabkan dan dasar-dasar perencanaan yang telah ditentukan antara lain

metode konsumsi, epidemiologi yang disesuaikan dengan anggaran yang tersedia. Selain

itu, perencanaan obat belum menggunakan suatu analisis, hanya berdasarkan perkiraan

konsumsi. Kurangnya perencanaan menyebabkan terjadinya kekosongan obat atau stock

out. Frekuensi pengadaan obat tidak terencana sehingga biaya yang harus dikeluarkan

untuk pemesanaan tidak dapat diprediksi. Selain itu, salah satu masalah yang sering terjadi

adalah masalah kekosongan stok obat dirumah sakit dapat mempengaruhi mutu pelayanan

yang diberikan bagi pasien. Menurut penelitian Academy of Managed Care Pharmacy

(AMCP) tentang The Reality of Drug Shottages (2012) yang mayoritas respondennya

sebagian besar adalah kepala farmasi/apoteker, diperoleh hasil bahwa kekosongan obat

dapat mengakibatkan 55,5% kelalaian, 54,8% kesalahan dosis, 34,8% kesalahan obat,

70,8% perawatan tertunda dan 38% mengakibatkan keluhan pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

4

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis melakukan penelitian mengenai

“Evaluasi Perencanaan Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante

Kabupaten Sikka Tahun 2018”. Tujuan penelitian ini yaitu untuk melakukan evaluasi

perencanaan obat di Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante Tahun 2018, berdasarkan

indikator pengelolaan obat yang ditetapkan oleh Deperteman Kesehatan RI tahun 2010

tentang Pedomaan Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit. Pertimbangan penulis

dalam memilih Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante karena penelitian evaluasi

perencanaan obat belum pernah dilakukan di Rumah Sakit ini.

METODE PENELITIAN

Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional menggunakan metode

pendekatan kuantitatif bersifat deskriptif. Data yang digunakan adalah data retrospektif

berupa pemakaian obat tahun 2018 dan data kuisioner. Penelitian evaluatif pada dasarnya

terpusat pada rekomendasi akhir yang menegaskan bahwa suatu objek evaluasi dapat

pertahankan ataupun diperbaiki (Sugiono, 2014).

Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah tahap perencanaan obat dengan data

penggunaan obat tahun 2018.

Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante

berlokasi di Jl. Raya Kewapante Watublapi. Alasan peneliti memilih RSSGK karena sering

juga menjadi rumah sakit rujukan horizontal dari rumah sakit lain dan juga puskesmas

terdekat. Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante terletak di Desa Namangkewa -Kecamatan

Kewapante - Kabupaten Sikka - Propinsi Nusa Tenggara Timur.

Subjek Penelitian, Jumlah Sampel dan Teknik Pengambilan Data

Subjek dalam penelitian ini adalah dokter, apoteker, asisten apoteker, dan kepala

keuangan. Jumlah sampel 11 orang, terdiri dari 8 Dokter, 1 Apoteker, 1 Asisten Apoteker

dan Kepala Keuangan. Teknik pengambilan data diambil dengan menggunakan teknik

purposive sampling yaitu teknik yang dilakukan untuk memilih subjek yang mampu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

5

memberi informasi yang berkaitan dengan topik penelitian, yaitu pelaksanaan perencanaan

obat di Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante.

Sumber Data Penelitian

Sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer

yakni data yang diperoleh dari hasil kuisioner untuk mendapatkan informasi dari

responden. Sedangkan data sekunder diperoleh dari telaah dokumen rumah sakit, seperti

daftar nama obat, jumlah item obat, harga obat, data keuangan perencanaan obat. Data

pengunaan obat selanjutnya digunakan untuk analisis dengan metode ABC dan VEN.

Tata Cara Penelitian

Penelitian dilakukan dengan tahap persiapan, pengurusan izin penelitian dan form

pengambilan data. Penelitian telah mendapatkan izin penelitian dari Direktur RS St.

Gabriel Kewapante dengan nomor izin 3875/III.b/RS/St. G/XI/2019.

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa kuisioner dibuat berdasarkan

indikator pengelolaan obat yang ditetapkan oleh Deperteman Kesehatan RI tahun 2010

tentang pedomaan pengelolaan perbekalan farmasi di rumah sakit. Kemudian dilakukan

Uji Validitas isi dan Uji Pemahaman Bahasa terhadap instrumen penelitian.

Uji validitas isi

Uji validitas isi, pengujian validitas isi instrumen pada penelitian ini menggunakan

pendapat para ahli “expert judgement”. Peneliti meminta bantuan kepada apoteker dan

dokter ahli pada bidang manajemen pengelolaan obat untuk menelaah apakah materi

instrumen telah sesuai dengan konsep yang akan diukur. Uji validitas isi menghasilkan 17

item pertanyaan yang dinyatakan layak atau sesuai untuk digunakan dalam penelitian.

Hasil uji validitas isi kepada expert judgment sebagai berikut: uji validitas isi pada

aitem pernyataan kategori evaluasi perencanaan obat terdapat beberapa kalimat yang tidak

disetujui dan dilakukan saran untuk perbaikan, yaitu nomor 14 yaitu “aspek ekonomi dalam

perencanaan obat dievaluasi menggunakan analisis ABC”, pada nomor 16 yaitu

“perencanaan obat dalam aspek medis/terapi dievaluasi dengan menggunakan analisis

VEN”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

6

Tabel 1. Hasil Uji Validitas Isi Kuisioner

No Kalimat Pengganti

1 Aspek ekonomi dalam perencanaan obat

dievaluasi menggunakan analisis ABC

Aspek ekonomi yang menitik beratkan

pada pemakaian dana dievaluasi

menggunakan analisis ABC

2 Perencanaan obat dalam aspek

medis/terapi dievaluasi dengan

menggunakan analisis VEN

Perencanaan obat dalam aspek

kepentingan/kegawatdaruratan

(urgent) dievaluasi dengan analisis

VEN

Uji Pemahaman Bahasa

Uji pemahaman bahasa bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman responden

terkait bahasa kalimat yang digunakan dalam pernyatan yang terdapat dalam kuisioner

penelitian. Uji pemahaman bahasa ini dilakukan terhadap 5 responden yang tidak menjadi

responden penelitian ini.

Hasil uji pemahaman bahasa terhadap 5 responden adalah sebagai berikut: uji

pemahaman bahasa pada 17 aitem pernyataan terdapat beberapa kata pada aitem

pernyataan tidak dipahami oleh responden yaitu pada nomor 4 yaitu singkatan RSSGK,

nomor 15 yaitu VEN, dan nomor 16 yaitu ABC. Selanjutnya, singkatan atau kata yang

tidak dipahami oleh responden pada kategori evaluasi perencanaan ini diperbaiki dan

diganti dengan kalimat yang lebih lengkap dan mudah dipahami oleh responden seperti

yang ditunjukan pada Tabel II.

Tabel 2. Hasil Uji Pemahaman Bahasa

No Kata Pengganti

1 RSSGK Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante

2 VEN Vital,Esensial, Non Esensial

3 ABC Pengelompokan berdasarkan biaya tertinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

7

Teknik Pengumpulan Data

Tata cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: Peneliti mendatangi tiap

responden menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan yaitu melakukan penelitian

mengenai evaluasi perencanaan obat di RSSGK. Setelah mendapat persetujuan, peneliti

melakukan kesepakatan untuk pengambilan data. Apabila responden tidak ada di tempat,

peneliti meninggalkan pesan singkat (contact person) melalui media sosial untuk mengatur

ulang jadwal pengambilan data.

Pengambilan data dilakukan dengan waktu dan tempat yang sudah disepakati.

Peneliti memberikan penjelasan terkait tujuan penelitian dan responden mengisi form

persetujuan sebagai bukti bahwa responden sukarela berpartisipasi dalam penelitian ini.

Peneliti kemudian memberikan kuesioner dan form kriteria VEN dan menunggu hingga

pengisian kuisioner selesai, kemudian kuisioner dikumpulkan dan diperiksa kembali oleh

peneliti untuk memastikan bahwa kuisioner sudah diisi semua oleh responden peneliti.

Pengolahan dan Analisis Hasil Penelitian

Data dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif dan dibahas dalam bentuk

uraian dan tabel.

1. Data primer diperoleh dari sejumlah pertanyaan pada kuisioner yang diajukan kepada

responden. Selanjutnya data dipindahkan ketabel distribusi sehingga terlihat jumlah

responden yang menjawab “Ya” dan “Tidak”. Jika jawaban “Ya” maka nilainya 1, jika

jawaban “Tidak” nilainya 0. Kemudian ditempatkan kedalam rentang skala persentase,

sehingga terlihat posisi hasil pengukuran. Untuk memudahkan teknis perhitungan

digunakana pendekatan kuantitatif, sehingga penyebutan hasil pengukuran operasional

terhadap hasil pengukuran “Ya” dan “Tidak”. Rentang Persentase skor efektifitas dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3. Interpretasi Skor Efektifitas Perencanaan Obat

Rentang Persentase Kriteria

0%-50% Belum efektif

51%-100% Sudah Efektif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

8

Secara keseluruhan rentang skala persentase jika hasilnya 0%-50% menunjukan

hasil yang masih kurang (belum efektif) dan 51%-100% menunjukan hasil yang baik

(sudah efektif). Kriteria interpretasi skor efektifitas pada Tabel III diatas digunakan

sebagai acuan penilaian terhadap efektifitas dan melihat sejauh mana pencapaian

efektifitas perencanaan obat di Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante tahun 2018.

2. Data sekunder yang diperoleh dari telaah dokumen di rumah sakit, seperti daftar nama

obat, jumlah item obat, harga obat, data keuangan perencanaan obat. Data sekunder

diolah dengan perhitungan matematis pada tiap indikatornya, yaitu indikator ketepatan

perencanaan, persentase dana, persentase penyimpangan perencanaan dan dilakukan

analisis dengan metode ABC-VEN.

Analisis ABC dilakukan dengan mengurutkan nilai pemakaian obat terbesar hingga

terkecil lalu dibuat persentase dan persen kumulatif sehingga dapat dikelompokan

menurut kategori masing-masing kelompok. Pada kategori A persen kumulatif

mencapai 80%, kelompok B persen kumulatif mencapai 15%, dan kelompok C dengan

persen kumulatif sebesar 5%. Selanjutnya dihitung berdasarkan nilai investasinya yaitu:

Menghitung total investasi setiap jenis obat, lalu dikelompokan berdasarkan nilai

investasi obat dari yang terbesar hingga yang terkecil.

Untuk Analisis VEN dilakukan dari data pengelompokan obat hasil analisis ABC

yang diambil dari kategori A karena persentase kumulatifnya paling besar. Data analisis

yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel untuk dapat menggambarkan

secara jelas kriteria obat yang termasuk dalam VEN. Kemudian dari pengelompokan

VEN dilakukan daftar obat yang sering mengalami kekosongan. Hasil penelitian

evaluasi tahap perencanaan obat yang diperoleh, kemudian dibandingkan dengan

standar pengelolaan obat yang ditetapkan oleh Deperteman Kesehatan RI tahun 2010

tentang Pedomaan Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit yang meliputi tahap

perencanaan lalu dibuat kesimpulan dan saran terkait evaluasi pengelolaan perencanaan

obat di Rumah Sakit St. Gabriel Kewapate.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

9

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karateristik Responden

Data karateristik responden yang didapatkan selama proses pengambilan data

meliputi: Jenis kelamin, usia, masa kerja di Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante dan latar

belakang profesi. Berikut adalah data karateristik responde penelitian:

Tabel 4. Data Karateristik Responden Penelitian

Karakteristik Responden Jumlah (n) =11 Persentase (100%)

Jenis kelamin

Pria 6 54

Wanita 5 45

Usia

30-40 5 45

41-50 3 27

>50 3 27

Masa kerja di RSSGK

1-5 Tahun 5 45

˃ 5 Tahun 6 54

Latar Belakang Profesi

Dokter Spesial 4 36

Dokter Umum 4 36

Apoteker 1 9

Asisten Apoteker 1 9

Kepala Keuangan 1 9

Pada Tabel IV dapat dilihat gambaran proporsi responden yang terlibat dalam

penelitian. Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian sebanyak 11 orang dengan

proporsi responden pria (54%) lebih banyak dibandingkan responden wanita (45%) dengan

rentang usia terbanyak 30-40 tahun (45%). Masa kerja 1-5 tahun 45% responden lebih dari

5 tahun masa kerja 54%%. Latar belakang mayoritas responden adalah dokter spesialis

yaitu 36%, dokter umum 36% sedangkan yang lain 9% terdiri dari apoteker, asisten

apoteker, dan kepala keuangan. Hasil ini menggambarkan bahwa kualifikasi sebuah profesi

yang berbeda-beda mempengaruhi pengelolaan perencanaan obat. Dampak lebih lanjut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

10

adalah dalam pemilihan kriteria obat yang digunakan dan prioritas dalam penggunan obat

berdasarkan analisis ABC dan VEN.

Deskripsi Variabel Penelitian

Data deskripsi variabel penelitian meliputi indikator ketepatan perencanaan,

indikator persentase dana, indikator penyimpangan perencanaan dan evaluasi dengan

metode ABC dan VEN. Untuk mendapatkan hasil evaluasi perencanaan obat di Rumah

Sakit St. Gabriel Kewapante data yang digunakan adalah data primer berupa kuisioner.

Hasil kuisioner yang diperoleh disajikan dalam tabel distribusi skor. Selanjutnya dihitung

persentase jumlah nilai yang didapatkan, kemudian hasil dirata-rata untuk mendapatkan

nilai persentase kuisioner secara keseluruhan dan dibandingkan dengan skor interpretasi

efektifitas untuk menentukan keefektifan perencanaan obat di Rumah Sakit St. Gabriel

Kewapante. Data hasil distribusi Kuisioner Pelaksanaan Perencanaan Di RSSGK dapat

dilihat pada Tabel V dibawah ini.

Tabel 5. Data Hasil Distrbusi Kuisioner Pelaksanaan Perencanaan Di RSSGK

Resp-

onden Pernyataan (17 item ) Total

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

R1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 7

R2 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 5

R3 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 9

R4 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 7

R5 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 9

R6 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 9

R7 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 7

R8 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 9

R9 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 6

R10 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 9

R11 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 6

Jumlah 83

Rata-rata 7,54

Hasil 44,35%

Data primer yang digunakan berupa kuisioner yang berisi 17 aitem pernyataan dan

diisi oleh 11 responden. Jumlah total nilal kuisioner Pelaksanaan Perencanaan Di RSSGK

adalah 83. Nilai total (83) kemudian dibandingankan dengan jumlah responden (11 orang)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

11

menghasilkan rata-rata nilai 7,54. Rata-rata nilai yang didaptkan (7,54) dibandingkan

dengan total aitem (17). Hasil yang diperoleh (0,4435) kemudian dikalikan dengan 100%,

maka didapatkan (44,35%) yang menunjukan sebagai hasil penelitian. Selanjutnya hasil

yang didapatkan di masukan dalam rentang skor interpretasi efektifitas untuk menentukan

efektifitas perencanaan. Hasil Pelaksanaan perencanaan obat di RSSGK (44,35%) berada

pada rentang skala antara 0%-50% sehingga dinyatakan bahwa secara keseluruhan

pelaksanaan perencanaan obat di Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante belum efektif atau

masih kurang. Hal ini dapat menyebabkan kerugian bagi rumah sakit baik dari segi

pelayanan maupun secara ekonomi untuk itu perlu diperbaiki dan ditingkatkan lagi.

Selain menggunakan data utama yaitu data primer berupa kuisioner, peneliti juga

menggunakan sumber data sekunder yang diperoleh dari telaah dokumen di rumah sakit.

Hasil yang didapatkan dibahas dalam beberapa indikator yaitu, indikator ketepatan

perencanaan obat, indikator penyimpangan perencanaan obat dan indikator persentase

dana, hasil dari tiap indikator perencanaan obat diolah dengan perhitungan matematis,

kemudian dibandingkan dengan standar Depekes RI 2010.

1. Indikator Ketepatan Perencanaan Obat

Indikator ketepatan perencanaan obat merupakan perencanaan kebutuhan nyata

obat untuk Rumah Sakit dibagi dengan pemakaian obat per tahun (Satibi, 2017). Tujuan

dari indikator ini adalah untuk melihat ketepatan perencanaan obat yang dilakukan di

Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante. Ketepatan perencanaan dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut:

Ketepatan Perencanaan= Kuantum obat yang direncanakan

Jumlah pemakaian obat x 100%

Tabel 6. Data Indikator Ketepatan Perencanaan Obat

No Indikator Jumlah % Standar Depkes RI 2010

1 Kuantum obat yang direncanakan 318 item

2 Jumlah Pemakaian obat / Tahun 276 item

Total 115,21% 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

12

Berdasarkan perbandingan jumlah item dalam perencanaan dengan pemakaian obat

sebenarnya mendapaat hasil sebesar 115, 21%. Nilai standar untuk indikator ini adalah

100% (Depkes RI, 2010). Hasil yang didapatkan melebihi standar, dapat diartikan jika

pada indikator ini belum mencapai keefektifan. Persentase yang melebihi standar 100%

terjadi karena jenis item obat dalam perencanaan lebih banyak daripada pemakaian. Jenis

item obat yang berlebihan dalam data perencanaan tersebut dikarenakan adanya obat yang

tidak terealisasikan atau tidak dikirim oleh supplier sesuai jumlah permintaan, sehingga

jenis obat tersebut yang direncanakan kembali.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa besarnya perencanaan obat tidak sebanding

dengan pemakaian obat atau berakibat terjadinya penumpukan obat digudang sehingga

biaya penyimpangan akan semakin tinggi dan resiko obat rusak semakin besar. Penyebab

lain perencanaan obat dilakukan dengan metode konsumsi dimana perencanaan obat terkait

berlebihnya perencanaan daripada pemakaian adalah saat dilakukan perencanaan pihak

RSSGK melakukan perencanaan berdasarkan penggunaan obat tahun sebelumnya,

sehingga apabila terjadi perubahan pola penyakit, obat yang disediakan tidak sesuai dengan

kebutuhan.

2. Indikator Persentase Penyimpangan Perencanaan

Persentase penyimpangan perencanaan, data yang digunakan adalah macam item

obat, kemudian dihitung persentase penjumlahan stok awal dan rencana pengadaan tiap

item obat dikurangi pemakaian tiap item obat dalam setahun kemudian dibagi dengan

penjumlahan stok awal dan rencana pengadaan tiap item obat. Nilai standar batas

penyimpangan perencanaan 20%-30% (Depkes RI, 2010).

Data dikumpulkan secara retrospektif dengan melihat dokumen perencanaan obat

dan penggunaan obat tahun 2018. Nilai persentase penyimpangan obat diperoleh melalui

pencocokan jumlah obat yang direncanakan dalam dokumen perencanaan dengan jumlah

item obat yang digunakan dalam dokumen daftar penggunaan obat tahun 2018.

Persentase Penyimpangan Perencanaan = B−A

A × 100%

Keterangan A: Jumlah item obat dalam kenyataan pemakaian

B: Jumlah item obat dalam perencanaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

13

Tabel 7. Data Indikator Persentase Penyimpangan Perencanaan

No Indikator Jumlah

1 Jumlah item obat dalam kenyataan Pemakaian (A) 276 item

2 Jumlah item obat dalam perencanaan (B) 318 item

Jumlah 15,21%

Dari tabel diatas diketahui bahwa total jenis obat yang direncanakan pada tahun

2018 adalah 318 item obat. Jumlah obat dalam kenyataan pemakaian selama tahun 2018

adalah sebanyak 276 item atau yang tidak digunakan selama tahun 2018 adalah 42 item

obat. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai penyimpangan perencanaan sebesar

15,21% hal ini menunjukan bahwa tidak terdapat penyimpangan perencanaan obat. Hasil

penelitian ini dibandingkan dengan nilai persentase penyimpangan perencanaan menurut

Depkes RI, 2010 adalah 20%-30% maka dikatakan sudah efektif.

3. Indikator Persentase Dana

Indikator ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh persediaan dana yang

diberikan kepada farmasi oleh rumah sakit. Data diperoleh dengan cara penelusuran data,

yaitu dana yang tersedia dan data kebutuhan dana secara keseluruhan yang dibutuhkan

berdasarkan metode analisis ABC. Acuan anggaran yang digunakan dalam rumah sakit St.

Gabriel Kewapante berdasarkan data belanja pada tahun sebelumnya. Rumus yang

digunakan sebagai berikut:

Persentase Dana = Total dana pengadaan obat di RS

Total kebutuhan dana pemakaian x 100%

Tabel 8. Data Indikator Persentase Dana

No Indikator Jumlah (Rp) Standar Depkes

1 Total Dana pengadaan obat Rp 2.250.000.000

2 Total kebutuhan pemakaian Rp 1.563.458.032

Total 143,91 % < 100%

Hasil persentase yang didapatkan 143,91% dimana standar persentase ideal dana

yang tersedia dengan dana yang dibutuhkan adalah > 100%. Dilakukan perhitungan

persentase dana yang yang tersedia pada Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante dibandingkan

kebutuhan yang sesungguhnya. Alokasi dana perencanaan obat yang disediakan dari hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

14

temuan memperlihatkan bahwa dana yang ada telah memenuhi kebutuhan obat.

Perencanaan dana yang memadai sangat menentukan ketersediaan dan keterjangkauan obat

oleh pasien.

Hasil yang didapatkan menunjukan bahwa persentase dana yang tersedia di Rumah

Sakit St. Gabriel Kewapante sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Depkes RI,

2010. Pemantauan lebih lanjut perlu dilakukan demi peningkatan kefektifan pembiayaan

untuk obat. Pemantauan dapat dilakukan dengan melakukan pengendalian terhadap

persediaan. Salah satu metode yang digunakan adalah Metode Analisis ABC. Metode ini

dapat digunakan sebagai penentuan prioritas pemesanan obat berdasarkan nilai dan harga

obat tersebut.

4. Evaluasi Metode analisis ABC dan analisis VEN

a) Analisis ABC

Analisis ABC digunakan untuk mengetahui konsumsi obat tahunan dan

menentukan item-item obat mana yang memiliki prioritas terbesar dan mengetahui obat

mana yang moving-nya kecil atau tidak sama sekali. Analisis ABC bertujuan untuk

meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan dana dengan pengelompokan obat

berdasarkan penggunaannya (Satibi, 2017).

Data yang digunakan yaitu data sekunder yang diperoleh dari data pemakaian

obat di Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante tahun 2018. Pemerosesan data dimulai

dengan pengambilan data obat secara retrospektif berupa data pemakaian obat serta

harga obat kemudian dilakukan analisis untuk dapat dievaluasi.

Oleh karena itu, perlu diperhatikan dan dilakukan pengawasan khusus agar tidak

terjadi penumpukan pada obat-obatan dengan nilai pemakaian yang rendah namun

memiliki biaya pakai yang tinggi agar tidak terjadi kerugian akibat obat tidak dipakai

dan menjadi kedaluarsa atau rusak akibat terjadinya penumpukan obat.

Analisis ABC dilakukan terhadap semua jenis obat yang digunakan di Rumah

Sakit St. Gabriel Kewapante periode tahun 2018. Jumlah obat yang termasuk dalam

kelompok A 49 item (17,7%), Kelompok B 64 item (23,2%), Kelompok C 163 item

(59,1%). Jumlah dalam analisis ABC merupakan total jumlah pemakaian obat secara

keseluruhan tahun 2010.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

15

Hasil dari perhitungan biaya pemakaian obat, biaya dari masing-masing obat

sangat mempengaruhi total pemakaian obat tersebut. Penggunaan obat dalam periode

tahun 2018 tersebut yaitu 276 item obat dan diperoleh hasil ringkasan analisis ABC

berdasarkan nilai investasi digunakan di Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante.

Tabel 9. Data Obat Hasil Analisis ABC Berdasarkan Nilai Investasi Tahun 2018

Kelompok Jumlah Item

Persentase

Item (%)

Jumlah Investasi

(Rp)

Persentase Investasi

(%)

A 49 Item 17,7 % 1, 244,112,237 79,6 %

B 64 Item 23,2 % 239,658,886 15,3 %

C 163 Item 59,1 % 79,686,909 5,1%

Total 276 Item 100 % 1,563,458,032 100%

Menurut Suciati (2006), kelompok A dan B menyerap biaya investasi sebesar 90%

dari total investasi keseluruhan atau dalam penelitian ini mencapai 94,9% sehingga

diperlukan perhatian khusus untuk pengendalian persediaan agar dapat terkontrol. Dari

hasil diatas menunjukan kelompok A menyerap investasi paling tinggi sebesar Rp

1,244,112,237, Kelompok B nilai investasi sebesar Rp. 239,658,886, Kelompok C sebesar

Rp. 79,686,909. Terdapat persentase kelompok A seharusnya 70% hasil yang didapatkan

79,6%, atau melebihi nilai investasi yang seharusnya. Kelompok B seharusnya 20% hasil

yang didapatkan 15,3% dan kelompok C 10% hasil yang didapatkan 5,1%.

Dengan demikian diperlukan pengaturan dalam perencanaan, terutama

mengupayahkan agar tidak terjadi penumpukan stock karena obat-obat dengan nilai

investasi tinggi menimbulkan biaya penyimpanan yang tinggi pula. Juga, harus

diperhatikan sehingga tidak terjadi stock out karena biaya pembelian diluar perencanaan

juga menjadi tinggi karena tingginya nilai obat (Qucik et al, 2012).

b) Analisis VEN

Analisis VEN ini digunakan untuk menetapkan prioritas pembelian obat dengan

mengklasifikasikannya kedalam kelompok Obat Vital, Esensial, dan Non Esensial

(Depkes RI, 2010). Penggunaan analisis VEN dalam perencanaan bertujuan untuk

melakukan identifikasi obat berdasarkan vital, essessial dan non essensial obat-obatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

16

sehingga manajemen yang efektif dapat berkonsentrasi pada obat yang vital

dibandingkan non essensial.

Analisis VEN (Vital, Esensial, dan Non Esensial) diperoleh dari kuisioner yang

diisi oleh user yaitu dokter yang berjumlah 5 orang. Data ini ditentukan dari pendapat

dan pengamatan masing-masing informan terhadap semua item obat yang ada dari

analisis ABC kelompok A. Pemilihan obat kedalam kelompok Vital, Esensial dan Non

Esensial dilihat berdasarkan pertimbangan akan kebutuhan pelayanan kesehatan

terhadap masyarakat dengan penyediaan obat yang dibutuhkan untuk pasien dengan

menimbang resiko yang mungkin terjadi apabila sampai terjadi kekosongan stok obat.

Pengelompokan obat kategori VEN mempertimbangkan suatu obat berdasarkan

kebutuhan obat tersebut, tentunya tergantung pengisian kuisioner oleh responden

sehingga apabila informannya berbeda kemungkinan untuk item obat yang sama, namun

penilaian kelompok obat menjadi berbeda. Untuk itu setelah pengisian kuisioner VEN

oleh responden yang berbeda dikategorikan dengan memilih suara terbanyak untuk

disimpulkan dalam pengelompokan VEN. Hal ini disebabkan juga oleh pedoman

penentuan VEN yang berbeda, dipengaruhi juga jenis pelayanan kesehatan yang tersedia

di Rumah Sakit dan epidemiologi wilayah.

Analisis VEN dilakukan terhadap 49 item obat yaitu dari kelompok A untuk

diklasifikasikan dalam metode VEN. Pengelompokan masing-masing akan lebih mudah

sehingga dalam perencanaan dapat menjadi lebih baik dan dapat diprioritaskan. Hasil

analisis VEN disajikan dalam tabel dibawah:

Tabel 10. Data Obat Hasil Analisis VEN yang Digunakan di RSSGK Tahun 2018

No Kelompok Obat Jumlah

Item

Persentase

Item (%) Biaya (Rp)

Persentase

Biaya (%)

1 V (Vital) 12 24,5 Rp 428,542,486 34,4

2 E (Esensial) 30 61,2 Rp 672,816,791 54

3 N (Non essensial) 7 14,3 Rp 142,752,960 11

Total 49 100 Rp 1, 244,112,237 100

Berdasarkan analisis VEN tersebut terlihat bahwa jumlah obat yang termasuk

Vital sebanyak 12 item (24,5%) dengan biaya sebesar Rp. 428.542.486 (34,4%),

sedangkan yang termasuk kelompok Esensial sebanyak 30 item (61,2%) dengan biaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

17

sebesar Rp.672.816.791(54%), dan yang termasuk kelompok Non esensial sebanyak 7

item (14,3%), dengan biaya sebesar Rp. 142.752.960 (11%). Dengan kelompok Vital

dan Esensial berarti sudah mengendalikan sekitar 85% dari persentase biaya yang

dikeluarkan, dan 84% dari persentase jumlah nilai obat yang digunakan di RS.

Katergori esensial lebih banyak, dikarenakan fungsinya sebagai penanggulangan

penyakit pasien, secara biaya banyak dikeluarkan dalam pengadaannya. Hasil analisis

ini menentukan prioritas pilihan obat yang dapat dikurangi pengadaannya karena

pemakaiannya yang tidak efektif atau sedikit maupun yang memiliki kesamaan

manfaatnya. Dari hasil analisis VEN dapat dilihat dari rata-rata pemakaiannya volume

pengadaan obatnya kurang walaupun obat ini termasuk kategori A yang menyerap

anggaran yang besar akan tetapi tetap membutuhkan perhatian yang khusus serta

pengontrolan karena berhubungan dengan keselamatan pasien.

5. Kekurangan atau kekosongan Obat

Salah satu proses perencanaan obat yang efektif adalah menjamin ketersediaan obat

yang baik dalam hal jenis dan jumlah yang tepat sesuai kebutuhan sehingga dapat

menghindari adanya kekurangan atau kekosongan obat. Kekurangan obat merupakan

masalah kompleks yang mempengaruhi semua aspek pada sistem pelayanan kesehatan.

Meningkatnya jumlah kekurangan obat memiliki dampak negatif pada perawatan pasien

dan berimplikasi pada pembiayaan yang mahal (Caulder et al, 2015).

Dari hasil penelitian berdasarkan pengisian kuisioner dokter yang berjumlah 5

orang terdapat 4 item obat yang masih mengalami kekosongan dalam jangka waktu yang

cukup lama. Hasilnya dapat dilihat pada tabel XI dibawah ini:

Tabel 11. Data Daftar Kekosongan Obat berdasarkan Analisis VEN

Nama Obat Kategori Obat Waktu Kekosongan Alasan Kekosongan

SABU (Serum

Anti Bisa Ular)

Vital (life

saving)

2 bulan Dalam pemesanan

Cefixime sirup Esensial 1 bulan Dalam pemesanan

Collerin sirup Esensial 1 bulan Obat tidak tersedia

Lapixime Non Esensial 2 minggu Obat tidak tersedia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

18

Kelompok obat Vital merupakan obat-obatan yang bersifat life saving atau sangat

penting untuk disediakan sehingga tidak boleh terjadi kekosongan karena merupakan obat

penyelamat (Depkes RI, 2010). Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa di Rumah Sakit St.

Gabriel Kewapante masih mengalami kekosongan obat, hal ini disebabkan oleh

ketidaktersedian obat di PBF dan lead time yang cukup lama.

Hasil penelitian menunjukan bahwa obat SABU (Serum Anti Bisa Ular) termasuk

dalam salah satu obat vital namun mengalami kekosongan. Kekosongan obat ini dapat

mempengaruhi perawatan dan resiko keselamatan bagi pasien. Untuk itu diperlukan

perencanaan yang lebih baik agar dalam perencanaan perlu diprioritaskan obat-obatan yang

termasuk dalam kategori biaya tinggi.

Kelompok Esensial adalah obat lini pertama yang bekerja pada sumber penyebab

penyakit. Kekosongan obat kelompok ini dapat ditolerir kurang dari 48 jam (Depkes RI,

2010). Kekurangan obat ini dapat memiliki efek dalam perawatan pasien karena dapat

membatasi pilihan pengobatan yang tersedia untuk resep pasien.

Hasil penelitian terdapat 2 item obat yaitu cefixime sirup dan Collerin sirup yang

masuk dalam kategori esensial mengalami kekosongan dalam waktu 1 bulan dan 1 minggu.

Hal ini dapat menghambat pelayanan bagi pasien dan dapat juga berdampak pada kerugian

yang diperhitungkan dengan hilangnya biaya atau peluang untuk mendapatkan

keuntungan. Hal ini dapat dilihat dari analisis ABC kedua obat tersebut masuk dalam

kelompok A dari analisis biaya artinya obat-obat ini masuk dalam katerogi biaya tertinggi.

Kelompok non esensial merupakan obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi

keluhan ringan atau sebagai penunjang agar tindakan pengobataan menjadi lebih baik

untuk kenyamanan pasien. Berdasarkan teori yang ada maka dapat disimpulkan bahwa obat

lapixime injeksi dapat memberikan kerugian secara ekonomi di Rumah Sakit karena

termasuk dalam kategori A yaitu memiliki nilai investasi yang tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

19

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian Evaluasi Perencanaan Obat di Instalasi Farmasi

Rumah Sakit. St. Gabriel Kewapante Kabupaten Sikka Tahun 2018, dapat disimpulkan

bahwa perencanaan obat yang dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit St. Gabriel

Kewapante dinyatakan belum efektif dan perlu diperbaiki lagi dalam tahap perencanaan.

SARAN

Menerapkan metode analisis ABC-VEN pada perencanaan obat untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit St. Gabriel

Kewapante Kabupaten Sikka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

20

DAFTAR PUSTAKA

Anshari, M. 2009, Aplikasi Managemen Pengelolaan Obat dan Makanan, Nuha Medika,

Jakarta.

Academy of Managed Care Pharmacy (AMCP), 2012, Drug Utilization Review, Diakses:

Novmber 2019 dari https://www.ajmc.com/conferences/amcp_2012/the-impact-

of-drug-shortages-on-managed-care-pharmacy.

Caulder, Celeste et al. 2015, Impact of Drug Shortages on Health System Pharmacies in

The Southeastern United States, Hospital Pharmacy, 50(4):279–86.

DepKes RI, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1197/Menkes/SK/X/2004, tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit,

Jakarta: Depertemen Kesehatan Republik Indonesia.

Depkes RI, 2010, Pedoman Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit, Direktorat Jendral

Binakefarmasian dan Alat kesehatan Kementrian Kesehatan RI Bekerjasamaa

dengan Japan Internasioanl Cooperation Agency.

DepKes RI, 2016, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun

2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit, Jakarta: Depertemen

Kesehatan Republik Indonesia.

Febriawati, 2013, Manajemen Logistik Farmasi Rumah Sakit, Yogyakarta: Gosyen

Publishing.

Fatra, A, dkk, 2011, Analisis Perencanaan dan Pengadaan Persediaan Obat Antibiotik

Melalui Metode ABC Indeks Kritis di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Daerah

Besemah, Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 2 (2), 137-145.

Lai, M.M and Tan, W. 2009, An Empirical Analysis of Personal Finance Planning in an

Emerging Market, European Journal of Economics, Finance and Administrative

Scieces, 16: 102-115, diakses pada tanggal 30 Maret 2020.

Pratiwi, F., 2011, Evaluasi Perencanaan dan Pengadaan Obat di Instalasi Farmasi Dinas

Kesehatan Kota Semarang, Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi, (01) 238-

239.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

21

Peterson, A. M, 2011, Managing Pharmacy Practice: Principles Strategies, and System,

Danvers: CRC press.

Quick, J., D., Rankin., J., R., Dias, Vimal., 2012, Inventory Managent in Managing Drug

Supply, Managing acces to medicine and health technologies, Management

Sciences for Health, third edition, Arlington.

Satibi, 2017, Manajemen Obat di Rumah Sakit, Yogyakarta: Penerbit Gajah Madah

University Press.

Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta

Siregar., Ch., J. P., dan Amalia., L., 2003, Farmasi Rumah Sakit, Teori dan Penerapan,

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

UU RI, 2009, Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tentang Rumah Sakit,

Jakarta: Undang Undang Republik Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

22

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

23

Lampiran 1. Surat izin penelitian dari RS. St. Gabriel Kewapante

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

24

Lampiran 2. Lembaran Informasi Singkat

Yth. Para Dokter/ Apoteker/ dan Tenaga Medis sebagai Responden Penelitian

Di Tempat

Dengan Hormat,

Saya peneliti dari Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sedang

mengadakan penelitian mengenai “Evaluasi Perencanaan Obat Di Instalasi Farmasi

Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante Kabupaten Sikka Tahun 2018”. Oleh karena itu

saya mohon partisipasi saudara/saudari untuk mengisi kuisioner ini demi mendukung

keberhasilan penelitian tersebut.

Jawaban Anda sangat penting bagi penelitian ini. Kuisioner ini tidak menilai anda

secara pribadi. Jawaban Anda akan saya gunakan hanya untuk kepentingan penelitian dan

identitas Anda tidak akan muncul di dalam publikasi apapun. Atas kerjasama dan

partisipasinya saya mengucapkan terimakasih.

Bersama ini saya sampaikan LEMBAR INFORMAN SINGKAT mengenai

penelitian ini dan INFORM CONSENT. Jika para saudara-saudari berkenan berpartisipasi

sebagai responden penelitian ini, saya mohon menandatangani INFORM CONSENT

tersebut.

Peneliti

Agnes Deram

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

25

LEMBAR INFORMASI SINGKAT MENGENAI PENELITIAN

Judul penelitian :“Evaluasi Perencanaan Obat Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit St.

Gabriel Kewapante Kabupaten Sikka Tahun 2018”

Peneliti : Agnes Deram

Alamat Peneliti : Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Kampus

III Paingan-Maguwoharjo-Depok-Sleman -Yogyakarta.

1. Pendahuluan

Instalasi farmasi rumah sakit bertanggung jawab dalam pengelolaan obat

yang aman, efektif dan efisien. Jika IFRS (Instalasi Farmasi Rumah Sakit) tidak

menjalankan fungsi keberadaannya dengan baik maka dapat menimbulkan

beberapa masalah seperti: kekurangan obat pada setiap unit pelayanan kesehatan,

penumpukan obat (kedaluarsa) dan kekosongan penyediaan obat. Dalam hal

pengelolaan obat pada prinsipnya sebuah rumah sakit harus melewati beberapa

tahap pengelolaan obat.

Perencanaan obat merupakan tahap awal pengelolaan obat yang bertujuan

untuk menetapkan jenis dan jumlah perbekalan farmasi yang sesuai dengan pola

penyakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Untuk menetapkan

beberapa jenis obat yang harus direncanakan, diperlukan kebijakan dari pihak

rumah sakit agar jenis obat dapat dibatasi. Dalam proses perencanaan dilakukan

pemilihan jenis obat, jumlah dan harga obat yang sesuai dengan kebutuhan dan

anggaran. Untuk menghindari kekosongan obat dilakukan dengan menggunakan

metode yang dapat dipertanggung jawabkan dan dasar-dasar perencanaan yang

telah ditentukan antara lain konsumsi dan epidemiologi yang disesuaikan dengan

anggaran yang tersedia (Pratiwi, 2011).

Evaluasi perencanaan juga bertujuan untuk mengendalikan pengadaan

obat-obatan. Cara evaluasi yang dapat dilakukan yakni dengan melakukan analisis

ABC atau Pareto dan analisis VEN.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

26

2. Tujuan Penelitian

Melakukan evaluasi proses pengelolaan obat pada tahap perencanaan di RSSGK

3. Metode

a. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional menggunakan metode

pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Data yang digunakan adalah data

retrospektif berupa pemakaian obat tahun 2018 dan data kuisioner.

b. Variabel Penelitian

Pengelolaan obat pada tahap perencanaan dengan data penggunaan obat tahun

2018.

c. Defenisi Operasional

1. Perencanaan obat merupakan suatu proses kegiatan dalam pemilihan jenis,

jumlah dan harga obat yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran yang

tersedia, untuk menghindari kekosongan obat dan sesuai dengan pola

penyakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

2. Evaluasi perencanaan obat dilakukan sebagai masukan atau rekomendasi

untuk memperbaiki proses pengelolaan obat pada tahap perencanaan guna

penyusunan perencanaan obat dan pengambilan keputusan.

3. Analisis ABC dilakukan untuk mengevaluasi aspek ekonomi dimana obat

akan dikelompokan menjadi tiga bagian yaitu kelompok A obat yang

menyerap biaya sebesar 80% dari total biaya persediaan, kelompok B yaitu

kelompok yang menyerap biaya sebesar 15% sedangkan kelompok C

merupakan kelompok yang menyerap biaya sebesar 5% dari total biaya

persediaan.

4. Analisis VEN dilakukan untuk mengevaluasi aspek medis/terapi. Obat-

obatan dalam kriteria VEN dikelompok menjadi tiga yaitu, Vital (V)

merupakan obat-obatan yang bersifat life saving atau sangat penting untuk

disediakan sehingga tidak boleh terjadi kekosongan. Kelompok Esensial (E)

yaitu obat-obatan lini pertama bekerja pada sumber penyebab penyakit dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

27

5. kelompok Non-Esensial (N) merupakan obat-obatan yang digunakan untuk

penyakit tertentu yang efikasinya masih diragukan, termasuk terhitung

mempunyai biaya yang tinggi untuk memperoleh keuntungan terapeutik.

4. Lama Waktu Pengambilan Data Tiap Responden

Survei dengan kuisioner, akan berlangsung kurang lebih 15-30 menit

5. Resiko yang terjadi dalam penelitian

Berdasarkan prosedur penelitian, tidak terdapat resiko yang akan terjadi dalam

studi ini, kecuali kehilangan waktu yang dialami responden ketika menyediakan

waktu untuk pengisian kuisioner.

6. Manfaat bagi responden

Keuntungan langsung yang didapatkan oleh responden adalah untuk membagikan

pengalamannya dan memberikan masukan bagi Rumah Sakit St. Gabriel

Kewapante dalam mengevaluasi perencanaan obat.

7. Pertanyaan Lebih Lanjut

Pertanyaan lebih lanjut terkait penelitian ini atau konfirmasi lebih detail

ditanyakan kepada peneliti atas Nama Agnes Deram melalui SMS/Telp

081243514190 atau email [email protected].

Yogyakarta, 31 Oktober 2019

Peneliti

Agnes Deram

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

28

Lampiran 3. Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

UNTUK RESPONDEN:

1. Saya……………………………………………….(mohon menuliskan nama).

Menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dengan tema:

“Evaluasi Perencanaan Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit St. Gabriel

Kewapante Tahun 2018” 2. Saya menyatakan bahwa saya telah membaca dan memahami “Lembar Informasi”

yang berisi informasi yang terkait dengan penelitian ini dan ketentuan-ketentuan

dalam berpartisipasi.

3. Saya menyatakan bahwa peneliti telah memberikan penjelaan secara lisan untuk

memperjelas hal-hal terkait dengan informasi tersebut diatas. Saya telah

memahaminya dan telah diberi waktu untuk menayakan hal-hal yang kurang jelas.

4. Saya menyadari bahwa mungkin saya tidak akan secara langsung menerima atau

merasakan manfaat dari penelitian ini, namun telah disampaikan kepada saya bahwa

hasil penelitian ini akan digunakan untuk melakukan Evaluasi Perencanaan Obat di

Instalasi Farmasi Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante Tahun 2018. Saya telah diberi

hak untuk menolak memberikan informasi jika saya berkeberatan untuk

menyampaikannya.

5. Saya juga diberi hak untuk dapat mengundurkan diri dari penelitian ini sewaktu-

waktu tanpa ada konsekuensi apapun.

6. Saya mengerti dan saya telah diberitahu bahwa semua informasi yang akan saya

berikan akan sepenuhnya digunakan untuk kepentingan penelitian

7. Saya juga telah diberi informasi bahwa identitas pribadi dan institusi saya akan

dijamin kerahasiaannya, baik dalam laporan maupun publikasi hasil penelitian

8. Saya mengetahui bahwa formulir ini beserta lembar informasinya akan disimpan di

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dalam kurun waktu tiga tahun.

Saya telah menjelaskan kepada Bpk/Ibu/Sdr ……………………(nama responden)

hal-hal mendasar tentang penelitian ini. Menurut saya, Bpk/Ibu/Sdr tersebut telah

memahami penjelasan tersebut.

Yogyakarta, 31 Oktober 2019

(tanda tangan) (tanda tangan)

……..……… …………………….

(Nama Peneliti) (Nama Responden)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

29

KUISIONER PENELITIAN

Berilah tanda centang ( ) pada kolom jawaban yang anda pilih di bagian kanan

pernyataan. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama, kemudian pilihlah salah satu dari

dua pilihan yang tersedia:

Sambung ke halaman berikut………..

Lampiran 4. Kuisioner Penelitian Pelaksanaan Perencanaan Obat Di RSSGK Tahun 2018

NO Pernyataan Ya Tidak

1. Dasar perencanaan jumlah dan jenis obat dibutuhkan kerja

sama antara apoteker, dokter, perawat, rekam medis dan

bagian keuangan

2. Perencanaan ideal obat diperoleh dengan

mempertimbangkan jumlah dan jenis kebutuhan obat

pasien

3. Perencanaan obat yang tepat diperoleh dengan membagi

jumlah real kebutuhan obat dengan pemakaian obat

pertahun

4. Perencanaan obat yang dilakukan di RSSGK (Rumah Sakit

St.Gabriel Kewapante) ideal karena jumlah dan jenis yang

direncanakan lebih dari 100% kebutuhan

5. Perencanaan jumlah dan jenis obat yang dilakukan di

RSSGK hanya disesuaikan dengan kebutuhan pasien

Nama : _____________________________________

Alamat : _____________________________________

Jabatan : _____________________________________

Tanggal Pengisian : _____________________________________

No Telp/ HP : _____________________________________

No. Responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

30

Sambungan dari halaman sebelumnya…………….

6. Apabila ketersediaan dana terbatas maka perencanaan

obat dilakukan dengan mengoptimalkan data

epidemiologi penyakit

7. Data kebutuhan dana perencanaan obat keseluruhan

dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan epidemiologi

penyakit

8. Penentuan persentase dana perencanaan obat yang

dibutuhkan dilakukan hanya berdasarkan ketersediaan

dana di RS (Rumah Sakit)

9. Alokasi dana yang tersedia untuk direncanakan hanya

dilakukan berdasarkan penggunaan tahun sebelumnya

10. Selisih antara jumlah macam item obat yang digunakan

dan jumlah item yang direncanakan adalah 20%-30%

11. Temuan hasil evaluasi tahunan di RS menunjukkan

adanya penyimpangan jumlah obat yang dipakai dengan

jumlah obat dalam perencanaan

12. Jumlah macam item obat yang digunakan mengalami

selisih kurang dari 20% dengan jumlah item obat

direncanakan

13. Temuan hasil evaluasi di RS menunjukan adanya selisih

hitung antara jumlah macam item obat yang terpakai

dengan jumlah obat yang direncanakan

14. Evaluasi perencanaan obat dalam aspek ekonomi

dilakukan berdasarkan biaya yang tersedia

15. Perencanaan obat dalam aspek kepentingan/kegawatan

(urgent) dievaluasi dengan menggunakan analisis VEN

(Vital, essensial, Non Essensial)

16. Aspek ekonomi dalam perencanaan obat dievaluasi

menggunakan analisis ABC (Pengelompokan

berdasarkan Biaya tertinggi)

17. Evaluasi perencanaan obat tidak dilakuakn dengan

analisis ABC-VEN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

31

Lampiran 5. Lembaran Penilaian Validitas Isi Kuisioner

LEMBAR PENILAIAN VALIDITAS ISI KUISIONER

Nama Expert :

Bidang Keahlian :

Instansi : Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Petunjuk:

1. Saya mohon, kiranya Bapa/Ibu memberikan penilian terhadap isi dan makna

dari butir-butir pertanyaan dalam kuisioner.

2. Untuk penilaian, Bapak/Ibu dapat mencentang (√) salah satu pilihan pada

kolom penilaian expert.

3. Jika Bapak/Ibu memilih pilihan “Tidak Setuju” maka dapat menuliskan

revisi/saran pada kolom saran perbaikan yang telah disediakan

NO Pernyataan

Penilaian Expert Saran

Perbaikan Setuju Tidak

Setuju

1. Dasar perencanaan jumlah dan jenis

obat dibutuhkan kerja sama antara

apoteker, dokter, perawat, rekam medis

dan bagian keuangan

2. Perencanaan ideal obat diperoleh dengan

mempertimbangkan jumlah dan jenis

kebutuhan obat pasien

3. Perencanaan obat yang tepat diperoleh

dengan membagi jumlah real kebutuhan

obat dengan pemakaian obat pertahun

4. Perencanaan obat yang dilakukan di

RSSGK (Rumah Sakit St.Gabriel

Kewapante) ideal karena jumlah dan

jenis yang direncanakan lebih dari 100%

kebutuhan

5. Perencanaan jumlah dan jenis obat yang

dilakukan di RSSGK hanya disesuaikan

dengan kebutuhan pasien

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

32

6. Apabila ketersediaan dana terbatas maka

perencanaan obat dilakukan dengan

mengoptimalkan data epidemiologi

penyakit

7. Data kebutuhan dana perencanaan obat

keseluruhan dilakukan sesuai dengan

kebutuhan dan epidemiologi penyakit

8. Penentuan persentase dana perencanaan

obat yang dibutuhkan dilakukan hanya

berdasarkan ketersediaan dana di RS

(Rumah Sakit)

9. Alokasi dana yang tersedia untuk

direncanakan hanya dilakukan

berdasarkan penggunaan tahun

sebelumnya

10. Selisih antara jumlah macam item obat

yang digunakan dan jumlah item yang

direncanakan adalah 20%-30%

11. Temuan hasil evaluasi tahunan di RS

menunjukkan adanya penyimpangan

jumlah obat yang dipakai dengan jumlah

obat dalam perencanaan

12. Jumlah macam item obat yang digunakan

mengalami selisih kurang dari 20%

dengan jumlah item obat direncanakan

13. Temuan hasil evaluasi di RS menunjukan

adanya selisih hitung antara jumlah

macam item obat yang terpakai dengan

jumlah obat yang direncanakan

14. Evaluasi perencanaan obat dalam aspek

ekonomi dilakukan berdasarkan biaya

yang tersedia

15. Perencanaan obat dalam aspek

kepentingan/kegawatan (urgent)

dievaluasi dengan menggunakan analisis

VEN (Vital, essensial, Non Essensial)

16. Aspek ekonomi dalam perencanaan obat

dievaluasi menggunakan analisis ABC

(Pengelompokan berdasarkan Biaya

tertinggi)

17. Evaluasi perencanaan obat tidak dilakuakn

dengan analisis ABC-VEN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

33

Lampiran 6. Lembar Pernyataan Validitas Isi

LEMBAR PERNYATAAN VALIDITAS ISI

Yang bertandatangan dibawah ini:

Nama Expert :

Bidang Keahlian :

Instansi :

Telah menerima instrumen penelitian yang berjudul “Evaluasi Perencanaan Obat Di

Instalasi Farmasi Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante Tahun 2018” yang disusun oleh:

Nama : Agnes Deram

NIM : 158114027

Fakultas : Farmasi

Setelah memperhatikan dan menilai butir-butir pertanyaan kuesioner, maka instrumen

penelitian tersebut dinyatakan *VALID / TIDAK VALID*.

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta,……………2019

Expert,

Catatan:*Coret tidak perlu*

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

34

Lampiran 7. Kuisioner Uji Pemahaman Bahasa

LEMBARA PENILAIAN UJI PEMAHAMAN BAHASA

Nama :

Jabatan :

Instansi :

A. Petunjuk

1. Saya mohon, kiranya Bapak/Ibu memberikan penilaian isi dan makna butir-butir

pertanyaan dalam kuesioner.

2. Untuk penilaian, Bapak/Ibu dapat menuliskan butir-butir pertanyaan yang

dikoreksi.

3. Untuk revisi-revisi, Bapak/Ibu dapat langsung menuliskan pada kolom keterangan

yang telah disediakan.

NO Pernyataan

Penilaian Expert Saran

Perbaikan Setuju Tidak

Setuju

1. Dasar perencanaan jumlah dan jenis obat

dibutuhkan kerja sama antara apoteker,

dokter, perawat, rekam medis dan bagian

keuangan

2. Perencanaan ideal obat diperoleh dengan

mempertimbangkan jumlah dan jenis

kebutuhan obat pasien

3. Perencanaan obat yang tepat diperoleh

dengan membagi jumlah real kebutuhan

obat dengan pemakaian obat pertahun

4. Perencanaan obat yang dilakukan di

RSSGK (Rumah Sakit St.Gabriel

Kewapante) ideal karena jumlah dan jenis

yang direncanakan lebih dari 100%

kebutuhan

5. Perencanaan jumlah dan jenis obat yang

dilakukan di RSSGK hanya disesuaikan

dengan kebutuhan pasien

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

35

6. Apabila ketersediaan dana terbatas maka

perencanaan obat dilakukan dengan

mengoptimalkan data epidemiologi

penyakit

7. Data kebutuhan dana perencanaan obat

keseluruhan dilakukan sesuai dengan

kebutuhan dan epidemiologi penyakit

8. Penentuan persentase dana perencanaan

obat yang dibutuhkan dilakukan hanya

berdasarkan ketersediaan dana di RS

(Rumah Sakit)

9. Alokasi dana yang tersedia untuk

direncanakan hanya dilakukan

berdasarkan penggunaan tahun

sebelumnya

10. Selisih antara jumlah macam item obat

yang digunakan dan jumlah item yang

direncanakan adalah 20%-30%

11. Temuan hasil evaluasi tahunan di RS

menunjukkan adanya penyimpangan

jumlah obat yang dipakai dengan jumlah

obat dalam perencanaan

12. Jumlah macam item obat yang digunakan

mengalami selisih kurang dari 20%

dengan jumlah item obat direncanakan

13. Temuan hasil evaluasi di RS menunjukan

adanya selisih hitung antara jumlah

macam item obat yang terpakai dengan

jumlah obat yang direncanakan

14. Evaluasi perencanaan obat dalam aspek

ekonomi dilakukan berdasarkan biaya

yang tersedia

15. Perencanaan obat dalam aspek

kepentingan/kegawatan (urgent)

dievaluasi dengan menggunakan analisis

VEN (Vital, essensial, Non Essensial)

16. Aspek ekonomi dalam perencanaan obat

dievaluasi menggunakan analisis ABC

(Pengelompokan berdasarkan Biaya

tertinggi)

17. Evaluasi perencanaan obat tidak dilakuakn

dengan analisis ABC-VEN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

36

Lampiran 8. Form Pengambilan Data Obat Tahun 2018

FORM PENGAMBILAN DATA OBAT DI RSSGK TAHUN 2018

No Nama Obat Bentuk sediaan Harga Satuan

a.

b.

c.

d.

e.

f.

g.

h.

i.

j.

k.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

37

Lampiran 9. Pengelompokan Obat Berdasarkan Biaya Pemakaian Terbesar dengan Metode ABC Tahun 2018

No Nama obat

Jumlah Harga

Nilai (Rp) Persen Kumulatif

%

Kelom-

Obat Satuan

(Rp) pok

1 Asam Traneksamat inj 9700 11,24 109,028,000 6.97% 6.97% A

2 Cefotaxim Inj. 12620 8,24 103,988,800 6.65% 13.62% A

3 Infus RL 11220 11,137 124,957,140 7.99% 21.61% A

4 Omeprazole 936 78,975 73,920,600 4.73% 26.34% A

5 Infus NaCl 6760 10,8 73,008,000 4.67% 31.01% A

6 Cefixime 13450 5,062 68,083,900 4.35% 35.37% A

7 Imunos Plus 5580 9,112 50,844,960 3.25% 38.62% A

8 Infus Metronidazol 1290 37,125 47,891,250 3.06% 41.68% A

9 Antrain Injeksi 5970 7,56 45,133,200 2.89% 44.57% A

10 Ranitidin Injeksi 13890 3,037 42,183,930 2.70% 47.27% A

11 Movix 5180 6,75 34,965,000 2.24% 49.50% A

12 Infus D5 + 1/4 SN 940 23,625 22,207,500 1.42% 50.92% A

13 Metoclopramid 200 101,25 20,250,000 1.30% 52.22% A

14 Santagesik 3050 7,02 21,411,000 1.37% 53.59% A

15 Cefila Dry Syrup 284 68,58 19,476,720 1.25% 54.83% A

16 Citicoline Injksi 925 20,25 18,731,250 1.20% 56.03% A

17 Infus D5 + 1/2 SN 690 23,625 16,301,250 1.04% 57.07% A

18 Serum Anti Bisa Ular

(SABU) 30 540 16,200,000 1.04% 58.11% A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

38

19 Cefadroxil 15400 1,012 15,584,800 1.00% 59.11% A

20 L-Bio Sach 2910 5,13 14,928,300 0.95% 60.06% A

21 Lapixime 145 99,9 14,485,500 0.93% 60.99% A

22 Propepsa 373 37,8 14,099,400 0.90% 61.89% A

23 Dulcolax 1000 13,5 13,500,000 0.86% 62.75% A

24 Infus KA-EN 3 B 1208 11,137 13,453,496 0.86% 63.61% A

25 Ventolin Nebu 1950 6,75 13,162,500 0.84% 64.46% A

26 Neurobat Forte Injeksi 1720 7,02 12,074,400 0.77% 65.23% A

27 Citicoline Injksi 840 14,175 11,907,000 0.76% 65.99% A

28 Neciblok Syrup 311 37,8 11,755,800 0.75% 66.74% A

29 Recofol 165 70,74 11,672,100 0.75% 67.49% A

30 Novorapid Flexpen 100 116,64 11,664,000 0.75% 68.23% A

31 Lasal Expectoran 415 27,54 11,429,100 0.73% 68.97% A

32 Furosemide Inj 1400 8,1 11,340,000 0.73% 69.69% A

33 Citicoline Tab 2580 4,387 11,318,460 0.72% 70.41% A

34 Cefixime syrup 355 31,05 11,022,750 0.71% 71.12% A

35 Aqua Pro Inj. 1800 5,737 10,326,600 0.66% 71.78% A

36 Colerin Syrup 530 18,225 9,659,250 0.62% 72.40% A

37 Sanmol 700 13,5 9,450,000 0.60% 73.00% A

38 Clopidogrel 930 10,125 9,416,250 0.60% 73.60% A

39 Antasida Doen Sirup 2264 4,05 9,169,200 0.59% 74.19% A

40 Methylprednisolon inj 226 40,5 9,153,000 0.59% 74.78% A

41 Ambroxol Sirup 1568 5,737 8,995,616 0.58% 75.35% A

Lanjutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

39

42 Imux Syrup 342 25,92 8,864,640 0.57% 75.92% A

43 Ciprofloxacin 2600 3,375 8,775,000 0.56% 76.48% A

44 Ondansentron inj 1175 7,425 8,724,375 0.56% 77.04% A

45 Ceftriaxone Inj. 907 9,45 8,571,150 0.55% 77.59% A

46 Liprolac 1560 5,13 8,002,800 0.51% 78.10% A

47 Ephedrine HCL Inj. 110 70,875 7,796,250 0.50% 78.60% A

48 Penmox tab 3600 2,16 7,776,000 0.50% 79.09% A

49 Epatin 2300 3,24 7,452,000 0.48% 79.57% A

50 Urinter 2300 3,24 7,452,000 0.48% 80.05% B

51 Apialys 322 22,95 7,389,900 0.47% 80.52% B

52 Broadced 42 162,54 6,826,680 0.44% 80.96% B

53 Mecobalamin 800 8,437 6,749,600 0.43% 81.39% B

54 Betahistin 6600 1,012 6,679,200 0.43% 81.82% B

55 Asam Mefenamat 19800 337 6,672,600 0.43% 82.24% B

56 Ondansentron 1225 5,4 6,615,000 0.42% 82.67% B

57 Metolon Injksi 850 7,56 6,426,000 0.41% 83.08% B

58 Ketorolac Inj. 1410 4,387 6,185,670 0.40% 83.47% B

59 Serum Anti Tetanus 81 68,85 5,576,850 0.36% 83.83% B

60 Neurobat 2600 2,16 5,616,000 0.36% 84.19% B

61 Betadin 1 Liter 133 41,85 5,566,050 0.36% 84.54% B

62 L-Zinc 210 25,92 5,443,200 0.35% 84.89% B

63 Tensivask 550 8,99 4,944,500 0.32% 85.21% B

64 Dexamethason 2425 2,025 4,910,625 0.31% 85.52% B

Lanjutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

40

65 Oxytosin Inj 900 5,4 4,860,000 0.31% 85.83% B

66 Levemir Flex Pen 75 64,26 4,819,500 0.31% 86.14% B

67 Cefixime 950 5,062 4,808,900 0.31% 86.45% B

68 Diphenhidramin HCl 540 8,775 4,738,500 0.30% 86.75% B

69 Trolit 570 8,1 4,617,000 0.30% 87.05% B

70 Amlodipin 2700 1,687 4,554,900 0.29% 87.34% B

71 Infus Asering 514 8,39 4,312,460 0.28% 87.61% B

72 Infus G 5% 620 6,75 4,185,000 0.27% 87.88% B

73 Infus Widahes 20 202,837 4,056,740 0.26% 88.14% B

74 Collergis 3700 1,08 3,996,000 0.26% 88.40% B

75 Pronalges 1050 3,78 3,969,000 0.25% 88.65% B

76 Ranitidin 11300 337 3,808,100 0.24% 88.90% B

77 Aclam Forte 67 56,7 3,798,900 0.24% 89.14% B

78 Infus Pan Amin 54 67,5 3,645,000 0.23% 89.37% B

79 Atorvastatin 930 3,847 3,577,710 0.23% 89.60% B

80 Proppyretic Suppo 144 24,57 3,538,080 0.23% 89.83% B

81 Meloxicam 3350 1,012 3,390,200 0.22% 90.04% B

82 Vascon 40 82,35 3,294,000 0.21% 90.25% B

83 Aspilets 5800 540 3,132,000 0.20% 90.45% B

84 Zegavit 1650 1,89 3,118,500 0.20% 90.65% B

85 Apialys Drop 105 28,08 2,948,400 0.19% 90.84% B

86 Amoxicillin 6000 472 2,832,000 0.18% 91.02% B

87 Omeprazole 5750 472 2,714,000 0.17% 91.20% B

Lanjutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

41

88 Asam Traneksamat 1600 1,687 2,699,200 0.17% 91.37% B

89 Paracol Drops 140 18,9 2,646,000 0.17% 91.54% B

90 Spironolactone 300 8,775 2,632,500 0.17% 91.71% B

91 Infus Ciprofloksasin 74 34,425 2,547,450 0.16% 91.87% B

92 Dexamethason 7400 337 2,493,800 0.16% 92.03% B

93 Aminefron 500 4,86 2,430,000 0.16% 92.19% B

94 Novabion 4400 540 2,376,000 0.15% 92.34% B

95 Captopril 11600 202 2,343,200 0.15% 92.49% B

96 Cefadroxil syrup 267 8,775 2,342,925 0.15% 92.64% B

97 Kutoin 100 mg 30 77,625 2,328,750 0.15% 92.79% B

98 Ketoprofen 2300 1,012 2,327,600 0.15% 92.93% B

99 Lacidofil 760 2,97 2,257,200 0.14% 93.08% B

100 Rhinos SR 600 3,78 2,268,000 0.15% 93.22% B

101 Ondansentron - Generik 1086 2,025 2,199,150 0.14% 93.36% B

102 Levofloxacin 1300 1,687 2,193,100 0.14% 93.50% B

103 Gabapentin 400 5,4 2,160,000 0.14% 93.64% B

104 Ozid 85 24,57 2,088,450 0.13% 93.78% B

105 Neo-K 200 10,26 2,052,000 0.13% 93.91% B

106 Dulcolax Supp Dewasa 150 13,5 2,025,000 0.13% 94.04% B

107 Infus Paracetamol 108 18,562 2,004,696 0.13% 94.17% B

108 Bledstop 5300 378 2,003,400 0.13% 94.29% B

109 Calos = CaCO3 1800 1,08 1,944,000 0.12% 94.42% B

110 Paracetamol Sirup 390 5,062 1,974,180 0.13% 94.54% B

Lanjutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

42

111 Enervon C 2300 810 1,863,000 0.12% 94.66% B

112 Albumin 2 923,99 1,847,980 0.12% 94.78% B

113 Losartan 420 4,387 1,842,540 0.12% 94.90% B

114 Infus G 10% 260 7,087 1,842,620 0.12% 95.02% C

115 Ketokonazol 3800 472 1,793,600 0.11% 95.13% C

116 Paracetamol 17700 101 1,787,700 0.11% 95.25% C

117 Vometa 52 31,32 1,628,640 0.10% 95.35% C

118 Laktamor 1200 1,35 1,620,000 0.10% 95.45% C

119 Abdelyn Drops 80 19,98 1,598,400 0.10% 95.56% C

120 Gratigo 500 2,97 1,485,000 0.09% 95.65% C

121 Fluconazole 80 18,562 1,484,960 0.09% 95.75% C

122 Dopamin Giulini 30 49,14 1,474,200 0.09% 95.84% C

123 Ambroxol 4300 337 1,449,100 0.09% 95.93% C

124 Methylprednisolon 3500 405 1,417,500 0.09% 96.02% C

125 Eperison Hcl 400 3,375 1,350,000 0.09% 96.11% C

126 Lansoprazole 1000 1,35 1,350,000 0.09% 96.20% C

127 Ondansetron 210 2,362 496,02 0.03% 96.23% C

128 Mecobalamine Inj 160 8,437 1,349,920 0.09% 96.31% C

129 Bioticol Dray 87 15,12 1,315,440 0.08% 96.40% C

130 Erysanbe syrup 81 16,2 1,312,200 0.08% 96.48% C

131 Gentalex/gentamicin 280 4,387 1,228,360 0.08% 96.56% C

132 Glucodex 900 1,35 1,215,000 0.08% 96.64% C

133 Dulcolax Supp Anak 120 9,99 1,198,800 0.08% 96.72% C

Lanjutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

43

134 Domperidon Sirup 110 10,8 1,188,000 0.08% 96.79% C

135 Erysanbe 73 16,2 1,182,600 0.08% 96.87% C

136 Atropin Sulfat 400 2,7 1,080,000 0.07% 96.94% C

137 Methylprednisolon 2900 405 1,174,500 0.08% 97.01% C

138 Nystin 35 31,86 1,115,100 0.07% 97.08% C

139 Pamol Supositoria 186 5,94 1,104,840 0.07% 97.15% C

140 Cefspan 1020 1,08 1,101,600 0.07% 97.22% C

141 Salbutamol 3000 337 1,011,000 0.06% 97.29% C

142 Sinocort Oral Paste 35 28,35 992,25 0.06% 97.35% C

143 Simvastatin 1450 675 978,75 0.06% 97.41% C

144 KSR 360 2,7 972 0.06% 97.48% C

145 Infus Manitol 11 88,425 972,675 0.06% 97.54% C

146 Cefoperazone Sulbactam Inj 10 91,462 914,62 0.06% 97.60% C

147 Calcii Gluconas 48 17,55 842,4 0.05% 97.65% C

148 Captopril 4200 202 848,4 0.05% 97.71% C

149 Cotrimoxaxol syrup 205 4,05 830,25 0.05% 97.76% C

150 Metformin 3000 270 810 0.05% 97.81% C

151 Infus WIDA D5 NS 52 15,525 807,3 0.05% 97.86% C

152 Phenitoin 800 1,012 809,6 0.05% 97.91% C

153 Selediar 2100 378 793,8 0.05% 97.97% C

154 Promedex Sirup 64 12,15 777,6 0.05% 98.01% C

155 F.G. Troches 840 810 680,4 0.04% 98.06% C

156 Octalbin 1 680,4 680,4 0.04% 98.10% C

Lanjutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

44

157 Lidocain Inj 500 1,35 675 0.04% 98.15% C

158 Molagit 1000 675 675 0.04% 98.19% C

159 Oralit 1650 405 668,25 0.04% 98.23% C

160 Amoxan drops 35 18,9 661,5 0.04% 98.27% C

161 Domperidone 1400 472 660,8 0.04% 98.32% C

162 Mefinal 600 1,08 648 0.04% 98.36% C

163 Venosmil 100 6,21 621 0.04% 98.40% C

164 Epinefrin Inj 300 2,025 607,5 0.04% 98.44% C

165 Na-Diklofenak 1750 337 589,75 0.04% 98.47% C

166 Metronidazole 1700 337 572,9 0.04% 98.51% C

167 Osfit DHA 210 2,7 567 0.04% 98.55% C

168 Infus Levofloksasin 6 92,812 556,872 0.04% 98.58% C

169 Meropenem Injeksi 6 92,475 554,85 0.04% 98.62% C

170 Asam Folat 4100 135 553,5 0.04% 98.65% C

171 Azithromycin 60 9,112 546,72 0.03% 98.69% C

172 Counterpain Salf 14 37,462 524,468 0.03% 98.72% C

173 Laxadin Emulsi 17 30,78 523,26 0.03% 98.75% C

174 Lycalvit 27 19,17 517,59 0.03% 98.79% C

175 Neo Kaolana 43 11,34 487,62 0.03% 98.82% C

176 Issorbide (ISDN) 3600 135 486 0.03% 98.85% C

177 Aminofusin L600 15 31,86 477,9 0.03% 98.88% C

178 Loratadin 1400 337 471,8 0.03% 98.91% C

179 Rhinofed 25 18,09 452,25 0.03% 98.94% C

Lanjutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

45

180 Betadin Kumur 25 18,09 452,25 0.03% 98.97% C

181 Amlodipin 670 675 452,25 0.03% 99.00% C

182 Gentamicyn 100 4,387 438,7 0.03% 99.03% C

183 Piracetam injksi 90 4,725 425,25 0.03% 99.05% C

184 Ketokonazol 57 7,425 423,225 0.03% 99.08% C

185 Kalbion 1300 324 421,2 0.03% 99.11% C

186 Flunarizine 200 2,025 405 0.03% 99.13% C

187 Simvastatin 600 675 405 0.03% 99.16% C

188 Glimepiride 400 1,012 404,8 0.03% 99.18% C

189 Acyclovir 1000 378 378 0.02% 99.21% C

190 Neo Gynoxa 35 10,53 368,55 0.02% 99.23% C

191 Aminophylline Inj 90 4,05 364,5 0.02% 99.26% C

192 Sanmol 35 10,26 359,1 0.02% 99.28% C

193 Gapenal 60 5,94 356,4 0.02% 99.30% C

194 Otilon Tetes Telinga 10 35,437 354,37 0.02% 99.32% C

195 Bisoprolol 210 1,687 354,27 0.02% 99.35% C

196 Dextrosa 40 % Inj 130 2,7 351 0.02% 99.37% C

197 Nifedipin 700 472 330,4 0.02% 99.39% C

198 Otsu MgSo4 inj 40% 74 4,387 324,638 0.02% 99.41% C

199 Brainact 30 10,8 324 0.02% 99.43% C

200 Allopurinol 2200 135 297 0.02% 99.45% C

201 Piracetam Inj 20 14,512 290,24 0.02% 99.47% C

202 Clindamycin 400 675 270 0.02% 99.49% C

Lanjutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

46

203 Bioplacenton Jelly 25 10,26 256,5 0.02% 99.50% C

204 Cotrimoxazol 900 270 243 0.02% 99.52% C

205 Kalmeco 100 2,43 243 0.02% 99.53% C

206 PTU 600 405 243 0.02% 99.55% C

207 Acytral 10 22,68 226,8 0.01% 99.56% C

208 Amiodaron 38 5,94 225,72 0.01% 99.58% C

209 Interhistin 400 540 216 0.01% 99.59% C

210 Thiamycin 300 675 202,5 0.01% 99.61% C

211 Aminophylline 600 337 202,2 0.01% 99.62% C

212 Bedak Salicyl 45 4,49 202,05 0.01% 99.63% C

213 Pamol Sirup 20 9,99 199,8 0.01% 99.64% C

214 Erlamicetyn Salep Mata 28 6,804 190,512 0.01% 99.66% C

215 Ketoprofen Inj. 35 5,4 189 0.01% 99.67% C

216 Acyclovir krim 5% 47 3,712 174,464 0.01% 99.68% C

217 Zinc 100 1,62 162 0.01% 99.69% C

218 Bamgetol 100 1,62 162 0.01% 99.70% C

219 Erlamicetin Tetes Mata 18 8,91 160,38 0.01% 99.71% C

220 Thrombophop Gell 5 29,97 149,85 0.01% 99.72% C

221 Thrombophop Gell 3 49,68 149,04 0.01% 99.73% C

222 Furosemid 1100 135 148,5 0.01% 99.74% C

223 Paracetamol Drops 30 4,725 141,75 0.01% 99.75% C

224 Co Amoxiclav 30 4,725 141,75 0.01% 99.76% C

225 Antasida Doen 700 202 141,4 0.01% 99.77% C

Lanjutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

47

226 Counterpain Salf 7 19,575 137,025 0.01% 99.77% C

227 Neostigmin 10 12,96 129,6 0.01% 99.78% C

228 Vestein 40 3,24 129,6 0.01% 99.79% C

229 Inerson Cream 40 3,24 129,6 0.01% 99.80% C

230 Antidia 400 324 129,6 0.01% 99.81% C

231 Vitamin B1B2B12 1900 67 127,3 0.01% 99.82% C

232 Ketorolac Inj. 30 4,05 121,5 0.01% 99.82% C

233 Pyrantel 300 405 121,5 0.01% 99.83% C

234 Lisinopril 220 540 118,8 0.01% 99.84% C

235 Cotrimoxazole Forte 800 135 108 0.01% 99.85% C

236 Piroxicam 800 135 108 0.01% 99.85% C

237 Hydrocortison Cream 34 3,24 110,16 0.01% 99.86% C

238 Methylprednisolon 100 1,012 101,2 0.01% 99.87% C

239 Cernevit Injksi 90 1,08 97,2 0.01% 99.87% C

240 Propranolol 700 135 94,5 0.01% 99.88% C

241 Ibuprofen 200 472 94,4 0.01% 99.89% C

242 Neuroboran Inj. 80 1,08 86,4 0.01% 99.89% C

243 Aquadem 15 5,737 86,055 0.01% 99.90% C

244 Voltadex 5 16,74 83,7 0.01% 99.90% C

245 Gentamycin Tetes Mata 10 8,24 82,4 0.01% 99.91% C

246 Albendazole 60 1,35 81 0.01% 99.91% C

247 Captopril 600 135 81 0.01% 99.92% C

248 Gradiab 100 810 81 0.01% 99.92% C

Lanjutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

48

249 Vitamin C 600 135 81 0.01% 99.93% C

250 Dimenhidrinate 400 202 80,8 0.01% 99.93% C

251 Glimepiride 50 1,35 67,5 0.00% 99.94% C

252 Glimepiride 50 1,35 67,5 0.00% 99.94% C

253 Kendaron 60 1,08 64,8 0.00% 99.95% C

254 Fargoxin 600 108 64,8 0.00% 99.95% C

255 Altropine Sulfas Inj. 230 270 62,1 0.00% 99.95% C

256 Thyampenicol 100 607 60,7 0.00% 99.96% C

257 Amoxicillin Syrup 15 4,05 60,75 0.00% 99.96% C

258 Gemfibrozil 120 472 56,64 0.00% 99.96% C

259 Doxycycline 200 270 54 0.00% 99.97% C

260 Digoxin 400 135 54 0.00% 99.97% C

261 Sabun Antibakteri 26 1,687 43,862 0.00% 99.97% C

262 Vitamin K Injksi 25 1,687 42,175 0.00% 99.98% C

263 Glibenclamide 200 202 40,4 0.00% 99.98% C

264 Betamezon Salf 5 6,75 33,75 0.00% 99.98% C

265 Griseofulvin 100 337 33,7 0.00% 99.98% C

266 CTM 480 67 32,16 0.00% 99.99% C

267 My Jelly 24 1,012 24,288 0.00% 99.99% C

268 Chloramphenicol 5 4,725 23,625 0.00% 99.99% C

269 Gentamycin 5 4,387 21,935 0.00% 99.99% C

270 KCL Inj. 8 2,7 21,6 0.00% 99.99% C

271 Salbron 100 162 16,2 0.00% 99.99% C

Lanjutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

49

272 Isoflurane 3 4,86 14,58 0.00% 99.99% C

273 Pro-K 50 270 13,5 0.00% 99.99% C

274 HCT 100 135 13,5 0.00% 100.00% C

275 Bisolvon Solution 5 1,35 6,75 0.00% 100.00% C

276 Norit 80 54 4,32 0.00% 100.00% C

Jumlah 373,516 1,563,458,032

Lanjutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

50

Lampiran 10. Lembar Pengisian Kuisioner Metode VEN

Lembaran Untuk Pengisian Kuisioner Metode VEN

No

Nama Obat Kategori A hasil

analisis ABC

Kriteria VEN

V E N

Nama : _____________________________________

Alamat Tempat Praktik : _____________________________________

No Telp/ HP : _____________________________________

Tanggal Pengisian : _____________________________________

Nomor Responden : _____________________________________

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

51

Lampiran 11. Form Pengambilan Data Kekosongan Obat

Form Pengambilan Data Obat Kosong yang Sering Terjadi di RSSGK

No Nama Obat Jangka Waktu Kekosongan

Obat

Alasan Kekosongan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.usd.ac.id/37500/2/158114027_full.pdf · 2020. 7. 29. · Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS

52

BIOGRAFI PENULIS

Agnes Deram, dilahirkan di Kota Sandakan pada tanggal 20 juni

1990. Anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Lukas

Kalu Lewotoby dan Ibu Yohana Jaji Purek Lolon. Penulis

menempuh pendidikan di SDK St. Petrus Ebak (1996-2003), SMPK

Ampera Waipukang (2003-2006), SMAK St. Petrus Ende (2006-

2009) dan saat ini sedang melanjutkan jenjang perguruan tinggi di

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharama Yogyakarta. Selama

menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam beberapa kepanitian dan

kepengurusan Biarawati antara lain Koordinator Yunior Distrik Yogyakarta sebagai

Ketua periode 2016, panitia festival budaya anak dan remaja lintas iman tahun 2018.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI