Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Farmasi._thatha

28
DISUSUN OLEH NAMA: MIFTAH FATMASARI NIM : J3M108014 TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA

Transcript of Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Farmasi._thatha

Page 1: Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Farmasi._thatha

DISUSUN OLEH

NAMA: MIFTAH FATMASARI

NIM : J3M108014

TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGANDIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2010

Page 2: Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Farmasi._thatha

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

rahmat dan hidayah-Nya kami diberikan kemudahan dalam penyelesaian makalah

design IPAL yang berjudul “ Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Farmasi”.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir dari mata kuliah Teknologi

Pengolahan Limbah.

Saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Haruki Agustina selaku dosen

pengajar mata Kuliah Teknologi Pengolahan Limbah, yang telah membantu dan

membimbing saya dalam pembuatan makalah ini.

Dalam makalah ini berisi tentang industri farmasi meliputi bahan baku

produksinya, proses produksinya , karakteristik limbahnya ,design IPAL yang

layak untuk pengolahan limbah cairnya serta dampak dari limbahnya.

Saya berharap semoga makalah ini dapat memeberikan manfaat bagi saya

dan para pembaca yang peduli akan lingkungan. Saya menyadari bahwa makalah

ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu saya menerima kritik dan saran

yang membangun demi perbaikan makalah ini.

Bogor, Januari 2010

Penulis

i

Page 3: Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Farmasi._thatha

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................................iii

DAFTAR TABEL.............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1. Latar Belakang....................................................................................................1

1.2. Permasalahan.....................................................................................................3

1.3. Tujuan................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4

2.1. Indusri Farmasi Formulasi sebagai Penghasil Limbah.........................................4

2.2. Bahan Baku Industri Farmasi Formulasi.............................................................5

2.3. Proses Produksi Farmasi Formulasi....................................................................5

2.4. Sumber-sumber Limbah Industri Farmasi Formulasi..........................................8

2.5. Karakterisasi limbah industri farmasi formulasi.................................................8

2.6. Pengolahan limbah.............................................................................................8

2.6.4.1. Equalisasi................................................................................................9

2.6.4.2. Netralisasi...............................................................................................9

2.6.4.3. Presipitasi.............................................................................................10

2.6.4.4. Sedimentasi..........................................................................................10

2.6.4.5. Aerob-Fakultatif....................................................................................10

2.6.4.6. Bak Kontrol...........................................................................................10

2.6.4.7. Pengolahan lumpur..............................................................................11

2.7. Minimalisasi Limbah.........................................................................................13

BAB III PENUTUP.........................................................................................................14

3.1. Kesimpulan.......................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15

DAFTAR GAMBAR

ii

Page 4: Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Farmasi._thatha

Gambar 1. Proses Produksi Industri Farmasi(Formulasi)....................................................7Gambar 2. Design IPAL Industri Farmasi Formulasi..........................................................12

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Baku Mutu Kegiatan Industri Farmasi.................................................................11

iii

Page 5: Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Farmasi._thatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangKrisis air bersih sedang melanda dunia, termasuk Indonesia. Dalam acara Forum

Air Dunia II (World Water Forum) di Den Haag (Maret, 2000) disebutkan bahwa

Indonesia termasuk salah satu negara yang akan mengalami krisis air pada 2025.

Menurut Ditjen Pengairan PU (1994), potensi air permukaan Indonesia lebih

kurang 1.789 milyar m3/tahun, dengan sebaran: Irian Jaya 1.401 milyar m3/tahun,

Kalimantan 557 milyar m3/tahun dan Jawa 118 m3/tahun. Potensi total air tanahnya 4,7

milyar m3/tahun, tersebar di 224 cekungan air. Sebarannya: 1,172 milyar m3/tahun di

Jawa-Madura (60 cekungan), 1milyar m3/tahun di Sumatera (53 cekungan), 358 juta

m3/tahun di Sulawesi (38 cekungan), Irian Jaya 217 juta m3/tahun (17 cekungan),

Kalimantan 830 juta m3/tahun (14 cekungan) dan sisanya 1,123 juta m3/tahun tersebar di

beberapa pulau (Link, 2000).

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya air dimana

ketersediaan air mencapai 15.500 meter kubik per kapita per tahun, masih jauh di atas

ketersediaan air rata-rata di dunia yang hanya 8.000 meter kubik per tahun.Hal ini

dikarenakan Indonesia terletak pada iklim tropika basah. Walaupun begitu, Indonesia

masih saja mengalami kelangkaan air bersih. Sekitar 119 juta rakyat Indonesia belum

memiliki akses terhadap air bersih. Adapun yang memiliki akses, sebagian besar

mendapatkan air bersih dari penyalur air, usaha air secara komunitas serta sumur air

dalam.

Meskipun sering dinyatakan bahwa Indonesia terletak di wilayah iklim tropika

basah yang secara teoritis memiliki ketersediaan air yang tidak menjadi hambatan, namun

pada kenyataannya masalah sumberdaya air semakin lama semakin menjadi persoalan.

Secara nasional, total ketersediaan air dibandingkan dengan kebutuhan air memang masih

surplus, yaitu ketersediaannya per tahun 691,340 miliar meter kubik, sedangkan total

kebutuhan air pada tahun 2000 adalah 156,362 miliar meter kubik. Namun di beberapa

pulau di Indonesia telah mengalami defisit air yaitu Pulau Jawa, Sulawesi, Bali dan NTT

masing-masing sebesar 52,809 milyar; 9,232 milyar; 7,531 milyar dan 1,343 milyar meter

kubik.Pengurangan jumlah air tersebut diikuti pula oleh penurunan kualitas air.

Penurunan kualitas air dapat disebabkan terjadinnya pencemaran sungai .Sungai-

sungai di Pulau Jawa umumnya berada pada kondisi memprihatinkan akibat pencemaran

1

Page 6: Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Farmasi._thatha

limbah industri dan limbah domestik. Padahal sebagian besar sungai itu merupakan

sumber air bagi masyarakat, untuk keperluan mandi, cuci, serta sumber baku air minum

olahan (PAM). Di Jakarta misalnya, dari hasil penelitian oleh Badan Pengelolaan

Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi DKI Jakarta pada 2006, 13 sungai yang

mengalir melewati ibukota sudah tercemar bakteri Escherchia coli (E-coli). Bakteri yang

berasal dari sampah organik dan tinja manusia ini juga mencemari hampir 70 persen

tanah di kawasan ibukota, sehingga berpotensi mencemari sumber air tanah. Salah satu

sungai yang tingkat pencemarannya paling parah adalah Sungai Ciliwung. Kadar bakteri

E-coli pada sungai itu mencapai 1,6-3 juta individu per 100cc, jauh di atas baku mutu

2.000 individu per 100cc. Padahal sungai ini menjadi bahan baku air minum di Jakarta.

Sedangkan penelitian lain menyebutkan, 76,2 persen dari 52 sungai di Pulau-pulau Jawa,

Sumatera, Bali, dan Sulawesi tercemar berat oleh zat organik, termasuk 11 sungai-sungai

utama di Indonesia yang tercemar unsur amonium. Sungai-sungai yang mengalir di pulau

Jawa, seperti Jakarta, cenderung lebih tercemar oleh bakteri E-coli akibat pencemaran

tinja yang menyebabkan penyakit diare pada manusia.

Pencemaran tersebut disebabkan oleh berbagai kegiatan manusia terutama

kegiatan industrinya. Saat ini perkembangan industri di Indonesia semakin pesat.

Berbagai macam industri tersebut antara lain industri kimia, kertas, tekstil ,semen dan

farmasi. Banyaknya industri dapat menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak

positif dari industri antara lain terciptanya lapangan pekerjaan dan pemanfaatan teknologi

baru di berbagai bidang. Adapun dampak negatifnya yaitu berasal dari limbah industri

yang bersangkutan. Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat digolongkan

menjadi tiga bagian, yaitu limbah cair, gas dan partikel, serta padat. Masalah pencemaran

semakin banyak dan mengkhawatirkan, hal tersebut terlihat dari berbagai kasus

pencemaran yang terkemuka seperti pencemaran sungai oleh limbah industri, pencemaran

tanah ataupun pencemaran udara. Perkembangan industri yang demikian cepat

merupakan salah satu penyebab turunnya kualitas lingkungan.

Penanganan masalah pencemaran menjadi sangat penting dilakukan dalam

kaitannya dengan pembangunan berwawasan lingkungan terutama harus diimbangi

dengan teknologi pengendalian pencemaran yang tepat guna (Haryono, 1997).

Penanganan pencemaran air sangatlah penting, karena air yang mempunyai peranan

penting bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Air limbah

sendiri bukan hanya dihasilkan oleh industri saja melainkan oleh perumahan,

perkantoran, atau apartemen. Pengertian dari air limbah itu sendiri adalah air yang tidak

terpakai lagi yang merupakan hasil dari berbagai kegiatan manusia sehari-hari. Dengan

2

Page 7: Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Farmasi._thatha

semakin bertambah dan meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatanya, maka

jumlah air limbah juga mengalami peningkatan.

Air limbah yang berasal dari kegiatan industri lebih membahayakan

dibandingkan dengan limbah hasil domestik. Limbah cair dari industri biasanya dalam

jumlah besar dan mengandung logam-logam berbahaya yang perlu dilakukan pengolahan

terlebih dahulu. Limbah industry bersumber dari kegiatan industry baik karena proses

secara langsung maupun proses secara tidak langsung. Limbah yang bersumber langsung

dari kegiatan industry yaitu limbah sisa dari proses produksi . Sedangkan limbah tidak

langsung terproduksi sebelum dan sesudah proses produksi . Misalnya pencucian alat-alat

produksi atau oli bekas dari alat produksi tersebut.

Seperti halnya industri lainnya, industri farmasi formulasi juga menghasilkan

limbah cair yang berbahaya jika langsung dibuang ke lingkungan. Maka dilakukan

pengolahan limbah cair tersebut dengan menggunakan suatu teknologi yang disebut

dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

1.2. PermasalahanPeningkatan kebutuhan akan obat di Indonesia telah menyebabkan peningkatan

jumlah dan kegiatan industri farmasi. Peningkatan jumlah dan kegiatan industri farmasi

ini tentu saja akan mempengaruhi kehidupan lingkungan yang bersinggungan langsung

maupun berdekatan dengan lokasi industri farmasi tersebut. Limbah industri farmasi

dapat berupa senyawa kimia toksik maupun non toksik, baik dalam bentuk padat, cair,

maupun uap. Namun kebanyakan limbah industri farmasi digolongkan sebagai limbah

berbahaya dan beracun serta membutuhkan pengolahan lebih lanjut untuk menghindari

resiko pencemaran lingkungan. Adanya limbah industri farmasi, terutama limbah cairnya

akan berkaitan erat dengan masalah pencemaran lingkungan; khususnya pencemaran

badan air yang disebabkan oleh limbah cair yang dibuang tanpa proses pengolahan

terlebih dahulu. Oleh sebab itu maka perlunya IPAL yang tepat dalam pengolahan air

limbah farmasi tersebut.

1.3. TujuanTujuan pengolahan air limbah adalah untuk mengurangi BOD, partikel

tercampur, serta membunuh organisme pathogen. Pengolahan air limbah juga bertujuan

untuk menghilangkan bahan nutrisi, komponen beracun serta bahan yang tidak dapat

didegrasikan agar konsentrasi yang ada menjadi rendah. Agar saat dibuang tidak

mencemari lingkungan seperti tanah dan air yang kelak masih bisa diwariskan kepada

generasi mendatang.

3

Page 8: Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Farmasi._thatha

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Indusri Farmasi Formulasi sebagai Penghasil LimbahIndustri farmasi adalah salah satu penyumbang limbah terbesar dalam lingkungan

terutama berkaitan dengan limbah cair. Hal ini dikarenakan industri farmasi dalam proses

produksinya menggunakan berbagai macam pereaksi kimia. Kegiatan utama industri

farmasi adalah mengolah bahan baku menjadi produk berupa obat atau bahan baku obat,

namun akibat pengolahan ini terbentuk pula limbah. Adanya limbah industri farmasi,

terutama limbah cairnya akan berkaitan erat dengan masalah pencemaran lingkungan;

khususnya pencemaran badan air yang disebabkan oleh limbah cair yang dibuang tanpa

proses pengolahan terlebih dahulu. Berkaitan dengan kegiatan yang berjalan di industri

farmasi, sebaiknya limbah industri farmasi diolah terlebih dahulu agar tidak mencemari

lingkungan. Dengan demikian diperlukan adanya fasilitas atau instalasi pengolahan

limbah sehingga pada saat ke lingkungan limbah industri tersebut telah memenuhi kriteria

baku mutu yang telah ditetapkan. Setelah masuk ke lingkungan atau di tempat

pengolahan limbah, obat akan mengalami hal sebagai berikut :

Mengalami biodegradasi sempurna

Mengalami biodegradasi sebagian atau menjadi senyawa lain (metabolit)

Tahan lama terhadap penguraian (persisten)

Dalam proses pengolahan limbah industri farmasi, diperlukan suatu instalasi

pengolah limbah sehingga saat dibuang ke lingkungan, limbah tersebut telah memenuhi

standar baku mutu yang telah ditetapkan. Pengolahan limbah dapat dilakukan dengan

berbagai cara. Pemilihan teknologi pengolahan limbah yang tepat dapat didasarkan pada:

Karakteristik limbah, misalnya kandungan senyawa organik (BOD dan COD),

bahan padat tersuspensi, derajat degradabilitas, komponen toksisnya dan jumlah

limbah yang dibuang per harinya.

Mutu baku lingkungan terutama perairan tempat pembuangan limbahnya dan

mutu baku limbah yang berlaku.

Biaya operasional pengolahan.

Lahan yang harus disediakan.

4

Page 9: Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Farmasi._thatha

2.2. Bahan Baku Industri Farmasi Formulasi

Sebelum mengetahui karakteristik dari limbah yang akan dikelola, maka penting

juga mengetahui bahan –bahan yang dipakai oleh sebuah industri farmasi formulasi

dalam proses produksinya juga kegiatan domestiknya. Bahan- bahan tersebut dapat

berupa bahan baku utama, bahan penolong, , bahan kimia pada laboratorium dan bahan-

bahan kegiatan domestiknya. Bahan baku dari industri farmasi ini biasanya merupakan

bahan-bahan import jadi perusahaan hanya meraciknya sesuai dengan formulasi sendiri

ataupun sesuai dengan lisensi. Bahan-bahan yang digunakan antara lain parasetamol,

antalgin, amplisin, amoksisilin, amilum , penisilin dan bahan lainnya.

2.3. Proses Produksi Farmasi Formulasi

Sumber limbah salah satunya adalah yang berasal dari proses produksi untuk itu

maka perlu juga mengetahui tahapan proses produksinya agar dapat diketahui

karakteristik dari limbah yang dihasilkan selama proses produksi berlangsung. Proses

produksi diawali oleh pembagian bahan-bahan dari gudang bahan baku yang dipisahkan

untuk tiga proses produksi, yaitu prose produksi cair, padat dan semi-padat.

Pada proses pembuatan produk cair, setelah sebelumnya dilakukan pembagian

jumlah dan jenis bahan baku. Maka dilakukan peracikan terhadap obat sesuai dengan

yang akan dibuat. Lalu dilakukan pengadukan bersama-sama dengan air sesuai dengan

takaran, kemudian dilakukan penyaringan terhadap cairan obat tersebut yang bertujuan

agar tidak adanya kotoran atau padatan yang masih kasar. Setelah penyringan maka

dilakukan pengadukan kembali agar bahan-bahan lebih tercampu sempurna. Obat yang

sudah jadi dilakuka pengujian di laboratorium terlebih dahulu sebelum dilakukan

pengemasan untuk mengetahui kualitasnya. Selanjutnya obat jadi dikemas sebagai

primary packaging(foil pack, catch cover, blister pack dan botol). Lalu dikemas lagi

dengan dus sebagai secondary packaging.

Proses produksi lainnya adalah proses produksi padat. Pada proses ini dilakukan

penimbangan bahan-bahan sesuai dengan formulasi obat, kemudia dijadikan utiranbutiran

basah dengan mesin granula. Setelah menjadi granula basah maka dilakukan proses

pengeringan. Lalu obat yang telah kering tadi dilakukan pengayakan yang bertujuan agar

padatan kasar dan padatan halus teerpisah sehingga padaan kasar dapat dilakukan

penghalusan kembali. Kemudian dilakukan pencampuran terakhi (final mixing) terhadap

5

Page 10: Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Farmasi._thatha

obat tersebut. Setelah dilakukan pengkapsulan, pencetakan obat tablet, dan peracikan obat

bubuk. Pada obat tablet setelah selesai proses pencampuran akhir dilakukan proses

pemadatan , kemudian pelapisan obat. Setelah itu dilakukan proses pengemasan, yaitu firs

packaging dan secondary packaging.

Selain proses produksi padat dan cair, dilakukan pula proses produksi terhadap

produk semi padat. Pada proses ini hanya dilakuka proses pencampuran dengan sedikit

air. Setelah itu dilakukan proses pengemasan, yaitu firs packaging dan secondary

packaging.

6

Page 11: Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Farmasi._thatha

WARE HOUSE

FILTERING

DISPENSING

MIXING

FINALMIXING

MIXING

GRANULATING

DRYING

SIEVING

FINALMIXING

ENCAPSULATING POWDER FILLINGCOMPRESSING

COATING

PRIMARYPACKAGING

SECONDARYPACKAGING

FINISHEDGOODS

WAREHOUSEGambar 1. Proses Produksi Industri Farmasi(Formulasi)

LIQUID PRODUCTION

SEMI SOLID PRODUCTION

SolidProduction

7

Page 12: Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Farmasi._thatha

2.4. Sumber-sumber Limbah Industri Farmasi Formulasi

Limbah industri farmasi formulasi dapat dari berbagai sumber dari kegiatan

tersebut dan terbagi menjadi tiga jenis limbah, yaitu padat, cair dan gas. Adapun

komponen-komponen limbahnya sebagai berikut :

a) Produk yang gagal dan terbuang.

b) Tumpahan bahan-bahan, baik bahan baku maupun bahan-bahan pembantu.

c) Debu ( dari pencampuran dan pencetakan tablet)

d) Air buangan dari pencucian peralatan dan sterilisasi

e) Buangan dari laboratorium

f) Air buangan dari toilet, WC dan kamar mandi.

g) Bahan kemasan yang tak terpakai.

h) Limbah dari laboratorium

2.5. Karakterisasi limbah industri farmasi formulasi

a) Mengandung sisa pencucian

b) peralatan seperti desinfektan,

c) bahan sterilisasi dan deter-gen.

d) Memiliki nilai BOD yang tinggi

e) Mengandung antibiotik, dan bahan kimia lainnya.

f) Memiliki kandungan padatan yang tinggi.

2.6. Pengolahan limbah

Demi menghindari pencemaran terhadap lingkungan, maka industri farmasi perlu

melakukan pengolahan terhadap limbah yang dihasilkannya mulai dari limbah padat, cair

dan gas. Cara pengendalian limbah-limbah tersebut adalah sebagai berikut:

2.6.1. Limbah padat

Limbah padat yang antara lain berasal dari packing material bahan baku, dan debu

hasil produksi ditanggulangi dengan cara melakukan pembakaran di incenator, sementara

gas yang terbentuk dari pembakaran tersebut disalurkan melalui lime water filter.

Pengendalian selanjutnya dilakukan dengan dust collector, deduster, dan cyclone dengan

water jet.

8

Page 13: Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Farmasi._thatha

2.6.2. Limbah gas

Limbah gas yang berasal dari mesin-mesin penunjang seperti diesel dan boiler

ditangani dengan cara dibuang melalui cerobong asap yang mempunyai ketinggian yang

cukup, sehingga gas tersebut terencerkan oleh udara.

2.6.3. Limbah laboratorium

Limbah laboratorium yang berasal dari suatu pemeriksaan dengan menggunakan

pereaksi yang mengandung logam berat ditanggulangi dengan melalui suatu proses

pengendapan sebagai sulfida dan kemudian endapan tersebut ditanam dalam bak beton.

Sedangkan cairan yang sudah bebas logam berat disalurkan ke dalam waste water

treatment sebelum dialirkan ke sungai.

2.6.4. Limbah cair

Limbah cair yang berasal dari pencucian peralatan, mesin tangki, dan lain-lain

ditanggulangi dengan peralatan waste water treatment plane. Sebelum limbah tersebut

mengalir ke sungai maka limbahn diproses terlebih dahulu pada peralatan tersebut

melalui proses equalisasi, netralisasi, presipitasi, sedimentasi, kolam aerob-fakultatif, bak

kontrol, tempat lumpur, dissolved air flotation dan filtrasi.

2.6.4.1. Equalisasi

Air limbah sebelumnya dilakukan penyaringan untuk menghilangkan

benda-benda kasar dan minyak, kemudian diendapkan sebentar agar partikel-

partikel awal yang kasar tidak ikut pada proses selanjutnya tetapi untuk limbah

yang berasal dari antibiotik dilakukan proses penghilangan racun(detoksikasi).

Penyaringan ini juga berguna untuk menyaring kandungan lemak pada air

limbah. Setelah itu barulah air limbah masuk pada tangki ekualisasi, pada proses

ini dilakukan pengadukan agar air limbah yang berasal dari berbagai sumber

tersebut menjadi sama (homogen).

2.6.4.2. Netralisasi

Setelah air limbah sudah homogen karakteristiknya maka dilakukan

neutralisasi. Neutralisasi bertujuan agar pH air limbah berada pada kondisi netral

sehingga mudah untuk diolah. pH yang diinginkan sekitar 6,5-8,5 agar pada saat

proses aerobik pH tersebut optimal bagi mikroorganisme. Netralisasi diberikan

9

Page 14: Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Farmasi._thatha

larutan kimia tergantung pH awal limbah, jika asam maka ditambahkan NaOH

dan jika basa ditambah H2SO4. Namun pada proses ini terbentuk endapan yang

akan langsung dialirkan pada bak sludge untuk kemudian dikelola lebih lanjut.

2.6.4.3. Presipitasi

Air limbah kemudian masuk kedalam bak presipitasi. Pada bak ini air

limbah diberikan penambahan bahan kimia lime(kombinasi dari kalsium klorida,

magnesium klorida, alumunium klorida, dan garam-garam besi). Hal ini bertujuan

untuk mengurangi bahan-bahan terlarut organik dan kandungan logam berat

seperti sulfat, flourida dan fosfat dengan cara mengendapkan limbah. Kemudian

dilanjutkan pada bak sedimentasi.

2.6.4.4. Sedimentasi

Proses pengendapan limbah setelah melalui proses presipitasi. Air

limbah didiamkan minimal delapan jam agar limbah bnar-benar terpisah dari

lumpurnya. Pengendapan limbah dengan penambahan koagulan dan flokulan.

Kemudian lumpur tersebut dialirkan ke bak sludge dan air limbah dialirkan lagi

untuk proses selanjutnya, yaitu aerob-fakultatif.

2.6.4.5. Aerob-Fakultatif

Pada kolam ini dibuat dengan kedalaman dengan massa penahanan 20

hari atau lebih. Kolam ini diberikan mikroorganisme untuk merombak limbah

tersebut. Sumber oksigen berasal dari ganggang yang berada diatas perairan .

Proses ini digunakan juga sebagai stabilisasi.

2.6.4.6. Bak Kontrol

Pada bak kontrol ini berfungsi sebagai pengecekan kualitas limbah

sebelum dibuang ke sungai. Pengecekan limbah dimaksudkan agar limbah cair

tersebut memenuhi baku mutu limbah cair kegiatan industri farmasi. Jika belum

memenuhi maka limbah dikembalikan kepada proses IPAL.

10

Page 15: Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Farmasi._thatha

Lampiran Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 tahun 1995

tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri.

NOMOR : KEP 51-/MENLH/10/1995 TENTANG : BAKU MUTU LIMBAH CAIR

BAGI KEGIATAN INDUSTRI TANGGAL : 23 OKTOBER 1995

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI FARMASI

PARAMETER PROSES PEMBUATAN BAHAN FORMULA

(Mg/L)

FORMULASI PENCAMPURAN

BOD5 100 75

COD 300 150

TSS 100 75

TOTAL-N 30 -

FENOL 1,0 -

pH 6,0-9,0 6,0-9,0

Tabel 1. Baku Mutu Kegiatan Industri Farmasi

2.6.4.7. Pengolahan lumpurLumpur yang berasal dari bak lumpur kemudian dilakukan dissolved

air flotation ,tahapan ini bertujuan untuk mengurangi volume lumpur yang akan

diolah dengan cara meningkatkan kandungan padatan. Kemudian selanjutnya

lumpu tersebut melewati tahapan filtration yang bertujuan untuk menghilangkan

atau mengurangi kandungan air dan sekaligus mengurangi volume lumpur.

Setelah itu lumpur tersebut dibakar pada insinerator.

11

Page 16: Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Farmasi._thatha

Penyaringan dan pengendapan(FeSO4) Outlet

Sedimentasi Bak

Equalisasi Netralisasi Presipitasi Kolam Aerob-Fakultatif Kontrol

Sungai

INLET

Sludge

Limbah B3

Asam/Basa Sludge de-watering

Detoksikasi

Sludge disposal

Insinerasi

12

Air Limbah Formulasi

Air Limbah

Formulasi Antibiotik

Dissolved air-flotation

Filtrasi

LandfillGambar 1. Design IPAL Industri Farmasi Formulasi

Page 17: Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Farmasi._thatha

2.6.5. Limbah Bahan berbahaya dan beracun (B3) Industri Farmasi

Selain limbah yang dapat diolah sebenarnya sebagian besar yang dihasilkan oleh

kegiatan industri farmasi merupakan limbah berbahaya dan beracun yang pelu dikelola

lebih lanjut agar tidak membahayakan lingkungan.

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B-3), adalah sisa suatu usaha dan/atau

kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau

Konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat

mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan

lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup Manusia serta Makhluk Hidup lainnya

(PP no. 18 tahun 1999 tentang Limbah B 3). Adapun sumber sumber dari limbah B3

tersebut berasal dari sludge IPAl, oli bekas, bahan baku kadaluwarsa, Pengolahan limbah

tersebut awalnya dibakar pada rotarkiln merupakan salah satu jenis incinerator. Setelah

itu baru abu dari sisa pembakaran pada insinerator dibawa ke suatu perusahaan

pengolahan limbah B3 untuk kemudian dikelola melalui penimbunan atau landfill.

2.7. Minimalisasi LimbahUntuk meminimalisasi limbah dapat dilakukan dengan cara mengurangi sumber

penghasil limbah (source reduction) dan daur ulang (recycling and reuse).Pengurangan Sumber Limbah Daur Ulang

a) Penggantian/substitusi bahan baku untuk mengurangi jumlah, volume dan

toksisitas limbah

b) Limbah yang dikeluarkan digunakan kembali (re-use), di daur ulang (recycling),

atau diambil kembali (recovery).

c) Modifikasi proses, bertujuan untuk efisiensi proses yang potensial mengeluarkan

limbah dan sekaligus mengganti dan memutakhirkan proses yang ramah

lingkungan

Dalam hal ini limbah dihilangkan cemarannya dan diperoleh bahan yang relatif

berharga

d) Good Operating Practices, dapat membantu mengurangi limbah dan kehilangan

bahan yang tumpah, tercecer, dan bocor. Meliputi materials handling, waste

management and plan management.

13

Page 18: Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Farmasi._thatha

BAB III

PENUTUP

3.1. KesimpulanIndustri Farmasi merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah. Jika

limbah tersebut langsung dibuang ke lingkungan maka dapat menyebabkan pencemaran

lingkungan. Limbah-limbah pada industri ini dapat dari proses berlangsungnya produksi

ataupun yang berasal dari kegiatan domestik atau non produksinya. Limbah yang

dihasilkan oleh industri farmasi formulasi ini dapat berbentuk padat, cair dan gas. Limbah

cair yang dapat mencemari sumber air maka limbah cair tersebut perlu dilakukan suatu

pengolahan limbah.Kualitas air limbah farmasi sangat bervariasi akibat keanekaragaman

bahan baku, proses produksi dan juga produk yang dihasilkan. Pengolahan limbah cair

memerlukan suatu teknologi pengolahan yang tepat, maka diperlukan suatu design IPAL

yang tepat juga. Design IPAL yang layak dengan melibatkan 3 teknlogi pengolahan

limbah yaitu cara fisika, kimia dan biologi. Selanjutnya pengolahan limbah

diklasifikasikan lagi menjadi pretreatment, primary treatment system, secondary

treatment system dan tertiary treatment system.

Pada design IPAL yang dibuat maka terdapat beberapa tahapan proses

pengolahan sebelum akhirnya dibuang ke sungai. Tahapan-tahapan proses tersebut

meliputi proses equalisasi, netralisasi, presipitasi, sedimentasi, kolam aerob-fakultatif,

bak kontrol, tempat lumpur, dissolved air flotation dan filtrasi. Pemilihan teknologi

terebut didasari oleh karakteristik dari air limbah yang meliputi kandungan senyawa

organik (BOD dan COD), bahan padat tersuspensi, derajat keasaman, komponen

toksisitasnya, dan jumlah pembuangan limbah setiap harinya. Selain itu pemilihan

teknologi juga didasari oleh baku mutu lingkungan, biaya operasional dan lahan yang

harus disediakan.

14

Page 19: Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Farmasi._thatha

DAFTAR PUSTAKA

Air dan Sanitasi untuk Kesehatan (Kompas 19 Maret 2008), 49

Andi Iqbal Burhanuddin, Fenomena Pemanasan Global dan Dampaknya (22 Nov 2007)

www.fajar.co.id

Anonim, 2009, Teknologi Pengolahan Limbah, tersedia online

http://majarimagazine.com/2008/01/teknologi-pengolahan-limbah-b3/, (25

Desember 2009)

Ibrahim, Dr. Slamet , 2009, Pengolahan Limbah Industri Farmasi, tersedia online,

http://download.fa.itb.ac.i (25 November 2009)

http//Wikipedia.com//kimia farma.(12 Januari 2010)

http.//wordpress.com//Priyambodo’s blog//Berubah atau Mati!!.(12 Januari 2010)

http//Antara News.com //Indonesia Terancam Krisis Air (Antara News 01 Desember

2009)

MS Ginting, Ir. Perdana.2008, Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri,

cetakan kedua. Yrama Widya, Bandung.

Salmiyatun, 2003. Panduan Pembuangan Limbah Perbekalan Farmasi. Kedokteran

EGC. Jakarta.

15