Evaluasi Pengendalian Internal Sistem Informasi...

11
1 1. Pendahuluan Kredit menurut UU No. 10 tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka watu tertentu dengan pemberian bunga. Jika seseorang menggunakan jasa kredit, maka ia akan dikenakan bunga tagihan. BRI Cabang Ambon bagian Kretap adalah salah satu Bank yang memberikan kredit. Kredit yang diberikan ialah kredit briguna yang termasuk kelompok kredit Ritel. Kredit Briguna adalah kredit yang diberikan kepada calon debitur/debitur dengan sumber pembayaran yang berasal dari sumber pendapatan tetap/fixed income (gaji/pensiun)[1] Proses kredit ini sendiri meliputi pengajuan kredit, pembuatan berkas kredit menggunakan BRInet, analisa, putusan dan realisasi. Dalam pembuatan berkas kredit selama observasi sudah dua kali ditemui error yang disebabkan intensitas penggunaan aplikasi BRInet dan kesalahan process pada BRInet. Hal ini menyebabkan persiapan berkas kredit, dan pelaksanaan analisa kredit, putusan, serta realisasi tertunda. Dengan kata lain efisiensi proses kredit belum dilakukan secara optimal oleh bagian Kretap. Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka perlu dilakukan evaluasi pengendalian internal menggunakan framework COSO. COSO digunakan karena struktur pengendalian internalnya mencakupaktivitas pengendalian terkait pengendalian dengan pemrosesan informasi yaitu pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Evaluasi pengendalian dilakukan untuk memberikan informasi tentang kondisi pengendalian dan memberikan rekomendasi untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan sistem informasi perkreditan. Penelitian ini berjudul : “Evaluasi Pengendalian Internal Sistem Perkreditan Produk Briguna Menggunakan Framework COSO 2013 (Studi Kasus: BRI Cabang Ambon Bagian Kretap)”. 2. Tinjauan Pustaka Penelitan terdahulu yang pernah dilakukan salah satunya tentang Evaluasi Penerapan Internal Control Berdasarkan Kerangka COSO 2012 pada Divisi Kartu Kredit di Bank “X”. Penelitian ini berisi tentang bagaimana internal control yang telah dimiliki oleh Bank “X” sudah memadai namun masih ada beberapa ketidaksesuaian yang terjadi di dalamnya. Penelitian ini menggunakan COSO 2012 dengan metode pengumpulan data berupa wawancara dan dokumentasi dengan hasil penelitian terdapat ketidaksesuaian pada control environment meliputi tidak adanya multiple structure, komponen risk assesment berupa tidak adanya penilaian terhadap fraud risk. Selain itu juga control activities dan komponen informational and coordination berupa ketidakmampuan sistem menampung jumlah nasabah akibatnya informasi yang dihasilkan kurang relevan. Yang terakhir ketidaksesuaian kompone monitoring, yang mana audit hanya dilakukan saat kenaikan angka delinquency.(2012)[2]

Transcript of Evaluasi Pengendalian Internal Sistem Informasi...

Page 1: Evaluasi Pengendalian Internal Sistem Informasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8795/3/T1_682009036_Full... · Penelitian lainnya tentang Evaluasi Sistem Pengendalian Intern

1

1. Pendahuluan

Kredit menurut UU No. 10 tahun 1998 adalah penyediaan uang atau

tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang

mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka watu

tertentu dengan pemberian bunga. Jika seseorang menggunakan jasa kredit,

maka ia akan dikenakan bunga tagihan.

BRI Cabang Ambon bagian Kretap adalah salah satu Bank yang

memberikan kredit. Kredit yang diberikan ialah kredit briguna yang termasuk

kelompok kredit Ritel. Kredit Briguna adalah kredit yang diberikan kepada

calon debitur/debitur dengan sumber pembayaran yang berasal dari sumber

pendapatan tetap/fixed income (gaji/pensiun)[1]

Proses kredit ini sendiri meliputi pengajuan kredit, pembuatan berkas

kredit menggunakan BRInet, analisa, putusan dan realisasi. Dalam pembuatan

berkas kredit selama observasi sudah dua kali ditemui error yang disebabkan

intensitas penggunaan aplikasi BRInet dan kesalahan process pada BRInet. Hal

ini menyebabkan persiapan berkas kredit, dan pelaksanaan analisa kredit,

putusan, serta realisasi tertunda. Dengan kata lain efisiensi proses kredit belum

dilakukan secara optimal oleh bagian Kretap.

Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka perlu dilakukan evaluasi

pengendalian internal menggunakan framework COSO. COSO digunakan

karena struktur pengendalian internalnya mencakupaktivitas pengendalian

terkait pengendalian dengan pemrosesan informasi yaitu pengendalian umum

dan pengendalian aplikasi. Evaluasi pengendalian dilakukan untuk memberikan

informasi tentang kondisi pengendalian dan memberikan rekomendasi untuk

mengefektifkan dan mengefisiensikan sistem informasi perkreditan. Penelitian

ini berjudul : “Evaluasi Pengendalian Internal Sistem Perkreditan Produk

Briguna Menggunakan Framework COSO 2013 (Studi Kasus: BRI Cabang

Ambon Bagian Kretap)”.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitan terdahulu yang pernah dilakukan salah satunya tentang Evaluasi

Penerapan Internal Control Berdasarkan Kerangka COSO 2012 pada Divisi

Kartu Kredit di Bank “X”. Penelitian ini berisi tentang bagaimana internal

control yang telah dimiliki oleh Bank “X” sudah memadai namun masih ada

beberapa ketidaksesuaian yang terjadi di dalamnya. Penelitian ini

menggunakan COSO 2012 dengan metode pengumpulan data berupa

wawancara dan dokumentasi dengan hasil penelitian terdapat ketidaksesuaian

pada control environment meliputi tidak adanya multiple structure, komponen

risk assesment berupa tidak adanya penilaian terhadap fraud risk. Selain itu

juga control activities dan komponen informational and coordination berupa

ketidakmampuan sistem menampung jumlah nasabah akibatnya informasi yang

dihasilkan kurang relevan. Yang terakhir ketidaksesuaian kompone monitoring,

yang mana audit hanya dilakukan saat kenaikan angka delinquency.(2012)[2]

Page 2: Evaluasi Pengendalian Internal Sistem Informasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8795/3/T1_682009036_Full... · Penelitian lainnya tentang Evaluasi Sistem Pengendalian Intern

Penelitian lainnya tentang Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Pemberian

Kredit (Studi Kasus PD BPR Bank Pasar Kabupaten Boyolali). Penelitian ini

menggunakan metode studi kasus yang memfokuskan pada sistem

pengendalian intern terhadap pemberian kredit yang diterapkan PD BPR Bank

Pasar Kabupaten Boyolali. Penelitian dilakukan dengan dua cara, yaitu (1)

mereview data tentang unsur-unsur sistem pengendalian intern, dokumen,

catatan dan prosedur pemberian kredit melalui wawancara dan observasi, (2)

melakukan pengujian kepatuhan terhadap 60 sample berupa surat perjanjian

kredit dengan menggunakan metode stop or go sampling. Hasilnya berupa

sistem pengendalian intern pemberian kredit pada PD BPR Bank Pasar

Kabupaten Boyolali sudah efektif dan dapat diandalkan. Ini sesuai dengan

pengukuran atribut sampling. (2008)[3]

Adapun penelitian terdahulu lainnya tentang Evaluasi Terhadap Sistem

Pengendalian Intern pada Proses Pemberian Kredit Mikro (Studi Kasus PT .

Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Majapahit Semarang). Penelitian

dilakukan dengan menggunakan metode fixed sample size. Hasil dari penelitian

ini yaitu sistem pengendalian intern yang ada pada proses pemberian kredit

mikro memadai dan telah dilaksanakan oleh manajemen.(2011)[4]

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang mana penelitian

sebelumnya cederung membahas pengendalian internal pemberian kredit

sedangkan penelitian ini tidak hanya membahas pengendalian pemberian

kreditnya saja melainkan pengendalian pemrosesan informasi meliputi

pengendalian umum dan aplikasi.

Menurut COSO[5]Internal control is a process, effected by entity's board

of directors management, and other personel, designed to provide reasonable

assurance regarding the achievement of objectives relating to operations,

reporting, and compliance.

Sistempengendalian internal dengan kata laindapat dikatakan sebagai

proses suatu perusahaan menjaga dan mempertahankan efektivitas serta

menjalankan fungsinya sesuai dengan tujuan perusahaan tersebut.

Menurut Bank Indonesia [6], tujuan pengendalian internal antara lain :

1) Kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku

2) Tersedianya informasi keuangan dan manajemen yang benar, lengkap dan

tepat waktu

3) Efisiensi dan efektivitas dari kegiatan usaha Bank

4) Meningkatkan efektivitas budaya resiko (risk culture) pada organisasi

secara menyeluruh

The Comitte of Sponsoring Organizations of the treadway commission’s

(COSO) dibentuk pada tahun 1985 sebagai aliansi dari 5 (lima) organisasi

professional. Organisasi tersebut terdiri dari American Accounting

Association,American Instititue of Certified Public Accountants,

Financial ExecutivesInternational, Instititute of Management

Accountants, dan The Institute ofInternal Auditors. Koalisi ini

didirikan untuk menyatukan pandangan dalamkomunitas bisnis

Page 3: Evaluasi Pengendalian Internal Sistem Informasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8795/3/T1_682009036_Full... · Penelitian lainnya tentang Evaluasi Sistem Pengendalian Intern

3

berkaitan dengan isu-isu seputar pelaporan keuangan yangmengandung

fraud.

Pada tahun 1992, COSO menyusun dan menerbitkan internal

control integrated framework yang berisi rumusan definisi pengendalian

intern,pedoman penilaian, serta perbaikan terhadap sistem pengendalian

intern.Kerangka ini diterima sebagai acuan umum pengendalian

intern, yangpenggunaannya mencakup penentuan tujuan pengendalian

pelaporan keuangandan proses operasional dalam konteks

organisasional, sehingga perbaikan dankontrol dapat dilakukan secara

menyeluruh. Struktur pengendalian internal menurut COSO mencakup

aktivitas pengendalian terkait pengendalian dengan pemrosesaninformasi

yaitu pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.

Adapun lima komponen pengendalian internal menurut COSO 2013

meliputi :

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Lingkungan pengendalian meliputi komitmen perusahaan terhadap

integritas dan nilai etika, manajemen direksi terhadap pengawasan,

struktur organisasi, tugas dan wewenang, dan komitmen terhadap

kompetensi.

2. Penilaian Resiko (Risk Assessment)

Penilaian resiko dilakukan guna mengidentifikasi, menganalisis dan

mengelola resiko-resiko dari berbagai aktivitas-aktivitas dalam perusahan.

3. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)

Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen penting dari

pengendalian internal perusahaan, sebab informasi sendiri sangat

dibutuhkan untuk menjalankan dan mengelola pengendalian internal

perusahaan.

4. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)

Aktivitas pengendalian diperlukan untuk menetapkan proses kerja yang

menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah hal-hal yang tidak

diinginkan terjadi.

5. Pemantauan (Monitoring Activities)

Aktivitas pemantauan dilakukan untuk mengurangi hal-hal yang tidak

dinginkan dalam perusahaan dan unutk membuat efektivitas semakin

meningkat.

3. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatifyaitu teknik

analisis dengan cara memaparkan dan menjelaskan karakteristik objek yang

diteliti. Pengumpulan data menggunakan metode observasi mendalam dan

wawancara langsung.

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.Data

primer berupa hasil observasi secara mendalam yang penulis lakukan pada BRI

Cabang Ambon bagian Kretap dan wawancara dengan pihak-pihak yang

berhubungan dengan sistem perkreditan.Data sekunder berupa dokumen-

dokumen persyaratan kredit yaitu form permohonan kredit kretap dan pensiun,

Page 4: Evaluasi Pengendalian Internal Sistem Informasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8795/3/T1_682009036_Full... · Penelitian lainnya tentang Evaluasi Sistem Pengendalian Intern

4

surat rekomendasi atasan, surat pernyataan yang berhutang/debitur, surat

pernyataan kesanggupan bendaharawan/juru bayar, surat kuasa potong

gaji/upah dan atau hak-hak lainnya, surat kuasa debet rekening untuk

pensiunan. Adapula data mengenai berdirinya BRI Cabang Ambon, dan syarat-

syarat umum perjanjian pinjaman dan kredit.

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitan ini, yaitu seperti

gambar dibawah ini :

Tahapan pertama yaitu studi pustaka dimulai dengan mengumpulkan data-

data dari berbagai sumber informasi seperti buku-buku dan jurnal-jurnal yang

berhubungan dengan pengendalian internal.Setelah proses studi pustaka sudah

dilakukan, maka dilanjutkan dengan observasi dan wawancara. Observasi

dengan melakukan peninjauan langsung ke bagian Kretap BRI Cabang Ambon

dan melihat proses pengerjaan atau transaksi pada bagian Kretap. Serta

wawancara dilakukan dengan pihak yang terkait dengan sistem perkreditan

seperti nasabah, AO Briguna, ADK dan bagian SDM.

Selanjutnya dilakukan evaluasimenggunakan COSO sesuai dengan hasil

dari wawancara menggunakan list pertanyaan dan observasi. Berdasarkan

evaluasi yang dilakukan akan ditemui beberapa temuan-temuan yang mana

selanjutnya akan diberikan rekomendasi.

4. Hasil dan Pembahasan

BRI Cabang Ambon memiliki struktur organisasi yang menerangkan

kedudukan setiap pegawai dengan tugas dan tanggungjawabnya masing-

masing. BRI Cabang Ambon memiliki Pemimpin Cabang yang membawahi

AMO (Asisten Manajer Operasional), SPB (Supervisor Pelaksana Bisnis), SPO

(Supervisor Pelaksana Opersional), AO (Account Officer), FO (Funding

Officer). Selanjutnya AMO membawahi SupervisorPelayanan Kas , Teller dan

Page 5: Evaluasi Pengendalian Internal Sistem Informasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8795/3/T1_682009036_Full... · Penelitian lainnya tentang Evaluasi Sistem Pengendalian Intern

5

juga bagian pelayanan yaitu DJS (Dana Jasa) , DJS kliring, CS (Customer Service)

dan petugas TKK (Tim Kurir Kas).

SPB membawahi ADK (Adminitrasi Kredit) Ritel dan ADK Komersial ,

selain itu SPO membawahi petugas IT/E-channel, sekertaris, petugas SDM serta

petugas logistik. AO meliputi AO Briguna, AO Komersil dan AO program .

yangterakhir PKSS membawahi atau meliputi satpam, pengemudi dan pramubakti.

BRI Cabang Ambon dalam beberapa kegiatan, dibawahi oleh kantor

wilayah Makassar dan BRI pusat. Kantor wilayah Makassar menangani pelatihan

bagi pegawai-pegawai, baik untuk pelatihan aplikasi, pelatihan prosedur kerja tiap

bagian serta pelatihan jika pegawai direkrut atau mendapat promosi ke level

manajerial. Sedangkan BRI pusat sendiri akan menangani error yang terjadi pada

BRInet, menyediakan portal DWH BRI (Data Warehouse Bank Rakyat

Indonesia) untuk maintenance data salah satunya digunakan untuk bagian Kretap

BRI Cabang Ambon sendiri.

BRI Cabang Ambon bagian Kretap dalam pengelolaan kredit sudah

ditunjang dengan sistem informasi berupa BRInet. BRInet merupakan New

Core Banking System yang dibuat untuk menggantikan sistem lama, dan

beralih dari sistem terdistribusi menjadi centralized. Jaringan komunikasinya

terhubung (online) secara realtime. BRInet digunakan bagian Kretap

khususnya ADK (administrasi kredit) untuk membuat atau menyiapkan berkas

kredit Briguna yang digunakan analisa, putusan, akad kredit sampai realisasi.

Berikut ini merupakan hasil evaluasi pengendalian internal sistem informasi

dan rekomendasi untuk perbaikan pada sistem kredit dan BRInet.

Hasil evaluasi pengendalian internal berdasarkan COSO berupa

pengendalian umum dan aplikasi. Hasil evaluasi pengendalian umum antara

lain lingkungan pengendalian menyangkut;

a. Nilai integritas dan etika

Nilai integritas dan etika sudah dilakukan dengan efektif oleh bagian

Kretap, terlihat dari sudah dipatuhinya kebijakan-kebijakan sesuai BRI

Pusat. Kebijakan-kebijakan yang ada sudah dipatuhi berupa besarnya

kredit untuk pegawai sebesar 60% dari gaji pokok dan pensiun sebesar

80% dari gaji pokok pensiun, angsuran kredit tiap bulannya juga bersifat

tetap. Jumlah tagihan setiap bulan sama besar dan dibayar setiap bulan

sampai dengan lunasnya tagihan kredit. Jangka waktu kredit maksimal

yang diberikan adalah 10 tahun dengan setiap calon debitur/debitur

diikutsertakan auransi jiwa kredit. Asuransi diberikan untuk melindungi

calon debitur/debitur jika pada keadaan tidak diinginkan atau debitur

meninggal maka pihak asuransi yang akan melunasi kredit debitur.

Selain kebijakan yang dipatuhi, analisa kredit juga telah memperhatikan

prinsip kehati-hatian yang disesuaikan dengan prinsip 5C yaitu character,

capacity, capital, collateral, dan condition of economic. Kelengkapan

berkas persyaratan kredit juga diperhatikan meliputi fotocopy data diri

calon debitur/debitur, KK, SK pangkat pertama asli dan SK kenaikan

pangkat terakhir, daftar gaji serta form persyaratan lainnya. Jika ada yang

kurang, akan dikembalikan untuk dilengkapai. Untuk calon debitur/debitur

Page 6: Evaluasi Pengendalian Internal Sistem Informasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8795/3/T1_682009036_Full... · Penelitian lainnya tentang Evaluasi Sistem Pengendalian Intern

6

pada BRI Cabang Ambon bagian Kretap sendiri adalah dari instansi yang

telah bekerja sama dengan BRI Cabang Ambon bagian Kretap.

b. Komitmen terhadap kompetensi

Komitmen terhadap kompetensi mencakup pertimbangan manajemen

atas pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, dan panduan atas

kecerdasan, pelatihan dan pengalaman dalam pengembangan kompetensi

telah efektif dan efisien dilakukan oleh bagian Kretap. Hal ini didukung

dengan pelatihan dimana semua pegawai bagian Kretap telah mendapatkan

pelatihan baik untuk proses pemberian kredit maupun penggunaan BRInet.

Pelatihan juga dilakukan jika ada perubahan pada BRInet dan rekrut serta

promosi pegawai ke level manajerial. Pelatihan ditangani oleh Divisi

Pelatihan dan Pendidikan (BRI Pusdiklat). Pelatihan untuk pegawai BRI

Cabang Ambon bagian Kretap dilakukan pada kantor wilayah Makassar.

Selain itu untuk penerimaan pegawai sendiri, harus memiliki pendidikan

terkahir minimal Strata satu (S1).

c. Dewan komisaris dan komite audit

Pemimpin Cabang turut berperan dalam pengambilan putusan kredit

sudah efektif dilakukan bagian Kretap terlihat dari Pemimpin Cabang yang

melakukan putusan kredit, tanpa putusan kredit Pemimpin Cabang maka

kredit tidak dapat direalisasi walaupun telah dianalisa sebelumnya. Hal ini

dilakukan untuk menghindari kecurangan pada pemberian kredit kepada

calon debitur/debitur. Karena jika hanya dianalisa dan diputuskan oleh AO

Briguna maka kemungkinan akan ada penyelewengan.

d. Filosofi dan gaya operasi

Penanganan dalam sistem pengkreditan pada bagian Kretap, ada yang

sudah dilakukan dengan baik dan juga ada yang belum dilakukan dengan

baik. Namun secara garis besar sudah efektif dan efisien dilakukan, hal ini

didukungdengan setiap bulannya, bagian Kretap khususnya ADK dan AO

Briguna akan membuatkan daftar nominatif dan kwitansi KP-02 untuk

pemberitahuan besarnya uang yang harus dibayarkan tiap debitur.

Pembuatan daftar nominatif ini untuk memberikan kelancaran pembayaran

setiap bulanya sampai dengan selesai agar todak terdapat kredit macet.

Pembayaran pelunasan sendiri diwakilkan oleh bendahara tempat debitur

bekerja. Selain itu untuk penanganan pegawai yang berlaku tidak jujur,

BRI Cabang Ambon pertama-tama akan memberikan surat peringatan 1, 2

sampai 3. Jika pegawai yang bersangkutan masih melakukan hal yang

sama, akan dilanjutkan dengan penanganan jalur hukum dan berujung

pada pemecatan atau pemutusan hubungan kerja secara tidak hormat.

Pemecatan atau pemutusan hubungan kerja dipilih untuk memberikan efek

bagi pegawai agar tidak berlaku curang.

Pengendalian yang belum dilakukan dengan baik ialah rotasi pegawai

pada BRI Cabang Ambon bagian Kretap. Yang hanya dilakukan adalah

rolling, itu pun juga selama 1 tahun terakhir ini belum dilakukan rolling

pegawai.

Page 7: Evaluasi Pengendalian Internal Sistem Informasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8795/3/T1_682009036_Full... · Penelitian lainnya tentang Evaluasi Sistem Pengendalian Intern

7

e. Struktur organisasi

Struktur organisasi merupakan kerangka yang menunjang seluruh

fungsi yang ada dalam suatu organisasi berikut tugas dan wewenangnya

secara jelas.

Hal tersebut diatas sudah efektif dan efisien dilakukan pada bagian

Kretap, terlihat dari BRI Cabang Ambon telah memiliki struktur organisasi

berikut tugas dan wewenangnya. Tiap pegawai melakukan tugas dan

wewenang sesuai dengan bagiannya masing-masing, tidak ada dua

pengerjaan yang dilakukan satu pegawai. Ini dilakukan Bagian Kretap

untuk menghindari satu pegawai mengerjakan dua tugas sekaligus dan

juga menghindari kecurangan yang dapat terjadi jika ada rangkap tugas

yang dilakukan.

Selanjutnya adalah penilaian resiko, hasil evaluasi untuk penilain resiko

dapat diuraikan sebagai berikut. Penilaian resiko sudah dilakukan secara garis

besar sudah efektif dan efisiendilakukan, penilain resiko bertujun untuk

mengurangi resiko yang mungkin terjadi seminimum mungkin agar tercapai

hasil yang memuaskan. Didukung dengan adanya analisa kredit dengan

memperhatikan prinsip 5C, prinsip 5C digunakan untuk memastikan calon

debitur/debitur telah memenuhi semua aspek dalam analisa kredit. Analisa

kredit menggunakan prinsip 5C dilakukan untuk menghindari kredit macet,

karena AO akan menganalisa kemampuan debitur sehingga rekomendasi

putusan yang diberikan dapat dipertanggungjawabkan dalam hal ini

pembayaran kredit debitur setiap bulannya berjalan lancar. Adapun untuk

peningkatan aktivitas kredit, dilakukan pemberitahuan jika kredit debitur

macet. Untuk pemahaman pegawai Kretap sendiri tentang manajemen resiko

telah diketahui oleh tiap-tiap pegawai. Tidak hanya pegawai bagain Kretap,

melainkan semua pegawai BRI Cabang Ambon memiliki pemahaman akan

manajemen resiko. Pemahaman akan manajemen resiko diketahui seluruh

pegawai BRI guna menghindari kerugian yang dapat terjadi dalam kegiatan

perbankan pada BRI Cabang Ambon khususnya.

BRI secara umum untuk mengurangi resiko telah bekerja sama dengan

Akuntan Publik yaitu Purwantono, Suherman, dan Surja (Ernst & Young) yang

berlokasi di Indonesian Stock Exchangee Building Tower 2, lanatai 7 Jl.

Jenderal Sudirman Kav.52-53, Jakarta dan juga bekerja sama dengan notaris

Fatiah Helmi, SH.

Namun keterlibatan auditor internal dalam proses pemberian kredit masih

belum dilakukan dengan baik oleh BRI Cabang Ambon bagian Kretap.

Hasil evaluasi untuk aktivitas pengendalian adalah pemisahan fungsi

akuntansi dan fungsi analisa kredit secara garis besar sudah dilakukan secara

efisien namun belum sepenuhnya efektif, karena ada yang masih belum

diterapkan pada bagian Kretap. Hal ini didukung dengan pemisahan fungsi

akuntansi dan fungsi analisa dimana fungsi akuntansi sendiri dijalankan oleh

Teller sedangkan fungsi analisa kredit yaitu dijalankan oleh AO Briguna.

Analisa kredit dipisahkan dari akuntansi untuk menghindari kecurangan yang

dapat terjadi misalnya misalnya satu orang saja yang melakukan kedua fungsi

tersebut maka jika ada calon debitur/debitur yang dikenali, petugas tersebut

Page 8: Evaluasi Pengendalian Internal Sistem Informasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8795/3/T1_682009036_Full... · Penelitian lainnya tentang Evaluasi Sistem Pengendalian Intern

8

dapat dengan sesuka hatinya memberikan analisa besar putusan kredit dan

memberikan besar uang pembayaran kredit tanpa memperhatikan prinsip 5C

dan putusan yang diberikan. Selain itu adapula otorisasi kredit pada BRI

Cabang Ambon yang dilakukan lebih dari satu petugas yaitu ADK sebagai

penyeleksi berkas kredit, AO Briguna sebagai petugas yang melakukan analisa

kredit, Pemimpin Cabang sebagai pejabat pemutus kredit, supervisor

ADKsebagai petugas yang menandatangani data statis dan kwitansi sebagai

checker atau signer, dan AMO (Asistem Manager Operasional) sebagai

petugas yang menandatangani kwitansi realisasi sebagai signer. Kelengkapan

administrasi kredit juga diperiksa oleh ADK dengan baik menyangkut

kelengkapan dan keaslian dokumen, melegalisasi dokumen berupa fotocopy

dan mencocokkan antara fotocopy dengan aslinya serta membandingkan

dokumen asli dengan nama calon debitur/debitur. Pengendalian kredit juga

dilakukan dengan baik dimana ada batasan kredit yang diberikan, 60% dari gaji

pokok untuk pegawai dan 80% dari gaji pokok untuk pensiun. Keaslian

dokumen persyaratan kredit juga dilakukan untuk menghindari debitur

melakukan kredit di Bank lain, sedangkan batasa kredit dilakukan untuk

menghindari kredit macet yang mungkin terjadi.

Ada satu pengendalian yang belum dilakukan dengan baik oleh BRI

Cabang Ambon bagian Kretap yaitu auditor internal tidak melakukan kaji

ulang kinerja operasional secara keseluruhan dan juga pemeriksaan mendadak

dalam proses pemberian kredit.

Untuk hasil evaluasi informasi dan komunikasi adalah sebagai berikut.

Informasi dan komunikasi pada BRI Cabang Ambon bagian Kretap tidak hanya

terbatas pada laporan keuangan saja melainkan sistem informasi. Secara garis

besar, penanganan informasi dan komunikasi sudah dilakukan secara efektif

dan efisien terlihat dari BRI Cabang Ambon bagian Kretap sistem informasi

berupa BRInet yang digunakan untuk menunjang proses kredit. Selain itu,

sistem dokumentasi juga dilakukan dengan baik, dimana penyimpanan

khusunya soft file sudah didukung oleh online system management. Online

system management tidak hanya digunakan untuk menyimpan atau

menginputkan data saja, tetapi dapat digunakan untuk mengedit data dan

mencari data debitur yang diperlukan. Dengan adanya Online system

management, petugas Kretap terbantu untuk tidak menulis segala data

menyangkut debitur pada register serta mencari satu per satu dokumen yanng

diperlukan. Petugas hanya perlu menginputkan dan mencari data debitur pada

Online system management. Kerahasiaan data juga dijaga dengan baik oleh

BRI Cabang Ambon bagian Kretap.

Sedangkan untuk hasil evaluasi pemantauan dapat diuraikan sebagai

berikut. Pemantauan merupakan proses penilaian terhadap kualitas kinerja

pengendalian internal. Pemantauan harus dilakukan secara menyeluruh apabila

ada kelemahan atau kekurangan pada sistem pengendalian internal dapat

diperbaiki. Pemantauan belum sepenuhnya dilakukan secara efektif namun

efisien oleh BRI Cabang Ambon bagian Kretap. Pemantauan yang dilakukan

dengan baik antara lain pemantauan untuk kredit. Setiap bulannya ADK dan

AO Briguna akan membuat daftar nominatif dan kwitansi KP-02 untuk

Page 9: Evaluasi Pengendalian Internal Sistem Informasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8795/3/T1_682009036_Full... · Penelitian lainnya tentang Evaluasi Sistem Pengendalian Intern

9

mengendalikan pembayaran kredit agar terhindar dari kredit macet.

Pemantauan yang belum dilakukan dengan baik adalah tidak diikutsertakan

auditor internal dalam proses pemantauan kredit. Auditor hanya melakukan

pemantauan selama itu dipandang perlu. Selain itu tidak dilakukan pemantauan

terhadap BRInet, tidak adanya pemantauan ini menyebabkan error pada

BRInet.

Selain hasil evaluasi pengendalian umum seperti di atas, adapun hasil

pengendalian aplikasi sebagai berikut. Pengendalian aplikasi berupa

pengendalian input, process dan output. Hasilnya adalah pengendalian input

sudah dilakukan dengan efektif dan efisien pada BRI Cabang Ambon bagian

Kretap dalam hal ini data calon debitur/debitur diinputkan sesuai dengan

pemeriksaan yang dilakukan sebelumnya oleh ADK (administrasi kredit)

bagian Kretap dengan memperhatikan kelengkapan form persyaratan kredit dan

kelengkapan lainnya. Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan data yang

akan diinputkan ke BRInet valid. Selain itu untuk akses pengguna ke aplikasi

BRInet juga menjadi penting untuk pengendalian aplikasi, pengguna atau user

BRInet adalah ADK dan AO Briguna. Pengendalian input tidak hanya

mengenai data debitur yang saja melainkan sinkronisasi BRInet dengan LAS.

Dimana perhitungan besar kredit harus diinputkan sesuai pada BRInet untuk

mencegah tidak validnya data. username dan password dari petugas Kretap

pun berbeda-beda dan akan diubah setiap seminggu sekali. Hal ini dilakukan di

bagian Kretap untuk menghindari kecurangan dan penyalahgunaan akses oleh

petugas yang lain.

Pengendalian process belum sepenuhnya dilakukan secara efektif dan

efisien pada bagian Kretap. Selama observasi, sudah 2 kali ditemukan error

pada BRInet saat pengolahan data. Proses pengolahan data ini disebabkan oleh

aplikasi pengolahan data itu sendiri. Data yang diinputkan sudah valid namun

dalam proses pengolahan pada aplikasi terjadi error. Error yang terjadi tidak

disebabkan oleh input data. Untuk penanganannya pun masih dilakukan oleh

Kantor Wilayah Makassar atau BRI Pusat. Hal ini menyebabkan proses

pembuatan berkas kredit, pengerjaan lainnya berupa analisa kredit, putusan

sampai realisasi menjadi tertunda. Sedangkan pengendalian outputmenyangkut

apa yang dihasilkan dari input dan process sebelumnya. Pengendalian output

akan efektif dan efisien dilakukan jika pengendalian process telah dilakukan

dengan baik. Selama error terjadi pada BRInets, output berupa berkas kredit

tidak dapat dikeluarkan. Proses kredit pun tertunda, pengerjaan dalam hal ini

output yang dihasilkan dilakukan setelah ada perbaikan pada error di BRInet.

Namun bila pengendalian dari input sampai dengan prosesnya berjalan dengan

baik tanpa adanya error maka output yang dihasilkan sesuai dengan yang

sudah diinputkan sebelumnya. Tidak ada perbedaan yang terjadi pada output

yang dihasilkan.

Page 10: Evaluasi Pengendalian Internal Sistem Informasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8795/3/T1_682009036_Full... · Penelitian lainnya tentang Evaluasi Sistem Pengendalian Intern

10

Dari evaluasi pengendalian internal diperoleh beberapa temuandan dapat

diberikan rekomendasi yang terlihat pada tabel berikut : Tabel 4.1 Tabel temuan dan rekomendasi evaluasi pengendalian internal

Temuan Rekomendasi

Lingkungan Pengendalian

Selama 1 tahun terkahir ini

belum ada rotasi pegawai BRI

Cabang Ambon Bagian Kretap

Diperlukan rotasi setidaknya

rollingpegawai pada bagian kretap.

Hal ini diperlukan untuk

mengurangi resiko pegawai

melakukan penyelewengan dalam

proses kredit

Penilaian Resiko

Auditor internal tidak terlibat

dalam proses kredit. Kredit

hanya dilakukan oleh Bagian

Kretap

Auditor internal sebaiknya

dilibatkan dalam proses kredit

untuk melakukan evaluasi atau

pengawasan, karena auditor

internal ini sendiri bertugas

melakukan pemeriksaan dan

evaluasi terhadap efektivitas

perusahan, sistem pengendalian

internal dan kualitas kerja

manajemen perushan dalam

pencapian tujuan.

Aktivitas Pengendalian

Selama 1 tahun terkahir ini

auditor internal belum

melakukan kaji ulang kinerja

operasional dan juga

pemeriksaan mendadak dalam

proses pemberian kredit.

Pemeriksaan hanya dilakukan

selama itu dipandang perlu

Untuk error pada BRInet

masih ditangani oleh kantor

wilayah Makassar atau BRI

pusat

Diperlukan kaji ulang dan

pemeriksaan mendadak dalam

proses kredit, agar bagian Kretap

dapat mengetahui kinerjanya serta

mencegah dan memperbaiki

kesalahan yang dapat terjadi dalam

proses kredit

Sebaiknya petugas IT yang sudah

ada diberi pelatihan untuk

menangani error pada BRInet

sehingga jika terjadi error dapat

ditangani langsung

Pemantauan

Auditor internal diperlukan

Auditor internal sebaiknya

Page 11: Evaluasi Pengendalian Internal Sistem Informasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8795/3/T1_682009036_Full... · Penelitian lainnya tentang Evaluasi Sistem Pengendalian Intern

11

jika dipandang perlu untuk

diikutsertakan

Selama observasi pada bagian

kretap belum ada pemantauan

terhadap BRInet secara rutin

diikutsertakan dalam pemantauan

proses kredit. Hal ini diperlukan

untuk mengurangi resiko dalam

proses kredit

Perlu dilakukan pemantauan secara

rutin terhadap BRInet untuk

mencegah terjadinya error yang

menyebabkan tertundanya proses

kredit.

5. Simpulan

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini ialah pengendalian internal sudah

dimiliki oleh bagian Kretap BRI Cabang Ambon dan sudah dilakukan secara

efektif dan efisien, namun masih ada beberapa kekurangan yang perlu

diperbaiki.

6. Daftar Pustaka

[1] Kredit Briguna. 2013. BRI. http://bri.co.id/articles/41 diakses 15 juli 2013

[2] Santoso Patricia Angela, 2012, Evaluasi Penerapan Internal Control

Berdasarkan Kerangka COSO 2012 pada Divisi Kartu Kredit di Bank “X”,

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, (Volume 1 No.1),

http://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/view/77diakses tanggal

19 agustus 2013

[3] Budiyati, 2008, Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Pemberian Kredit

(Studi Kasus Pada PD BPR Bank Pasar Kabupaten Boyolali),

http://eprints.uns.ac.id/3481/ diakses tanggal 19 agustus 2013

[4] Amanina Ruzanna, 2011, Evaluasi Terhadap Sistem Pengendalian Intern

pada Proses Pemberian Kredit Mikro (Studi Kasus PT Bank Mandiri

(Persero) Tbk Cabang Majapahit Semarang),

http://eprints.undip.ac.id/26647/ diakses tanggal 19 agustus 2013

[5] COSO, 2013, Internal Control-Integrated Framework Executive Summary,

http://www.coso.org/documents/990025P_Executive_Summary_final_may

20_e.pdf diakses tanggal 14 september 2013

[6] Peraturan Bank Indonesia, 2003, Penerapan Manajemen Resiko Bagi Bank

Umum, http://www.bpkp.go.id/public/upload/unit/maluku/files/PBI-5-8-

2003%20MR.pdf diakses tanggal 11 oktober