EVALUASI PENGENDALIAN BIAYA TENAGA KERJA … · EVALUASI PENGENDALIAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG...
Transcript of EVALUASI PENGENDALIAN BIAYA TENAGA KERJA … · EVALUASI PENGENDALIAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG...
EVALUASI PENGENDALIAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG
Studi Kasus pada PT INDUSTRI SANDANG NUSANTARA PATAL CILACAP
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Linda
NIM : 002114115
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
Berusaha melakukan yang terbaik
saja tidak cukup,
kita harus tahu apa yang harus
dilakukan dan
sesudah itu lakukan yang terbaik.
( W. Edwards Deming )
Orang - orang biasanya dapat memaafkan,
tapi mereka jarang melupakan
apa yang mereka maafkan.
( Ruth Brown )
Papa, Mama, Kakakku tersayang Lili,
Adik-adikku Tersayang Hendri dan
Julianto, Suamiku Terkasih Tommy,
serta Anakku Tersayang Angela.
ABSTRAK
EVALUASI PENGENDALIAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG
Studi Kasus pada PT INDUSTRI SANDANG NUSANTARA PATAL CILACAP
Linda 002114115
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung dan selisih biaya tenaga kerja langsung yang dilakukan perusahaan pada tahun 2004. Penelitian ini dilakukan di PT INDUSTRI SANDANG NUSANTARA PATAL CILACAP terletak di jalan Kyai Kendil Wesi No 1 Cilacap, Jawa Tengah. Perusahaan ini bergerak dibidang usaha pemintalan dan pertenunan dengan produksinya berupa benang tenun. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis komparatif, yaitu membandingkan prosedur penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung yang dilakukan perusahaan dengan teori dan menentukan selisih biaya tenaga kerja langsung apakah terkendali atau tidak.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa prosedur penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung yang dilakukan perusahaan telah sesuai dengan teori dan analisis yang dilakukan terhadap selisih biaya tenaga kerja langsung antara anggaran dan realisasi masih terkendali. Hal ini menunjukkan perusahaan sudah mampu berproduksi dengan menggunakan tenaga kerja langsung secara efisien. Penelitian ini dapat juga digunakan oleh perusahaan untuk melakukan pengendalian terhadap biaya tenaga kerja langsung untuk periode yang akan datang.
ABSTRACT
AN EVALUATION OF DIRECT LABOR COST CONTROL
A Case Study at PT INDUSTRI SANDANG NUSANTARA PATAL CILACAP
Linda
002114115
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2007
This research aimed to know the procedure of budget arrangement of direct
labor cost and the difference of direct labor cost conducted by the company in the year
2004. This research was done at PT INDUSTRI SANDANG NUSANTARA PATAL
CILACAP located in Kyai Kendil Wesi Street No 1 Cilacap, Central Java. This
Company works in the field of spinning and weaving with its production was in the
form of weaved yarn. The data analysis technique used was comparative analysis, that
was by comparing the procedure of budget arrangement of direct labor cost conducted
by the company with the one in the theory and determine the difference of direct labor
cost weather it was in control or not.
The research found that arrangement of budget of direct labor cost
conducted by the company was already suitable with the theory and analysis
conducted to the difference of direct labor cost between budget and realization showed
that it was still in control. This matter show that the company was able to produce
using direct labor efficiently. This research could be used by the company to control
the direct labor cost in the future.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhun Yang Maha Esa dan para
Budha yang welas asih yang telah melimpahkan rahmat dan karunia yang luar biasa,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “ Evaluasi
Pengendalian Biaya Tenaga Kerja Langsung”.
Penelitian dan penulisan skripsi ini disusun dalam rangka melengkapi salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Program
Studi Akuntansi, Universitas Sanata Dharma.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Drs. Alex Kahu Lantum., M.S, sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma.
2. Ir. Drs. Hansiadi YH, M.Si., Akt., sebagai Kaprodi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
3. Drs. Edi Kustanto, M.M, sebagai dosen pembimbing I yang telah dengan sabar
membimbing, memberi masukan, koreksi dan perhatian terhadap skripsi penulis.
4. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., sebagai dosen pembimbing II yang telah
dengan sabar membimbing, memberi masukan, koreksi dan perhatian terhadap
skripsi penulis.
5. Seluruh staf dan Karyawan Universitas Sanata Dharma.
6. Bapak Hadi selaku Humas di perusahaan PT Industri Sandang Nusantara Patal
Cilacap yang telah memberikan data - data tertulis maupun lisan kepada penulis.
7. Bapak Mulyadi yang telah memberikan data laporan keuangan perusahaan kepada
penulis.
8. Seluruh staf pengurus PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap atas
pelayanannya yang baik kepada penulis.
9. Papa dan mama yang tercinta, kakakku Lili dan kedua adikku tersayang: Hendri
dan Julianto. Terima kasih atas doa, perhatian, kasih sayang dan dukungan baik
moril maupun material, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Tommy “Suamiku” yang tercinta, yang selalu membantu dan memberikan
dorongan dan semangat agar penulis tidak patah semangat untuk melanjutkan
skripsi ini . . . . Wo yung yen ai ni.
11. Angela “Anakku” yang membuat penulis bersemangat untuk menyelesaikan
skripsi ini . . . . I love U.
12. Semua teman – temanku dan anak Akuntansi angkatan 2000 yang tidak dapat aku
sebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis menerima kritik, koreksi dan saran yang
mengarah pada kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya, penulis mengharapkan semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak
dan dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut.
Yogyakarta, 24 Mei 2007
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………...... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………… iii
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………………. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………………. v
ABSTRAK……………………………………………………………………….. vi
ABSTRAK……………………………………………………………………….... vii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………. viii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………... x
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………... xiv
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………... xvi
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………... 1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………... 3
C. Tujuan Penelitian………………………………………………………… 3
D. Manfaat Penelitian……………………………………………………….. 4
E. Sistematika Penulisan…………………………………………………….. 5
BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………………….. 7
A. Pengendalian……………………………………………………………… 7
1. Pengertian Pengendalian …………………………………………. 7
2. Tujuan Pengendalian……………………………………………… 7
B. Perencanaan………………………………………………………………. 8
1. Pengertian Perencanaan…………………………………………... 8
2. Jenis Perencanaan………………………………………………… 9
C. Anggaran…………………………………………………………………. 9
1. Pengertian Anggaran……………………………………………... 9
2. Manfaat Anggaran………………………………………………... 10
3. Prosedur Penyusunan Anggaran………………………………….. 11
4. Anggaran Produksi……………………………………………….. 13
D. Penyusunan Anggaran dalam Perencanaan dan Pengendalian…………... 18
E. Prediksi Penjualan……………………………………………………….. 19
1. Pengertian Prediksi Penjualan……………………………………. 19
2. Jenis Prediksi Penjualan………………………………………….. 20
3. Perhitungan Prediksi Penjualan…………………………………... 21
F. Perencanaan Produksi……………………………………………………. 22
1. Pengertian Perencanaan Produksi………………………………… 22
2. Tujan Perencanaan Produksi……………………………………… 22
3. Jenis Perencanaan Produksi………………………………………. 22
G. Biaya dan Biaya Produksi………………………………………………... 23
1. Pengertian Biaya dan Biaya Produksi…………………………….. 23
2. Jenis Biaya dan Biaya Produksi…………………………………... 24
H. Pengendalian Biaya Tenaga Kerja Langsung…………………………….. 27
I. Efisiensi Biaya Produksi dan Biaya Tenaga Kerja Langsung……………. 29
1. Efisiensi Biaya Produksi………………………………………….. 29
2. Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung………………………….. 30
BAB III METODA PENELITIAN……………………………………………….. 35
A. Jenis Penelitian …………………………………………………………… 35
B. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………………….. 35
C. Subyek dan Obyek Penelitian…………………………………………….. 35
D. Data yang Dicari………………………………………………………….. 36
E. Teknik Pengumpulan Data………………………………………………... 37
F. Teknik Analisis Data……………………………………………………... 37
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN……………………………….. 45
A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan………………………………….. 45
B. Lokasi Perusahaan………………………………………………………... 46
C. Struktur Organisasi……………………………………………………….. 46
D. Proses Produksi…………………………………………………………… 52
E. Pemasaran………………………………………………………………… 57
F. Personalia………………………………………………………………… 57
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN……………………………… 66
BAB VI PENUTUP………………………………………………………………. 96
A. Kesimpulan……………………………………………………………….. 96
B. Saran……………………………………………………………………… 97
C. Keterbatasan Penelitian…………………………………………………… 97
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Karyawan Perusahaan Berdasarkan Tingkat Umur…………………… 57
Tabel 4.2 Karyawan Perusahaan Berdasarkan Tingkat Pendidikan…………….. 58
Tabel 4.3 Karyawan Perusahaan Berdasarkan Tingkat Masa Dinas……………. 58
Tabel 4.4 Karyawan Perusahaan Berdasarkan Tingkat Kepangkatan…………… 58
Tabel 5.1 Data Penjualan Benang Non Cotton Tahun 2000-2003………………. 67
Tabel 5.2 Perhitungan ramalan penjualan Tahun 2000-2003…………………… 68
Tabel 5.3 Data Penjualan Bulanan Benang Non Cotton ……………………….. 70
Tabel 5.4 Ramalan Penjualan Bulanan Benang Non Cotton……………………. 77
Tabel 5.5 Rencana Penjualan Bulanan Benang Non Cotton ……………………. 79
Tabel 5.6 Perhitungan Rencana Produksi dari Rencana Penjualan Benang Non Cotton
Tahun 2004…………………………………………………… 81
Tabel 5.7 Realisasi Produksi Benang Non Cotton Tahun 2004…………………. 82
Tabel 5.8 Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Benang Non Cotton Tahun
2004…………………………………………………………………… 84
Tabel 5.9 Realisasi Biaya Tenaga Kerja Langsung Benang Non Cotton Tahun
2004…………………………………………………………………… 85
Tabel 5.10 Perbandingan Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Tenaga Kerja
Langsung antara Teori dan yang Sesungguhnya yang terjadi di
PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap..........……………….... 87
Tabel 5.11 Anggaran dan Realisasi Biaya Tenaga Kerja Langsung Benang Non
Cotton Tahun 2004…………………………………………………… 88
Tabel 5.12 Perhitungan Tarif Standar ……………………………………………. 90
Tabel 5.13 Perhitungan Tarif Sesengguhnya……………………………………… 91
Tabel 5.14 Perhitungan Selisih Tarif Upah Langsung……………………………. 92
Tabel 5.15 Total Selisih………………………………………………………….. 93
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap.... 47
Gambar 4.2 Flow of Production Process Patal Cilacap…………………………. 56
Gambar 5.1 Control Chart Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung……………… 94
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada umumnya tujuan pendirian perusahaan adalah untuk mendapatkan
laba yang maksimal. Untuk meningkatkan laba, ditentukan oleh dua hal yaitu
dengan meningkatkan penjualan dan menekan biaya, baik biaya produksi
maupun biaya operasi lainnya. Suatu organisasi dikatakan efisien jika
organisasi tersebut dalam melaksanakan kegiatannya telah mengkonsumsi
sumber-sumber dalam jumlah yang lebih rendah, tetapi efisiensi penggunaan
sumber belum tentu efektif didalam pencapaian tujuan organisasi atau didalam
memperoleh pendapatan.
Mengingat pentingnya masalah pengendalian biaya, maka diciptakan
suatu alat yang dapat digunakan untuk pengendalian biaya yaitu dengan
menggunakan anggaran. Anggaran merupakan rencana kegiatan di masa yang
akan datang dinyatakan secara kuantitatif, biasanya dalam satuan uang
(Gudono, 1993: 185). Biaya tenaga kerja langsung (BTKL) dipandang penting
dan mempunyai pengaruh besar terhadap biaya produksi yang pada akhirnya
dapat mempengaruhi besar kecilnya laba perusahaan, karena biaya tenaga kerja
langsung merupakan suatu biaya yang sering kali menimbulkan pemborosan
dan kecurangan, misalnya dalam pemberian upah tenaga kerja lepas dengan
tenaga kerja tetap seharusnya berbeda, namun kadang dihitung sama sehingga
menimbulkan pemborosan, sehingga biaya tenaga kerja langsung sebagai
elemen biaya produksi perlu dikendalikan supaya pengeluaran biaya tenaga
kerja langsung dapat lebih efisien.
Penerapan prinsip-prinsip efisiensi diharapkan dapat mengurangi
pemborosan biaya yang relatif besar. Khususnya yang berkaitan dengan biaya
tenaga kerja langsung. Alasan disusunnya anggaran biaya tenaga kerja
langsung adalah untuk mempermudah pembuatan rencana-rencana yang
berkaitan dengan jumlah tenaga kerja langsung yang diperlukan, perhitungan
tenaga kerja langsung, dan kebutuhan dana. Alasan lainnya adalah anggaran
biaya tenaga kerja langsung dapat digunakan sebagai dasar untuk pengendalian
biaya tenaga kerja langsung
Perusahaan PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap telah
melakukan prosedur penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung sesuai
dengan teori prosedur penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung dan
selisih biaya tenaga kerja langsung yang terjadi dalam proses produksi selama
tahun 2004 menunjukkan bahwa biaya tenaga kerja langsung antara angaran
dan realisasi masih terkendali artinya perusahaan sudah mampu berproduksi
dengan menggunakan tenaga kerja langsung secara efisien kecuali pada bulan
Januari. Penulis mengharapkan agar hasil penelitian ini dapat digunakan
perusahaan sebagai bahan informasi dan evaluasi untuk melakukan
pengendalian biaya tenaga kerja langsung untuk periode yang akan datang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah prosedur penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung pada
PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap tahun 2004 sudah sesuai
menurut kajian teori prosedur penyusunan anggaran biaya tenaga kerja
langsung?
2. Apakah selisih biaya tenaga kerja langsung pada PT Industri Sandang
Nusantara Patal Cilacap tahun 2004 sudah terkendali?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui prosedur penyusunan anggaran biaya tenaga kerja
langsung pada PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap tahun 2004
sudah sesuai menurut kajian teori prosedur penyusunan anggaran biaya
tenaga kerja langsung atau belum.
2. Untuk mengetahui selisih biaya tenaga kerja langsung pada PT Industri
Sandang Nusantara Patal Cilacap tahun 2004 sudah terkendali atau belum.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian yang dilakukan pada PT Industri
Sandang Nusantara Patal Cilacap adalah:
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan evaluasi
bagi perusahaan dalam mengendalikan anggaran biaya tenaga kerja
langsung dan diharapkan dapat membantu dalam pengambilan keputusan.
2. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pemahaman,
pengetahuan dan wawasan bagi peneliti.
3. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan bahan
referensi bagi mahasiswa lain dalam melakukan penelitian.
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, batasan masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini diuraikan tentang teori-teori yang digunakan sebagai dasar dan
acuan dalam penulisan skripsi ini. Diantaranya tentang pengendalian,
perencanaan, anggaran, prosedur penyusunan anggaran, penggunaan anggaran
dalam pengendalian dan perencanaan, prediksi penjualan, perencanaan
produksi, biaya dan biaya produksi, pengendalian biaya tenaga kerja langsung,
efisiensi biaya produksi dan biaya tenaga kerja langsung.
BAB III METODA PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu
penelitian, subyek dan obyek penelitian, data yang diperlukan, sumber data,
teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Dalam bab ini diuraikan hasil kunjungan dan penelitian ke perusahaan dalam
bentuk gambaran umum perusahaan yang meliputi sejarah dan perkembangan
perusahaan, tujuan didirikan perusahaan, lokasi perusahaan, struktur
organisasi, tugas, wewenang dan tanggung jawab, personalia, produksi, proses
produksi.
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi hasil dari data yang berhubungan dengan obyek
penelitian, dianalisis dan dibahas dengan dasar teknik analisis data yang
terdapat dalam BAB III dan dasar teori yang sudah dikemukakan pada BAB II.
BAB VI PENUTUP
Dalam bab ini berisi kesimpulan, saran dan keterbatasan penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengendalian
1. Pengertian Pengendalian
Perusahaan sangat memerlukan pengendalian biaya dalam
melaksanakan kegiatan usahanya dengan cermat agar biaya yang digunakan
efisien. Berikut beberapa pengertian mengenai pengendalian:
Pengendalian merupakan proses yang digunakan oleh manajemen
agar para pelaksana bekerja dengan efektif dan efisien dalam rangka
mencapai tujuan organisasi atau tujuan bagian organisasi yang telah
ditetapkan terlebih dahulu” (Supriyono, 1993: 8).
Pengendalian adalah proses untuk menerima kembali, menilai dan
selalu memonitor laporan- laporan apakah pelaksanaannya tidak menyimpang
dari tujuan yang sudah ditentukan (Supriyono, 1999: 8).
2. Tujuan Pengendalian
Menurut Supriyono (1993: 10), pengendalian bertujuan untuk
menjamin terrealisasinya tujuan-tujuan dari perencanaan. Pengendalian biaya
tenaga kerja langsung didasarkan atas pemikiran bahwa biaya-biaya nyata
atau realisasi dibandingkan dengan biaya-biaya yang dianggarkan, yaitu
menghubungkan apa yang telah terjadi dengan apa yang seharusnya terjadi.
Tujuan dilakukannya pengendalian biaya adalah mencegah terjadinya
pemborosan biaya sehingga efisiensi yang diharapkan dapat tercapai, untuk
menilai prestasi manajemen dalam melaksanakan fungsinya, mendorong
ditaatinya kebijakan yang telah ditetapkan, dan mengarahkan semua elemen
yang terkait dalam kegiatan operasi (Anthony, 1993: 4).
Dari tujuan di atas maka dapat dikatakan bahwa perusahaan bisa
melakukan efisiensi terhadap biaya tenaga kerja langsung dalam kegiatan
perusahaan. Langkah- langkah yang bisa ditempuh dalam melaksanakan
pengendalian biaya ini antara lain, dibuat suatu biaya standar, dibuat suatu
anggaran biaya, dan dibentuk suatu fungsi atau departemen pengawasan atau
pengendalian.
B. Perencanaan
1. Pengertian Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan tujuan-tujuan perusahaan dan
pemilihan tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan-
tujuan yang telah ditetapkan (Supriyanto, 1995: 4).
2. Jenis Perencanaan
Menurut Munandar (1989: 20), ada 2 perencanaan ditinjau dari segi
jangka waktu, yaitu:
a. Perencanaan proyek
Perencanaan proyek adalah proses pembuatan keputusan program-program
organisasi yang akan dilaksanakan serta penaksiran jumlah sumber yang
perlu dialokasikan untuk setiap program utama, biasanya lebih dari satu
tahun.
b. Perencanaan periodik
Perencanaan periodik adalah perencanaan kegiatan untuk periode waktu-
waktu tertentu, biasanya satu tahun atau satu periode akuntansi.
C. Anggaran
1. Pengertian Anggaran
Berikut beberapa pengertian mengenai anggaran untuk mempermudah
pembahasan berikutnya oleh beberapa penulis:
“Anggaran: merupakan rencana kegiatan di masa yang akan datang
dinyatakan secara kuantitatif, biasanya dalam satuan uang” (Gudono,
1993: 185).
“Anggaran: merupakan rencana manajemen dengan asumsi bahwa
langkah positif akan diambil oleh pelaksana anggaran untuk
merealisasikan rencana yang telah disusun” (Anthony, 1993: 44).
“Anggaran: suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang
meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit
( kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu
yang akan datang” (Munandar,1989: 1).
2. Manfaat Anggaran
Menurut Munandar (1989: 18), ada 5 manfaat anggaran, yaitu:
a. Anggaran memaksa manajemen menentukan tujuan perusahaan, baik
jangka pendek maupun jangka panjang.
b. Anggaran memaksa manajemen menganalisis masalah yang akan dihadapi
di masa yang akan datang.
c. Anggaran dapat digunakan sebagai alat koordinasi penggunaan sumber
daya yang dimiliki sehingga semua kegiatan berjalan dengan harmonis.
d. Anggaran merupakan alat komunikasi antar bagian dan antar tingkatan.
e. Anggaran memberikan dasar bagi pengukuran prestasi.
3. Prosedur Penyusunan Anggaran
Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atas
penyusunan anggaran serta pelaksanaan kegiatan anggaran lainnya, ada
ditangan pimpinan tertinggi perusahaan. Namun tugas menyiapkan dan
menyusun anggaran serta kegiatan-kegiatan anggaran lainnya tidak harus
ditangani sendiri oleh pimpinan tertinggi perusahaan, namun dapat
didelegasikan kepada bagian lain dalam perusahaan.
Adapun siapa atau bagian mana yang diserahi tugas mempersiapkan
dan menyusun angaran tersebut tergantung pada struktur organisasi dari
masing-masing perusahaan. Akan tetapi pada garis besarnya tugas
mempersiapkan dan menyusun anggaran ini dapat didelegasikan kepada
(Munandar, 1989: 17):
1. Bagian Administrasi
Bagian administrasi inilah terkumpul semua data dan informasi yang
meliputi seluruh kegiatan perusahaan, baik kegiatan dibidang pemasaran,
kegiatan dibidang produksi, kegiatan dibidang pembelanjaan maupun
kegiatan dibidang personalia.
2. Panitia Anggaran
Membentuk panitia anggaran ini apabila bagian administrasi atau lainnya
tidak dimungkinkan digunakan dengan alasan kegiatan-kegiatan
perusahaan cukup komplek, beraneka ragam dengan ruang lingkup yang
cukup luas. Tim penyusun anggaran ini biasanya diketuai oleh salah
seorang pimpinan perusahaan (misalnya Wakil Direktur) dengan
anggota-anggota diwakili bagian pemasaran, bagian produksi, bagian
pembelanjaan dan bagian personalia.
Anggaran merupakan alat yang baik untuk mengkoordinasikan semua
sumber daya perusahaan untuk mencapai target atau tujuan tertentu.
Anggaran juga merupakan alat untuk mengalihkan perhatian manjemen
(attention directing), karena anggaran membantu manajemen memusatkan
perhatian dan kegiatannya sendiri mungkin pada apa yang harus dicapai
dalam periode yang akan datang (Gudono, 1993: 185).
Dari segi prosedur penyusunannya anggaran tahunan digolongkan
menjadi 2 yaitu anggaran statis dan anggaran fleksibel. Anggaran statis
adalah anggaran yang penyusunannya hanya didasarkan pada estimasi satu
tingkatan yang sifatnya konstan yang akan dicapai oleh perusahaan dalam
periode tertentu yang akan datang. Sedangkan anggaran fleksibel adalah
anggaran yang penyusunannya didasarkan deret atau seri tingkatan kegiatan
yang mungkin dicapai perusahaan untuk periode tertentu yang akan datang
(Gudono, 1993: 190).
4. Anggaran Produksi
Anggaran produksi dalam arti yang luas berupa penjabaran dari rencana
penjualan menjadi rencana produksi. Dengan demikian kegiatan produksi
bukan merupakan aktivitas yang berdiri sendiri melainkan aktivitas
penunjang dari rencana penjualan. Karena itu jelas bahwa rencana produksi
yang demikian meliputi perencanaan tentang jumlah produksi, kebutuhan
persediaan, material, tenaga kerja dan kapasitas produksi. Sedangkan
anggaran produksi dalam arti sempit disebut juga jumlah yang harus
diproduksi, merupakan suatu perencanaan tingkat atau volume barang yang
harus diproduksi oleh perusahaan agar sesuai dengan volume atau tingkat
penjualan yang telah direncanakan (Adisaputro, 2003: 181).
Penyusunan anggaran produksi ini bertujuan untuk menunjang kegiatan
penjualan sehingga barang dapat disesuaikan dengan rencana yang
ditetapkan, menjaga tingkat persediaan yang memadai, artinya tingkat
persediaan yang tidak terlalu besar atau tidak terlalu kecil (Adisaputro, 2003:
183).
Prinsip manajemen produksi mengatakan bahwa tingkat persediaan
yang terlalu besar mengakibatkan meningkatnya biaya-biaya dan resiko yang
menjadi beban perusahaan. Sebaliknya tingkat persediaan yang terlalu kecil
mengakibatkan kekurangan persediaan, misalnya: kekurangan persediaan
bahan mentah mengakibatkan gangguan pada produksi, sedangkan
kekurangan barang jadi mengakibatkan banyak pelanggan kecewa dan
hilangnya peluang memperoleh keuntungan, dan mengatur produksi
sedemikian rupa sehingga biaya-biaya yang akan dikeluarkan akan
seminimal mungkin (Adisaputro, 2003: 183).
Anggaran produksi mempunyai kegunaan, antara lain: sebagai
pedoman kerja, sebagai alat koordinasi kerja, dan sebagai alat pengendalian
kerja. Anggaran ini membantu manajemen dalam memimpin jalannya
perusahaan, agar suatu anggaran dapat berfungsi dengan baik maka taksiran-
taksiran yang termuat dalam anggaran harus cukup akurat sehingga tidak
jauh menyimpang dari realisasinya (Adisaputro, 2003: 183).
Setiap perusahaan tentunya mengeluarkan biaya untuk keperluan
tenaga kerja yang merupakan salah satu faktor utama. Meskipun perusahan
telah menggunakan mesin-mesin canggih dalam produksinya. Mesin yang
bekerja dalam produksi perusahaan perlu ditangani oleh tenaga manusia,
bagaimana baiknya kondisi dan canggihnya mesin tersebut.
Biaya tenaga kerja adalah semua balas jasa yang diberikan oleh
perusahaan kepada semua karyawan (Supriyono, 1999: 457). Tenaga kerja
yang digunakan dalam perusahaan juga dikelompokkan menjadi dua, yaitu
tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja
langsung merupakan tenaga kerja yang langsung menangani kegiatan-
kegiatan proses produksi, sedangkan tenaga kerja tidak langsung tidak ada
hubungan langsung dengan proses produksi. Anggaran tenaga kerja langsung
disusun dari anggaran produksi (Ahyari, 1989: 314).
Anggaran tenaga kerja langsung meliputi taksiran kebutuhan tenaga
kerja yang diperlukan untuk memproduksi jenis dan jumlah produk yang
direncanakan dengan anggaran produksi tersebut. Bagi perusahaan yang
menghasilkan lebih dari satu produk maka anggaran tenaga kerja langsung
harus dipisahkan dan diperinci sesuai jenis produknya (Ahyari, 1989: 315).
Penyusunan anggaran tenaga kerja langsung yang baik akan memberi
banyak manfaat bagi perusahaan seperti dikemukakan oleh beberapa penulis,
adapun manfaat disusunnya anggaran tenaga kerja langsung menurut
Marwan Asri (1980: 27) adalah sebagai berikut:
a. Penggunaan tenaga kerja secara lebih efisien karena rencana yang
matang.
b. Pengeluaran biaya tenaga kerja langsung dapat direncanakan dan diatur
secara efisien.
c. Harga pokok barang dapat dihitung secara tepat.
d. Dipakai sebagai alat pengawas biaya tenaga kerja.
Secara umum rumus untuk menghitung anggaran biaya tenaga kerja
langsung adalah (Supriyono, 1989: 119).
Anggaran produksi dalam unit XXX
Jam kerja langsung per unit XXXx
Total jam kerja langsung yang diperlukan XXX
Tarif upah per jam kerja langsung XXXx
Total anggaran tenaga kerja langsung XXX
Untuk memperhitungkan besarnya biaya tenaga kerja langsung dalam
suatu perusahaan, tentunya harus diketahui terlebih dahulu berapa besarnya
jumlah jam kerja tenaga kerja langsung tersebut. Tanpa mengetahui besarnya
jam kerja tenaga kerja langsung yang direncanakan dalam suatu perusahaan,
maka manajemen perusahaan tidak akan dapat menghitung besarnya jumlah
biaya tenaga kerja langsung yang akan diperhitungkan dalam satu tahun
anggaran. Jam kerja tenaga kerja langsung ini akan dijadikan salah satu dasar
utama perhitungan biaya tenaga kerja langsung untuk memproduksi produk
perusahaan (Ahyari, 1989: 315).
Metode yang paling umum digunakan untuk menghitung berapa
besarnya jumlah jam kerja tenaga kerja langsung yang akan direncanakan
dalam suatu tahun anggaran adalah dengan mengalikan jumlah unit yang
akan diproduksi dengan standar waktu yang ditetapkan untuk menyelesaikan
suatu unit produk. Jumlah unit yang akan diproduksi pada satu tahun
anggaran ini akan dapat diperoleh dari anggaran produksi yang telah disusun,
sementara standar waktu penyelesaian produk akan ditetapkan oleh
manjemen perusahaan yang bersangkutan berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan tertentu (Ahyari, 1989: 316).
Untuk menyusun anggaran tenaga kerja langsung dalam perusahaan,
mengetahui besarnya jam kerja dari tenaga kerja langsung saja belum cukup.
Disamping itu juga besarnya tarif upah tenaga kerja langsung perlu pula
diketahui. Tarif upah ini sangat penting karena akan menyangkut dua pihak,
yakni perusahaan yang akan dipergunakan sebagai dasar perhitungan biaya
produksi serta karyawan langsung karena menyangkut kepentingannya
(Ahyari, 1989: 326).
Penentuan tarif upah tenaga kerja langsung dilakukan manajemen
perusahaan dengan cara atau berdasarkan salah satu dari dua sistem upah,
yakni sistem upah menurut unit waktu dan sistem upah menurut unit produk.
Apabila perusahaan menerapkan system upah menurut waktu, maka besarnya
upah yang akan diterima oleh para karyawan akan tergantung pada banyak
atau sedikitnya jumlah jam kerja yang akan dilaksanakan dalam satu periode.
Sedangkan perusahaan yang menerapkan sistem upah per produk, besar
kecilnya pendapatan karyawan langsung akan tergantung pada jumlah unit
produk (Ahyari, 1989: 327).
D. Penggunaan Anggaran dalam Perencanaan dan Pengendalian
Langkah pertama dalam perencanaan adalah menentukan tujuan yang
akan dicapai, dari sini perusahaan harus bisa mengetahui berapa kira-kira
return on investment, tingkat pertumbuhan, bentuk pasar yang akan dihadapi
dan bagaimana perusahaan dapat menghasilkan suatu produk jenis baru.
Setelah tujuan dasar ditentukan, strategi dan kebijaksanaan harus dirumuskan
dan dituangkan ke dalam anggaran periodik agar dapat dinilai dan ditinjau
kembali kemajuan yang telah dicapai, apakah sudah sesuai dengan tujuan
yang diinginkan atau belum. Bila belum maka perlu diadakan revisi atau
perbaikan terhadap rencana dan tujuan (Supriyono, 1989: 91)
Pengendalian pada dasarnya adalah membandingkan rencana dengan
pelaksanaan sehingga dapat ditentukan penyimpangan yang timbul.
Seringkali istilah perencanaan dan pengendalian dicampuradukkan dan
seringkali kedua istilah tersebut digunakan untuk maksud yang sama.
Sesungguhnya antara perencanaan dan pengendalian mempunyai dua konsep
yaitu (Supriyono,1989: 93)
1. Perencanaan berhubungan dengan pengembangan tujuan masa depan dan
penyusunan berbagai anggaran untuk mencapai tujuan tersebut,
sedangkan pengendalian berhubungan dengan langkah- langkah yang
dilaksanakan oleh manajemen untuk menjamin bahwa semua bagian
dalam organisasi berfungsi secara konsisten dengan kebijaksanaan
organisasi
2. Agar dapat efektif, sistem anggaran yang baik harus dihubungkan dengan
perencanaan dan pengendalian, perencanaan yang baik tanpa
pengendalian yang efektif berakibat memboroskan dana dan waktu.
Sebaliknya, tanpa perencanaan tidak dapat dilakukan pengendalian
kearah tujuan yang ingin dicapai.
E. Prediksi Penjualan
1. Pengertian Prediksi Penjualan
Perusahaan yang baik tentunya akan membuat prediksi penjualan
sebelum menyusun rencana produksi. Dengan prediksi penjualan yang teliti
dan cermat akan dapat digunakan untuk menentukan jumlah barang yang
akan diproduksi.
Berikut beberapa pengertian prediksi penjualan:
“Prediksi adalah merupakan ramalan mengenai apa yang mungkin
terjadi, tanpa ada usaha dari peramal untuk mempengaruhi apa yang
terjadi agar sesuai dengan ramalan” (Anthony, 1993: 44).
“Prediksi penjualan adalah merupakan suatu usaha untuk
memperkirakan tingkat penjualan yang akan dicapai perusahaan pada
waktu yang akan datang” (Asri, 1980: 2).
“Prediksi penjualan adalah merupakan proyeksi tentang permintaan
dari pelanggan potensial di waktu yang akan datang dengan
menggunakan asumsi-asumsi”(Supriyanto, 1995: 66).
2. Jenis Prediksi Penjualan
Prediksi penjualan disusun untuk waktu yang akan datang,
berdasarkan jangka waktunya, prediksi penjualan dikelompokkan menjadi
dua, yaitu (Adikoesoemah, 1993: 75):
1. Prediksi penjualan jangka panjang (prediksi strategis) yang merupakan
pemikiran tentang penjualan yang dihasilkan suatu perusahaan selama
lebih dari satu tahun, biasanya sampai lima tahun yang akan datang.
2. Prediksi penjualan jangka pendek (prediksi taktis) mencakup perkiraan
tentang penjualan produk yang akan dihasilkan dalam jangka waktu
satu periode, biasanya satu tahun atau kurang.
Prediksi penjualan jangka panjang merupakan prediksi posisi umum
perusahaan pada tahun-tahun mendatang didunia bisnis. Sedangkan
Prediksi penjualan jangka pendek merupakan perkiraan yang lebih rinci
dari prediksi penjualan jangka panjang untuk mempermudah
merealisasikan prediksi penjualan jangka panjang.
3. Perhitungan Prediksi Penjualan
Perhitungan mengenai prediksi penjualan, banyak metode yang
digunakan, yang paling sering digunakan dalam perusahaan adalah metode
least squares (Ahyari, 1989: 157). Metode least squares menggunakan
persamaan berikut ini:
Y’ = a + bX Keterangan :
Y = Variabel penjualan yang diprediksikan
a = Konstanta yang menunjukkan besarnya Y dan X sama dengan 0
b = Variabelitas per X, yang menunjukkan besarnya perubahan nilai Y
X = Unit waktu
n = Banyaknya tahun (data) realisasi penjualan
Dimana : ∑Y
a =
n ∑XY b = ∑X2
F. Perencanaan Produksi
1. Pengertian Perencanaan Produksi
Perencanaan berarti menentukan tujuan dan cara pencapaian tujuan
tersebut. Pada berbagai tingkatan dalam organisasi dan untuk jangka waktu
yang panjang atau pendek (Munandar, 1989: 20). Sedangkan produksi
adalah merupakan pengubahan dari bahan atau sumber-sumber menjadi
hasil yang diinginkan oleh konsumen yang berupa barang atau jasa
(Mulyadi, 1993: 14).
2. Tujuan Perencanaan Produksi
Menurut Mulyadi (1993: 14) ada beberapa tujuan dilakukannya
perencanaan produksi, yaitu:
a. Mengatur produksi sehingga biaya-biaya produksi dapat seminimal
mungkin.
b. Menunjang kegiatan penjualan sehingga barang dapat disediakan sesuai
dengan rencana.
c. Menunjang tingkat persediaan yang memadai.
d. Dapat digunakan sebagai penyusunan anggaran tenaga kerja langsung
dan anggaran lainnya.
3 Jenis Perencanaan Produksi
Menurut Mulyadi (1993: 15), ada 2 jenis perencanaan produksi,
yaitu:
a. Perencanaan produksi jangka panjang
Perencanaan produksi jangka panjang, yaitu kegiatan produksi lebih
dari satu tahun atau biasanya lima tahun mendatang.
b. Perencanaan produksi jangka pendek
Perencanaan produksi jangka pendek yaitu penentuan produksi yang
dilakukan dalam jangka waktu kurang dari satu tahun atau biasanya
kwartalan atau triwulanan.
G. Biaya dan Biaya Produksi
1. Pengertian Biaya dan Biaya produksi
Biaya merupakan faktor yang penting bagi perusahaan, menurut
Mulyadi (1993: 8) pengertian biaya ada dua, yaitu:
a. Dalam arti luas, biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang
diukur dalam satuan uang yang telah atau kemungkinan terjadi untuk
mencapai tujuan tertentu
b. Dalam arti sempit, biaya adalah bagian dari harga pokok yang
dikorbankan dalam usaha memperoleh penghasilan, sedangkan harga
pokok perolehan atau harga beli aktiva yang ditunda pembebanannya
atau belum dimanfaatkan dalam hubungannya dengan realisasi
penghasilan.
Menurut Mulyadi (1993: 14) biaya produksi adalah biaya-biaya yang
terjadi dalam hubungannya dengan proses pengolahan bahan baku menjadi
produk jadi.
2. Jenis Biaya dan Biaya Produksi
Menurut Supriyono (1999: 18), ada 6 jenis biaya, yaitu:
a. Menurut fungsi pokok dari kegiatan perusahaan:
1) Fungsi produksi, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan
pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang siap untuk
dijual.
2) Fungsi pemasaran, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan
penjualan produk selesai yang siap dijual.
3) Fungsi administrasi dan umum, adalah fungsi yang berhubungan
dengan kegiatan penentuan kebijaksanaan, pengarahan, dan
pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan.
4) Fungsi keuangan, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan
keuangan atau penyediaan dana yang diperlukan perusahaan.
b. Menurut periode akuntansi dimana biaya akan dibebankan:
1) Pengeluaran modal, yaitu pengeluaran aktiva yang dapat
memberikan manfaat pada beberapa periode akuntansi atau periode
akuntansi yang akan datang.
2) Pengeluaran penghasilan, pengeluaran yang akan memberikan
manfaat hanya pada periode akuntansi di mana pengeluaran terjadi.
c. Menurut tendensi perubahannya terhadap aktivitas / kegiatan /volume:
1) Biaya tetap, yaitu biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak
dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai
dengan tingkatan tertentu.
2) Biaya variabel, yaitu biaya yang jumlah totalnya akan berubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
3) Biaya semi variabel, yaitu biaya yang jumlah totalnya akan berubah
sesuai dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat
perubahannya tidak sebanding.
d. Menurut obyek atau pusat biaya yang dibiayai:
1) Biaya langsung, adalah biaya yang terjadinya atau manfaatnya
dapat diidentifikasikan kepada obyek atau pusat biaya tertentu.
2) Biaya tidak langsung, adalah biaya yang terjadinya atau manfaatnya
tidak dapat diidentifikasikan kepada obyek atau pusat biaya
tertentu, atau biaya yang manfaatnya dinikmati oleh beberapa
obyek atau pusat biaya.
e. Menurut tujuan pengambilan keputusan:
1) Biaya relevan, adalah biaya yang akan mempengaruhi pengambilan
keputusan, oleh karena itu biaya tersebut harus diperhitungkan
kembali didalam pengambilan keputusan.
2) Biaya tidak relevan, adalah biaya yang tidak mempengaruhi
pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya tersebut tidak perlu
diperhitungkan kembali didalam proses pengambilan keputusan.
f. Menurut tujuan pengendalian biaya
1) Biaya terkendalikan, adalah biaya yang secara langsung dapat
dipengaruhi oleh seorang pimpinan tertentu dalam jangka waktu
tertentu.
2) Biaya tidak terkendalikan, adalah biaya yang tidak dapat
dipengaruhi oleh seorang pimpinan tertentu dalam jangka waktu
tertentu.
Menurut Supriyono (1999: 19), ada 3 jenis biaya produksi, yaitu:
a. Biaya bahan baku langsung, merupakan semua bahan yang membentuk
suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dari barang jadi, yang secara
langsung dapat diperhitungkan ke dalam harga pokok barang jadi.
b. Biaya tenaga kerja langsung, merupakan biaya dari tenaga kerja yang
dapat diidentifikasi secara langsung terhadap produk tersebut.
c. Biaya Overhead Pabrik, adalah biaya produksi selain biaya bahan baku
langsung dan biaya tenaga kerja langsung yang tidak dapat dibebankan
secara langsung kedalam suatu unit pekerjaan atau hasil produksi
tertentu.
H. Pengendalian Biaya Tenaga Kerja Langsung
Akuntansi dan pengendalian biaya tenaga kerja makin lama makin
menjadi penting. Biaya tenaga kerja pada umumnya telah meningkat,
besarnya sebagian hasil dari penjualan yang diterima oleh karyawan sebagai
upah telah meningkat. Oleh karena itu, biaya tenaga kerja menjadi suatu
faktor yang lebih penting (Supriyono, 1993:81).
Pengendalian biaya tenaga kerja yang efektif adalah pengembangan
dan pemeliharaan suatu sikap bekerja sama diantara karyawan dan pimpinan.
Disamping itu dilihat dari segi akuntansi, pengendalian biaya tenaga kerja
berkisar pada pengukuran dan pelaksanaan yang sebenarnya terhadap suatu
tolak ukur atau standar dan mengadakan tindak lanjut terhadap alasan-alasan
terjadinya penyimpangan dari standar ini (Supriyono, 1993: 83).
Dalam pengendalian biaya tenaga kerja langsung, seperti juga dengan
kebanyakan biaya produksi, tanggung jawab terakhir terletak pada atasan
langsung. Maka, pada golongan atasan ini harus diberikan bantuan dalam
mengukur pelaksanaan dan harus dilaksanakan berbagai fungsi penetapan
kebijaksanaan atau pembatasan-pembatasan. Disini terlihat tugas-tugas
utama dari departemen controller. Diantara cara yang boleh digunakan oleh
pimpinan akuntansi untuk bagiannya dalam pengendalian biaya tenaga kerja,
adalah sebagai berikut (Supriyono, 1993: 84):
1. Menetapkan prosedur-prosedur untuk membatasi banyaknya pegawai
yang dimasukkan dalam daftar upah sampai sejumlah material yang
diperlukan untuk rencana produksi.
2. Menyediakan informasi pra-perencanaan yang akan digunakan dalam
menetapkan standar regu kerja dengan menghitung standar jam kerja
yang diperlukan untuk program produksi.
3. Melaporkan per jam, per hari, atau per minggu pelaksanaan buruh yang
sebenarnya dibandingkan dengan standar.
4. Menetapkan prosedur-prosedur untuk pendistribusian yang cermat dari
biaya buruh yang sebenarnya.
5. Menyediakan data tentang pelaksanaan masa yang lalu dalam
hubungannya dengan penetapan standar-standar.
6. Memelihara catatan-catatan yang cukup tentang standar-standar tenaga
kerja dan bersiap-siap terhadap revisi-revisi yang perlu.
7. Menyediakan laporan data tambahan mengenai tenaga kerja, seperti jam
dan biaya premi lembur, biaya-biaya kontrak, jam rata-rata per minggu,
dan sebagainya.
I. Efisiensi Biaya Produksi dan Biaya Tenaga Kerja Langsung
1. Efisiensi Biaya Produksi
Berikut pengertian mengenai efisiensi :
“Efisiensi: merupakan rasio pembanding antara keluaran (output)
terhadap masukan (input) atau jumlah keluaran per unit dibandingkan
dengan masukan” (Halim, 2003: 72).
Dengan kata lain efisiensi merupakan perbandingan antara keluaran
dan masukan atau dihasilkan dari suatu input yang digunakan, jumlah
keluaran yang digunakan (Halim, 2003: 72).
Efisiensi biaya produksi merupakan penekanan biaya dalam
menghasilkan produk atau biaya produksi dapat dipertimbangkan
penggunaannya pada hal yang paling menguntungkan. Efisiensi biaya
produksi ini mempunyai kaitan dengan harga jual produk (Supriyono,
1993: 95).
Dengan ditekannya biaya produksi ini menguntungkan bagi
perusahaan sebab dapat menetapkan harga jual yang rendah, sehingga
dapat bersaing dengan perusahaan lain dan dapat menguasai pasar yang
ada. Dengan demikian efisiensi mencegah terjadinya biaya yang berlebihan
yang merupakan pemborosan yang seharusnya tidak terjadi (Supriyono,
1993: 95).
2. Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung akan mengakibatkan penekanan-
penekanan biaya yang merupakan salah satu unsur dari harga pokok
produksi. Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan efisiensi biaya
tenaga kerja langsung adalah agar dalam pengunaan dan pengeluaran biaya
tenaga kerja langsung lebih efisien (Supriyono, 1993: 96).
Untuk menghasilkan efisiensi dalm produksi, karyawan harus bekerja
sesuai dengan rencana, sistem, dan metoda yang telah ditetapkan.
Meningkatkan efisiensi, perusahaan biasanya menggunakan sebagian
modalnya yang tersisa untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat.
Keinginan dari pemilik dan karyawan agar perusahaan seefisien mungkin
sehingga keuntungan maksimal (Supriyono, 1993: 96).
Penekanan biaya tenaga kerja langsung akan mengakibatkan harga
pokok produk yang rendah akan dapat bersaing dan akhirnya dapat
menguasai pasar. Dengan demikian efisiensi biaya tenaga kerja langsung
dapat mengurangi biaya tenaga kerja langsung yang berlebihan (Supriyono,
1993: 96).
Untuk menganalisis Upah tenaga kerja langsung dapat dihitung
dengan rumus (Supriyono, 1993: 106):
Upah tenaga kerja langsung dianggarkan XXX
Upah tenaga kerja langsung realisasi XXX
Selisih upah XXX
Kemudian selisih tersebut dianlisis dengan dua cara, yaitu:
a. Selisih Tarif Upah Langsung (STUL)
Selisih Tarif Upah Langsung timbul karena perusahaan telah
membayar upah langsung dengan tarif lebih tinggi atau lebih rendah
dibandingkan dengan upah langsung standar. Secara sistematis Selisih
Tarif Upah Langsung (Supriyono, 1993: 107) dapat dinyatakan dengan
rumus:
STUL = (Ts – Tst)) X JS
Dimana:
Ts = Tarif upah sesungguhnya
Tst = Tarif upah standar
JS = Jam Sesungguhnya
b. Selisih Efisiensi Upah Langsung (STUL)
Selisih Efisiensi Upah langsung adalah selisih biaya yang disebabkan
oleh adanya perbedaan antara jam kerja sesungguhnya yang dipakai
dengan jam kerja standar atau selisih yang timbul karena telah
menggunakan waktu kerja yang lebih besar atau lebih kecil dibandingkan
waktu standar. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut
(Supriyono, 1993: 108 ):
SEUL = (JS – Jst)) X Tst
Dimana :
JS = Jam sesungguhnya
Jst = Jam standar
Tst = Tarif upah standar
Setelah didapatkannya selisih, kemudian dihitung total selisih untuk
menilai terkendali atau tidak biaya tenaga kerja langsung. Total selisih
diperoleh dari hasil penjumlahan selisih tariff upah langsung (STUL) dan
selisih efisiensi upah langsung (SEUL).
Untuk menilai terkendali atau tidak biaya tenaga kerja langsung digunakan
grafik pengendali x dan R. dengan mencari BPA (Batas Pengendali Atas)
/UCL (Upper Control Limit) dan BPB (Batas Pengendali Bawah)/ LCL (Lower
Control Limit). Rumus untuk menghitung UCL dan LCL sebagai berikut
(Montgomery, 1985: 209):
x = n
xxxx n++++ ...321
R =m
RRRR m++++ ...321
R = XmaX – Rmin
x = n
xxxx n++++ ...321
UCL = x + A 2 R
LCL = x - A 2 R
Keterangan :
X = Rata-rata data
R = Rentang X1, X2, X3,…, Xn
A2 = Konstanta
Setelah diketahui UCL dan LCL dibuat grafik pengendali x .
(Montgomery,1985: 121)
Jika total selisih berada diantara garis UCL dan LCL maka selisih
biaya tenaga kerja langsung dikatakan terkendali, tetapi jika total selisih
berada diluar garis UCL dan LCL selisih biaya tenaga kerja langsung
dikatakan tidak terkendali (Montgomery,1985: 123).
Selisih efisiensi upah langsung disebabkan oleh (Supriyono,
1993:109):
a. Tenaga kerja kurang terdidik dengan baik.
b. Bahan baku berkualitas kurang baik, sehingga dalam pengolahannya
memerlukan banyak jam kerja.
c. Kesalahan mesin, sehingga mengakibatkan gangguan dan terlambatnya
pekerjaan.
d. Kurang baiknya penyedia tenaga kerja.
Selisih tarif upah dapat terjadi karena (Supriyono, 1993: 110):
a. Telah digunakannya tenaga kerja langsung dengan tarif upah berbeda
dengan standar pekerjaan tertentu.
b. Telah dibayar upah dengan tarif lebih besar atau lebih kecil
dibandingkan dengan tarif standar.
c. Adanya kenaikan atau penurunan pangkat karyawan yang
mengakibatkan perubahan tarif upah.
d. Karyawan yang baru diterima tidak dibayar sesuai dengan tarif standar.
BAB III
METODA PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipilih disini adalah studi kasus yaitu penelitian yang
dilakukan terhadap obyek tertentu sehingga kesimpulan yang akan diambil
kemudian hanya akan berlaku pada obyek yang diteliti.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian dilakukan pada PT. Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap
2. Waktu penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-september 2005
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek penelitian
a. Kepala Bagian Penjualan
b. Kepala Bagian Akuntansi
c. Kepala Bagian Personalia
d. Kepala Bagian Produksi
2. Obyek penelitian
Obyek penelitian ini adalah mengenai selisih biaya tenaga kerja langsung
realisasi dengan biaya tenaga kerja langsung yang dianggarkan
perusahaan tahun 2004.
D. Data yang Dicari
1. Gambaran umum perusahaan yaitu struktur keseluruhan dan struktur
organisasi produksi
2. Metode penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung perusahaan
3. Data realisasi penjualan
4. Volume produksi
5. Persediaan awal barang jadi
6. Persediaan akhir barang jadi
7. Jumlah tenaga kerja langsung per bagian produksi
8. Tarif upah yang dianggarakan
9. Tarif upah sesungguhnya
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Merupakan teknik pengumpulan data atau informasi dengan cara tanya
jawab secara langsung untuk memperoleh informasi data mengenai
gambaran umum perusahaan, proses produksi dan struktur organisasi.
2. Observasi
Merupakan teknik pengumpulan data dengan pengamatan secara
langsung pada obyek penelitian. Tujuannya agar penulis memperoleh
data yang jelas tentang proses biaya produksi terutama biaya tenaga kerja
langsung.
3. Dokumentasi
Merupakan teknik pengumpulan data dengan melalui catatan-catatan
perusahaan dengan masalah yang diteliti. Data yang akan dicari antara
lain biaya produksi, volume produksi, dan laporan biaya produksi.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini dengan
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Untuk menjawab permasalahan pertama, prosedur yang digunakan
adalah:
a. Mendeskripsikan penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung
pada PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap.
b. Penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung menurut kajian
teori, dengan cara sebagai berikut:
1) Prediksi penjualan
Perhitungan mengenai prediksi penjualan (ramalan Penjualan)
menggunakan metode least squares dengan menggunakan rumus
persamaan trend.
Y’ = a + bX
Dimana:
∑Y a =
n
∑XY b =
∑X2
Keterangan:
Y = Variabel penjualan yang diprediksikan
a = Konstanta yang menunjukkan besarnya Y jika X sama
dengan 0
b = Variabel per X, yang menunjukkan besarnya perubahan
nilai Y
X = Unit waktu
n = Banyaknya tahun (data) realisasi penjualan
Metode least squares ini dipilih karena dalam penyusunan hasil
dapat dipercaya dan perhitungannya rela tive mudah serta metode ini
paling banyak digunakan di perusahaan (Ahyari, 1989: 157).
Selanjutnya adalah membuat indeks musim.
2) Rencana produksi
Data-data yang diperlukan dalam menyusun rencana produksi
adalah data tingkat persediaan awal dan data tingkat persediaan
akhir dari masing-masing jenis produk. Rencana produksi dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:
Rencana penjualan XXX
Persediaan akhir XXX+
Kebutuhan XXX
Persediaan awal XXX-
Rencana produksi XXX
3) Menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung
Anggaran biaya tenaga kerja langsung yang digunakan adalah
anggaran fleksibel, yaitu anggaran yang penyusunannya didasarkan
deret atau seri tingkatan kegiatan yang mungkin dicapai perusahaan
untuk periode tertentu yang akan datang. Data yang diperlukan
untuk menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung adalah
anggaran produksi, anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran
jam kerja tenaga kerja langsung, anggaran tarif upah tenaga kerja
langsung yang dihasilkan oleh perusahaan, Anggaran biaya tenaga
kerja langsung (BTKL) disusun dengan menggunakan rumus:
Anggaran produksi dalam unit XXX
Jam kerja langsung per unit XXXx
Total jam kerja langsung yang diperlukan XXX
Tarif upah per jam kerja langsung XXXx
Total anggaran tenaga kerja langsung XXX
c. Membandingkan penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung
yang dilakukan PT X dengan penyusunan anggaran biaya tenaga
kerja langsung menurut teori.
d. Menarik kesimpulan untuk penyusunan anggaran biaya tenaga kerja
langsung pada PT X sudah sesuai menurut teori atau belum.
Penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung pada PT X
dikatakan sesuai bila mengikuti langkah-langkah atau penyusunan
anggaran biaya tenaga kerja langsung menurut teori, yaitu membuat
prediksi penjualan, membuat rencana produksi, dan menyusun
anggaran biaya tenaga kerja langsung.
2. Untuk menjawab masalah kedua, prosedur yang digunakan adalah:
a. Mendeskripsikan data-data perusahaan yang digunakan dalam
menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung.
b. Menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung yang dilakukan oleh
perusahaan, dalam hal ini departemen keuangan atas wewenang direksi
keuangan.
c. Mendeskripsikan data-data realisasi biaya tenaga kerja langsung yang
dikeluarkan perusahaan.
d. Membandingkan anggaran biaya tenaga kerja langsung dengan
realisasinya.
e. Melakukan analisis selisih, jika terjadi perbedaan antara anggaran biaya
tenaga kerja langsung dengan realisasinya untuk mengetahui penyebab
selisih yang timbul. Menghitung selisih biaya tenaga kerja langsung
dengan rumus:
Upah tenaga kerja langsung dianggarkan Rp XXX
Upah tenaga kerja langsung realisasi Rp XXX –
Selisih upah Rp XXX
Kemudian selisih tersebut dianalisis dengan menggunakan dua cara,
yaitu:
1) Selisih Tarif Upah Langsung ( STUL)
Secara sistematis, selisih tarif upah langsung dapat dinyatakan
dengan rumus sebagai berikut:
STUL = (Ts – Tst)) X JS
Dimana, Tst : Tarif upah standar
Ts : Tarif sesungguhnya
JS : Jam Sesungguhnya
Jika, Ts < Tst, maka selisih upah menguntungkan
Ts > Tst, maka selisih upah tidak menguntungkan
2) Selisih Efisiensi Upah Langsung ( SEUL)
Secara sistematis selisih efisiensi upah langsung dapat dinyatakan
dengan rumus sebagai berikut:
SEUL = (JS – Jst)) X Tst
Dimana, JS : Jam sesungguhnya
JSt : Jam standar
Tst : Tarif upah standar
Jika, JS > JSt maka selisih efisiensi upah langsung tidak
menguntungkan.
JS < JSt maka selisih efisiensi upah langsung
menguntungkan
f. Setelah didapatkan selisih, kemudian dihitung total selisih untuk
menilai terkendali atau tidak biaya tenaga kerja langsung. Total selisih
diperoleh dari hasil penjumlahan STUL dan SEUL.
g. Untuk menilai terkendali atau tidak biaya tenaga kerja langsung
digunaka grafik pengendali x dan R. dengan mencari BPA (Batas
Pengendali Atas)/ UCL (Upper Control Limit) dan BPB (Batas
Pengendali Bawah)/ LCL (Lower Control Limit). Rumus untuk
menghitung UCL dan LCL sebagai berikut (Montgomery, 1985: 209):
x = n
xxxx n++++ ...321
R =m
RRRR m++++ ...321
R = XmaX – Rmin
x = n
xxxx n++++ ...321
UCL = x + A 2 R
LCL = x - A 2 R
Keterangan:
X = Rata-rata data
R = Rentang X1, X2, X3,…, Xn
A2 = Konstanta
Setelah diketahui UCL dan LCL dibuat grafik pengendali x .
(Montgomery,1985: 209)
Jika total selisih berada diantara garis UCL dan LCL maka selisih biaya
tenaga kerja langsung dikatakan terkendali, tetapi jika total selisih berada diluar
garis UCL dan LCL selisih biaya tenaga kerja langsung dikatakan tidak terkendali.
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
Dalam rangka menggerakkan usaha swasembada sandang, maka pada tahun
1961 pemerintah Republik Indonesia memprakarsai dibangunnya pabrik-pabrik
pemintalan dan pertenunan di sebagian besar wilayah Indonesia. Salah satunya
adalah pembangunan pabrik pemintalan (Patal) Cilacap. Pembangunan fisik Patal
Cilacap dimulai pada tahun 1964 di atas tanah seluas 166.900 m2 atas bantuan
kredit dari pemerintah Inggris. Peresmian pabriknya dilakukan oleh Menteri
Perindustrian RI, Brigjen Ashari, pada tanggal 10 Februari 1964. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah RI No. 7 tahun 1964, Patal Cilacap ditetapkan sebagai salah
satu unit produksi dari PT. Industri Sandang Nusantara yang berpusat di Surabaya.
Sejak dimulainya produksi sampai dengan pertengahan tahun 1969, kapasitas
produksi yang terpakai hanya sebesar 80% dari kapasitas produksi sebesar 45.792
mata pintal. Hal ini disebabkan oleh langkanya bahan baku dan spare part mesin.
Tetapi sejak akhir tahun 1970 kapasitasnya telah terpakai sebesar 100%.
Dengan bertambahnya 15 set mesin Ring Zinzer dari Jerman dengan 1000
mata pintal per mesin, maka sejak tahun 1995 jumlah mata pintalnya menjadi
51.732 dengan total produksi ± 25.735 bal per tahun. Produk akhir berupa benang
tenun dengan berbagai ukuran, yaitu P 30/1, P 40/1, PC 30/1, PC 40/1, PC 45/1, PR
30/1, PR 40/1, CVC 30/1, CVC 40/1. Kode C berarti benang tersebut dibuat dari
bahan dasar cotton, kode R berarti benang diproduksi dengan bahan dasar rayon,
kode P berarti benang diproduksi dengan bahan dasar polyster, kode PC berarti
benang diproduksi dengan bahan campuran (polyster dan cotton), sedangkan kode
PR berarti benang diproduksi dengan bahan campuran (polyster dan rayon).
Dengan bertambahnya kapasitas mata pintal tersebut, maka pemakaian bahan baku
total menjadi 380 ton per bulan.
B. Lokasi Perusahaan
Lokasi perusahaan PT. Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap terletak di
jalan Kyai Kendil Wesi No. 1 Cilacap.
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT. Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap seperti
terlihat dalam gambar 4.1 adalah struktur organisasi garis/lini. Dalam bentuk
organisasi garis ini saluran perintahnya merupakan garis lurus dari pucuk pimpinan
sampai kepada karyawan. Jadi karyawan harus bertanggung jawab kepada
pimpinan atas tugas yang diberikan kepadanya.
Alasan PT. Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap menggunakan bentuk
organisasi garis karena organisasinya masih kecil, jumlah karyawan masih sedikit
dan saling kenal serta spesialisasi kerja masih belum begitu tinggi. Adapun
Struktur organisasi PT. Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap dapat dilihat
dalam gambar sebagai berikut :
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap
General
Bag. Kesehatan
Ur. Poliklinik
Seksi Listrikl
Seksi AC/ Bengkel
Ur. AC/ Comp./ Boiler
Ur. Bengkel
Seksi Quality Assurance
Bag. Teknik Bag prod.
Seksi Pembina Produksi
Ur. Adm. Produksi
Ur. Laboratorium
Seksi Maintenance
Ur. MTC Pre Spin.
Ur. MTC Spin Wind.
Ur. MTC Roll Shop
Seksi Pemintalan
Ur. Pelaks Pre Spin
Ur. Pelaks. Spin (4)
Ur. Pelaks. Winding
Seksi Pemasaran
Ur. Faktur & RO
Salesman
Seksi Person/Um
Ur. Adm. Personalia
Urusan Tata Usaha
Ur. Rumah Tangga
Urusan Keamanan
Seksi Logistik
Seksi Pengadaan
Urusan Gudang
Seksi Keuangan
Seksi Pembukuan
Ur. Veri fika si
Kasir
Urusan Pembuk.
Urusan APK
Bag. Keu & Umum Bag. Pemasaran
Adapun tugas dan wewenang masing-masing bagian dalam organisasi adalah
sebagai berikut :
1. General Manager yang dalam pelakasanaan tugasnya bertanggung jawab
kepada Direksi mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Melaksanakan kebijakan pokok perusahaan.
b. Mengamankan semua kekayaan, inventaris dan surat berharga milik
perusahaan.
c. Membina hubungan baik antar perusahaan, masyarakat dan pemerintah.
d. Bertindak sebagai penanggung jawab utama atas semua kegiatan dan usaha
untuk mencapai tujuan perusahaan.
2. Bagian Keuangan dan Umum adalah staf pelaksana yang dipimpin oleh
seorang Kepala Bagian Setingkat Penata yang dalam melaksanakan tugasnya
bertanggung jawab kepada Manajer. Bagian keuangan terdiri dari :
a. Seksi Pembukuan
b. Seksi Logistik
c. Seksi Verifikasi
d. Urusan Penjualan
e. Urusan pembelian
Tugas dari bagian keuangan adalah :
a. Menyelenggarakan pengadaan barang yang meliputi bahan baku, spare
parts, accessories, serta bahan penolong.
b. Menyelenggarakan penjualan barang yang meliputi hasil produksi, waste,
serta barang yang tidak terpakai.
c. Mengatur administrasi pergudangan yang terdiri dari bahan baku dan
barang jadi.
d. Melakukan pencatatan (pembukuan) kekayaan dan hutang perusahaan dan
membuat laporan keuangan.
e. Bersama-sama dengan seksi pembina produksi menghitung kebutuhan biaya
rutin seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang
dipergunakan dalam penentuan standar dan sebagai bahan dalam
penyusunan RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan).
f. Menyelenggarakan administrasi bagian keuangan.
g. Menyelenggarakan market research.
Dalam melaksanakan tugasnya, bagian keuangan dibantu oleh seksi personalia/
umum yang bertugas :
a. Merencanakan kebutuhan personil berdasarkan susunan organisasi
perusahaan.
b. Mengatur kegiatan pembinaan personil dan hubungan perburuhan.
c. Mengadakan analisa kerja dan evaluasi jabatan (job description) untuk
menentukan formasi kerja yang efektif.
d. Mengelola sistem dan mengatur penyelenggaraan penggajian, pemberian
jaminan sosial dan kesejahteraan karyawan.
e. Mengatur pelaksaan pemberhentian karyawan dan menyelesaikan hak-hak
serta kewajiban nya sesuai dengan peraturan yang berlaku
f. Melakukan analisa secara berkala atas pelaksanaan tugas Bidang Umum.
3. Bagian Produksi / Teknik terdiri dari :
a. Seksi Pembina Produksi
b. Seksi Maintenance
c. Seksi Pelaksana Produksi
d. Seksi AC/Bengkel
e. Seksi Listrik
Bagian Produksi /Teknik mempunyai tugas :
a. Mengatur dan melaksanakan proses produksi dari bahan baku menjadi
barang jadi sesuai order produksi.
b. Mengatur dan merawat mesin-mesin produksi sehingga mesin-mesin
produksi selalu dalam keadaan standar untuk operasi.
c. Menyiapkan spin plan.
d. Membuat rencana kebutuhan bahan baku, bahan penolong, spare part dan
alat-alat serta bahan lainnya yang berhubungan dengan tugasnya.
e. Melakukan analisa secara berkala atas pelaksanaan spin plan serta
pemakaian bahan baku, bahan penolong dan spare part.
f. Menghitung kebutuhan biaya rutin seperti biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung yang dipergunakan dalam kegiatan produksi untuk
menentukan standar biaya dan dalam rangka penyusunan RKAP (Rencana
Kerja dan Anggaran Perusahaan).
g. Mengumpulkan data mengenai kebutuhan biaya rutin pada bagian produksi.
h. Mengambil langkah- langkah yang diperlukan bila terjadi penyimpangan
dari standar yang telah ditetapkan.
i. Memberikan rekomendasi atas barang yang akan dipergunakan untuk
keperluan produksi/teknik.
j. Menyelenggarakan administrasi bagian produksi/teknik.
k. Bertanggung jawab atas keamanan dan ketertiban barang-barang dan
peralatan yang berada di bagian produksi/teknik.
l. Merencanakan, mengatur, dan mengawasi agar produksi berjalan seefisien
mungkin sesuai dengan waktu, jenis dan kualitas produksi.
m. Mengatur percobaan-percobaan dan penelitian di bidang produksi untuk
mendapatkan produk baru, pembinaan kualitas dan peningkatan
produktivitas.
4. Bagian Pemasaran, bertugas :
a. Melaksanakan penerimaan pesanan/pembelian dari pelanggan.
b. Merencanakan dan mengatur pendistribusian produk kepada pemesan atau
pembeli.
c. Mengatur dan membuat laporan administrasi penjualan.
d. Melaksanakan survei penjualan.
5. Bagian Kesehatan, bertugas :
a. Memelihara dan memberikan pelayanan kesehatan bagi karyawan dan
keluarganya.
b. Menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan higienis perusahaan
dan kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungannya.
c. Melakukan pertolongan pertama atas kecelakaan kerja dalam perusahaan,
menganalisa sebab-sebabnya dan menyusun rekomendasi pencegahannya.
d. Membuat rencana anggaran biaya kesehatan.
e. Memberikan surat istirahat bagi karyawan yang sakit.
f. Memberikan surat pengantar bagi karyawan maupun keluarganya yang
memerlukan konsultasi ke dokter atau rumah sakit.
g. Menyelenggarakan administrasi bagian kesehatan.
D. Proses Produksi
PT.Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap melaksanakan produksinya
dengan tahapan sebagai berikut :
1. Tahap Pre Spining
Tahap pre spining dibagi lagi menjadi lima tahap pemrosesan, yaitu :
a. Proses persiapan
Proses persiapan merupakan proses pembukaan kapas dari bentuk bale,
kemudian diangin-anginkan. Tujua nnya adalah untuk mengembalikan
elastisitas dari serat kapas, mempermudah pembersihan kotoran dalam proses
selanjutnya dan untuk mengembalikan standar kandungan air pada serat kapas
menjadi 8,5%.
b. Proses dalam mesin blowing
Dalam mesin blowing terjadi proses pembukaan gumpalan-gumpalan kapas,
pembersihan kapas dari kotoran yang masih melekat, pencampuran dan
meratakan serat kapas. Hasil akhir dari mesin ini berupa serat kapas yang
panjang rata-ratanya 44 yard dan beratnya 17,5 kg. Serat kapas hasil
pengolahan ini kemudian diberi nomor dan tanda (+) atau (-), tergantung
beratnya saat penimbangan yang dibandingkan dengan standar atau batas
toleransi.
c. Proses dalam mesin carding
Dalam mesin carding terjadi proses pembukaan dan pembersihan serat kapas
yang tadinya berupa Lap menjadi Web yaitu serat berbentuk lapisan tipis,
pemisahaan serat panjang dan pendek serta pembentukan serat-serat tunggal.
Hasil akhir proses ini berupa sliver yang beratnya 7,6 kg tiap can.
d. Proses dalam mesin drawing
Dalam mesin ini terjadi proses pensejajaran serat kapas searah dengan sumbu
sliver dan sliver dicampur menjadi homogen untuk meningkatkan kekuatan.
Sliver tersebut diproses dalam dua tahap, yaitu :
(1) penangkapan dari 8 can sliver carding menjadi 1 can sliver drawing I, dan
(2) dari drawing I sebanyak 8 can dilakukan penangkapan lagi menjadi satu
can pada bagian drawing II
e. Proses dalam mesin speed
Hasil dari mesin drawing berupa sliver yang lebih halus dimasukkan ke dalam
mesin speed untuk diproses menjadi roving (calon benang) yang beratnya
antara 0,9 – 1 kg. Pemrosesan dilakukan dengan melakukan pemuntiran
(twisting) dan dibersihkan dari serat-serat yang keluar.
2. Tahap Spinning
Dalam mesin ring spinning terjadi proes pemintalan benang : roving hasil proses
mesin speed dipuntir dan digulung dalam sebuah tube. Hasil akhir proes ini
berupa benang tunggal dalam sebuah tube yang beratnya 0,1612 kg per tube.
3. Tahap Finishing
Tahap finishing dari proes pemintalan benang akan dipengaruhi oleh bentuk
benang yang akan dijual, yaitu bentuk tunggal atau rangkap. Apabila benang
dijual dalam bentuk tunggal, maka benang tersebut akan diolah lebih lanjut dalam
mesin cone winder. Sedangkan jika benang dijual dalam bentuk rangkap, maka
pengolahan selanjutnya dilakukan dengan menggunakan mesin traverest.
a. Untuk benang tunggal (single)
Dalam mesin cone winder terjadi proses penggulungan benang tunggal dari
bentuk tube ke bentuk cone yang siap dipasarkan setelah dipak lebih dahulu.
Pengambilan untuk setiap bal benang dari masing-masing nomor benang
sebanyak 120 cone. Setiap cone beratnya ± 1,516 kg. Setiap bal benang terdiri
dari 5 karung dan setiap karung berisi 24 cone atau satu kali diffing. Setelah
dikemas, bal-bal benang tersebut kemudian dimasukkan ke gudang benang
tenun.
b. Untuk benang rangkap (double)
Ada dua tahap proses, yaitu :
(1) Proses dalam mesin quick traverest
Dalam mesin ini terjadi proses pensejajaran antara kedua benang tunggal
bentuk tube yang mempunyai nomor sama. Proses ini mempermudah
pemuntiran pada saat penggabungan kedua benang. Hasil proses ini
berupa benang rangkap berbentuk cheese.
(2) Proses dalam mesin ring doubling
Benang cheese double ditarik dengan mesin ring doubling, selanjutnya
dilakukan proses pemuntiran (twisting). Semakin besar nomor benang,
semakin kuat pemuntirannya. Hasil akhir proses ini berupa benang
rangkap digulung dalam bentuk tube. Apabila akan dijual, benang tersebut
masih harus digulung dalam bentuk cone. Jadi masih harus diproses lagi
melalui mesin cone winder.
Proses produksi pada PT. Industri Sandang Nusantara Patal C ilacap dapat
dilihat pada gambar 4.2. berikut :
Lap
Sliver
Sliver
Roving
Benang Single
Gambar 4.2. Flow of Production Process PT. Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap
Bale Store
Blowing
Carding
Drawing
Speed Frame
Ring Spinning Frame
Cone Winder (Cone)
Reeling Double Winder
(Benang Double)
Ring Twisting
(Benang Double)
Gudang
E. Pemasaran
Daerah pemasaran PT. Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap dapat
dibagi menjadi dua daerah pemasaran, yaitu :
1. Daerah Jawa Tengah, meliputi Yogyakarta, Pekalongan, Semarang, Solo,
Klaten, Kudus dan Tegal.
2. Daerah Jawa Timur, meliputi Surabaya, Gresik, Ponorogo, Malang dan
Tulungagung.
Benang hasil produksi Patal Cilacap dipasarkan ke pabrik-pabrik tekstil
sebesar 95%, untuk pedagang besar sebesar 2%, dan sisanya sebesar 3% untuk
pedagang kecil.
E. Personalia
1. Jumlah Karyawan
Jumlah tenaga kerja yang ada pada PT. Industri Sandang Nusantara Patal
Cilacap pada tahun 2004 berjumlah 598 orang yang terdiri dari 198 wanita dan
402 pria yang dibagi menjadi tenaga kerja berdasarkan :
a. Tingkat Umur
Tabel 4.1. Karyawan perusahaan berdasarkan tingkat umur
No Umur
(th) Jumlah Persentase
(%) 1 2 3 4
20-29 30-39 40-49
50 ke atas
192 198 121 87
32,11 33,11 20,23 14,55
Jml 598 100 Sumber: Bag.Personalia PT. Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap
b. Pendidikan Tabel 4.2.
Karyawan perusahaan berdasarkan pendidikan
No Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1 2 3 4 5
S1 SM/D3 SMU SMP SD
21 24
290 181 82
3,5 4,02
48,49 30,27 13,71
Jml 598 100 Sumber: Bag. Personalia PT. Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap
c. Masa Dinas Tabel 4.3.
Karyawan perusahaan berdasarkan masa dinas
No Masa dinas (th)
Jumlah Prosentase (%)
1 2 3 4 5
0-6 7-12 13-18 19-24
25 ke atas
134 142 109 116 97
22,41 23,76 18,23 19,39 16,22
Jml 598 100 Sumber : Bag. Personalia PT. Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap d. Kepangkatan
Tabel 4.4. Karyawan perusahaan berdasarkan kepangkatan
No Kepangkatan Jumlah Persentase
(%) 1 2 3 4 5 6
Penata (Kabag) Pengatur (Kasi) Penyelia (Kaur)
Perakit Juru (Operator) Kontrak kerja
9 13 18 32 440 86
1,51 2,17
3,01 5,35
73,58 14,38
Jml 598 100 Sumber : Bag. Personalia PT. Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap
2. Status Karyawan
Status ketenagakerjaan yang ada pada PT. Industri Sandang Nusantara
Patal Cilacap adalah sebagai berikut :
a. Karyawan bulanan tetap/organik
Karyawan bulanan adalah karyawan yang bekerja secara tetap pada
perusahaan dengan menerima penghasilan dan terdaftar dalam formasi
karyawan di bagian personalia.
b. Tenaga honorer
1. Honorer part timer
Honorer part timer adalah karyawan yang dipekerjakan berdasarkan perjanjian
kerja atau berdasarkan ketetapan direksi dengan menerima honorarium
bulanan, yang tidak bekerja tiap hari kerja atau tidak bekerja penuh 8 jam per
hari. Pada bagian produksi tidak terdapat tenaga kerja part timer.
2. Honorer full timer
Honorer full timer adalah karyawan yang dipekerjakan oleh perusahaan
berdasarkan ketetapan direksi dengan menerima honorarium bulanan dan
bekerja penuh 8 jam per hari. Pada bagian produksi tidak terdapat tenaga kerja
honorarium full timer.
c. Karyawan kontrak kerja
Karyawan kontrak kerja adalah tanaga kerja yang dipekerjakan untuk waktu
yang terbatas dengan menerima upah harian berdasarkan surat perjanjian kerja.
3. Pengaturan Jam Kerja
Pengaturan jam kerja pada PT. Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap
adalah sebagai berikut :
a. Karyawan operator produksi
Karyawan operator produksi dibagi menjadi empat group. Dalam satu hari
ada tiga group yang bekerja, sedangkan satu group libur, sehingga hari
Minggu pun tetap dapat beroperasi. Jam kerja operator produksi terbagi
dalam tiga shift. Dalam hal ini satu shift terdiri dari dua regu pekerja.
Hari kerja selama satu minggu (Senin s.d. Minggu) adalah sebagai berikut ;
- Shift I : 07.00 - 15.00
Istirahat : 11.00 - 12.00
- Shift II : 15.00 - 23.00
Istirahat : 18.00 - 19.00
- Shift III : 23.00 - 07.00
Istirahat : 01.00 - 02.00
Masa istirahat per shift untuk masing-masing regu adalah 30 menit, dengan
pengaturan 30 menit pertama untuk regu pertama dan 30 menit kedua
untuk regu kedua. Jadi total jam kerja per hari adalah 22,5 jam.
b. Karyawan yang bekerja di kantor
Jumlah hari kerja untuk karyawan kantor adalah lima hari kerja yaitu hari
Senin sampai Jum’at. Jam dinas di mulai pukul 07.00 sampai pukul 16.00,
termasuk setengah jam waktu istirahat yaitu pukul 12.00 – 12.30.
c. Karyawan yang bekerja di balai pengobatan, administrasi produksi/teknik dan
gudang
Karyawan di bagian ini bekerja selama enam hari seminggu yaitu hari Senin
sampai Sabtu dengan pengaturan jam kerja sebagai berikut :
Senin s.d. Jum’at : 07.00 – 15.00
Sabtu : 07.00 – 13.00
Istirahat : 12.00 – 12.30
4. Gaji dan Upah
Pembayaran upah pada PT. Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap telah
disesuaikan dengan tingkat Upah Minimum Regional yang berlaku disamping itu
diberikan juga berbagai macam tunjangan dan fasilitas kepada karyawan.
a. Penggolongan gaji
Sesuai dengan masa kerja dan tingkat pendidikan karyawannya, PT
Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap gaji karyawannya menjadi 8
golongan, yaitu mulai Golongan IA yang berijasah SD atau yang
mempunyai pengalaman khusus sampai dengan Golongan VIII bagi
mereka yang diserahi jabatan manajer.
b. Kenaikan gaji
Kenaikan gaji berkala disesuaikan dengan peraturan-peraturan sebagai
berikut :
1. Kenaikan gaji berkala diatur dengan surat keputusan individual.
2. Kenaikan gaji berkala dikaitkan dengan tunjangan kemahalan dan diberikan
satu tahun sekali .
c. Honorarium tenaga honorer
1. Honorarium bagi tenaga honorer diberikan dalam jumlah penuh dan tidak
ditetapkan atas dasar gaji bulanan.
2. Besarnya honorarium diatur dalam peraturan khusus.
d. Tunjangan dan fasilitas
Selain gaji pokok karyawan juga menerima berbagai tunjangan dan fasilitas dari
perusahaan, yaitu ;
1. Tabungan hari tua (Asuransi), besarnya polis asuransi maksimal untuk :
Operator : US$ 1,000
Kaur : US$ 5,000
Kasek : US$ 7,500
Kabag : US$ 10,000
Ka Biro/GM : US$ 12,500
Premi asuransi dibayar karyawan 50% dan sisanya oleh perusahaan.
2. Jamsostek, potongan premi dihitung dari gaji, karyawan membayar 2% sedang
perusahaan 4,89%.
3. Pensiun, potongan 4,17% dari gaji pokok, karyawan membayar sepertiga
sedangkan sisanya oleh perusahaan.
4. Makan dan minum
5. Pakaian dinas
6. Tunjangan perumahan dan Transport
7. Pengobatan (karyawan + istri + anak maks. 3)
8. THR dan Gaji ke 13
9. Gratifikasi dan tunjangan belajar untuk anak yang berprestasi
10. Cuti tahunan dan cuti besar
11. Sumbangan kematian bagi keluarga yang meninggal
12. Rekreasi
e. Upah dan waktu lembur
Kerja lembur dilaksanakan apabila perlu dan penting untuk kelancaran
perusahaan. Direksi diberi kuasa oleh perusahaan untuk memberikan ijin dalam
melakukan kerja lembur di rumah atau di perusahaan.
Perintah kerja lembur diberikan oleh manajer dan kepala bagian dengan
persetujuan direksi pada semua karyawan, yang melakukan kerja lembur
paling sedikit satu jam.
Besarnya upah lembur yang ditetapkan perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Lembur biasa (hari biasa) :
Untuk jam pertama x 1,5 x upah/jam, sedang jam selebihnya x 2 x
upah/jam
2. Lembur luar biasa ( hari libur resmi/Minggu) :
Untuk 7 jam pertama x 2 x upah/jam, sedang jam selebihnya x 3x
upah/jam
5. Cuti
Pelaksanaan cuti pada PT. Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap adalah
sebagai berikut :
a. Cuti tahunan
Cuti ini diberikan kepada setiap pegawai dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Tiap tahunnya karyawan mendapat cuti 8 hari kerja
2. Cuti kolektif 6 hari kerja
b. Cuti besar
Karyawan yang masa kerjanya telah mencapai minimal 6 tahun mendapat
cuti besar selama 3 bulan. Prosedur pengajuan cuti antara lain :
1. Satu minggu sebelumnya karyawan yang bersangkutan mengajukan cuti
kepada kepala bagian.
2. Untuk cuti besar, satu minggu sebelumnya karyawan yang bersangkutan
mengajukan cuti kepada manajer kemudian manajer mengajukan surat
ke direksi atau kantor pusat.
6. Kesehatan dan Keselamatan Karyawan
Untuk menanggulangi bahaya yang sewaktu-waktu timbul antara lain
karena arus pendek baik di dalam pabrik maupun di luar pabrik, maka di PT.
Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap telah disiagakan peralatan/prasarana
pemadam kebakaran yang cukup memadai antara lain tersedia 30 buah kran
hydrant yang terletak di dalam maupun di luar pabrik serta di sekitar gudang dan
bangunan lainnya.
Di samping itu dalam setiap shift produksi mempunyai peleton pemadam
kebakaran, termasuk setiap pekerja shift yang terlatih dan dapat diandalkan apabila
terjadi kebakaran sewaktu-waktu.
Dalam melaksanakan pekerjaannya setiap karyawan pabrik disediakan
masker serta pakaian kerja sesuai dengan ketentuan dan bagi karyawan bagian
diesel dilengkapi dengan ear plug, serta pemasangan gambar-gambar peringatan
tentang bahaya yang mungkin timbul apabila ada keteledoran. Untuk 7 tahun
terakhir PT. Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap termasuk zero accident.
7. Pensiun
Bagi karyawan yang memasuki MPP/Masa Persiapan Pensiun, yaitu pada
usia 55 tahun akan memperoleh hak-hak sebagai berikut :
a. Uang asuransi
b. Jamsostek
c. Bebas tugas sesui masa kerja riil, minimal 6 bulan.
Adapun alasan mengapa seorang pegawai atau karyawan pensiun adalah :
a. Meninggal dunia
Seorang pegawai yang sebelum masa kerjanya habis tetapi orang tersebut
sudah meninggal dunia maka pegawai tersebut dipensiunkan.
b. Telah mencapai usia pensiun
Seorang karyawan yang telah mencapai batas usia pensiun maka akan
dipensiunkan. Sampai dengan tahun 2004, jumlah karyawan yang mencapai
usia purna tugas/pensiun ± 160 orang, yaitu karyawan yang masuk bekerja
pada tahun 1965/1966.
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung yang dilakukan PT. Industri
Sandang Nusantara Patal Cilacap mengikuti langkah-langkah sebaga i berikut:
a. Menyusun ramalan penjualan
Ramalan penjualan dilakukan selain berdasarkan data penjualan tahun-
tahun sebelumnya seperti persediaan, penjualan tahun sebelumnya juga
dipertimbangkan terhadap peluang-peluang pasar. Ramalan penjualan yang
dibuat akan digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran penjualan.
b. Menyusun rencana produksi
Rencana produksi yang disusun tidak hanya berdasarkan anggaran
penjualan saja, tetapi juga dipengaruhi oleh persediaan awal dan
persediaan akhir perusahaan.
c. Menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung
Penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung yang diselenggarakan
perusahaan dilakukan dengan sistem perencanaan kerja yang baik dengan
time schedule yang teratur untuk mendapatkan prosedur kerja dan
penyusunan angaran yang terkendali. Sebagai fungsi perencanaan,
anggaran biaya tenaga kerja langsung ditentukan dengan cermat dan diteliti
oleh bagian pembina produksi beserta bagian keuangan dan berkoordinasi
dengan semua pihak, mulai dari direksi, bagian personalia sampai bagian
kepala bagian.
2. Penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung menurut teori dilakukan
dengan mengikuti langkah- langkah sebagai berikut:
a. Ramalan Penjualan (Prediksi Penjualan)
Ramalan penjualan tahun 2004 dapat dicari berdasarkan data penjualan
tahun-tahun sebelumnya. Adapun data penjualan empat tahun sebelumnya
Produk Benang Non Cotton, yaitu tahun 2000-2003 (dalam bal) adalah
sebagai berikut:
Tabel 5.1
Data Penjualan Benang Non Cotton
PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap
Periode 2000-2003
Tahun Penjualan (bal) 2000 11007 2001 11619 2002 12845 2003 13457
Sumber: Laporan Keuangan PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap
Berdasarkan data penjualan benang Non Cotton diatas maka dapat dibuat
ramalan penjualan untuk tahun 2004. Untuk me nghitung ramalan penjualan
teknik yang digunakan adalah garis trend secara sistematis yaitu metode least
square. Dengan mengumpulkan, menggunakan, dan menganalisa data historis
serta menginterprestasikan kejadian masa lalu untuk masa yang akan datang,
maka ramalan penjualan dapat dibuat. Adapun perhitungannya adalah sebagai
berikut:
Tabel 5.2
Perhitungan Ramalan Penjualan
Tahun Penjualan (Y) X XY X2
2000 11007 -3 -33021 9 2001 11619 -1 -11619 1 2002 12845 1 12845 1 2003 13457 3 40371 9 Total 48928 0 8576 20
Seperti penjelasan sebelumnya bahwa rumus atau persamaan yang akan
digunakan dalam menentukan ramalan penjualan untuk tahun 2004 adalah
sebagai berikut:
Y= a + bx
Dimana nY
a ∑=
2XXY
b ∑=
Keterangan:
Y = Besarnya penjualan
X = Nilai pada setiap periode waktu
a = Komponen yang tetap dari penjualan tiap tahun
b = Tingkat perkembangan penjualan tiap tahun
x = Jumlah tahun dihitung dari periode dasar
n = Jumlah tahun
Sehingga nilai a dan b untuk benang Non Cotton dapat dicari, yaitu:
nY
a ∑= 4
48928=a 12232=a
2X
XYb ∑=
208576
=b 8,428=b
Setelah mengetahui nilai a dan b, maka langkah selanjutnya adalah
memasukkan nilai a dan b tersebut kedalam persamaan utama yaitu:
Y = a + bx
Y = 12.232 + 428,8x
Setelah memasukkan nilai a dan b kedalam persamaan utama, langkah
selanjutnya mencari Y dengan memasukkan nilai x . untuk tahun 2004 nilai
x sebesar 5, maka besarnya penjualan tahun 2004 adalah:
Y = a + bx
Y = 12.232 + 428,8x
Y = 12.232 + 428,8 (5)
Y = 14.376
Berdasarkan semua perhitungan diatas sudah dapat diketahui besarnya
ramalan penjualan benang Non Cotton yang ditargetkan perusahaan untuk
tahun 2004, yaitu 14.376 bal. Akan tetapi pada kenyataannya PT Industri
Sandang Nusantara Patal Cilacap hanya merencanakan penjualan untuk
benang Non Cotton 13.100 bal.
1). Perhitungan Ramalan Penjualan selama tahun 2004
Untuk menghitung ramalan penjualan bulanan tahun 2004 dibutuhkan
data penjualan bulanan tahun-tahun sebelumnya, kemudian
menggunakan indeks musim untuk mencari berapa besarnya ramalan
penjualan bulanan selama tahun 2004. Data tersebut dapat dilihat pada
tabel 5.3 berikut:
Tabel 5.3
Data Penjualan Bulanan Benang Non Cotton
PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap
Periode 2000-2003
(dalam bal)
Sumber: Laporan Keuangan PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap Dari data tabel 5.3 dapat digunakan untuk membuat ramalan penjualan
bulanan dengan menggunakan perhitungan indeks musim. Dengan langkah
–langkah sebagai berikut:
Bulan
2000 2001 2002 2003
Januari 910 960 1062 1112 Februari 914 965 1067 1118 Maret 922 973 1075 1126 April 932 984 1088 1140 Mei 935 987 1091 1143 Juni 932 984 1088 1140 Juli 932 984 1088 1140 Agustus 915 966 1068 1119 September 917 968 1070 1121 Oktober 936 988 1092 1144 November 936 988 1092 1144 Desember 826 872 964 1010 Jumlah 11.007 11.619 12.845 13.457
Januari 910 + 960 + 1062 + 1112 = 1011 4
Februari 914 + 965 + 1067 + 1118 = 1016 4
Maret 922 + 973 + 1075 + 1126 = 1024 4
April 932 + 984 + 1088 + 1140 = 1036 4
Mei 935 + 987 + 1091 + 1143 = 1039 4
Juni 932 + 984 + 1088 + 1140 = 1036 4
Juli 932 + 984 + 1088 + 1140 = 1036 4
Agustus 915 + 966 + 1068 + 1119 = 1017 4
September 917 + 968 + 1070 + 1121 = 1019 4
Oktober 936 + 988 + 1092 + 1144 = 1040 4
November 936 + 988 + 1092 + 1144 = 1040 4
Desember 826 + 872 + 964 + 1010 = 918 4
Σ Penjualan Rata-rata = 12232
2). Mencari Trend Bulanan selama tahun 2004
Untuk mencari pertambahan trend bulanan atau pertambahan trend
setiap bulannya digunakan peramalan penjualan tahun 2004 dengan
metode least square, sebagai berikut:
b = Jumlah penjualan rata-rata
Jumlah kuadrat 12 data
b = 12.232
572
b = 21,4
Keterangan :
b = Pertambahan trend setengah bulanan
Jumlah kuadrat 12 data = Dilihat pada perhitungan indeks
musim lampiran hal 100
Karena b merupakan pertambahan trend setengah bulanan, sehingga
pertambahan trend untuk satu bulannya adalah 2 x b. Jadi, besarnya
adalah 2 x 21,4 = 42,8. Apabila bulan Januari dianggap sebagai bulan
dasar, maka jumlah pertambahan trendnya = 0, sedangkan
pertambahan trend pada bulan-bulan selanjutnya adalah :
Januari = 42,8 x 0 = 0
Februari = 42,8 x 1 = 42,8
Maret = 42,8 x 2 = 85,6
April = 42,8 x 3 = 128,4
Mei = 42,8 x 4 = 171,2
Juni = 42,8 x 5 = 214
Juli = 42,8 x 6 = 256,8
Agustus = 42,8 x 7 = 299,6
September = 42,8 x 8 = 342,4
Oktober = 42,8 x 9 = 385,2
November = 42,8 x 10 = 428
Desember = 42,8 x 11 = 470,8
3). Mencari Variasi Musim Selama tahun 2004
Cara yang dilakukan untuk menentukan besar kecilnya variasi
musim yaitu dengan mengurangkan penjualan rata-rata dengan
pertambahan trendnya, karena pada bulan januari pertambahan
trennya sama dengan 0, maka variasi musimnya sama dengan
penjualan rata-rata – variasi musim untuk bulan berikutnya, dapat
dilihat pada perhitungan berikut ini:
Januari = 1011 - 0 = 1011
Februari = 1016 - 42,8 = 973,2
Maret = 1024 - 85,6 = 938,4
April = 1036 - 128,4 = 907,6
Mei = 1039 - 171,2 = 867,8
Juni = 1036 - 214 = 822
Juli = 1036 - 256,8 = 779,2
Agustus = 1017 - 299,6 = 717,4
September = 1019 - 342,4 = 676,6
Oktober = 1040 - 385,2 = 654,8
November = 1040 - 428 = 612
Desember = 918 - 470,8 = 447,2
Σ Variasi Musim = 9407,2
4). Menghitung Indeks Musim Se lama tahun 2004
Indeks musim merupakan nilai variasi musim untuk tiap-tiap bulan
yang dinyatakan sebagai prosentase dari nilai rata-rata variasi musim
itu sendiri selama 12 bulan. Indeks musim ditentukan dengan membagi
variasi musim setiap bulannya dengan rata-rata variasi musim dalam
setiap bulannya:
Nilai rata-rata variasi musim sebulannya adalah:
= Σ variasi musim
12
= 9407,2
12
= 783,93
Sehingga indeks musim perbulannya adalah sebagai berikut:
Januari = (1011 : 783,93) x100% = 128,97%
Februari = (973,2 : 783,93) x100% = 124,14%
Maret = (938,4 : 783,93) x100% = 119,70%
April = (907,6 : 783,93) x100% = 115,78%
Mei = (867,8 : 783,93) x100% = 110,70%
Juni = (822 : 783,93) x100% = 104,86%
Juli = (779,2 : 783,93) x100% = 99,40%
Agustus = (717,4 : 783,93) x100% = 91,51%
September = (676,6 : 783,93) x100% = 86,31%
Oktober = (654,8 : 783,93) x100% = 83,53%
November = (612 : 783,93) x100% = 78,07%
Desember = (447,2 : 783,93) x100% = 57,05%
Setelah hasil perhitungan indeks musim setiap bulan sudah diketahui,
maka ramalan penjualan bulanan untuk tahun 2004 dapat dicari dengan
cara mengalikan ramalan penjualan yang telah dibagi dengan dua belas
dengan indeks musim setiap bulan. Dengan demikian ramalan penjualan
setiap bulan untuk tahun 2004 adalah sebagai berikut:
Januari = (14376 : 12) x 128,97% = 1545,061
Februari = (14376 : 12) x 124,14% = 1487,197
Maret = (14376 : 12) x 119,70% = 1434,006
April = (14376 : 12) x 115,78% = 1387,044
Mei = (14376 : 12) x 110,70% = 1326,186
Juni = (14376 : 12) x 104,86% = 1256,223
Juli = (14376 : 12) x 99,40% = 1190,812
Agustus = (14376 : 12) x 91,51% = 1096,289
September = (14376 : 12) x 86,31% = 1033,994
Oktober = (14376 : 12) x 83,53% = 1000,689
November = (14376 : 12) x 78,07% = 935,279
Desember = (14376 : 12) x 57,05% = 683,459
Dengan perhitungan di atas untuk selanjutnya dapat di buat ramalan
penjualan untuk tahun 2004 secara bulanan yaitu dengan menyusun tabel
hasil perhitungan di atas ke dalam tabel 5.4 di bawah ini:
Tabel 5.4
Ramalan Penjualan Bulanan benang Non Cotton
PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap
Tahun 2004
Bulan Penjualan Benang Non Cotton (bal)
Januari 1545,061 Februari 1487,197 Maret 1434,006 April 1387,04 Mei 1326,19 Juni 1256,22 Juli 1190,81 Agustus 1096,289 September 1033,994 Oktober 1000,689 November 935,279 Desember 683,459 Jumlah 14376,239
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan pada ramalan penjualan dan pertimbangan faktor eksternal
yaitu penaksiran penjualan yang menitikberatkan pada pendapat seseorang,
antara lain pendapat pimpinan bagian pemasaran, pendapat konsumen, dan
pendapat distributor. Perusahaan merencanakan penjualan pada tahun 2004
benang Non Cotton sebesar 13.100 bal. Dengan menggunakan perhitungan
indeks musim, maka dapat diketahui perhitungan rencana penjualan
bulanan sebagai berikut:
Januari = (13.100 : 12) x 128,97% = 1407,93
Februari = (13.100 : 12) x 124,14% = 1355,2
Maret = (13.100 : 12) x 119,70% = 1306,73
April = (13.100 : 12) x 115,78% = 1263,94
Mei = (13.100 : 12) x 110,70% = 1208,48
Juni = (13.100 : 12) x 104,86% = 1144,73
Juli = (13.100 : 12) x 99,40% = 1085,12
Agustus = (13.100 : 12) x 91,51% = 998,987
September = (13.100 : 12) x 86,31% = 942,22
Oktober = (13.100 : 12) x 83,53% = 911,872
November = (13.100 : 12) x 78,07% = 852,267
Desember = (13.100 : 12) x 57,05% = 622,798
Dengan perhitungan diatas PT Industri Sandang nusantara Patal Cilacap
merencanakan penjualan bulanan tahun 2004 adalah sebagai berikut :
Tabel 5.5
Rencana Penjualan Bulanan benang Non Cotton
PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap
Tahun 2004
(Dalam Bal)
Bulan Penjualan Benang Non Cotton (bal)
Januari 1407,927 Februari 1355,199 Maret 1306,729 April 1263,935 Mei 1208,479 Juni 1144,725 Juli 1085,119 Agustus 998,987 September 942,22 Oktober 911,872 November 852,267 Desember 622,798 Jumlah 13100,257
Sumber: Data primer yang diolah
Dari penyusunan rencana penjualan, maka bagian produksi akan
menyusun suatu rencana produksi untuk tahun 2004. PT Industri Sandang
Nusantara Patal Cilacap dalam membuat anggaran produksi selain
mengacu pada rencana penjualan juga dipengaruhi oleh kebutuhan akan
persediaan, baik persediaan awal maupun akhir.
b. Menyusun Rencana Produksi
Dalam menyusun rencana produksi ada beberapa faktor yang
mempengaruhi, diantaranya persediaan yang ada di gudang. Data
persediaan awal dan akhir di gudang sangat berpengaruh dalam penentuan
jumlah yang diproduksi untuk suatu periode tertentu.
Dalam hal ini, data persediaan awal dapat dicari di dalam perusahaan
tersebut oleh karena persediaan awal tahun anggaran (untuk satu periode
akan datang) adalah sama dengan data persediaan akhir tahun yang sedang
berjalan. Data persediaan akhir tahun anggaran ini belum dapat dicari
didalam perusahaan sehingga perlu ditentukan oleh pihak manajemen
perusahaan yang bersangkutan.
PT. Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap dalam menentukan
persediaan barang jadi pada akhir tahun adalah 25% dari total barang jadi
yang dijual. Pada umumnya perusahaan dalam menentukan besarnya
persediaan mempunyai pertimbangan-pertimbangan. Faktor- faktor yang
menjadi pertimbangan adalah kapasitas gudang, resiko kerusakan dan
biaya pemeliharaan.
Pada tahun 2004 PT. Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap
merencanakan jumlah penjualan benang Non Cotton sebesar 13100 bal.
Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan ramalan penjualan yang terjadi
untuk benang Non Cotton sebesar 14376 bal.
Perusahaan menghitung rencana produksi berdasarkan data rencana
penjualan tahun 2004 yaitu dengan rumus rencana penjualan dijumlahkan
dengan pesediaan akhir diperoleh kebutuhan, selanjutnya kebutuhan
dikurangi dengan persediaan awal. Hasil Perhitungan Rencana Produksi
Tahun 2004 benang Non Cotton pada tabel 5.6 adalah sebagai berikut:
Tabel 5.6
Perhitungan Rencana Produksi dari rencana penjualan Benang Non Cotton
Tahun 2004
(dalam bal)
Rencana Bulan Penjualan
Persediaan Akhir
Total Kebutuhan
Persediaan Awal
Rencana Produksi
(1) (2) (3) (4)=(2)+(3) (5) (6)=(4)-(5) Januari 1407,927 351,982 1759,909 126,521 1633,388 Februari 1355,199 338,779 1693,978 351,982 1341,996 Maret 1306,729 326,682 1633,411 338,779 1294,632 April 1263,935 315,984 1579,919 326,682 1253,237 Mei 1208,479 302,219 1510,698 315,984 1194,714 Juni 1144,725 286,181 1430,906 302,219 1128,687 Juli 1085,119 271,279 1356,398 286,181 1070,217
Agustus 998,987 249,747 1248,734 271,279 977,455 September 942,22 235,555 1177,775 249,747 928,028 Oktober 911,872 227,968 1139,84 235,555 904,285 November 852,267 213,067 1065,334 227,968 837,366 Desember 622,798 155,699 778,497 213,067 565,433 Jumlah 13100,257 3275,142 16375,399 3245,964 13129,438
Sumber: Data primer yang diolah Persediaan Akhir: 25% rencana perusahaan
Persediaan awal bulan januari: data perusahaan
Pada tahun 2004 PT. Industri Sandang Nusantara merencanakan
memproduksi benang Non Cotton sebesar 13129,438 bal. Sedangkan pada
kenyataannya pada tahun 2004 PT. Industri Sandang Nusantara Patal
Cilacap memproduksi benang Non Cotton sebesar 13130,03 bal. Rincian
produksi bulanan benang Non Cotton dapat dilihat pada tabel 5.7 berikut
ini :
Tabel 5.7
Realisasi Produksi Benang Non Cotton
Tahun 2004
Benang Non Cotton Bulan (bal)
Januari 1092,25 Februari 1094,98 Maret 1094,54 April 1094,42 Mei 1094,88 Juni 1094,91 Juli 1095,24 Agustus 1094,68 September 1094,97 Oktober 1094,79 November 1094,81 Desember 1089,56 Jumlah 13130,03
Sumber: Data primer yang diolah
c. Menyusun Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung merupakan salah satu faktor utama dan yang
selalu ada dalam perusahaan, meskipun perusahaan sudah menggunakan
mesin untuk menunjang proses produksi. Untuk standar biaya tenaga kerja
langsung, penentuan tarip per jam kerja langsung dihitung dan ditetapkan
oleh bagian pembina produksi beserta bagian keuangan yang kemudian
menyerahkan hasil perhitungan tersebut untuk diperiksa dan diotorisasi
oleh kepala bagian keuangan dan umum. Tarip upah langsung yang
ditetapkan perusahaan untuk untuk produk Non Cotton adalah sama yaitu
1600 perjam.
Total anggaran biaya tenaga kerja langsung dihitung dari perkalian
antara total jam kerja langsung yang diperlukan dengan tarif upah per jam
kerja langsung. Total jam kerja langsung yang diperlukan dihitung dari
perkalian anggaran produksi dalam unit dengan jam kerja langsung per
unit. Jam Kerja Langsung (JKL) didapat dari data observasi litbang
perusahaan, dimana Jam Kerja Langsung (JKL) untuk produk Non Cotton
adalah 35,34 jam Anggaran biaya tenaga kerja langsung dihitung dengan
mengalikan total jam kerja langsung yang diperlukan dengan tarip upah
per jam kerja langsung. Besarnya anggaran biaya tenaga kerja langsung
untuk tahun 2004 adalah sebagai berikut:
Tabel 5.8
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL) Benang Non Cotton
Tahun 2004
Bulan Produksi
JKL
perbal Total JKL
Tarif (Rp/jam)
Anggaran BTKL (Rp)
(1) (2) (3) (4) = (2) x (3) (5) (6) = (4) x (5) Januari 1633,388 35,34 57723,93192 1600 92358291,07 Februari 1341,996 35,34 47426,13864 1600 75881821,82 Maret 1294,632 35,34 45752,29488 1600 73203671,81 April 1253,237 35,34 44289,39558 1600 70863032,93 Mei 1194,714 35,34 42221,19276 1600 67553908,42 Juni 1128,687 35,34 39887,79858 1600 63820477,73 Juli 1070,217 35,34 37821,46878 1600 60514350,05 Agustus 977,455 35,34 34543,2597 1600 55269215,52 September 928,028 35,34 32796,50952 1600 52474415,23 Oktober 904,285 35,34 31957,4319 1600 51131891,04 November 837,366 35,34 29592,51444 1600 47348023,1 Desember 565,433 35,34 19982,40222 1600 31971843,55
Jumlah 13129,438 463994,3389 742390942,3 Sumber: Data primer yang diolah
Besarnya Realisasi biaya tenaga kerja langsung untuk tahun 2004
adalah sebagai berikut:
Tabel 5.9
Realisasi Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL) Benang Non Cotton
Tahun 2004
Bulan Produksi
(bal) JKL
perbal Total JKL
Tarif (Rp/jam)
Anggaran BTKL (Rp)
(1) (2) (3) (4) = (2) x (3) (5) (6) = (4) x (5) Januari 1092,25 35,34 38600,115 1600 61760184 Februari 1094,98 35,34 38696,5932 1600 61914549,12 Maret 1094,54 35,34 38681,0436 1600 61889669,76 April 1094,42 35,34 38676,8028 1600 61882884,48 Mei 1094,88 35,34 38693,0592 1600 61908894,72 Juni 1094,91 35,34 38694,1194 1600 61910591,04 Juli 1095,24 35,34 38705,7816 1600 61929250,56 Agustus 1094,68 35,34 38685,9912 1600 61897585,92 September 1094,97 35,34 38696,2398 1600 61913983,68 Oktober 1094,79 35,34 38689,8786 1600 61903805,76 November 1094,81 35,34 38690,5854 1600 61904936,64 Desember 1089,56 35,34 38505,0504 1600 61608080,64 Jumlah 13130,03 464015,2602 742424416,3
Sumber: Data primer yang diolah
B. Analisis Data
Perusahaan yang memiliki rencana yang berorientasi ke depan memerlukan
penyusunan anggaran, agar rencana produksi yang akan dilaksanakan dapat
berjalan dengan lancar atau sesuai denga n yang diharapkan. Anggaran yang dibuat
perusahaan disamping berfungsi sebagai perencanaan juga dapat berfungsi sebagai
alat pengendalian.
1. Analisis masalah pertama
Untuk menjawab permasalahan pertama, maka dilakukan perbandingan
antara langkah-langkah penyusunan anggaran PT Industri Sandang Nusantara
Patal Cilacap dengan kajian teori apakah sudah sesuai.
Langkah penyusunan anggaran PT Industri Sandang Nusantara Patal
Cilacap dimulai dari ramlan penjualan. Perusahaan menggunakan data 4 tahun
yang lalu untuk membuat ramalan penjualan tahun 2004, maka PT Industri
Sandang Nusantara Patal Cilacap membuat ramalan penjualan dengan
berdasarkan ramalan penjualan bulanan 4 tahun yang lalu. Pada langkah ini
perusahaan menentukan indeks musim untuk setiap bulannya, langkah
penyusunan anggaran PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap dimulai
dari ramalan penjualan, sehingga ramalan penjualan untuk tahun 2004 dapat
dihitung.
PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap dalam membuat ramalan
penjualan menggunakan teknik analisis trend metode least square. Kemudian
disusun anggaran penjualan berdasarkan analisa ramalan penjualan, kemudian
dibuatlah anggaran produksi, kemudian membuat anggaran biaya tenaga kerja
langsung.
Untuk lebih jelasnya maka dibawah ini akan diberikan langkah- langkah
penyusunan anggaran menurut kajian teori dengan yang sesungguhnya yang
dibuat perusahaan (PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap).
Tabel 5.10
Perbandingan Penyusunan Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Antara
teori dan sesungguhnya yang terjadi di PT Industri Sandang Nusantara Patal
Cilacap
Teori PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap
Keterangan
1. Membuat ramalan penjualan untuk membantu dalam penyusunan anggaran penjualan. Ramalan penjualan dilakukan disusun dengan analisis metode least square. Kemudian anggaran yang disusun akan dijadikan anggaran penjualan.
1. Membuat ramalan penjualan. PT Industri Sandang Nusantara membuat ramalan penjualan, kemudian setelah ramalan penjualan ditentukan dibuat anggaran penjualan berdasarkan ramalan penjualan.
Sesuai
2. Penyusunan rencana produksi, dihitung dengan mengkurangkan kebutuhan dengan persediaan awal. Kebutuhan didapat dari rencana penjualan ditambah persediaan akhir.
2. Penyusunan rencana produksi berdasarkan anggaran penjualan, data persediaan awal dan data persediaan akhir di gudang. Kemudian dari angggaran produksi disusun menjadi anggaran biaya produksi.
Sesuai
3. Menghitung anggaran tenaga kerja langsung dengan terlebih dahulu mengalikan anggaran produksi dalam unit dengan jam kerja langsung per unit sehingga didapat total jam kerja langsung yang diperlukan. Selanjutnya total jam kerja langsung yang diperlukan dikalikan tarif upah per jam kerja langsung untuk mendapatkan total anggaran tenaga kerja langsung
3. Penyusunan anggaran tenaga kerja langsung dengan menetapkan tarif upah langsung dikalikan dengan jumlah produksi perbulan , kemudian hasil dari perkalian tersebut dijumlahkan.
Sesuai
2. Analisis masalah kedua
Untuk mengetahui apakah selisih biaya tenaga kerja langsung pada PT
Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap terkendali, maka dilakukan
perbandingan antara anggaran biaya tenaga kerja langsung dengan
realisasinya.
Pada PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap anggaran biaya tenaga
kerja langsung dan realisasinya selama tahun 2004 dapat dilihat pada tabel
5.11 berikut ini:
Tabel 5.11
Anggaran dan realisasi biaya tenaga kerja langsung benang Non Cotton
PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap
Tahun 2004
Sumber: Data primer yang diolah
PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap dalam menentukan anggaran
biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp. 742.390.942,30,- sedangkan
realisasinya Rp.742.424.416,30,- sehingga terdapat selisih sebesar
Rp.33.474,05,-. Untuk mengetahui penyebab terjadinya selisih biaya tenaga
Bulan
Anggaran BTKL (Rp)
Realisasi BTKL (Rp)
Selisih
(Rp) Januari 92358291,07 61760184 30598107,07 Februari 75881821,82 61914549,12 13967272,7 Maret 73203671,81 61889669,76 11314002.05 April 70863032,93 61882884,48 8980148,45 Mei 67553908,42 61908894,72 5645013,7 Juni 63820477,73 61910591,04 1909886,69 Juli 60514350,05 61929250,56 (1414900,51) Agustus 55269215,52 61897585,92 (6628370,4) September 52474415,23 61913983,68 (9439568,45) Oktober 51131891,04 61903805,76 (10771914,72) November 47348023,1 61904936,64 (14556913,54) Desember 31971843,55 61608080,64 (29636237,09)
Jumlah 742390942,3 742424416,3 (33474,05)
kerja langsung, maka diperlukan cara membandingkan antara anggaran biaya
tenaga kerja langsung dan realisasinya, dengan menggunakan analisis selisih.
Jam standar yang ditetapkan perusahaan adalah 25 hari. Untuk tarif perhari
(tarif perjam Rp. 1600 x 8 jam) Rp. 12800/bal. Sedangkan realisasinya, untuk
jam sesungguhnya adalah 25 hari. Untuk tarif sesungguhnya perhari sebesar
Rp.12.800/bal. Berikut ini perhitungan tarif standar (tabel 5.12), tarif
sesungguhnya (tabel 5.13) dan selisih tarif upah langsung (STUL) dengan
rumus: (TS – Tst) x JS (tabel 5.14). Karena jam standar sama dengan jam
sesungguhnya maka untuk selisih efisiensi upah langsung (SEUL)sama dengan
nol.
Tabel 5.12
Perhitungan Tarif Standar
PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap
Tahun 2004
Bulan Anggaran Jam
Standar/ Tarif Tarif Standar/
Produksi
(Rp) JSt
(hari) per hari
(Rp) Tst (Rp)
1 2 3 4 5=(2 : 3 x 4) Januari 1633,388 25 12800 836294,656 Februari 1341,996 25 12800 687101,952 Maret 1294,632 25 12800 662851,584 April 1253,237 25 12800 641657,344 Mei 1194,714 25 12800 611693,568 Juni 1128,687 25 12800 577887,744 Juli 1070,217 25 12800 547951,104 Agustus 977,455 25 12800 500456,96 September 928,028 25 12800 475150,336 Oktober 904,285 25 12800 462993,92 November 837,366 25 12800 428731,392 Desember 565,433 25 12800 289501,696
Jumlah 13129,438 6722272,256 Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 5.13
Perhitungan Tarif Sesungguhnya
PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap
Tahun 2004
Bulan Anggaran Jam
Sesungguhnya/ Tarif Tarif
Sesungguhnya/
Produksi
(Rp) JS
(hari) per hari
(Rp) TS
(Rp) 1 2 3 4 5=(2 : 3 x 4)
Januari 1092,25 25 12800 559232 Februari 1094,98 25 12800 560629,76 Maret 1094,54 25 12800 560404,48 April 1094,42 25 12800 560343,04 Mei 1094,88 25 12800 560578,56 Juni 1094,91 25 12800 560593,92 Juli 1095,24 25 12800 560762,88 Agustus 1094,68 25 12800 560476,16 September 1094,97 25 12800 560624,64 Oktober 1094,79 25 12800 560532,48 November 1094,81 25 12800 560542,72 Desember 1089,56 25 12800 557854,72
Jumlah 13130,03 6722575,36 Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 5.14
Perhitungan Selisih Tarif Upah Langsung (STUL)
PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap
Tahun 2004
Bulan
TS (Rp)
Tst (Rp)
JS (hari)
STUL (Rp) Keterangan
1 2 3 4 5=( 2 - 3) x 4 6 Januari 559232 836294,656 25 -6926566,4 Tidak Menguntungkan Februari 560629,76 687101,952 25 -3161804,8 Tidak Menguntungkan Maret 560404,48 662851,584 25 -2561177,6 Tidak Menguntungkan April 560343,04 641657,344 25 -2032857,6 Tidak Menguntungkan Mei 560578,56 611693,568 25 -1277875,2 Tidak Menguntungkan Juni 560593,92 577887,744 25 -432345,6 Tidak Menguntungkan Juli 560762,88 547951,104 25 320294,4 Menguntungkan Agustus 560476,16 500456,96 25 1500480 Menguntungkan September 560624,64 475150,336 25 2136857,6 Menguntungkan Oktober 560532,48 462993,92 25 2438464 Menguntungkan November 560542,72 428731,392 25 3295283,2 Menguntungkan Desember 557854,72 289501,696 25 6708825,6 Menguntungkan
Jumlah 6722575,36 6722272,256 7577,6 Menguntungkan Sumber: Data primer yang diolah
Setelah selisih tarif upah langsung dan selisih efisiensi upah langsung
diketahui, maka langkah selanjutnya adalah menjumlahkan selisih tarif upah
langsung dan selisih efisiensi upah langsung sehingga diperoleh total selisih.
Hasilnya pada tabel 5.15 berikut:
Tabel 5.15
Total Selisih
PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap
Tahun 2004
Bulan
STUL (Rp)
SEUL (Rp)
Total Selisih (Rp)
1 2 3 4=(2+3) Januari -6926566,4 0 -6926566,4 Februari -3161804,8 0 -3161804,8 Maret -2561177,6 0 -2561177,6 April -2032857,6 0 -2032857,6 Mei -1277875,2 0 -1277875,2 Juni -432345,6 0 -432345,6 Juli 320294,4 0 320294,4 Agustus 1500480 0 1500480 September 2136857,6 0 2136857,6 Oktober 2438464 0 2438464 November 3295283,2 0 3295283,2 Desember 6708825,6 0 6708825,6
Jumlah 7577,6 0 7577,6 Sumber: Data primer yang diolah
Untuk menilai terkendali atau tidak selisih biaya tenaga kerja langsung
digunakan grafik pengendali x dan R, yaitu dengan mencari UCL (Upper
Control Limit) dan LCL (Lower Control Limit ).
Control Chart: SELISIH BTKL
Sigma level: 3
121110987654321
72691152
34871632
-2947896
-40767410
-78586930
SELISIH BTKL
UCL = 39982326.0
Average = -2947893.3
LCL = -45878113
Gambar 5.1
Control Chart selisih biaya tenaga kerja langsung
C. Pembahasan
Setelah dilakukan analisis data, maka dapat diketahui bahwa langkah- langkah
penyusunan anggaran PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap sudah sesuai
dengan teori antara lain:
1. Menyusun ramalan penjualan
Untuk menyusun ramalan penjualan pada tahun 2004, PT Industri Sandang
Nusantara Patal Cilacap menggunakan data 4 tahun yang lalu dari tahun 2000
sampai dengan tahun 2003 untuk memperkirakan jumlah penjualan pada tahun
2004
2. Membuat ramalan penjualan
Setelah disusun ramalan penjualan, maka PT Industri Sandang Nusantara Patal
Cilacap
membuat ramalan penjualan dengan menggunakan teknik analisis trend
matematis dengan metode least square, sehingga diketahui besarnya ramalan
penjualan untuk tahun 2004.
3. Setelah ramalan penjualan dibuat, maka PT Industri Sandang Nusantara Patal
Cilacap membuat anggaran penjualan yang berdasarkan pada ramalan
penjualan yang telah disusun.
4. Menyusun rencana produksi
Dimana rencana produksi pada PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap
tidak sama dengan rencana penjualan karena PT Industri Sandang Nusantara
mempertimbangkan jumlah persediaan awal dan jumlah persediaan akhir
dalam membuat rencana produksi. Selanjutnya PT Industri Sandang Nusantara
Patal Cilacap menyusun anggaran produksi setelah rencana produksi disusun.
5. Menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung
Setelah anggaran produksi disusun, selanjutnya PT Industri Sandang
Nusantara Patal Cilacap menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung.
Selanjutnya untuk mengetahui terkendali atau tidaknya selisih biaya tenaga
kerja langsung pada PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap dilakukan
dengan membuat grafik pengendali (control chart ). Pada grafik pengendali
(control chart) menunjukkan bahwa selisih biaya tenaga kerja langsung masih
terkendali kecuali pada bulan Januari dan Desember. Hal ini disebabkan jumlah
hari kerja yang pendek pada bulan Januari dimana total selisih berada dibawah
LCL dan pada bulan Desember total selisih berada diatas UCL 2004.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian terhadap proses produksi
di Perusahaan PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap pada tahun 2004
adalah bahwa perusahaan telah melakukan prosedur penyusunan anggaran biaya
tenaga kerja langsung sesuai dengan teori. Hal ini dapat dilihat dari langkah-
langkah penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung antara lain membuat
ramalan penjualan, menyusun rencana produksi, dan menyusun anggaran biaya
tenaga kerja langsung.
Analisa yang dilakukan terhadap selisih biaya tenaga kerja langsung yang
terjadi dalam proses produksi selama 12 bulan tahun 2004 menunjukkan bahwa
biaya tenaga kerja langsung antara anggaran dan realisasi masih terkendali artinya
perusahaan sudah mampu berproduksi dengan menggunakan tenaga kerja
langsung secara efektif kecuali pada bulan Januari dan Desember. Hal ini
disebabkan jumlah hari kerja yang pendek pada bulan Desember dan Januari dan
Desember 2004.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan
untuk melakukan pengendalian terhadap biaya tenaga kerja langsung untuk
periode yang akan datang.
B. Saran
1. Perusahaan PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilcap sebaiknya melakukan
prosedur penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung sesuai dengan
teori dan standard yang berlaku dalam perusahaan, sehingga prosedur
penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung diperiode yang akan datang
lebih tepat dan akurat.
2. Untuk melakukan pengendalian terhadap selisih biaya tenaga kerja langsung,
perusahaan harus selalu memperhatikan peraturan yang berlaku dalam
perusahaan dan meninjau faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya selisih
biaya tenaga kerja langsung sehingga pengendalian selisih biaya tenaga kerja
langsung yang dilakukan diperiode akan datang lebih baik.
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian, keterbatasan penelitian yang dihadapi yaitu:
1. Data yang diteliti oleh peneliti hanya 4 tahun, yaitu tahun 2000, 2001, 2002,
2003, sehingga kesimpulan yang dibuat hanya berdasarkan data yang
diperoleh.
2. Peneliti tidak dapat menyelidiki data yang diperoleh dari PT. Industri Sandang
Nusantara Patal Cilacap apakah benar-benar sesuai dengan kondisi perusahaan
tahun 2004 atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA
Adikoesoemah, Soeminta. 1993. Anggaran Perusahaan. Edisi 5, Yoyakarta: BPFE
UGM.
Adisaputro, Gunawan dan Marwan Asri. 2003. Anggaran Perusahaan. Edisi
2003/2004, Yogyakarta: BPFE UGM.
Ahyari, Agus. 1998. Anggaran Perusahaan. Edisi 1, Yoyakarta: BPFE UGM.
Anthony, Robert N, John Dearden, and Norton M. Bedford. 1993. Management
Control System. Fourth Edition, Homewood: Irwin Inch.
Asri, Marwan. 1980. Peramalan Penjualan. Edisi 1, Yoyakarta: BPFE UGM.
Gudono. 1993. Akuntansi Manajemen. Edisi 1, Jakarta: Gramedia.
Halim, Abdul. 2003. Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi Revisi, Yoyakarta: UPP
AMP YKPN.
Kana, Any Agus. 1990. Anggaran Perusahaan: Pembahasan Teori Akuntansi Soal
Jawab. Edisi 1, Yoyakarta: BPFE UGM.
Montgomery, Douglas C. 1985. Introduction To Statistical Quality Control. English
Language Edition, Washington: John Wiley & Sons, Inc.
Mulyadi. 1993. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: STIE YKPN.
Munandar, M. 1986. Budgeting: Perencanaan Kerja Pengendalian. Edisi 1,
Yoyakarta: BPFE UGM.
Supriyono, R.A.1989. Akuntansi Manajemen 3: Proses Pengendalian Manajemen.
Edisi 1, Yogyakarta: BPFE UGM.
Supriyono, R.A. 1993. Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian Biaya Serta
Pembuatan Keputusan. Edisi 2, Yoyakarta: BPFE UGM.
Supriyono, R.A. 1999. Akuntansi Biaya: Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga
pokok . Edisi 2, Yoyakarta: BPFE UGM.
Supriyanto, Y. 1995. Anggaran Perusahaan: Perencanaan dan Pengendalian Laba.
Edisi 1, Yoyakarta: BPFE UGM.
LAMPIRAN PERHITUNGAN INDEKS MUSIM BENANG NON COTTON
Penjualan Benang Non Cotton Rata-rata X X2 Trend Variasi Indeks Bulan
2000 2001 2002 2003 penjualan bulanan musim musim Januari 910 960 1062 1112 1011 -11 121 0 1011 128,97% Februari 914 965 1067 1118 1016 -9 81 42,8 973,2 124,14% Maret 922 973 1075 1126 1024 -7 49 85,6 938,4 119,70% April 932 984 1088 1140 1036 -5 25 128,4 907,6 115,78% Mei 935 987 1091 1143 1039 -3 9 171,2 867,8 110,70% Juni 932 984 1088 1140 1036 -1 1 214 822 104,86% Juli 932 984 1088 1140 1036 1 1 256,8 779,2 99,40% Agustus 915 966 1068 1119 1017 3 9 299,6 717,4 91,51% September 917 968 1070 1121 1019 5 25 342,4 676,6 86,31% Oktober 936 988 1092 1144 1040 7 49 385,2 654,8 83,53% November 936 988 1092 1144 1040 9 81 428 612 78,07% Desember 826 872 964 1010 918 11 121 470,8 447,2 57,05%
Jumlah 11007 11619 12845 13457 12232 0 572 9407,2