EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces...

47
EVALU Saccharomyces KINERJA PERT IKAN MAS BA DEPAR FAKULTAS INS UASI PENAMBAHAN RAGI BIR s cerevisiae DALAM PAKAN TERHAD TUMBUHAN DAN DAYA TAHAN TU Cyprinus carpio TERHADAP INFEKS AKTERI Aeromonas hydrophila TIRA SILVIANTI RTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN PERIKANAN DAN ILMU KELAUTA STITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 DAP UBUH SI AN

Transcript of EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces...

Page 1: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIRSaccharomyces cerevisiae DALAM PAKAN TERHADAP

KINERJA PERTUMBUHAN DAN DAYA TAHAN TUBUHIKAN MAS Cyprinus carpio TERHADAP INFEKSI

BAKTERI Aeromonas hydrophila

TIRA SILVIANTI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR

2013

EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIRSaccharomyces cerevisiae DALAM PAKAN TERHADAP

KINERJA PERTUMBUHAN DAN DAYA TAHAN TUBUHIKAN MAS Cyprinus carpio TERHADAP INFEKSI

BAKTERI Aeromonas hydrophila

TIRA SILVIANTI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR

2013

EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIRSaccharomyces cerevisiae DALAM PAKAN TERHADAP

KINERJA PERTUMBUHAN DAN DAYA TAHAN TUBUHIKAN MAS Cyprinus carpio TERHADAP INFEKSI

BAKTERI Aeromonas hydrophila

TIRA SILVIANTI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR

2013

Page 2: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIRSaccharomyces cerevisiae DALAM PAKAN TERHADAP

KINERJA PERTUMBUHAN DAN DAYA TAHAN TUBUHIKAN MAS Cyprinus carpio TERHADAP INFEKSI

BAKTERI Aeromonas hydrophila

TIRA SILVIANTI

SKRIPSIsebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada

Program Studi Teknologi & Manajemen Perikanan BudidayaDepartemen Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan dan Ilmu KelautanInstitut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR

2013

EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIRSaccharomyces cerevisiae DALAM PAKAN TERHADAP

KINERJA PERTUMBUHAN DAN DAYA TAHAN TUBUHIKAN MAS Cyprinus carpio TERHADAP INFEKSI

BAKTERI Aeromonas hydrophila

TIRA SILVIANTI

SKRIPSIsebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada

Program Studi Teknologi & Manajemen Perikanan BudidayaDepartemen Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan dan Ilmu KelautanInstitut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR

2013

EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIRSaccharomyces cerevisiae DALAM PAKAN TERHADAP

KINERJA PERTUMBUHAN DAN DAYA TAHAN TUBUHIKAN MAS Cyprinus carpio TERHADAP INFEKSI

BAKTERI Aeromonas hydrophila

TIRA SILVIANTI

SKRIPSIsebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada

Program Studi Teknologi & Manajemen Perikanan BudidayaDepartemen Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan dan Ilmu KelautanInstitut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR

2013

Page 3: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSIDAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces cerevisiae DALAMPAKAN TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN DAN DAYA TAHANTUBUH IKAN MAS Cyprinus carpio TERHADAP INFEKSI BAKTERIAeromonas hydrophila

adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa punkepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yangberasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan daripenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir skripsi ini.

Bogor, Februari 2013

TIRA SILVIANTI

C14080041

Page 4: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

PENGESAHAN

Judul : Evaluasi Penambahan Ragi Bir Saccharomyces cerevisiae dalamPakan terhadap Kinerja Pertumbuhan dan Daya Tahan Tubuh IkanMas Cyprinus carpio terhadap Infeksi Bakteri Aeromonashydrophila

Nama : Tira Silvianti

NIM : C14080041

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Dedi Jusadi Dr. Dinamella WahjuningrumNIP: 19621026 198803 1 001 NIP: 19700521 199903 2 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Budidaya perairan

Dr. SukendaNIP. 19671013 199302 1 001

Tanggal Pengesahan :

Page 5: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas karunia dan rahmat

yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Evaluasi Penambahan Ragi Bir Saccharomyces cerevisiae dalam Pakan terhadap

Kinerja Pertumbuhan dan Daya Tahan Tubuh Ikan Mas Cyprinus carpio terhadap

Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophila” ini sebagai salah satu prasyaratan dalam

memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Institut Pertanian Bogor.

Penelitian ini dilaksanakan pada September sampai dengan November

2012. Analisis proksimat bahan baku, pakan dan ikan uji dilaksanakan di

Laboratorium Nutrisi Ikan; pembuatan pakan dilaksanakan di Laboratorium

Pembuatan Pakan Ikan; dan pemeliharaan ikan dilaksanakan di Laboratorium

Basah Nutrisi Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Dedi Jusadi dan Dr.

Dinamella Wahjuningrum selaku dosen pembimbing. Selain itu, penulis

menyampaikan terimakasih kepada PT. Multi Bintang Indonesia dan PT. Suri

Tani Pemuka yang telah membantu dalam penyedian bahan baku pakan penelitian

kepada penulis. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ayah, Ibu,

Kakak-kakak dan Adik-adik atas segala doa dan kasih sayangnya, kepada Pak

Wasjan dan Mbak Retno atas bimbingannya selama di Laboratorium, kepada

Tiara selaku teman seperjuangan yang telah bekerjasama dan membantu penulis

selama penelitian hingga proses penulisan skripsi, serta teman-teman khususnya

M. Rijalul Fikri, Burhan, Nia, Radianus, Arin, Ai, Nisa, Pika, Hidayatullah,

Dendi, Ipha, Sri, kak Azam, kak Fajar dan teman-teman PATMO tercinta atas

bantuan, semangat dan persahabatannya.

Bogor, Februari 2013

Tira Silvianti

Page 6: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pringsewu pada tanggal 20 Juni 1990 dari pasangan

Bapak Salim Akil dan Ibu Juairiyah. Penulis merupakan anak keempat dari enam

bersaudara. Setelah menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 1 Pringsewu,

Lampung pada tahun 2008, penulis melanjutkan pendidikan di IPB melalui jalur

Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Program Studi Teknologi dan

Manajemen Perikanan Budidaya, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Selama masa perkuliahan, penulis aktif di organisasi kemahasiswaan

Himpunan Mahasiswa Akuakultur periode 2010-2011 pada divisi Komunikasi dan

Kesejahteraan Mahasiswa (KKM). Selain itu, penulis pernah magang di Balai

Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi, Jawa Barat

pada komoditas ikan mas dan ikan hias (Tahun 2009) dan melakukan praktik

lapang di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB)

Karawang, Jawa Barat pada komoditas udang vaname (Tahun 2011). Penulis juga

pernah menjadi asisten mata kuliah Nutrisi Ikan semester ganjil 2011/2012,

Teknologi Pembuatan Pakan Alami, Bentos, dan Alga semester ganjil 2011/2012

serta Teknologi Pembuatan dan Pemberian Pakan Ikan semester ganjil 2012/2013.

Penulis pernah mengikuti Pekan Kreativitas Mahasiswa yang berjudul:

Pencegahan Koi Herves Virus (KHV) dengan Vaksin DNA: Distribusi DNA

Vaksin pada Berbagai Jaringan Ikan Mas melalui Pakan (didanai DIKTI) Tahun

2011 dan Rekayasa Produksi Induk Ikan Nila Putih (yy): Transplantasi Sel

Testikular Ikan Nila Putih (Oreochromis niloticus) ke Ikan Nila Hitam

(Oreochromis niloticus) Triploid (didanai DIKTI, lolos PIMNAS XXV di

Yogyakarta dan mendapat penghargaan setara perak) Tahun 2012, serta sebagai

salah satu anggota dari sepuluh kelompok terbaik pada kegiatan Tanoto Reseach

Student Award (Tahun 2012).

Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan menulis skripsi

yang berjudul ”Evaluasi Penambahan Ragi Bir Saccharomyces cerevisiae

dalam Pakan terhadap Kinerja Pertumbuhan dan Daya Tahan Tubuh Ikan

Mas Cyprinus carpio terhadap Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophila”.

Page 7: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

ABSTRAK

TIRA SILVIANTI. Evaluasi Penambahan Ragi Bir Saccharomyces cerevisiaedalam Pakan terhadap Kinerja Pertumbuhan dan Daya Tahan Tubuh Ikan MasCyprinus carpio terhadap Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophila. Dibimbing olehDEDI JUSADI dan DINAMELLA WAHJUNINGRUM

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ragi birS. cerevisiae dalam pakan terhadap kinerja pertumbuhan dan daya tahan tubuhikan mas C. carpio terhadap infeksi bakteri A. hydrophila. Penelitian dilakukandengan tiga kali ulangan, ikan yang digunakan yaitu ikan mas dengan bobot awalrata-rata 7,61±0,07 g. Ikan dipelihara dalam 15 akuarium dengan dimensi50x40x35 cm pada sistem resirkulasi, dengan padat penebaran 15 ekor/akuarium.Selama pemeliharaan ikan diberi pakan dengan penambahan ragi bir 0%, 3%, 6%,serta penambahan bioyeast 3%. Pada hari ke-48 dilakukan uji tantang dengan A.hydrophila (106 cfu/ml). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ragibir di dalam pakan memberikan pengaruh yang sama terhadap kinerjapertumbuhan ikan mas. Namun berdasarkan jumlah limbah yang dihasilkan akibatdari nilai efisiensi pakan, penambahan 6% ragi bir adalah perlakuan yangmenghasilkan limbah budidaya paling sedikit. Disisi lain, penambahan ragi birdan bioyeast pada seluruh kadar yang diujikan mampu menekan kematian ikanakibat infeksi bakteri Aeromonas hydrophila. Dengan demikian, ragi bir palingbaik digunakan sebanyak 6% di dalam pakan ikan mas.

Kata kunci: ikan mas, ragi bir, pertumbuhan, Aeromonas hydrophila

Page 8: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

ABSTRACT

TIRA SILVIANTI. Evaluation of Brewer’s Yeast Saccharomyces cerevisiae inthe Diet on Growth Performance and Body Endurance of Common Carp Cyprinuscarpio against Bacterial Infection of Aeromonas hydrophila. Supervised by DEDIJUSADI and DINAMELLA WAHJUNINGRUM

The objective of this research was to know the effect of brewer’s yeast S.cerevisiae in the diet on growth performance and resistance of common carp C.carpio against A. hydrophila infection. A triplicate experiment was conductedusing fish with an initial body weight of 7,61±0,07 g. Fish were stocked in50x40x35 cm recirculating aquaria at a density of 15 fish/aquaria. During rearingperiod, fish were fed on the diet contained brewer’s yeast of 0%, 3%, 6 %, or 3 %bioyeast, respectively. On day 48, the fish were infected with A. hydrophila (106

cfu/ml). The results showed that the growth performance of fish were the same inall treatments. However, based on the calculation of feeding efficiency, fish fed onthe diet containing 6% brewer’s yeast produced the minimal waste. On the otherhand, the mortality rate of infected fish was reduced when fish fed on the dietcontained either brewer’s yeast or bioyeast. It can be concluded that thesupplementation of 6% brewer’s yeast in the diet was suitable for common carp.

Keywords: common carp, brewer's yeast, growth, Aeromonas hydrophila

Page 9: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR............................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xii

I. PENDAHULUAN ............................................................................ 11.1 Latar Belakang.......................................................................... 11.2 Tujuan....................................................................................... 3

II. BAHAN DAN METODE ................................................................ 42.1 Persiapan Wadah....................................................................... 42.2 Pakan Uji .................................................................................. 4

2.2.1 Persiapan Ragi Bir dan Bioyeast ...................................... 42.2.2 Analisis Kimia................................................................. 6

2.3 Ikan Uji..................................................................................... 62.3.1Persiapan Ikan Uji ............................................................ 62.3.2 Uji LD50 .......................................................................... 72.3.3 Uji Tantang ..................................................................... 7

2.4 Parameter Uji............................................................................... 82.4.1 Jumlah Konsumsi Pakan (JKP) ........................................ 82.4.2 Retensi Protein (RP) ........................................................ 82.4.3 Retensi Lemak (RL) ........................................................ 92.4.4 Laju Pertumbuhan Harian (LPH) ..................................... 92.4.5 Efisiensi Pakan (EP) ........................................................ 92.4.6 Tingkat Kelangsungan Hidup (TKH)............................... 102.4.7 Gejala Klinis Ikan............................................................ 10

2.5 Analisis Data ........................................................................... 10

III. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 113.1 Hasil ......................................................................................... 113.2 Pembahasan .............................................................................. 15

IV. KESIMPULAN .............................................................................. 214.1 Kesimpulan ............................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 22

LAMPIRAN ......................................................................................... 25

Page 10: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

x

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Hasil proksimat ragi bir dan bioyeast ............................................. 4

2. Komposisi pakan uji ....................................................................... 5

3. Hasil proksimat pakan perlakuan .................................................... 5

4. Data kualitas air selama pemeliharaan ikan mas Cyprinus carpio .... 6

5. Jumlah konsumsi pakan (JKP), retensi protein (RP), retensi lemak(RL), laju pertumbuhan harian (LPH), efisiensi pakan (EP), dantingkat kelangsungan Hidup (TKH) ikan mas selama 40 hari masapemeliharaan ...................................................................................... 12

6. Persentase ikan mati yang mengalami gejala klinis hiperemia danbusung perut ................................................................................... 15

Page 11: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Peningkatan biomassa rata-rata ikan mas yang diberi pakanperlakuan ragi bir dengan kadar berbeda (0% ragi bir, 3% ragi bir,6% ragi bir dan 3% bioyeast) setelah dipelihara selama 40 hari ...... 11

2. Persentase tingkat kematian ikan per hari pasca infeksiA. hydrophila ................................................................................. 13

3. Tingkat kelangsungan hidup ikan mas di hari ke-10 pasca infeksibakteri A. hydrophila ...................................................................... 14

4. Gejala klinis ikan mas pasca infeksi bakteri A. hydrophila ............. 15

Page 12: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Skema dan tata letak akuarium penelitian........................................ 26

2. Perhitungan nilai LD50 .................................................................... 26

3. Prosedur analisis proksimat (Watanabe, 1988) ................................. 27

3.1 Prosedur analisis kadar abu ...................................................... 27

3.2 Prosedur analisis kadar air ........................................................ 27

3.3 Prosedur analisis kadar serat kasar ............................................ 28

3.4 Prosedur analisis kadar protein ................................................. 28

3.5 Prosedur analisis kadar lemak ................................................... 30

4. Hasil Uji Statistik ........................................................................... 31

4.1 Jumlah konsumsi pakan selama 40 hari pemeliharaan ............... 31

4.2 Laju pertumbuhan harian selama 40 hari pemeliharaan ............. 31

4.3 Tingkat kelangsungan hidup selama 40 hari pemeliharaan ........ 32

4.4 Efisiensi pakan selama 40 hari pemeliharaan............................. 32

4.5 Hasil proksimat tubuh ikan mas selama 40 hari pemeliharaan ... 32

4.6 Perhitungan retensi protein selama 40 hari pemeliharaan .......... 33

4.7 Perhitungan retensi lemak selama 40 hari pemeliharaan ........... 34

5. Jumlah kematian ikan per hari pasca infeksi bakteri A. hydrophila ... 35

Page 13: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selama ini sekitar 90% bahan baku pakan ikan yang beredar merupakan

impor. Untuk mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor, berbagai

penelitian telah dilakukan untuk mencari bahan baku alternatif, yakni bahan baku

lokal. Bahan baku lokal yang sudah diteliti sebagai bahan baku pakan antara lain

biji karet, biji kapuk, kulit singkong, palm kernel meal (PKM), kopra (Edriani,

2011), kulit buah kakao (Kurniansyah, 2012), bungkil kelapa (Zuraida, 2012),

tepung daun lamtoro (Fitriliyani, 2010). Hasil-hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa pemanfaatan berbagai bahan baku lokal berbasis bahan

nabati dihadapkan pada kendala adanya zat anti nutrisi, rendahnya kandungan

protein dan tingginya kandungan serat kasar yang menyebabkan kecernaan

rendah.

Cara yang telah dilakukan untuk menurunkan kandungan serat kasar yaitu

melalui proses hidrolisis atau fermentasi. Menurut penelitian yang telah dilakukan

Edriani (2011), proses fermentasi mampu mengubah komposisi nutrisi pada bahan

biji karet, biji kapuk, kulit singkong, PKM dan kopra dengan menggunakan

Saccharomyces cerevisiae. Selain itu, penggunaan enzim cairan rumen domba

telah banyak dilakukan untuk menurunkan serat kasar dan meningkatkan

kecernaan pada bungkil kelapa (Zuraida, 2012), kulit buah kakao (Kurniansyah,

2012) dan tepung daun lamtoro (Fitriliyani, 2010). Namun penggunaan S.

cerevisiae dan enzim cairan rumen domba untuk menurunkan serat kasar pada

penelitian tersebut masih belum efisien untuk aplikasi skala komersil. Hal ini

dikarenakan waktu fermentasi yang lama serta kendala dalam pengadaan rumen

cairan domba.

Selain itu, terdapat ragi komersial yang dikenal sebagai bioyeast, telah

banyak digunakan sebagai produk suplemen untuk pakan ikan dan ternak. Dalam

bobot kering bioyeast memiliki kandungan abu 15,30 %, protein 52,71 %, serat

kasar 18,44 %, lemak 7,94 % dan BETN 1,41%. Bioyeast juga telah digunakan

dalam formulasi pakan ikan budidaya yakni dalam penelitian Anggraeni (2011),

menggunakan 0,5 % bioyeast pada formulasi pakan ikan nila.

Page 14: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

2

Bahan baku alternatif lain yang memiliki prospek sebagai bahan baku

pakan ikan adalah ragi bir S. cerevisiae. Ragi bir merupakan hasil produk samping

(limbah) dari industri pembuatan bir yang berpotensi digunakan sebagai bahan

baku pembuatan pakan ikan. Gabungan Industri Minuman Malt Indonesia

(GIMMI) mencatat produksi bir pada tahun 2011 berkisar 2.375.000 hektoliter

(Rosita, 2011). Sedangkan jumlah ragi bir (limbah) yang dihasilkan dari salah satu

produsen bir per hari yaitu mencapai 12 ton basah atau setara dengan 3 ton kering.

Ragi bir memiliki kandungan nutrisi cukup baik, karena mengandung

protein tinggi dan serat kasar rendah. Hasil proksimat awal dalam bobot kering,

ragi bir memiliki kandungan abu 5,89 %, protein 56,37 %, serat kasar 0,44 %,

lemak 1,29 % dan BETN 36,23%. Tingginya nilai protein dan rendahnya serat

kasar tersebut, memberi peluang ragi bir sebagai sumber protein di dalam pakan

bersama-sama bahan baku lain, seperti tepung kedelai, tepung ikan, meat bone

meal, dan lain-lain.

Penggunaan ragi bir hingga 30% dalam pakan dapat meningkatkan

efisiensi pakan untuk juvenil sea bass Dicentrarchus labrax berukuran 12 g

(Oliva-Teles dan Goncalves, 2001). Sedangkan ragi bir sebanyak 2% di dalam

pakan dapat meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi pakan, serta daya tahan

terhadap serangan penyakit pada juvenil hasil persilangan ikan striped bass

Morone chrysops dengan M. saxatilis (Li dan Gatlin, 2003).

Ragi bir juga berpotensi sebagai imunostimulan, karena mengandung

asam nukleat dan polisakarida non pati, termasuk β-1,3 glukan. β-1,3 glukan

efektif untuk meningkatkan fungsi imunitas dari beberapa spesies ikan budidaya

seperti pada african catfish dengan dosis 1 g/kg pakan (Yoshida et al., 1995).

Penelitian lainnya menunjukkan bahwa penambahan ragi bir dengan dosis 4-6%

dapat meningkatkan kekebalan non spesifik tubuh juvenil ikan pikeperch Sander

lucioperca (Jarmolowicz et al., 2011).

Berdasarkan uraian di atas, penelitian mengenai penambahan ragi bir

dalam pakan terhadap kinerja pertumbuhan dan daya tahan tubuh ikan mas

terhadap infeksi bakteri Aeromonas hydrophila perlu dilakukan. Penggunaan

bioyeast (ragi komersil) sebagai pembanding dari ragi bir (limbah).

Page 15: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

3

1.2 Tujuan

Mengevaluasi penambahan ragi bir Saccharomyces cerevisiae dalam

pakan terhadap kinerja pertumbuhan dan daya tahan tubuh ikan mas terhadap

infeksi bakteri Aeromonas hydrophila.

Page 16: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

4

II. BAHAN DAN METODE

2.1 Persiapan Wadah

Prosedur penelitian melalui tahapan persiapan. Wadah budidaya ikan yang

digunakan adalah akuarium berukuran 50x40x35 cm sebanyak 15 buah dan satu

buah bak fiber berukuran 1.200 ℓ sebagai tandon. Akuarium dicuci hingga bersih

lalu diisi dengan air hingga volume 60 ℓ dan tandon diisi air hingga volume 1.000

ℓ. Selanjutnya dilakukan instalasi aerator pada setiap akuarium dan sistem

resirkulasi. Pada sistem resirkulasi digunakan filter berupa kapas filter, batu zeolit

dan karbon aktif. Sebelum digunakan untuk penelitian, dilakukan sterilisasi pada

media pemeliharaan berupa pemberian klorin sebanyak 30 ppm dan disterilisasi

dengan tiosulfat sebanyak 15 ppm. Setelah disterilisasi, air siap digunakan sebagai

media budidaya. Pada tandon diberikan heater untuk menjaga suhu air. Skema dan

tata letak akuarium dapat dilihat pada Lampiran 1.

2.2 Pakan Uji

2.2.1 Persiapan Ragi Bir dan Bioyeast

Ragi bir yang baru didapat dari industri dikeringkan di bawah sinar

matahari hingga terbentuk lapisan memadat, lalu dioven pada suhu 60 oC hingga

kering. Setelah kering, ragi bir dihaluskan hingga menjadi tepung dan siap

dicampur dalam formulasi pakan uji. Bioyeast merupakan ragi komersial yang

telah banyak dipasarkan sebagai produk suplemen untuk pakan ikan. Bioyeast

diperoleh dari pabrik pakan dalam bentuk serbuk siap pakai. Penggunaan bioyeast

dalam penelitian ini sebagai pembanding dari ragi bir. Hasil analisis proksimat ragi

bir dan bioyeast pada penelitian ini disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil proksimat ragi bir dan bioyeast

Bahan KadarAir

KadarAbu* Protein* Lemak* Serat

Kasar* BETN*

Ragi bir 5,49 5,89 56,37 1,29 0,44 36,23Bioyeast 4,20 15,30 52,71 7,94 18,44 1,41

Keterangan:*dalam bobot keringBETN = Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen

Pakan uji dibuat dengan mencampurkan seluruh bahan pakan sesuai

dengan komposisi pakan pada Tabel 2. Setelah itu, bahan dicetak dan dikeringkan

Page 17: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

5

dengan oven. Kemudian pakan yang telah dibuat, dianalisis proksimat untuk

mengetahui pemenuhan target protein, rasio energi protein, dan jumlah energi

pakan. Hasil proksimat pakan perlakuan pada penelitian ini disajikan pada Tabel

3.

Tabel 2. Komposisi pakan uji

Bahan BakuPakan Perlakuan (%)

0% Ragi Bir 3% Ragi bir 6% Ragi bir 3% BioyeastJagung 1,94 1,94 1,94 1,94Dedak 8,52 8,52 8,52 8,52Tepung Gandum 11,48 11,48 11,48 11,48Tapioka 20,00 20,00 20,00 20,00Tepung Kedelai 31,76 28,86 25,98 28,86Animal Pro 20,60 20,60 20,60 20,60Minyak Ikan 1,06 1,00 0,92 1,00Lisin 0,56 0,52 0,48 0,52Metionin 0,22 0,22 0,22 0,22Mineral Mix 2,62 2,62 2,62 2,62Vitamin 0,02 0,02 0,02 0,02Minyak Soya 1,22 1,22 1,22 1,22Ragi Bir 0,00 3,00 6,00 0,00Bioyeast 0,00 0,00 0,00 3,00Total (%) 100 100 100 100

Tabel 3. Hasil proksimat pakan perlakuan

ParameterPakan Perlakuan

0% Ragi Bir 3% Ragi bir 6% Ragi bir 3% BioyeastKadar air (%) 10,38 6,98 6,75 9,11Lemak (%) 8,10 6,58 8,30 8,27Protein (%) 28,23 28,97 29,40 28,64Serat kasar (%) 3,33 3,56 3,44 3,50Kadar abu (%) 11,43 10,91 11,28 11,03BETN (%) 38,53 43,00 40,83 39,45GE (kkal/100g)1 392,20 400,38 410,06 399,87c/p2 13,89 13,82 13,95 13,96

Keterangan :1) GE = Gross Energy (Watanabe, 1988)

1 g protein = 5,6 kkal GE1 g karbohidrat/BETN = 4,1 kkal GE1 g lemak = 9,4 kkal GE

2) c/p = rasio energi/protein

Page 18: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

6

2.2.2 Analisis Kimia

Analisis proksimat dilakukan terhadap bahan, pakan dan ikan perlakuan.

Analisis proksimat yang dilakukan meliputi kadar protein, lemak, serat kasar, abu,

air, dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN). Analisis proksimat dilakukan di

Laboratorium Nutrisi Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut

Pertanian Bogor.

Analisis proksimat untuk protein dilakukan dengan metode Kjeldahl,

lemak dengan metode Soxchlet dan metode Folch, abu dengan pemanasan sampel

dalam tanur bersuhu 600 oC, serat kasar menggunakan metode pelarutan sampel

dengan asam dan basa kuat serta pemanasan, dan kadar air dengan metode

pemanasan dalam oven bersuhu 105-110 oC (Watanabe, 1988). Prosedur analisis

proksimat pakan dan ikan dapat dilihat pada Lampiran 3.

2.3 Ikan Uji

2.3.1 Persiapan Ikan Uji

Ikan yang digunakan dalam penelitian ini berukuran 7,61±0,07 g. Ikan

diperoleh dari petani ikan di Desa Situdaun, Bogor. Ikan ditebar dalam akuarium

ukuran 50x40x35 cm dengan kepadatan 15 ekor per akuarium. Seluruh akuarium

beserta sebuah tandon dirangkai menjadi satu sistem resirkulasi. Di dalam tandon

air ukuran 1 ton disimpan 3 buah heater 350 watt, sehingga suhu di setiap

akuarium ada di kisaran 28-31 ºC. Pemeliharaan ikan uji pada penelitian

dilakukan selama 40 hari dengan diberi pakan uji. Pada hari ke-40 masa

pemeliharaan, seluruh ikan ditimbang untuk evaluasi pertumbuhan. Selanjutnya

pada hari ke-48 dilakukan uji tantang dengan cara injeksi bakteri A. hydrophila.

Selama pemeliharaan, ikan diberi pakan dengan metode at satiation

(pemberian pakan sekenyangnya) dengan frekuensi pemberian tiga kali sehari,

yaitu pukul 08.00 WIB, 12.00 WIB, dan 16.00 WIB. Kondisi kualitas air yang

diukur selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Data kualitas air selama pemeliharaan ikan mas Cyprinus carpio

Parameter Satuan Nilai Optimum (Boyd, 1982)Suhu ⁰C 28-31 25-30Disolved oksigen mg/ℓ 4,6-6,2 >5pH - 7,11-7,28 6,5-9Alkalinitas mg/ℓ 64-80 30-500TAN mg/ℓ 0,14-0,27 <2,4

Page 19: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

7

2.3.2 Uji LD50

Letal Dosis 50% (LD50) adalah suatu besaran yang diturunkan secara

statistik, guna menyatakan dosis tunggal suatu senyawa yang diperkirakan dapat

mematikan atau menimbulkan efek toksik yang berarti pada 50% hewan coba

setelah perlakuan (Sulastry, 2009). Hal ini penting untuk mengetahui konsentrasi

bakteri yang digunakan untuk melakukan uji tantang. Uji tantang dengan

menggunakan bakteri A. hydrophila yang diperoleh dari Laboratorium Kesehatan

Ikan Departemen Budidaya Perairan, Institut Pertanian Bogor. Bakteri yang

diujikan diregenerasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Bakteri stok dari kultur

primer digores ulang pada cawan petri dengan goresan kuadran. Koloni tunggal

dan homogen yang terbentuk diambil sebanyak satu ose, lalu diinokulasikan ke

dalam tabung yang berisi 10 ml media Trypticase Soy Broth (TSB). Selanjutnya

bakteri diinkubasi selama 24 jam pada suhu 29 oC dalam inkubator bergoyang

(shaker).

Ikan uji yang digunakan dalam LD50 ini berukuran 12,71±1,59 g, setiap

akuarium diisi sebanyak 8 ekor ikan. Ikan dipelihara dalam 8 buah akuarium

berukuran 50x40x35 cm, dengan ulangan sebanyak 2 kali. Pada uji LD50, A.

hydrophila yang digunakan dikultur pada media Trypticase Soy Broth (TSB),

kemudian dicuci dengan menggunakan Posphat Buffer Saline (PBS) sebanyak 2

kali. Bakteri disuntikkan ke ikan dengan kepadatan 105 sampai 108 cfu/ml secara

intraperitonial sebanyak 0,1 mℓ/ekor ikan. Pengamatan dilakukan dengan

menghitung jumlah ikan yang masih hidup dan yang mati sampai hari ke sepuluh.

Kemudian dilakukan penghitungan untuk mengetahui LD50, yaitu konsentrasi

pada waktu ikan mati sebanyak 50% dari populasi (EHSC, 2001). Berdasarkan uji

patogenitas dengan menghitung LD50 didapatkan konsentrasi bakteri yang

mendekati kematian 50% dari populasi ikan mas selama sepuluh hari adalah

bakteri dengan kepadatan 106 cfu/mℓ (Lampiran 2).

2.3.3 Uji Tantang

Uji tantang dilakukan untuk mengetahui tingkat ketahanan tubuh ikan

setelah diberi pakan perlakuan ragi bir selama 47 hari dengan melihat

kelangsungan hidup ikan mas setelah diinfeksi A. hydrophila. Perlakuan pada saat

uji tantang yaitu :

Page 20: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

8

1. K+ (kontrol positif) : perlakuan ragi bir 0%, diinjeksi A. hydrophila

2. K- (kontrol negatif) : perlakuan ragi bir 0%, diinjeksi PBS

3. 3% RB : perlakuan ragi bir 3%, diinjeksi A. hydrophila

4. 6% RB : perlakuan ragi bir 6%, diinjeksi A. hydrophila

5. 3% BY : perlakuan bioyeast 3%, diinjeksi A. hydrophila

Ikan yang digunakan yaitu berukuran 13,20±1,43 g sebanyak 10 ekor ikan

per akuarium yang dipelihara pada akuarium berukuran 50x40x35 cm. Setiap

perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Ikan diinfeksi dengan A. hydrophila pada hari

ke-48 dengan dosis LD50. Selama uji tantang berlangsung resirkulasi dihentikan,

namun ikan tetap diberi pakan sesuai perlakuan. Gejala klinis diamati setiap hari

setelah ikan diinfeksi dengan A. hydrophila.

2.4 Parameter Uji

2.4.1 Jumlah Konsumsi Pakan (JKP)

Pengukuran JKP ditentukan dengan menimbang jumlah pakan yang

diberikan dikurangi jumlah pakan yang tidak dimakan selama 40 hari pemberian

pakan uji.

JKP = Pm - Pt

Keterangan :

JKP = Jumlah konsumsi pakan (g)

Pm = Jumlah pakan yang diberikan (g)

Pt = Jumlah pakan yang tidak dimakan (g)

2.4.2 Retensi Protein (RP)

Nilai retensi protein dihitung dengan persamaan sebagai berikut (Halver,

1989) :

RP = [(FP - I)/P] x 100%

Keterangan :

RP = Retensi protein (%)

FP = Jumlah protein ditubuh ikan pada akhir pemeliharaan (g)

I = Jumlah protein ditubuh ikan pada awal pemeliharaan (g)

P = Jumlah protein yang dikonsumsi ikan (g)

Page 21: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

9

2.4.3 Retensi Lemak (RL)

Nilai retensi lemak dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai

berikut (Takeuchi, 1988):

RL = [(FL - I)/L] x 100%

Keterangan :

RL = Retensi lemak (%)

FL = Jumlah lemak pada tubuh ikan pada akhir pemeliharaan (g)

I = Jumlah lemak pada tubuh ikan pada awal pemeliharaan (g)

L = Jumlah lemak yang dikonsumsi ikan (g)

2.4.4 Laju Pertumbuhan Harian (LPH)

Pengukuran LPH ikan uji dihitung menggunakan persamaan berikut

(Huisman, 1990):

LPH =

1t

wo

wt%100

Keterangan:

LPH = Laju pertumbuhan harian

wt = Rata-rata bobot individu akhir pemeliharaan (g)

wo = Rata-rata bobot individu awal pemeliharaan (g)

t = Lama waktu pemeliharaan (hari)

2.4.5 Efisiensi Pakan (EP)

Nilai efisiensi pakan dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai

berikut (Takeuchi, 1988):

EP = {[(Wt + D) - Wo] / F} x 100%

Keterangan :

EP = Efisiensi pakan (%)

F = Jumlah pakan yang diberikan selama pemeliharaan (g)

Wt = Biomassa akhir pemeliharaan (g)

Wo = Biomassa awal pemeliharaan (g)

D = Biomassa ikan mati (g)

Page 22: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

10

2.4.6 Tingkat Kelangsungan Hidup atau (TKH)

Kelangsungan hidup ikan diamati selama 40 hari pemeliharaan ikan (pra

infeksi bakteri) dan selama 10 hari pemeliharaan ikan (pasca infeksi bakteri).

Kelangsungan hidup ikan dapat diketahui dengan persamaan sebagai berikut:

TKH = [Nt / No] x 100%

Keterangan :

TKH = Tingkat kelangsungan hidup (%)

Nt = Jumlah ikan akhir pemeliharaan (ekor)

No = Jumlah ikan awal pemeliharaan (ekor)

2.4.7 Gejala Klinis Ikan

Gejala klinis diamati setiap hari setelah ikan diinfeksi dengan A. hydrophila

selama 10 hari. Gejala klinis yang diamati adalah kemerahan pada bagian tubuh

(hiperemia) dan pembengkakan rongga perut (busung perut). Persentase gejala

klinis dapat diketahui dengan persamaan sebagai berikut:

GK = [Gt / Go] x 100%

Keterangan :

GK = Gejala klinis (%)

Gt = Jumlah ikan yang mengalami gejala klinis akhir pemeliharaan (ekor)

Go = Jumlah ikan awal pemeliharaan (ekor)

2.5 Analisis Data

Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri

dari 4 pakan perlakuan dengan 3 ulangan. Seluruh data yang diperoleh diolah

menggunakan Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16.0.

Page 23: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

11

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Penggunaan ragi pada pakan uji dengan kadar berbeda, yaitu 0% ragi bir

(kontrol), 3% ragi bir, 6% ragi bir, dan 3% bioyeast yang diberikan selama 40

hari, menunjukkan pertumbuhan ikan mas. Hal ini ditandai dengan peningkatan

biomassa ikan mas pada setiap perlakuan. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada

Gambar 1.

Keterangan: Huruf yang berbeda pada grafik menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata(p<0,05).

Gambar 1. Peningkatan biomassa rata-rata ikan mas yang diberi pakan perlakuanragi bir dengan kadar berbeda (0% ragi bir, 3% ragi bir, 6% ragi birdan 3% bioyeast) setelah dipelihara selama 40 hari.

Peningkatan biomassa ikan mas di Gambar 1 menunjukkan hasil yang

tidak berbeda secara signifikan pada setiap perlakuan. Perlakuan ragi bir 6%

memiliki nilai peningkatan yang paling besar dibandingkan perlakuan lainnya

yaitu sebesar 81%. Kemudian untuk perlakuan lainnya, yaitu kontrol, 3% ragi bir,

dan 3% bioyeast secara berturut-turut terjadi peningkatan biomassa ikan sebesar

56%, 44%, dan 71%.

115,28 117,49 112,69 114,75

179,80169,41

204,43196,57

0,00

50,00

100,00

150,00

200,00

250,00

K 3%RB 6%RB 3%BY

Biom

asaa

rat

a-ra

ta (g

)

Perlakuan

awal pemeliharaan

akhir pemeliharaan

a aa a a a aa

Page 24: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

12

Tabel 5. Jumlah konsumsi pakan (JKP), retensi protein (RP), retensi lemak (RL),laju pertumbuhan harian (LPH), efisiensi pakan (EP), dan tingkatkelangsungan hidup (TKH) ikan mas selama 40 hari masa pemeliharaan

Parameter UjiPerlakuan

K 3% RB 6% RB 3% BY

JKP (g) 201,59±6,6a 190,11±6,48 a 205,88±9,06 a 195,78±30,53 a

RP (%) 12,72±3,74 a 10,87±2,21 a 17,14±2,64 a 18,77±6,57 a

RL (%) 9,53±2,84 a 10,68±2,15a 19,76±2,43b 20,18±5,54b

LPH (%) 1,10±0,25 a 1,35±0,28 a 1,67±0,06 a 1,44±0,35 a

EP (%) 38,03±11,74 a 40,48±8,62 a 50,68±0,89 a 43,72±11,94 a

TKH (%) 86,67±17,64 a 84,45±3,85 a 93,33±6,67 a 95,56±7,7 a

Keterangan: Nilai yang tertera merupakan nilai rata-rata ± standar deviasi. Huruf superskrip di belakang nilaistandar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata(p<0,05).

Tabel 5 menunjukkan penggunaan ragi bir dan bioyeast pada pakan

dengan dosis yang berbeda memberikan hasil yang tidak berbeda secara signifikan

terhadap perlakuan kontrol (0% ragi bir) pada parameter jumlah konsumsi pakan,

retensi protein, laju pertumbuhan harian, efisiensi pakan, dan tingkat

kelangsungan hidup. Sedangkan penambahan dosis 6% ragi bir dan 3% bioyeast

memberikan hasil yang berbeda secara signifikan dibandingkan kontrol (0% ragi

bir) pada parameter retensi lemak. Uji statistik disajikan pada Lampiran 4.

Akumulasi kelangsungan hidup dihitung 10 hari pasca uji tantang.

Persentase tingkat kematian ikan per hari pasca infeksi A. hydrophila yang

diamati selama 10 hari dapat dilihat pada Gambar 2. Tingkat kelangsungan hidup

ikan di hari ke-10 pasca infeksi dapat dilihat pada Gambar 3. Sedangkan jumlah

kematian ikan per hari setiap ulangan disajikan dalam Lampiran 5.

Page 25: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

13

Gambar 2. Persentase tingkat kematian ikan per hari pasca infeksi A. hydrophila.

Pada Gambar 2 terlihat bahwa pasca infeksi dengan bakteri A. hydrophila,

pada perlakuan kontrol negatif tidak terjadi kematian selama 10 hari. Sementara di

perlakuan kontrol positif terjadi kematian sangat tinggi pada hari ke-2 sebesar

40%. Kematian mencapai 50% hingga hari ke-6 dan selanjutnya tidak ditemukan

kematian hingga hari ke-10. Sedangkan pada perlakuan 3% ragi bir, 6% ragi bir

dan 3% bioyeast tingkat kematian jauh sangat rendah yakni sebesar 6,67%, 6,67%

dan 3,33% (Gambar 3). Dengan demikian penambahan ragi bir dan bioyeast

mampu meningkatkan daya tahan tubuh ikan, sehingga tingkat kematian ikan

akibat serangan A. hydrophila bisa ditekan. Adapun gejala klinis ikan yang mati

terdapat pada Gambar 4.

0,00

13,33

40,00

46,6750,00

6,673,33

6,673,33

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tin

gkat

kem

atia

n (%

)

Hari pasca infeksi

K+

K-

3%RB

6%RB

3%BY

Page 26: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

14

Keterangan : Huruf yang berbeda pada grafik menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata(p<0,05).

Gambar 3. Tingkat kelangsungan hidup ikan mas di hari ke-10 pasca infeksi A.hydrophila.

Gejala klinis yang ditimbulkan pada ikan yang mati akibat infeksi bakteri

A. hydrophila pada ikan mas yaitu munculnya warna kemerahan (hiperemia) pada

berbagai bagian tubuh ikan, seperti perut, operkulum dan pangkal sirip dan

busung perut (Gambar 4). Gejala awal yang muncul saat ikan terserang infeksi A.

hydrophila yaitu ikan mas mulai tidak mau makan dan berada di permukaan air.

Ikan kontrol negatif yang disuntikkan PBS hanya menunjukkan gejala awal

berupa tidak nafsu makan selama dua hari. Pada hari ketiga, ikan kontrol negatif

sudah terlihat normal dan bisa merespon pakan yang diberikan dengan baik.

Jumlah ikan yang mengalami gejala klinis dapat dilihat pada Tabel 6.

50 17,32

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

K+

Tin

gkat

Kel

angs

unga

n H

idup

(%

)

a b b b b

14

Keterangan : Huruf yang berbeda pada grafik menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata(p<0,05).

Gambar 3. Tingkat kelangsungan hidup ikan mas di hari ke-10 pasca infeksi A.hydrophila.

Gejala klinis yang ditimbulkan pada ikan yang mati akibat infeksi bakteri

A. hydrophila pada ikan mas yaitu munculnya warna kemerahan (hiperemia) pada

berbagai bagian tubuh ikan, seperti perut, operkulum dan pangkal sirip dan

busung perut (Gambar 4). Gejala awal yang muncul saat ikan terserang infeksi A.

hydrophila yaitu ikan mas mulai tidak mau makan dan berada di permukaan air.

Ikan kontrol negatif yang disuntikkan PBS hanya menunjukkan gejala awal

berupa tidak nafsu makan selama dua hari. Pada hari ketiga, ikan kontrol negatif

sudah terlihat normal dan bisa merespon pakan yang diberikan dengan baik.

Jumlah ikan yang mengalami gejala klinis dapat dilihat pada Tabel 6.

50 17,32

100 0,00 93,33 5,77 93,33 5,77 96,67 5,77

K- 3%RB 6%RB 3%BY

Perlakuan

a b b b b

14

Keterangan : Huruf yang berbeda pada grafik menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata(p<0,05).

Gambar 3. Tingkat kelangsungan hidup ikan mas di hari ke-10 pasca infeksi A.hydrophila.

Gejala klinis yang ditimbulkan pada ikan yang mati akibat infeksi bakteri

A. hydrophila pada ikan mas yaitu munculnya warna kemerahan (hiperemia) pada

berbagai bagian tubuh ikan, seperti perut, operkulum dan pangkal sirip dan

busung perut (Gambar 4). Gejala awal yang muncul saat ikan terserang infeksi A.

hydrophila yaitu ikan mas mulai tidak mau makan dan berada di permukaan air.

Ikan kontrol negatif yang disuntikkan PBS hanya menunjukkan gejala awal

berupa tidak nafsu makan selama dua hari. Pada hari ketiga, ikan kontrol negatif

sudah terlihat normal dan bisa merespon pakan yang diberikan dengan baik.

Jumlah ikan yang mengalami gejala klinis dapat dilihat pada Tabel 6.

96,67 5,77

3%BY

a b b b b

Page 27: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

15

Keterangan: (a), (b), (c) dan (d) yaitu kemerahan (hiperemia) pada sirip dada, sirip perut, operculum dansirip ekor, (e) busung perut.

Gambar 4. Gejala klinis ikan mas pasca infeksi bakteri A. hydrophila.

Tabel 6. Persentase ikan mati yang mengalami gejala klinis hiperemia dan busungperut

PerlakuanGejala klinis (%)

Tubuh memerah(Hiperemia)

Busung perut

Kontrol Positif 40,00±10,00 23,33±15,28Kontrol Negatif 0,00±0,00 0,00±0,00

3% Ragi Bir 6,67±5,77 6,67±5,776% Ragi Bir 3,33±5,77 3,33±5,773% Bioyeast 3,33±5,77 0,00±0,00

Berdasarkan Tabel 6 terlihat bahwa ikan pada perlakuan kontrol positif

menunjukkan gejala klinis yang jauh lebih banyak yaitu 40,00±10,00%

menunjukkan hiperemia dan 23,33±15,28% busung perut. Sedangkan ikan di

perlakuan lainnya (3% ragi bir, 6% ragi bir dan 3% bioyeast) hanya sedikit yang

menunjukkan gejala tersebut; bahkan perlakuan kontrol negatif tidak

menunjukkan gejala klinis.

3.2 Pembahasan

Penambahan ragi bir dengan dosis yang berbeda pada pakan ikan mas

menunjukkan adanya peningkatan kinerja pertumbuhan. Pertumbuhan ikan uji

terlihat secara kuantitatif dengan adanya penambahan bobot tubuh. Penambahan

bobot tersebut menunjukan bahwa ikan mampu mencerna pakan dan menyerap

semua nutrien yang terkandung dalam pakan dan mengkonversinya menjadi

energi.

a

d

e

c

b

Page 28: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

16

Persentase penambahan biomassa ikan meningkat seiring dengan lamanya

waktu pemeliharaan. Berdasarkan hasil yang didapatkan dalam penelitian ini,

biomassa akhir yang dihasilkan pada semua perlakuan tidak menunjukkan

perbedaan yang signifikan. Perlakuan 6% ragi bir memiliki nilai peningkatan yang

paling tinggi dibandingkan perlakuan lainnya yaitu sebesar 81%. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin besar dosis ragi yang ditambahkan maka biomassa

akhir yang dihasilkan akan semakin besar pula, selama dosis ragi bir masih dalam

batas toleransi ikan tersebut. Hasil penelitian Li dan Gatlin (2003)

memperlihatkan bahwa suplementasi ragi bir sebesar 1% dan 2% pakan dapat

menghasilkan biomassa akhir lebih besar dibandingkan dengan kontrol pada ikan

striped bass.

Peningkatan biomassa rata-rata pada penelitian ini sejalan dengan

peningkatan laju pertumbuhan harian. Laju pertumbuhan harian tidak

menunjukkan hasil yang berbeda secara signifikan pada semua perlakuan. Namun,

hasil menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis ragi yang diberikan makan laju

pertumbuhan hariannya semakin besar pula. Pertambahan biomassa dan laju

pertumbuhan harian yang tinggi pada perlakuan 6% ragi bir, diikuti dengan

jumlah konsumsi pakan yang paling tinggi pada perlakuan tersebut.

Jumlah konsumsi pakan pada semua perlakuan menunjukkan nilai yang

tidak berbeda secara signifikan terhadap perlakuan kontrol. Hal ini menandakan

bahwa pakan memiliki nilai palatabilitas yang sama. Sesuai dengan hasil

penelitian Olivia-Tales dan Goncalves (2001) bahwa penambahan ragi bir hingga

50% pada ikan sea bass tidak mempengaruhi palatabilitas pakan atau jumlah

konsumsi pakan. Namun, nilai jumlah konsumsi pakan tertinggi yaitu pada

perlakuan 6% ragi sebesar 205,88±9,06 g.

Tingginya jumlah konsumsi pakan diduga karena ragi bir mengandung

mannan, nukleotida dan β glucan sebagai substrat mikro flora dalam usus

sehingga dapat merangsang bakteri usus untuk memproduksi enzim pencernaan

secara intensif. Hal ini didukung dengan Ghosh et al. (2005) bahwa penambahan

ekstrak ragi pada pakan benih ikan rohu Labeo rohita hingga 0,2% dapat

memproduksi enzim ekstraseluler (protease dan amilase) oleh mikroflora usus dan

membantu dalam pemanfaatan pakan lebih baik. Sehubungan dengan hasil Ghosh

Page 29: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

17

et al. (2005), maka pada perlakuan 6% ragi bir, pencernaan ikan bekerja lebih

baik, sehingga penyerapan protein dan energi dari pakan untuk tumbuh menjadi

lebih besar, pada gilirannya laju pertumbuhan menjadi lebih baik. Manoppo

(2011) menyebutkan bahwa peningkatan pertumbuhan udang vaname terjadi

karena nukleotida dan β–glukan yang ditambahkan dalam pakan dapat

meningkatkan nafsu makan sehingga efisiensi dan pengambilan pakan meningkat.

Retensi protein secara tidak langsung menggambarkan jumlah protein

pakan yang dikonsumsi dan digunakan untuk pertumbuhan dan membangun

jaringan protein tubuh (Halver, 1989). Nilai retensi protein pada penelitian tidak

berbeda secara signifikan pada semua perlakuan yakni berkisar antara 10,87-

18,77% (Tabel 5). Hasil retensi protein yang tidak berbeda tersebut diduga bahwa

pada ikan perlakuan, protein yang tersimpan di dalam tubuh lebih banyak

digunakan untuk tumbuh dibandingkan untuk kegiatan aktivitas dan metabolisme.

Lemak merupakan penyumbang energi paling besar dibandingkan dengan

energi yang dikandung protein dan karbohidrat. Nilai retensi lemak yang

diperoleh pada penelitian berkisar 9,53-20,18%. Hasil penelitian menunjukkan

nilai retensi lemak pada perlakuan 6% ragi bir dan 3% bioyeast memberikan nilai

yang berbeda secara signifikan dari perlakuan lainnya. Hal tersebut menunjukkan

bahwa sumbangan lemak yang berasal dari pakan banyak disimpan dalam tubuh

sementara pada perlakuan lainnya (0% dan 3% ragi bir) lemak lebih banyak

digunakan untuk kegiatan metabolisme sehingga lemak yang tersimpan didalam

tubuh lebih sedikit.

Efisiensi pakan menggambarkan banyaknya pakan yang dikonsumsi ikan

selanjutnya digunakan untuk pertumbuhan ikan. Efisiensi pakan yang diperoleh

pada penelitian ini berkisar 38,03-50,68%. Nilai tersebut tidak memberikan

pengaruh yang signifikan pada semua perlakuan. Akan tetapi, penambahan 6%

ragi bir memberikan nilai efisiensi pakan sebesar 50,68±0,89%. Ini mengandung

makna bahwa 50,68% dari pakan yang dikonsumsi oleh ikan digunakan sebagai

energi untuk pertumbuhannya, sedangkan sisanya 49,32% merupakan limbah

yang terbuang. Di sisi lain, pada nilai efisiensi pakan 38,03±11,74% (0% ragi bir),

maka limbah yang dihasilkan adalah sebesar 61,97%. Dengan demikian, semakin

tinggi nilai efisiensi pakan, maka limbah yang dihasilkan semakin rendah.

Page 30: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

18

Semakin tinggi limbah pada media pemeliharaan dalam jangka panjang, dapat

menyebabkan ikan stres, kerusakan insang atau jaringan (Charo-Karisa et al.,

2006) bahkan kematian pada ikan.

Tingkat kelangsungan hidup ikan mas pada penelitian menunjukkan hasil

yang tidak berbeda secara signifikan pada semua perlakuan (Tabel 5). Hal ini

menandakan bahwa ragi bir tidak memberikan pengaruh yang negatif pada

kelangsungan hidup dan dapat digunakan sebagai sumber protein dalam pakan

ikan mas. Didukung dengan kondisi media perairan selama pemeliharaan dijaga

melalui penyiponan dan penggantian air setiap hari untuk menciptakan kondisi air

yang baik bagi ikan. Data kualitas air dapat dilihat pada Tabel 4.

Bakteri uji yang digunakan untuk uji tantang sudah dipastikan adalah

bakteri A. hydrophila. Hasil dari LD50 menunjukkan bakteri A. hydrophila dengan

kepadatan 106 cfu/mℓ dapat mematikan 50% dari populasi ikan mas. Hal ini

menunjukkan bahwa bakteri dengan kepadatan 106 cfu/mℓ layak digunakan untuk

uji tantang. Uji tantang ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari pakan

perlakuan yang diberikan terhadap kelangsungan hidup dan gejala klinis pada ikan

yang ditimbulkan oleh infeksi bakteri A. hydrophila.

Perlakuan kontrol negatif tidak menunjukkan gejala klinis. Perlakuan ini

hanya mengalami stres selama dua hari pasca infeksi dan tidak terjadi kematian.

Hal ini dikarenakan, pada perlakuan ini ikan tidak diinjeksi dengan menggunakan

bakteri A. hydrophila melainkan menggunakan PBS. Sehingga kelangsungan

hidup yang dihasilkan 100±0.00% (Gambar 3) sampai akhir pemeliharaan. Pada

perlakuan kontrol positif, terjadi kematian sangat tinggi pada hari ke-2 sebesar

40%, kematian mencapai 50% hingga hari ke-6 dan selanjutnya tidak ditemukan

kematian hingga hari ke-10.

Ikan mas yang mati pasca infeksi bakteri pada perlakuan kontrol positif

mengalami gejala klinis seperti munculnya warna kemerahan (hiperemia) dengan

persentase sebanyak 40% pada berbagai bagian tubuh ikan seperti perut,

operkulum dan pangkal sirip, serta busung perut sebanyak 23,33% (Gambar 4 dan

Tabel 6). Hal ini sesuai dengan Swann dan White (1989), yang menyatakan

bahwa ikan yang terinfeksi dengan A. hydrophila memiliki gejala klinis seperti

adanya kematian mendadak pada ikan, kurangnya nafsu makan, kelainan renang,

Page 31: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

19

insang berwarna pucat, tubuh kembung, dan ulser pada kulit. Selain itu Maulina et

al. (2006), menyatakan bahwa ikan yang terinfeksi A. hydrophila mengalami

gejala klinis berupa sirip ekor, sirip dada, dan sirip perut rusak, ikan lemah, dan

pada permukaan tubuh terdapat bagian-bagian yang berwarna merah (hiperemia).

Gejala yang timbul dikarenakan tidak adanya imunostimulator yang dapat

meningkatkan kekebalan tubuh. Sehingga kelangsungan hidup yang dihasilkan

hanya sebesar 50,00±15,72% (Gambar 3).

Perlakuan 3% ragi bir, 6% ragi bir dan 3% bioyeast tingkat kematian dan

persentase gejala klinis yang ditimbulkan jauh sangat rendah dibandingkan

dengan perlakuan kontrol positif yakni sebesar 3,33-6,67%. Kelangsungan hidup

ikan pasca infeksi pada perlakuan tersebut menunjukkan nilai cukup tinggi yakni

dengan nilai berturut-turut sebesar 93,33±5,77%, 93,33±5,77%, dan 96,67±5,77%

(Gambar 3). Hal ini diduga pakan ragi bir maupun bioyeast mengandung

imunostimulator seperti asam nukleat dan β glukan yang dapat meningkatkan

kekebalan tubuh non spesifik ikan.

Siwicki et al. (1994), menyatakan bahwa ragi bir Saccharomyces

cerevsiae adalah produk dari industri pembuatan bir yang mengandung berbagai

senyawa imunostimulan seperti β glucan, asam nukleat, mannan oligosakarida dan

sedikit kitin. Senyawa imunostimulan tersebut telah terbukti untuk meningkatkan

respon kekebalan tubuh.

Mekanisme kerja β glucan dalam ragi yaitu melalui fagositosis dengan

cara mengaktifkan sel-sel darah putih, seperti makrofag, granulosit dan monosit,

bertanggung jawab untuk pertahanan terhadap infeksi, dan membantu

memperbaiki jaringan yang rusak. β glucan menginduksi sekresi molekul sitokin

yang merangsang pembentukan sel darah putih baru (Raa, 1996 dalam Andews et

al., 2011). Induksi diduga karena β glucan dikenali oleh reseptor yang terdapat

pada permukaan sel-sel fagosit. Sehingga sel fagosit menjadi lebih aktif dalam

melakukan fagositosis terhadap patogen atau partikel asing (Manoppo, 2011).

Penelitian ini menunjukkan bahwa pada dosis ragi bir 3% dan 6% dalam

pakan, masih memberikan pengaruh daya tahan tubuh yang optimal atau belum

terjadi kelebihan dosis yang dapat menyebabkan immunosuppression. Sehingga

tubuh ikan mas masih bertahan terhadap infeksi bakteri A. hydrophila, persentase

Page 32: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

20

kelangsungan hidup ikan tinggi dan kematian dapat menurun secara signifikan.

Hal ini sesuai dengan Sahan dan Duman (2010) yang menyatakan bahwa

pemberian β glucan dengan dosis yang terlalu tinggi menyebabkan over dosis dan

immunosupression pada ikan, sehingga akan menurunkan sistem kekebalan non

spesifik ikan.

Page 33: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

21

IV. KESIMPULAN

Penambahan ragi bir di dalam pakan memberikan pengaruh yang sama

dengan kontrol terhadap kinerja pertumbuhan ikan mas. Namun berdasarkan

jumlah limbah yang dihitung dari nilai efisiensi pakan, penambahan 6% ragi bir

adalah perlakuan terbaik. Di sisi lain, penambahan ragi bir dan bioyeast pada

seluruh kadar yang diujikan mampu menekan kematian ikan akibat infeksi bakteri

Aeromonas hydrophila.

Page 34: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

22

DAFTAR PUSTAKA

Andews S. R., Sahu N. P., Pal A.K., Mukherjee S.C., Kumar S. 2011. Yeastextract, brewer’s yeast and spirulina in diets for Labeo rohita fingerlingsaffect haemato-immunological responses and survival following Aeromonashydrophila challenge. India. Research in Veterinary Science 91: 103–109.

Anggraeni S. 2011. Penggunaan wheat bran sebagai bahan baku alternatifpengganti jagung pada pakan ikan nila Oreochromis niloticus. [Skripsi].Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,Institut Pertanian Bogor.

Boyd and Linchtkoppler F. 1982. Water Quality Development series no 22.International Center for Aquaculture. Aquaculture Experiment Station.Auburn. Alabama.

Charo-Karisa H., Komen H., Reynolds S., Rezk M.A., Ponzoni R., Bovenhuis H.2006. Genetic and environmental factors affecting growth of nile tilapia(Oreochromis niloticus) juveniles: modeling spatial correlations betweenhapas. Aquaculture 255, 586–596.

Edriani G. 2011. Evaluasi kualitas dan kecernaan biji karet, biji kapuk, kulitsingkong, palm kernel meal, dan kopra yang ifermentasi olehSaccharomyces cerevisiae pada pakan juvenil ikan mas Cyprinus carpio.[Skripsi]. Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan IlmuKelautan, Institut Pertanian Bogor.

EHSC [Environment, health and safety committee]. 2001. LD50 (Lethal dose50%). Environment, health and safety committee [EHSC]. London.

Fitriliyani I. 2010. Peningkatan kualitas nutrisi tepung daun lamtoro denganpenambahan ekstrak enzim cairan rumen domba pada pakan ikan nilaOreochromis sp. [Disertasi]. Program Pascasarjana, Institut PertanianBogor.

Ghosh K., Sukanta K. S., Arun K. R. 2005. Feed utilization efficiency and growthperformance in rohu, Labeo rohita (Hamilton, 1822), fingerlings fed yeastextract powder supplemented diets. Acta Ichthyol, Piscat. 35 (2): 111-117.

Halver J. E. 1989. Fish Nutrition. Second edition. Academy Press Inc, New York.

Huisman E. A. 1990. Principles of Fish Production. Wageningen AgricultureUniversity: The Netherland.

Jarmolowicz S., Zakes Z., Siwicki A., Kowalska A., Hopko M., Glabski E.,Demska Z. and Partyka K. 2011. Effects of brewer’s yeast extract on growthperformance and healt of juvenil pikeperch Sander lucioperca (L.).Aquaculture Nutrition: 1-8.

Page 35: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

23

Kurniansyah A. 2012. Uji efektifitas penambahan enzim cairan rumen dombaterhadap penurunan serat kasar dan nilai kecernaan kulit buah kakao sebagaibahan pakan ikan nila. [Skripsi]. Departemen Budidaya Perairan, FakultasPerikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Li P. dan Gatlin D.M. 2003. Evaluation of brewers yeast (Saccharomycescerevisiae) as a feed supplement for hybrid striped bass (Morone chrysops xM. saxatilis). Aquaculture 219, 681–692.

Manoppo H. 2011. Peran nukleotida sebagai imunostimulan terhadap respon imunnonspesifik dan resistensi udang vaname (Litopenaeus vannamei).[Disertasi]. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Maulina I., Kiki H., Junianto. 2006. Pengaruh meniran dalam pakan untukmencegah infeksi bakteri Aeromonas sp. pada benih ikan mas (Cyprinuscarpio). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Padjajaran.Bandung.

Oliva-Teles A. dan Goncalves P. 2001. Partial replacement of fishmeal bybrewers yeast (Saccaromyces cerevisae) in diets for sea bass (Dicentrarchuslabrax) juveniles. Aquaculture 202: 269–278.

Rosita M. 2011. Konsumsi minuman beralkohol.http://industri.kontan.co.id/xml/tahun-berganti-konsumsi-bir-meningkat-15%-kontan-online. [25 Februari 2012].

Sahan A dan Duman S. 2010. Effect of β glucan on haematology of common carp(Cyprinus carpio) infected by ectoparasites. Mediterranean AquacultureJournal. 1(1): 1-7.

Siwicki A. K., Anderson D. P., Rumsey G. L. 1994. Dietary intake ofimmunostimulants by rainbow trout affects non-specific immunity andprotection against furunculosis. Veterinary immunology andimmunopathology 41, 125-139.

Sulastry F. 2009. Uji toksisitas akut yang diukur dengan penentuan LD50 ekstrakdaun pegagang (Centella asiatica (L.) Urban) terhadap mencit balb/C.[Skripsi]. Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro. Semarang.

Swann L. dan White M. R. 1989. Diagnosis and treatment of Aeromonashydrophila of fish. Aquaculture extention. Purdue University.

Takeuchi T. 1988. Laboratory Work- Chemical evaluation of dietary nutrients, P179 – 233 In T, Watanabe, Editor. Fish Nutrition and Mariculture.Departement of Aquatic Bioscience. Tokyo University of Fisheries.

Watanabe T. 1988. Fish Nutrition and Mariculture. Department of AquaticBiosience. Tokyo University of Fisheries. JICA.

Page 36: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

24

Yoshida T., Kruger R., Inglis V. 1995. Augmentation of non-specific protectionin African catfish, Clarias gariepinus (Burchell), by the long-term oraladministration of immunostimulants. Journal of fish diseases 18: 195-198.

Zuraida. 2012. Efektivitas penggunaan enzim cairan rumen domba terhadappenurunan serat kasar dan peningkatan kecernaan bungkil kelapa sebagaipakan ikan nila merah Oreochromis sp. [Tesis]. Program Pascasarjana,Institut Pertanian Bogor.

Page 37: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

25

LAMPIRAN

Page 38: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

26

Lampiran 1. Skema dan tata letak akuarium penelitian

3%

BY1

K+3

3%

RB1

K+2

3%

RB3

K-3

6%

RB1

K-2

3%

BY2

6%

RB2

K-1

6%

RB3

K+1

3%

BY3

3%

RB2

Keterangan :K+ = perlakuan ragi bir 0%, diinjeksi A. hydrophilaK- = perlakuan ragi bir 0%, diinjeksi PBS3% RB = perlakuan ragi bir 3%, diinjeksi A. hydrophila6% RB = perlakuan ragi bir 6%, diinjeksi A. hydrophila3% BY = perlakuan bioyeast 3%, diinjeksi A. hydrophilaT = tandon1,2,3 = ulangan perlakuan

Lampiran 2. Perhitungan nilai LD50

Bakteri PengenceranJumlah

ikanJumlah

matiJumlahhidup

TotalKematian

%Kematian

Aha

108 8 8 0 8/8 100107 8 8 0 8/8 100106 8 6 2 6/8 75105 8 0 8 0/8 0

Selang Proporsi = Kematian diatas 50% − 50Kematian diatas 50% − Kematian dibawah 50%= 100 − 50100 − 0 = 0,5Log negatif LD50 = Log - Kematian diatas 50%+SP

= Log - 106 + 0,5 = -5,5

= 10-5,5 ≈ 106 cfu/mℓ

Dengan diperolehnya nilai LD50= 106, maka bakteri A. hydrophila pada

kepadatan 106 cfu/mℓ dapat menyebabkan populasi ikan mas mati sebanyak 50%

dalam waktu 10 hari.

T

Page 39: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

27

Lampiran 3. Prosedur analisis proksimat (Watanabe, 1988)

Lampiran 3.1 Prosedur analisis kadar abu

Kadar Abu = (X2 − X1)A x 100%Catatan : Cawan dari tanur dimasukan dalam desikator setelah suhu tanur turun sampai 1000C atau 2000C.

Lampiran 3.2 Prosedur analisis kadar air

Kadar Air = (X1 + A) − X2A x 100%

Cawan porselen dipanaskan pada suhu 105-110 0C selama 1 jam, dankemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (X1)

Bahan ditimbang 2-3 g (A) lalu dimasukkan ke dalam cawan

Cawan dan bahan dipanaskan selama 4 jam pada suhu 105-110 0C,didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (X2)

Cawan dan bahan dipanaskan di dalam tanur dengan suhu 600 0C, laludidinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (X2)

Bahan ditimbang 2-3 g (A) lalu dimasukkan ke dalam cawan

Cawan dipanaskan dalam oven pada suhu 105-110 0C selama 1 jam,kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (X1)

Page 40: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

28

Lampiran 3.3 Prosedur analisis kadar serat kasar

Kadar Serat Kasar = (X2 − X1 − X3)A x 100%Lampiran 3.4 Prosedur analisis kadar protein

a. Tahap oksidasi

Kertas saring dipanaskan dalam oven1100C selama 1 jam, lalu dinginkandalam desikator selam 30 menit, dan

ditimbang (X1)

Bahan ditimbang 0,5 g (A), lalu dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250 mℓ

50 mℓ H2SO4 0,3 N ditambahkan dalamErlenmeyer, lalu dipanaskan selama 30 menit di

atas hotplate

Tambahkan 25 mℓ NaOH 1,5 N, lalu dipanaskankembali selama 30 menit

Larutan disaring dengan bahan pembilasansecara berurutan sebagai berikut:

a. 50 mℓ air panasb. 50 mℓ H2SO4

c. 50 mℓ air panasd. 25 mℓ aceton

Kertas saring hasil penyaringan dimasukkanke dalam cawan porselen

Cawan porselen dipanaskan padasuhu 105-110 0C selama 1 jam lalu

didinginkan

Dipanaskan pada suhu 105-110 0C selama 1jam, didinginkan, dan ditimbang (X2)

Dipanaskan dalam tanur pada suhu 600 0Chingga berwarna putih, didinginkan, dan

ditimbang (X3)

Kertas saring dipanaskan pada labuBuchner yang telah terhubung dengan

vacumm pump

H2SO4 pekat 10 mℓKatalis (K2SO4+CuSO4.%H2O)

ditimbang 3 gBahan ditimbang 0,5 g (A)

Dimasukan ke dalam labu Kjedhal dan dipanaskan sampai suhu 4000C selama 3-4 jam hinggaberwarna hijau bening, didinginkan dengan air destilasi 25 mℓ, dan diencerkan hingga volume

100 mℓ (larutan A)

Page 41: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

29

b. Tahap destilasi

c. Tahap titrasi

Kadar Protein = 0.0007 ∗ x (Vb − Vs) x 6.25 ∗∗ x 20A x 100%Keterangan :

Vb = mℓ 0,05 N titran NaOH untuk blanko A = Bobot sampel (g)

Vs = mℓ 0,05 N titran NaOH untuk sampel ** = Faktor Nitrogen

* = Setiap 0,05 NaOH ekivalen dengan 0,0007 g N

5 mℓ larutan hasil oksidasi dimasukkan kedalam labu destilasi

Destruksi selama 10 menit dari tetesan pertama

Dimasukkan ke dalam gelas ukur 250 mℓ

2-3 tetes indikator methylenblue (larutan B)

10 ml H2SO4 0,05 N

Hasil destilasi dititrasi dengan NaOH

Titrasi hingga larutan menjadi kehijauan.

Hitung ml titran yang dipakai dan catat (V)

Lakukan prosedur yangsama pada blanko

Page 42: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

30

Lampiran 3.5 Prosedur analisis kadar lemak

a. Metode Soxchlet (sampel kering)

Kadar Lemak = (X2 − X1)A x 100%b. Metode Folch (sampel basah)

Labu dipanaskan pada suhu 104-110 0C selama 1 jam, kemudiandidinginkandalam desikator dan ditimbang (X1)

Bahan ditimbang 2-3 g (A) lalu dimasukkan ke dalam selongsong

Dimasukkan ke dalam Soxhlet dan diberi 100-150 mℓ N-Hoxanhingga selongsong terendam. Sisa N-Hexan dimasukkan ke dalam

labu

Labu dipanaskan di atas hotplate hingga larutan perendamselongsong dalam Soxhlet berwarna bening

Labu dan lemak yang tersisa dipanaskan dalam oven selama 15menit, didinginkan, lalu ditimbang (X2)

Timbang sampel 2 g (A), tambahkan 40 mℓ larutan chloroform:methanol (2:1), homogenkan selama 5 menit (5000 rpm), saring

dengan menggunakan vacuum pump

Mg Cl2.6H2O2 sebanyak 0,2 x volumechloroform:methanol (2:1) yang digunakan

hasil saringan dimasukan ke dalam labu Pemisah dan saring kembali

lakukan pembilasan dengan larutan chloroform:methanol sebanyak10 mℓ

selesai disaring labu pemisah ditutup dan diaduk hingga merataselama 1 menit

labu diuapkan menggunakan vacuum evaporator hingga larutanmenguap semua

diamkan 1 malam hingga terjadi 2 lapisan, ambil larutan bawah dandisimpan dalam labu yang telah diketahui bobotnya (B)

timbang labu akhir (C) setelah dipastikan larutannya menguap semua

Kadar Lemak = (C − B)A x 100%

Page 43: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

31

Lampiran 4. Hasil Uji Statistik

Lampiran 4.1 Jumlah konsumsi pakan selama 40 hari pemeliharaan

JKP Pakan Perlakuan

Ulangan K 3% RB 6% RB 3% BY

1 205,89 194,66 203,42 160,922 204,88 182,69 215,92 208,663 193,98 192,98 198,31 217,76

Rata-rata 201,59 190,11 205,88 195,78StandarDeviasi

6,60 6,48 9,06 30,53

Tabel ANOVA jumlah konsumsi pakanSum ofSquares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 425,253 3 141,751 ,516 ,683

Within Groups 2199,528 8 274,941

Total 2624,781 11

Lampiran 4.2 Laju pertumbuhan harian selama 40 hari pemeliharaanLPH Pakan Perlakuan

Ulangan K 3% RB 6% RB 3% BY

1 0,86 1,64 1,65 1,112 1,35 1,31 1,74 1,803 1,10 1,09 1,63 1,40

Rata-rata 1,10 1,35 1,67 1,44StandarDeviasi

0,25 0,28 0,06 0,35

Tabel ANOVA laju pertumbuhan harianSum ofSquares Df Mean Square F Sig.

Between Groups ,500 3 ,167 2,560 ,128

Within Groups ,520 8 ,065

Total 1,020 11

Page 44: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

32

Lampiran 4.3 Tingkat kelangsungan hidup selama 40 hari pemeliharaan

TKH Pakan Perlakuan

Ulangan K 3% RB 6% RB 3% BY

1 100 80 100 86,672 93,33 86,67 93,33 1003 66,67 86,67 86,67 100

Rata-rata 86,67 84,45 93,33 95,56StandarDeviasi

17,64 3,85 6,67 7,7

Tabel ANOVA tingkat kelangsungan hidupSum ofSquares

Df Mean Square F Sig.

Between Groups 251,815 3 83,938 ,782 ,537

Within Groups 859,007 8 107,376

Total 1110,822 11

Lampiran 4.4 Efisiensi pakan selama 40 hari pemeliharaan

EP Pakan Perlakuan

Ulangan K 3% RB 6% RB 3% BY

1 24,66 47,68 50,1 34,222 46,63 42,83 50,24 57,133 42,81 30,92 51,7 39,82

Rata-rata 38,03 40,48 50,68 43,72StandarDeviasi

11,74 8,62 0,89 11,94

Tabel ANOVA efisiensi pakanSum ofSquares

Df Mean Square F Sig.

Between Groups 270,996 3 90,332 1,016 ,435

Within Groups 711,180 8 88,897

Total 982,176 11

Lampiran 4.5 Hasil proksimat tubuh ikan mas selama 40 hari pemeliharaan

Parameter AwalPakan Perlakuan

K 3% RB 6% RB 3% BYProtein (%) 11,07 11,12 11,21 11,19 11,96Lemak (%) 2,44 2,43 2,48 3,00 3,12

Kadar Air (%) 75,44 76,45 75,03 74,61 74,05

Page 45: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

33

Lampiran 4.6 Retensi protein selama 40 hari pemeliharaan

ParameterUlangan Pakan Perlakuan

K 3% RB 6% RB 3%BY

Biomassa ikanawal (g)

1 111,06 117,58 110,08 113,482 117,44 114,84 116,78 114,523 117,35 120,04 111,22 116,26

Biomassa ikanakhir (g)

1 156,37 179,98 212,00 153,012 201,13 167,72 217,26 233,723 181,89 160,54 184,02 202,98

Protein ikan

Protein tubuhawal (%)

1 11,07 11,07 11,07 11,072 11,07 11,07 11,07 11,073 11,07 11,07 11,07 11,07

Protein tubuhakhir (%)

1 11,12 11,21 11,19 11,962 11,12 11,21 11,19 11,963 11,12 11,21 11,19 11,96

Konsumsi pakan(g)

1 205,89 194,66 203,42 160,922 204,88 182,69 215,92 208,663 193,98 192,98 198,31 217,76

Protein tubuhtotal awal (g)

1 12,29 13,02 12,19 12,562 13,00 12,71 12,93 12,683 12,99 13,29 12,31 12,87

Protein tubuhtotal akhir (g)

1 17,39 20,18 23,72 18,302 22,37 18,80 24,31 27,953 20,23 18,00 20,59 24,28

Jumlahkonsumsiprotein (g)

1 58,12 56,39 59,81 46,092 57,84 52,92 63,48 59,763 54,76 55,91 58,30 62,37

Retensi Protein(%)

1 8,76 12,70 19,29 12,452 16,19 11,50 17,93 25,563 13,21 8,42 14,20 18,29

Rata-rata retensiprotein (%)

12,72 10,87 17,14 18,76

SD 3,74 2,21 2,64 6,57

Tabel ANOVA retensi proteinSum ofSquares

df Mean Square F Sig.

Between Groups 117,727 3 39,242 2,239 ,161

Within Groups 140,198 8 17,525

Total 257,925 11

Page 46: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

34

Lampiran 4.7 Retensi lemak selama 40 hari pemeliharaan

ParameterUlangan Pakan Perlakuan

K 3% RB 6% RB 3%BY

Biomassa ikanawal (g)

1 111,06 117,58 110,08 113,482 117,44 114,84 116,78 114,523 117,35 120,04 111,22 116,26

Biomassa ikanakhir (g)

1 156,37 179,98 212,00 153,012 201,13 167,72 217,26 233,723 181,89 160,54 184,02 202,98

Lemak ikan

Lemak tubuhawal (%)

1 2,44 2,44 2,44 2,442 2,44 2,44 2,44 2,443 2,44 2,44 2,44 2,44

Lemak tubuhakhir (%)

1 2,43 2,48 3,00 3,122 2,43 2,48 3,00 3,123 2,43 2,48 3,00 3,12

Konsumsi Pakan(g)

1 205,89 194,66 203,42 160,922 204,88 182,69 215,92 208,663 193,98 192,98 198,31 217,76

Lemak tubuh totalawal (g)

1 2,71 2,87 2,69 2,772 2,87 2,80 2,85 2,793 2,86 2,93 2,71 2,84

Lemak tubuh totalakhir (g)

1 3,80 4,46 6,36 4,772 4,89 4,16 6,52 7,293 4,42 3,98 5,52 6,33

Jumlah konsumsilemak (g)

1 16,70 12,81 16,88 13,312 16,62 12,02 17,92 17,263 15,73 12,70 16,46 18,01

Retensi lemak(%)

1 6,53 12,45 21,76 15,072 12,17 11,29 20,47 26,063 9,89 8,29 17,05 19,41

Rata-rata retensilemak (%)

9,53 10,68 19,76 20,18

SD 2,84 2,15 2,43 5,54

Tabel ANOVA retensi lemak

Sum ofSquares

df Mean Square F Sig.

Between Groups 294,290 3 98,097 7,972 ,009

Within Groups 98,444 8 12,305

Total 392,734 11

Page 47: EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR Saccharomyces …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63331/1/C13tsi.pdf · EVALUASI PENAMBAHAN RAGI BIR ... Edriani (2011), proses fermentasi

35

Tabel uji lanjut retensi lemak

PERLAKUAN NSubset for alpha = 0.05

1 2

Duncana

K 3 9,5300

3%RB 3 10,6767

6%_RB 3 19,7600

3%_BY 3 20,1800

Sig. ,699 ,887Means for groups in homogeneous subsets are displayeda. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000

Lampiran 5. Jumlah kematian ikan per hari pasca infeksi bakteri A. hydrophila

HariJumlah ikan mati (ekor) per hari, selama 10 hari uji tantangK+ K- 3% RB 6% RB 3% BY

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 31 1 2 1 1 12 3 3 2 1345 1 1 16 17 189

10

Jumlah mati (ekor) 4 7 4 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0

Jumlah hidup (ekor) 6 3 6 10 10 10 10 9 9 10 9 9 9 10 10

Total mati (ekor) 15 0 2 2 1

Total hidup (ekor) 15 30 28 28 29

SR (%) 50 100 93,33 93,33 96,67