Evaluasi Nilai Ekonomi Ayam Kampung Dalam Upaya Menjaga Kemandirian Ekonomi Warga Miskin Di Dusun...

5
EVALUASI NILAI EKONOMI AYAM KAMPUNG DALAM UPAYA MENJAGA KEMANDIRIAN EKONOMI WARGA MISKIN DI DUSUN WONOKROMO 1, WONOKROMO, PLERET, BANTUL TAHUN 2010 Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geografi Ekonomi Pada Semester Genap (IV) DisusunOleh Ratna Destra Kurniasari 12/334285/GE/07450 Ahmad Rif’an Khoirul Lisan 12/334287/GE/07451

description

Menerangkan mengenai potensi ayam kampung di Yogyakarta

Transcript of Evaluasi Nilai Ekonomi Ayam Kampung Dalam Upaya Menjaga Kemandirian Ekonomi Warga Miskin Di Dusun...

Page 1: Evaluasi Nilai Ekonomi Ayam Kampung Dalam Upaya Menjaga Kemandirian Ekonomi Warga Miskin Di Dusun Wonokromo 1-Destraaa

EVALUASI NILAI EKONOMI AYAM KAMPUNG DALAM UPAYA

MENJAGA KEMANDIRIAN EKONOMI WARGA MISKIN DI DUSUN

WONOKROMO 1, WONOKROMO, PLERET, BANTUL TAHUN 2010

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geografi Ekonomi

Pada Semester Genap (IV)

DisusunOleh

Ratna Destra Kurniasari 12/334285/GE/07450

Ahmad Rif’an Khoirul Lisan 12/334287/GE/07451

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2014

Page 2: Evaluasi Nilai Ekonomi Ayam Kampung Dalam Upaya Menjaga Kemandirian Ekonomi Warga Miskin Di Dusun Wonokromo 1-Destraaa

EVALUASI NILAI EKONOMI AYAM KAMPUNG DALAM UPAYA MENJAGA

KEMANDIRIAN EKONOMI WARGA MISKIN DI DUSUN WONOKROMO 1,

WONOKROMO, PLERET, BANTUL TAHUN 2010

Ratna Destra Kurniasari1, Ahmad Rif’an Khoirul Lisan1

1Jurusan Geografi Lingkungan, Fakultas Geografi, UGM, Yogyakarta

1. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

b. Tujuan Tujuan dari pembuatan paper ini adalah untuk memenuhi tugas geografi ekonomi, selain itu juga untuk mengetahui bagaimana pengaruh nilai ekonomi ayam kampong untuk menjaga kemandirian warga miskin di Dusun Wonokromo 1, Wonokromo, Pleret, Bantul pada tahun 2010.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut. Tujuan peternakan adalah mencari keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan secara optimal. Kegiatan di bidang peternakan dapat dibagi atas dua golongan, yaitu peternakan hewan besar seperti sapi, kerbau dan kuda, sedang kelompok kedua yaitu peternakan hewan kecil seperti ayam, kelinci, dan jenis unggas lainnya (Wikipedia).

Ayam kampung merupakan salah satu jenis ternak unggas yang telah memasyarakat dan tersebar di seluruh pelosok nusantara. Bagi masyarakat Indonesia, ayam kampung sudah bukan hal asing. Istilah "Ayam kampung" semula adalah kebalikan dari istilah "ayam ras", dan sebutan ini mengacu pada ayam yang ditemukan berkeliaran bebas di sekitar perumahan. Namun demikian, semenjak dilakukan program pengembangan, pemurnian, dan pemuliaan beberapa ayam lokal unggul, saat ini dikenal pula beberapa ras unggul ayam kampung. Untuk membedakannya kini dikenal istilah ayam buras (singkatan dari "ayam bukan ras") bagi ayam kampung yang telah diseleksi dan dipelihara dengan perbaikan teknik budidaya (tidak sekedar diumbar dan dibiarkan mencari makan sendiri). Peternakan ayam buras mempunyai peranan yang cukup besar dalam mendukung ekonomi masyarakat pedesaan karena memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan dan pemeliharaannya relatif lebih mudah (Rasyaf, 1992).

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan (The World Bank, 2007).

Page 3: Evaluasi Nilai Ekonomi Ayam Kampung Dalam Upaya Menjaga Kemandirian Ekonomi Warga Miskin Di Dusun Wonokromo 1-Destraaa

Ada dua cara memelihara ayam kampung, yaitu dipelihara dengan dilepas bebas atau istilahnya diliarkan dan yang kedua dibudidayakan. Keduanya mempunyai kelebihan dan kekurangan. Cara pemeliharaan dengan diliarkan ini pada umumnya dilakukan oleh masyarakat pedesaan, cara ini disebut sebagai cara tradisional. yaitu dilepas bebas berkeliaran di kebun-kebun sekitar rumah. Ayam kampung yang dilepas bebas biasanya mempunyai tingkat kekebalan yang tinggi dan menghemat biaya makanan. Umumnya ayam cukup diberi makan pagi hari saat akan dilepas berupa sisa-sisa makanan dan tambahan bekatul secukupnya. Selebihnya ayam dianggap dapat mencari makan sendiri disekitar rumah. Kelemahannya di antaranya yaitu ayam lambat untuk berkembang lebih banyak, karena tingkat kematian pada anak ayam relatif lebih tinggi. Waktu mengasuh terlalu lama yang berarti mengurangi produktifitas. Kendali akan keberadaan ayam kurang, sehingga kemungkinan dimangsa predator maupun hilang lebih tinggi. Cara pemeliharan ini kurang produktif (Darwati, 2000).

3. METODE PENELITIAN

Metode penelitian dilakukan dengan cara pengambilan sampel secara random dengan tujuan tertentu. data diperoleh dari salah satu warga masing-masing RT yang memberika informasi tentang jumlah warga dan jumlah ayam yang dipelihara.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hasil Penelitian

b. Pembahasan

5. KESIMPULAN

Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat yang dijabarkan dari hasil penelitian dan pembahasan. Kesimpulan dapat pula disajikan secara pointers. Kesimpulan harus mengindikasikan secara jelas kemajuan-kemajuan, batasan-batasan dan kemungkinan aplikasi dari penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Darwati. 2000. Produktivitas Ayam Kampung, Pelung dan Resiprokalnya. Jurnal

Penelitian. Bogor: IPB.

Rasyaf, M. 1992. Pengelolaan Usaha Peternakan Ayam Kampung. Yogyakarta: Kanisius.

The World Bank. 2007. Understanding Poverty. New York: UN

http://ayam-ayam-ayam-ayam.blogspot.com/2011/11/pengertian-ayam-kampung.html

(Diakses oleh Ratna Destra K pada 28/4/2014 pukul 21.10)

http://id.wikipedia.org/wiki/Peternakan