Evaluasi Kinerja Sistem Informasi i-Siska pada PT. … · 2017. 7. 12. · Software Assurance Audit...

20
1 Evaluasi Kinerja Sistem Informasi i-Siska Pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) Salatiga Menggunakan Kerangka Software Assurance Audit Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi Oleh: Rimang Aldino Sandy NIM: 682010003 Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Januari 2016

Transcript of Evaluasi Kinerja Sistem Informasi i-Siska pada PT. … · 2017. 7. 12. · Software Assurance Audit...

  • 1

    Evaluasi Kinerja Sistem Informasi i-Siska

    Pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) Salatiga

    Menggunakan Kerangka Software Assurance Audit

    Artikel Ilmiah

    Diajukan kepada

    Fakultas Teknologi Informasi

    untuk memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi

    Oleh:

    Rimang Aldino Sandy

    NIM: 682010003

    Program Studi Sistem Informasi

    Fakultas Teknologi Informasi

    Universitas Kristen Satya Wacana

    Salatiga

    Januari 2016

  • 2

  • 3

  • 4

  • 5

  • 6

  • 7

    Evaluasi Kinerja Sistem Informasi i-Siska

    Pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) Salatiga

    Menggunakan Kerangka Software Assurance Audit

    1)Rimang Aldino Sandy, 2)Johan J. C. Tambotoh, S.E., MTI.

    Program Studi Sistem Informasi

    Fakultas Teknologi Informasi

    Universitas Kristen Satya Wacana

    Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia

    Email: 1)[email protected], 2)[email protected]

    Abstract

    PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Salatiga is one of the company that doing their

    business activities using information technology, especially in the Divisi Consumer

    Service which supported by Sistem Informasi Kastamer (i-Siska). However, this system

    still has some problems of effectiveness. This study aimed to evaluate the performance of

    i-Siska to see the effectiveness of information systems to support organizational

    performance by using the Software Assurance Audit framework. The results of this study

    found that Maturity Level is at level 3-Defined, which means the quality management

    process has been planned, monitored and adjusted as well as the process has been

    defined.

    Keyword : Information System, Software Assurance Audit, Maturity Level.

    Abstrak

    PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Salatiga adalah salah satu perusahaan yang

    telah melaksanakan kegiatan bisnisnya dengan memanfaatkan teknologi informasi,

    khususnya pada Divisi Consumer Service yang didukung oleh Sistem Informasi Kastamer

    (i-Siska). Akan tetapi sistem ini masih mempunyai beberapa kendala efektifitas yaitu

    masalah jaringan dan sistem yang masih kurang mudah dimengerti. Penelitian ini

    bertujuan untuk mengevaluasi kinerja sistem informasi i-Siska untuk melihat keefektifan

    sistem informasi dalam menunjang kinerja perusahaan dengan menggunakan kerangka

    Sofware Assurance Audit. Hasil penelitian menemukan bahwa Maturity Level berada

    pada kriteria Defined yang artinya proses manajemen kualitas telah direncanakan,

    dimonitor, dan disesuaikan serta proses telah didefinisikan dengan cukup baik.

    Kata Kunci : Sistem Informasi, Software Assurance Audit, Maturity Level.

  • 8

    1. Pendahuluan Saat ini, dominasi teknologi telah merambah berbagai bidang kehidupan,

    seperti bidang pendidikan, kesehatan, bisnis, dan lain sebagainya. Teknologi dapat

    membantu mempermudah pekerjaan manusia. Selain itu, penggunaan teknologi

    dalam pekerjaan manusia juga dapat membantu mempercepat proses pengerjaan

    dengan hasil yang lebih akurat dibanding dengan tidak menggunakan teknologi.

    Sistem informasi yang digunakan oleh perusahaan harus selalu di evaluasi secara

    periodik untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Evaluasi kinerja sistem

    informasi digunakan sebagai tolak ukur untuk menilai kesesuaian antara

    perencanaan sistem dengan implementasi sistemnya sehingga dengan adanya

    evaluasi kinerja sistem informasi perusahaan dapat mengetahui kemungkinan

    penyimpangan yang terjadi pada sistem informasi yang diterapkan oleh

    perusahaan. Oleh karena itu, ada sebuah kerangka yang dapat digunakan untuk

    mengevaluasi kinerja sistem informasi pada suatu perusahaan, yaitu dengan

    menggunakan kerangka Software Assurance Audit (SAA). SAA dirancang agar

    menjadi alat bantu yang dapat memecahkan permasalahan pada IT governance

    dalam memahami dan mengelola resiko serta keuntungan yang berhubungan

    dengan sumber daya dan sistem informasi perusahaan [1].

    PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) merupakan perusahaan

    penyelenggara telekomunikasi dan informasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan

    jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and network provider) yang

    terbesar di Indonesia. TELKOM (yang selanjutnya disebut juga Perseroan atau

    Perusahaan) menyediakan jasa telepon tidak bergerak kabel (fixed wire line), jasa

    telepon tidak bergerak nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (cellular),

    data & internet dan network & interkoneksi baik secara langsung maupun melalui

    perusahaan asosiasi [2]. Proses bisnis TELKOM Salatiga khususnya pada bagian

    Divisi DCS didukung oleh Aplikasi i-Siska yang merupakan sebuah aplikasi

    internal TELKOM yang mengelola data pelanggan dengan menggunakan

    perangkat keras dan perangkat lunak yang dihubungkan dengan suatu jaringan

    kerja di kantor pusat sehingga setiap perekaman data dan informasi melalui i-

    Siska di TELKOM akan pula terekam dan diterima di pusat secara langsung.

    Sistem informasi yang diterapkan harus diimbangi dengan pengaturan dan

    pengolahan yang tepat sehingga kerugian-kerugian seperti informasi yang tidak

    akurat akibat pemrosesan data yang salah sehingga dapat menghasilkan

    pengambilan keputusan yang salah juga dapat dihindari. Melihat hal-hal tersebut

    maka dibutuhkan evaluasi kinerja sistem yang bisa digunakan untuk

    meningkatkan kinerja perusahaan. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka

    penulis tertarik untuk melakukan evaluasi kinerja sistem informasi pada

    TELKOM Salatiga dengan judul “Evaluasi Kinerja Sistem Informasi i-Siska

    Pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) Salatiga

    Menggunakan Kerangka Software Assurance Audit”, untuk menciptakan

    sistem yang lebih baik dari sebelumnya.

  • 9

    2. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang evaluasi kinerja sistem informasi sudah banyak

    dilakukan. Salah satunya adalah EVALUASI KINERJA SISTEM INFORMASI I-

    POS 4.0.3. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengelolaan teknologi

    informasi melalui I-POS 4.0.3 pada PT. Pos Indonesia MPC Semarang

    menggunakan framework COBIT 4.1. Penilaian hanya berfokus pada dua domain

    dari framework cobit 4.1, yaitu Acquire and Implementation (AI) dan Delivery

    and Support (DS). Hasil dari penelitin berdasarkan pada bukti-bukti yang

    dikumpulkan, didapat bahwa penerapan I-POS 4.0.3 pada PT. Pos Indonesia MPC

    Semarang telah didokumentasikan dan telah dikomunikasikan serta dilaksanakan

    berdasar metode pengembangan sistem komputerisasi yang baik, namun belum

    ada proses evaluasi terhadap sistem tersebut, sehingga masih ada kemungkinan

    terjadinya penyimpangan [3].

    Pada penelitian lain yang berjudul “Analisis Performance Measurement

    Hospital Information System pada RSIA Hamami Berbasis Framework COBIT

    4.1” dilakukan evaluasi kinerja Hospital Information System yang ada pada RSIA

    Hamami. Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menyebarkan

    kuisioner kepada tiga divisi di RSIA Hamami, yaitu divisi admisnistrasi, divisi

    apotek, dan divisi server. Dari penelitian ini didapat bahwa kinerja sistem dan

    teknologi yang digunakan telah mendukung proses bisnis perusahaan namun

    prosedur yang ada belum seluruhnya terdokumentasi dan disosialisasikan [4].

    Penelitian lainnya yang berkaitan dalam penelitian ini berjudul “Evaluasi

    Penerapan Teknologi Informasi Di Perguruan Tinggi Swasta Yogyakarta Dengan

    Menggunakan Model Cobit Framework”. Penelitian ini difokuskan pada penilaian

    kematangan proses teknologi informasi di Perguruan Tinggi Swasta di

    Yogyakarta. Dari penelitian ini didapati hasil bahwa instansi telah berada diatas

    level 3, hal ini menunjukkan bahwa secara garis besar Perguruan Tinggi Swasta di

    Yogyakarta sudah dapat melakukan pengendalian secara intern dan terstruktur [5].

    Mengacu pada penelitian-penelitian terdahulu, maka pada peneliti ini akan

    dilakukan penelitian degan judul Evaluasi Kinerja Sistem Informasi i-Siska Pada

    PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) Salatiga Menggunakan Kerangka

    Software Assurance Audit. Penelitian ini bertujuan untukmenganalisis kinerja

    sistem informasi i-Siska dengan menggunakan framework Software Assurance

    Audit berdasarkan data dan informasi yang diperoleh peneliti.

    Software Assurance Audit

    Secara umum Software Assurance Audit (SAA) adalah alat dan template

    yang digunakan sebagai pemetaan untuk penyelesaian proses audit tertentu. SAA

    ini dimaksudkan untuk digunakan oleh auditor profesional dengan pengetahuan

    yang diperlukan dari materi pelajaran yang dikaji, seperti yang dijelaskan dalam

    IT Assurance Framework (ITAF), bagian 2200—General Standards. SAA

    merupakan bagian dari ITAF, bagian 4000—IT Assurance Tools and Techniques

    [1].

  • 10

    Secara garis besar Software Assurance Audit hampir sama dengan Control

    Objectives for Information and Related Technology (COBIT) karena SAA

    memang merupakan Cross-Reference dari COBIT. SAA berfokus terutama pada

    COBIT domain Planning & Organization (PO), khususnya PO8 Manage Quality.

    Software Assurance Audit mengimplikasikan satu set kontrol yang dirancang

    untuk memastikan bahwa proses, prosedur dan produk yang digunakan dalam

    produksi dan pemeliharaan software sesuai dengan standar dan semua persyaratan

    yang relevan, termasuk yang terkait dengan keamanan informasi [1].

    Tujuan dari Software Assurance Audit adalah untuk [1]:

    Mengurangi jumlah celah keamanan yang ada pada software.

    Mengurangi kecenderungan kegagalan software yang sering berakibat fatal.

    Memastikan bahwa produk software terus dikembangkan, diperoleh dan digunakan secara rutin.

    Meningkatkan kualitas secara keseluruhan dan keamanan software di seluruh System Development Life Cycle (SDLC).

    Mengurangi atau menghilangkan kebutuhan untuk menambal sistem setelah celah keamanan ditemukan.

    Mengurangi biaya pemeliharaan.

    Memastikan kesesuaian dengan standar industri software yang baik.

    Memberikan manajemen dengan penilaian kematangan dan efektifitas kebijakan perusahaan, dan prosedur yang berkaitan dengan pengembangan,

    akuisisi dan penyebaran software.

    Mengidentifikasi kekurangan dalam pengendalian internal yang berpengaruh negatif terhadap berbagai komponen perusahaan.

    Mengidentifikasi kelemahan kontrol dalam proses untuk mengembangkan, memperoleh dan menggunakan perangkat lunak yang dapat mempengaruhi

    keandalan, akurasi, stabilitas dan keamanan informasi perusahaan.

    Resiko yang berkaitan dengan software yang tidak aman ada banyak dan

    sangat luas, mencakup [1]:

    Kemungkinan terjadinya serangan pada sistem critical software yang dapat menyebabkan kehilangan informasi bisnis dan intellectual property.

    Pencurian informasi pribadi seperti rekening dan data kartu kredit.

    Meningkatkan pengujian dan biaya maintenance.

    Lost opportunity costs.

    Mengurangi system availability.

    Ketidaksesuaian dengan undang-undang dan mandat industri yang menyebabkan adanya denda, corporate embarrassment, dan biaya tambahan

    untuk memperbaiki situasi.

    Dampak negatif pada nama dan reputasi organisasi.

  • 11

    Lingkup [1]:

    Kebijakan dan proses untuk mengontrol pengembangan, akuisisi dan penyebaran software di seluruh organisasi.

    Kematangan kontrol, yaitu, sejauh mana mereka diproses dalam penyebaran ke seluruh organisasi.

    PO8 Manage Quality

    PO 8 merupakan salah satu sub-domain dari domain Plan and Organise

    COBIT 4.1. Sub-domain ini menjelaskan bahwa pengelolaan kualitas dilihat dari

    pertimbangan mengeneai perencanaan, penerapan standar kualitas dalam

    pembuatan dan pengembangan sistem yang digunakan untuk mendukung tujuan

    bisnis dan memenuhi kebutuhan penggunanya.

    Maturity Model

    Maturity level dimodelkan untuk pihak manajemen dan digunakan untuk

    mengontrol proses TI berdasarkan metode evaluasi dari perusahaan sehingga

    dapat digunakan untuk menilai dirinya dimulai dari level non-existent (0) ke level

    optimized (5). Pendekatan ini berasal dari Maturity Model yang dibuat oleh

    Software Engineering Institute (SEI). Maturity level dirancang sebagai profil dari

    proses TI yang akan diakui oleh pihak perusahaan sebagai penjelasan yang

    memungkinkan dari kondisi sekarang dan kondisi di masa yang akan datang [6].

    Maturity model mempunyai skala dari 0 sampai dengan 5 sebagai

    parameter penilaian. SAA mempunyai model kematangan (maturity models)

    untuk mengontrol proses-proses TI dengan menggunakan metode penilaian

    (scoring) sehingga suatu organisasi dapat menilai proses-proses TI yang

    dimilikinya, dari skala non-existent sampai dengan optimised (dari 0 sampai 5),

    yaitu 0- Non Existen, 1-Initial, 2-Repetable, 3- Defined, 4- Managed, 5-

    Optimized. Pendekatan ini diambil berdasarkan maturity model software

    engineering institute. Penilaian Maturity Model dapat dilihat pada Gambar 1.

    Gambar 1. Maturity Model (Sumber : ISACA, 2000)

  • 12

    3. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan

    kualitatif. Metode deskriptif kualitatif bertujuan untuk mendapatkan penjelasan

    mengenai informasi di masa sekarang secara lebih spesifik dan mendalam.

    Pertanyaan-pertanyaan wawancara yang disampaikan kepada key informant akan

    mendapatkan penjelasan yang lebih spesifik sesuai dengan pengalaman dan apa

    yang dirasakan selama ini, sehingga peneliti dapat terhindar dari bias asumsi [7].

    Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa-

    apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat,

    analisis dan menginterpretasikan kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada.

    Dengan kata lain penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk memperoleh

    informasi-informasi mengenai keadaan yang ada [8].

    Tahapan Penelitian

    Terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam penelitian ini,

    tahapan penelitian dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini.

    Gambar 2. Tahapan Penelitian

    Metode :

    Observasi

    Metode :

    Wawancara

    Metode :

    Evaluasi

    Metode :

    Penulisan Jurnal

    Penelitian

    Luaran :

    Temuan berupa latar belakang

    masalah yang layak untuk dikaji

    dalampenelitian terkait

    pemanfaatan i-Siska PT. TELKOM

    Salatiga serta menentukan desain

    pemecahan masalah.

    Luaran :

    Perolehan data dari key informant

    yang merupakan data primer

    penelitian.

    Luaran :

    Penilaian data dengan

    menggunakan framwork Software

    Assurance Audit.

    Luaran :

    Menarik kesimpulan yang

    dituangkan dalam bentuk laporan

    penelitian dan jurnal.

    Tahap 1

    Perencanaan

    Tahap 2

    Pengumpulan

    Data

    Tahap 3

    Analisa Data

    Tahap 4

    Penyusunan

    Laporan

  • 13

    Teknik Pengumpulan Data

    a) Observasi Dalam hal ini peneliti melakukan observasi yang berhubungan langsung

    dengan staf yang menggunakan aplikasi sistem informasi i-Siska yang

    digunakan Pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) Salatiga.

    b) Wawancara Wawancara dilakukan dengan key informant / seluruh staf pengguna aplikasi

    sistem informasi i-Siska untuk mendapatkan informasi dan data yang

    diperlukan dalam penelitian.

    Teknik Analisis Data

    Data yang telah dikumpulkan akan dilakukan analisis lebih lanjut yang

    nantinya akan digunakan untuk mencapai tujuan akhir dari penelitian ini. Analisa

    yang dilakukan berupa sejumlah pertanyaan dan simpulan dengan menggunakan

    framework Software Assurance Audit. Dalam penelitian ini digunakan teknik

    analisis deskriptif kualitatif, karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk

    memberikan suatu gambaran dan penelitian mengenai kinerja sistem informasi i-

    Siska Pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) Salatiga, yang dapat

    dimanfaatkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Keunggulan dari penelitian

    kualitatif adalah dapat dengan mudah memahami, mengevaluasi sistem serta

    makna dari sistem bagi pengguna.

    Penilaian Bukti Analisis

    Penilaian bukti analisis yang dilakukan terbagi dalam lima tahapan sesuai

    dengan domain dari framework Software Assurace Audit, sebagai berikut :

    PO8.1 Quality Management System (QMS) Menetapkan standar kualitas sistem dan pendekatan secara berkala terkait

    dengan manajemen kualitas sistem yang sesuai dengan kebutuhan.

    a) Pengembangan dan dokumentasi sistem. b) Selaras dengan kebutuhan bisnis. c) Meninjau relevansi, efisiensi, dan efektifitas sistem. d) Memonitor pencapaian kualitas. e) Melakukan tindakan perbaikan apabila terjadi ketidaksesuaian. f) Acuan hasil review kualitas terhadap standar yang telah ditetapkan.

    PO8.2 IT Standards and Quality Practices Mengidentifikasi dan mempertahankan standar, prosedur, dan praktek

    untuk memandu perusahaan dalam memenuhi maksud dari QMS.

    a) Mendefinisikan dan mengimplementasikan standar IT yang tepat dan yang selaras dengan QMS.

    b) Memastikan bahwa perubahan dan pembaruan standar IT konsisten dengan maksud dari QMS.

    c) Memastikan bahwa standar kualitas terus diterapkan untuk semua tahapan proyek dan semua layanan.

  • 14

    PO8.3 Development and Acquisition Standards Mengadopsi dan mempertahankan standar untuk semua pengembangan

    dan akuisi.

    a) Menentukan kecenderungan resiko yang akan muncul secara kualitatif (misal : sangat mungkin, mungkin, tidak mungkin) atau kuantitatif

    menggunakan analisis statistik dan determinasi probabilitas, berdasarkan

    sumber yang valid.

    b) Menentukan dampak material terhadap bisnis secara kualitatif (misal : bencana, kritis, marginal) atau kuantitatif (misal : dampak pada

    pendapatan atau nilai pemegang saham).

    c) Mendokumentasikan hasil dari penilaian risiko.

    PO8.5 Continuous Improvement Menjaga dan secara teratur mengkomunikasikan seluruh quality plan

    yang nantinya akan menyebabkan perbaikan secara terus-menerus.

    a) Mengembangkan quality plan yang akan mendorong perbaikan secara terus-menerus dengan belajar dari kesalahan-kesalahan yang lalu.

    b) Mengidentifikasi contoh kualitas yang buruk/cacat mutu, menetukan akar penyebabnya, dan menyepakati tindakan perbaikan.

    c) Mengidentifikasi contoh kualitas yang sangat baik yang bermanfaat untuk proyek, dan nantinya akan mendorong pebaikan kualitas sistem.

    PO8.6 Quality Measurement, Monitoring and Review Mendefinisikan, merencanakan dan melaksanakan pengukuran untuk

    memantau pencapaian QMS, serta nilai pemenuhan QMS. Pastikan mencakup

    prosedur kontrol akses, tetapi tidak terbatas pada:

    a) Memastikan bahwa manajemen secara teratur meninjau kualitas sistem terhadap metrik kualitas yang sudah didefinisikan.

    b) Analisa seluruh hasil performa kualitas untuk menentukan:

    Tingkat pemenuhan kualitas system

    Kekuatan dan kelemahan system

    Efektivitas QMS dalam mengidentifikasi masalah kualitas

    Efisiensi dalam identifikasi kesalahan secara tepat waktu

    Komitmen manajemen terhadap QMS dan peningkatannya

  • 15

    4. Hasil dan Pembahasan Hasil dan pembahasan adalah bagian yang menampilkan hasil dari

    Analisis Maturity Level pada tiap domain Software Assurance Audit dari hasil

    wawancara. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada key

    informant yaitu Divisi DCS pada PT. TELKOM Salatiga selaku pengguna sistem

    informasi i-Siska.

    Objek Wawancara

    Wawancara dilakukan pada responden penelitian sesuai dengan RACI

    Chart yang sudah disesuaikan dengan Organisation Roles di PT. TELKOM

    Salatiga.

    Tabel 1. Objek Wawancara

    No Organisation Roles Jumlah

    1 Supervisor Divisi DCS 1

    2 Staff Divisi DCS 3

    Total 4

    Tabel 2. RACI Chart

    Super

    vis

    or

    Div

    isi

    DC

    S

    Sta

    ff D

    ivis

    i D

    CS

    1

    Sta

    ff D

    ivis

    i D

    CS

    2

    Sta

    ff D

    ivis

    i D

    CS

    3

    PO8.1 Quality Management System R I R I I C

    PO8.2 IT Standards and Quality Practices R R A R R

    PO8.3 Development and Acquisition Standards R R I I C

    PO8.5 Continuous Improvement C R A R R

    PO8.6 Quality Measurement, Monitoring, and Review R R A

    C

    R C R C

    Organisation

    Roles

    Activities

  • 16

    RACI adalah singkatan dari Responsible, Accountable, Consulted, dan

    Informed. Secara sederhana RACI menerangkan siapa saja yang terlibat dalam

    suatu tindakan dalam sebuah organisasi baik perusahaan maupun pemerintahan.

    RACI biasa digunakan dalam manajemen resiko suatu organisasi untuk lebih

    meningkatkan kinerja organisai tersebut. Pada Tabel 2 diatas menjelaskan peran

    dan fungsi di dalam RACI memiliki definisi yang lebih spesifik yaitu [9].

    Responsible : orang yang melakukan suatu kegiatan atau melakukan pekerjaan.

    Accountable : orang yang akhirnya bertanggung jawab dan memiliki otoritas untuk memutuskan suatu perkara.

    Consulted : orang yang diperlukan umpan balik atau sarannya dan berkontribusi akan kegiatan tersebut.

    Informed : orang yang perlu tahu hasil dari suatu keputusan atau tindakan

    Hasil Maturity Assesment

    Berikut adalah tabel rekapitulasi hasil dari maturity assesment untuk setiap

    domain yang ada pada Software Assurance Audit.

    Tabel 3. Rekapitulasi Maturity Level PO8.1

    Quality Management System

    No Kode Skor

    1 PO8.1.1 3

    2 PO8.1.2 3

    3 PO8.1.3 2

    4 PO8.1.4 3

    5 PO8.1.5 3

    6 PO8.1.6 3

    Total 17

    Hasil 2,84

    Maturity Level Defined

    Dari hasil pengolahan data diatas, rata-rata maturity level yang telah

    dicapai pada domain PO8.1 Quality Management System pada PT. TELKOM

    Salatiga adalah 2,84 – Defined.

  • 17

    Tabel 4. Rekapitulasi Maturity Level PO8.2

    IT Standards and Quality Practices

    No Kode Skor

    1 PO8.2.1 3

    2 PO8.2.2 2

    3 PO8.2.3 3

    4 PO8.2.4 3

    Total 11

    Hasil 2,75

    Maturity Level Defined

    Dari hasil pengolahan data diatas, rata-rata maturity level yang telah

    dicapai pada domain PO8.2 IT Standards and Quality Practices pada PT.

    TELKOM Salatiga adalah 2,75 – Defined.

    Tabel 5. Rekapitulasi Maturity Level PO8.3

    Development and Acquisition Standards

    No Kode Skor

    1 PO8.3.1 2

    2 PO8.3.2 3

    3 PO8.3.3 2

    4 PO8.3.4 3

    Total 10

    Hasil 2,5

    Maturity Level Defined

    Dari hasil pengolahan data diatas, rata-rata maturity level yang telah

    dicapai pada domain PO8.3 Development and Acquisition Standards pada PT.

    TELKOM Salatiga adalah 2,5 – Defined.

    Tabel 6. Rekapitulasi Maturity Level PO8.5

    Continuous Improvement

    No Kode Skor

    1 PO8.5.1 3

    2 PO8.5.2 3

    3 PO8.5.3 2

    Total 8

    Hasil 2,67

    Maturity Level Defined

  • 18

    Dari hasil pengolahan data diatas, rata-rata maturity level yang telah

    dicapai pada domain PO8.5 Continuous Improvement pada PT. TELKOM

    Salatiga adalah 2,67 – Defined.

    Tabel 7. Rekapitulasi Maturity Level PO8.6

    Quality Measurement, Monitoring, and Review

    No Kode Skor

    1 PO8.6.1 3

    2 PO8.6.2 3

    3 PO8.6.3 2

    Total 8

    Hasil 2,67

    Maturity Level Defined

    Dari hasil pengolahan data diatas, rata-rata maturity level yang telah

    dicapai pada domain PO8.6 Quality Measurement, Monitoring, and Review pada

    PT. TELKOM Salatiga adalah 2,67 – Defined.

    Dari seluruh hasil pengolahan data semua domain Sofware Assurance

    Audit pada sistem informasi i-Siska PT. TELKOM Salatiga diperoleh hasil rata-

    ratanya adalah 2,69 yang berada pada kriteria level Defined dengan pembulatan

    angka keatas yaitu 3. Berikut adalah tabel rekapitulasi maturity level seluruh

    domain.

    Tabel 8. Rekapitulasi Maturity Level

    No Kode Domain Skor Maturity Level

    1 PO8.1 Quality Management System

    2,84 Defined

    2 PO8.2 IT Standards and Quality

    Practices

    2,75 Defined

    3 PO8.3 Development and Acquisition

    Standards

    2,5 Defined

    4 PO8.5 Continuous Improvement

    2,67 Defined

    5 PO8.6 Quality Measurement, Monitoring,

    and Review

    2,67 Defined

    Hasil rata-rata 2,69 Defined

  • 19

    Maturity Assessment vs. Target Assessment

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    PO8.1

    PO8.2

    PO8.3PO8.5

    PO8.6

    TARGET

    ASSESMENT

    .

    Gambar 3. Maturity Assesment vs. Target Assesment

    Pada gambar 3 terlihat bahwa hasil maturity assessment saat ini masih

    cukup jauh dari target. Secara garis besar maturity level sistem informasi i-Siska

    pada PT. TELKOM Salatiga masih berada pada level rata-rata 2,69 yaitu pada

    kriteria Defined. Artinya, secara umum perusahaan telah mendefinisikan dan

    mengkomunikasikan kebutuhan kualitas dalam tiap proses, prosedur, termasuk

    kontrol, dan pemantauan dengan cukup baik. Meski telah mencapai kriteria

    Defined, namun PT. TELKOM Salatiga perlu bertindak memperbaiki kekurangan-

    kekurangan yang ada sehingga dapat mencapai target level yaitu Managed and

    Measurable.

    Secara umum jarak antara maturity level saat ini dengan target terbilang

    cukup besar, yaitu 1,31 dari maturity level saat ini 2,69 menuju ke taget level 4 –

    Managed and Measureable. Jarak terbesar ada pada PO8.3 Development and

    Acquisition Standards sehingga dijadikan sebagai prioritas untuk perbaikan

    kedepannya.

    5. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil

    kesimpulan sebagai berikut : Telah melaksanakan evaluasi kinerja sistem

    informasi i-Siska pada PT. TELKOM Salatiga dengan menggunakan kerangka

    Software Assurance Audit sehingga mendapatkan maturity level atau tingkat

    kematangan berada pada kriteria Defined dengan nilai rata-rata 2,69, yang berarti

    perusahaan sedang dalam tahap menuju target maturity level Managed and

    Measureable. Meskipun telah mencapai level 3 namun perusahaan perlu bertindak

    memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada sehingga dapat mencapai level

    target 4 yaitu Managed and Measureable.

  • 20

    Berdasar pada fakta yang ada di perusahaan, secara umum sistem

    informasi i-Siska yang digunakan untuk pelayanan pelanggan telah digunakan dan

    dioperasikan dengan cukup baik dalam mencapai tujuan bisnis perusahaan.

    Namun tidak bisa dipungkiri masih terdapat beberapa kekurangan-kekurangan,

    oleh karena itu perbaikan terhadap kekurangan yang ada perlu dilakukan demi

    peningkatan kedepannya.

    6. Daftar Pustaka [1] ISACA, The IT Governance Institute, Software Assurance Audit, USA,

    2013.

    [2] http://www.telkom.co.id/tentang-telkom. Diakses tanggal 15 Juni 2015. [3] Pradana, Denny. 2014. Evaluasi Kinerja Sistem Informasi I-POS 4.0.3

    Menggunakan Framework Cobit 4.1 (Studi Kasus: PT. POS

    INDONESIA MPC ERLANGGA Semarang)

    [4] Hendrik, Ridowan & Putra, Ficky Hanif. 2013. Analisis Performance Measurement Hospital Information System Pada RSIA Hamami Berbasis

    Metode Cobit 4.1.

    [5] Setiawan, Alexander. 2008. Evaluasi Penerapan Teknologi Informasi Di Perguruan Tinggi Swasta Yogyakarta Dengan Menggunakan Model

    Cobit Framework.

    [6] ISACA, The IT Governance Institute, COBIT 4.1 Frameworks, Control Objectives, Management Guidelines, Maturity Models, USA, 2007.

    [7] Yudi, S.E., & Tambotoh, J.J.C. (2013). Analisis Pemanfaatan Teknologi Informasi Menggunakan Pendekatan Innovation and Diffusion Theory

    (IDT) dan Technology Acceptance Model (TAM) (Studi Kasus :

    Disdikpora Kota Salatiga). SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 :

    Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi, hal E 117-122.

    [8] Mardalis, 1999, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta : Bumi Aksara.

    [9] Haughey, D., 2011, RACI Matrix, Project Smart.

    http://www.telkom.co.id/tentang-telkom