EVALUASI KINERJA RUAS JALAN KOPO – SOREANG · 2017. 10. 14. · KB, dengan pengaturan ......

73
10 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rencana strategis disusun berdasarkan RPJMD Kabupaten Bandung tahun 2011-2015 yang merupakan kebutuhan nyata untuk mengantisipasi berbagai persoalan aktual yang akan dihadapi oleh seluruh masyarakat Kabupaten Bandung. Hal ini terkait juga dengan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban Pemerintah Daerah yang good governance dan clean government, yang hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan di sector yang sesuai dengan tugas dan kewenangangnya serta aspirasi masyarakat. Rencana strategis Kabupaten Bandung merupakan Dokumen perencanaan teknis yang menjabarkan potret permasalahan pembangunan daerah serta indikasi daftar program kegiatan yang akan dilaksanakan untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di Kabupaten secara terencana dan bertahap dengan mengutamakan kewenangan yang dimiliki oleh Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Bandung. Perencanaan Strategis Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Bandung, memerlukan integrasi antara keahlian dengan sumber daya manusia lainnya agar mampu menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis baik ditingkat Kabupaten maupun tingkat Nasional.

Transcript of EVALUASI KINERJA RUAS JALAN KOPO – SOREANG · 2017. 10. 14. · KB, dengan pengaturan ......

  • 10

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Rencana strategis disusun berdasarkan RPJMD Kabupaten Bandung

    tahun 2011-2015 yang merupakan kebutuhan nyata untuk mengantisipasi

    berbagai persoalan aktual yang akan dihadapi oleh seluruh masyarakat

    Kabupaten Bandung. Hal ini terkait juga dengan pengembangan dan

    penerapan sistem pertanggungjawaban Pemerintah Daerah yang good

    governance dan clean government, yang hasil evaluasi pelaksanaan

    pembangunan di sector yang sesuai dengan tugas dan kewenangangnya serta

    aspirasi masyarakat.

    Rencana strategis Kabupaten Bandung merupakan Dokumen

    perencanaan teknis yang menjabarkan potret permasalahan pembangunan

    daerah serta indikasi daftar program kegiatan yang akan dilaksanakan untuk

    memecahkan permasalahan yang terjadi di Kabupaten secara terencana dan

    bertahap dengan mengutamakan kewenangan yang dimiliki oleh Badan

    Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Bandung.

    Perencanaan Strategis Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan

    Perempuan Kabupaten Bandung, memerlukan integrasi antara keahlian

    dengan sumber daya manusia lainnya agar mampu menjawab tuntutan

    perkembangan lingkungan strategis baik ditingkat Kabupaten maupun tingkat

    Nasional.

  • 11

    B. MAKSUD DAN TUJUAN

    B.1 MAKSUD

    Berdasarkan Pertimbangan diatas, RENSTRA tahun 2011 –

    2015 ini dijadikan sebagai acuan bagi Badan Keluarga berencana dan

    Pemberdayaan perempuan Kabupaten Bandung dalam menentukan

    prioritas program lima tahunan yang digunakan sebagai pedoman

    dalam rencana pembangunan tahunan Daerah. Dan memudahkan

    masyarakat untuk memahami dan menilai arah kebijakan dan

    program kepala daerah selama lima tahun.

    Proses penyusunan Renstra mengacu pada rancangan RPJMD

    Periode pembangunan 2011 -2015 (merujuk pada rencana

    pembangunan jangka menengah Tahap II), oleh karena itu penentuan

    visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan selama 5

    (lima) tahun mendatang harus berfokus pada pencapaian RPJMD

    2011 -2015.

    Proses politik merupakan proses penyusunan Renstra yang

    disesuaikan dengan visi, misi, dan program prioritas pemerintah

    Kabupaten Bandung. Secara garis besar, proses politik dalam alur

    penyusunan Renstra adalah sebagai berikut:

    1) Penyusunan Rancangan Renstra.

    Rancangan Renstra berpedoman pada Rancangan Awal RPJMD yang

    telah memuat visi, misi, dan program prioritas (platform) Pemerintah

    Kabupaten Bandung. Rancangan Renstra disusun berdasarkan

    Rancangan Renstra dengan mempertimbangkan koordinasi bersama

    Pemerintah Daerah untuk mengidentifikasikan pembagian tugas

    dalam pencapaian sasaran Pemerintah.

    2) Penelaahan

    2) Penelaahan Rancangan Renstra

  • 12

    3). Penetapan Renstra

    RPJMD ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah, dan dijadikan

    pedoman dalam menyempurnakan Rancangan Renstra menjadi

    Renstra tahun 2011-2015

    B. Dokumen Renstra

    1. Substansi Renstra

    Renstra memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,

    program, dan kegiatan pembangunan, sesuai dengan tugas pokok

    dan fungsi Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan

    Kabupaten Bandung. Informasi baik tentang keluaran (output),

    maupun sumberdaya yang tercantum di dalam dokumen rencana ini

    bersifat indikatif. Visi yang terdapat di dalam Renstra merupakan

    rumusan

    umum mengenai keadaan yang ingin dicapai oleh Badan Keluarga

    Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Bandung pada

    akhir periode perencanaan melalui misi. Masing-masing misi

    memiliki tujuan yang dilengkapi dengan sasaran strategis sebagai

    ukuran kinerjanya.

    Dalam mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis, Badan

    Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten

    Bandung menyusun strategi, kebijakan, dan pendanaan berupa

    program dan kegiatan serta rencana sumber pendanaannya. Selain

    bertanggung jawab di lingkup kewenangannya sendiri, Badan

    Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten

    Bandung memiliki sasaran-sasaran yang harus dicapai sesuai dengan

    tugas pokok dan fungsinya, dalam rangka melaksanakan prioritas,

    fokus prioritas, dan kegiatan prioritas Kabupaten sesuai dengan

    platform Pemerintah Kabupaten Bandung. Strategi kebijakan dan

    pendanaan disusun sampai dengan

  • 13

    Tingkat Program Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan

    Perempuan Kabupaten Bandung yang dilengkapi dengan indikator-

    indikator kinerja outcome dari masing masing program serta rencana

    sumber pendanaannya. Sumber pendanaan program Badan Keluarga

    Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Bandung antara

    lain berasal dari Pemerintah (Pusat dan Daerah).

    B.2 TUJUAN

    Tujuan Dari Penyusunan RENSTRA tahun 2011-2015 Badan

    Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan ini adalah:

    1. Merupakan bagian dari rencana Pembangunan jangka panjang

    Daerah (RPJPD), yang berkedudukan sebagai dokumen

    perencanaan induk dengan wawasan waktu 20 tahunan.

    2. Merupakan arah pembangunan yang ingin dicapai daerah dalam

    kurun waktu masa bakti kepala daerah terpilih.

    3. Menyediakan satu tolok ukur untuk mengukur dan melakukan

    evaluasi kinerja tahunan setiap SKPD

    4. Memudahkan seluruh jajaran Badan Keluarga Berencana dan

    Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Bandung dalam mencapai

    tujuan dengan cara menyusun program dan kegiatan secara terpadu

    terarah dan terukur.

    5. Memudahkan seluruh jajaran Badan Keluarga Berencana dan

    Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Bandung untuk memahami

    dan menilai arah kebijakan dan program serta kegiatan operasional

    tahunan dalam rentang waktu lima tahunan.

    B.3 SISTIMATIKA RANCANGAN RESNTRA

  • 14

    BAB 1 : PENDAHULUAN

    BAB II : GAMBARAN PELAYANAN SKPD BKBPP

    BAB III : ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS

    DAN FUNGSI

    BAB IV : VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI

    DAN KEBIJAKAN PROGRAM KELUARGA

    BERENCANA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

    BAB V : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN,

    INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN

    DAN PENDANAAN INDIKATIF BADAN KBPP

    BAB VI : INDIKATOR KINERJA BADAN KBPP YANG

    MENGACU PADA TUJUAN DANSASARAN

    RPJMD

  • 15

    BAB II

    GAMBARAN PELAYANAN

    BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

    KABUPATEN BANDUNG

    Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten

    Bandung dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung nomor 6 tahun

    2008 tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis daerah Kabupaten Bandung.

    Tugas pokok yang dilakasanakan adalah pengendalian jumlah penduduk melalui

    pengaturan kelahiran. Secara umum tujuan yang akan dicapai oleh Badan Keluarga

    Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Bandung adalah untuk

    meningkatkan sumber daya manusia yang memadai melalui program Keluarga

    Berencana, Keluarga Sejahtera, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

    dengan upaya yaitu :

    1. Meningkatkan Indek Pembangunan Manusia (IPM) = 80 poin

    2. Meningkatkan Indek pembangunan Gender (IPG), di dukung dengan

    menurunnya Net Reproduksi Rate (NRR) = 1,0 dan TFR 2,10 Penduduk Tumbuh

    Seimbang.

    Tujuan program keluarga berencana secara demografi adalah untuk

    menurunkan laju pertumbuhan penduduk dan secara filosofis adalah untuk

    mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera. Tujuan tersebut kemudian

    diimplementasikan melalui pelayanan keluarga berencana dan pemberdayaan

    perempuam serta perlindungan anak. Pengaturan kelahiran perlu terus diupayakan

    melalui program keluarga berencana untuk mencapai penduduk tumbuh seimbang

    atau penduduk tanpa pertumbunan. Secara strategis penduduk tumbuh seimbang

    apabila dicapai NRR=1 dengan Total Perility Rate 2,10.

  • 16

    Selanjutan perkembangan program pemberdayaan perempuan dan

    perlindungan anak, perlu terus diupayakan dalam mewujudkan kesetaraan gender,

    memberikan perlindungan terhadap perempuan dan anak. Kasus tentang pelanggaran

    hak perempuan dan anak dewasa ini terus meningkat seperti KDRT, Traffiking perlu

    terus mendapat perhatian oleh pemerintah.

    Pelayanan Satuan Kerja Perangkat Daerah Badan Keluarga Berencana

    dan Pembedayaan Perempuan sebagai unsur pendukung pencapaian Visi dan Misi

    yang akan dicapai Pemerintah Daerah yang tertuang dalam Rencana Strategis 2010-

    2015 yaitu Visi:”Terwujudnya Kabupaten Bandung yang maju, mandiri dan berdaya

    saing, melalui tata kelola pemerintahan yang baik dan pemantapan pembangunan

    pedesaan, berlandaskan religius, kultural dan berwawasan lingkungan.” Sedangkan

    Misi yang akan dicapai adalah:

    1. Meningkatnya profesionalisme Birokrasi (Good Govermant dan Clean

    Governance)

    2. Meningkatkan kualitas SDM (Pendidikan dan Kesehatan), memantapkan

    kesalehan sosial berlandaskan Iman dan Tagwa

    3. Memantapkan Pemulihan keseimbagan lingkngan dan pembangunan

    berkelanjutan

    4. menggali menumbuhkembangkan dan melestarikan budaya sunda serta kearifan

    lokal lainya

    5. Memantapkan pembangunan pedesaan

    6. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur, serta keterpaduan

    pemanfaatan tata ruang wilayah

    7. Meningkatkan partisipasi sektor swasta, pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan

    daya saing daerah

    Berdasarkan Visi dan Misi tersebut, maka pelayanan yang dilakukan oleh

    Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan sesuai dengan Misi ke dua

    yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) bidang kesehatan dan

    Prioritas ke tiga yaitu meningkatkan cakupan pelayanan dan kualitas kesehatan.

  • 17

    Dengan demikian sebagai implemtasi untuk mendukung tujuan tersebut maka

    pelayanan yang diberikan adalah meningkatkan sumberdaya manusia di bidang

    kesehatan melalui pembangunan keluarga berencana dan pemberdayaan perempuan

    di Kabupaten Bandung.

    Pembangunan kependudukan melalui program keluarga berencana perlu

    terus ditingkatkan untuk menciptakan sumberdaya manusia yang mandiri dan

    mempunyai kompetensi untuk berdaya saing di era globalisasi yang penuh dengan

    tantangan. Penduduk yang besar sebagai modal dasar pembangunan harus diimbangi

    dengan peningkatan sumberdaya manusia, karena apabila tidak berkualitas akan

    menjadi beban dalam pembangunan sehingga akan menimbulkan permasalahan sosial

    seperti pengangguran, kemiskinan, rendahnya derajat kesehatan, rendahnya

    pendidikan, rendah daya beli dan permasalahan sosial lainya.

    Jumlah penduduk harus terus dikendalikan melalui pelayanan program

    KB, dengan pengaturan kelahiran sesuai dengan hak-hak reproduksi melalui

    pemakaian alat kotrasepsi bagi pasangan usia subur atau PUS akan berdampak

    terhadap angka kelahiran. Pelayanan program keluarga berencana dan pemberdayaan

    perempuan akan membawa kontribusi terhadap pencapain visi dan misi Pemerintah

    Kabupaten Bandung dalam memciptakan sumberdaya manusia yang maju mandiri

    dan berdaya saing sebagai subyek dan obyek pembangunan.

    Sesuai dengan upaya yang dilakukan dalam RPJMD Pemerintah

    Kabupaten Bandung Tahun 2011-2015 yaitu diantaranya meningkatkan sumberdaya

    manusia dibidang kesehatan makan pelayanan yang dilakukan oleh Badan Keluarga

    Berencana dan Pemberdayaan Perempuan gambaran pelayanan yang akan

    dilaksanakan dalam Rencana Strategis tahun 2011 – 2015 adalah sebagai berikut:

    Secara umum pelayanan yang diberikan kepada masyarakat oleh Badan

    Keluarga berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Bandung sesuai

    dengan Permendagri Nomor 13, yaitu terdiri dari 2 urusan, Bidang KB,KS dan urusan

    Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dengan program dan

    kegiatan sebgai berikut :

  • 18

    1. Program Keluarga Berencana

    2. Program Kesehatan Reproduksi Remaja

    3. Program Pembinaan Peranserta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang

    mandiri

    4. Program peningkatan Penanggulangan narkoba, PMS, termasuk HIV/AIDs

    5. Program Pengembangan Bahan Informasi Tentang Pengasuhan dan Pembinaan

    Tumbuh Kembang Anak

    6. Program Penyiapan Tenaga Pendamping kelompok Bina Keluarga

    7. Program Penguatan Kelembagaan Pengurusutamaan Gender dan Anak

    8. Program Peningkatan Kualitas hidup dan Perlindungan Perempuan

    9. Program Peningkatan Peran serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan.

    Program tersebut dilakukan dengan tujuan memberikan pelayan kepada masyarakat

    melalui:

    1. Pelayanan pengaturan kelahiran melalui pelayanan peserta KB baru dan

    pembinaan peserta KB aktif, pelayanan KB dilakukan untuk mencapai Total

    Fertility Rate (TFR)= 2,10 untuk mewujudkan Net Reproduksi Rate) NRR=1,

    sehingga tercapai penduduk tumbuh seimbang 2015. disampingkan itu dengan

    pengaturan kelahiran diupayakan seluruh pasangan usia subur ikut KB sehingga

    berdampak terhadap menurunnya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian

    bayi (AKB).

    2. Pelayanan Reproduksi Sehat mealalui program pendewasaan usia perkawinan

    (PUP) dan penundaan anak pertama (PAP), pelayanan reproduksi sehat dilakukan

    untuk mencapai usia kawin pertama 21 tahun tahun 2015, yang mana rata-rata usia

    kawin baru mencapai 19 tahun.

    3. Pelayanan Ketahan Keluarga melalui membinaan dan peningkatan peran serta

    masyarakat dalam Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja

    (BKB), Bina Keluarga Lansia (BKL) dan Kelompoka Upaya Peningkatan

    Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS).

  • 19

    4. Peningkatan Peranserta Masyarakat, bertujuan untuk meningkatan peran

    masyarakat dalam progran KB sebagai upaya traspormasi pengetahuan melalui

    pembentukan dan pembinaan Pos KB Desa, Sub Pos KB Desa, Kelompok

    Akseptor, Paguyuban MOP, Forum Pos KB desa, Posyandu, PIKRR, kelompok

    pemuda, poktan-poktan kegiatan.

    5. Penyediaan data mikro keluarga untuk pembangunan di daerah, pelayanan data ini

    dilakukan untuk mengevaluasi sejauhmana keberhasilan program KB dan

    pemberdayaan perempuan serta perlindungan anak yang sudah dicapai, dengan

    melakukan pendataan keluarga sejahtera setiap tahun untuk melihat data

    demografi, data keluarga berencana dan keluarga sejahtera, tahapan keluarga Pra

    KS, KS I, KS II, KS III dan KS III+, kemudaian dianalsis dan di jadikan data

    untuk melakukan palayanan KB kepada Masyarakat.

    6. Pelayanan Pemberdayaan Perempuan. Perempuan dewasa ini masih bagian dari

    upaya pembangunan yang masih termarjinalkan, sehingga perlu penangan yang

    serius agar permpuan ditempatkan pada posisi yang sama sebagai obyek dan

    subyek dalam pembangunan di Kabupaten Bandung. Melalui pelayanan

    pemberdayaan perempuan maka para wanita akan terlindungi dari berbagai upaya

    yang merendahkan derajat perempuan seperti Traffiking, Kekerasan dalam rumah

    tangga (KDRT), dan masalah permpuan lainnya. Kemudian pengarusutamaan

    gender akan menjadi prioritas utama sehingga perempuan mempunyai posisi yang

    sama dengan kaum perempuan dengan tidak melanggar kodrat alamiah

    perempuan.

    7. Pelayanan Perlindunganan Anak. Anak adalah aset bangsa yang perlu dilindungi

    dan dibina agar menjadi sumberdaya manusia yang mampu meneruskan estapet

    kepemimpinan. Melalui pelayanan perlndungan anak masyarakat Kabupaten

    Bandung akan diberi pemahaman tentang hak-hak anak, begaimana menjaga dan

    melindungan anak sebagai aset Pembangunan.

    Dalam system Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah, perencanaan

    strategis merupakan langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja instansi

    pemerintah. Perencanaan strategis Badan Keluarga Berencana dan pemberdayaan

  • 20

    Perempuan Kabupaten Bandung memerlukan integrasi antara keahlian sumber daya

    manusia dengan yang lainnya agar mampu menjawab tuntutan perkembangan

    lingkungan strategis mulai dari pedesaan sampai dengan tingkat nasional.

    Untuk kelancaran pelaksanaan tugas, maka Badan Keluarga Berencana dan

    Pemberdayaan perempuan telah tersusun uraian Tugas dan Fungsi Sebagai berikut:

    1). Tugas Pokok

    Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2008 tentang

    Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bandung

    bahwa kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan

    Perempuan mempunyai Tugas Pokok memimpin, merumuskan,

    mengatur, membina, mengendalikan mengkoordinasikan dan

    mempertanggung jawabkan kebijakan teknis penyusunan dan

    pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang keluarga

    Berencana dan Keluarga Sejahtera serta Pemberdayaan Perempuan dan

    Perlindungan Anak.

    2). Fungsi

    a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya

    b. Pembinaan dukungan atas Penyelenggaraan Pemerintah daerah sesuai

    dengan lingkup tugasnya

    c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya

    d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati/Walikota sesuai

    dengan tugas dan fungsinya

    Untuk melaksanakan tugasnya Badan Keluarga Berencana dan

    Pemberdayaan Perempuan membawahi satu bagian, 3 sub bagian, 5 bidang,

    10 sub bidang, 31 UPT dan 31 Kasubag TU serta Jabatan Fungsional (

    Penyuluh KB ) yaitu :

    1. Bagian Sekretariat

    a. Sub Bagian Penyusunan Program

  • 21

    b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

    c. Sub Bagian Keuangan

    2. Bidang Informasi dan Data Keluarga

    a. Sub Bidang Data Mikro Keluarga

    b. Sub Bidang Analisa, Evaluasi dan Pelaporan

    3. Bidang Keluarga Berencana

    a. Sub Bidang Pengendalian KBKR

    b. Sub Bidang Reproduksi Remaja

    4. Bidang Keluarga Sejahtera

    a. Sub Bidang Ketahanan Keluarga

    b. Sub Bidang Advokasi dan Pembinaan Institusi Masyarakat

    5. Bidang Pemberdayaan Perempuan

    a. Sub Bidang Pengurus utama Gender

    b. Sub Bidang Perlindungan Perempuan

    6. Bidang Perlindungan Anak

    a. Sub Bidang Kesejahteraan Anak

    b. Sub Bidang Integrasi hak anak

    7. UPT Pengendali Program KB, dibantu oleh Sub Bagian Tata Usaha

    Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Badan di dukung

    Sumber Daya Manusia yang terdiri dari :

    1. Kepala Badan : 1 Orang

    2. Sekretaris : 1 Orang

    3. Kepala Bidang : 5 Orang

    4. Kepala Sub Bagian : 3 Orang

  • 22

    5. Kepala Sub Bidang : 10 Orang

    6. Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) : 113 Orang

    7. PLKB : 7 Orang

    8. Pelaksana : 22 Orang

    9. UPT Pengendali Program KB : 30 Orang

    10. Kasubag TU : 31 Orang

    11. TKK : 1 Orang

    Jumlah 224 Orang

    b. Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat.

    Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang mempunyai :

    1). Tugas Pokok

    Sesuai dengan Peraturan Bupati nomor 6 tahun 2008 tentang Rincian

    Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten

    Bandung bahwa kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan

    Perempuan mempunyai Tugas Pokok memimpin, mengkoordinasikan

    dan mengendalikan tugas-tugas dibidang pengelolaan pelayanan

    kesekretariatan yang meliputi pengkoordinasian penyusunan program,

    pengelolaan umum dan kepegawaian serta pengelolaan keuangan:

    2). Fungsi

    a). Penetapan penyusunan rencana dan program kerja pengelolaan

    pelayanan kesekretariatan.

    b). Penetapan rumusan kebijakan kooordinasi penyusunan program

    danpenyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu.

    c). Penetapan rumusan kebijakan pelayanan adaministratif Badan.

    d). Penetapan rumusan kebijakan pengelolaan administrasi umum

    dankerumahtanggan.

    e). Penetapan rumusan kebijakan pengelolaan kelembagaan

    danketatalaksanaan serta hubungan masyarakat.

  • 23

    f). Penetapan rumusan kebijakan pengelolaan Administrasi

    kelembagaan.

    g). Penetapan rumusan kebijakan Administrasi pengelolaan Keuangan.

    h). Penetapan rumusan kebijakan pelaksanaan,monitoring, evaluasi dan

    pelaporan pelaksanaan tugas Badan.

    i). Penetapan rumusan kebijakan Pengkoordinasian publikasi

    pelaksanaan tugas Badan.

    j). Penetapan rumusan kebijakan Pengkoordinasian penyusunan dan

    penyampaian bahan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas Badan.

    k). Pelaporan pelaksanaan tugas pengelolaan pelayanan

    kesekretariatan

    l). Evaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan pelayanan kesekretariatan.

    m).Pelaksanaaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan

    fungsinya.

    n). Pelaksanaan Koordinasi / kerjasama dan kemitraan dengan unit

    kerja / instansi / lembaga atau pihak ketiga dibidang

    pengelolaan pelayanan kesekretariatan.

    Sedangkan Sekretariat Membawahkan:

    (a) Sub Bagian Penyusunan Program

    (b) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

    (c) Sub Bagian Keuangan

    Sub Bagian Penyusunan program

    Dipimpin oleh seorang kepala Sub Bagian. Dan mempunyai Tugas

    pokok :merencanakan,melaksanakan, mengevaluasi,dan melaporkan

    pelaksanaan tugas pelayanan dan pengkoordinasian penyusunan

    rencana dan program Badan.Sedangkan fungsi dari Sub Bagian

    Penyusunan program adalah :

  • 24

    a. Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan

    pelayanan dan pengkoordinasian penyusunan rencana dan program

    kerja Badan.

    b. Penyusunan rencana operasional dan koordinasi kegiatan dan

    program kerja Badan.

    c. Pelaksanaan penyusunan rencana strategis Badan

    d. Pelaksanaan penyusunan rancangan peraturan Perundang-

    undangan penunjang pelaksanaan tugas.

    e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

    f. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan

    fungsinya.

    g. pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana dan program kerja

    dengan sub unit kerja lain dilingkungan Badan.

    Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

    Dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas

    pokok : merencanakan,melaksanakan, mengevaluasi,dan melaporkan

    pelaksanaan tugas pelayanan administrasi umum dan

    kerumahtanggaan serta administrasi kepegawaian.

    Sedangkan fungsi dari Sub Bagian Penyusunan program adalah :

    a). Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan

    pelayanan administrasi umum dan kerumahtanggaan serta

    administrasi kepegawaian.

    b). Pelaksanaan penerimaan, pendistribusian dan pengiriman surat-

    surat, naskah dinas dan pengelolaan dokumentasi dan kearsipan.

    c). Pelaksanaan pembuatan dan pengadaan naskah Badan.

    d). Pelaksanaan pengelolaan dan penyiapan bahan pembinaan

    dokumentasi dan kearsipan kepada sub unit kerja dilingkungan

    Badan.

  • 25

    e). Penyusunan dan penyiapan pengelolaan dan pengendalian

    administrasi perjalanan Dinas.

    f). Pelaksanaan pelayanan keprotokolan dan penyelenggaraan

    Rapat-rapat dinas.

    g). Pelaksanaan dan pelayanan hubungan masyarakat.

    h). Pelaksanaan pengurusan kerumahtanggaan, keamanan dan

    ketertiban kantor.

    i). Pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan serta pengelolaan

    lingkungan kantor

    j). Penyusunan dan penyiapan rencana kebutuhan sarana dan

    prasarana perlengkapan kantor

    k). Pelaksanaan pengadaan, penyimpanan, pendistribusian dan

    inventarisasi perlengkapan kantor.

    l). Penyusunan bahan penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan

    pelaksanaan tugas Badan.

    m). Pelaksanaan pengelolaan perpustakaan dan pendokumentasian

    peraturan perundang-undangan.

    n). Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penyimapanan, dan

    pemeliharaan data serta dokumentasi kepegawaian.

    o). Penyusunan dan penyiapan rencana kebutuhan formasi dan

    mutasi pegawai.

    p). Penyusunan dan penyiapan bahan administrasi kepegawaian

    yang meliputi kenaikan pangkat,gaji berkala, pensiun, kartu

    pegawai, karis / karsu, taspen, askes dan pemberian penghargaan

    serta peningkatankesejahteraan pegawai

    q). Penyusunan dan penyiapan pegawai untuk mengikuti

    pendidikan/pelatihan struktura, teknis dan fungsional serta ujian

    Dinas.

    r). Fasilitasi pembinaan umum kepegawaian dan pengembangan karier

    serta disiplin Pegawai.

  • 26

    s). Penyusunan dan penyiapan pengurusan administrasi pensiun dan

    cuti pegawai.

    t). Pengkoordinasian penyusunan administrasi DP-3, DUK,

    sumpah/janji pegawai.

    u). Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

    v. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan

    fungsinya.

    w. Pelaksanaan koordinasi pelayanan administrasi umum

    dan kerumahtanggaan serta administrasi kepegawaian

    dengan sub unit kerja lain dilingkungan Badan.

    Sub Bagian Keuangan

    Dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas

    pokok : merencanakan,melaksanakan, mengevaluasi,dan melaporkan

    pelaksanaan tugas pelayanan administrasi dan pertanggungjawaban

    pengelolaan keuangan Badan.

    Sedangkan fungsi dari Sub Bagian Keuangan adalah :

    a) Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan

    pengelolaan administrasi dan pertanggungjawaban pengelolaan

    keuangan Badan.

    b) Pelaksanaan pengumpulan bahan anggaran pendapatan, belanja

    dan pembiayaan Badan.

    c) Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan anggaran

    pendapatan dan belanja.

    d) Pelaksanaan penyusunan dan pengkoordinasian pembuatan

    daftar gaji serta tambahan penghasilan bagi pegawai negeri

    sipil.

    e) Perencanaan operasional kegiatan penyusunan rencana dan

    program administrasi pengelolaan keuangan.

    f) Pelaksanaan penatausahaan pengelolaan anggaran pendapatan

    dan belanja Badan.

  • 27

    g) Pelaksanaan pembinaan administrasi keuangan dan penyiapan

    bahan pembinaan administrasi akuntansi anggaran pendapatan,

    belanja dan pembiayaan Badan.

    h) Penyiapan bahan pertanggungjawaban pengelolaan anggaran

    pendapatan belanja dan pembiayaan Badan.

    i) Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan rencana dan

    program kerja pengelolaan keuangan dengan para kepala

    bidang dilingkungan Badan.

    j) Pelaksanaan penyusunan rencana penyediaan fasilitas

    pendukung pelaksanaan tugas pengelolaan keuangan.

    k) Pelaksanaan koordinasi teknis perumuusan penyusunan rencana

    dan dukungan anggaran pelaksanaan tugas Badan.

    l) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

    m) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas

    dan fungsinya.

    n) Pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi dan

    pertanggungjawaban pengelolaan keuangan dengan sub unit

    kerja lain dilingkungan Badan.

    C. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Informasi dan Data Keluarga

    Bidang Informasi dan Data Keluarga dipimpin oleh Seorang Kepala Bidang

    yang mempunyai :

    1). Tugas Pokok

    Sesuai dengan Peraturan Bupati nomor 6 tahun 2008 tentang Rincian

    Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten

    Bandung bahwa kepala Bidang Informasi dan Data Keluarga pada

    Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten

    Bandung mempunyai Tugas Pokok memimpin, mengkoordinasikan dan

    mengendalikan tugas-tugas dibidang Pengelolaan Informasi dan data

  • 28

    keluarga yang meliputi pengelolaan data mikro keluarga serta analisa,

    evaluasi dan pelaporan.

    Sedangkan Bidang Informasi dan Data Keluarga mempunyai fungsi

    sebagai berikut:

    a) Penetapan penyusunan rencana dan program kerja pengelolaan

    informasi dan data keluarga.

    b) Penyelenggaraan pelaksanaan tugas dibidang pengelolaan

    pengelolaan informasi dan data keluarga.

    c) Pengkoordinasian perencanaan teknis dibidang pengelolaan

    pengelolaan informasi dan data keluarga.

    d) Perumusan sasaran pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan

    informasi dan data keluarga.

    e) Pembinaan dan pengarahan pelaksanaan tugas dibidang pengelolaan

    informasi dan data keluarga.

    f) Pelaporan pelaksanaan tugas pengelolaan informasi dan data

    keluarga.

    g) Evaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan informasi dan data

    keluarga.

    h) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan

    fungsinya.

    i) Pelaksanaan koordinasi / kerjasama dan kemitraan dengan unit kerja

    / instansi /lembaga atau pihak ketiga dibidang pengelolaan informasi

    dan data keluarga.

    Bidang Informasi dan Data Keluarga Membawahi:

    a. Sub Bidang Data Mikro Keluarga

  • 29

    b. Sub Bidang Analisa, Evaluasi dan Pelaporan

    Sub Bidang Data Mikro Keluarga

    Sub bidang data mikro keluarga dipimpin oleh seorang kepala

    sub bidang yang mempunyai tugas pokok

    merencanakan,melaksanakan,mengevaluasi dan melaporkan

    pelaksanaan tugas pengelolaan data mikro keluarga.

    Sedangkan Bidang Data Mikro Keluarga mempunyai fungsi

    Sebagai berikut:

    a) Penyusunan rencana dan program kerja operasional

    kegiatan pengelolaan data mikro keluarga

    b) Penyusunan rumusan penetapan kebijakan dan

    pengembangan informasi serta data mikro kependudukan

    dan keluarga

    c) Penyelenggaraan informasi serta data mikro

    kependudukan dan keluarga.

    d) Penyusunan rumusan kebijakan penetapan perkiraan

    penetapan sasaran pengembangan informasi serta data

    mikro kependudukan dan keluarga.

    e) Pemberian informasi serta data mikro kependudukan dan

    keluarga

    f) Pelaksanaan operasional sistem informasi manajemen

    program KB Nasional dan pemberdayaan perempuan.

    g) Pelaksanaan pemutakhiran, pengolahan dan penyediaan

    data mikro kependudukan dan keluarga.

  • 30

    h) Pelaksanaan pengelolaan data dan informasi program KB

    nasional serta penyiapan sarana dan prasarana.

    i) Pelaksanaan pemanfaatan data informasi program KB

    nasional dan pemberdayaan perempuan untuk mendukung

    pembangunan daerah.

    j) Pelaksanaan pemanfaatan operasional jaringan

    komunikasi data dalam pelaksanaan e-goverment dan

    melakukan diseminasiinformasi.

    k) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

    l) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang

    tugas dan fungsinya.

    m) Pelaksanaan koordinasi pengelolaan data mikro keluarga

    dengan sub unit kerja lain dilingkungan Badan.

    Sub Bidang Analisa, Evaluasi dan Pelaporan

    Sub Bidang Analisa, Evaluasi dan Pelaporan dipimpin oleh

    seorang kepala sub bidang yang mempunyai tugas pokok

    merencanakan,melaksanakan,mengevaluasi dan melaporkan

    pelaksanaan tugas pelaksanaan Analisa, Evaluasi dan

    Pelaporan.

    Sedangkan Bidang Analisa, Evaluasi dan Pelaporan

    mempunyai fungsi Sebagai berikut:

    a) Penyusunan Rencana dan program kerja Operasional

    Kegiatan Pelaksanaan Analisa, Evaluasi dan Pelaporan.

    b) Pelaksanaan rumusan kebijakan teknis operasional dan

    pelaksanaan program kependudukan terpadu antara

    perkembangan kependudukan (Aspek kuantitas, kualitas,

  • 31

    dan mobilitas) dengan pembangunan dibidang ekonomi,

    sosial budaya dan lingkungan.

    c) Pelaksanaan pengkajian dan penyempurnaan peraturan

    daerah yang mengatur perkembangan dan dinamika

    kependudukan.

    d) Pelaksanaan penyerasian isu kependudukan kedalam

    program pembangunan.

    e) Pelaksanaan teknis pendataan program keluarga

    berencana, keluarga sejahtera dan Pemberdayaan

    Perempuan.

    f) Pelaksanaan Analisa dan Evaluasi terhadap penetapan

    rencana peningkatan dan penyebarluasan program

    keluarga berencana dan keluarga sejahtera sebagai bahan

    tindak lanjut dan proses penetapan rencana lebih lanjut.

    g) Pelaksanaan penyusunan bahan evaluasi pelaksanaan

    rencana peningkatan dan penyebarluasan program

    keluarga berencana, keluarga sejahtera dan Pemberdayaan

    Perempuan.

    h) Pembinaan pelaksanaan tugas tenaga fungsional dalam

    analisa, evaluasi dan pelaporanrencana peningkatan dan

    penyebarluasan program keluarga berencana dan keluarga

    sejahtera.

    i) Pelaksanaan klasifikasi dan verivikasi kelengkapan data

    laporan rencana dan program penyebarluasan program

    keluarga berencana, keluarga sejahtera dan pemberdayaan

    Perempuan.

    j) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

  • 32

    k) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang

    tugas dan fungsinya.

    l) Pelaksanaan koordinasi pelaksanaan analisa, evaluasi dan

    pelaporan dengan sub unit kerja lain dibidang lain.

    D. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Keluarga Berencana

    Bidang Keluarga Berencana dipimpin oleh seorang kepala bidang yang

    mempunyai :

    1). Tugas Pokok

    Sesuai dengan Peraturan Bupati nomor 6 tahun 2008 tentang Rincian

    Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten

    Bandung bahwa kepala Bidang Keluarga Berencana pada Badan

    Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Bandung

    mempunyai Tugas Pokok memimpin, mengkoordinasikan dan

    mengendalikan tugas-tugas dibidang Pelayanan Keluarga Berencana

    meliputi pengendalian KB-KR serta pengendalian re-produksi remaja.

    Sedangkan Bidang Keluarga Berencana mempunyai fungsi sebagai

    berikut:

    a) Penetapan penyusunan rencana dan program kerja pelayanan

    Keluarga Berencana.

    b) Penyelenggaraan pelaksanaan tugas dibidang pelayanan Keluarga

    Berencana.

    c) Pengkoordinasian perencanaan teknis dibidang pelayanan Keluarga

    Berencana.

    d) Perumusan sasaran pelaksanaan Tugas dibidang pelayanan

    Keluarga Berencana.

    e) Pembinaan dan pengarahan pelaksanaan tugas dibidang pelayanan

    Keluarga Berencana.

  • 33

    f) Pelaporan pelaksanaan tugas pelayanan Keluarga Berencana.

    g) Evaluasi pelaksanaan tugas pelayanan Keluarga Berencana.

    h) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan

    fungsinya.

    i) Pelaksanaan koordinasi / kerjasama dan kemitraan dengan unit

    kerja / instansi / lembaga atau pihak ketiga dibidang pelayanan

    Keluarga Berencana.

    Bidang Keluarga Berencana Membawahi :

    Sub Bidang Pengendalian KB-KR

    a) Sub Bidang Pengendalian Re-Produksi Remaja

    Sub Bidang Pengendalian KB-KR

    Sub Bidang Pengendalian KB-KR dipimpin oleh seorang kepala

    sub bidang yang mempunyai tugas pokok merencanakan,

    melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas

    Pengelolaan dan Pengendalian KB-KR.

    Sedangkan Bidang Pengendalian KB-KR. mempunyai fungsi

    Sebagai berikut:

    a) Penyusunan rencana dan program klerja operasional kegiatan

    Pengelolaan dan Pengendalian KB-KR.

    b) Penyusunan rumusan penetapan kebijakan jaminan dan

    pelayanan KB, peningkatan partisipasi pria, penanggulangan

    masalah kesehatan re-produksi serta kelangsungan hidup ibu,

    bayi dan anak.

    c) Pelaksanaan penyelenggaraan dukungan pelayanan rujukan

    KB dan kesehatan reproduksi, operasionalisasi jaminan dan

    pelayanan KB, peningkatan partisipasi pria, penanggulangan

  • 34

    masalah, kesehatan reproduksi serta kelangsungan hidup ibu,

    bayi dan anak.

    d) Penyusunan rumusan kebijakan penetapan dan pengembangan

    jaringan pelayanan KB dirumah sakit.

    e) Penyusunan rumusan kebijakan penetapan perkiraan sasaran

    pelayanan KB,sasaran peningkatan perencanaan kehamilan,

    sasaran peningkatan partisipasi pria, sasaran ”Unmet Need”

    sasaran penanggulanga masalah kesehatan reproduksi,serta

    sasaran kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak.

    f) Pelaksanaan penyerasian dan penetapan kriteria serta

    kelayakan tempat kelayakan KB dan kesehatan reproduksi

    serta kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak.

    g) Pelaksanaan jaminan dan pelayanan KB, peningkatan

    partisipasi pria, penanggulangan masalah kesehatan reproduksi

    serta kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak.

    h) Pelaksanaan pemantauan tingkat drop-out peserta KB

    i) Pengembangan materi penyelenggaraan jaminan dan

    pelayanan KB dan pembinaan penyuluh KB

    j) Pelaksanaan perluasan jaringan dan pembinaan pelayanan KB.

    k) Pelaksanaan penyelenggaraan dukungan pelayanan rujukan

    KB dan kesehatan reproduksi.

    l) Penyelenggaraan dan fasilitasi upaya peningkatan kesadaran

    keluarga berkehidupan seksual yang aman dan memuaskan,

    terbebas dari HIV/AIDS dan inveksi menular seksual (IMS).

    m) Pelaksanaan pembinaan penyuluh KB.

  • 35

    n) Pelaksanaan peningkatan kesetaraan dan keadilan gender

    terutama partisipasi KB pria dalam pelaksanaan program

    pelayanan KB dankesehatan reproduksi.

    o) Pelaksanaan penyediaan sarana dan prasarana pelayanan

    kontrasepsi mantap dan kontrasepsi jangka panjang yang lebih

    terjangkau, aman berkualitas dan merata.

    p) Pelaksanaan distribusi dan pengadaan sarana, alat obat dan

    cara kontrasepsi dan pelayanan dengan prioritas keluarga

    miskin dan kelompok rentan.

    q) Pelaksanaan penjaminan ketersediaan sarana alat obat dan cara

    kontrasepsi bagi peserta mandiri.

    r) Pelaksanaan promosi pemenuhan hak-hak reproduksi dan

    promosi kesehatan reproduksi.

    s) Pelaksanaan informed choice dan informed concent dalam

    program KB.

    t) Pelaksanaan monitoring, evaluasi,asistensi fasilitasi, supervisi

    pelaksanaan program KB nasional.

    u) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

    tugas.

    v) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas

    dan fungsinya.

    w) Pelaksanaan kooordinasi pengelolaan dan pengendalian KB-

    KR dengan sub unit kerja lain dilingkungan Badan.

    Sub Bidang Pengendalian Re-Produksi Remaja

    Sub Bidang Pengendalian Re-Produksi Remaja dipimpin oleh

    seorang kepala sub bidang yang mempunyai tugas pokok

  • 36

    merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan

    pelaksanaan tugas Pelayanan Pengendalian Re-Produksi Remaja

    Sedangkan Bidang Sub Bidang Pengendalian Re-Produksi

    Remaja mempunyai fungsi Sebagai berikut:

    a) Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan

    Pelayanan Pengendalian Re-Produksi Remaja.

    b) Penyusunan rumusan kebijakan penetapan kebijakan KRR,

    pencegahan HIV/AIDS, IMS dan bahaya NAPZA

    c) Pelaksanaan penyelenggaraan dukungan operasional KRR,

    pencegahan HIV/AIDS, IMS dan NAPZA

    d) Penyusunan rumusan kebijakan penetapan perkiraan sasaran

    pelayanan KRR, pencegahan HIV/AIDS, IMS dan bahaya

    NAPZA.

    e) Pelaksanaan penyerasian dan penetapan kriteria serta

    kelayakan tempat pelayanan KRR, termasuk pencegahan

    HIV/AIDS, IMS dan bahaya NAPZA

    f) Pelaksanaan pelayanan KRR termasuk KRR, pencegahan

    HIV/AIDS, IMS dan bahaya NAPZA

    g) Pelaksanaan kemitraan pelaksanaan KRR termasuk KRR,

    pencegahan HIV/AIDS, IMS dan bahaya NAPZA baik antara

    sektor pemerintah dengan sektor lembaga swadaya organisasi

    masyarakat (LSOM).

    h) Penyusunan rumusan kebijakan penetapan fasilitasi

    pelaksanaan KRR termasuk KRR, pencegahan HIV/AIDS,

    IMS dan bahaya NAPZA baik antara sektor pemerintah

    dengan sektor lembaga swadaya organisasi masyarakat

    (LSOM).

  • 37

    i) pelaksanaan KRR termasuk KRR, pencegahan HIV/AIDS,

    IMS dan bahaya NAPZA baik antara sektor pemerintah

    dengan sektor lembaga swadaya organisasi masyarakat

    (LSOM).

    j) Penyusunan rumusan kebijakan penetapan sasaran KRR

    termasuk KRR, pencegahan HIV/AIDS, IMS dan bahaya

    NAPZA.

    k) Penyusunan rumusan kebijakan penetapan prioritas kegiatan

    KRR termasuk KRR, pencegahan HIV/AIDS, IMS dan bahaya

    NAPZA.

    l) Pelaksanaan pemanfaatan tenaga SDM pengelola, pendidik

    sebaya, dan konselor sebaya KRR termasuk pencegahan

    HIV/AIDS, IMS dan bahaya NAPZA.

    m) Pelaksanaan pembinaan pusat informasi konsultasi remaja.

    n) Pelaksanaan evaluasi, dan pelaporan tugas.

    o) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas

    dan fungsinya.

    p) Pelaksanaan kooordinasi pengelolaan dan pengendalian

    Reproduksi remaja dengan sub unit kerja lain dilingkungan

    Badan.

    D. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Keluarga Sejahtera.

    Bidang Keluarga Sejahtera dipimpin oleh seorang kepala bidang yang

    mempunyai :

    1). Tugas Pokok

    Sesuai dengan Peraturan Bupati nomor 6 tahun 2008 tentang Rincian

    Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten

  • 38

    Bandung bahwa kepala Bidang Keluarga Sejahtera pada Badan

    Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Bandung

    mempunyai Tugas Pokok memimpin, mengkoordinasikan dan

    mengendalikan tugas-tugas dibidang Pelayanan Keluarga Sejahtera

    meliputi Bidang Ketahanan Keluarga dan Bidang Advokasi dan

    Pembinaan Instansi masyarakat.

    Sedangkan Bidang Keluarga Sejahtera mempunyai fungsi sebagai

    berikut:

    a) Penyusunan rencana dan program kerja kegiatan Pelayanan

    Keluarga Sejahtera.

    b) Penyelenggaraan pelaksanaan tugas di Bidang pelayanan Keluarga

    Sejahtera

    c) Pengkoordinasian perencanaan teknis di Bidang pelayanan Keluarga

    Sejahtera

    d) Perumusan sasaran pelaksanaan tugas di Bidang pelayanan Keluarga

    Sejahtera

    e) Pembinaan dan pengarahan pelaksanaan tugas di Bidang pelayanan

    Keluarga Sejahtera

    f) Pelaporan pelaksanaan tugas pelayanan Keluarga Sejahtera

    g) Evaluasi pelaksanaan tugas pelayanan Keluarga Sejahtera

    h) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan

    fungsinya.

    i) Pelaksanaan koordinasi / kerjasama dan kemitraan dengan unit kerja

    / instansi / lembaga atau pihak ketiga dibidang pelayanan Keluarga

    Sejahtera.

  • 39

    (b) Bidang Keluarga Sejahtera Membawahi :

    (a) Sub Bidang Ketahanan Keluarga

    (b) Sub Bidang Advokasi dan Pembinaan Institusi Masyarakat

    Sub Bidang Ketahanan Keluarga

    Sub Bidang Ketahanan Keluarga dipimpin oleh seorang kepala sub bidang

    yang mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan,

    mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas Pelayanan Ketahanan

    Keluarga

    Sedangkan Bidang Ketahanan Keluarga mempunyai fungsi Sebagai

    berikut:

    a) Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan

    Pelayanan Ketahanan Keluarga.

    b) Penyusunan rumusan kebijakan penetapan pengembangan Ketahanan

    dan pemberdayaan Keluarga.

    c) Pelaksanaan dukungan pelayanan Ketahanan dan pemberdayaan

    Keluarga.

    d) Pelaksanaan penyerasian penetapan kriteria pengembangan

    Ketahanan dan pemberdayaan Keluarga.

    e) Penyusunan rumusan kebijakan penetapan sasaran bina keluarga

    balita (BKB), bina keluarga Remaja (BKR),bina keluarga lansia

    (BKL)

    f) Palaksanaan penyelenggaraan BKB,BKR dan BKL, termasuk

    pendidikan pramelahirkan.

    g) Pelaksanaan Ketahanan dan pemberdayaan Keluarga.

    h) Pelaksanaan model-model kegiatan Ketahanan dan pemberdayaan

    Keluarga.

  • 40

    i) Pelaksanaan pembinaan teknis peningkatan pengetahuan,

    keterampilan, kewirausahaan, dan manajemen usaha bagi keluarga

    prasejahtera dan keluarga sejahtera I alasan ekonomi dalam kelompok

    Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera. ( UPPKS)

    j) Pelaksanaan pendampingan / magang bagi para kader / anggota

    kelompok UPPKS.

    k) Pelaksanaan kemitraan kualitas lingkungan keluarga.

    l) Pelaksanaan Peningkatan kualitas Lingkungan Keluarga.

    m) Pelaksanaan evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

    n) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan

    fungsinya.

    o) Pelaksanaan koordinasi pelayanan ketahanan keluarga dengan sub

    unit kerja lain dilingkungan Badan.

    Sub Bidang Advokasi dan Pembinaan Institusi Masyarakat.

    Sub Bidang Advokasi dan Pembinaan Institusi Masyarakat dipimpin oleh

    seorang kepala sub bidang yang mempunyai tugas pokok merencanakan,

    melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas

    Pelayanan Advokasi dan Pembinaan Institusi Masyarakat

    Sedangkan Bidang Advokasi dan Pembinaan Institusi Masyarakat

    mempunyai fungsi Sebagai berikut:

    a) Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan

    pelayanan advokasi dan pembinaan instansi masyarakat.

    b) Penyusunan rumusan kebijakan kebijakan penetapan pengembangan

    advokasi dan KIE.

  • 41

    c) Pelaksanaan operasional advokasi KIE.

    d) Penyusunan rumusan kebijakan penetapan kriteria advokasi dan KIE.

    e) Pelaksanaan penyerasian dan penetapan kriteria advokasi dan KIE.

    f) Pelaksanaan advokasi, KIE,dan konseling program KB dan KRR.

    g) Pelaksanaan KIE ketahanan dan Pemberdayaan keluarga, penguatan

    kelembagaan dan jaringan instansi program KB.

    h) Pelaksanaan pemanfaatan prototipeprogram KB / Kesehatan Re-

    produksi (KR), KRR, ketahanan dan Pemberdayaan

    keluarga,penguatan kelembagaan keluarga kecil berkualitas.

    i) Pelaksanaan promosi KRR termasuk pencegahan HIV/AIDS, IMS,

    dan bahaya NAPZA dan perlindungan hak-hak reproduksi.

    j) Penyusunan rumusan kebijakan penetapan pengembangan penguatan

    pelembagaan keluarga kecil berkualitas dan jejaring program

    k) Pelaksanaan dukungan Operasional pelembagaan keluarga kecil

    berkualitas dan jejaring program

    l) Penyusunan rumusan kebijakan penetapan perkiraan sasaran

    pengembangan penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas dan

    jejaring program

    m) Pelaksanaan pemanfaatan pedoman pelaksanaan penilaian angka

    kredit jabatan fungsional penyuluh KB.

    n) Penyusunan rumusan kebijakan penetapan petunjuk teknis

    pengembangan peran instansi masyarakat pedesaan/perkotaan (IMP)

    dalam program KB Nasional.

    o) Penyusunan rumusan kebijakan penetapan formasi dan sosialisasi

    jabatan fungsional penyuluh KB.

  • 42

    p) Pelaksanaan pendayagunaan pedoman pemberdayaan dan penggerakan

    instansi masyarakat program KB nasional dalam rangka kemandirian.

    q) Pennyusunan rumusan kebijakan penetapan petunjuk teknis

    peningkatan peran serta mitra program KB Nasional.

    r) Pelaksanaan pengelolaan personil, sarana dan prasarana dalam

    mendukung program KB Nasional, termasuk jajaran medis teknis

    tokoh masyarakat dan tokoh agama.

    s) Penyediaan dan pemberdayaan tenaga fungsional penyuluh KB.

    t) Penyediaan dukungan operasional penyuluh KB.

    u) Penyediaan dukungan operasional IMP dalam program KB nasional.

    v) Pelaksanaan pembinaan teknis IMP dalam program KB Nasional.

    w) Pelaksanaan peningkatan kerjasama dengan mitra kerja program KB

    nasional dalam rangka kemandirian.

    x) Penyiapan pelaksanaan pengkajian dan pengembangan program KB

    Nasional.

    y) Pemanfaatan hasil kajian dan penelitian.

    z) Pelaksanaan pendayagunaan kerjasama jejaring pelatih terutama

    pelatihan klinis.

    aa) Pelaksanaan pendayagunaan SDM program terlatih, serta perencanaan

    dan penyiapan kopetensi SDM program yang dibutuhkan.

    bb) Pelaksanaan pendayagunaan bahan pelatihan sesuai dengan kebutuhan

    program peningkatan kinerja SDM.

    cc) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

    dd) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan

    fungsinya.

  • 43

    ee) Pelaksanaan koordinasi pelayanan advokasi dan pembinaan instansi

    masyarakat dengan sub unit kerja lain dilingkungan Badan.

  • 44

    E. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pemberdayaan Perempuan.

    Bidang Pemberdayaan Perempuan dipimpin oleh seorang kepala bidang

    yang mempunyai :

    1). Tugas Pokok

    Sesuai dengan Peraturan Bupati nomor 6 tahun 2008 tentang Rincian

    Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten

    Bandung bahwa kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan pada Badan

    Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Bandung

    mempunyai Tugas Pokok memimpin, mengkoordinasikan dan

    mengendalikan tugas-tugas dibidang Pelayanan dan pengelolaan

    Pemberdayaan Perempuan meliputi Bidang Pengarusutamaan gender

    dan Bidang Pemberdayaan Perempuan.

    Sedangkan Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan mempunyai

    fungsi sebagai berikut:

    a) Penetapan penyusunan rencana dan program kerja pelayanan dan

    pengelolaan Pemberdayaan Perempuan.

    b) Penyelenggaraan pelaksanaan tugas dibidang pelayanan dan

    pengelolaan Pemberdayaan Perempuan.

    c) Pengkoordinasian perencanaan teknis dibidang pelayanan dan

    pengelolaan Pemberdayaan Perempuan.

    d) Perumusan sasaran pelaksanaan tugas dibidang pelayanan dan

    pengelolaan Pemberdayaan Perempuan.

    e) Pembinaan dan pengarahan pelaksanaan tugas dibidang pelayanan

    dan pengelolaan Pemberdayaan Perempuan.

    f) Pelaporan pelaksanaan tugas pelayanan dan pengelolaan

    Pemberdayaan Perempuan.

  • 45

    g) Evaluasi pelaksanaan tugas pelayanan dan pengelolaan

    Pemberdayaan Perempuan.

    h) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan

    fungsinya.

    i) Pelaksanaan koordinasi / kerjasama dan kemitraan dengan unit

    kerja / instansi / lembaga atau pihak ketiga dibidang pelayanan

    Pemberdayaan Perempuan.

    Bidang Pemberdayaan perempuan Membawahi :

    a. Sub Bidang Pengarusutamaan Gender

    b. Sub Bidang Perlindungan Perempuan

    Sub Bidang Pengarusutamaan Gender

    Sub Bidang Pengarusutamaan Gender dipimpin oleh seorang kepala sub

    bidang yang mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan,

    mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas Pelayanan

    Pengarusutamaan Gender

    Sedangkan Bidang Pengarusutamaan Gender mempunyai fungsi Sebagai

    berikut:

    a) Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan

    pelayanan pengarusutamaan gender.

    b) Penyusunan rumusan kebijakan penetapan daerah pelaksanaan PUG

    c) Pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan mediasi pelaksanaan PUG.

    d) Fasilitasi penguatan kelembagaan dan pengembangan mekanisme

    PUG pada lembaga pemerintahan, PSW, lembaga penelitian dan

    pengembangan dan lembaga pemerinta.

  • 46

    e) Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi kebijakan, program dan

    kegiatan yang responsif gender.

    f) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan PUG.

    g) Pelaksanaan analisis gender, perencanaan anggaran yang responsif

    gender dan pengembangan materi KIE PUG.

    h) Pelaksanaan PUG yang terkait dengan bidang pembangunan

    terutama dibidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, hukum dan

    HAM dan politik.

    i) Fasilitasi penyediaan data terpilih menurut jenis kelamin.

    j) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

    k) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan

    fungsinya.

    l) Pelaksanaan koordinasi pelayanan pengarusutamaan gender dengan

    sub unit kerja lain dilingkungan Badan.

    Sub Bidang Perlindungan Perempuan

    Sub Bidang Perlindungan Perempuan dipimpin oleh seorang kepala sub

    bidang yang mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan,

    mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas Pelayanan

    Perlindungan Perempuan

    Sedangkan Bidang Perlindungan Perempuan mempunyai fungsi Sebagai

    berikut:

    a) Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan

    pelayanan Perlindungan Perempuan.

    b) Penyusunan rumusan kebijakan peningkatan kualitas hidup

    perempuan yang terkait dengan bidang pembangunan terutama

  • 47

    dibidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, hukum dan Ham, politik,

    lingkungan dan sosial budaya.

    c) Pelaksanaan pengintegrasian upaya peningkatan kualitas hidup

    perempuan dalam kebijakan dibidang pendidikan, kesehatan,

    ekonomi, hukum dan Ham, politik, lingkungan dan sosial budaya.

    d) Pelaksanaan Koordinasi pelaksanaan kebijakan kualitas hidup

    perempuan dalam bidang dibidang pendidikan, kesehatan, ekonomi,

    hukum dan Ham, politik, lingkungan dan sosial budaya.

    e) Penyusunan rumusan kebijakan perlindungan perempuan terutama

    perlindungan terhadap kekerasan, tenaga kerja perempuan,

    perempuan lanjut usia dan penyandang cacat dan perempuan

    didaerah konflik dan daerah yang terkena bencana.

    f) Fasilitasi pengintegrasian kebijakan perlindungan perempuan

    terutama perlindungan terhadap kekerasan, tenaga kerja perempuan,

    perempuan lanjut usia dan penyandang cacat dan perempuan

    didaerah konflik dan daerah yang terkena bencana.

    g) Pelaksanaan koordinasi pelaksanaan kebijakan perlindungan

    perempuan terutama perlindungan terhadap kekerasan, tenaga kerja

    perempuan, perempuan lanjut usia dan penyandang cacat dan

    perempuan didaerah konflik dan daerah yang terkena bencana.

    h) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

    i) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan

    fungsinya.

    j) Pelaksanaan koordinasi pelayanan perlindungan perempuan dengan

    sub unit kerja lain dilingkungan Badan.

  • 48

  • 49

    F. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Perlindungan Anak.

    Bidang Perlindungan Anak dipimpin oleh seorang kepala bidang yang

    mempunyai :

    1). Tugas Pokok

    Sesuai dengan Peraturan Bupati nomor 6 tahun 2008 tentang Rincian

    Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten

    Bandung bahwa kepala Bidang Perlindungan Anak pada Badan

    Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Bandung

    mempunyai Tugas Pokok memimpin, mengkoordinasikan dan

    mengendalikan tugas-tugas dibidang Pelayanan dan pengelolaan

    Perlindungan Anak meliputi Kesejahteraan anak dan integrasi hak anak.

    Sedangkan Kepala Bidang Perlindungan Anak mempunyai fungsi

    sebagai berikut:

    a) Penetapan penyusunan rencana dan program kerja pelayanan dan

    pengendalian Perlindungan Anak.

    b) Penyelenggaraan pelaksanaan tugas dibidang pelayanan dan

    pengendalian Perlindungan Anak.

    c) Pengkoordinasian perencanaan teknis dibidang pelayanan dan

    pengendalian Perlindungan Anak.

    d) Perumusan sasaran pelaksanaan tugas dibidang pelayanan dan

    pengendalian Perlindungan Anak .

    e) Pembinaan dan pengarahan pelaksanaan tugas dibidang pelayanan

    dan pengendalian Perlindungan Anak .

    f) Pelaporan pelaksanaan tugas pelayanan dan pengendalian

    Perlindungan Anak .

    g) Evaluasi pelaksanaan tugas pelayanan dan pengendalian

    Perlindungan Anak .

  • 50

    h) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan

    fungsinya.

    i) Pelaksanaan koordinasi / kerjasama dan kemitraan dengan unit

    kerja / instansi / lembaga atau pihak ketiga dibidang pelayanan dan

    pengendalian Perlindungan Anak.

    Bidang Perlindungan Anak Membawahi :

    a. Sub Bidang Kesejahteraan Anak.

    b. Sub Bidang Integrasi Hak Anak.

    Sub Bidang Kesejahteraan Anak

    Sub Bidang Kesejahteraan Anak dipimpin oleh seorang kepala sub

    bidang yang mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan,

    mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas Pelayanan

    Kesejahteraan Anak

    Sedangkan Bidang Kesejahteraan Anak mempunyai fungsi Sebagai

    berikut:

    a) Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan

    pelayanan Kesejahteraan Anak.

    b) Pelaksanaan kebijakan dalam rangka kesejahteraan dan

    perlindungan anak.

    c) Penyusunan rumusan kebijakan penetapan kesejahteraan dan

    perlindungan anak.

    d) Pelaksanaan koordinasi kesejahteraan dan perlindungan anak.

    e) Fasilitasi penguatan lembaga / organisasi masyarakat dan dunia

    usaha untuk pelaksanaan kesejahteraan dan perlindungan anak.

    f) Fasilitasi pengembangan dan penguatan jaringan kerja lembaga

    masyarakat dan dunia usaha untuk kesejahteraan dan perlindungan

    anak.

  • 51

    g) Fasilitasi lembaga masyarakat untuk melaksanakan rekayasa sosial

    untuk mewujudkan perlindungan anak.

    h) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas

    i) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan

    fungsinya.

    j) Pelaksanaan koordinasi pelayanan perlindungan Anak dengan

    sub unit kerja lain dilingkungan Badan.

    Sub Bidang Integrasi Hak Anak.

    Sub Bidang Integrasi Hak Anak dipimpin oleh seorang kepala sub

    bidang yang mempunyai tugas pokok merencanakan,

    melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas

    Pelayanan Integrasi Hak Anak

    Sedangkan Bidang Integrasi Hak Anak mempunyai fungsi Sebagai

    berikut:

    a) Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan

    pelayanan Integrasi Hak Anak.

    b) Perencanaan operasional kegiatan pelayanan, pengelolaan dan

    pengendali program KB dan pemberdayaan perempuan.

    c) Penyusunan mekanisme organisasi dan tatalaksana pelayanan,

    pengelolaan dan pengendali program KB dan pemberdayaan

    perempuan.

    d) Pengelolaan anggaran pelaksanaan pelayanan, pengelolaan dan

    pengendali program KB dan pemberdayaan perempuan.

    e) Pengembangan kemitraan pelayanan, pengelolaan dan

    pengendali program KB dan pemberdayaan perempuan.

    f) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas

    g) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas

    dan fungsinya.

  • 52

    h) Pelaksanaan koordinasi pelayanan program KB dan

    pemberdayaan perempuan dengan sub unit kerja lain

    dilingkungan Badan.

  • 53

    G. UPT Pengendali Program KB Membawahkan:

    Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang sub bagian tata usaha.

    Kepala sub bagian tata usaha mempunyai tugas pokok menyusun, dan

    melaksanakan pengelolaan ketatausahaan UPT dibidang pelayanan,

    pengelolaan dan pengendali program KB dan Pemberdayaan Perempuan.

    Dalam melaksanakan tugas pokoknya Kepala sub bagian tatausaha

    melaksanakan fungsinya

    a) Penyusunan rencana operasional ketatausahaan pelayanan, pengelola dan

    pengendali program KB dan pemberdayaan perempuan

    b) Pelaksanaan pengelolaan urusan umum, kepegawaian, keuangan sarana

    dan prasarana UPT

    c) Penyiapan bahan fasilitasi dan dukungan administrasi pelayanan,

    pengelola dan pengendali program KB dan pemberdayaan perempuan

    d) Pemberian dan penyusunan bahan pengelolaan administrasi kepegawaian

    pelayanan, pengelola dan pengendali program KB dan pemberdayaan

    perempuan

    e) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan

    fungsinya.

    f) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan

    fungsinya.

  • 54

    BAB III

    ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

    BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

    KABUPATEN BANDUNG.

    3.1 Permasalahan Pembangunan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan

    Pemasalahan dalam pembangunan keluarga berencana dan pemberdayaan

    adalah penyimpangan yang terjadi dari rencana yang telah ditentukan,

    merupakan bagian penting yang harus dievaluasi untuk dilakukan perbaikan

    dalam perencanaan selanjutnya. Isue penting yang harus kita perhatikan saat ini

    dalam pembangunan keluarga berencana adalah apa yang akan kita lakukan

    apabila terjadi ledakan penduduk?. Apabila ledakan penduduk menjadi kenyataan

    maka akan terbentang di hadapan kita masalah-masalah yang akan menghabat

    percepatan pembangunan. Kemiskinan, pengangguran, kebodohan akan terus

    membebani proses pembangunan karena hasil membangunan tidak akan

    mencukupi semua kebutuhan penduduk. Maka untuk mengatasi hal tersebut

    program KB dan pemberdayaan perempuan sebagai solusi untuk mengatasi

    kondisi tersebut.

    Penduduk dapat menjadi asset yang bermanfaat bagi pembangunan, salah

    satunya adalah kualitas penduduk, namun dipihak lain penduduk akan menjadi

    beban yang berat jika memiliki kualitas yang rendah. Kependudukan merupakan

    factor dominan yang harus diperhatikan dalam perkembangan pembangunan.

    Upaya-upaya memperbaiki kualitas penduduk bukan hanya melalui

    perbaikan tingkat pendidikan ataupun kesehatan masyarakat namun juga melalui

    penurunan angka kelahiran. Untuk itu, permasalahan penduduk tetap merupakan

    faktor dominan yang menjadi titik sentral upaya perbaikan kualitas sumberdaya

  • 55

    manusia (SDM) Kesehatan dan Pendidikan melalui program Keluarga Berencana

    yang dilakukan dengan pengaturan kelahiran di Kabupaten Bandung.

    Pembangunan Keluarga berencana dirumuskan sebagai upaya

    peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat yang bertumpu pada

    keluarga melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran,

    pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk

    mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Undang- Undang No. 10

    Tahun 1992 tentang Pembangunan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

    menyebutkan, bahwa keluarga adalah unit kecil dalam masyarakat yang terdiri

    dari suami, istri, atau suami istri dengan anaknya atau ayah dengan anaknya, atau

    ibu dengan anaknya. Dengan demikian maka tumpuan dan kekuatan program

    keluarga berencana berada pada sejauh mana keluarga dapat merencanakan hal-

    hal yang menyangkut kesejhateraan dalam keluarga yang menjadi

    tanggungjawabnya.

    Keberhasilan pembangunan keluarga berencana di Kabupaten Bandung

    telah memberikan kontribusi terhadap pembangunan, dengan tercapainya target

    peserta KB baru tahun 2010 sebanyak 97.149 akseptor, secara fertilitas akan

    menghambat kelahiran sebanyak 97.149 kelahiran apabila peserta KB tersebut

    dibina menjadi akseptor KB yang lestari. Sehingga apabila diasumsikan dengan

    nilai rupiah dengan terkendalinya 97.149 kelahiran pemerintah telah menghemat

    Rp. 971,49 milyar apabila setiap kelahiran membutuhkan biaya sebesar Rp.

    10.000.000 per tahun/orang.

    Sejalan dengan itu berbagai parameter kependudukan di perkirakan akan

    mengalami perbaikan yang ditujukan dengan menurunnya angka kelahiran,

    meningkatnya usia harapan hidup, dan menurunnya angka kematian bayi.

    Meskipun demikian pengendalian kuantitas dan laju pertumbuhan penduduk

    penting di perhatikan untuk menciptakan penduduk tumbuh seimbang dalam

    rangka mendukung terjadinya bonus demografi yang ditandai dengan jumlah

    penduduk usia produktif lebih besar dari pada jumlah non – produktif.

  • 56

    Pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk diarahkan pada

    peningkatan pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang

    terjangkau, bermutu efektif menuju terbentuknya keluarga berkualitas.

    Disamping itu penataan persebaran dan mobilitas penduduk yang lebih seimbang

    sesuai dengan daya dukung daya tampung harus menjadi prioritas pembangunan

    berkelanjutan.

    Selain hal tersebut, maka pokok perhatian terhadap masalah penduduk ini

    adalah upaya upaya pemerintah dalam meningkatan peran serta masyarakat yang

    selama ini dianggap termarjinalkan yaitu perempuan dan anak-anak.

    Pembangunan Pemberdayaan Perempuan dan Anak diarahkan pada peningkatan

    kualitas hidup dan peran perempuan, kesejahteraan dan perlindungan anak di

    berbagai bidang pembangunan : Penurunan jumlah tindak kekerasaan,

    eksploitasi, dan diskriminasi terhadap perempuan dan anak sera penguatan

    kelembagaan dan jaringan pengarus utamaan gender di daerah termasuk

    ketersediaan data dan statistic gender.

    3.2 Identifikasi Masalah Pembangunan Keluarga Berencana dan Pemberdayan

    Perempuan Kabupaten Bandung.

    Pembangunan Keluarga Berencana dalam upaya mencapai visi dan misi

    Pemerintah Kabupaten Bandung dalam perkembangannya telah menunjukan

    hasil yang cukup mengembirakan, walaupun demikian masih dihadapkan dengan

    berbagai permasalahan yang harus di hadapi lima tahun ke depan. Permasalahan-

    permasalahan berdasarkan hasil evaluasi perkembangan program KB dan

    Pemberdayaan Perempuan, target rencana serta capaian kinerja yang

    direncanakan dalan Rencana Strategis Badan Keluarga Berencana dan

    Pemberdayaan Perempuan periode tahun 2005-2010 sebagai permasalahan yang

    harus diselasaikan dalam perencanaan selanjutnya. Secara umum permasalah

    pembangunan keluarga berencana dan pemberdayaan perempuan sebagai berikut:

    1. Total Fertility Rate (TFR) masih Tinggi (2,35)

    2. Contrasepsi Prevalensi Rate (CPR) masih rendah (67 %)

  • 57

    3. Unmet need masih tinggi (33 %)

    4. Peserta KB Suntik dan Pil Masih Tinggi yaitu suntik KB 53% dan Pil KB

    24%

    5. Rata-rata usia kawin masih 19 tahun

    6. Peserta KB metode kontrasepsi efektif terpilih (MKET) masih rendah

    7. Angka peserta KB yang Drop Out (DO) masih tinggi (15)%

    8. Petugas lapangan KB PLKB dan PKB berkurang (1:3 desa), (1:4 desa)

    idealnya 1:1 PLKB

    9. Pemahaman remaja tentang KB dan KRR masih rendah

    10. Pemahaman masyarakat tentang gender masih rendah

    11. Pemahaman masyarakat tentang perrlindungan anak masih rendah

    12. Kasus traffiking dan KDRT masih tinggi

    13. Program ketahanan Keluarga belum optimal.

    Analisis permasalah di atas menjadi sasaran pokok dalam rencana

    strategis pembangunan keluarga berencana dalam mencapai visi dan misi rencana

    pembangunan keluarga berencana 5 (lima) tahun dan mendukung visi dan misi

    Pemerintah Kabupaten Bandung. Berdasarkan kondisi di atas maka dapat

    digambarkan identifikasi maslah sesuai dengan sasaran pada rencana strategis tahun

    2011-2015.

  • 58

    Tabel.

    Identifikasi Masalah Pembangunan Program KB dan Pemberdayaan Perempuan

    No Sasaran Pokok

    Renstra BKBPP

    Indikator dan

    Target Renstra

    BKBPP

    Permasalahan

    Pembangunan

    KB dan PP

    Faktor Penentu

    Keberhasilan

    1. Rata-rata jumlah

    anak per keluarga

    dalam upaya

    Pengaturan

    Kelahiran

    Menurunnya

    TFR=2,10 melalui

    CPR=70%,

    Unnmetned =0,

    Do=5%

    CU/PUS=100%

    Rata-rata jumlah

    anak dalam

    keluarga 2,0

    TFR masih

    tinggi =2,35

    CRR= 67%,

    Unmetneed

    33%, Do=15%

    CU/Pus=78%

    Rata-rata anak

    dalam keluarga

    2,43 (2-3)

    Peningkatan SDM

    program KB dan

    Jumlah petugas

    lapangan KB,

    Sarana Parasrana

    Pelayanan,

    Anggaran yang

    memadai

    2. Rasio Akseptor

    KB

    Kualitas Peserta

    KB

    Meningkatnya

    pemakain

    kontrasepsi

    terutama

    pemakaian

    terutama untuk

    IUD, MOP,

    MOW, Implan

    Peserta KB

    pengguna

    kontrasepsi Pil

    dan Suntik

    Masih Tinggi

    sehingga biaya

    tinggi dan angka

    do tinggi,

    CU/Pus = 78%,

    CPR =67%

    KIE, Peningkatan

    Kualitas dan

    kuantitas

    Pelayanan,

    meningkatkan

    akses pelayanan

    KB, peningkatan

    jumlah tenaga

    pelayanan KB,

    3. Jumlah Pra KS

    dan KS I masih

    tinggi

    Menurunnya

    jumlah Pra KS dan

    KS I,

    Jumah Keluarga

    Pra KS dan KS I

    masih tinggi

    Meningkatkan

    pelaksananaan

    pendataan

  • 59

    sebanyak

    427.477 KK

    keluarga lebih

    efektif, melakukan

    verifikasi data,

    analisis data, dan

    penyediaan single

    data untuk pra KS

    dan KS I

    3. Ketahanan

    Keluarga

    Meningkatnya

    peranserta

    masyarakat dalam

    mengikuti

    kegiatan poktan-

    poktan kegiatan

    Masih

    rendahnya

    peranserta

    masyarakat

    dalam mengikuti

    kegiatan BKB,

    BKL, UPPKS,

    BKR dan poktan

    lainnya

    KIE kelompok,

    Pembinaan dan

    pembentukan

    kelompok

    kegiatan

    4. Pendewasaan Usia

    Perkawinan

    Meningkatnya

    pemahaman

    tentang reproduksi

    sehat bagi remaja

    dan hak-hak

    reproduksi

    Masih terjadi

    kawin muda

    sehingga rata-

    rata usia kawin

    masih rendah

    yaitu 19 tahun,

    Peningkatan

    Kelompok

    PIKRR,

    meningkatkan

    peran pemuda

    dalam program

    KB, pembinaan

    dan pembentukan

    PIKRR di semua

    desa

    5. Partisipasi

    Masyarakat

    Meningkatnya

    peranserta

    masyarakat dalam

    Masih

    rendahnya peran

    serta masyarakat

    Akadvokasi dan

    KIE kelompok

    dan individu,

  • 60

    program KB,

    sehingga seluruh

    keluarga ikut KB

    dalam program

    KB

    Peningkatan

    institusi program

    KB tingkat desa,

    Pos KB desa, Sub

    Pos KB desa,

    kelompok

    akseptor, Toma,

    toga, Pemuda,

    LSM.

    6 peningkatan

    jejaring swasta/

    steakholder

    Pihak

    swasta/pengusaha

    ikut dalam

    program KB

    perusahaan

    Masih

    rendahnya peran

    swasta dalam

    program KB

    Meningkatnya

    Advokasi kepada

    pihak suwasta,

    membentuk KB

    perusahaan

    7. Pemeberdayaan

    Perempuan

    a. persentase

    partisipasi

    perempuan

    dilembaga

    pemerintah

    b.Rasio KDRT

    a.

    Meningkatnya

    peran waninta

    dalam

    pembangunan dan

    pengarusutamaan

    gender

    Meningkatnya

    persentasi

    perempuan di

    lembaga

    pemerintah

    Masih

    rendahnya

    pemahaman

    tentang gender,

    kasus trafiking

    dan KDRT

    masih tinggi

    Masih

    rendahnya

    keterlibatan

    pekerja

    perempuan pada

    lembaga

    pemerintah

    Meningkatnya

    program

    pengarusautamaan

    gender,

    pembentukan

    kelompok

    ekonomi kaum

    perempuan,

    sosoialisasi dan

    implentasi

    undang-undangan,

    Peningkatan peran

    perempuan

    dilembaga

    pemerintahan.

  • 61

    7 Pengerlindungan

    anak

    Terbentukan kota

    layak

    anak,tersedianya

    data potensi anak,

    meningkatnya

    pemahaman

    tentang hak-hak

    anak dan

    perlindungan anak

    Masih

    rendahnya

    pemahaman

    tentang

    perlindungan

    anak, masih

    tingginya kasus

    traffiking dan

    KDRT

    Terbentukan kota

    layak anak,

    meningkatnya

    advokasi tentang

    perlindungan

    anak, dan

    pemahaman

    tentang

    perlindungan dan

    hak-hak anak

  • 62

    BAB IV

    VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

    BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

    KABUPATEN BANDUNG

    Sejalan perubahan tata pemerintahan dari sentralistik menuju

    desentralistik, program KB telah melakukan reposisi, baik kelembagaan maupun

    program-programnya. Reposisi ini telah membawa implikasi dimana sebagian

    kewenangan pengelolaan program KB di daerah menjadi tanggung jawab pemerintah

    Kabupaten. Sementara pemerintah pusat lebih bertanggung jawab kepada perumusan

    kebijakan.

    Perubahan system pemerintahan tersebut menuntut kesiapan pengelola dan

    pelaksana program KB untuk menggalang kemitraan dengan tokoh agama, tokoh

    masyarakat, tokoh adat, pimpinan organisasi profesi, LSM dan mitra kerja lainnya

    untuk melakukan advokasi kepada para pengambil kebijakan publik khususnya di

    Kabupaten. Pada era disentralisasi seperti saat ini, kegiatan advokasi mutlak

    diperelukan agar program KB menjadi salah satu prioritas pembangunan di daerah.

    Hal ini penting mengingat keberhasilan atau kegagalan program KB sangat

    tergantung kepada kelangsungan program KB di lini lapangan.

    Penduduk dalam jumlah yang besar sebagai sumber daya manusia (SDM)

    merupakan kekuatan pembangunan. Anggapan tersebut mengandung kebenaran bila

    kondisi tersebut disertai faktor kualitas dan persebarannya yang merata. Tetapi

    apabila jumlah penduduk yang terus meningkat bila tidak diimbangi dengan

    kualitasnya maka akan menjadi beban dala pembangunan.

    Kabupaten Bandung dengan jumlah penduduk saat ini sekitar 3,2 juta

    merupakan aset pembangunan yang harus di tingkatkan kualitasnya agar dapat

    berdaya saing. Besarnya jumlah penduduk ini terkait tingginya angka pertumbuhan

    penduduk utamanya di pengaruhi oleh tingkat kelahiran. Meskipun tingkat kelahiran

  • 63

    sudah dapat diturunkan namun secara absolut jumlah penduduk Indonesia masih terus

    akan bertambah.

    Sebagai salah satu program pebangunan nasional, program KB dan

    pemberdayaan perempuan mempunyai arti yang sangat penting dalam upaya

    mewujudkan manusia Kabupaten Bandung yang sejahteraa disamping program

    pendidikan dan kesehatan. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang nomor 10

    tahun 1992 tentang perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga

    Sejahtera menyebutkan bahwa Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan

    kepeduian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

    pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, serta peningkatan

    kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

    Kemudian undang-undang nomor 52 tahun 2009, tentang kependudukan dan

    Keluarga Berencana menunjukan begitu pentingya peran KB dalam pembangunan.

    Untuk memberi arah pelaksanaan program; dalam Peraturan Presiden

    nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun

    2004-2009, disebut bahwa program KB nasional merupakan rangkaian pembangunan

    kependudukan dan keluarga kecil berkualitas sebagai langkah penting dalam

    mencapai pembangunan berkelanjutan. Pembangunan ini diarahkan sebagai upaya

    pengendalian kuantitas penduduk melalui keluarga berencan, serta pengembangan

    dan peningkatan kualitas penduduk melalui perwujudan keluaraga kecil yang

    berkualitas.

    Selanjutnya dalam RJPMD tahun 2011-2015 visi dan misi pemerintah

    Kabupaten Bandung adalah “Mewujudkan Kabupaten Bandung Yang Maju, Mandiri

    dan Berdaya Saing, Melalui Tatakelola Pemerintahan Yang Baik dan Pemantapan

    Pembangunan Pedesaan, Berlandaskan Relijius Kultural dan berwawasan

    Lingkungan.” Berdasarkan visi tersebut maka dapat diberi pengertaian bahwa dalam

    untuk mewujudkan masayarakat yang maju, mandiri dan berdaya saing perlu

    peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka untuk meujudkan itu peran program

    KB sangat dominan disamping prioritas pendidikan dan kesehatan. Hal ini sesuai

    dengan misi ke 4 Pemerintah Kabupaten Bandung yaitu : Meningkatkan Kualitas

  • 64

    Sumberdaya Manusia (SDM) (pendidikan dan Kesehatan), memantapkan kesalehan

    sosial berlandaskan Iman dan Tagwa.”

    Sementara itu berdasarkan tentang Rencana Strategis Privinsi Jawa Barat

    Tahun 2008-2013 dengan Visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat yaitu : ”Tercapainya

    masyarakat Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis dan Berdaya saing”. ditegaskan

    bahwa pencapaian Visi jawa barat Pengendalian laju pertumbuhan penduduk

    dilakukan melalui Peningkatan Cakupan peserta KB dan KB mandiri sebagai

    faktor kunci keberhasilan merupakan faktor kunci keberhasilan pada misi ke satu

    yaitu ”Meningkatan Sumber Daya Manusia Jawa Barat yang produktif dan

    berdaya saing” dan misi ke 4 (empat) yaitu ”Meningkatkan daya dukung dan daya

    tampung lingkung untuk pembangunan berkelanjutan”.

    Sejalan dengan arah kebijakan Pemerintah tersebut; Badan Keluarga

    Berencana dan Pemberdayaan Perempuan menterjemahkannya dalam Rencana

    Strategis Program KB dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Bandung tahun

    2011-2015 untuk mendukung tercapainya visi dan misi Pemerintah Kabupaten

    Bandung dengan Visi dan Misi Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan

    Perempuan Tahun 2011-2015 sebagai berikut:

    1. Visi Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan

    Visi adalah tujuan adalah tujan yang ingin dicapai oleh Badan Keluarga Berencana

    dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Bandung adalah :

    “Mewujudkan Keluarga Sejahtera yang Maju, Mandiri dan Berkualitas tahun

    2015”

    Visi tersebut mengandung beberapa makna dan arti dalam mewujudkan

    pembangunan keluarga berencana dan pemberdayaan perempuan yaitu:

    Keluarga Sejahtera adalah sebuah norma untuk membangun keluarga yang

    harmonis, bahagia dan sejahtera seperti yang diamanatkan oleh Undang-undang

    Nomor 10 tahun 1992 tentang pembangunan keluarga berencana dan keluarga

    sejahtera yang menyebutkan bahwa keluarga adalah unit kecil dalam masyarakat

    yang terdiri dari suami, istri, atau suami istri dengan anaknya atau ayah dengan

  • 65

    anaknya, atau ibu dengan anaknya. Dengan demikian maka tumpuan dan kekuatan

    program keluarga sejahtera berada pada sejauh mana keluarga dapat merencanakan

    hal-hal yang menyangkut kesejhateraan dalam keluarga yang menjadi

    tanggungjawabnya.

    Maju adalah kondisi dimana keluarga mampu menciptakan sumber daya

    manusia memiliki kemampuan untuk berkompetensi dangan sehingga mampu

    bersaing menguasi teknologi dengan pendidikan yang tinggi tetapi mempunyai

    kepribadian.

    Mandiri adalah Kondisi dimana keluarga mampu menolong dirinya sendiri,

    dalam memenuhi kebutuhan sendiri, sehingga keluarga menjadi maju dengan

    kekuatan sendiri.

    Berkualitas adalah kondisi dimana keluarga mampu memenuhi semua

    kebutuhan jasmani dan rohani baik dalam hal kesehatan, pendidikan dan daya beli

    keluarga.

    b. Misi Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan

    Selanjutnya untuk mencapai visi tersebut maka diiplentasikan kedalam misi Badan

    Keluarga berencana dan Pemberdayaan Perempuapuan yaitu :

    1. Meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pengaturan

    kelahiran, pendewasaan usia perkawian, pembinaan Ketahanan Keluarga dan

    penngkatan keluarga sejahtera.

    2. Penyediaan Data Mikro Keluarga untuk pembangunan di daerah

    3. Meningkatkan kualitas kepesertaan peserta KB

    4. Meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak melalui penegakan,

    kesetataraan, keadilan gender, kesejahteraan dan perlindungan anak

    5. Meningkatkan peran serta swasta/steak holderdalam pembangunan KB.

  • 66

    c. Tujuan

    Tujuan dari program pembangunan keluarga berencana dan pemberdayaan

    perempuan adalah

    1. Mewujudkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan kebijakan

    kependudukan guna mendorong terlaksananya peninkatan sumber daya

    manusia bidang kesehatan melalui pembangunan berwawasan kependudukan

    2. Mewujudkan penduduk tmh seimbang melalui pelembagaan norma keluarga

    kecil bahagia sejahtera

    3. mewujudkan kualitas hidp perempuan dan anak

    d. Sasaran

    sasaran yan akan dicapai dalam pembangunan Keluarga Berencana dan

    Pemberdayaan Perempuan adalah:

    1. sasaran Umum adalah meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang di

    tandai dengan peningkatan program KB, Keluarga Sejahtera, Pemberdayaan

    perempuan dan perlindungan anak dengan :

    - meningkatnya indek pembangunan manusia (IPM)

    - Meningkatkan Indek Pembangunan Gender (IPG) didukung dengan

    menurunnya Net Repduction Rate (NRR)=1 melalui Total Fertility Rate

    (TFR)=2,10 penduduk tampa pertumbuhan

  • 67

    2. sasaran Strategis

    Sasaran strategis yang akan di capai tahu 2011-2015 adalah sebagai berikut:

    NO SASARAN STATUS AWAL TARGET 2015

    1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan

    penduduk tingkat nasional (% per tahun)

    1,23 * 0,75*

    2. Menurunnya TFR per perempuan usia

    reproduksi

    2,35 ** 2,10 **

    3. Meningkatnya CPR cara modern (%) 67,0 ** 70,0 **

    4. Menurunnya kebutuhan ber KB tidak terlayani /

    unmet need dari pasangan usia subur (%)

    15 ** 5,0 **

    5. Meningkatnya median usia kawin pertama

    perempuan (tahun)

    19 ** 21 **

    6. Menurunnya kasus KDRT dan Trafiking

    7. Meningkatkan peran perempuan dilembaga pemerintah dari 1,84 % menjadi 5 %

    6. Meningkatnya keserasian kebijakan pengendalian penduduk

    7. Meningkatnya ketersediaan & kualitas data dan informasi kependudukan yang bersumber dari

    pendataan keluarga, sensus, survei, dan registrasi vital kependudukan

    e. Strategi dan Kebijakan

    1. analisis Swot

    Untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan program keluarga berencana

    dan pemberdayaan perempuan maka strategi dan arah kebijakan pembangunan

    keluarga berencana akan dilaksanakan secara berkesinambungan. Untuk

  • 68

    menentukan alternatif strategi pencapaian dilakukan melalui analisis SWOT

    (Strenght, Weakness, opportunity, dan threats) yaitu sebagai berikut:

    a. Pencermatan Lingkungan Internal dan Eksternal (PLI dan PLE)

    Berdasarkan analisis SWOT, pencermatan lingkungan internal dan

    eksternal Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan

    Kabupaten Bandung diperoleh beberapa faktor kekuatan, kelemahan, peluang

    dan tantangan yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan keberhasilan

    program Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan, adalah sebagai

    berikut :

    Tabel 4

    Tabel 1. Pencermatan Lingkungan Internal dan Eksternal (PLI & PLE)

    Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)

    1. Perda NO. 6 Tahun 2008 Tentang

    Pembentukan SKPD Kabupaten

    Bandung,

    1.

    Prasarana dan sarana terbatas

    2. Telah terbentuk mekanisme opersional

    sampai lini lapangan

    2. TFR masih tinggi 2,35, dan CPR=67%

    3. Mempunyai informasi lengkap dari data

    hasil pendataan keluarga

    3. Petugas belum memahamin tugas dan

    fungsi secara mendalam

    4. Potensi Pegawai 224 orang 4. Advokasi dan KIE masih rendah

    5. Sudah terbina kerjasama dengan dengan

    dinas kesehatan dan instansi terkait

    lainnya

    5. Jumlah PLKB/PKB belum sesuai dengan

    jumlah desa yang ada

    Peluang (Opportunities) Ancaman (Threats)

    1.

    2.

    Undang-undang No. 10 tahun 1992

    tentang Keluarga Berencana

    Undang-undang No. 52tahun 2009

    tentang Kependudukan dan Keluarga

    Berencana

    1.

    3.

    Rendahnya Kualitas Pelayanan KB

    AKI dan AKB masih tinggi

    3. Dukungan Politisi (Bupati,DPRD)

    cukup tinggi mendukung program KB

    2. Kualitas Kinerja Aparatur belum optimal

    4. Kemitraan dengan 300 Orang Pos KB

    Desa, 31 Kelompok PIKR, 31

    Paguyuban MOP dan 1000 kel Bina-

    bina Keluarga

    3. Jumlah PLKB/PKB belum sesuai dengan

    jumlah desa yang ada

    5. Terdapat 62 Puskesmas dan klinik KB

    tempat Pelayanan

    4. Partisipasi masyarakat dalam program

    KB masih Rendah

    6.

    7.

    KB sebagai kebijakan pemerintah dalam

    pengendalian kelahiran

    Koordinasi dengan dinas kesehatan

    cukup baik

    5.

    6.

    Pelaksanaan koordinasi intern dan

    eksteran Belum Optimal

    Anggaran Belum Memadai

  • 69

    TABEL. 6

    Analisis SWOT

    KAFI KEKUATAN (STRENGTH) KELEMAHAN

    (WEAKNESSES)

    1. Adanya SOTK yang jelas

    yaitu BKBPP

    1. Prasarana dan sarana terbatas

    2. Potensi 215 Pegawai 2. Advokasi belum optimal

    KAFE

    3. Telah terbentuk mekanisme

    opersional sampai lini

    lapangan

    4. Mempunyai informasi

    lengkap dari data hasil

    pendataan keluarga

    5. Sepuluh langkah PLKB

    sebagai SOP

    3. Petugas belum memahamin

    tugas dan fungsi secara

    mendalam

    4. Jumlah PLKB/PKB belum

    sesuai dengan jumlah desa

    yang ada 5. TFR masih tinggi 2,35,

    CPR=67 %, CU/Pus 78%

    PELUANG

    (OPPORTUNITIES)

    STRATEGI SO STRATEGI WO

    1. Undang-undang No. 10

    tahun 1992 tentang

    Keluarga Berencana

    2. Undang-undang No. 52 tahun

    2009 Tentang Kependudukan

    dan KB

    1. Peningkatan Pelaksanaan

    Program KB lebih terfokus

    pada pengaturan Kelahiran,

    pendewasaan Usia

    Perkawinan, Ketahanan

    keluarga dan Reproduksi sehat

    1. Tinkatkan koordinasi dengan

    lintas sektoral dalam pelayanan

    KB

    2. 62 Puskesmas dan klinik KB

    tempat Pelayanan

    2. Melakukan kerjasama dengan

    kilinik KB tempat pelayanan

    2. meningkatkan kerjasama

    dengan melalui pertemuan

    rutin

    3. secara Politisi (DPRD) dan

    Pemerintah daerah

    mendukung program KB

    3. Membina petugas menjdai

    profesional sebagai petugas

    lapangan KB

    3. Meningkatkan kemampuan

    aparatur melalui KIE dan

    Advokasi

    4. Memanfaatkan dukungan

    politis dalam membuat

    kebijakan program KB

    4. Mebuat kebijakan –kebijakan

    yang mendukung program KB

    ANCAMAN (THREATS) STRATEGI ST STRATEGI WT

    1. Rendahnya Kualitas

    Pelayanan KB

    1. Meningkatkan kemampuan

    teknis petugas, melengkapi

    s