Evaluasi Kinerja Proyek dengan Pendekatan Weibullized...

10

Click here to load reader

Transcript of Evaluasi Kinerja Proyek dengan Pendekatan Weibullized...

Page 1: Evaluasi Kinerja Proyek dengan Pendekatan Weibullized …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-27892-2509100081-Paper.pdf · faktor lainnya maka dibutuhkan suatu manajemen proyek yang

1

Evaluasi Kinerja Proyek dengan Pendekatan Weibullized - Earn Value (Studi Kasus :

Proyek Perumahan Serenia Garden, Malang)

Wendy Fathony Setiawan, Nugroho Priyo Negoro

Jurusan Teknik Industri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Kampus ITS Sukolilo Surabaya

Email : [email protected] ; [email protected]

Abstrak

Perkembangan proyek konstruksi semakin pesat, baik dari segi jumlah, kompleksitas, fisik maupun

biaya. Suatu proyek pada prakteknya mempunyai keterbatasan akan sumber daya, baik berupa manusia,

material, biaya ataupun alat. Tingkat kompleksitas proyek yang semakin tinggi, keterbatasan sumber daya, dan

faktor lainnya maka dibutuhkan suatu manajemen proyek yang baik dan terintegrasi, mulai dari fase

perencanaan proyek hingga fase penyelesaian proyek. Perencanaan dan pengendalian biaya dan waktu proyek

merupakan suatu hal penting, hal ini dikarenakan agar proyek yang diserahkan oleh konsumen dapat selesai

dengan tepat waktu dan sesuai dengan biaya yang dianggarkan, tetapi dalam implementasinya banyak proyek

yang kurang dilaksanakan dengan baik.

Permasalahan tersebut memerlukan suatu pendekatan untuk mengevaluasi kinerja proyek, untuk

pengendalian proyek dari tahap awal hingga akhir meliputi dari segi biaya dan jadwal, sehingga sesuai dengan

yang telah direncanakan dan bisa meminimalisi penyebab terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam

perjalanan proyek. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi permasalahan tersebut dengan pendekatan

Weibull Analysis dan Earned Value. Earned Value bisa mengevaluasi biaya yang telah digunakan dibandingkan

dengan yang dianggarkan, mengevaluasi jadwal dan rencana yang telah direncanakan dengan kondisi aktualnya,

dan menganalisa penyebab terjadinya penyimpangan dalam proyek. Ada perbaikan cara dalam evaluasi proyek,

salah satunya adalah dengan pendekatan Weibull Analysis. Pendekatan ini menghitung keandalan dari kinerja

jadwal dan biaya proyek. Selain itu, dapat menggambarkan perkembangan proyek dari segi biaya, jadwal dan

fisik yang dicapai dalam proyek tersebut.

Studi kasus penelitian ini adalah proyek konstruksi perumahan Serenia Garden di Malang, dengan

PT.Mandiri Mulia Bersama sebagai pihak kontraktor. Penelitian ini memberikan evaluasi terhadap proses

pengerjaan suatu proyek dari segi biaya terjadi penambahan atau tidak, dan jadwal proyek yang mengalami

kemunduran atau tidak. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkirakan biaya dan waktu hingga proyek

selesai.

Kata Kunci: Proyek Konstruksi, Kinerja biaya, dan jadwal proyek, Weibull Analysis, Earned Value

Abstract

The development of the construction project now is more rapidly, both in terms of quantity,

complexity, physical and cost. A project in practice have limited resources, both in the form of human, material,

or equipment cost. The level of the higher complexity of the project, resource constraints, and other factors it

needs a good project management and an integrated, start from project planning phase to project completion

phase. Planning and control of project time and cost is an important thing, it is because that the project

submitted to the customer can be completed on time, and appropriate with the budgeted costs, but in the

implementation of many projects that are less well-executed.

This problem requires an approach to evaluating the performance of the project, to control the

project from start to finish covering in terms of cost and schedule, so appropriate with the planned and can

minimized cause deviations in the course of the project. This study aimed to evaluate the problems with the

approach of Weibull Analysis and Earned Value. Earned Value can evaluate the costs that have been used than

budgeted, evaluate schedules and plans that have been planned with the actual conditions, and analyze the

cause of the deviations in the project. There was improvement in the way the project evaluation, one of which is

the approach of Weibull Analysis. This approach calculates the reliability of project cost and schedule

performance. Also, it can describe the development of the project in terms of cost, schedule and physical

achieved in the project.

Case study of the research is a residential construction project Serenia Garden in Malang, with

PT.MANDIRI MULIA BERSAMA as a contractor. This study evaluated the process of a project in terms of

Page 2: Evaluasi Kinerja Proyek dengan Pendekatan Weibullized …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-27892-2509100081-Paper.pdf · faktor lainnya maka dibutuhkan suatu manajemen proyek yang

2

cost of the addition or not, and schedule project suffered a setback or not. The results of this research can

estimate the cost and time to complete the project.

Keywords: Project Construction, cost performance, and project schedule, Weibull Analysis, Earned Value

1. Pendahuluan

Perkembangan proyek konstruksi

semakin pesat, baik dari segi jumlah,

kompleksitas, fisik maupun biaya. Suatu proyek

pada prakteknya mempunyai keterbatasan akan

sumber daya, baik berupa manusia, material, biaya

ataupun alat. Proyek konstruksi terus dilakukan

untuk menunjang perekonomian, seperti proyek

konstruksi infrastruktur dan fasilitas umum lainnya.

Jumlah perusahaan konstruksi di Indonesia terus

mengalami peningkatan, pada data terakhir

sebanyak 151.537, dan nilai konstruksi yang telah

diselesaikan mencapai Rp110.832.037.000.000

(BPS, 2009). Salah satu fasilitas yang sangat

dibutuhkan adalah keberadaan rumah tempat

tinggal. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik

tahun 2011, sekitar 13,6 juta masyarakat Indonesia

yang belum memiliki rumah, hal ini tentunya

menjadi perhatian serius dan pekerjaan rumah bagi

pemerintah maupun pihak pengembang swasta agar

segera menyediakan rumah bagi masyarakat untuk

memiliki rumah yang layak huni. Oleh karena itu,

pembangunan perumahan dalam perkembangannya

diperlukan suatu manajemen proyek yang baik dan

terintegrasi, mulai dari fase perencanaan hingga

penyelesaian proyek agar dalam pelaksanaannya

berjalan dengan baik.

Permasalahan pada suatu proyek

kenyataannya kerap kali terjadi, faktor-faktor di

luar dugaan pada waktu tahap perencanaan, hal ini

bisa menyebabkan turunnya kinerja proyek di mata

konsumen bila tidak ditangani dengan segera.

Penyimpangan proyek yang biasanya terjadi adalah

dari segi biaya proyek atau cost overrun, dimana

aktivitas yang seharusnya dilakukan tidak sesuai

dengan biaya yang diperkirakan, dan butuh biaya

lebih agar tidak terjadi keterlambatan. Cost overrun

merupakan biaya tidak terduga yang dikeluarkan

lebih dari jumlah yang dianggarkan ka rena tidak

terlalu memperhatikan biaya yang sebenarnya pada

saat penganggaran (Incencio, 2007).

Penelitian ini memakai objek amatan PT.

MANDIRI MULIA BERSAMA. Perusahaan ini

bergerak di bidang real estat dan properti,

berkedudukan di Tangerang Selatan, yang saat ini

mempunyai banyak proyek perumahan, salah

satunya adalah proyek perumahan Serenia Garden

di Malang. Proyek peruahan Serenia Garden

mempunyai tiga tipe rumah dalam pengerjaannya.

Permasalahan utama yang terjadi pada proyek

tersebut adalah pengelolaan biaya yang sudah

dianggarkan pada RAB (Rencana Anggaran Biaya)

dengan biaya aktual yang diperlukan terkadang

terjadi selisih, atau tidak sesuai dengan yang

direncanakan, atau sering disebut cost overrun.

Penelitian ini akan mengkaji kinerja

proyek tersebut dan bisa memberikan rekomendasi

untuk meningkatkan performansi proyek

berdasarkan kebutuhan tersebut. Evaluasi proyek

yang dilakukan yaitu pada saat progres pengerjaan

proyek, dengan bantuan metode Weibull Analysis

dan Earned Value, dapat membantu proyek tepat

waktu, tetapi menyebar uang sesuai dengan

rencana. Metode ini dapat mengintegrasikan biaya,

jadwal, dan ruang lingkup, sehingga digunakan

untuk memprediksi kinerja masa depan dan tanggal

penyelesaian proyek perumahan dan harapannya

metode ini juga bisa diimplemetasikan pada proyek

konstruksi lainnya. Hasil penelitian ini diharapkan

menjadi "peringatan dini" program / proyek

sehingga manajer dapat mengidentifikasi dan

mengendalikan masalah sebelum terjadi

penyimpangan lebih lanjut pada proyek.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang

telah dilakukan, maka permasalahan yang akan

diangkat dalam penelitian tugas akhir ini adalah

bagaimana mengevaluasi kinerja pengerjaan proyek

konstruksi pada studi kasus proyek perumahan

Serenia Garden, Malang rumah tipe 40/78.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian tugas

akhir ini adalah:

1. Mengevaluasi kinerja proyek Perumahan

Serenia Garden, Malang berdasarkan jadwal

dan biaya yang telah direncanakan dengan

kondisi aktualnya.

2. Mengetahui besar perkiraan biaya akhir

proyek dan waktu yang diperlukan untuk

menyelesaikan proyek.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh

dari penelitian ini, antara lain :

1. Dari hasil identifikasi Weibull Analysis dan

Earned Value, dapat menggambarkan

perkembangan proyek dari segi biaya, jadwal

dan fisik yang dicapai dalam proyek tersebut,

dan juga keandalan dari evaluasi proyek.

2. Menjadi bahan kajian untuk evaluasi terhadap

proses pengerjaan proyek Perumahan Serenia

Garden.

3. Menjadi informasi untuk memberikan

rekomendasi perbaikan terhadap proses

pengerjaan yang dilakukan oleh perusahaan

supaya tidak terjadi keterlambatan dan sesuai

Page 3: Evaluasi Kinerja Proyek dengan Pendekatan Weibullized …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-27892-2509100081-Paper.pdf · faktor lainnya maka dibutuhkan suatu manajemen proyek yang

3

dengan rencana awal dalam proses

selanjutnya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian yang

disebutkan dalam penelitian ini meliputi batasan

dan asumsi. Batasan yang digunakan dalam

penelitian ini, antara lain :

1. Objek yang ditinjau adalah pada kasus proyek

Perumahan Serenia Garden, Malang pada

rumah tipe 40/78.

2. Peninjauan dilakukan berdasarkan data

mingguan, dilakukan Oktober2012 hingga

November 2012.

3. Penelitian ini difokuskan pada permasalahan

lingkup jadwal dan biaya proyek.

4. Penelitian ini bersifat evaluasi dan

menghasilkan usulan rekomendasi perbaikan,

tidak melakukan implementasi terhadap hasil

evaluasi yang telah disusun dari penelitian.

Sedangkan asumsi yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu :

1. Selama penelitian berlangsung tidak terjadi

perubahan kontrak kerjasama terkait dengan

pembangunan konstruksi proyek.

2. Metodologi Penelitian

Tahap pertama dalam melaksanakan

penelitian tugas akhir adakah peneliti akan

mengidentifikasi tujuan dan permalahan yang akan

diselesaikan pada proyek perumahan Serenia

Garden. Tahap identifikasi terdiri dari beberapa

aktivitas, yaitu tahap perumusan masalah dan tahap

studi pustaka. Studi kepustakaan sebagai referensi

dalam memecahkan permasalahan terkait. Survei

pustaka yang digunakan adalah proyek, evaluasi

kinerja, kinerja proyek dan Weibull Analysis dan

Earn Value.

Tahap selanjutnya studi lapangan yaitu

melakukan pengumpulan keseluruhan data yang

dibutuhkan. Adapun data yang diperlukan disini

terkait dengan beberapa hal yaitu: Master plan

seluruh aktivitas yang terdapat dalam proyek,

rencana anggaran biaya yang diperlukan tiap

kegiatan, laporan biaya aktual, dan laporan progres

kemajuan proyek.

Selanjutnya, tahap pengolahan data

terhadap data yang telah terkumpul. Rencana

Anggaran Biaya dijadikan dasar untuk BCWS,

laporan progres pekerjaan menjadi dasar BCWP,

dan laporan biaya aktual menjadi dasar ACWP.

Lalu, menghitung indeks parameter yaitu.

Jika “Ya”, artinya pelaksanaan dan biaya

pengeluaran proyek berjalan dengan baik, dalam

arti proyek sudah berjalan dengan rencana, baik

terjadi penghematan dari segi biaya ataupun bahkan

ada kemungkinan lebih cepat dari rencana. Jika

“Tidak”, maka dilakukan analisa mengapa terjadi

keterlambatan dari segi jadwal ataupun mengalami

pemborosan dari segi biaya.

Selanjutnya melakukan analisa

keterlambatan tersebut, perkirakan biaya yang

dibutuhkan untuk mengejar keterlambatan tersebut.

Melakukan perhitungan perkiraan

penyelsaian proyek (EAC, dan ET)

Melakukan perhitungan CDF distribusi

Weibull untuk keandalan dan performance

probability.

Selanjutnya, tahap analisa dan

interpretasi data. Tahap ini dilakukan analisa

terhadap hasil pengolahan data, apakah hasil yang

didapat pada penelitian sesuai dengan yang

diharapkan pada tujuan awal

Tahap kesimpulan dan saran ini

dilakukan penarikan kesimpulan terhadap

serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh peneliti,

serta memberikan saran atau masukan baik bagi

peneliti selanjutnya maupun bagi perusahaan.

3. Pengumpulan dan Pengolahan Data

3.1 Data-Data Proyek

a. Nama Proyek

Proyek perumahan Serenia Garden yang

akan dibangun oleh PT. Mandiri Mulia

Bersama. Nama ini diartikan dan

dimaksudkan bahwa agar kawasan

perumahan yang dibangun menjadi

kawasan hunian yang tertata secara indah

dan sehat, baik itu kavling rumah, fasilitas

sosial & umum, saluran dan jalan.

b. Lokasi Proyek

Proyek perumahan Serenia Garden terletak

di :

Desa : Tunjungtirto

Kecamatan : Singosari

Kabupaten : Malang

Provinsi : Jawa Timur

Beberapa proyek perumahan yang telah

dan akan dibangun di sekitar lokasi antara

lain : Perumahan Karanglo Indah, The

Irish Garden, Tirtasani Royal Estate.

c. Perencanaan Proyek

Luas lahan proyek perumahan “Serenia

Garden” seluas ± 9.758 m2, dan dalam

perencanaan ditetapkan peruntukan lahan

sebagai berikut :

- Kavling efektif : 69.94%

- Sarana & fasilitas : 30.06%

d. Tipe Rumah & Rencana Bangunan

Proyek perumahan “Serenia Garden” akan

dibangun beberapa tipe, yaitu:

- Tipe 37/78 : 8 unit

- Tipe 47/91 : 45 unit

- Tipe 58/112 : 14 unit

Page 4: Evaluasi Kinerja Proyek dengan Pendekatan Weibullized …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-27892-2509100081-Paper.pdf · faktor lainnya maka dibutuhkan suatu manajemen proyek yang

4

Gambar 3.1 Contoh Rumah Tipe 40/78

Sumber : Survey Lapangan

Perhitungan lintasan kritis ini dilakukan

untuk mengetahui aktivitas mana saja yang kritis

atau tidak boleh terjadi keterlambatan, dan juga

mengetahui durasi proyek yang seharusnya. Setelah

serangkaian aktivitas dan durasi proyek diketahui

lalu dimasukkan ke dalam Microsoft project untuk

dihitung durasi standar keseluruhan, dan juga

mengetahui aktivitas kritis proyek rumah tipe

40/78. Durasi standar adalah 97 hari.

3.3 Perhitungan Kinerja Proyek Rumah Tipe

40/78

Perhitungan ini membutuhkan data RAB

dan master plan seluruh kegiatan pembangunan

rumah. Selanjutnya, perhitungan biaya yang

seharusnya dijadwalkan (BCWS) didapatkan

dengan cara setiap anggaran tiap pekerjaan, dibagi

rata sesuai dengan waktu yang dijadwalkan atau

durasi standar pekerjaan. Sehingga, biaya yang

dikeluarkan tiap minggu didapatkan untuk

mengetahui persentase anggaran yang seharusnya

terjadi. Perhitungan biaya mingguan yang

direncanakan (BCWS), dan juga perhitungan biaya

aktual (ACWP) tiap minggu dari Oktober 2012

hingga November 2012. Contoh perhitungan pada

minggu pertama Oktober 2012 akan ditampilkan

pada tabel 3.1. Perhitungan selanjutnya yaitu

menghitung parameter earned value yaitu CPI dan

SPI. CPI adalah indeks parameter kinerja biaya

proyek yang didapatkan dengan cara biaya uang

didapatkan dari bangunan proyek pada minggu ke-i

(BCWP), dibagi dengan aktual biaya yang sudah

dikeluarkan pada minggu ke-i (ACWP). Contoh

perhitungan indeks parameter CPI pada minggu

pertama yaitu

.

Biaya yang sudah didapat (BCWP) = Rp 2.715.600

Biaya aktual (ACWP) = Rp 2.232.500

Maka,

CPI = BCWP / ACWP

CPI = Rp 2.715.600 / Rp 2.232.500

CPI = 1.22

Selanjutnya, contoh perhitungan SPI

pada minggu pertama.

Biaya yang sudah didapat (BCWP)

= Rp 2.715.600

Anggaran biaya minggu pertama

(BCWS) = Rp 2.715.600

Maka,

SPI = BCWP / BCWS

SPI = Rp 2.715.600 / Rp 2.715.600

SPI = 1

Data yang didapatkan dari laporan

progress mingguan administrasi Perumahan Serenia

Garden yaitu data minggu pertama hingga minggu

kesembilan. Perhitungan indeks CPI dan SPI rumah

tipe 40/78 blok 25 sampai minggu kesembilan pada

tabel 3.2.

3.3.1 Perhitungan Kinerja dengan Earned Value

Metode yang digunakan untuk

mengevaluasi kinerja proyek dalam penelitian ini

yaitu earned value dan weibull analysis untuk

perhitungan minggu pertama hingga kesembilan.

Berikut ini adalah hasil perhitungan minggu

kesembilan.

3.3.1.1 Perhitungan Kinerja Minggu Ke-9

Dari hasil perhitungan earned value dari

data minggu ke-9 yaitu minggu keempat bulan

November 2012 proyek rumah tipe 40/78

didapatkan nilai CPI dari hasil pembagian antara

BCWP dengan ACWP yaitu sebesar 2.14 atau

biaya aktual jauh lebih sedikit daripada yang

direncanakan. Selanjutnya, nilai SPI didapatkan

dari hasil pembagian BCWP dengan BCWS yaitu

sebesar 0.906 atau nilai pengerjaan proyek yang

sedikit lebih molor daripada yang dijadwalkan.

Nilai selisih rencana dengan nilai aktual (CV)

sebesar Rp30.920.200 dan nilai selisih rencana

dengan nilai yang didapat (SV) sebesar minus

Rp6.015.000.

Sedangkan, gambar hubungan antara

BCWS, BCWP, dan ACWP pada minggu ke-9

dapat dilihat pada gambar 3.2.

Gambar 3.2 Grafik kurva S hubungan BCWS,

ACWP dan BCWP Pengerjaan

Rumah Tipe 40/78 Blok 25 pada

minggu ke-9

Page 5: Evaluasi Kinerja Proyek dengan Pendekatan Weibullized …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-27892-2509100081-Paper.pdf · faktor lainnya maka dibutuhkan suatu manajemen proyek yang

5

Proyek rumah tipe 40/78 direncanakan

berlangsung selama 97 hari. Pelaporan dilakukan

pada akhir minggu ke-9, yaitu pada saat hari ke-49

proyek berjalan. Selanjutnya, perhitungan perkiraan

biaya proyek atau Estimated at Completion (EAC)

dan waktu proyek atau Time Estimated (TE) jika

diketahui data proyek rumah tipe 47/78 blok 25 :

Waktu Rencana (OD) = 97 hari

Waktu yang telah ditempuh (ATE) = 49 hari

Indeks Kinerja Jadwal (SPI) = 0.906

Maka,

TE = ATE + [ OD – (ATE x SPI) ]

SPI

TE = 49 hari + [ 97 hari – (49 hari x 0.906) ]

0.906

TE = 108 hari

Tabel 3.1 Perhitungan Biaya Mingguan (BCWS) Bulan Oktober 2012

Sumber : Perhitungan Jadwal dan Rencana Anggaran Biaya Mingguan

Tabel 3.2 Perhitungan Indeks CPI dan SPI hingga Minggu ke-9

Sumber : Perhitungan Biaya Mingguan BCWS, BCWP dan ACWP

Perkiraan waktu penyelesaian proyek

yaitu selama 108 hari bila indeks kinerja jadwalnya

(SPI) adalah 0.906 atau kinerja proyek sedikit

mengalami molor daripada yang direncanakan.

Sedangkan, perhitungan perkiraan biaya

penyelesaian proyek (EAC) jika diketahui data

proyek rumah tipe 47/78 blok 25 :

ACWP =Rp 27.234.500

BAC =Rp 92.659.100

BCWP = Rp 58.154.700

Indeks Kinerja Biaya (CPI) = 2.14

Maka,

EAC = ACWP + FCTC

EAC = ACWP + ((BAC – BCWP) / CPI)

EAC = Rp 27.234.500 + ((Rp 92.659.100 - Rp

58.154.700) / 2.14)

EAC = Rp 43.393.298,55

Perkiraan biaya penyelesaian proyek dari

hasil perhitungan didapatkan sebesar Rp

43.393.298,55, biaya ini lebih rendah daripada

rancangan anggaran biaya atau setengah dari RAB

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5

I Pekerjaaan Persiapan 710,500.00 1.04% 710,500.00

II Pekerjaan Tanah 2,010,200.00 2.93% 1,005,100.00 1,005,100.00

III Pekerjaan Pondasi 5,176,000.00 7.54% 5,176,000.00

IV Pekerjaan Beton 14,232,500.00 20.74% 7,116,250.00 7,116,250.00

V Pekerjaan Dinding 17,570,500.00 25.61% 2,928,416.67 2,928,416.67 2,928,416.67

VI Pekerjaan Atap 10,132,500.00 14.77%

VII Pekerjaan Plafon 2,762,500.00 4.03%

VIII Pekerjaan Pintu & Jendela 4,350,000.00 6.34%

IX Pekerjaan Lantai 3,165,000.00 4.61%

X Pekerjaan Cat 4,484,400.00 6.54%

XI Pekerjaan Instalasi Air 1,915,000.00 2.79% 957,500.00 957,500.00

XII Pekerjaan instalasi Listrik 1,050,000.00 1.53%

XIII Pekerjaan Lain lain 1,050,000.00 1.53%

68,609,100.00 100.00%

1,715,600.00 7,138,600.00 11,002,166.67 10,044,666.67 2,928,416.67

1,715,600.00 8,854,200.00 19,856,366.67 29,901,033.33 32,829,450.00

1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00

2,715,600.00 8,138,600.00 12,002,166.67 11,044,666.67 3,928,416.67

2,715,600.00 10,854,200.00 22,856,366.67 33,901,033.33 37,829,450.00

2.93% 11.71% 24.67% 36.59% 40.83%

18,000,000.00

4,050,000.00

2,000,000.00

Upah kerja

Upah pengerjaan Galvalum

Upah pekerjaan lain-lain

Total Akumulasi per bulan

Total per bulan

Persentase Tiap Minggu

Progres Akumulatif Bulanan

Bobot %Jumlah Harga

(Rupiah)Uraian PekerjaanNo

Total

Oktober

Progres Bulanan

Minggu

ke-% Rencana %Real PV (BCWS) EV (BCWP) AC (ACWP) CV SV CPI SPI

1 2.93% 2.41% 2,715,600.00 2,715,600.00 2,232,500.00 483,100.00 - 1.22 1

2 11.71% 7.17% 10,854,200.00 6,446,033.33 6,646,000.00 (199,966.67) (4,408,166.67) 0.97 0.59387

3 24.67% 15.79% 22,856,366.67 9,171,366.67 14,632,500.00 (5,461,133.33) (13,685,000.00) 0.63 0.40126

4 36.59% 16.39% 33,901,033.33 19,012,950.00 15,189,500.00 3,823,450.00 (14,888,083.33) 1.25 0.56084

5 40.83% 20.50% 37,829,450.00 32,986,033.33 18,992,000.00 13,994,033.33 (4,843,416.67) 1.74 0.87197

6 45.07% 21.89% 41,757,866.67 39,842,866.67 20,281,000.00 19,561,866.67 (1,915,000.00) 1.96 0.95414

7 49.31% 23.35% 45,686,283.33 46,699,700.00 21,637,500.00 25,062,200.00 1,013,416.67 2.16 1.02218

8 61.43% 24.80% 56,917,200.00 52,427,200.00 22,977,500.00 29,449,700.00 (4,490,000.00) 2.28 0.92111

9 69.25% 29.39% 64,169,700.00 58,154,700.00 27,234,500.00 30,920,200.00 (6,015,000.00) 2.14 0.90626

Page 6: Evaluasi Kinerja Proyek dengan Pendekatan Weibullized …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-27892-2509100081-Paper.pdf · faktor lainnya maka dibutuhkan suatu manajemen proyek yang

6

apabila indeks kinerja biaya performanya mencapai

angka dua yaitu sebesar 2.14 atau biaya aktual jauh

lebih hemat dari yang direncanakan.

3.3.2 Perhitungan Kinerja dengan Weibull

Analysis

Perhitungan kinerja dengan pendekatan

Weibull Analysis data yang diperlukan adalah

indeks kinerja jadwal proyek (SPI) tiap proyek

pembangunan. Data proyek dibutuhkan beberapa

data dengan jenis yang sama untuk mengetahui

perbandingan rumah tipe 40/78 blok 25 dengan

blok lainnya apakah kinerja proyek sudah lebih

baik atau tidak. Indeks SPI akan dihitung dengan

m.excel untuk menemukan nilai apha (α) dan beta

(β)

Data SPI rumah tipe 40/78 tiap blok,

dihitung nilai apha (α) dan beta (β) dengan cara

yaitu :

1. Data SPI tiap blok rumah diurutkan dari nilai

terkecil hingga terbesar.

2. Setiap data dibuat ranking dari nilai satu hingga

yang terbesar.

3. Menghitung nilai median rank pada kolom baru

dengan cara = (urutan rangking-0.3)/(durasi

minggu terakhir+0.4).

4. Menghitung pada kolom baru 1/(1-median

rangking).

5. Menghitung pada kolom baru ln(ln(1/(1-Median

Rank))).

6. Menghitung pada kolom baru ln(proyek B-25,

SPI), nilai yang dimasukkan adalah nilai SPI

tiap minggu.

7. Setelah itu, dengan fungsi regresi data analysis

pada Microsoft excel, menemukan koefisien

beta (β), dan nilai apha (α).

Berikut adalah data (α) dan beta (β) dari

rumah tipe 40/78 blok 25, blok 30, dan blok 29.

Tabel 3.3 Data α dan β Rumah Tipe 40/78 Blok 25,

30 dan 29

Sumber: Hasil Perhitungan SPI tiap Blok

Nilai apha (α) dan beta (β) yang telah

didapatkan dimasukkan ke dalam fungsi Weibull

Cummulative Distibution (CDF) untuk

mendapatkan nilai probabilitas kinerja dan juga

realibilitas kinerja proyek. Contoh perhitungan nilai

CDF dan reabilitas pada rumah blok 25 dengan

nilai SPI 0.1 yaitu,

CDF = 1-e-(x/α)β

CDF = 1-e-(0.1/1.063)1.651

CDF = 0.0199814

Reliabilitas = 1 – CDF

Reliabilitas = 1 - 0. 0199814

Reliabilitas = 0.98001886

Jadi, pada nilai indeks SPI 0.1 tingkat

keandalannya adalah 0.98 dan tingkat probabilitas

kinerjanya sebesar 0.0199. Sedangkan, untuk nilai

SPI = 1 dimana nilai yang dijadwalkan sama

dengan nilai yang didapat tingkat keandalannya

adalah 0.405. Tabel berikut hasil perhitungan

reliabilitas dari blok 25, blok 30, dan blok 29.

Nilai reabilitas blok 25, blok 30, dan

blok 29 ini dimasukkan ke dalam grafik kinerja

untuk mengetahui perbandingan tingkat keandalan

diantara kinerja pembangunan rumah blok lainnya,

sehingga manajer proyek atau pihak manajemen

proyek bisa memantau kinerja jika terjadi

penurunan dari segi jadwal.

Gambar 3.3 Grafik Kinerja Rumah Tipe 40/78

Sumber : Nilai Reabilitas Rumah Blok 25, 30, dan

29.

4. Analisa dan Interpretasi

4.1 Analisa Kinerja Proyek dengan Earned

Value

Pada subbab ini akan dibahas mengenai

analisa tiap indeks parameter dari metode earned

value, yaitu meliputi indeks kinerja biaya (CPI),

indeks kinerja jadwal (SPI), dan perkiraan

penyelesaian waktu proyek (TE), serta perkiraan

biaya penyelesaian proyek (EAC).

4.1.1 Analisa Parameter Cost Performance Index

(CPI)

Nilai CPI didapatkan dengan cara

pembagian nilai indeks nilai yang bangunan yang

telah didapat (BCWP), dengan nilai aktual yang

telah terjadi/dikeluarkan (ACWP). Jika nilai lebih

dari satu, maka kinerja biaya proyek lebih baik atau

lebih hemat daripada yang dianggarkan pada RAB.

Sebaliknya jika bernilai kurang dari satu biaya

yang telah dikeluarkan/biaya aktual lebih banyak

daripada yang dianggarkan pada tiap minggu.

Nilai CPI pada minggu ke-9 sebesar

2.14, ditunjukkan dengan nilai yang dikeluarkan

(ACWP) sebesar Rp30.920.200 lebih kecil

daripada nilai bangunan yang telah didapat

(BCWP) sebesar Rp64.169.700. Hal ini terjadi

karena pada minggu kedelapan biaya yang

dikeluarkan dilakukan untuk pengadaan semen,

dolosit, genteng, dan wuwung. Minggu ini mulai

dilakukan pemasangan genteng, dan wuwung.

Laporan progres menunjukkan pemasangan

Rumah 40/78 Proyek B-25 Proyek B-30 Proyek B-29

Nilai α 1.650990367 1.319929829 1.500839751

Nilai β 1.063307963 1.024709496 1.051769658

Page 7: Evaluasi Kinerja Proyek dengan Pendekatan Weibullized …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-27892-2509100081-Paper.pdf · faktor lainnya maka dibutuhkan suatu manajemen proyek yang

7

genteng dan wuwung dilakukan lebih cepat dari

perencanaan, sehingga nilai bangunan yang didapat

juga lebih besar. Sehingga, nilai indeks CPI pada

minggu ini masih tergolong besar.

Minggu ke-9 merupakan data laporan progress

yang terakhir didapat. Nilai CPI pun masih

menunjukkan progress yang cukup baik dari kinerja

biaya, yaitu mengalami penghematan yang jauh

lebih besar daripada anggaran. Hal ini bisa terjadi

karena memang bahan-bahan yang diadakan pada

aktualnya lebih kecil daripada yang direncanakan

sebelumnya, sehingga biaya yang dikeluarkan jauh

lebih sedikit. Sebaliknya, hal ini juga bisa terjadi

karena rekapan data yang dilakukan oleh pihak

manajemen tidak detail, atau ada beberapa biaya

yang terlewat untuk direkap. Analisa ini muncul

karena pada aktualnya di lapangan setelah

disurvey, mandor dan kepala tukang hanya

merekap biaya yang dikeluarkan, sedangkan pihak

manajemen juga tidak selalu berada di lapangan.

Sehingga, manajemen pada kondisi tertentu juga

tidak bisa merekap secara detail

4.1.2 Analisa parameter Scheduled Performance

Index (SPI)

Nilai SPI didapatkan dengan cara

pembagian nilai indeks nilai yang bangunan yang

telah didapat (BCWP), dengan nilai yang

direncanakan sebelumnya pada tiap periode

(BCWS). Jika nilai lebih dari satu, maka kinerja

biaya proyek lebih baik atau lebih cepat waktu

pengerjaannya daripada yang direncanakan.

Sebaliknya, jika bernilai kurang dari satu maka

pengerjaan proyek mengalami keterlambatan dari

yang direncanakan.

Nilai SPI pada minggu ke-9 sebesar

0.906, ditunjukkan dengan nilai yang direncanakan

sebelumnya pada tiap periode (BCWS) sebesar

Rp64.169.700, sedikit lebih kecil daripada nilai

bangunan yang telah didapat (BCWP) sebesar

Rp58.154.700. Nilai ini mengalami penurunan dari

SPI minggu sebelumnya, dikarenakan pekerjaan

instalasi listrik yang belum dilakukan dan

pekerjaan lain-lain yang seharusnya selesai pada

minggu ini juga belum dilakukan. Progres yang

dilakukan pada minggu ini hanya melakukan

pemasangan genteng rumah. Solusinya yaitu

seharusnya pekerjaan listrik segera dilakukan

dengan menambah pekerja. Selain itu, pekerjaan

lain-lain yang mencakup pembuatan taman dan

pemasangan batu alam segera dilakukan,

mengingat pekerja yang melakukan pekerjaan ini

diluar atau berbeda dari kontrak upah mandor

proyek rumah, seharusnya kepala proyek segera

memanggil pekerja tersebut.

Minggu ke-9 merupakan data laporan

progress yang terakhir didapat. Nilai SPI pun masih

menunjukkan progress yang kurang baik dari yang

direncanakan, yaitu mengalami kemunduran

pengerjaan. Hal ini bisa terjadi karena setelah

disurvey, semua tipe rumah, yang diprioritaskan

terlebih dahulu adalah bangunan fisik dari rumah.

Pekerjaan instalasi listrik, air, dan pekerjaan lain-

lain kurang difokuskan, terlihat dari kondisi

lingkungan dari perumahan masih belum tertata

rapi, baik jalan raya dalam perumahan, taman

sekitar dan taman dalam rumah, dan saluran air

perumahan juga belum tertata rapi.

Gambar 4.1 Kondisi Lingkungan Perumahan

Serenia Garden, Malang

Sumber : Survey Lapangan Perumahan

Hal ini seharusnya menjadi fokusan baru

kepala proyek ataupun mandor, karena fasilitas

tambahan tersebut seharusnya dilakukan di awal

pembangunan proyek perumahan, karena juga bisa

menjadi daya tarik kepada konsumen apabila

fasilitas tersebut sudah tertata rapi.

4.1.3 Analisa Time Estimated (TE)

Time Estimated adalah suatu perhitungan

untuk memperkirakan durasi penyelesaian proyek

yang dilihat dari indeks kinerja jadwal SPI, dan

juga waktu yang telah ditempuh atau ATE (Actual

Time Expended).

TE pada minggu ke-9, yaitu pada hari

ke-49 pengerjaan proyek, nilai SPI hasil

perhitungan sebesar 0.906, kinerja jadwal

pengerjaan proyek mengalami penurunan, yang

berarti terlambat dari jadwal yang direncanakan

sebelumnya. Oleh karena itu, nilai perkiraan durasi

penyelesaian proyek lebih besar durasi awal

perencanaan proyek yaitu 108 hari, sebelas hari

keterlambatan daripada durasi awal. Durasi hasil

perhitungan ini diperkirakan selesai pada awal

bulan Februari 2013. Hal ini masih bisa ditoleransi

oleh konsumen yang pada awalnya disepakati

untuk pengerjaan rumah 5-6 bulan, sehingga

keterlambatan ini masih bukan masalah.

Dari data terakhir, yaitu pada minggu ke-

9 perkiraan durasi penyelesaian proyek 108 hari,

maka proyek rumah tipe 40/78 blok 25 akan selesai

sekitar awal Februari 2013. Sehingga, hal ini belum

menjadi masalah besar, dan tentunya konsumen

akan memberikan toleransi, mengingat pada awal

tahun juga mengalami musim hujan. Hal ini bisa

diantisipasi atau dipercepat dengan cara menambah

Page 8: Evaluasi Kinerja Proyek dengan Pendekatan Weibullized …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-27892-2509100081-Paper.pdf · faktor lainnya maka dibutuhkan suatu manajemen proyek yang

8

jumlah pekerja sehingga waktu penyelesaiannya

bisa tepat waktu.

4.1.4 Analisa Estimated at Completion (EAC)

Estimated at Completion adalah suatu

perhitungan untuk memperkirakan biaya total

penyelesaian proyek yang dilihat dari indeks

kinerja biaya proyek (CPI), dan juga biaya aktual

yang telah dikeluarkan (ACWP). Total biaya

penyelesaian proyek merupakan penjumlahan dari

perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk pengerjaan

proyek atau forecasted cost to completed (FCTC)

dan biaya aktual yang telah dikeluarkan. FCTC

dilihat dari nilai pengerjaan bangunan (BCWP) dan

indeks kinerja biaya proyek (CPI).

EAC pada minggu ke-9, yaitu pada hari

ke-49 pengerjaan proyek. Diketahui rencana

anggaran biaya (BAC) sebesar Rp 92.659.100.

Nilai CPI hasil perhitungan sebesar 2.14, sedikit

penurunan daripada minggu sebelumnya, tetapi

kinerja biaya proyek tetap mengalami penghematan

dari yang direncanakan sebelumnya. Lalu, nilai

aktual yang telah dikeluarkan (ACWP) sebesar

Rp27.234.500, dan nilai pengerjaan bangunan

(BCWP) sebesar Rp 58.154.700. Oleh karena itu,

nilai perkiraan biaya penyelesaian proyek sebesar

Rp Rp 43.393.298,55, jauh lebih hemat daripada

RAB. Jumlah ini sedikit bertambah daripada

perkiraan penyelesaian proyek pada minggu

sebelumnya, tetapi tetap jauh di bawah RAB

sebelumnya. Hal ini bisa dimanfaatkan manajemen

untuk mengalokasikan dana ke pengerjaan

bangunan lainnya.

Data terakhir yang dihitung, EAC

menunjukkan penghematan dalam jumlah besar

dari RAB sebelumnya. Hal ini telah dianalisa

penyebabnya, yaitu dikarenakan bahan baku yang

diadakan pada aktualnya lebih murah daripada

yang dianggarkan sehingga terjadi penghematan.

Penyebab lainnya yang bisa terjadi yaitu, bahan-

bahan lain yang digunakan dalam pengerjaan

bangunan tidak semua terekap dalam laporan

progress sehingga terlihat biaya yang terekap lebih

murah. Hal ini seharusnya diantisipasi oleh pihak

administrasi Serenia Garden dalam pengelolaan

keuangan dan laporan. Hasil survey juga

menunjukkan bahwa, dalam merekap laporan

progress mingguan pada bulan ke-1, laporan

tersebut baru jadi pada akhir bulan ke-2. Pihak

administrasi seharusnya lebih ketat dalam meminta

laporan progress dan lebih cepat, serta lebih detail

dalam merekap data.

4.2 Analisa Kinerja Proyek dengan Weibull

Analysis

Nilai beta (β) atau parameter bentuk,

menunjukkan bahwa jika bernilai lebih dari satu,

maka tingkat kegagalannya meningkat, sesuai

dengan grafik pemakaian suatu benda semakin

lama semakin besar tingkat kegagalannya dan wear

out. Nilai berkurang bisa dilihat dari kinerja

ataupun masa pengerjaan proyek yang akan selesai.

Hasil perhitngan menujukkan bahwa blok 25, 29

dan 30 mempunyai nilai beta lebih dari satu,

bahkan blok 30 mempunyai nilai 2.11,

menunjukkan bahwa pengerjaan proyek

pengerjaannya lebih cepat dibandingkan dengan

dua blok lainnya. Hal ini dikarenakan pada rumah

blok 30 pengerjaannya baru dimulai awal

November dan masih dalam pengerjaan dinding,

sehingga kinerjanya masih stabil.

Setelah didapatkan nilai reliabilitas dari

tiap blok, maka dibuat grafik kinerja untuk

perbandingan diantara ketiga blok rumah 40/78

Gambar 4.2 Grafik Kinerja Rumah Tipe 40/78

Sumber : Nilai Reabilitas Tiap Blok

Grafik menunjukkan untuk proyek

rumah blok 29 dan blok 30 mempunyai kemiripan

kinerja pengerjaan bangunan yang sama.

Sedangkan, proyek rumah blok 25, pada indeks SPI

diantara nol sampai satu, tingkat keandalannya

lebih tinggi daripada blok lainnya. Hal ini bisa

disebabkan persebaran nilai SPI blok 25 lebih

cenderung pada suatu jangkauan, atau kinerja

pengerjaan bangunannya lebih sering berada pada

indeks nol sampai satu daripada pengerjaan rumah

blok lainnya. Hal ini berarti rumah blok 25 lebih

diandalkan dalam indeks SPI nol sampai satu,

padahal jika nilai SPI kurang dari satu maka

pengerjaannya mengalami keterlambatan.

Sedangkan, grafik pada blok 29 dan blok

30 lebih menurun tajam hingga indeks SPI

keempat, yang berarti persebaran nilai kinerja lebih

banyak pada satu sampai tiga, artinya indeks SPI

bernilai satu sampai dua lebih bagus, karena

pengerjaannya sesuai dengan yang direncanakan,

atau bisa lebih cepat pengerjaannya. Grafik

pengerjaan kedua blok rumah ini bisa dijadikan

standar pengerjaan rumah tipe 40/78 karena indeks

yang dihasilkan relatif bagus.

Nilai-nilai reliabilitas dalam perhitungan

ini bisa digunakan oleh kepala atau manajer proyek

jika sewaktu-waktu indeks kinerjanya mengalami

penurunan, dan bisa dilihat tingkat keandalannya

jika berubah nilai SPI suatu proyek. Nilai ini juga

bisa digunakan untuk pekerjaan selanjutnya yang

Page 9: Evaluasi Kinerja Proyek dengan Pendekatan Weibullized …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-27892-2509100081-Paper.pdf · faktor lainnya maka dibutuhkan suatu manajemen proyek yang

9

belum terselesaikan, ataupun dengan proyek rumah

tipe 40/78 yang sama. Sehingga, manajer proyek

selalu bisa mengantisipasi keadaan proyek.

5. Kesimpulan

Berdasarkan analisa kinerja dan

perkiraan dengan metode earned value yang telah

dilakukan pada bab IV, maka dapat disimpulkan

gambaran mengenai pengerjaan proyek rumah tipe

40/78 selama peninjauan, yaitu

1. Teknik evaluasi yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu earned value dan

weibull analysis. Evaluasi dengan

pendekatan earned value mempunyai dua

indeks parameter, yaitu indeks kinerja

biaya proyek (cost performance index),

dan indeks kinerja jadwal (schedule

performance index). Hasil dari indeks

kinerja biaya (CPI) pada minggu ke-2 dan

minggu ke-3 mengalami penurunan.

Selanjutnya, minggu ke-4 dan seterusnya

nilainya cenderung meningkat, dan pada

akhir pelaporan minggu ke-9 nilainya

sebesar 2.14 atau mengalami penghematan

dari rencana anggaran awal. Hasil dari

indeks kinerja jadwal (SPI) yaitu nilai ini

terus menurun dari minggu ke-1 sampai

ke-4. Selanjutnya mengalami peningkatan

kembali hingga minggu ke-7. Pada

minggu ke-8 dan ke-9 sedikit mengalami

penurunan, tatapi kinerjanya cenderung

stabil. Pada minggu ke-9 nilainya sebesar

0.906 atau pengerjaan proyek mengalami

keterlambatan.

Hasil dari pendekatan weibull analysis

rumah blok 25 mempunyai tingkat

keandalan yang lebih tinggi pada indeks

SPI nol sampai satu, artinya lebih sering

mengalami keterlambatan pengerjaannya.

Sedangkan, pada rumah blok 29 dan 30

tingkat keandalannya lebih tinggi pada

indeks SPI satu sampai tiga, artinya blok

ini bisa dijadikan acuan karena

pengerjaannya lebih handal dalam indeks

SPI lebih dari satu atau pengerjaannya

lebih cepat.

2. Perkiraan biaya akhir proyek (Estimated at

Completion) dari pengerjaan rumah tipe

40/78 blok 25 adalah sebesar sebesar Rp

43.393.298,55, biaya ini lebih rendah

daripada rancangan anggaran biaya atau

setengah dari RAB yaitu Rp 92.659.100.

Selanjutnya, perkiraan waktu penyelesaian

proyek (Time Estimated) adalah 108 hari

atau kinerja proyek sedikit mengalami

molor daripada yang direncanakan yaitu

selama 97 hari.

6. Daftar Pustaka

Anbari, Frank T, (2003), “Earned Value Project

Management Method and Extensions”,

Project Management Journal, Vol 34,

No.4 12-23.

BAPPEDA Jawa Timur, (2012), Backlog

Perumahan Jatim Bisa Membengkak

http://bappeda.jatimprov.go.id/2012/07/16/

backlog-perumahan-jatim-bisa-

membengkak/.

Badan Pusat Statistik. (2009). Jumlah

Perusahaan Konstruksi di Indonesia.

http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?ta

bel=1&daftar=1&id_subyek=04&notab=4.

Bappenas, (2008). Petunjuk Pelaksanaan

Evaluasi Kinerja Proyek Pembangunan. ,

Draft Badan Perencanaan pembangunan

Nasional, Jakarta.

Barrie, D.S, (1995), Manajemen Konstruksi

Profesional, Erlangga, Jakarta.

Cleland, David I, (1995), Project Management

Strategic design and Implementation,

McGraw-Hill.Inc, Singapura.

Cleland, David I., etc, (2012), Project

Management: Strategic Design and

Implementation, 4th ed., p.42, McGraw-

Hill.Inc, U.S.

Dipohusodo, Istimawan, (1996), Manajemen

Proyek & Konstruksi, Penerbit Pradnya

Paramita, Jakarta.

Dhilon, B.S, (2006), Maintainability,

Maintenance, and Reliability for

Engineers, CRC Press, U.S.

Fathurrahman, (2011), Analisis Kinerja Biaya

dan Waktu Dengan Metode Earned Value

Pada Proyek Pembangunan Gedung

Intensif Terpadu Rumah Sakit Umum DR.

SAIFUL ANWAR Malang, Laporan

Tugas Akhir. Jurusan Teknik Sipil, ITS,

Surabaya.

Goldratt, E. (1997), Goldratt’s Critical Chain:

A Technical Summary, Chesapeake

Consulting, Inc, U.S.

Griffin, Ricky W, (2004), Manajemen Jilid 1

Edisi 7, Terjemahan, Erlangga, Jakarta.

Hafidy, Hilman, (2010), Analisa Kinerja

dengan Metode Earned Value pada Proyek

Pembangunan Pelabuhan Laut Boom

Tahap I Kabupaten Banyuwangi Jawa

Timur, Laporan Tugas Akhir, Jurusan

Teknik Sipil, ITS, Surabaya.

Incencio, A., Kikuchi, M., Tonosaki, M.,

Maruyama, A., Merrey, D., Sally H., de

Jong, I, (2007), Costs and performance of

irrigation projects: A comparison of sub-

Saharan Africa and other developing

regions, Colombo, International Water

Management Institute, Srilanka.

Page 10: Evaluasi Kinerja Proyek dengan Pendekatan Weibullized …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-27892-2509100081-Paper.pdf · faktor lainnya maka dibutuhkan suatu manajemen proyek yang

10

Leach, Lawrence P, (2004), Critical Chain

Project Management, 2th Edition, Artech

House Publishers, Idaho.

Nassar, Khaled M., Hordur G., Mohammed Y.

Hegab, (2005), “Using Weibull Analysis

for Evaluation of Cost and Schedule

Performance”, Journal Construction

Engineering Management, Vol. 131,

No.12, hal.1215-1262.

Pramita, Devi Afriani, (2012), Proposal

Aplikasi Sistem Informasi Kegiatan

Akademik Berbasis SMS Gateway dengan

Auto Responder Pada SMA Yayasan

Perguruan Cikini, Proposal Penelitian,

Universitas Gunadarma, Jakarta.

Project Management Institute (PMI), (2004), A

Guide To The Project Management Body

of Knowledge (PMBOK Guide), 3rd

ed.,

PMI, U.S.

Project Management Institute (PMI), (2008). A

Guide To The Project Management Body

of Knowledge (PMBOK Guide), 4th

ed.,

PMI, U.S.

Rahmawati, Debby, (2008), Perbaikan

Perencanaan dan Kontrol Proyek dengan

Kombinasi Metode CCPM dan EVM pada

proyek Comanche S-33, S-34 dan S-27

PT.Apesi, Laporan Tugas Akhir. Jurusan

Teknik Industri, ITS, Surabaya.

Santosa, Budi, (2008), Manajemen Proyek

Konsep dan Implementasi, Graha Ilmu,

Surabaya.

Soeharto, Iman, (2001), Manajemen proyek :

dari konseptual sampai operasional, Edisi

kedua, Erlangga, Jakarta

Suanda, Budi, (2011), Teknik Evaluasi Proyek

EVM Manajemen Proyek Indonesia,

manajemenproyekindonesia.com.

Wahyudi, M.S., Budi Santosa, (2009),

“Perkiraan Durasi Proyek Dengan

Menggunakan Metode Berbasis Earned

Value Management”, Prosiding Seminar

Nasional TIMP IV, Institut Teknologi

Sepuluh Nopember, Surabaya.

Wardhani, Ratri Laksmita, (2006), Evaluasi

Keterlambatan Proyek dengan

Menggunakan Pendekatan Value Stream

(Studi Kasus PT.Boma-Bisma Indra,

Pasuruan), Laporan Tugas Akhir, Jurusan

Teknik Industri, ITS, Surabaya.