Evaluasi Kinerja Proyek dengan Pendekatan Weibullized...
Click here to load reader
Transcript of Evaluasi Kinerja Proyek dengan Pendekatan Weibullized...
1
Evaluasi Kinerja Proyek dengan Pendekatan Weibullized - Earn Value (Studi Kasus :
Proyek Perumahan Serenia Garden, Malang)
Wendy Fathony Setiawan, Nugroho Priyo Negoro
Jurusan Teknik Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Kampus ITS Sukolilo Surabaya
Email : [email protected] ; [email protected]
Abstrak
Perkembangan proyek konstruksi semakin pesat, baik dari segi jumlah, kompleksitas, fisik maupun
biaya. Suatu proyek pada prakteknya mempunyai keterbatasan akan sumber daya, baik berupa manusia,
material, biaya ataupun alat. Tingkat kompleksitas proyek yang semakin tinggi, keterbatasan sumber daya, dan
faktor lainnya maka dibutuhkan suatu manajemen proyek yang baik dan terintegrasi, mulai dari fase
perencanaan proyek hingga fase penyelesaian proyek. Perencanaan dan pengendalian biaya dan waktu proyek
merupakan suatu hal penting, hal ini dikarenakan agar proyek yang diserahkan oleh konsumen dapat selesai
dengan tepat waktu dan sesuai dengan biaya yang dianggarkan, tetapi dalam implementasinya banyak proyek
yang kurang dilaksanakan dengan baik.
Permasalahan tersebut memerlukan suatu pendekatan untuk mengevaluasi kinerja proyek, untuk
pengendalian proyek dari tahap awal hingga akhir meliputi dari segi biaya dan jadwal, sehingga sesuai dengan
yang telah direncanakan dan bisa meminimalisi penyebab terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam
perjalanan proyek. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi permasalahan tersebut dengan pendekatan
Weibull Analysis dan Earned Value. Earned Value bisa mengevaluasi biaya yang telah digunakan dibandingkan
dengan yang dianggarkan, mengevaluasi jadwal dan rencana yang telah direncanakan dengan kondisi aktualnya,
dan menganalisa penyebab terjadinya penyimpangan dalam proyek. Ada perbaikan cara dalam evaluasi proyek,
salah satunya adalah dengan pendekatan Weibull Analysis. Pendekatan ini menghitung keandalan dari kinerja
jadwal dan biaya proyek. Selain itu, dapat menggambarkan perkembangan proyek dari segi biaya, jadwal dan
fisik yang dicapai dalam proyek tersebut.
Studi kasus penelitian ini adalah proyek konstruksi perumahan Serenia Garden di Malang, dengan
PT.Mandiri Mulia Bersama sebagai pihak kontraktor. Penelitian ini memberikan evaluasi terhadap proses
pengerjaan suatu proyek dari segi biaya terjadi penambahan atau tidak, dan jadwal proyek yang mengalami
kemunduran atau tidak. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkirakan biaya dan waktu hingga proyek
selesai.
Kata Kunci: Proyek Konstruksi, Kinerja biaya, dan jadwal proyek, Weibull Analysis, Earned Value
Abstract
The development of the construction project now is more rapidly, both in terms of quantity,
complexity, physical and cost. A project in practice have limited resources, both in the form of human, material,
or equipment cost. The level of the higher complexity of the project, resource constraints, and other factors it
needs a good project management and an integrated, start from project planning phase to project completion
phase. Planning and control of project time and cost is an important thing, it is because that the project
submitted to the customer can be completed on time, and appropriate with the budgeted costs, but in the
implementation of many projects that are less well-executed.
This problem requires an approach to evaluating the performance of the project, to control the
project from start to finish covering in terms of cost and schedule, so appropriate with the planned and can
minimized cause deviations in the course of the project. This study aimed to evaluate the problems with the
approach of Weibull Analysis and Earned Value. Earned Value can evaluate the costs that have been used than
budgeted, evaluate schedules and plans that have been planned with the actual conditions, and analyze the
cause of the deviations in the project. There was improvement in the way the project evaluation, one of which is
the approach of Weibull Analysis. This approach calculates the reliability of project cost and schedule
performance. Also, it can describe the development of the project in terms of cost, schedule and physical
achieved in the project.
Case study of the research is a residential construction project Serenia Garden in Malang, with
PT.MANDIRI MULIA BERSAMA as a contractor. This study evaluated the process of a project in terms of
2
cost of the addition or not, and schedule project suffered a setback or not. The results of this research can
estimate the cost and time to complete the project.
Keywords: Project Construction, cost performance, and project schedule, Weibull Analysis, Earned Value
1. Pendahuluan
Perkembangan proyek konstruksi
semakin pesat, baik dari segi jumlah,
kompleksitas, fisik maupun biaya. Suatu proyek
pada prakteknya mempunyai keterbatasan akan
sumber daya, baik berupa manusia, material, biaya
ataupun alat. Proyek konstruksi terus dilakukan
untuk menunjang perekonomian, seperti proyek
konstruksi infrastruktur dan fasilitas umum lainnya.
Jumlah perusahaan konstruksi di Indonesia terus
mengalami peningkatan, pada data terakhir
sebanyak 151.537, dan nilai konstruksi yang telah
diselesaikan mencapai Rp110.832.037.000.000
(BPS, 2009). Salah satu fasilitas yang sangat
dibutuhkan adalah keberadaan rumah tempat
tinggal. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
tahun 2011, sekitar 13,6 juta masyarakat Indonesia
yang belum memiliki rumah, hal ini tentunya
menjadi perhatian serius dan pekerjaan rumah bagi
pemerintah maupun pihak pengembang swasta agar
segera menyediakan rumah bagi masyarakat untuk
memiliki rumah yang layak huni. Oleh karena itu,
pembangunan perumahan dalam perkembangannya
diperlukan suatu manajemen proyek yang baik dan
terintegrasi, mulai dari fase perencanaan hingga
penyelesaian proyek agar dalam pelaksanaannya
berjalan dengan baik.
Permasalahan pada suatu proyek
kenyataannya kerap kali terjadi, faktor-faktor di
luar dugaan pada waktu tahap perencanaan, hal ini
bisa menyebabkan turunnya kinerja proyek di mata
konsumen bila tidak ditangani dengan segera.
Penyimpangan proyek yang biasanya terjadi adalah
dari segi biaya proyek atau cost overrun, dimana
aktivitas yang seharusnya dilakukan tidak sesuai
dengan biaya yang diperkirakan, dan butuh biaya
lebih agar tidak terjadi keterlambatan. Cost overrun
merupakan biaya tidak terduga yang dikeluarkan
lebih dari jumlah yang dianggarkan ka rena tidak
terlalu memperhatikan biaya yang sebenarnya pada
saat penganggaran (Incencio, 2007).
Penelitian ini memakai objek amatan PT.
MANDIRI MULIA BERSAMA. Perusahaan ini
bergerak di bidang real estat dan properti,
berkedudukan di Tangerang Selatan, yang saat ini
mempunyai banyak proyek perumahan, salah
satunya adalah proyek perumahan Serenia Garden
di Malang. Proyek peruahan Serenia Garden
mempunyai tiga tipe rumah dalam pengerjaannya.
Permasalahan utama yang terjadi pada proyek
tersebut adalah pengelolaan biaya yang sudah
dianggarkan pada RAB (Rencana Anggaran Biaya)
dengan biaya aktual yang diperlukan terkadang
terjadi selisih, atau tidak sesuai dengan yang
direncanakan, atau sering disebut cost overrun.
Penelitian ini akan mengkaji kinerja
proyek tersebut dan bisa memberikan rekomendasi
untuk meningkatkan performansi proyek
berdasarkan kebutuhan tersebut. Evaluasi proyek
yang dilakukan yaitu pada saat progres pengerjaan
proyek, dengan bantuan metode Weibull Analysis
dan Earned Value, dapat membantu proyek tepat
waktu, tetapi menyebar uang sesuai dengan
rencana. Metode ini dapat mengintegrasikan biaya,
jadwal, dan ruang lingkup, sehingga digunakan
untuk memprediksi kinerja masa depan dan tanggal
penyelesaian proyek perumahan dan harapannya
metode ini juga bisa diimplemetasikan pada proyek
konstruksi lainnya. Hasil penelitian ini diharapkan
menjadi "peringatan dini" program / proyek
sehingga manajer dapat mengidentifikasi dan
mengendalikan masalah sebelum terjadi
penyimpangan lebih lanjut pada proyek.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang
telah dilakukan, maka permasalahan yang akan
diangkat dalam penelitian tugas akhir ini adalah
bagaimana mengevaluasi kinerja pengerjaan proyek
konstruksi pada studi kasus proyek perumahan
Serenia Garden, Malang rumah tipe 40/78.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian tugas
akhir ini adalah:
1. Mengevaluasi kinerja proyek Perumahan
Serenia Garden, Malang berdasarkan jadwal
dan biaya yang telah direncanakan dengan
kondisi aktualnya.
2. Mengetahui besar perkiraan biaya akhir
proyek dan waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh
dari penelitian ini, antara lain :
1. Dari hasil identifikasi Weibull Analysis dan
Earned Value, dapat menggambarkan
perkembangan proyek dari segi biaya, jadwal
dan fisik yang dicapai dalam proyek tersebut,
dan juga keandalan dari evaluasi proyek.
2. Menjadi bahan kajian untuk evaluasi terhadap
proses pengerjaan proyek Perumahan Serenia
Garden.
3. Menjadi informasi untuk memberikan
rekomendasi perbaikan terhadap proses
pengerjaan yang dilakukan oleh perusahaan
supaya tidak terjadi keterlambatan dan sesuai
3
dengan rencana awal dalam proses
selanjutnya.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian yang
disebutkan dalam penelitian ini meliputi batasan
dan asumsi. Batasan yang digunakan dalam
penelitian ini, antara lain :
1. Objek yang ditinjau adalah pada kasus proyek
Perumahan Serenia Garden, Malang pada
rumah tipe 40/78.
2. Peninjauan dilakukan berdasarkan data
mingguan, dilakukan Oktober2012 hingga
November 2012.
3. Penelitian ini difokuskan pada permasalahan
lingkup jadwal dan biaya proyek.
4. Penelitian ini bersifat evaluasi dan
menghasilkan usulan rekomendasi perbaikan,
tidak melakukan implementasi terhadap hasil
evaluasi yang telah disusun dari penelitian.
Sedangkan asumsi yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu :
1. Selama penelitian berlangsung tidak terjadi
perubahan kontrak kerjasama terkait dengan
pembangunan konstruksi proyek.
2. Metodologi Penelitian
Tahap pertama dalam melaksanakan
penelitian tugas akhir adakah peneliti akan
mengidentifikasi tujuan dan permalahan yang akan
diselesaikan pada proyek perumahan Serenia
Garden. Tahap identifikasi terdiri dari beberapa
aktivitas, yaitu tahap perumusan masalah dan tahap
studi pustaka. Studi kepustakaan sebagai referensi
dalam memecahkan permasalahan terkait. Survei
pustaka yang digunakan adalah proyek, evaluasi
kinerja, kinerja proyek dan Weibull Analysis dan
Earn Value.
Tahap selanjutnya studi lapangan yaitu
melakukan pengumpulan keseluruhan data yang
dibutuhkan. Adapun data yang diperlukan disini
terkait dengan beberapa hal yaitu: Master plan
seluruh aktivitas yang terdapat dalam proyek,
rencana anggaran biaya yang diperlukan tiap
kegiatan, laporan biaya aktual, dan laporan progres
kemajuan proyek.
Selanjutnya, tahap pengolahan data
terhadap data yang telah terkumpul. Rencana
Anggaran Biaya dijadikan dasar untuk BCWS,
laporan progres pekerjaan menjadi dasar BCWP,
dan laporan biaya aktual menjadi dasar ACWP.
Lalu, menghitung indeks parameter yaitu.
Jika “Ya”, artinya pelaksanaan dan biaya
pengeluaran proyek berjalan dengan baik, dalam
arti proyek sudah berjalan dengan rencana, baik
terjadi penghematan dari segi biaya ataupun bahkan
ada kemungkinan lebih cepat dari rencana. Jika
“Tidak”, maka dilakukan analisa mengapa terjadi
keterlambatan dari segi jadwal ataupun mengalami
pemborosan dari segi biaya.
Selanjutnya melakukan analisa
keterlambatan tersebut, perkirakan biaya yang
dibutuhkan untuk mengejar keterlambatan tersebut.
Melakukan perhitungan perkiraan
penyelsaian proyek (EAC, dan ET)
Melakukan perhitungan CDF distribusi
Weibull untuk keandalan dan performance
probability.
Selanjutnya, tahap analisa dan
interpretasi data. Tahap ini dilakukan analisa
terhadap hasil pengolahan data, apakah hasil yang
didapat pada penelitian sesuai dengan yang
diharapkan pada tujuan awal
Tahap kesimpulan dan saran ini
dilakukan penarikan kesimpulan terhadap
serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh peneliti,
serta memberikan saran atau masukan baik bagi
peneliti selanjutnya maupun bagi perusahaan.
3. Pengumpulan dan Pengolahan Data
3.1 Data-Data Proyek
a. Nama Proyek
Proyek perumahan Serenia Garden yang
akan dibangun oleh PT. Mandiri Mulia
Bersama. Nama ini diartikan dan
dimaksudkan bahwa agar kawasan
perumahan yang dibangun menjadi
kawasan hunian yang tertata secara indah
dan sehat, baik itu kavling rumah, fasilitas
sosial & umum, saluran dan jalan.
b. Lokasi Proyek
Proyek perumahan Serenia Garden terletak
di :
Desa : Tunjungtirto
Kecamatan : Singosari
Kabupaten : Malang
Provinsi : Jawa Timur
Beberapa proyek perumahan yang telah
dan akan dibangun di sekitar lokasi antara
lain : Perumahan Karanglo Indah, The
Irish Garden, Tirtasani Royal Estate.
c. Perencanaan Proyek
Luas lahan proyek perumahan “Serenia
Garden” seluas ± 9.758 m2, dan dalam
perencanaan ditetapkan peruntukan lahan
sebagai berikut :
- Kavling efektif : 69.94%
- Sarana & fasilitas : 30.06%
d. Tipe Rumah & Rencana Bangunan
Proyek perumahan “Serenia Garden” akan
dibangun beberapa tipe, yaitu:
- Tipe 37/78 : 8 unit
- Tipe 47/91 : 45 unit
- Tipe 58/112 : 14 unit
4
Gambar 3.1 Contoh Rumah Tipe 40/78
Sumber : Survey Lapangan
Perhitungan lintasan kritis ini dilakukan
untuk mengetahui aktivitas mana saja yang kritis
atau tidak boleh terjadi keterlambatan, dan juga
mengetahui durasi proyek yang seharusnya. Setelah
serangkaian aktivitas dan durasi proyek diketahui
lalu dimasukkan ke dalam Microsoft project untuk
dihitung durasi standar keseluruhan, dan juga
mengetahui aktivitas kritis proyek rumah tipe
40/78. Durasi standar adalah 97 hari.
3.3 Perhitungan Kinerja Proyek Rumah Tipe
40/78
Perhitungan ini membutuhkan data RAB
dan master plan seluruh kegiatan pembangunan
rumah. Selanjutnya, perhitungan biaya yang
seharusnya dijadwalkan (BCWS) didapatkan
dengan cara setiap anggaran tiap pekerjaan, dibagi
rata sesuai dengan waktu yang dijadwalkan atau
durasi standar pekerjaan. Sehingga, biaya yang
dikeluarkan tiap minggu didapatkan untuk
mengetahui persentase anggaran yang seharusnya
terjadi. Perhitungan biaya mingguan yang
direncanakan (BCWS), dan juga perhitungan biaya
aktual (ACWP) tiap minggu dari Oktober 2012
hingga November 2012. Contoh perhitungan pada
minggu pertama Oktober 2012 akan ditampilkan
pada tabel 3.1. Perhitungan selanjutnya yaitu
menghitung parameter earned value yaitu CPI dan
SPI. CPI adalah indeks parameter kinerja biaya
proyek yang didapatkan dengan cara biaya uang
didapatkan dari bangunan proyek pada minggu ke-i
(BCWP), dibagi dengan aktual biaya yang sudah
dikeluarkan pada minggu ke-i (ACWP). Contoh
perhitungan indeks parameter CPI pada minggu
pertama yaitu
.
Biaya yang sudah didapat (BCWP) = Rp 2.715.600
Biaya aktual (ACWP) = Rp 2.232.500
Maka,
CPI = BCWP / ACWP
CPI = Rp 2.715.600 / Rp 2.232.500
CPI = 1.22
Selanjutnya, contoh perhitungan SPI
pada minggu pertama.
Biaya yang sudah didapat (BCWP)
= Rp 2.715.600
Anggaran biaya minggu pertama
(BCWS) = Rp 2.715.600
Maka,
SPI = BCWP / BCWS
SPI = Rp 2.715.600 / Rp 2.715.600
SPI = 1
Data yang didapatkan dari laporan
progress mingguan administrasi Perumahan Serenia
Garden yaitu data minggu pertama hingga minggu
kesembilan. Perhitungan indeks CPI dan SPI rumah
tipe 40/78 blok 25 sampai minggu kesembilan pada
tabel 3.2.
3.3.1 Perhitungan Kinerja dengan Earned Value
Metode yang digunakan untuk
mengevaluasi kinerja proyek dalam penelitian ini
yaitu earned value dan weibull analysis untuk
perhitungan minggu pertama hingga kesembilan.
Berikut ini adalah hasil perhitungan minggu
kesembilan.
3.3.1.1 Perhitungan Kinerja Minggu Ke-9
Dari hasil perhitungan earned value dari
data minggu ke-9 yaitu minggu keempat bulan
November 2012 proyek rumah tipe 40/78
didapatkan nilai CPI dari hasil pembagian antara
BCWP dengan ACWP yaitu sebesar 2.14 atau
biaya aktual jauh lebih sedikit daripada yang
direncanakan. Selanjutnya, nilai SPI didapatkan
dari hasil pembagian BCWP dengan BCWS yaitu
sebesar 0.906 atau nilai pengerjaan proyek yang
sedikit lebih molor daripada yang dijadwalkan.
Nilai selisih rencana dengan nilai aktual (CV)
sebesar Rp30.920.200 dan nilai selisih rencana
dengan nilai yang didapat (SV) sebesar minus
Rp6.015.000.
Sedangkan, gambar hubungan antara
BCWS, BCWP, dan ACWP pada minggu ke-9
dapat dilihat pada gambar 3.2.
Gambar 3.2 Grafik kurva S hubungan BCWS,
ACWP dan BCWP Pengerjaan
Rumah Tipe 40/78 Blok 25 pada
minggu ke-9
5
Proyek rumah tipe 40/78 direncanakan
berlangsung selama 97 hari. Pelaporan dilakukan
pada akhir minggu ke-9, yaitu pada saat hari ke-49
proyek berjalan. Selanjutnya, perhitungan perkiraan
biaya proyek atau Estimated at Completion (EAC)
dan waktu proyek atau Time Estimated (TE) jika
diketahui data proyek rumah tipe 47/78 blok 25 :
Waktu Rencana (OD) = 97 hari
Waktu yang telah ditempuh (ATE) = 49 hari
Indeks Kinerja Jadwal (SPI) = 0.906
Maka,
TE = ATE + [ OD – (ATE x SPI) ]
SPI
TE = 49 hari + [ 97 hari – (49 hari x 0.906) ]
0.906
TE = 108 hari
Tabel 3.1 Perhitungan Biaya Mingguan (BCWS) Bulan Oktober 2012
Sumber : Perhitungan Jadwal dan Rencana Anggaran Biaya Mingguan
Tabel 3.2 Perhitungan Indeks CPI dan SPI hingga Minggu ke-9
Sumber : Perhitungan Biaya Mingguan BCWS, BCWP dan ACWP
Perkiraan waktu penyelesaian proyek
yaitu selama 108 hari bila indeks kinerja jadwalnya
(SPI) adalah 0.906 atau kinerja proyek sedikit
mengalami molor daripada yang direncanakan.
Sedangkan, perhitungan perkiraan biaya
penyelesaian proyek (EAC) jika diketahui data
proyek rumah tipe 47/78 blok 25 :
ACWP =Rp 27.234.500
BAC =Rp 92.659.100
BCWP = Rp 58.154.700
Indeks Kinerja Biaya (CPI) = 2.14
Maka,
EAC = ACWP + FCTC
EAC = ACWP + ((BAC – BCWP) / CPI)
EAC = Rp 27.234.500 + ((Rp 92.659.100 - Rp
58.154.700) / 2.14)
EAC = Rp 43.393.298,55
Perkiraan biaya penyelesaian proyek dari
hasil perhitungan didapatkan sebesar Rp
43.393.298,55, biaya ini lebih rendah daripada
rancangan anggaran biaya atau setengah dari RAB
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5
I Pekerjaaan Persiapan 710,500.00 1.04% 710,500.00
II Pekerjaan Tanah 2,010,200.00 2.93% 1,005,100.00 1,005,100.00
III Pekerjaan Pondasi 5,176,000.00 7.54% 5,176,000.00
IV Pekerjaan Beton 14,232,500.00 20.74% 7,116,250.00 7,116,250.00
V Pekerjaan Dinding 17,570,500.00 25.61% 2,928,416.67 2,928,416.67 2,928,416.67
VI Pekerjaan Atap 10,132,500.00 14.77%
VII Pekerjaan Plafon 2,762,500.00 4.03%
VIII Pekerjaan Pintu & Jendela 4,350,000.00 6.34%
IX Pekerjaan Lantai 3,165,000.00 4.61%
X Pekerjaan Cat 4,484,400.00 6.54%
XI Pekerjaan Instalasi Air 1,915,000.00 2.79% 957,500.00 957,500.00
XII Pekerjaan instalasi Listrik 1,050,000.00 1.53%
XIII Pekerjaan Lain lain 1,050,000.00 1.53%
68,609,100.00 100.00%
1,715,600.00 7,138,600.00 11,002,166.67 10,044,666.67 2,928,416.67
1,715,600.00 8,854,200.00 19,856,366.67 29,901,033.33 32,829,450.00
1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00
2,715,600.00 8,138,600.00 12,002,166.67 11,044,666.67 3,928,416.67
2,715,600.00 10,854,200.00 22,856,366.67 33,901,033.33 37,829,450.00
2.93% 11.71% 24.67% 36.59% 40.83%
18,000,000.00
4,050,000.00
2,000,000.00
Upah kerja
Upah pengerjaan Galvalum
Upah pekerjaan lain-lain
Total Akumulasi per bulan
Total per bulan
Persentase Tiap Minggu
Progres Akumulatif Bulanan
Bobot %Jumlah Harga
(Rupiah)Uraian PekerjaanNo
Total
Oktober
Progres Bulanan
Minggu
ke-% Rencana %Real PV (BCWS) EV (BCWP) AC (ACWP) CV SV CPI SPI
1 2.93% 2.41% 2,715,600.00 2,715,600.00 2,232,500.00 483,100.00 - 1.22 1
2 11.71% 7.17% 10,854,200.00 6,446,033.33 6,646,000.00 (199,966.67) (4,408,166.67) 0.97 0.59387
3 24.67% 15.79% 22,856,366.67 9,171,366.67 14,632,500.00 (5,461,133.33) (13,685,000.00) 0.63 0.40126
4 36.59% 16.39% 33,901,033.33 19,012,950.00 15,189,500.00 3,823,450.00 (14,888,083.33) 1.25 0.56084
5 40.83% 20.50% 37,829,450.00 32,986,033.33 18,992,000.00 13,994,033.33 (4,843,416.67) 1.74 0.87197
6 45.07% 21.89% 41,757,866.67 39,842,866.67 20,281,000.00 19,561,866.67 (1,915,000.00) 1.96 0.95414
7 49.31% 23.35% 45,686,283.33 46,699,700.00 21,637,500.00 25,062,200.00 1,013,416.67 2.16 1.02218
8 61.43% 24.80% 56,917,200.00 52,427,200.00 22,977,500.00 29,449,700.00 (4,490,000.00) 2.28 0.92111
9 69.25% 29.39% 64,169,700.00 58,154,700.00 27,234,500.00 30,920,200.00 (6,015,000.00) 2.14 0.90626
6
apabila indeks kinerja biaya performanya mencapai
angka dua yaitu sebesar 2.14 atau biaya aktual jauh
lebih hemat dari yang direncanakan.
3.3.2 Perhitungan Kinerja dengan Weibull
Analysis
Perhitungan kinerja dengan pendekatan
Weibull Analysis data yang diperlukan adalah
indeks kinerja jadwal proyek (SPI) tiap proyek
pembangunan. Data proyek dibutuhkan beberapa
data dengan jenis yang sama untuk mengetahui
perbandingan rumah tipe 40/78 blok 25 dengan
blok lainnya apakah kinerja proyek sudah lebih
baik atau tidak. Indeks SPI akan dihitung dengan
m.excel untuk menemukan nilai apha (α) dan beta
(β)
Data SPI rumah tipe 40/78 tiap blok,
dihitung nilai apha (α) dan beta (β) dengan cara
yaitu :
1. Data SPI tiap blok rumah diurutkan dari nilai
terkecil hingga terbesar.
2. Setiap data dibuat ranking dari nilai satu hingga
yang terbesar.
3. Menghitung nilai median rank pada kolom baru
dengan cara = (urutan rangking-0.3)/(durasi
minggu terakhir+0.4).
4. Menghitung pada kolom baru 1/(1-median
rangking).
5. Menghitung pada kolom baru ln(ln(1/(1-Median
Rank))).
6. Menghitung pada kolom baru ln(proyek B-25,
SPI), nilai yang dimasukkan adalah nilai SPI
tiap minggu.
7. Setelah itu, dengan fungsi regresi data analysis
pada Microsoft excel, menemukan koefisien
beta (β), dan nilai apha (α).
Berikut adalah data (α) dan beta (β) dari
rumah tipe 40/78 blok 25, blok 30, dan blok 29.
Tabel 3.3 Data α dan β Rumah Tipe 40/78 Blok 25,
30 dan 29
Sumber: Hasil Perhitungan SPI tiap Blok
Nilai apha (α) dan beta (β) yang telah
didapatkan dimasukkan ke dalam fungsi Weibull
Cummulative Distibution (CDF) untuk
mendapatkan nilai probabilitas kinerja dan juga
realibilitas kinerja proyek. Contoh perhitungan nilai
CDF dan reabilitas pada rumah blok 25 dengan
nilai SPI 0.1 yaitu,
CDF = 1-e-(x/α)β
CDF = 1-e-(0.1/1.063)1.651
CDF = 0.0199814
Reliabilitas = 1 – CDF
Reliabilitas = 1 - 0. 0199814
Reliabilitas = 0.98001886
Jadi, pada nilai indeks SPI 0.1 tingkat
keandalannya adalah 0.98 dan tingkat probabilitas
kinerjanya sebesar 0.0199. Sedangkan, untuk nilai
SPI = 1 dimana nilai yang dijadwalkan sama
dengan nilai yang didapat tingkat keandalannya
adalah 0.405. Tabel berikut hasil perhitungan
reliabilitas dari blok 25, blok 30, dan blok 29.
Nilai reabilitas blok 25, blok 30, dan
blok 29 ini dimasukkan ke dalam grafik kinerja
untuk mengetahui perbandingan tingkat keandalan
diantara kinerja pembangunan rumah blok lainnya,
sehingga manajer proyek atau pihak manajemen
proyek bisa memantau kinerja jika terjadi
penurunan dari segi jadwal.
Gambar 3.3 Grafik Kinerja Rumah Tipe 40/78
Sumber : Nilai Reabilitas Rumah Blok 25, 30, dan
29.
4. Analisa dan Interpretasi
4.1 Analisa Kinerja Proyek dengan Earned
Value
Pada subbab ini akan dibahas mengenai
analisa tiap indeks parameter dari metode earned
value, yaitu meliputi indeks kinerja biaya (CPI),
indeks kinerja jadwal (SPI), dan perkiraan
penyelesaian waktu proyek (TE), serta perkiraan
biaya penyelesaian proyek (EAC).
4.1.1 Analisa Parameter Cost Performance Index
(CPI)
Nilai CPI didapatkan dengan cara
pembagian nilai indeks nilai yang bangunan yang
telah didapat (BCWP), dengan nilai aktual yang
telah terjadi/dikeluarkan (ACWP). Jika nilai lebih
dari satu, maka kinerja biaya proyek lebih baik atau
lebih hemat daripada yang dianggarkan pada RAB.
Sebaliknya jika bernilai kurang dari satu biaya
yang telah dikeluarkan/biaya aktual lebih banyak
daripada yang dianggarkan pada tiap minggu.
Nilai CPI pada minggu ke-9 sebesar
2.14, ditunjukkan dengan nilai yang dikeluarkan
(ACWP) sebesar Rp30.920.200 lebih kecil
daripada nilai bangunan yang telah didapat
(BCWP) sebesar Rp64.169.700. Hal ini terjadi
karena pada minggu kedelapan biaya yang
dikeluarkan dilakukan untuk pengadaan semen,
dolosit, genteng, dan wuwung. Minggu ini mulai
dilakukan pemasangan genteng, dan wuwung.
Laporan progres menunjukkan pemasangan
Rumah 40/78 Proyek B-25 Proyek B-30 Proyek B-29
Nilai α 1.650990367 1.319929829 1.500839751
Nilai β 1.063307963 1.024709496 1.051769658
7
genteng dan wuwung dilakukan lebih cepat dari
perencanaan, sehingga nilai bangunan yang didapat
juga lebih besar. Sehingga, nilai indeks CPI pada
minggu ini masih tergolong besar.
Minggu ke-9 merupakan data laporan progress
yang terakhir didapat. Nilai CPI pun masih
menunjukkan progress yang cukup baik dari kinerja
biaya, yaitu mengalami penghematan yang jauh
lebih besar daripada anggaran. Hal ini bisa terjadi
karena memang bahan-bahan yang diadakan pada
aktualnya lebih kecil daripada yang direncanakan
sebelumnya, sehingga biaya yang dikeluarkan jauh
lebih sedikit. Sebaliknya, hal ini juga bisa terjadi
karena rekapan data yang dilakukan oleh pihak
manajemen tidak detail, atau ada beberapa biaya
yang terlewat untuk direkap. Analisa ini muncul
karena pada aktualnya di lapangan setelah
disurvey, mandor dan kepala tukang hanya
merekap biaya yang dikeluarkan, sedangkan pihak
manajemen juga tidak selalu berada di lapangan.
Sehingga, manajemen pada kondisi tertentu juga
tidak bisa merekap secara detail
4.1.2 Analisa parameter Scheduled Performance
Index (SPI)
Nilai SPI didapatkan dengan cara
pembagian nilai indeks nilai yang bangunan yang
telah didapat (BCWP), dengan nilai yang
direncanakan sebelumnya pada tiap periode
(BCWS). Jika nilai lebih dari satu, maka kinerja
biaya proyek lebih baik atau lebih cepat waktu
pengerjaannya daripada yang direncanakan.
Sebaliknya, jika bernilai kurang dari satu maka
pengerjaan proyek mengalami keterlambatan dari
yang direncanakan.
Nilai SPI pada minggu ke-9 sebesar
0.906, ditunjukkan dengan nilai yang direncanakan
sebelumnya pada tiap periode (BCWS) sebesar
Rp64.169.700, sedikit lebih kecil daripada nilai
bangunan yang telah didapat (BCWP) sebesar
Rp58.154.700. Nilai ini mengalami penurunan dari
SPI minggu sebelumnya, dikarenakan pekerjaan
instalasi listrik yang belum dilakukan dan
pekerjaan lain-lain yang seharusnya selesai pada
minggu ini juga belum dilakukan. Progres yang
dilakukan pada minggu ini hanya melakukan
pemasangan genteng rumah. Solusinya yaitu
seharusnya pekerjaan listrik segera dilakukan
dengan menambah pekerja. Selain itu, pekerjaan
lain-lain yang mencakup pembuatan taman dan
pemasangan batu alam segera dilakukan,
mengingat pekerja yang melakukan pekerjaan ini
diluar atau berbeda dari kontrak upah mandor
proyek rumah, seharusnya kepala proyek segera
memanggil pekerja tersebut.
Minggu ke-9 merupakan data laporan
progress yang terakhir didapat. Nilai SPI pun masih
menunjukkan progress yang kurang baik dari yang
direncanakan, yaitu mengalami kemunduran
pengerjaan. Hal ini bisa terjadi karena setelah
disurvey, semua tipe rumah, yang diprioritaskan
terlebih dahulu adalah bangunan fisik dari rumah.
Pekerjaan instalasi listrik, air, dan pekerjaan lain-
lain kurang difokuskan, terlihat dari kondisi
lingkungan dari perumahan masih belum tertata
rapi, baik jalan raya dalam perumahan, taman
sekitar dan taman dalam rumah, dan saluran air
perumahan juga belum tertata rapi.
Gambar 4.1 Kondisi Lingkungan Perumahan
Serenia Garden, Malang
Sumber : Survey Lapangan Perumahan
Hal ini seharusnya menjadi fokusan baru
kepala proyek ataupun mandor, karena fasilitas
tambahan tersebut seharusnya dilakukan di awal
pembangunan proyek perumahan, karena juga bisa
menjadi daya tarik kepada konsumen apabila
fasilitas tersebut sudah tertata rapi.
4.1.3 Analisa Time Estimated (TE)
Time Estimated adalah suatu perhitungan
untuk memperkirakan durasi penyelesaian proyek
yang dilihat dari indeks kinerja jadwal SPI, dan
juga waktu yang telah ditempuh atau ATE (Actual
Time Expended).
TE pada minggu ke-9, yaitu pada hari
ke-49 pengerjaan proyek, nilai SPI hasil
perhitungan sebesar 0.906, kinerja jadwal
pengerjaan proyek mengalami penurunan, yang
berarti terlambat dari jadwal yang direncanakan
sebelumnya. Oleh karena itu, nilai perkiraan durasi
penyelesaian proyek lebih besar durasi awal
perencanaan proyek yaitu 108 hari, sebelas hari
keterlambatan daripada durasi awal. Durasi hasil
perhitungan ini diperkirakan selesai pada awal
bulan Februari 2013. Hal ini masih bisa ditoleransi
oleh konsumen yang pada awalnya disepakati
untuk pengerjaan rumah 5-6 bulan, sehingga
keterlambatan ini masih bukan masalah.
Dari data terakhir, yaitu pada minggu ke-
9 perkiraan durasi penyelesaian proyek 108 hari,
maka proyek rumah tipe 40/78 blok 25 akan selesai
sekitar awal Februari 2013. Sehingga, hal ini belum
menjadi masalah besar, dan tentunya konsumen
akan memberikan toleransi, mengingat pada awal
tahun juga mengalami musim hujan. Hal ini bisa
diantisipasi atau dipercepat dengan cara menambah
8
jumlah pekerja sehingga waktu penyelesaiannya
bisa tepat waktu.
4.1.4 Analisa Estimated at Completion (EAC)
Estimated at Completion adalah suatu
perhitungan untuk memperkirakan biaya total
penyelesaian proyek yang dilihat dari indeks
kinerja biaya proyek (CPI), dan juga biaya aktual
yang telah dikeluarkan (ACWP). Total biaya
penyelesaian proyek merupakan penjumlahan dari
perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk pengerjaan
proyek atau forecasted cost to completed (FCTC)
dan biaya aktual yang telah dikeluarkan. FCTC
dilihat dari nilai pengerjaan bangunan (BCWP) dan
indeks kinerja biaya proyek (CPI).
EAC pada minggu ke-9, yaitu pada hari
ke-49 pengerjaan proyek. Diketahui rencana
anggaran biaya (BAC) sebesar Rp 92.659.100.
Nilai CPI hasil perhitungan sebesar 2.14, sedikit
penurunan daripada minggu sebelumnya, tetapi
kinerja biaya proyek tetap mengalami penghematan
dari yang direncanakan sebelumnya. Lalu, nilai
aktual yang telah dikeluarkan (ACWP) sebesar
Rp27.234.500, dan nilai pengerjaan bangunan
(BCWP) sebesar Rp 58.154.700. Oleh karena itu,
nilai perkiraan biaya penyelesaian proyek sebesar
Rp Rp 43.393.298,55, jauh lebih hemat daripada
RAB. Jumlah ini sedikit bertambah daripada
perkiraan penyelesaian proyek pada minggu
sebelumnya, tetapi tetap jauh di bawah RAB
sebelumnya. Hal ini bisa dimanfaatkan manajemen
untuk mengalokasikan dana ke pengerjaan
bangunan lainnya.
Data terakhir yang dihitung, EAC
menunjukkan penghematan dalam jumlah besar
dari RAB sebelumnya. Hal ini telah dianalisa
penyebabnya, yaitu dikarenakan bahan baku yang
diadakan pada aktualnya lebih murah daripada
yang dianggarkan sehingga terjadi penghematan.
Penyebab lainnya yang bisa terjadi yaitu, bahan-
bahan lain yang digunakan dalam pengerjaan
bangunan tidak semua terekap dalam laporan
progress sehingga terlihat biaya yang terekap lebih
murah. Hal ini seharusnya diantisipasi oleh pihak
administrasi Serenia Garden dalam pengelolaan
keuangan dan laporan. Hasil survey juga
menunjukkan bahwa, dalam merekap laporan
progress mingguan pada bulan ke-1, laporan
tersebut baru jadi pada akhir bulan ke-2. Pihak
administrasi seharusnya lebih ketat dalam meminta
laporan progress dan lebih cepat, serta lebih detail
dalam merekap data.
4.2 Analisa Kinerja Proyek dengan Weibull
Analysis
Nilai beta (β) atau parameter bentuk,
menunjukkan bahwa jika bernilai lebih dari satu,
maka tingkat kegagalannya meningkat, sesuai
dengan grafik pemakaian suatu benda semakin
lama semakin besar tingkat kegagalannya dan wear
out. Nilai berkurang bisa dilihat dari kinerja
ataupun masa pengerjaan proyek yang akan selesai.
Hasil perhitngan menujukkan bahwa blok 25, 29
dan 30 mempunyai nilai beta lebih dari satu,
bahkan blok 30 mempunyai nilai 2.11,
menunjukkan bahwa pengerjaan proyek
pengerjaannya lebih cepat dibandingkan dengan
dua blok lainnya. Hal ini dikarenakan pada rumah
blok 30 pengerjaannya baru dimulai awal
November dan masih dalam pengerjaan dinding,
sehingga kinerjanya masih stabil.
Setelah didapatkan nilai reliabilitas dari
tiap blok, maka dibuat grafik kinerja untuk
perbandingan diantara ketiga blok rumah 40/78
Gambar 4.2 Grafik Kinerja Rumah Tipe 40/78
Sumber : Nilai Reabilitas Tiap Blok
Grafik menunjukkan untuk proyek
rumah blok 29 dan blok 30 mempunyai kemiripan
kinerja pengerjaan bangunan yang sama.
Sedangkan, proyek rumah blok 25, pada indeks SPI
diantara nol sampai satu, tingkat keandalannya
lebih tinggi daripada blok lainnya. Hal ini bisa
disebabkan persebaran nilai SPI blok 25 lebih
cenderung pada suatu jangkauan, atau kinerja
pengerjaan bangunannya lebih sering berada pada
indeks nol sampai satu daripada pengerjaan rumah
blok lainnya. Hal ini berarti rumah blok 25 lebih
diandalkan dalam indeks SPI nol sampai satu,
padahal jika nilai SPI kurang dari satu maka
pengerjaannya mengalami keterlambatan.
Sedangkan, grafik pada blok 29 dan blok
30 lebih menurun tajam hingga indeks SPI
keempat, yang berarti persebaran nilai kinerja lebih
banyak pada satu sampai tiga, artinya indeks SPI
bernilai satu sampai dua lebih bagus, karena
pengerjaannya sesuai dengan yang direncanakan,
atau bisa lebih cepat pengerjaannya. Grafik
pengerjaan kedua blok rumah ini bisa dijadikan
standar pengerjaan rumah tipe 40/78 karena indeks
yang dihasilkan relatif bagus.
Nilai-nilai reliabilitas dalam perhitungan
ini bisa digunakan oleh kepala atau manajer proyek
jika sewaktu-waktu indeks kinerjanya mengalami
penurunan, dan bisa dilihat tingkat keandalannya
jika berubah nilai SPI suatu proyek. Nilai ini juga
bisa digunakan untuk pekerjaan selanjutnya yang
9
belum terselesaikan, ataupun dengan proyek rumah
tipe 40/78 yang sama. Sehingga, manajer proyek
selalu bisa mengantisipasi keadaan proyek.
5. Kesimpulan
Berdasarkan analisa kinerja dan
perkiraan dengan metode earned value yang telah
dilakukan pada bab IV, maka dapat disimpulkan
gambaran mengenai pengerjaan proyek rumah tipe
40/78 selama peninjauan, yaitu
1. Teknik evaluasi yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu earned value dan
weibull analysis. Evaluasi dengan
pendekatan earned value mempunyai dua
indeks parameter, yaitu indeks kinerja
biaya proyek (cost performance index),
dan indeks kinerja jadwal (schedule
performance index). Hasil dari indeks
kinerja biaya (CPI) pada minggu ke-2 dan
minggu ke-3 mengalami penurunan.
Selanjutnya, minggu ke-4 dan seterusnya
nilainya cenderung meningkat, dan pada
akhir pelaporan minggu ke-9 nilainya
sebesar 2.14 atau mengalami penghematan
dari rencana anggaran awal. Hasil dari
indeks kinerja jadwal (SPI) yaitu nilai ini
terus menurun dari minggu ke-1 sampai
ke-4. Selanjutnya mengalami peningkatan
kembali hingga minggu ke-7. Pada
minggu ke-8 dan ke-9 sedikit mengalami
penurunan, tatapi kinerjanya cenderung
stabil. Pada minggu ke-9 nilainya sebesar
0.906 atau pengerjaan proyek mengalami
keterlambatan.
Hasil dari pendekatan weibull analysis
rumah blok 25 mempunyai tingkat
keandalan yang lebih tinggi pada indeks
SPI nol sampai satu, artinya lebih sering
mengalami keterlambatan pengerjaannya.
Sedangkan, pada rumah blok 29 dan 30
tingkat keandalannya lebih tinggi pada
indeks SPI satu sampai tiga, artinya blok
ini bisa dijadikan acuan karena
pengerjaannya lebih handal dalam indeks
SPI lebih dari satu atau pengerjaannya
lebih cepat.
2. Perkiraan biaya akhir proyek (Estimated at
Completion) dari pengerjaan rumah tipe
40/78 blok 25 adalah sebesar sebesar Rp
43.393.298,55, biaya ini lebih rendah
daripada rancangan anggaran biaya atau
setengah dari RAB yaitu Rp 92.659.100.
Selanjutnya, perkiraan waktu penyelesaian
proyek (Time Estimated) adalah 108 hari
atau kinerja proyek sedikit mengalami
molor daripada yang direncanakan yaitu
selama 97 hari.
6. Daftar Pustaka
Anbari, Frank T, (2003), “Earned Value Project
Management Method and Extensions”,
Project Management Journal, Vol 34,
No.4 12-23.
BAPPEDA Jawa Timur, (2012), Backlog
Perumahan Jatim Bisa Membengkak
http://bappeda.jatimprov.go.id/2012/07/16/
backlog-perumahan-jatim-bisa-
membengkak/.
Badan Pusat Statistik. (2009). Jumlah
Perusahaan Konstruksi di Indonesia.
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?ta
bel=1&daftar=1&id_subyek=04¬ab=4.
Bappenas, (2008). Petunjuk Pelaksanaan
Evaluasi Kinerja Proyek Pembangunan. ,
Draft Badan Perencanaan pembangunan
Nasional, Jakarta.
Barrie, D.S, (1995), Manajemen Konstruksi
Profesional, Erlangga, Jakarta.
Cleland, David I, (1995), Project Management
Strategic design and Implementation,
McGraw-Hill.Inc, Singapura.
Cleland, David I., etc, (2012), Project
Management: Strategic Design and
Implementation, 4th ed., p.42, McGraw-
Hill.Inc, U.S.
Dipohusodo, Istimawan, (1996), Manajemen
Proyek & Konstruksi, Penerbit Pradnya
Paramita, Jakarta.
Dhilon, B.S, (2006), Maintainability,
Maintenance, and Reliability for
Engineers, CRC Press, U.S.
Fathurrahman, (2011), Analisis Kinerja Biaya
dan Waktu Dengan Metode Earned Value
Pada Proyek Pembangunan Gedung
Intensif Terpadu Rumah Sakit Umum DR.
SAIFUL ANWAR Malang, Laporan
Tugas Akhir. Jurusan Teknik Sipil, ITS,
Surabaya.
Goldratt, E. (1997), Goldratt’s Critical Chain:
A Technical Summary, Chesapeake
Consulting, Inc, U.S.
Griffin, Ricky W, (2004), Manajemen Jilid 1
Edisi 7, Terjemahan, Erlangga, Jakarta.
Hafidy, Hilman, (2010), Analisa Kinerja
dengan Metode Earned Value pada Proyek
Pembangunan Pelabuhan Laut Boom
Tahap I Kabupaten Banyuwangi Jawa
Timur, Laporan Tugas Akhir, Jurusan
Teknik Sipil, ITS, Surabaya.
Incencio, A., Kikuchi, M., Tonosaki, M.,
Maruyama, A., Merrey, D., Sally H., de
Jong, I, (2007), Costs and performance of
irrigation projects: A comparison of sub-
Saharan Africa and other developing
regions, Colombo, International Water
Management Institute, Srilanka.
10
Leach, Lawrence P, (2004), Critical Chain
Project Management, 2th Edition, Artech
House Publishers, Idaho.
Nassar, Khaled M., Hordur G., Mohammed Y.
Hegab, (2005), “Using Weibull Analysis
for Evaluation of Cost and Schedule
Performance”, Journal Construction
Engineering Management, Vol. 131,
No.12, hal.1215-1262.
Pramita, Devi Afriani, (2012), Proposal
Aplikasi Sistem Informasi Kegiatan
Akademik Berbasis SMS Gateway dengan
Auto Responder Pada SMA Yayasan
Perguruan Cikini, Proposal Penelitian,
Universitas Gunadarma, Jakarta.
Project Management Institute (PMI), (2004), A
Guide To The Project Management Body
of Knowledge (PMBOK Guide), 3rd
ed.,
PMI, U.S.
Project Management Institute (PMI), (2008). A
Guide To The Project Management Body
of Knowledge (PMBOK Guide), 4th
ed.,
PMI, U.S.
Rahmawati, Debby, (2008), Perbaikan
Perencanaan dan Kontrol Proyek dengan
Kombinasi Metode CCPM dan EVM pada
proyek Comanche S-33, S-34 dan S-27
PT.Apesi, Laporan Tugas Akhir. Jurusan
Teknik Industri, ITS, Surabaya.
Santosa, Budi, (2008), Manajemen Proyek
Konsep dan Implementasi, Graha Ilmu,
Surabaya.
Soeharto, Iman, (2001), Manajemen proyek :
dari konseptual sampai operasional, Edisi
kedua, Erlangga, Jakarta
Suanda, Budi, (2011), Teknik Evaluasi Proyek
EVM Manajemen Proyek Indonesia,
manajemenproyekindonesia.com.
Wahyudi, M.S., Budi Santosa, (2009),
“Perkiraan Durasi Proyek Dengan
Menggunakan Metode Berbasis Earned
Value Management”, Prosiding Seminar
Nasional TIMP IV, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember, Surabaya.
Wardhani, Ratri Laksmita, (2006), Evaluasi
Keterlambatan Proyek dengan
Menggunakan Pendekatan Value Stream
(Studi Kasus PT.Boma-Bisma Indra,
Pasuruan), Laporan Tugas Akhir, Jurusan
Teknik Industri, ITS, Surabaya.