Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Budidaya Perikanan Tambak, Kawasan Konservasi, dan Permukiman di...

14
MAKALAH EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Budidaya Perikanan Tambak, Kawasan Konservasi, dan Permukiman di Wilayah Pesisir Disusun oleh : Mei Wulandari (12/336934/SV/01887) Azhara Satriadi (12/336944/SV/01894) Rosyid Fajar Wibawa (12/336947/SV/01897) Novia Suprihatiningsih (12/336958/SV/01903) PROGRAM DIPLOMA

description

Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk melakukan analisis kesesuain lahan pada wilayah pesisir yaitu dengan menggunakan data penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG). Perencanaan pengelolaan dan pengambilan keputusan yang tepat harus dilandasi oleh data dan informasi yang akurat tentang kondisi lahan, dengan demikian harus dilakukan pemantauan kesesuaian lahan, penggunaan teknologi GIS dapat mempermudah analisis kesesuaian lahan pada suatu kawasan/ wisata yang luas, seperti pada kawasan pesisir.

Transcript of Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Budidaya Perikanan Tambak, Kawasan Konservasi, dan Permukiman di...

Page 1: Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Budidaya Perikanan Tambak, Kawasan Konservasi, dan Permukiman di Wilayah Pesisir

MAKALAH EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Budidaya Perikanan Tambak,

Kawasan Konservasi, dan Permukiman di Wilayah Pesisir

Disusun oleh :

Mei Wulandari (12/336934/SV/01887)

Azhara Satriadi (12/336944/SV/01894)

Rosyid Fajar Wibawa (12/336947/SV/01897)

Novia Suprihatiningsih (12/336958/SV/01903)

PROGRAM DIPLOMA

PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2014

Page 2: Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Budidaya Perikanan Tambak, Kawasan Konservasi, dan Permukiman di Wilayah Pesisir

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Wilayah pesisir merupakan wilayah yang paling rentang terhadap

perubahan, baik berupa perubahan yang terjadi karena adanya proses alam

maupun perubahan akibat adanya aktivitas campur tangan manusia. Wilayah

pesisir merupakan wilayah yang dinamis, dimana sangat rentan terhadap

berbagai aktivitas yang terjadi di atasnya. Pemanfaatan sumberdaya pesisir

erat kaitannya dengan pemanfaatan lahan atau penggunaan lahan yang ada di

sekitar kawasan pesisir pemanfaatan lahan yang sesuai. Pemanfaatan lahan

yang sesuai dengan kemampuan lahannya tentu tidak akan menjadi masalah,

namun jika pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan daya dukung lahan

dan kemampuan lahan maka akan menyebabkan ketidaksesuaian dalam

penggunaan lahan yang beriimbas pada kerusakan lahan dan produktivitas

dari lahan tersebut akan menurun.

Sumberdaya wilayah pesisir di sebagian wilayah Indonesia umumnya

belum dikelola dan dimanfaatkan secara optimal. Pemanfaatan lahan pada

wilayah kepesisiran cendereng lebih mengutamakan aspek ekonomi

dibandingkan dengan aspek lingkungannya yang kurang memperhatikan

aspek kelestariaannya, sehingga banyak sekali kegiatan eksploitasi lahan pada

wilayah kepesisiran. Sebagai contohnya banyak sekali terjadi konversi lahan

pesisir dari persawahan menjadi tambak ataupun konversi hutan mangrove

yang berda di kepesisiran menjadi tambak, permukiman, pelabuhan, tempat

rekreasi/ wisata, kawasan industri atau peruntukan lainnya yang dapat

berdampak terhadap ekosistem wilayah pesisir. Misalnya suatu lahan pesisir

dikonversi menjadi lahan tambak jika lahan tersebut tidak sesuai maka akan

berdampak terhadap peningkatan intrusi air asin ke darat. Hal ini merupakan

suatu bukti bahwa pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan

lahan pada wilayah pesisir sangat berpengaruh terhadap kelestarian

lingkungan wilayah pesisir.

Page 3: Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Budidaya Perikanan Tambak, Kawasan Konservasi, dan Permukiman di Wilayah Pesisir

Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk melakukan analisis

kesesuain lahan pada wilayah pesisir yaitu dengan menggunakan data

penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG). Perencanaan

pengelolaan dan pengambilan keputusan yang tepat harus dilandasi oleh data

dan informasi yang akurat tentang kondisi lahan, dengan demikian harus

dilakukan pemantauan kesesuaian lahan, penggunaan teknologi GIS dapat

mempermudah analisis kesesuaian lahan pada suatu kawasan/ wisata yang

luas, seperti pada kawasan pesisir (Adiprima, 2013 dalam Gatheru dan

Maingi, 2010). Analisis kesesuaian lahan dengan menggunakan SIG dapat

membantu dalam memberikan penilaian penentuan lahan untuk kesesuaian

lahan sesuai dengan kemampuan lahannya.

Penggunaan aplikasi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi

Geografis lebih efisien untuk digunakan dalam kajian evalusi dibandingkan

dengan evaluasi secara turun langsung ke daerah kajian, karena biya dan

waktu yang dibutuhkan tidak sedikit sehingga lebih efisien menggunakan data

aplikasi Pengindraan Jauh dan Sistem Informasi Geografis.

1.2. Tujuan

1. Mengetahui potensi setiap lahan yang ada di sekitar wilayah pesisir.

2. Dapat memanfaatkan potensi lahan sesuai dengan kemampuan lahan

wilayah kepesisiran.

3. Dapat mengurangi kegiatan eksploitasi di wilayah pesisir.

4. Dapat melakukan penilaian kesesuaian lahan wilayah pesisir dengan

menggunakan data penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis

(SIG).

5. Dapat menerapkan Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk menganalisis

kesesuaian lahan sesuai dengan kemampuan lahannya, terutama untuk

wilayah pesisir.

Page 4: Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Budidaya Perikanan Tambak, Kawasan Konservasi, dan Permukiman di Wilayah Pesisir

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Metodologi

Analisis kesesuaian lahan dengan menggunakan analisis SIG dan data

penginderaan jauh untuk wilayah kepesisiran, yaitu meliputi beberapa metode

antara lain dimulai dari tahap pengumpulan data, analisis spasial, serta tahap

akhir analisis kesesuaian lahan.

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan meliputi data vektor berupa peta rupa

bumi dan peta tematik. Data vektor yang dikumpulkan dari instansi-

instansi terkait (Bakosurtanal, Departemen Kehutanan dan Bappeda)

meliputi peta lereng, peta jenis tanah, peta penggunaan lahan, peta

administrasi, peta hutan lindung, peta ekosistem pesisir, peta pariwisata,

peta utilitas dan peta aksesbilitas. Pengumpulan data primer meliputi data

sosial ekonomi dan data penggunaan lahan saat ini. Tahapan

pengumpulan data spasial/ vektor wilayah penelitian dilakukan bersamaan

dengan identifikasi kriteria kesesuaian lahan baik untuk tambak,

konservasi, dan permukiman.

2. Analisis Spasial

Analisis spasial ini adalah membuat model prosedur analisis keruangan

dengan memanfaatkan fasilitas SIG. Analisis SIG menggunakan fasilitas

overlay, yaitu tumpang susun sesuai dengan kriteria kesesuaian lahan.

3. Analisis Kesesuaian Lahan

Analisis lahan dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian lahan untuk

pengunaan lahan tertentu. Tingkat kesesuaian lahan ditentukan dengan

metode pengharkatan dengan mengambil beberapa parameter serta

pembobotan dalam menentukan tingkat kesesuaiannya. Hasil pengolahan

data kemudian dievaluasi dan dianalisis sehingga didapatkan peta yang

menggambarkan distribusi kesesuaian lahan sesuai dengan peruntukannya

serta kemampuan lahannya.

Page 5: Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Budidaya Perikanan Tambak, Kawasan Konservasi, dan Permukiman di Wilayah Pesisir

2.2. Kesesuaian Lahan Budidaya Perikanan Tambak, Kawasan Konservasi

dan Permukiman

Budidaya perikanan tambak harus memenuhi persyaratan antara lain

persyaratan fisika, kimia, biologis, teknis, sosial, ekonomi, higenis, dan legal.

Terdapat empat aspek yang harus dipenuhi untuk memenuhi kriteria dalam

penentuan lokasi tambak seperti, aspek ekologis, aspek tanah, aspek biologis,

dan aspek sosial. Keempat aspek tersebut menjadi unsur pendukung

pengembangan usaha perikanan tambak.

Daerah Pesisir yang dapat dikaji berupa daerah tambak, seperti kajian

potensi tambak di Kabupaten Banyuwangi. Daerah tambak ini dapat

dianalisis potensi lahan yang ada dengan menggunakan parmeter penggunaan

lahan yang diperoleh dari peta topografi atau kemiringan lereng, jenis lahan

dan iklim (curah hujan tahunan dan jumlah bulan kering). Penutup lahan dan

[enggunaan lahan yang ada di daerah tambak Kabupaten Banyuwangi di tiga

wilayah yaitu Kecamatan Muncur, Rogojampi, dan Pesangan berupa

mangrove, hutan, belukar, perkebunan, semak, tegalan, kebun, rumput,

sawah, tambak, fasilitas umum, dan air.

Aplikasi data Landsat dapat digunakan untuk analisis kajian ini dimana

Landsat yang digunakan adalah Landsat 7-ETM komposit 453 yang akan

menonjolkan kenampakan Mangrove di anatara penutup lahan yang lainnya

dan penggunaan Landsat 7-ETM komposit 543 yang akan mempermudah

mengidentifikasi kenampakan objek yang lain didaerah kajian. Kondisi iklim

yang ada diperoleh dari data curah hujan selama periode antara 12-24 tahun

pada 56 buah stasiun yang ada. Curah hujan rata- rata yang ada berkisar 1011

—3477 mm.

Kesesuaian lahan yang ada didaerah tambak berdasarkan parameter

yang ada di kawasan Bayuwangi ini didominasi oleh penggunaan untuk

sawah dengan topografi datar, sedangkan didaerah yang topografinya tidak

rata digunakan untuk perkebunan. Lahan yang masih dapat digunakan untuk

budidaya tambak adalah lahan terbuka, rumput, dan semak.

Page 6: Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Budidaya Perikanan Tambak, Kawasan Konservasi, dan Permukiman di Wilayah Pesisir

Evaluasi potensi lahan tambak yang ada di Kabupaten Banyuwangi

menunjukkan adanya areal di tiga kecamatan Muncur, Rogojampi, dan

Pesangan yaitu yang kesesuaian lahannya dikatakan sesuai.

Kesesuain lahan tambak, konservasi dan permukiman pesisir dapat

dievaluasikan juga di daerah Pesisir Pangandaran, Jawa Barat. Kawasan

pesisir Pangandaran merupakan daerah wisata yang berkembang, kegiatan

perikanan tambak, kawasan suaka alam, dan kawasan permukiman.

Monitoring dan evaluasi pemanfaatan lahan di pesisir Pangandaran perlu

dilakukan mengingat banyaknya aktivitas manusia di wilayah tersebut yang

dapat mempengaruhi kualitas lingkungan. Evaluasi ini di peruntukan untuk

tiga bagian yaitu perikanan tambak, konservasi dan permukiman yang

didasarkan atas evaluasi karakteristik lahan dari parameter untuk setiap

peruntukan. Kesesuaian lahan tambak dengan kategori sesuai (S1) seluas

2.596,30 ha, kemudian kategori sesuai bersyarat (S2) seluas total 1.202,13

ha dan kategori Tidak Sesuai (N1) seluas total 4.077,32 ha. Tingkat

kesesuaian didapatkan dari tumpang susun parameter-parameter kesesuaian

lahan yang ada.

Kesesuaian lahan bagi peruntukan kawasan konservasi adalah kategori

sesuai (S1) seluas total 517,41 ha, sesuai bersyarat (S2) seluas total 4.493,68

ha, dan tidak sesuai (N1) seluas total 2.864,69 ha. Kategori sesuai (S1)

hanya terdapat di Desa Pangandaran sedangkan kategori sesuai bersyarat (S2)

dan kategori tidak sesuai (N1) tersebar pada kesepuluh desa di kawasan

pesisir Pangandaran. Tingkat kesesuaian didapatkan dari tumpang susun

parameter-parameter kesesuaian lahan.

Keseuaian permukiman memiliki kategori sesuai (S1) yaitu seluas total

1.675,77 ha, kemudian kategori sesuai bersyarat (S2) seluas total 535,20 dan

kategori tidak sesuai (N1) seluas total 5.664,78 ha. Berdasarkan

peruntukannya, lahan untuk permukiman dibatasi oleh parameter-parameter.

Page 7: Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Budidaya Perikanan Tambak, Kawasan Konservasi, dan Permukiman di Wilayah Pesisir

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Potensi setiap lahan yang ada di wilayah pesisir dapat dilihat dari hasil

analisis kesesuaian lahan sehingga penggunaan lahan yang akan direncanakan

sesuai dengan kemampuan lahannya.

2. Pemanfaatan lahan yang sesuai dengan potensi lahan yang ada berdasarkan

pada tingkat kesesuaian lahan tersebut.

3. Pengurangan eksploitasi lahan di wilayah pesisir dapat dilakukan dengan cara

evaluasi penggunaan lahan yang sesuai serta konversi lahan ke penggunaan

lahan yang sesuai dengan kemampuan lahannnya.

4. Aplikasi data pengindraan jauh dan Sistem Informasi Geografis sangat

bermanfaat untuk evaluasi kesesuaian lahan, keuntungannya antara lain

proses lebih cepat, efisien, dan tidak memerlukan banyak biaya.

5. Sistem Informasi Geografis untuk kesesuaian lahan digunakan untuk analisis

kesesuaian lahan dan evaluasi penggunaan lahan dengan pemanfaatan

aplikasi yang ada pada software pemrosesan citra dan software SIG.

Page 8: Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Budidaya Perikanan Tambak, Kawasan Konservasi, dan Permukiman di Wilayah Pesisir

DAFTAR PUSTAKA

Parwati, Ely dkk. 2004. “Aplikasi Data Landsat dan SIG Untuk Potensi Lahan Tambak di Kabupaten Banyuwangi”. Departemen Bidang Pemrosesan Data Satelit Citra dan Departemen Bidang Sumberdaya Alam dan Lingkungan: Tidak diterbitkan

Adiprima, Khrisna Protecta dan Arief Sudradjat. Tanpa Tahun. “Kajian Kesesuaian Lahan Tambak, Konservasi dan Permukiman Kawasan Pesisir Menggunakan Sistem Informasi Geografi (Studi Kasus: Pesisir Pangandaran, Jawa Barat)”. Bandung, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung: Tidak diterbitkan

Fauzi, Yulian dkk. Tanpa Tahun. “Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Bengkulu Melalui Perancangan Model Spasial dan Sistem Informasi Geografis (SIG)”. Bengkulu, Fakultas MIPA dan Fakultas Teknik Universitas Bengkulu: Tidak diterbitkan