EVALUASI DIRI PROGRAM DOKTOR PENDIDIKAN BAHASA · PDF fileyang diterbitkan oleh Badan...
Transcript of EVALUASI DIRI PROGRAM DOKTOR PENDIDIKAN BAHASA · PDF fileyang diterbitkan oleh Badan...
1
EVALUASI DIRI
PROGRAM DOKTOR
PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Jalan Dr. Setiabudhi No.229 Bandung 40154
Telp: 022-70767900 dan 022-2001197
Faksimile:022-2005090
homepage:http://inggris.sps.upi.edu
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
SEKOLAH PASCASARJANA
Bandung, Mei 2011
2
KATA PENGANTAR
Pertama – tama kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT karena berkat izin-Nya lah
laporan Evaluasi Diri program Doktor (S3) Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI akhirnya
dapat diselesaikan. Laporan Evaluasi Diri ini merupakan uraian singkat yang
menggambarkan kondisi saat ini, harapan, dan kegiatan Program Studi sebagai salah satu
perangkat pengendalian mutu program, dan bahan pertimbangan untuk tindak lanjut
berikutnya serta bahan untuk akreditasi Program S3 Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI
yang telah diselenggarakan sejak tahun akademik 2004.
Laporan ini disusun berdasarkan rambu – rambu yang terdapat pada Buku Pedoman
Penyusunan Evaluasi Diri Untuk Akreditasi Program Studi dan Institusi Perguruan Tinggi
yang diterbitkan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT),
Departemen Pendidikan Nasional di Jakarta tahun 2008. Untuk memeriksa kebenaran data
yang kami sajikan, bersama dengan laporan ini kami menyiapkan lampiran-lampiran yang
mendukung data yang bersangkutan. Kami berharap laporan dapat memenuhi persyaratan
yang ditetapkan dengan memperoleh hasil yang optimal. Namun demikian sesuai dengan
visi kami untuk menjadi program Doktor yang unggul di tingkat nasional dan diakui di
tingkat internasional, evaluasi diri dan pengembangan program studi akan tetap dilakukan
setiap saat. Untuk itu, kami berharap dalam evaluasi ini kami akan memperoleh masukan
dan saran khususnya dari Tim Penilai dan umumnya dari berbagai pihak demi
penyempurnaan dan pengembangan program kami selanjutnya.
Pada kesempatan ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih atas kesediaan Tim Penilai
yang telah melaksanakan tugas dengan baik. Demikian pula kami sampaikan ucapan
terima kasih kepada berbagai pihak khususnya Pimpinan SPs UPI, para dosen dan
mahasiswa Program S-3 Pendidikan Bahasa Inggris dan Program Studi lain di lingkungan
Pascasarjana UPI, serta staf Tata Usaha SPs UPI yang telah membantu kami sehingga
laporan ini tersusun. Semoga laporan ini memberikan manfaat untuk semua pihak.
Bandung, Agustus 2011
Tim penyusun
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR I
DAFTAR ISI II
RANGKUMAN EKSEKUTIF III
SUSUNAN TIM PENYUSUN DAN TUGASNYA VI
IDENTITAS PENGISI DOKUMEN EVALUASI DIRI PRODI
PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS SPS UPI
VII
I. DESKRIPSI KOMPONEN EVALUASI DIRI 1
A. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN 1
B. TATA PAMONG, KEPEMIMPINAN, SISTEM PENGELOLAAN
DAN PENJAMINAN MUTU
4
C. MAHASISWA DAN LULUSAN 16
D. SUMBER DAYA MANUSIA 28
E. KURIKULUM, PEMBELAJARAN, DAN SUASANA AKADEMIK 34
F. PEMBIAYAAN, SARANA DAN PRASARANA, DAN SISTEM
INFORMASI
41
G. PENELITIAN, PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, DAN
KERJA SAMA
47
II. ANALISIS KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG DAN
ANCAMAN (SWOT ANALYSIS)
50
A. MASUKAN MENTAH 51
B. MASUKAN LINGKUNGAN 52
C. MASUKAN INSTRUMENTAL 52
D. PROSES 58
E. KELUARAN 59
III. KESIMPULAN MENGENAI STRATEGI PENGEMBANGAN DAN
PERBAIKAN PROGRAM DOKTOR PENDIDIKAN BAHASA
INGGRIS SPS UPI
61
A. MASUKAN MENTAH 61
4
B. MASUKAN LINGKUNGAN 62
C. MASUKAN INSTRUMENTAL 62
D. PROSES 63
E. KELUARAN 64
IV. PERMASALAHAN POKOK YANG MEMERLUKAN
PENANGANAN
64
STRATEGI PENGEMBANGAN BERDASARKAN
PERMASALAHAN POKOK
65
DAFTAR BACAAN 69
5
RANGKUMAN EKSEKUTIF
Program Doktor pendidikan Bahasa Inggris Sekolah Pascasarjana Universitas Penddikan
Indonesia mulai menerima mahasiswa pada tahun 2004 (awal tahun akademik 2004/2005
dengan SK DIKTI Nomor 160/DIKTI/Kep/1998 dan diikuti dengan SK REKTOR
Universitas Pendidikan Indonesia Nomor 3046/J33/PP.03.02/2005), tanggal 8 Juni 2005.
Visi program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris adalah “Menjadi program Doktor
Pendidikan Bahasa Inggris yang unggul di tingkat nasional dan diakui di tingkat
internasional”.
Melalui berbagai kegiatan di bidang pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, sesuai dengan misi Universitas dan Sekolah Pascasarjana, Program Doktor
Pendidikan Bahasa Inggris mempunyai misi untuk:
Memberikan kontribusi nyata kepada bangsa dan negara Indonesia melalui
pengembangan sumber daya manusia terdidik yang mempunyai etos kerja yang
tinggi, kemampuan dan pemahaman yang tinggi dalam bahasa Inggris,
perkembangan metode penelitian serta pengajaran dan pendidikan bahasa Inggris
sebagai bahasa asing yang paling mutakhir yang dapat memberikan kontribusi
bagi peningkatan daya saing bangsa.
Menghasilkan tenaga kependidikan bahasa Inggris yang bisa menjadi inovator di
bidang pendidikan bahasa Inggris di berbagai tingkat pendidikan, baik di sektor
formal maupun nonformal di Indonesia.
Meningkatkan jumlah penelitian dan publikasi ilmiah baik pada jurnal nasional
terakreditasi maupun pada jurnal internasional bermitra bestari (peer reviewed)
yang merupakan hasil penelitian dosen maupun kerjasama dosen-mahasiswa yang
dapat meningkatkan indeks kutipan dan indeks karya ilmiah per dosen secara
nasional.
Berperan aktif dalam pengembangan dan perbaikan pendidikan bahasa Inggris
sebagai bahasa asing di Indonesia dan di tingkat internasional melalui
keikutsertaan dalam berbagai kegiatan ilmiah seperti lokakarya dan seminar
nasional maupun internasional.
Menciptakan kerjasama di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian pada
masyarakat dengan berbagai instansi pendidikan lain di dalam dan luar negeri.
Mewujudkan sistem dan suasana akademik yang kondusif yang dapat memacu
semangat mahasiswa maupun dosen untuk belajar dan bekerja secara optimal,
mengembangkan karakter dan kepribadian positif serta memanfaatkan kesempatan
serta sumber belajar yang ada untuk mencapai kompetensi akademik yang
optimal.
Menjaga keterkaitan dan relevansi seluruh kegiatan akademik dengan
pembangunan pendidikan di tingkat nasional.
Perwujudan misi itu diarahkan oleh tujuan Program Studi yang menunjukkan kompetensi
lulusan sebagai ahli dalam bidang pendidikan bahasa Inggris, yaitu:
a. Menghasilkan lulusan dengan kualitas yang dapat bersaing dengan lulusan program
Doktor dari universitas lain baik di dalam maupun di luar negeri, khususnya dari
negara-negara maju yang merupakan pusat pengembangan pengajaran bahasa Inggris.
b. Mengembangkan program Doktor pendidikan bahasa Inggris yang mampu mendorong
pengembangan kemampuan akademik mahasiswa, baik di bidang pendidikan dan
6
pengajaran maupun penelitian pengajaran bahasa Inggris di berbagai jenjang
pendidikan serta pengabdian kepada masyarakat.
Adapun sasaran Program Doktor pendidikan Bahasa Inggris meliputi:
a. Terwujudnya kurikulum yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan perkembangan
pendidikan bahasa Inggris baik di dalam maupun di luar negeri melalui kegiatan
penelitian mengenai relevansi kurikulum dengan visi, misi serta tujuan program studi,
melalui survey terhadap mahasiswa, penggunan lulusan dan para pemangku
kepentingan lainnya.
b. Tersedianya pengajar yang profesional yang dapat mengarahkan mahasiswa untuk
mengembangkan kompetensinya di bidang pendidikan, pengajaran dan penelitian
tentang pengajaran bahasa Inggris di Indonesia.
c. Terlaksananya penyelenggaraan program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris dengan
perkuliahan formal dengan menyajikan 2 komponen kurikulum, yakni perkuliahan dan
penulisan disertasi.
d. Terwujudnya kualitas lulusan yang mempunyai kompetensi yang tinggi di bidang
pendidikan dan pengajaran serta penelitian mengenai pendidikan bahasa Inggris dan
mampu bersaing dengan lulusan dari universitas lain baik di dalam maupun di luar
negeri.
e. Terbentuknya citra positif dan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap
program studi Pendidikan Doktor Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI.
Kuriukulum Program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI dikembangkan
berdasarkan visi, misi, tujuan serta sasaran Prodi serta profil lulusan yang diharapkan.
Sejauh ini kurikulum Program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI terdiri atas tiga
komponen, yaitu:
24 SKS Mata Kuliah Keahlian Utama yang ditujukan untuk mengembangkan komptensi
mahsiswa dalam keahlian utama yang berkaitan dengan bidang ilmu.
11 SKS Mata Kuliah Landasan Keahlian yang ditujukan untuk mengembangkan kompetensi
mahasiswa dalam landasan keahlian berkenaan dengan bidang ilmunya.
15 SKS tugas akhir dalam bentuk penulisan disertasi yang ditujukan untuk mengembangkan
komptensi mahasiswa dalam menulis karya ilmiah sebagai perwujudan dari keseluruhan
pengalaman belajarnya dan keahliannya, baik keahlian utama maupun penunjang yang
didasarkan pada kajian teoretis dan empiris melalui hasil penelitian lapangan.
Penyelenggaraan Program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI diasuh oleh 10
orang dosen yang terdiri atas 4 Profesor dan 6 Doktor. Sejak didirikan tahun 2004,
Program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI telah menghasilkan 5 orang alumni
dengan kualitas cukup memuaskan. Sarana dan prasarana dikelola secara terpadu pada
tingkat SPs dan Universitas (UPI). Program Studi mengajukan usul pengadaan sarana dan
prasarana kepada pimpinan SPs. Pemanfaatan sarana dan prasarana dilakukan dengan
menggunakan sistem resource sharing antara program studi yang ada dan sebagian dengan
fakultas dan unit kerja lain yang ada di lingkungan UPI. Dalam hal pembiayaan, program
studi memperoleh alokasi dari UPI melalui SPs yang diturunkan berdasarkan Rencana
Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) yang telah disusun Prodi dan telah disahkan Rektor.
Sistem evaluasi mencakupi evaluasi proses dan produk. Evaluasi proses dilakukan melalui
penilaian atas dosen, mahasiswa, dan tenaga pendukung selama perkuliahan berlangsung.
Evaluasi produk dilakukan melalui berbagai strategi seperti ujian komprehensif, ujian
7
tahap satu, dan ujian tahap dua atau ujian promosi. Penilaian selama perkuliahan
mencakupi ujian tengah semester dan akhir semester, kuis, mini research, chapter report,
critical review, dan telaah pustaka. Sebelum ujian tahap satu, mahasiswa diwajibkan
memperoleh skor ITP TOEFL minimal 550 dan diharuskan pula menyajikan hasil
penelitiannya pada seminar nasional/internasional dan diharapkan memiliki satu publikasi
ilmiah pada jurnal nasional atau internasional. Saat ujian tahap satu dan 2, calon doktor
juga diuji oleh penguji luar atau external examiner.
Secara umum berdasarkan hasil pelacakan alumni, rata-rata alumni menyatakan puas atas
layanan yang diperoleh selama belajar di prodi. Dilihat dari sisi visi, misi, tujuan,
pengelolaan program, struktur, isi dan implementasi kurikulum, evaluasi, ketenagaan,
kemahasiswaan, dan pembiayaan, dan suasana akademik, posisi prodi cukup kuat.
Kelemahannya terutama terletak pada kuantitas dan kualitas penelitian dan publikasi
ilmiah para dosen yang belum banyak diindeks di Social Science Citation Index (SSCI)
atau SCOPUS sehingga rata-rata artikel per dosen dan rata-rata kutipan per artikel juga
masih rendah, termasuk kurangnya perolehan paten dan HKI.
Upaya penguatan daya saing agar Prodi dapat berkiprah di tingkat internasional sangat
dimungkinkan karena komitmen pimpinan universitas dan prodi untuk meningkatkan
kualitas sangat tinggi. UPI melaksanakan penjaminan mutu baik secara internal maun
eksternal. Secara internal UPI telah memiliki Satuan Penjaminan Mutu yang bertugas
mendorong implementasi penjaminan mutu pada setiap unit kerja. Secara eksternal
penjaminan mutu dilakukan melalui akreditasi den sertifikasi. SPs termasuk unit kerja
yang telah memperoleh Sertifikat ISO 9001:20008. Selanjutnya, dalam evaluasi diri ini
dideskripsikan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (SWOT) dari setiap
komponen evaluasi diri, analisis SWOT antarkomponen, serta strategi pengembangan dan
perbaikan program untuk merancang peningkatan mutu program studi secara
berkelanjutan.
8
SUSUNAN TIM PENYUSUN EVALUASI DIRI DAN TUGASNYA
TIM PENYUSUN
PEMBINA
REKTOR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENANGGUNG JAWAB
Prof. Fuad Abdul Hamied, M.A, Ph.D
PELAKSANA
Emi Emilia, PhD (Kaprodi, Koordinator)
Prof. Dr. Didi Suherdi (Dosen, anggota)
Dr. Wachyu Sundayana (Dosen, anggota)
Dr. Didi Sukyadi (Dosen, anggota)
Silvia, M.Pd (Alumni, anggota)
Inggi Yuliani Pribadi, M.Pd (Alumni, anggota)
Harni Kartika, S.Pd (Administrasi)
Wulan (Administrasi)
Selain dari tim inti di atas, seluruh dosen di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris dan
mahasiswa program Doktor dalam beberapa hal ikut ambil bagian dalam upaya
melengkapi data yang dibutuhkan untuk penyusunan evaluasi diri serta borang yang harus
diisi dalam rangka akreditasi program studi pendidikan bahasa Inggris SPs UPI ini.
Tugas Kaprodi, sebagai koordinator di dalam tim Evaluasi Diri ini adalah mengarahkan
anggota tim dalam penyusunan berbagai dokumen yang dibutuhkan untuk evaluasi,
memastikan koordinasi berjalan dengan baik, melakukan pembacaan dan revisi akhir
dokumen Evaluasi Diri. Anggota tim bertugas menyusun beberapa bagian Evaluasi Diri,
mengkaji ulang dan memberi masukan untuk berbagai aspek Evaluasi Diri.
9
IDENTITAS PENGISI DOKUMEN EVALUASI DIRI PROGRAM DOKTOR PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS SPs UPI
Nama : Emi Emilia, PhD.
NIDN : 196609161990012001
Jabatan : Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris
Tanggal Pengisian : 31- 05-2011 Tanda Tangan :
Nama : Prof. Dr. Didi Suherdi, M. Ed
NIDN : 196211011987121001
Jabatan : Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris
Tanggal Pengisian : 31-05-2011
Tanda Tangan :
Nama : Dr. Wachyu Sundayana, MA
NIDN : 195802081986011001
Jabatan : Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI
Tanggal Pengisian : 31-05-2011
Tanda Tangan :
Nama : Dr. Didi Sukyadi, MA
NIDN : 196706091994031003
Jabatan : Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI
Tanggal Pengisian : 31-05-1011
Tanda Tangan :
Nama : Inggy Yuliani Pribady, M.Pd
NIDN : -
Jabatan : Alumni Pendidikan Bahasa Inggris S2 SPs UPI.
Tanggal Pengisian : 31-05-2011
Tanda Tangan :
Nama : Silvia, M.Pd
NIDN : -
Jabatan : Alumni Pendidikan Bahasa Inggris S2 SPs UPI.
Tanggal Pengisian : 31-05-2011
Tanda Tangan :
Nama : Harni Kartika Ningsih, S.S.
NIDN : -
10
Jabatan : Staf Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI.
Tanggal Pengisian : 31-05-2011
Tanda Tangan :
Nama : Wulan
NIDN : -
Jabatan : Staf Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI.
Tanggal Pengisian : 31-05-2011
Tanda Tangan :
11
I. DESKRIPSI KOMPONEN EVALUASI DIRI
A. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
1. Uraian
Sesuai dengan Visi Universitas, Program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris
Sekolah Pascasarjana diproyeksikan untuk menjadi “Program Doktor Pendidikan
Bahasa Inggris yang unggul di tingkat nasional dan diakui di tingkat internasional”.
Melalui berbagai kegiatan di bidang pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, sesuai dengan misi Universitas dan Sekolah Pascasarjana, Program Doktor
Pendidikan Bahasa Inggris mempunyai misi untuk:
Memberikan kontribusi nyata kepada bangsa dan negara Indonesia melalui
pengembangan sumber daya manusia terdidik yang mempunyai etos kerja yang tinggi,
kemampuan dan pemahaman yang tinggi dalam bahasa Inggris, perkembangan metode
penelitian serta pengajaran dan pendidikan bahasa Inggris sebagai bahasa asing yang
paling mutakhir yang dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan daya saing
bangsa.
Menghasilkan tenaga kependidikan bahasa Inggris yang bisa menjadi inovator di
bidang pendidikan bahasa Inggris di berbagai tingkat pendidikan, baik di sektor formal
maupun nonformal di Indonesia.
Meningkatkan jumlah penelitian dan publikasi ilmiah baik pada jurnal nasional
terakreditasi maupun pada jurnal internasional bermitra bestari (peer reviewed) yang
merupakan hasil penelitian dosen maupun kerjasama dosen-mahasiswa yang dapat
meningkatkan indeks kutipan dan indeks karya ilmiah per dosen secara nasional.
Berperan aktif dalam pengembangan dan perbaikan pendidikan bahasa Inggris sebagai
bahasa asing di Indonesia dan di tingkat internasional melalui keikutsertaan dalam
berbagai kegiatan ilmiah seperti lokakarya dan seminar nasional maupun internasional.
Menciptakan kerjasama di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian pada
masyarakat dengan berbagai instansi pendidikan lain di dalam dan luar negeri.
Mewujudkan sistem dan suasana akademik yang kondusif yang dapat memacu
semangat mahasiswa maupun dosen untuk belajar dan bekerja secara optimal,
mengembangkan karakter dan kepribadian positif serta memanfaatkan kesempatan serta
sumber belajar yang ada untuk mencapai kompetensi akademik yang optimal.
Menjaga keterkaitan dan relevansi seluruh kegiatan akademik dengan pembangunan
pendidikan di tingkat nasional.
Berdasarkan visi dan misi di atas, Program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris
bertujuan untuk:
c. Menghasilkan lulusan dengan kualitas yang dapat bersaing dengan lulusan program
Doktor dari universitas lain baik di dalam maupun di luar negeri, khususnya dari
negara-negara maju yang merupakan pusat pengembangan pengajaran bahasa Inggris.
d. Mengembangkan program Doktor pendidikan bahasa Inggris yang mampu mendorong
pengembangan kemampuan akademik mahasiswa, baik di bidang pendidikan dan
12
pengajaran maupun penelitian pengajaran bahasa Inggris di berbagai jenjang
pendidikan serta pengabdian kepada masyarakat.
Adapun sasaran Program Doktor pendidikan Bahasa Inggris meliputi:
f. Terwujudnya kurikulum yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan perkembangan
pendidikan bahasa Inggris baik di dalam maupun di luar negeri melalui kegiatan
penelitian mengenai relevansi kurikulum dengan visi, misi serta tujuan program studi,
melalui survey terhadap mahasiswa, penggunan lulusan dan para pemangku
kepentingan lainnya.
g. Tersedianya pengajar yang profesional yang dapat mengarahkan mahasiswa untuk
mengembangkan kompetensinya di bidang pendidikan, pengajaran dan penelitian
tentang pengajaran bahasa Inggris di Indonesia.
h. Terlaksananya penyelenggaraan program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris dengan
perkuliahan formal dengan menyajikan 2 komponen kurikulum, yakni perkuliahan dan
penulisan disertasi.
i. Terwujudnya kualitas lulusan yang mempunyai kompetensi yang tinggi di bidang
pendidikan dan pengajaran serta penelitian mengenai pendidikan bahasa Inggris dan
mampu bersaing dengan lulusan dari universitas lain baik di dalam maupun di luar
negeri.
j. Setiap dosen per tahun rata-rata menghasilkan 1 (satu) karya ilmiah yang disajikan
dalam seminar internasional dan 1 (satu) artikel ilmiah yang diterbitkan pada jurnal
nasional terakreditasi atau pada jurnal internasional ber mitra bestari (peer reviewed).
k. Setiap mahasiswa menghasilkan minimal 1 (satu) karya ilmiah berbasis penelitian yang
disajikan dalam seminar internasional dan 1 satu artikel ilmiah yang diterbitkan pada
jurnal ilmiah nasional terakreditasi atau pada jurnal ilmiah internasional
l. Pada akhir tahun 2010 jumlah lulusan program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris
minimal 5 orang dengan kualitas yang memuaskan melalui proses pembelajaran dan
bimbingan intensif.
m. Terbentuknya citra positif dan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap
program studi Pendidikan Doktor Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI yang tercermin
dari meningkatnya jumlah peminat setiap tahun dan pada akhir tahun 2010 mahasiswa
program Doktor tidak hanya berasal dari Jawa Barat dan Jakarta tetapi juga dari
wilayah lain di Indonesia melalui berbagai upaya seperti pelaksanaan proses belajar
mengajar yang berkualitas, promosi tidak langsung yang dilaksanakan oleh dosen dan
mahasiswa dalam berbagai forum ilmiah, melalui media elektronik, konferensi atau
13
pertemuan ilmiah lainnya, kontrol kualitas pembelajaran oleh program studi, kegiatan
pengabdian kepada masyarakat yang melibatkan banyak pihak.
2. Analisis SWOT: Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Kekuatan Kelemahan
1. Kualifikasi dosen yang sangat memadai
di bidang pendidikan dan pengajaran
bahasa Inggris. Beberapa dosen yang
ada di Program Doktor pendidikan
Bahasa Inggris SPs UPI merupakan
pakar di bidang pendidikan dan
pengajaran bahasa Inggris yang dikenal
baik di tingkat nasional maupun
internasional.
2. Konsistensi Program terhadap visi, misi,
sasaran, dan tujuan lembaga.
3. Sejarah panjang Universitas Pendidikan
Indonesia sebagai salah satu lembaga
penyelenggara pendidikan tenaga
kependidiakn tertua di Indonesia.
4. Mahasiswa program Doktor yang
semuanya linier.
5. Citra Universitas Pendidikan Indonesia
yang cukup baik di masyarakat
memberi peluang diperolehnya calon
mahasiswa yang terpilih sehingga
memudahkan dalam upaya pencapaian
visi, misi, tujuan dan sasaran
universitas.
6. Visi, misi, tujuan, dan sasaran program
studi sejalan dengan visi, misi, tujuan,
dan sasaran universitas baik dalam
rencana strategis 5 tahunan maupun
rencana kegiatan dan anggaran tahunan
sehingga keberlanjutan kegiatan
program studi terjamin karena
mendapat dukungan penuh dari
Universitas.
1. Karena kebanyakan dosen program studi
pendidikan bahasa Inggris SPs UPI ini
memang mempunyai kegiatan yang padat,
sesuai dengan keahliannya, para dosen
umumnya sangat sibuk, sehingga kadang-
kadang kurang bisa memberikan pelayan
yang optimal kepada mahasiswa. Hal ini
dalam beberapa hal bisa menghambat
tercapainya visi, misi, sasaran serta tujuan
program studi Pendidikan Bahasa Inggris.
2. Mahasiswa yang masuk ke program Doktor
Pendidikan bahasa Inggris juga pada
umumnya sudah memiliki jabatan dan
sebagian dari mereka sudah dikenal di
tingkat nasional berkenaan dengan
pengajaran bahasa Inggris. Sebagian dari
mereka sudah merupakan praktisi yang
cukup handal di tingkat nasional dan
dengan demikian, kebanyakan dari mereka
juga sangat sibuk. Hal ini tentu
berpengaruh pada kinerja mereka sebagai
mahasiswa, dan terlihat dari kurangnya
kesempatan bagi mereka untuk membaca.
3. Kurang fahamnya sebagian kecil
mahasiswa dan pegawai terhadap visi,
misi, tujuan dan sasaran program studi,
khususnya program Doktor pendidikan
Bahasa Inggris, menyebabkan sebagian
kecil mahasiswa dan pegawai masih
bekerja di bawah standar karena memiliki
etos kerja dan etos belajar yang kurang
memungkinkan untuk dibawa lari kencang.
Peluang Ancaman
1. Adanya tuntutan bahwa setiap Program
Studi Pendidikan Bahasa Inggris
mengirim para dosennya ke jenjang S3
dan bahwa tuntutan untuk menjadi guru
besar harus linier memberi peluang
kepada program Doktor Pendidikan
Bahasa Inggris untuk bisa tetap bertahan.
2. Melalui penyebaran informasi mengenai
Program Doktor baik melalui web,
brosur, atau sosialisasi dalam berbagai
kegiatan pengabdian kepada masyarakat,
kegiatan penelitian, seminar dan
konferensi, Program Doktor Pendidikan
1. Perkembangan keilmuan dan profesi pada
era globalisasi merupakan ancaman apabila
visi, misi, sasaran, dan tujuan Prodi tidak
selalu dikaji ulang.
2. Bermunculannya Perguruan Tinggi asing
yang beroperasi di Indonesia yang
merupakan saingan.
3. Semakin ketatnya persaingan antara
perguruan tinggi di Indonesia yang
menyelenggarakan program studi yang
sama dan semakin tingginya tuntutan kerja
sehingga Program Doktor harus berupaya
untuk menghasilkan lulusan yang bisa
14
Bahasa Inggris dengan didukung oleh
baiknya citra Universitas di masyarakat
makin dikenal oleh masyarakat sehingga
minat calon mahasiswa untuk bergabung
juga tinggi.Dampaknya keberlangsungan
program studi dalam mengemban visi dan
misinya pun akan tinggi pula.
3. Tersedianya Satuan penjaminan Mutu
Universitas yang bisa mengontrol
pemenuhan standar kualitas yang menjadi
tolok ukur keberhasilan Program Studi
pendidikan Bahasa Inggris baik berupa
audit akademik secara reguler setiap
tahun, pengukuran kepuasan mahasiswa
atas kinerja dosen. Pendampingan
persiapan akreditasi, persiapan ISO,
keikutsertaan dalam QS Stars Rating,
maupun berkompetisi dalam
Webometrics.
4. Telah tersertifikasinya pengelolaan
akademik SPs UPI oleh ISO 9001:2008
akan memberi peluang bagi Sekolah
Pascasarjana UPI untuk dapat
memberikan layanan kepada para
pemangku kepentingan dengan lebih baik
lagi sehingga peluang pencapaian visi,
misi, tujuan dan sasaran universitas akan
makin tinggi.
5. Program Doktor Pendidikan bahasa
Inggris didukung oleh UPT
Perpustakaan UPI yang
pengembangannya diarahkan kepada
perpustakaan hibrida dan akses terbuka
sehingga koleksi dapat diakses oleh
pemustaka di mana pun dan kapan pun
mereka berada
bersaing dengan lulusan lain.
4. Biaya operasional yang makin tinggi
mendorong universitas untuk menambah
jumlah mahasiswa untuk memenuhi
kekurangan biaya operasional yang makin
membengkak. Mahasiswa yang jumlahnya
makin banyak akan menyulitkan Program
Studi dalam memberikan layanan yang
optimal kepada para pemangku
kepentingan (stakeholders), terutama
mahasiswa.
5. Makin mudahnya mahasiswa memperoleh
informasi yang berkaitan dengan disiplin
ilmu yang dipelajari melalui teknologi
Internet dengan sistem akses terbuka (open
access) menyebabkan munculnya sejumlah
mahasiswa yang berusaha mencapai
tujuannya tanpa memperhatikan etika
akademik seperti penghormatan akan hak
kekayaan intelektual dan hak cipta di satu
sisi dan menyebabkan menurunnya kualitas
di sisi lain.
B. Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, dan Penjaminan Mutu
1. Uraian
Program studi dipimpin oleh seorang ketua program yang dibantu oleh seorang
penata usaha administrasi. Penata usaha ini bersama-sama dengan personil lain yang
terlibat merupakan bagian integral dari sistem personalia Sekolah Pascasarjana. Tata kerja
dan tugas pokoknya diatur dengan rapi dalam tata pamong yang diatur oleh statuta,
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Universitas.
Dalam bidang akademik, ketua program juga dibantu oleh sejumlah tim ad hoc yang
dibentuk untuk membantu ketua melaksanakan tridharma perguruan tinggi pada tingkat
15
program studi. Tim-tim pengembangan kurikulum, penelitian pengabdian pada
masyakarat, dan tim-tim lain yang terkait bekerja secara sistematis dalam koordinasi ketua
prodi menjalankan kegiatan-kegiatan yang telah disepakati dan tertuang dalam RKAT
program.
Personil Program Pendidikan Bahasa Inggris pascasarjana UPI berada di bawah
pengelolaan Sekolah Pascasarjana, yang dipimpin oleh seorang direktur yang bernama
Prof. Fuad Abdul Hamied, Ph.D. Sebagaimana diuraikan dalam bagian-bagian sebelumnya
dalam laporan ini, program pendidikan bahasa Inggris dipimpin oleh ketua program studi,
yaitu Emi Emilia, M.Ed, PhD. Ketua program studi dibantu oleh seluruh tim program,
mengambil keputusan yang berkaitan dengan bidang akademik, seperti akan diuraikan
dalam berbagai aspek dari laporan Evaluasi Diri ini. Ketua Program studi juga memiliki
hubungan fungsional hirarkis langsung degan Rektor Universitas pendidikan Indonesia
melalui Direktur SPs dan hubungan koordinasi dengan pembantu Direktur Sekolah
Pascasarjana. Program studi juga memiliki hubungan koordinatif dengan fakultas di
lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia, khususnya Fakultas Pendidikan Bahasa dan
Seni, melalui Direktur Sekolah Pascasarajana, terutama dalam dukungan tenaga dosen dan
pemanfaatan sarana dan prasarana fakultas terkait.
Sementara itu, bidang non-akademik program studi, seperti program studi lain yang
ada di program pascasarjana UPI, dikelola oleh bagian administrasi pascasarjana secara
keseluruhan. Bagian administrasi ini terdiri dari administrasi pendidikan yang mengelola
hal-hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan dan kemahasiswaan, seperti
jadwal perkuliahan, dokumentasi tentang mahasiswa, termasuk dokumentasi nilai;
administrasi umum meliputi korespondensi dan pengarsipan hal-hal nonakademik, bagian
administrsi keuangan yang mengelola keuangan program pascasarjana secara keseluruhan,
dan bagian peralatan, yang mengelola peralatan yang diperlukan demi terselenggaranya
proses belajar, mengajar secara lancar dan efektif.
Berdasarkan pengamatan, pelaksanaan pengelolaan lembaga yang memisahkan
pengelolaan akademik dan administratif seperti ini sangat baik dalam hal bahwa
pemisahan ini memungkinkan tim program studi untuk memusatkan perhatiannya pada
bidang akademik dan pelayanan yang maksimal kepada mahasiswa untuk mencapai visi,
misi dan tujuan program, seperti dijelaskan di atas. Namun demikian, tampaknya
pemisahan ini pun ada kelemahannya, dalam hal bahwa pemisahan ini kadang-kadang
menyulitkan tim, terutama ketua dan sekretaris untuk dapat mengetahui data atau
informasi yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan, seperti jadwal, dan data
16
mahasiswa. Dengan demikian, di masa yang akan dihaprapkan bahwa kerja sama antara
tim di bidang akademik di program studi bisa ditingkatkan lagi, sehingga kendala-kendala
teknis seperti tersebut di atas dapat diminimalkan.
Kepemimpinan Prodi dilaksanakan oleh Kaprodi dalam kaitan sistemik dengan
pimpinan SPs dan Universitas serta satgas kegiatan yang dibentuk untuk masing-masing
kegiatan. Dengan kerangka kepemimpinan seperti itu, semua fungsi kepemimpinan dapat
dijalankan dengan baik. Kepemimpinan yang dijalankan ketua program merupakan
kepemimpinan demokratis. Dalam prakteknya, keputusan-keputusan penting dibuat
melalui rapat dan forum para dosen dan pemangku kepentingan lainnya. Keputusan-
keputusan ini kemudian dijalankan sesuai dengan sifat dan proporsinya oleh tim atau
individu yang disepakati dalam rapat atau forum tersebut.
Akuntabilitas pelaksanaan tugas diwujudkan dalam bentuk evaluasi atas
pelaksanaan dan laporan pelaksanaan kegiatan yang telah selesai dilaksanakan baik oleh
ketua program maupun oleh tim. Evaluasi dilakukan melalui rapat dewan dosen dan audit.
Audit internal mengenai keuangan dilakukan oleh Satuan Audit Internal (SAI) secara
periodik sedikitnya satu kali dalam satu tahun anggaran. Evaluasi akademik dilakukan oleh
Satuan Penjaminan Mutu (SPM) baik secara sensus maupun acak juga sedikitnya sekali
dalam satu tahun. Dari pihak eksternal, audit dilakukan oleh auditor pemerintah baik
Inspektorat Jenderal Kemdiknas maupun BPKP. Karena hingga saat ini UPI masih dalam
masa transisi dari BHMN menuju PTP-PK BLU, pengelolaan keuangan UPI juga diaudit
oleh akuntan publik yang hasinya baik pada tahun 2009 maupun 2010 meraih Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP). Terakhir, karena sistem pengelolaan akademik SPs telah
tersertifikasi ISO 9001:2008, manajemen SPs UPI juga diaudit oleh auditor ISO Tuv
Rheinland sekali dalam setahun.
Dalam kaitan dengan kepemimpinan operasional, Kaprodi telah menjabarkan visi
dan misi Prodi yang merupakan penjabaran dari visi dan misi SPs dan Universitas ke
dalam kegiatan-kegiatan yang relevan seperti yang tercantum dalam RKAT Prodi setiap
tahun. Dalam RKAT-RKAT yang dikembangkan dalam 4 tahun terakhir dapat dilihat
dengan jelas bahwa program studi telah melakukan kegiatan berdasarkan anggaran yang
diterima setiap tahun. Dengan terselenggaranya berbagai kegiatan yang didanai oleh
anggaran yang ada di Program Studi, diharapkan secara perlahan tetapi pasti, visi, misi,
tujuan dan sasaran program studi akan tercapai.
Kepemimpinan organisasi tercermin dalam kebijakan Kaprodi untuk menyeleraskan
kegiatan-kegiatan Prodi dengan tatanan sistem dan tata kelola lembaga lain yang terkait.
17
Unsur ini juga terlihat dalam kebijakan Kaprodi membentuk satgas-satgas kegiatan sesuai
dengan kepakaran dan latar belakang ilmu dan pengalaman staf yang berada di bawah
tanggung jawabnya.
Terakhir, kepemimpinan publik tercermin dalam kegiatan-kegiatan kerja sama, baik
pada tataran nasional maupun internasional. Kerja sama dengan instansi dalam negeri
diantaranya dengan Departemen Agama, STSI, sedangkan penelitian dengan instansi luar
negeri diantaranya dilakukan dengan Sydney University. Sekarang ini program studi
sedang berupaya untuk menjajagi kerjasama dengan Konan University di Jepang untuk
penelitian berkenaan dengan program pengembangan profesi guru bahasa Inggris
khususnya.
Seperti telah terungkap pada butir 1 dan 2, pengembangan kebijakan dan
pengelolaan serta koordinasi program dilakukan dengan melibatkan para dosen dan
pemangku kepentingan terkait. Dalam banyak kegiatan para mahasiswa dilibatkan secara
signifikan. Misalnya, dalam kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat. Mahasiswa
juga sering dilibatkan dalam kepanitiaan Seminar dan konferensi yang diselenggarakan
universitas. Tujuannya adalah selain untuk memberi pengalaman berorganisasi juga untuk
meningkatkan atmosfir akademik dalam diri mereka karena dapat bertemu dengan
koleganya baik dari dalam maupun luar negeri. Selain itu, pelibatan mahasiswa dan alumni
dalam kegiatan-kegiatan ilmiah sebagaimana disebutkan di atas diharapkan dapat
memberikan pengalaman langsung kepada mereka untuk melakukan kegiatan-kegiatan
akademik dan pengembangan profesi serta penelitian, serta memupuk keberanian dan rasa
percaya diri mereka dalam forum-forum ilmiah.
Partisipasi civitas akademika dalam pengembangan kebijakan, serta pengelolaan
dan koordinasi program bisa dilihat dalam berbagai hal sebagai berikut:
a. Perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi yang dirumuskan dalam rapat
yang dihadiri oleh semua dosen. Draf visi, misi, tujuan dan sasaran prodi disebarkan
kepada para dosen dan beberapa mahasiswa untuk mendapat masukan baik secara lisan
maupun tertulis.
b. Penerimaan mahasiswa baru dalam bentuk baru dalam seleksi wawancara dan
pemeriksaan berkas administrasi calon mahasiswa sebelum wawancara dilakukan.
c. Pengembangan kurikulum, silabus, proses pembelajaran dan penjaminan mutu,
termasuk proses bimbingan proposal disertasi sampai pada proses bimbingan serta ujian
disertasi. Dalam pengembangan kurikulum dan silabus, mahasiswa terlibat melalui
pemberian saran, komentar dan masukan baik secara formal maupun informal mengenai
18
relevansi kurikulum dan ketepatan silabus yang mereka terima. Dalam proses
pembelajaran dan penjaminan mutu, mahasiswa terlibat melalui pengisian kuesioner
kepuasan mahasiswa atas kinerja dosen yang dilakukan setiap akhir semester dan dalam
penyiapan borang akreditasi prodi.
d. Peran seluruh civitas akademika dalam pembentukan satuan tugas dari berbagai
kegiatan yang dikelola oleh Program Studi pendidikan bahasa Inggris, baik yang
berkaitan dengan pelayanan kepada mahasiswa dalam berbagai kegiatan di luar kelas
untuk membantu meningkatkan pelayanan dan mutu lulusan, kegiatan penelitian,
keterlibatan dalam berbagai forum ilmiah di tingkat lokal, nasional maupun
internasional dan pengabdian kepada masyarakat. Satuan tugas dibentuk seperti dalam
penyusunan borang akreditasi, penyusunan RKAT, penerimaan mahasiswa baru,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, postgraduate seminars, penjaminan
mutu, serta pengembangan kurikulum.
e. Penyelesaian masalah yang ada di program studi terkait dengan berbagai masalah
akademik, maupun non akademik, melalui peran pembimbing akademik. Para dosen
terlibat dalam rapat yang diantaranya membahas percepatan studi mahasiswa, proses
pembimbingan, dan etika akademik. Para dosen juga terlibat dalam up skills program,
yaitu pembekalan mahasiswa dengan keterampilan tertentu yang diharapkan dapat
mempercepat penyelesaian studinya seperti statistik, metodologi penelitian kualitatif
dan kuantitatif, SPSS, dan keterampilan dasar lainnya.
f. Partisipasi para dosen juga terlihat dari penentuan fokus kegaiatn yang dikelola oleh
program studi dalam setiap tahun dalam rangka meningkatkan pelayanan serta mutu
lulusan program studi Pendidikan Bahasa Inggris dan keterlibatan para dosen dan
mahasiswa dalam kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Penyusunan
Rencana Anggaran dan Kegiatan Tahunan (RKAT) bersifat bottom up dan juga top
down. Secara bottom up, masukan para dosen yang diterima Kaprodi dituangkan dalam
bentuk program tahunan Program Studi, namun pada saat yang sama program yang
dikembangkan harus secara garis besar merujuk ke Renstra 5 tahun SPs dan UPI.
Dengan kata lain, perencanaan program jangka panjang dikembangkan serasi
dengan perencanaan yang dikembangkan Universitas. Renstra Program Studi
dikembangkan sejalan dengan Renstra Universitas. Begitu pun dengan visi, misi, sasaran,
dan tujuan program. Semua aspek tersebut secara cermat diselaraskan dengan visi, misi,
sasaran, dan tujuan Universitas. Dengan kata lain, visi pelopor dan unggul yang
19
dicanangkan Universitas menjadi jiwa visi program studi. Hal serupa juga berlaku untuk
misi, sasaran dan tujuan program.
Perencanaan jangka panjang yakni berkenaan dengan perencanaan program
studi lima tahun ke depan (2011-2015) dirumuskan melalui rapat yang dihadiri oleh
seluruh program studi. Dalam menentukan perencanaan program studi, program studi
mengikuti Renstra Universitas. Dalam kaitan ini, Universitas telah menggariskan agar
setiap unit kerja di lingkungan UPI memiliki Renstra unit kerja yang disusun
berdasarkan Renstra Universitas. Pada intinya, Renstra Universitas memiliki 6
kebijakan pokok, yaitu: 1) peningkatan mutu kinerja akademik, riset, dan pengabdian
kepada masyarakat, 2) pemantapan pendidikan profesional guru dan profesi lainnya, 3)
peningkatan mutu manajemen dan sumber daya, 4) penataan kelembagaan, 5)
peningkatan citra, kemitraan, dan internasionalisasi, dan 6) peningkatan mutu
pembinaan kemahasiswaan. Namun demikian, sampai saat ini program studi berupaya
menetapkan prioritas dan merencanakan kegiatan yang ditujukan untuk merealisasikan
dua program utama kebijakan universitas yang utama, yaitu:
a. Peningkatan mutu kinerja akademik, riset dan pengabdian kepada masyarakat;
b. Peningkatan citra, kemitraan dan internasionalisasi.
Peningkatan mutu kinerja akademik diantaranya direalisasikan dalam beberapa
kegiatan yang terdiri dari upaya untuk pemenuhan data EBSBED, penyiapan dan
partisipasi dalam Audit Internal Muti Akademik (AIMA), partisipasi dalam audit QS
Stars, perankingan Webometrics dan 4ICU, partisipasi dalam melakukan akreditasi
program studi, penyelenggaraan kegiatan seminar, kuliah umum dan mengundang
dosen tamu, bimbingan intensif, dan penelitian yang dilakukan oleh para dosen
Efisiensi dan efektivitas kepemimpinan dipandu oleh sejumlah kegiatan mulai dari
evaluasi akhir kegiatan, audit dan rapat-rapat program. Kaprodi juga menerima masukan
yang disampaikan mahasiswa baik secara langsung kepada Kaprodi maupun melalui dosen
mata kuliah masing-masing. Masukan mahasiswa yang krusial seperti kehadiran dosen,
frekuensi bimbingan disertasi, atau kesulitan lain yang dialami mahasiswa langsung
ditindaklanjuti Kaprodi. Di sisi lain, Kaprodi juga menerima masukan langsung mengenai
kepemimpinannya dalam rapat dosen baik secara reguler setiap awal dan akhir semester,
maupun rapat insidental. Kegiatan-kegiatan tersebut memberi efek kewaspadaan, ketelitian
dan kepastian mutu bagi ketua prodi dalam menjalankan amanah kepemimpinannya.
Peningkatan aspek-aspek efisiensi dan efeketivitas kinerja menjadi alat peningkatan
layanan bagi para mahasiswa dan dosen prodi.
20
Sementara itu, evaluasi program, seperti telah dikemukakan pada beberapa tempat
pada butir-butir di atas, dilakukan pada akhir masing-masing kegiatan selain evaluasi
program pada akhir semester. Evaluasi pada akhir kegiatan memberikan kesempatan
kepada semua pemangku kepentingan mengenai keberhasilan yang telah dicapai melalui
kegiatan-kegiatan tersebut. Evaluasi akhir kegiatan dilakukan segera setiap sebuah
kegiatan selesai dilakukan. Dalam evaluasi itu, kelemahan-kelamahan yang masih terjadi
pada kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dapat diambil pelajarannya dan diperbaiki
sehingga keberhasilan dan kualitas pelaksanaan program pada keseluruhan semester lebih
terjamin. Selain itu, dilakukan pula evaluasi akhir program secara keseluruhan pada akhir
setiap penyelesaian program tahunan. Evaluasi program tahunan dilakukan atas efektivitas
dan efisiensi setiap program yang telah dilakukan, sekaligus menjadi masukan bagi
penyusunan program tahun berikutnya.
Pelacakan lulusan telah dilakukan pada tahun 2010 terhadap dengan memberikan
kuesioner kepada para pengguna lulusan. Hasil pelacakan lulusan, seperti bisa dilihat
dalam borang akreditasi mengindikasikan bahwa pada dasarnya para pengguna lulusan
memberi penilaian positif terhadap berbagai aspek yang dikaji, kecuali berkenaan dengan
penguasaan teknologi yang masih dikatakan kurang oleh salah satu pengguna lulusan.
Pelacakan lulusan belum memerlukan langkah-langkah yang terlalu rumit karena jumlah
lulusan baru mencapai 5 orang dan mungkin tahun ini akan bertambah 2 orang, menjadi 7
orang. Meskipun demikian, hasil pelacakan telah sangat membantu peningkatan kualitas
program. Salah satu bentuk upaya peningkatan kualitas program yang disusun berdasarkan
pelacakan alumni adanya perbaikan prosedur bimbingan disertasi, perencanaan
kemungkinan adanya program doktor by research dan by course, pemisahan mahasiswa
yang kuliah full time dan part time, serta keharusan mahasiswa S3 sebelum menyelesaikan
studinya menyajikan laporan kemajuan penelitiannya pada konferensi nasional atau
internasional yang relevan serta menghasilkan sebuah publikasi ilmiah pada jurnal
nasional terakreditasi atau pada jurnal internasional.
Hasil audit internal dan eksternal serta kegiatan-kegiatan evaluasi lainnya menjadi
salah satu dasar perencanaan dan pengembangan program-program di lingkungan prodi
dan Universitas secara keseluruhan. Penetapan target-target kualitas atau sasaran mutu
program senantiasa ditingkatkan sejalan dengan hasil-hasil audit tersebut. Begitu pun
dengan prosedur dan tata kerja serta dokumen-dokumen yang digunakan. Semuanya
dikembangkan secara bertahap dan berkesinambungan. Salah satu indikasi adanya tindak
lanjut hasil audit internal adalah perbaikan format kuesioner kepuasan mahasiswa atas
21
kinerja dosen menjadi lebih kuantitatif, pernyataan target mutu menjadi lebih kuantitatif
disertai pengembangan instrumen pengukuran capaiannya, serta menyelaraskan program
prodi dengan program di atasnya, baik program SPs, Universitas maupun Renstra
Kemdiknas.
Kerjasama dan kemitraan dikembangkan secara selektif dengan lembaga-lembaga
yang relevan dan mendukung peningkatan mutu pelaksanaan dan hasil penyelenggaraan
program. Kerjasama dan kemitraan dengan Sydney University, misalnya, dilaksanakan
dengan tujuan memperkuat tradisi penelitian dan pemahaman akan Genre-based Approach
dan systemic linguistics yang sangat kental mewarnai kurikulum dan penelitian dan
kegiatan ilmiah prodi, baik yang dilakukan para dosen maupun para mahasiswa. Selain itu,
kerjasama penelitian juga dilakukan dengan Konan University dari Jepang dalam rangka
penelitian mengenai implementasi pendekatan genre-based dalam pengajaran bahasa
Inggris yang berbasis ICT. Kemitraan internal juga dilakukan dengan Balai Bahasa UPI
dalam pelaksanaan Conference on Applied Linguistics (CONAPLIN) yang
diselenggarakan setiap tahun oleh Balai Bahasa. Dalam konferensi itu secara rutin
dihadirkan pakar bahasa dan pembelajarannya dari universitas terkemuka di luar negeri.
Saat pakar itu berada di Indonesia, ia akan diminta memberikan kuliah umum bagi
mahasiswa Prodi Inggris SPs UPI. Kemitraan internal juga dilakukan dengan International
Test Center (ITC) berupa tawaran bagi mahasiswa SPs UPI untuk melakukan tes TOEIC
secara cuma-cuma dari ITC. Kemitraan internal lain yang juga amat penting adalah kerja
sama program studi dengan guru-guru SLTP dan SLTA melalui MGMP baik berupa
kegiatan penelitian bersama, pelibatan MGMP dalam kegiatan workshop dan seminar yang
diselenggarakan Program Studi serta kegiatan pengabdian masyarakat secara langsung
kepada guru-guru yang ada di daerah seperti Sumedang dan Majalengka.
Kerjasama dan kemitraan dengan MGMP dan sejumlah pemda sebagaimana
disebutkan di atas dimaksudkan untuk memperkuat kemampuan prodi dalam implementasi
teori dan model pembelajaran yang telah dikembangkan dalam konteks nyata
pembelajaran bahasa Inggris di sekolah-sekolah. Selain itu, kerjasama dengan Dinas
Pendidikan di beberapa Kabupaten juga sudah mulai dilaksanakan dalam kegiatan
pelatihan pendekatan genre-based dan Penelitian Tindakan Sekolah untuk para pengawas
di beberapa kabupaten, di antaranya Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kabupaten
Bandung Barat, Kota Tasik, Kabupaten Garut. Kegiatan Pengabdian pada masyarakat ini
akan dilaksanakan sampai bulan Oktober tahun 2011.
22
Dampak hasil evaluasi program terhadap pengalaman dan mutu pembelajaran
mahasiswa tergolong linear. Semakin efektif evaluasi yang dilakukan, semakin meningkat
pula kualitas pembelajaran mahasiswa. Indikasinya adalah bahwa sejumlah pengalaman
sukses yang teridentifikasi dan terdokumentasi telah digunakan sebagai best practices di
prodi, sedangkan kelemahan yang masih tersisa segera dicari pemecahannya. Salah satu
kelemahan yang pemecahannya menjadi prioritas adalah upaya memperpendek masa studi
mahasiswa hingga mendekati angka ideal enam semester, serta peningkatan kualitas dan
citra lulusan. Penelitian pengembangan model-model pembelajaran telah menunjukkan
hasil yang memberikan harapan akan mutu pembelajaran yang lebih baik. Penggunaan
hasil-hasil evaluasi secara konsisten telah menjadi sumber data dan temuan yang sangat
berguna bagi peningkatan mutu pembelajaran mahasiswa.
Salah satu dampak dari evaluasi program yang bisa dilihat adalah berkaitan dengan
kinerja dosen. Setiap akhir semester, Kaprodi menyebar kuesioner kepada mahasiswa
untuk menilai kinerja masing-masing dosen yang telah mengajarnya. Hasil kuesioner
diolah secara kualitatif sehingga nilai rata-rata berikut ranking setiap dosen dapat
diketahui. Nilai masing-masing dosen dikomunikasikan secara individual oleh kaprodi dan
diberitahukan pula aspek-aspek yang harus diperbaiki oleh dosen yang bersangkutan.
Evaluasi kinerja dosen bisa memberikan dampak langsung terhadap pengalaman
pembelajaran mahasiswa. Dosen yang mendapat nilai kurang baik dari mahasiswa bisa
langsung memperbaiki kinerjanya. Kaprodi juga dapat melakukan pembinaan kepada
dosen yang kinerjanya belum memuaskan dengan mengurangi jumlah jam mengajarnya.
Evaluasi kinerja dosen dilakukan pula melalui penghitungan kehadiran dosen mengajar
berdasarkan Berita Acara Perkuliahan (BAP) yang dikelola SPs. Dosen yang
pertemuannya belum mencapai 14 x dari maksimal 16 x pertemuan, akan diberi surat
peringatan oleh Asdir 1 SPs untuk menambah kekurangannya. Dengan adanya peringatan
tersebut, para dosen pun berupaya untuk senantiasa memperbaiki kinerjanya.
Berkaitan dengan proses bimbingan tesis atau disertasi atau proposal penelitian,
program studi melakukan penilaian atau evaluasi secara tidak langsung melalui
pelaksanaan ujian tahap 1 dan tahap 2. Melalui kegiatan ujian ini, Ketua Program Studi
secara tidak langsung melakukan evaluasi terhadap proses bimbingan dan kualitas disertasi
mahasiswa. Temuan selama ujian biasanya dibahas dalam rapat dosen. Hasil yang sudah
baik diapresiasi dan yang belum diinformasikan kepada para dosen untuk menjadi
perhatian. Dalam hal dampak dari hasil evaluasi program terhadap pengalaman belajar, di
Program S3 ini kadang-kadang tidak bisa dilihat secara langsung mengingat mahasiswa
23
juga kadang-kadang tidak bisa memanfaatkan semua pelayanan dan fasilitas yang
diberikan oleh program Studi yang sebenarnya bertujuan untuk meningkatkan pengalaman
belajar mereka selama di Program Studi ini. Hal ini, seperti dikemukakan di atas
kemungkinan diakibatkan oleh kesibukan mereka dalam bekerja atau berbagai kegiatan
lain yang menyita waktu. Ke depan mungkin perlu ada aturan bagi mahasiswa S3 untuk
bisa menjamin komitmen mereka dalam menyelesaikan studinya.
Pengelolaan mutu program studi secara internal dilakukan oleh ketua program studi
dibantu oleh Gugus Kendali Mutu (SKM) Prodi SPs. SKM SPs bekerja sama dengan
Satuan Kendali Mutu (SPM) universitas dalam rangka menjamin mutu program studi.
Setiap mahasiswa SPs diminta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner kepuasan
mahasiswa atas kinerja dosen secara online dan hasilnya oleh SPM akan disampaikan
kepada setiap program studi di lingkungan UPI. Program Studi juga setiap tahun
berpartisipasi dan berusaha menindaklanjuti Audit Internal Mutu (AIMA) yang dilakukan
SPM setiap tahun. Hingga saat ini, sistem penjaminan mutu UPI telah diakui oleh Dikti
memiliki praktik baik yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Semua hasil kajian atas
data telaah kurikulum, hasil pemantauan pelaksanaan perkuliahan dan kegiatan-kegiatan di
program studi serta umpan balik yang diperoleh melalui angket, keluhan dan hasil ujian
eksternal merupakan aset penting yang telah dikelola prodi bagi upaya peningkatan mutu
layanan secara berkelanjutan.
Kajian terhadap kurikulum dilakukan melalui kegiatan focus group discussion yang
melibatkan mahasiswa, alumni serta pengguna lulusan dan dosen. Hasil focus group
discussion akan dijadikan dasar bagi evaluasi kurikulum yang akan dilaksanakan sejalan
dengan evaluasi kurikulum yang dilakukan secara serentak oleh Universitas. Namun
demikian, saat ini hasil kajian kurikulum telah pula dibahas dalam rapat Prodi dan hasilnya
di antaranya adalah bahwa fokus kajian untuk beberapa mata kuliah, seperti Philosophy of
Language akan diperbaiki dan dengan demikian, dosen pengampunya pun akan diganti.
Penjaminan mutu prodi merupakan bagian integral dari penjaminan mutu tingkat
Universitas. Selain penjaminan mutu internal melalui kegiatan-kegiatan Satuan
Penjaminan Mutu, Universitas juga menerapkan penjaminan mutu secara eksternal dengan
menggunakan standar-standar eksternal baku seperti ISO. Sejumlah unit termasuk Sekolah
Pascasarjana dan beberapa program studinya telah mendapatkan sertifikat ISO 9001: 2008.
Meskipun, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris ini belum mendapatkan sertifikat
serupa, akan tetapi langkah-langkah kinerja program sesuai dengan kebijakan Sekolah
24
Pascasarjana secara bertahap telah menerapkan sistem penjaminan mutu ISO 9001:2008
melalui kegiatan internal benchmarking.
Proses penjaminan mutu seperti yang dipaparkan dilihat pengaruhnya terhadap
mutu hasil belajar mahasiswa antara lain pada IPK mahasiswa, waktu studi mahasiswa,
banyaknya publikasi ilmiah yang dilakukan mahasiswa, meningkatnya atmosfir akademik
dan tingkat kepuasaan mahasiswa atas layanan prodi. Dua indikator terakhir diukur
melalui kuesioner yang disebarkan kepada mahasiswa setiap akhir semester. Selain itu,
meningkatnya suasana akademik juga dilihat berdasarkan masukan para dosen, terutama
pembimbing disertasi atas kinerja mahasiswa yang dibimbingnya.
Baku mutu ditetapkan berdasarkan hasil studi banding dengan sejumlah program
studi yang relevan pada sejumlah perguruan tinggi di dalam dan luar negeri. Setelah baku
mutu ditetapkan, sejumlah upaya lanjutan dilakukan sebagai konsekuansi baku mutu
seperti pelatihan pembimbingan tesis dan desertasi para dosen di Monash University,
pelaksanaan seminar bersama, dan mengundang nara sumber dari universitas rujukan.
Selain itu, baku mutu juga ditetapkan melalui pembakuan prosedur mutu yang harus
dilakukan atau dipenuhi mahasiswa dalam menyelesaikan studinya. Prosedur yang sudah
dibakukan diantaranya adalah prosedur perkuliahan, pengajuan proposal disertasi, seminar
bersama, ujian proposal penelitian, bimbingan disertasi, ujian tahap satu dan tahap dua,
dan wisuda. Prodi juga telah membakukan prosedur penetapan jadwal perkuliahan,
penunjukkan promotor dan co-promotor, layanan up skills. Sementara itu, panduan
penulisan karya ilmiah, etika kemahasiswaan, perlindungan hak cipta, plagiarisme, tata
cara berpakaian, dan monitoring kegiatan belajar mengajar telah ditetapkan oleh
universitas.
Pada tingkat universitas, seluruh pranata kelembagaan dikembangkan melalui
prosedur baku berdasarkan panduan statuta, anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
serta dokumen-dokumen resmi yang terkait. Karena UPI termasuk BHMN (kini dalam
persiapan menjadi BLU), UPI mendapat kesempatan untuk menata kelembagaan
berdasarkan tata kelembagaan BHMN, sehingga prodi pun berada dalam konstelasi sistem-
sistem yang secara sinergetik dikembangkan untuk mengusung misi universitas BHMN.
Penilaian atas pranata kelembagaan dilakukan berdasarkan sistem penilaian yang
dikembangkan melalui mekanisme Dewan Audit, Satuan Penjaminan Mutu, Satuan Audit
Internal, dan audit eksternal oleh Kantor Akuntan Publik, BAN-PT, dan lembaga
sertifikasi manajemen mutu internasional (ISO) seperti SGS, WQA, dan Tuv Rheinland.
Dewan Audit adalah kepanjangan Majelis Wali Amanat (MWA) yang bertugas mengawasi
25
pengelolaan keuangan universitas atas nama MWA. Satuan Penjaminan Mutu (SPM)
bertugas mendorong unit kerja dalam mengimplementasikan penjaminan mutu internal.
Satuan Audit Internal (SAI) bertanggung jawab kepada Rektor dan bertugas mengawasi
pengelolaan keuangan oleh unit kerja. Kinerja keuangan UPI BHMN diperiksa setiap
tahun anggaran oleh akuntan publik dan pada tahun 2009 dan 2010 memperoleh Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP). Yang tak kalah pentingnya dalam penataan kelembagaan
adalah pengelolaan program studi yang akan diintegrasikan dengan S1. Prodi Inggris
termasuk di antara 3 prodi yang terpilih sebagai pilot projek pengelolaan akademik UPI
secara terintegrasi. Dengan integrasi itu, program S1, S2 maupun S3 Pendidikan Bahasa
Inggris akan dipimpin oleh seorang Kaprodi sehingga diharapkan keutuhan disiplin ilmu
akan tercipta.
Evaluasi internal dilakukan oleh SKM (Satuan Kendali Mutu), yang merupakan
unit kendali mutu SPs dan merupakan salah satu unit dalam sistem penjaminan mutu
Universitas. Evaluasi internal dilakukan secara reguler sekurang-kurangnya sekali dalam
satu tahun dan merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem manajemen mutu ISO. Selain
oleh SKM, yang merupakan unit yang bertanggung jawab atas audit internal SPs, audit
internal juga dilakukan oleh Satuan Penjaminan Mutu yang dilaksanakan secara serentak
dan dilakukan dengan teknisk sensus sekali dalam satu tahun yang dikenal dengan Audit
Internal Mutu Akademik (AIMA). Pelaksana AIMA adalah anggota SPM, SAI, Asesor
BAN PT UPI serta para auditor internal dari unit-unit yang telah memperoleh sertifikat
ISO.
Hasil evaluasi internal dan eksternal ditindaklanjuti dalam bentuk langkah-langkah
perbaikan yang dampaknya juga diukur serta dievaluasi. Perbaikan-perbaikan ini secara
akumulatif berpengaruh atas perbaikan dan pengembangan program seacara sistemik.
Hasil evaluasi internal yang merupakan masukan dari AIMA di antaranya adalah
percepatan akreditasi BAN PT, benchmarking sistem manajemen mutu ISO, integrasi
pengelolaan Program S2 dan S3 SPs dengan S1 Pendidikan Bahasa Inggris, pengadaan
bahan pustaka Program Studi, keharusan adanya penguji eksternal pada ujian S3, serta
penyusunan pedoman penelitian kualitatif.
Pengendalian mutu dilakukan bukan hanya dilakukan secara mandiri tetapi juga
dengan bekerjasama dengan instansi lain seperti lembaga auditor sertifikasi manajemen
mutu ISO, SPM, dan SAI, Dewan Audit, dan Senat Akademik, akuntan publik, inspektorat
jenderal, dan BPKP. Selain itu, pengendalian mutu juga dilakukan melalui tracer study
untuk mengetahui kepuasan para pengguna lulusan dan pengukuran kepuasan mahasiswa
26
baik oleh Prodi maupun SPM yang hasilnya merupakan data yang sangat penting untuk
pengendalian mutu.
2. Analisis SWOT: Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan
penjaminan mutu
Kekuatan Kelemahan
1. Tata pamong yang jelas, berdaya, dan
terstruktur serta dikembangkan dengan
seksama sesuai dengan kebutuhan prodi
dan Universitas secara keseluruhan.
2. Dukungan dosen dan staf adminsitrasi
yang memadai dalam merencanakan,
melaksanakan dan menilai kinerja.
3. Ketersedian dokumen dan sistem serta
sumber daya yang mendukung tata
pamong, pengelolaan dan penjaminan
mutu.
4. Pemerolehan sertifikasi ISO oleh Sekolah
Pascasarjana dan sejumlah program studi
pada SPs.
5. Kerjasama dan kemitraan dengan
universitas-universitas rujukan.
1. Tata pamong prodi memiliki beberapa
keterbatasan karena hanya didukung oleh
staf administrasi. Akibatnya ketika
permasalahan muncul dan Kaprodi
memerlukan rekan untuk diskusi, langkah
yang ditempuh agak lambat karena harus
melalui rapat dosen yang waktu
sengganggnya cukup sulit.
2. Walaupun kehadiran para dosen dalam rapat-
rapat tim cukup baik, partisipasi dosen dalam
menindaklanjuti keputusan rapat sering tidak
maksimal sehingga eksekutor keputusan
rapat sering kembali ke Kaprodi sehingga
menyebabkan beban kerja yang menumpuk.
3. GKM pada tingkat prodi belum terbentuk
karena keterbatasan SDM.
Peluang Ancaman
1. Integrasi dengan Jurusan Pendidikan
Bahasa Inggris yang memiliki sumber
daya yang lebih besar dan sudah
mendapat Sertifikasi ISO 9001: 2008 dan
terakreditasi A oleh BAN-PT.
2. Dengan berintegrasinya pengelolaan
program S2 dan S3 dengan S1,
pembentukan GKM pada tingkat program
studi makin memungkinkan karena
SDMnya tersedia.
3. Penggunaan hasil-hasil rujuk mutu
kepada universitas-universitas rujukan
dan proses perujukan mutu tersebut dapat
digunakan untuk meningkatkan kinerja
Program Studi.
4. Peningkatan animo masyarakat terhadap
Universitas Pendidikan Indonesia,
khususnya program pascasarjana dari
waktu ke waktu semakin tinggi.
1. Kesenjangan antara status “full-timer”
dengan ketersediaan waktu dan sumber daya
“part-timer” para mahasiswa yang rata-rata
belajar sambil bekerja penuh waktu yang
menyebabkan kesenjangan ekspektasi
lembaga dengan pencapaian mahasiswa.
2. Kesibukan sebagian besar dosen yang nota
bene menduduki jabatan-jabatan struktural
penting di Universitas dalam kegiatan-
kegiatan non-akademik dan non-keilmuan.
3. Jumlah yang cukup signifikan mahasiswa
yang bermasa penulisan desertasi yang
“terlalu lama”.
4. Tingginya godaan dari pihak universitas
untuk terus menambah jumlah mahasiswa
sementara sumber daya dosen terbatas.
5. Sebagian kecil mata kuliah yang tercantum
dalam kurikulum tidak “match” dengan
kepakaran dosen yang ada sehingga kesulitan
dalam menetapkan jadwal.
3. Mahasiswa dan Lulusan
1. Uraian
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Sekolah Pascasarjana Universitas
pendidikan Indonesia memiliki pedoman penerimaan calon mahasiswa baru, dengan
27
mengikuti pedoman akdemik yang telah diterbitkan oleh Universitas dan berdasarkan
Prosedur Operasional Baku yang berlaku secara umum di Sekolah pascasarjana serta
Prosedur Oeprasional Baku yang berlaku khusus di Program Studi pendidikan Bahasa
Inggris. Pedoman penerimaan mahasiswa baru itu mencakup persyaratan serta proses
seleksinya. Setiap tahun informasi ini disebarkan lewat website Universitas Pendidikan
Indonesia dan brosur yang disebarkan kepada para mahasiswa serta dikirim ke institusi
pendidikan di luar Universitas Pendidikan Indonesia melalui berbagai kegiatan akademik
yang diikuti oleh para dosen Sekolah Pascasarjana umumnya dan dosen Program Studi
Pendidikan Bahasa Inggris khususnya.
Mahasiswa yang diterima di Program Doktor Program Studi Pendidikan Bahasa
Inggris, adalah mereka yang memenuhi persyaratan utama yaitu mereka yang sudah lulus
S2 linier (Pendidikan Bahasa Inggris, Sastra atau Linguistik dengan latar belakang bahasa
Inggris), dan lulus seleksi yang diadakan oleh Sekolah Pascasarjana. Untuk mahasiswa
yang berasal dari luar Bandung, khususnya mereka yang berasal dari wilayah luar Jawa,
kalau jumlah calon peserta seleksi cukup banyak, mahasiswa tidak harus hadir di Sekolah
Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Mereka dapat mengikuti tes di daerah asal
mereka dan Sekolah Pascasarjana UPI mengirim salah seorang penguji/ pewawancara dan
tenaga administrasi untuk melaksanakan tes di daerah tersebut.
Kebijakan rekrutmen calon mahasiswa Program Studi pendidikan Bahasa Inggris
didokumentasikan baik di tingkat Prodi maupun SPs. Peraturan, prosedur, panduan serta
ketentuan terkait, nama mahasiswa pendaftar baik yang diterima maupun yang tidak
difilekan oleh tenaga administrasi akademik Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesia. Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI, walaupun relatif masih
baru, tampaknya sudah cukup populer di kalangan masyarakat. Hal ini terlihat dari jumlah
peminat yang setiap tahunnya cenderung bertambah walaupun banyak di antara mereka
yang terpaksa tidak diterima karena kurang memenuhi syarat atau kriteria untuk diterima
sebagai mahasiswa program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris.
Rekrutmen calon mahasiswa di Program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris
mengikuti kebijakan rekrutmen Sekolah Pascasarjana secara umum dan kebijakan program
studi secara khusus. Tahap rekrutmen yang mengikuti sekolah pascasarjana terdiri atas tes
tulis bahasa Inggris dan Tes Potensi Akdemik (TPA). Selain itu, calon mahasiswa Doktor
juga harus menyerahkan proposal sebelum mereka mengikuti tes. Mahasiswa juga
mengikuti wawancara yang dilakukan dalam bahasa Inggris dan dalam wawancara itu
mahasiswa diuji kemampuannya dalam beberapa hal yang sangat penting berkenaan
28
dengan kemampuan maahsiswa itu untuk mengikuti program Doktor di Program Studi
Pendidikan Bahasa Inggris dan beberapa hal terkait proposal yang telah ditulisnya.
Beberapa hal yang ditanyakan adalah: pemahaman serta pengalaman mahasiswa dalam
mengajar bahasa Inggris dan pemahaman mereka terhadap beberapa isu penting berkenaan
dengan pengajaran bahasa Inggris baik di Indonesia maupun di luar negeri, kemampuan
dan pemahamannya dalam melakukan penelitian, penulisan karya ilmiah yang cukup
panjang seperti tesis atau karya ilmiah lain, kemampuan melakukan penelitian seperti
terefleksikan dalam proposal yang ditulisnya. Kepada peserta seleksi juga ditanyakan
pengalaman kerja dan pengalaman profesional yang dilakukan, alokasi waktu yang
tersedia, komitmen terhadap studi yang akan ditempuh bila diterima, serta kemampuan
mahasiswa dalam mencari sumber informasi yang diperlukan. Format penilaian
wawancara tersedia di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI.
Selain kemampuan di tas, dengan belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya
berkenaan dengan hambatan mahasiswa program Doktor dalam mengikuti perkuliahannya
di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, wawancara juga sekarang ini ditujukan untuk
mengetahui motivasi belajar, kematangan emosional, keterampilan sosial dan spiritual,
serta etos kerja yang dimiliki yang akan turut berperan dalam memperlancar studi mereka
di Program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI.
Program Doktor Program Studi pendidikan Bahasa Inggris Doktor Pendidikan
Bahasa Inggris Sekolah Pascasarjana UPI memiliki jumlah mahasiswa yang semakin
banyak dari tahun ke tahun, namun jumlah mahasiswa yang diterima setiap tahun tidak
sama, tergantung dari kelayakan calon mahasiswa itu. Dengan kata lain, walaupun
pendaftar banyak, yang diterima belum tentu banyak. Sejak tahun 2004, sejak dimulainya
program Doktor, jumlah pendaftar calon mahasiswa program Doktor mengalami
kemajuan, dan sekarang ini, mahasiswa program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris
berasal dari berbagai daerah di pulau Jawa dan di luar pulau Jawa, khususnya Sumatera.
Jumlah mahasiswa yang diterima, khususnya sejak tahun 2006, selalu jauh lebih kecil dari
jumlah pendaftar.
Satu hal yang selalu diperhatikan dalam penerimaan mahasiswa baru program
Doktor adalah bahwa Program Studi tidak pernah memikirkan jumlah pendaftar. Misalnya,
kalau pendaftar 12, yang memenuhi syarat hanya 3, seperti yang terjadi pada tahun 2009,
maka yang tiga itulah yang diterima. Hal ini menunjukkan tingkat daya saing di program
studi pendidikan bahasa Inggris, khususnya program Doktor, cukup kuat. Hal ini juga
mengindikasikan bahwa program studi Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI tidak
29
memperhatikan kuantitas dalam menerima calon mahasiswa. Program Studi hanya melihat
potensi yang dimiliki oleh calon mahasiswa untuk bisa mengikuti perkuliahan di Program
Doktor Pendidikan Bahasa Inggris. Walaupun pendaftar banyak, dan kuota juga
memungkinkan, jika yang dianggap memenuhi syarat hanya dua, maka, dua itulah yang
diterima. Dengan langkah seperti ini Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris di satu sisi
sering dianggap membebani SPs karena jumlah mahasiswa yang sedikit tidak akan mampu
menutupi biaya operasional yang dibutuhkan. Di sisi lain, manajemen SPs menghargai
keputusan yang diambil Prodi yang pro kualitas.
Mahasiswa yang diterima di Program Doktor Pendidikna Bahasa Inggris adalah
mereka yang memenuhi persyaratan, yakni mereka mempunyai latar belakang S2 yang
linier, termasuk Pendidikan bahasa Inggris, Sastra atau Linguistik dengan latar belakang
bahasa Inggris) dan yang lulus seleksi yang diadakan oleh Sekolah Pascasarjana. Proses
seleksi dilakukan dengan dua tahap, yakni seleksi secara administrasi, yakni yang bisa
mengikuti seleksi adalah mereka yang mempunyai latar belakang pendidikan S2 seperti
yang telah disebutkan di atas, dan mempunyai IPK S2 minimal 3. Bagi mereka yang lulus
S2 dari Universitas di luar negeri IPK tidak menjadi syarat. Selain itu, peserta seleksi juga
diwajibkan memiliki rekomendasi dari dua orang, yakni pembimbing atau orang yang
mengetahui kemampuan akdemik dari calon mahasiswa dan dari atasan, yakni orang yang
mengetahui latar belakang profesional calon mahasiswa tersebut.
Seleksi tulis dilakukan secara serempak oleh Sekolah Pascasarjana, dalam waktu
yang bersamaan dengan seleksi untuk calon mahasiswa program studi lain. Seleksi calon
mahasiswa dilaksanakan dalam dua tahap, seleksi tulis dan seleksi lisan. Seleksi tulis
terdiri dari dua mata uji, yakni bahasa Inggris dan TPA. Seleksi lisan adalah wawancara
yang dilakukan oleh 2 orang dosen, untuk menguji kemampuan calon mahasiswa dalam
meneliti, dalam memahami teori mengenai pendidikan dan pengajaran bahasa Inggris
mutakhir serta isu pendidikan bahasa Inggris di Indonesia serta proposal yang akan
menjadi embriyo dari penelitian yang akan dilakukannya. Terakhir, wawancara ditujukan
untuk mengidentifikasi komitmen, motivasi, semangat, dan etos kerja calon mahasiswa
dalam mengikuti perkuliahannya nanti di program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris.
Faktor-faktor sebagaimana disebutkan tadi, terutama, komitmen, sangat penting mengingat
mengikuti program Doktor, seperti dikatakan oleh para ahli, tidak bisa dilakukan dengan
sambilan, tetapi perlu kerja keras, pengorbanan, dan kesabaran (lihat Roberts, 2004;
Wellington dkk, 2005; Emilia, 2008).
30
Keputusan diterima atau tidaknya seorang calon mahasiswa Program Doktor
Pendidikan Bahasa Inggris biasanya dirapatkan dulu dengan seluruh dosen, untuk
menghindari “salah pilih”. Persetujuan para dosen dianggap sangat penting bagi
kelancaran proses perkuliahan dan pembimbingan kelak, mengingat para dosen lah yang
akan berperan bagi terlaksananya proses pembelajaran di kelas maupun pembimbingan
disertasi. Rapat dengan para dosen juga sangat penting untuk meyakinkan bahwa
mahasiswa yang dipilih adalah mahasiswa yang benar-benar layak untuk menjadi
mahasiswa program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris.
Kebijakan penyaringan calon mahasiswa baru program Doktor Pendidikan Bahasa
Inggris adalah bahwa mahasiswa yang diterima diutamakan mereka yang mempunyai latar
belakang pendidikan bahasa Inggris dan mempunyai profesi sebagai pengajar baik sebagai
dosen, guru, widyaiswara, maupun pelatih (trainer) bahasa Inggris. Sejauh ini, mahasiswa
yang diterima di Program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris pada umumnya dosen di
perguruan tinggi, baik swasta maupun negeri. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa
mayoritas pendaftar di program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris merupakan dosen. Pada
kasus-kasus tertentu program juga merekrut calon mahasiswa bukan dosen, tetapi
mempunyai tugas yang sama pentingnya dengan dosen, misalnya guru, kepala sekolah,
atau mereka yang bekerja di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan. Hal ini ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan dan mengakomodasi minat masyarakat dalam
mengembangkan pengajaran bahasa Inggris baik dalam pendidikan formal maupun
nonformal, sesuai dengan misi program ini.
Mahasiswa yang diterima di program Doktor pendidikan bahasa Inggris Sekolah
Pascasarjana UPI dewasa ini berasal dari berbagai daerah, tidak hanya berasal dari Jawa,
tetapi juga dari Sumatera. Hal ini mengindikasikan bahwa visi program Doktor, yang
unggul di tingkat nasional, seprti yang telah disebutkan di atas, kemungkinan bisa
tercapai. Pada tahun ajaran 2010-2011 ini, melalui kerjasama yang telah disepakati
dengan UPI, khususnya Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Sekolah Pascasarjana
UPI dan DEPAG, selain menerima mahasiswa regular, program studi juga menerima
mahasiswa Doktor dengan beasiswa dari DEPAG sebanyak 3 orang.
Dalam hal pencapaian yang diperoleh oleh mahasiswa Doktor program Studi
pendidikan Bahasa Inggris, para mahasiswa meraih prestasi yang cukup banyak dari segi
akademik. Hal ini bisa dilihat dari peran serta mereka dalam berbagai kegiatan ilmiah baik
di tingkat nasional maupun internasional. Para mahasiswa sangat aktif terlibat dalam
berbagai forum dan mereka umumnya berperan sebagai pemakalah atau pemateri.
31
Beberapa mahasiswa Program doktor telah berperan sebagai pelatih dan penatar di tingkat
nasional, seperti Gumawang Jati di bidang ICT dan pengajaran bahasa Inggris, Itje
Khodijah yang banyak berperan dalam kegiatan penataran guru-guru baik di dalam negeri
maupun di luar negeri. Calon mahasiswa Doktor yang lain seperti Sdr. Ishkak telah
melakukan beberapa kali presentasi makalah mengenai disertasinya dalam beberapa
seminar nasional dan internasional seperti Conference on Applied Linguistics, TEFLIN
Conference, dan JETA Conference. Aktivitas seperti itu dimungkinkan karena secara
prosedural mereka diwajibkan mengikuti minimal satu konferensi nasional atau
internasional serta memiliki satu publikasi ilmiah sebelum mereka menyelesaikan
studinya.
Para mahasiswa juga berhasil mendapatkan beasiswa Sandwich dari DIKTI dan
untuk mendapatkan beasiswa ini mereka harus bersaing. Pada tahun 2009, sebagian besar
mahasiswa UPI yang mendapatkan beasiswa sandwich dari DIKTI merupakan mahasiswa
Doktor Program Studi pendidikan bahasa Inggris. Sebanyak 5 orang mahasiswa calon
doktor mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program sandwich yang disponsori
Dikti di Ohio State University. Beberapa mahasiswa setelah mengikuti program sandwich
itu segera dapat menyelesaikan studinya. Pada saat ini program Doktor Pendidikan Bahasa
Inggris Sekolah Pascasarjana memiliki 32 orang mahasiswa. Dari laporan mengenai
jumlah mahsiswa yang daftar dan yang diterima bisa dilihat bahwa mahasiswa yang bisa
diterima di program Doktor pendidikan bahasa Inggris tidak banyak. Sekaitan dengan
lulusan, pada saat ini program studi mempunyai lulusan yang masih sedikit, yakni hanya 5
orang. Jumlah ini sesuai dengan target yang dicanangkan oleh Program Studi di tahun
2010 khususnya. IPK rata-rata lulusan pada saat ini cukup bagus, yakni 3,51.
Selain itu, lulusan Doktor program Studi pendidikan Bahasa Inggris dewasa ini
telah banyak berkiprah di tempat kerjanya masing-masing. Misalnya, Dr. Joyce Merawati
merupakan ketua Pusat Bahasa di POLBAN Bandung; Dr. Gumawang Jati juga
mempunyai peranan yang penting di Pusat Bahasa ITB dan di beberapa institusi di luar
ITB seperti di British Council, Pustekom Depdiknas, serta RELO; Dr. Doddy Rusmono
berperan sebagai kepala Divisi Akuisis di Perpustakaan pusat UPI, sedangkan Dr. Ridha
Mardiani merupakan seorang dosen Bahasa Inggris pada STKIP Pasundan Cimahi.
Seperti terlihat dalam Borang Akreditasi, Profil mahasiswa secara akademik cukup
menggembirakan. Para mahasiswa, khususnya lulusan, seperti diperlihatkan dari prestasi
akademiknya, mendapatkan prestasi yang cukup bagus, seperti terlihat dari IPK rata-rata
mahasiswa (3.51) serta kemampuan bahasa Inggris seperti diperlihatkan dalam skor
32
TOEFL yang mereka peroleh, dimana rata-rata skor TOEFLnya melebihi standar yang
diharuskan, yakni 589.
Berdasarkan hasil pelacakan terhadap pengguna lulusan, lulusan Doktor program
studi pendidikan bahasa Inggris mayoritas dianggap memiliki integritas yang tinggi baik
moral maupun etika. Selain itu, dalam hal keahlian, 75% pengguna mengatakan baik dan
25% sangat baik. Aspek-aspek lain, seperti keluasan wawasan antardisiplin ilmu,
kepemimpinan, kerjasama dalam tim, bahasa asing, komunikasi, penggunaan teknologi
informasi dan pengembangan diri pada umumnya dianggap baik oleh para mahasiswa.
Namun demikian, berkenaan dengan jumlah mahasiswa yang sedikit, walaupun di satu sisi
mengindikasikan penekanan kualitas, di sisi lain, program studi pendidikan bahasa Inggris
mempunyai kehawatiran berkenaan dengan stbilitas finansial Sekolah Pascasarjana.
Manajemen SPs sedikit khawatir karena karakter program Studi Pendidikan Bahasa
Inggris berbeda dengan sejumlah Prodi lain yang terkadang dalam satu angkatan program
doktor bisa di atas 10 orang padahal sumber daya dosennya hampir sama dengan Prodi
Pendidikan Bahasa Inggris.
Sementara itu, secara sosi-ekonomi, mahasiswa program Doktor Program Studi
Pendidikan Bahasa Inggris mayoritas merupakan pegawai negeri sipil, dan mempunyai
penghasilan tetap. Penghasilan mahasiswa umumnya berkisar antara 4-7 juta dan mungkin
itu bisa dikategorikan sebagai kelompok yang cukup untuk bisa memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Selain itu, untuk para dosen mereka juga mendapatkan beasiswa BPPS
sehingga untuk kegiatan perkuliahan mereka bisa terbantu dengan adanya beasiswa itu.
Dengan kondisi itu, biaya untuk buku, foto kopi, akses Internet dan mobilitas untuk
mengikuti seminar atau konferensi tidak terlalu bermasalah bagi mereka. Namun
demikian, banyak mahasiswa yang mengeluh bahwa mereka harus bekerja sambil belajar
karena kalau tidak sambil bekerja mereka tidak bisa memenuhi kebutuhannya. Mahasiwa
kategori inilah sebenarnya yang sering mengalami hambatan dalam studinya.
Selain itu, secara pribadi, pada dasarnya para mahasiswa bisa dikatakan
independent learner. Mereka dapat mencari bahan belajar sendiri dengan fasilitas yang
relatif terbatas dibanding fasilitas belajar yang ada pada universitas-universitas terkenal di
luar negeri. Namun demikian, mengingat sebagian juga harus bekerja, mereka tampaknya
kekurangan waktu untuk membaca dan belajar dengan lebih intensif untuk bisa segera
menyelesaikan disertasinya. Mahasiswa jenis ini terkadang juga kesulitan mengatur
jadwal bimbingan dengan pembimbingnya yang juga rata-rata telah memiliki jadwal yang
cukup padat. Hal ini juga seringkali embuat motivasi amahsiswa menjadi kendur dan ini
33
dikatakan secara langsung oleh para maahsiswa ketika mereka dikontak ditanya tentang
kemajuan disertasinya. Mahasiswa sering menjawab seperti ini: “Tidak tahu ya Bu, kenapa
kok semangat saya mengendur sekarang ini”. Ketika di kelas hanya ada 2 orang,
tampaknya mereka kurang termotivasi untuk belajar. Hal ini juga dikeluhkan oleh
beberapa dosen pengampu mata kuliah yang ditawarkan di program studi Pendidikan
Bahasa Inggris SPs UPI. Tampaknya beban kerja dan beban kuliah perlu diperhatiakn
supaya mahasiswa bisa melakukan kedua-duanya dengan baik. Tampaknya status
mahasiswa sebagai part-timer bagi mahasiswa yang selain kuliah juga harus bekerja perlu
segera diimplementasikan di program Studi Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI.
Terakhir, dari segi kreativitas, mahasiswa program Studi pendidikan Bahasa
Inggris sangat kreatif dan hal ini terlihat dengan banyaknya kesibukan yang mereka
lakukan yang muncul dari gagasan-gagasan mereka, khususnya gagasan berkenaan dengan
penyelenggaraan kegiatan yang ditujukan untuk sharing pengalaman dan pengetahuan
mereka dengan sesama mahasiswa atau dosen atau guru. Selain menggunakan email,
sesama angkatan para mahasiswa itu biasanya memiliki milist, facebook, Linkedin atau
jenis komunikasi lainnya sehingga informasi yang disampaikan kepada seorang mahasiswa
dapat segera menyebar kepada mahasiswa lainnya dalam waktu singkat. Jika seorang
mahasiswa menemukan informasi penting seperti artikel atau e-book, mereka
menginformasikan alamat web-nya kepada teman-temannya. Selain itu, dalam beberapa
kasus beberapa mahasiswa ada yang belajar statistik atau SPSS secara mandiri.
Keterlibatan mahasiswa dalam komisis atau forum yang relevan sangat tinggi, dan
hal ini bisa dilihat dari keterlibatan mereka dalam berbagai kegiatan akademik, baik
sebagai partisipan maupun sebagai penyaji atau pembicara. Mahasiswa seperti Sri Dinar
Sitinjak, Ismail Petrus, Ishkak, dan Itje Chodijah merupakan penyaji langganan baik pada
seminar/konferensi nasional atau internasional seperti TEFLIN, ASIA TEFL, LIA
Conferences, Conference on Applied Linguistics, KIMLI, JETA, dan lainnya. Para
mahasiswa umumnya aktif dalam kegiatan ekstra kurikuler yang mendukung keberjhasilan
mereka dalam belajar di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI, seperti
program Upskills, Program seminar, program postgraduate seminars dan program
bimbingan bersama atau peluncuran buku dan bedah buku yang semua itu juga bisa
meningkatkan kinerja serta atmosfir akademik mahasiswa. Namun demikian, keterlibatan
mahasiswa dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler lain seperti di bidang olahraga, seni,
tampaknya kurang. Hal ini bisa dilihat dari kurangnya partisipasi mahasiswa dalam
34
berbagai lomba yang diadakan oleh Forum Komunikasi Mahasiswa. Hal ini mungkin
disebabkan oleh banyaknya kesibukan yang mereka miliki.
Sampai saat ini program doktor pendidikan Bahasa Inggris bisas terus menerima
mahasiswa baru, walaupun jumlah pendafatar fluktuatif, kadang-kadang banyak kadang-
kadang sedikit. Dibandingkan dengan pendaftar mahasiswa S2, pendaftar mahasiswa S3
sangat jauh lebih sedikit. Sebenarnya peminat terhadap program doktor Pendidikan Bahasa
Inggris cukup banyak kalau berdasarkan banyaknya sms atau email yang sampai ke ketua
program studi yang bertanya tentang program doktor pendidikan bahasa Inggris.
Sedikitnya jumlah pendaftar mungkin disebabkan oleh adanya isu atau image bahwa
masuk program studi pendidikan bahasa Inggris UPI sulit. Dalam hal tertentu, pendapat
masyarakat seperti itu juga mungkin wajar karena bahasa Inggris memang sulit dan karena
program studi pendidikan bahasa Inggris mempunyai pendirian bahwa mahasiswa yang
diterima untuk program doktor Pendidikan Bahasa Inggris adalah mereka yang benar-
benar layak dan diprediksi secara akademik mampu berdasarkan berbagai tes serta
dukungan data yang ada. Ini semua dimaksudkan karena Prodi Pendidikan Bahasa Inggris
menempatkan kualitas sebagai prioritas utama dibanding pertimbangan lainnya.
Sementara itu, kebutuhan akan lulusan doktor program studi pendidikan bahasa
Inggris cukup banyak dan hal ini bisa dilihat dengan banyaknya pihak dari Perguruan
tinggi, khususnya perguruan tinggi swasta atau lembaga-lembaga kependidikan lain yang
meminta lulusan program Doktor UPI yang belum bekerja di tempat lain. Sayangnya
permintaan mereka tidak bisa dikabulkan karena para maahsiswa sudah mempunyai
pekerjaan. Dengan berbagai pertimbangan seperti biaya dan usia, sejauh ini di Prodi
Pendidikan bahasa Inggris belum ada mahasiswa doktor yang melanjutkan langsung dari
S1 ke S2 dan kemudian ke S3 tanpa bekerja terlebih dahulu. Lulusan S1 adalah masa
produktif, sehingga yang dipentingkan adalah bekerja terlebih dahulu, setelah itu baru
melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Akibatnya, mahasiswa program doktor
rata-rata sudah memiliki pekerjaan dan karir yang mapan sehingga kebutuhan akan lulusan
S3 sulit terpenuhi.
Program Studi pendidikan Bahasa Inggris pada dasarnya berupaya memberikan
pelayanan yang maksimal kepada mahasiswa, baik pelayanan akademik yang dilakukan
secara klasikal maupun individual, pelayanan personal, berkenaan dengan kebutuhan
belajar individual dan pelayanan personal berkenaan dengan keasaan atau kondisi pribadi
dari mahasiswa, berkenaan dengan masalah non akademik, seperti masalah domestik
keluarga, karir dan hubungan sosial mereka dengan berbagai pihak. Pelayanan yang
35
diberikan kepada mahasiswa telah diupayakan untuk diselenggarakan dengan sebaik
mungkin, mulai perkuliahan, pembimbingan akademik dalam menulis proposal penelitian,
pembimbingan disertasi, ujian komprehensif dan ujian disertasi. Namun demikian, upaya
untuk memberikan pelayanan yang betul-betul prima kadang-kadang tidak bisa terwujud
mengingat satu dan lain hal, seperti kesibukan dosen untuk memberi pelayanan terbaik,
atau mahasiswa sendiri yang bermasalah sehingga mereka sulit untuk menyelesaikan
disertasi atau perkuliahannya tepat waktu.
Untuk itu, ke depan, penerimaan mahasiswa akan dilakukan dengan sangat hati-hati
agar mahasiswa bisa bekerja mandiri dan pembimbing hanya berperan sebagai fasilitator
saja. Bila calon mahasiswa yang diterima berkualitas baik dalam kemampuan akademik,
study skills dan social skills, tugas pembimbing tidak akan terlalu berat karena sebagian
besar hanya mengarahkan mereka saja pada jalur yang benar. Keterampilan mahasiswa
yang harus kuat dan perlu dipertimbangkan dalam proses seleksi adalah kemampuan
membaca informasi ilmiah dan kemampuan menulis yang didukung oleh pengetahuan
tatabahasa yang memadai.
Prodi senantiasa berusaha memberikan konseling kepada mahasiswa untuk
memperlancar studi mereka baik konseling pribadi maupun sosial. Konseling dilakukan
baik oleh promotor, kopromotor, maupun oleh Kaprodi dan waktunya bersamaan saat
bimbingan disertasi. Konseling pribadi menyangkut masalah pribadi yang dihadapi
promovendus seperti masalah keluarga, keuangan, serta kesulitan akademik, sedangkan
konseling sosial menyangkut hubungan sosial promovendus seperti kesulitan memahami
saran, pendapat, dan keinginan promotor, serta bila ada pertentangan pendapat antara
promotor dan anggota promotor. Konseling dilakukan tidak hanya atas inisiatif mahasiswa,
namun juga dilakukan saat mahasiswa yang bersangkutan menunjukkan tanda-tanda
memiliki masalah seperti lama tak muncul bimbingan atau disertasinya tak mengalami
kemajuan berarti. Bila masalah yang dihadapi mahasiswa tak dapat diselesaikan di tingkat
prodi, pimpinan prodi dapat merekomendasikan mahasiswa yang bersangkutan untuk
berkonsultasi dengan UPT Lembaga Bimbingan dan Konseling (LBK) yang salah satu
tugasnya memberikan bimbingan dan konseling kepada mahasiswa, termasuk bimbingan
karir. Jika ada mahasiswa yang melakukan pelanggaran sosial dan etika kemahasiswaan,
penanganannya dilakukan oleh Komisi Disiplin Universitas. Mahasiswa yang berkelahi,
melakukan pelecehan sosial, menjadi joki tes TOEFL atau melakukan plagiarisme akan
ditangani Komisi Disiplin ini.
36
Kompetensi lulusan yang diharapkan dapat dihasilkan program studi adalah lulusan
yang memiliki kemampuan akademik unggul dalam bentuk IPK dan Yudisium di atas 3.5,
memiliki kepeloporan baik dalam pengembangan ilmu maupun dalam kehidupan sosial di
lingkungan masyarakatnya, memiliki etos kerja dan dedikasi tinggi dalam melakukan tugas
profesinya serta memiliki jiwa kreatif dan inovatif dalam memecahkan masalah yang
dihadapi baik masalah keilmuan maupun persoalan kemasyarakatan dan kemanusiaan.
Bila dibandingkan antara harapan dan capaian, hasil akademik yang dicapai saat ini
telah memenuhi target yang ditetapkan karena rata-rata IPK lulusan hingga saat ini adalah
3.51. Sementara itu, dari segi kompetensi sosial, kiprah beberapa lulusan setelah
menyelesaikan program doktor mereka menjadi makin aktif dan produktif yang dibuktikan
oleh naiknya kiprah lulusan dalam menjalankan profesinya. Misalnya, Dr. Dodi Rusmono
selain menjadi Kepala Divisi Akuisisi Perpustakaan UPI juga menjadi Management
Representative (MR) ISO Perpustakaan UPI, menjadi pengajar Bahasa Inggris di Fakultas
Ilmu Pendidikan, serta aktif mengikuti pertemuan ilmiah nasional dan internasional. Dr.
Gumawang Jati kini menjadi konsultan di Pustekom, British Council, dan RELO serta
menjadi penyaji pada sejumlah pelatihan IT guru di tingkat nasional. Yang bersangkutan
juga menjadi salah satu anggota TEFLIN Board. Dr. Ridha Mardiani kini menjadi staf
pengajar dan Peneliti pada Universitas Pasundan Cimahi, Dr. Joyce Merawati menjadi
Kepala Pusat Bahasa Polban, sedangkan Dr. Yugianingrum menjadi Kepala Pusat Bahasa
Unika Maranatha Bandung. Dr. Sukirlan merupakan konsultan dan pelatih ahli dalam
pembelajaran bahasa Inggris yang dimanfaatkan oleh para Kepala Dinas untuk melatih
guru-guru di tingkat propinsi dan kabupaten di wilayah yang dipimpinnya. Dengan
demikian, alumni program doktor dapat mengembangkan potensinya secara optimal di
masyarakat. Dari segi penyelesaian studi, ketujuh alumni Program Doktor Prodi
Pendidikan Bahasa Inggris tersebut rata-rata dapat menyelesaikan studinya dalam waktu
10.57 semester. Memang belum ideal, namun kecenderungannya makin pendek. Dalah hal
kepuasan alumni, berdasarkan wawancara yang dilakukan per telepon, walaupun belum
ideal, rarata-rata kepuasan alumni atas program pendidikan yang mereka dapatkan cukup
baik. Beberapa hal yang harus ditingkatkan menurut para alumni diantaranya adalah
frekuensi bimbingan dan komitmen dosen pembimbing, ketersediaan bahan referensi, dan
dukungan beasiswa. Yang masih menjadi kendala adalah kontribusi alumni dalam
menghasilkan karya monumental yang diakui secara internasional dan juga hak paten yang
hingga kini belum terjadi.
37
3. Analisis SWOT: Kemahasiswaan dan Lulusan
Kekuatan Kelemahan
1. Kepakaran dosen prodi yang cukup kuat
dan beragam memungkinkan minat
mahasiswa dapat terakomodasi secara
baik.
2. Minat masyarakat yang tinggi untuk
mengikuti program doktor pendidikan
Bahasa Inggris memungkinkan prodi
memperoleh masukan yang berkualitas.
3. Makin baiknya sarana dan prasarana
pendidikan seperti layanan IT dan
perpustakaan memungkinkan mahasiswa
memperoleh layanan yang optimal dari
prodi.
4. Sistem manajemen mutu baik pada
tingkat prodi, SPs, maupun universitas
yang makin baik memungkinkan prodi
memelihara dan bahkan meningkatkan
kualitas layanan yang pad akhirnya akan
menjamin keberlangsungan program.
5. Komitmen pimpinan universitas yang
tinggi untuk menegakkan peraturan,
disiplin, dan kualitas layanan yang
diberikan prodi mempermudah
pelaksanaan tata kelola prodi yang
merujuk pada good university
governance.
1. Berbagai kesibukan mahasiswa program
S3 ditambah kemampuan mengelola waktu
yang masih kurang menyebabkan rata-rata
masa studi masih cukup panjang sehingga
secara ekonomi program masih belum
efisien.
2. Komitmen mahasiswa untuk belajar full
time masih rendah. Di tengah kesibukan
kuliah, mereka masih tetap bekerja di
lembaganya masing-masing sehingga
perhatian dan konsentrasi belajar terbagi.
3. Sebagian mahasiswa menunjukkan etos
kerja yang belum optimal. Mereka
cenderung ingin segera mendapatkan gelar
doktor tanpa merasa perlu untuk bekerja
secara sungguh-sungguh sehingga tak
jarang masukan pembimbing tidak
ditindaklanjuti secara serius.
4. Kesibukan dosen pembimbing yang tidak
hanya mengajar dan membimbing
mahasiswa, namun juga melakukan tugas-
tugas lain sebagai dosen seperti penelitian
dan pengabdian masyarakat sehingga
jadwal bimbingan dan waktu yang
digunakan untuk membaca disertasi
mahasiswa menjadi terbatas.
5. Kemampuan membaca dan memilah
informasi mahasiswa masih terbatas
sehingga sebagian waktu yang tersedia
digunakan untuk hal-hal yang kurang
produktif, bukan untuk kepentingan
penyelesaian studi.
Peluang Ancaman
1. Sarana belajar di dunia maya dalam
berbagai bentuk seperti perpustakaan
digital, akses terbuka, dan buku
elektronik memungkinkan mahasiswa
meningkatkan kualitas hasil belajarnya.
2. Kebijakan pemerintah melalui berbagain
instrumennya seperti persyaratan lulus
doktor, penyediaan e-journal dan
beasiswa memberi peluang makin
meningkatnya kinerja mahasiswa.
3. Makin banyaknya peluang kerja sama
dengan universitas lain baik di dalam
maupun di luar negeri akan mampu
mendorong peningkatan kualitas program
melalui internal and external
benchmarking.
4. Kebutuhan masyarakat akan lulusan
doktor yang makin tinggi akan
1. Kehidupan zaman modern sekarang ini
sering memaksa seseorang untuk
memperoleh sesuatu secara instan, termasuk
ingin mendapat gelar doktor tanpa harus
bekerja keras belajar
2. Masuknya perguruan tinggi asing ke
Indonesia akan menyulitkan program studi
memperoleh mahasiswa baru karena
persaingan akan menjadi amat ketat baik
dalam pembiayaan maupun kualitas.
3. Melihat keberhasilan program doktor
pendidikan bahasa Inggris di sebuah
universitas biasanya mendorong pendirian
program yang sama di universitas lain
dengan biaya dan kualitas yang mungkin
jauh berbeda namun dapat menyedot banyak
calon mahasiswa yang besar.
4. Biaya penyelenggaraan program doktor
38
mendorong minat masyarakat untuk
mengikuti pendidikan doktor.
5. Mobilitas manusia yang makin tinggi
baik di dalam maupun antarnegara
memungkinkan dilakukannya pertukaran
keahlian antar universitas secara lebih
murah dan lebih efisien.
semakin hari semakin tinggi sehingga
mendorong universitas menaikkan SPP
mahasiswa. Jika ini terus berlangsung, calon
mahasiswa yang potensial akan beralih ke
universitas lain yang lebih murah.
5. Kemampuan tenaga dosen dalam beradaptasi
atas perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang begitu cepat amat beragam
sehingga masih ada beberapa dosen yang tak
mampu memanfaatkan teknologi untuk
meningkatkan kinerjanya. Hingga kini masih
ada dosen yang tak nyaman mengoperasikan
komputer, tak punya alamat email atau
bahkan tak pandai mengoperasikan Power
Point.
4. Sumber Daya Manusia
1. Uraian
Dosen pengajar program doktor adalah juga pengajar Program S1. Oleh karena itu,
perekrutan dosen pada awalnya dilakukan untuk Program S1. Rekrutmen dilakukan secara
terpusat pada tingkat Universitas. Sistem rekrutmen dikembangkan berdasarkan peraturan
perundangan negara. Selain mata ujian wajib yang ditetapkan pemerintah seperti
Pengetahuan Umum, Tes Bakan Skolastik, dan TPA, dan TOEFL, juga Test Substansi oleh
Program Studi. Kepanitiaan rekrutmen CPNS dosen dibentuk secara terpusat melalui SK
Rektor dan dipimpin oleh Pembantu Rektor Bidang Keuangan dan Sumber Daya.Test
TOEFL diselenggarakan oleh Balai Bahasa, sedangkan Tes Potensi Akademik oleh UPT
Lembaga Bimbingan dan Konseling. Peran prodi dalam rekrutmen adalah melakukan
pengujian penguasaan keilmuan dan kepribadian serta memberikan rekomendasi kepada
panitia rekrutmen Universitas melalui wawancara di tingkat prodi. Wawancara dilakukan
oleh panel dosen senior berjumlah sekitar 10 orang. Rekomendasi prodi memiliki bobot
paling menentukan apakah seorang pelamar diterima atau tidak sebagai CPNS. Rekrutmen
dilakukan secara objektif, adil, transparan, dan akuntabel. Seperti dipersyaratkan oleh
perundangan, pengumuman formasi, pendaftaran dan hasil rekrutmen diumumkan kepada
publik melalui media cetak, media elektronik, dan werbsite UPI (www.upi.edu).
Pada Tingkat Program Pascasarjana, perekrutan dosen dilakukan oleh Kaprodi
berdasarkan kualifikasi yang ditetapkan. Pengajar Program S3 disyaratkan telah
menyelesaikan program S3, memiliki kapasitas keilmuan yang mumpuni dalam bidangnya
baik dalam bidang kependidikan, linguistik, maupun sastra. Mereka yang direkrut
diutamakan yang masih tercatat sebagai dosen tetap pada sebuah perguruan tinggi, baik
39
negeri maupun swasta. Calon pengajar Program Doktor yang potensial diharuskan
mengajukan lamaran kepada prodi dengan syarat utama salinan ijasah, CV, dan karya
ilmiah terbaik terakhir yang dimiliki. Pelamar yang memenuhi syarat akan
direkomendasikan untuk mendapat SK Direktur SPs. Bagi pelamar yang sudah pensiun,
SK Pengangkatan dilakukan oleh Rektor. Walaupun dimungkinkan pengangkatan pengajar
dari luar universitas, doktor atau professor yang sudah pensiun baik dari dalam maupun
luar negeri, sejauh ini pengajar Program Doktor sebagian berasal dari dalam prodi sendiri,
namun diutamakan mereka yang sudah Professor. Prosedur rekrutmen pengajar S1, S2 dan
S3 ditetapkan oleh Universitas dan SPs.
Dosen dan tenaga pendukung dikelola dalam sebuah sistem sumber daya manusia
(SISUDAMA) yang dikembangkan secara unggul oleh Direktorat SDM. Informasi
mengenai kepangkatan, golongan, jabatan dan karir dosen lainnya dikelola oleh Direktorat
SDM melali sebuah sistem yang dikenal sebagai Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
(SISUDAMA). Selain itu, informasi mengenai karir dosen juga dibackup oleh data yang
ada pada program studi dan fakultas. Biodata dan karya ilmiah dosen pada Program
Doktor dapat dilihat pada laman web Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris UPI. Untuk
menjaga agar data tetap mutakhir, setiap dosen yang melakukan kegiatan ilmiah seperti
penelitian, publikasi artikel, presentasi ilmiah, penulisan buku, melakukan pengabdian
kepada masyarakat atau kegiatan Tri Dharma PT lainnya, diharuskan melaporkan kepada
Program Studi dan memberikan salinan dokumentasinya. Tata kerja, jadwal kerja, dan
pengaturan kinerja serta penilaiannya dilakukan oleh prodi berkoordinasi dengan Sekolah
Pascasarjana.
Program studi memiliki dosen-dosen yang memiliki mutu dan kualifikasi tinggi,
pengalaman relevan dengan tugas dan fungsi prodi serta jumlah yang memadai sesuai
dengan jumlah mahasiswa yang tersedia. Sementara itu, tenaga pendukung yang tersedia
hanya satu orang tenaga full-time honorer dan satu orang tenaga part-time. Jumlah tenaga
pendukung pada program studi ini disesuaikan dengan beban kerja yang terbatas pada
lingkup administrasi prodi, sedangkan pekerjaan-pekerjaan lain seperti pembayaran
honorarium dosen, pengelolaan sarana dan prasarana, dan kerja sama dengan fihak luar
dilakukan oleh institusi yang dikelola langsung oleh SPs dan secara sistemik merupakan
pendukung pelaksanaan program. Selain itu, ada pula proses layanan yang dilakukan
secara bersama antara prodi dan unit kerja di lingkungan SPs. Misalnya, usulan jadwal
dirancang oleh prodi, tetapi finalisasinya dilakukan oleh layanan akademik SPs. Hal yang
sama terjadi pada penetapan jadwal ujian tahap satu dan ujian promosi doktor. Sebaliknya,
40
ada pula kegiatan yang diawali oleh layanan SPs namun ditindaklanjuti oleh prodi seperti
promosi pendaftaran mahasiswa baru yang dilakukan oleh SPs, namun dalam hal ujian
masuknya prodi juga terlibat.
Para dosen program studi tergolong profesional-profesional produktif dalam
berkarya akademik dan ilmiah. Karya-karya tersebut termasuk hasil-hasil penelitian seperti
dapat dilihat dalam borang terlampir. Para dosen juga menghasilkan karya ilmiah yang
cukup produktif baik berupa artikel ilmiah yang dipublikasikan atau berupa makalah yang
disajikan seperti juga dapat dilihat di dalam borang terlampir. Sementara itu, buku-buku
yang dipublikasikan para dosen juga cukup banyak yang beberapa diantaranya terlampir di
dalam borang. Karya-karya tersebut merupakan karya-karya penting baik dari sudut
pandang reputasi forumnya maupun dari sudut pandang relevansinya dengan keilmuan.
Karya-karya para dosen merupakan karya-karya yang disajikan pada forum-forum
internasional. Misalnya, Prof. Fuad Abdul Hamied, PhD sebagai Presiden TEFLIN, pada
tahun 2011 menjadi Keynote Speaker pada TESOL Conference di New Orleans, pada The
4th English as a Lingua Franca International Conference di Hong Kong, pada Melta
Conference di Trengganu, Malaysia, dan LIA Conference di Bali. Sementara itu, Prof. Dr.
Nenden Sri Lengkanawati, MPd. menjadi penyaji pada TESOL Conference di New
Orleans. Prof. A. Chaedar Alwasilah, PhD merupakan anggota DPT Dikti yang
menyajikan makalahnya pada Seminar & Workshop, teaching Writing: Theory & Practice
di UPI Bandung pada tahun 2010. Prof. E. Aminudin Azis, PhD pada tahun 2010
menyajikan makalahnya pada The 4th International MALINDO Workshop di Universitas
Indonesia, Jakarta. Dr. Bachrudin Musthafa, MA menjadi penyaji pada The 57th
TEFLIN
Conference di UPI Bandung Tahun 2010. Prof. Dr. Didi Suherdi, MA menjadi Plenary
Speaker pada 57th
TEFLIN Conference di UPI Bandung Tahun 2010. Dr. Didi Sukyadi,
MA menjadi featured speaker pada ASIA TEFL Conference 2011 di Korea Selatanmi
Emilia, PhD merupakan ahli dalam bidang Genre-Based Approach yang sering
memberikan pelatihan pada forum-forum nasional dan menyajikan hasil penelitiannya
pada seminar internasional seperti di Australia pada Juli 2011 ini. Informasi lengkap
mengenai aktivitas dosen dalam berbagai forum ilmiah baik nasional maupun internasional
dapat diperiksa pada Borang Butir 4.5.2
Peraturan kerja dan kode etik diterbitkan oleh Universitas dan disosialisasikan
secara masal dan bertahap. Kode etik itu disusun oleh Senat Akademik sebagai lembaga
normatif tertinggi di universitas dan mencakupi baik kode etik dosen maupun mahasiswa.
Implementasi kode etika mahasiswa dipantau oleh pimpinan unit kerja terkait dan untuk
41
Asisten Direktur dan Direktur SPs. Bila mahasiswa melakukan pelanggaran seperti
melakukan plagiarisme, melakukan pelecehan seksual, mengganggu ketertiban umum, dan
pelanggaran lainnya, yang bersangkutan akan dipanggil kaprodi, ditindaklanjuiti oleh
Asisten Direktur Akademik untuk kemudian disampaikan kepada Komisi Disiplin
Universitas yang beranggotakan para Pembantu Dekan 1, Direktur Kemahasiswaan, dan
Satuan Penjaminan Mutu. Mahasiswa yang melakukan pelanggaran akan disidang sekitar 3
kali untuk menentukan tingkat pelanggaran dan menentukan sangsi yang akan dijatuhkan.
Komisi Disiplin akan merekomendasikan sangsi itu kepada pimpinan universitas. Sejauh
ini sangsi baru diberikan pada dua orang mahasiswa S2 yang terlibat perjokian tes TOEFL
di Balai Bahasa dan plagiarisme, sedangkan mahasiswa S3 rata-rata memiliki integritas
yang cukup baik.
Dosen yang melakukan pelanggaran etika dosen pada tahap awal akan ditangani
oleh Kaprodi. Pelanggaran yang menyangkut disiplin seperti jumlah pertemuan yang
belum memenuhi standar, Kaprodi akan menyampaikan data dosen tersebut kepada
Direktur SPs dan melalui Asdir 1, surat teguran akan disampaikan. Pelanggaran disiplin
kepegawaian yang lebih serius akan ditentukan sangsinya oleh tim Binap Universitas yang
terdiri atas unsur pimpinan unit kerja utama universitas. Untuk pelanggaran etika
akademik seperti plagiarisme atau melakukan pungli kepada mahasisa, sangsi akan
diberikan oleh senat akademik. Dalam pelanggaran etika dosen tertentu seperti mendapat
komplain dari mahasiswa, menarik uang bimbingan dari mahasiswa, melakukan
bimbingan di restoran atau hotel, menarik uang dari mahasiswa untuk piknik dan
sejenisnya, sangsi akan diberikan dalam bentuk pencopotan jabatan atau membatasi
periode jabatan yang bersangkutan. Pedoman Perilaku Dosen dan Mahasiswa dapat dilihat
pada Borang Butir 2.1 dan juga pada lampiran terkait.
Pengembangan staf dilakukan pada berbagai tingkat. Pengembangan kompetensi-
kompetensi umum dilakukan oleh Universitas, sementara pengembangan kompetensi-
kompetensi yang terkait dengan kinerja sekolah dilaksanakan oleh Sekolah Pascasarjana,
dan pengembangan kompetensi-kompetensi keilmuan bagi para dosen dan kompetensi-
kompetensi yang spesifik diperlukan oleh prodi dilakukan oleh prodi. Pengembangan
kompetensi akademik dilakukan dalam bentuk pemberian ijin studi, pos doktoral,
penelitian atau program sandwich sejenisnya, pemberian insentif bagi dosen yang
menerbitkan artikelnya pada jurnal ilmiah, menerbitkan buku, atau mengikuti seminar
ilmiah baik nasional maupun internasional. Pengembangan staf juga dilakukan melalui
42
pengadaan tenaga ahli yang relevan baik dari dalam maupun luar negeri seperti dapat
dilihat dalam borang terlampir.
Pengembangan staf juga dilakukan dalam bentuk studi banding ke universitas
tertentu di luar negeri. Misalnya, Prof. Fuad Abdul Hamied, PhD dan Prof. Dr. Nenden Sri
Lengkanawati melakukan studi banding ke Monash University mengenai proses
bimbingan thesis dan disertasi mahasiswa dan hasilnya disebarkan kepada para dosen
prodi. Pengembangan staf lainnya dilakukan dalam bentuk peningkatan kapasitas
penelitian dan pengembangan keilmuan melalui kerja sama penelitian dengan lembaga
atau universitas lain baik di dalam maupun di luar negeri. Misalnya, Dr. Emi Emilia
mendapat hibah penelitian QEM (Quality of Education) in Madrasah (Penelitian kerjasama
antara ACER, DEPAG, WORLD BANK dan UPI) serta menjajagi penelitian bersama
dengan Konan University, Jepang. Pengembangan staf juga dilakukan melalui penerbitan
atau publikasi yang berkaitan dengan kapasitas keilmuan dosen atas inisiatif SPs.
Misalnya, untuk meningkatkan kemampuan staf dalam melakukan penelitian kualitatif,
SPs menerbitkan buku panduan penelitian kualitatif bagi dosen dan mahasiswa.
Dalam laporan akhir tahun UPI (2009) disebutkan bahwa pengadaan sumber daya
dan pemanfaatanya diatur secara sistemik melalui pedoman yang telah ditetapkan oleh
universitas dengan merujuk pada kebutuhan yang ada dalam rangka memenuhi standar
nasional. Setiap tahun program studi mengajukan kebutuhan tenaga dosen kepada
Direktorat Sumber Daya Manusia (SDM) untuk direalisasikan pengadaannya berdasarkan
kuota yang ditetapkan pemerintah. Pada tingkat SPs kebutuhan akan sumberdaya
ditindaklanjuti oleh Kaprodi melalui perekrutan dosen baik yang berasal dari dosen tetap
program studi S1, dosen tamu, pembimbing, penguji atau tenaga ahli dari luar universitas.
Perekrutan dilakukan berkonsultasi dengan pimpinan SPs dan pimpinan universitas.
Keberlanjutan pengadaan SDM dimungkinkan karena sistem yang fleksibel, yaitu tidak
hanya mengandalkan kuota dari pemerintah karena SPs juga dapat melakukan rekrutmen
sumber daya manusia secara mandiri. Informasi mengenai keberadaan sumber daya
manusia dan pemanfaatannya baik untuk kepentingan pengajaran, penelitian, maupun
pengabdian kepada masyarakat dilakukan melalui sistem informasi sumber daya manusia
(SISUDAMA). Pengadaan sumber daya yang lain seperti sarana dan prasarana dilakukan
oleh universitas berdasarkan sistem dan prosedur yang ditetapkan secara nasional. Namun
demikian, proses pengadaan itu dilakukan berdasarkan masukan yang diberikan oleh
program studi. Informasi mengenai sarana dan prasarana dapat ditelusuri melalui sisten
informasi aset dan fasilitas (SIASEF).
43
Pemanfaatan sumber daya manusia sepenuhnya dilakukan oleh program studi baik
dalam kaitannya dengan penetapan jadwal perkuliahan, bimbingan akademik, bimbingan
disertasi atau konseling kepada mahasiswa. Pemanfaatan saran pembelajaran seperti ruang
kelas dan perangkat pendukungnya, perpustakaan dan sarana TIK dilakukan bersama oleh
program studi dan universitas. Baik pengadaan maupun pemanfaatannya mendapatkan
jaminan yang sangat baik dalam sistem penyelenggaraan prodi melalui pengaturan yang
dikembangkan dalam bentuk sistem-sistem administrasi yang sistemik dan komprehensif.
2.Analisis SWOT: Sumber Daya Manusia
Kekuatan Kelemahan
1. Program studi memiliki sejumlah
dosen yang memiliki kualitas dan
kualifikasi kepakaran yang diakui baik
pada tataran nasional, regional,
maupun internasional.
2. Hasil karya dosen selain kuantitas
yang memadai juga memiliki kualitas
yang baik dan kredibel.
3. Ketersediaan peraturan dan kode etik
kinerja bagi para dosen dan tenaga
pendukung yang implementasinya
telah berjalan secara efektif.
4. Jaminan atas keberlanjutan pengadaan
dan pemanfaatan sumber daya yang
dilakukan secara bottom up
berdasarkan analisis kebutuhan
program studi.
1. Kepakaran para dosen belum didukung tradisi
penelitian yang sistematik melalui peta
penelitian dosen yang dilaksanakan secara
konsisten
2. Direktori kepakaran para dosen belum
terdokumentasi dengan baik, baru berdasarkan
kualifikasi akademik. Padahal penelitian yang
dilakukan para dosen cukup luas dan beragam.
3. Pengembangan staf belum terjadwal dan
terselenggara secara terencana, terutama karena
terkendala pendanaan yang terbatas sehingga
sebagian besar masih mengandalkan beasiswa
dari pihak lain.
4. Kerja sama pengadaan tenaga ahli baru terbatas
dengan beberapa universitas sehingga
diperlukan perluasan kerja sama dengan
universitas lainnya.
Peluang Ancaman
1. Penyelenggaraan program
pengembangan kompetensi dosen
yang diluncurkan universitas dengan
dukungan dana dan sistem yang lebih
baik melalui pengembangan dosen
bergelar professor, pengembangan
dosen bergelar doktor serta
pengembangan dosen muda.
2. Kesempatan berkarya ilmiah dan
presentasinya pada forum ilmiah
internasional, regional dan nasional
semakin banyak baik pada tingkat
nasional, regional maupun
internasional.
3. Kerjasama dan kemitraan dengan
berbagai universitas dan badan serta
lembaga terkait semakin meningkat.
1. Beban kerja struktural sebagian besar dosen
mempersempit waktu untuk berkarya ilmiah
yang unggul dan berinteraksi dengan kolega
pada universitas lain yang memiliki minat
keilmuan yang relevan.
2. Kurangnya koordinasi peta kompetensi dalam
pencarian ilmiah dosen-dosen berkualifikasi
terkait.
3. Banyaknya kepercayaan dari universitas atau
lembaga lain untuk bekerja sama dapat
menyebabkan beban kerja dosen menjadi
bertambah sehingga dikhawatirkan kualitas
kerjanya menurun.
4. Regenerasi dosen yang pengembangan
keilmuannya diserahkan pada dosen masing-
masing dapat menyebabkan proporsi kepakaran
dosen program studi kurang seimbang dengan
bidang keilmuan yang dikembangkan.
44
E. Kurikulum, Pembelajaran dan Suasana Akademik
1. Uraian
Seperti dibahas pada Bagian A, visi Program Studi S3 Pendidikan Bahasa Inggris
adalah menjadi program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris yang unggul di tingkat
nasional dan diakui di tingkat internasional. Misi Prodi adalah: (a) Memberikan kontribusi
nyata kepada bangsa dan negara Indonesia melalui pengembangan sumber daya manusia
terdidik yang mempunyai etos kerja yang tinggi, kemampuan dan pemahaman yang tinggi
dalam bahasa Inggris, perkembangan metode penelitian serta pengajaran dan pendidikan
bahasa Inggris sebagai bahasa asing yang paling mutakhir; (b) Menghasilkan tenaga
kependidikan bahasa Inggris yang bisa menjadi inovator di bidang pendidikan bahasa
Inggris di berbagai tingkat pendidikan, di sektor formal maupun non formal di Indonesia;
(c)Meningkatkan jumlah penelitian dan publikasi di jurnal nasional terakreditasi maupun
internasional yang merupakan hasil penelitian dosen maupun kerjasama dosen-mahasiswa;
(d) Berperan aktif dalam pengembangan dan perbaikan pendidikan bahasa Inggris sebagai
bahasa asing di Indonesia dan di tingkat internasional melalui keikutsertaan dalam
berbagai kegiatan ilmiah seperti lokakarya dan seminar nasional maupun internasional;
(e)Menciptakan kerjasama di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian pada
masyarakat dengan berbagai instansi pendidikan lain di dalam dan luar negeri; (f)
Mewujudkan sistem dan iklim akademik yang kondusif untuk memacu semangat
mahasiswa maupun dosen untuk belajar dan bekerja secara optimal serta memanfaatkan
kesempatan serta sumber belajar yang ada untuk mencapai kompetensi akademik yang
optimal; dan (g). Menjaga keterkaitan dan relevansi seluruh kegiatan akademik dengan
pembangunan pendidikan di tingkat nasional. Untuk mencapai visi dan misi tersebut,
kurikulum program studi membekali para mahasiswa dengan kompetensi uatam dan
penujang yang tertuang dalam struktur kurikulum berikut.
24 SKS Mata Kuliah Keahlian Utama yang ditujukan untuk mengembangkan komptensi
mahsiswa dalam keahlian utama yang berkaitan dengan bidang ilmu.
11 SKS Mata Kuliah Landasan Keahlian yang ditujukan untuk mengembangkan kompetensi
mahasiswa dalam landasan keahlian berkenaan dengan bidang ilmunya.
15 SKS tugas akhir dalam bentuk penulisan disertasi yang ditujukan untuk mengembangkan
komptensi mahasiswa dalam menulis karya ilmiah sebagai perwujudan dari keseluruhan
pengalaman belajarnya dan keahliannya, baik keahlian utama maupun penunjang yang
didasarkan pada kajian teoretis dan empiris melalui hasil penelitian lapangan.
45
Kurikulum Prodi S3 Pendidikan Bahasa Inggris dikembangkan dengan
mempertimbangkan tuntutan dan kebutuhan pemangku kepentingan (stakeholders). Untuk
itu, secara periodik prodi melakukan pertemuan dengan mahsiswa dan alumuni serta
pengguna lulusan untuk memperoleh masukan bagi upaya revisi kurikulum. Hasil
pertemuan dengan mereka melalui forum focus group discussion menyarankan agar prodi
menawarkan lebih banyak mata kuliah pilihan yang dapat memperkuat kompetensi utama
lulusan. Dalam struktur kurikulum prodi yang berlaku, mata kuliah ini masih diwadahi
dalam mata kuliah landasan keahlian dan mata kuliah kehalian utama.
Kurikulum Prodi S3 tersebar dalam struktur dan isi kurikulum yang mencakup
Mata Kuliah Landasan Keahlian terdiri atas 11 SKS (22%) dan Mata Kuliah Keahlian
Utama terdiri atas 24 SKS (48%) dan penulisan disertasi 15 SKS (30%). Isi kurikulum ini
selanjutnya dijabarkan ke dalam silabus mata kuliah oleh kelompok dosen berdasarkan
bidang keahliannya, dengan mempertimbangkan perkembangan keilmuan yang terjadi
dalam bidang keahlian yang berkaitan dan kebutuhan mahasiswa serta pengguna lulusan.
Keluasan dan kedalaman materi dapat dilihat dari silabus mata kuliah. Sejalan dengan
pedoman pengembangan kurikulum perguruan tinggi, isi kurikulum program studi S3 lebih
difokuskan pada pemgembangan keilmuan yang sejalan dengan perkembangannya.
Dari sisi penataan kurikulum, Prodi lebih menekankan pada pendekatan terintegrasi
atau koherensi diantara mata kuliah dalam satu kelompok dan koherensi antar kelompok
mata kuliah. Oleh karena itu, struktur kurikulum Prodi menunjukkan keterpaduan antara
pengetahuan teori dengan praktek dan sebaliknya melalui berbagai penelitian yang
mendasar. Dari segi isi kurikulum, integrasi materi pembelajaran terbangun diantara
kelompok mata kuliah keahlian utama sebagaimana tercemin dalam struktur kurikulum
dan kaitan antarmata kuliah landasan keahlian dan mata kuliah keahlian utama. Sebagai
contoh, mata kuliah Trends and Issues in Contemporary English Education yang
membahas teori-teori terbaru dalam pendidikan bahasa Inggris menjadi salah satu
landasan dalam kajian pengembangan kurikulum bahasa Inggris dalam mata kuliah
EFL Curriculum Development. Begitu pula antara mata kuliah Pragmatics dengan
Critical Discourse Analysis.
Sejalan dengan Permendiknas No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti PT,
dalam struktur kurikulum Prodi S3 Pendidikan Bahasa Inggris tercakup mata kuliah
yang dapat dikategorikan sebagai kurikulum institusional (muatan lokal) yang
dikembangkan berdasarkan kebutuhan masyarakat dan kepentingan internal lembaga,
yakni mata kuliah EFL Curriculum Development. Mata kuliah ini menjadi salah satu
46
penciri institusi. Sebagaimana tercantum dalam Tabel 5.1.3 Borang Akreditasi,
Struktur Kurikulum Prodi memuat pula mata kuliah pilihan bagi para mahasiswa yang
akan mengambil fokus penelitian dalam rangka studi akhirnya dengan metode kualitatif
khususnya dengan pendekatan etnografi. Sedangkan mata kuliah Trends and Issues in
Contemporary English Education membekali para mahasiswa dengan kajian teori
mutakhir dalam pendidikan bahasa Inggris yang dapat dijadikan landasan bagi
penelitian mereka yang mengambil fokus bidang kajian kurikulum dan pembelajaran
bahasa Inggris.
Mahasiswa Prodi S3 Pendidikan Bahasa Inggris memiliki peluang untuk
mengembangkan diri dalam bentuk pengembangan dirinya dan pengembangan pilihan
karirnya melalui sejumlah mata kuliah dalam struktur kurikulum Prodi. Mata kuliah
Language Planning misalnya membekali mereka dengan keahlian dalam perancangan
kebijakan kebahasaan dan mata kuliah EFL Curriculum Development memungkinkan
mereka menjadi ahli pengembang kurikulum. Keharusan mahasiswa untuk mengikuti
seminar internasional baik sebagai penyaji dan peserta serta keharusan mereka
menerbitkan karyanya dalam jurnal terakreditasi juga memberikan peluang bagi mereka
dalam pengembangan diri dan potensinya agar mereka dapat menerapkan pengetahuan dan
keterampilan sebagai pemikir yang kritis dalam dunia pekerjaannya.
Kurikulum Prodi S 3 Pendidikn Bahasa Inggris sesuai dengan Ketentuan Pokok
Pengembangan Kurikulum UPI menerapkan pendekatan gabungan komptensi dengan
topik inti yang diturunkan dari disiplin ilmu yang bersangkutan. Oleh karena itu,
pembelajaran yang dipilih dan diorganisasikan dalam memaksimalkan pencapaian
kompetensi dan pokok bahasan berupa topik inti yang dirumuskan dalam setiap silabus
mata kuliah. Guna mencapai efisiensi, efektivitas dan produktivitas dalam
pembelajaran/perkuliahan digunakan pula multimedia pembelajaran antara lain seperti
internet dan LCD. Seluruh ruangan kelas yang tersedia di program studi memiliki akses
yang baik untuk penggunaan multimedia ini.
Pembelajaran dirancang dalam upaya memaksimalkan penapaian kompetensi
dan penguasaan bahan ajar yang dirancang dalam silabus mata kuliah. Oleh karena itu,
pemilihan strategi dan metode perkuliahan diupayakan guna mencapai komptensi yang
telah dirumuskan. Begitu pula, pengembangan bahan perkuliahan/materi dan jenis
evaluasi diplih dan diorganisasikan sejalan dengan kompetensi yang dirumuskan dalam
silabus mata kuliah sebagaimana disarankan dalam pengembangan kurikulum prodi.
Pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran sebagaimana disinggung di atas
47
dilakukan guna mencapai efisiensi, efektivitas dan produktivitas dalam pembelajaran.
Sementara itu, struktur pembelajaran dan rentang kegiatan pembelajaran dipilih dan
dikembangkan berdasarkan ketentuan pokok pengembangan kurikulum khususnya
menyangkut Bab IV tentang Standarisasi Mata Kuliah, Deskripsi, dan Silabus dan Bab
V tentang Implementasi Kurikulum. Kedua Bab ini mengatur tentang rentang kegiatan
mengajar didasarkan bobot mata kuliah baik atas dasar keluasan, kedalaman
pembahasan materi perkuliahan, proses pembelajaran, dan tutuntutan
kemampuan/kompetensi dan keterampilan intelektual dari mata kuliah yang
bersangkutan.
Keterlibatan mahasiswa dalam pembelajaran dirancaang berdasarkan silabus
dan Satuan Acara Perkuliahan dengan berpedoman pada ke dua Bab di atas. Modus
perkuliahan sebagaimana dirancang dalam silabus dan SAP didasarkan pada pilihan
pendekatan, metoda dan strategi pembelajaran guna memaksimalkan keterlibatan
belajar mahasiswa. Secara umum, struktur pembelajaran di program S3 lebih
ditekanan pada kemandirian belajar (autonomous learning) agar potensi dan
kemampuan berpikir kritis dan inovatif mahasiswa dapat dimaksimalkan. Bentuk
perkuliahan seperti analisis kasus, diskusi, dan presentasi hasil kajian mahasiswa
terhadap topik-topik inti dalam mata kuliah yang didasarkan pada struktur dan
perkembangan kelimuan bidang kajian terkait menjadi ciri yang menonjol.
Pembimbingan penulisan disertasi sebagaimana dirancang dalam Bab VI tentang
Seminar, bagian B tentang Pembimbingan Tesis diatur tentang tahapan pembimbingan
tesis oleh dosen yang memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam ketentuan ini.
Peluang untuk mengembang pengetahuan dan pendalamannya serta
keterampilan yang dialihkan, kemampuan belajar mandiri dikembangkan melalui
pendekatan, metode dan strategi pembelajaran yang dirancang dalam silabus melalui
kombinasi analisis kasus, diskusi, presentasi berbasis hasil penelitian dan kajian teori
yang mendalam sebgaimana disebutkan di atas. Pengembangan nilai, motivasi, dan
sikap menjadi bagian komponen yang diamati selama keterlibatan mahasiswa dalam
pembelajaran, penyelesaian tugas dan dalam penilaian baik selama proses maupun
hasil pembelajaran. Penilaian baik proses maupun hasil belajar didasarkan pada
Pedoman Akademik Sekolah Pascasarjana Bab V tentang Penilaian Hasil Perkuliahan.
Mengingat silabus dan SAP dikembangkan berdasarkan pendekatan gabungan antara
kompetensi dengan penguasaan kedalaman materi perkuliahan (berbasis topik)
sebagaimana diatur dalam ketentuan pokok pengembangan kurikulum UPI, maka
48
penilaian lebih berfokus pada acuan kriteria sebagaimana dirumuskan dalam silabus
dan SAP mata kuliah yang bersangkutan. Penentuan yudisium ditetapkan yang dalam
pedoman tersebut.
Untuk memastikan kinerja dosen dalam perkuliahan, pada seriap akhir semester
dilakukan penilaian kepuasan mahasiswa terhadap perkuliahan yang dilakukan secara
acak. Penilaian melalui penyebaran kuesioner secara manual kepada mahasiswa oleh
Prodi tanpa melibatkan dosen mata kuliah yang bersangkutan. Hasil penilaian diolah
oleh Prodi baik secara kuantitatif maupun kualitatif sehingga dapat diketahui skor yang
diperoleh setiap dosen. Dosen dengan skor kepuasan terendah akan dikurangi jumlah
mata kuliah yang diampunya sehingga diharapkan dapat memiliki cukup waktu untuk
melakukan perbaikan atas kinerja mengajarnya. Penilaian kepuasan juga dilakukan
oleh Satuan Penjaminan Mutu melalui jaringan internet universitas. Hasil penilaian
oleh SPM untuk sementara tidak menilai kinerja setiap dosen, melainkan setiap per
prodi dan per fakultas sehingga masukan yang diperoleh lebih untuk kepentingan
perbaikan manajemen. Ke depan, penilaian kinerja dosen secara online akan dilakukan
secara individual untuk setiap dosen berdasarkan mata kuliah yang diampunya.
Untuk menunjang pencapai baik proses dan hasil pembelajaran serta
peningkatan keterlibatan mahasiswa dalam pembelajaran baik di kampus maupun di
luar kampus berbagai sarana yang tersedia, antara lain kelas dengan akses multimedia.
E-journal Perpustakaan UPI (Sage, Oxford, Cambridge) dapat diakses dari mana saja di
luar kampus, demikian pula repository skripsi, tesis, dan disertasi. Mahasiswa juga
dapat melakukan penelusuran koleksi Perpustakaan UPI melalui web secara online.
Selain itu, ruang diskusi terbatas, auditorium untuk kuliah umum (generale stadium
dari dosen tamu), dan ruang teleconference juga tersedia. Kegiatan di luar kampus
dalam bentuk seminar bersama baik pada tingkat lokal, nasional maupun internasional
dirancang dalam upaya membangun suasa akademik yang dapat mengasilkan kultur
akademik yang diharapkan.
Dilihat dari mutu dan kuantitas interaksi dosen-mahasiswa dilakukan
pemantauan terhadap pembelajaran baik di kampus maupun di luar kampus. Upaya
menggali penilaian dari mahsiswa baik melalui wawancara terbatas maupun angket
untuk mengidentifikasi tingkat keterlibatan mahasiswa dalam pembelajaran, kuantitas
serta mutu pembelajaran sebagaimana dijelaskan terdahulu selalu dilakukan pada setiap
akhir semester. Semua kegiatan interaksi pembelajaran antara dosen-mahasiswa
sebagaimana diuraikan di atas dirancang dalam silabus dan SAP yang dikomunikasikan
49
dengan mahasiswa terkait. Begitu pula untuk kegiatan bersama dosen dengan
mahasiswa dalam bentuk penelitian yang dipresentasikan dalam semina nasional dan
internasional serta kegiatan pengabdian pada masyarkat dalam bentuk seminar dan
lokakarya pemberdayaan guru dilakukan secara periodik, minmal satu kali dalam satu
tahun yang direncanakan dalam Rencana Kegiatan Tahunan (RKAT Prodi).
Penyusunan rancangan ini didiskusikan diantara dosen dengan meminta masukan dari
mahasiswa.
Pengembangan kepribadian dan aspek lain yang berkaitan dengan upaya
pengembangan softskills mahasiswa dilakukan melalui kegikatan perkuliahan di
kampus maupun di luar kampus dalam bentuk penelitian bersama dan menyajikan
hasilnya dalam kegiatan seminar. Kegiatan pengabdian kepada masyakat juga
dirancang dan dilakukan bersama oleh dosen dengan melibatkan mahasiswa.
Pembelajaran/perkuliahan untuk setiap mata kuliah didorong untuk mengembangkan
aspek-aspek yang dapat membentuk kepribadian ilmiah mahasiswa. Sebagaimana
tertuang dalam Borang Akreditasi Prosedur 5, butir 5.1.1 kompetensi yang dirumuskan
dalam kurikulum mencakup kompetensi utama dan penunjang. Kedua rumusan
kompetensi yang diharapkan ini bila dibandingkan dengan hasil evaluasi hasil belajar
mahasiswa program S3 sebagaimana tertuang dalam profil mahasiswa dan lulusan
dalam 5 tahun terakhir cenderung bergerak naik (dari nilai terendah tahun 1 sebesar
3,29 menjadi rata-rata 3,57 pada tahun ke ketiga). Ini secara tidak langsung
menunjukkan bahwa kompetensi mahasiswa mendekati kompetensi yang diharapkan.
Penilaian dari pengguna lulusan terhadap kinerja lulusan juga menunjukkan bahwa
kompetensi yang dicapai mahasiswa dipandang baik oleh pengguna lulusan. Misalnya
dari sisi keahlian sebagaimana tertera pada data Borang Akreditasi butir 3.3. tentang
evaluasi lulusan menunjukkan bahwa 75% pengguna menyatakan keahlian lulusan
dipandang baik.
Begitu pula kemajuan dan keberhasilan studi mahasiswa sebagaimana
digambarkan di atas dalam kurun lima tahun terakhir memperlihatkan peningkatan
yang sangat berarti. Yudisium lulusan menunjukkan peningkatan dalam lima tahun
terkahir dengan posisi Yusidium terakhir saat ini rata-rata 3.51. Kepuasaan lulusan
sebagai disinggung di atas dari aspek keahlian, integritas, keluasan wawasan dinilai
baik oleh pengguna (lihat Tabel 3.3. Hasil Studi Pelacakan) .. Data pada hasil studi
pelacakan dalam borang akareditasi (Tabel 3.3.) menunjukkan misalnya aspek
keahlian, integritas, dan keluasan wawasan dipandang baik oleh pengguna/pemanfaat
50
lulusan. Dari data hasil penelitian dosen dalam lima tahun terakhir sebagaimana tertera
dalam Borang Akreditasi Tabel 7.1.3 dan 7.1.4 tampak bahwa produk yang dihasilkan
baik berupa karya penelitian dan publikasi dosen, antara lain berupa buku program
studi menunjukkan jumlah yang sangat memuaskan. Rata-rata seorang dosen dalam
lima tahun terakhir mengasilkan antara 3-4 karya ilmiah dalam bentuk buku teks.
Untuk karya penelitian rata-rata seorang dosen dalam lima tahun terakhir mengahsilkan
3-4 karya penelitian.
2.Analisis SWOT: Kurikulum, pembelajaran dan suasana akademik
Kekuatan Kelemahan
a. Kurikulum Prodi relevan dengan
visi, misi, sasaran, dan tujuannya,
sebagaimana tampak pada struktur
programnya
b. Kurikulum Prodi disusun dengan mengacu
pada standar nasional dan mempertimbangkan
kepentingan para stakeholders
c. Isi kurikulum Prodi membekali mahasiswa
dengan kompetensi tenaga ahli kebahasaan
dan kesastraan, yang mencakup kompetensi
kepribadian, kompetensi kebahasaan,
kompetensi komunikasi, dan kompetensi
kepribadian
d. Kurikulum Prodi diterapkan melalui
pendekatan concurrent. Pendekatan ini
memungkinkan mahasiswa untuk mendalami
suatu keahlian sejak awal dan memungkinkan
integrasi antara komptensi, keterampilan, dan
kepribadian dalam rentang waktu yang cukup.
e. Kurikulum Prodi memiliki tingkat keterkaitan
antarmata kuliah yang tinggi, dan ini semakin
memberi peluang kepada mahasiswa untuk
mengembangkan diri secara maksimal.
1. Pengaturan jumlah SKS per semester
masih belum cermat, sehingga menjadi
beban mahasiswa. Pada semester
tertentu ditawarkan kurang dari 20 SKS
tapi ada semester yang menawarkan di
atas 20 SKS.
2. Prodi belum menyediakan struktur
kurikulum bagi mahasiswa yang ingin
melakukan studinya secara paruh waktu,
terutama bagi mereka yang bekerja dan
tingkat kesibukannya tinggi.
3. Prodi juga masih belum menetapkan
program S3 by research seperti yang
dilakukan Inggris atau Australia. Jika
program ini dikembangkan, kebutuhan
calon mahasiswa yang memiliki latar
belakang penelitian kuat namun waktu
terbatas akan teratasi.
Peluang Ancaman
51
1. UPI sedang melaksanakan reviu dan revisi
kurikulum, termasuk kurikulum Prodi. Ini
merupakan kesempatan bagus untuk
melakukan penyesuaian yang diperlukan
dengan mempertimbangkan perkembangan
yang terjadi dalam dunia keilmuan dan
kebutuhan masyarakat pengguna lulusan.
2. Integrasi pengelolaan Program Pascasarjana
S2 dan S3 dengan prodi S1 memungkinkan
makin kokohnya kaitan antara mata kuliah
yang dikembangan di S1, S2 dan S3
Untuk meningkatkan mutu dan daya jual
Prodi di masyarakat, Prodi perlu memiliki
kurikulum yang handal, fleksibel dan
relevan dengan kebutuhan lapangan kerja.
Jumlah SKS yang sekarang berlaku masih
dipandang terlalu banyak dan berdampak
pada lama masa studi mahasiswa yang
panjang dan ini dapat mempengaruhi minat
calon mahasiswa untuk memasuki Prodi
Bahasa dan Sastra Inggris pada khususnya
dan perguruan tinggi di Indonesia pada
umumnya. Ancaman bisa datang dari
perguruan tinggi asing yang mungkin
menawarkan SKS yang lebih fleksibel.
F. Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, dan Sistem Informasi
1. Uraian
Hingga Tahun 2011 ini Prodi merupakan unit kerja yang tidak secara langsung
mengelola keuangan. Keuangan SPs dikelola oleh Divisi Keuangan SPs di bawah
koordinasi Asisten Direktur 2 SPs UPI. Setiap pertengahan tahun, Universitas menyusun
Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan (RKAT) yang berisi kegiatan dan besaran dana
yang akan dilaksanakan pada tahun berikutnya. RKAT diturunkan dari Renstra Universitas
dan Renstra itu sendiri merupakan penjabaran dari Visi dan Misi Universitas. RKAT Prodi
disusun berdasarkan Visi dan Misi Prodi yang juga diturunkan dari Visi dan Misi
Universitas. Dalam rangka memberi masukan dalam penyusunan RKAT, Kaprodi
mengundang para dosen untuk menetapkan program-program apa saja yang harus
ditetapkan oleh Universitas. Setiap program harus ditentukan pula waktu pelaksanaan dan
rancangan biayanya. Mengingat UPI masih memiliki status BHMN, pembiayaan RKAT
bersumber dari SPP mahasiswa atau dikenal dengan dan Usaha Tabungan Universitas
(UTU). RKAT yang telah disusun Prodi kemudian diserahkan dan digabung dengan
RKAT Universitas untuk mendapat pengesahan dari Majelis Wali Amanat. Setelah
disahkan MWA, RKAT diserahkan kepada setiap pimpinan unit kerja, termasuk kaprodi.
Untuk menjamin pelaksanakan RKAT sesuai rencana, Universitas meminta setiap prodi
mencantumkan jadwal pelaksanaan masing-masing kegiatan serta siapa Person in Charge
(PIC) nya.
Saat jadwal pelaksanaan tiba, Kaprodi menyusun TOR kegiatan yang nantinya
diserahkan kepada pimpinan SPs untuk disetujui. Setelah mendapat persetujuan, biaya
kegiatan oleh kaprodi dapat dicairkan ke bagian keuangan sesuai ketentuan yang berlaku
sejalan dengan kemajuan kegiatan yang sedang dilaksanakan. Setelah kegiatan selesai
dilakukan, kaprodi harus menyusun laporan kegiatan dengan tembusan selain kepada
52
Direktur SPs juga kepada Direktorat Keuangan. Untuk mengukur kinerja, setiap kegiatan
selesai dilakukan, Kaprodi melalui SPs mengisi laporan implementasi kegiatan secara
online melalu Sistem Informasi Keuangan (SIKU). Untuk menjamin akuntabilitas
keuangan prodi, setiap tahun universitas mengundang akuntan publik untuk memeriksa
akuntabilitas kinerja program keuangan universitas. Unit kerja yang diaudit biasanya
hanya sampai Divisi keuangan SPs. Namun bila diperlukan, beberapa prodi dapat
dilibatkan dalam proses audit sebagai sample acak. Hingga tahun 2010, kinerja keuangan
UPI Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Walau kadang tak tersentuh akuntan publik,
kinerja keuangan prodi diaudit oleh Satuan Audit Internal (SAI) yang secara reguler setiap
tahuan melakukan audit internal. Bila ada kasus khusus, Rektor dapat meminta SAI untuk
melakukan audit investigasi pada unit kerja yang kinerja keuangannya rendah. Untuk
kinerja program, Prodi diaudit secara reguler setiap tahun oleh Satuan Penjaminan Mutu
(SPM) melalui Audit Internal Mutu Akademik (AMAI). Namun sejalan dengan perubahan
UPI BHMN menjadi PTP-PK BLU, mulai tahun 2012, Prodi tidak lagi merupakan unit
pengelola keuangan terkecil. Pengelolaan keuangan harus dilakukan oleh unit yang
memiliki Pejabat Pembuat Komitmen, yaitu Fakultas. Prodi berhak mengajukan rencana
kegiatan dan anggaran tahunan namun dibatasi oleh pagu yang telah ditetapkan oleh
Universitas. Dengan demikian Prodi akan berfungsi sebagai unit pelaksana kegiatan
akademik, sedangkan masalah keuangan dikelola oleh Fakultas.
Untuk menunjang kegiatan Prodi, Universitas melakukan pengadaan barang dan
jasa yang dibutuhkan dengan dukungan dana baik dari usaha tabungan universitas, dana
DIPA bantuan sosial atau kerja sama. Dalam kaitannya dengan barang dan jasa yang
dibutuhkan, Prodi dapat mengusulkan jenis barang dan jasa yang dibutuhkan beserta
spesifikasinya. Untuk pengadaan buku, Prodi dapat mengusulkan buku-buku yang
dibutuhkan kepada Perpustakaan. Setelah kebutuhan buku yang relevan dengan kebutuhan
Prodi terkumpul, Perpustakaan akan menyerahkan daftar buku beserta harganya kepada
bagian pengadaan untuk dilakukan proses tender. Contoh lainnya adalah dalam pengadaan
jasa konsultan ISO. Prodi dapat mengajukan kriteria penyedia jasa audit ISO yang
dibutuhkan untuk kemudian dilakukan proses pengadaannya oleh bagian pengadaan.
Dengan cara seperti ini diharapkan barang atau jasa yang disediakan akan sesuai dengan
kebutuhan penggunanya. Hal yang sama dilakukan untuk pengadaan barang lain seperti
komputer, LCD Projector, furniture, scanner, serta barang-barang dan jasa lainnya. Jika
kebutuhan akan barang dan jasa melebihi kapasitas keuangan SPs, Prodi dapat menentukan
prioritas kebutuhan sehingga fungsi layanan kepada mahasiswa tidak terganggu. Untuk
53
keberlanjutan pengadaan, Universitas melakukan langkah pengalokasian dana yang ada.
Ada pengadaan yang didanai DIPA seperti bandwidth, pembangunan gedung, serta
pengadaan sejumlah peralatan. Selain itu, ada pula pengadaan yang didanai UTU (SPP)
universitas seperti pembelian buku serta pengadaan jasa konsultan. Universitas juga
menggali sumber pendanaan melalui pemerolehan Hibah PHKI yang melibatkan kerja
sama dengan pemerintah daerah seperti dalam kasus Hibah PHKI Lesson Study berbasis
kemitraan dengan Pemda dan juga melalui kerja sama penelitian dengan industri.
Agar barang dan jasa yang disediakan dapat dimanfaatkan dengan baik,
pemanfaatan sarana dan prasarana dilakukan baik secara sentralisasi maupun
desentralisasi. Pemanfaatan fasilitas gedung pertemuan, ruang kelas, ruang terbuka, dan
sarana olah raga dilakukan secara terpusat oleh universitas. Sementara itu, penentuan
ruang kelas serta ruang kerja Kaprodi, dosen dan staf administrasi dilakukan oleh Direktur
SPs. Sementara itu, berdasarkan ketersediaan ruangan, kaprodi dapat merancang
penggunaan ruangan untuk perkuliahan sesuai kebutuhan. Rancangan itu diajukan kepada
Direktur SPs untuk ditetapkan secara resmi melalui SK Direktur atau Asisten Direktur SPs.
Bila Prodi membutuhkan fasilitas yang digunakan bersama, seperti auditorium atau ruang
rapat besar, kaprodi dapat mengajukan usul penggunaan ruangan kepada Asdir 2 SPs.
Untuk pemeliharaan kebersihan gedung, universitas melakukannya secara
outsourcing melalui pengadaan jasa penyedia tenaga kebersihan. Petugas cleaning service
melakukan tugasnya memelihara dan menjaga kebersihan untuk gedung tertentu. Bisa jadi
antara gedung yang satu dengan gedung yang lain penyedia jasa kebersihannya berbeda.
Selain petugas kebersihan, SPs juga memiliki petugas di masing-masing lantai yang
tanggung jawabnya adalah menyediakan peralatan perkuliahan dan menyediakan minum
bagi dosen yang mengajar. Pemeliharaan kelistrikan dilakukan secara sentral oleh
universitas, yaitu oleh bagian kerumahtanggaan. Sementara itu, pemeliharaan ICT
dilakukan oleh tim ICT Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Pengadaan gedung dilakukan oleh Universitas melalui berbagai skema. Universitas
sejauh ini mendapat fasilitas gedung baru untuk hampir semua fakultas dari dana pinjaman
IDB. UPI juga mendapat bantuan pembangunan asrama mahasiswa selain dari IDB juga
dari World Bank, selain secara rutin mendapat alokasi pembangunan dari APBN seperti
untuk pembangunan Rusunawa. Penjaminan kualitas gedung universitas dilakukan oleh
Biro Aset dan Fasilitas yang salah satu tugasnya diantaranya merencanakan perbaikan atau
rehabilitasi gedung yang telah rusak seperti pengecetan atau pembangunan gedung baru.
Sementara itu, pemenuhan standar ruang kuliah, ketersediaan air bersih, dilakukan oleh
54
Divisi Aset dan Fasilitas SPs. Pengadaan laboratorium dilakukan secara terpusat oleh
Universitas. Prodi diberi kewenangan untuk mengajukan barang dengan specs nya
sedangkan pengadaannya dilakukan secara terpusat.
Perpustakaan UPI sudah mengembangkan sistem e-Library dan konten digital yang
dapat diakses secara online. Perpustakaan UPI telah melakukan technical processing dan
layanan perpustakaan secara otomasi dengan menggunakan software CDS-ISIS. Pada
tahun 2009, sebanyak 90% koleksi perpustakaan telah dapat diakses oleh pengguna OPAC
(Online Public Access Catalog) dan 90% sivitas akademika UPI telah terdata dalam
database user Perpustakaan UPI. Layanan internet Perpustakaan UPI memungkinkan
pengguna melakukan downloading judul koleksi tesis dan disertasi yang ada di
perpustakaan. Proses digitalisasi konten lokal sedang dirintis pada titik layanan Sekolah
Pascasarjana untuk menjamin cara akses baru ke sumber informasi berupa tesis dan
disertasi. Pada akhir tahun 2011, hampir, diharapkan 10.000 judul skripsi, tesis, dan
disertasi sudah terunggah ke dalam repository UPI dan dapat diakses secara bebas oleh
siapapun dimana pun.
Perpustakaan UPI hingga saat ini sudah mengembangkan sistem informasi
perpustakaan berbasis web. Software yang digunakan adalah: (1) Openbiblio, untuk sistem
otomasi perpustakaan yang meliputi sistem pengolahan, pelayanan sirkulasi, penelusuran
dan laporan; (2) Desiderata, untuk sistem di bagian pengadaan dan akuisisi dalam
menghimpun data judul-judul koleksi yang akan diadakan, (3) ESTD (Elektronik skirpsi,
tesis dan disertasi) yang dapat diakses di http://digilib.upi.edu atau
http://perpustakaan.upi.edu, (4) Union catalog, untuk menggabungkan seluruh data
bibliografis beberapa perpustakaan dan ruang baca di lingkungan UPI. Pada saat ini
perpustakaan dan ruang baca yang telah tergabung adalah Perpustakaan Kampus Serang,
Purwakarta, Sumedang, Tasikmalaya, Cibiru, ruang baca Pascasarjana, ruang baca Jurusan
Pendidikan Bahasa Sunda, dan Ruang Baca Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Dalam
rangka sharing metadata, Perpustakaan UPI saat ini telah bergabung dengan portal jurnal
yang dikembangkan oleh Dikti yang diberi nama GARUDA. Portal ini dapat diakses
melalui alamat website http://jurnal.dikti.go.id. Selain itu, Perpustakaan UPI juga telah
bekerjasama dalam IDLN (Indonesia Digital Library Network).
Dalam rangka meningkatkan layanan internet untuk sivitas akademika UPI di
berbagai unit kerja, setiap tahun bandwidth UPI terus ditingkatkan. Dimulai dengan besar
bandwidth 64 Kbps pada tahun 1999 melalui koneksi ke AI3 ITB, lalu berkembang
berturut-turut menjadi 512 Kbps ke Jasatel tahun 2002, 1 Mbps ke Jasatel tahun 2003 dan
55
2004, 4 Mbps tahun 2005, 11,5 Mbps tahun 2007, 24 Mbps tahun 2008, dan 55 Mbps pada
tahun 2009 ke PT Telkom. Penambahan jumlah pemakai dan permintaan konektivitas dari
waktu ke waktu yang terus meningkat mengharuskan penambahan bandwidth, terutama
bila mengikuti ketentuan BSNP bahwa tiap user minimal 16 kbps. Renstra UPI Tahun
2011-2015 menargetkan alokasi bandwifth untuk setiap pengguna minimal memenuhi
standar BSNP, yaitu 16kbps.
Kapasitas dan fungsi Direktorat TIK dalam memberikan layanan internet terus
ditingkatkan secara sistematis. Semenjak diterapkan aturan registrasi akun untuk akses
internet, pada tahun 2010 jumlah mahasiswa yang sudah registrasi sebanyak 21.853 orang
(62,4%), sedangkan dosen dan karyawan sebanyak 1096 orang (52,2%). Data sampai
akhir tahun 2010 menunjukkan jumlah mahasiswa yang sudah registrasi menggunakan
internet sebanyak 29.485 orang (76,6%) dengan total mahasiswa aktif 38.511 orang,
sedangkan dosen dan karyawan sebanyak 1.563 orang (77,0%). Rata-rata penggunaan
internet UPI pada bulan Januari-Desember tahun 2010 sebanyak 1.758 jam/hari oleh
mahasiswa, dan 578 jam/hari oleh dosen dan karyawan.
Sejak pertengahan bulan Agustus 2007, UPI mulai terhubungkan dengan jaringan
WAN Jardiknas, milik Depdiknas. Jardiknas merupakan jaringan pendidikan nasional yang
menghubungkan kantor Kementrian Pendidikan nasional di Senayan Jakarta dengan
lembaga-lembaga pendidikan di seluruh Indonesia. Terkoneksinya UPI pada Jardiknas
memberikan peluang bagi UPI melalui Direktorat TIK untuk terus meningkatkan peran
sertanya dalam pemanfaatan dan integrasi teknologi informasi dan komunikasi dalam
pendidikan di Indonesia. Jumlah komputer pendukung jaringan Internet UPI saat ini
berjumlah lebih dari 2500 komputer, 36 ruang kelas terkoneksi Internet, serta 36%
bangunan dan ruang terbuka sudah terhubung WIFI.
Pasca pembangunan gedung baru, kebutuhan ruang kelas untuk perkuliahan serta
laboratorium untuk setiap unit akademik, termasuk SPs dapat terpenuhi walau di sana-sini
masih dirasakan berbagai kekurangan baik karena konstruksi bangunan maupun
kelengkapan fasilitas yang tersedia. Oleh karena itu, selain melengkapi furniture melalui
dana APBN, Universitas juga melengkapi sarana dan fasilitas yang belum lengkap,
melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana dan juga kebersihan. Biro aset dan Fasilitas
sebagai penanggung jawab pengelolaan sarana dan prasarana memiliki sejumlah fokus
kegiatan yang bertujuan meningkatkan layanan dalam rangka menunjang kegiatan
akademik serta menata dan meningkatkan sarana dan lingkungan. Beberapa kegiatan yang
telah dan akan terus dilaksanakan pada tahun yang akan datang meliputi (1)
56
menyempurnakan dan melakukan sosialisasi dan melaksanakan Prosedur Operational
Baku (POB) kegiatan pengelolaan/penggunaan aset dan fasilitas, (2) melakukan penataan
dan pemeliharaan Isola Heritage, (3) memberdayakan fasilitas dan ruang kerja dosen, (4)
menyelenggarakan workshop sosialisasi penghematan energi, (5) menyusun Pedoman
Sistem Pengamanan Lingkungan Kampus, (6) mengimplementasikan Sadar Pemeliharaan
Aset dan Fasilitas, (7) melaksanakan workshop Penyusunan Standarisasi Pengadaan
Barang/Jasa dan Penghapusan Barang Milik Negara, dan (8) melaksanakan Kegiatan
Pembangunan dan Renovasi.
2. SWOT Analysis: Pembiayaan, sarana dan prasarana, dan sistem informasi
Kekuatan Kelemahan
1. Status UPI yang sejak 2004 menjadi PT
BHMN telah memberikan pengalaman
berharga dalam mencari sumber
pembiayaan operasional universitas di luar
apa yang dialokasikan pemerintah.
2. Sarana dan prasarana penunjang pendidikan
baik yang dibangun dengan sumbangan
JICA untuk MIPA maupun dari IDB untuk
fakultas lainnya, termasuk gedung SPs
merupakan modal yang sangat berharga
bagi pemenuhan standar minimal
penyelenggaraan pendidikan pada tingkat
universitas.
3. Sistem informasi yang dikembangkan
selama ini baik melalui dana IM-HERE
maupun dana universitas seperti sistem
informasi akademik, keuangan, dan sumber
daya manusia merupakan modal penting
bagi peningkatan efisiensi dan akuntabilitas
pengelolaan universitas.
1. Pembiayaan pendidikan dari waktu ke
waktu semakin meningkat sementara
kemampuan Program Studi dan Universitas
serta dukungan keuangan pemerintah makin
menurun.
2. Budaya masyarakat kita yang belum terbiasa
memelihara fasilitas umum seperti fasilitas
komputer, ruang kelas dan koleksi buku,
energi, air, dan lainnya menyebabkan nilai
keekonomisan barang menjadi makin
pendek dan berbiaya tinggi.
3. Perkembangan teknologi informasi yang
cepat serta kebutuhan civitas akademika atas
layanan IT yang dapat diandalkan menuntut
universitas melakukan penyesuaian yang
fleksibel sementara kemampuan keuangan
dan SDM terbatas.
Peluang Ancaman
1. Trend pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
terus membaik merupakan peluang bagi
universitas dan juga SPs untuk menjamin
keberlanjutan pembiayaan operasional
universitas.
2. Kepercayaan masyarakat dan pemerintah
serta citra universitas yang makin baik serta
sistem pemeliharaan sarana dan prasarana
yang telah berjalan memberi peluang bagi
universitas, khususnya SPs untuk
meningkatkan kualitas sarana dan prasarana
yang dimiliki.
3. Otonomi yang diberikan universitas dalam
pengelolaan dan pengalokasian dana yang
berbeda dengan fakultas merupakan peluang
bagi SPs untuk lebih kreatif dalam
meningkatkan sumber dana, sarana dan
1. Budaya konsumtif dan ingin serba nyaman
tanpa disertai peningkatan produktivitas dan
kinerja dapat menghabiskan berapa pun
sumber dana yang diperoleh.
2. Jumlah mahasiswa yang cenderung
bertambah tanpa terkendali dapat
menyebabkan sarana prasarana yang sudah
ada menjadi tidak berarti karena
penambahan satu mahasiswa tidak serta
merta sumbangan dana yang ia berikan
dapat menutupi biaya operasional nyata
yang harus dikeluarkan universitas.
3. Sistem informasi yang tidak diperbaharui
dan disosialisasikan pemanfaatannya secara
terus menerus dapat menyebabkan sistem
yang dimiliki menjadi ketinggalan dan tak
dapat memberikan dampak apa-apa bagi
57
prasarana serta sistem informasi yang telah
ada.
kemajuan universitas.
G. Penelitian, Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama
1. Uraian
Berkaitan dengan komponen penelitian dan publikasi, program pendidikan bahasa
Inggris pascasarja Universitas Pendidikan Indonesia selama ini berusaha untuk mendorong
timnya untuk berinisiatif melakukan penelitian dan secara aktif mencari hibah penelitian,
baik tingkat nasional maupun internasional. Selama ini beberapa anggota tim program
studi pendidikan bahasa Inggris telah mendapatkan hibah penelitian baik yang berskala
nasional maupun internasional. Yang berskala nasional, misalnya diperoleh oleh Prof. Dr.
Hj Nenden Sri Lengkanawati, yang mendapatkan hibah penelitian dari “Hibah Bersaing”.
Selain itu, Dr. E. Aminudin Azis telah berhasil memperoleh hibah penelitian dari Asia
Fellow Scholarship pada tahun 2004. Pada tahun ini, seperti telah disebutkan di atas,
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI, dengan difasilitasi oleh Pascasarjana
UPI, juga telah mengirimkan satu proposal penelitian ke SEASREP di Manila (Lampiran
1), dan satu proposal, atas nama Emi Emilia, PhD ke the Asian Scholarship Foundation.
Proposal yang dikirim ke the Asian Scholarship Foundation, sudah lulus seleksi tahap satu,
dan sekarang sedang menghadapi seleksi tahap dua.
Sementara itu, dalam hal publikasi, mayoritas anggpota tim program studi
pendidikan bahasa Inggris telah banyak membuat publikasi baik di jurnal, atau surat kabar,
sepertii yang banyak dilakukan oleh Prof. Chaedar Alwasilah, PhD dan Bachrudin
Musthafa, PhD. Publikasi juga banyak dilakukan melaui presentasi yang dilakukan oleh
para anggota tim, seperti presentasi dalam berbagai seminar mengenai pendidikan di
Indonesia, menyajikan makalah di TESOL Convention, New Orleans, iATEFL di
Brighton, Inggris, Thai TESOL Conference di Bangkok, MELTA Conference di
Trengganu, dan di Hong Kong yang dilakukan oleh Prof. Fuad Abdul Hamied, PhD, yang
juga merupakan President TEFLIN and ASIA TEFL Regional Representative. Seminar
pada Masyarakat Linguistik Indonesia dilakukan oleh Prof. Chaedar Alwasilah, PhD dan
Iwa Lukmana, PhD baru-baru ini di Padang, presentasi di Malaysia dalam konferensi
mengenai penelitian kualitatif oleh Chaedar Alwasilah, PhD presentasi di berbagai lokasi
di Indonesia, seperti Maluku, Irian Jaya, Sulawesi, dan presentasi dalam konferensi HISKI
(Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia) di Palembang yang dilakukan oleh
Bachrudin Musthafa, PhD, presentasi yang telah dilakukan oleh Prof. Dr. Hj Nenden Sri
58
Lengkanawati, Endang Aminudin Aziz, PhD, Iwa Lukmana, PhD, Dr. Didi Suherdi dalam
konferensi TEFLIN, serta presentasi yang telah dilakukan dalam konferensi internasional
pendidikan literasi di Semarang pada akhir bulan September 2005 oleh Dr. Emi Emilia.
Dr. Didi Sukyadi dalam kapasitasnya sebagai Sekjen TEFLIN melakukan presentasi
sebagai Featured Speaker di ASIA TEFL Conference, di Balin tahun 2008, di Bangkok
tahun 2009, dan di Korea, 2011. Dr. Didi Sukyadi juga merintis penyelenggaraan
Conference on Applied Linguistics (CONAPLIN) sejak tahun 2008 dan merintis publikasi
jurnal dalam bidang linguistik terapan dengan nama Conaplin Journal yang akan terbit
perdana awal Agustus 2011. Sekaitan dengan publikasi, masih banyak lagi publikasi yang
telah dibuat oleh para anggota tim program studi pendidikan bahasa Inggris yang tidak
dapat disebutkan di sini berhubung ruang tidak memungkinkan. Contoh hasil karya ilmiah
dosen yang dipublikasikan dapat dilihat pula pada Lampiran 1 laporan portofolio program
studi pendidikan bahasa Inggris.
Seperti telah diuraikan dalam laporan porfolio Program Studi Pendidikan Bahasa
Inggris, sampai saat ini Program Studi pendidikan Bahasa Inggris program pascasarjana
UPI belum banyak melakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang melibatkan tim
secara keseluruhan serta mahasiswa secara langsung, Namun demikian, banyak sekali
kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilakukan oleh anggota tim sebagai individu,
yang manfaatnya bagi masyarakat tidak dapat diragukan lagi. Misalnya, Prof. Fuad Abdul
Hamied, PhD sebagai Deputi Menteri Koordinasi Kesejahteraan Rakyat di Jakarta;
Bachrudin Musthafa, PhD berperan sebagai konsultan di penerbit buku bahasa Inggris di
New Concept Education Centre di Jakarta; Prof. Chaedar Alwasilah, PhD berperan
sebagai pembina asosiasi dan editor di Pusat Perbukuan Nasional (Departemen Pendidikan
Nasional), sebagai konsultan di IIEF (Ford Foundation), konsultan untuk peningkatan
penggunaan bahasa ilmiah di tujuh universitas di Indonesia, termasuk UNY (Universitas
Yogyakarta), UNILA (Universitas Lampung), UNAND (Universitas Negeri Andalas),
Politeknik di Ujung Pandang, Politeknik Pertanian di Kupanag, Universitas Papua,
Universitas Cendrawasih; Prof. Dr. Nenden Sri Lengkanawati berperan sebagai
koordinator subtim pengembang standar minimal laboratorium bahasa untuk LPTK dan
sebagai anggota tim pengembang sertifikasi guru bahasa Inggris, Iwa Lukmana, PhD dan
Prof. Aminudin Azis, PhD berperan sebagai asesor penelitian di Lembaga Penelitian
Universitas Pendidikan Indonesia dan Asesor BAN PT dan juga berperan sebagai reviewer
penelitian di Ditjen Dikti dan sebagai editor/ referee pada beberapa jurnal terakreditasi,
seperti Linguistik Indonesia, Jurnal Penelitian UNNES dan jurnal di Malaysia UKM
59
(Universiti Kebangsaan Malaysia). Selain itu, Iwa Lukmana, PhD berperan sebagai salah
satu penyusun kurikulum inti program S1, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan
sebagai salah satu penilai buku teks bahasa Inggris di PUSBUK. Prof. Dr. Didi Suherdi
dan Dr. Didi Sukyadi aktif melakukan pembinaan guru baik melalui P4TK maupun
MGMP, terutama dalam pembinaan dan pengembangan profesionalisme mereka seperti
dalam keterampilan mengajar dan kemampuan melakukan penelitian dan penulisan karya
ilmiah. Semua peran ini menunjukkan besarnya pengabdian kepada masyarakat yang
selama ini dilakukan oleh para dosen program studi pendidikan bahasa Inggris
pascasarjana UPI. Bentuk kerja sama lain yang dilakukan Prodi adalah kerja sama
penelitian baik dengan institusi dalam dan luar negeri, kemitraan dengan Dinas Pendidikan
Propinsi dan Kabupaten dalam rangka pengembangan profesionalisme guru melalui lesson
study, penelitian tindakan kelas, penyelenggaraan PLPG, serta penyediaan tenaga ahli yang
diperlukan bagi pengembangan profesionalisme guru.
2. Analisis SWOT: Penelitian, pelayanan/pengabdian kepada masyarakat, dan
kerjasama
Kekuatan Kelemahan
1. Staf pengajar Prodi memiliki kapasitas yang
memadai dalam bidang keahliannya masing-
masing bai dari indikator hasil penelitian
maupun kiprahnya yang selama ini dilakukan.
2. Rata-rata staf pengajar Prodi memiliki jaringan
kerja sama baik di dalam maupun di luar
negeri yang terkait.
3. Reputasi UPI yang cukup baik dan positif di
mata masyarakat, dunia akademik maupun
pemerintah menjadi kekuatan bagi SPs UPI
untuk menjalin kerja sama dengan pihak lain
4. Staf Pengajar Prodi memiliki kemampuan IT
yang cukup baik dan dapat beradaptasi dengan
perkembangan IT yang berkaitan dengan
pembelajaran.
5. Staf pengajar SPs memiliki etos kerja dan
semangat berkompetisi dalam bidang
akademik yang cukup baik.
1. Masih banyak hasil penelitian dosen yang
belum dipublikasikan dalam jurnal ilmiah
bermitra bestari internasional sehingga
dapat meningkatkan jumlah publikasi per
dosen, serta indek kutipan per artikel.
2. Kerja sama penelitian baru dilakukan
dengan beberapa pihak. Kerja sama
penelitian dengan industri dan
antaruniversitas masih terbatas.
3. Jumlah dana dari kerja sama penelitian
juga nilainya masih terbatas yang
menandakan bahwa dampak penelitian
yang dihasilkannya pun masih terbatas
pula.
4. Pengabdian kepada masyarakat masih
sebatas kegiatan volunteer, dan belum ada
kegiatan pengabdian masyarakat yang
dapat dijadikan sarana untuk income
generating.
Peluang Ancaman
1. Kesadaran perusahaan-perusahaan akan
tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat
terus meningkat.
2. Peluang kerja sama penelitian dengan
universitas lain di dalam dan luar negeri serta
dengan pemerintah daerah dan industri
cenderung meningkat seiring makin
1. Makin terbatasnya anggaran
pemerintah, penurunan kinerja ekonomi
global, serta terbatasnya lapangan kerja
menyebabkan alokasi dana penelitian
yang diberikan pemerintah maupun
swasta akan makin terbatas.
2. Kompetisi agar sebuah hasil penelitian
60
tumbuhnya kepercayaan masyarakat kepada
UPI.
3. Mobilitas tenaga pengajar SPs baik di dalam
negeri maupu n ke luar negeri makin tinggi
sehingga peluang memperluas networking dan
menjalin kerja sama dengan berbagai pihak
makin tinggi.
4. Adanya pemeringkatan universitas dunia
seperti QS Stars dan Webometric membuat
komitmen pimpinan universitas baik di dalam
maupun di luar negeri untuk menjalin kerja
sama menjadi makin tinggi.
bisa diakui secara internasional seperti
SSCI (SCOPUS) makin ketat dan makin
kompetetif sehingga daya saing program
studi bisa makin melemah.
3. Banyak perusahaan yang lebih memilih
menyalurkan dana CSR-nya untuk
kegiatan yang bersifat fisik yang hasilnya
nampak kelihatan sehingga upaya
pemerolehan dan CSR perusahaan untuk
kegiatan penelitian dan kegiatan
pendidikan akan makin kompetetif
II. ANALISIS KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG DAN ANCAMAN (SWOT
ANALYSIS)
Analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dilakukan dengan
memperhatikan deskripsi SWOT yang dirumuskan pada akhir uraian setiap komponen
evaluasi diri, yang dipusatkan pada: 1) masukan mentah, yaitu kemahasiswaan, 2)
masukan lingkungan yang mencakupi integritas, jati diri, visi, misi, tujuan, sasaran, dan
suasana akademik, 3) masukan instrumental yang mencakupi dosen dan tenaga
pendukung, kurikulum, sarana dan prasarana, pendanaan, sistem informasi, dan sistem
penjaminan mutu, 4) proses yang mencakupi tata pamong, pengelolaan program, proses
pembelajaran, sistem informasi, dan sistem penjaminan mutu, dan 5) yang mencakupi
lulusan, penelitian, disertasi, pengabdian kepada masyarakat dan hasil lainnya.
Analisis SWOT dilakukan menggunakan model yang dianjurkan dalam buku
Pedoman Evaluasi Diri Program Studi, yang diterbitkan oleh BAN-PT seperti tergambar di
bawah ini.
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Kekuatan
(S)
Kelemahan
(W)
Peluang
(O)
Strategi (SO)
(gunakan “S” untuk
memanfaatkan “O”):
PERLUASAN
(WO) Menghilangkan “W”
dan memanfaatkan “O”
Ancaman
(T)
Strategi “ST”
Gunakan S untuk menghindari
“T”
Strategi “WT”
Gunakan “W” untuk
menghindari “T”
Deskripsi SWOT kelompok komponen sistem dengan menggunakan model di atas dapat
digambarkan sebagai berikut:
KONSOLIDASI
61
A. Masukan Mentah
Kemahasiswaan
STRENGTHS WEAKNESSES
1. Kepakaran dosen sangat
memadai.
2. Minat masyarakat cukup
tinggi
3. Sarana dan prasarana
semakin cukup baik dan
memadai
4. Sistem penjaminan mutu
telah berjalan dengan
baik.
5. Komitmen pimpinan untuk
menegakkan prosedur
tinggi
1. Rata-rata lama studi
mahasiswa masih
panjang
2. Mahasiswa belajar sambil
bekerja.
3. Mahasiswa kurang
memiliki etos belajar
yang tinggi.
4. kemampuan membaca
mahasiswa perlu
ditingkatkan
5. Waktu dosen
membimbing mahasiswa
terbatas
OPPORTUNITIES SO-STRATEGIES WO-STRATEGIES
1. Akses informasi makin
mudah.
2. Peluang kerja sama
makin banyak.
3. Kebijakan pemerintah
sangat mendukung.
4. Kebutuhan akan lulusan
doktor meningkat.
5. Peluang untuk
benchmarking
meningkat.
1. Pemanfaatan IT untuk
meningkatkan kepakaran
dosen.
2. Melibatkan banyak dosen
dalam kerja sama
internasional dan
mendorong setiap dosen
membuka jejaring
internasional.
4. Memperpendek masa studi
mahasiswa dan
meningkatkan kualitas
lulusan.
5. Melakukan benchmarking
dengan PT luar negeri
rujukan.
1. Memanfaatkan IT untuk
pembelajaran seperti
silabus dan materi PBM
online, bimbingan
online, tugas online, dll.
2. Menerapkan sistem full
time dan partime.
3. Membentuk tim yang
bertugas
menindaklanjuti peluang
peningkatan mutu yang
diberikan pemerintah.
4. Menawarkan program
upskills berbasis
kebutuhan mahasiswa
5. Melibatkan mahasiswa
dalam proses
benchmarking dan studi
banding.
THREATS ST-STRATEGIES WT-STRATEGIES
1. Keinginan memperoleh
sesuatu secara instan.
2. Masuknya perguruan
tinggi asing.
3. Munculnya program
yang sama dengan
biaya lebih murah.
4. Kemampuan tenaga
dosen beradaptasi
dengan perkembangan
IT beragam.
1. Melakukan penjaminan
mutu secara konsisten dan
makin meningkat.
2. Melakukan benchmarking
dan promosi yang cerdas
3. Latihan pemanfaatan IT
bagi dosen seperti blog
staff, web design,
uploading data,
pembuatan milis, dll.
4. Melakukan efisiensi
1. Pemanfaatan IT untuk
pembelajaran dan
pembinaan mahasiswa
2. Meningkatkan etos
belajar mahasiswa.
3. Menerapkan sistem
partime dan full time
4. Meneruskan program
upskills yang selama ini
dilakukan.
5. Mendistribusikan
62
5. Biaya penyelenggaraan
program makin mahal.
melalui pemanfaatan IT.
5. Manfaatkan sarana dan
prasarana secara optimal.
mahasiswa bimbingan
berdasarkan keahlian dan
beban kerja dosen.
B. Masukan Lingkungan
Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Suasana Akademik
STRENGTHS WEAKNESSES
1. Kualifikasi dosen sangat
memadai
2. Program sesuai dengan
visi dan misi
3. Linieritas disiplin ilmu
mahasiswa tinggi
4. Citra Prodi di kalangan
masyarakat cukup baik
1. Kegiatan dosen sangat
padat.
2. Sebagian mahasiswa
belajar dan juga bekerja
bersamaan.
3. Belum semua civitas
memahami visi dan misi
prodi.
OPPORTUNITIES SO-STRATEGIES WO-STRATEGIES
1. Adanya keharusan
setiap Prodi Inggris
harus memiliki lulusan
S3
2. Keharusan untuk
menjadi Professor
disiplin ilmunya harus
relevan.
3. Citra prodi di
masyarakat cukup baik
4. Fasilitas memadai.
1. Meningkatkan promosi
agar kualitas masukan
makin baik dan bervariasi
dalam hal asal daerah,
jenis kelamin dan
pembiayaan.
2. Meningkatkan kerja sama
credit transfer atau
program dual degree
dengan universitas lain
1. Jumlah tenaga pengajar
dipertimbangkan untuk
ditambah.
2. Pemberlakuan status
mahasiswa part time dan
full time harus
dipertimbangkan
3. Lakukan sosialisasi visi
dan misi secara terus
menerus melalui
berbagai modus.
THREATS ST-STRATEGIES WT-STRATEGIES
1. Perkembangan disiplin
ilmu makin cepat dan
menglobal.
2. Makin ketatnya
persaingan antar
penyelenggara program
yang sama.
3. Jumlah mahasiswa
makin banyak dan
kemungkinan
pelanggaran etika
akademik yang tinggi.
1. Dukungan untuk dosen
yang melakukan penelitian,
presentasi makalah dan
menulis jurnal.
2. Penyelenggaraan seminar
ilmiah internasional
3. Melakukan benchmarking
dengan universitas dengan
ranking QS Stars lebih
tinggi
4. Memperketat prosedur
penyeleksian dan
pembimbingan mahasiswa.
1. Mengoptimalkan tenaga
pengajar yang tersedia
2. Memperbanyak
rekrutment calon
mahasiswa freshgraduate.
3. Meningkatkan
komunikasi prodi dengan
mahasiswa melalui data-
base email, telepon atau
alamat rumah mahasiswa.
C. Masukan Instrumental
1. Dosen dan Tenaga Pendukung
STRENGTHS WEAKNESSES
1. Kualitas dan kualifikasi
dosen diakui baik secara
nasional maupun
1. Kepakaran para dosen
belum didukung tradisi
penelitian yang
63
internasional.
2. Jumlah dan kualitas karya
dosen memadai dan
kredibel.
3. Peraturan dan kode etik
kinerja bagi para dosen
dan tenaga pendukung
telah berjalan secara
efektif.
4. Keberlanjutan pengadaan
dan pemanfaatan sumber
daya dapat dijamin.
sistematik melalui peta
penelitian dosen
2. Direktori kepakaran para
dosen belum
terdokumentasi dengan
baik.
3. Pengembangan staf
belum terjadwal secara
terencana, terutama
karena terkendala
pendanaan yang
terbatas.
4. Kerja sama pengadaan
tenaga ahli baru terbatas
dengan beberapa
universitas.
OPPORTUNITIES SO-STRATEGIES WO-STRATEGIES
1. Universitas
menyediakan program
pengembangan dosen
guru besar dan nonguru
besar.
2. Kesempatan berkarya
ilmiah dan
presentasinya pada
forum ilmiah
internasional, regional
dan nasional semakin
banyak
3. Kerjasama dan
kemitraan dengan
berbagai universitas
dan lembaga lainnya
meningkat.
1. Mendorong dosen
memanfaatkan program
pengembangan dosen
guru besar dan nonguru
besar ke luar negeri
sebagai fellows atau
visiting scholar
2. Secara reguler Prodi
dengan didukung SPs
membantu dosen yang
menyajikan makalahnya
pada seminar
internasional.
3. Prodi secara reguler
mendatangkan tenaga ahli
dari universitas rujukan
untuk melakukan kuliah
umum
4. Prodi melakukan penelitian
bersama dengan
universitas rujukan di luar
negeri
1. Mewajibkan setiap dosen
menyusun road map
penelitian dan
melaksanakannya secara
teratur
2. Menyusun direktori
kepakaran dosen dan
memperbaharuinya
secara reguler.
3. Memperluas kerja sama
dengan universitas
rujukan.
4. Melibatkan makin
banyak dosen dalam
melakukan kerja sama
penelitian dengan
universitas rujukan di
dalam dan luar negeri.
5. Mendorong dosen untuk
menyajikan makalahnya
pada seminar
internasional atau
memublikasikannya
dalam jurnal ilmiah
terakreditasi.
THREATS ST-STRATEGIES WT-STRATEGIES
1. Beban kerja struktural
sebagian besar dosen
mempersempit waktu
untuk berkarya ilmiah
dan berinteraksi dengan
kolega pada universitas
1. Membagi tugas mengajar
sesuai keahlian dan beban
kerja masing-masing serta
berdasarkan respon
mahasiswa atas dosen
yang bersangkutan.
1. Pemetaan beban kerja
dosen baik di S3, S2, S1
beserta jabatan struktural
yang dipegang agar
pembagian tugas mengjar
proporsional
64
lain
2. Kurangnya koordinasi
peta kompetensi dalam
pencarian ilmiah
dosen-dosen
berkualifikasi terkait.
3. Banyaknya
kepercayaan dari
pemerintah atau
lembaga lain untuk
bekerja sama
mengurangi sebagian
waktu dosen untuk
berkarya ilmiah
4. Regenerasi dosen yang
pengembangan
keilmuannya
diserahkan pada dosen
masing-masing dapat
menyebabkan proporsi
kepakaran dosen
program studi kurang
seimbang.
2. Membuat direktori
keahlian dosen
berdasarkan kualifikasi
akademik dan karya yang
dihasilkan.
3. Memilih kerja sama yang
tidak hanya secara
finansial tetapi secara
akademik juga
menguntungkan.
4. Menyusun peta
pengembangan keahlian
dan regenerasi dosen
melalui pemetaan dosen
tidak hanya pada Program
S3, tetapi juga S2 dan S1.
5. Mendorong para dosen
untuk menerbitkan
karyanya dalam jurnal
berimpact factor tinggi,
terutama yang terindeks
dalam SSCI seperti
SCOPUS.
2. Bekerja sama dengan
lembaga penyalur
beasiswa seperti
AMINEF, dan IIEF agar
peluang beasiswa dari LN
dapat dipantau.
3. Penyelenggaraan
workshop belajar di luar
negeri bagi dosen dari
lembaga penyalur
beasiswa yang kredibel
seperti AUSAID dan
Fulbright.
4. Menindaklanjuti dan
mengimplementasikan
kerja sama yang telah
dirintis dengan UPI
universitas rujukan
5. Memperluar kerja sama
dengan universitas terbaik
selain di Eropa, Amerika
Utara, juga dengan
universitas di ASIA.
2. Kurikulum, Sarana dan Prasarana
STRENGTHS WEAKNESSES
1. Kurikulum Prodi relevan
dengan visi, misi, sasaran,
dan tujuannya,
sebagaimana tampak pada
struktur programnya
2. Kurikulum Prodi disusun
dengan mengacu pada
standar nasional dan
mempertimbangkan
kepentingan para
stakeholders
3. Isi kurikulum Prodi
membekali mahasiswa
dengan kompetensi
tenaga ahli kebahasaan
dan kesastraan, yang
mencakup kompetensi
kepribadian, kebahasaan,
komunikasi, dan
kepribadian
4. Kurikulum Prodi
diterapkan melalui
pendekatan concurrent
1. Pengaturan jumlah SKS
per semester masih
belum cermat, sehingga
menjadi beban
mahasiswa. Pada
semester tertentu
ditawarkan kurang dari
20 SKS tapi ada
semester yang
menawarkan di atas 20
SKS.
2. Prodi belum
menyediakan struktur
kurikulum bagi
mahasiswa yang ingin
melakukan studinya
secara paruh waktu,
terutama bagi mereka
yang bekerja dan tingkat
kesibukannya tinggi.
3. Prodi juga masih belum
menetapkan program S3
by research seperti yang
65
yang memungkinkan
integrasi antara
kompetensi,
keterampilan, dan
kepribadian
5. Kurikulum Prodi memiliki
tingkat keterkaitan
antarmata kuliah yang
tinggi.
dilakukan Inggris atau
Australia. Jika program
ini dikembangkan,
kebutuhan calon
mahasiswa yang
memiliki latar belakang
penelitian kuat namun
waktu terbatas akan
teratasi.
OPPORTUNITIES SO-STRATEGIES WO-STRATEGIES
1. UPI sedang
melaksanakan reviu
dan revisi kurikulum,
termasuk kurikulum
Prodi.
2. Integrasi pengelolaan
Program Pascasarjana
S2 dan S3 dengan prodi
S1 akan memperkokoh
kaitan antara mata
kuliah yang
dikembangan di S1
dengan di S2 dan S3
1. Mengkaji ulang kesesuain
mata kuliah yang
dikembangkan prodi
dengan kebutuhan para
pemangku kepentingan
dan perkembangan
keilmuan setra teknologi
yang terjadi.
2. Mengidentifikasi
kemungkinan mahasiswa
yang masih lemah dalam
aspek atau disiplin S3
tertentu untuk mengikuti
perkuliahan di program
S1.
1. Mengkaji ulang distribusi
mata kuliah untuk
masing-masing semester
agar makin proporsional
dan saling mendukung.
2. Merealisasikan status
mahasiswa partime dan
full time.
3. Merancang Program S3
by research agar
kebutuhan pemangku
kepentingan yang
berbeda dapat
diakomodasi.
THREATS ST-STRATEGIES WT-STRATEGIES
1. Kurikulum kurang
fleksibel
2. Jumlah SKS dipandang
masih terlalu banyak
3. Lama masa studi masih
panjang.
4. Universitas lain
menawarkan kurikulum
yang lebih fleksibel.
1. Merancang struktur
kurikulum agar lebih
fleksibel. Misalnya, mata
kuliah tertentu di satu saat
bisa ditawarkan, di saat
lain tidak atau
menetapkan mata kuliah
pilihan.
2. Mengkaji ulang jumlah
mata kuliah yang selama
ini ditawarkan
3. Melakukan penjaminan
mutu secara konsisten dan
makin naik standarnya.
Misalnya, audit prodi oleh
asosiasi penyelenggaran
TEFL internasional.
1. Membuat kurikulum
lebih fleksibel dan
distribusi SKS antar
semester lebih
proporsional.
2. Mengkaji ulang beberapa
mata kuliah yang dapat
dihilangkan agar jumlah
SKS makin sedikit.
3. Sejak pendaftaran
mahasiswa yang bekerja
diarahkan untuk kuliah
paruh waktu.
4. Mengkaji kemungkinan
ditetapkan Program S3 by
research.
5. Mengkaji kemungkinan
ditawarkannya mata
kuliah pilihan atau mata
kuliah nonkredit.
66
3. Pembiayaan, sarana dan prasarana, sistem informasi, dan penjaminan mutu
STRENGTHS WEAKNESSES
1. Status UPI yang sejak
2004 menjadi PT BHMN
telah memberikan
pengalaman berharga
dalam mencari sumber
pembiayaan operasional
universitas di luar apa
yang dialokasikan
pemerintah.
2. Sarana dan prasarana
penunjang pendidikan
baik yang dibangun
dengan dana IDB
termasuk gedung SPs
merupakan modal yang
sangat berharga bagi
pemenuhan standar
minimal penyelenggaraan
pendidikan pada tingkat
universitas.
3. Sistem informasi yang
dikembangkan selama ini
baik melalui dana IM-
HERE maupun dana
universitas seperti sistem
informasi akademik,
keuangan, dan sumber
daya manusia merupakan
modal penting bagi
peningkatan efisiensi dan
akuntabilitas pengelolaan
universitas.
1. Pembiayaan pendidikan
dari waktu ke waktu
semakin meningkat
sementara kemampuan
Program Studi dan
Universitas serta
dukungan keuangan
pemerintah makin
menurun.
2. Budaya masyarakat kita
yang belum terbiasa
memelihara fasilitas
umum menyebabkan
nilai keekonomisan
barang menjadi makin
pendek dan mahal.
3. Perkembangan teknologi
informasi yang cepat
serta kebutuhan civitas
akademika atas layanan
IT yang dapat
diandalkan menuntut
universitas melakukan
penyesuaian yang
fleksibel sementara
kemampuan keuangan
dan SDM terbatas.
OPPORTUNITIES SO-STRATEGIES WO-STRATEGIES
1. Trend pertumbuhan
ekonomi Indonesia
yang terus membaik.
2. Kepercayaan
masyarakat dan
pemerintah serta citra
universitas yang makin
baik serta sistem
pemeliharaan sarana
dan prasarana yang
telah berjalan
3. Otonomi yang
1. Menyelenggarakan
kegiatan yang dapat
memberikan pendapatan
tambahan (income
generating) bagi prodi.
2. Meningkatkan koleksi
buku pada Pusat Sumber
Belajar Prodi
3. Memberi insentif bagi
dosen yang mahasiswa
yang dibimbingnya lulus
tepat waktu.
1. Mengusulkan kepada
manajemen SPs untuk
menerapkan
pembayaran SPP dengan
sistem paket untuk
selama masa studi agar
uang yang mengendap
dapat diputar.
2. Melakukan sosialisasi
secara terus menerus
kepada mahasiswa
mengenai etika
67
diberikan universitas
kepada SPs dalam
pengelolaan dan
pengalokasian dana
yang berbeda dengan
fakultas merupakan
peluang bagi SPs untuk
lebih kreatif dalam
meningkatkan kualitas
layanan.
4. Mengembangkan sistem
bimbingan skripsi dan
akademik online, silabus
dan bahan ajar serta tugas
online.
5. Mengembangkan
keterampilan mahasiswa
dalam menulis untuk
jurnal ilmiah
6. Mendorong dosen dan
mahasiswa menulis
disertasi sesuai payung
penelitian yang telah
disiapkan dosen dan
menerbitkannya secara
bersama-sam
7. Berlangganan jurnal ilmiah
nasional dan internasional
yang relevan secara
teratur
kemahasiswaan yang
harus dipatuhi serta rasa
tanggung jawab atas
properti universitas.
3. Meningkatkan jumlah
ruang terbuka ber WIFI
dan koneksi Internet
dalam setiap ruang kelas
dengan dukungan
bandwidth universitas
yang memadai.
4. Melakukan pelatihan
komputer seperti
pembuatan blog,
pengunggahan data ke
web, dan perancangan
web sederhana bagi
dosen dan staf
pendukung.
5. Meningkatkan
keterampilan dosen dan
staf pendukung dalam
memberikan layanan
prima.
THREATS ST-STRATEGIES WT-STRATEGIES
1. Budaya konsumtif dan
ingin serba nyaman
tanpa disertai
peningkatan
produktivitas dan
kinerja.
2. Jumlah mahasiswa yang
cenderung bertambah
tanpa terkendali .
3. Sistem informasi yang
tidak diperbaharui dan
disosialisasikan
pemanfaatannya secara
terus menerus dapat
menyebabkan sistem
yang dimiliki menjadi
ketinggalan.
1. Menerapkan pemberian
insentif berbasis kinerja
baik dalam honorarium
mengajar, penelitian,
pengabdian kepada
masyarakat, maupun
kegiatan lain yang dapat
meningkatkan suasana
akademis.
2. Melakukan pemetaan
mengani jumlah
mahasiswa ideal yang
dapat diterima prodi.
3. Memanfaatkan dan
memperbaharui sistem
informasi yang ada untuk
peningkatan layanan
seperti nilai online,
penilaian kepuasan dosen
online, dan lainnya.
1. Melakukan efisiensi
pengeluaran dengan
mempertimbangkan
dampak akademik dari
setiap pengeluaran yang
dilakukan.
2. Menerapkan sangsi yang
tegas dan terkoordinasi
bagi mahasiswa yang
merusak properti
universitas seperti
mutilasi buku dan skripsi
dan tindakan plagiarisme
atau perjokian.
3. Melakukan pelatihan bagi
dosen, mahasiswa dan
staf pendukung dalam
pemanfaatan IT bagi
pembelajaran.
68
D. PROSES
Tata pamong, Tata kelola, dan Proses Pembelajaran
STRENGTHS WEAKNESSES
1. Tata pamong efektif dan
berdaya guna.
2. Sistem, dokumen, dan
sumber daya yang
mendukung tata pamong,
pengelolaan dan
penjaminan mutu telah
tersedia dan terstandar.
3. Kerja sama dengan
universitas rujukan telah
terjalin.
1. Dukungan tenaga
administrasi terbatas.
2. Dukungan dosen dalam
implementasi kebijakan
prodi belum optimal.
3. GKM Prodi belum
terbentuk
OPPORTUNITIES SO-STRATEGIES WO-STRATEGIES
1. Adanya integrasi
pengelolaan Program
S3 dengan S1 yang
sudah tersertifikasi
ISO.
2. Ketersediaan sumber
daya untuk membentuk
GKM bersama-sama
dengan prodi S1
3. Hasil rujuk mutu dapat
segera
diimplementasikan ke
dalam program Prodi.
4. Meningkatnya animo
masyarakat.
1. Implementasi penjaminan
mutu berbasis ISO secara
menyeluruh.
2. Implementasi hasil
benchmarking dengan
universitas rujukan.
3. Melakukan promosi secara
terstruktur baik melalui
brosur maupun online.
1. Meningkatkan daya
dukung staf administrasi
atas kinerja prodi.
2. Meningkatkan sistem
reward dan punishment
berkaitan dengan
keterlibatan dosen dalam
program prodi.
3. Pembentukan Gugus
Kendali mutu Prodi.
THREATS ST-STRATEGIES WT-STRATEGIES
1. Keterbatasan waktu
belajar mahasiswa
2. Terbatasnya waktu
dosen untuk
berinteraksi dengan
mahasiswa.
3. Masa penulisan
disertasi masih cuku p
lama
4. Jumlah mahasiswa terus
bertambah untuk
mencapai titik impas.
5. Kurang sejalannya
penetapan jadwal
mengajar dosen dengan
keahlian yang
dimilikinya.
1. Menerapkan sistem full
time dan part time.
2. Menerapkan sistem
bimbingan distertasi dan
konsultasi akademik
online.
3. menerapkan jadwal
bimbingan yang ketat bagi
mahasiswa dengan sistem
seminggu sekali wajib
bertemu.
4. membatasi jumlah
mahasiswa baru.
5. Pemetaan keahlian dosen
dan mata kuliah yang
tersedia.
1. Pembentukan Gugus
Kendali Mutu
2. Implementasi penjaminan
mutu.
3. Meningkatkan partisipasi
dosen dalam kegiatan
prodi.
69
E. KELUARAN
Kelulusan, Penelitian, dan Pengabdian Kepada Masyarakat, dan kerjasama
STRENGTHS WEAKNESSES
1. Staf pengajar Prodi
memiliki kapasitas yang
memadai dalam bidang
keahliannya masing-
masing bai dari indikator
hasil penelitian maupun
kiprahnya yang selama ini
dilakukan.
2. Rata-rata staf pengajar
Prodi memiliki jaringan
kerja sama baik di dalam
maupun di luar negeri
yang terkait.
3. Reputasi UPI yang cukup
baik dan positif di mata
masyarakat, dunia
akademik maupun
pemerintah menjadi
kekuatan bagi SPs UPI
untuk menjalin kerja sama
dengan pihak lain
4. Staf Pengajar Prodi
memiliki kemampuan IT
yang cukup baik dan dapat
beradaptasi dengan
perkembangan IT yang
berkaitan dengan
pembelajaran.
5. Staf pengajar SPs memiliki
etos kerja dan semangat
berkompetisi dalam
bidang akademik yang
cukup baik.
6. IPK alumni sesuai target
yang telah ditetapkan
7. Pengguna merasa puas
dengan lulusan SPs
1. Masih banyak hasil
penelitian dosen yang
belum dipublikasikan
dalam jurnal ilmiah
bermitra bestari
internasional sehingga
dapat meningkatkan
jumlah publikasi per
dosen, serta indek
kutipan per artikel.
2. Kerja sama penelitian
baru dilakukan dengan
beberapa pihak. Kerja
sama penelitian dengan
industri dan
antaruniversitas masih
terbatas.
3. Jumlah dana dari kerja
sama penelitian juga
nilainya masih terbatas
yang menandakan bahwa
dampak penelitian yang
dihasilkannya pun masih
terbatas pula.
4. Pengabdian kepada
masyarakat masih sebatas
kegiatan volunteer, dan
belum ada kegiatan
pengabdian masyarakat
yang dapat dijadikan
sarana untuk income
generating.
5. Masa studi relatif
panjang
6. Rata-rata mahasiswa
sudah bekerja, bukan
fresh graduate.
OPPORTUNITIES SO-STRATEGIES WO-STRATEGIES
1. Kesadaran perusahaan-
perusahaan akan
tanggung jawab
sosialnya kepada
masyarakat terus
meningkat.
2. Peluang kerja sama
1. Melakukan kerja sama
dengan perusahaan dalam
memanfaatkan CSR
mereka, terutama untuk
kepentingan peningkatan
layanan kepada
mahasiswa atau
1. Meningkatkan
kemampuan dosen dan
mahasiswa dalam
membuat publikasi
ilmiah pada jurnal
nasional dan
internasional.
70
penelitian dengan
universitas lain di
dalam dan luar negeri
serta dengan
pemerintah daerah dan
industri cenderung
meningkat seiring
makin tumbuhnya
kepercayaan
masyarakat kepada
UPI.
3. Mobilitas tenaga
pengajar SPs baik di
dalam negeri maupun
ke luar negeri makin
tinggi sehingga peluang
memperluas
networking dan
menjalin kerja sama
dengan berbagai pihak
makin tinggi.
4. Adanya pemeringkatan
universitas dunia
seperti QS Stars dan
Webometrics membuat
komitmen pimpinan
universitas baik di
dalam maupun di luar
negeri untuk menjalin
kerja sama menjadi
makin tinggi.
pengabdian kepada
masyarakat.
2. Memanfaatkan jaringan
yang ada baik di dalam
maupun luar negeri untuk
membangun kerja sama
dalam bidang penelitian
dan publikasi serta
pengabdian kepada
masyarakat.
3. Membuat web prodi yang
diantaranya berisi nama
dan kualifikasi serta
kepakaran dosen, karya
ilmiah dosen, jadwal
pembelajaran, daftar
mahasiswa dan
pembimbing akademik,
pembimbing thesis,
disertasi serta topik
penelitian, CV dan
kepakaran dosen,
informasi buku baru, serta
info lainnya.
4. Mewajibkan dosen S3 SPs
untuk memiliki kartu
anggota dan aktif di
organisasi profesi yang
relevan dengan
keahliannya.
5. Mengumpulkan karya
ilmiah dosen yang telah
diterbitkan pada jurnal
atau buku dan
mengirimnya ke SCOPUS
2. Mewajibkan setiap dosen
menghasilkan artikel
hasil penelitian
setidaknya 1 tahun satu
artikel
3. Menjajagi kemungkinan
melakukan penelitian
dengan industri atau
perusahaan dengan
memanfaatkan CSR
mereka.
4. Melakukan kegiatan
pengabdian kepada
masyarakat dengan
pihak industri, terutama
perusahaan multi-
nasional yang peduli
peningkatan pendidikan
di Indonesia,
pemberantasan buta
aksara, penyelamatan
anak-anak dan
peningkatan
profesionalisme guru.
5. Mempercepat masa
penyelesaian studi
mahasiswa melalui
sistem bimbingan serta
dukungan sarana dan
prasarana yang ada.
6. Mewajibkan mahasiswa
S3 melakukan presentasi
dan menerbitkan hasil
penelitiannya pada
jurnal nasional atau
internasional.
7. Melakukan promosi agar
makin banyak fresh
graduate mendaftar.
8. Melakukan survey
kepuasan alumni dan
pengguna secara reguler
minimal satu kali dalam
setahun.
THREATS ST-STRATEGIES WT-STRATEGIES
1. Makin terbatasnya
anggaran pemerintah,
penurunan kinerja
ekonomi global, serta
terbatasnya lapangan
1. Mencari alternatif
pemerolehan dana
penelitian dari lembaga
donor luar negeri seperti
ACER serta perusahaan
1. Menugaskan staf prodi
untuk mengumpulkan
hasil penelitian dosen dan
mengirmkannya pada
jurnal nasional
71
kerja menyebabkan
alokasi dana penelitian
yang diberikan
pemerintah maupun
swasta akan makin
terbatas.
2. Kompetisi agar sebuah
hasil penelitian bisa
diakui secara
internasional seperti
SSCI (SCOPUS) makin
ketat dan makin
kompetetif sehingga
daya saing program
studi bisa makin
melemah.
3. Banyak perusahaan
yang lebih memilih
menyalurkan dana
CSR-nya untuk
kegiatan yang bersifat
fisik yang hasilnya
nampak kelihatan
sehingga upaya
pemerolehan dan CSR
perusahaan untuk
kegiatan penelitian dan
kegiatan pendidikan
akan makin kompetetif
multinasional yang
beroperasi di Indonesia
2. Melakukan penelitian
bersama dengan
universitas di luar negeri
sehingga pembiayan
menjadi lebih ringan
namun dampak yang
dihasilkan bisa lebih
besar.
3. Mendorong para dosen
menerbitkan hasil
penelitiannya pada jurnal
rujukan yang diindeks
SCOPUs melalui
workshop pengenalan
SSCI dan SCOPUS
4. Menangkap peluang
pendanaan dari
perusahaan yang akan
mengalokasikan dan CSR-
nya untuk kepentingan
pendidikan.
5. Menugaskan para dosen
untuk menyusun proposal
penelitian dan pengabdian
yang didanai dana CSR
perusahaan-perusahaan.
terakreditasi atau jurnal
internasional baik di
tingkat regional Asia
maupun Eropa dan
Amerika Serikat.
2. Mendorong dosen untuk
melakukan penelitian dan
publikasi bersama dengan
mahasiswa yang
dibimbingnya dengan
memberikan mahasiswa
itu topik penelitian,
referensi yang dibutuhkan
serta membimbing dan
mengarahkan proses
penelitian dan
penyusunan laporannya.
3. Mengidentifikasi
perusahaan atau lembaga
donor yang bergerak
dalam bidang sosial
termasuk pendidikan yang
memungkinkan bekerja
sama dalam kegiatan
penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat.
4. Melakukan deteksi dini
bagi mahasiswa yang
kemungkinan masa
studinya melampaui
ketentuan
III. KESIMPULAN MENGENAI STRATEGI PENGEMBANGAN DAN
PERBAIKAN DOKTOR PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS SPS UPI
A. Masukan Mentah
1. Memanfaatkan IT untuk meningkatkan kepakaran dosen seperti silabus dan materi PBM
online, bimbingan online, tugas online, dll, yang didahului oleh workshop pemanfaatan
IT bagi dosen seperti blog staff, web design, uploading data, pembuatan milis, dll.
2. Melibatkan banyak dosen dalam kerja sama internasional dan mendorong setiap dosen
membuka jejaring internasional.
3. Memperpendek masa studi mahasiswa dan meningkatkan kualitas lulusan.
4. Menerapkan sistem full time dan partime students.
5. Membentuk tim yang bertugas menindaklanjuti peluang hibah atau bantuan yang
diberikan pemerintah atau lembaga donor lain.
6. Menawarkan program upskills berbasis kebutuhan mahasiswa
7. Melakukan penjaminan mutu secara konsisten dan makin meningkat seperti akreditasi
prodi oleh asosiasi profesi internasional.
8. Melakukan promosi yang lebih kreatif dan cerdas untuk menjaring calon mahasiswa
baru dengan jumlah dan keragaman yang makin meningkat.
72
9. Membiasakan dosen dan staf pendukung berkomunikasi dengan dosen melalui sms atau
email sehingga terlaksana paperless management system
10. Manfaatkan sarana dan prasarana yang ada secara optimal untuk pembelajaran.
11. Memanfaatkan IT untuk meningkatkan pembelajaran, pembinaan dan etos kerja
mahasiswa
12. Mendistribusikan pembimbingan mahasiswa berdasarkan keahlian dan beban kerja
dosen.
B. Masukan Lingkungan
1. Meningkatkan kerja sama credit transfer atau program dual degrees dengan universitas
rujukan.
2. Mendorong dan memberikan insentif bagi dosen yang melakukan penelitian, presentasi
makalah dan publikasi ilmiah pada jurnal peer reviewed.
3. Menyelenggarakan seminar, workshop, atau konferensi ilmiah internasional secara
reguler dengan bekerja sama dengan unit lain di universitas.
4. Melakukan benchmarking dengan universitas ranking 500 besar QS Stars dengan
menambah jumlah dan variasi universitas yang terlibat.
5. Memperketat prosedur penyeleksian dan pembimbingan mahasiswa.
6. Memperkuat tenaga pengajar yang ada serta memanfaatkan dosen luar biasa atau
visiting fellows dari lembaga donor.
7. Melakukan sosialisasi visi, misi dan etika akademik serta kemahasiswaan secara terus
menerus melalui berbagai modus.
8. Mengupayakan agar calon mahasiswa tidak kuliah sambil bekerja bila statusnya sebagai
mahasiswa penuh waktu.
9. Meningkatkan komunikasi prodi dengan mahasiswa melalui sms, email, facebook atau
jejaring sosial lainnya.
C. Masukan Instrumental
1. Mendorong dosen memanfaatkan program pengembangan dosen guru besar dan
nonguru besar ke luar negeri sebagai fellows atau visiting scholar yang diberikan
Universitas
2. Mendatangkan tenaga ahli dari universitas rujukan untuk melakukan kuliah umum atau
orasi ilmiah secara terintegrasi dengan kegiatan seminar atau workshop.
3. Melakukan penelitian bersama dengan universitas rujukan di luar negeri
4. Mewajibkan setiap dosen menyusun road map penelitian dan melaksanakannya secara
teratur
5. Menyusun direktori kepakaran dosen dan memperbaharuinya secara reguler berdasarkan
kualifikasi akademik dan karya yang dihasilkan.
6. Membagi tugas mengajar sesuai keahlian dan beban kerja masing-masing serta
berdasarkan respon mahasiswa atas dosen yang bersangkutan.
7. Memilih kerja sama yang menguntungkan tidak hanya secara finansial tetapi secara
akademik.
8. Menyusun peta pengembangan keahlian dan regenerasi dosen melalui pemetaan dosen
secara terpadu tidak hanya pada Program S3, tetapi juga S2 dan S1.
9. Mendorong para dosen untuk menerbitkan karyanya dalam jurnal ber-impact factor
tinggi, terutama jurnal yang terindeks dalam SSCI seperti SCOPUS.
10. Melakukan kerja sama kemitraan dengan lembaga penyalur beasiswa seperti AMINEF,
dan IIEF agar peluang beasiswa dari LN dapat dipantau.
73
11. Menindaklanjuti dan mengimplementasikan MOU yang telah dirintis oleh UPI
terutama dengan universitas rujukan
12. Mengkaji ulang kesesuain, distribusi dan proporsi mata kuliah pada tiap semester
dengan kebutuhan para pemangku kepentingan dan perkembangan keilmuan serta
teknologi yang terjadi.
13. Menerapkan sistem yang memungkinkan mahasiswa yang masih lemah dalam bidang
tertentu untuk mengambil mata kuliah lain yang relevan baik di dalam atau di luar
Prodi dengan sistem nonkredit.
14. Merancang struktur kurikulum agar lebih fleksibel. Misalnya, mata kuliah tertentu di
satu saat bisa ditawarkan, di saat lain tidak atau menetapkan mata kuliah pilihan.
15. Merancang Program S3 by research agar kebutuhan pemangku kepentingan yang
berbeda dapat diakomodasi.
16. Mengkaji ulang beberapa mata kuliah yang dapat dihilangkan agar jumlah SKS makin
sedikit.
17. Menyelenggarakan kegiatan yang dapat memberikan pendapatan tambahan (income
generating) bagi prodi.
18. Meningkatkan koleksi buku pada Pusat Sumber Belajar Prodi.
19. Mendorong dosen dan mahasiswa menulis disertasi sesuai peta penelitian yang telah
disiapkan dosen dan menerbitkannya secara bersama-sama
20. Berlangganan jurnal ilmiah nasional dan internasional yang relevan secara teratur
21. Menerapkan pemberian insentif berbasis kinerja baik dalam honorarium mengajar,
penelitian, pengabdian kepada masyarakat, maupun kegiatan lain yang dapat
meningkatkan suasana akademis.
22. Mengusulkan kepada manajemen SPs untuk menerapkan pembayaran SPP dengan
sistem paket untuk selama masa studi agar uang yang mengendap dapat diputar untuk
income generating.
23. Mengusulkan kepada SPs untuk meningkatkan jumlah ruang terbuka ber WIFI dan
koneksi Internet dalam setiap ruang kelas dengan dukungan bandwidth universitas
yang memadai.
24. Melakukan pelatihan komputer seperti pembuatan blog, pengunggahan data ke web,
dan perancangan web sederhana bagi dosen dan staf pendukung.
25. Meningkatkan keterampilan dosen dan staf pendukung dalam memberikan layanan
prima.
26. Menerapkan sangsi yang tegas dan terkoordinasi bagi mahasiswa yang melanggar etika
akademik dan kemahasiswaan seperti mutilasi buku dan skripsi dan tindakan
plagiarisme atau perjokian.
D. Proses
1. Implementasi penjaminan mutu berbasis ISO secara menyeluruh termasuk pembentukan
GKM Prodi, pelaksanaan audit internal, pengukuran kepuasan mahasiswa atas layanan
prodi dan juga atas kinerja dosen, dan kegiatan lainnya.
2. Implementasi hasil benchmarking dari universitas rujukan.
3. Melakukan promosi secara terstruktur baik melalui brosur maupun online.
4. Menerapkan jadwal bimbingan yang ketat bagi mahasiswa dengan sistem seminggu
sekali wajib bertemu pembimbing.
5. Membatasi jumlah mahasiswa baru.
6. Pemetaan keahlian dosen dan mata kuliah yang tersedia.
7. Meningkatkan daya dukung staf administrasi atas kinerja prodi.
74
8. Meningkatkan sistem reward dan punishment berkaitan dengan keterlibatan dosen
dalam program prodi.
E. Keluaran
1. Melakukan kerja sama dengan perusahaan dalam memanfaatkan CSR mereka, terutama
untuk kepentingan peningkatan layanan kepada mahasiswa dan pengabdian kepada
masyarakat.
2. Memanfaatkan jaringan yang ada baik di dalam maupun luar negeri untuk membangun
kerja sama dalam bidang penelitian, publikasi ilmiah, serta pengabdian kepada
masyarakat.
3. Membuat web prodi yang diantaranya berisi nama dan kualifikasi serta kepakaran
dosen, karya ilmiah dosen, jadwal pembelajaran, daftar mahasiswa dan pembimbing
akademik, pembimbing thesis, disertasi serta topik penelitian, CV dan kepakaran
dosen, informasi buku baru, serta info lainnya.
4. Mendorong dosen S3 SPs untuk memiliki kartu anggota dan aktif di organisasi profesi
yang relevan dengan keahliannya.
5. Mengumpulkan karya ilmiah dosen yang telah diterbitkan pada jurnal atau buku dan
mengirimnya ke SCOPUS secara reguler.
6. Mencari alternatif pemerolehan dana penelitian dari lembaga donor luar negeri seperti
ACER serta perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia
7. Melakukan penelitian bersama dengan universitas di luar negeri sehingga pembiayaan
menjadi lebih ringan namun dampak yang dihasilkan bisa lebih besar.
8. Mewajibkan setiap dosen menghasilkan artikel hasil penelitian setidaknya 1 tahun satu
artikel
9. Melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan pihak industri, terutama
perusahaan multi-nasional yang peduli peningkatan pendidikan di Indonesia,
pemberantasan buta aksara, penyelamatan anak-anak dan peningkatan profesionalisme
guru.
10. Mengkaji ulang secara reguler sistem bimbingan akademik dan disertasi yang
dilakukan dosen
11. Mewajibkan mahasiswa S3 melakukan presentasi dan menerbitkan hasil penelitiannya
pada jurnal nasional atau internasional.
12. Melakukan survey kepuasan alumni dan pengguna secara reguler minimal satu kali
dalam setahun.
13. Mendorong dosen untuk melakukan penelitian dan publikasi bersama dengan
mahasiswa
14. Melakukan deteksi dini bagi mahasiswa yang kemungkinan masa studinya melampaui
masa studi yang ditetapkan.
IV. PERMASALAHAN POKOK YANG MEMERLUKAN PENANGANAN
Hasil analisis SWOT yang dikelompokkan menurut komponen sistem (masukan
mentah, masukan lingkungan, masukan instrumental, proses dan keluaran) menunjukkan
adanya beberapa permasalahan utama yang memerlukan penanganan Prodi, baik melalui
upaya perluasan maupun konsolidasi, yaitu:
75
STRATEGI PERLUASAN STRATEGI KONSOLIDASI
1. Benchmarking 1. Sistem penjaminan mutu
2. Kerja sama dan kemitraan 2. Penyelesaian studi mahasiswa
3. Pemanfaatan IT untuk pembelajaran 3. Pelacakan lulusan
4. Pendanaan 4. Bimbingan akademik dan disertasi
5. Komunikasi, promosi dan sosialisasi 5. Profesionalisme dosen
6. Profesionalisme mahasiswa 6. Suasana akademik
7. Sistem seleksi dan ujian
8. Relevansi dan keberlangsungan
program
Strategi Pengembangan Berdasarkan Permasalahan Pokok
1. Pembakuan Mutu
Implementasi hasil benchmarking dari universitas rujukan yang MOU-nya telah
ditandatangani universitas.
Meningkatkan kerja sama credit transfer atau program dual degrees dengan
universitas rujukan.
Melakukan benchmarking dengan universitas ranking 500 besar QS Stars dengan
menambah jumlah dan variasi universitas yang terlibat.
Memperkuat tenaga pengajar yang ada serta memanfaatkan dosen luar biasa atau
visiting fellows dari lembaga donor.
Mendatangkan tenaga ahli dari universitas rujukan untuk melakukan kuliah umum
atau orasi ilmiah secara terintegrasi dengan kegiatan seminar atau workshop.
2. Kerja sama dan kemitraan
Melakukan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan pihak
industri yang peduli peningkatan pendidikan.
Melakukan penelitian bersama dengan universitas di luar negeri sehingga
pembiayaan menjadi lebih ringan namun dampak yang dihasilkan bisa lebih besar.
Memanfaatkan jaringan yang ada baik di dalam maupun luar negeri untuk
membangun kerja sama dalam bidang penelitian, publikasi ilmiah, serta
pengabdian kepada masyarakat.
Melakukan kerja sama kemitraan dengan lembaga penyalur beasiswa seperti
AMINEF, dan IIEF agar peluang beasiswa dari LN dapat dipantau.
Melibatkan banyak dosen dalam kerja sama internasional dan mendorong setiap
dosen membuka jejaring internasional.
Membentuk tim yang bertugas menindaklanjuti peluang hibah atau bantuan yang
diberikan pemerintah atau lembaga donor lain.
3. Pemanfaatan IT untuk pembelajaran
Meningkatkan jumlah ruang terbuka ber WIFI dan koneksi Internet dalam setiap
ruang kelas dengan dukungan bandwidth universitas yang memadai.
Melakukan pelatihan komputer seperti pembuatan blog, pengunggahan data ke
web, dan perancangan web sederhana bagi dosen dan staf pendukung.
Memanfaatkan IT untuk meningkatkan kepakaran dosen seperti silabus dan materi
PBM online, bimbingan online, tugas online, dll, yang didahului oleh workshop
76
pemanfaatan IT bagi dosen seperti blog staff, web design, uploading data,
pembuatan milis, dll.
Memanfaatkan IT untuk meningkatkan pembelajaran, pembinaan dan etos kerja
mahasiswa melalui penerapan daftar rujukan minimal dari jurnal online kredibel.
4. Pendanaan
Mencari alternatif pemerolehan dana penelitian dari lembaga donor luar negeri
seperti ACER serta perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia
Menerapkan pemberian insentif berbasis kinerja baik dalam honorarium mengajar,
penelitian, pengabdian kepada masyarakat, maupun kegiatan lain yang dapat
meningkatkan suasana akademis.
Menyelenggarakan kegiatan yang dapat memberikan pendapatan tambahan
(income generating) bagi prodi.
5. Komunikasi, promosi dan sosialisasi
Membuat web prodi yang diantaranya berisi nama dan kualifikasi serta kepakaran
dosen, karya ilmiah dosen, jadwal pembelajaran, daftar mahasiswa dan
pembimbing akademik, pembimbing thesis, disertasi serta topik penelitian, CV dan
kepakaran dosen, informasi buku baru, serta info lainnya.
Melakukan promosi yang lebih kreatif dan cerdas baik melalui brosur atau online
untuk menjaring calon mahasiswa baru dengan jumlah dan keragaman yang makin
meningkat.
Membiasakan dosen dan staf pendukung berkomunikasi dengan dosen melalui sms
atau email sehingga terlaksana paperless management system
Melakukan sosialisasi visi, misi dan etika akademik serta kemahasiswaan secara
terus menerus melalui berbagai modus.
6. Profesionalisme mahasiswa
Menerapkan sangsi yang tegas dan terkoordinasi bagi mahasiswa yang melanggar
etika akademik dan kemahasiswaan seperti mutilasi buku dan skripsi, serta
tindakan plagiarisme atau perjokian.
Menawarkan program upskills berbasis kebutuhan mahasiswa
Mennyarankan agar mahasiswa yang kuliah sambil bekerja memilih status sebagai
mahasiswa paruh waktu.
7. Sistem penjaminan mutu
Implementasi penjaminan mutu berbasis ISO secara menyeluruh termasuk
pembentukan GKM Prodi, pelaksanaan audit internal, pengukuran kepuasan
mahasiswa atas layanan prodi dan juga atas kinerja dosen, dan kegiatan lainnya.
Meningkatkan daya dukung staf administrasi atas kinerja prodi.
Meningkatkan sistem reward dan punishment berkaitan dengan keterlibatan dosen
dalam program prodi.
Menyiapkan akreditasi prodi oleh asosiasi profesi internasional.
8. Penyelesaian studi mahasiswa
Mewajibkan mahasiswa S3 melakukan presentasi dan menerbitkan hasil
penelitiannya pada jurnal nasional atau internasional.
77
9. Pelacakan lulusan
Melakukan survey kepuasan alumni dan pengguna secara reguler minimal satu kali
dalam setahun.
Mengundang alumni untuk memberi masukan dalam pengembangan dan
perubahan kuriulum.
10. Bimbingan akademik dan disertasi
Mengkaji ulang secara reguler sistem bimbingan akademik dan disertasi yang
dilakukan dosen.
Melakukan deteksi dini bagi mahasiswa yang kemungkinan masa studinya
melampaui masa studi yang ditetapkan.
Menerapkan jadwal bimbingan yang ketat bagi mahasiswa dengan sistem seminggu
sekali wajib bertemu pembimbing.
Memperpendek masa studi mahasiswa dan meningkatkan kualitas lulusan.
Mendistribusikan pembimbingan mahasiswa berdasarkan keahlian dan beban kerja
dosen.
11. Profesionalisme dosen
Mewajibkan setiap dosen menghasilkan artikel hasil penelitian setidaknya 1 tahun
satu artikel
Pemetaan keahlian dosen dan mata kuliah yang tersedia.
Meningkatkan keterampilan dosen dan staf pendukung dalam memberikan layanan
prima.
Mendorong dosen dan mahasiswa menulis disertasi sesuai peta penelitian yang
telah disiapkan dosen dan menerbitkannya secara bersama-sama
Menyusun direktori kepakaran dosen dan memperbaharuinya secara reguler
berdasarkan kualifikasi akademik dan karya yang dihasilkan.
Menyusun peta pengembangan keahlian dan regenerasi dosen melalui pemetaan
dosen secara terpadu tidak hanya pada Program S3, tetapi juga S2 dan S1.
12. Suasana akademik
Mendorong dosen S3 SPs untuk memiliki kartu anggota dan aktif di organisasi
profesi yang relevan dengan keahliannya.
Mengumpulkan karya ilmiah dosen yang telah diterbitkan pada jurnal atau buku
dan mengirimnya ke SCOPUS secara reguler.
Berlangganan jurnal ilmiah nasional dan internasional yang relevan secara teratur
Mendorong dosen memanfaatkan program pengembangan dosen guru besar dan
nonguru besar ke luar negeri sebagai fellows atau visiting scholar yang diberikan
Universitas
Meningkatkan koleksi buku pada Pusat Sumber Belajar Prodi.
Membagi tugas mengajar sesuai keahlian dan beban kerja masing-masing serta
berdasarkan respon mahasiswa atas dosen yang bersangkutan.
Mendorong para dosen untuk menerbitkan karyanya dalam jurnal ber-impact factor
tinggi, terutama jurnal yang terindeks dalam SSCI seperti SCOPUS.
Mendorong dan memberikan insentif bagi dosen yang melakukan penelitian,
presentasi makalah dan publikasi ilmiah pada jurnal peer reviewed.
Menyelenggarakan seminar, workshop, atau konferensi ilmiah internasional secara
reguler dengan bekerja sama dengan unit lain di universitas.
78
13. Sistem seleksi dan ujian
Menerapkan sistem full time dan partime students.
Memperketat prosedur penyeleksian dan pembimbingan mahasiswa.
Menerapkan program doktor by research
14. Relevansi dan keberlangsungan program
Membatasi jumlah mahasiswa baru.
Mengkaji ulang beberapa mata kuliah yang dapat dihilangkan agar jumlah SKS
makin sedikit.
Mengkaji ulang kesesuain, distribusi dan proporsi mata kuliah pada tiap semester
dengan kebutuhan para pemangku kepentingan dan perkembangan keilmuan serta
teknologi yang terjadi.
Merancang struktur kurikulum agar lebih fleksibel, seperti dengan menetapkan
mata kuliah pilihan.
Manfaatkan sarana dan prasarana yang ada secara optimal untuk pembelajaran.
79
DAFTAR BACAAN
BAN-PT 2010. Pedoman Evaluasi Diri Program Studi. Jakarta: BAN-PT
Emilia, Emi. 2008.
Permendiknas No. 27 Tahun 2008.
Roberts, 2004;
Sekolah Pascasarjana UPI. 2010. Pedoman Akademik Program Pascasarjana UPI.
Bandung: SPs UPI.
Sekolah Pascasarjana UPI. 2010. Pedoman dan Tata Tertib Pelaksanaan Tes Seleksi
Masuk SPs UPI. Bandung: SPs UPI.
Sekolah Pascasarjana UPI. 2010. Formulir Pendaftaran Calon Mahasiswa SPs UPI.
Bandung: SPs UPI.
Sekolah Pascasarjana UPI. 2010. Brosur Informasi Pendaftaran Program Pascasarjana
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI. Bandung: SPs UPI.
Sekolah Pascasarjana UPI. 2010. Format Penilaian Proposal, Ujian Tesis Tahap I dan
Tahap II. Bandung: SPs UPI.
SK DIKTI Nomor 160/DIKTI/Kep/1998 tentang Pemberian Ijin Penyelenggaraan Program
Doktor Pendidikan Bahasa Inggris SPs UPI
SK REKTOR Universitas Pendidikan Indonesia Nomor 3046/J33/PP.03.02/2005), tanggal
8 Juni 2005 tentang Ijin Penyelenggaraan Program Doktor Pendidikan Bahasa
Inggris SPs UPI
Universitas Pendidikan Indonesia. 2005. Rambu-Rambu Penjabaran Renstra Universitas
Pendidikan Indonesia Tahun 2006-2010. Bandung: UPI
Universitas Pendidikan Indonesia. 2005. Nilai-Nilai Dasar (Platform) Universitas
Pendidikan Indonesia. Bandung: UPI
Universitas Pendidikan Indonesia. 2005. Kurikulum: Ketentuan Pokok dan Struktur
Program. Bandung: UPI
Wellington, ...... dkk, 2005;