Evaluasi Dan Seleksi Sistem (Npv & Payback Method)

41
ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI EVALUASI DAN SELEKSI SISTEM OLEH : 1. ANAK AGUNG ISTRI ITA PARAMITHA (1015051006) 2. NI KADEK MEILAN WULANDARI (1015051024) 3. KADEK JENY FEMILA DEVI (1015051030) 4. NI MADE DESI ARISANDI (1015051054) VA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN

Transcript of Evaluasi Dan Seleksi Sistem (Npv & Payback Method)

Page 1: Evaluasi Dan Seleksi Sistem (Npv & Payback Method)

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI

EVALUASI DAN SELEKSI SISTEM

OLEH :

1. ANAK AGUNG ISTRI ITA PARAMITHA (1015051006)

2. NI KADEK MEILAN WULANDARI (1015051024)

3. KADEK JENY FEMILA DEVI (1015051030)

4. NI MADE DESI ARISANDI (1015051054)

VA

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2012

Page 2: Evaluasi Dan Seleksi Sistem (Npv & Payback Method)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang

telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil

menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul “Evaluasi dan

Seleksi Sistem”.

Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua

tentang Evaluasi dan Seleksi Sistem. Kami menyadari bahwa makalah ini masih

jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang

bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir

Singaraja, November 2012

Penulis

ii

Page 3: Evaluasi Dan Seleksi Sistem (Npv & Payback Method)

DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN.......................................................................................... i

KATA PENGANTAR......................................................................................... ii

DAFTAR ISI....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 3

1.3 Tujuan ..................................................................................................... 3

1.4 Manfaat ................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Evaluasi dan Seleksi Sistem.................................................. 4

2.2 Cara Mengevaluasi dan Menyeleksi Sistem............................................ 5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 23

iii

Page 4: Evaluasi Dan Seleksi Sistem (Npv & Payback Method)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sistem Informasi adalah suatu sinergi antara data, mesin pengolah data

(yang biasanya meliputi komputer, program aplikasi dan jaringan) dan manusia

untuk menghasilkan informasi. Jadi sistem informasi bukan hanya aplikasi

perangkat lunak. Sistem Informasi ada pada hampir setiap perusahaan atau

instansi untuk mendukung kegiatan bisnis mereka sehari-hari.

Dalam membangun suatu sistem informasi digunakan metode Siklus

Hidup dan Pengembangan Sistem (System Development Life Cycle atau SDLC).

SDLC terdiri dari sejumlah tahapan yang dilaksanakan secara berurutan.

SDLC (Systems Development Life Cycle, Siklus Hidup Pengembangan

Sistem) dalam rekayasa sistem  dan rekayasa perangkat lunak, adalah suatu proses

pembuatan dan pengubahan sistem serta model  dan metodologi  yang digunakan

untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut.

Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer  atau informasi .

SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem

perangkat lunak, yang terdiri dari beberapa tahapan : rencana(planning), analisa

(analysis), desain (design), implementasi (implementation), uji coba (testing) dan

pengelolaan (maintenance). Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC

mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak.

Metodologi-metodologi ini membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan

dan pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu proses pengembangan

perangkat lunak. Terdapat 3 jenis metode siklus hidup sistem yang paling banyak

digunakan, yaitu : siklus hidup sistem tradisional  (traditional system life

cycle), siklus hidup menggunakan protoyping  (life cycle using prototyping),

dan siklus hidup sistem orientasi objek  (object-oriented system life cycle).

SDLC adalah tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis

sistem dan programmer dalam membangun sistem informasi. Langkah yang

digunakan meliputi :

1

Page 5: Evaluasi Dan Seleksi Sistem (Npv & Payback Method)

1. Melakukan survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem

informasi

2. Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan

3. Menentukan permintaan pemakai sistem informasi

4. Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik

5. Menentukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)

6. Merancang sistem informasi baru

7. Membangun sistem informasi baru

8. Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru

9. Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru

bila diperlukan

Dalam sebuah siklus SDLC, terdapat enam langkah. Jumlah langkah

SDLC pada referensi lain mungkin berbeda, namun secara umum adalah sama.

Langkah tersebut adalah

1. Analisis sistem, yaitu membuat analisis aliran kerja manajemen yang

sedang berjalan

2. Spesifikasi kebutuhan sistem, yaitu melakukan perincian mengenai apa

saja yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem dan membuat

perencanaan yang berkaitan dengan proyek sistem

3. Perancangan sistem, yaitu membuat desain aliran kerja manajemen dan

desain pemrograman yang diperlukan untuk pengembangan sistem

informasi

4. Pengembangan sistem, yaitu tahap pengembangan sistem informasi

dengan menulis program yang diperlukan

5. Pengujian sistem, yaitu melakukan pengujian terhadap sistem yang telah

dibuat

6. Implementasi dan pemeliharaan sistem, yaitu menerapkan dan memelihara

sistem yang telah dibuat

Secara umum tahapan dari SDLC adalah perencanaan sistem, analisis

sitem, perancangan sistem secara umum, evaluasi dan seleksi sistem, perancangan

sistem secara terinci, dan implementasi sistem.

2

Page 6: Evaluasi Dan Seleksi Sistem (Npv & Payback Method)

Dari fase SDLC di atas, kami mendapatkan bagian untuk membahas

Evaluasi dan Seleksi Sistem.

1.2. Rumusan Masalah

a. Apa pengertian dari evaluasi dan seleksi sistem?

b. Bagaimana cara mengevaluasi dan menyeleksi sistem?

1.3. Tujuan

a. Untuk mengetahui pengertian dari evaluasi dan seleksi sistem.

b. Untuk mengetahui cara mengevaluasi dan menyeleksi sistem.

1.4. Manfaat

a. Bagi Penulis

Dapat menambah wawasan mengenai System Development Life Cycle

(SDLC) khususnya mengenai Evaluasi dan Seleksi Sistem

b. Bagi Pembaca

Dapat menjadi referensi dalam mengevaluasi dan menyeleksi sistem.

3

Page 7: Evaluasi Dan Seleksi Sistem (Npv & Payback Method)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Evaluasi dan Seleksi Sistem

Evaluasi merupakan teknik yang digunakan untuk menguji kegunaan

(usability) dan fungsi (functionality) dari sistem antarmuka. Proses ini tidak

dilakukan dalam satu fase proses akan tetapi dengan prinsip lifecycle, dengan hasil

evaluasi digunakan untuk memodifikasi atau memperbaiki perancangan.

Evaluasi dan seleksi sistem merupakan proses dimana nilai sistem, biaya

dan keuntungan (cost dan benefit) dibandingkan dan salah satu dipilih untuk

perancangan yang lebih rinci. Fase ini menjadi proses pengoptimasian yang

melihat apakah suatu sistem dapat dikerjakan dan memenuhi permintaan user.

Tujuan dari evaluasi ini adalah:

1. Melihat Seberapa Jauh Sistem Berfungsi

Sistem tidak hanya didukung oleh fungsionalitas yang baik akan tetapi harus

mampu memenuhi kebutuhan user. Desain sistem memungkinkan user

melakukan tugas yang dibutuhkan dengan lebih mudah. Pada tahapan ini

evaluasi yang dilakukan meliputi pengukuran kinerja dari user pada sistem,

untuk melihat keefektifan sistem dalam mendukung tugas.

2. Melihat Efek Interface Bagi User

Kesederhanaan tampilan dan informasi yang cukup merupakan kunci dalam

aspek kemudahan system, usability dan perilaku user. Dalam keseharian kita,

seseorang akan lebih nyaman menggunakan sebuah alat tertentu tanpa banyak

belajar. Hal ini merupakan sebuah aspek penting dalam membangun sistem

antarmuka.

3. Mengidentifikasi Problem Khusus Yang Terjadi Pada Sistem

Bila hasil yang dicapai tidak sesuai keinginan user dan malah timbul

kekacauan antara user, maka hal ini berhubungan dengan usability dan

fungsionalitas dari desain.

4

Page 8: Evaluasi Dan Seleksi Sistem (Npv & Payback Method)

2.2 Cara Mengevaluasi dan Menyeleksi Sistem

Evaluasi sistem informasi dan keputusan pemilihan system bersumber dari :

1. Nilai sistem

Nilai suatu sistem diukur dengan 3 faktor kelayakan, yaitu:

a. TELOS (feasibility factor)

b. PDM (strategic factor)

c. MURRE (design factor)

2. Analisa biaya dan keuntungan

Mengukur biaya, keuntungan yang tangible dan intangible (masuk akal dan

tidak) dari sistem yang diusulkan.

1. Nilai Sistem

a. Faktor Kelayakan (TELOS)

Sistem yang diusulkan harus layak, yaitu memenuhi kriteria

kelayakan sebagai berikut :

T (echnical)

Sistem yang diusulkan dapat dikembangkan dan

diimplementasikan menggunakan teknologi

yang ada atau jika teknologi baru dibuthkan

E (conomic)Dana tersedia untuk mendukung biaya yang

diestimasikan dari system yang diusulkan

L (egal)Jika system yang dibuat ada masalah, maka

kemampuan perusahaan dapat melepaskan

O (perational)

Prosedur yang ada dan kemampuan personal

cukup untuk mengoperasikan system yang

diusulkan atau perlu adanya tambahan prosedur

dan kemampuan.

S (chedule)Sistem yang diusulkan harus beroperasi dalam

kerangka waktu yang dapat diterima

Perlu diingat, semakin tinggi nilai faktor kelayakan TELOS,

semakin besar pula peluang untuk suatu system dapat mencapai

kesuksesan.

5

Page 9: Evaluasi Dan Seleksi Sistem (Npv & Payback Method)

Mengukur Resiko Perancangan dan Implementasi Sistem Umum

Faktor

KelayakanSkenario Resiko Tertinggi Rate

T(echnical)Kebutuhan teknologi yang mendukung tidak

tersedia0.0

E(conomic)Perusahaan tidak dapat membiayai system

baru0.0

L(egal)Sistem baru membuat perusahaan mendapat

masalah dalam hukum0.0

O(perational)

Sistem baru tidak memenuhi permintaan user,

lingkungan berubah banyak selama waktu

pengembangan system tersebut sehingga

system menjadi tidak dapat beroperasi dengan

benar, atau personal perusahaan tidak

memiliki keahlian untuk mengoperasikan dan

menggunakan system tersebut.

0.0

S(chedule)

Ruang lingkup system yang dijalankan, atau

kompleksitasnya, atau kesesuaian dengan

keahlian tim proyek system menghambat

kesuksesan penyelesaian proyek dalam

kerangka waktu yang sesuai

0.0

Semakin rendah rate (nilai) faktor kelayakan TELOS, semakin

tinggi resiko pengembangan sistem.

Menilai Faktor Kelayakan TELOS

Para penilai (evaluator) terdiri dari : manajer proyek, beberapa

profesionalis sistem, dan minimal satu orang perwakilan user.

a) Menilai Kelayakan Teknik (T)

Jika sistem baru dapat digunakan, dan memakai teknologi yang

terkenal, nilainya dapat berada antara 9.5 atau 10.0. Jika teknologinya

baru bagi perusahaan dan usernya, atau tidak standar (untuk industri

maupun perusahaan), atau teknologi merupakan keluaran pertama

6

Page 10: Evaluasi Dan Seleksi Sistem (Npv & Payback Method)

vendor atau beberapa vendor terlibat, atau menggunakan sistem

jaringan yang terlalu kompleks, maka satu atau kombinasi dari hal-hal

yang disebutkan dapat mengurangi penilaian (nilai dapat berada antara

6.0 hingga 8.0).

Contoh:

Alternatif perancangan sistem umum yang dievaluasi membutuhkan

teknologi baru yang standar dalam industri dan terbukti dapat berjalan

(nilai 9.0).

b) Menilai Kelayakan Ekonomi (E)

Yang perlu dilihat adalah apakah komitmen manajemen tertinggi

mendukung proyek pengembangan sistem yang lengkap dengan

sumber-sumber yang sesuai. Jika manajemen tertinggi mendukung

sistem, tetapi tidak ada biaya untuk penyelesaiannya, nilai dapat

berada antara 5.0 sampai 8.0, bergantung pada keadaan dan catatan

manajemen tertinggi dalam mendukung proyek sistem sebelumnya.

Jika biaya ada, nilai berada antara 9.0 sampai 10.0.

Contoh :

Dana belum ada, tetapi pihak manajemen tertinggi dapat meyakinkan

tim akan tersedianya dana (nilai 7.0).

c) Menilai Kelayakan Hukum (L)

Kelayakan legal untuk melihat apakah ada konflik antara system yang

sedang dipertimbangkan dengan kemampuan perusahaan untuk

melaksanakan kewajibannya secara legal.

Contoh:

Software yang digunakan adalah software yang original dan tidak

mengancam perusahaan (nilai 9.5)

d) Menilai Kelayakan Operasi (O)

Sistem yang berbasis lokal atau kelompok lebih mudah dioperasikan

dibandingkan dengan sistem yang sangat melebar (enterprisewide),

karena sistem seperti itu lebih kecil dan lebih sederhana dan hanya

terdapat beberapa orang pengendali. Sistem yang enterprisewide yang

menjadi sistem standar yang terkenal, nilainya lebih tinggi dari sistem

7

Page 11: Evaluasi Dan Seleksi Sistem (Npv & Payback Method)

yang berbasis lokal atau kelompok yang unik atau berpengalaman.

Kuncinya adalah keberadaan (availability) dari user yang terlatih baik

(well- trained) dan sesuai.

Contoh :

Sistem berbasis kelompok yang tidak dikenal oleh beberapa user. Dan

beberapa usernya adalah pegawai baru dan belum dilatih untuk

pekerjaan tersebut (nilai 6.0 ).

e) Menilai Kelayakan Waktu (S)

Pengukuran kesalahan estimasi adalah kunci keberhasilan. Jika sistem

terlihat sederhana, standar berbasis lokal dimana total waktu

pengembangan diukur dalam jam atau hari, maka kesalahan perkiraan

(estimation error) yang dibutuhkan untuk perancangan dan

implementasi menjadi kecil (waktu sebenarnya dikurang dengan waktu

estimasi). Tetapi jika sistem yang entreprisewide membutuhkan total

waktu (jadwal) dalam tahun, probabilitas kesalahan estimasi yang

tinggi semakin besar. Dengan menggunakan tim SWAT, JAD dan tool

CASE, dapat membantu mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk

mengembangkan sistem.

Contoh:

Sistem menggunakan tim SWAT dan teknologi CASE, sehingga dapat

menyelesaikan sistem tepat waktu atau dalam waktu yang cepat (nilai

9.5).

Nilai Akhir Faktor Kelayakan TELOS

dengan:

Jumlah : Jumlah dari semua faktor kelayakan

Contoh :

Faktor Skor

Menilai Kelayakan Teknik (T) 9.0

Menilai Kelayakan Ekonomi (E) 7.0

Menilai Kelayakan Hukum (L) 9.5

8

Total skor = Jumlah / 5

Page 12: Evaluasi Dan Seleksi Sistem (Npv & Payback Method)

Menilai Kelayakan Operasi (O) 6.0

Menilai Kelayakan Waktu (S) 9.5

Jumlah 41.0

Total Skor = Jumlah / 5

Total Skor = 41.0 / 5

Total Skor = 8.2

Kriteria penilaian :

9,5 - 10 = sangat layak

8.0 - 9.4 = layak

6.0 - 7.9 = cukup layak

3.0 – 5.9 = tidak layak

0 – 2.9 = sangat tidak layak

Dengan total skor tersebut, berarti alternatif perancangan sistem umum

yang dievaluasi adalah layak, dengan resiko pengembangan sistem yang

cukup rendah.

b. Faktor Strategi PDM

Proyek system informasi yang diusulkan harus mendukung faktor

strategi. Faktor-faktor kritis tersebut meliputi :

P (roductivity)

Pengukuran jumlah output yang dihasilkan

input. Tujuannya untuk mengurangi biaya

tambahan yang tidak bernilai. Dapat pula

diukur dari rasio, seperti total biaya buruh per

minggu dibagi dengan jumlah unit bahan dasar

selama seminggu dibagi dengan jumlah bahan

jadi yang dihasilkan selama seminggu pula.

D (ifferentiation) Pengukuran seberapa baik sebuah perusahaan

dapat menawarkan hasil (produk) atau jasa

yang berbeda sama sekali dengan perusahaan

9

Page 13: Evaluasi Dan Seleksi Sistem (Npv & Payback Method)

saingan. Diferensiasi (pembedaan) dicapai

melalui kenaikan kualitas, variasi, penanganan

khusus, pelayananyang lebih cepat, biaya

rendah, harga, dan lain-lain.

M (anagement)

Pengukuran seberapa baik system informasi

menyediakan informasi untuk membantu

manager dalam perencanaan, pengontrolan dan

pengambilan keputusan. Tersedianya laporan

tentang efisiensi produksi setiap harinya

disbanding setiap bulannya atau pengubahan

cetakan computer ke gambaran graf yang

berarti dapat memperbaiki factor strategi

manajemen.

Menentukan potensi sistem untuk menambah dan meningkatkan

nilai sistem informasi selalu berpotensi menjadi sumber yang berharga

bagi suatu organisasi. Hal-hal yang perlu dilakukan oleh perancang sistem

informasi adalah sebagai berikut:

P(roductivity) 1. Memerinci komunikasi antara kantor dan

operasinya melalui sumber dan jaringan bersama

2. Merancang interface user yang mudah digunakan

dan berarti

3. Mengotomasi proses transaksi dan tugas.

D(ifferentation)

1. Mengotomasi dan memperbaiki rancang produk

dan proses produksi, untuk memberikan

pelanggan produk dan jasa yang lebih murah dan

modern

2. Menyiapkan akses yang baik terhadap data yang

berhubungan dengan produk barang dan jasa

3. Menambah kecepatan respon terhadap kebutuhan

dan permintaan pelanggan

4. Menghasilkan status informasi yang digunakan

untuk pengambilan keputusan.

10

Page 14: Evaluasi Dan Seleksi Sistem (Npv & Payback Method)

M(anagement)

1. Melaksanakan tugas secara efisien dan pandai

2. Bersaing dengan para kompetitor

3. Inovatif

4. Mengurangi Konflik

5. Beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan

yang terjadi di pasar.

Menilai Faktor Strategi PDM

a) Menilai Produktivitas (P)

Produktivitas diukur dari biaya produksi. Untuk mendapatkan

produktivitas yang lebih tinggi, keefektifan dan keefisienan suatu tugas

(proses) harus ditingkatkan.

Contoh:

Sistem yang dievaluasi meliputi jaringan yang terhubung ke database

yang memiliki akses cepat untuk melaksanakan tugas yang efektif

secara efisien. Beberapa tugas berlevel rendah didukung dengan sistem

pakar. Sebagai tambahan, sistem pesan elektronik mengurangi alur

kertas dan membuat semua pegawai terkoordinasi (nilai 9.5).

b) Menilai Diferensiasi (D)

Jika perusahan menggunakan sistem informasi yang membedakan

produk dan jasa, maka penghasilan dapat meningkat. Misalnya, bank

menggunakan teknologi informasi yang bermacam-macam untuk

melayani pelanggan dengan baik, sehingga membuat pelanggan

menjadi setia dan mendapatkan pelanggan-pelanggan baru.

Fleksibilitas dalam pabrik dan kualitas produk bertambah dengan

adanya mesin yang dikontrol komputer. Data perancangan dan

kepabrikan disimpan dalam database dan dikomunikasikan dari satu

mesin ke mesin lainnya untuk mengontrol proses permesinan yang

lengkap.

Contoh:

Perancangan tersedia dengan adanya kontrol inventori yang baik dan

membantu pemesanan pelanggan, tetapi tidak dapat membedakan jasa

11

Page 15: Evaluasi Dan Seleksi Sistem (Npv & Payback Method)

khususnya dari para competitor (nilai 5.0).

c) Menilai Manajemen (M)

Jika informasi yang dihasilkan sistem memiliki nilai yang tinggi dalam

form dan substance, maka fungsi manajemen dapat ditingkatkan. Salah

satu masalah besar dalam memanage sesuatu adalah ketidakpastian.

Untuk memprediksi, para manajer membutuhkan informasi yang

berkualitas dalam form dan substance. Karena substansi informasi

yang direpresentasikan dalam form yang atraktif mengurangi

ketidakpastian. Dalam menerima informasi tersebut manajer dapat

membuat keputusan dalam bisnisnya.

Contoh:

Suatu system memberikan informasi yang sangat penting dan

berkualitas bagi perusahaan (nilai 9.5).

Nilai Akhir Faktor Strategi PDM

dengan:

Jumlah : Jumlah dari semua faktor strategi

Contoh :

Faktor Skor

Menilai Produktivitas (P) 9.5

Menilai Diferensiasi (D) 5.0

Menilai Manajemen (M) 9.5

Jumlah 24.0

Total Skor = Jumlah / 3

Total Skor = 24.0 / 3

Total Skor = 8.0

Dengan total skor tersebut, berarti alternatif perancangan sistem umum

yang dievaluasi menambah nilai kualitatif sebuah proyek sistem.

12

Total skor = Jumlah / 3

Page 16: Evaluasi Dan Seleksi Sistem (Npv & Payback Method)

c. Faktor Perancangan MURRE

M (aintainability)

U (sability)

R (eusability)

R (eliability)

E (xtendability)

Mengukur Kualitas Perancangan Sistem

Kualitas perancangan sistem merepresentasikan perancangan

sistem yang berbeda dan penilaian yang sangat baik (excellent). Kualitas

sulit diukur tetapi bergantung langsung paa faktor perancangan MURRE.

Perlu diingat, semakin tinggi nilai faktor MURRE, semakin tinggi kualitas

perancangan sistem.

Menilai Faktor Perancangan MURRE

a) Menilai Maintainability (M)

Dalam me-maintain (memelihara) sistem, perancang sistem harus

memperhatikan hal-hal berikut :

1. Membuat kamus data standar.

2. Menggunakan bahasa pemrograman standar.

3. Meng-install arstitektur komputer standar.

4. Menggunakan perancangan secara modul.

5. Menyiapkan dokumentasi yang komprehensif, jelas dan terbaru.

Contoh:

Para profesionalis sistem sangat mendukung pengembangan sistem

yang dapat di-maintain. Mereka menggunakan hardware dan software

standar, membangun modul-modul bebas, dan meyiapkan dokumentasi

yang sangat baik (nilai 9.5).

b) Menilai Kegunaan (U)

Faktor ini lebih ke manusia. Faktor perancangan ini lebih berhubungan

dengan pencapaian kesuksesan atau kegagalan suatu sistem baru. Bagi

user sangat penting mendapatkan sistem yang dapat djgunakan,

sebaliknya jika sistemnya ‘fancy’ atau susah digunakan maka user

13

Page 17: Evaluasi Dan Seleksi Sistem (Npv & Payback Method)

akan merasa tidak puas dan hal ini bisa dibilang gagal. Produk dari

sistem yang user inginkan adalah informasi, yang memiliki 2 dimensi

yaitu substance dan form. Substance lebih melihat ke perancangan

output yang relevan, akurat dan sesuai waktu, sedangkan form lebih ke

kognitif user. Output dalam form harus atraktif dan dapat dimengerti.

Misalnya bentuk pelaporan dalam tabel maupun grafik.

Contoh:

Sistem yang dievaluasi merupakan hasil perluasan prototipe layar dan

laporan. Komentar dari user tentang substance dan form output sangat

menyenangkan (nilai 9.0).

c) Menilai Kegunaan Kembali (R)

Ini merupakan kemampuan dari menggunakan software atau

komponen sistem yang sama untuk aplikasi yang lain dimana masih

memiliki kemampuan yang tinggi. Ini merupakan tujuan yang

diinginkan karena dapat mengurangi biaya pengembangan sistem di

masa yang akan datang. Misalnya 50% dari modul software sistem

yang dikembangkan digunakana untuk aplikasi baru berikutnya

sehingga 50% biaya pengembangan software dan waktu yang

dibutuhkan untuk aplikasi baru dapat dihilangkan.

Contoh:

Jumlah yang lebih besar dari modul software yang diharapkan harus

dituliskan kembali. Kemudian beberapa diantaranya dapat digunakan

untuk aplikasi lain karena kebutuhan memenuhi permintaan user yang

unik (nilai 5.5).

d) Menilai Kehandalan (R)

Diukur dari seberapa bergantungnya sebuah sistem dapat menjalankan

fungsinya. Mean Time Between Failures (MTBF) merupakan

pengukuran kuantitatif dari kehandalan dan diekspresikan dalam bulan

atau tahun. MTBF merupakan wkatu rata-rata sistem diharapkan

beroperasi sebelum gagal. Mean Time To Repair (MTTR) merupakan

pengukuran kuantitatif dari kemampuan pemeliharaan (maintain) dan

14

Page 18: Evaluasi Dan Seleksi Sistem (Npv & Payback Method)

dieskpresikan dalam detik atau menit. Jika MTBF ditingkatkan maka

MTTR diturunkan.

Ada 2 sifat atau karakter untuk meningkatkan kehandalan sistem yaitu:

1. Menghindari Kesalahan (Fault Avoidance)

Mengurangi probabilitas sistem menjadi gagal, hal ini dapat dicapai

dengan menggunakan metodologi modern, teknik pemodelan tool

dan kontrol sistem.

2. Toleransi Kesalahan (Fault Tolerance)

Sistem memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan melaksanakan

proses tugas. Prosedurnya menggunakan software yang redundant

dan elemen hardware dan alat deteksi kesalahan untuk melihat dan

memotong efek kesalahan sehingga sistem dapat memproses tugas

disamping kesalahan dalam satu atau lebih elemen yang terjadi.

Ada 3 kelompok perbaikan dalam sistem toleransi kesalahan :

1. Full recovery, terjadi dalam sistem on-line. Perlu ada operasi yang

lengkap dan berkesinambungan meskipun terjadi kesalahan.

2. Degraded recovery, memungkinkan pemilihan aplikasi untuk

beroperasi, atau sistem total beroperasi di bawah standar hingga

sistem diperbaiki.

3. Safe shutdown, penghentian sistem agar operasi dan tugas berakhir

dengan kehilangan minimal data dan tidak ada kerusakan elemen

hardware.

e) Menilai Perluasan (E)

Perluasan (extendability) memberikan sistem menjadi tinggi dalam

fleksibilitas, sehingga dapat mengubah atau beradaptasi dengan mudah

terhadap perubahan-perubahan permintaan user. Sistem yang

diimplementasikan mungkin bekerja sangat baik untuk waktu yang

pendek, tetapi jika menjadi dead-end, sistem tidak fleksibel tanpa

kemampuan beradaptasi dan berkembang, akan sulit bagi user untuk

mengubah atau menambah. Extendability berhubungan dengan

maintainability. Faktor perancangan ini lebih berhubungan dengan

menumbuhkan potensi sistem dan meningkatkan kemampuan

15

Page 19: Evaluasi Dan Seleksi Sistem (Npv & Payback Method)

beradaptasi ke lingkungan baru, dimana maintainability lebih menjadi

agar sistem beroperasi sesuai dengan perancangan awal.

Contoh:

Perencanaan software dan hardware menjadikan kemampuan untuk

berkembang dan beradaptasi terhadap perubahan keinginan user tanpa

konversi yang berarti. Karena maintainability bernilai tinggi,

extendability juga bernilai tinggi (nilai 9.5).

Nilai Akhir Faktor Perancangan MURRE

dengan:

Jumlah : Jumlah dari semua faktor perancangan

Contoh :

Faktor Skor

Menilai Maintainability (M) 9.5

Menilai Kegunaan (U) 9.0

Menilai Kegunaan Kembali (R) 5.5

Menilai Kehandalan (R) 8.5

Menilai Perluasan (E) 9.5

Jumlah 42.0

Total Skor = Jumlah / 5

Total Skor = 42.0 / 5

Total Skor = 8.4

Dengan melihat total skor tersebut, berarti alternatif perancangan sistem

umum yang dievaluasi memiliki kualitas perancangan sistem yang baik

dan akan menambah nilai kualitatif proyek sistem.

2. Analisa Biaya dan Keuntungan

Tujuan dari analisa biaya dan keuntungan adalah untuk memberikan

gambaran apakah manfaat yang diperoleh dari sistem baru ‘lebih besar’

dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.

16

Total skor = Jumlah / 5

Page 20: Evaluasi Dan Seleksi Sistem (Npv & Payback Method)

2.1 Biaya

Biaya berhubungan dengan pengeluaran modal awal, untuk

mengembangkan dan mengimplementasikan sistem. Biaya yang berulang,

untuk operasi dan pemeliharaan sistem saat diimplementasikan. Biaya

yang merepresentasikan investasi awal pada sistem mengolah sumber dan

mengembangkan sistem dan biaya implementasi. Biaya yang berulang

dalam siklus sistem adalah untuk biaya operasi dan pemeliharaan.

1) Biaya Pengolahan Sumber

Dimulai dari instalasi kecil paket software berbasis PC pada pusat

data, yang berisi banyak mainframe dan beribu2 periferal dan peralatan

penyimpanan.

2) Biaya Pengembangan dan Implementasi Sistem

Meliputi :

a) Biaya pengembangan sistem : perencanaan sistem, analisa dan

fungsi perancangan yang dibuat oleh profesionalis sistem.

b) Biaya instalasi peralatan : masalah terjadi jika instalasi fisik

membutuhkan peralatan khusus, misal derek.

c) Biaya pemrograman : biasanya untuk pemrograman aplikasi yang

dibuat oleh pemrogram bayaran (in-house), berdasarkan pada jam

yang dibutuhkan untuk menulis program ditambah biaya overhead.

d) Biaya training : untuk menyiapkan user terhadap sistem baru.

e) Biaya testing : sebelum menjadi suatu sistem informasi baru, perlu

diadakan sejumlah tes. Ini diperlukan perencanaan dan persiapan

dari data tes yang efektif. Biaya akan meliputi honor dan

konsultan.

f) Biaya konversi : bergantung dari tingkat konversinya. Berapa

banyak aplikasi dari sistem yang ada diubah dan berapa banyak

yang harus ditangani. Faktor yang diperlukan untuk estimasi biaya

konversi :

o Menyiapkan dan mengedit record untuk kelengkapan dan

akurasi

o Menyiapkan prosedur file library

17

Page 21: Evaluasi Dan Seleksi Sistem (Npv & Payback Method)

o Menyiapkan dan menjalankan operasi secara paralel.

3) Biaya Operasi dan Pemeliharaan

Biaya ini diperlukan setelah sistem diimplementasikan. Elemen-

elemen biaya operasi dan pemeliharaan sebagai berikut :

a) Biaya staf : penggajian semua pegawai dari sistem informasi dan

kemungkinan konsultan. Terdiri dari : chief information officer

(CIO), systems analysts, systems designers, accountants,

programmers, system engineers, computer operators, data

prepares, database administrators, security officers, technicians,

managers, clerical personnel.

b) Biaya persediaan : jika sistem beroperasi, maka dibutuhkan

persediaan, yait: printer paper, ribbons, magnetic tape, magnetic

disks, dan lain sebagainya.

c) Biaya pemeliharaan hardware : dilakukan oleh perusahaan sendiri,

orang vendor atau kombinasinya.

d) Biaya pemeliharaan software : terjadi saat melakukan debug

sistem, adaptasi dengan kebutuhan baru, perbaikan sistem yang

berhubungan dengan user, dan meningkatkan operasi sistem.

e) Biaya listrik dan lampu : terjadi kalau peralatan dipasang dan

digunakan.

f) Biaya asuransi : untuk kebakaran, perusakan, atau DDD

(disappearance, dishonesty, destruction).

g) Biaya telekomunikasi : untuk hubungan telekom, meliputi leased

line, multiplexer, peralatan komunikasi digital, switch dan lain

sebagainya. Juga meliputi biaya perpindahan dan instalasi.

h) Biaya gedung : untuk sewa, pemeliharaan dan furniture.

i) Biaya keamanan : kemungkinan adanya badai, kebakaran, gempa

bumi, banjir menyebabkan manajemen membutuhkan tempat/

lokasi cadangan (hot-site back up) untuk meyakinkan atau

merecover data dan menjalankan operasi.

2.2 Keuntungan

18

Page 22: Evaluasi Dan Seleksi Sistem (Npv & Payback Method)

Keuntungan dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Tangible benefit (keuntungan yang nyata, masuk akal)

Contoh : keuntungan bersih yang didapat suatu perusahaan adalah

Rp. 10.000.000,00 kemudian perusahaan tersebut menggunakan

sistem baru dan keuntungan bersih yang didapat adalah Rp.

15.000.000,00.

2. Intangible benefit (sulit diukur)

Keuntungan ini biasanya berhubungan dengan factor manusia.

Contohnya : otomatisasi sistem manual, suatu supermarket yang

menggunakan mesin kasir memberikan kenyamanan baik kepada

pembeli maupun pegawai. Selain itu dapat juga meningkatkan citra

supermarket.

2.3 Mengukur Biaya dan Keuntungan

1. Metode Net Present Value (NPV)

Metode ini merupakan model yang memperhitungkan pola cash

flows keseluruhan dari suatu investasi, dalam kaitannya dengan waktu,

berdasarkan discount rate tertentu.

Terdapat beberapa dasar pengertian yang perlu dipahami terlebih

dahulu, yaitu :

Discount rate : bilangan yang dipergunakan untuk mendiscount

penerimaan yang akan didapat pada tahun mendatang menjadi nilai

sekarang.

Untuk menghitung discount rate :

d = discount rate

i = interest rate

t = tahun

Cash flow : merupakan sejumlah uang kas yang keluar dan masuk

sebagai akibat dari aktivitas dari perusahaan dengan kata lain

adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan

19

d = 1 / ( 1 + i ) t

Page 23: Evaluasi Dan Seleksi Sistem (Npv & Payback Method)

dan aliran kas keluar perusahaan serta beberapa saldonya setiap

periode.

Net Investment (Outlay) : merupakan sejumlah dana yang

digunakan untuk investasi

Present Value (PV) : nilai sekarang dari penerimaan (uang) yang

akan didapat pada tahun mendatang

NPV dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

NPV =∑t=1

n (Bt−C t )(1+i )t

−Ko

Bt = benefit th ke-t

Ct = cost th ke-t

i = interest rate yang ditentukan

t = tahun

Ko= investasi awal tahun ke-0 (sebelum proyek dimulai)

Arti Perhitungan NPV

Bila... Berarti... Maka...

NPV > 0

investasi yang dilakukan memberikan manfaat bagi perusahaan

proyek bisa dijalankan

NPV < 0

investasi yang dilakukan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan

proyek ditolak

NPV = 0

investasi yang dilakukan tidak mengakibatkan perusahaan untung ataupun merugi

Kalau proyek dilaksanakan atau tidak dilaksanakan tidak berpengaruh pada keuangan perusahaan. Keputusan harus ditetapkan dengan menggunakan kriteria lain misalnya dampak investasi terhadap positioning perusahaan.

2. Metode Payback

20

Page 24: Evaluasi Dan Seleksi Sistem (Npv & Payback Method)

Metode ini mengukur berapa lama waktu yang dubutuhkan untuk

mengembalikan investasi semula, melalui proceed yang dihasilkan

dalam setiap periode. Untuk itu metode ini sering disebut metode yang

paling sederhana, karena tidak memperhitungkan konsep nilai waktu

uang (time value of money), sehingga cash flows tidak dikaitkan

dengan discount rate tertentu.

3. Contoh soal:

Proyek A dan B membutuhkan investasi masing-masing sebesar Rp.

10.000.000,00 Pola cash flow untuk masing proyek diperkirakan

sebagai berikut.

Tahun Pola Cash Flows

Proyek A Proyek B

1234

Rp 5.000.000,00Rp 5.000.000,00Rp 3.000.000,00Rp 2.000.000,00

Rp 3.000.000,00Rp 4.000.000,00Rp 3.000.000,00Rp 4.000.000,00

Metode NPV

NPV A=∑t=1

4

( (5000000 )(1+0. 08 )1

+(5000000 )(1+0 . 08 )2

+(3000000 )(1+0. 08 )3

+(2000000 )(1+0 . 08 )4 )−1000000

NPV A=Rp . 2 .767 .880,159

NPV B=∑t=1

4

( (3000000 )(1+0 .08 )1

+( 4000000 )(1+0 . 08 )2

+(3000000 )(1+0 . 08 )3

+(4000000 )(1+0. 08 )4 )−1000000

NPV B=Rp . 1 .528 . 749,193

Berdasarkan metode NPV, maka proyek yang seharusnya dipilih

adalah proyek A karena NPV>0 dan NPVA > NPVB.

21

Page 25: Evaluasi Dan Seleksi Sistem (Npv & Payback Method)

Metode Payback

Dari data tersebut di atas, maka payback period dapat dihitung :

Proyek A = 2 tahun

Proyek B = 3 tahun

Metode payback tersebut dapat juga dimodifikasi agar agar tidak

timbul kelemahan, yaitu dengan jalan  memperhitungkan konsep

nilai waktu uang (time value of money), sehingga pola cash

flows dikalikan dengan discount ratenya. Metode ini disebut

metode Payback period yang didiskontokan.

Contoh soal:

Dari soal di atas, apabila ke dua proyek tersebut diperhitungkan

dengan discount rate 8 %, maka Payback period yang

didiskontokan adalah :

Penyelesaian:

Proyek A.

PV Proceed tahun 1 = Rp5.000.000,00 X 0,926     = Rp 4,630.000,00

                              2 = Rp5.000.000,00 X 0,857     = Rp 4,285.000,00

                              3 = Rp3.000.000,00 X 0,794     = Rp 2,382.000,00

                              4 = Rp2.000.000,00 X 0,735     = Rp 1,470.000,00

Proyek B.

PV Proceed tahun 1 = Rp3.000.000,00 X 0,926     = Rp 2,778.000,00

                               2 = Rp4.000.000,00 X 0,857     = Rp 3,428.000,00

                               3 = Rp3.000.000,00 X 0,794     = Rp 2,382.000,00

                               4 = Rp4.000.000,00 X 0,735     = Rp 2.940.000,00

Dari data tersebut di atas, maka payback period yang didiskontokan

adalah :

Proyek A = 2 tahun; 5,5 bulan

Proyek B = 3 tahun; 6 bulan

22

Page 26: Evaluasi Dan Seleksi Sistem (Npv & Payback Method)

BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Evaluasi dan seleksi sistem merupakan proses dimana nilai sistem,

biaya dan keuntungan (cost dan benefit) dibandingkan dan salah satu

dipilih untuk perancangan yang lebih rinci. Fase ini menjadi proses

pengoptimasian yang melihat apakah suatu sistem dapat dikerjakan dan

memenuhi permintaan user.

Evaluasi sistem informasi dan keputusan pemilihan system

bersumber dari :

1. Nilai sistem

Nilai suatu sistem diukur dengan 3 faktor kelayakan, yaitu:

a. TELOS (feasibility factor)

b. PDM (strategic factor)

a. MURRE (design factor)

2. Analisa biaya dan keuntungan

Mengukur biaya, keuntungan yang tangible dan intangible (masuk

akal dan tidak) dari sistem yang diusulkan.

23

Page 27: Evaluasi Dan Seleksi Sistem (Npv & Payback Method)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Evaluasi Sistem dan Seleksi. http://dewiar.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/404/M7Evaluasi+dan+Seleksi+Sistem.pdf. diakses tanggal 8 November 2012.

24