Evaluasi

5
. Evaluasi Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Jika hasil evaluasi menunjukkan tercapainya tujuan dan kriteria hasil, klien bisa keluar dari siklus proses keperawatan. Jika sebaliknya, klien akan masuk kembali ke dalam siklus tersebut mulai dari pengkajian ulang (reassessment). Secara umum, evaluasi ditujukan untuk: 1) Melihat dan menilai kemampuan klien dalam mencapai tujuan. 2) Menentukan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum. 3) Mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum tercapai (Asmadi, 2008). Jenis-Jenis Evaluasi 1. Evaluasi formatif Frekuensi perawat mengevaluasi perkembangan pasien bergantung pada faktor-faktor berikut : kebijakan,standar peraturan,lingkungan pelayanan kesehatan,sistem pencatatan,standar perawatan/pedoman praktik,diagnosis atau masalah keperawatan,kerangka waktu yang dispesifikkan dengan hasil,dan intervensi keperawatan. Kebijakan Kebijakan lembaga pelayanan kesehatan mengatur frekuensi perawat dalam mendokuentasikan evaluasi perkembangan pasien.Kebijakan ini dapat ditetapkan dengan berbagai cara.Suatu

description

bhgyfjhgj

Transcript of Evaluasi

Page 1: Evaluasi

. Evaluasi

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Jika hasil evaluasi menunjukkan tercapainya tujuan dan kriteria hasil, klien bisa keluar dari siklus proses keperawatan. Jika sebaliknya, klien akan masuk kembali ke dalam siklus tersebut mulai dari pengkajian ulang (reassessment). Secara umum, evaluasi ditujukan untuk:1) Melihat dan menilai kemampuan klien dalam mencapai tujuan.

2) Menentukan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum.

3) Mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum tercapai (Asmadi, 2008).

Jenis-Jenis Evaluasi

1. Evaluasi formatif Frekuensi perawat mengevaluasi perkembangan pasien bergantung pada faktor-faktor berikut : kebijakan,standar peraturan,lingkungan pelayanan kesehatan,sistem pencatatan,standar perawatan/pedoman praktik,diagnosis atau masalah keperawatan,kerangka waktu yang dispesifikkan dengan hasil,dan intervensi keperawatan.

Kebijakan Kebijakan lembaga pelayanan kesehatan mengatur frekuensi perawat dalam mendokuentasikan evaluasi perkembangan pasien.Kebijakan ini dapat ditetapkan dengan berbagai cara.Suatu lembaga dapat memiliki kebijakan dokumentasi umum yang mengatur frekuensi evaluasi evaluasi (misalnya kebutuhan yang mengharuskan rencana perawatan dievaluasi setiap jam,setiap hari,dan setiap minggu).

Standar Peraturan Standar peraturan lembaga dapat juga digunakan untuk mengatur kerangka waktu evaluasi.Sebagai contoh,Joint Commission mengharuskan lembaga pelayanan kesehatan agar menetapkan waktu untuk mengkaji ulang pasien dan mengevaluasi kemampuan pasien atau orang terntu dalam melakukan aktivitas perawatan diri.

Sistem Dan Format Pencatatan Sistem pencatatan yang digunakan oleh fasilitas mentapkan frekuensi perawat harus mendokumentasikan evaluasi.Format rekan medis juga mengatur frekuensi pencatatan hasil.Sebagai contoh,Lavin dan Enright (1996) menggambarkan lembar alur yang digunakan diunit rawat inap pasien ketergantungan

Page 2: Evaluasi

obat.Lembar bolak-balik terdiri dari tiga kolom dan tiap halaman digunakan per jam dinas.

Standar Perawatan dan Pedoman PraktikStandar perawatan dan pedoman praktik menjelaskan frekuensi untuk mengevaluasi hasil.Sebagai contoh,pedoman praktik untuk pengobatan gamgguan integritas kulit menganjurkan perawat untuk mengevaluasi dan mendokumentasikan kondisi kulit pasien setiap 8 jam.

Masalah atau Diagnosis KeperawatanJenis masalah atau diagnosis keperawatan dapat mempengaruhi frekuensi evaluasi..Respons yang sangat memengaruhi kesejahteraan pasien mendapat prioritas paling tinggi.Kebutuhan fisiologis dasar pasien,termasuk kenutuhan makanan,udara,eliminasi,dan sirkulasi,biasanya menjadi kebutuhan yang paling mendesak.Kebutuhan-kebutuhan ini umumnya harus diatasi sebelum berfokus pada kebutuhan psikososial.Frekuensi evaluasi akan bervariasi sesuai dengan perubahan kondisi pasien,selanjutnya dibuat diagnosis keperawatan baru.

Kerangka Waktu Hal-hal yang tercantum dalam kerangka waktu,seperti “dalam 24 jam”,”pada saat pemulangan,” atau “ pada saat penyuluhan ketiga,” merupakan panduan yang sangat berguna bagi perawat yang akan mengevaluasi hasil.Kerangka waktu juga dijelaskam pada alur kritis.

Intervensi KeperawatanIntevensi keperawatan dapat menjelaskan sebarapa sering status pasien harus dipantau atau dilakukan tindakan keperawatan lainnya.Misalnya intervensi keperawatan mengaksultasi bunyi napas.Intervensi yang jelas dan spesifik,mempermudah pendokumentasian dengan menjelaskan tindakan keperawatan yang diharapkan.

2. Evaluasi Sumatif Evaluasi sumatif biasanya dilakukan pada saat pemindahan atau pemulangan pasien.Berpikir kritis dan penilaian klinis harus digunakan jika status pasien tidak sesuai dengan rencana pemulangan.

Format pemindahamStandar joint commission (1996) menyatakan rumah sakit harus memastikan bahwa asuhan keperawatan pasiem dan informasi klinis yang tepat harus ditukar pada saat masuk,dirujuk,dipindahkan,atau dipulangkan.Satu metode umum untuk memastikan bahwa pertukaran informasi ini terjadi adalah dengan menggunakan format pemindahan dan format pemulangan.Format pemindahan digunakan untuk mengomunikasikan informasi penting tentang status pasien

Page 3: Evaluasi

pada saat pasien dipindahkan difasilitas yang sama,antara dua fasilitas,atau antara rumah pasien dengan institusi.

Format pemulangan Kebutuhan pasien harus dievaluasi ketika ia pulang dari fasilitas perawatan kesehatan.Kebutuhan ini akan mengarahkan pemberian perawatan yang berkelanjutan.Jenis format pemulangan yang berbeda antara lain adalah lembar ringkasan pemulangan dan lembar intruksi pemulangan.Ringkasan pemulangan,dipakai dibeberapa fasilitas dan digunakan untuk mendokumentasikan penyelesaian proses langkah yang tepat telah selesai dilakukan.Ringkasan ini tidak berarti ringkasan perjalanan penyakit.Ringkasan ini dirancang sebagai daftar periksa cepat dan disediakan rung untuk memberi keterangan tentang hal-hal yang signifikan.Lembar penyluhan pasien sering digabungkan dengan ringkasan status pemulangan untuk menciptakan format yang efisien.Lembar Intstruksi Pemulangan,lembar ini berisi daftar instruksi pemulangan untuk diet,pengobatan,obat-obatan,aktivitas,dan pemeriksaan tindak lanjut.Informasi pemeriksaan tindak lanjut harus menjelaskan siapa petugas pelayanan kesehatan yang akan memeriksa dan kapan pasien harus diperiksa.Persyaratan Joint Commission (1996) menekankan bahwa instruksi pemulangan harus diberikan pada pasien,keluarga(juka perlu),dan pada organisasi atau individu yang bertanggung jawab terhadap kelanjutan perawatan tindak lanjut,lembaga perawatan dirumah,dan teman dirumah.lembar ini penting untuk memenuhi tanggung jawab profesional perawat dalam memberikan instruksi dan mereka memindahkan tanggung jawab untuk kelanjutan intsruksi tersebut kepada pasien.Tuntutan malpraktik dianjurkan karena ada bukti hasil yang buruk dan bahwa mengadakan tindak lanjut setelah pemulangan adalah lebih bijaksana daripada menyerahkannya menurut kebijaksanaan pada passoen atau keluarga.Instruksi spesifik yang diberikan dengan bahasa yang dapat dipahami pasien,lebih baik daripada instruksi yang bersifat umum.Catatan tertulis yang berisi percakapan dengan pasien pada saat pemulangan dapat menjadi hal yang vital dalam membela tindakan petugas kesehatan profesional.

3. Evaluasi PascapemulanganDibeberapa fasilitas kesehatan,sering dilakukan pendokumentasian melalui telepon dari fasilitas tersebut pada pasien untuk mengevaluasi keadaannya.Format biasanya terdiri dari serangkaian pertanyaan mengenai status pasien dan terdapat bagian untuk menuliskan instruksi yang telah diberikan.Perawat juga sering mencantumkan informasi ,mengenai kepuasan pasien berada disuatu unit ke dalam format tersebut.Kebijakan harus menyatakan upaya-upaya yang harus dilakukan untuk menghubungi pasien sebelum akhirnya menyerah.Setiap upaya yang dilakukan untuk menghubungi pasien harus didokumentasikan untuk menunjukkan bahwa upaya terebut memang sudah benar-benar dilakukan.Tidak adanya laporan

Page 4: Evaluasi

megenai pengadilan telepon tindak lanjut di dalam rekam medis dapat diinterpretasikan tidak melakukan panggilan telepon tersebut.