evinnurulnasikinarbela.files.wordpress.com€¦  · Web viewBanyuwangi Bondowoso Situbondo 69.27...

14
ANALISIS TINGKAT HARAPAN HIDUP di KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2015 Evin Nurul nasikin Arbela Kelas A- 150231100018 Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Trunojoyo Madura [email protected] Abstrak: Tingkat Harapan Hidup adalah salah satu Indikator yang digunakan dalam perhitungan indeks pembangunan manusia (IPM). semakin tinggi THH maka pada suatu wilayah menunjukan keberhasilan dalam pembangunan manusia di daerah tersebut. Rendahnya tingkat harapan hidup disebabkan oleh tingginya angka kematian bayi (AKB) termasuk biomedical. Selain itu, tingkat harapan hidup juga dipengaruhi oleh derajat kesehatan masyarakat. Kesehatan masyarakat ditentukan oleh lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, keturunan. menurut BPS Kabupaten Magetan, (2016) Kabupaten Bondowo merupakan kabupaten yang memiliki THH yang rendah dibandingkan dengan Kabupaten Lumajang, Jember, banyuwangi, Situbondo. Dalam hal kesehatan kabupaten Bondowoso mempunyai derajat kesehatan yang rendah, dilihat dari faktor lingkungan, Perilaku remaja dan pelayanan kesehatan. Maka, rekomendasi yang tepat untuk mengatasi rendahnya THH di Kabupaten Bondowoso adalah dengan kegiatan- kegiatan dari Pemerintah Daerah kabupaten Bondowoso, Dinas Kesehatan maupun masyarakat setempat dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Bondowoso.

Transcript of evinnurulnasikinarbela.files.wordpress.com€¦  · Web viewBanyuwangi Bondowoso Situbondo 69.27...

ANALISIS TINGKAT HARAPAN HIDUP di KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2015

Evin Nurul nasikin Arbela

Kelas A- 150231100018

Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Trunojoyo Madura

[email protected]

Abstrak:

Tingkat Harapan Hidup adalah salah satu Indikator yang digunakan dalam perhitungan indeks pembangunan manusia (IPM). semakin tinggi THH maka pada suatu wilayah menunjukan keberhasilan dalam pembangunan manusia di daerah tersebut. Rendahnya tingkat harapan hidup disebabkan oleh tingginya angka kematian bayi (AKB) termasuk biomedical. Selain itu, tingkat harapan hidup juga dipengaruhi oleh derajat kesehatan masyarakat. Kesehatan masyarakat ditentukan oleh lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, keturunan.

menurut BPS Kabupaten Magetan, (2016) Kabupaten Bondowo merupakan kabupaten yang memiliki THH yang rendah dibandingkan dengan Kabupaten Lumajang, Jember, banyuwangi, Situbondo. Dalam hal kesehatan kabupaten Bondowoso mempunyai derajat kesehatan yang rendah, dilihat dari faktor lingkungan, Perilaku remaja dan pelayanan kesehatan. Maka, rekomendasi yang tepat untuk mengatasi rendahnya THH di Kabupaten Bondowoso adalah dengan kegiatan- kegiatan dari Pemerintah Daerah kabupaten Bondowoso, Dinas Kesehatan maupun masyarakat setempat dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Bondowoso.

Kata kunci: THH, Derajat kesehatan, AKB, Biomedical, IPM

Tingkat Harapan Hidup ( THH) merupakan salah satu indikator penting di dalam indeks pembangunan manusia karena mencapkup kesehatan masyarakat. BPS, (2015) mendefinisikan Tingkat Harapan Hidup ( THH) sebagai rata- rata jumlah umur atau tahun yang masih dapat dijalani oleh seseorang ketika sudah mencapai umur tepat x pada situasi mortalitas yang sedang berlaku di masyarakat. Selain itu indikator ini merupakan alat yang dijadikan untuk mengukur kinerja pemerintah di dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya dan meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat pada khususnya.

Tingkat Harapan Hidup (THH) yang tinggi pada suatu wilayah mengindikasikan bahwa terdapat keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan, maka kesehatan masyarakat meningkat. Sebaliknya apabila THH yang rendah, maka pembangunan manusia dibidang kesehatan kurang berhasil dan hal tersebut mencerminkan kesehatan pada masyarakat kurang baik. Rendahnya THH juga akan mempengaruhi IPM suatu wilayah dikarenakan tingkat Harapan Hidup yang rendah merupakan salah satu indikator dalam indeks Pembangunan Manusia.

Kabupaten Bondowoso merupakan salah satu kabupaten yang mempunyai Tingkat Harapan Hidup (THH) yang rendah. Menurut data BPS Jatim, (2015) Kabupaten Bondowoso merupakan Kabupaten dengan Tingkat Harapan Hidup (THH paling tendah )dibandingkan dengan lima Kabupaten yang letak geografisnya berdekatan, yaitu dengan nilai 65,73 kemudian kabupaten Jember ( 68,2), situbondo ( 68,28), Lumajang (69,27) dan Banyuwangi (70,03).

Sumber: BPS Jatim, 2015

Rendahnya Tingkat Harapan Hidup di Kabupaten Bondowoso tersebut, mencerminkan bahwa masih ada permasalahan terkait kesehatan di Bondowoso. sehingga diperlukan kajian tentang “Tingkat Harapan Hidup (THH) di Kabupaten Bondowoso tahun 2015”, agar permasalah kesehatan di Kabupaten Bondowoso dapat diatasi melalui solusi yang sesuai dengan permasalahan Tingkat Harapan Hidup (THH).

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1) Teori Mosley dan Chen (1984) tentang angka kematian bayi.

Menurut Mantra, (2007) besar kecilnya tingkat Harapan Hidup terkait erat dengan angka kematian bayi (AKB). Hubungan antara THH dan AKB berbanding terbalik, yaitu semakin besar AKB maka tingkat harapan hidup semakin kecil. Artinya faktor yang mempengaruhi angka kematian bayi juga mempengaruhi tingkat harapan hidup. Angka kematian bayi dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Teori yang mengkaji tentang angka kematian bayi adalah mosley dan Chen (1984). Mosley dan Chen (1984) memaparkan variabel yang berpengaruh terhadap angka kematian bayi adalah faktor eksogenous atau sosial ekonomi, seperti (sosial, ekonomi, budaya, masyarakat dan faktor regional) dan Variabel endogenous atau faktor biomedical ( seperti pola pemberian ASI, kebersihan, sanitasi, dan nutrisi). (seperti sosial, ekonomi, budaya, masyarakat dan faktor regional) dan variabel endogenous atau faktor biomedical (seperti pola pemberian ASI, kebersihan, sanitasi dan nutrisi).

2) teori derajat kesehatan Hendrik L.Blum.

Hendrik L. Blum dalam Mantra, (2007) angka kematian bayi adalah parameter derajat kesehatan masyarakat. Dengan demikian faktor- faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat juga akan menyebabkan rendahnya THH. Hendrik L Blum mengungkapkan ada empat faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, yaitu:

a. Lingkungan

Lingkungan mempunyai peranan dan pengaruh terbesar dalam derajat kesehatan masyarakat. Lingkungan pada umumnya digolongkan menjadi dua kategori, yitu berhubungan dengan fisik dan sosial. Lingkungan yang berhubungan dengan aspek fisik dan sosial. Lingkungan yang berhubungan dengan aspek fisik dan sosial. Lingkungan yang berhubungan misalnya: sampah, air, udara, tanah, iklim dan perumahan. Sedangkan lingkungan sosial yang merupakan hasil interaksi antara manusia seperti kebudayaan, kepercayaan, pendidikan dan ekonomi. Faktor lingkungan yang akan dikaji pada analis ini adalah sumber air, perumahan sehat, dan tempat pembuangan tinja.

b. Perilaku

Perilaku merupakan faktor yang juga berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat. Karena suatu lingkungan akan dapat menjadi sehat apabila didukung oleh perilaku masyarakat yang ikut dalam menciptakan lingkungan yang sehat. Di samping itu, juga dipengaruhi oleh kebiasaan, adat istiadat, kepercayaan, pendidikan, ekonomi dan perilakuperilaku lain yang melekat pada diri manusia. Dalam analisis ini akan mengkaji tentang jumlah anak yang merokok dan cara penanganan sampah.

c. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi kesehatan masyarakat. Keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam pelayan kesehatan pada masyarakat, misal: orang yang sakit, pencegahan penyakit, pengobatan dan keperawatan. Selain itu jarak tempuh untuk mencapai fasilitas kesehatan tersebut. Analisis ini akan mengkaji tentang jarak tempuh menuju tempat fasilitas kesehatan, jumlah tenaga kesehatan, informasi kesehatan.

d. Keturunan

Keturunan merupakan faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat walaupun faktor ini merupakan bawaan atau sudah ada dalam diri manusia sejak lahir, misalnya: penyakit keturunan. Oleh karena itu faktor yang akan dikaji adalah adalah kondisi balita dan ibu hamil. Masa kehamilan dan balita sangat menentukan perkembangan bagi bayi di dalam kandungan. Maka perlindungan ibu yang akan dijadikan indikator ini meliputi pemberian suntikan TT pada ibu hamil dan status gizi balita.

BAB III

REKOMENDASI

1) Sosialisasi tentang Bantuan Pembuangan Tinja (sumur) oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bondowoso.

Bantuan tempat pembuangan tinja ini berkaitan dengan teori Hendrick L. Blum tentang derajat kesehatan masyarakat, dimana salah satu indikator kesehatan masyarakat berupa faktor lingkungan. Bantuan pembuangan tinja ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan penciptaan lingkungan sehat di Kabupaten Bondowoso, karena untuk kabupaten Bondowoso cukup memprihatinkan terkait pembuangan tinja ini, menurut BPS Kabupaten Bondowoso, (2015) masih terdapat 53,48 persen penduduk yang membuang tinja di kolam, sawah, danau, laut, dan tempat wc cumplung 22,55 persen. Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap tingkat kesehatan masyarakat Bondowoso (2015).

Sumber: BPS Kabupaten Bondowoso Dalam Angka tahun 2015

Implementasi untuk rekomendasi ini dapat dilakukan dimulai dari sosialisasi dari Bupati Kabupaten Bondowoso dan Dinas Kesehatan terkait tempat pembuangan tinja termasuk jarak dan kedalaman pembuangan.Untuk selanjutnya himbauan dari Bupati Kabupaten Bodowoso kepada perangkat desa agar mencatat warga yang tidak mempunyai tempat pembuangan tinja, selanjutnya data tersebut dikirimkan kepada dinas kesehatan kabupaten Bondowoso agar dapat dikirimkan bantuan sesuai dengan data yang diajukan, dan selanjutnya bantuan sumur tinja dapat diberikan. Untuk sasaran pemberian bantuan ini adalah lebih kepada masyarakat pedesaan di Kabupaten Bondowoso serta pelaksanaannya adalah pada awal 2017 mengingat harus adanya rencana anggaran untuk bantuan ini sehingga pertengahan 2017 bantuan dapat terealisasi.

Flowchat Sosialisasi tentang Bantuan Pembuangan Tinja (sumur) oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bondowoso.

2) Sosialisasi sekolah- sekolah mulai di sekolah- sekolah dari mulai SD- SMA di Kabupaten Bondowoso tentang bahaya rokok.

Rekomendasi ini sesuai dengan teori Hendrick L blum bahwa kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh perilaku masyarakat. Salah satu perilaku merokok yang dilakukan anak dibawah umur. Sosialisasi bahaya rokok cukup penting didalam merubah kebiasaan merokok sejak dini. Dari kalangan anak ketimbang harus menghukumnya. Karena anak lebih menyukai pendekatan secara persuasif ketimbang harus dengan tindakan yang bersifat memaksa.

Menurut BPS Kabupaten Magetan, (2016) angka merokok di kabupaten bondowoso cukup tinggi bahkan lebih dari setengah penduduk laki-laki diatas 5 tahun adalah perokok, yaitu: sebesar 60,57 persen dari total penduduk laki-laki dan 0,74 persen perempuan.

Implementasi dari rekomendasi ini adalah melalui dinas kesehatan Kabupaten Bondowoso bekerjasama dengan sekolah-sekolah baik SMP maupun SMA setempat untuk melakukan sosialisasi tentang bahaya merokok kepada anak sekolah sehingga dapat meminimalisasi jumlah anak yang merokok.

Flowchat Sosialisasi sekolah- sekolah mulai di sekolah- sekolah dari mulai SD- SMA di Kabupaten Bondowoso tentang bahaya rokok.

3) Peningkatan Pelayanan Kesehatan melalui peningkatan peran Puskesmas.

Sebagai penyedia barang publik, pemerintah harus dapat memberikan kesejahteraan kepada masyarakat pada berbagai bidang termasuk kesehatan. Data susenas 2015 menunjukan bahwa orang lebih banyak bersalin dirumah atau 26,84 persen dari pada rumah sakit bersalin (14,95) persen dan Puskesmas bersalin (8,19) persen di Kabupaten Bondowoso.

Salah satu indikator Angka harapan hidup adalah angka kematian bayi, maka Jika melahirkan dirumah dengan alat kelahiran yang kurang memadai dibandingkan dengan rumah sakit dan puskesmas maka tingkat kematian bayi akan lebih besar jika dilihat dari peralatan medis yang tersedia. Sehingga, perlunya untuk meningkatkan peran dari puskesmas agar masyarakat lebih percaya untuk bersalin di puskesmas melalui sosialisasi dan pemberian kemudahan bagi ibu yang akan bersalin di puskesmas.

Sumber: BPS, Kabupaten Bondowoso Dalam Angka tahun 2015

Implementasi dari rekomendasi ini diawali dengan himbauan dari Dinas Kesehatan kepala Puskesmas Kabupaten Bondowoso agar dilakukan sosialisasi terkait fungsi Puskesmas dalam melayani masyarakat kepada masyarakat Kabupaten Bondowoso. Kemudian adanya akreditasi penilaian masyarakat terkait kinerja puskesmas, dengan adanya penilaian dari masayrakat diharapkan bahwa puskesmas dapat meningkatkan kinerjanya, sehingga kinerja semakin baik dan masyarakat semakin berminat untuk berobat dan bersalin di puskesmas.

Flowchat Peningkatan Pelayanan Kesehatan melalui peningkatan peran Puskesmas di Kabupaten Bondowoso

Daftar Pustaka:

Mantra, I.B., 2007. Demografi umum. Yogyakarta. Jakarta: Pustaka Belajar.

BPS Kabupaten Bondowoso. (2016). Kabupaten Magetan Dalam Angka Tahun 2015. Bondowoso: Badan Pusat Statistik.

Tingkat Harapan Hidup 5 kabupaten di Jawa Timur Tahun 2015 ( Tahun )

Series 1LumajangJemberBanyuwangiBondowosoSitubondo69.2768.270.0365.7368.28