RISET UNGGULAN STRATEGIS NASIONAL · PDF filemasalah, terutama rendahnya ... Situbondo, Loka...
Transcript of RISET UNGGULAN STRATEGIS NASIONAL · PDF filemasalah, terutama rendahnya ... Situbondo, Loka...
RISET UNGGULAN STRATEGIS NASIONAL PENINGKATAN PRODUK PANGAN HEWANI*)
Oleh
Tien R.Muchtadi**
I. PENDAHULUAN
Riset Unggulan Strategis Nasional (RUSNAS) merupakan salah satu dari lima
program insentif Kementerian Negara Riset dan Teknologi (KNRT). Program insentif
KNRT lainnya adalah Riset Dasar, Riset Terapan, Difusi dan Pemanfaatan Iptek , dan
Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi yang bersifat bottom up.
RUSNAS bertujuan untuk a) mengorientasikan kemampuan yang terakumulasi di
lembaga penelitian dan perguruan tinggi, untuk mendorong penguasaan technology
roadmap yg diperlukan dalam mendukung perkembangan sektor produksi yg strategis, b)
membangun jaringan kerja sama antara sejumlah industri, lembaga penelitian, dan
perguruan tinggi agar dapat secara bersama-sama membentuk kemampuan
mengembangkan teknologi produk dan proses produksi yg diperlukan, serta menumbuhkan
kapasitas inovasi sejalan dgn kemajuan teknologi (state of the art of technologies), dan c)
memfasilitasi perkembangan cluster industri, termasuk penguatan partisipasi aktif dunia
usaha, dengan mengikutsertakan usaha kecil dan menengah berbasis teknologi.
Untuk menjamin kestrategisannya, program RUSNAS bersifat top-down sehingga
permasalahan yang akan diatasi ditentukan oleh Kementerian Ristek. Aspek yang sangat
penting bagi program RUSNAS adalah pembangunan jaringan yang mengaitkan
kemampuan penelitian di lembaga litbang dan perguruan tinggi sebagai penyedia iptek dan
solusi teknologi (know-how & technology solution provider) dengan rantai pertambahan
nilai di sektor produksi.
Program RUSNAS bersifat jangka panjang dan harus dilaksanakan sebagai upaya
sistematis untuk meningkatkan komplementaritas antara kegiatan litbang dan kegiatan
produksi, membangun saluran transaksi untuk memfasilitasi terjadinya alih teknologi dari
tahap penelitian ke tahap komersial, serta menumbuhkan kemampuan inovasi pada
kegiatan bisnis.
*) Disampaikan pada Seminar Hari Pangan Sedunia, Bogor, 21 Nopember 2007 **) Deputi Bidang Pengembangan Sipteknas , Kementerian Negara Riset dan Teknologi RI
2
Sejak diluncurkan tahun 2000 hingga saat ini, terdapat 8 topik RUSNAS yang
sedang berjalan dan didanai oleh KNRT, yaitu Teknologi Informasi dan Mikroelektronika
(TIMe), Buah-buahan tropis, Kelautan (Kerapu), Industri Kelapa Sawit, Diversifikasi
Pangan Pokok, Engine Aluminum Paduan , Energi Baru dan Terbarukan serta Industri
Sapi.
Makalah ini akan membahas 2 Riset Unggulan Strategis Nasional yang berkaitan
dengan peningkatan produk pangan hewani, yaitu RUSNAS Kelautan (Kerapu) (2000-
2007) dan RUSNAS Industri Sapi (2006-2007), program penelitian dan pengembangannya
dan capaiannya hingga saat ini.
II. RUSNAS KELAUTAN (KERAPU) (2000-2007)
a. Latar Belakang
Kerapu merupakan ikan-ikan yang hidup di terumbu karang, yang dalam dunia
internasional dikenal dengan nama groupers atau coral reef fishes. Ikan-ikan ini memiliki
nilai ekonomis tinggi dan sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Ikan kerapu
diperdagangkan dalam keadaan hidup, dengan harga jual yang relatif tinggi. Harga ikan
kerapu tikus di tingkat nelayan dapat mencapai US$ 20 (Rp 200.000,-) untuk setiap
kilogramnya. Ikan tersebut diekspor terutama ke Hongkong dengan harga jual yang
berlipat kali. Pada tahun 2000, Hongkong mengimpor 9.827 ton ikan kerapu hidup,
dengan pemasok utama China, Thailand, Philipina, Indonesia, Australia dan Malaysia.
Pangsa Indonesia hanya sekitar 9,39% dari semua pemasok ikan kerapu ke Hongkong.
Tingginya harga jual telah mendorong kegiatan eksploitasi sumberdaya kerapu
secara tidak terkendali dan lebih jauh lagi membahayakan ekosistem perairan khususnya
terumbu karang. Banyak nelayan yang menggunakan bahan peledak atau racun sianida
untuk menangkap kerapu, sehingga menghancurkan terumbu karang dan berakibat
menurunnya jumlah populasi ikan kerapu yang pada akhirnya dapat menyebabkan
kepunahan secara permanen. WWF melaporkan bahwa kondisi terumbu karang Indonesia
hanya 6% yang masih dalam kondisi baik, 24% dalam kondisi normal, 28% dalam kondisi
rusak dan 42% kondisi rusak parah. Meskipun di beberapa daerah kegiatan eksploitasi
seperti di atas telah berkurang/dapat dicegah, akan tetapi dampak dari kerusakan terumbu
karang yang ditimbulkan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk memulihkannya.
Untuk menghindarkan terjadinya kepunahan terhadap populasi ikan kerapu di alam
dan mempertahankan terumbu karang serta tetap dapat mengisi permintaan pasar yang
3
terus meningkat, maka upaya mengalihkan usaha penangkapan ke usaha budidaya
merupakan langkah strategis yang perlu dilakukan. Kegiatan budidaya kerapu di
Indonesia belum banyak berkembang. Dewasa ini di Indonesia baru terdapat 4
pembenihan kerapu milik pemerintah (Lampung, Situbondo, Takalar dan Gondol), dan
satu pembenihan milik swasta di Lampung. Kalaupun ada maka lebih bersifat
penangkaran atau penggemukan ikan hasil tangkapan alam yang masih berukuran kecil
hingga ukuran konsumsi. Hingga saat ini, usaha pembenihan masih menghadapi sejumlah
masalah, terutama rendahnya tingkat hidup (survival rate) sehingga diperlukan dukungan
iptek. Oleh karena itu KNRT pada tahun 2000 meluncurkan program RUSNAS Kelautan
(Kerapu).
b. Tujuan RUSNAS Kelautan (Kerapu) Meningkatkan produksi kerapu hasil budidaya melalui pengembangan teknologi pemuliaan
untuk menghasilkan induk kerapu unggul, teknologi pakan, produksi vaksin dan obat,
serta teknologi budidaya dan pascapanen.
c. Pengelolaan RUSNAS Kelautan (Kerapu)
RUSNAS Kelautan (Kerapu) dikelola oleh Pusat Teknologi Produksi Pertanian,
BPPT. Lembaga penelitian yang terlibat dalam RUSNAS Kelautan (Kerapu) antara lain
adalah IPB, UGM, UNIBRAW , dan Departemen Kelautan dan Perikanan.
d. Roadmap Teknologi Kelautan (Kerapu)
Technology roadmap adalah suatu diagram yang menggambarkan keterkaitan
antara perkembangan aplikasi produk (produk, proses produksi dan jasa) di suatu sektor
produksi dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang diperlukan untuk
mendukung pengembangan dan produksi aplikasi tersebut. Roadmap teknologi kerapu
terdiri dari beberapa roadmap sesuai dengan klaster teknologi dan produk yang perlu
dikembangkan dalam mendukung pengembangan industri kerapu secara keseluruhan.
Gambar 1 memberikan gambaran menyeluruh tentang klaster-klaster teknologi dan produk
yang perlu dikembangkan dalam mendukung pembangunan industri kerapu nasional.
Klaster teknologi tersebut adalah (1) teknologi produksi induk unggul, (2) produksi pakan
(3) produksi vaksin dan obat-obatan, dan (4) alat mesin hatchery, budidaya dan
pascapanen.
4
Roadmap teknologi untuk produksi induk unggul digambarkan pada Gambar 2.
Pada diagram ini dapat dilihat bahwa produk akhir yang ingin dihasilkan adalah Induk-
induk unggul yang mampu menghasilkan benih yang tahan terhadap penyakit,
pertumbuhan pesat dan keunggulan lainnya. Kegiatan riset yang dilakukan adalah
karakterisasi terhadap induk-induk dan ikan yang terdapat di 3 lokasi pembenihan milik
pemerintah, yaitu di Lampung, Situbondo dan Takalar. Melalui karakterisasi ini maka
akan dapat dilakukan peningkatan mutu melalui proses breeding secara selektif, atau
melakukan pengkayaan genetika melalui cross breeding. Dari hasil breeding tersebut akan
diperoleh populasi dasar (base population). Dari populasi dasar ini akan dapat dihasilkan
keturunan kedua yang merupakan populasi yang lebih baik (advance) mutunya.
Roadmap teknologi untuk produksi pakan digambarkan pada Gambar 3. Dalam
diagram tersebut digambarkan roadmap tentang pengembangan industri pakan untuk
kerapu. Produk pakan untuk kerapu hingga saat ini belum ditemukan di pasaran, sehingga
diperlukan penelitian dan pengembangan. Langkah-langkah pengembangan diawali
dengan proses analisa terhadap formula pakan ikan yang ada di pasaran. Selanjutnya
dilakukan analisis kebutuhan nutrisi ikan kerapu dan pengembangan ingredients sesuai
dengan kebutuhan ikan kerapu. Pengembangan formula pakan yang cocok dilakukan
melalui ujicoba pemberian pakan. Pengembangan pakan ini diarahkan pada produk pakan
larva, pakan induk dan pakan pembesaran.
e. Program RUSNAS Kelautan (Kerapu) (2000-2007)
Program RUSNAS Kelautan (Kerapu) meliputi riset dasar, riset terapan dan difusi. Riset
tersebut dilakukan pada tiga aspek yaitu Genetik, Pakan dan Vaksin.
Riset Dasar :
GENETIK
• Karakterisasi morfologi, biologi dan genetika kerapu tikus
• Karakterisasi sequence gen GH kerapu tikus sbg transgen dlm proses produksi
kerapu super- G
• Karakterisasi promotor ß-actin ikan kerapu sebagai promoto pada proses produksi
ikan kerapu Super- G
5
PAKAN
• Riset bahan baku untuk formula pakan ikan kerapu macan
VAKSIN
• Karakterisasi dan identifikasi bakteri Vibrio sp dan virus VNN (Viral Nervous
Necrosis)
Riset Terapan
GENETIK
• Penerapan tehnik selective breeding pada ikan kerapu tikus
• Penerapan teknologi produksi ikan kerapu Super-G
PAKAN
• Formulasi pakan ikan kerapu stadia deder sampai dengan pembesaran
• Uji lapang pakan buatan untuk ikan kerapu untuk stadium pendederan s/d
pembesaran
• Pengkayaan pakan alami untuk larva ikan kerapu
• Formulasi pakan induk ikan
VAKSIN
• Formulasi dan aplikasi vaksin vibrio pada ikan kerapu
• Formulasi vaksin VNN
Difusi :
GENETIK
Penerapan teknologi selective breeding untuk mendapatkan calon induk
kerapu tikus bekerjasama dengan BBPBL Lampung, BBAP Situbondo dan
PT SOLAR SAHARA USAHA MINA, Bali.
PAKAN
Penerapan formula pakan RUSNAS untuk induk kerapu, kerjasama dengan
BBPBL Lampung-DKP
6
Penerapan pakan alami (rotifer) untuk larva ikan kerapu, kerjasama dengan
BBPBL Lampung-DKP
Penerapan formulasi pakan ikan kerapu stadia pembesaran kerjasama dgn
PT Matahari Sakti dan pembudidaya ikan kerapu di Lampung
VAKSIN
Pengembangan Vaksin Vibrio untuk Ikan Kerapu
Produksi Vaksin Vibrio, kerjasama dengan CV Pesona Scientifica (tahap pendaftaran di DKP)
Penerapan vaksin vibrio pada ikan kerapu dalam rangka uji coba skala lapang, kerjasama dengan Balai-balai di lingkungan DKP : BBAP Situbondo, Loka BL Lombok, BBPBL Lampung, BBL Batam dan Pembudidaya
Optimasi kinerja Hatchery di Batam
Perbaikan sarana dan prasarana hatchery
Optimasi penerapan teknologi pembenihan ikan kerapu
f. Hasil dan Capaian RUSNAS Kelautan (Kerapu) (2000-2007)
Selama kurun waktu 7 tahun, RUSNAS Kelautan (Kerapu) telah menghasilkan produk
dan teknologi untuk mendukung budidaya kerapu. Hasil dan capaian RUSNAS Kelautan
(Kerapu) adalah sebagai berikut :
1. Satu unit hatchery
2. Induk ikan : kerapu tikus (20 ekor) dan macan 28 ekor) dari alam
3. Calon induk F1 ( 187 ekor, 2 cohort ) dan F2 ( 300 ekor, 1 cohort ) ikan kerapu tikus (selective breeding)
4. Sekuen gen penyandi hormon pertumbuhan pada ikan kerapu tikus (ktGH)
5. Sekuen promotor –actin ikan kerapu tikus (pktBp)
6. Konstruksi gen “All Grouper” yang dibuat dengan komponen gen target GH ikan kerapu tikus (ktGH) dan
7. promotor b-actin ikan kerapu tikus (pktBp)
8. 3 SOP : kultur murni zooplankton dan phytoplankton (pakan alami), seleksi induk F1 dan induk F2
9. Formula pakan ikan kerapu (pendederan s/d pembesaran)
10. Formula pakan induk kerapu untuk mempercepat pematangan gonad
11. Pakan alami yang diperkaya untuk pakan larva ikan kerapu
12. Vaksin untuk ikan kerapu – penyakit vibriosis : vaksinas
13. Protein rekombinan sebagai kandidat vaksin VNN
7
14. 3 Aplikasi paten (dalam proses) : sekuen cDNA hormon pertumbuhan ikan kerapu tikus , sekuen promotor
15. β-actin, polivalen vaksin
16. 17 Buah Publikasi ilmiah ( 9 Nasional, 8 Internasional)
8
MARKET TREND
PRODUCT & PRODUCTION
PROCESS
TECHNOLOGY PATH
R & D PROJECT (SCIENCE)
Kerapu Hidup Hasil Budidaya
Transportasi Ikan Hidup Kerapu Ukuran Konsumsi
Pembesaran KerapuBenih
Pembenihan
Induk
Penangkapan Kerapu
Pakan buatan
Pakan alami
Vaksin/obat- Alsin Budidaya Alsin Pascapanen
Alsin Hatchery
Rekayasa Genetika
Outbreeding
Breeding
Formulasi pakan
Teknologi proses
Kultur pakan alami
Immunostimulant
Sistem Deteksi Dini
Imotilasi elektrik
Imotilasi anastetik
Kontrol Otomatis
• Karakterisasi stok alam & hatchery
• Pengemb. Genetic Marker • Survey potensi induk dan
benih kerapu • Sex Reversal • Isolasi Gen Spesifik • Teknik Transfer Gen
Manajemen Induk
• Kajian kebutuhan nutrisi ikan;
• Kajian sumber dan kelayakan bahan baku pakan
• Identifikasi, isolasi dan kultur murni pakan alami
• Manajemen pakan
• Kajian jenis dan karakteristik penyakit
• Formula immunostimulant
• Manajemen Kualitas Air
• Kajian metoda imotilasi
• Rancang bangun alat angkut ikan hidup
• Rancang bangun kapal angkut ikan hidup
• Rancangbangun alat kontrol otomat h t h
GENERAL ROADMAP: KERAPU
INDUK PAKAN PENYAKIT ALAT & MESIN
Kerapu Hidup Hasil Tangkapan
9
MARKET
PRODUCT & PRODUCTION PROCESS
TECHNOLOGY
PATHS
0 2 4 6 8 YEAR
BREEDING ROADMAP FOR HUMPBACK GROUPER
10
R & D PROJECT (SCIENCE)
NATURAL STOCKS COLLECTION AND MAINTENANCE : 3 LOCATIONS
CHARACTERIZATION GENETIC INHERITANCE
G - E INTERACTION
DNA MARKER ANALYSIS
CROSSING
SELECTIVE BREEDING
BASE POPULATION ADVANCE IMPROVED POPULATION
SELECTIVE BREEDING
F1 SELECTED BROODSTOCK
F2 SELECTED BROODSTOCK
F3SELECTED BROODSTOCK
LOCAL DAN GLOBAL MARKET
= R & D = Technology = Prod. for Research = Product = Market
10
ROADMAP TEKNOLOGI PRODUKSI PAKAN
M arke t M a rke t T ren dT ren d
P ro du ct &P rod u ct &P ro du ct io nP ro d u ct io nP ro cess P ro cess
Te ch no lo g yTe ch no lo gyPa th sPa th s
R & DR & DP ro jec tP ro jec t
A rtif ic ia l D ie t E n v iro n m e n ta llyF rie n d ly D ie t
D iet fo rB ro o d s to c k
F orm u la o f O th erM a rin e f ish es
M icro D ietE x tru s ion
D ie t fo r L a r v a e
N u t r ie n t R e q u ire m e n t O f G r o u p e r
In g r e d ie n ts D e v e lo p m e n t
Y e a rY e a r
F e e d in g M a n a g e m e n t
D iet fo r G ro w in g L ess P o llu ta n t D ie t
M ix in g
00 11 4422 33 55
L o w p h o s p h o r u s o r A s h I n g r e d ie n ts ; F i s h m e a l & F is h o il A lte r n a t i ve s
1 st D iet F orm u la o f G rou p er
C om p ressed
2 n d F o rm u la o f G ro u p e r
P ellet
M ix in g M ix in g
P ellet
M ix in g
P ellet
11
III. RUSNAS PENGEMBANGAN INDUSTRI SAPI (2006-2007)
a. Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan modal dasar dan utama pembangunan nasional.
Berdasarkan data UNDP (2006) kualitas SDM Indonesia masih rendah, berada diperingkat
112 dari 147 negara. Salah satu upaya untuk peningkatan kualitas SDM adalah dengan
melakukan perbaikan gizi melalui peningkatan konsumsi daging dan susu. Konsumsi protein
hewani terutama susu dan daging masyarakat Indonesia masih relatif rendah yaitu 3,7 dan 9,1
kg/kapita/tahun, dibandingkan dengan negara maju seperti AS (119 dan 122 kg/kapita/tahun
dan Jepang (42,8 dan 42,1 kg/kapita/tahun) dan negara tetangga Malaysia (24,4 kg dan 52,3
kg/kapita/tahun).
Di sisi lain, produksi susu dan daging dalam negeri hingga saat ini masih belum dapat
memenuhi kebutuhan domestik sehingga masih harus impor. Ada kecenderungan impor
meningkat dari tahun ke tahun yang menghabiskan devisa negara dan berpotensi mengganggu
ketahanan pangan nasional. Peningkatan produksi daging dan susu merupakan langkah
strategis untuk mengatasi kekurangan pasokan pangan asal ternak dan pada gilirannya akan
meningkatkan konsumsi daging dan susu yang penting bagi peningkatan kualitas SDM.
Berdasarkan pertimbangan hal-hal tersebut diatas, Kementerian Negara Riset dan
Teknologi meluncurkan program RUSNAS industri Sapi pada tahun 2006. Program RUSNAS
pengembangan industri sapi berbasis sumber daya lokal merupakan kegiatan penelitian dan
pengembangan jangka panjang, terintegrasi dan berkesinambungan. RUSNAS sapi dirancang
sebagai upaya penguatan mata rantai dukungan teknologi bidang agribisnis industri sapi guna
meningkatkan produksi dan kualitas produk akhir yaitu daging dan susu.
b.Tujuan RUSNAS Sapi
Meningkatkan produksi sapi bibit dan daging untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi dan
industri pangan nasonal melalui pengembangan teknologi pembibitan, reproduksi ternak,
pengendalian penyakit ternak (kesehatan hewan), teknologi pakan dan nutrisi ternak berbasis
sumberdaya lokal serta teknologi pascapanen.
12
c. Pengelolaan RUSNAS Industri Sapi
RUSNAS Industri Sapi dikelola oleh Universitas Brawijaya Malang untuk
pengembangan Sapi potong dan Institut Pertania Bogor untuk pengembangan sapi perah.
Dalam pelaksanaan Litbangnya, semua stakeholders terlibat baik dari Perguruan Tinggi,
lembaga litbang departemen, LPND dan swasta.
d. Roadmap Teknologi RUSNAS Industri Sapi
Roadmap teknologi RUSNAS sapi terdiri dari dua roadmap umum yaitu Roadmap
Teknologi Sapi perah (Gambar 4) dan Roadmap teknologi Sapi potong (Gambar 5).
e. Program RUSNAS Industri Sapi (2006-2007)
Program RUSNAS Industri Sapi meliputi penelitian dan pengembangan teknologi di
bidang pemuliaan, pengendalian penyakit dan teknologi pakan dengan rincian sebagai berikut :
Pemuliaan:
1. Identifikasi Gen Pengontrol Produksi dan Kualitas Susu pada Sapi Perah di Indonesia
2. Penggunaan Sifat Bobot dan Morfometrik Tubuh untuk menseleksi Sapi Betina Bibit
Pengendalian Penyakit:
1. Pengembangan Kit Uji Untuk Deteksi Mastitis Sub Klinis
2. Penelitian Pemberantasan Brucellosis pada Sapi Perah
3. Evaluasi Prevelensi Brucellosis pada Sapi Perah di Kawasan Peternakan Bandung
4. Identifikasi Gen Bovine Leucocyte Adhesion Defficiency (BLAD) Pada Calon Pejantan
Friesian-Honstein di BIB Lembang
Teknologi Pakan:
1. Pengembangan Penyediaan Pakan Sapi Perah Khusus Musim Kering
2. Pabrikasi Silase Ransum Komplit, Bakteri Asam Laktat dan Asam Organik dalam Satu
Alur Produksi untukMewujudkan Ketahanan Pakan Sapi Perah
3. Produksi Cr-Organik dari Kapang dan Jamur dalam Upaya Perbaikan Kualitas Pakan dan
Efisiensi Metabolisme pada Sapi Perah di Musim Kemarau
13
4. Suplemen Protein berbasis daun Singkong sebagai Bahan Pakan Sumber Protein
Berkualitas
f. Hasil dan Capaian RUSNAS Industri Sapi (2006-2007)
Hasil dan capaian RUSNAS Industri sapi tahun 2006-2007 adalah sebagai berikut :
1. 1 paket Kit diagnostik Mastitis
2. 1 paket Kit diagnostik Brucellosis
3. 1 alat perah higienis lokal
4. 1 paket software untuk recording dan aplikasi breeding (perangkat lunak untuk seleksi
bibit sapi potong)
5. 1 paket marka gen kandidat untuk pertumbuhan dan kualitas daging
IV. PENUTUP
RUSNAS Kerapu sejak diluncurkan tahun 2001 telah menghasilkan beberapa
produk atau teknologi yang dapat dimanfaatkan industri kerapu antara lain teknologi selective
breeding, beberapa formula pakan, dan vaksin vibrio. KNRT akan mendorong hasil RUSNAS
kerapu dapat segera didifusikan secara luas ke masyarakat sehingga dapat meningkatkan
produksi kerapu hasil budidaya yang pada gilirannya akan meningkatkan perolehan devisa dari
ekspor dan meningkatkan kualitas SDM melalui peningkatan konsumsi ikan.
RUSNAS Sapi yang belum lama diluncurkan (tahun 2006) diharapkan dalam waktu
3-5 tahun dapat menghasilkan produk atau teknologi yang dapat meningkatkan produksi
daging dan susu yang penting bagi peningkatan kualitas SDM, pengurangan impor,
pertumbuhan industri pangan dan pembukaan peluang ekspor.
KNRT terus berupaya mendorong tumbuh kembangnya inovasi dan riset sejalan
dengan kebutuhan pembangunan nasional dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
global melalui berbagai program insentif (riset dasar, riset terapan, RUSNAS, riset difusi dan
pemanfaatan iptek dan riset peningkatan kapasitas iptek sistem produksi). Diharapkan luaran
Riset dapat memperkuat daya dukung teknologi (technology supply chain) bagi peningkatan
daya saing industri dan ekonomi nasional.
14
Gambar 4. Roadmap Teknologi Industri Sapi perah
15
Gambar 5. Roadmap Teknologi Sapi Potong
16
PUSTAKA
Fakultas Peternakan UNIBRAW . 2006. Rencana Induk RUSNAS Pengembangan Industri Sapi. Malang. Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Budidaya Pertanian, BPPT. 2002. Rencana Induk RUSNAS Pengembangan Teknologi Kelautan (RUSNAS Kerapu). Jakarta.