ETY APRIYANI 14120100082
-
Upload
shizuka-poenya-nobita -
Category
Documents
-
view
29 -
download
2
description
Transcript of ETY APRIYANI 14120100082
Tugas Individu
Makalah Toksikologi
“Mikroba : Escherichia coli”
NAMA : ETY APRIYANI
STAMBUK : 14120100082
KELAS : LW3
JURUSAN : KESEHATAN LINGKUNGAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Escherichia coli telah tersebar diseluruh dunia dan ditularkan
bersama air atau makanan yang terkontaminasi oleh tinja. Bakteri ini juga
merupakan indikator analisis air, kehadirannya merupakan bukti bahwa air
tersebut terpolusi oleh bahan tinja atau hewan (Merchat dan Parker
1996). Kebersihan air yang digunakan untuk membersihkan tempat,
tangan penjual serta alat sangat berpengaruh terhadap tingkat cemaran
Escherichia coli pada daging sapi (Soeparno 2005).
Meskipun secara normal E. coli terdapat pada saluran pencernaan
baik manusia maupun hewan, tetapi E. coli adalah strain yang virulen
berasal dari hewan sapi dan domba. Beberapa jenis bahan pangan dapat
bertindak sebagai perantara terjadinya infeksi E. coli, tetapi biasanya
bahan pangan yang berperan sebagai foodborne disease tersebut adalah
bahan pangan yang berasal dari hewan sapi.
Bahan pangan tersebut antara lain daging sapi dan susu. E. coli
meskipun pada saluran pencernaan manusia sebagai mikroflora normal,
karena memiliki sifat oportunistik maka manusia yang memiliki sistem
kekebalan yang rendah misalnya bayi, anak-anak, manula serta orang
yang sedang sakit dapat menyebabkan penyakit yang serius.
E. coli selain dapat menyebabkan gangguan saluran pencernaan
berupa diare atau sering juga disebut sebagai traveler’s diare juga dapat
menyebabkan terjadinya hemolytic uremic syndrome, gagal ginjal bahkan
kematian. Penyebaran E. coli yang berasal dari hewan terutama sapi
dapat terjadi melalui daging yang telah terkontaminasi kemudian
dikonsumsi oleh manusia (food-borne disease).
B. Tujuan
Adapun tujuannya yaitu untuk mengetahui Escherichia coli bersumber
dari mana dan caranya masuk kedalam tubuh manusia serta
pengaruhnya bagi kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sejarah
Escherichia Coli pertama kali di identifikasikan oleh dokter hewan
Jerman, Theodor Escherich dalam studinya mengenai sistem pencernaan
pada bayi hewan. Pada 1885, beliau menggambarkan organisme ini
sebagai komunitas bakteri coli (Escherich 1885) dengan membangun
segala perlengkapan patogenitasnya di infeksi saluran pencernaan. Nama
“Bacterium Coli” sering digunakan sampai pada tahun 1991. Ketika
Castellani dan Chalames menemukan genus Escherichia dan menyusun
tipe spesies E. Coli.
2. Klasifikasi
Superdomain : Phylogenetica
Filum : Proterobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Species : Escherichia Coli
3. Morfologi
E. Coli dari anggota family Enterobacteriaceae. Ukuran sel dengan
panjang 2,0 – 6,0 μm dan lebar 1,1 – 1,5 μm. Bentuk sel dari bentuk
seperti coocal hingga membentuk sepanjang ukuran filamentous. Tidak
ditemukan spora.. E. Coli batang gram negatif. Selnya bisa terdapat
tunggal, berpasangan, dan dalam rantai pendek, biasanya tidak
berkapsul.bakteri ini aerobic dan dapat juga aerobic fakultatif. E. Coli
merupakan penghuni normal usus, seringkali menyebabkan infeksi.
Morfologi Kapsula atau mikrokapsula terbuat dari asam-asam
polisakarida. Mukoid kadang-kadang memproduksi pembuangan
ekstraselular yang tidak lain adalah sebuah polisakarida dari speksitifitas
antigen K tententu atau terdapat pada asam polisakarida yang dibentuk
oleh banyak E. Coli seperti pada Enterobacteriaceae. Selanjutnya
digambarkan sebagai antigen M dan dikomposisikan oleh asam kolanik.
Biasanya sel ini bergerak dengan flagella petrichous. E. Coli memproduksi
macam – macam fimbria atau pili yang berbeda, banyak macamnya pada
struktur dan speksitifitas antigen, antara lain filamentus, proteinaceus,
seperti rambut appendages di sekeliling sel dalam variasi jumlah.
Fimbria merupakan rangkaian hidrofobik dan mempunyai pengaruh
panas atau organ spesifik yang bersifat adhesi. Hal itu merupakan faktor
virulensi yang penting. E. Coli merupakan bakteri fakultatif anaerob,
kemoorganotropik, mempunyai tipe metabolisme fermentasi dan respirasi
tetapi pertumbuhannya paling sedikit banyak di bawah keadaan
anaerob.pertumbuhan yang baik pada suhu optimal 370C pada media
yang mengandung 1% peptone sebagai sumber karbon dan nitrogen.
E.Coli memfermentasikan laktosa dan memproduksi indol yang digunakan
untuk mengidentifikasikan bakteri pada makanan dan air. E. coli
berbentuk besar (2-3 mm), circular, konveks dan koloni tidak berpigmen
pada nutrient dan media darah. E. Coli dapat bertahan hingga suhu 600C
selama 15 menit atau pada 550C selama 60 menit.
4. Patogenesis :
Keberadaan Bakteri E. coli disamping dapat membantu untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dan juga dimanfaatkan di berbagai
bidang ilmu, bakteri E. coli juga dapat membahayakan kesehatan, karena
diketahui bahwa bakteri E. coli merupakan bagian dari mikrobiota normal
saluran pencernaan dan telah terbukti bahwa galur galur tertentu mampu
menyebabkan gastroenteritis taraf sedang sampai parah pada manusia
dan hewan. E. coli juga dapat menyebabkan diare akut, yang dapat
dikelompokkan menjadi 3 katagori yaitu enteropatogenik (penyebab
gasteroenteritis akut pada bayi yang baru lahir sampai pada yang
berumur 2 tahun), enteroinaktif dan enterotoksigenik (penyebab diare
pada anak anak yang lebih besar dan pada orang dewasa). Dilaporkan
pula bila E.coli di dalam usus memasuki kandung kemih, maka dapat
menyebabkan sintitis yaitu suatu peradangan pada selaput lendir organ
tersebut.
Escherichia coli memiliki sejumlah antigen yaitu O, K, dan H. Antigen
(serotipe) ini penting untuk membedakan strain Escherichia coli yang
menyebabkan penyakit. Lebih dari 700 jenis antigen Escherichia coli yang
teridentifikasi, hanya sebagian kecil bersifat patogen, misalnya strain
O157:H7 (EPEC). Antigen O mengacu pada antigen somatik, H mengacu
pada antigen flagellar (Todar 2008).
Penyakit yang sering ditimbulkan oleh E. Coli adalah DIARE. Berikut
adalah penyakit diare yang berkaitan.
a. Penyakit diare yang berkaitan
E. Coli yang menyebabkan diare sangat sering ditemukan di
seluruh dunia. E, Coli ini diklasifikasikan oleh ciri khas sifat-sifat
virulensinya dan setiap grup menimbulkan penyakit melalui
mekanisme yang berbeda, antara lain:
1. Enteroinvasive E. coli (EIEC) menyerang pada dinding
pencernaanmenyebabkan diare. EIEC melakukan fermentasi laktosa
dengan lambat dan tidak bergerak. EIEC menimbulkan penyakit
melalui invasinya ke sel epitel mukosa usus.
2. Enterohemorrhagic E. coli (EHEC): AHEC tipe A, E. coli O157:H7
menyebabkan diare berdarah. Menghasilkan verotoksin, dinamai
sesuai efek sitotoksinya pada sel Vero, suatu sel hijau dari monyet
hijau Afrika. Terdapat sedikitnya dua bentuk antigenic dari toksin.
EHEC berhubungan dengan holitis hemoragik, bentuk diare yang
berat dan dengan sindroma uremia hemolitik, suatu penyakit akibat
gagal ginja akut, anemia hemolitik mikroangiopatik, dan
trombositopenia. Banyak kasus EHEC dapat dicegah dengan
memasak daging sampai matang. Diare ini ditemukan pada manusia,
sapi, dan kambing.
3. Enterotoxigenic E. coli (ETEC) memproduksi enterotoksin yang
menyebabkan sekresi cairan dan elektrolit yang menghasilkan
waterdiarrheart. ETEC tidak menginvasi usus. Faktor kolonisasi ETEC
yang spesifik untuk menimbulkan pelekatan ETEC pada sel epitel
usus kecil. Lumen usus terengang oleh cairan dan mengakibatkan
hipermortilitas serta diare, dan berlangsung selama beberapa hari.
Beberapa strain ETEC menghasilkan eksotosin tidak tahan panas.
Prokfilaksis antimikroba dapat efektif tetapi bisa menimbulkan
peningkatan resistensi antibiotic pada bakteri, mungkin sebaiknya
tidak dianjurkan secara umum. Ketika timbul diare, pemberian
antibiotic dapat secara efektif mempersingkat lamanya penyakit. Diare
tanpa disertai demam ini terjadi pada manusia, babi, domba,
kambing, kuda, anjing, dan sapi. ETEC menggunakan fimbrial adhesi
(penonjolan dari dinding sel bakteri) untuk mengikat sel – sel enterocit
di usus halus. ETEC dapat memproduksi 2 proteinous enterotoksin:
dua protein yang lebih besar, LT enterotoksin sama pada struktur dan
fungsi toksin kolera hanya lebih kecil, ST enterotoksin menyebabkan
akumulasi cGMP pada sel target dan elektrolit dan cairan sekresi
berikutnya ke lumen usus. ETEC strains tidak invasive dan tidak
tinggal pada lumen usus.
4. Enteropathogenic E. coli (EPEC) bisa menyebabkan wabah diare
pada anak-anak baru lahir (bayi). EPEC melekat pada sel mukosa
yang kecil. Faktor yang diperantarai secara kromosom menimbulkan
pelekatan yang kuat. Akibat dari infeksi EPEC adalah diare cair yang
biasanya sembuh sendiri tetapi dapat juga kronik. Lamanya diare
EPEC dapat diperpendek dengan pemberian anibiotik. EPEC sedikit
fimbria, ST dan LT toksin, tetapi EPEC menggunakan adhesin yang
dikenal sebagai intimin untuk mengikat inang sel usus. Sel EPEC
invasive (jika memasuki sel inang) dan menyebabkan radang.
5. Enteroaggretive E. coli (EaggEC/EAEC) bisa menyebabkan diare akut
dankronis pada anak-anak. Bakeri ini ditandai dengan pola khas
pelekatannya pada sel manusia. EAEC menproduksi hemolisin dan
ST enterotoksin yang sama dengan ETEC.
Golongan ETEC merupakan penyebab diare enterotoksigenik
pada mamalia, seperti anak sapi, anak babi, dan anak domba. Gejala
klinis yang terjadi antara lain diare, dehidrasi, asidosis, bahkan
kematian (Hanif et al. 2003). Faktor virulensi yang digunakan untuk
identifikasi ETEC adalah enterotoksin dan antigen pili (fimbriae).
Enterotoksin ETEC berupa toksin labil panas (heat-labile toxins/ LT)
dan toksin stabil panas (heat-stabile toxins/ ST). ETEC dapat
menghasilkan satu atau dua enterotoksin tergantung pada plasmid
(massa DNA ekstra kromosom). Makhluk hidup yang terinfeksi bakteri
mengandung kedua plasmid biasanya mengalami diare yang lebih
berat dan lebih lama. Enterotoksin akan diabsorbsi oleh sel epitel
yeyunum dan ileum serta dapat merusak motilitas usus sehingga
memfasilitasi keberadaan ETEC di dalam lumen usus (Salyers & Whitt
1994).
b. Gejala diare :
Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan
frekuensi 4 x atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai:
Muntah
Badan lesu atau lemah
Panas
Tidak nafsu makan
Darah dan lendir dalam kotoran
Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya
natrium dan kalium), sehingga bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan
irama jantung maupun perdarahan otak.
Diare seringkali disertai oleh dehidrasi (kekurangan cairan).
Dehidrasi ringan hanya menyebabkan bibir kering. Dehidrasi sedang
menyebabkan kulit keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung (pada
bayi yang berumur kurang dari 18 bulan). Dehidrasi berat bisa berakibat
fatal, biasanya menyebabkan syok.
c. Penularan Diare
Penularan penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang
terinfeksi secara langsung, seperti :
o Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah
dicemari oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.
o Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi
sering memasukan tangan/ mainan / apapun kedalam mulut.
o Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air
dengan benar
o Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih.
o Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar
atau membersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga
mengkontaminasi perabotan dan alat-alat yang dipegang.
d. Pengobatan Diare
Prinsip pengobatan diare adalah mencegah dehidrasi dengan
pemberian oralit (rehidrasi) dan mengatasi penyebab diare. Diare dapat
disebabkan oleh banyak faktor seperti salah makan, bakteri, parasit,
sampai radang. Pengobatan yang diberikan harus disesuaikan dengan
klinis pasien.
Obat diare dibagi menjadi tiga, pertama kemoterapeutika yang
memberantas penyebab diare .seperti bakteri atau parasit, obstipansia
untuk menghilangkan gejala diare dan spasmolitik yang membantu
menghilangkan kejang perut yang tidak menyenangkan. Sebaiknya
jangan mengkonsumsi golongan kemoterapeutika tanpa resep dokter.
Dokter akan menentukan obat yang disesuaikan dengan penyebab
diarenya misal bakteri, parasit. Pemberian kemoterapeutika memiliki
efek samping dan sebaiknya diminum sesuai petunjuk dokter
Sebenarnya usus besar tidak hanya mengeluarkan air secara berlebihan
tapi juga elektrolit. Kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare ini
kemudian dapat menimbulkan dehidrasi. Dehidrasi inilah yang
mengancam jiwa penderita diare.
e. Penggolongan Obat Diare
1. Kemoterapeutika untuk terapi kausal yaitu memberantas bakteri
penyebab diare seperti antibiotika, sulfonamide, kinolon dan
furazolidon:
Racecordil
Anti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan
konstipasi, mempunyai indeks terapeutik yang tinggi, tidak
mempunyai efek buruk terhadap system saraf pusat, dan yang tak
kalah penting, tidak menyebabkan ketergantungan. Racecordil yang
pertama kali dipasarkan di Perancis pada 1993 memenuhi semua
syarat ideal tersebut.
Loperamide
Loperamide merupakan golongan opioid yang bekerja dengan cara
memperlambat motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot
sirkuler dan longitudinal usus. Obat diare ini berikatan dengan
reseptor opioid sehingga diduga efek konstipasinya diakibatkan oleh
ikatan loperamid dengan reseptor tersebut. Efek samping yang
sering dijumpai adalah kolik abdomen (luka di bagian perut),
sedangkan toleransi terhadap efek konstipasi jarang sekali terjadi.
Nifuroxazide
Nifuroxazide adalah senyawa nitrofuran memiliki efek bakterisidal
terhadap Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Streptococcus,
Staphylococcus dan Pseudomonas aeruginosa. Nifuroxazide bekerja
local pada saluran pencernaan. Obat diare ini diindikasikan untuk
dire akut, diare yang disebabkan oleh E. coli & Staphylococcus,
kolopatis spesifik dan non spesifik, baik digunakan untuk anak-anak
maupun dewasa.
Dioctahedral smectite
Dioctahedral smectite (DS), suatu aluminosilikat nonsistemik
berstruktur filitik, secara in vitro telah terbukti dapat melindungi
barrier mukosa usus dan menyerap toksin, bakteri, serta rotavirus.
Smectite mengubah sifat fisik mukus lambung dan melawan
mukolisis yang diakibatkan oleh bakteri. Zat ini juga dapat
memulihkan integritas mukosa usus seperti yang terlihat dari
normalisasi rasio laktulose-manitol urin pada anak dengan diare
akut.
2. Obstipansia untuk terapi simtomatis (menghilangkan gejala) yang
dapat menghentikan diare dengan beberapa cara:
Zat penekan peristaltik, sehingga memberikan lebih banyak waktu
untuk resorpsi air dan elektrolit oleh mukosa usus seperti derivat
petidin (difenoksilatdan loperamida), antokolinergik (atropine,
ekstrak belladonna)
Adstringensia yang menciutkan selaput lendir usus, misalnya asam
samak (tannin) dan tannalbumin, garam-garam bismuth dan
alumunium.
Adsorbensia, misalnya karbo adsorben yanga pada permukaannya
dapat menyerap (adsorpsi) zat-zat beracun (toksin) yang dihasilkan
oleh bakteri atau yang adakalanya berasal dari makanan (udang,
ikan). Termasuk di sini adalah juga musilago zat-zat lendir yang
menutupi selaput lendir usus dan luka-lukanya dengan suatu
lapisan pelindung seperti kaolin, pektin (suatu karbohidrat yang
terdapat antara lain sdalam buah apel) dan garam-garam bismuth
serta alumunium.
3. Spasmolitik, yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot
yang seringkali mengakibatkan nyeri perut pada diare antara lain
papaverin dan oksifenonium.
Selain diare, E. Coli juga dapat menyebabkan beberapa penyakit yang
bisa juga disebabkan beberapa bakteri lain, antara penyakitnya sebagai
berikut :
1. Infeksi saluran kemih
Penyebab yang paling lazim dari infeksi saluran kemih dan
merupakan penyebab infeksi saluran kemih pertama pada kira-kira
90% wanita muda.
Gejala :
Sering kencing, disuria, hematuria, dan piura. Kebanyakan infeksi
ini disebabkan oleh E. Coli dengan sejumlah tipe antigen O.
2. Sepsis
Bila pertahanan inang normal tidak mencukupi, E. Coli dapat
memasuki aliran darah dan menmyebabkan sepsis. Bayi yang baru
lahir dapat sangat rentan terhadap sepsis E. Coli karena tidak memiliki
antibody IgM. Sepsis dapat terjadi akibat infeksi saluran kemih.
3. Meningitis
E. Coli merupakan salah satu penyebab utama meningitis pada
bayi. E. Coli dari kasus meningitis ini mempunyai antigen KI. Antigen
ini bereaksi silang dengan polisakarida simpai golongan B dari N
meningtidis. Mekanisme virulensi yang berhubungan dengan antigen
KI tidak diketahui.
5. Transmisi Ke Manusia
Bakteri E. coli terdapat dalam lumen saluran pencernaan ternak sapi
yang sehat. Proses pemotongan hewan yang kurang higienis di rumah
potong dapat menyebabkan terjadinya kontaminasi bakteri pada daging.
Sedangkan kontaminasi pada susu dapat terjadi akibat kambing sapi
perah telah terinfeksi oleh bakteri, atau kontaminasi berasal dari alat-alat
pemerahan yang digunakan. Daging dan susu yang telah terkontaminasi
oleh E. coli dan tidak dimasak secara sempurna dapat menyebabkan
infeksi E. coli pada manusia yang mengkonsumsi. Daging dan susu yang
telah terkontaminasi bakteri E. coli tidak memperlihatkan perubahan
organoleptik baik warna, rasa, maupun bau.
Manusia yang tempat tinggalnya berdekatan dengan peternakan
juga dapat terinfeksi bakteri E. coli yang berada dalam peternakan
tersebut. Selain disebarkan oleh ternak sapi melalui daging dan susunya,
bakteri E. coli juga dapat ditularkan dari manusia yang telah terinfeksi ke
manusia yang lainnya. Penyebaran bakteri E. coli dari manusia ke
manusia yang lain terjadi secara peroral. Pernah dilaporkan terjadi infeksi
secara waterborne pada kolam renang yang terkontaminasi. Pada tahun
2001 di Ohio juga telah dilaporkan kejadian airborne infection yang
berasal dari dinding dan debu sebuah bangunan dimana manusia yang
disekitar bangunan tersebut terinfeksi oleh bakteri E. coli.
Cara Untuk mencegah terjadinya penularan E.Coli maka harus
menggunakan air yang memenuhi standart air bersih yaitu : (1) Bebas dari
bakteri berbahaya serta bebas dari ketidakmurnian kimiawi, (2) Bersih dan
jernih, (3) Tidak berwarna dan tidak berbau, (4) Tidak mengandung bahan
tersuspensi (penyebab keruh) ( Purnawijayanti, 2001). Kebersihan air
yang digunakan dapat memperkecil kontaminasi Escherichia coli pada
daging sapi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis
spesies utama bakteri gram negatif. Bakteri ini berbentuk batang,
berukuran 0,4-0,7 x 1,0-3,0 μm, termasuk gram negatif, dapat hidup
soliter maupun berkelompok, umumnya motil, tidak membentuk spora,
serta fakultatif anaerob. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh
Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia.
Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli tipe
O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada
manusia yaitu diare berdarah. Escherichia coli dapat menyebabkan
penyakit berbahaya seperti Diare, Infeksi Saluran Kemih, Sepsis, dan
Meningitis.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan yaitu untuk mencegah terjadinya
penularan E.Coli maka harus menggunakan air yang memenuhi standart
air bersih yaitu : (1) Bebas dari bakteri berbahaya serta bebas dari
ketidakmurnian kimiawi, (2) Bersih dan jernih, (3) Tidak berwarna dan
tidak berbau, (4) Tidak mengandung bahan tersuspensi (penyebab keruh)
( Purnawijayanti, 2001). Kebersihan air yang digunakan dapat
memperkecil kontaminasi Escherichia coli pada daging sapi.
DAFTAR PUSTAKA
PERMENKES TENtANG KUALITAS AIR BERSIH [online] http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_permenkes/PMKNo.49ttgPersyaratanKualitasAirMinum.pdf Diakses pada tanggal 20 Desember 2012 Pukul 20.10
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/ 196805091994031-KUSNADI/BUKU_COMMON_TEXT_MIKROBIOLOGI,_Kusnadi,dkk/petunjuk_mikro.pdf
http://www.univmed.org/wp-content/uploads/2011/02/Hera.pdf http://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/escherichia-coli2.pdf