Etil Metil Eter

5
ETIL METIL ETER Nama senyawa : etil metil eter Rumus molekul : C 3 H 8 O H H H I I I H-C-C-O- C-H I I I H H H Rumus Struktur : Latar belakang senyawa Pada tahun 1828, Federick Wohler, seorang ahli kimia kebangsaan Jerman, berhasil membuat urea ketika memanaskan larutan amonium sianat. Dengan penemuan tersebut, anggapan bahwa senyawa organik harus berasal dari senyawa organik telah dipatahkan. Meski begitu penggolongan senyawa ke dalam organik dan senyawa anorganik tetap dipertahankan. Akan tetapi, penggolongan tersebut kini lebih ditekankan pada sifat-sifat senyawa, bukan lagi pada sumbernya. Sejak penemuan Wohler, jutaan senyawa karbon organik telah dapat dibuat di laboratorium, senyawa hidrokarbon turunan alkana setidaknya telah diklasifikasi, yaitu alkohol, eter, aldehida, keton, asam karboksilat, dan ester. Eter dan alkohol, keduanya mempunyai rumus umum yang sama. Eter adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus R—O—R', dengan R dapat berupa alkil maupun aril . Pemberian nama eter menurut IUPAC, yaitu dengan menyebut kedua gugus berikatan dengan oksigen dan ditambah eter dibelakangnya. Contoh : CH 3 -CH 2 -O-CH 3 etil metil eter Contoh senyawa eter yang paling umum adalah pelarut dan anestetik dietil eter atau etoksietana yang dalam kehidupan sehari-hari kegunaan utamanya sebagai pelarut dan obat bius (anestesi) dalam operasi. Eter juga sangat umum ditemukan dalam kimia organik dan biokimia, karena gugus ini merupakan gugus penghubung pada senyawa karbohidrat dan lignin . Sifat Fisik Etil Metil Eter

Transcript of Etil Metil Eter

Page 1: Etil Metil Eter

ETIL METIL ETER

Nama senyawa        : etil metil eterRumus molekul       : C3H8O

    H  H     H     I   I       IH-C-C-O-C-H     I   I       I    H  H     H Rumus Struktur       : Latar belakang senyawaPada tahun 1828, Federick Wohler, seorang ahli kimia kebangsaan Jerman, berhasil membuat urea ketika memanaskan larutan amonium sianat. Dengan penemuan tersebut, anggapan bahwa senyawa organik harus berasal dari senyawa organik telah dipatahkan. Meski begitu penggolongan senyawa ke dalam organik dan senyawa anorganik tetap dipertahankan. Akan tetapi, penggolongan tersebut kini lebih ditekankan pada sifat-sifat senyawa, bukan lagi pada sumbernya. Sejak penemuan Wohler, jutaan senyawa karbon organik telah dapat dibuat di laboratorium, senyawa hidrokarbon turunan alkana setidaknya telah diklasifikasi, yaitu alkohol, eter, aldehida, keton, asam karboksilat, dan ester. Eter dan alkohol, keduanya mempunyai rumus umum yang sama. Eter adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus R—O—R', dengan R dapat berupa alkil maupun aril. Pemberian nama eter menurut IUPAC, yaitu dengan menyebut kedua gugus berikatan dengan oksigen dan ditambah eter dibelakangnya.Contoh           : CH3-CH2-O-CH3

                          etil metil eterContoh senyawa eter yang paling umum adalah pelarut dan anestetik dietil eter atau etoksietana yang dalam kehidupan sehari-hari kegunaan utamanya sebagai pelarut dan obat bius (anestesi) dalam operasi. Eter juga sangat umum ditemukan dalam kimia organik dan biokimia, karena gugus ini merupakan gugus penghubung pada senyawa karbohidrat dan lignin.Sifat Fisik Etil Metil EterIkatan eter (R-O-R’) tidak membentuk sudut 180 derajat sehingga momen dipolnya tidak saling meniadakan. Oleh karena itu, eter masih mempunyai momen dipol (momen dipol dietil eter 1,18D). Kecilnya momen dipol tidak banyak mempengaruhi titik didihnya, dimana titik didih eter kurang lebih sama dengan senyawa alkana yang mempunyai massa molekul relatif sama. Sebagai contoh, titik didih n-butana (17°C), etil metil eter (20°C), dan etanol (78°C). Ikatan hidrogen menyebabkan alkohol terikat lebih kuat, sedangkan pada eter tidak terjadi ikatan hidrogen. Etil metil eter masih dapat larut dalam air, tetapi ada juga eter yang tidak mudah larut dalam air, misalnya dimetil eter. Etil metil eter berwujud gas, berbau seperti obat, dan tidak berwarna. Senyawa ini juga termasuk golongan senyawa yang mudah terbakar, korosif, dan bersifat toksik.Sifat kimia etil metil eter

a.    Reaksi pembakaran2C2H3-O-CH3   + 9O2 →  6CO2 + 8H2O

b.    Reaksi dengan logam aktifBerbeda dengan alkohol, eter tidak bereaksi terhadap logam natrium

C3H7OH + Na                 C3H7ONa + ½H2

C2H3-O-CH3 + Na                      (tidak bereaksi)c.    Reaksi dengan PCl5

 C2H3-O-CH3 + PCl5 → C2H3-Cl + CH3-Cl + POCl3

Page 2: Etil Metil Eter

d.    Reaksi dengan Hidrogen Halida (HX)Dengan asam halida terbatas: C2H3-O-CH3 + HI → C2H3-OH + CH3-IDengan asam halida berlebih:C2H3-O-CH3 + 2HI → C2H3-l + CH3-I + H2OProses PembuatanEter dapat pula dibuat melalui substitusi nukleofilik alkil halida oleh alkoksidaR-ONa + R'-X → R-O-R' + NaXReaksi ini dinamakan sintesis eter Williamson. Reaksi ini melibatkan penggunaan alkohol dengan basa kuat, menghasilkan alkoksida, yang diikuti oleh adisi pada senyawa alifatik terkait yang memiliki gugus lepas (R-X). Gugus lepas tersebut dapat berupa iodida, bromida, maupun sulfonat. Metode ini biasanya tidak bekerja dengan baik dengan aril halida (misalnya bromobenzena). Reaksi ini menghasilkan rendemen reaksi yang tinggi untuk halida primer. Halida sekunder dan tersier sangat rawan menjalani reaksi eliminasi E2 seketika berpaparan dengan anion alkoksida yang sangat basa.Dalam reaksi lainnya yang terkait, alkil halida menjalani substitusi nukleofilik oleh fenoksida. R-X tidak dapat digunakan untuk bereaksi dengan alkohol. Namun, fenol dapat digunakan untuk menggantikan alkohol. Oleh karena fenol bersifat asam, ia dapat bereaksi dengan basa kuat seperti natrium hidroksida, membentuk ion fenoksida. Ion fenoksida ini kemudian mensubstitusi gugus -X pada alkil halida, menghasilkan eter dengan gugus aril yang melekat padanya melalui mekanisme reaksi SN2.C6H5OH + OH- → C6H5-O- + H2OC6H5-O- + R-X → C6H5ORKondensasi UllmannKondensasi Ullmann mirip dengan metode Williamson, kecuali substratnya adalah aril halida. Reaksi ini umumnya memerlukan katalis, misalnya tembaga.

Daftar PustakaPurba, Michael.2007.Kimia untuk SMA Kelas X.Jakarta:ErlanggaPurba, Michael.2007.Kimia untuk SMA Kelas XII.Jakarta:ErlanggaRiswiyanto,2009.Kimia Organik. Jakarta:Erlangga

Website:http://www.authorstream.com/Presentation/wi2d-163831-eter-entertainment-ppt-powerpoint/http://cameochemicals.noaa.gov/chemical/702

gas Ensiklopedia

CH3-CH2-O-CH3Methoxyethane

Nomor CAS: 540-67-0UN1039

; Metil etil eter; Methoxyethane;

utama aplikasi• Industri

Page 3: Etil Metil Eter

aplikasi

•Tidak ada aplikasi industri tertentu atau signifikan bagi methoxyethanetelah ditemukan.

Atas halamangas Properti

Berat molekul• Molekul berat: 60 g / mol

fase padat• Titik lebur: -139 ° C

fase cair• densitas cairan relatif (Air = 1): 0,72

• Titik didih: 7.4 ° C• Tekanan uap (pada 20 ° C atau 68 ° F): 1,6 bar

titik kritis• Kritis suhu: 165 ° C

fase gas• Spesifik gravitasi (udara = 1): 1,9

bermacam-macam• Autoignition suhu: 190 ° CKembali untuk memilih unit

Atas halamanSafety Data Sheet

Safety Data Sheet (SDS) mencakup informasi tentang bahan produk, sifat fisik dan kimia, efek potensial terhadap toksikologi dan ekologi,identifikasi bahaya, penanganan

dan penyimpanan instruksi, serta rekomendasi perlindungan personil dan informasi yang berhubungan dengan kebutuhan transportasi, pertolongan pertama dan darurat proses.

Atas halamanBahaya utama

• mudah terbakar di udara batas (STP kondisi): 2-10,1% volAtas halamanPemilihan unit

Anda dapat memilih unit di mana nilai-nilai yang ditampilkan. Secara default, satuan SI yang dipilih.

Methoxyethane, juga dikenal sebagai metil eter etil, adalah gugus etil dengan berikat metoksi . Methoxyethane adalah gas berwarna eter dengan bau obat-seperti. Hal ini sangat mudah terbakar, dan inhalasi yang dapat menyebabkan sesak napas atau pusing. Sebagai basa Lewis , dapat bereaksi dengan asam Lewis untuk membentuk garam dan bereaksi hebat dengan zat pengoksidasi .

Metil etil eter, atau methoxyethane, adalah gas tak berwarna pada suhu kamar, memiliki titik didih 7,6 º C. Seperti dimetil eter, itu cukup larut dalam air.