etika umum bisnis dan profesi.docx

48
Tugas Etika II – Etika Umum, Etika Bisnis Dan Etika Profesi KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas telah selesainya penulisan makalah ini dengan judul “ Etika Umum, Etika Bisnis dan Etika Profesi” yang mana penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah ETIKA. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya yang berkecimpung dalam dunia bisnis dan profesi khususnya di bidang kesehatan dan bagi mahasiswa yang mengambil program studi di bidang kesehatan terutama jurusan farmasi. Jakarta, 20 Januari 2014 Penulis Page 1

Transcript of etika umum bisnis dan profesi.docx

Page 1: etika umum bisnis dan profesi.docx

Tugas Etika II – Etika Umum, Etika Bisnis Dan Etika Profesi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas telah selesainya

penulisan makalah ini dengan judul “ Etika Umum, Etika Bisnis dan Etika Profesi” yang mana

penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah ETIKA.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya yang

berkecimpung dalam dunia bisnis dan profesi khususnya di bidang kesehatan dan bagi

mahasiswa yang mengambil program studi di bidang kesehatan terutama jurusan farmasi.

Jakarta, 20 Januari 2014

Penulis

Page 1

Page 2: etika umum bisnis dan profesi.docx

Tugas Etika II – Etika Umum, Etika Bisnis Dan Etika Profesi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Etika (Yunani Kuno : "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah cabang utama

filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian

moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan

tanggung jawab. St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian

filsafat praktis (practical philosophy).

Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan

kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak

jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari

tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.

B. Rumusan Masalah

Selanjutnya dalam makalah ini akan dibahas mengenai etika yaitu etika umum, etika bisnis,

dan etika profesi. Pokok bahasan yang akan diterangkan yaitu : pengertian,

C. Tujuan

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penulisan makalah ini antara lain :

1. Agar mahasiswa mengetahui tentang pengertian dan hal-hal yang berkaitan dengan etika

umum, etika bisnis, dan etika profesi.

2. Agar mahasiswa dapat menjadikan tulisan ini sebagai referensi untuk dapat belajar dan

memperbaiki etika dalam bertingkah laku, berkata-kata atau berbicara, dan berperilaku

baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam berbisnis dan menjalankan suatu profesi

yang ditekuni.

3. Agar makalah ini dapat menjadi referensi dan penambah wawasan tentang etika, etika

bisnis, dan etika profesi bagi para pembaca.

Page 2

Page 3: etika umum bisnis dan profesi.docx

Tugas Etika II – Etika Umum, Etika Bisnis Dan Etika Profesi

BAB II

PEMBAHASAN

A. ETIKA UMUM

Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos

sedangkan bentuk jamaknya yaitu taetha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal

yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara

berpikir. Sedangkan arti taetha yaitu adat kebiasaan.

Menurut Brooks (2007), etika adalah cabang dari filsafat yang menyelidiki penilaian

normatif tentang apakah perilaku ini benar atau apa yang seharusnya dilakukan. Kebutuhan akan

etika muncul dari keinginan untuk menghindari permasalahan – permasalahan di dunia nyata.

Kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, 1988- mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti :

1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban

moral (akhlak);

2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;

3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan

tanggung jawab.

B. ETIKA BISNIS

Sepanjang sejarah, kegiatan perdagangan ataupun bisnis tidak pernah luput dari sorotan etika.

Perhatian etika untuk bisnis seumur dengan bisnis itu sendiri. Sejak manusia terjun ke bidang

perniagaan, disadari juga kegiatan ini tidak terlepas dari masalah etika. Sesuai fungsinya baik

secara makro maupun mikro, sebuah bisnis yang baik harus memiliki etika dan tanggung jawab

sosial. Pada nantinya, jika suatu bisnis dijalankan berdasarkan etika dan tanggung jawab sosial,

Page 3

Page 4: etika umum bisnis dan profesi.docx

Tugas Etika II – Etika Umum, Etika Bisnis Dan Etika Profesi

tidak hanya lingkungan makro dan mikronya saja yang mendapat keuntungan, namun perusahaan

itu sendiri juga akan mendapatkan keuntungan secara langsung.

Pengertian Etika Bisnis

Definisi etika bisnis sendiri sangat beraneka ragam tetapi memiliki satu pengertian yang

sama, yaitu pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang

memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal dan secara ekonomi/sosial,

dan penerapan norma dan moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis

(Muslich,1998:4). Ada juga yang mendefinisikan etika bisnis sebagai batasan-batasan sosial,

ekonomi, dan hukum yang bersumber dari nilai-nilai moral masyarakat yang harus

dipertanggungjawabkan oleh perusahaan dalam setiap aktivitasnya (Amirullah & Imam

Hardjanto, 2005).

Pada kesempatan lain, ada juga yang mengemukakan pengertian etika bisnis secara

sederhana adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan berbisnis yang mencakup seluruh aspek

yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri, juga masyarakat. Kesemuanya ini

mencakup bagaimana menjalankan bisnis secara adil sesuai dengan hukum yang berlaku, dan

tidak bergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat. Etika bisnis lebih

luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi

dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam bisinis seringkali ditemukan

wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh hukum.

Dari berbagai pendapat diatas, ada banyak pengertian tentang etika bisnis. Yang terpenting

bagi pelaku bisnis adalah bagaimana menempatkan etika pada kedudukan yang pantas di dunia

bisnis. Tugas pelaku bisnis adalah berorientasi pada norma-norma moral. Dalam melaksanakan

pekerjaan sehari-hari dia selalu berusaha dalam kerangka ‘etis’, yaitu tidak merugikan siapapun

secara moral.

Prinsip Etika Bisnis

Etika bisnis mempunyai prinsip-prinsip yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk

mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar mempunyai standar baku yang mencegah

Page 4

Page 5: etika umum bisnis dan profesi.docx

Tugas Etika II – Etika Umum, Etika Bisnis Dan Etika Profesi

timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar kerja atau operasional

perusahaan, Muchlish (1998:31-33) mengemukakan prinsip-prinsip etika bisnis sebagai berikut :

1) Prinsip Otonomi

Prinsip otonomi memandang bahwa perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai

dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya.

Kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi dan misi

perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.

2) Prinsip Kejujuran

Kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan

perusahaan. Kejujuran harus diarahkan pada semua pihak, baik internal maupun eksternal

perusahaan. Jika prinsip kejujuran ini dapat dipegang teguh oleh perusahaan, maka akan dapat

meningkatkan kepercayaan dari lingkungan perusahaan tersebut.

3) Prinsip Tidak Berniat Jahat

Prinsip ini ada hubungan erat dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran yang

ketat akan mampu meredam niat jahat perusahaan itu.

Selain yang tersebut di atas, Sony Keraf (1998) menjelaskan bahwa prinsip-prinsip etika

bisnis adalah sebagai berikut :

1) Prinsip otonomi, adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan

dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk

dilakukan.

2) Prinsip kejujuran, terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara

jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas

kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua,

kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding.

Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.

Page 5

Page 6: etika umum bisnis dan profesi.docx

Tugas Etika II – Etika Umum, Etika Bisnis Dan Etika Profesi

3) Prinsip keadilan, prinsip ini menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai

dengan aturan yang adil dan sesuai kriteria yang rasional obyektif, serta dapat

dipertanggung jawabkan.

4) Prinsip saling menguntungkan (mutual benefit principle), pada prinsip ini pebisnis

dituntut agar menjalankan bisnis sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak.

5) Prinsip integritas moral, terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku

bisnis atau perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik

pimpinan atau orang-orangnya maupun perusahaannya.

Etika bisnis dalam suatu perusahaan mempunyai peranan yang sangat penting, yaitu untuk

membentuk suatu bisnis yang kokoh dan kuat dan mempunyai daya saing yang tinggi serta

mempunyai kemampuan untuk menciptakan nilai yang tinggi.

Tolok ukur dalam etika bisnis adalah standar moral. Seorang pengusaha yang beretika selalu

mempertimbangkan standar moral dalam mengambil keputusan, apakah keputusan ini dinilai

baik atau buruk oleh masyarakat, apakah keputusan ini berdampak baik atau buruk bagi orang

lain, atau apakah keputusan ini melanggar hukum.

Dalam menciptakan etika bisnis perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain  pengendalian

diri, pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan

yang sehat, menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan, mampu menyatakan hal yang

benar, dan lain sebagainya.

Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh

aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam

suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam

membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham,

masyarakat.

Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis

dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah

etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

Page 6

Page 7: etika umum bisnis dan profesi.docx

Tugas Etika II – Etika Umum, Etika Bisnis Dan Etika Profesi

Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk

manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari

dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.

Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah.

Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan,

institusi, dan perilaku bisnis. Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar

itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk

memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang

ada di dalam organisasi.

Dapatkan pengertian moral seperti tanggung jawab, perbuatan yang salah dan kewajiban

diterapkan terhadap kelompok seperti perusahaan, ataukah pada orang (individu) sebagai

perilaku moral yang nyata?

Ada dua pandangan yang muncul atas masalah ini :

Ekstrem pertama, adalah pandangan yang berpendapat bahwa, karena aturan yang

mengikat, organisasi memperbolehkan kita untuk mengatakan bahwa perusahaan bertindak

seperti individu dan memiliki tujuan yang disengaja atas apa yang mereka lakukan, kita dapat

mengatakan mereka bertanggung jawab secara moral untuk tindakan mereka dan bahwa

tindakan mereka adalah bermoral atau tidak bermoral dalam pengertian yang sama yang

dilakukan manusia.

Ekstrem kedua, adalah pandangan filsuf yang berpendirian bahwa tidak masuk akal berpikir

bahwa organisasi bisnis secara moral bertanggung jawab karena ia gagal mengikuti standar

moral atau mengatakan bahwa organisasi memiliki kewajiban moral. Organisasi bisnis sama

seperti mesin yang anggotanya harus secara membabi buta mentaati peraturan formal yang

tidak ada kaitannya dengan moralitas. Akibatnya, lebih tidak masuk akal untuk menganggap

organisasi bertanggung jawab secara moral karena ia gagal mengikuti standar moral daripada

mengkritik organisasi seperti mesin yang gagal bertindak secara moral.

Page 7

Page 8: etika umum bisnis dan profesi.docx

Tugas Etika II – Etika Umum, Etika Bisnis Dan Etika Profesi

Karena itu, tindakan perusahaan berasal dari pilihan dan tindakan individu manusia,

individu-individulah yang harus dipandang sebagai penjaga utama kewajiban moral dan

tanggung jawab moral : individu manusia bertanggung jawab atas apa yang dilakukan

perusahaan karena tindakan perusahaan secara keseluruhan mengalir dari pilihan dan perilaku

mereka. Jika perusahaan bertindak keliru, kekeliruan itu disebabkan oleh pilihan tindakan yang

dilakukan oleh individu dalam perusahaan itu, jika perusahaan bertindak secara moral, hal itu

disebabkan oleh pilihan individu dalam perusahaan bertindak secara bermoral.

Globalisasi adalah proses yang meliputi seluruh dunia dan menyebabkan system ekonomi

serta sosial negara-negara menjadi terhubung bersama, termasuk didalamnya barangbarang, jasa,

modal, pengetahuan, dan peninggalan budaya yang diperdagangkan dan saling berpindah dari

satu negara ke negara lain. Proses ini mempunyai beberapa komponen, termasuk didalamnya

penurunan rintangan perdagangan dan munculnya pasar terbuka dunia, kreasi komunikasi global

dan system transportasi seperti internet dan pelayaran global, perkembangan organisasi

perdagangan dunia (WTO), bank dunia, IMF, dan lain sebagainya.

Perusahaan multinasional adalah inti dari proses globalisasi dan bertanggung jawab dalam

transaksi internasional yang terjadi dewasa ini. Perusahaan multinasional adalah perusahaan

yang bergerak di bidang yang menghasilkan pemasaran, jasa atau operasi administrasi di

beberapa negara. Perusahaan multinasional adalah perusahaan yang melakukan kegiatan

produksi, pemasaran, jasa dan beroperasi di banyak negara yang berbeda.

Karena perusahaan multinasional ini beroperasi di banyak negara dengan ragam budaya dan

standar yang berbeda, banyak klaim yang menyatakan bahwa beberapa perusahaan melanggar

norma dan standar yang seharusnya tidak mereka lakukan.

Relativisme etis adalah teori bahwa, karena masyarakat yang berbeda memiliki keyakinan

etis yang berbeda. Apakah tindakan secara moral benar atau salah, tergantung kepada pandangan

masyarakat itu. Dengan kata lain, relativisme moral adalah pandangan bahwa tidak ada standar

etis yang secara absolute benar dan yang diterapkan atau harus diterapkan terhadap perusahaan

atau orang dari semua masyarakat.

Page 8

Page 9: etika umum bisnis dan profesi.docx

Tugas Etika II – Etika Umum, Etika Bisnis Dan Etika Profesi

Dalam penalaran moral seseorang, dia harus selalu mengikuti standar moral yang berlaku

dalam masyarakat manapun dimana dia berada.

Pandangan lain dari kritikus relativisme etis yang berpendapat, bahwa ada standar moral

tertentu yang harus diterima oleh anggota masyarakat manapun jika masyarakat itu akan terus

berlangsung dan jika anggotanya ingin berinteraksi secara efektif.

Relativisme etis mengingatkan kita bahwa masyarakat yang berbeda memiliki keyakinan

moral yang berbeda, dan kita hendaknya tidak secara sederhana mengabaikan keyakinan moral

kebudayaan lain ketika mereka tidak sesuai dengan standar moral kita.

Teknologi yang berkembang di akhir dekade abad ke-20 mentransformasi masyarakat dan

bisnis, dan menciptakan potensi problem etis baru. Yang paling mencolok adalah revolusi dalam

bioteknologi dan teknologi informasi. Teknologi menyebabkan beberapa perubahan radikal,

seperti globalisasi yang berkembang pesat dan hilangnya jarak, kemampuan menemukan bentuk-

bentuk kehidupan baru yang keuntungan dan resikonya tidak terprediksi. Dengan perubahan

cepat ini, organisasi bisnis berhadapan dengan setumpuk persoalan etis baru yang menarik.

Riset psikologi menunjukkan bahwa, perkembangan moral seseorang dapat berubah ketika

dewasa. Saat anak-anak, kita secara jujur mengatakan apa yang benar dan apa yang salah, dan

patuh untuk menghindari hukuman. Ketika tumbuh menjadi remaja, standar moral konvensional

secara bertahap diinternalisasikan. Standar moral pada tahap ini didasarkan pada pemenuhan

harapan keluarga, teman dan masyarakat sekitar. Hanya sebagian manusia dewasa yang rasional

dan berpengalaman memiliki kemampuan merefleksikan secara kritis standar moral

konvensional yang diwariskan keluarga, teman, budaya atau agama kita. Yaitu standar moral

yang tidak memihak dan yang lebih memperhatikan kepentingan orang lain, dan secara memadai

menyeimbangkan perhatian terhadap orang lain dengan perhatian terhadap diri sendiri.

Penalaran moral mengacu pada proses penalaran dimana prilaku, institusi, atau kebijakan

dinilai sesuai atau melanggar standar moral. Penalaran moral selalu melibatkan dua komponen

mendasar :

Page 9

Page 10: etika umum bisnis dan profesi.docx

Tugas Etika II – Etika Umum, Etika Bisnis Dan Etika Profesi

1) Pemahaman tentang yang dituntut, dilarang, dinilai atau disalahkan oleh standar moral yang

masuk akal;

2) Bukti atau informasi yang menunjukkan bahwa orang, kebijakan, institusi, atau prilaku

tertentu mempunyai ciri-ciri standar moral yang menuntut, melarang, menilai, atau

menyalahkan;

3) Menganalisis Penalaran Moral.

Ada beberapa criteria yang digunakan para ahli etika untuk mengevaluasi kelayakan

penalaran moral, yaitu :

1) Penalaran moral harus logis;

2) Bukti factual yang dikutip untuk mendukung penilaian harus akurat, relevan dan lengkap;

3) Standar moral yang melibatkan penalaran moral seseorang harus konsisten.

Banyak yang keberatan dengan penerapan standar moral dalam aktivitas bisnis. Bagian ini

membahas keberatan-keberatan tersebut dan melihat apa yang dapat dikatakan berkenaan dengan

kesetujuan untuk menerapkan etika ke dalam bisnis. Tiga keberatan atas penerapan etika ke

dalam bisnis : Orang yang terlibat dalam bisnis, kata mereka hendaknya berfokus pada pencarian

keuntungan finansial bisnis mereka dan tidak membuang-buang energi mereka atau sumber daya

perusahaan untuk melakukan ”pekerjaan baik”.

Tiga argumen diajukan untuk mendukung perusahaan ini :

1) Pertama, beberapa berpendapat bahwa di pasar bebas kompetitif sempurna, pencarian

keuntungan dengan sendirinya menekankan bahwa anggota masyarakat berfungsi dengan

cara-cara yang paling menguntungkan secara sosial. Agar beruntung, masing-masing

perusahaan harus memproduksi hanya apa yang diinginkan oleh anggota masyarakat dan

harus melakukannya dengan cara yang paling efisien yang tersedia. Anggota masyarakat

akan sangat beruntung jika manajer tidak memaksakan nilai-nilai pada bisnis, namun

mengabdikan dirinya pada pencarian keuntungan yang berfokus.

2) Kedua, Kadang diajukan untuk menunjukan bahwa manajer bisnis hendaknya berfokus

mengejar keuntungan perusahaan mereka dan mengabaikan pertimbangan etis, yang oleh Ale

C. Michales disebut ”argumen dari agen yang loyal”.

Page 10

Page 11: etika umum bisnis dan profesi.docx

Tugas Etika II – Etika Umum, Etika Bisnis Dan Etika Profesi

3) Ketiga, untuk menjadi etis cukuplah bagi orang-orang bisnis sekedar mentaati hukum.

Dalam perusahaan modern, tanggung jawab atas tindakan perusahaan sering didistribusikan

kepada sejumlah pihak yang bekerja sama. Tindakan perusahaan biasanya terdiri atas

tindakan atau kelalaian orang-orang berbeda yang bekerja sama sehingga tindakan atau

kelalaian mereka bersama-sama menghasilkan tindakan perusahaan. Jadi, siapakah yang

bertanggung jawab atas tindakan yang dihasilkan bersama-sama itu?

Pandangan tradisional berpendapat bahwa mereka yang melakukan secara sadar dan bebas

apa yang diperlukan perusahaan, masing-masing secara moral bertanggung jawab.

Lain halnya pendapat para kritikus pandangan tradisional, yang menyatakan bahwa ketika

sebuah kelompok terorganisasi seperti perusahaan bertindak bersama-sama, tindakan perusahaan

mereka dapat dideskripsikan sebagai tindakan kelompok, dan konsekuensinya tindakan

kelompoklah, bukan tindakan individu, yang mengharuskan kelompok bertanggung jawab atas

tindakan tersebut.

Kaum tradisional membantah bahwa, meskipun kita kadang membebankan tindakan kepada

kelompok perusahaan, fakta legal tersebut tidak mengubah realitas moral dibalik semua tindakan

perusahaan itu. Individu manapun yang bergabung secara sukarela dan bebas dalam tindakan

bersama dengan orang lain, yang bermaksud menghasilkan tindakan perusahaan, secara moral

akan bertanggung jawab atas tindakan itu.

Namun demikian, karyawan perusahaan besar tidak dapat dikatakan “dengan sengaja dan

dengan bebas turut dalam tindakan bersama itu” untuk menghasilkan tindakan perusahaan atau

untuk mengejar tujuan perusahaan. Seseorang yang bekerja dalam struktur birokrasi organisasi

besar tidak harus bertanggung jawab secara moral atas setiap tindakan perusahaan yang turut dia

bantu, seperti seorang sekretaris, juru tulis, atau tukang bersih-bersih di sebuah perusahaan.

Faktor ketidaktahuan dan ketidakmampuan yang meringankan dalam organisasi perusahaan

birokrasi berskala besar, sepenuhnya akan menghilangkan tanggung jawab moral orang itu.

Dalam perusahaan, karyawan sering bertindak berdasarkan perintah atasan mereka.

Perusahaan biasanya memiliki struktur yang lebih tinggi ke beragam agen pada level yang lebih

Page 11

Page 12: etika umum bisnis dan profesi.docx

Tugas Etika II – Etika Umum, Etika Bisnis Dan Etika Profesi

rendah. Jadi, siapakah yang harus bertanggung jawab secara moral ketika seorang atasan

memerintahkan bawahannya untuk melakukan tindakan yang mereka ketahui salah.

Orang kadang berpendapat bahwa, ketika seorang bawahan bertindak sesuai dengan perintah

atasannya yang sah, dia dibebaskan dari semua tanggung jawab atas tindakan itu.

Hanya atasan yang secara moral bertanggung jawab atas tindakan yang keliru, bahkan jika

bawahan adalah agen yang melakukannya. Pendapat tersebut keliru, karena bagaimanapun

tanggung jawab moral menuntut seseorang bertindak secara bebas dan sadar, dan tidak relevan

bahwa tindakan seseorang yang salah merupakan pilihan secara bebas dan sadar mengikuti

perintah. Ada batas-batas kewajiban karyawan untuk mentaati atasannya. Seorang karyawan

tidak mempunyai kewajiban untuk mentaati perintah melakukan apapun yang tidak bermoral.

Dengan demikian, ketika seorang atasan memerintahkan seorang karyawan untuk melakukan

sebuah tindakan yang mereka ketahui salah, karyawan secara moral bertanggung jawab atas

tindakan itu jika dia melakukannya. Atasan juga bertanggung jawab secara moral, karena fakta

atasan menggunakan bawahan untuk melaksanakan tindakan yang salah tidak mengubah fakta

bahwa atasan melakukannya.

Etika Bisnis dalam Praktek Bisnis di Indonesia

Perilaku etis dalam kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demi kelangsungan hidup

bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak etis akan merugikan bisnis itu sendiri terutama jika dilihat

dari perspektif jangka panjang. Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang menguntungkan, tetapi

bisnis yang baik adalah selain bisnis tersebut menguntungkan juga bisnis yang baik secara moral.

Pelanggaran etika bisa terjadi di mana saja, termasuk dalam dunia bisnis. Untuk

mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya banyak perusahaan yang menghalalkan segala

cara. Praktek curang ini bukan saja merugikan masyarakat, tapi perusahaan itu sendiri

sebenarnya. Banyak hal yang berhubungan dengan pelanggaran etika bisnis yang sering

dilakukan oleh para pebisnis yang tidak bertanggung jawab di Indonesia. Praktek bisnis yang

terjadi selama ini dinilai masih cenderung mengabaikan etika, rasa keadilan dan kerapkali

diwarnai praktek-praktek tidak terpuji atau moral hazard.

Page 12

Page 13: etika umum bisnis dan profesi.docx

Tugas Etika II – Etika Umum, Etika Bisnis Dan Etika Profesi

Pelanggaran etika yang sering dilakukan oleh pihak swasta, menurut ketua

Taufiequrachman Ruki (Ketua KPK Periode 2003-2007), adalah penyuapan dan pemerasan.

Berdasarkan data Bank Dunia, setiap tahun di seluruh dunia sebanyak US$ 1 triliun (sekitar Rp

9.000 triliun) dihabiskan untuk suap. Dana itu diyakini telah meningkatkan biaya operasional

perusahaan. (Koran Tempo - 05/08/2006)

Di bidang keuangan, banyak perusahaan-perusahaan yang melakukan pelanggaran etika.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Erni Rusyani, terungkap bahwa hampir 61.9% dari 21

perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEJ tidak lengkap dalam menyampaikan

laporan keuangannya (not available).

Pelanggaran etika perusahaan terhadap pelanggannya di Indonesia merupakan fenomena

yang sudah sering terjadi. Contohnya adalah kasus pelezat masakan merek ”A”. Kehalalan “A”

dipersoalkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada akhir Desember 2000 setelah ditemukan

bahwa pengembangan bakteri untuk proses fermentasi tetes tebu (molase), mengandung

bactosoytone (nutrisi untuk pertumbuhan bakteri), yang merupakan hasil hidrolisa enzim kedelai

terhadap biokatalisator porcine yang berasal dari pankreas babi.

Kasus lainnya, adalah produk minuman berenergi yang sebagian produknya diduga

mengandung nikotin lebih dari batas yang diizinkan oleh Badan Pengawas Obat dan Minuman.

Kita juga masih ingat, obat anti-nyamuk “H” yang dilarang beredar karena mengandung bahan

berbahaya.

Pada kasus lain, suatu perusahaan di kawasan di Kalimantan melakukan sayembara untuk

memburu hewan Pongo. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan habitat hewan tersebut untuk

digunakan sebagai lahan perkebunan sawit. Hal ini merupakan masalah bagi pemerintah dan

dunia usaha, dimana suatu usaha dituntut untuk tetap melestarikan alam berdampingan dengan

kegiatan usahanya.

Selain itu, pelanggaran juga dilakukan oleh suatu perusahaan di kawasan Jawa Barat.

Perusahaan tersebut membuang limbah kawat dengan cara membakar kawat tersebut tersebut.

Hal ini menyebabkan asap hitam pekat yang membuat orang mengalami sesak napas dan pusing

saat menghirupnya. Perusahaan tersebut disinyalir tidak melakukan penyaringan udara saat

Page 13

Page 14: etika umum bisnis dan profesi.docx

Tugas Etika II – Etika Umum, Etika Bisnis Dan Etika Profesi

pembakaran berlangsung. Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat sekitar yang

berdekatan dengan lokasi pabrik tersebut.

Contoh kasus lain, sebuah perusahaan yang merupakan suplier resmi dari Petronas

melakukan kecurangan bisnis dengan mengoplos solar menjadi minyak tanah dan menjualnya

kepada masyaraka. Hal ini tentu menjelekkan nama baik Petronas. Selain itu hal ini juga

menyebabkan konsumen Petronas tidak percaya lagi dengan produk-produk Petronas.

Contoh lain yang nyata, yang sering kita saksikan sendiri atau mungkin bahkan kita pernah

mengalaminya sendiri saat membeli buah-buahan. Buah yang sudah dipilih, saat membungkus

buah pilihan tersebut pedagang menukarnya dengan buah-buahan yang tidak baik kualitasnya

tanpa sepengetahuan pembeli. Atau kasus mengurangi timbangan. Alat timbangan dipasangi

benda yang dapat memberatkan timbangan. Hal ini menyebabkan hasil timbangan akan

berkurang.

Atau tindakan pengoplosan bahan baku dalam pembuatan makanan kecil atau makanan

ringan. Juga tindakan pemberian zat-zat berbahaya pada makanan kecil yang dijual. Banyak

tindakan menyimpang yang dilakukan oleh pebisnis, baik kecil maupun besar, untuk

mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda tanpa memikirkan efek negatif yang akan terjadi.

Hal ini pada akhirnya hanya akan memyebabkan kerugian pada konsumen, juga pada perusahaan

itu sendiri. Kepercayaan yang diberikan konsumen kepada perusahaan tersebut akan hilang, dan

hanya akan membuat perusahaan tersebut kehilangan konsumennya. Kejujuran adalah asset

penting bagi suatu perusahaan untuk melangsungkan kegiatan berbisnis.

Walaupun berbagai kasus tersebut banyak terjadi di Indonesia, namun tidak semua

perusahaan atau pebisnis di Indonesia melakukan pelanggaran etika dalam kegiatan berbisnis

yang dijalankannnya. Masih banyak pebisnis yang menerapkan etika bisnis dalam kegiatan

berbisnis yang dijalankannya. Dalam hal ini, perusahaan tidak berpikir pada keuntungan jangka

pendek. Tidak perlu melakukan kecurangan pada praktek berbisnis akan memberikan

keuntungan jangka panjang. Hal ini sebenarnya lebih penting bagi para pebisnis daripada

keuntungan yang banyak dalam sekali waktu, dan pada waktu selanjutnya kegiatan berbisnis

Page 14

Page 15: etika umum bisnis dan profesi.docx

Tugas Etika II – Etika Umum, Etika Bisnis Dan Etika Profesi

harus dihentikan karena berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan bisnisnya tidak

mempercayai lagi.

Bentuk Pelanggaran Etika Bisnis Dalam Kegiatan Berbisnis Di Indonesia

Jika aturan secara umum mengenai etika mengatakan bahwa berlaku tidak jujur adalah tidak

bermoral dan beretika, maka setiap insan bisnis yang tidak berlaku jujur dengan pegawainya,

pelanggan, kreditur, pemegang usaha maupun pesaing dan masyarakat, maka ia dikatakan tidak

etis dan tidak bermoral.

Berikut adalah bentuk-bentuk pelanggaran etika bisnis dan contoh pelanggaran etika dalam

kegiatan bisnis di Indonesia :

1. Pelanggaran etika bisnis terhadap hukum

Contoh pelanggaran tersebut seperti sebuah perusahaan X karena kondisi perusahaan

yang pailit akhirnya memutuskan untuk melakukan PHK kepada karyawannya. Namun

dalam melakukan PHK itu, perusahaan sama sekali tidak memberikan pesangon sebagaimana

yang diatur dalam UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan. Dalam kasus ini perusahaan X

dapat dikatakan melanggar prinsip kepatuhan terhadap hukum.

2. Pelanggaran etika bisnis terhadap transparansi

Sebuah Yayasan X menyelenggarakan pendidikan setingkat SMA. Pada tahun ajaran

baru sekolah mengenakan biaya sebesar Rp 500.000,- kepada setiap siswa baru. Pungutan

sekolah ini sama sekali tidak diinformasikan kepada mereka saat akan mendaftar, sehingga

setelah diterima mau tidak mau mereka harus membayar.

Disamping itu tidak ada informasi maupun penjelasan resmi tentang penggunaan uang itu

kepada wali murid. Setelah didesak oleh banyak pihak, yayasan baru memberikan informasi

bahwa uang itu dipergunakan untuk pembelian seragam guru. Dalam kasus ini, pihak

yayasan dan sekolah dapat dikategorikan melanggar prinsip transparansi.

Page 15

Page 16: etika umum bisnis dan profesi.docx

Tugas Etika II – Etika Umum, Etika Bisnis Dan Etika Profesi

3. Pelanggaran etika bisnis terhadap akuntabilitas

Sebuah RS Swasta melalui pihak Pengurus mengumumkan kepada seluruh karyawan

yang akan mendaftar PNS secara otomotis dinyatakan mengundurkan diri. A sebagai salah

seorang karyawan di RS Swasta itu mengabaikan pengumuman dari pihak pengurus karena

menurut pendapatnya ia diangkat oleh Pengelola, dalam hal ini direktur, sehingga segala hak

dan kewajiban dia berhubungan dengan Pengelola bukan Pengurus. Pihak Pengelola sendiri

tidak memberikan surat edaran resmi mengenai kebijakan tersebut. Karena sikapnya itu, A

akhirnya dinyatakan mengundurkan diri. Dari kasus ini RS Swasta itu dapat dikatakan

melanggar prinsip akuntabilitas karena tidak ada kejelasan fungsi, pelaksanaan dan

pertanggungjawaban antara Pengelola dan Pengurus Rumah Sakit.

4. Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip pertanggungjawaban

Sebuah perusahaan PJTKI di Yogyakarta melakukan rekrutmen untuk tenaga baby sitter.

Dalam pengumuman dan perjanjian dinyatakan bahwa perusahaan berjanji akan

mengirimkan calon TKI setelah 2 bulan mengikuti training dijanjikan akan dikirim ke

negara-negara tujuan. Bahkan perusahaan tersebut menjanjikan bahwa segala biaya yang

dikeluarkan pelamar akan dikembalikan jika mereka tidak jadi berangkat ke negara tujuan. B

yang tertarik dengan tawaran tersebut langsung mendaftar dan mengeluarkan biaya sebanyak

Rp 7 juta untuk ongkos administrasi dan pengurusan visa dan paspor. Namun setelah 2 bulan

training, B tak kunjung diberangkatkan, bahkan hingga satu tahun tidak ada kejelasan. Ketika

dikonfirmasi, perusahaan PJTKI itu selalu berkilah ada penundaan, begitu seterusnya. Dari

kasus ini dapat disimpulkan bahwa Perusahaan PJTKI tersebut telah melanggar prinsip

pertanggungjawaban dengan mengabaikan hak-hak B sebagai calon TKI yang seharusnya

diberangkatkan ke negara lain tujuan untuk bekerja.

5. Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip kewajaran

Sebuah perusahaan properti ternama di Yogjakarta tidak memberikan surat ijin

membangun rumah dari developer kepada dua orang konsumennya di kawasan kavling

perumahan milik perusahaan tersebut. Konsumen pertama sudah memenuhi kewajibannya

membayar harga tanah sesuai kesepakatan dan biaya administrasi lainnya. Sementara

Page 16

Page 17: etika umum bisnis dan profesi.docx

Tugas Etika II – Etika Umum, Etika Bisnis Dan Etika Profesi

konsumen kedua masih mempunyai kewajiban membayar kelebihan tanah, karena setiap kali

akan membayar pihak developer selalu menolak dengan alasan belum ada ijin dari pusat

perusahaan (pusatnya di Jakarta). Yang aneh adalah di kawasan kavling itu hanya dua orang

ini yang belum mengantongi izin pembangunan rumah, sementara 30 konsumen lainnya

sudah diberi izin dan rumah mereka sudah dibangun semuannya. Alasan yang dikemukakan

perusahaan itu adalah ingin memberikan pelajaran kepada dua konsumen tadi karena dua

orang ini telah memprovokasi konsumen lainnya untuk melakukan penuntutan segera

pemberian izin pembangunan rumah. Dari kasus ini perusahaan properti tersebut telah

melanggar prinsip kewajaran (fairness) karena tidak memenuhi hak-hak stakeholder

(konsumen) dengan alasan yang tidak masuk akal.

6. Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip kejujuran.

Sebuah perusahaan pengembang di Sleman membuat kesepakatan dengan sebuah

perusahaan kontraktor untuk membangun sebuah perumahan. Sesuai dengan kesepakatan

pihak pengembang memberikan spesifikasi bangunan kepada kontraktor. Namun dalam

pelaksanaannya, perusahaan kontraktor melakukan penurunan kualitas spesifikasi bangunan

tanpa sepengetahuan perusahaan pengembang. Selang beberapa bulan kondisi bangunan

sudah mengalami kerusakan serius. Dalam kasus ini pihak perusahaan kontraktor dapat

dikatakan telah melanggar prinsip kejujuran karena tidak memenuhi spesifikasi bangunan

yang telah disepakati bersama dengan perusahaan pengembang.

7. Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip empati

Seorang nasabah X dari perusahaan pembiayaan terlambat membayar angsuran mobil

sesuai tanggal jatuh tempo karena anaknya sakit parah. X sudah memberitahukan kepada

pihak perusahaan tentang keterlambatannya membayar angsuran, namun tidak mendapatkan

respon dari perusahaan. Beberapa minggu setelah jatuh tempo pihak perusahaan langsung

mendatangi X untuk menagih angsuran dan mengancam akan mengambil mobil yang masih

diangsur itu. Pihak perusahaan menagih dengan cara yang tidak sopan dan melakukan

tekanan psikologis kepada nasabah. Dalam kasus ini kita dapat mengkategorikan pihak

perusahaan telah melakukan pelanggaran prinsip empati pada nasabah karena sebenarnya

Page 17

Page 18: etika umum bisnis dan profesi.docx

Tugas Etika II – Etika Umum, Etika Bisnis Dan Etika Profesi

pihak perusahaan dapat memberikan peringatan kepada nasabah itu dengan cara yang bijak

dan tepat.

Faktor-Faktor Pebisnis Melakukan Pelanggaran Etika Bisnis

Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan pebisnis dilatarbelakangi oleh berbagai hal. Salah

satu hal tersebut adalah untuk mencapai keuntungan yang sebanyak-banyaknya, tanpa

memikirkan dampak buruk yang terjadi selanjutnya. Faktor lain yang membuat pebisnis

melakukan pelanggaran antara lain :

1. Banyaknya kompetitor baru dengan produk mereka yang lebih menarik

2. Ingin menambah pangsa pasar

3. Ingin menguasai pasar.

Dari ketiga faktor tersebut, faktor pertama adalah faktor yang memiliki pengaruh paling kuat.

Untuk mempertahankan produk perusahaan tetap menjadi yang utama, dibuatlah iklan dengan

sindiran-sindiran pada produk lain. Iklan dibuat hanya untuk mengunggulkann produk sendiri,

tanpa ada keunggulan dari produk tersebut. Iklan hanya bertujuan untuk menjelek-jelekkan

produk iklan lain.

Selain ketiga faktor tersebut, masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi. Gwynn

Nettler dalam bukunya Lying, Cheating and Stealing memberikan kesimpulan tentang sebab-

sebab seseorang berbuat curang, yaitu :

1. Orang yang sering mengalami kegagalan cenderung sering melakukan kecurangan.

2. Orang yang tidak disukai atau tidak menyukai dirinya sendiri cenderung menjadi

pendusta.

3.  Orang yang hanya menuruti kata hatinya, bingung dan tidak dapat menangguhkan

keinginan memuaskan hatinya, cenderung berbuat curang.

4. Orang yang memiliki hati nurani (mempunyai rasa takut, prihatin dan rasa tersiksa) akan

lebih mempunyai rasa melawan terhadap godaan untuk berbuat curang.

5. Orang yang cerdas (intelligent) cenderung menjadi lebih jujur dari pada orang yang

dungu (ignorant).

Page 18

Page 19: etika umum bisnis dan profesi.docx

Tugas Etika II – Etika Umum, Etika Bisnis Dan Etika Profesi

6. Orang yang berkedudukan menengah atau tinggi cenderung menjadi lebih jujur.

7. Kesempatan yang mudah untuk berbuat curang atau mencuri, akan mendorong orang

melakukannya.

8. Masing-masing individu mempunyai kebutuhan yang berbeda dan karena itu menempati

tingkat yang berbeda, sehingga mudah tergerak untuk berbohong, berlaku curang atau

menjadi pencuri.

9. Kehendak berbohong, main curang dan mencuri akan meningkat apabila orang mendapat

tekanan yang besar untuk mencapai tujuan yang dirasakannya sangat penting.

10. Perjuangan untuk menyelamatkan nyawa mendorong untuk berlaku tidak jujur

Moral Dalam Dunia Bisnis

Berbicara tentang moral sangat erat kaitannya dengan pembicaraan agama dan budaya,

artinya kaidah-kaidah dari moral pelaku bisnis sangat dipengaruhi oleh ajaran serta budaya yang

dimiliki oleh pelaku-pelaku bisnis sendiri. Setiap agama mengajarkan pada umatnya untuk

memiliki moral yang terpuji, apakah itu dalam kegiatan mendapatkan keuntungan dalam

ber-"bisnis". Jadi, moral sudah jelas merupakan suatu yang terpuji dan pasti memberikan dampak

positif bagi kedua belah pihak. Misalnya dalam melakukan transaksi, jika dilakukan dengan jujur

dan konsekwen, jelas kedua belah pihak akan merasa puas dan memperoleh kepercayaan satu

sama lain, yang pada akhirnya akan terjalin kerja sama yang erat saling menguntungkan.

Moral dan bisnis perlu terus ada agar terdapat dunia bisnis yang benar-benar menjamin

tingkat kepuasan, baik pada konsumen maupun produsen. Kenapa hal perlu ini dibicarakan? Isu

yang mencuat adalah semakin pesatnya perkembangan informasi tanpa diimbangi dengan dunia

bisnis yang ber "moral", dunia ini akan menjadi suatu rimba modern yang di kuat menindas yang

lemah sehingga apa yang diamanatkan UUD 1945, Pasal 33 dan GBHN untuk menciptakan

keadilan dan pemerataan tidak akan pernah terwujud.

Moral lahir dari orang yang memiliki dan mengetahui ajaran agama dan budaya. Agama telah

mengatur seseorang dalam melakukan hubungan dengan orang sehingga dapat dinyatakan bahwa

orang yang mendasarkan bisnisnya pada agama akan memiliki moral yang terpuji dalam

melakukan bisnis. Berdasarkan ini sebenarnya moral dalam berbisnis tidak akan bisa ditentukan

dalam bentuk suatu peraturan (rule) yang ditetapkan oleh pihak-pihak tertentu. Moral harus

Page 19

Page 20: etika umum bisnis dan profesi.docx

Tugas Etika II – Etika Umum, Etika Bisnis Dan Etika Profesi

tumbuh dari diri seseorang dengan pengetahuan ajaran agama yang dianut budaya dan dimiliki

harus mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Menciptakan Etika Bisnis

Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain ialah :

a) Pengendalian diri, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan

diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam

bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan

dengan jalan main curang dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan dengan

jalan main curang dan menakan pihak lain dan menggunakan keuntungan tersebut

walaupun keuntungan itu merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga

harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang "etis".

b) Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility), Pelaku bisnis disini

dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk "uang"

dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai

contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga

yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian

bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan

yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu

mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat

sekitarnya.

c) Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya

perkembangan informasi dan teknologi, bukan berarti etika bisnis anti perkembangan

informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk

meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang

dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan teknologi.

d) Menciptakan persaingan yang sehat, persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk

meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang

lemah, dan sebaliknya, harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan

golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar

mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam

Page 20

Page 21: etika umum bisnis dan profesi.docx

Tugas Etika II – Etika Umum, Etika Bisnis Dan Etika Profesi

menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis

tersebut.

e) Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan", dunia bisnis seharusnya tidak

memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana

dengan keadaan dimasa mendatang. Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak

meng-"ekspoitasi" lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa

mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saat sekarang

merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.

f) Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi), jika

pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi

lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan

curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan

negara.

g) Mampu menyatakan yang benar itu benar, kalau pelaku bisnis itu memang tidak

wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi,

jangan menggunakan "katabelece" dari "koneksi" serta melakukan "kongkalikong"

dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi" serta

memberikan "komisi" kepada pihak yang terkait.

h) Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan

pengusaha kebawah, untuk menciptakan kondisi bisnis yang "kondusif" harus ada

saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah

agar pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang

sudah besar dan mapan. Yang selama ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak

golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya memberikan kesempatan kepada pihak

menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis.

i) Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama,

semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila

setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa?

Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada "oknum", baik pengusaha

sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan "kecurangan" demi

kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu akan "gugur" satu semi satu.

Page 21

Page 22: etika umum bisnis dan profesi.docx

Tugas Etika II – Etika Umum, Etika Bisnis Dan Etika Profesi

j) Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah

disepakati, jika etika ini telah memiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu

ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.

k) Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif

yang berupa peraturan perundang-undangan, hal ini untuk menjamin kepastian

hukum dari etika bisnis tersebut, seperti "proteksi" terhadap pengusaha lemah.

Kebutuhan tenaga dunia bisnis yang bermoral dan beretika saat sekarang ini sudah dirasakan

dan sangat diharapkan semua pihak apalagi dengan semakin pesatnya perkembangan globalisasi

dimuka bumi ini.

Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis serta kesadaran semua pihak untuk

melaksanakannya, kita yakin jurang itu akan dapat diatasi, serta optimis salah satu kendala dalam

menghadapi tahun 2000 dapat diatasi.

D. ETIKA PROFESI

Pengertian Profesi

Profesi berasal dari bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar

dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi kegiatan “apa saja”

dan “siapa saja” untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu.

Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian

tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik.

Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang

memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari

manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi,

hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang

luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya serta adanya

disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang

profesi tersebut.

Page 22

Page 23: etika umum bisnis dan profesi.docx

Tugas Etika II – Etika Umum, Etika Bisnis Dan Etika Profesi

Pengertian Etika Profesi

Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam menjalankan

kehidupan sebagai pengemban profesi.

Etika profesi adalah cabang filsafat yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip moral dasar

atau norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan manusia.

Etika Profesi adalah konsep etika yang ditetapkan atau disepakati pada tatanan profesi atau

lingkup kerja tertentu, contoh : pers dan jurnalistik, engineering (rekayasa), science,

medis/dokter, dan sebagainya.

Etika profesi Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang sehingga

sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen (klien

atau objek).

Etika profesi adalah sebagai sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan profesional

dari klien dengan keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka kewajiban

masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para anggota masyarakat yang membutuhkannya

dengan disertai refleksi yang seksama, (Anang Usman, SH., MSi.)

Prinsip Dasar di Dalam Etika Profesi :

1. Tanggung jawab, yaitu tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap

hasilnya serta terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau

masyarakat pada umumnya.

2. Keadilan, Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang

menjadi haknya.

3. Prinsip Kompetensi, melaksanakan pekerjaan sesuai jasa profesionalnya, kompetensi

dan ketekunan.

4. Prinsip Prilaku Profesional, berprilaku konsisten dengan reputasi profesi.

5. Prinsip Kerahasiaan, menghormati kerahasiaan informasi.

Page 23

Page 24: etika umum bisnis dan profesi.docx

Tugas Etika II – Etika Umum, Etika Bisnis Dan Etika Profesi

Etika profesi tentang kesehatan mencakup profesi kedokteran, psikologi, kebidanan,

apoteker, dan Rumah sakit. Yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu etika profesi apoteker di

Indonesia dan implementasi-jabaran kode etiknya. Keputusan Kongres Nasional XVIII/2009

ikatan Sarjana Farmasi Indonesia nomor : 006/KONGRES XVIII/ISFI/2009 tentang Kode Etik

Apoteker Indonesia Kongres Nasional XVIII :

Kode Etik Apoteker Indonesia Dalam Pelaksanaan Pekerjaan Kefarmasian

Bahwasannya seorang apoteker di dalam menjalankan tugas kewajibannya serta

mengamalkan keahliannya harus senantiasa mengharapkan bimbingan dan keridhaan Tuhan

Yang Maha Esa. Apoteker di dalam pengabdiannya serta dalam mengamalkan keahliannya selalu

berpegang teguh kepada sumpah/janji Apoteker. Menyadari akan hal tersebut Apoteker di dalam

pengabdian profesinya berpedoman pada satu ikatan moral, yaitu:

Setiap apoteker dalam melakukan pengabdian dan pengamalan ilmunya harus didasari

oleh sebuah niat luhur untuk kepentingan makhluk lain sesuai dengan tuntunnan Tuhan

Yang Maha Esa.

Sumpah dan janji apoteker adalah komitmen seorang apoteker yang harus dijadikan

landasan moral dalam pengabdian profesinya.

Kode etik sebagai kumpulan nilai-nilai atau prinsip harus diikuti oleh apoteker sebagai

pedoman dan petunjuk serta standar perilaku dalam bertindak dan mengambil keputusan.

KEWAJIBAN UMUM

1) Seorang apoteker yaitu harus menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan

Sumpah/janji Apoteker.

Sumpah/janji apoteker yang diucapkan seorang apoteker untuk dapat diamalkan dalam

pengabdiannya, harus dihayati dengan baik dan dijadikan landasan moral dalam setiap tindakan

dan perilaku. Dalam sumpah apoteker ada beberapa poin yang harus diperhatikan, yaitu :

a. Melaksanakan asuhan kefarmasian

Page 24

Page 25: etika umum bisnis dan profesi.docx

Tugas Etika II – Etika Umum, Etika Bisnis Dan Etika Profesi

b. Merahasiakan kondisi pasien, resep, dan medication record untuk pasien.

c. Melakukan praktik profesi sesuai dengan landasan kode etik profesi, yaitu ilmu, hokum

dan etik.

2) Seorang apoteker harus berusaha dengan sungguh-sungguh menghayati dan

mengamalkan kode Etik Apoteker Indonesia.

Kesungguhan dalam menghayati dan mengamalkan kode etik apoteker Indonesia dinilai

dari : ada tidaknya laporan masyarakat, ada tidaknya laporan dari sejawat apoteker atau sejawat

tenaga kesehatan lain, serta tidak asa laporan dari dinas kesehatan. Pengaturan pemberian sanksi

ditetapkan dalam peraturan organisasi (PO).

3) Seorang Apoteker harus senantiasa menjalan profesinya sesuai kompetensi Apoteker

Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan

dalam melaksanakan kewajibannya.

Setiap apoteker Indonesia harus mengerti, menghayati dan mengamalkan kompetensi

sesuai standar kompeetensi apoteker Indonesia. Kompetensi yang dimaksus adalah ;

keterampilan, sikap, dan perilaku yang berdasarkan pada ilmu, hukum, dan etik.

Ukuran komptensi apoteker dinilai lewat uji kompetensi

Kepentingan kemanusiaan harus menjadi pertimbanagn utama dalam setiap tindakan dan

keputusan seorang apoteker Indonesia.

Bilamana suatu saat seorang apoteker dihadapkan kepada konflik tanggung jawab

professional, maka dari berbagai opsi yang ada, seorang appoteker harus memilih resiko

yang paling kecil dan paling tepat untuk kepentingan pasien serta masyarakat.

4) Seorang Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang kesehatan pada

umumnya dan di bidang farmasi pada kususnya.

Seorang apoteker harus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan profesionalnya

secara terus-menerus.

Page 25

Page 26: etika umum bisnis dan profesi.docx

Tugas Etika II – Etika Umum, Etika Bisnis Dan Etika Profesi

Aktivitas seorang apoteker dalam mengikuti perkembangan di bidang kesehatan, diukur

dari nilai SKP yang diperoleh dari hasil uji kompetensi.

Jumllah SKP minimal yang harus diperoleh apotker ditetapkan dalam peraturan

organisasi.

5) Di dalam menjalankan tugasnya seorang apoteker harus menjauhkan diri daei usaha

mencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat tradisi luhur jabatan

kefamasian.

Seorang apoteker dalam tindakan profesionalnya harus menghindari diri dari perbuatan

yang akan merusak seseorang ataupun merugikan orang lain.

Seorang apoteker dalam menjalankan tugasnya dapat memperoleh imbalan dari pasien

dan masyarakat atas jasa yang diberikannya dengan tetap memegang teguh kepada

prinsip mendahulukan kepentingan pasien.

Besarnya jasa pelayanan ditetapkan dalam peratturan organisasi.

6) Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi orang lain.

Seorang apoteker harus menjaga kepercayaan masyarakat atas profesi yang disandangkan

dengan jujur dan penuh integritas.

Seorang apoteker tidak akan menyalahgunakan kemampuan profesionalnya kepada orang

lain.

Seorang apoteker harus menjaga perilakunya di hadapan publik.

7) Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya.

Seorang apoteker memberikan informasi kepada pasien/masyarakat harus dengan cara

yang mudah dimengerti dan yakin bahwa informasi tersebut harus sesuai, relevan, dan

uup to date.

Sebelum memberikan informasi apoteker harusmenggali informasi yang dibutuhkan dari

pasien ataupun orang yang datang menemui apoteker mengenai pasien serta penyakitnya

Page 26

Page 27: etika umum bisnis dan profesi.docx

Tugas Etika II – Etika Umum, Etika Bisnis Dan Etika Profesi

Seorang apoteker harus mampu bergbagi informasi mengenai pelayanan kepada pasien

dengan tenaga profesi kesehatan yang terlibat.

Seorang apoteker harus senantiasa meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap obat,

dalam bentuk penyukuhan, memberikan informasi secara jelas, melakukan menitoring

penggunaan obat dan sebagainya.

Kegiatan penyukuhan ini mendapat nilai SKP.

8) Seorang apoteker harus aktif megikuti perkembangan peraturan perundang-undangan di

bidang kesehatan pada umumnya dan di bidang farmasi pada khusunya.

Tidak ada alasan bagi apoteker tidak tahu peraturan perundangan yang terkait dengan

kefarmasian. Untuk itu setiap apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan

peraturan, sehingga setiap apoteker dapat menjalankan profesinya dengan tetap berada

dalam koridor peraturan perundangan yang berlaku.

Apoteker harus membuat Standar Prosedor Operasional (SPO) sebagai pedoman kerja

bagi seluruh personil di industry dan sarana pelayanan kefarmasian sesuai kewenangan

atas dasar peraturan perundangan yang ada.

KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP PASIEN

Seorang apoteker dalam melakukan paktik kerfarmasian harus mengutamakan kepentingan

masyarakat, menghormati hak pasien, dan melinddungi makhluk hidup insani.

Kepedulian kepada pasien merupakan hal yang paling utama dari seorang apoteker

Setiap tindakan dan keputusan professional dari apoteker harus berpihak kepada

kepentingan pasien dan masyarakat.

Seorang apoteker harus mampu mendorong pasien untuk terlibat dalam keputusan

pengobatan mereka.

Seorang apoteker harus mengambil langkah-langkah untuk menjaga kesehatan pasien

khusunya janin, bayi, anak-anak serta orang yang dalam kondisi lemah.

Seorang apoteker harus yakin bahwa obat yang diserahkan ke pasien adalah obat yang

terjamin mutu, keamanan dan khasiat dan cara pakai obat yang tepat.

Page 27

Page 28: etika umum bisnis dan profesi.docx

Tugas Etika II – Etika Umum, Etika Bisnis Dan Etika Profesi

Seorang apoteker harus menjaga kerahasiaan pasien, rahasia kefarmasian, dan rahasia

kedokteran dengan baik.

Seorang apoteker harus menghormati keputusan profesi yang telah ditetapkan oleh dokter

dalam bentuk penulisan resep dan sebagainya.

Dalam hal seorang apoteker akan mengambil kebijakan yang berbeda dengan permintaan

seorang dokter, maka apoteker harus melakukan komunikasi dengan dokter tersebut,

kecuali peraturan perundangan membolehkan apoteker mengambil keputusan demi

kepentingan pasien.

KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP TEMAN SEJAWAT

1) Seorang apoteker harus memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri

diperlakukan.

Setiap apoteker harus menghargai teman sejawatnya, termasuk tekan kerjanya.

Bilamana seorang apoteker dihadapkan kepada suatu situasi yang problematic, baik

secara moral atau peraturan perundnagan yang berlaku, tentang hubungannya dengan

sejawatnya, maka komunikasi antar sejawat harus dilakukan dengan baik dan santun.

Apoteker harus berkoordinasi dengan IAI ataupun mejelis Pembina Etik Apoteker dalam

menyelesaikan permasalahan dengan teman sejawat.

2) Sesama apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati untuk

mematuhi ketentuan-ketentuan kode Etik.

Bilamana seorang apoteker mengetahui sejawatnya melanggar kode etik, dengan cara yang

santun dia harus melakukan komunikasi dengan sejawatnya tersebut untuk mengingatkan

kekeliruan tersebut. Bilamana ternyata yang bersangkutan sulit menerima maka dia dapat

menyampaikan kepada pengurus cabang dan atau MPEAD secara berjenjang.

3) Seorang apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan kerja

sama yang baik sesame apoteker di dalam memelihara keluhuran martabat jabatan

kefarmasian, serta mempertebal rasa saling mempercayai di dalam menunaikan tugasnya.

Page 28

Page 29: etika umum bisnis dan profesi.docx

Tugas Etika II – Etika Umum, Etika Bisnis Dan Etika Profesi

Seorang apoteker harus menjalin dan memelihara kerja sama dengan sejawat apoteker

lainnya.

Seorang apoteker harus membantu teman sejawatnya dalam menjalankan pengabdian

profesinya.

Seorang apoteker harus saling mempercayai teman sejawatnya dalam menjalin,

memelihara kerjasama.

KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP SEJAWAT PETUGAS KESEHATAN LAIN

1) Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk membangun dan

meningkatkan hubungan profesi, saling mempercayai, meghargai dan menghormati

sejawat petugas kesehatan lain.

Apoteker harus mampu menjalin hubungan yang harmoni dengan tenaga profesi kesehatan

lainnya secara seimbang dan bermartabat.

2) Seorang apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan yang dapat

mengakibaatkan berkurangnya atau hilangnya kepercayaan masyarkat kepada sejawat

petugas kesehatan lain.

Bilamana seorang apoteker menemui hal-hal yang kurang tepat dari pelayanan profesi

kesehatan lainnya, maka apoteker tersebut harus mampu mengkomunikasikannya dengan baik

kepada profesi tersebut, tanpa yang bersangkutan harus merasa dipermalukan.

Seorang apoteker bersungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan kode etik apoteker

Indonesia dalam menjalankan tugas kefarmasiannya sehari-hari.

Jika seorang apoteker baik dengan sengaja maupun tidak sengaja melanggar atau tidak

mematuhi kode etik Apoteker Indonesia, maka dia wajib mengakui dan menerima sanksi dari

pemerintah, ikatan/organisasi profesi farmasi yang menanganinya (IAI) dan

mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Page 29

Page 30: etika umum bisnis dan profesi.docx

Tugas Etika II – Etika Umum, Etika Bisnis Dan Etika Profesi

Apabila yang bersangkutan melakukan kode etik apoteker, yang bersangkutan dikenakan

sanksi organisasi. Sanksi dapat berupa pembinaan, peringatan, pencabutan keanggotaan

sementara, dan pencabutan keanggotaan tetap. Kriteria pelanggaran kode etik diatur dalam

peraturan organisasi, dan ditetapkan setelah melalui kajian yang mendalam dari MPEAD.

Selanjutnya MPEAD yang meyampaikan hasil telaah kepada pengurus cabang, pengurus daerah,

dan MPEA.

BAB IV

Page 30

Page 31: etika umum bisnis dan profesi.docx

Tugas Etika II – Etika Umum, Etika Bisnis Dan Etika Profesi

PENUTUP

KESIMPULAN

Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu ethos. Ethos mempunyai banyak arti yaitu :

tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak, watak, perasaan,

sikap, cara berpikir. Menurut Brooks (2007), etika adalah cabang dari filsafat yang menyelidiki

penilaian normatif tentang apakah perilaku ini benar atau apa yang seharusnya dilakukan.

Etika Bisnis yaitu pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis

yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal dan secara

ekonomi/sosial, dan penerapan norma dan moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan

bisnis (Muslich,1998:4) atau batasan-batasan sosial, ekonomi, dan hukum yang bersumber dari

nilai-nilai moral masyarakat yang harus dipertanggungjawabkan oleh perusahaan dalam setiap

aktivitasnya (Amirullah & Imam Hardjanto, 2005).

Etika profesi adalah sebagai sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan profesional

dari klien dengan keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka kewajiban

masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para anggota masyarakat yang membutuhkannya

dengan disertai refleksi yang seksama (Anang Usman, SH., MSi.)

Pelanggaran etika bisnis dapat melemahkan daya saing hasil industri dipasar internasional.

Lebih parah lagi bila pengusaha Indonesia menganggap remeh etika bisnis yang berlaku secara

umum dan tidak pengikat itu. Kecenderungan makin banyaknya pelanggaran etika bisnis

membuat keprihatinan banyak pihak. Pengabaian etika bisnis dirasakan akan membawa kerugian

tidak saja buat masyarakat, tetapi juga bagi tatanan ekonomi nasional. Disadari atau tidak, para

pengusaha yang tidak memperhatikan etika bisnis akan menghancurkan nama mereka sendiri dan

negara.

Begitu pula terjadi pada etika profesi, setiap pelanggaran tentunya akan dikenakan sanksi

sesuai dengan peraturan yang berlaku yang ditetapkan oleh organisasi dan pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA

Page 31

Page 32: etika umum bisnis dan profesi.docx

Tugas Etika II – Etika Umum, Etika Bisnis Dan Etika Profesi

Brooks, Leonard J. 2007. Etika Bisnis & Profesi, Edisi 5. Penerbit Salemba Empat.

Sungguh As’ad, 2014. Kode Etik Profesi Tentang Kesehatan Kedokteran, Prikologi,

Kebidanan, Keperawatan, apoteker, dan Rumah Sakit. Penerbit Sinar Grafika.

N.Nuryesrnan M, Moral dan Etika Dalam Dunia Bisnis, Bank dan Manajemen, Mei/Juni

1996.

Purba Victor, Hukum Bisnis Dalam Kegiatan Bisnis Para Manajer, Manajemen, 1993.

Dunia Bisnis, Warta Ekonomi, No. 29, Desember 1994.

Page 32