Etika profesi akuntansi.docx

22
ETIKA PROFESI AKUNTANSI I. KODE ETIK IFAC Misi IFAC adalah melakukan harmonisasi standar di antara negara- negara anggota IFAC. Indonesia sendiri melalui organisasi profesi IAI telah mencanangkan tekadnya untuk mengadopsi standar teknis dan kode etik yang ditetapkan IFAC selambat-lambatnya tahun 2012. Untuk lebih memahami kode etik yang ditetapkan oleh IFAC ini, maka Brooks (2007) memberikan pendekatan cara memahami filosofi Kode Etik IFAC sebagai berikut: 1. Memahami Struktur Kode Etik 2. Memahami Kerangka Dasar Kode Etik untuk melakukan penilaian yang bijak 3. Proses Menjamin Independensi Pikiran (independece in mind) dan Independensi Penampilan (indepencence in appearance) 4. Pengamanan untuk mengurangi Risiko Situasi Konflik Kepentingan. Kerangka dasar Kode etik IFAC dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Ciri yang membedakan profesi akunta (atasan), yaitu kesadaran bahwa kewajiban akuntan yaitu untuk melayani kepentingan publik. 2. Harus dipahami bahwa tanggung jawab akuntan tidak secara ekslusif hanya melayani klien (dari sudut pandang akuntan publik), atu hanya melayani atasan (dari sudut pandang akuntan bisnis), melainkan melayani kepentingan publik dalam arti luas. Pengertian “publik” bagi akuntan terdiri dari atas klien, manajemen (atasan), kreditur, investor, pemerintah, karyawan, masyarakat bisnis, dan keuangan, media masa, para pemerhati bisnis dan ekonomi, para aktivis, dan sebagainya. 3. Tujuan (objective) dari profesi akuntan adalah memenuhi harapan profesionalisme, kinerja, dan kepentingan publik. 4. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan empat kebutuhan dasar, yaitu kredibilitas, profesionalisme, kualitas jasa tertinggi, dan kerahasiaan. 5. Keseluruhan hal tersebut hanya dapat dicapai bila profesi akuntan dilandasi oleh prinsip-prinsip parilaku fundamental, yang

description

IAI,KASP

Transcript of Etika profesi akuntansi.docx

Page 1: Etika profesi akuntansi.docx

ETIKA PROFESI AKUNTANSI

I. KODE ETIK IFACMisi IFAC adalah melakukan harmonisasi standar di antara negara-negara anggota IFAC. Indonesia sendiri melalui organisasi profesi IAI telah mencanangkan tekadnya untuk mengadopsi standar teknis dan kode etik yang ditetapkan IFAC selambat-lambatnya tahun 2012. Untuk lebih memahami kode etik yang ditetapkan oleh IFAC ini, maka Brooks (2007) memberikan pendekatan cara memahami filosofi Kode Etik IFAC sebagai berikut:

1.      Memahami Struktur Kode Etik2.      Memahami Kerangka Dasar Kode Etik untuk melakukan penilaian yang bijak3.      Proses Menjamin Independensi Pikiran (independece in mind) dan Independensi Penampilan

(indepencence in appearance)4.      Pengamanan untuk mengurangi Risiko Situasi Konflik Kepentingan.

Kerangka dasar Kode etik IFAC dapat dijelaskan sebagai berikut:1.      Ciri yang membedakan profesi akunta (atasan),  yaitu kesadaran bahwa kewajiban akuntan

yaitu untuk melayani kepentingan publik.2.      Harus dipahami bahwa tanggung jawab akuntan tidak secara ekslusif hanya melayani klien

(dari sudut pandang akuntan publik), atu hanya melayani atasan (dari sudut pandang akuntan bisnis), melainkan melayani kepentingan publik dalam arti luas. Pengertian “publik” bagi akuntan terdiri dari atas klien, manajemen  (atasan), kreditur, investor, pemerintah, karyawan, masyarakat bisnis, dan keuangan, media masa, para pemerhati bisnis dan ekonomi, para aktivis, dan sebagainya.

3.      Tujuan (objective) dari profesi akuntan adalah memenuhi harapan profesionalisme, kinerja, dan kepentingan publik.

4.      Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan empat kebutuhan dasar, yaitu kredibilitas, profesionalisme, kualitas jasa tertinggi, dan kerahasiaan.

5.      Keseluruhan hal tersebut hanya dapat dicapai bila profesi akuntan dilandasi oleh prinsip-prinsip parilaku fundamental, yang terdiri atas: integritas, objektivitas, kompetensi profesional dan kehati-hatian, kerahasiaan, perilaku profesional, dan standar teknis.

6.      Namun, prinsip-prinsip fundamental pada butir (5) hanya dapat diterapkan jika akuntan mempunyai sikap independen, baik independen dalam pikiran (independence in mind) maupun independen dalam penampilan (independence in appearance).

Prinsip-prinsip Fundamental Etika IFAC :  Integritas.

Seorang akuntan profesiona harus bertindak tegas dan jujur dalamsemua hubungan bisnis dan profesionalnya.

  Objektivitas. Seorag akuntan profesional seharusnya tidak boleh membiarkanterjadinya bias, konflik kepentingan, atau dibawah penguruh orang lain sehinggamengesampingkan pertimbangan bisnis dan profesional.

   Kompetensi profesional dan kehati-hatian.

Page 2: Etika profesi akuntansi.docx

 Seorang akuntan profesional mempunyai kewajiban untuk memelihara pengetahuan dan keterampilan profesional secara berkelanjutan pada tingkat yang dipelukan untuk menjamin seorang klien atau atasan menerima jasa profesional yang kompeten yang didasarkan atas perkembangan praktik, legislasi, dan teknik

  Kerahasiaan. Seorang akuntan profesional harus menghormati kerhasiaaninformasi yang diperolehnya sebagai hasil dari hubungan profesional dan bisnisserta tidak boleh mengungapkan informasi apa pun kepada pihak ketiga tanpa izinyng enar dan spesifik, kecuali terdapat kewajiban hukum atau terdapat hak profesional untuk mengungkapkannya.

  Perilaku Profesional. Seorang akuntan profesional harus patuh pada hukum dan perundang-undangan yang relevan dan harus menghindari tindakan yang dapatmendiskreditkan profesi.

IndependensiAda dua jenis independensi yamg dikenal, yaitu independensi dalam fakta (independence in fact) dan independensi dalam penampilan (independence in appearance). Untuk independensi dalam fakta, IFAC menggunakan istilah lain, yaitu independensi dalam pikiran (independece in mind).Independensi dalam pikiran adalah suatu keadaan pikiran yang memungkinkan pengungkapan suatu kesimpulan tanpa terkena pengaruh yang dapat mengompromosikan penilaian profesional, memungkinkan seorang individu bertindak berdasarkan integritas, serta menerapkan objektivitas dan skeptisme profesional.  Independensi dalam penampilan adalah penghidaran fakta dan kondisi yang sedemikian segnifikan sehingga pihak ketiga yang paham dan berfikir rasional-dengan memiliki pengetahuan akan semua informasi yang relevan, termasuk pencegahan yang diterapkan-akan tetap dapat menarik kesimpulan bahwa skeptisme profesional, objektivitas, dan integritas anggota firma, atu tim penjaminan (assurance team) telah dikompromikan. Prinsip-prinsip fundamental etika tidak dapat dinegosiasikan atau dikompromikan bila seorang akuntan ingin menjaga citra frofesinya yang luhur.

Ancaman Terhadap IndependensiAncaman dalan independensi dapat berbentuk:

a)      Kepentingan diri (self-interest)b)      Review diri (self-review)c)      Advokasi (advocacy)d)      Kekerabatan (familiarity)e)      Intimidasi (intimidation)

Ancaman Independensi Akuntan Publika)      Kepentingan diri (self-interest)

Kepentingan  Diri adalah wujud sifat yang lebih mengutamakan kepentingan pribadi atau keluarga dibandingkan dengan kepentingan publik yang lebih luas. Contoh langsung Ancaman Kepentingan Diri untuk akuntan publik, antara lain:

         Kepentingan keuangan dalam perusaahan klien, atau kepentingan keuangan bersama pada suatu perusaah klien.

         Kekhawatiran berlebiahan bila kehilangan suatu klien.Contoh langsung Ancaman Kepentingan Diri untuk akuntan bisnis, antara lain:

         Perjanjian kompensasi insentif.         Penggunaan harta perusahaan yang tidak tepat.

Page 3: Etika profesi akuntansi.docx

         Tekanan komersial dari pihak di luar perusahaan.

b)      Review diri (self-review)Contoh Ancaman Review Diri untuk akuntan publik antara lain:

         Temuan kesalahan material saat dilakukan evaluasi ulang.         Pelaporan operasi sistem keuangan setelah terlibat dalam perancangan dan implementasi

sistem tersebut.

Salah contoh Ancaman Review Diri untuk akuntan bisnis, yaitu keputusan bisnis atau data yang sedang ditinjau oleh akuntan frofesional yang sama yang membuat keputusan bisnis atau penyiapan data tersebut.

c)      Advokasi (advocacy)Ancaman Advokasi dapat timbul bila akuntan profesional endukung suatu posisi atau pendapat sampai titik dimana objektivitas dapat dikompromikan.Contoh langsung ancaman untuk akuntan publik antara lain :

         Mempromosikan saham perusahaan publik dari klien, dimana perusahaan tersebut merupakan klien audit.

         Bertindak sebagai pengacara (penasihat hukum) untuk klien penjaminan dalam suatu litigasi atau perkara perselisihan dengan pihak ketiga.

d)      Kekerabatan (familiarity)Ancaman kekerabatan timbul dari kedekatan hubungan sehingga akuntan profesional menjadi terlalu bersimpati terhadap kepentingan orang lain yang mempunyai hubungan dekat dengan akuntan tersebut. Contoh langsung Ancaman Kekerabatan untuk akuntan publik, antara lain:

         Anggota tim mempunyai hubungan keluarga dekat dengan seorang direktur atau pejabat perusahaan klien.

         Anggota tim mempunyai hubungan keluarga dekat dengan seorang karyawan klien yang memiliki jabatan yang berpengaruh langsung dan segnifikan terhadap pokok dari penugasan.Contoh langsung Ancaman Kekerabatan untuk akuntan bisnis, antara lain:

         Hubungan yang lama dengan rekan bisnis yang mempunyai pengaruh pada keputusan bisnis.         Penerimaan hadiah atau perlakuan khusus, kecuali nilainya tidak segnifikan.

e)      Intimidasi (intimidation)Ancaman Intimidasi dapat timbul jika akuntan profesional dihalang untuk bertindak objektif, baik secara nyata maupun dipersepsikan. Contoh Ancaman Intimidasi untuk Akuntan Publik, antara lain:

         Diancam dipecat atau diganti dalam hubungannya dengan penugasan klien.         Diancam dengan tuntutan hukum.         Ditekan secara tidak wajar untuk mengurangi ruang lingkup pekerjaan dengan maksud untuk

mengurangi fee.

Contoh Ancaman Intimidasi untuk Akuntan Bisnis, antara lain:         Ancaman pemecatan akuntan profesional dalam bisnis atau anggota keluarga dekat atas

ketidaksetujuan penerapan prinsip akuntansi atau cara penerapannya.

Page 4: Etika profesi akuntansi.docx

         Seseorang yang mempunyai kepribadian yang dominan berusaha memengaruhi proses pengambilan keputusan

PENGAMANAN TERHADAP ANCAMANAda dua kategori pokok pengamanan terhadap Ancaman Independensi, yaitu:

a.      Pengamanan melalui profesi, legislasi, atau regulasi.Berikut ini merupakan hal-hal yang termasuk hal tersebut antara lain:

         Persyaratan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.         Persyaratan pengembangan profesi berkelanjutan.         Prosedur pemantauan dan pendisiplinan profesi atau peraturan.         Review eksternal oleh pihak ketiga yang berwenang atas laporan, pemberitahuan,

komunikasi, dan informasi yang dihasilkan oleh akuntan profesional.

b.      Pengamanan lingkungan kerja Hal tersebut bisa sangat bervariasi dan luas, bergantung pada keadaan di tempat kerja. Beberapa contoh pengamanan akuntan publik antara lain:

                 I.            Pengamanan di kantor firma dalam arti luas:         Dukungan kepemimpinan (pemimpin yang taat pada perinsip dan mengedepankan

kepentingan umum).         Mempublikasikan berbagai kebijakan dan prosedur untuk mendorong komunikasi antar staf

dengan staf senior tentang isu-isu yang berkaitan dengan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip etika .

              II.            Pengamanan perikatan khusus di lingkungan kerja:         Melibatkan tambahan seorang akuntan profesional untuk meninjau pekerjaan yang dilakukan

atau memberi nasihat yang diperlukan.         Konsultasi dengan pihak ketiga yang independen, seperti komite direktur independen, badan

pengatur, atau akuntan profesional lain.         Rotasi staf senior dari tim penugasan penjaminan

            III.            Pengamanan di dalam sistem dan prosedur lain:         Penunjukan firma diratifikasi oleh pihak selain manajemen.         Klien memiliki karyawan yang kompeten.         Klien memiliki tata kelola korperasi yang dapat memberikan pengawasan dan komunikasi

yang memadai terkait dengan jasa-jasa firma.Pengamanan ancaman di tempat kerja untuk akuntan bisnis, antara lain:

         Penerapan struktur pengawasan korporasi (corporate oversight or oversight structure).         Pedoman kode etik perilaku organisasi         Komunikasi tepat waktu tentang berbagai kebijakan dan prosedur termasuk perubahannya ke

seluruh karyawan disertai pelatihan dan pendidikan yang memadai tentang kebijakan prosedur yang ada.

KODE ETIK AKUNTAN PUBLIKPenerapan Prinsip-prinsip Etika Fundamental untuk Profesi Akuntan Publik dijabarkan secara rinci pada bagian B Kode Etik IFAC dengan kode 200. Daftar isi dan kode bagian B ini adalah:

200 Pendahuluan210 Penunjukan Profesional dan Penerimaan Klien

Page 5: Etika profesi akuntansi.docx

220 Konflik Kepentingan230 Pendapat Kedua240 Fee dan Jenis Imbalan Lainnya250 Pemasaran Jasa Profesional260 Hadiah dan Keramahtamahan270 Penyimpanan Aset Klien280 Objektivitas Semua Jasa290 Independensi Perikatan Penjami

KODE ETIK AKUNTAN BISNISPenerapan Prinsip-prinsip Etika Fundamental untuk Profesi Akuntan Bisnis (Akuntan Manajemen) dijabarkan secara rinci pada bagian C Kode Etik IFAC dengan kode 300. Daftar isi dan kode bagian C ini adalah:300 Pendahuluan                                                                  310 Potensi Konflik 320 Penyusunan dan Pelaporan Informasi330 Bertindak dengan Keahlian yang memadai

II. KODE ETIK IAIKode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian: (1) Prinsip Etika, (2) Aturan Etika, dan (3) Interpretasi Aturan Etika. Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota.Prinsip etika akuntan atau kode etik akuntan itu meliputi delapan butir pernyataan (IAI, 1998, dalam Ludigdo, 2007). Kedelapan butir pernyataan tersebut merupakan hal-hal yang seharusnya dimiliki oleh seorang akuntan,yaitu :

1. Tanggung jawab profesi : bahwa akuntan di dalam melaksanakantanggungjawabnya sebagai profesional harus senantiasa menggunakanpertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.

2. Kepentingan publik : akuntan sebagai anggota IAI berkewajiban untuksenantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormatikepentingan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.

3. Integritas: akuntan sebagai seorang profesional, dalam memelihara danmeningkatkan kepercayaan publik, harus memenuhi tanggung jawabprofesionalnya tersebut dengan menjaga integritasnya setinggi mungkin.

4. Obyektifitas: dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya, setiap akuntansebagai anggota IAI harus menjaga obyektifitasnya dan bebas dari benturankepentingan.

5. Kompetensi dan kehati-hatian profesional : akuntan dituntut harusmelaksanakan jasa profesionalnya dengan penuh kehati-hatian, kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesionalnya pada tingkat yang diperlukan untukmemastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasaprofesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi, danteknik yang paling mutakhir.

6.  Kerahasiaan: akuntan harus menghormati kerahasiaan informasi yangdiperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai ataumengungkapkan informasi tersebut

Page 6: Etika profesi akuntansi.docx

tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak ataukewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.

7. Perilaku profesional: akuntan sebagai seorang profesional dituntut untukberperilaku konsisten selaras dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhitindakan yang dapat mendiskreditkan profesinya.

8. Standar teknis: akuntan dalam menjalankan tugas profesionalnya harusmengacu dan mematuhi standar teknis dan standar profesional yang relevan.Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, akuntan mempunyaikewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektifitas.

III. KODE ETIK IAPISehubungan dengan perkembangan yang terjadi dalam tatanan global dan tuntutan transparansi dan akuntabilitas yang lebih besar atas penyajian Laporan Keuangan, IAPI merasa adanya suatu kebutuhan untuk melakukan percepatan atas proses pengembangan dan pemutakhiran standar profesi yang ada melalui penyerapan Standar Profesi International. Sebagai langkah awal IAPI telah menetapkan dan menerbitkan Kode Etik Profesi Akuntan Publik, yang berlaku efektif tanggal 1 Januari 2010. Untuk Standar Profesional Akuntan Publik, Dewan Standar Profesi sedang dalam proses “adoption” terhadap International Standar on Auditing yang direncanakan akan selesai di tahun 2010, berlaku efektif 2011.Kode Etik Profesi Akuntan Publik (sebelumnya disebut Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik) adalah aturan etika yang harus diterapkan oleh anggota Institut Akuntan Publik Indonesiaatau IAPI (sebelumnya Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik atau IAI-KAP) dan staf profesional (baik yang anggota IAPI maupun yang bukan anggota IAPI) yang bekerja pada satu Kantor Akuntan Publik (KAP).Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang baru saja diterbitkan oleh IAPI menyebutkan 5 prinsip-prinsip dasar etika profesi, yaitu:

1. Prinsip Integritas2. Prinsip Objektivitas3. Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian Profesional4. Prinsip Kerahasiaan5. Prinsip Perilaku Profesional

Selain itu, Kode Etik Profesi Akuntan Publik juga merinci aturan mengenai hal-hal berikut ini:

Seksi 200 Ancaman dan PencegahanSeksi 210 Penunjukan Praktisi, KAP, atau Jaringan KAPSeksi 220 Benturan KepentinganSeksi 230 Pendapat KeduaSeksi 240 Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk Remunerasi LainnyaSeksi 250 Pemasaran Jasa ProfesionalSeksi 260 Penerimaan Hadiah atau Bentuk Keramah-Tamahan LainnyaSeksi 270 Penyimpanaan Aset Milik KlienSeksi 280 Objektivitas – Semua Jasa ProfesionalSeksi 290 Independensi dalam Perikatan Assurance

Page 7: Etika profesi akuntansi.docx

Akan tetapi, terdapat beberapa perbedaan antara draf  Kode Etik dengan Kode Etik Akuntan Publik yang saat ini berlaku, 5 diantara perbedaan tersebut adalah:

1. Jumlah paragrafnya. Pada draf Kode Etik yang baru tediri dari 266 paragraf (Par), sedangkan Kode Etik yang saat ini berlaku hanya 44 Paragraf.

2. Isi draf Kode Etik yang baru memuat banyak hal yang bersifat principle base, sedangkan Kode Etik yang saat ini berlaku banyak bersifat rule base. Sifat principle base ini selalu menjadi ciri dari pernyataan (pronoucements) standar yang diterbitkan oleh IFAC. Sifat yang sama juga dijumpai pada teks IFRS, maupun ISA.

3. Draf Kode Etik mengharuskan Praktisi selalu menerapkan Kerangka Konseptual untuk mengidentifikasi ancaman (threat) terhadap kepatuhan pada prinsip dasar serta menerapkan pencegahan (safeguards). Pada Kode Etik yang saat ini berlaku tidak menguraikan masalah etika dengan sistimatika identifikasi ancaman dan pencegahan. Identifikasi ancaman dan penerapan pencegahan selalu disebutkan dalam bagian B Kode Etik, yaitu harus dilakukan ketika Praktisi terlibat dalam melakukan pekerjaan profesionalnya,

4. Aturan etika mengenai independensi disajikan dengan sangat rinci. Seksi 290 mengenai Independensi memuat 162 Paragraf, padahal Kode Etik yang saat ini berlaku hanya 1 paragraf, yaitu pada Aturan Etika seksi 100, dan

5. Dimasukkannya aturan mengenai Jaringan KAP dalam Kode Etik.Dengan melihat 5 perbedaan itu saja, tentu Praktisi Akuntan Publik sudah harus menyiapkan diri dengan Kode Etik yang baru. Paragraf yang lebih banyak memberi beban lebih banyak untuk dibaca dan dipahami, ditambah lagi dengan sifat isinya yang principle base menuntut Praktisi untuk lebih seksama menafsirkan setiap isi dari Kode Etik tersebut. Namun demikian, jumlah paragraf yang lebih banyak serta bersifat principle base ini tidak serta merta akan menyulitkan bagi Praktisi, karena dalam banyak hal bukan tidak mungkin justru memberikan kejelasan dibandingkan dengan Kode Etik yang saat ini berlaku yang lebih sederhana.

Aturan Etika IAPI

100 Independensi, integritas, dan objektivitas101 Independensi102 Integritas dan Objektivitas

200 Standar umum dan prinsip akuntansi201 Standar Umum202 Kepatuhan terhadap Standar 203 Prinsip-Prinsip Akuntansi

300 Tanggung jawab kepada klien301 Informasi Klien Yang Rahasia302 Fee profesional

400 Tanggung jawab kepada rekan seprofesi401 Taggung jawab kepada reken seprofesi402 Komunikasi antar rekan seprofesi403 perikatan atestasi 

500 Tanggung jawab dan praktik lainnya501 Perbuatan dan Perkataan yang Mendriskreditkan

Page 8: Etika profesi akuntansi.docx

502 Iklan, Promosi, dan Kegiatan Pemasaran Lainnya503 Komisi dan Fee Referal504 Bentuk Organisasi dan KAP

KODE ETIK BPK

Kode etik merupakan norma-norma yang harus dipatuhi dalam suatu kumpulan atau organisasi (organisasi profesi) untuk menjaga martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitas organisasi (organisasi profesi) tersebut.Berdasarkan BAB VI pasal 29 dan 30 Undang-Undang No.15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan, disebutkan bahwa BPK Wajib menyusun kode etik yang berisi norma-norma yang harus dipatuhi oleh setiap Anggota BPK dan Pemeriksa selama menjalankan tugasnya untuk menjaga martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitas BPK. Kode etik tersebut memuat mekanisme penegakan kode etik dan jenis sanksi yang diatur dalam Peraturan BPK RI No.2 Tahun 2011 tentang Kode Etik BPK RI yang mulai diberlakukan sejak tanggal 7 Oktober 2011.Bagian Kesatu: Anggota BPK, Pemeriksa, dan Pelaksana BPK Lainnya Selaku Individu dan Anggota MasyarakatPasal 6

1. Anggota BPK, Pemeriksa, dan Pelaksana BPK Lainnya wajib: a. mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban asasi setiap manusia;b. menghormati perbedaan dan menjaga kerukunan hidup bermasyarakat;c. bersikap jujur dan bertingkah laku sopan; dand. menjunjung tinggi nilai moral yang berlaku dalam masyarakat.

2. Anggota BPK, Pemeriksa, dan Pelaksana BPK Lainnya dilarang:

a. menunjukkan keberpihakan dan dukungan kepada kegiatan-kegiatan politik praktis;

b. memaksakan kehendak pribadi kepada orang lain dan/atau masyarakat;c. melakukan kegiatan baik secara sendiri-sendiri maupun dengan orang lain yang

secara langsung atau tidak langsung merugikan keuangan negara; dand. melakukan kegiatan yang dapat menguntungkan kelompoknya dengan

memanfaatkan status dan kedudukannya baik langsung maupun tidak langsung.

Bagian Kedua : Anggota BPK, Pemeriksa, dan Pelaksana BPK Lainnya Selaku Warga NegaraPasal 7

1. Anggota BPK, Pemeriksa, dan Pelaksana BPK Lainnya wajib: a. mempertahankan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun

1945 serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;b. mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; danc. menjaga nama baik, citra, dan kehormatan bangsa dan negara.

2. Anggota BPK, Pemeriksa, dan Pelaksana BPK Lainnya dilarang:

Page 9: Etika profesi akuntansi.docx

a. menjadi anggota organisasi yang dinyatakan dilarang secara sah di wilayah Republik Indonesia dan organisasi lain yang menimbulkan keresahan masyarakat; dan

b. menjadi perantara dalam pengadaan barang dan/atau jasa di lingkungan pemerintah.

Bagian Ketiga: Anggota BPK selaku Pejabat NegaraPasal 8

1. Anggota BPK selaku Pejabat Negara wajib: a. melaksanakan sumpah atau janji yang diucapkan ketika mulai memangku

jabatannya;b. menjaga rahasia negara atau rahasia jabatan;c. mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan pribadi, seseorang,

dan/atau golongan;d. menghindari terjadinya benturan kepentingan;e. menunjukkan sikap kemandirian dalam pengambilan keputusan;f. bertanggung jawab, konsisten, dan bijak; dang. menerapkan secara maksimal prinsip tata kelola pemerintahan yang baik dan

bersih.2. Anggota BPK selaku Pejabat Negara dilarang:

a.       memanfaatkan status, kedudukan, dan peranannya selaku pejabat negara untuk kepentingan pribadi, seseorang, dan/atau golongan;

b.      memanfaatkan hasil pemeriksaan untuk kepentingan pribadi, seseorang, dan/atau golongan;c.       memanfaatkan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi, seseorang, dan/atau golongan;d.      menjalankan pekerjaan dan profesi lain yang dapat mengganggu independensi, integritas, dan

profesionalismenya selaku Anggota BPK;e.       mengungkapkan temuan pemeriksaan yang masih dalam proses penyelesaian kepada pihak

lain di luar BPK;f.       mempublikasikan hasil pemeriksaan sebelum diserahkan kepada lembaga perwakilan;g.      memberikan asistensi dan jasa konsultasi terhadap kegiatan entitas yang menjadi obyek

pemeriksaan; danh.      memerintahkan dan/atau mempengaruhi dan/atau mengubah temuan pemeriksaan, opini,

kesimpulan, dan rekomendasi hasil pemeriksaan yang tidak sesuai dengan fakta dan/atau bukti-bukti yang diperoleh pada saat pemeriksaan, sehingga temuan pemeriksaan, opini, kesimpulan, dan rekomendasi hasil pemeriksaan menjadi tidak obyektif.Bagian Keempat: Pemeriksa dan Pelaksana BPK Lainnya selaku Aparatur NegaraPasal 9

1. Pemeriksa dan Pelaksana BPK Lainnya selaku Aparatur Negara wajib: a. bersikap jujur, tegas, bertanggung jawab, obyektif, dan konsisten dalam

mengemukakan pendapat berdasarkan fakta pemeriksaan;b. menjaga kerahasiaan hasil pemeriksaan kepada pihak yang tidak berkepentingan;c. mampu mengendalikan diri dan bertingkah laku sopan, serta saling mempercayai

untuk mewujudkan kerja sama yang baik dalam pelaksanaan tugas;

Page 10: Etika profesi akuntansi.docx

d. menunjukkan sikap kemandirian dalam melaksanakan tugas pemeriksaan, menghindari terjadinya benturan kepentingan;

e. menyampaikan hasil pemeriksaan yang mengandung unsur pidana sesuai dengan prosedur kepada Pimpinan BPK;

f. melaksanakan tugas pemeriksaan secara cermat, teliti, dan akurat sesuai dengan standar dan pedoman yang telah ditetapkan;

g. memberikan kesempatan kepada pihak yang diperiksa untuk menanggapi temuan dan kesimpulan pemeriksaan serta mencantumkannya dalam laporan hasil pemeriksaan;

h. meningkatkan pengetahuan dan keahliannya; dani. melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar dan pedoman pemeriksaan.

2. Pemeriksa dan Pelaksana BPK Lainnya selaku Aparatur Negara dilarang:

a.       meminta dan/atau menerima uang, barang, dan/atau fasilitas lainnya baik langsung maupun tidak langsung dari pihak yang terkait dengan pemeriksaan;

b.      menyalahgunakan dan melampaui wewenangnya baik sengaja atau karena kelalaiannya;c.       menghambat pelaksanaan tugas pemeriksaan untuk kepentingan pribadi, seseorang, dan/atau

golongan;d.      memanfaatkan rahasia negara yang diketahui karena kedudukan atau jabatannya untuk

kepentingan pribadi, seseorang, dan/atau golongan;e.       memaksakan kehendak pribadi kepada pihak yang diperiksa;f.       menjadi anggota/pengurus partai politik;g.      menjadi pengurus yayasan, dan/atau badan-badan usaha yang kegiatannya dibiayai anggaran

negara;h.      memberikan asistensi atau jasa konsultasi atau menjadi narasumber dalam bidang pengelolaan

dan tanggung jawab keuangan negara;i.        mendiskusikan pekerjaannya dengan pihak yang diperiksa di luar kantor BPK atau di luar

kantor atau area kegiatan obyek yang diperiksa;j.        melaksanakan pemeriksaan terhadap pejabat pengelola keuangan negara yang memiliki

hubungan pertalian darah dan semenda sampai derajat ketiga;k.      melaksanakan pemeriksaan pada obyek dimana Pemeriksa pernah bekerja selama 2 (dua) tahun

terakhir;l.        merubah tujuan dan lingkup pemeriksaan yang telah ditetapkan dalam program pemeriksaan

tanpa persetujuan Penanggung Jawab Pemeriksaan;m.    mengungkapkan laporan hasil pemeriksaan atau substansi hasil pemeriksaan kepada media

massa dan/atau pihak lain, tanpa ijin atau perintah dari Anggota BPK;n.      mengubah temuan atau memerintahkan untuk mengubah temuan pemeriksaan, opini,

kesimpulan, dan rekomendasi hasil pemeriksaan yang tidak sesuai dengan fakta dan/atau bukti bukti yang diperoleh pada saat pemeriksaan, opini, kesimpulan, dan rekomendasi hasil pemeriksaan menjadi tidak obyektif; dan

o.      mengubah dan/atau menghilangkan bukti hasil pemeriksaan.

IAI KASPAturan etika merupakan penjabaran lebih lanjut dari prinsip-prinsip etika dan ditetapkan untuk masing-masing kompartemen.

Page 11: Etika profesi akuntansi.docx

Untuk akuntan sektor publik, aturan etika ditetapkan oleh IAI Kompartemen Akuntan Sektor Publik (IAI-KASP). Sampai saat ini, aturan etika ini masih dalam bentuk exposure draft, yang penyusunannya mengacu pada Standard of Professional Practice on Ethics yang diterbitkan oleh the International Federation of Accountants (IFAC).Berdasarkan aturan etika ini, seorang profesional akuntan sektor publik harus memiliki karakteristik yang mencakup:

1. Penguasaan keahlian intelektual yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan.2. Kesediaan melakukan tugas untuk masyarakat secara luas di tempat instansi kerja

maupun untuk auditan.3. Berpandangan obyektif.4. Penyediaan layanan dengan standar pelaksanaan tugas dan kinerja yang tinggi.

Penerapan aturan etika ini dilakukan untuk mendukung  tercapainya tujuan profesi akuntan yaitu: –        bekerja dengan standar profesi yang tinggi, –        mencapai tingkat kinerja yang diharapkan dan –        mencapai tingkat kinerja yang memenuhi persyaratan kepentingan masyarakat.

Oleh karena itu, menurut aturan etika IAI-KASP, ada tiga kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Kredibilitas akan informasi dan sistem informasi.2. Kualitas layanan yang didasarkan pada standar kinerja yang tinggi.3. Keyakinan pengguna layanan bahwa adanya kerangka etika profesional dan standar

teknis yang mengatur persyaratan-persyaratan layanan yang tidak dapat dikompromikan.

•          Aturan etika IAI-KASP memuat tujuh prinsip-prinsip dasar perilaku etis auditor dan empat panduan umum lainnya berkenaan dengan perilaku etis tersebut.

•          Ketujuh prinsip dasar tersebut adalah: integritas, obyektivitas, kompetensi dan kehati-hatian, kerahasiaan, ketepatan bertindak, dan standar teknis dan profesional.

•          Empat panduan umum mengatur hal-hal yang terkait dengan good governance, pertentangan kepentingan, fasilitas dan hadiah, serta  penerapan aturan etika bagi anggota profesi yang bekerja di luar negeri. Panduan Umum Lainnya pada Aturan Etika IAI-KASPPanduan umum lainnya yang tercantum dalam aturan etika IAI-KASP terdiri dari beberapa hal yaitu :

–        panduan good governance dari organisasi/instansi tempat auditor bekerja, –        panduan identifikasi pertentangan kepentingan, –        panduan atas pemberian fasilitas dan hadiah, dan –        panduan penerapan aturan etika bagi auditor yang bekerja di luar wilayah hukum aturan etika. •         Good Governance

Auditor diharapkan mendukung penerapan good governance pada organisasi atau instansi tempat ia bekerja, yang meliputi prinsip-prinsip berikut:

1. Tidak mementingkan diri sendiri2. Integritas

Page 12: Etika profesi akuntansi.docx

3. Obyektivitas 4. Akuntabilitas 5. Keterbukaan 6. Kejujuran 7. Kepemimpinan

KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK DAN AKUNTAN LAINNYA Kode Etik Profesi Kode etik profesi merupakan sarana untuk membantu para pelaksana sebagai seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika profesi dan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti penntingnay suatu profesi sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap pelaksana di lapangan kerja (kalangan sosial).

Kode Etik Profesi Akuntan PublikSetiap bidang profesi tentunya harus memiliki aturan-aturan khusus atau lebih dikenal dengan istilah “Kode Etik Profesi”.Dalam bidang akuntansi sendiri, salah satu profesi yang ada yaitu Akuntan Publik. Sebenarnya selama ini belum ada aturan baku yang membahas mengenai kode etik untuk profesi Akuntan Publik.Namun demikian, baru-baru ini salah satu badan yang memiliki fungsi untuk menyusun dan mengembangkan standar profesi dan kode etik profesi akuntan publik yang berkualitas dengan mengacu pada standar internasional yaitu Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) telah mengembangkan dan menetapkan suatu standar profesi dan kode etik profesi yang berkualitas.

Kode Etik Profesi Akuntan Publik (Kode Etik) ini terdiri dari dua bagian, yaitu Bagian A dan Bagian B. Bagian A dari Kode Etik ini menetapkan prinsip dasar etika profesi dan memberikan kerangka konseptual untuk penerapan prinsip tersebut. Bagian B dari Kode Etik ini memberikan ilustrasi mengenai penerapan kerangka konseptual tersebut pada situasi tertentu.Kode Etik ini menetapkan prinsip dasar dan aturan etika profesi yang harus diterapkan oleh setiap individu dalam kantor akuntan publik (KAP) atau Jaringan KAP, baik yang merupakan anggota IAPI maupun yang bukan merupakan anggota IAPI, yang memberikan jasa profesional yang meliputi jasa assurance dan jasa selain assurance seperti yang tercantum dalam standar profesi dan kode etik profesi. Untuk tujuan Kode Etik ini, individu tersebut di atas selanjutnya disebut ”Praktisi”. Anggota IAPI yang tidak berada dalam KAP atau Jaringan KAP dan tidak memberikan jasa profesional seperti tersebut di atas tetap harus mematuhi dan menerapkan Bagian A dari Kode Etik ini.Suatu KAP atau Jaringan KAP tidak boleh menetapkan kode etik profesi dengan ketentuan yang lebih ringan daripada ketentuan yang diatur dalam Kode Etik ini.Setiap Praktisi wajib mematuhi dan menerapkan seluruh prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur dalam Kode Etik ini, kecuali bila prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur oleh perundang-undangan, ketentuan hukum, atau peraturan lainnya yang berlaku ternyata berbeda dari Kode Etik ini. Dalam kondisi tersebut, seluruh prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur dalam perundang-undangan, ketentuan hukum, atau peraturan lainnya yang berlaku tersebut wajib dipatuhi, selain tetap mematuhi prinsip dasar dan aturan etika profesi lainnya yang diatur dalam Kode Etik ini.

Page 13: Etika profesi akuntansi.docx

Prinsip etika akuntan atau kode etik akuntan itu sendiri meliputi delapan butir pernyataan (IAI, 1998, dalam Ludigdo, 2007). Kedelapan butir pernyataan tersebut merupakan hal-hal yang seharusnya dimiliki oleh seorang akuntan. Delapan butir tersebut terdeskripsikan sebagai berikut :

1. Tanggung Jawab profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat.Sejalan dengan peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.

2. Kepentingan Publik

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme.Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut.Dan semua anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik.Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota harus secara terus menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi.

3. Integritas

Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional.Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya.

4. Objektivitas

Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.

5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Page 14: Etika profesi akuntansi.docx

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir.Setiap anggota bertanggung jawab untuk menentukan kompetensi masing masing atau menilai apakah pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang diperlukan memadai untuk bertanggung jawab yang harus dipenuhinya.

6. Kerahasiaan

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya.Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.

7. Perilaku Profesional

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.

8. Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan.Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.

Profesi akuntansi merupakan sebuah profesi yang menyediakan jasa atestasi maupun non atestasi kepada masyarakat dengan dibatasi kode etik yang ada.

Jenis Profesi yang ada antara lain :         Akuntan Publik

Akuntan publik merupakan satu-satunya profesi akuntansi yang menyediakan jasa audit yang bersifat independen. Yaitu memberikan jasa untuk memeriksa, menganalisis, kemudian memberikan pendapat / asersi atas laporan keuangan perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.

         Akuntan ManajemenAkuntan manajemen merupakan sebuah profesi akuntansi yang biasa bertugas atau bekerja di perusahaan-perusahaan. Akuntan manajemen bertugas untuk membuat laporan keuangan di perusahaan

Page 15: Etika profesi akuntansi.docx

         Akuntan PendidikAkuntan pendidik merupakan sebuah profesi akuntansi yang biasa bertugas atau bekerja di lembaga-lembaga pendidikan, seperti pada sebuh Universitas, atau lembaga pendidikan lainnya.

         Akuntan InternalAuditor internal adalah auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas audit yang dilakukannya terutama ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan tempat dimana ia bekerja.

         Konsultan SIA / SIMSalah satu profesi atau pekerjaan yang bisa dilakukan oleh akuntan diluar pekerjaan utamanya adalah memberikan konsultasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan sistem informasi dalam sebuah perusahaan.Seorang Konsultan SIA/SIM dituntut harus mampu menguasai sistem teknologi komputerisasi disamping menguasai ilmu akuntansi yang menjadi makanan sehari-harinya.Biasanya jasa yang disediakan oleh Konsultan SIA/SIM hanya pihak-pihak tertentu saja yang menggunakan jasanya ini.

         Akuntan PemerintahAkuntan pemerintah adalah akuntan profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah. Meskipun terdapat banyak akuntan yang bekerja di instansi pemerintah, namun umumnya yang disebut akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja di Badan Pengawas Keuangan dan Pembagian (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BAPEKA), dan instansi pajak.