Etika Profesi
-
Upload
imroatus-sh -
Category
Documents
-
view
14 -
download
0
description
Transcript of Etika Profesi
TUGAS ETIKA PROFESI
Nama : Imroatus Sholikhah
NIM : 125060400111005
Kelas : B
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN
PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN
TAHUN 2015
ETIKA, PROFESI DAN ETIKA PROFESI
1. ETIKA
a) Pengertian Etika
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang
berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat
dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam
bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang
dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan
yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan
sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang
dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.
Definisi etika menurut para ahli :
Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam
berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku
perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat
ditentukan oleh akal.
Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai
nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
Dari definisi etika tersebut diatas, dapat segera diketahui bahwa etika berhubungan
dengan empat hal sebagai berikut. Pertama, dilihat dari segi objek pembahasannya, etika
berupaya membahas perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Kedua dilihat dari segi
sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat. Sebagai hasil pemikiran,
maka etika tidak bersifat mutlak, absolute dan tidak pula universal. Ia terbatas, dapat
berubah, memiliki kekurangan, kelebihan dan sebagainya. Selain itu, etika juga
memanfaatkan berbagai ilmu yang membahas perilaku manusia seperti ilmu antropologi,
psikologi, sosiologi, ilmu politik, ilmu ekonomi dan sebagainya.
Ketiga, dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan
penetap terhadap sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah
perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina dan sebagainya.
Dengan demikian etika lebih berperan sebagai konseptor terhadap sejumlah perilaku
yang dilaksanakan oleh manusia. Etika lebih mengacu kepada pengkajian sistem
nilai-nilai yang ada. Keempat, dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relatif yakni dapat
berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman.
Dengan ciri-cirinya yang demikian itu, maka etika lebih merupakan ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan
manusia untuk dikatan baik atau buruk. Berbagai pemikiran yang dikemukakan para
filosof barat mengenai perbuatan baik atau buruk dapat dikelompokkan kepada
pemikiran etika, karena berasal dari hasil berfikir. Dengan demikian etika sifatnya
humanistis dan antroposentris yakni bersifat pada pemikiran manusia dan diarahkan
pada manusia. Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang
dihasilkan oleh akal manusia.
b) Macam Etika
Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan
baik dan buruknya prilaku manusia :
Etika Deskriptif
Etika Deskriptif yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan
rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup
ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar
untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.
Etika Normatif
Etika Normatif yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan
pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai
sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma
sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.
Sedangkan secara umum, etika dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
Etika Umum
Etika umum berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana
manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis,
teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi
manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu
tindakan. Etika umum dapat dianalogkan dengan ilmu pengetahuan yang
membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.
Etika Khusus
Etika khusus merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam
bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya
mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus
yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar.
Namun, penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana saya menilai perilaku
saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang
dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis : cara
bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau tidanakn, dan teori serta
prinsip moral dasar yang ada dibaliknya.
Etika khusus dibagi lagi menjadi dua bagian :
Etika individual : yaitu menyangkut kewajiban dan sikap
manusia terhadap
dirinya sendiri.
Etika sosial : yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan
pola perilaku
manusia sebagai anggota umat manusia.
c) Sistem Penilaian Etika
Titik berat penilaian etika sebagai suatu ilmu adalah pada perbuatan baik atau
jahat, susila atau tidak susila. Perbuatan atau kelakuan seseorang yang telah menjadi sifat
baginya atau telah mendarah daging, itulah yang disebut akhlak atau budi pekerti. Budi
tumbuhnya dalam jiwa, bila telah dilahirkan dalam bentuk perbuatan namanya pekerti.
Jadi suatu budi pekerti, pangkal penilaiannya adalah dari dalam jiwa; dari semasih
berupa angan-angan, cita-cita, niat hati, sampai ia lahir keluar berupa perbuatan nyata.
Kalangan ahli filsafat menjelaskan bahwa sesuatu perbuatan dinilai pada 3 (tiga)
tingkat : Tingkat pertama, semasih belum lahir menjadi perbuatan, jadi masih berupa
rencana dalam hati atau pun niat. Tingkat kedua, setelah lahir menjadi perbuatan nyata,
yaitu pekerti. Tingkat ketiga, akibat atau hasil perbuatan tersebut, yaitu baik atau buruk.
Kata hati atau niat biasa juga disebut karsa atau kehendak, kemauan, will. Dan isi dari
karsa inilah yang akan direalisasikan oleh perbuatan. Dalam hal merealisasikan ini ada
empat variabel yang terjadi :
Tujuan baik, tetapi cara untuk mencapainya yang tidak baik.
Tujuannya yang tidak baik, cara mencapainya kelihatannya baik.
Tujuannya tidak baik, dan cara mencapainya juga tidak baik.
Tujuannya baik, dan cara mencapainya juga terlihat baik.
2. PROFESI
a) Pengertian Profesi
Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang berkaitan
dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak
orang yang bekerja tetap sesuai. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari
pendidikan kejuruan, juga belum cukup disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori
sistematis yang mendasari praktik pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan
dalam praktik. Kita tidak hanya mengenal istilah profesi untuk bidang-bidang pekerjaan
seperti kedokteran, guru, militer, pengacara, dan semacamnya, tetapi meluas sampai
mencakup pula bidang seperti manajer, wartawan, pelukis, penyanyi, artis, sekretaris
dan sebagainya.
Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau
keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan “profesi” selalu dikaitkan dengan
pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh seseorang, akan tetapi tidak semua pekerjaan
atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi menuntut keahlian para pemangkunya.
Hal ini mengandung arti bahwa suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak
dapat dipegang oleh sembarang orang, akan tetapi memerlukan suatu persiapan melalui
pendidikan dan pelatihan yang dikembangkan khusus untuk itu. Pekerjaan tidak sama
dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam adalah sebuah
profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum tentu
menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi
sebagai suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang
rumit seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat, karena hampir semua
orang menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.
Sejalan dengan itu, menurut De George, timbul kebingungan mengenai pengertian
profesi itu sendiri, sehubungan dengan istilah profesi dan profesional. Kebingungan ini
timbul karena banyak orang yang profesional tidak atau belum tentu termasuk dalam
pengertian profesi. Berikut pengertian profesi dan profesional menurut De George :
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk
menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.
Profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan
hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi
atau seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktikkan
suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang
menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar
hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang.
b) Ciri-Ciri Profesi
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi yaitu :
Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki
berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap
pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus
meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu
berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa
keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk
menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.
Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
Dengan melihat ciri-ciri umum profesi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa
kaum profesional adalah orang-orang yang memiliki tolak ukur perilaku yang berada di
atas rata- rata. Di satu pihak ada tuntutan dan tantangan yang sangat berat, tetapi di lain
pihak ada suatu kejelasan mengenai pola perilaku yang baik dalam rangka
kepentingan masyarakat. Seandainya semua bidang kehidupan dan bidang kegiatan
menerapkan suatu standar profesional yang tinggi, bisa diharapkan akan tercipta suatu
kualitas masyarakat yang semakin baik
3. ETIKA PROFESI
a) Pengertian Etika Profesi
Etika profesi menurut keiser dalam (Suhrawardi Lubis, 1994:6-7) adalah sikap
hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat
dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan
tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat. Kode etik profesi adalah sistem norma,
nilai dan aturan professsional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan
baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi professional. Kode etik menyatakan
perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang
harus dihindari. Tujuan kode etik yaitu agar professional memberikan jasa sebaik-
baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi
perbuatan yang tidak professional.
b) Definisi Etika Profesi Menurut Ahli
Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam
menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi.
Etika profesi adalah cabang filsafat yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip
moral dasar atau norma-norma umum pada bidang-bidang khusus (profesi)
kehidupan manusia.
Etika profesi adalah konsep etika yang ditetapkan atau disepakati pada tatanan
profesi atau lingkup kerja tertentu. Contoh : pers dan jurnalistik, engineering
(rekayasa), science,medis/dokter dan sebagainya.
Etika profesi berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang
sehingga sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau
terhadap konsumen (klien atau objek).
Etika profesi adalah sebagai sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
profesional dari klien dengan keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam
rangka kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para angglta
masyarakat yang membutuhkannya dengan disertai refleksi yang seksama. (Anang
Usma, SH., MSi).
PERAN, FUNGSI DAN MANFAAT ETIKA PROFESI
1. PERAN
Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan orang
saja, tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok yang paling kecil yaitu
keluarga sampai pada suatu bangsa. Dengan nilai-nilai etika tersebut, suatu kelompok
diharapkan akan mempunyai tata nilai untuk mengatur kehidupan bersama.
Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang menjadi
landasan dalam pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat umumnya maupun
dengan sesama anggotanya, yaitu masyarakat profesional. Golongan ini sering menjadi
pusat perhatian karena adanya tata nilai yang mengatur dan tertuang secara tertulis (yaitu
kode etik profesi) dan diharapkan menjadi pegangan para anggotanya.
Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-perilaku
sebagian para anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai pergaulan yang
telah disepakati bersama (tertuang dalam kode etik profesi), sehingga terjadi
kemerosotan etik pada masyarakat profesi tersebut. Sebagai contohnya adalah pada
profesi hukum dikenal adanya mafia peradilan, demikian juga pada profesi dokter
dengan pendirian klinik super spesialis di daerah mewah, sehingga masyarakat miskin
tidak mungkin menjamahnya.
2. FUNGSI
Fungsi etika profesi antara lain adalah :
Menjelaskan dan menetapkan tanggung jawab kepada para profesional, lembaga,
organisasi, industri, negara dan masyarakat umum.
Membantu para profesional dalam menentukan apa yang harus mereka perbuat
dalam mengahadapi dilema pekerjaan mereka.Menjaga reputasi atau nama baik.
Untuk menjaga kelakuan dan integritas para tenaga profesi.
Pencerminan dan pengharapan dari komunitasnya, yangmenjamin pelaksanaan
kode etik tersebut dalam pelayanannya.
Mencerminkan pengharapan moral-moral dari komunitas.
3. MANFAAT
a) Manfaat Etika
Beberapa manfaat Etika adalah sebagai berikut :
Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral.
Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana yang
boleh dirubah.
Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat.
Dapat menjembatani semua dimensi atau nilai-nilai
Manfaat etika menurut (Ketut Rinjin, 2004 melalui Sjafri Mangkuprawira, 2006)
yaitu :
Manusia hidup dalam jajaran norma moral, religius, hukum, kesopanan, adat
istiadat dan
permainan. Oleh karena itu, manusia harus siap mengorbankan sedikit
kebebasannya.
Norma moral memberikan kebebasan bagi manusia untuk bertindak sesuai dengan
kesadaran akan tanggung jawabnya = human act, dan bukan an act of man. Menaati
norma moral berarti menaati diri sendiri, sehingga manusia menjadi otonom dan
bukan heteronom.
Sekalipun sudah ada norma hukum, etika tetap diperlukan karena norma hukum
tidak menjangkau wilayah abu-abu, norma hukum cepat ketuinggalan zaman,
sehingga sering terdapat celah-celah hukum, norma hukum sering tidak mampu
mendeteksi dampak secara etis dikemudian hari, etika mempersyaratkan
pemahaman dan kepedulian tentang kejujuran, keadilan dan prosedur yang wajar
terhadap manusia, dan masyarakat, asas legalitas harus tunduk pada asas moralitas.
Manfaat etika adalah mengajak orang bersikap kritis dan rasional dalam mengambil
keputusan secara otonom, mengarahkan perkembangan masyarakat menuju
suasana yang tertib, teratur, damai dan sejahtera.
Perlu diwaspadai nahwa “power tend to corrupt”, “the end justifies the means” serta
pimpinan ala Machiavellian, yang galak seperti singa dan licin seperti belut.
Jadi manfaat mempelajari etika adalah, menciptakan standar diri yang baik di mata
masyarakat, mengetahui tingkat kualitas yang baik dan dapat membedakan prilaku di
masyarakat.
Manfaat kode etik, menurut (Adams., dkk, dalam Ludigdo, 2007) adalah:
Kode etik merupakan suatu cara untuk memperbaiki iklim organisasional sehingga
individu
individu dapat berperilaku secara etis.
Kontrol etis diperlukan karena sistem legal dan pasar tidak cukup mampu
mengarahkan perilaku organisasi untuk mempertimbangkan dampak moral dalam
setiap keputusan bisnisnya.
Perusahan memerlukan kode etik untuk menentukan status bisnis sebagai sebuah
profesi, dimana kode etik merupakan salah satu penandanya.
Kode etik dapat juga dipandang sebagai upaya menginstitusionalisasikan moral dan
nilai-nilai pendiri perusahaan, sehingga kode etik tersebut menjadi bagian dari
budaya perusahaan dan membantu sosialisasi individu baru dalam memasuki
budaya tersebut.
Sedangkan manfaat dari kode etik profesi adalah :
Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yangikan
pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang
digariskan.
Sebagai saraa kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan.
Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika
dalam keanggotaan profesi. Etika profesi sangatlah dibutuhkan dlam berbagai
bidang. Kode etik yang ada dalam masyarakat Indonesia cukup banyak dan
bervariasi. Umumnya pemilik kode etik adalah organisasi kemasyarakatan yang
bersifat nasional, misalnya Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), kode etik Ikatan
Penasehat HUKUM Indonesia, Kode Etik Jurnalistik Indonesia, Kode Etik
Advokasi Indonesia dan lain-lain. Ada sekitar tiga puluh organisasi kemasyarakatan
yang telah memiliki kode etik.
Jadi manfaat mempelajari kode etik, kesimpulannya adalah mampu mengontrol
pribadi dan dapat mengetahui dan membandingkan moral-moral yang ada di masyarakat.
Setelah membandingkan beberapa moral etika dan sebab akibatnya selanjutnya dapat
menentukan pilihan untuk diri sendiri, ingin menjadi diri yang seperti apa di masyarakat.
PROFESI INSINYUR
Sebelum tahun 90-an semua lulusan perguruan tinggi dari Fakultas Teknik akan
mendapat gelar “Insiyur” atau biasa di singkat “Ir”. Namun setelah tahun 90-an lulusan
dari Fakultas Teknik akan memperoleh gelar “Sarjana Teknik (ST)” bukanlah lagi gelar
“Insinyur (Ir)”.
Saat ini “Insinyur” bukanlah lagi sebatas gelar seperti “Sarjana Teknik”, akan tetapi
merupakan sebuah profesi, seperti halnya: profesi Dokter Gigi, Apoteker, Akuntan, dan
lain-lain. Profesi “Insinyur” sekarang ini sudah memiliki UU Keinsinyuran sejak Februari
Tahun 2014. Tujuan dibentuknya UU Keinsinyuran tersebut antara lain, agar Insinyur-
Insinyur Indonesia mampu mengembangkan keprofesionalitasnya dan mampu bersaing
di era global. Sebagai gambaran sebelum diberlakukannya UU Keinsinyuran adalah, ada
seorang sarjaana Teknik yang bekerja di Negara lain digaji tidak setara dengan kualifikasi
yang dimilikinya (yaitu sejajar dengan S1) karena tidak memiliki sertifikat keahlian
(Insinyur Profesi). Kedepan, semua pekerjaan yang dibutuhkan keTeknikan harus
memiliki serfitikat Insinyur.
Seorang Insinyur sudah dapat dipastikan sebagai Sarjana Teknik dan Sarjana
Teknik belum tentu seorang Insinyur. Sehingga ada unsur tambahan apabila seorang
Sarjana Teknik menginginkan untuk menjadi seorang Insinyur sesuai dengan UU tahun
2014 tentang KeInsinyuran.
Persyaratan untuk menjadi Insinyur, yaitu :
1. Knowledge (Pengetahuan)
Mengetahui tentang Ilmu Teknik. Dalam hal ini antara Sarjana Teknik
danInsinyur keduanya memiliki komponen tersebut karena knowledge adalah tujuan
utama yang dicapai di bangku perkuliahan.
2. Skill
Skill sangat berkaitan dengan pengalaman kerja. Sehingga skill ini hanya dapat
diperoleh ketika telah melakukan kerja. Jadi setelah lulus Sarjana Teknik belum dapat
dikatakan memiliki skill, karena belum pernah bekerja.
3. Attitude
Seorang Insinyur diwajibkan memiliki sikap yang berprinsip pada Etik Profesi,
yaitu : Integritas Moral, Keadilan, Otonomi dan Tanggung Jawab.
SIMPULAN
Etika merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan
perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatan baik atau buruk. Sedangkan profesi
merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau keterampilan dari
pelakunya. Jadi etika profesi adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan
pelayanan profesional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai
pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat.
Maka kesimpulannya, pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah
dimengerti oleh masyarakat awam adalah sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah
pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki
mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan
kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu. Hal inilah yang
harus diluruskan di masyarakat, karena hampir semua orang menganggap bahwa
pekerjaan dan profesi adalah sama.
DAFTAR PUSTAKA
Kennendy, Muhammad. “Fungsi Etika Profesi”. 23 September 2015.
http://pendidikantech.blogspot.co.id/2013/02/fungsi-etika-profesi.html
Muzaki, Alfian. “Pengertian Etika, Profesi, Etika Profesi, Profesionalisme dan Etika
Profesi di Bidang Teknik Mesin (Tugas 1).
http://alfianmuzaki.blogspot.co.id/2014/10/pengertian-etika-profesi-etika-profesi.html
Naimah. “Tujuan dan Manfaat Mempelajari Etika dan Kode Etik”. 23 September 2015.
https://naynaimah.wordpress.com/2015/03/05/tujuan-dan-manfaat-mempelajari-etika-
dan-kode-etik/
Roiful, M. “Tugas 3 – Pengertian Etika Profesi”. 23 September 2015.
http://m-roiful.blogspot.co.id/2014/10/tugas-3-pengertian-etika-profesi.html
Saputra, Bima Anugerah. “Makalah Mengenai UU Tahun 2014 Tentang Keinsiyuran”.
23 September 2015.
https://www.academia.edu/9369055/UU_tahun_2014_tentang_insinyur
STMIK El Rahma Yogyakarta. “Diktat Kuliah Etika Profesi”. 23 September 2015.
https://onnosbarono.files.wordpress.com/2012/03/diktat_etika_profesi.pdf