Etika Profesi

12
TUGAS ETIKA PROFESI Nama : Imroatus Sholikhah NIM : 125060400111005 Kelas : B KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN TAHUN 2015

description

Tugas MK Etika Profesi

Transcript of Etika Profesi

Page 1: Etika Profesi

TUGAS ETIKA PROFESI

Nama : Imroatus Sholikhah

NIM : 125060400111005

Kelas : B

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN

PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN

TAHUN 2015

Page 2: Etika Profesi

ETIKA, PROFESI DAN ETIKA PROFESI

1. ETIKA

a) Pengertian Etika

Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang

berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat

dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam

bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang

dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan

yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan

sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang

dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.

Definisi etika menurut para ahli :

Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam

berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.

Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku

perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat

ditentukan oleh akal.

Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai

nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.

Dari definisi etika tersebut diatas, dapat segera diketahui bahwa etika berhubungan

dengan empat hal sebagai berikut. Pertama, dilihat dari segi objek pembahasannya, etika

berupaya membahas perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Kedua dilihat dari segi

sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat. Sebagai hasil pemikiran,

maka etika tidak bersifat mutlak, absolute dan tidak pula universal. Ia terbatas, dapat

berubah, memiliki kekurangan, kelebihan dan sebagainya. Selain itu, etika juga

memanfaatkan berbagai ilmu yang membahas perilaku manusia seperti ilmu antropologi,

psikologi, sosiologi, ilmu politik, ilmu ekonomi dan sebagainya.

Ketiga, dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan

penetap terhadap sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah

perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina dan sebagainya.

Dengan demikian etika lebih berperan sebagai konseptor terhadap sejumlah perilaku

yang dilaksanakan oleh manusia. Etika lebih mengacu kepada pengkajian sistem

nilai-nilai yang ada. Keempat, dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relatif yakni dapat

berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman.

Page 3: Etika Profesi

Dengan ciri-cirinya yang demikian itu, maka etika lebih merupakan ilmu

pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan

manusia untuk dikatan baik atau buruk. Berbagai pemikiran yang dikemukakan para

filosof barat mengenai perbuatan baik atau buruk dapat dikelompokkan kepada

pemikiran etika, karena berasal dari hasil berfikir. Dengan demikian etika sifatnya

humanistis dan antroposentris yakni bersifat pada pemikiran manusia dan diarahkan

pada manusia. Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang

dihasilkan oleh akal manusia.

b) Macam Etika

Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan

baik dan buruknya prilaku manusia :

Etika Deskriptif

Etika Deskriptif yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan

rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup

ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar

untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.

Etika Normatif

Etika Normatif yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan

pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai

sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma

sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.

Sedangkan secara umum, etika dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

Etika Umum

Etika umum berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana

manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis,

teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi

manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu

tindakan. Etika umum dapat dianalogkan dengan ilmu pengetahuan yang

membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.

Etika Khusus

Etika khusus merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam

bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya

mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus

Page 4: Etika Profesi

yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar.

Namun, penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana saya menilai perilaku

saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang

dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis : cara

bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau tidanakn, dan teori serta

prinsip moral dasar yang ada dibaliknya.

Etika khusus dibagi lagi menjadi dua bagian :

Etika individual : yaitu menyangkut kewajiban dan sikap

manusia terhadap

dirinya sendiri.

Etika sosial : yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan

pola perilaku

manusia sebagai anggota umat manusia.

c) Sistem Penilaian Etika

Titik berat penilaian etika sebagai suatu ilmu adalah pada perbuatan baik atau

jahat, susila atau tidak susila. Perbuatan atau kelakuan seseorang yang telah menjadi sifat

baginya atau telah mendarah daging, itulah yang disebut akhlak atau budi pekerti. Budi

tumbuhnya dalam jiwa, bila telah dilahirkan dalam bentuk perbuatan namanya pekerti.

Jadi suatu budi pekerti, pangkal penilaiannya adalah dari dalam jiwa; dari semasih

berupa angan-angan, cita-cita, niat hati, sampai ia lahir keluar berupa perbuatan nyata.

Kalangan ahli filsafat menjelaskan bahwa sesuatu perbuatan dinilai pada 3 (tiga)

tingkat : Tingkat pertama, semasih belum lahir menjadi perbuatan, jadi masih berupa

rencana dalam hati atau pun niat. Tingkat kedua, setelah lahir menjadi perbuatan nyata,

yaitu pekerti. Tingkat ketiga, akibat atau hasil perbuatan tersebut, yaitu baik atau buruk.

Kata hati atau niat biasa juga disebut karsa atau kehendak, kemauan, will. Dan isi dari

karsa inilah yang akan direalisasikan oleh perbuatan. Dalam hal merealisasikan ini ada

empat variabel yang terjadi :

Tujuan baik, tetapi cara untuk mencapainya yang tidak baik.

Tujuannya yang tidak baik, cara mencapainya kelihatannya baik.

Tujuannya tidak baik, dan cara mencapainya juga tidak baik.

Tujuannya baik, dan cara mencapainya juga terlihat baik.

Page 5: Etika Profesi

2. PROFESI

a) Pengertian Profesi

Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang berkaitan

dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak

orang yang bekerja tetap sesuai. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari

pendidikan kejuruan, juga belum cukup disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori

sistematis yang mendasari praktik pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan

dalam praktik. Kita tidak hanya mengenal istilah profesi untuk bidang-bidang pekerjaan

seperti kedokteran, guru, militer, pengacara, dan semacamnya, tetapi meluas sampai

mencakup pula bidang seperti manajer, wartawan, pelukis, penyanyi, artis, sekretaris

dan sebagainya.

Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau

keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan “profesi” selalu dikaitkan dengan

pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh seseorang, akan tetapi tidak semua pekerjaan

atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi menuntut keahlian para pemangkunya.

Hal ini mengandung arti bahwa suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak

dapat dipegang oleh sembarang orang, akan tetapi memerlukan suatu persiapan melalui

pendidikan dan pelatihan yang dikembangkan khusus untuk itu. Pekerjaan tidak sama

dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam adalah sebuah

profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum tentu

menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi

sebagai suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang

rumit seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat, karena hampir semua

orang menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.

Sejalan dengan itu, menurut De George, timbul kebingungan mengenai pengertian

profesi itu sendiri, sehubungan dengan istilah profesi dan profesional. Kebingungan ini

timbul karena banyak orang yang profesional tidak atau belum tentu termasuk dalam

pengertian profesi. Berikut pengertian profesi dan profesional menurut De George :

Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk

menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.

Profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan

hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi

atau seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktikkan

suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang

Page 6: Etika Profesi

menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar

hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang.

b) Ciri-Ciri Profesi

Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi yaitu :

Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki

berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.

Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap

pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.

Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus

meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.

Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu

berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa

keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk

menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.

Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.

Dengan melihat ciri-ciri umum profesi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa

kaum profesional adalah orang-orang yang memiliki tolak ukur perilaku yang berada di

atas rata- rata. Di satu pihak ada tuntutan dan tantangan yang sangat berat, tetapi di lain

pihak ada suatu kejelasan mengenai pola perilaku yang baik dalam rangka

kepentingan masyarakat. Seandainya semua bidang kehidupan dan bidang kegiatan

menerapkan suatu standar profesional yang tinggi, bisa diharapkan akan tercipta suatu

kualitas masyarakat yang semakin baik

3. ETIKA PROFESI

a) Pengertian Etika Profesi

Etika profesi menurut keiser dalam (Suhrawardi Lubis, 1994:6-7) adalah sikap

hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat

dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan

tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat. Kode etik profesi adalah sistem norma,

nilai dan aturan professsional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan

baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi professional. Kode etik menyatakan

perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang

harus dihindari. Tujuan kode etik yaitu agar professional memberikan jasa sebaik-

Page 7: Etika Profesi

baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi

perbuatan yang tidak professional.

b) Definisi Etika Profesi Menurut Ahli

Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam

menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi.

Etika profesi adalah cabang filsafat yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip

moral dasar atau norma-norma umum pada bidang-bidang khusus (profesi)

kehidupan manusia.

Etika profesi adalah konsep etika yang ditetapkan atau disepakati pada tatanan

profesi atau lingkup kerja tertentu. Contoh : pers dan jurnalistik, engineering

(rekayasa), science,medis/dokter dan sebagainya.

Etika profesi berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang

sehingga sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau

terhadap konsumen (klien atau objek).

Etika profesi adalah sebagai sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan

profesional dari klien dengan keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam

rangka kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para angglta

masyarakat yang membutuhkannya dengan disertai refleksi yang seksama. (Anang

Usma, SH., MSi).

PERAN, FUNGSI DAN MANFAAT ETIKA PROFESI

1. PERAN

Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan orang

saja, tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok yang paling kecil yaitu

keluarga sampai pada suatu bangsa. Dengan nilai-nilai etika tersebut, suatu kelompok

diharapkan akan mempunyai tata nilai untuk mengatur kehidupan bersama.

Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang menjadi

landasan dalam pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat umumnya maupun

dengan sesama anggotanya, yaitu masyarakat profesional. Golongan ini sering menjadi

pusat perhatian karena adanya tata nilai yang mengatur dan tertuang secara tertulis (yaitu

kode etik profesi) dan diharapkan menjadi pegangan para anggotanya.

Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-perilaku

sebagian para anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai pergaulan yang

Page 8: Etika Profesi

telah disepakati bersama (tertuang dalam kode etik profesi), sehingga terjadi

kemerosotan etik pada masyarakat profesi tersebut. Sebagai contohnya adalah pada

profesi hukum dikenal adanya mafia peradilan, demikian juga pada profesi dokter

dengan pendirian klinik super spesialis di daerah mewah, sehingga masyarakat miskin

tidak mungkin menjamahnya.

2. FUNGSI

Fungsi etika profesi antara lain adalah :

Menjelaskan dan menetapkan tanggung jawab kepada para profesional, lembaga,

organisasi, industri, negara dan masyarakat umum.

Membantu para profesional dalam menentukan apa yang harus mereka perbuat

dalam mengahadapi dilema pekerjaan mereka.Menjaga reputasi atau nama baik.

Untuk menjaga kelakuan dan integritas para tenaga profesi.

Pencerminan dan pengharapan dari komunitasnya, yangmenjamin pelaksanaan

kode etik tersebut dalam pelayanannya.

Mencerminkan pengharapan moral-moral dari komunitas.

3. MANFAAT

a) Manfaat Etika

Beberapa manfaat Etika adalah sebagai berikut :

Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral.

Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana yang

boleh dirubah.

Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat.

Dapat menjembatani semua dimensi atau nilai-nilai

Manfaat etika menurut (Ketut Rinjin, 2004 melalui Sjafri Mangkuprawira, 2006)

yaitu :

Manusia hidup dalam jajaran norma moral, religius, hukum, kesopanan, adat

istiadat dan

permainan. Oleh karena itu, manusia harus siap mengorbankan sedikit

kebebasannya.

Norma moral memberikan kebebasan bagi manusia untuk bertindak sesuai dengan

kesadaran akan tanggung jawabnya = human act, dan bukan an act of man. Menaati

norma moral berarti menaati diri sendiri, sehingga manusia menjadi otonom dan

bukan heteronom.

Page 9: Etika Profesi

Sekalipun sudah ada norma hukum, etika tetap diperlukan karena norma hukum

tidak menjangkau wilayah abu-abu, norma hukum cepat ketuinggalan zaman,

sehingga sering terdapat celah-celah hukum, norma hukum sering tidak mampu

mendeteksi dampak secara etis dikemudian hari, etika mempersyaratkan

pemahaman dan kepedulian tentang kejujuran, keadilan dan prosedur yang wajar

terhadap manusia, dan masyarakat, asas legalitas harus tunduk pada asas moralitas.

Manfaat etika adalah mengajak orang bersikap kritis dan rasional dalam mengambil

keputusan secara otonom, mengarahkan perkembangan masyarakat menuju

suasana yang tertib, teratur, damai dan sejahtera.

Perlu diwaspadai nahwa “power tend to corrupt”, “the end justifies the means” serta

pimpinan ala Machiavellian, yang galak seperti singa dan licin seperti belut.

Jadi manfaat mempelajari etika adalah, menciptakan standar diri yang baik di mata

masyarakat, mengetahui tingkat kualitas yang baik dan dapat membedakan prilaku di

masyarakat.

Manfaat kode etik, menurut (Adams., dkk, dalam Ludigdo, 2007) adalah:

Kode etik merupakan suatu cara untuk memperbaiki iklim organisasional sehingga

individu

individu dapat berperilaku secara etis.

Kontrol etis diperlukan karena sistem legal dan pasar tidak cukup mampu

mengarahkan perilaku organisasi untuk mempertimbangkan dampak moral dalam

setiap keputusan bisnisnya.

Perusahan memerlukan kode etik untuk menentukan status bisnis sebagai sebuah

profesi, dimana kode etik merupakan salah satu penandanya.

Kode etik dapat juga dipandang sebagai upaya menginstitusionalisasikan moral dan

nilai-nilai pendiri perusahaan, sehingga kode etik tersebut menjadi bagian dari

budaya perusahaan dan membantu sosialisasi individu baru dalam memasuki

budaya tersebut.

Sedangkan manfaat dari kode etik profesi adalah :

Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yangikan

pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang

digariskan.

Sebagai saraa kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan.

Page 10: Etika Profesi

Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika

dalam keanggotaan profesi. Etika profesi sangatlah dibutuhkan dlam berbagai

bidang. Kode etik yang ada dalam masyarakat Indonesia cukup banyak dan

bervariasi. Umumnya pemilik kode etik adalah organisasi kemasyarakatan yang

bersifat nasional, misalnya Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), kode etik Ikatan

Penasehat HUKUM Indonesia, Kode Etik Jurnalistik Indonesia, Kode Etik

Advokasi Indonesia dan lain-lain. Ada sekitar tiga puluh organisasi kemasyarakatan

yang telah memiliki kode etik.

Jadi manfaat mempelajari kode etik, kesimpulannya adalah mampu mengontrol

pribadi dan dapat mengetahui dan membandingkan moral-moral yang ada di masyarakat.

Setelah membandingkan beberapa moral etika dan sebab akibatnya selanjutnya dapat

menentukan pilihan untuk diri sendiri, ingin menjadi diri yang seperti apa di masyarakat.

PROFESI INSINYUR

Sebelum tahun 90-an semua lulusan perguruan tinggi dari Fakultas Teknik akan

mendapat gelar “Insiyur” atau biasa di singkat “Ir”. Namun setelah tahun 90-an lulusan

dari Fakultas Teknik akan memperoleh gelar “Sarjana Teknik (ST)” bukanlah lagi gelar

“Insinyur (Ir)”.

Saat ini “Insinyur” bukanlah lagi sebatas gelar seperti “Sarjana Teknik”, akan tetapi

merupakan sebuah profesi, seperti halnya: profesi Dokter Gigi, Apoteker, Akuntan, dan

lain-lain. Profesi “Insinyur” sekarang ini sudah memiliki UU Keinsinyuran sejak Februari

Tahun 2014. Tujuan dibentuknya UU Keinsinyuran tersebut antara lain, agar Insinyur-

Insinyur Indonesia mampu mengembangkan keprofesionalitasnya dan mampu bersaing

di era global. Sebagai gambaran sebelum diberlakukannya UU Keinsinyuran adalah, ada

seorang sarjaana Teknik yang bekerja di Negara lain digaji tidak setara dengan kualifikasi

yang dimilikinya (yaitu sejajar dengan S1) karena tidak memiliki sertifikat keahlian

(Insinyur Profesi). Kedepan, semua pekerjaan yang dibutuhkan keTeknikan harus

memiliki serfitikat Insinyur.

Seorang Insinyur sudah dapat dipastikan sebagai Sarjana Teknik dan Sarjana

Teknik belum tentu seorang Insinyur. Sehingga ada unsur tambahan apabila seorang

Sarjana Teknik menginginkan untuk menjadi seorang Insinyur sesuai dengan UU tahun

2014 tentang KeInsinyuran.

Page 11: Etika Profesi

Persyaratan untuk menjadi Insinyur, yaitu :

1. Knowledge (Pengetahuan)

Mengetahui tentang Ilmu Teknik. Dalam hal ini antara Sarjana Teknik

danInsinyur keduanya memiliki komponen tersebut karena knowledge adalah tujuan

utama yang dicapai di bangku perkuliahan.

2. Skill

Skill sangat berkaitan dengan pengalaman kerja. Sehingga skill ini hanya dapat

diperoleh ketika telah melakukan kerja. Jadi setelah lulus Sarjana Teknik belum dapat

dikatakan memiliki skill, karena belum pernah bekerja.

3. Attitude

Seorang Insinyur diwajibkan memiliki sikap yang berprinsip pada Etik Profesi,

yaitu : Integritas Moral, Keadilan, Otonomi dan Tanggung Jawab.

SIMPULAN

Etika merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan

perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatan baik atau buruk. Sedangkan profesi

merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau keterampilan dari

pelakunya. Jadi etika profesi adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan

pelayanan profesional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai

pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat.

Maka kesimpulannya, pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah

dimengerti oleh masyarakat awam adalah sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah

pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki

mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan

kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu. Hal inilah yang

harus diluruskan di masyarakat, karena hampir semua orang menganggap bahwa

pekerjaan dan profesi adalah sama.

Page 12: Etika Profesi

DAFTAR PUSTAKA

Kennendy, Muhammad. “Fungsi Etika Profesi”. 23 September 2015.

http://pendidikantech.blogspot.co.id/2013/02/fungsi-etika-profesi.html

Muzaki, Alfian. “Pengertian Etika, Profesi, Etika Profesi, Profesionalisme dan Etika

Profesi di Bidang Teknik Mesin (Tugas 1).

http://alfianmuzaki.blogspot.co.id/2014/10/pengertian-etika-profesi-etika-profesi.html

Naimah. “Tujuan dan Manfaat Mempelajari Etika dan Kode Etik”. 23 September 2015.

https://naynaimah.wordpress.com/2015/03/05/tujuan-dan-manfaat-mempelajari-etika-

dan-kode-etik/

Roiful, M. “Tugas 3 – Pengertian Etika Profesi”. 23 September 2015.

http://m-roiful.blogspot.co.id/2014/10/tugas-3-pengertian-etika-profesi.html

Saputra, Bima Anugerah. “Makalah Mengenai UU Tahun 2014 Tentang Keinsiyuran”.

23 September 2015.

https://www.academia.edu/9369055/UU_tahun_2014_tentang_insinyur

STMIK El Rahma Yogyakarta. “Diktat Kuliah Etika Profesi”. 23 September 2015.

https://onnosbarono.files.wordpress.com/2012/03/diktat_etika_profesi.pdf