ETIKA PROFESI

11
ETIKA PROFESI Kebutuhan Akan Etika Alasan / latar belakangnya adalah kebutuhan untuk meraih kepercayaan masyarakat ( Public confidence ) terhadap kualitas bidang jabatan tersebut, tanpa melihat kepada individu pelaksana. Bagi akuntan publik diperlukan suatu keyakinan dari para klien dan berbagai pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan terhadap kualitas , jasa audit, dan jasa lainnya.

Transcript of ETIKA PROFESI

Page 1: ETIKA PROFESI

ETIKA PROFESI

Kebutuhan Akan Etika

Alasan / latar belakangnya adalah kebutuhan untuk meraih kepercayaan masyarakat ( Public confidence ) terhadap kualitas bidang jabatan tersebut, tanpa melihat kepada individu pelaksana.

Bagi akuntan publik diperlukan suatu keyakinan dari para klien dan berbagai pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan terhadap kualitas , jasa audit, dan jasa lainnya.

Page 2: ETIKA PROFESI

Prinsip-Prinsip Etik

Tanggung Jawab. Dalam pelaksanaannya sebagai professional, anggota harus professional dan pertimbangan moral dalam semua aktivitas mereka.

Kepentingan masyarakat. Anggota harus menerima kewajiban untuk bertindak yang mendahulukan kepentingan masyarakat, menghormati kepercayaan masyarakat, dan menunjukkan komitmen pada profesionalisme.

Integritas. Untuk mempertahankan dan memperluas kepercayaan masyarakat, anggota harus melaksanakan semua tanggung jawab professional dengan kepekaan integitas yang paling tinngi.

Obyektivitas & Indenpendensi. Anggota harus mempertahankan obyektivitas dan bebas dari pertentangan kepentingan dalam melaksanakan tanggung jawab professional. Anggota dalam praktek publik harus indenpenden dalam kenyataan dan penampilan pada waktu melaksanakan pemeriksaan dan jasa pembuktian lainnya.

Kemahiran. Anggota harus mematuhi standar teknis dan etis profesi, berusaha keras untuk terus menerus meningkatkan kompetensi dan mutu jasa, dan melaksanakan tanggung jawab professional sesuai dengan kemampuannya yang terbaik.

Lingkup dan sifat jasa. Dalam menjalankan praktik dalam masyarakat, anggota harus mematuhi prinsip-prinsip kode perilaku professional untuk menentukan lingkup dan sifat jasa yang akan diberikan.

Page 3: ETIKA PROFESI

Peraturan 101 Tentang Indenpendensi & Integritas

“ Anggota dalam praktek publik harus bersikap indenpenden dalam melaksanakan jasa profesionalnya seperti yang disyaratkan oleh lembaga-lembaga yang ditetapkan oleh Dewan ( IAI )”

Indenpendensi berarti suatu pandangan yang tidak memihak di dalam penyelenggaraan pengujian audit, evaluasi hasil pemeriksaan, dan penyusunan laporan audit.

Page 4: ETIKA PROFESI

Interprestasi peraturan 101 melarang akuntan publik untuk memiliki secara langsung saham dari perusahaan klien. Begitu pula dengan investasi tidak langsung, misalnya saham mayoritas klien dimiliki oleh famili/kerabat dari akuntan publik tersebut.

Page 5: ETIKA PROFESI

Kepentingan keuangan yang tercakup dalam interprestasi tersebut, contohnya :

Pinjam uang untuk pribadi dengan perusahaan klien. ( bank, dll. ), kecuali tidak material.

Famili/kerabat KAP memiliki saham di perush.Klien.

Partner KAP memiliki saham di PT.A ( tidak diaudit ), tetapi klien KAP tersebut memiliki saham di PT A.

Partner KAP menjadi pengurus/dewan direksi pada perush.Klien

Page 6: ETIKA PROFESI

Peraturan 101 tentang Integritas

“ Dalam melaksanakan jasa professional , anggota harus mempertahankan obyektivitas dan integritas, harus bebas dari pertentangan kepentingan , dan tidak akan dengan sengaja mengemukakan fakta-fakta yang tidak benar atau mendelegasikan pertimbangan kepada pihak lain”.

Page 7: ETIKA PROFESI

Misalnya : Asumsikan auditor yakin bahwa piutang usaha mungkin tidak tertagih, tetapi menerima pendapat dari manajemen bahwa piutang akan tertagih dengan tidak memperhatikan suatu dasar alasan/pertimbangan yang benar dari manajemen.

Kemudian jika auditor menyarankan dalam permasalahan perpajakan untuk tidak mengurangi pelaporan SPT tahunan dengan didukung bukti yang cukup, hal ini diperbolehkan karena auditor sebagai penasihat klien memberikan rekomendasi yang tidak menyimpang. Kecuali suatu rekonmendasi / menganjurkan pengurangan pembayaran SPT tersebut dengan bukti yang minim.

Page 8: ETIKA PROFESI

Peraturan 202 Ketaatan Pada Standar

“ Seorang anggota yang melaksanakan audit, peninjauan, bantuan, manajemen, perpajakan atau jasa professional lainnya harus taat pada standar yang diumumkan oleh lembaga-lembaga yang ditetapkan oleh dewan “

Page 9: ETIKA PROFESI

Peraturan 301 Informasi Rahasia Klien

“ seorang anggota dalam praktek publik tidak dibenarkan mengungkapkan semua informasi rahasia klien tanpa izin khusus dari klien”

Dalam suatu audit atau jenis penugasan lain , para praktisi memperoleh banyak informasi yang bersifat rahasia, termasuk gaji staff, rencana penetapan harga produk, dan data biaya. Apabila hal tersebut bocor kepihak lain maka akan membahayakan posisi klien tersebut.

Persyaratan kerahasiaan ini berlaku bagi semua jasa yang diberikan oleh kantor-kantor akuntan, termasuk jasa perpajakan dan bantuan manajemen. ( bahkan kertas kerja auditor tidak dapat diberikan kepada pihak lain tanpa izin klien, kecuali pengadilan )

Page 10: ETIKA PROFESI

Peraturan 501 Tindakan Yang Mendatangkan Aib“Seorang anggota tidak akan mendatangkan aib bagi bidang jabatannya”

Peraturan 502 Periklanan & Penawaran“ Seorang anggota tidak dibenarkan untuk mencari klien dengan memasang iklan atau mengajukan penawaran lainnya yang bersifat mendustai, menyesatkan atau menipu”

Page 11: ETIKA PROFESI

Peraturan 503 Komisi“ Seorang anggota dalam praktek publik tidak diperkenankan menerima pembayaran untuk referensi produk atau jasa pihak lain bagi suatu klien. Tindakan itu dipertimbangkan menciptakan pertentangan kepentingan yang mengakibatkan hilangnya obyektivitas dan indenpendensi”