Etika Prof - Bab 2 Nilai Kemanusiaan

24
ETIKA PROFESI Oleh: Dr. Ir. Haryadi JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2014 BAB 2 MENGAPA BELAJAR ETIKA

description

Etika Prof - Bab 2 Nilai Kemanusiaan

Transcript of Etika Prof - Bab 2 Nilai Kemanusiaan

Page 1: Etika Prof - Bab 2 Nilai Kemanusiaan

ETIKA PROFESI

Oleh:Dr. Ir. Haryadi

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG2014

BAB 2MENGAPA BELAJAR ETIKA

Page 2: Etika Prof - Bab 2 Nilai Kemanusiaan

Siapakah?

Page 3: Etika Prof - Bab 2 Nilai Kemanusiaan

• Mahasiswa memahami karakter manusia yang dianggap baik secara universal

OBJEKTIF

Page 4: Etika Prof - Bab 2 Nilai Kemanusiaan

• Pengertian baik dan buruk• Akhlaq, Etika, dan Nilai• Empat potensi manusia• Konsep kebahagiaan• Bijaksana (Virtues)• Etika kerja• Otonomi Moral• Menghargai orang lain, dan lingkungan• Perduli dan berbagi• Jujur• Berkemauan keras dan berani (Courage)

Page 5: Etika Prof - Bab 2 Nilai Kemanusiaan

• ETIKA DAN MORAL• ETIKA (termasuk MORAL) dan AGAMA• NILAI BENAR DAN SALAH• NILAI BAIK DAN BURUK• BERBAGAI LANDASAN/ALASAN ETIKA• RAGAM TANGGUNG JAWAB

FILSAFAT ETIKA

Page 6: Etika Prof - Bab 2 Nilai Kemanusiaan

• Etika merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang di lakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk, dengan kata lain aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia.

• Etika secara etimologi berasal dari bahasa Yunani ethos , yang berarti adat kebiasaan.

• Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang asas – asas akhlak. Ahmad Amin menegaskan etika ialah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.

• Etika secara terminologis, menurut Ahmad Amin etika ialah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk yang seharusnya dilakukan oleh manusia.

• Etika dalam Encyclopedia Britania dinyatakan sebagai filsafat moral, yaitu studi tentang sifat dasar dari konsep baik dan buruk, harus, benar dan salah ( Zubair 1980)

• Etika adalah sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu sistem tata nilai suatu masyarakat tertentu, Etika lebih banyak dikaitkan dengan ilmu atau filsafat, karena itu yang menjadi standar baik dan buruk itu adalah akal manusia. Etika bersifat relative yakni dapat berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman.

Pengertian Etika

Page 7: Etika Prof - Bab 2 Nilai Kemanusiaan

Moral• Moral secara etimologis berasal dari bahasa latin Mores,

bentuk plural dari Mos yang berarti kesusilaan, tabiat atau kelakuan.

• Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, dari W.J.S Poerwodarminto dijelaskan bahwa moral adalah ajaran tentang baik-buruk dari perbuatan.

• Moral secara terminologis adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar –salah, baik-buruk (Nata 2002)

Moral

Page 8: Etika Prof - Bab 2 Nilai Kemanusiaan

• Bahasa: bentuk jamak dari kata khulq, artinya tingkah laku, perangai, tabi’at. • Istilah : daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah dan spontan

tanpa dipikir dan direnung lagi • Akhlak adalah sikap yang melekat pada diri seseorang secara spontan diwujudkan

dalam tingkah laku atau perbuatan.

• Ibn Maskawaih : akhlak ialah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan.

• Abdullah Dirroz dalam Tatapangarsa (1984):“ Akhlak adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap, kekuatan dan kehendak mana berkombinasi membawa kecenderungan pada pemilihan pihak yang benar ( dalam hal akhlak baik ) atau pihak yang jahat ( dalam hal akhlak yang tidak baik ).

• Imam Ghozali: suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang darinya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan pikiran.

Pengertian Akhlaq

Page 9: Etika Prof - Bab 2 Nilai Kemanusiaan

• Khulq batin• Khalq lahir

Page 10: Etika Prof - Bab 2 Nilai Kemanusiaan

Konsep Baik - Buruk

• Realitas• Objektif• Mutlak• Pendunkung: Nelson, F. Copleston,

GE Moore, Betrand Russel, Adliyah

• Ditetapkan (Konvensi/I’tibari)• Subyektif• Relatif• Pedukung: Ashiphorus, Asyariyah

• Pertanyaan:– Apakah baik dan buruk bersifat mutlak atau ditetapkan

oleh seseorang/oknum/sekelompok orang?

Page 11: Etika Prof - Bab 2 Nilai Kemanusiaan

A. Peningkatan keterampilan kognitif ( berpikir jernih )1. Kesadaran moral ( kemahiran dalam mengenali

masalah moral dalam rekayasa )2. Penalaran moral meyakinkan ( memahami , menilai

pandangan yang berbeda )3. Koherensi moral ( membentuk sudut pandang yang

konsisten berdasarkan fakta )4. Imajinasi moral ( mencari di luar tanggapan alternatif

jelas untuk isu-isu dan yang menerima solusi kreatif ) 5. Komunikasi Moral, untuk mengekspresikan dan

mendukung pandangan seseorang kepada orang lain .

Tujuan Belajar Etika Profesi 1: Kogfitif

Page 12: Etika Prof - Bab 2 Nilai Kemanusiaan

( B ) Untuk bertindak dengan cara moral yang seharusnya, terhadap komitmen moral dan perilaku yang bertanggung jawab

6. Moral yaitu kewajaran , mau dan mampu untuk bertanggung jawab secara moral .

7. Menghormati orang , yang berarti menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain , selain diri sendiri .

8. Toleransi keanekaragaman yaitu , menghormati perbedaan etnis dan agama , dan penerimaan perbedaan wajar dalam perspektif moral.

9. Yaitu harapan Moral, percaya dalam menggunakan dialog yang rasional untuk menyelesaikan konflik moral.

10. Integritas , yang berarti integritas moral , dan mengintegrasikan kehidupan profesional seseorang dan keyakinan pribadi.

Tujuan Belajar Etika Profesi 2: Tindakan

Page 13: Etika Prof - Bab 2 Nilai Kemanusiaan

• The Malakah is a property of the soul which comes into existence through exercise and repetitive practice and is not easily destroyed.

• A particular disposition (malakah) may appear in human beings because of one of the following reasons:1. Alami, dimiliki begitu saja: It is observed that some people are

patient while others are touchy and nervous. Some are easily disturbed and saddened while others show greater resistance and resilience.

2. Pembiasaan/pengajaran: Which is formed because of continual repetition of certain acts and leads to the emergence of a certain disposition.

3. Latihan dan usaha sadar terus menerus: Which if continued long enough will eventually lead to the formation of a disposition.

Bagaimana Akhlaq/Etika Bisa Terbentuk?

Page 14: Etika Prof - Bab 2 Nilai Kemanusiaan

Manusia

Raga

Jiwa

Fana,Bisa sehat/sakit dokterBisa sempurna bahagiaBisa kuat/lemah

KekalBisa sehat/sakit dokterBisa sempurna bahagiaBisa kuat/lemah

Page 15: Etika Prof - Bab 2 Nilai Kemanusiaan

Manusia

Raga

Jiwa

Fana,Bisa sehat/sakit dokterBisa sempurna bahagiaBisa kuat/lemah

KekalBisa sehat/sakit dokterBisa sempurna bahagiaBisa kuat/lemah

Page 16: Etika Prof - Bab 2 Nilai Kemanusiaan

• Man has a soul and physical body, each of which is subject to its own pleasures and diseases. What harms the body is sickness, and that which gives it pleasure lies in its wellbeing, health and whatever is in harmony with its nature. The science that deals with the health and the maladies of the body is the science of medicine.

• The diseases of the soul constitute evil habits and submission to lusts that degrade man doom to the level of beasts. The pleasures of the 'soul are moral and ethical virtues which elevate man and move him closer to perfection and wisdom bringing him close to God. The study that deals with such matters is the science of ethics ('ilm al-akhlaq).

Fakultas-fakultas yang Membentuk Akhlak/Etika

Page 17: Etika Prof - Bab 2 Nilai Kemanusiaan

1. One of the characteristics of bodies is that whenever new forms and shapes are imposed upon them, they renounce and abandon their previous forms or shapes. In the human soul, however, new forms, whether of the sensible or of the intellectual nature, enter continuously without wiping out the previously existing forms. In fact, the more impressions and intellectual forms enter the mind, the stronger does the soul become.

2. When three elements of colour, smell, and taste, appear in an object, it is transformed. The human soul however, perceives all of these conditions without being materially affected by them.

3. The pleasures that man experiences from intellectual cognition can belong only to the soul, since man's body plays no role in it.

4. Abstract forms and concepts which are perceived by the mind, are undoubtedly nonmaterial and indivisible. Accordingly, their vehicle, which is the soul, must also be indivisible, and therefore immaterial.

5. The physical faculties of man receive their input through the senses, while the human soul perceives certain things without the help of the senses. Among the things that the human soul comprehends without relying on the senses, are the law of contradiction, the idea that the whole is always greater than one of its parts, and other such universal Principles.

Mengapa perlu belajar etika/akhlaq?

Page 18: Etika Prof - Bab 2 Nilai Kemanusiaan

• The negation of the errors made by the senses on the part of the soul, such as optical illusions, is done with the aid of these abstract concepts, even though the raw material required for making corrections is provided by the senses.

• Now that the independent existence of the soul has been proved, let us see what are the things responsible for its well-being and delight, and what are the things that make it sick and unhappy. The health and perfection of the soul lies in its grasp of the real nature of things , and this understanding can liberate it from the narrow prison of lust and greed and all other fetters which inhibit its evolution and edification towards that ultimate stage of human perfection which lies in man's nearness to God. This is the goal of `speculative wisdom' (al-hikmat al-nadariyyah).

• At the same time, the human soul must purge itself of any evil habits and traits it may have, and replace them with ethical and virtuous modes of thought and conduct. This is the goal of `practical wisdom' (al-hikmat al-`amaliyyah). Speculative and practical wisdom are related like matter and form; they cannot exist without each other.

• As a matter of principle, the term "philosophy" refers to `speculative wisdom' and "ethics”refers to `.practical wisdom'. A man who has mastered both speculative wisdom and practical wisdom is a microcosmic mirror of the larger universe: the macrocosm.

Mengapa Perlu Belajar Etika (2)

Page 19: Etika Prof - Bab 2 Nilai Kemanusiaan

FILSAFAT ETIKA

• Tujuan dari program ini pada 'Etika Profesi dan Nilai Manusia' adalah:

• untuk memahami nilai-nilai moral yang seharusnya memandu Teknik profesi,

• menyelesaikan isu-isu moral dalam profesi, dan (c) membenarkan pertimbangan moral tentang profesi. Hal ini dimaksudkan untuk mengembangkan satu set keyakinan, sikap, dan kebiasaan yang insinyur harus menampilkan tentang moralitas.

Page 20: Etika Prof - Bab 2 Nilai Kemanusiaan

NILAI MANUSIA

• Tujuan dari program ini pada 'Etika Profesi dan Nilai Manusia' adalah: (a) untuk memahami nilai-nilai moral yang seharusnya memandu Teknik profesi, (b) menyelesaikan isu-isu moral dalam profesi, dan (c) membenarkan pertimbangan moral tentang profesi. Hal ini dimaksudkan untuk mengembangkan satu set keyakinan, sikap, dan kebiasaan yang insinyur harus menampilkan tentang moralitas.

Page 21: Etika Prof - Bab 2 Nilai Kemanusiaan

• The Malakah adalah properti dari jiwa yang datang ke dalam keberadaan melalui latihan dan praktek berulang-ulang dan tidak mudah hancur. Sebuah disposisi tertentu (malakah) mungkin muncul dalam diri manusia karena salah satu alasan berikut: Alam dan fisik make up: Hal ini diamati bahwa beberapa orang pasien sementara yang lain sensitif dan gugup. Beberapa mudah terganggu dan sedih sementara yang lain menunjukkan resistensi yang lebih besar dan ketahanan. Kebiasaan: Yang terbentuk karena pengulangan terus-menerus tindakan-tindakan tertentu dan menyebabkan munculnya disposisi tertentu. Praktek dan upaya sadar: Yang jika terus cukup lama akhirnya akan mengarah pada pembentukan sebuah disposisi.

Page 22: Etika Prof - Bab 2 Nilai Kemanusiaan

• Pertanyaan:– Apakah baik dan buruk bersifat mutlak atau ditetapkan

oleh seseorang/oknum/sekelompok orang?

Page 23: Etika Prof - Bab 2 Nilai Kemanusiaan

• Ketuhanan• Respek• Pangkal segala perilku buruk adalah egoisme.

BEBERAPA PRINSIP AKHLAQ

Page 24: Etika Prof - Bab 2 Nilai Kemanusiaan