Etika Moral Dalam Keperawatan

14
Etika Moral Dalam Keperawatan Peningkatan pengetahuan dan teknologi yang sedemikian cepat dalam segala bidang serta meningkatnya pengetahuan masyarakat berpengaruh pula terhadap meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan atau kebidanan. Hal ini merupakan tantangan bagi profesi keperawatan dan kebidanan dalam mengembangkan profesionalisme selama memberi pelayanan yang berkualitas. Kualitas pelayanan yang tinggi memerlukan landasan komitmen yang kuat dengan basis pada etik dan moral yang tinggi. Sikap etis profesional yang kokoh dari setiap perawat atau bidan akan tercermin dalam setiap langkahnya, termasuk penampilan diri serta keputusan yang diambil dalam merespon situasi yang muncul. Oleh karena itu pemahaman yang mendalam tentang etika dan moral serta penerapannya menjadi bagian yang sangat penting dan mendasar dalam memberikan asuhan keperawatan atau kebidanan dimana nilai-nilai pasen selalu menjadi pertimbangan dan dihormati. ETIKA, MORAL DAN NILAI-NILAI Pengertian: § Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistematis

Transcript of Etika Moral Dalam Keperawatan

Page 1: Etika Moral Dalam Keperawatan

Etika Moral Dalam Keperawatan

Peningkatan pengetahuan dan teknologi yang sedemikian cepat dalam segala

bidang serta meningkatnya pengetahuan masyarakat berpengaruh pula

terhadap meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan

termasuk pelayanan keperawatan atau kebidanan. Hal ini merupakan tantangan

bagi profesi keperawatan dan kebidanan dalam mengembangkan

profesionalisme selama memberi pelayanan yang berkualitas. Kualitas

pelayanan yang tinggi memerlukan landasan komitmen yang kuat dengan basis

pada etik dan moral yang tinggi.

Sikap etis profesional yang kokoh dari setiap perawat atau bidan akan tercermin

dalam setiap langkahnya, termasuk penampilan diri serta keputusan yang

diambil dalam merespon situasi yang muncul. Oleh karena itu pemahaman yang

mendalam tentang etika dan moral serta penerapannya menjadi bagian yang

sangat penting dan mendasar dalam memberikan asuhan keperawatan atau

kebidanan dimana nilai-nilai pasen selalu menjadi pertimbangan dan dihormati.

ETIKA, MORAL DAN NILAI-NILAI

Pengertian:

§ Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang perilaku benar

atau salah, kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku.

§ Etika merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral kedalam

situasi nyata dan berfokus pada prinsip-prinsip dan konsep yang membimbing

manusia berpikir dan bertindak dalam kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-

nilai yang dianutnya. Banyak pihak yang menggunakan istilah etik untuk

mengambarkan etika suatu profesi dalam hubungannya dengan kode etik

profesional seperti Kode Etik PPNI atau IBI.

§ Nilai-nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan

terhadap suatu standar atau pegangan yang mengarah pada sikap/perilaku

Page 2: Etika Moral Dalam Keperawatan

seseorang. Sistem nilai dalam suatu organisasi adalah rentang nilai-nilai yang

dianggap penting dan sering diartikan sebagai perilaku personal.

§ Moral hampir sama dengan etika, biasanya merujuk pada standar personal

tentang benar atau salah. Hal ini sangat penting untuk mengenal antara etika

dalam agama, hukum, adat dan praktek profesional

NILAI-NILAI ESENSIAL DALAM PROFESI

Pada tahun 1985, “The American Association Colleges of Nursing”

melaksanakan suatu proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai

esensial dalam praktek keperawatan profesional. Perkumpulan ini

mengidentifikasikan 7 nilai-nilai esensial dalam kehidupan profesional, yaitu:

1. Aesthetics (keindahan): Kualitas obyek suatu peristiwa atau kejadian,

seseorang memberikan kepuasan termasuk penghargaan, kreatifitas, imajinasi,

sensitifitas dan kepedulian.

2. Altruism (mengutamakan orang lain): Kesediaan memperhatikan

kesejahteraan orang lain termasuk keperawatan atau kebidanan, komitmen,

arahan, kedermawanan atau kemurahan hati serta ketekunan.

3. Equality (kesetaraan): Memiliki hak atau status yang sama termasuk

penerimaan dengan sikap asertif, kejujuran, harga diri dan toleransi

4. Freedom (Kebebasan): memiliki kapasitas untuk memilih kegiatan termasuk

percaya diri, harapan, disiplin serta kebebasan dalam pengarahan diri sendiri.

5. Human dignity (Martabat manusia): Berhubungan dengan penghargaan yang

lekat terhadap martabat manusia sebagai individu termasuk didalamnya

kemanusiaan, kebaikan, pertimbangan dan penghargaan penuh terhadap

kepercayaan.

6. Justice (Keadilan): Menjunjung tinggi moral dan prinsip-prinsip legal

termasuk

objektifitas, moralitas, integritas, dorongan dan keadilan serta kewajaran.

7. Truth (Kebenaran): Menerima kenyataan dan realita, termasuk akontabilitas,

kejujuran, keunikan dan reflektifitas yang rasional.

Page 3: Etika Moral Dalam Keperawatan

PENGEMBANGAN DAN TRANSMISI NILAI-NILAI

Individu tidak lahir dengan membawa nilai-nilai (values). Nilai-nilai ini

diperoleh dan berkembang melalui informasi, lingkungan keluarga, serta

budaya sepanjang perjalanan hidupnya. Mereka belajar dari keseharian dan

menentukan tentang nilai-nilai mana yang benar dan mana yang salah. Untuk

memahami perbedaan nilai-nilai kehidupan ini sangat tergantung pada situasi

dan kondisi dimana mereka tumbuh dan berkembang. Nilai-nilai tersebut

diambil dengan berbagai cara antara lain: (1) Model atau contoh, dimana

individu belajar tentang nilai-nilai yang baik atau buruk melalui observasi

perilaku keluarga, sahabat, teman sejawat dan masyarakat lingkungannya

dimana dia bergaul; (2) Moralitas diperoleh dari keluarga, ajaran agama,

sekolah, dan institusi tempatnya bekerja dan memberikan ruang dan waktu atau

kesempatan kepada individu untuk mempertimbangkan nilai-nilai yang

berbeda; (3) Sesuka hati adalah proses dimana adaptasi nilai-nilai ini kurang

terarah dan sangat tergantung kepada nilai-nilai yang ada di dalam diri

seseorang dan memilih serta mengembangkan sistem nilai-nilai tersebut

menurut kemauan mereka sendiri. Hal ini lebih sering disebabkan karena

kurangnya pendekatan, atau tidak adanya bimbingan atau pembinaan sehingga

dapat menimbulkan kebingungan, dan konflik internal bagi individu tersebut;

(4) Penghargaan dan Sanksi; Perlakuan yang biasa diterima seperti:

mendapatkan penghargaan bila menunjukkan perilaku yang baik, dan

sebaliknya akan mendapat sanksi atau hukuman bila menunjukkan perilaku

yang tidak baik; (5) Tanggung jawab untuk memilih; adanya dorongan internal

untuk menggali nilai-nilai tertentu dan mempertimbangkan konsekuensinya

untuk diadaptasi. Disamping itu, adanya dukungan dan bimbingan dari

seseorang yang akan menyempurnakan perkembangan sistem nilai dirinya

sendiri.

Page 4: Etika Moral Dalam Keperawatan

KLARIFIKASI NILAI-NILAI (VALUES)

Klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana seseorang dapat mengerti

sistem nilai-nilai yang melekat pada dirinya sendiri. Hal ini merupakan proses

yang memungkinkan seseorang menemukan sistem perilakunya sendiri melalui

perasaan dan analisis yang dipilihnya dan muncul alternatif-alternatif, apakah

pilihan–pilihan ini yang sudah dianalisis secara rasional atau merupakan hasil

dari suatu kondisi sebelumnya (Steele&Harmon, 1983). Klarifikasi nilai-nilai

mempunyai manfaat yang sangat besar didalam aplikasi keperawatan dan

kebidanan. Ada tiga fase dalam klarifikasi nilai-nilai individu yang perlu

dipahami oleh perawat dan bidan.

Pilihan: (1) Kebebasan memilih kepercayaan serta menghargai keunikan bagi

setiap individu; (2) Perbedaan dalam kenyataan hidup selalu ada perbedaan-

perbedaan, asuhan yang diberikan bukan hanya karena martabat seseorang

tetapi hendaknya perlakuan yang diberikan mempertimbangkan sebagaimana

kita ingin diperlakukan. (3) Keyakinan bahwa penghormatan terhadap

martabat seseorang akan merupakan konsekuensi terbaik bagi semua

masyarakat.

Penghargaan: (1) Merasa bangga dan bahagia dengan pilihannya sendiri (anda

akan merasa senang bila mengetahui bahwa asuhan yang anda berikan dihargai

pasen atau klien serta sejawat) atau supervisor memberikan pujian atas

keterampilan hubungan interpersonal yang dilakukan; (2) Dapat

mempertahankan nilai-nilai tersebut bila ada seseorang yang tidak bersedia

memperhatikan martabat manusia sebagaimana mestinya.

Tindakan (1) Gabungkan nilai-nilai tersebut kedalam kehidupan atau pekerjaan

sehari-hari; (2) Upayakan selalu konsisten untuk menghargai martabat manusia

dalam kehidupan pribadi dan profesional, sehingga timbul rasa sensitif atas

tindakan yang dilakukan.

Semakin disadari nilai-nilai profesional maka semakin timbul nilai-nilai moral

yang dilakukan serta selalu konsisten untuk mempertahankannya. Bila

Page 5: Etika Moral Dalam Keperawatan

dibicarakan dengan sejawat atau pasen dan ternyata tidak sejalan, maka

seseorang merasa terjadi sesuatu yang kontradiktif dengan prinsip-prinsip yang

dianutnya yaitu; penghargaan terhadap martabat manusia yang tidak

terakomodasi dan sangat mungkin kita tidak lagi merasa nyaman. Oleh karena

itu, klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana kita perlu

meningkatkan serta konsisten bahwa keputusan yang diambil secara khusus

dalam kehidupan ini untuk menghormati martabat manusia. Hal ini merupakan

nilai-nilai positif yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari dan dalam

masyarakat luas.

PELAKSANAAN ETIK DAN MORAL DALAM PELAYANAN KLINIS

KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

Aplikasi dalam praktek klinis bagi perawat/bidan diperlukan untuk

menempatkan nilai-nilai dan perilaku kesehatan pada posisinya. Perawat/bidan

bisa menjadi sangat frustrasi bila membimbing atau memberikan konsultasi

kepada pasen yang mempunyai nilai-nilai dan perilaku kesehatan yang sangat

rendah. Hal ini disebabkan karena pasen kurang memperhatikan status

kesehatannya. Pertama-tama yang dilakukan oleh perawat/bidan adalah

berusaha membantu pasen untuk mengidentifikasi nilai-nilai dasar

kehidupannya sendiri.

Sebagai ilustrasi dapat dicontohkan kasus sebagai berikut: Seorang pengusaha

yang sangat sukses dan mempunyai akses di luar dan dalam negeri sehingga dia

menjadi sibuk sekali dalam mengelola usahanya. Akibat kesibukannya dia

sering lupa makan sehingga terjadi perdarahan lambung yang menyebabkan dia

perlu dirawat di rumah sakit. Selain itu dia juga perokok berat sebelumnya.

Ketika kondisinya telah mulai pulih perawat berusaha mengadakan pendekatan

untuk mempersiapkannya untuk pulang. Namun perawat menjadi kecewa,

karena pembicaraan akhirnya mengarah pada keberhasilan serta

kesuksesannya dalam bisnis. Kendati demikian upaya tersebut harus selalu

dilakukan dan kali ini perawat menyusun list pertanyaan dan mengajukannya

kepada pasen tersebut. Pertanyaannya, “Apakah tiga hal yang paling penting

dalam kehidupan bapak dari daftar dibawah ini ?” Pasen diminta untuk

memilih atas pertanyaan berikut:

Page 6: Etika Moral Dalam Keperawatan

1. Bersenang-senang dalam kesendirian (berpikir, mendengarkan musik atau

membaca).

2. Meluangkan waktu bersama keluarga.

3. Melakukan aktifitas seperti: mendaki gunung, main bola atau berenang.

4. Menonton televisi.

5. Membantu dengan sukarela untuk kepentingan orang lain.

6. Menggunakan waktunya untuk bekerja.

Langkah berikutnya adalah mengajaknya untuk mendiskusikan prioritas yang

dibuat berdasarkan nilai-nilai yang dianutnya, dengan mengikuti klarifikasi

nilai-nilai sebagai berikut:

1. Memilih: Setelah menggali aspek-aspek berdampak terhadap kesehatan

pasen, misalnya stress yang berkepanjangan dapat mengganggu kesehatan dan

mengganggu aktifitasnya, maka sarankan kepadanya memilih secara bebas

nilai-nilai kunci yang dianutnya. Bila dia memilih masalah kesehatannya, maka

hal ini menunjukkan tanda positif.

2. Penghargaan: Berikan dukungan untuk memperkuat keinginan pasen dan

promosikan nilai-nilai tersebut dan bila memungkinkan dapatkan dukungan

dari keluarganya. Contoh: istri dan anak anda pasti akan merasa senang bila

anda memutuskan untuk berhenti merokok serta mengurangi kegiatan bisnis

anda, karena dia sangat menghargai kesehatan anda.

3. Tindakan: Berikan bantuan kepada pasen untuk merencanakan kebiasaan

baru yang konsisten setelah memahami nilai-nilai pilihannya. Minta kepada

pasen untuk memikirkan suatu cara bagaimana nilai tersebut dapat masuk

dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata yang perlu diucapkan perawat/bidan

kepada pasennya: “Bila anda pulang, anda akan menemukan cara kehidupan

yang berbeda, dan anda menyatakan ingin mulai menggunakan waktu demi

kesehatan anda”.

Page 7: Etika Moral Dalam Keperawatan

PERILAKU ETIS PROFESIONAL

Perawat atau bidan memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan

yang berkualitas berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktek asuhan

profesional. Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan perawat

atau bidan, dan berlanjut pada diskusi formal maupun informal dengan sejawat

atau teman. Perilaku yang etis mencapai puncaknya bila perawat atau bidan

mencoba dan mencontoh perilaku pengambilan keputusan yang etis untuk

membantu memecahkan masalah etika. Dalam hal ini, perawat atau bidan

seringkali menggunakan dua pendekatan: yaitu pendekatan berdasarkan

prinsip dan pendekatan berdasarkan asuhan keperawatan /kebidanan.

Pendekatan Berdasarkan Prinsip

Pendekatan berdasarkan prinsip, sering dilakukan dalam bio etika untuk

menawarkan bimbingan untuk tindakan khusus. Beauchamp Childress (1994)

menyatakan empat pendekatan prinsip dalam etika biomedik antara lain; (1)

Sebaiknya mengarah langsung untuk bertindak sebagai penghargaan terhadap

kapasitas otonomi setiap orang: (2) Menghindarkan berbuat suatu kesalahan;

(3) Bersedia dengan murah hati memberikan sesuatu yang bermanfaat dengan

segala konsekuensinya; (4) Keadilan menjelaskan tentang manfaat dan resiko

yang dihadapi.

Dilema etik muncul ketika ketaatan terhadap prinsip menimbulkan penyebab

konflik dalam bertindak. Contoh; seorang ibu yang memerlukan biaya untuk

pengobatan progresif bagi bayinya yang lahir tanpa otak dan secara medis

dinyatakan tidak akan pernah menikmati kehidupan bahagia yang paling

sederhana sekalipun. Di sini terlihat adanya kebutuhan untuk tetap menghargai

otonomi si ibu akan pilihan pengobatan bayinya, tetapi dilain pihak masyarakat

berpendapat akan lebih adil bila pengobatan diberikan kepada bayi yang masih

memungkinkan mempunyai harapan hidup yang besar. Hal ini tentu sangat

mengecewakan karena tidak ada satu metoda pun yang mudah dan aman untuk

menetapkan prinsip-prinsip mana yang lebih penting, bila terjadi konflik

diantara kedua prinsip yang berlawanan. Umumnya, pendekatan berdasarkan

Page 8: Etika Moral Dalam Keperawatan

prinsip dalam bioetik, hasilnya terkadang lebih membingungkan. Hal ini dapat

mengurangi perhatian perawat atau bidan terhadap sesuatu yang penting dalam

etika.

Pendekatan Berdasarkan Asuhan

Ketidakpuasan yang timbul dalam pendekatan berdasarkan prinsip dalam

bioetik mengarahkan banyak perawat atau bidan untuk memandang “care”

atau asuhan sebagai fondasi dan kewajiban moral. Hubungan perawat/bidan

dengan pasen merupakan pusat pendekatan berdasarkan asuhan, dimana

memberikan langsung perhatian khusus

kepada pasen, sebagaimana dilakukan sepanjang kehidupannya sebagai perawat

atau bidan. Perspektif asuhan memberikan arah dengan cara bagaimana

perawat/bidan dapat membagi waktu untuk dapat duduk bersama dengan pasen

atau sejawat, merupakan suatu kewajaran yang dapat membahagiakan bila

diterapkan berdasarkan etika. Karakteristik perspektif dari asuhan meliputi :

(1) Berpusat pada hubungan interpersonal dalam asuhan; (2) Meningkatkan

penghormatan dan penghargaan terhadap martabat klien atau pasen sebagai

manusia; (3) Mau mendengarkan dan mengolah saran-saran dari orang lain

sebagai dasar yang mengarah pada tanggung-jawab profesional; (4) Mengingat

kembali arti tanggung-jawab moral yang meliputi kebajikan seperti: kebaikan,

kepedulian, empati, perasaan kasih-sayang, dan menerima kenyataan.

(Taylor,1993).

Asuhan juga memiliki tradisi memberikan komitmen utamanya terhadap pasen

dan belakangan ini mengklaim bahwa advokasi terhadap pasen merupakan

salah satu peran yang sudah dilegimitasi sebagai peran dalam memberikan

asuhan keperawatan/kebidanan. Advokasi adalah memberikan saran dalam

upaya melindungi dan mendukung hak-hak pasen. Hal tersebut merupakan

suatu kewajiban moral bagi perawat atau bidan, dalam menemukan kepastian

tentang dua sistem pendekatan etika yang dilakukan yaitu pendekatan

berdasarkan prinsip dan asuhan. Perawat atau bidan yang memiliki komitmen

tinggi dalam mempraktekkan keperawatan profesional dan tradisi tersebut

Page 9: Etika Moral Dalam Keperawatan

perlu mengingat hal-hal sbb: (1) Pastikan bahwa loyalitas staf atau kolega agar

tetap memegang teguh komitmen utamanya terhadap pasen; (2) berikan

prioritas utama terhadap pasen dan masyarakat pada umumnya; (3) Kepedulian

mengevaluasi terhadap kemungkinan adanya klaim otonomi dalam kesembuhan

pasen. Bila menghargai otonomi, perawat atau bidan harus memberikan

informasi yang akurat, menghormati dan mendukung hak pasien dalam

mengambil keputusan.

KESIMPULAN

Dalam upaya mendorong profesi keperawatan dan kebidanan agar dapat

diterima dan dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka mereka

harus memanfaatkan nilai-nilai keperawatan / kebidanan dalam menerapkan

etika dan moral disertai komitmen yang kuat dalam mengemban peran

profesionalnya. Dengan demikian perawat atau bidan yang menerima tanggung

jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan atau kebidanan secara etis

profesional. Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan standar,

melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan bagi

keselamatan pasen, penghormatan terhadap hak-hak pasen, akan berdampak

terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan atau kebidanan

EVALUASI

1. Sebutkan pengertian etika dan moral, apa perbedaannya.

2. Apa yang dimaksud dengn transmisi nilai-nilai?

3. Sebutkan 3 fase klarifikasi nilai-nilai dan jelaskan masing-masing!

4. Bagaimana transmisi nilai-nilai profesional diadopsi oleh seorang perawat?

5. Sebutkan 4 karakteristik dalam pendekatan melelui prinsip asuhan!

Page 10: Etika Moral Dalam Keperawatan