Etika Dalam Membuat Janji

25
ETIKA DALAM MEMBUAT JANJI ETIKA DALAM MEMBUAT JANJI oleh: dr. Anugerah Andini Pembimbing: dr.Trika Irianta,SpOG

description

etika

Transcript of Etika Dalam Membuat Janji

  • ETIKA DALAM MEMBUAT JANJI oleh:dr. Anugerah Andini

    Pembimbing:dr.Trika Irianta,SpOG

  • PendahuluanMedia massa masyarakat Yogyakarta dan Jawa Tengah yang menjadi korban gempa berdemonstrasi untuk menuntut janji pemerintah. Mereka merasa dibohongi karena uang bantuan yang pernah digembar-gemborkan abdi negara untuk membantu pembangunan rumah mereka yang hancur tak kunjung tiba

  • Berita demonstrasi masyarakat Yogyakarta dan Jawa Tengah itu memuat dua hal mendasar yang saling terkait, yakni janji dan moralitas. Dalam konsep etika, kesetiaan untuk memenuhi janji termasuk dalam tuntutan etis.

    WD. Ross penganut teori etika deontologis,

    menempatkan nilai moral pada urutan pertama diantara sejumlah nilai etis lain seperti kewajiban mengganti rugi, kewajiban untuk berterima kasih, kewajiban bertindak adil, kewajiban berbuat baik serta kewajiban mengembangkan diri dan kewajiban untuk tidak merugikan orang lain.

  • Artinya, menepati janji merupakan nilai moral yang mendasar dalam kehidupan sosial. Sesuai pendapat Immanuel Kant,

    WD Ross menempatkan nilai janji ini sebagai sebuah keharusan dan pertama-tama dijalankan di antara kewajiban yang lainnya.

    Lebih jauh Ross bahkan memasukkan kesetiaan untuk menaati janji menjadi penentu kualitas etis seseorang.

  • Mengapa menjadi penentu mutu etis seseorang? Jawabnya ada pada nilai intrinsik pembuatan janji itu sendiri. WD Ross ..

    janji bukan sebuah omongan kosong tanpa makna. Janji justru sarat dengan makna. Dalam membuat janji, orang menyertakan dua hal mendasar dalam dirinya, yakni intuisi dan rasionalitas.

  • Dengan kata lain, dalam membuat janji orang menyertakan aspek batiniah dan menyertakan pertimbangan matang. Karena dua hal ini, janji bermuatan moral.

    Muatan moral terletak pada keharusan pembuat janji untuk menjalankannya. Jadi, konsistensi menjadi nilai etis esensial dari sebuah janji.

  • A. Etika Karakter dan Etika Kepribadian Dari hasil penelitian selama 150 tahun pertama tahun 1776 - 1926, orang-orang yang berhasil adalah yang memiliki disiplin diri, ketulusan, rendah hati, keberanian, kejujuran, integritas, hemat, kesetiaan, yang kemudian disebut sebagai etika karakter.

    Etika karakter mengajarkan bahwa terdapat prinsip-prinsip dasar kehidupan yang efektif, orang hanya dapat mengalami keberhasilan yang sejati dan kebahagiaan abadi jika mereka mengintegrasikan prinsip-prinsip tersebut dalam karakter dasar mereka. Tahun 1926 - 1976, pandangan tentang keberhasilan berubah dari etika karakter menjadi etika kepribadian.

  • Keberhasilan merupakan suatu fungsi kepribadian yang bertitik tolak pada 2 hal yaitu teknik hubungan manusia dan masyarakat, dan yang satu lagi adalah sikap mental positif, antara lain penampilan, gaya, tampang dan kekayaan.

    Etika karakter dan etika kepribadian dapat digambarkan sebagai gunung es, puncak yang kelihatan adalah kepribadian sedang yang mendasar yang berada dibawah adalah karakter.

    Kepribadian merupakan produk dari karakter

  • B. Contoh-contoh Etika a. Taat Pada Kaidah Kaidah Agama,Hukum dan Moral b. Patuh Pada Perjanjian Kerja Dan Kebijakan Perusahaan c. Jujur Dan Dapat Dipercayad. Mempunyai Harga Diri Yang Tinggi e. Selalu Bersikap Adil (Fair)f. Menghargai Orang Laing. Mampu Bekerja Sama Dengan Siapa Saja h. Berani Mengambil Keputusan i. Bertanggung Jawab j. Dapat Diandalkan/Tidak Menyalahgunakan Wewenang

  • k. Peka Akan Kepentingan Orang Lain l. Mendahulukan Kepentingan Perusahaan/Orang Banyakm.Senantiasa Siap Membantu n. Tekun Dan Bersungguh-sungguh o. Berdisiplin Tinggi p. Mampu Mengendalikan Diri q. Loyalr. Sopans. Menghargai Waktu t. Memiliki Kepedulian Yang Dalam Atas Keragaan/Masa Depan Perusahaanu. Memperhatikan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Baik Pribadi Maupun Orang Lain

  • C. Etika Bertelefon Agar dapat mendukung etika bertelefon, ada beberapa aturan sederhana yang harus diperhatikan:1. Berbicara dengan suara yang jelas dan kecepatan normal2. Berbicara seperti berhadapan dengan lawan bicara3. Berbicara langsung sedekat mungkin dengan pesawat telefon4. Berbicara dengan penuh rasa bersahabat, sopan, ramah, dan penuh perhatian

  • Cara menerima telefon Ada 2 cara sederhana yang sangat efektif:1. Cepat angkat telefon yang berdering, jangan tunda sampai 3 kali dering. Karena selain kurang sopan juga akan menimbulkan suara bising yang mengganggu konsentrasi.2. Buatlah catatan secepat mungkin segala sesuatu yang penting dari pembicaraan telefon.3. Sebutkan identitas diri

  • Setelah mengungkapkan identitas diri, barulah berbicara secara jelas, taktis, dan bijaksana. Buat daftar nomor telefon relasi Pembicaraan dalam telefon:- Berbicara efektif jangan bertele-tele- Bijaksana dalam memilih kata-kata- Runtut dalam menyusun kalimat- Menghindari pernyataan yang keras- Hindari nada suara yang tinggi

  • - Berikan keterangan yang jelas, jangan hanya mengatakan, Tidak tahu, ya!- Jangan membuat yang di telefon merasa bosan- Kalau Anda merasa bosan dengan si penelefon, Anda dapat menutup dengan kata- kata yang tidak menyinggung perasaan- Tutuplah pembicaraan dengan suatu kesan positif- Bila perlu, catatlah hal-hal yang akan dibicarakan

  • D. Etika Bersilaturahmi Berikut beberapa tip tentang Etika Bersilaturahmi; Mengetuk pintu dengan pelan, tidak menggedor. Ucapkan salam dengan sopan atau tidak berteriak, maksimal 3 kali mengucap salam. Jika tidak ada jawaban padahal rumah sedang sepi, sebaiknya kembali lagi lain kali atau menelepon. Pilihlah waktu berkunjung yang tepat bukan pada saat orang sedang beristirahat, misalnya sore hari atau setelah maghrib. Berbeda kondisinya jika kita sudah mengadakan janji dengan sang tuan rumah terlebih dulu. Tanyakan pada tuan rumah apakah ada acara atau kesibukan lain.

  • Mempersingkat waktu kunjungan jika sang tuan rumah terlihat sedang sibuk atau ada acara di luar. Usahakan membawa oleh-oleh secukupnya saja, terutama jika jarak rumah yang kita kunjungi di lain kota, tapi bukan suatu keharusan. Jangan membebani atau merepotkan tuan rumah dengan kedatangan kita. Jika kita akan berkunjung pada kerabat di lain kota sebaiknya telepon dulu untuk memastikan tuan rumah ada di tempat

  • E. Etika Bergaul Urgensi Pembahasan Etika Bergaul

    Sangat perlu dipelajari untuk kita amalkan. Kita harus mengetahui, bagaimana adab terhadap orang tua, adab terhadap saudara kita, adab terhadap istri kita, adab seorang istri terhadap suaminya, adab terhadap teman sekerja atau terhadap atasan dan bawahan. Jika kita seorang dai atau guru, maka harus mengetahui bagaimana adab bermuamalah dengan dai atau lainnya dan dengan madu (yang didakwahi) atau terhadap muridnya. Jika inti ajaran yang dibawa oleh seseorang itu benar, maka kita harus menerimanya, dengan tidak memperdulikan cara penyampaiannya yang benar atau salah, etikanya baik atau buruk, akan tetapi pada kenyataannya, kebanyakan orang melihat dulu kepada etika orang itu.

  • Sikap-Sikap yang Disukai Manusia

    a. Manusia Suka Kepada Orang Yang Memberi Perhatian Kepada Orang Lain.b. Manusia Suka Kepada Orang Yang Mau Mendengar Ucapan Mereka c. Manusia Suka Kepada Orang Yang Menjauhi Debat Kusir.d. Manusia Suka Kepada Orang Yang Memberikan Penghargaan Dan Penghormatan Kepada Orang Lain.e. Manusia Suka Kepada Orang Yang Memberi Kesempatan Kepada Orang Lain Untuk Maju. f. Manusia Suka Kepada Orang Yang Tahu Berterima Kasih atau Suka Membalas Kebaikan.g. Manusia Suka Kepada Orang Yang Memperbaiki Kesalahan Orang Lain Tanpa Melukai Perasaannya.

  • Sikap-Sikap Yang Tidak Disukai Manusia

    1. Memberi Nasehat Kepadanya Di hadapan Orang Lain.2. Manusia Tidak Suka Diberi Nasehat Secara Langsung.3. Manusia Tidak Suka Kepada Orang Yang Selalu Memojokkannya Dengan Kesalahan Kesalahannya. Karena manusia adalah makhluk yang banyak memiliki kekurangan-kekurangan pada dirinya.4. Manusia Tidak Suka Kepada Orang Yang Tidak Pernah Melupakan Kesalahan Orang Lain. 5. Manusia Tidak Suka Kepada Orang Yang Sombong.6. Manusia Tidak Suka Kepada Orang Yang Terburu-Buru Memvonis Orang Lain.7. Manusia Tidak Suka Kepada Orang Yang Mempertahankan Kesalahannya, Atau Orang Yang Berat Untuk Rujuk Kepada Kebenaran Setelah Dia Meyakini Kebenaran Tersebut.8. Manusia Tidak Suka Kepada Orang Yang Menisbatkan Kebaikan Kepada Dirinya Dan Menisbatkan Kejelekan Kepada Orang Lain.

  • Imam Ibn Qudamah menjelaskan dalam kitabMukhtasar Minhajul Qashidin, bahwa ada empat kriteria yang patut menjadi pedoman dalam memilih teman.

    [1]. Aqidahnya benar.[2]. Akhlaqnya baik.[3]. Bukan dengan orang yang tolol atau bodoh dalam hal berprilaku. Karena dapat menimbulkan mudharat.[4]. Bukan dengan orang yang ambisius terhadap dunia atau bukan orang yang materialistis.

  • Beberapa faktor yang bisa menyebabkan manusia menjadi sombong:[1]. Harta atau uang .[2]. Ilmu.[3]. Nasab atau keturunan.

  • F. Etika di Meja Makan 1. Memperkenalkan Sesama Kolega Dengan memperkenalkan secara resmi orang-orang yang Anda kenal tetapi di antara mereka belum saling mengenal, suasana kaku dan tak nyaman pun bisa sirna.

    2. Berdiri Jika Ada Yang Bangun Menurut etika, seorang pria sebaiknya berdiri jika rekan semejanya yang berjenis kelamin wanita meninggalkan meja atau kembali ke meja setelah ia dari kamar kecil.

    3. Perbaiki Dasi Walaupun Anda sedang merasa sangat lapar dan ingin segera makan,jangan lupa atur letak dasi sebelum mulai menyantap hidangan sehingga tidak mengganggu saat Anda tengah makan.

  • 4. Cicipi Ada dua alasan mengapa sebaiknya hal ini dilakukan: - Anda tidak tahu apakah makanan yang akan dimakan sudah cukup asin atau belum. - Alasan berikut (dan hanya berlaku di pesta makan malam), dengan menambahkan garam pada makanan di piring Anda akan memberi kesan seakan Anda tidak percaya terhadap masakan tuan rumah. Bila ditanya apakah perlu garam, minta garam dan lada, karena garam dan lada selalu berada bersama.

    5. Siku Di Meja Meletakkan siku di meja memang nyaman tetapi hal ini tidak dibenarkan bila Anda melakukannya pada suatu jamuan makan siang atau makan malam.

    Waktu yang tepat meletakkan siku di meja makan adalah di antara dua makanan. Maksudnya, pada waktu selesai menyantap makanan pembuka dan akan masuk ke makanan utama atau pada saat selesai menyantap makanan utama dan akan melahap makanan penutup.

  • Anda dapat relaks sebentar sambil menantikan makanan berikutnya. Atau dapat juga pada saat Anda harus berbicara dengan teman satu meja yang posisinya tak langsung di sebelah Anda. Letakkan siku di atas serbet dan dekatkan posisi Anda dengan lawan bicara sehingga Anda dapat mendengar apa yang dikatakannya, demikian pula sebaliknya.

    Bila bicara soal etika, tidak berarti kita sedang membicarakan masalah penampilan yang menarik. Tata krama merupakan cara untuk menghargai orang lain. Dengan memahami etika atau tata krama, sikap kaku dan tak nyaman dapat dihindari. Selain itu, Anda pun terkesan sopan dan amat pantas untuk dihargai.