Etika Bisnis_Solusi Sengketa Bisnis

26
SOLUSI SENGKETA BISNIS AKADEMI SEKRETARIS MANAJEMEN BINA SARANA INFORMATIKA Ratnawaty Marginingsih, SE, MM

Transcript of Etika Bisnis_Solusi Sengketa Bisnis

Page 1: Etika Bisnis_Solusi Sengketa Bisnis

SOLUSI SENGKETA BISNIS

AKADEMI SEKRETARIS MANAJEMEN BINA SARANA INFORMATIKA

Ratnawaty Marginingsih, SE, MM

Page 2: Etika Bisnis_Solusi Sengketa Bisnis

Model Alternatif Penyelesaian Sengketa

1.Arbitrase2.Negosiasi3.Mediasi4.Konsiliasi5.Pencari Fakta6.Minitrial7.Ombudsman8.Penilaian Ahli9.Pengadilan Kasus Kecil (small claim

court)10.Peradilan Adat

Page 3: Etika Bisnis_Solusi Sengketa Bisnis

ARBITRASEArbitrase adalah penyelesaian suatu perselisihan kepentingan, dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan, di luar Pengadilan Hubungan Industrial melalui kesepakatan tertulis dari para pihak yang berselisih untuk menyerahkan penyelesaian perselisihan kepada arbiter yang putusannya mengikat para pihak dan bersifat final. Arbitrase hanya berwenang menangani perkara perselisihan kepentingan dan perselisihan antar serikat pekerja dalam satu perusahaan.

Menurut UU No. 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa, pengertian arbitrase adalah cara penyelesaian sengketa perdata diluar peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa.

Page 4: Etika Bisnis_Solusi Sengketa Bisnis

Pada saat berlakunya Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, ketentuan-ketentuan mengenai arbitrase sebagaimana yang diatur dalam Pasal 615 sampai dengan Pasal 651 Rv, Pasal 377 HIR, dan Pasal 705 Rbg, dinyatakan tidak berlaku lagi.

Dibandingkan dengan pengaturan Ketentuan-ketentuan Arbitrase Komisi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) tentang Hukum Perdagangan Internasional (The United Nations Commission on International Trade Law) atau lebih dikenal Arbitrase Model Law UNCITRAL 1985 yang terdiri dari 36 pasal, UU No. 30/1999 yang terdiri dari 82 pasal tersebut telah secara luas mengatur berbagai hal terkait dengan arbitrase.

Banyaknya pasal tersebut tampaknya agar UU No. 30/1999 mampu mengakomodasikan banyak hal dengan mengaturnya secara mendetail (meskipun seharusnya hal itu bukan muatan suatu undang-undang), misalnya, keharusan bagi sekretaris untuk membuat notulen rapat sehubungan dengan kegiatan dalam pemeriksaan dan sidang arbitrase. (Lihat Pasal 51 UU No. 30/1999.) 

Page 5: Etika Bisnis_Solusi Sengketa Bisnis

Berbagai Macam Arbitrase1. Arbitrase Mengikat (Binding Arbitration)2. Arbitrase TidakMengikat (Nonbinding Arbitration, Advisory Arbitration)3. Arbitrase Kepentingan (Interest Arbitration)4. Arbitrase Hak (Rights Arbitration)5. Arbitrase Sukarela (Voluntary Arbitration)6. Arbitrase Wajib (Compulsory Arbitration)7. Arbitrase Adhoc8. Arbitrase Lembaga9. Arbitrase Nasional10. Arbitrase Internasional11. Arbitrase Kualitas12. Arbitrase Umum13. Arbitrase Teknis14. Arbitrase Bidang Khusus

Page 6: Etika Bisnis_Solusi Sengketa Bisnis

1. Arbitrase Mengikat Arbitrase Mengikat (binding arbitration) yaitu arbitrase yang putusannya bersifat final, jadi mirip dengan putusan pengadilan yang sudah inkracht.

2. Arbitrase Tidak Mengikat Arbitrase tidak mengikat (nonbinding arbitration, advisory arbitration), yaitu arbitrase yang putusannya boleh diikuti dan boleh tidak diikuti oleh para pihak. 3. Arbitrase Kepentingan Arbitrase kepentingan (interest arbitration), yaitu arbitrase yang tidak memutus untuk suatu sengketa, tetapi para pihak memakai jasa mereka untuk menciptakan provisi-provisi dalam kontrak yang oleh para pihak telah mengalami jalan buntu.

4. Arbitrase Hak Arbitrase hak (right arbitration) yaitu arbitrase yang memberi keputusan terhadap sengketa para pihak, jadi bukan sekedar membuat provisi dalam kontrak

Page 7: Etika Bisnis_Solusi Sengketa Bisnis

5. Arbitrase Sukarela Arbitrase sukarela (voluntary arbitration) adalah arbitrase yang dimintakan sendiri oleh para pihak, baik yang dimintakan dalam kontrak yang bersangkutan ataupun dalam kontrak tersendiri.

6. Arbitrase Wajib Arbitrase wajib (compulsory arbitration), yaitu arbitrase yang oleh undang- undang diwajibkan untuk dilakukan. Misalnya penyelesaian sengketa di bidang perburuhan yang wajib dilaksanakan dalam menyelesaikan sengketa yang timbul dalam hubungan perburuhan.

7. Arbitrase Ad Hoc Arbitrase ad hoc yaitu arbitrase yang tidak ada badannya, tetapi hanya penunjukan orang-orang secara bebas oleh para pihak sesuai kesepakatan antara para pihak dengan memberlakukan aturan hukum tertentu.

8. Arbitrase Lembaga Arbitrase lembaga adalah model arbitrase yang sudah ada lembaga/badannya, serta sudah ada aturan mainnya, sehingga para pihak tinggal memilih badan tersebut serta memilih arbiter-arbiternya. Misalnya: Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI), arbitrase International Chamber of Commerce (ICC) dan International Centre for Settlement of Investment Disputes (ICSID).

Page 8: Etika Bisnis_Solusi Sengketa Bisnis

9. Arbitrase Nasional Arbitrase nasional adalah arbitrase di mana para pihak yang bersengketa adalah para pihak dalam 1 (satu) negara. Kadang-kadang ada juga arbitrase badan/lembaga yang dimaksud untuk para pihak yang nasional. Misalnya Badan rabitrase Nasional Indonesia (BANI).

10. Arbitrase Internasional Arbitrase internasional adalah arbitrase dimana para pihak yang bersengketa adalah berasal dari negara-negara yang berbeda. Para pihak dapat membentuk arbitrase nasional (ad hoc) dengan mengacu kepada peraturan arbitrase internasional tertentu, misalnya memilih arbiter yang mereka kehendaki atau dengan memilih peraturan United Nation Commission on international Trade Law (UNITRAL) misalnya.

11. Arbitrase Kualitas Arbitrase kualitas adalah arbitrase yang menyangkut dengan fakta-fakta, sehingga arbitrase harus jeli memilah-milah fakta tersebut serta menginterprestasi dan menganalisanya.

12. Arbitrase Teknis Arbitrase teknis adalah arbitrase yang menyangkut dengan hal-hal yang timbul dari penyusunan dan penafsiran suatu kontrak.

Page 9: Etika Bisnis_Solusi Sengketa Bisnis

13. Arbitrase Umum Arbitrase umum adalah suatu arbitrase yang berbentuk badan yang mempunyai ruang lingkup di semua bidang hukum. Misalnya, Badan Arbitrase Nasional Indonesia.

14. Arbitrase Bidang Khusus Arbitrase bidang khusus adalah suatu arbitrase yang berbentuk badan yang tidak mempunyai ruang lingkup di semua bidang hukum, tetapi hanya hanya mempunyai ruang lingkup di bidang hukum tertentu saja. Misalnya di Indonesia ada arbitrase muamalat, yang khusus menyelesaikan sengketa terhadap atau dengan bank yang berdasarkan pada syariat Islam.

Dalam Prosedur Penyelesaian Sengketa Secara Arbitrase Indonesia telah membentuk Undang-undang tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa yaitu pada tanggal 12 Agustus 1999 akan tetapi sebelumnya telah dibentuk Badan Arbitrase Nasinal Indonesia (BANI) pada tahun 1977 dan Badan Arbitrase Muamalat Indonesia (BAMUI) pada tahun 1993.

Page 10: Etika Bisnis_Solusi Sengketa Bisnis

NEGOSIASISecara umum kata "negosiasi" berasal dari kata to negotiate, to be negotiating dalam bahasa inggris yang berarti "merundingkan, membicarakan kemungkinan tentang suatu kondisi, dan atau menawar". Sedangkan kata-kata turunanya adalah antara lain "negotiation" yang berarti "menunjukkan suatu proses atau aktivitas untuk merundingkan, membicarakan sesuatu hal untuk disepakati dengan orang lain", dan "negotiable" yang berarti "dapat dirundingkan, dapat dibicarakan, dapat ditawar".

Definisi negosiasi secara formal dapat diartikan sebagai suatu bentuk pertemuan bisnis antara dua pihak atau lebih untuk mencapai suatu kesepakatan bisnis. Negosiasi merupakan perundingan antara dua pihak dimana didalamnya terdapat proses memberi, menerima, dan tawar menawar. Selain itu negosiasi juga merupakan ijab kabul dari sebuah proses interaksi yang dilakukan oleh kedua belah pihak untuk saling memberi dan menerima atas sesuatu yang ditentukan dengan kesepakatan bersama.

Page 11: Etika Bisnis_Solusi Sengketa Bisnis

TUJUAN NEGOSIASI

Ada beberapa tujuan dari sebuah negosiasi dalam bisnis, yaitu antara lain :1. Untuk mendapatkan atau mencapai kata sepakat yang mengandung

kesamaan persepsi, saling pengertian dan persetujuan.2. Untuk mendapatkan atau mencapai kondisi penyelesaian atau jalan

keluar dari masalah yang dihadapi bersama3. Untuk mendapatkan atau mencapai kondisi saling menguntungkan

dimana masing-masing pihak merasa menang (win-win solution).

MANFAAT NEGOSIASI

Selain mempunyai tujuan, negosiasi juga mempunyai manfaat. Manfaat yang diperoleh dari sebuah proses negosiasi di dalam pengertian bisnis resmi antara lain adalah :4. Untuk mendapatkan atau menciptakan jalinan kerja sama antar

badan usaha atau institusi ataupun perorangan untuk melakukan suatu kegiatan atau usaha bersama atas dasar saling pengertian. Dengan terjalinnya kerjasama antar kedua belah pihak inilah maka tercipta sebuah transaksi bisnis yang saling terkait, sehingga membuat hidup perekonomian. Dengan kata lain, bahwa suatu proses negosiasi bisnis merupakan bagian dari suatu proses interaksi guna menghidupkan perekonomian dalam skala yang lebih luas.

Page 12: Etika Bisnis_Solusi Sengketa Bisnis

2. Dalam sebuah perusahaan, sebuah proses negosiasi akan memberikan manfaat untuk menjalin hubungan bisnis yang lebih luas dan juga untuk mengembangkan pasar, yang diharapkan memberikan peningkatan penjualan. Proses negosiasi bisnis juga akan menghasilkan harga yang lebih baik dan efisiens, yang memberikan keuntungan yang lebih besar. Dalam jangka panjang hal ini akan memberikan kemajuan dari sebuah perusahaan.

KETERAMPILAN DASAR BERNEGOSIASI

Berikut ini, adalah keterampilan -keterampilan dasar dalam bernegosiasi :

1. Ketajaman pikiran / kelihaian2. Sabar3. Kemampuan Beradaptasi4. Daya Tahan5. Kemampuan Bersosialisasi6. Konsentrasi7. Kemampuan Beratikulasi

Page 13: Etika Bisnis_Solusi Sengketa Bisnis

MEDIASIMediasi adalah suatu cara penyelesaian sengketa melalui pihak ketiga. Yang menjadi pihak ketiga ini organisasi internasional, negara ataupun individu. Pihak ketiga ini dalam sengketa ini dinamakan mediator.

Fungsi utamanya adalah mencari solusi (penyelesaian) mengidentifikasi, hal-hal yang dapat disepakati para pihak serta membuat usulan-usulan yang dapat mengakhiri sengketa, informal, dan bersifat aktif. Dalam proses negoisasi sesuai dengan pasal  3 dan 4 haque convention on the pacific settlement of disputes (1907) yang menyatakan bahwa usulan-usulan yang diberikan mediator janganlah dianggap sebagai suatu tindakan yang bersahabat terhadap suatu pihak (yang merasa merugikan).

Para pihak bebas menentukan prosedurnya yang terpenting adalah kesepakatan para pihak, mulai dari proses pemilihan mediator, cara mediasi, diterima atau tidaknya ususlan-usulan yang diberikan oleh mediator, sampai berakhirnya tugas dari mediator.

Page 14: Etika Bisnis_Solusi Sengketa Bisnis

JENIS PERSELISIHAN INDUSTRIAL MELALUI MEDIASI

Menurut pasal 2 UU No.2 tahun 2004. Jenis perselisihan industrial terbagi menjadi empat yaitu :

1. Perselisihan Hak Perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hak karyawan, akibat adanya perbedaan pelaksanaan atau penafsiran terhadap ketentuan peraturan perundang- undangan, kontrak kerja, Perjanjian Kerja Bersama (PKB) atau Peraturan Perusahaan (PP).

2. Perselisihan Kepentingan Perselisihan yang muncul dalam hubungan kerja akibat tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pembuatan dan atau perubahan syarat-syarat kerja yang ditetapkan dalam kontrak kerja, PKB atau PP.

3. Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Perselisihan yang muncul saat terjadi silang pendapat antara karyawan maupun pengusaha mengenai pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu pihak.

4. Perselisihan Antar Serikat Pekerja Dalam Satu Perusahaan Perselisihan ini muncul manakala terjadi kesalahpahaman mengenai keanggotaan, pelaksanaan hak dan kewajiban keserikatpekerjaan.

Page 15: Etika Bisnis_Solusi Sengketa Bisnis

KONSILIASIKonsiliasi adalah usaha mempertemukan keinginan pihak yang berselisih untuk mencapai persetujuan dan penyelesaian. Namun, undang-undang nomor 30 tahun 1999 tidak memberikan suatu rumusan yang eksplisit atas pengertian dari konsiliasi. Akan tetapi, rumusan itu dapat ditemukan dalam pasal 1 angka 10 dan alinea 9 penjelasan umum, yakni konsiliasi merupakan salah satu lembaga untuk menyelesaikan sengketa.

Konsiliasi merupakan kombinasi antara penyelidikan (enquiry) dan mediasi (mediation). Pada prakteknya, proses penyelesaian sengketa melalui konsiliasi mempunyai kemiripan dengan mediasi. Pembedaan yang dapat diketahui dari kedua cara ini adalah konsiliasi memiliki hukum acara yang lebih formal jika dibandingkan dengan mediasi.

Page 16: Etika Bisnis_Solusi Sengketa Bisnis

PROSEDUR KONSILIASI

Beberapa prosedur untuk seorang konsiliator (yang juga sebenarnya juga berlaku bagi mediator) adalah sperti yang teerdapat dalam Uncitral Conciliation Rule, yaitu sebagai berikut:a. Konsiliator membantu para pihak untuk secara indepnden.b. Kosiliator slalu berpegang pada prinsip kadilan dan objktif, dengan mempertimbangkan factor-faktor sbagai berikut: - Hak dan kewajiban para pihak. - Kebiasaan dalam perdagangan. - Praktek bisnis yang telah trjadi, termasuk praktek bisnis di antara pihak itu sendiri.c. Konsiliator dapat menentukan bagaimana pross konsiliasi yang dianggapnya layak.d. Di setiap tingkat, konsiliator dapat mengajukan proposal penyelesaian sengketa( meskipun ini lebih merupakan tugas mediator).

Dalam menyelesaikan perselisihan, konsiliator memiliki hak dan kewenangan untuk menyampaikan pendapat secara terbuka dan tidak memihak kepada yang bersengketa. Selain itu, konsiliator tidak berhak untuk membuat keputusan dalam sengketa untuk dan atas nama para pihak sehingga keputusan akhir merupakan proses konsiliasi yang diambil sepenuhnya oleh para pihak dalam sengketa yang dituangkan dalam bentuk kesepakatan di anatar mereka.

Page 17: Etika Bisnis_Solusi Sengketa Bisnis

PENCARI FAKTA (FACT FINDING)Istilah lain dari fact finding (pencaari fakta) adalah enquiry (penyelidikan) atau angket. Metode penyelesaian sengketa ini digunakan untuk mencapai penyelesaian sebuah sengketa dengan cara mendirikan sebuah komisi atau badan untuk mencari dan mendengarkan semua bukti-bukti yang bersifat internasional, yang relevan dengan permasalahan. Dengan dasar bukti-bukti dan permasalahan yang timbul, badan ini akan dapat mengeluarkan sebuah fakta yang disertai dengan penyelesaiannya.

TUJUAN PENCARI FAKTA

Tujuan dari pencari fakta (Fact Finding) yang paling utama adalah memberikan laporan kepada para pihak mengenai rfakta yang ada. Sedangkan tujuan lain dari penyelesaian sengket internasional dengan cara pencari fakta yaitu :·         Membetuk suatu dasar bagi penyelesaian semgketa antar dua negara·         Mengawasi pelaksanaan suatu perjanijian internasional.·         Memberikan informasi guna membuat putusan ditingkat internasional

Page 18: Etika Bisnis_Solusi Sengketa Bisnis

Dasar hukum yang dipakai daam fact finding adalah pasal 9 sampaim dengan 36 haque convention on the pacific settlement of disputes tahun 1899 dan 1907. Hasil pencarian fakta ini dilaporkan kepada pihak yang bersengketa dalam bentuk laporan. Tetapi laporan tersebut tidak memuat argument atau penyelesaian sengketa.

TUGAS PENCARI FAKTA :

Tugas dari pihak pencari fakta adalah sbagai berikut:

a. Mengumpulkan fakta.b. Memverifikasi fakta.c. Menginterprestasi fakta.d. Melakukan wawancara.e. Melakukan dengar pendapat(hearing).f. Menarik kesimpulan tertentu.g. Memberikan rekomendasi.h. Mempublikasikan(biladiperlukan).

Page 19: Etika Bisnis_Solusi Sengketa Bisnis

MINITRIALMinitrial atau pengadilan mini adalah sistem pengadilan swasta untuk menyelesaikan, memeriksa, dan memutuskan terhadap kasus –kasus prusahaan, yang dilakukan oleh orang yang disebut dengan “manajer” yang diberi wewenang untuk mnegosisasikan suatu settlement diantara para pihak yang bersengkta. Pihak manajer tersebut biasanya merupakan pensiunan dari hakim atau pengacara yang merupakan panutan dan pengayom, tetapi bukan mrupakan pengacara dari para pihak. Sesuai dengan namanya “pengadilan mini” maka prosedurnya harus sederhana, dengan ongkos yang lebih murah.

Disamping itu, serupa srupa dengan pengadilan mini, dikenal pula apa yang disbut dengan Hakim Sewaan (Rent-a-Judge), yakni seorang yang netral yang ditunjuk oleh pengadilan untuk menyelesaikan perkara tertentu, yang hasilnya nanti diperlukan seperti putusan pngadilan itu sendiri.

Page 20: Etika Bisnis_Solusi Sengketa Bisnis

OMBUDSMANOmbudsman adalah suatu lembaga yang dibentuk untuk menghadapi penyalahgunaan kekuasaan oleh aparatur pemerintah dan membantu aparatur agar melaksanakan pemerintahan secara efisien dan adil, juga untuk mendorong pemegang kekuasaan melaksanakan pertanggungjawaban serta pelayanan secara baik. Umumnya ombudsman dikenal sebagai lembaga independen yang menerima dan meyelidiki keluhan-keluhan masyarakat yang menjadi korban kesalahan administrasi (maladministration) publik.

FUNGSI OMBUDSMAN

Fungsi Ombudsman adalah mengawasi pelayanan dalam penyelenggaraan pemerintahan melalui peran serta masyarakat, sehingga dapat mengembangkan kondisi yang kondusif dalam meningkatkan perlindungan hak-hak masyarakat agar memperoleh pelayanan publik, keadilan dan kesejahteraan yang lebih baik.

Page 21: Etika Bisnis_Solusi Sengketa Bisnis

TUGAS OMBUDSMAN

Ombudsman juga memiliki tugas, yaitu:

1.     Menerima laporan dari masyarakat mengenai pelayanan publik yang tidak sesuai. Dengan syarat pelapor adalah Orang yang mempunyai kepentingan terhadap kasus yang dilaporkan.2.    Melakukan (investigasi) pemeriksaan atas laporan dari masyarakat. Investigasi dalam konteks Ombudsman merupakan proses penyelidikan terhadap apakah laporan/ keluhan atau informasi yang memang menjadi kewenangannya dapat menemukan bukti-bukti, bahwa pihak terlapor terbukti telah melakukan atau tidak melakukan tindakan sebagaimana dilaporkan/ dikeluhkan.3.    Menindaklanjuti laporan masyarakat dengan dasar wewenang yang dimiliki.4.    Memberi alternatif penyelesaian atau memberi rekomendasi kebijakan atau penyelesaian atas pengaduan tersebut.5.    Melakukan usaha pencegahan dalam ketidaksesuaian pelayanan publik.

Page 22: Etika Bisnis_Solusi Sengketa Bisnis

WEWENANG OMBUDSMAN

1.    Meminta keterangan dari pelapor mengenai laporan yang dilaporkan tersebut.2.    Memeriksa berkas-berkas kelengkapan mengenai laporan tersebut.3.    Meminta salinan berkas yang diperlukan untuk pemeriksaan.4.    Melakukan pemanggilan terhadap pelapor dan semua pihak yang terlibat.5.    Menyelesaikan laporan dengan cara yang disepakati oleh pihak yang bersangkutan.6.    Membuat rekomendasi untuk penyelesaian laporan.7.    Mengumumkan hasil pertemuan.8.    Menyampaikan saran kepada lembaga negara dengan tujuan perbaikan demi pelayanan publik yang lebih baik.

Page 23: Etika Bisnis_Solusi Sengketa Bisnis

PENILAIAN AHLITerhadap kasus – kasus yang rumit dan memerlukan tenaga ahli untuk menlaahnya, maka dapat saja para pihak menunjuk seorang atau lebih ahli yang ilmunya relevan dengan bidang di persengketakan, dan kewenangan dari ahli tersebut hanya sampai batas membrikan pendapat saja.

Page 24: Etika Bisnis_Solusi Sengketa Bisnis

PENGADILAN KASUS KECIL (SMALL CLAIM COURT)

Pengadilan kasus kcil (small claim court) merupakan model pengadilan dalam sistem peradilan biasa, tetapi dengan memakai prosedur dan sisitm pembuktian yang sederhana, pengadilan mana hanya berwenang mngadili kasus-kasus kcil dengan prosedur cepat dan tidak dibenarkan memakai pengacara.

Page 25: Etika Bisnis_Solusi Sengketa Bisnis

PERADILAN ADATPengadilan adat adalah badan – badan pengadilan adat yang dewasa ini hanya bertugas untuk menyelesaikan masalah-masalah adat saja. Contoh dari pengadolan adat adalah seperti Kerapatan Adat Nagari di Minangkabau atau Tuha Peut di Aceh.

Page 26: Etika Bisnis_Solusi Sengketa Bisnis

TERIMA KASIH