etika bisnis - makalah 1

15
TUGAS RESUME “TEORI ETIKA DAN PRINSIP ETIS DALAM BISNIS” Disusun Oleh Kelompok 5: 1. Precilia Prima Queena : 12030112220044 2. Himmah Bandariy : 12030112220067

description

TEORI ETIKA DAN PRINSIP ETIS DALAM BISNIS

Transcript of etika bisnis - makalah 1

Page 1: etika bisnis - makalah 1

TUGAS RESUME

“TEORI ETIKA DAN PRINSIP ETIS DALAM BISNIS”

Disusun Oleh Kelompok 5:

1. Precilia Prima Queena : 12030112220044

2. Himmah Bandariy : 12030112220067

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2013

Page 2: etika bisnis - makalah 1

1. PENDAHULUAN

Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk

membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta

mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi. Biasanya dimulai

dari perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung

oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara

konsisten dan konsekuen. Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan

selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang,

karena : mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik

intern perusahaan maupun dengan eksternal, mampu meningkatkan motivasi pekerja,

melindungi prinsip kebebasan berniaga, mampu meningkatkan keunggulan bersaing.

Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan

memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra

produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan

lain sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan.

Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis, pada umumnya

termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama

apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis, misalnya diskriminasi dalam

sistem remunerasi atau jenjang karier. Perlu dipahami, karyawan yang berkualitas adalah aset

yang paling berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus semaksimal

mungkin harus mempertahankan karyawannya.

1.1 Rumusan Masalah

I. Apa yang dimaksud dengan etika dan etika bisnis?

II. Apa yang dimaksud dengan Relativitas Moral?

III. Apa yang dimaksud dengan Teori Etika Modern (Kognitivisme) dan Teori Etika

Relijius (Nonkognitivisme)?

IV. Apa saja prinsip-prinsip etika dalam bisnis?

1.2 Tujuan Penulisan

I. Mengetahui Pengertian etika dan etika bisnis.

II. Memahami yang dimaksud dengan Relativitas Moral

Page 3: etika bisnis - makalah 1

III. Memahami yang dimaksud dengan Teori Etika Modern (Kognitivisme) dan Teori

Etika Relijius (Nonkognitivisme).

IV. Untuk mengetahui Prinsip-prinsip etika dalam bisnis.

1.3 Manfaat Penulisan

I. Bagi penulis; menambah wawasan dan pemahaman tentang pentingnya etika dalam

menjalankan sebuah bisnis.

II. Bagi dunia pendidikan; menambah pengetahuan terutama dalam bidang

kewirausahaan khususnya tentang pelanggaran etika dalam bisnis, sehingga dapat

menjadi bahan acuan bagi mahasiswa untuk kedepannya dalam memulai dunia bisnis.

2. PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Etika dan Etika Bisnis

Kata etika memiliki beberapa makna, Webster’s Collegiate Dictionary yang

dikutip oleh Ronald Duska dalam buku Accounting Ethics memberi empat makna

dasar dari kata etika, yaitu:

1. Suatu disiplin terhadap apa yang baik dan buruk dan dengan tugas moral serta

kewajiban

2. Seperangkat prinsip-prinsip moral atau nilai-nilai

3. Sebuah teori atau sistem atas nilai-nilai moral

4. Prinsip atas pengaturan prilaku suatu individu atau kelompok.

Sedangkan menurut Ludigdo, etika didefinisikan sebagai seperangkat aturan

atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus

dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok atau

segolongan masyarakat atau profesi.

Dilihat dari pengertian diatas, etika memiliki peran penting dalam

melegitimasi segala perbuatan dan tindakan yang dilihat dari sudut pandang moralitas

yang telah disepakati oleh masyarakat. Dibawah ini terdapat beberapa alasan mengapa

penting untuk mempelajari etika menurut Ronald Duska, yaitu:

a. Beberapa kepercayaan moral yang dipegang mungkin tidak cukup karena itu

hanya kepercayaan sederhana tentang isu-isu komplek. Pelajaran etika dapat

Page 4: etika bisnis - makalah 1

membantu seseorang memecahkan isu yang komplek tersebut, dengan melihat apa

yang prinsip prinsip katakan tentang kasus itu.

b. Etika dapat menyediakan pengertian yang mendalam bagaimana menimbang dan

memutuskan terhadap konflik prinsip dan menunjukan mengapa tindakan tertentu

lebih dibutuhkan dari pada yang lain.

c. Cerminan etika dapat membuat kita lebih berpengetahuan dan teliti dalam

masalah-masalah moral.

d. Alasan yang penting untuk mempelajari etika adalah untuk mengerti keadaan dan

mengapa opini-opini kita berharga. Contohnya ketika tanggung jawab ke keluarga

berbenturan dengan tanggung jawab kita terhadap pekerjaan dan bagaimana jalan

keluarnya.

e. Alasan terakhir dalam mempelajari etika adalah untuk belajar mengidentifikasi

prinsip-prinsip dasar etika yang dapat diaplikasikan pada tindakan.

II.2 Relativitas Moral

Menurut De George, ada tiga pandangan umum yang dianut, yaitu:

a. Pandangan pertama adalah norma etis berbeda antara 1 tempat dengan tempat

lainnya. Artinya perusahaan harus mengikuti norma dan aturan moral yang

berlaku di negara tempat perusahaan tersebut beroperasi. Yang menjadi

persoalan adalah anggapan bahwa tidak ada nilaidan norma moral yang

bersifat universal yang berlaku di semua negara dan masyarakat, bahwa nilai

dan norma moral yang berlaku di suatu negara berbeda dengan yang berlaku di

negara lain. Oleh karena itu, menurut pandangan ini norma dan nilaimoral

bersifat relatif. Ini tidak benar, karena bagaimanapun mencuri, merampas,dan

menipu dimanapun juga akan dikecam dan dianggap tidak etis.

b. Pandangan kedua adalah bahwa nilai dan norma moral sendiri paling benar

dalam arti tertentu mewakili kubu moralisme universal, yaitu bahwa pada

dasarnya norma dan nilai moral berlaku universal, dan karena itu apa yang

dianggap benar di negara sendiri harus diberlakukan juga di negara lain

(karena anggapan bahwa di negara lain prinsip itu pun pasti berlaku dengan

sendirinya). Pandangan ini didasarkan pada anggapan bahwa moralitas

menyangkut baik buruknya perilaku manusia sebagai manusia, oleh karena itu

sejauh manusia adalah manusia, dimanapun dia berada prinsip, nilai, dan

norma moral itu akan tetap berlaku.

Page 5: etika bisnis - makalah 1

c. Pandangan ketiga adalah immoralis naif. Pandangan ini menyebutkan bahwa

tidak ada norma moral yang perlu diikuti sama sekali.

II.3 Teori Etika Modern (Kognitivisme) dan Teori Etika Religius

(Nonkognitivisme)

1) Teori Etika Modern (Kognitivisme)

a. Utilitarisme

Utilitarisme berasal dari kata Latin utilis yang berarti bermanfaat.

Menurut teori ini, suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi

manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan

masyarakat sebagai keseluruhan. Menurut suatu perumusan terkenal,

dalam  rangka pemikiran utilitarisme (utilitarianism) kriteria untuk

menentukan baik  buruknya suatu perbuatan adalah the greatest happiness of

the greatest number, kebahagiaan terbesar dari jumlah orang terbesar.

Perbuatan yangs empat ,engakibatkan paling banyak orang merasa senang dan

puas adalah perbuatan yang terbaik.

b. Deontologi

Deontologi (deontology) berasal dari kata Yunani deon yang artinya

adalah kewajiban. Jika utilitarisme menggantungkan moralitas perbuatan pada

konsekuensinya, maka dalam deontology konsekuensi perbuatan tidak boleh

menjadi pertimbangan. Perbuatan menjadi baik bukan dilihat dari hasilnya

melainkan karena perbuatan tersebut wajib dilakukan..

c. Teori Hak

Teori hak ini merupakan pendekatan yang paling banyak dipakai untuk

mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Sebetulnya teori

hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena hak berkaitan dengan

kewajiban.

d. Teori Keutamaan

Page 6: etika bisnis - makalah 1

Dalam teori-teori sebelumnya, baik buruknya perilaku manusia

didasarkan pada suatu prinsip atau norma. Namun mungkin ada suatu

pendekatan agi yang tidak menyoroti perbuatan, tetapi memfokukskan pada

seluruh manusia sebagai pelaku moral. Tidak ditanyakan “what should he/she

do?” melainkan “what kind of person should he/she do?” teori tipe ini adalah

teori keutamaan (virtue) yang memandang sikap atau akhlak seseorang.

Dalam etika dewasa ini terdapat minat khusus untuk teori keutamaan sebagai

reaksi atas teori-teori etika sebelumnya yang terlalu berat sebelah dalam

mengukur  perbuatan dengan prinsip atau norma. Keutamaan bisa didefinisikan

sebagai berikut : disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan

dia untuk bertingkah laku baik secara moral, misalnya : kebijaksanaan, keadilan,

kerendahan hati, suka bekerja keras.

2) Teori Etika Religius ( Nonkognitivisme)

Etika keagamaan tradisional didasarkan pada keyakinan terhadap tuhan dan

semesta moral. Bagi etika keagamaan tradisional, Tuhan dianggap sebagai kebajikan

(St.Agustine), atau tebatasi oleh kebajikan (Plato), dan merupakan sumber dan

pendukung semua nilai. Etika relijius tradisional pada dasarnya bersifat deontologis,

yakni mendasarkan penekanan pada masalah tugas, kewajiban, atau memahami

kebenaran dalam bertindak. Etika bersifat agapistik,yakni berdasar pada cinta Tuhan

dan sesama manusia, meskipun unsur deontologis dan areteiki dapat ditemukan

didalamnya, termasuk unsur otoritarianisme dan supernaturalisme.

Pemikir besar Eropa dari kalangan kristen adalah ThomasAquinas (1225-

1274). Menurut aquinas, Tuhan adalah tujuan akhir manusia, karena Ia adalah nilai

tertinggi dan universal, dan karenanya kebahagiaan manusia tercapai apabila ia

memandang Tuhan.

II.4 Prinsip-prinsip Etika dalam Bisnis

Beberapa prinsip etis dalam bisnis telah dikemukakan oleh Bertens, yang

memfokuskan pada keutamaan pelaku bisnis individual dan keutamaan pelaku bisnis

pada taraf perusahaan. Berikut dijelaskan keutamaan pelaku bisnis individual, yaitu:

Page 7: etika bisnis - makalah 1

1) Kejujuran

Kejujuran secara umum diakui sebagai keutamaan pertama dan paling penting

yang harus dimiliki pelaku bisnis. Orang yang memiliki keutamaan kejujuran tidak

akan berbohong atau menipu dalam transaksi bisnis. Pepatah kuno caveat

emptor yaitu hendaklah pembeli berhati-hati. Pepatah ini mengajak pembeli untuk

bersikap kritis untuk menghindarkan diri dari pelaku bisnis yang tidak jujur.

Kejujuran memang menuntut adanya keterbukaan dan kebenaran, namun dalam dunia

bisnis terdapat aspek-aspek tertentu yang tetap harus menjadi rahasia. Dalam hal ini

perlu dicatat bahwa setiap informasi yang tidak benar belum tentu menyesatkan juga.

2) Fairness

Fairness adalah kesediaan untuk memberikan apa yang wajar kepada semua

orang dan dengan ”wajar” yang dimaksudkan apa yang bisa disetujui oleh semua

pihak yang terlibat dalam suatu transaksi.

3) Kepercayaan

Kepercayaan adalah keutamaan yang penting dalam konteks bisnis.

Kepercayaan harus ditempatkan dalam relasi timbal-balik. Pebisnis yang memiliki

keutamaan ini boleh mengandaikan bahwa mitranya memiliki keutamaan yang sama.

Pebisnis yang memiliki kepercayaan bersedia untuk menerima mitranya sebagai orang

yang bisa diandalkan. Catatan penting yang harus dipegang adalah tidak semua orang

dapat diberi kepercayaan dan dalam memberikan kepercayaan kita harus bersikap

kritis. Kadang kala juga kita harus selektif memilih mitra bisnis. Dalam setiap

perusahaan hendaknya terdapat sistem pengawasan yang efektif bagi semua

karyawan, tetapi bagaimanapun juga, bisnis tidak akan berjalan tanpa ada

kepercayaan.

4) Keuletan

Keutamaan keempat adalah keuletan, yang berarti pebisnis harus bertahan

dalam banyak situasi yang sulit. Ia harus sanggup mengadakan negosiasi yang

terkadang seru tentang proyek atau transaksi yang bernilai besar. Ia juga harus berani

mengambil risiko kecil ataupun besar, karena perkembangan banyak faktor tidak

diramalkan sebelumnya. Ada kalanya ia juga tidak luput dari gejolak besar dalam

Page 8: etika bisnis - makalah 1

usahanya. Keuletan dalam bisnis itu cukup dekat dengan keutamaan keberanian

moral.

Selanjutnya, empat keutamaan yang dimiliki orang bisnis pada taraf perusahaan,

yaitu:

1) Keramahan

Keramahan tidak merupakan taktik bergitu saja untuk memikat para

pelanggan, tapi menyangkut inti kehidupan bisnis itu sendiri, karena keramahan itu

hakiki untuk setiap hubungan antar-manusia. Bagaimanapun juga bisnis mempunyai

segi melayani sesama manusia.

2) Loyalitas

Loyalitas berarti bahwa karyawan tidak bekerja semata-mata untuk mendapat

gaji, tetapi juga mempunyai komitmen yang tulus dengan perusahaan. Ia adalah

bagian dari perusahaan yang memiliki rasa ikut memiliki perusahaan tempat ia

bekerja.

3) Kehormatan

Kehormatan adalah keutamaan yang membuat karyawan menjadi peka

terhadap suka dan duka serta sukses dan kegagalan perusahaan. Nasib perusahaan

dirasakan sebagai sebagian dari nasibnya sendiri. Ia merasa bangga bila kinerjanya

bagus.

4) Rasa Malu

Rasa malu membuat karyawan solider dengan kesalahan perusahaan.

Walaupun ia sendiri barang kali tidak salah, ia merasa malu karena perusahaannya

salah.

Sebagai etika khusus atau etika terapan, prinsip-prinsip etika yang berlaku

dalam bisnis sesungguhnya adalah penerapan dari prinsip etika pada umumnya.

Secara umum, prinsip-prinsip etika bisnis dapat dikemukakan sebagai berikut:

1) Prinsip Otonomi

Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan

dan bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggapnya baik

Page 9: etika bisnis - makalah 1

untuk dilakukan. Orang bisnis yang otonom adalah orang yang sadar sepenuhnya akan

apa yang menjadi kewajibannya dalam dunia bisnis.

2) Prinsip Kejujuran

Prinsip ini merupakan prinsip yang paling problematik karena banyak pelaku

bisnis yang mendasarkan kegiatan bisnisnya dengan melakukan penipuan atau

bertindak curang, entah karena situasi eksternal tertentu atau memang dengan sengaja

dilakukan. Kejujuran terkait erat dengan kepercayaan. Kepercayaan adalah aset yang

sangat berharga bagi kegiatan bisnis. Sekali pihak tertentu tidak jujur, dia tidak bisa

lagi dipercaya dan berarti sulit bertahan dalam bisnis.

3) Prinsip Keadilan

Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai

dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional objektif dan dapat

dipertanggungjawabkan. Prinsip ini menuntut agar setiap orang dalam kegiatan bisnis

entah dalam realisasi eksternal perusahaan maupun realisasi internal perusahaan perlu

diperlakukan sesuai dengan haknya masing-masing.

4) Prinsip Saling Menguntungkan

Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga

menguntungkan semua pihak. Prinsip ini menuntut agar tidak boleh ada pihak yang

dirugikan hak dan kepentingannya, prinsip saling menguntungkan secara positif

menuntut hal yang sama, yaitu agar semua pihak berusaha untuk saling

menguntungkan satu sama lain.

5) Integritas Moral

Prinsip ini terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis

atau perusahaan agar dia perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama

baiknya atau nama baik perusahaannya. Dengan kata lain, prinsip ini merupakan

tuntutan dan dorongan dari dalam diri pelaku dan perusahaan untuk menjadi yang

terbaik dan dibanggakan, dan ini tercermin dalam seluruh perilaku bisnisnya dengan

siapa saja, baik ke luar maupun ke dalam perusahaan.

3. KESIMPULAN

Page 10: etika bisnis - makalah 1

Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk

membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta

mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu

landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik,

sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika

perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.

4. REFRENSI

1. Bartens, K., Pengantar Etika Bisnis, Yogyakarta:Kanisius, edisi ke-12, 2000

2. Duska, Ronald F./Duska, Brenda Shay, Accounting Ethics, Carlton:Blackwell, edisi

ke-8, 2007

3. http://eka-piaoliang.mhs.narotama.ac.id

4. http://rainyviolet.blogspot.com