Etika Bab 6 Kel. 5.pdf
-
Upload
maulfi-alfansuri -
Category
Documents
-
view
26 -
download
0
description
Transcript of Etika Bab 6 Kel. 5.pdf
Erlangga Rizki Fauzi - 1006758294 Katrin Tambunan - 1006705653
Rachma Yuliana - 1006758400 1
ETIKA DAN ASPEK HUKUM KONSTRUKSI – BAB VI
Tinjauan Standar / Sistem Kontrak Konstruksi Internasional (AIA,
FIDIC, JCT, SIA)
Syarat-syarat kontrak konstruksi yang diterbitkan oleh beberapa negara atau asosiasi profesi. Di
Indonesia menggunakan standar/sistem FIDIC dan JCT. Eropa barat menggunakan FIDIC,
Inggris memakai sistem JCT. AIA kebanyakan dipakai perusahaan amerika yang beroperasi di
Indonesia.
STANDAR KONTRAK AMERIKA SERIKAT (AIA)
1. American Institute of Architects adalah sebuah institusi profesi di Amerika Serikat yang
menerbitkan dokumen syarat-syarat kontrak konstruksi. Terakhir dikenal edisi/terbitan
tahun 1987 yaitu “AIA-General Conditions, 1987 ed.”
General conditions of contract for construction oleh AIA terdiri dari 14 pasal dan 71
ayat. Dapat disimpulkan berbagai hal berikut:
a. Kata-kata istilah yang diberi defiisi hanya yang penting
b. Sebuah pengguna jasa dipakai istilah owner dan direksi pekerjaan disebut architect
c. Pengguna jasa mempunyai hak menghentikan pekerjaan dan melaksanakan
pekerjaan serta membuat kontrak terpisah
d. Penyedia jasa harus menyampaikan jaminan pelaksanaan
e. Penyelesaian perselisihan melalui arbitrase
f. Dimungkinkan penyerahan pekerjaan secara substansial
g. Dimungkinkan penyerahan pekerjaan secara substansial
h. Perubahan pekerjaan disebut changes in the works
i. Pemutusan kontrak dapat dilakukan oleh pengguna jasa
Selain AIA di amerika serikat terdapat institusi profesi menerbitkan pelelangan dan
dokumen seperti the national society of professional engineers dan AGC
2. GILBREATH memberikan contoh perjanjian yang digunakan amerika serikat terdapat 9
butir perjanjian kontrak.
a. Persetujuan penyedia jasa dengan biaya sendiri menyediakan tenaga kerja dan jasa,
bahan, peralatan, peralatan kontruksi dan mematuhi instruksi pengguna jasa sesuai
ketentuan kontrak. Seluruh pekerjaan diurai dalam syarat umum kontrak, syarat
khusus kontruksi, spesifikasi teknis, yang merupakan satu kesatuan dengan
perjanjian. Penyedia jasa melindungi pekerjaan
b. Pengguna jasa setuju menyediakan barang dan jasa tertentu untuk penyedia jasa
c. Penyedia jasa setuju melaksanakan pekerjaan sesuai jadwal pelaksanaan yang telah
ditetapkan dalam kontrak
d. Persetujuan pengguna jasa membayar penyedia jasa sebesar nilai kontrak.
Dijabartkan perincian pekerjaan dan harga satuan bahan dan upah
e. Seluruh persyaratan tercantum dalam dokumen kontrak merupakan satu kesatuan
f. Penyedia jasa wajib menutup asuransi sampai pekerjaan selesai dan menyebutkan
besar nilai pertanggunan dan tata cara pelaksanaan
g. Penyedia jasa setuju membayar pajak
h. Penyelesaian perselisihan diselesaikan badan peradilan sengketa konstruksi dengan
keputusan final dan mengikat
i. Penyedia jasa menyerahkan jaminan pelaksanaan dalam waktu 10 hari setelah
kontrak ditandatangani
Syarat umum kontrak terdiri dari 44 pasal
STANDAR SISTEM KONTRAK FIDIC
Federasi internasional konsultan teknik. Didirikan 3 asosiasi nasional dari konsultan teknik
independen di eropa. Tujuannya memajukan secara umum kepentingan profesional dari anggota
asosiasi dan menyebarkan informasi kepada anggota asosiasi nasional. FIDIC mengatur
seminar, konferensi, pertemuan lain untuk memelihara kepatutan dan standar profesional yang
tinggi, tukar menukar pandangan dan informasi, diskusi masalah untuk para konsultan teknik,
pengguna jasa proyek dan agen-agen penngembangan internasional, bentuk-bentuk standar
prakualifikasi, dokumen-dokumen kontrak dan perjanjian klien. Asosiasi Kontraktor di
Indonesia mengenal standar FIDIC tetapi kenyataannya FIDIC di Indonesia sangat terbatas
penggunaannya hanya pada kontrak proyek yang menggunakan pinjaman luar negeri.
FIDIC menyusun 2 syarat kontrak
a. Kondisi kontrak untuk pekerjaan teknik sipil edisi 4 terdiri dari
-kondisi umum dengan tender dan persetujuan
-kondisi dengan aplikasi partikular dengan bimbingan dari persiapan
Erlangga Rizki Fauzi - 1006758294 Katrin Tambunan - 1006705653
Rachma Yuliana - 1006758400 3
b. Kondisi kontrak untuk desain bangunan dan turn-key
- kondisi umum
- bimbingan untuk persiapan kondisi dari aplikasi partikular
1. Syarat-syarat umum FIDIC 1987
Ditujukan untuk pekerjaan konstruksi teknik sipil bagian 1. Yaitu tender dan perjanjian
-Definisi dan interpretasi :
diberikan definisi kata-kata atau istilah yang mempunyai arti khusus seperti dalam teks.
Dengan demikian penyedia jasa dan pengguna jasa mempunyai pengertian yang sama
mengenai suatu kata atau ungkapan.
-Pelimpahan kontrak dan sub penyedia jasa:
Penyedia jasa tidak berhak melimpahkan kontrak tanpa persetujuan tertulis dari
pengguna jasa. Penyerahan pekerjaan pengaturan pekerjaan disubkontrakkan tanpa
memerlukan izin tertulis dari pengguna jasa
-Dokumen kontrak:
Ditetapkan bahasa kontrak dan undang-undang yang berlaku. Bahasa kontrak bila di
tulis dalam lebih dari 1 bahasa harus dipilih bahasanya. Ditetapkan prioritas dokumen
kontrak
-Kewajiban umum:
Ditetapkan kontrak/perjanjian disiapkan dan dilengkapi pengguna jasa. Ditetapkan
pengamanan pelaksanaan yang harus disediakan penyedia jasa dalam waktu sekian hari
sejak menerima surart penunjukan dalam jumlah sesuai dalam lampiran tender. Bentuk
jaminan sesuai kesepakatan dan jaminan berlaku sampai seluruh pekerjaan selesai dan
cacat diperbaiki. Masa berlaku pengamanan sejak saat pekerjaan dimulai sampai
pekerjaan selesai dan cacat sudah diperbaiki. Tidak ada klaim sesudah sertifikat.
Ditetapkan asuransi pekerjaan dan peralatan penyedia jasa dan nilai pertanggunan
ditambah 15% menutup biaya tambahan. Asuransi mencakup kehilangan kerusakan
pengguna jasa dan penyedia jasa. Dalam hal tertentu seperti perang, nuklir dll tidak
dikenakan asuransi. Hak paten dan royalti harus dijamin penyedia jasa yaitu
membebaskan pengguna jasa dari segala tuntutan pemegang paten.
-Penangguhan pekerjaan:
Ditetapkan ketentuan penangguhan pelaksanaan pekerjan atas instruksi pimpro.
Ditetapkan pengangguhan disebabkan ketentuan kontrak atau perlu pemutusan kontrak
oleh penyedia jasa, kondisi cuaca, penyedia jasa mendapat perpanjangan waktu dan
tambahan biaya. Penangguhan melampaui 84 hari penyedia jasa minta kepada direksi
pekerjaan dilanjutakn kecuali terjadi hal-hal sebelumnya
-Pelaksanaan dan keterlambatan:
Diatur cara penyerahan lahan sebagian atau seluruhnya. Penyedia jasa terlambat
menerima lahan, pimpro menetapkan perpanjangan waktu dan tambahan biaya.
Ditetapkan ganti rugi keterlambatan diatur tanggung jawab penyedia jasa atas biaya
membuat jalan masuk ke lapangan dan fasilitas diluar lapangan. Ditetapkan waktu
penyelesaian pekerjaan dan perpanjangan. Ganti rugi bukan denda tapi pengaturan
pengurangan ganti rugi. Penyerahan pekerjaan perbagian diizinkan dan penyerahan
dilakukan apabila pekerjaan substansial selesai.
-Tanggung jawab atas cacat:
Masa tanggung jawab atas cacat adalah tanggung jawab penyedia jasa atas pekerjaan
yang cacat dan kurang sempurna dalam suatu periode setelah pekerjaan selesai. Setelah
kewajiban selesai, perawatan gedung menjadi kewajiban pengguna jasa, kerusakan dan
keausan wajar di terima. Biaya perbaikan cacat tanggungan penyedia jasa. Penyedia jasa
tidak segera memperbaiki cacat dengan biaya sendiri, bila tidak dilakukan pengguna
jasa berhak menunjuk pihak lain.
-Perubahan, penambahan dan pengurangan :
Perubahan bentuk, mutu, jumlah pekerjaan. Membuat perubahan adlah pimpro.
Mengharuskan penyedia jasa melakukan salah satu dari hal berikut:
• Menambah atau mengurangi jumlah pekerjaan dalam kontrak
• Menghilangkan sesuatu pekerjaan tetapi bukan yang dilaksanakan pengguna
jasa atau penyedia jasa lain
• Mengubah karakter atau mutu jenis pekerjaan
• Mengubah ketinggian, garus, posisi, dimensi bagian pekerjaan
• Melaksanakan pekerjaan tambah
• Mengubah urut-urutan pekerjaan atau waktu pelaksanaan
Dilakukan atas dasar instruksi pimpro. Diatur pula tata cara menghitung perubahan
pekerjaan menggunakan harga tersebut.
Erlangga Rizki Fauzi - 1006758294 Katrin Tambunan - 1006705653
Rachma Yuliana - 1006758400 5
-Jumlah perkiraan:
Dijelaskan pos perkiraan yaitu jumlah yang dimasukkan ke dalam kontrak untuk
dilaksanakan bagian dari pekerjaan untuk pasokan barang, bahan, peralatan, jasa untuk
hal tidak terduga. Jumlah bisa dipakai seluruh, sebagian atau tidak sama sekali sesuai
instruksi pimpro. Diatur kewenangan pimpro untuk memerintahkan pelaksanaan
pekerjaan beserta data pendukung.
-Perbaikan :
Diatur ketentuan sehubungan kesalahan penyedia jasa : kebangkrutan, melanggar
kontrak, gagal melaksanakan pekerjaan, meneruskan pekerjaan dalam waktu 28 hari
seteleah tegoran, gagal melaksanakan instruksi pimpro. Maka pengguna jasa setelah
memberi peringatan 14 hari sebelum memutuskan kontrak berhak menunjuk penyedia
jasa lain untuk menyelesaikan pekerjaan. Juga diatur nilai pekerjaan.
-Risiko khusus:
Penyedia jasa tidak harus bertanggung jawab dalam bentuk apapun sebagai konsekuensi
risiko khusus yaitu material, pembayaran perbaikan pekerjaan rusak dan penggantian
material rusak. Kerusakan akibat proyekti, peluru kendali juga risiko khusus.
-Pembebasan pelaksanaan:
Kejadian diluar kendali kedua belah pihak setelah penerbitan surat penunjukan
pemenang tender tidak mungkin melaksanakan kewajiban kontrak, pihak dibebaskan
dari pelaksanaan selanjutnya dan par apihak akan keluar dari kontrak. Penyedia jasa
mendapat pembayaran termin seperti pemutusan kontrak.
-Penyelesaian perselisihan:
Sengketa selama dan setelah disampaikan tertulis kepada direksi pekerjaan dalam waktu
84 hari pimpro menyampaikan keputusannya. Tidak tertutup kemungkinan penyelesaian
secara damai dengan ketentuan kecuali para pihak menetapkan lain, arbitrase boleh
dilakukan. Lembaga arbitrase dipilih dengan aturan international chamber commerce.
-Kesalahan pengguna jasa:
Gagal membayar penyedia jasa dalam waktu 28 hari setelah hari seharusnya,
mencampur atau menolak dan menghalangi permintaan persetujuan suatu sertifikat,
bangkrut, memberitahu penyedia jasa alasan ekonomi tidak terduga, tidak mungkin
melanjutkan kewajiban kontrak. Bila terjadi hal-hal tersebut penyedia jasa berhak
memutuskan kontrak dan memberitahukan penyedia jasa dalam waktu 14 hari. Diatur
pemindahan semua peralatan penyedia jasa dari lapangan dalam waktu 14 hari. Diatur
kewajiban pengguna jasa membayar penyedia jasa dan ganti rugi. Penyedia jasa untuk
mengangguhkan pekerjaan bila pengguna jasa gagal melakukan pembayaran dalam
waktu 28 hari. Diatur ketentuan tambahan waktu dan ganti rugi kepada penyedia jasa
jika penangguhan pekerjaan menyebabkan penyedia jasa menderita keterlambatan dan
menimbulkan biaya.
PERJANJIAN KONTRAK
Ditandatangani para pihak menurut sistem standar FIDIC. Terdiri dari 4 butir pasal :
-penjelasan menyatakan kata dan istilah diartikan tercantum dalam syarat kontrak
-dokumen lain satu kesatuan dari perjanjian
-penyedia jasa harus melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai syarat kontrak
-kewajiban memberi tugas/pengguna jasa membayar hasil pekerjaan
Dua butir berisi pernyataan arti kata dan dokumen lain adalah kesatuan perjanjian. Dua
butir adalah kewajiban penyedia jasa dan pengguna jasa. Kontrak indonesia berbeda,
berisi banyak pasal, semua syarat tercantum dalam perjanjian.
Lampiran syarat umum sistem FIDIC :
a. Jumlah nilai janiman pelaksanaan/persentase nilai kontrak
b. Minimum jumlah asuransi pihak ketiga dinyatakan dalam mata uang setiap kali
kejadian dan jumlah kejadian tidak terbatas
c. Waktu penerbitan surat perintah kerja dinyatakan dalam hari
d. Waktu pelaksanaan pekerjaan dinyatakan dalam hari
e. Jumlah ganti rugi keterlambatan perhari
f. Persentase perubahan pos perkiraan
g. Persentase nilai tagihan material dan peralatan
h. Persentase uang retensi
i. Pengurangan jumlah uang restensi
j. Jumlah minimum sertifikat pembayaran termin dalam mata uang
k. Tingkat bunga uang untuk jumlah belum terbayar
Erlangga Rizki Fauzi - 1006758294 Katrin Tambunan - 1006705653
Rachma Yuliana - 1006758400 7 FIDIC mencantumkan hal-hal terbetu dengan maksud memudahkan pencarian salah satu
ketetapan.
SYARAT-SYARAT KHUSUS FIDIC 1987
Dalam syarat-syarat khusus dijelaskan hal-hal mengenai ketentuan-ketentuan yang harus diatur secara khusus mengingat sifat/ kondisipekerjaan tertentu yang berbeda.
Sub-Clause 1.1 Definition: pasal ini mengharuskan penyebutan nama Pengguna jasa dan nama Direksi pekerjaan
Sub-Clause 5.1 Languages and Law: dalam pasal ini disebutkan defnisi kontrak dan hukum yang berlaku sesuai bahasayang disepakati
Sub-Clause 5.2 Priority of Contract Document: ayat ini menjelaskan jika untuk diberlakukan suatu dokumen dengan variasi kasus tertentu
Sub-Clause 10.1 Performance Security: ayat ini menjelaskan jika Penyedia jasa ingin ada jaminan pelaksanaan maka harus dilampirkan dalam syarat-syarat.
Sub-Clause 47.3 Bonus for Completion: merupakan ayat tambahan jika ingin mengadakan pembayaran bonus untuk penyelesaian yang cepat
Sub-Clause 67.3 Arbitration: merupakan ayat tambahan , ketentuan mengenai jumlah arbiter, tempat sidang, bahasa persidangan.
Sub-Clause Default of Employer: ayat ini menjelaskan bahwa bila pengguna jasa adalah pemerintah mungkin perlu dipertimbangkan untuk mengubah isi ayat ini.
STANDAR /SISTEM KONTRAK FIDIC 1995
Dalam kata pendahuluan (Foreword) FIDIC dijelaskan antara lain bahwa syarat-syarat kontrak ini disiapkan dan direkomendasikan untuk penggunaan umum dengan tujuan pekerjaan-pekerjaan Rancang Bangun di mana peserta tender diundang atas dasar internasional. Tidak ada definisi dari istilah “design build” dan “turnkey” yang secara universal diterima,kecuali keduanya melibatkan Penyedia Jasa pada tanggung jawab total untuk perencanaan (design). Dalam pengaturan kontrak Rancang Bangun yang umum, Penyedia Jasa bertanggung jawab atas perencanaan dan syarat-syarat/ketentuan-ketentuan,sesuai keinginan Pengguna Jasa dari pekerjaan yang mencakup setiap kombinasi dari disiplin teknik (termasuk sipil, mekanikal, elektrikal, dan sebagainya)
Kontrak-kontrak “Turnkey” secara khas termasuk perencanaan, konstruksi, pemasangan peralatan perkakas yang lengkapnya ditetapkan dalam dokumen kontrak tersendiri. Sebagai tambahan, kontrak mungkin menetapkan permintaan pada Penyedia Jasa untuk
mengoperasikan pekerjaan, apakah beberapa bulan masa uji coba atau beberapa tahun pada kontrak BOT.
1. SYARAT-SYARAT UMUM FIDIC 1995
Syarat-Syarat Umum FIDIC 1995 terdiri dari 20 (dua puluh) Pasal yaitu :
a) Pasal 1 - The Contract (14 ayat)
b) Pasal 2 - The Employer ( 4 ayat)
c) Pasal 3 - The Eemployer’s -Representative ( 5 ayat)
d) Pasal 4 - The Contractor (24 ayat)
e) Pasal 5 – Design ( 9 ayat)
f) Pasal 6 - Staff and Labour (10 ayat)
g) Pasal 7 - Plant, Materials and Work anship ( 6 ayat)
h) Pasal 8 - Commencement, Delay &Suspension (11 ayat)
i) Pasal 9 – Test on Completion ( 4 ayat)
j) Pasal 10 – Employer’s Taking Over ( 3 ayat)
k) Pasal 11 - Test after Completion ( 4 ayat)
l) Pasal 12 - Defect Liability (10 ayat)
m) Pasal 13 - Contract Price and Payment (16 ayat)
n) Pasal 14 - Variation ( 5 ayat)
o) Pasal 15 - Default of Contractor ( 5 ayat)
p) Pasal 16 - Default of Employer ( 4 ayat)
q) Pasal 17 - Risk and Responsibility ( 6 ayat)
r) Pasal 18 – Insurance ( 5 ayat)
s) Pasal 19 - Force Mayeur ( 7 ayat)
t) Pasal 20 - Claims, Dispute and Arbitration ( 8 ayat)
Dari 20 Pasal yang seluruhnya terdiri dari 160 ayat, akan diuraikan beberapa ayat
yang penting dan mungkin bermanfaat untuk kontrak rancang bangun kita dimasa
mendatang antara lain:
a) Ayat 1.1 – Kontrak (The Contract)
Di jelaskan dalam ayat ini bahwa dalam kontrak, kata-kata dan istilah-istilah
yang didefinisikan mempunyai arti yang ditetapkan kecuali konteks
menghendaki lain.
Erlangga Rizki Fauzi - 1006758294 Katrin Tambunan - 1006705653
Rachma Yuliana - 1006758400 9
b) Ayat 1.2 – Judul-judul dan Catatan-catatan Pinggir (Headingsand Marginal
Notes)
Di jelaskan dalam ayat ini bahwa judul-judul dan catatan pinggir bukanlah
bagian dari syarat-syarat kontrak tidak akan dipertimbangkan dalam penafsiran.
c) Ayat 1.4 – Hukum dan Bahasa (Law and Language)
Dalam ayat ini di tegaskan bahwa hukum yang berlaku harus sesuai dengan
yang tercantum dalam Lampiran (catatan : untuk kita harus sesuai U.U.
No.18/1999 dan PP. No.29/2000).
Bila kontrak dibuat dalam beberapa bahasa, maka versi yang bahasa yang
memimpin sebagaimana tersebut dalam Lampiran yang berlaku.
d) Ayat 1.6 – Prioritas Dokumen-Dokumen (Priority of Documents)
Ayat ini mengatur mengenai urutan-urutan berlakunya dokumen,yang
membentuk kontrak. Dokumen harus dipandang sebagai saling menjelaskan satu
sama lain.
e) Ayat 2.2 – Jalan Masuk dan Penyerahan Lahan(Access to and Possession of
the Site)
Dalam ayat ini ditegaskan bahwa Pengguna Jasa akan memberikan jalan
masuk dan menyerahkan lahan dalam waktu tercantum dalam Lampiran Tender.
Jika Penyedia Jasa mengalami kelambatan dan atau menyangkut biaya, karena
kesalahan Pengguna Jasa dalam memberikan jalan masuk dan menyerahkan
lahan maka Penyedia Jasa harus memberitahukan Wakil Pengguna Jasa.
f) Ayat 2.3 – Izin-Izin, Lisensi atau Persetujuan (Permits, Licencesor
Approvals)
Dalam ayat ini ditegaskan bahwa seluruh biaya untuk pekerjaan inimenjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa, tapi Pengguna Jasa harus membantu bila
diminta.
g) Ayat 2.4 – Hak Pengguna Jasa untuk memutuskan Kontrak (Employers
Entitlement to Terminate)
Ayat ini menjelaskan hak Pengguna Jasa untuk memutuskan kontrak karena
keinginannya dengan memberikan pemberitahuan 56 hari sebelumnya dan
mengembalikan Jaminan Pelaksanaan.
Catatan : Untuk kita di Indonesia, pembatalan kontrak tanpa melalui keputusan
Pengadilan hanya dapat dilakukan dengan cara mengesampingkan berlakunya
Pasal 1266 KUH Per dan ini harus dicantumkan dalam kontrak.
h) Ayat 4.2 – Jaminan Pelaksanaan (Performance Security)
Dalam ayat ini ditegaskan kewajiban Penyedia Jasa untuk mendapatkan dan
menyerahkan kepada Pengguna Jasa, Jaminan Pelaksanaan dari pihak ketiga
dalam waktu 28 hari sejak Tanggal Efektif dengan jumlah dan mata uang
tercantum dalam Lampiran Tender.
i) Ayat 5.1 – Kewajiban-Kewajiban Umum Tentang Perencanaan(General
Obligation)
Dalam ayat ini diuraikan bahwa Penyedia Jasa harus melaksanakan dan
bertanggung jawab atas pekerjaan perencanaan yang disiapkan oleh para ahli
sesuai kriteria yang diinginkan Pengguna Jasa.
j) Ayat 8.6 – Ganti Rugi Atas Kelambatan (Liquidated Damages for Delay)
Dalam ayat ini di atur mengenai ganti rugi atas kelambatan.
k) Ayat 8.7 – Penangguhan Pekerjaan (Suspension of Work)
Wakil Pengguna Jasa setiap waktu dapat memerintahkan Penyedia Jasa
untuk menghentikan sementara (menangguhkan) pekerjaan sebagian atau
seluruhnya.Selama penangguhan, Penyedia Jasa harus melindungi, menyimpan
dan mengamankan bagian Pekerjaan tersebut terhadap kemerosotan mutu,
kehilangan atau kerusakan.
l) Ayat 13.1 – Harga Kontrak (The Contract Price)
Dalam ayat ini ditetapkan kecuali ditetapkan lain dalam Bagian II ketentuan
mengenai harga kontrak
m) Ayat 13.2 – Uang Muka (Advance Payment)
ü Ayat ini mengatur mengenai pemberian uang muka serta cara
pengembaliannya.
n) Hak Untuk Mengadakan Perubahan (Variations)
ü Dalam ayat ini diuraikan mengenai perubahan-perubahan pekerjaan.
o) Ayat 14.2 – Pengurangan Biaya (Value Engineering)
Erlangga Rizki Fauzi - 1006758294 Katrin Tambunan - 1006705653
Rachma Yuliana - 1006758400 11
Ayat ini mengizinkan Penyedia Jasa setiap waktu untuk mengajukan
pengusulan tertulis yang menurut pendapatnya akan mengurangi biaya
konstruksi perawatan atau pengoperasian pekerjaan atau meningkatkan efisiensi
atau nilai dari Pekerjaan atau bermanfaat bagi Pengguna Jasa.
p) Ayat 14.5 – Jumlah Pos Perkiraan (Provisional Sums )
Ayat ini menguraikan tentang Pos-Pos (jumlah) Perkiraan yang mempunyai
pengertian bahwa pos-pos tersebut dalam kontrak hanyalah perkiraan dalam arti
dapat digunakan seluruhnya atau sebagian sesuai instruksi Wakil Pengguna Jasa
dan dibayar kepada Penyedia Jasa sesuai yang diperintahkan.
q) Ayat 15.2 – Pemutusan Kontrak oleh Pengguna Jasa (Termination)
Ayat ini menguraikan tentang pemutusan kontrak oleh Pengguna Jasa karena
kesalahan-kesalahan dan atau kegagalan Penyedia Jasa disertai ketentuan-
ketentuan sebagai akibat pemutusan kontrak ini.
r) Ayat 16.1 – Hak Penyedia Jasa Menangguhkan Pekerjaan(Contractor’s
Entitlement to Suspend Work)
ü Ayat 16.1 menguraikan hak Penyedia Jasa untuk menunda pelaksanaan
Pekerjaan karena sebab-sebab/kesalahan dari Pengguna Jasa.
s) Ayat 16.2 – Pemutusan Kontrak oleh Penyedia Jasa (Termination)
Ayat ini menjelaskan tentang pemutusan kontrak oleh Penyedia Jasa karena
kesalahan-kesalahan atau sebab-sebab dari pihak Pengguna Jasa.
t) Ayat 17.3 – Resiko-Resiko Pengguna Jasa (Employers Risks)
Ayat ini menguraikan resiko-resiko yang ditanggung Pengguna Jasa secara
rinci.
u) Ayat 18.1 – Asuransi untuk Perencanaan (Insurances for Design)
Ayat ini menegaskan keharusan Penyedia Jasa untuk menutup asuransi
kerugian untuk perencanaan pekerjaan dengan nilai pertanggungan sekurang-
kurangnya senilai tersebut dalam Lampiran Tender.
Penyedia Jasa harus mengusahakan sebaik-baiknya untuk memelihara
asuransi dalam kekuatan penuh selama masa tanggung jawab sesuai Kontrak dan
sesuai Undang-Undang termasuk memperpanjang, pemperbaharui dan
menghidupkan kembali asuransi
v) Ayat 20.3 Sengketa, Badan Penyelesaian Sengketa(Disputes, Adjudication
Board)
Ayat ini menguraikan tata cara pembentukan apa yang disebut Badan
Penyelesaian Sengketa (BPS) yang pada pokoknya adalah bahwa kecuali bila
anggota/anggota BPS sudah disetujui sebelumnya dan disebut dalam kontrak
maka para pihak dalam waktu 28 hari sejak Tanggal Efektif memutuskan
pembentukan BPS.
w) Ayat 20.6 Arbitrase/Perwasitan (Arbitration)
Ayat ini menguraikan tentang arbitrase sebagai kelanjutan cara penyelesaian
sengketa setelah pembentukan BPS.
Setiap sengketa yang telah diputuskan oleh BPS belum final dan mengikat
sesuai ayat 20.4 dan penyelesaian damai tidak tercapai maka sengketa tersebut
akhirnya harus diputuskan oleh arbitrase internasional.
SYARAT-SYARAT KHUSUS FIDIC 1995
Syarat-Syarat Khusus ini terdiri dari 20 Pasal.
Syarat-Syarat Khusus FIDIC 1995 yang di bahas sebagai berikut :
a) Ayat 1.6 – Prioritas Dokumen (Priority of Document)
Dalam ayat ini di jelaskan bahwa bila terjadi pertentangan dalam dokumen
kontrak biasanya di perlukan prioritas dengan mengubah ayati ni yang
menyatakan bahwa dalam hal terjadi kemenduaan arti atau ketidak cocokan, maka
prioritasnya adalah yang sesuai undang-undang.
b) Ayat 1.14 – Tanggung Jawab Terpisah dan Bersama (Joint and Several
Liability)
Erlangga Rizki Fauzi - 1006758294 Katrin Tambunan - 1006705653
Rachma Yuliana - 1006758400 13
Ayat ini mengharuskan sebuah kontrak turnkey yang besar yang dikerjakan oleh
usaha patungan memberikan rincian mengenai usaha patungan tersebut antara lain
adanya jaminan dari perusahaan induk masing-masing anggota.
c) Ayat 2.2 – Jalan Masuk dan Penyerahan Lahan (Access to and Possession of
the Site)
Mungkin perlu bagi Penyedia Jasa untuk mendapatkan jalan masuk lebih dini
guna keperluan survey dan penyelidikan tanah.
Jika hak memasuki lapangan tidak di berikan, maka Pengguna Jasa harus
memberikan rincian yang di perlukan.
d) Ayat 4.2 – Jaminan Pelaksanaan (Performance Security)
Ayat ini mengatur bentuk-bentuk jaminan Pelaksanaan sesuai formatyang di
berikan pada waktu tender.
Di jelaskan pula bahwa dalam hal jaminan tersebut berbentuk garansi bank harus
ditetapkan apakah Bank lokal di tempat proyek tersebut atau Bank asing yang di
setujui Pengguna Jasa.
Jika jaminan tersebut bukan dalam bentuk Bank Garansi, maka jaminan tersebut
harus dari institusi yang terdaftar atau memiliki lisensi untuk melakukan usaha di
Negeri tempat Pekerjaan.
e) Ayat 4.5 – Para Sub. Penyedia Jasa (Subcontractors)
Dalam ayat ini di atur bahwa pekerjaan-pekerjaan kecil (yang nilainya0,01% dari
nilai kontrak) tidak memerlukan ijin Pengguna Jasa.
f) Ayat 5.2 – Dokumen-Dokumen Konstruksi (Construction Documents)
Ayat ini menjelaskan bahwa Dokumen-Dokumen Konstruksi termasuk semua
gambar-gambar harus di ajukan Penyedia Jasa untuk diperiksa Wakil Pengguna
Jasa sebelum konstruksi di mulai.
g) Ayat 5.9 – Hak Paten (Patent Rights)
Ayat ini menjelaskan mengenai Pekerjaan yang di laksanakan Penyedia Jasa,
melibatkan perencanaan yang sebelumnya telah di buat pihak lain yang di
sediakan untuk Pengguna Jasa.
h) Ayat 8.2 – Waktu Penyelesaian (Time for Completion)
Ayat ini menjelaskan tentang Pekerjaan yang di serahkan secara bertahap dengan
menyatakan hal ini harus di tetapkan dalam bagian-bagian tersebut dan Lampiran
Tender.
i) Ayat 8.6 – Ganti Rugi Atas Kelambatan (Liquidated Damages for Delay)
Ayat ini mengatur mengenai cara menghitung ganti rugi ataskelambatan sebagai
berikut:
• Jika nilai kontrak di sebut dalam lebih dari satu mata uang makalebih baik
menetapkan ganti rugi per hari dalam prosentasepengurangan untuk setiap
nilai pekerjaan.
• Jika nilai kontrak dalam mata uang lokal, ganti rugi dapat dalamprosentase
atau suatu jumlah dalam mata uang tersebut. Namun, kecuali seluruh
pembayaran dalam mata uang lokal matauang untuk pembayaran harus di
tetapkan.
j) Ayat 9.1 - Kewajiban-Kewajiban Penyedia Jasa MengenaiPengetesan pada
Penyelesaian (Contractor’sObligations).
Ayat ini menjelaskan bahwa dalam permintaan-permintaan PenggunaJasa, harus
di terangkan mengenai pengetesan-pengetesan yang diminta sebelum pekerjaan di
serahkan untuk menunjukkan bahwa pekerjaan telah selesai.
k) Ayat 9.1 - Kewajiban-Kewajiban Penyedia Jasa MengenaiPengetesan pada
Penyelesaian (Contractor’sObligations)
Ayat ini mengatur mengenai pengetesan sesudah penyelesaian yang dilakukan
oleh Penyedia Jasa.
l) Pasal 14 – Perubahan-Perubahan (Variation)
Pasal ini menjelaskan bahwa 3 perubahan yang mungkin terjadi yaitu :
• Perubahan yang diperintahkan Wakil Pengguna Jasa.
• Perubahan yang diusulkan Penyedia Jasa untuk keuntungan kedua pihak.
• Perubahan yang di mintakan pengusulannya kepada Penyedia Jasaoleh
Wakil Pengguna Jasa.
STANDAR/SISTEM KONTRAK JCT 1980
JCT adalah singkatan dari Joint Contract Tribunals, suatu institusi di Inggris yang
menyusun standar kontrak konstruksi untuk Pemerintah setempat (Local Authority) dan Sektor
Erlangga Rizki Fauzi - 1006758294 Katrin Tambunan - 1006705653
Rachma Yuliana - 1006758400 15
Swasta (Private). Standar JCT dibuat oleh beberapa institusi di Inggris dan tidak melibatkan
institusi dari negara lain. Di Indonesia standar JCT dipakai untuk proyek-proyek sektor swasta.
Disini yang akan diuraikan adalah standar JCT yang dipublikasikan tahun 1980 untuk
standar formal swasta yang terdiri atas dokumen-dokumen berikut:
1. Perjanjian/Kontrak (Article of Agreement)
Standar JCT 1980 menyebut Perjanjian/Kontrak dengan istilah Article of
Agreement and Conditions of Building Contract. Hampir sama dengan FIDIC,
perjanjian menurut standar JCT hanya berisi 5 pasal, yaitu:
a. Keharusan Penyedia Jasa untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan.
b. Employer harus membayar Penyedia Jasa berdasarkan Nilai Kontrak pada
waktu dan cara yang tercantum dalam Syarat-syarat Kontrak.
c. Memuat penjelasan mengenai Wakil Pemberi Tugas yang ditunjuk.
d. Memuat penjelasan mengenai Konsultan Volume/Biaya yang ditunjuk.
e. Memuat penjelasan tentang penyelesaian perselisihan melalui Arbitrase.
2. Syarat-Syarat Kontrak (Conditions: Part 1: General)
a. Pasal 1. Penafsiran, Definisi, dan sebagainya (Interpretation, Definition, etc)
b. Pasal 2. Kewajiban-kewajiban Penyedia Jasa (Contractor’s Obligation)
c. Pasal 13. Perubahan-perubahan dan Pos-pos Perkiraan ( Variations and
Provisional Sums)
d. Pasal 17. Penyelesaian Praktis dan Tanggung Jawab atas Cacat (Practical
Completion and Defects Liability)
e. Pasal 18. Penguasaan sebagian Pekerjaan oleh Pengguna Jasa Parsial
(Possession by Employer)
f. Pasal 19. Pengalihan Kontrak/Sub-Kontrak (Assignment and Sub-Contracts)
g. Pasal 23. Tanggal Penyerahan Lahan (Date of Possession)
h. Pasal 24. Kerusakan karena Pekerjaan tidak selesai (Damages for non
completion)
i. Pasal 27. Pemutusan Kontrak oleh Pengguna Jasa (Determination by
Employer)
j. Pasal 28. Pemutusan Kontrak oleh Penyedia Jasa (Determination by
Contractor)
3. Syarat-Syarat Kontrak (Conditions: Part 2: Nominated Subcontractors and Nominated
Supplier)
a. Pasal 35. Nominated SubContractors & Nominated Supplier
b. Pasal 36. Nominated Supplier
4. Syarat-Syarat Kontrak (Conditions: Part 3: Fluctuation)
a. Pasal 37. Choice of Fluction provision
b. Pasal 38. Contribution, Levy, and Tax Fluctuation
c. Pasal 39. Labour and Materials Cost and Tax Fluctuations
d. Pasal 40. Use of Price Adjustment Formula
5. Appendices
Apendiks ini merupakan Lampiran dari kontrak yang berisi besaran-besaran mengenai
nilai-nilai asuransi, ganti rugi, dan hal-hal lain untuk memudahkan mencari rujukan
pada pasal-pasal yang bersangkutan.
STANDAR/SISTEM KONTRAK SIA
Institusi Para Arsitek Singapura yang bernama Singapore Institute of Architects (SIA)
menyusun standar/sistem kontrak yang dikenal dengan nama “SIA 80 CONTRACT”. Perlu
diketahui bahwa standar kontrak ini ditujukan bagi kontrak konstruksi Bangunan Gedung.
1. Perjanjian/Kontrak
a. Contractor’s Obligation
b. Type of Contract
c. Architect
d. Quantity Surveyor
e. Prices to be Inclusive
f. Contract Documents
g. Interpretation and Guidance notes
h. Assign
2. Syarat-Syarat Kontrak
Syarat-syarat kontrak SIA terdiri dari 39 Pasal yang berisi 150 ayat. Beberapa
pasal yang penting yang mungkin dapat dipakai dalam kontrak-kontrak
konstruksi di masa mendatang:
a. Pasal 12 ayat 2. Definisi Perubahan
b. Pasal 15 ayat 1. Pelimpahan Fungsi Kontrak oleh Penyedia Jasa ke Pihak
Lain
c. Pasal 21. Hak Penelitian oleh Penyedia Jasa
d. Pasal 24 ayat 2. Ganti Rugi
Erlangga Rizki Fauzi - 1006758294 Katrin Tambunan - 1006705653
Rachma Yuliana - 1006758400 17
e. Pasal 25. Penyelesaian Pekerjaan Sebagian-sebagian
f. Pasal 27 ayat 1. Masa Pemeliharaan
g. Pasal 29. Penunjukan Sub Penyedia Jasa dan Hak Keberatan
h. Pasal 32 ayat 1. Pemutusan Kontrak tanpa Kesalahan
i. Pasal 37. Arbitrase
3. Lampiran
Sama seperti kontrak lainnya, standar kontrak SIA juga dilengkapi Lampiran
yang berisi besaran, ketentuan mengenai jenis kontrak, tanggal mulai pekerjaan,
masa kontrak, tanggal penyelesaian, nilai pertanggungan, ganti rugi
kelambatan, dan sebagainya.
4. Adendum Kontrak
Berbeda dengan standar kontrak internasional lainnya, standar SIA mengatur
hal-hal khusus dalam apa yang disebut: Addendum on Amendments to SIA 80
Contract.
RINGKASAN TINJAUAN STANDAR/SISTEM KONTRAK KONSTRUKSI
INTERNASIONAL (FIDIC, JCT, AIA, SIA)
Semua standar/sistem kontrak tersebut mempunyai bentuk yang kurang lebih sebagai berikut:
a. Perjanjian/Kontrak
b. Syarat-syarat kontrak
c. Lampiran
d. Spesifikasi Teknis
e. Gambar-gambar kontrak
2. Pada umumnya Perjanjian/Kontrak itu sendiri sangat sederhana dan singkat karena hanya
berisi beberapa hal pokok mengenai perikatan para pihak.
3. Tujuan penggunaan masing-masing kontrak Internasional adalah sebagai berikut:
a. Standar Kontrak Agreement/AIA ditujukan untuk Kontrak Pekerjaan Sipil.
b. Standar Kontrak FIDIC 1987 ditujukan untuk Kontrak Pekerjaan Konstruksi
Teknik Sipil.
c. Standar Kontrak FIDIC 1995 ditujukan untuk Kontrak Pekerjaan Rancang
Bangun dan Turn Key.
d. Standar Kontrak JCT 1980/SIA 80 ditujukan untuk Kontrak Pekerjaan
Bangunan.
4. Penamaan para pihak beserta orang/badan yang diberi kuasa berbeda di antara Standar-
standar tersebut.
5. Syarat-syarat Kontrak biasanya berisi ketentuan-ketentuan yang mengatur hak dan
kewajiban para pihak secara lengkap, terperinci serta mencerminkan keadilan dan kesatuan
kedudukan para pihak.
6. Hal-hal khusus sehubungan dengan sifat pekerjaan/proyek yang memerlukan pengaturan
dijabarkan dalam Syarat-syarat Khusus.
7. Besaran-besaran yang menyangkut besarnya jaminan ganti rugi, waktu pelaksanaan, waktu
penyerahan lahan, dan lain-lainnya dicantumkan dalam suatu daftar yang disebut
Appendix.
8. Bahasa yang dipakai adalah bahasa Inggris yang mudah dimengerti.
9. Tidak ada yang memilih Pengadilan (Court). Semuanya memilih Badan Arbitrase.