Estuari Makalah b

13
PENDAHULUAN Estuari merupakan suatu komponen ekosistem pesisir yang dikenal sangat produktif dan paling mudah terganggu oleh tekanan lingkungan yang diakibatkan kegiatan manusia maupun oleh proses- proses alamiah (Dahuri, 1992). Di lain pihak sebagian besar penduduk dunia (hampir mencapai 70%) bermukim di sekitar wilayah pesisir dan sepanjang tepian sungai termasuk di Indonesia. Estuari yang berasal dari bahasa Latin aestus, berarti pasang-surut (Odum, 1971). Berdasarkan definisi Pritchard (dalam Odum, 1971), estuari merupakan suatu bentukan masa air yang semi tertutup di lingkungan pesisir, yang berhubungan langsung dengan laut lepas, sangat dipengaruhi oleh efek pasang-surut dan masa airnya merupakan campuran dari air laut dan air tawar. Muara sungai, teluk-teluk di daerah pesisir, rawa pasang- surut dan badan air yang terpisah dari laut oleh pantai penghalang (barrier beach), merupakan contoh dari sistem perairan estuari. Estuari dapat dianggap sebagai zona transisi (ekoton) antara habitat laut dan perairan tawar, namun beberapa sifat fisis dan biologis pentingnya tidak memperlihatkan karakteristik peralihan, lebih cenderung terlihat sebagai suatu karakteristik perairan yang khas (unik). Penggunaan dan pelanggaran atas zona estuari oleh aktifitas manusia saat ini telah mencapai tingkat yang sangat kritis, sehingga amatlah penting untuk lebih memasyarakatkan pemahaman tentang kekhususan dan fungsi dari perairan ini. Karena apabila

description

Makalah ekologi akuatik

Transcript of Estuari Makalah b

Page 1: Estuari Makalah b

PENDAHULUAN

Estuari merupakan suatu komponen ekosistem pesisir yang dikenal sangat produktif dan

paling mudah terganggu oleh tekanan lingkungan yang diakibatkan kegiatan manusia maupun

oleh proses-proses alamiah (Dahuri, 1992). Di lain pihak sebagian besar penduduk dunia (hampir

mencapai 70%) bermukim di sekitar wilayah pesisir dan sepanjang tepian sungai termasuk di

Indonesia.

Estuari yang berasal dari bahasa Latin aestus, berarti pasang-surut (Odum, 1971).

Berdasarkan definisi Pritchard (dalam Odum, 1971), estuari merupakan suatu bentukan masa air

yang semi tertutup di lingkungan pesisir, yang berhubungan langsung dengan laut lepas, sangat

dipengaruhi oleh efek pasang-surut dan masa airnya merupakan campuran dari air laut dan air

tawar.

Muara sungai, teluk-teluk di daerah pesisir, rawa pasang-surut dan badan air yang

terpisah dari laut oleh pantai penghalang (barrier beach), merupakan contoh dari sistem perairan

estuari. Estuari dapat dianggap sebagai zona transisi (ekoton) antara habitat laut dan perairan

tawar, namun beberapa sifat fisis dan biologis pentingnya tidak memperlihatkan karakteristik

peralihan, lebih cenderung terlihat sebagai suatu karakteristik perairan yang khas (unik).

Penggunaan dan pelanggaran atas zona estuari oleh aktifitas manusia saat ini telah mencapai

tingkat yang sangat kritis, sehingga amatlah penting untuk lebih memasyarakatkan pemahaman

tentang kekhususan dan fungsi dari perairan ini. Karena apabila kecen-derungan perusakan

estuari ini tidak segera dikendalikan atau dikelola secara cermat dan bijaksana, dikhawatirkan

pemanfaatan sumberdaya dan jasa-jasa lingkungan estuari tidak akan berlangsung secara

berkelanjutan.

Page 2: Estuari Makalah b

TINJAUAN PUSTAKA

Estuari merupakan bentukan badan air yang sangat khas baik dilihat dari segi morfologi,

fisis maupun sebagai suatu sistem secara keseluruhan. Secara geomorfologi estuari terbagai

menjadi 4 macam (Pritchard, 1967), sebagai berikut :

1. Estuari yang berupa rataan tergenang (Drowned river valley).

Biasanya banyak terbentuk di sepanjang pantai yang memiliki rataan pantai yang dangkal

dan lebar. Pada musim penghujan, air dari sungai mehgangkut sejumlah besar sedimen ke arah

estuari. Sedangkan pada musim kemarau aliran dari laut mendominasi lingkungan estuari, karena

debit air dari sungai sangat rendah.

2. Estuari bertipe fyord.

Tipe estuari ini biasanya terbentuk di perairan dalam. Morfologi dasar perairan estuari ini

biasanya berbentuk huruf U. Kurun sejarah pembentukannya diperkirakan dimulai pada jaman es

(glasial period), sehingga dapat digolongkan sebagai bentukan geologis berumur tua.

3. Estuari dengan pasir penghalang (bar-built estuaries).

Merupakan cekungan dangkal yang sebagian dasar perairannya akan muncul pada saat

surut. Perairan ini dapat dikatagorikan sebagai perairan semi tertutup, dengan adanya gundukan

pasir penghalang (bars) atau pulau-pulau penghalang (barrier islands). Bentukan penghalang

tersebut terputus-putus oleh saluran-saluran kecil (inlet) yang berhubungan langsung dengan laut

lepas. Pada kasus-kasus tertentu tumpukan pasir tersebut diendapkan di laut, pada kasus lain

tumpukan pasir penghalang tersebut merupakan bekas bentukan bukit-bukit pasir yang berubah

karena terisolasi oleh penaikan permukaan laut secara bertahap.

4. Estuari yang terbentuk oleh proses vulkanik

Tipe estuari ini terbentuk dari lekukan garis pantai (pesisir), dimana lekukan tersebut

terbentuk karena terjadinya patahan geologis atau oleh penurunan muka bumi secara lokal,

proses tersebut biasanya diikuti dengan pemasukan air tawar yang besar.

Pengklasifikasian tipe estuari lain yang juga merupakan hasil observasi Pritchard (dalam

Odum, 1971) adalah berdasarkan perbedaan profil hidrografik. Perbedaan ini disebabkan oleh

terdapatnya aliran yang berasal dari laut dan darat (sungai) seperti terlihat pada Gambar 1. Kedua

aliran tersebut akan menampakkan dominasi yang berlainan karena terdapatnya perbedaan faktor

Page 3: Estuari Makalah b

fisik dan fisis pada setiap lingkungan estuari. Dimana perbedaan dominasi tersebut akan

menimbulkan perbedaan pada profil hidrologis perairan, seperti dalam pembagian berikut:

1. Profil hidrografis berlapis (Highly stratified).

Profil perairan ini disebabkan karena terdapatnya dominasi aliran sungai dibandingkan

dengan pasang-surut, sebagaimana yang biasa terjadi di muara sungai besar. Masa air tawar yang

besar cenderung terapung di atas air laut yang memiliki berat jenis yang lebih tinggi, sehingga

terbentuk bidang pemisah di antar kedua lapisan tesebut (wedge) yang melintang di sepanjang

dasar perairan. Tipe pelapisan hidrografis ini akan memperlihatkan sifat holoklin (holocline)

pada salinitasnya, yaitu terdapatnya zona perubahan yang tajam pada salinitas air permukaan dan

air dasar di perairan estuari tersebut.

2. Profit hidrografis teraduk sebagian (Partially mixed).

Pada profil seperti ini, input air tawar dan pasang-surut lebih seimbang pengaruhnya.

Media pengadukkan yang bekerja secara dominan pada tipe perairan ini adalah efek pasang-surut

yang berlangsung secara periodik. Profil salinitas secara vertikal lebih tergradasi karena

terdapatnya pengadukan secara vertikal yang kemudian membentuk pola pelapisan yang

kompleks pada masa air (gambar 2).

3. Profil hidrografis tercampur sempurna (Vertically homogenous estuary).

Tipe estuari ini didominasi oleh efek pasang-surut yang kuat. Air cenderung teraduk

dengan sangat baik mulai dan permukaan hingga dasar perairan. Kandungan salinitas relatif

tinggi, hampir mendekati salinitas air laut. Variasi utama yang terjadi pada tipe estuari ini lebih

banyak terdapat secara horizontal dan pada secara vertikal. Estuari yang memiliki pasir

penghalang (bar-built estuary) atau estuari yang tidak memiliki sungai besar merupakan contoh

dan tipe perairan ini.

Sebagai suatu sistem, estuari merupakan satu kesatuan yang sangat kompleks.

Berdasarkan pada bentuk, kedalaman dan sebaran airiaut serta berbagai material lain ke seluruh

sistem, maka estuari dapat dibagi menjadi 4 subsistem (Gambar 3) sebagai berikut :

1. Subsistem laut (Marin).

Subsistem ini terletak tepat di mulut sungai yang langsung berhubungan dengan laut.

Pada zona yang didominasi oleh pengaruh laut ini, selalu terjadi percampuran biota yang berasal

dari lingkungan laut menuju estuari dan sebaliknya. Saluran utama berfungsi sebagai gerbang

keluar / masuk bagi berbagai jenis ikan dan invertebrata bertaxa tinggi. Biota-biota tersebut

Page 4: Estuari Makalah b

memanfaatkan kekayaan nutrien di daerah estuari ini untuk melangsungkan pertumbuhannya

yang melalui beberapa fase tersebut. Namun demikian ada pula beberapa estuari yang lebih

didominasi oleh komponen air laut, akibat kurangnya aliran air tawar.

Kelp dan algae dari jenis lain biasanya menutupi substrat batu dan membentuk mikrohabitat.

Invertebrata bentik yang terdapat di lingkungan ini dapat merupakan jenis marin atau jenis

estuari.

2. Subsistem teluk (Bay)

Daerah ini dicirikan dengan adanya hamparan rataan lumpur yang tampak ke permukaan

pada saat surut, dan tergenang oleh campuran air tawar dan air laut pada saat pasang. Rataan ini

tidak hanya terdiri dari lumpur, tapi juga butiran pasir yang terbawa oleh aliran sungai. Butiran

pasir yang berasal dari komponen daratan ini diendapkan di teluk bagian atas (bagian rataan yang

dangkal) dan sepanjang pinggiran saluran utama (main channel). Partikel yang lebih halus seperti

lempung dan lanau, terhanyutkan hingga mencapai tepian rataan di dekat rawa pasang-surut.

Pasir yang berasal dan laut dapat juga terbawa masuk ke dalam lingkungan perairan ini hingga

beberapa kilometer ke arah sungai, yaitu pada saat terjadi air pasang yang berenergi tinggi.

Air dengan kekayaan nutrien tinggi menggenangi daerah ini dua kali sehari. Air tersebut

merupakan media yang ideal bagi fitoplankton untuk dapat menangkap sinar matahari. hasil

asimilasi inilah yang merupakan suplai energi secara berkesinam-bungan bagi rantai makanan

biologis di lingkungan estuari ini. Energi matahari merupakan pemacu metabolisma kolektif dari

keseluruhan perairan estuari ini.

3. Rawa - rawa (Slough)

Rawa-rawa ini merupakan percabangan kecil yang menghubungkan teluk dengan saluran

utama dari sungai. Input air tawar di lingkungan ini biasanya sedikit. Pengaruh pasang-surut di

lingkungan ini tidak sebesar bagian lain dari estuari yang lebih dekat dengan laut. Umumnya

rawa-rawa ini terdiri dari saluran yang berkelok yang menerobos rataan lumpur hingga mencapai

bagian teluk utama. Saluran kecil inilah yang membawa air pasang hingga ke rawa pasang-surut

(marsh) dan bagian ujung dari hutan pantai di daerah tersebut.

4. Sungai (Riverine)

Subsistem ini terletak di daerah masuknya air tawar dari gunung menuju lingkungan

estuari. Sebagian besar dari subsistem ini berbentuk menyudut dan biasa disebut saluran sungai

yang terpengaruh

Page 5: Estuari Makalah b

pasang-surut. Salinitas sepanjang tahun di lingkungan ini rendah, malah sebagian dari subsistem

ini seluruhnya terdiri dari air tawar.

Biota dan Produktifitas

Komunitas estuari membentuk komposisi yang unik berupa percampuran jenis endemik

(Jenis yang hidup terbatas di lingkungan estuari), jenis yang berasal dari ekosistem laut dan

sebagian kecil jenis biota yang dapat masuk/keluar dari lingkungan air tawar, yaitu biota yang

memiliki kemampuan osmoregulator yang baik. Gambar 4 memperlihatkan contoh variasi

komunitas biota di perairan estuari berdasarkan zonasi kedalaman air.

Sumber protein dari laut (seafood) merupakan contoh populasi yang baik dari

percampuran jenis endemik dan jenis perairan laut. Contoh dari jenis-jenis tersebut adalah

kerapu dari jenis Cynoscion nubulosus, sedangkan ikan dari jenis Brevootia sp di jumpai hidup

di perairan estuari hanya pada stadium awal. Demikian juga dengan kebanyakan jenis-jenis

komersial seperti tiram dan kepiting yang merupakan jenis utama lingkungan ini. beberapa jenis

komersial penting dari berbagai jenis udang hidup di laut lepas pada stadium dewasa, dan

melewati stadium awal hidupnya di lingkungan estuari. Daur hidup seperti ini sangat umum

dijumpai pada biota nekton di daerah pesisir, dimana estuari digunakan sebagai lahan asuhan.

kecenderungan tersebut diduga karena pada stadium larva, biota-biota memerlukan perlindungan

dan persediaan makanan yang baik. Ketergantungan dari sejumlah besar ikan yang memiliki nilai

komersial tinggi di lingkungan estuari, merupakan salah satu sebab ekonomis yang utama dalam

pelaksanaan preservasi habitat ini.

Lahan asuhan paling produktif dan paling penting adalah daerah pasang-surut dan zona

perairan dangkal yang biasanya juga merupakan daerah pertama penanggung beban akibat

pembangunan (modifikasi hasil aktifitas manusia) seperti yang dapat dilihat pada Gambar 5.

Pada umumnya komponen organisme meroplanktonik (plankton temporal) mendominasi

perairan estuari dibandingkan dengan organisme holoplanktonik (permanen plankton).

Kecenderungan tersebut dapat dilihat dari keragaman jenis organisme meroplankton yang lebih

tinggi, hal ini menunjukkan tingginya keragaman habitat biota bentiknya. Ikan belanak

merupakan jenis konsumen yang banyak dijumpai di lingkungan estuari di seluruh dunia, karena

tingkat fleksibilitas dalam prilaku makannya yang tinggi. Dimana jenis tersebut mampu untuk

Page 6: Estuari Makalah b

mendapatkan makanan pada berbagai tingkat tropik dalam rantai makanan (Odum dalam Odum,

1971).

Lingkungan estuari termasuk dalam kategori ekosistem produktif alamiah (Natu-rally

productive ecosystem) yang setara dengan tingkat produktifitas hutan hujan primer dan terumbu

karang. Secara garis besar tingginya produktifitas lingkungan estuari dapat dirinci sebagai

berikut:

A. Estuari sebagai perangkap nutrien (Nutrient trap)

Keadaan ini dimungkinkan dengan sistem pengayaan sendiri secara cepat di lingkungan

ini. Sistem tersebut setara dengan sistem terumbu karang dan fenomena tersebut terjadi karena

beberapa faktor berikut ini:

1. Terdapatnya karakteristik fisis dan biologis yang khas.

2. Kemampuan penyimpanan dan cepatnya perputaran siklus nutrien oleh biota bentik.

3. Terdapatnya bentukkan formasi dalam sedimen yang terdiri dari bahan organik detritus.

4. Pengembalian (recovery) nutrien dari sedimen perairan dalam, melalui aktifitas mikroba.

5. Penembusan lapisan sedimen yang dalam oleh akar tanaman atau oleh biota penggali.

Kecenderungan alamiah ini berlaku juga dalam proses eutrofikasi, faktor inilah yang

membuat lingkungan estuari menjadi sangat rentan terhadap polusi, karena polutan akan

terperangkap di lingkungan tersebut seperti yang terjadi dengan nutrien.

B. Keunikan estuari dalam penyediaan produsen sepanjang tahun.

Estuari memiliki kelebihan dalam keanekaragaman tipe produsennya, yang terprogram

untuk tersedia sepanjang tahun, tanpa dipengaruhi oleh musim. Perairan ini biasanya memiliki

ketiga tipe produsen yang mendukung produsen seluruh isi bumi, yakni makrofit (rumput laut,

lamun dan rumput paya), mikrofit bentik dan fitoplankton.

C. Pasang - surut sebagai faktor terpenting dalam fluktuasi air.

Fluktuasi air di dalam ekosistem estuari sangat dipengaruhi oleh pasang-surut. Pada

umumnya semakin tinggi amplitudo pasang surut maka semakin besar pula potensi produktifitas.

Gerakan bolak-balik dari air merupakan proses yang sangat berarti dalam pembuangan limbah

dari ekosistem tersebut dan pengangkutan makanan serta nutrien dari lingkungan sekitarnya.

Estuari, seperti juga sistem eutrofik lain kadang-kadang terkena penyakit yang berada dalam

tingkat di luar kontrol pemulihan sendiri.

Page 7: Estuari Makalah b

URGENITAS PENATAAN DALAM PENGELOLAAN KAWASAN ESTUARI DI

INDONESIA

Sudah sejak berabad-abad lalu manusia di seluruh dunia termasuk di Indonesia

memanfaatkan daerah pesisir untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Selain meman-

faatkannya sebagai daerah pemukiman, iqdustri, pertanian, perikanan dan pariwisata, daerah

estuari pun digunakan sebagai tempat penampungan limbah baik industri maupun domestik.

Peningkatan jumlah penduduk beserta kualitas hidupnya, telah meningkatkan kebutuhan manusia

akan sumberdaya dan jasa-jasa dari lingkungan estuari ini. (Dahuri, 1992) menyebutkan bahwa

peningkatan permintaan akan sumberdaya beserta jasa-jasa dari lingkungan estuari ini telah

menimbulkan tekanan terhadap sebagian perairan estuari di Indonesia, khususnya di daerah

industri dan padat penduduk. Hal ini merupakan ancaman terhadap kapasitas berkelanjutan dari

perairan estuari dalam memenuhi permintaan manusia dalam melaksanakan kegiatan

pembangunan.

Dengan curah hujan yang tinggi dan banyaknya jumlah sungai yang bermuara di laut,

Indonesia memiliki daerah estuari yang sangat luas dan produktif (Dahuri, 1992). Sudah

selayaknyalah kekayaan alam yang kita miliki ini dimanfaatkan dengan baik dan bijaksana,

yakni dengan mempertimbangkan keutamaan fungsi lingkungan ini secara alamiah. Perencanaan

pemanfaatan yang holostik, yakni dengan mempertimbangkan faktor ekologis dan kelangsungan

setiap elemen ekosistem ini, tidak hanya meng-hasilkan keuntungan sesaat pada manusia sebagai

pengguna utama, tapi juga akan mendatangkan keuntungan berganda bagi pengguna itu sendiri.

Keuntungan ganda yang dimaksud adalah keuntungan yang dapat dimanfaatkan secara alamiah

dan keuntungan yang didapat dengan modifikasi pengolahan yang bijaksana.

Odum, 1976 berpendapat bahwa perencanaan penggunaan kawasan pantai harus

dikaitkan dengan perencanaan penyeluruh secara ekologis dalam bentuk zonasi lingkungan.

Perencanaan zonasi lingkungan dikelompokkan dalam tiga kategori penggunaan sebagai berikut:

1. Zona untuk pengembangan intensif.

2. Zona untuk kohservasi.

3. Zona untuk preservasi.

Kasry, 1992 berpendapat bahwa perencanaan lingkungan dengan sistem zonasi ini cukup

kompleks, namun dengan dukungan berbagai pihak yang berwenang terutama pihak pengambil

Page 8: Estuari Makalah b

keputusan, maka hasil yang diharapkan lebih mungkin untuk dapat tercapai. Keberhasilan

penerapan sistem penzonaan ini memerlukan dua prasarana pendukung utama yakni :

1. Harus ada peraturan perundangan dan organisasi administratif yang kuat dalam pemerintahan,

untuk dapat menciptakan, memelihara dan memiliki kekuatan dalam pengaturan penzonaan ini,

sehingga integritas zona-zona tersebut dapat dipertahankan.

2. Harus ada metoda yang mendasari keputusan penentuan penzonaan ini. Keputusan ini jangan

semata-mata didasari pada kemauan politis, tapi juga didasarkan pada pertimbangan nyata dan

akurat terhadap faktor ekonomis, ekologis dan estetika.

DAFTAR PUSTAKA

DEPARTMENT OF LAND CONSERVA-TION AND DEVELOPMENT, STATE OF

OREGON. 1987. The Oregon estuary plan book. Oregon.

DAHURI. R. 1992. Strategi penelitian estuari di Indonesia. Pros. Loka. Nas. Peny. Prog. Pen.

Bio. Kelautan dan Proses Dinam.Pesisir. UNDIP, Semarang.

KASRY, A. 1992. Pemanfaatan, pengelolaan dan pengkajian kawasan estuari. Pros. Loka. Nas.

Peny. Prog. Pen. Bio. Kelautan dan Proses Dinam. Pesisir. UNDIP, Semarang.

ODUM, E.P. 1971. Fundamentals of Ecology 3rd Ed. 1971. W.B. Saunders Co., Toronto : 374

pp.

ODUM, W.E. 1976. Ecologycal gudelinines for tropical coastal development. In-ternational

Union for Conservation of Nature and Resources. Morges. Swit-zerland.

PRITCHARD, D.W. 1976. What is an estu-ary : Physical view point. In Estuaries (G.H. Lauff,

es.). Amer. Assoc. Adv. Sci. Publ. No. 83. Washington D.C. p:3-5

31

sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Oseana, Volume XIX No. 3, 1994