Makalah Pbl Hk 111 b

27
MAKALAH PBL HK 111 Kasus 2 (Dokter Kurang Ramah) Disusun oleh : KELOMPOK 3 1. Aryo Agung Waranto 2. Bagus Novandy 3. Bambang Satria 4. Gesha Dwi Febriaputri 5. Kus Indah Setia Dewi 6. Muhamad Imron 7. Nadia Indri Wulandari 8. Putri Laura 9. Rahardi Febryanto 10. Trio Raharjo Tutor : dr. Triyanti A.P.S

description

df

Transcript of Makalah Pbl Hk 111 b

Page 1: Makalah Pbl Hk 111 b

MAKALAH PBL HK 111

Kasus 2 (Dokter Kurang Ramah)

Disusun oleh : KELOMPOK 3

1. Aryo Agung Waranto

2. Bagus Novandy

3. Bambang Satria

4. Gesha Dwi Febriaputri

5. Kus Indah Setia Dewi

6. Muhamad Imron

7. Nadia Indri Wulandari

8. Putri Laura

9. Rahardi Febryanto

10. Trio Raharjo

Tutor :

dr. Triyanti A.P.S

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

2010

Page 2: Makalah Pbl Hk 111 b

SKENARIO

Seorang ibu, istri seorang buruh tani dengan pakaian lusuh, membawa seorang anak perempuannya yang berumur 3 tahun ke dokter karena anak tersebut menderita panas dan diare. Ibu tersebut mengatakan sangat kecewa dengan pelayanan yang diberikan oleh dokter tersebut. Menurut si ibu, dokter tersebut tidak ramah, tidak menjelaskan tentang penyakit anaknya secara jelas, juga tidak menjelaskan mengenai obat yang diberikan. Ia semakin kecewa karena ditarik biaya yang cukup tinggi.

Page 3: Makalah Pbl Hk 111 b

STEP 1

Diare : BAB yang lebih sering dengan frekwensi minimal 3X sehari.

STEP 2

1. Apa yang menyebabkan sikap dokter tersebut?2. Bagaimana sikap dokter yang baik melayani pasien?3. Apakah dokter tersebut melanggar etika komunikasi?4. Bagaimana etika kedokteran dalam melayani masalah pelayanan kesehatan?5. Bagamana Hukum Kedokteran menangani kasus ini?6. Apakah seorang dokter harus memiliki standar tarif?

STEP 3

1. a. karena dokter tidak memiliki sikapb. karakter dokterc. masalah pribadid. kurang memahami masalah tersebute. masalah lingkungan

2. a. harus bersikap professional b. adil c. ramah d. menghargai pasien e. mendengarkan keluhan, menggli informasi, dan menasehati pasien f. jujur

3. Ya. Karena tidak ramah tidak memberikan informasi secara jelas

4. Masalah scenario ini adalah dokter kurang ramah, dalam hal komunikasi, maka komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang dilakukan secara verbal atau nonverbal meghasilkan pemahaman pasien terhadap keadaan peluang kendalanya sehingga dapat bersama-sama dokter mencari alternative untuk maengatasi masalah.

5. Secara Yuridis diatur dalam pasal 45 Undang-Undang no. 29 tahun 2004. Bagian dari hukum kesehatan yang menyangkut pelayanan medis praktek yang dilakukan oleh dokter dengan pedoman untuk boleh berbuat atau tidak berbuat aatau pantangan-pantangan yang tidak boleh dilakukan aagar pelayanan medis berjalan dengan baik.

6. Ya, tapi dokter jangan hanya memikirkan honor tapi juga melihat keadaan pasien.

Page 4: Makalah Pbl Hk 111 b

STEP 4

Dokter

Kurang Ramah

Komunikasi

Hukum Pelanggaran Pelayanan Etika Hak & Kewajiban Pasien

Dokter Hak & Kewajiban Dokter

Standar Tarif Agama Motivasi

Akhlak

Niat

Kasih Sayang

Page 5: Makalah Pbl Hk 111 b

STEP 5

1. Mengetahui definisi Diare dan jenis diare2. Mengetahui Hukum Kedokteran3. Mengetahui komunikasi efektif4. Mengetahui hak dan kewajiban dokter serta Mengetahui hak dan kewajiban pasien5. Mengetahui kedokteran dalam aspek agama6. Mengetahui standar tariff dokter

Page 6: Makalah Pbl Hk 111 b

MENGETAHUI DIARE DAN JENIS DIARE

Diare atau Gastroenteritis (GE) adalah suatu infeksi usus yang menyebabkan feses encer dan/atau berair, dengan frekwensi lebih dari 3 kali perhari, dan kadang disertai muntah.

Empat jenis klinis diare antara lain:

Diare akut bercampur air (termasuk kolera) Diare kronik Diare akut bercampur darah (disentri) Diare persisten

MENETAHUI HUKUM KEDOKTERAN

Hukum kedokteran merupakan bagian dari hukum kesehatan. Dimana perbedannya hanya

terletak di runag lingkupnya saja. Hukum kedokteran lebih menjurus kepada profesi dokternya

itu sendiri. Secara yuridis diatur dalam pasal 45 undang-undang No. 29 Tahun 2004 tentang

praktik kedokteran sebagai berikut :

1. Setiap tindakan kedokteran yang akan dilakukan oleh dokter terhadap pasien harus

mendapatkan persetujuan

2. Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayai 1 diberikan setelah pasien mendapat

penjelasan secara lengkap

3. Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 sekurang-kurangnya mencakup :

a. Diagnosis dan tatacara medis

b. Tujuan tindakan medis

c. Alternative tindakan lain dan resikonya

d. Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi

e. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan

4. Persetujuan sibagaimana dimaksud pada ayat 2 dapat diberikan baik secara tertulis

maupun lisan

5. Setiap tindakan keodkteran yang mengandung resiko tinggi harus diberikan dengan

persetujuan tertulis yang mana oleh pihak yang berhak memberikan persetujuan.

Page 7: Makalah Pbl Hk 111 b

Dalam penjelasannya mengenai pasal 45 undang-undang nomor 29 tahun 2004 ini disebutkan

antara lain :

1. Penjelasan hendaknya diberikan dalam bahasa yang mudah dimengerti karena penjelasan

merupakan landasan untuk memberikan persetujuan. Aspek lain yang juga sebaiknya

diberikan penjelasan yaitu yang berkaitan dengan pembiyaan

2. Pada prinsipnya yang berhak memberikan persetujuan atau penolakan terhadap indakan

medis pasien yang bersangkutan.

Dokter pun dalam melaksanakan hukum kedokteran wajib mengikuti sumpah dokter yang berisi :

Demi Allah, saya bersumpah bahwa :

1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan kemanusiaan

2. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga, martabat dan tradisi luhur jabatan

kedokteran

3. Saya akan menjalankan tugas saya engan cara yang terhormat dan bersusila sesuai

dengan martabat pekerjaan saya sebagai dokter

4. Saya akan menjalankan tugas saya dengan mengutamakan kepentingan masyarakat

5. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dank

arena keilmuan saya sebagai dokter

6. Saya tidak akan mempergunakan pengetahuan kedokteran saya untuk sesuatu yang

bertentangan dengan perikemanusiaan sekalipun diancam

7. Saya akan menghormati setiap hidup insane mulai dari saat pembuahan

8. Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan penderita

9. Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh

pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, perbedaan kelamin, politik kepartaian

atau kedudukan social dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita

10. Saya akan memberikan kepada guru-guru saya, penghormatan dan pernyataan

terimakasih yang selayaknya

11. Saya akan perlakukan teman sejawat saya, sebagaimana saya sendiri ingin diperlakukan

12. Saya akan menaati dan mengamalkan kode etik kedokteran Indonesia

Page 8: Makalah Pbl Hk 111 b

13. Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan mempertaruhkan

kehormatan diri saya

MENGETAHUI KOMUNIKASI EFEKTIF

Komunikasi efektif dokter – pasien adalah pengembangan hubungan dokter-pasien secara efektif

yang berlangsung secara efisien, dengan tujuan utama penyampaian informasi atau pemberian

penjelasan yang diperlukan dalam rangka membangun kerja sama antara dokter dengan pasien.

Komunikasi yang dilakukan secara verbal dan non-verbal menghasilkan pemahaman pasien

terhadap keadaan kesehatannya, peluang dan kendalanya, sehingga dapat bersama-sama dokter

mencari alternative untuk mengatasi permasalahannya.Dokter dapat mengetahui dengan baik

kondisi pasien dan keluarganya dan pasien pun percaya sepenuhnya kepada dokter. Kondisi ini

amat berpengaruh pada proses penyembuhan pasien selanjutanya.

Kurtz (1998) menyatakan bahwa komunikasi efektik justru tidak memerlukan waktu lama.

Komunikasi efektif terbukti memerlukan waktu lebih sedikit waktu karena dokter terampil

mengenali kebutuhan pasien (tidak hanya ingin sembuh). Dalam pemberian pelayanan medis,

adanya komunikasi yang efektif antara dokter dan pasien merupakan kondisi yangdiharapkan

sehingga dokter dapat melakukan manajemen pengelolaan masalah kesehatan bersama pasien,

berdasarkan kebutuhan pasien.

Tujuan daripada komunikasi efektif antara dokter dan pasien adalah untuk mengarahkan proses

penggalian riwayat penyakit lebih akurat untuk dokter, lebih memberikan dukungan pada pasien,

dengan demikian lebih efektif dan efisien bagi keduanya (Kurtz, 1998)

Manfaat daripada komunikasi efektif dokter dan pasien adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kepuasan pasien dalam menerima pelayanan medis dari dokter atau

institusi pelayanan medis

2. Meningkatkan kepercayaan pasien kepada dokter merupakan dasar hubungan dokter-

pasien yang baik

3. Meningkatkan keberhasilan diagnosis terapi dan tindakan medis

Page 9: Makalah Pbl Hk 111 b

4. Meningkatkan kepercayaan diri dan ketegaran pada pasien fase terminal dalam

menghadapi penyakitnya

Contoh sikap dokter ketika menerima pasien :

Menyilahkan masuk dan mengucapkan salam

Memanggil atau menyapa pasien dengan namanya

Menciptakan suasana yang nyaman (isyarat bahwa punya cukup waktu, menganggap

penting informasi yang akan diberikan, menghindari tampak lelah)

Memperkenalkan diri, menjelaskan tugas atau peranannya (apakah dokter umum,

spesialis, dokter keluarga, dokter paliatif, konsultasi gizi, konsultan tumbuh kembang dan

lain-lain)

Menilai suasana hati lawan bicara

Memperhatikan sikap non-verbal (raut wajah/mimic, gerak/bahasa tubuh) pasien

Menatap mata pasien secara professional yang lebih terkait dengan makna menunjukkan

perhatian dan kesungguhan mendengarkan

Memperhatikan keluhan yang disampaikan tanpa melakukan interupsi yang tidak perlu

Apabila pasien marah, menangis, takut dan sebagainya maka dokter tetatp menunjukkan

raut wajah dan sikap tenang

Melibatkan pasien dalam rencana tindakan medis selanjutnya atau pengambilan

keputusan

Memeriksa ulang segala sesuatu yang belum jelas bagi kedua belah pihak

Melakukan negosiasi atas segala sesuatu berdasarkan kepentingan kedua belah pihak

Membukakan pintu atau berdiri ketika pasien hendak pulang.

Contoh hasil komunikasi efektif :

Pasien merasa dokter menjelaskan keadaannya sesuai tujuannya berobat, berdasarkan

pengetahuannya tentang kondisi kesehatannya, pasien pun mengerti anjuran dokter,

misalnya perlu mengatur diet, minum atau menggunakan obat secara teratur, melakukan

pemeriksaan (laboratorium, foto/rontgen, scan) dan memeriksakan diri sesuai jadwal,

memperhatikan kegiatan (menghindari kerja berat, istirahat cukup dan sebagainya)

Page 10: Makalah Pbl Hk 111 b

Pasien memahami dampak yang menjadi konsekuensi dari penyakit yang dideritanya

(membatas diri, biaya oengobatan) sesuai penjelasan dokter

Pasien merasa dokter mendengarkan keluhannya dan mau memahami keterbatasan

kemampuannya lalu bersama mencari alternative sesuai kondisi dan situasinya, dengan

segala konsekuensinya

Pasien mau bekerja sama dengan dokter dalam menjalankan semua upaya pengobatan

atau perawatan kesehatannya

MENGETAHUI HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER

a. Hak Dokter

Hak – hak dokter adalah sebagai berikut :

1. Melakukan praktik dokter setelah memperoleh Surat Izin Dokter (SID) dan

Surat Izin Praktik (SIP)

Dalam PP No. 58 tahun 1958 telah ditetapkan tentang wajib daftar ijazah dokter dan

dokter gigi baru yang disusul dengan peraturan menteri kesehatan RI No.

560/Menkes/Per/X/1981 tentang pemberian izin menjalankan pekerjaan dan izin

praktik. Bagi doketer umum dan dokter spesialis.

2. Memperoleh informasi yang benar dan lengkap dari pasien atau keluarga

tentang penyakitnya

Informasi tentang penyakit terdahulu dan keluhan pasien yang sekarang dideritanya,

serta riwayat pengobatan sebelumnya sangat membantu dokter untuk menegakkan

diagnosis yang pasti. Setelah diperoleh anamnesis, dokter berhak melanjutkan

pemeriksaan dan mengobatan walaupun untuk prosedur tertentu memerlukan PTM.

3. Bekerja sesuai standar profesi

Dalam upaya memelihara kesehatan pasien, seorang dokter berhak untuk bekerja

sesuai standar (ukuran) profesinya sehingga ia dipercaya dan diyakini oleh

masyarakat bahwa dokter bekerja secara professional.

4. Menolak melakukan tindakan medic yang bertentangan dengan etika, hukum,

agama dan hati nurani

Page 11: Makalah Pbl Hk 111 b

Hak ini dimiliki dokter untuk menjaga martabat profesinya. Dalam hal ini berlaku

“Sa science et sa conscience” ya ilmu dan ya hati nurani

5. Mengakhiri hubungan dengan seorang pasien jika menurut penilaiannya kerja

sama pasien dengannya tidak berguna lagi, kecuali dalam keadaan gawat

darurat.

dalam hubungan pasien dengan dokter haruslaj saling menghargai dan saling

mempercayai. Jika instruksi yang diberikan dokter, misalnya untuk meminum obat

berkali-kali tidak dipatuhi olej pasien dengan alasan lupa atau tidak enak dan

sebagainya sehingga jelas bagi dokter bahwa pasien tersebut tidak kooperatif. Dengan

demikian, dokter mempunyai hak memutuskan kontrak terapeutik.

6. Menolak pasien yang bukan bidang spesialisasinya, lecuali dalam keadaan

darurat atau tidak ada dokter lain yang mampu menanganinya

Seorang dokter harus senantiasa melakukan profesinya menurut ukuran tertinggi.

Dengan demikian, seorang dokter yang telah menguasai sesuatu bidang

spesialisasinya, tentunya tidak mampu memberikan pelayanan kedokteran dengan

standar tinggi kepada pasien yang bukan bidang spesialisasinya. Karena itu dokter

berhak menolak pasien tersebut. Namun, untuk pertolongan pertama pada kecelakaan

ataupun untuk pasien-pasien gawat darurat setiap dokter berkewajiban menolongnya

apabila tidak ada dokter lain yang menanganinya.

7. Hak atas kebebasan pribadi (privacy) dokter

Pasien yang mengetahui kehidupan pribadi dokter, perlu menahan diri untuk tidak

menyebarluaskan hal-hal yang sangat bersifat pribadi dari dokternya

8. Ketentraman bekerja

Seorang dokter memerlukan suasana tentram agar dapat bekerja dengan baik.

Permintaan yang tidak wajar dan sering diajukan pleh pasien atau keluarganya

bahkan disertai tekanan psikis atau fisik, tidak akan membantu dokter salam

memelihara keluhuran profesinya.

9. Mengeluarkan surat-surat keterangan dokter

Hamper setiap hari kepada dokter diminta surat keterangan tentang kelahiran,

kematian, kesehatan, sakit dan sebagainya. Dokter berhak menerbitkan surat-surat

keterangan tersebut yang tentunya berlandasakan kebenaran.

Page 12: Makalah Pbl Hk 111 b

10. Menerima imbalan jasa

Dokter berhak menerima imbalan jasa dan pasien atau keluarganya berkewajiban

memberikan imbalan jasa tersebut sesuai kesepakatan. Hak dokter menerima imbalan

jasa bias tidak digunakan pada kasus-kasus tertentu, misalnya pasien tidak mampu,

pertolongan pertama pada kecelakaan, dari teman sejawat dan keluarganya

11. Menjadi anggota perhimpunan profesi

Dokter melakukan pekerjaan profesi perlu menggabungkan dirinya dalam

perkumpulan profesi atau perhimpunan seminat dengan tujuan untuk meningkatkan

iptek dan karya dalam bidang yang ditekuninya serta menjalin kakraban antar sesama

anggota

12. Hal membela diri

Dalam hal menghadapi keluhan pasien yang merasa tidak puas terhadapnya atau

dokter bermasalah, dokter mempunyai hak untuk membela diri dalam lembaga tempat

ia bekerja (misalnya rumah sakit), dalam perkumpulan tempat ia menjadi anggota

(misalnya IDI), atau pengadilan jika telah diajukan gugatan terhadapnya.

b. Kewajiban Dokter

Dalam undang-undang No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran pasal 51 dinyatakan

bahwa kewajiban dokter adalah :

1. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur

operasional serta kebutuhan medis pasien

2. Merujuk pasien ke dokter lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih

baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan

3. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah

pasien itu meninggal dunia

4. Melakukan pertolongan daurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin pada

orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya

5. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu keodkteran.

Selain itu pula kewajiban dokter dapat dibagi pula menurut pasalnya yaitu :

Kewajiban umum

Pasal 1 setiap dokter harus menjungjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah

dokter

Page 13: Makalah Pbl Hk 111 b

Pasal 2 seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai

dengan standar profesi yang tertinggi

Pasal 3 dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh

dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan

kemandirian profesi.

Pasal 4 setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri

Pasal 5 tiap perbuatan atau nasihat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis

maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien, setelah

memperoleh persetujuan pasien

Pasal 6 setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan

menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji

kebenarannya dan hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.

Pasal 7 seorang dokter hanya member surat keterangan dan pendapat yang telah

diperiksa sendiri kebenarannya

Pasal 7a seorang dokter harus dalam setiap praktik medisnya memberikan pelayanan

medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya disertai

rasa kasih saying (compassion) dan penghormatan atas martabar manusia.

Pasal 7b seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan

sejawatnya, dan brupaya untuk mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui

memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi atau yang melakukan

penupuan atau penggelapan dalam menangani pasien

Pasal 7c seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya dan hak

tenaga kesehatan lainnya dan harus menjaga kepercayaan pasien

Pasal 7d setiap dokter harus senantiasa mengingat kewajiban melindungi hidup makhluk

insane

Pasal 8 dalam melakukan pekerjaanya seorang dokter harus memperhatikan kepentingan

masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang

menyeluruh (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative) baik fisik maupun

Page 14: Makalah Pbl Hk 111 b

psikososial, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang

sebenar-benarnya.

Pasal 9 setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat dibidang kesehatan dan

bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati.

Kewajiban Dokter Terhadap Pasien

Pasal 10 setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan

keterampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ia tidak mampu

melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien,

ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian dalam

penyakit tersebut.

Pasal 11 setiap dokter harus memberikan kesempatan pada pasien agar senantiasa dapat

berhubungan dengan keluarga dan penasihatnya dalam beribadat dan atau

dalam masalah lainnya.

Pasal 12 setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang

seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia

Pasal 13 setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas

perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu

memberikannya.

Kewajiban Dokter Terhadap Teman Sejawat

Pasal 14 setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin

diperlakukan

Pasal 15 setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawatnya, kecuali

dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis

Kewajiban DOkter Terhadap Diri Sendiri

Pasal 16 setiap dokter harus memelihara kesehatannya supaya dapat bekerja dengan baik

Page 15: Makalah Pbl Hk 111 b

Pasal 17 setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi kedokteran atau kesehatan

MENGETAHUI HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN

a. Hak Pasien

Pada dasarnya hak-hak pasien adalah sebagai berikut :

1. Hak untuk hidup, hak atas tubuhnya sendiri dan hak untuk mati secara wajar.

2. Memperoleh pelayanan kedokteran yang manusiawi sesuai dengan standar profesi

kedokteran.

3. Memperoleh penjelasan tentang diagnosis dan terapi dari dokter yang mengobatinya

4. Menolak prosedur diagnosis dan terapi yang direncanakan, bahkan dapat menarik diri

dari kontrak terapeutik.

5. Memperoleh penjelasan tentang riset kedokteran yang akan diikutinya.

6. Menolak atau menerima keikutsertaannya dalam riset keodkteran.

7. Dirujuk kepada dokter spesialis kalau diperlukan dan dikembalikan kepada dokter

yang merujuknya setelah selesai konsultasi atau pengobatan untuk memperoleh

perawatan atau tindak lanjut.

8. Kerahasiaan dan rekam mediknya atas hal pribadi

9. Memperoleh penjelasan tentang peraturan rumah sakit

10. Berhubungan dengan keluarga, penasihat atau rohaniwan dan lain lain yang

diperlukan selama perawatan di rumah sakit.

11. Memperoleh penjelasan tentang perincian biaya rawat inap, obat, pemeriksaan

laboratorium, pemeriksaan rontgen, ultrasonografi (USG), CT-scan, Magnetic

Resonance Imaging (MRI), dan sebagainya (kalau dilakukan) biaya kamar bedah,

kamar bersalin, imbalan jasa dokter dan lain-lain.

b. Kewajiban Pasien

Kewajiban – kewajiban pasien pada garis besarnya adalah sebagai berikut :

1. Memeriksakan diri sedini mungkin pada dokter

Masyarakat perlu diberi penyuluhan bahwa pwngobatan penyakit pada stadium dini

akan lebih berhasil dan mengurangi komplikasi yang merugikan. Penyakit kanker

Page 16: Makalah Pbl Hk 111 b

stadium dini jelas pada umumnya dapat sembuh jika diberikan terapi yang tepat,

sedangkan pada stadium lanjut prognosisnya lebih buruk.

2. Memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang penyakitnya

Informasi yang benar dan lengkap dari pasien atau keluarga merupakan hal yang

penting bagi dokter dalam membantu menegakkan diagnosis penyakit. Bila dokter

dituntut malpraktik, tuntutan dapat gugur jika terbukti pasien telah memberikan

keterangan yang menyesatkan atau menyembunyikan obat-obat yang pernah

diminumnya sehingga terjadi interaksi obat misalnya.

3. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter

Pasien berkewajiban mematuhi petunjuk dokter tentang makan berpantang, minum,

pemakaian obat-obat, istirahat, kerja, saat berobat berulang dan lain-lain. Pasien yang

tidak mamtuhi petunjuk dokternya, keberhasilan pengobatannya akan menjadi

kurang.

4. Menandatangani surat-surat PTM, surat jaminan dirawat di rumah sakit dan

lain-lainnya

Dalam kontrak terapeutik, ada tindakan medic, baik untuk tujuan diagnosis maupun

untuk terapi yang harus disetujui pleh pasien atau keluarganya, setelah diberi

penjelasan oleh dokter. Surat PTM yang sifatnya tulisan, harus ditandatangani oleh

pasien dan atau keluarganya.

5. Yakin pada dokternya, dan yakin akan sembuh

Pasien yang telah mempercayai dokternya dalam upaya penyembuhan, berkewajiban

menyerahkan dirinya untuk diperiksa dan diobati sesuai kemampuan dokter. Pasien

yang tidak yakin lagi pada kemampuan dokternya, dapat memutuskan kontrak

terapeutik atau dokternya sendiri yang menolak meneruskan perawatan.

6. Melunasi biaya perawatan di rumah sakit, biaya pemeriksaan dan pengobatan

serta honorarium dokter.

Perlu ditekankan disini bahwa imbalan untuk dokter merupakan penghargaan yang

sepantasnya diberikan oleh pasien atau keluarga pasien atas jeri payah seorang dokter.

Kewajiban pasien ini haruslah disesuaikan dengan kemampuannya dan besar kecilnya

honorarium dokter tidak boleh memengaruhi dokter dalam memberikan pelayanan.

Page 17: Makalah Pbl Hk 111 b

MENGETAHUI KEDOKTERAN DALAM ASPEK AGAMA

Moral atau akhlak adalah nilai luhur dalam tingkah laku. Selama ini dan mungkin sampai kapanpun. Profesi dokter akan dianggap luhur dan mulia karena berkaitan dengan penyelamat manusia.

Sejak dahulu diatur bagaimana perilaku dokter dalam berhadapan serta bertindak terhadap pasien, dan aturan-aturan itu dikenal dengan istilah Kode Etik Kedokteran, yaitu Code of Conduct- kode perilaku para dokter. Dengan moral dan akhlak sebagai manusia yang berketuhanan, sebetulnya bukan suatu hal yang rumituntuk mengikuti Code of Conduct, apalagi bila dikaitkan dengan hati nurani doktersebagai manusia ciptaan Tuhan. Apapun yang kita lakukan, hati nuarani kita pada umummnya slalu ikut bicara. Pantas atau tidak pantas, salah atau benar. Hanya dalm hal tertentu saja, hati nurani kitatidak bisa menentukan sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku.

MENGETAHUI STANDAR TARIF DOKTER

Dalam Pedoman Pelaksanaan Kode Etik Kedokteran Indonesia, tercantum Pedoman Dasar Imbalan Jasa Dokter, sebagai berikut:

1. Imbalan jasa dokter disesuaikan dengan kemampuan pasien2. Dari segi medic, imbalan jasa dokter ditetapkan dengan mengingat karya dan tanggung

jawab dokter3. Besarnya imbalan jasa dan dokter dikomunikasikan dengan kepada pasien4. Imbalan jasa dokter sifatnya tidak mutlak dan pada dasarnya tidak dapat diseragamkan5. Bagi ppasien yang mengalami musibah akibat kecelakaan, pertolongan pertama lebih

diutamakan dari pada imbalan jasa 6. Seorang pasien dapat mengajukan permohonan untuk keringanan imbalan jasa, langsung

keaada dokteryang merawat 7. Dalam hal ada ketidakserasian mengenai imbalan jasa dokter yang diajukan kepada IDI,

maka IDI akan mendengarkan kedua belah pihak sebelum menetapkan keputusannya8. Imbalan jasa dokter spesialis yang lebih besar, bukan saja didasarkan atas kelebihan

pengetahuan dan keterampilan spesialis, melainkan juga atas kewajiban dan keharusan spesialis menyediakan alat kedokteran khusus untuk menjalankan tugas spesialisnya.

9. Imbalan jasa dokter dapat ditambah dengan biaya perjalanan jika dipanggil ke rumah pasien

10. Selanjutnya jasa yang diberikan pada malam hari atau waktu tidur dinilai lebih tinggi dari biaya konsultasi biasa. Imbalan jasa dokter disesuaikan dengan keadaan, maka ketentuan imbalan jasa ini dapat berubah

Page 18: Makalah Pbl Hk 111 b

11. Tidak dibenarkan memberi sebagian dari imbalan jasa kepada teman sejawatnya yang mengirimkan pasien untuk konsultasi atau komisi untuk orang yang langsung ataupun tidak terjadi perantara dalam hubungannya dengan pasien

12. Imbalan jasa dokter yang bertugas memelihara kesehatan para karyawan atau pekerja suatu perusahaan, dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu banyaknya karyawan dan keluarganya, frekwensi kunjungan kepada perusahaan tersebut

13. Ancer-ancer imbalan jasa dokter ditentukan bersama oleh KaKanwil DepKes/KaDinkes dan IDI setempat.

Page 19: Makalah Pbl Hk 111 b

DAFTAR PUSTAKA

1. Guwandi, J.SH. 1991. ETIKA DAN HUKUM KEDOKTERAN. FK-UI : Jakarta

2. Budianto, heru. 2009. PANDUAN PRAKTISI ETIKA PROFESI KEDOKTERAN.

Sagung sero : Jakarta

3. Hanafiah, Yusuf ; Amir A. 2009. ETIKA KEDOKTERAN DAN HUKUM

KESEHATAN. EGC : Jakarta

4. Konsil kedokteran Indonesia.pdf

5. Martaadisoebrata.D. 2004. PENGANTAR DUNIA PROFESI KEDOKTERAN EDISI 1. Yayasan Bina

Pustaka SP : Jakarta

6. www.usu.ac.id