Essay Project 2

2
ESSAY PROJECT 2 Sri Nuraini PAI1 Kel. 5 Tugas pada project 2 adalah membuat ruang diri bagi seorang seniman. Di awal perkuliahan memahami apa itu axis, path, border, dan the site. Axis berkaitan dengan arah, di “manakah itu?” sedangkan path lebih kepada, “bagaimana caranya agar bisa ke sana?”, berkaitan dengan tapak/fisik. Kemudian border merupakan batasan, adanya luar dan dalam. Selanjutnya site, di dalam site ada banyak yang perlu diperhatikan seperti aliran udara, kelembaban udara, arah matahari, kontur, tekstur, suara, bau, view, dan masih banyak lagi. Pemahaman di awal ini berguna bagi kita ketika merancang untuk lebih mengenal elemen-elemen yang terkait dengan kualitas meruang yang ada pada lokasi perancangan. Selanjutnya elemen-elemen tersebut disatukan dengan informasi mengenai klien. Informasi yang kita dapatkan harus mengandung sesuatu yang sangat unik yang hanya ada pada klien tersebut, termasuk potensi gerakan-gerakan yang akan terjadi, karena kita akan merancang ruang dirinya. Semakin banyak informasi yang didapatkan maka akan semakin kaya bahan rancangan dan semakin meminimalisir ketidakcocokan hasil rancangan dengan klien. Kemudian bagaimana kaitan antara klien dan site diolah sehingga didapatkan sebuah ide rancangan. Ide yang didapatkan dalam project 2 ini merupakan hasil dari pencarian ide secara aktif, yakni dengan melakukan eksplorasi-eksplorasi, baik mengenai informasi tentang klien maupun komponen-komponen yang terdapat di dalam site. Ada banyak metode yang dapat dilakukan, seperti, membuat kolase, tracing, defining teritory, overlaping and stacking site, dll. Setelah mendapatkan ide ruang apa yang akan kita buat, selanjutnya kita mengeksplorasi kualitas ruang, biasanya yang dilakukan adalah dengan membuat sebuah model. Apa kata-kata kunci dari ide kita tadi, kita berusaha menghadirkan kualitasnya dalam bentuk 3 Dimensi, jika hasilnya belum memuaskan kita dapat melakukan eksplorasi lebih lanjut, seperti dengan mentracing foto model sebelumnya. Dalam merancang, kita juga membutuhkan preseden untuk memperkaya

description

Interior Architecture Design Studio 1

Transcript of Essay Project 2

Page 1: Essay Project 2

ESSAY PROJECT 2Sri NurainiPAI1Kel. 5

Tugas pada project 2 adalah membuat ruang diri bagi seorang seniman. Di awal perkuliahan memahami apa itu axis, path, border, dan the site. Axis berkaitan dengan arah, di “manakah itu?” sedangkan path lebih kepada, “bagaimana caranya agar bisa ke sana?”, berkaitan dengan tapak/fisik. Kemudian border merupakan batasan, adanya luar dan dalam. Selanjutnya site, di dalam site ada banyak yang perlu diperhatikan seperti aliran udara, kelembaban udara, arah matahari, kontur, tekstur, suara, bau, view, dan masih banyak lagi. Pemahaman di awal ini berguna bagi kita ketika merancang untuk lebih mengenal elemen-elemen yang terkait dengan kualitas meruang yang ada pada lokasi perancangan.

Selanjutnya elemen-elemen tersebut disatukan dengan informasi mengenai klien. Informasi yang kita dapatkan harus mengandung sesuatu yang sangat unik yang hanya ada pada klien tersebut, termasuk potensi gerakan-gerakan yang akan terjadi, karena kita akan merancang ruang dirinya. Semakin banyak informasi yang didapatkan maka akan semakin kaya bahan rancangan dan semakin meminimalisir ketidakcocokan hasil rancangan dengan klien.

Kemudian bagaimana kaitan antara klien dan site diolah sehingga didapatkan sebuah ide rancangan. Ide yang didapatkan dalam project 2 ini merupakan hasil dari pencarian ide secara aktif, yakni dengan melakukan eksplorasi-eksplorasi, baik mengenai informasi tentang klien maupun komponen-komponen yang terdapat di dalam site. Ada banyak metode yang dapat dilakukan, seperti, membuat kolase, tracing, defining teritory, overlaping and stacking site, dll.

Setelah mendapatkan ide ruang apa yang akan kita buat, selanjutnya kita mengeksplorasi kualitas ruang, biasanya yang dilakukan adalah dengan membuat sebuah model. Apa kata-kata kunci dari ide kita tadi, kita berusaha menghadirkan kualitasnya dalam bentuk 3 Dimensi, jika hasilnya belum memuaskan kita dapat melakukan eksplorasi lebih lanjut, seperti dengan mentracing foto model sebelumnya. Dalam merancang, kita juga membutuhkan preseden untuk memperkaya wawasan dan memasukkannya dalam eksplorasi ruang yang kita lakukan. Bukan hanya bentuknya saja yang kita lihat, tetapi bagaimana preseden-preseden tersebut dapat meghasilkan kualitas ruang sebagaimana yang dapat kita rasakan. Bagaimana elemen-elemennya dapat menyatu membentuk kualitas tersebut. Tugas kita adalah tetap menarik benang merah mulai dari awal. Tentang klien, site, eksplorasi, ide, eksplorasi kualitas ruang, dan preseden menjadi suatu ide rancangan akhir.

Dalam rancangan akhir ini, kita juga memperhitungkan kebutuhan-kebutuhan ruang klien, termasuk furnitur. Kita harus menguji kembali apakah hasil rancangan kita sudah dapat digunakan atau belum? Gambarkan kegiatan klien dalam hasil rancangan kita, apakah sudah memenuhi kebutuhan si klien atau belum. Kita juga harus memperhatikan pengorganisasian ruang di dalamnya, bagaimana hubungan antar ruang dan pengaruhnya terhadap klien dan aktivitasnya.

Demikian apa yang dapat saya pahami dari project 2 Studio Perancangan Arsitektur Interior 1. Kesimpulannya adalah bagaimana kita mendapatkan informasi/pengetahuan sebanyak-banyaknya dan mengolahnya menjadi suatu ide hingga hasil rancangan kita dapat layak huni dan memenuhi kebutuhan klien serta mempresentasikan diri klien itu sendiri,