Essay

2
Pluralitas dan Indonesia merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan. Sebagai Negara kepulauan dengan letak diantara dua benua dan dua samudera, banyak sekali suku bangsa yang terdapat di Indonesia di setiap wilayah. Bahkan terdapat bangsa lain yang masuk ke Nusantara dengan tujuan awal berdagang dan akhirnya menetap dan tinggal di Nusantara. Maka dari sejarah saja, kita sudah tau bahwa bangsa ini adalah bangsa yang majemuk. Dalam sejarahnya, bangsa ini pernah mengalami persatuan dan perpecahan. Pluralitas memegang peranan penting disini. Pada masa Majapahit, seluruh warga hidup dengan rukun. Pada penganut agama Budha toleran dengan kelompok muslim yang pada masa itu sedang berkembang. Nusantara bahkan mencapai puncak kejayaan dengan menjadi kerajaan terbesar di asia tenggara. Namun, perang saudara terjadi. Pluralitas dan toleransi telah hilang. Kebencian mulai muncul yang menjadi kutukan hingga ratusan tahun. Bahkan hingga zaman VOC sampai Hindia Belanda, bangsa ini masih terpecah. Hingga akhirnya pada penjajahan Jepang, sekelompok Cendekiawan atas desakan sekolompok pemuda berani mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia. Betul, beliau adalah Soekarno, Hatta dan sekelompok pemuda pada peristiwa Rengasdengklok. Yang menakjubkan, dasar Negara yang dipilih untuk Indonesia adalah Pancasila. Pancasila terdiri dari lima sila. Dimana pada sila ketiga berbunyi “Persatuan Indonesia”. Persatuan ini dilandasakan pada semboyan Pancasila yaitu “Bhinneka Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Fakta ini menunjukan, para pemimpin ingin Indonesia merdeka dengan satu syarat mutlak, yaitu bangsa ini harus bersatu. Tidak ada golongan kerajaan, kelompok, suku atau apapun, semua adalah sama untuk Indonesia. Persatuan dan pluralitas yang baik pada awal kemerdekaan inilah yang membuat Indonesia akhirnya diakui kemerdekaannya oleh dunia. Jika melihat sejarah berikutnya, banyak peristiwa-peristiwa yang menunjukan perpecahan di negeri ini. Banyak sekali kasus-kasus perselisihan antar suku, ras maupun agama yang terjadi sejak Indonesia merdeka. Hasilnya adalah sekarang, Indonesia seperti jalan ditempat. Masih berupa Negara berkembang. Kunci dari hidup adalah belajar dari sejarah. Perpecahan dan konflik tidak akan menghasilkan apapun. Masih ada harapan. Kondisi sekaranf tidak sama seperti dulu. Sekarang di era globalisasi dan perkembangan internet, dunia tidak memiliki batasan, semua orang dapat terhubung satu sama lain. Kini justru orang-orang yang menimbulkan sikap yang memicu perselisihan akan dikucilkan karena pengaruh dunia maya yang sangat luas. Harapan itu masih ada. Makin banyak orang yang menyadari bahwa pluralitas itu penting. Banyak warga telah membaur dan

description

essay

Transcript of Essay

Page 1: Essay

Pluralitas dan Indonesia merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan. Sebagai Negara kepulauan dengan letak diantara dua benua dan dua samudera, banyak sekali suku bangsa yang terdapat di Indonesia di setiap wilayah. Bahkan terdapat bangsa lain yang masuk ke Nusantara dengan tujuan awal berdagang dan akhirnya menetap dan tinggal di Nusantara. Maka dari sejarah saja, kita sudah tau bahwa bangsa ini adalah bangsa yang majemuk. Dalam sejarahnya, bangsa ini pernah mengalami persatuan dan perpecahan. Pluralitas memegang peranan penting disini. Pada masa Majapahit, seluruh warga hidup dengan rukun. Pada penganut agama Budha toleran dengan kelompok muslim yang pada masa itu sedang berkembang. Nusantara bahkan mencapai puncak kejayaan dengan menjadi kerajaan terbesar di asia tenggara. Namun, perang saudara terjadi. Pluralitas dan toleransi telah hilang. Kebencian mulai muncul yang menjadi kutukan hingga ratusan tahun. Bahkan hingga zaman VOC sampai Hindia Belanda, bangsa ini masih terpecah. Hingga akhirnya pada penjajahan Jepang, sekelompok Cendekiawan atas desakan sekolompok pemuda berani mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia. Betul, beliau adalah Soekarno, Hatta dan sekelompok pemuda pada peristiwa Rengasdengklok. Yang menakjubkan, dasar Negara yang dipilih untuk Indonesia adalah Pancasila. Pancasila terdiri dari lima sila. Dimana pada sila ketiga berbunyi “Persatuan Indonesia”. Persatuan ini dilandasakan pada semboyan Pancasila yaitu “Bhinneka Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Fakta ini menunjukan, para pemimpin ingin Indonesia merdeka dengan satu syarat mutlak, yaitu bangsa ini harus bersatu. Tidak ada golongan kerajaan, kelompok, suku atau apapun, semua adalah sama untuk Indonesia. Persatuan dan pluralitas yang baik pada awal kemerdekaan inilah yang membuat Indonesia akhirnya diakui kemerdekaannya oleh dunia. Jika melihat sejarah berikutnya, banyak peristiwa-peristiwa yang menunjukan perpecahan di negeri ini. Banyak sekali kasus-kasus perselisihan antar suku, ras maupun agama yang terjadi sejak Indonesia merdeka. Hasilnya adalah sekarang, Indonesia seperti jalan ditempat. Masih berupa Negara berkembang. Kunci dari hidup adalah belajar dari sejarah. Perpecahan dan konflik tidak akan menghasilkan apapun. Masih ada harapan. Kondisi sekaranf tidak sama seperti dulu. Sekarang di era globalisasi dan perkembangan internet, dunia tidak memiliki batasan, semua orang dapat terhubung satu sama lain. Kini justru orang-orang yang menimbulkan sikap yang memicu perselisihan akan dikucilkan karena pengaruh dunia maya yang sangat luas. Harapan itu masih ada. Makin banyak orang yang menyadari bahwa pluralitas itu penting. Banyak warga telah membaur dan bersatu untuk melawan diskriminasi. Perjuangan untuk itu memang masih panjang. Namun dengan persatuan, maka Negara Indonesia pasti bisa berkembang menjadi lebih baik seperti yang telah ditunjukan Majapahit di masa lalu.