Es Dawet Cah Mbanjar

download Es Dawet Cah Mbanjar

of 4

Transcript of Es Dawet Cah Mbanjar

Es Dawet Cah Mbanjar, Ketika Orang Medan Jualan Dawet Oleh : Admin Senin, 28 November 2011 14:47 WIB .

Es cendol, siapa yang tidak tergiur dengan rasanya yang manis dan banyak khasiat? Minuman yang juga dikenal dengan nama dawet ini ternyata bukan lagi monopoli orang Banjarnegara, Jawa Tengah, penghasil gula sebagai bahan baku es dawet. Kini, orang Medan pun ikut menangguk keuntungan dari berjualan es dawet. Dawet Rasa Modern Hafizh Khairul Rijal dan istrinya, Citra, adalah orang Medan asli yang terinspirasi dari seorang mas-mas lulusan SMA yang mampu menghasilkan omset Rp 300 ribu per hari dari satu gerobak es dawet yang dimilikinya. Gerobak es Dawet Banjarnegara yang dimiliki ternyata bukan hanya satu, melainkan 27 gerobak, walhasil, bisa dihitung berapa omset yang didulangnya dalam sehari dan sebulan?! Melihat peluang tersebut, pada tahun 2006, Hafizh dan istri mencoba bekerja sama dengan owner Es Dawet Banjarnegara dan bermodalkan Rp 500 ribu untuk gerobak dan bahan baku. Malangnya, jualan hari pertamanya di sekitar Universitas Sumatera Utara waktu itu diguyur hujan. Namun, kejadian itu tak menghalangi Hafizh untuk terus berjualan hingga 3-4 bulan kemudian modalnya kembali. Keuntungan berjualan pun diputar lagi untuk membeli gerobak dan memperluas usahanya. Lama-kelamaan, karena sudah lama bekerja sama, owner Es Dawet Banjarnegara menawarkan Hafizh dan istri untuk membeli resep rahasia es dawet miliknya, termasuk gula merah khas Banjarnegara yang diekspor langsung dari daerah asalnya.

Dengan Rp50 juta, resep rahasia itu pun sudah di tangan Hafizh dan istri, bisnis es dawet mereka pun siap lepas landas. Brand Es Dawet Cah Mbanjar sudah dilekatkan pada produk es dawet mereka. Booth atau gerobak jualan pun didesain modern, sangat berbeda dengan es dawet Banjarnegara yang tradisional. Tahun 2008 adalah momen terpenting bagi Hafizh karena mendapat penghargaan sebagai Finalis Tingkat Nasional Wirausaha Muda Mandiri. Sejak saat itu, ide untuk mengembangkan bisnis basah es dawetnya tak terbendung lagi. Konsep franchise pun digulirkan. Maksimalkan Franchise Hafizh dan Citra beruntung karena bergabung dengan komunitas Tangan Di Atas (TDA) yang menaungi ribuan wirausahawan untuk terus mengembangkan usahanya. Lewat TDA pula, mereka dapat kemudahan dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah untuk ikut dalam pameran Franchise and License Expo 2010 yang berlangsung pada 12-14 November lalu. Ke-220 gerai yang kini sudah dimiliki oleh mereka akan segera bertambah lagi seiring dengan antusiasme masyarakat yang ingin mencicipi bisnis es dawet. Tak lama lagi, selain hadir di Medan, Aceh, Palu, Makassar, Palembang, hingga Jakarta, kita juga dapat menemukan Es Dawet Cah Mbanjar di beberapa kota besar lainnya karena dalam waktu dekat akan berdiri kantor perwakilan di Surabaya dan Bandung. Dengan modal Rp8 juta, Anda pun dapat memulai usaha Es Dawet Banjarnegara sebagai bagian dari franchisee dan berhak atas booth dan perlengkapan lainnya. Ada pula paket Rp30 juta dengan fasilitas dua booth serta bahan baku dan berhak mendapat komisi jika ada permintaan untuk menjadi mitra di daerah domisili Anda. Konsep franchise ini juga terus dikembangkan Hafizh dan Citra dengan bentuk kafe. Tentu saja, pengembangan ini pun diikuti pula dengan brand-brand lain di bawah naungan brand Es Dawet Banjarnegara, seperti Bakso Mas Karyo dan nasi goreng. Jadi, siapa mau terjun ke bisnis basah es dawet? Sumber : http://www.eramuslim.com

Riezka, Jual Pisang Ijo Raup Omzet Ratusan Juta Oleh : Wahyu Rabu, 27 Januari 2010 06:49 WIB .

Kini selera makan masyarakat Indonesia makin beragam. Tidak melulu makanan londo cepat saji yang sekarang kian merebak, penikmat kuliner juga mulai melirik makanan tradisional Nusantara. Salah satunya adalah pisang ijo asal Makassar, Sulawesi Selatan. Menu makanan dengan bahan dasar pisang berbalut tepung berwarna hijau ini sukses dipasarkan Riezka Rahmatiana. Perempuan muda berusia 24 tahun ini sanggup meraup omzet mencapai Rp 850 juta dari hasil jualan pisang ijo dengan merek dagang JustMine. Padahal, saat memulai usaha pada 2007, dia hanya merogoh koceknya Rp 2 juta. Modal tersebut kemudian habis dibelanjakannya untuk membuat etalase kecil serta bahan-bahan pembuat pisang ijo. "Waktu buka usaha ini modalnya kecil. Hanya Rp 2 juta," ujarnya saat ditemui di sela-sela Expo Wirausaha Mandiri di Jakarta Convention Center, Jakarta, Sabtu (23/1/2010). Riezka berkisah, kesuksesan diraihnya dengan penuh kerja keras. Awalnya, dia pernah menjadi anggota multilevel marketing (MLM). Karena tidak membuahkan hasil, Riezka beralih menjajal bisnis voucer pulsa yang akhirnya kandas juga. Tak patah arang, Riezka akhirnya banting setir dan mulai menggeluti usaha di bidang kuliner. Saat itu, dia merintis sebuah kafe di Bandung. Namun, lagi-lagi usahanya gagal. Akhirnya, pada tahun 2007 Riezka mulai melirik pisang dan berpikir untuk mengemasnya menjadi panganan yang digemari orang. "Saat itu saya hanya berpikir, pisang itu kalau laku dijual enaknya dibikin apa. Akhirnya saya memutuskan untuk memasarkan pisang ijo," katanya. Yang unik, Riezka yang asal Mataram, Nusa Tenggara Barat, ini mengaku belum pernah sekali pun menyambangi Makassar. Kunci keberhasilan mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikai Universitas Padjadjaran ini sebenarnya terletak pada kreativitasnya mengembangkan makanan

pisang ijo dalam berbagai aneka rasa. Dari pisang ijo tradisional dikembangkan dengan campuran vla yang ditambahkan dengan berbagai rasa, vanila, cokelat, keju, hingga durian. Bandingkan dengan pisang ijo makassar yang hanya berbungkus terigu berwarna hijau pandan plus lamuran vla ditambah sirup sebagai pemanis. Ada juga yang dilumuri bubur sumsum dan es batu. Harga pisang ijo JustMine dipasarkan Rp 6.000 hingga Rp 7.000 per porsi. Semangkuk pisang ijo ini menjadi makanan yang digemari banyak orang. Buktinya, saat Expo Wirausaha Mandiri hari ini, ratusan pengunjung tidak henti-hentinya menyerbu stan pisang ijo ini. Bahkan, dalam hitungan jam, stok pisang ijo milik Riezka ludes. "Ini makanya telepon lagi minta dikirim ke sini. Pengunjungnya sudah antre dari pagi," ujarnya. Untuk mengembangkan usahanya itu, Riezka membuka peluang untuk berinvestasi bagi siapa saja yang berminat dengan sistem waralaba pisang ijo. Hingga kini, ada 20 gerai pewaralaba pisang ijo yang tersebar di Bandung, Jakarta, dan Bekasi. Di samping itu, Riezka juga punya tiga outlet di Bandung. Untuk menjamin keuntungan bersama dengan para mitra, proses seleksi mitra waralaba pisang ijo cukup cermat. Riezka menjelaskan, untuk menjadi mitra pisang ijo JustMine, cukup dengan investasi mulai dari Rp 6,5 juta. Nantinya, para mitra akan mendapatkan satu booth, paket perlengkapan booth lengkap, paket promosi, jaminan kualitas produk, biaya delivery, trainning karyawan, dan hak pakai booth. Reff: Kompas.com