ERKOLASI

14
ERKOLASI Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler dan daya geseran (friksi). Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena: a.Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi. b.Ruangan diantara serbuk-serbuk simplisia membentuk saluran tempat mengalir cairan penyari.karena kecilnya saluran kapiler tersebut,maka kecepatan pelarut cukup untuk mengurangi lapisan batas,sehingga dapat meningkatkan perbedaan konsentrasi. Untuk menghindari kehilangan minyak atsiri pada pembuatan sari,maka cara perkolasi diganti dengan cara reperkolasi. Pada perkolasi dilakukan pemekatan sari dengan pemanasan pada reperkolaso tidak dilakukan pemekatan. Reperkolasi dilakukan dengan cara sinplisia dibagi dalam beberapa percolator. Perkolasi Bertingkat Dalam proses perkolasi biasa,perkolat yang dihasilkan tidak dalam kadar yang maksimal. Selama cairan penyari melakukan penyarian serbuk simplisia , maka terjaji aliran melalui lapisan serbuk dari atas sampai ke bawah disertai pelarutan zat aktifnya. Proses poenyaringan tersebut aakan menghasilkan perkolat yang pekat pada tetesanm pertama dan terakhir akan diperoleh perkolat yang encer. Untuk memperbaiki cara perkolasi tersebut dialkukan cara perkolasi bertingkat. Serbuk simplisia yang hampir tersari sempurna sebelum dibuang ,disari dengan cairan penyari ang baru. Hal ini diharapkan gar serbuk simplisia tersebut dapat tersari sempurna. Sebaliknya sewrbuk simplisia yang baru disari dengan perkolat yang hampir jenuh, dengan denikian akan diperoleh perkolat akhir yang jernih. Perkolat dipisahkan dan dipekatkan. Cara ini cocok bila digunakan untuk perusahaan obat tradisional,termasuk perusahaan yang memproduksi sediaan galenik. Agar dioperoleh cara yang tepat, perlu dilakukan percobaan pendahuluan. Dengan percobaan tersebut dapat ditetapkan : 1.Jumlah percolator yang diperlukan.

description

d

Transcript of ERKOLASI

Page 1: ERKOLASI

ERKOLASIPerkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler dan daya geseran (friksi). Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena:a.Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi.b.Ruangan diantara serbuk-serbuk simplisia membentuk saluran tempat mengalir cairan penyari.karena kecilnya saluran kapiler tersebut,maka kecepatan pelarut cukup untuk mengurangi lapisan batas,sehingga dapat meningkatkan perbedaan konsentrasi.

Untuk menghindari kehilangan minyak atsiri pada pembuatan sari,maka cara perkolasi diganti dengan cara reperkolasi. Pada perkolasi dilakukan pemekatan sari dengan pemanasan pada reperkolaso tidak dilakukan pemekatan. Reperkolasi dilakukan dengan cara sinplisia dibagi dalam beberapa percolator.Perkolasi BertingkatDalam proses perkolasi biasa,perkolat yang dihasilkan tidak dalam kadar yang maksimal. Selama cairan penyari melakukan penyarian serbuk simplisia , maka terjaji aliran melalui lapisan serbuk dari atas sampai ke bawah disertai pelarutan zat aktifnya. Proses poenyaringan tersebut aakan menghasilkan perkolat yang pekat pada tetesanm pertama dan terakhir akan diperoleh perkolat yang encer.Untuk memperbaiki cara perkolasi tersebut dialkukan cara perkolasi bertingkat. Serbuk simplisia yang hampir tersari sempurna sebelum dibuang ,disari dengan cairan penyari ang baru. Hal ini diharapkan gar serbuk simplisia tersebut dapat tersari sempurna. Sebaliknya sewrbuk simplisia yang baru disari dengan perkolat yang hampir jenuh, dengan denikian akan diperoleh perkolat akhir yang jernih. Perkolat dipisahkan dan dipekatkan.Cara ini cocok bila digunakan untuk perusahaan obat tradisional,termasuk perusahaan yang memproduksi sediaan galenik. Agar dioperoleh cara yang tepat, perlu dilakukan percobaan pendahuluan. Dengan percobaan tersebut dapat ditetapkan :1.Jumlah percolator yang diperlukan.2.Bobot serbuk simplisia untuk tiap kali perkolasi.3.Jenis cairan penyari.4.Jumlah cairan penyari untuk tiap kali perkolasi.5.Besarnya tetesan dan lain-lain.

Percolator yang digunakan untuk cara perkolasi ini agak berlainan dengan percolator biasa. Percolator ini harus dapat diatur, sehingga:1.Perkolat dari suatu percolator dapat dialirkan ke percolator lainnya2.Ampus dengan mudah dapat dikeluarkan.Percolator diatur dalam suatu deretan dan tiap percolator berlaku sebagai percolator pengatur.

Untuk mendapatkan hasil ekstraksi yang lebih tuntas digunakan metode Perkolasi,Alatnya namanya perkolator : yaitu suatu bentuk tabung terbalik, di bagian bawah dipasang keran dan di bagian atas diletakkan wadah berisi cadangan penyari. Bagian tengah percolator diletakkan serbuk simplisia yang akan di ekstraksi, direndam dalam penyari yang dipilih selama beberapa saat, setelah itu keran bawah dibuka sedikit, sehingga cairan penyari akan menetes ke

Page 2: ERKOLASI

bawah tetes per tetes, otomatis cadangan penyari di atas perkolator akan ikut menetes mengganti pelarut yang keluar berupa ekstrak. Dengan cara ini maka fenomena “jenuh” seperti halnya terjadi pada metode maserasi tidak akan terjadi dan selama terjadi aliran maka perbedaan konsentrasi antara zat aktif di dalam dan di luar sel akan selalu terjaga sebesar-besarnya. Sehingga proses ekstraksinya akan berjalan dengan lebih sempurna dan lebih tuntas tersari sempurna.

Perkolasi

Untuk mendapatkan hasil ekstraksi yang lebihtuntas digunakan metode Perkolasi,

 

Alatnya namanya perkolator : yaitu suatu bentuktabung terbalik, di bagian bawah dipasang kerandan di bagian atas diletakkan wadah berisi ca-dangan penyari. Bagian tengah percolator diletak-kan serbuk simplisia yang akan di ekstraksi, diren-dam dalam penyari yang dipilih selama beberapasaat, setelah itu keran bawah dibuka sedikit, se-hingga cairan penyari akan menetes ke bawah te-tes per tetes, otomatis cadangan penyari di atasperkolator akan ikut menetes mengganti pelarutyang keluar berupa ekstrak.Dengan cara ini maka fenomena “jenuh” sepertihalnya terjadi pada metode maserasi tidak akanterjadi dan selama terjadi aliran maka perbedaankonsentrasi antara zat aktif di dalam dan di luar sel akan selaluterjaga sebesar-besarnya. Sehingga proses ekstraksinya akanberjalan dengan lebih sempurna dan lebih tuntas tersari sempurna.Kelemahan dari sistem ini adalah : membutuhkan penyari yang sangat banyak.Untuk mengatasinya dibuat metode yang lain, yaitu menggunakan alat disebutalat Sokhlet (Sohxlet).Sistem sokhlet itu terdiri dari 3 bagian :Bagian bawah, berupa labu berisi penyari yang dipanaskan dan uapnya menujuke bagian atas (lewat pipa samping dari bagian tengah).Bagian atas, berupa pipa pendingin tegak, fungsinya untuk mengembunkan uappenyari yang dikirim dari labu.Bagian tengah, berisi serbuk simplisia yang menerima tetesan penyari daripendingin diatasnya, bertetes-tetes sampai pada batas tertentu, cairan penyarinanti akan bergulir kembali ke dalam labu bawah sambil membawa zat aktif yangtelah tersari.Proses ini akan terjadi berulang-ulang sampai penyarian dianggap selesai apabilacairan yang bersirkulasi telah bening atau tidak lagi mengandung zat aktif(dibuktikan dengan reaksi kimia).Kelemahannya : ekstrak yang didapat selalu terkena panas dalam labu

 

EKSTRAKSI MENGGUNAKAN METODE PERKOLASI

 

Perkolasi adalah proses penyarian simplisia dengan jalan melewatkan pelarut yang sesuai secara lambat pada simplisia dalam suatu percolator. Perkolasi bertujuan supaya zat berkhasiat tertarik seluruhnya dan biasanya dilakukan untuk zat berkhasiat yang tahan ataupun tidak tahan pemanasan.

Page 3: ERKOLASI

Prinsip perkolasi adalah sebagai berikut: serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Gerak kebawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan cairan diatasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan. Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler dan daya geseran (friksi).

Secara umum proses perkolasi ini dilakukan pada temperatur ruang. Sedangkan parameter berhentinya penambahan pelarut adalah perkolat sudah tidak mengandung senyawa aktif lagi. Pengamatan secara fisik pada ekstraksi bahan alam terlihat pada tetesan perkolat yang sudah tidak berwarna.

Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena:

a.       Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi.

b.      Ruangan diantara serbuk-serbuk simplisia membentuk saluran tempat mengalir cairan penyari.karena kecilnya saluran kapiler tersebut,maka kecepatan pelarut cukup untuk mengurangi lapisan batas,sehingga dapat meningkatkan perbedaan konsentrasi.

Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Seringkali campuran bahan padat dan cair (misalnyabahan alami)tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis yang telah dibicarakan. Misalnya saja,karena komponennya saling bercampur secara sangat erat, peka terhadap panas,beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah.Dalam hal semacam. itu, seringkali ekstraksi adalah satu-satunya proses yang dapat digunakan atau yang mungkin paling ekonomis. Sebagai contoh pembuatan ester (essence) untuk bau-bauan dalam pembuatan sirup atau minyak wangi, pengambilan kafein dari daun teh, biji kopi atau biji coklat dan yang dapat dilihat sehari-hari ialah pelarutan komponen-komponen kopi dengan menggunakan air panas dari biji kopi yang telah dibakar atau digiling.

Factor yang mempengaruhi kecepatan penyarian adalah kecepatan difusi zat yang larut melalui lapisan-lapisan batas antara cairan penyari dengan bahan yang mengandung zat tersebut. Penyiapan bahan yang akan diekstrak dan pelarutPelarut/Cairan penyariPelarut merupakan senyawa yang bisa melarutkan zat sehingga bisa menjadi sebuah larutan yang bisa diambil sarinya.Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi antara lain sebagai berikut:a. Pelarut polar : Pelarut yang larut dalam airUntuk melarutkan garamnya alkaloid,glikosida,dan bahan penyamakTabel Pelarut PolarPelarut Rumus Kimia Titik didih Konstanta Dielektrik Massa jenis

Page 4: ERKOLASI

1,4-Dioksana/-CH2-CH2-O-CH2-CH2-O-\ 101 °C 2.3 1.033 g/mlTetrahidrofuran (THF)/-CH2-CH2-O-CH2-CH2-\ 66 °C 7.5 0.886 g/mlDiklorometana (DCM)CH2Cl2 40 °C 9.1 1.326 g/mlAsetonaCH3-C(=O)-CH3 56 °C 21 0.786 g/mlAsetonitril (MeCN) CH3-C≡N 82 °C 37 0.786 g/mlDimetilformamida (DMF)H-C(=O)N(CH3)2 153 °C 38 0.944 g/mlDimetil sulfoksida (DMSO) CH3-S(=O)-CH3 189 °C 47 1.092 g/ml

Asam asetatCH3-C(=O)OH 118 °C 6.2 1.049 g/mln-ButanolCH3-CH2-CH2-CH2-OH 118 °C 18 0.810 g/mlIsopropanol (IPA) CH3-CH(-OH)-CH3 82 °C 18 0.785 g/mln-PropanolCH3-CH2-CH2-OH 97 °C 20 0.803 g/mlEtanolCH3-CH2-OH 79 °C 30 0.789 g/mlMetanolCH3-OH 65 °C 33 0.791 g/mlAsam formatH-C(=O)OH 100 °C 58 1.21 g/mlAirH-O-H 100 °C 80 1.000 g/ml

b. Pelarut non polar : Pelarut yang tidak larut dalam airUntuk melarutkan minyak atsiriPelarut Non-PolarPelarut Rumus kimiaTitik didihKonstanta DielektrikMassa jenis

HeksanaCH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3 69 °C 2.0 0.655 g/mlBenzenaC6H6 80 °C 2.3 0.879 g/mlToluena

Page 5: ERKOLASI

C6H5-CH3 111 °C 2.4 0.867 g/mlDietil eterCH3CH2-O-CH2-CH3 35 °C 4.3 0.713 g/mlKloroformCHCl3 61 °C 4.8 1.498 g/mlEtil asetatCH3-C(=O)-O-CH2-CH3 77 °C 6.0 0.894 g/mlPemilihan pelarut atau cairan penyari harus mempertimbangkan banyak faktor. Cairan penyari yang baik harus memenuhi criteria berikut ini:a.Murah dan mudah diperolehb.Stabil secara fisika dan kimiac.Bereaksi netrald.Tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakare.Selektif yaitu hanya menarik zat berkhasiat yang dikehendakif.Tidak mempengaruhi zat berkhasiatUntuk ekstraksi ini Farmakope Indonesia menetapkan bahwa sebagai cairan penyari adalah air,etanol,etanol – air atau eter.Pengekstraksian pada perusahaan obat tradisional masih terbatas pada penggunaan cairan penyari air, etanol atau etanol – air.1. AirAir dipertimbangkan sebagai penyari karena:1. Murah dan mudah diperoleh2. Stabil3. Tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar4. Tidak beracun5. Alamiah

Kerugian penggunaan air sebagai penyari:1. Tidak selektif2. Sari dapat ditumbuhi kapang dan kuman serta cepat rusak3. Untuk pengeringan diperlukan waktu lamaAir disamping melarutkan garam alkaloid, minyak menguap, glikosida, tanin dan gula, juga melarutkan gom, pati, protein, lendir, enzim, lilin, lemak, pectin, zat warna dan asam organic. Dengan demikian penggunaan air sebagai cairan penyari kurang menguntungkan. Disamping zat aktif ikut tersari juga zat lain yang tidak diperlukan atau malah mengganggu proses pembuatan sari seperti gom, pati, protein, lemak, enzim, lendir dan lain-lain.Air merupakan tempat tumbuh bagi kuman, kapang dan khamir, karena itu pada pembuatan sari dengan air harus ditambah zat pengawet. Air dapat melarutkan enzim. Enzim yang terlarut dengannya air akan menyebabkan reaksi enzimatis, yang mengakibatkan penurunan mutu. Disamping itu adanya air akan mempercepat proses hidrolisa.Untuk memekatkan sari air dibutuhkan waktu dan bahan bakar lebih banyak bila dibandingkan dengan etanol.2. EtanolEtanol dipertimbangkan sebagai penyari karena:

Page 6: ERKOLASI

1. Lebih selektif2. Kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% keatas3. Tidak beracun4. Netral5. Absorbsinya baik6. Etanol dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan7. Panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit.Sedang kerugiannya adalah bahwa etanol mahal harganya.Etanol dapat melarutkan alkaloida basa, minyak menguap, glikosida, kurkumin, kumarin, antrakinon, flavonoid, steroid, dammar dan klorofil. Lemak, malam, tannin, dan saponin hanya sedikit larut hanya terbatas.Untuk meningkatkan penyarian biasanya digunakan campuran antara etanol dan air. Perbandingan jumlah etanol dan air tergantung pada bahan yang akan disari. Dari pustaka akan dapat ditelusuri kandungannya baik zat aktif maupun zat lainnya. Dengan diketahuinya kandungan tersebut dapat dilakukan beberapa percobaan untuk mencari perbandingan pelarut yang tepat.

SelektivitasPelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan komponen-komponen lain dari bahan ekstraksi. Dalam praktek,terutama pada ekstraksi bahan-bahan alami, sering juga bahan lain (misalnya lemak, resin) ikut dibebaskan bersama-sama dengan ekstrak yang diinginkan. Dalam hal itu larutan ekstrak tercemar yang diperoleh harus dibersihkan, yaitu misalnya diekstraksi lagi dengan menggunakan pelarut kedua.Kelarutan Pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang besar (kebutuhan pelarut lebih sedikit).Kemampuan tidak saling bercampurPada ekstraksi cair-cair, pelarut tidak boleh (atau hanya secara terbatas) larut dalam bahan ekstraksi.KerapatanTerutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat perbedaan kerapatan yang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi. Hal ini dimaksudkan agar kedua fasa dapat dengan mudah dipisahkan kembali setelah pencampuran (pemisahan dengan gaya berat). Bila beda kerapatannya kecil, seringkali pemisahan harus dilakukan denganmenggunakan gaya sentrifugal (misalnya dalam ekstraktor sentrifugal).ReaktivitasPada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada komponenkornponen bahan ekstarksi. Sebaliknya, dalam hal-hal tertentu diperlukan adanya reaksi kimia (misalnya pembentukan garam) untuk mendapatkan selektivitas yang tinggi. Seringkali Ekstraksi juga disertai dengan reaksi kimia. Dalam hal ini bahan yang akan dipisahkan mutlak harus berada dalam bentuk larutan.Titik didihKarena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka titik didit kedua bahan itu tidak boleh terlalu dekat, dan keduanya tidak membentuk ascotrop.Ditinjau dari segi ekonomi, akan menguntungkan jika pada proses ekstraksi titik didih pelarut

Page 7: ERKOLASI

tidak terlalu tinggi (seperti juga halnya dengan panas penguapan yang rendah).MACAM-MACAM EKSTRAKSIA. Ekstraksi Cair-CairPada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu campuran dipisahkan dengan bantuan pelarut. Proses ini digunakan secara teknis dalam skala besar misalnya untuk memperoleh vitamin, antibiotika, bahan-bahan penyedap, produk-produk minyak bumi dan garam-garam. logam. Proses inipun digunakan untuk membersihkan air limbah dan larutan ekstrak hasil ekstraksi padat cair.Ekstraksi cair-cair terutama digunakan, bila pemisahan campuran dengan cara destilasi tidak mungkin dilakukan (misalnya karena pembentukan aseotrop atau karena kepekaannya terhadap panas) atau tidak ekonomis. Seperti ekstraksi padat-cair, ekstraksi cair-cair selalu terdiri atas sedikitnya dua tahap, yaltu pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut, dan pemisahan kedua fasa cair itu sesempurna mungkin.Pada saat pencampuran terjadi perpindahan massa, yaitu ekstrak meninggalkan pelarut yang pertarna (media pembawa) dan masuk ke dalam pelarut kedua (media ekstraksi). Sebagai syarat ekstraksi ini, bahan ekstraksi dan pelarut tidak. saling melarut (atau hanya dalam daerah yang sempit). Agar terjadi perpindahan masa yang baik yang berarti performansi ekstraksi yang besar haruslah diusahakan agar terjadi bidang kontak yang seluas mungkin di antara kedua cairan tersebut. Untuk itu salah satu cairan distribusikan menjadi tetes-tetes kecil (misalnya dengan bantuan perkakas pengaduk).Tentu saja pendistribusian ini tidak boleh terlalu jauh, karena akan menyebabkan terbentuknya emulsi yang tidak dapat lagi atau sukar sekali dipisah. Turbulensi pada saat mencampur tidak perlu terlalu besar. Yang penting perbedaan konsentrasi sebagai gaya penggerak pada bidang batas tetap ada. Hal ini berarti bahwa bahan yang telah terlarutkan sedapat mungkin segera disingkirkan dari bidang batas. Pada saat pemisahan, cairan yang telah terdistribusi menjadi tetes-tetes hanis menyatu kembali menjadi sebuah fasa homogen dan berdasarkan perbedaan kerapatan yang cukup besar dapat dipisahkan dari cairan yang lain.Kecepa tan Pembentukan fasa homogen ikut menentukan output sebuah ekstraktor cair-cair. Kuantitas pemisahan persatuan waktu dalam hal ini semakin besar jika permukaan lapisan antar fasa di dalam alat semakin luas. Sama haInya seperti pada ekstraksi padat-cair, alat ekstraksi tak kontinu dan kontinu yang akan dibahas berikut ini seringkali merupakan bagian dari suatu instalasi lengkap.Instalasi tersebut biasanya terdiri atas ekstraktor yang sebenarnya (dengan zone-zone pencampuran dan pemisahan) dan sebuah peralatan yang dihubungkan di belakangnya (misalnya alat penguap, kolom rektifikasi) untuk mengisolasi ekstrak atau memekatkan larutan ekstrak dan mengambil kembali pelarut.B.EKSTRAKSI PADAT-CAIREkstraksi padat-cair tak kontinuDalam hal yang paling sederhana bahan ekstraksi padat dicampur beberapa kali dengan pelarut segar di dalam sebuah tangki pengaduk. Larutan ekstrak yang terbentuk setiap kali dipisahkan dengan cara penjernihan (pengaruh gaya berat) atau penyaringan (dalam sebuag alat yang dihubungkan dengan ekstraktor). Proses ini tidak begitu ekonomis,digunakan misalnya di tempat yang tidak tersedia ekstraktor khusus atau bahan ekstraksi tersedia dalam bentuk serbuk sangat halus,sehingga karena bahaya penyumbatan,ekstraktor lain tidak mungkin digunakan.Ekstraktor yang sebenamya adalah tangki-tangki dengan pelat ayak yang dipasang di dalamnya. Pada alat ini bahan ekstraksi diletakkan diatas pelat ayak horisontal. Dengan bantuan suatu distributor,

Page 8: ERKOLASI

pelarut dialirkan dari atas ke bawah. Dengan perkakas pengaduk (di atas pelat ayak) yang dapat dinaikturunkan, pencampuran seringkali dapat disempurnakan,atau rafinat dapat dikeluarkan dari tangki setelah berakhirnya ekstraksi. Ekstraktor semacarn ini hanya sesuai untuk bahan padat dengan partikel yang tidak terlalu halus.Yang lebih ekonomis lagi adalah penggabungan beberapa ekstraktor yang dipasang seri dan aliran bahan ekstraksi berlawanan dengan aliran pelarut.Dalam hal ini pelarut dimasukkan kedalam ekstraktor yang berisi campuran yang telah mengalami proses ekstraksi paling banyak. Pada setiap ekstraktor yang dilewati, pelarut semakin diperkaya oleh ekstrak.Pelarut akan dikeluarkan dalam konsentrasi tinggi dari ekstraktor yang berisi campuran yang mengalami proses ekstraksi paling sedikit. Dengan operasi ini pemakaian pelarut lebih sedikit dan konsentrasi akhir dari larutan ekstrak lebih tinggi.Cara lain ialah dengan mengalirkan larutan ekstrak yang keluar dari pelat ayak ke sebuah ketel destilasi, menguapkan pelarut di situ, menggabungkannya dalam sebuah kondenser dan segera mengalirkannya kembali ke ekstraktor untuk dicampur dengan bahan ekstraksi.Dalam ketel destilasi konsentrasi larutan ekstrak terus menerus meningkat.Dengan metode ini jumlah total pelarut yang diperlukan relatif kecil.Meskipun demikian, selalu terdapat perbedaan konsentrasi ekstrak yang maksimal antara bahan ekstraksi dan pelarut. Kerugiannya adalah pemakaian banyak energi karena pelarut harus diuapkan secara terus menerus.Pada ekstraksi bahan-bahan yang peka terhadap suhu terdapat sebuah bak penampung sebagai pengganti ketel destilasi.Dari bak tersebut larutan ekstrak dialirkan ke dalam alat penguap vakum (misalnya alat penguap pipa atau film). Uap pelarut yang terbentuk kemudian dikondensasikan,pelarut didinginkan dan dialirkan kem bali ke dalam ekstraktor dalam keadaan dingin.Ekstraksi padat-cair kontinyuCara kedua ekstraktor ini serupa dengan ekstraktor-ekstraktor yang dipasang seri, tetapi pengisian, pengumpanan pelarut dan juga pengosongan berlangsung secara otomatik penuh dan terjadi dalam sebuah alat yang sama. Oleh Pengumpanan karena itu dapat diperoleh output yang lebih besar dengan jumlah kerepotan yang lebih sedikit. Tetapi karena biaya untuk peralatannya besar,ekstraktor semacam itukebanyakan hanya digunakan untuk bahan ekstraksi yang tersedia dalam kuantitas besar (misalnya biji-bijian minyak, tumbuhan). Dari beraneka ragarn konstruksi alat ini, berikut akan di bahas ekstraktor keranjang (bucket-wheel extractor) dan ekstraktor sabuk (belt extractor).Ekstraktor keranjangPada ekstraktor keranjang (keranjang putar rotary extractor), bahan ekstraksi terus menerus dimasukkan ke dalam sel-sel yang berbentuk juring (sektor) dari sebuah rotor yang berputar lambat mengelilingi poros.Bagian bawah sel-sel ditutup oleh sebuah pelat ayak. Selama satu putaran, bahan padat dibasahi dari arah berlawanan oleh pelarut atau larutan ekstrak yang konsentrasinya meningkat. Pelarut atau larutan 287 tersebut dipompa dari sel ke sel dan disiramkan ke atas bahan padat. Akhirnya, bahan dikeluarkan dan keseluruhan proses ini berlangsung secara otomatik.INFUDASI

Infuse adalah sediaan cair yang di buat dengan menyari simplisia dengan air pada suhu 900 selama 15 menit.Infudasi adalah proses penyarian yang umumnya digunakan untuk menyari zat kandungan aktif yang

Page 9: ERKOLASI

larut dalam air dan bahan-bahan nabati. Penyarian dengan cara ini menghasikan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh sebab itu, sari yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam.Cara ini sangat sederhana dan sering digunakan oleh perusahaan obat tradisional. Dengan beberapa modifikasi, cara ini sering digunakan untuk membuat ekstrak. Infus dibuat dengan cara :1. Membasahi bahan bakunya, biasanya dengan air 2 kali bobot bahan, untuk bunga 4 kali bobot bahan dan untuk karagen 10 kali bobot bahan.2. Bahan baku ditambah dengan air dan dipanaskan selama 15 menit pada suhu 900 – 980C. Umumnya untuk 100 bagian sari diperlukan 10 bagian bahan. Pada simplisia tertentu tidak diambilo 10 bagian bahan. Hal ini di sebabkan karena:a. Kandungan simplisia kelarutannya terbatas, misalnya kulit kina digunakan 6 bagian.b. Disesuaikan dengan cara penggunaannya dalam pengobatan, misalnya daun kumis kucing, sekali minum infuse 100cc karena itu diambil 1/2 bagian.c. Berlendir, misalnya karagen digunakan 11/2 bagiand. Daya kerjanya keras, misalnya digitalis digunakan 1/2 bagian.

3. Untuk memindahkan penyarian kadang-kadang perlu ditambah bahan kimia misalnya:a. Asam sitrat untuk infuse kinab. Kalium atau Natrium karbonat untuk infuse kelembak4. Penyaringan dilakukan pada saat cairan masih panas, kecuali bahan yang mengandung bahan yang mudah menguap.Simplisia yang digunakan untuk pembuatan infuse harus mempunyai derajat kehalusan tertentu.a. Derajat kahalusan (2/3), misalnya :Daun kumis kucingDaun sirihAkar manisb. Derajat kehalusan (3/6), misalnya :Rimpang jeringauAkar kelembakc. Derajat kehalusan (6/8), misalnya :Rimpang lengkuasRimpang temulawakRimpang jahed. Derajat kehalusan (8/24), misalnya :Kulit kinaPERKOLASIPerkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler dan daya geseran (friksi). Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena:a.Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi.

Page 10: ERKOLASI

b.Ruangan diantara serbuk-serbuk simplisia membentuk saluran tempat mengalir cairan penyari.karena kecilnya saluran kapiler tersebut,maka kecepatan pelarut cukup untuk mengurangi lapisan batas,sehingga dapat meningkatkan perbedaan konsentrasi.

ReperkolasiUntuk menghindari kehilangan minyak atsiri pada pembuatan sari,maka cara perkolasi diganti dengan cara reperkolasi. Pada perkolasi dilakukan pemekatan sari dengan pemanasan pada reperkolaso tidak dilakukan pemekatan. Reperkolasi dilakukan dengan cara sinplisia dibagi dalam beberapa percolator.

Perkolasi BertingkatDalam proses perkolasi biasa,perkolat yang dihasilkan tidak dalam kadar yang maksimal. Selama cairan penyari melakukan penyarian serbuk simplisia , maka terjaji aliran melalui lapisan serbuk dari atas sampai ke bawah disertai pelarutan zat aktifnya. Proses poenyaringan tersebut aakan menghasilkan perkolat yang pekat pada tetesanm pertama dan terakhir akan diperoleh perkolat yang encer.Untuk memperbaiki cara perkolasi tersebut dialkukan cara perkolasi bertingkat. Serbuk simplisia yang hampir tersari sempurna sebelum dibuang ,disari dengan cairan penyari ang baru. Hal ini diharapkan gar serbuk simplisia tersebut dapat tersari sempurna. Sebaliknya sewrbuk simplisia yang baru disari dengan perkolat yang hampir jenuh, dengan denikian akan diperoleh perkolat akhir yang jernih. Perkolat dipisahkan dan dipekatkan.Cara ini cocok bila digunakan untuk perusahaan obat tradisional,termasuk perusahaan yang memproduksi sediaan galenik. Agar dioperoleh cara yang tepat, perlu dilakukan percobaan pendahuluan. Dengan percobaan tersebut dapat ditetapkan :1.Jumlah percolator yang diperlukan2.Bobot serbuk simplisia untuk tiap kali perkolasi3.Jenis cairan penyari4.Jumlah cairan penyari untuk tiap kali perkolasi5.Besarnya tetesan dan lain-lain.Percolator yang digunakan untuk cara perkolasi ini agak berlainan dengan percolator biasa. Percolator ini harus dapat diatur, sehingga:1.Perkolat dari suatu percolator dapat dialirkan ke percolator lainnya2.Ampus dengan mudah dapat dikeluarkan.Percolator diatur dalam suatu deretan dan tiap percolator berlaku sebagai percolator pertama