Ercy Nadia Fajrin_115060700111004_Tugas Pemasaran 1
-
Upload
ercy-nadia-fajrin -
Category
Documents
-
view
110 -
download
8
Transcript of Ercy Nadia Fajrin_115060700111004_Tugas Pemasaran 1
1. Penyusunan Strategi dan Perencanaan Pemasaran
Perencanaan Strategis(Strategic Planning) adalah prosesmengembangkan dan mempertahankan
kecocokan strategis antara tujuan dan kemampuan perusahaan serta peluang pemasaran yang sedang
berubah. Sedangkan Rencana pemasaran merupakan instrumen untuk mengarahkan dan
mengkoordinasikan usaha pemasaran.
Terdapat empat level organisasi dalam perusahaan-perusahaan besar, yaitu level korperasi, level
divisi, level unit bisnis, dan level produk. Berikut adalah penjelasan tentang level-level tersebut:
A. Level Korporasi
Strategi level korporasi dirumuskan oleh manajemen puncak yang mengatur kegiatan dan operasi
organisasi yang memiliki lini atau unit bisnis lebih dari satu. Pertanyaan-pertanyaan pokok yang
muncul pada level korporasi adalah bisnis apa yang seharusnya digeluti perusahaan? Apa sasaran dan
harapan atas masing-masing bisnis? Bagaimana mengalokasikan sumber daya yang ada untuk
mencapai sasaran-sasaran tersebut? Dalam mengembangkan sasaran level korporasi, setiap
perusahaan perlu menentukan salah satu dari beberapa alternatif berikut:
1. Kedudukan dalam pasar
2. Inovasi
3. Produktivitas
4. Sumber daya fisik dan finansial
5. Profitabilitas
6. Prestasi dan pengembangan manajerial
7. Prestasi dan sikap karyawan
8. Tanggung jawab social.
Contoh strategi yang termasuk dalam kategori ini adalah Matriks BCG (Boston Consulting Group)
dan Matriks General Electric.
B. Level Unit Bisnis
Strategi level unit bisnis lebih diarahkan pada pengelolaan kegiatan dan operasi suatu bisnis
tertentu. Pada dasarnya strategi level unit bisnis berupaya menentukan pendekatan yang sebaiknya
digunakan oleh suatu bisnis terhadap pasarnya dan bagaimanamelaksanakan pendekatan tersebut
dengan memanfaatkan sumber 5 daya yang ada dan dalam kondisi pasar tertentu.
Pertanyaanpertanyaan pokok dalam strategi ini antara lain: Bagaimana bisnis perusahaan bersaing
dalam pasarnya? Produk atau jasa apa yang hams ditawarkan? Pelanggan sasaran mana yang ingin
dilayani? Bagaimana mendistribusikan sumber daya dalam bisnis tersebut? Salah satu contoh strategi
level unit bisnis adalah model yang dikemukakan oleh Porter (1980), di mana ada tiga strategi generik
yang dapat dipilih, yaitu diferensiasi, fokus, dan cost leadership.
C. Level Divisi
Perencanaan strategis Korporasi dan Divisi : dengan menyiapkan pernyataan misi, kebijakan,
strategi dan sasaran, kantor pusat menyusun kerangka kerja yang oleh divisi dan unit bisnis digunakan
untuk menyiapkan rencana mereka.beberapa korporasi memberi banyak kebebasan bagi masing-
masing unit bisnis untuk menetapkan sasaran dan strategi penjualan serta laba mereka sendiri.
Korporasi yang baik menetapkan sasaran bagi unit bisnis tetatpi memberi kesempatan unit bisnis
menetapkan strategi mereka masing-masing. Ada juga korporasi yang menetapkan sasaran dan ikut
serta menyusun strategi masing-masing unit bisnis
D. Level Produk
Pada level produk ini menggunakan marketing plan. Definisi dari perencanaan pemasaran
strategis menurut Mc Donald adalah proses manajemen yang mengarah pada perencanaan pemasaran.
Perencanaan ini merupakan urutan logis dan serangkaian aktivitas ke arah penetapan tujuan
pemasaran dan perumusan rencana untuk mencapai tujuannya. Perencanaan pemasaran adalah
penerapan yang sudah direncanakan dari sumber daya pemasaran untuk mencapai tujuan pemasaran.
Dengan demikian perencanaan pemasaran merupakan sebuah proses sistematis dalam merancang dan
mengkoordinasi keputusan pemasaran.Rencana pemasaran ini memberikan fokus bagi pengumpulan
informasi, format bagi penyebarluasan informasi, dan struktur bagi pengembangan dan
pengkoordinasian respon strategik dan taktikal perusahaan.
Minimum marketing plan memuat unsur-unsur sebagai berikut :
a. Tujuan pemasaran dan strategi pemasaran
b. Strategi bauran pemasaran
c. Deskripsi mengenai produk
d. Strategi penetapan harga
e. Rencana promosi
f. Penetapan produk (penjualan dan distribusi)
Langkah-langkah pokok dalam perencanaan pemasaran meliputi :
1. melakukan analisis situasi
Analisis yang dilakukan dalam tahap ini adalah analisis SWOT (streghts, weaknesses,
opportunities, dan threats). Analisis ini mencakup peluang dan masalah yang ditimbulkan oleh trend
an situasi pembeli, pesaing, biaya dan regulasi. Selain itu, termasuk pula di dalammnya adalah
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan.
2. Menetapkan tujuan/sasaran
Tujuan dirumuskan secara spesifilk dan mengidentifikasi tingkat kinerja yang diharapkan untuk
dicapai organisasi pada waktu tertentu di masa datang, dengan mempertimbangkan realitas masalah
dan peluang lingkungan serta kekuatan dan kelemahan perusahaan.
3. Menyusun strategi dan program
Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan, pengambil keputusan kemudian merancang strategi
(tindakan jangka panjang untuk mencapai tujuan) dan program (tindakan jangka pendek spesifik
untuk mengimplementasikan strategi).
Keterkaitan Visi dan Misi perusahaan dengan strategi dan perencanaan pemasaran
Penyusunan strategi perusahaan dimulai dari mengembangkan pernyataan Visi & Misi, malkukan
audit internal dan eksternal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan, mengevaluasi dan
memilih strategi, implementasi strategi dan dilanjutkan dengan mengukur dan mengevaluasi kinerja
perusahaan .
A. Pernyataan Visi
Pernyataan visi merupakan tahap pertama dalam perencanaan strategis. Pernyataan visi seringkali
merupakan kalimat tunggal untuk menjawab ”Ingin menjadi apakah kita? Apa yang ingin kita
capai?”.Visi organisasi menggambarkan posisi penting atau peluang besar yang mungkin diraih
dimasa depan (Tripomo & Udan, 2005). Namun peluang tersebut hanya akan bisa diraih dengan
bekerja keras, sungguh-sungguh dan konsisten dalam jangka panjang. Visi perusahaan dapat
memusatkan, mengarahkan, memotivasi, menyatukan, dan bahkan memberi inspirasi suatu bisnis
untuk mencapai kinerja superior. Pekerjaan dari penyusunan strategi adalah mengindentifikasi dan
meramalkan visi dengan jelas (Keane, dalam David, 2006). Pernyataan visi yang jelas memberikan
dasar untuk mengembangkan pernyataan misi yang komprehensif.
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan tentang pernyataan visi (Tripomo & Udan, 2005):
1. Visi menunjukkan arah strategis;
2. Visi lebih menunjukkan apa yang ingin dicapai, buka bagaimana cara mencapainya;
3. Seperti pernyataan ’tujuan jangka panjang’, visi bisa berupa hasil akhir (misalnya besar
pendapatan dan keuntungan, besar pangsa pasar, dsb.), bisa juga berupa kemampuan
(misalnya mampu memproduksi biodisel dengan oktan tinggi);
4. Visi dan goal berbeda dalam jangka waktu pencapaian. Goal adalah suatu langkah yang
harus dicapai dalam jangka waktu tertentu untuk mencapai visi yang diinginkan;
5. Visi merupakan representasi dari keyakinan mengenai bagaimanakah seharusnya bentuk
organisasi perusahaan dimasa depan dalam pandangan pelanggan, karyawan, pemilik,
dan stakeholder lainnya. Selain untuk memacu arah organisasi, pernyataan visi yang baik
seringkali mampu membangkitkan semangat, karena anggota organisasi merasayakin
bahwa organisasinya memiliki masa depan yang cerah.
Contoh pernyataan visi beberapa perusahaan (David, 2006)
1. Organisasi nasional yang merepresentasikan anggotanya dalam semua aspek dari unggas
dan telur di tingkat nasional dan internasional (US Poultry & Egg Association)
2. Visi USGS adalah menjadi pemimpin dunia dalam ilmu alam melalui kualitas ilmu
pengetahuan dan kepekaan terhadap kebutuhan masyarakat (US Geological Survey)
3. Visi kami adalah menjaga mata anda (Stokes Eye Clinic)
B. Pernyataan Misi
Pernyataan Misi adalah penyataan tujuan jangka panjang yang membedakan satu perusahaan
dengan perusahaan sejenis lain. Pernyataan Misi mengidentifikasi cakupan operasi perusahaan dalam
difinisi produk dan pasar menjawab pertanyaan ‘apa bisnis kita?’, menggambarkan nilai dan prioritas
suatu organisasi, sifat dan cakupan operasi saat ini & evaluasi potensi pasar dan aktivitas masa depan,
menggambarkan arah dan masa depan organisasi. Pernyataan Misi menjawab pertanyaan yang
mengandung alasan kenapa perusahaan ini ada (Wall et al., 1999):
a. Fungsi pernyataan Misi:
b. Menetapkan sasaran perusahaan.
c. Mengkoordinasikan tindakan usaha.
d. Menyatakan sasaran perusahaan.
e. Menciptakan masa depan bagi perusahaan.
f. Komponen Pernyataan Misi (David, 2006)
Komponen Pernyataan Misi (David, 2006)
1. Pelanggan – Siapa pelanggan perusahaan?
2. Produk/jasa – Apa produk/jasa utama perusahaan?
3. Pasar – Secara geografis, dimana perusahaan berkompetisi?
4. Teknologi – Apa perusahaan menerapkan teknologi terbaru?
5. Perhatian akan keberlangsungan, pertumbuhan dan profitabilitas – Apakah perusahaan
berkomitmen untuk pertumbuhan dan kondisi keuangan yang baik?
6. Filosofi – Apa dasar-dasar kepercayaan, nilai, aspirasi, dan prioritas etika perusahaan?
7. Konsep diri – Apakah kemampuan khusus dan keunggulan kompetitif perusahaan?
8. Perhatian akan citra publik – Apakah perusahaan responsif terhadap pemikiran sosial,
masyarakat dan lingkungan?
9. Perhatian pada karyawan – Apakah karyawan merupakan aset yang berharga bagi perusahaan?
Karakteristik Pernyataan Misi (David, 2006)
1. Deklarasi sikap dan pandangan:
a. Memungkinkan untuk perumusan dan pemikiran alternatif tujuan dan strategi tanpa
mengurangi kreativitas manajemen
b. Cukup luas untuk menyatukan perbedaan secara efektif dan memiliki daya tarik bagi stake
holder
2. Orientasi Pelanggan:
a. Mendifinisikan organisasi apa & apa yang ingin dicapai organisasi
b. Cukup terbatas untuk mengecualikan beberapa bisnis & cukup luas untuk memungkinkan
pertumbuhan yang kreatif
c. Membedakan satu organisasi dengan organisasi lain
d. Menjadi kerangka kerja untuk mengevaluasi aktivitas saat ini dan dimasa yang akan datang
e. Dinyatakan dalam difinisi yang cukup jelas dan dipahami bayak orang dalam organisasi
3. Deklarasi kebijakan sosial:
a. Tanggung jawab organisasi terhadap pelanggan, masyarakat, lingkungan, kelompok
masyarakat tertinggal, dsb.
b. Ini akan meningkatkan citra publik terhadap perusahaan
Contoh Penyataan Misi (David, 2006)
US Poultry & Egg Association:
1. Kami akan bekerjasama dengan organisasi pemerintah yang terkait untuk menyelesaikan
masalah umum
2. Kami berkomitmen terhadap kemajuan semua bidang penelitian dan pendidikan dalam
teknologi unggas
3. Pameran Unggas Internasional harus selalu tumbuh dan memberi manfaat untuk peserta
pameran dan pengunjung
4. Kami harus selalu tanggap dan efektif terhadap perubahan kebutuhan dalam industri kami
5. Regulasi kami mengatur bahwa tidak boleh melakukan duplikasi atas usaha organisasi lain
dalam satu group
6. Kami akan berusaha terus menerus memperbaiki kualitas dan keamanan produk unggas
7. Kami akan tgerus berusaha meningkatkan ketersediaan produk unggas
Aplikasi SWOT dalam strategi dan perencanaan pemasaran
Analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities and threats) adalah suatu teknik yang
dirancang khusus untuk membantu mengidentifikasi strategi pemasaran yang harus dijalankan
perusahaan. Analisis SWOT mencakup lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Secara
internal, kerangka kerjanya menguraikan kekuatan dan kelemahan pada dimensi kunci misalnya
kinerja keuangan dan sumber daya; sumber daya manusia, fasilitas dan kapasitas produksi;
pangsa pasar; persepsi pelanggan terhadap kualitas produk, harga dan ketersediaan produk;
organisasi komunikasi . Penilaian terhadap lingkungan eksternal termasuk informasi pasar
(pelanggan dan persaingan), kondisi ekonomi, tren sosial, teknologi dan peraturan pemerintah.
Ketika semua dijalankan dengan benar, analisis SWOT dapat mengarahkan proses pembuatan
rencana strategis yang baik. Analisis SWOT dapat bermanfaat dalam menemukan keunggulan
strategis yang dapat dieksploitasi dalam strategi pemasaran perusahaan.
Penggunaan analisis SWOT yang efektif memberikan 4 manfaat bagi manager dalam
membuat strategi pemasaran; 1) simplicity: analisis SWOT tidak memerlukan training khusus
atau etrampilan teknis; 2) collaboration: karena sederhananya, analisis SWOT mendorong
adanya kerjasama dan pertukaran informasi antara manager dari area fungsional yang berbeda; 3)
flexibility: dapat membesarkan kualitas perencanaan strategi organisasi meskipun tanpa sistem
informasi pemasaran; 4) integration: analisis SWOT dapat berhubungan dengan berbagai macam
sumber informasi.
Syarat bagi analisis SWOT efektif dan produktif adalah Sejauh mana perusahaan menerima
manfaat penuh dari analisis SWOT akan bergantung pada bagaimana kerangka kerjanya
digunakan. Jika dikerjakan dengan benar, SWOT dapat menjadi katalis yang kuat untuk proses
perencanaan. Jika dikejakan dengan salah, akan menjadi sia-sia dari segi waktu dan sumber daya
lainnya. Agar analisis SWOT memberikan manfaat, maka anda harus: tetap fokus (stay focused);
bekerja sama dengan area fungsional lainnya ( collaborate with other functional areas); teliti isue
dari perspektif pelanggan (research issues from the customer’s perspective); dan pisahkan isue
internal dari isue eksternal (separate internal issues from external issues).
Ada 2 tahap dalam analisis SWOT. Dalam proses ini, penilaian kekuatan dan kelemahan
perusahaan dilakukan dengan melihat produk saat ini. Manager juga harus menilai proses bisnis
yang menjadi kunci dalam memenuhi masalah pelanggan. Tahap 1, memadukan kekuatan dan
peluang; kunci keberhasilan mencapai tujuan perusahaan bergantung pada kemampuan
perusahaan mentransform kekuatan kunci menjadi kemampuan dengan memadukannya dengan
peluan dalam lingkungan pemasaran. Kemampuan dapat menjadi keunggulan kompetitif jika
memberikan nilai lebih baik dari yang ditawarkan pesaing. Tahap 2, merubah kelemahan dan
ancaman; perusahaan dapat merubah kelemahan menjadi kekuatan, dan bahkan kemampuan,
dengan investasi strategis pada area kunci (misalnya R&D, dukungan pelanggan, promosi,
pelatihan karyawan) dan dengan menghubungkan area kunci lebih efektif (misalnya
menghubungkan sumber daya manusia dengan pemasaran). Begitu juga dengan ancaman, dapat
dirubah menjadi peluang jika sumber daya yang tepat tersedia.
Pendekatan-pendekatan dalam penentuan strategi dan perencanaan pemasaran
a. THE BOSTON CONSULTING GROUP’S GROWTH–SHARE MATRIX – THE BCG
MODE
Salah satu model portfolio yang paling terkenal adalah matrik pertumbuhan – pangsa pasar
(growth–share matrix) yang dikembangkan oleh Boston Consulting Group pada tahun 1960an.
Matriks Boston ini menawarkan peta kekuatan dan kelemahan produk organisasi seperti arus
kas. Beralasan bahwa indikator utama perputaran kas adalah pangsa pasar, dan tingkat
pertumbuhan pasar merupakan indikasi penggunaan kas. Perlu diingat bahwa asumsi kunci
dalam matriks adalah harapan bahwa posisi produk dalam pasar akan berubah seiring berjalannya
waktu. Asumsi ini berhubungan dengan pemikiran product life cycle.
2 faktor yang menegaskan pendekatan BCG. Pangsa pasar digunakan karena itu menjadi
indikator kemampuan produk menghasilkan uang; pertumbuhan pasar digunakan karena itu
menjadi indikator syarat keuangan produk.
Market growth rate adalah aksis vertikal menunjukkan dampak tingkat pertumbuhan pasar
pada arus kas. Relative market shares adalah aksis horisontal menggambarkan pangsa pasar
relatif. Istilah pangsa pasar relatif diukur secara relatif dari pesaing paling besar. Market growth
rate merupakan aksis vertikal menunjukkan dampak tingkat pertumbuhan pasar pada arus kas.
Relative market shares merupakan aksis horisontal menggambarkan pangsa pasar relatif. Istilah
pangsa pasar relatif diukur secara relatif dari pesaing paling besar.
Keuntungan Model BCG adalah 1) memenuhi keinginan manusia terhadap taksonomi,
pengelompokan bisnis yang berbeda; 2) menambahkan gagasan sederhana dengan implikasi arus
kas yang diperlukan manager; 3) membawa bersama-sama sejumlah isu strategis penting dan
memudahkan mereka dipahami dengan cepat; dan 4) salah satu penggunaan informasi Matriks
Boston adalah menentukan posisi pesaing.
Selain keuntungan, model BCG memiliki kelemahan yaitu 1) pangsa pasar bervariasi
tergantung pada definisi produk/pasar. Karena itu, suatu produk dapat saja dikelompokkan dalam
sel yang berbeda, tergantung batasan pasar yang digunakan; 2) banyak kritik yang mendebat
bahwa matrik pertumbuhan pangsa BCG adalah melebihi pasar produk dan dapat menyebabkan
kurangnya perhatian manajemen terhadap faktor-faktor yang penting dalam strategi pemasaran;
3) tingkat pertumbuhan pasar adalah deskripsi yang tidak sesuai dengan daya tarik industry; 4)
pangsa pasar relatif adalah deskripsi yang tidak sesuai dengan kekuatan persaingan; 5) model
BCG secara implisit mengasumsikan bahwa semua unit bisnis adalah independen satu dan
lainnya kecuali untuk arus kas; dan 6) kerangka portfolio BCG dikembangkan untuk
menyeimbangkan arus kas.
b. GENERAL ELECTRIC MARKET ATTRACTIVENESS – BUSINESS POSITION
MATRIX (GE MATRIX)
Dalam matriks GE, SBU dievaluasi dengan menggunakan 2 faktor yaitu market
attractiveness and competitive position. Berlawanan dengan pendekatan BCG, setiap dimensi ini
dianalisa kedalam sub-faktor yang mendukung setiap faktor. Model penilaian market
attractiveness dan portfolio posisi bisnsi dikembangkan oleh General Electric USA dan dirancang
untuk mengatasi beberapa masalah model matrik BCG.
Menggabungkan Matriks GE dilakukan dengan 3 tahap, seperti yang terlihat pada Figure
7.10, tahap 1, menentukan faktor-faktor dan posisi SBU dalam matriks GE; tahap 2, persiapkan
matrik GE (memperkirakan posisi SBU); tahap , membuat rekomendasi strategis berdasarkan
matrik GE. Kelebihan Matriks GE adalah bahwa matriks GE menggunakan beberapa faktor
untuk menilai SBU dan juga mengacu pada ROI; analisis GE lebih kaya dari analisis BCG
karena lebih banyak faktor yang dipertimbangkan dan lebih fleksibel; banyak nilai pada
pembahasan dan perdebatan yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan menimbang faktor-
faktor yang relevan. Di sisi lain, kelemahan matriks GE adalah tekniknya lebih susah daripada
pendekatan BCG, dan memerlukan pengumpulan dan pengolahan data yang lebih ekstensif;
evaluasi dan skoring SBU sangat subjektif. Subjectif dapat jadi masalah, khususnya ketika
perencana tidak berpengalaman dalam menilai; hubungan antara faktor-faktor yang
mempengaruhi dan faktor keseluruhan tidak disetujui.
c. INTERNATIONAL PORTFOLIO ANALYSIS
Untuk menentukan pasar yang akan dilayani, managemen harus menguji secara simultan
daya tarik produk potensial dan pasar negara dan posisi persaingan perusahaan dalam pasar.
Suatu metode potensial untuk menganalisa secara simultan daya tarik pasasr dan posisi
kompetitif perusahaan (unit bisnisnya, product range atau produknya) dalam pasar adalah analisis
portfolio. Matriks yang digunakan untuk analisis portfolio internasional adalah mirip dengan
matriks GE, tetapi faktor-faktor seperti risiko politik dan keuangan, kemampuan mentransfer
uang, pajak dan subsidi, atau potensi standardisasi, mempengaruhi struktur portfolio. Faktor-
faktor ini harus diperkenalkan untuk perbandingan untuk meningkatkan level informasi yang
dimasukkan dalam analisis. Pasar dengan tingkat keuntungan yang besar dapat terancam karena
adanya kekacauan politik, pergolakan agama atau batasan hukum bisnis. Analisis portfolio
corporate menyediakan alat penting untuk menilai bagaimana mengalokasikan sumberdaya tidak
hanya area georgrafis, tetapi juga seluruh produk bisnis yang berbeda (Douglas and Craig, 1995).
Portfolio perusahaan global mewakili level tertinggi analisis dan mungkin saja terdiri atas
operasional produk bisnis atau area geografis.
d. PORTFOLIO ANALYSIS OF SUPPLIER RELATIONSHIPS
Selama 2 dekade terakhir, manfaat strategi suplier perusahaan telah meningkat pesat.
Perubahan ini adalah biasa jika dipandang sebagai pergeseran dari manajemen pembelian ke
suplai. Menurut perspektif ini, keunggulan kompetitif tidak lagi terletak pada kemampuan
perusahaan, tetapi melainkan hubungan dan keterkaitan yang dapat diciptakan perusahaan
dengan organisasi eksternal, termasuk suplier. Secara khusus, ditegaskan bahwa perusahaan
pembeli cenderung lebih dan lebih: outsource kegiatan yang tidak kritis; membangun hubungan
parnership yang dekat dengan suplier; mengurangi dan memangkas basis suplier nya.
Pemasar Relationship, meyakini bahwa interdependensi mengurangi biaya transaksi dan
menghasilkan kualitas lebih tinggi sambil manajemen memelihara biaya rendah daripada
pemasaran pertukaran. Berdasarkan model portfolio suplier (Kraljic, 1983), pendekatan dalam
kajian ini menyarankan bahwa kekuatan dan risiko perilaku oportunis adalah dua faktor yang
mempengaruhi strategi yang tepat ketika mengelola hubungan suplier. Karena itu, portfolio
hubungan suplier yang berkaitan dengan pembelian dikategorikan berdasarkan daya tarik suplier
dan kekuatan hubungan antara pembeli dan suplier (Olsen and Ellram, 1997).
Jenis-jenis Suplier Berdasarkan penilaian dari model portfolio suplier, memungkinkan
untuk mengembangkan jenis-jenis suplier menjadi 4 kategori yaitu kontraktual supplier, child
supplier, mature supplier, dan parner supplier.
Keterlibatan suplier parner dalam pengembangan produk Dalam banyak industri,
perusahaan manufaktur memberikan tanggung jawab yang semakin besar kepada suplier
khususnya dalam merancang, mengembangkan dan merekayasa produk. Tujuannya adalah untuk
menggunakan kemampuan dan keahlian teknologi suplier dengan lebih baik dan untuk
memperbaiki efisiensi dan efektifitas pengembangan produk (jangka pendek).
Sumber :
1. Nuralamnafie. 2012. http://nuralamlanafie.wordpress.com
2. David, F. R. 2006. Strategic Management. Penerbit salemba Empat. Hal sampul depan
bgian dalam, 5-19, 68-95
3. Tripomo, T. dan Udan. 2005. Manajemen Strategi. Penerbit Rekayasa`sain. Hal 54-65
4. Wall, B., R. S. Solum, M. R. Sobol. 1999. The Visionary Leader. Iteraksara. Hal59-
134.
5. Raymond Bernardus Setiawan, M.S.M . 2012. Manajemen Pemasaran. Doc
2. Desain dan Manajemen Pemasaran
A. Jenis-jenis manajemen pemasaran
Ada 5 (lima) konsep pemasaran yang dilakukan organisasi untuk menjalankan pemasaran
mereka :
1. Konsep Produksi:
Falsafah yang menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk-produk yang tersedia
dan selaras dengan kemampuan, dan manajemen sebaiknya memusatkan perhatian pada
peningkatan efisiensi produksi dan distribusi.
2. Konsep Produk:
Gagasan bahwa konsumen akan menyukai produk-produk yang menawarkan mutu, kinerja
dan penampilan terbaik dan bahwa suatu organisasi sebaiknya mencurahkan tenaganya untuk
melakukan perbaikan produk secara berkesinambungan.
3. Konsep Penjualan:
Gagasan bahwa konsumen tidak akan membeli cukup produk perusahaan, kecuali jika
perusahaan tersebut melakukan upaya-upaya penjualan dan promosi yang gencar.
4. Konsep Pemasaran
Falsafah manajemen pemasaran yang menyatakan bahwa pencapaian tujuan-tujuan
organisasional bergantung pada penetapan kebutuhan dan keinginan dari pasar sasaran dan
penyampaian kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan lebih efisien dibandingkan
dengan pesaing.
5. Konsep Pemasaran Kemasyarakatan.
Gagasan bahwa organisasi sebaiknya menentukan kebutuhan keinginan dan minat dari
pasar sasaran dan mengirimkan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan lebih
efisien dari pada pesaing sedemikian rupa sehingga mampu memelihara atau meningkatkan
kesejahteraan konsumen dan masyarakat
Bentuk umum dalam departemen pemasaran yang modern, antara
lain:
- Organisasi fungsional dimana berbagai aktivitas pemasaran yang berbeda dikepalai oleh
spesialis fungsional: manajemen penjualan, periklanan, riset pemasaran, pelayanan terhadap
pelanggan, manajemen produk baru.
- Organisasi geografik, dimana karyawan bagian penjualan dan pemasaran diberi tugas di
negara, wilayah atau distrik tertentu.
- Organisasi manajemen produk, karyawan ini mengembangkan pemasaran dan strategi
lengkap untuk produk atau merk tertentu, bila perusahaan ini mempunyai banyak produk atau
merk yang amat berbeda.
- Bila firm yang menjual satu lini produk kepada banyak tipe pasar berbeda yang mempunyai
organisasi manajemen pasar. Manajer ini bertanggung jawab untuk mengembangkan rencana
jangka panjang dan tahunan untuk keunggulan utama dari sistem ini adalah bahwa perusahaan
diorganisasikan disekitar kebutuhan spesifik segmen pelanggan.
B. Langkah-langkah desain dan manajemen pemasaran
Langkah-langkah desain dan manajemen pemasaran ada 3 yaitu segmentasi, targetting dan
positioning:
Segmentasi
Segmentasi pada dasarnya adalah suatu strategi untuk memahami struktur pasar.
segmentasi dapat dibedakan berdasarkan:
a. Manfaat yang diperoleh konsumen. Segmentasi ini dikembangkan dengan mempelajari
atribut-atribut produk yang dianggap konsumen memberikan manfaat yang penting.
Contoh ada riset produk pasta gigi, di bagi segmen produk dalam 4
kelompok:
1. Sencory segment
Segmen yang membeli karena memperoleh benefit dari rasa dan penampilan produk.
2. The sosiables
Segmen yang membeli karena pasta gigi ini menjadikan gigi putih.
3. The worries
Yang mencari pasta gigi yang dapat mencegah kerusakan gigi.
4. The Independent
Segmen yang mencari harga yang paling murah. Contoh: Siwak-F ( keluarga Machmud
Barja ) mengalahkan produk unilever. Contoh lain: Agrobromo plus, membidik pasar kelas
menengah ke atas yang dilengkapi dengan computer, internet, faksimili, mesin fotokopi dan
telepon seluler, bar dan karaoke, Jakarta – Surabaya hanya 8,5 jam ( persaingan dengan
transportasi udara).
b. Segmentasi berdasarkan pemakaian produk konsumen, dapat
dikelompokkan dalam:
- Pecandu (heavy user)
- Pemakai rata-rata (medium user)
- Pemakai ringan (light user)
- Bukan pemakai (non user)
c. Segmentasi berdasarkan generasi (cohort)
Segmentasi ini dilakukan dengan membagi-bagi pasar ke dalam berbagai generasi, karena
masing-masing generasi memiliki sikap dan pandangan yang berbeda-beda tentang suatu
produk. Sikap ini dibentuk oleh kejadian-kejadian penting yang sangat membekas antara
lain:
- Kohor kemerdekaan (lahir antara 1921-1935)
- Kohor Tritura ( lahir antara 1936-1950)
- Kohor Perang dingn (lahir antara 1951-1960)
- Kohor komputer (lahir antara 1961-1970)
- Kohor internet (lahir setelah tahun 1970)
Contoh:
Sebelum masa resesi, Rhenald Kasali membahas perilaku konsumen berdasarkan Cohort
kelas menengah Indonesia sedang merayakan pesta meriah konsumsi.Profesional muda
melakukan konsumsi hari ini dengan menggunakan ekspektasi penghasilan di hari esok.
Terbukti dari maraknya pembelanjaan mengunakan kredit maupun credit card untuk
pembelian rumah, mobil, perabotan, komputer dan lain-lain. Bandingkan dengan
Cohort sebelumnya?
d. Segmentasi berdasarkan teknografi
Segmentasi ini dikembangkan untuk mempelajari konsumsi berangbarang teknologi seperti:
komputer, telepon seluler, dan lain-lain. Pasar ini dibedakan menurut 2 segmen yaitu:
1. early adopter (pioner) yaitu pengadopsi awal yang mempunyai surplus ekonomi lebih
besar.
2. Laggards yaitu kelompok orang yang selalu terlambat mengadopsi teknologi baru,
biasanya konsumen dengan uang yang pas-pasan.
e. Segmentasi berdasarkan tingkat kesetiaan ( loyalitas)
Konsumen dikelompokkan menjadi konsumen yang sangat setia, setia dan sangat tidak setia
karena persaingan dari pendatang baru seperti menawarkan hadiah-hadiah, seperti piring,
gelas, cincin (pada konsumen harmoni), setelah bulan promosi berlangsung. Apakah
konsumen kembali ke produsen lama?
f. Segmentasi berdasarkan evolusi keluarga
Segmen ini terutama dapat digunakan untuk memasarkan asuransi, mobil dan produk-produk
yang kepuasan konsumennya ditentukan oleh ada tidaknya waktu yang dimiliki oleh
konsumen.
g. Segmen berdasarkan jumlah keanggotaan dalam keluarga dibagi dalam 3
kelompok yaitu:
1. Extended family (kelompok besar)
Dengan jumlah anggota kelompok yang besar menyebabkan pembelian produk dalam ukuran
yang besar, seperti: mobil besar, lemari es, makanan berkemasan besar dan lain-lain.
2. Nuclear family (kelompok inti)
Mereka hidup dalam kelompok inti relative lebih independent terhadap kelompok besarnya.
Kelompok hanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Campur tangan kelompok besar
relatif minimal.
Contoh: jaminan sosial seperti asuransi jiwa, pendidikan dan lainlain.
3. Single parent family
Kelompok yang orang tuanya bercerai dan anak-anak dirawat oleh ibu yang terkadang juga
sebagai wanita karir, sehingga konsumsinya adalah hal-hal yang serba siap saji/instant.
Pelayanan cepat dan dapat mengurangi ketegangan-ketegangan dalam rumah.Segmentasi
adalah suatu pengetahuan untuk membagi-bagi pasar yang heterogen ke dalam kelompok-
kelompok; yang lebih homogen, yang responsif terhadap produk yang ingin ditawarkan
marketer. Dengan melihat definisi dan macam-macam segmentasi tersebut, dapat
dirumuskan 5 keuntungan yang dapat diperoleh dengan melakukan segmentasi pasar, yaitu:
1. Mendesain produk-produk yang lebih responsive terhadap kebutuhan
pasar.
2. Menganalisis pasar.
3. Menemukan peluang/ceruk/niche
4. Menguasai posisi yang superior dan kompetitif.
5. Menentukan strategi komunikasi yang efektif dan efesien.
Selain manfaat yang besar, tentu saja menerapkan segmentasi pasar ada keterbatasannya,
antara lain:
1. Beban biaya lebih besar
Bila menggunakan mass marketing, bisa menggunakan 1 jenis produk saja, kemasan, iklan
untuk pasar yang luas, tetapi bila menggunakan segmen pasar, harus menggunakan iklan,
kemasan oleh masing-masing segmen/pasar yang berbeda.
2. Memerlukan komitmen
Setiap personel dalam firm mau mengikuti riset-riset untuk mengimplementasikan strategi
pasar.
Contoh: 70
Manajemen Pemasaran -Ir. Agustina Shinta, M.P.
- maukah para tehnisi mengubah desain mesin untuk merakit
produk?
- setujukah bagian keuangan mendukung perubahan
- apakah personel bersedia dipindah kedudukannya kalau ia
sudah tidak cocok lagi menangani produk yang generasinya
sama sekali berbeda.
Radio Prambors:
Segmen remaja Jakarta, penyair yang top: Ida Arimurti dan Krisna ~ tapi usia yang dewasa
maka firm membuka female FM untuk segmen dewasa ~ keduanya diboyong ke radio baru
dengan membawa konsumen yang usianya sama.
3. Menyediakan informasi yang umum, bukan individual
Syarat-syarat segmen yang baik:
1. Apakah segmen itu cukup besar dan potensial?
2. Apakah ada daya belinya?
3. Apakah dapat dibedakan dengan segmen lainnya?
4. Akapah sudah ada pesaing lain yang menguasai segmen itu?
5. Apakah pasar ini dapat dijangkau? Baik secara fisik (distribusi)
maupun non fisik (komunikasi promosi)
Ada beberapa pola segmentasi pasar, antara lain:
a. Preferensi homogen, yaitu suatu pasar di mana semua konsumen secara kasar memiliki
yang sama, dan pasar tersebut tidak menunjukkan segmen alami.
b. Preferensi tersebar, yaitu suatu pasar yang menunjukkan preferensi konsumen mungkin
tersebar di seluruh bidang yang konsumennya sangat beragam.
c. Preferensi terkelompok yaitu suatu pasar yang menunjukkan
kelompok preferensi yang berbeda ; dimana perusahaan ada tiga pilihan, antara lain:
1. Ia dapat mengambil posisi di tengah, berharap dapat menarik semua kelompok.
2. Ia dapat mengambil posisi dalam segmen pasar terbesar.
3. Ia dapat mengembangkan beberapa merk dan masing-masing diposisikan dalam segmen
yang berbeda
TARGETING
Targeting atau menetapkan target pasar adalah tahap selanjutnya dari analisis segmentasi.
Target market yaitu satu atau beberapa segmen pasar yang akan menjadi fokus kegiatan
pemasaran. Kadang-kadang targeting juga disebut selecting karena marketer harus
menyeleksi. Menyeleksi disini berarti marketer harus memiliki keberaniannya pada beberapa
bagian saja (segmen) dan meninggalkan bagian lainnya.Ada empat kriteria yang harus
dipenuhi untuk mendapatkan pasar
sasaran yang optimal:
1. Responsif
Pasar sasaran harus responsif terhadap produk dan program: pemasaran yang dikembangkan.
Contoh: Majalah Matra semua ditujukan untuk pria, bahkan menurut survei yang responsive
tidak hanya pria tetapi juga sejumlah wanita kelas menengah.
2. Potensi penjualan
Semakin besar pasar sasaran, semakin besar nilainya. Besarnya pasar tidak hanya dari
populasi, tetapi juga daya beli dan keinginan pasar untuk memiliki produk tersebut.
3. Pertumbuhan memadai
4. Jangkauan media
Adakalanya marketer gagal menjangkau pasar karena tidak memiliki pengetahuan yang baik
tentang media planning dan karakter-karakter yang ada. Biasanya pemilihan media massa
diserahkan sepenuhnya kepada biro iklan yang terkadang tidak pas cara penyampain.
Jenis-jenis Pasar Sasaran
1. Pasar sasaran jangka pendek
Pasar yang ada tekuni hari ini yang direncanakan akan dijangkau dalam waktu dekat~tujuan
menghasilkan penjualan dalam waktu dekat.
2. Pasar sasaran masa depan
Pasar tiga atau lima tahun dari sekarang. Mungkin harus mengubah produk, pasar sasaran,
menambah atau menguranginya.
Tujuannya :
Mendeteksi dan memenuhi perubahan prioritas konsumen
Mengatasi persaingan dan mencegah berimigrasinya konsumen kepada para pesaing.
3. Pasar sasaran primer
Pasar primer adalah sasaran utama produk tersebut.
Heavy user (pemakai fanatik) ~ jumlah tidak banyak tapi banyak mengkonsumsi
produk tersebut dalam jumlah yang besar.
Para distributor utama yang menguasai 80% firm penjualan firm.
4. Pasar sasaran sekunder
Pasar yang terdiri dari konsumen- konsumen yang sering tidak dianggap penting tetapi
jumlahnya cukup besar. Meski tidak begitu penting hari ini, pasar ini tidak dapat dilupakan
karena :
Konsumen memerlukan waktu untuk mengkonsumsi lebih banyak.Mungkin hari ini
mereka belum terbiasa, belum mempunyai kebutuhan yang mendesak atau belum
memiliki daya beli yang cukup kuat untuk menjadi konsumen primer. Tapi suatu saat
konsumen sekunder bisa menjadi konsumen primer. Contoh : masuk dalam kategori
ini untuk konsumsi majalah, computer, software, buku-buku.
Influencer
Konsumen sekunder tidak begitu penting tetapi dapat menjadi influencer yaitu
konsumen yang persuasif dan rela mempengaruhi orang tua untuk mengkonsumsi
mainan, makanan, hiburan dan lain-lain.
POSITIONING
Positioning bukan merupakan sesuatu yang anda lakukan terhadap produk, tetapi sesuatu yang
anda lakukan terhadap otak calon pelanggan. Positioning bukanlah strategi produk tetapi
strategi komunikasi, bagimana menempatkan produk dalam otak konsumen, sehingga calon
konsumen memiliki penilaian tertentu dan mengidentifikasikan dirinya dengan produk itu.
Tentu saja bukan semua konsumen, tetapi konsumen yang ditargetkan tadi.
Di zaman belum ada persaingan, konsumen sudah memiliki merkmerk tersendiri di otak untuk
kecap (ABC), untuk sepeda motor (HONDA), mie instant (Indomie) dan lain-lain.Namun
kondisi persaingan yang chaos/kacau seperti ini, apa yang dihadapi konsumen? Konsumen
menghadapi pertarungan hebat yaitu pertarungan antara berbagai merk dan produk yang
berebut masuk untuk mendapatkan sepotong kapling dalam benaknya.
Bagaimana cara untuk menetapkan positioning?
1. Positioning berdasarkan perbedaaan produk. Marketer dapat menunjukkan kepada pasarnya
dimana letak perbedaan produknya terhadap pesaing.
2. Positioning berdasarkan manfaat produk. Kemudahan, waktu, kejelasan, kejujuran,
kenikmatan, murah, jaminan.
3. Positioning melalui imajinasi. Menggunakan imajinasi seperti: tempat, orang, benda-benda,
situasi.
Contoh:
Marlboro diasosiasikan dengan Koboy AS
Sabun Lux diasosiasikan dengan artis
Sepatu Nike diasosiasikan dengan bintang olah raga
Memposisikan Produk (Positioning Product)
Strategi posisi produk dapat dilakukan sebagai berikut:
Memposisikan produk dalam hubungannya dengan pesaing
Contoh: Perusahaan ban B.F Goodrich Company mendayagunakan tema “kami adalah
produsen lainnya“ dalam iklannya. Strategi ini memposisikan produk jauh dari merk
pesaingnya, produk ban Good Year yang sarat dengan iklan.
Memposisikan produk melalui atribut produk
Contoh: Pasta gigi Ciptadent menekankan pada perlindungan maksimum
Memposisikan produk melalui harga dan kualitas
Contoh: Toko-toko di Ratu Plaza Jakarta dikenal dengan barang dagangannya yang
berkualitas tinggi harga yang mahal. Kebalikan strategi ini adalah strategi harga obral dengan
kualitas yang tidak begitu tinggi.
Memposisikan produk dalam hubungannya dengan kegunaan produk
Contoh: Penjualan perusahaan soda kue Arm & Hammer meningkat setelah memposisikan
kembali produknya sebagai bahan pemusnah bau yang efektif untuk disimpan di lemari es.
Memposisikan produk dalam hubungannya dengan pasar sasaran
Contoh: Untuk mengurangi penurunan penjualan, Johnson & Johnson memposisikan kembali
produk shampoo bayi untuk dipakai para ibu, bapak dan orang-orang yang harus sering
mencuci rambut
Memposisikan produk dalam hubungannya dengan kelas produk..
Contoh: Perusahaan/produsen minuman kalengnya mencantumkan informasi nutrisi di etiket
kalengnya berkaitan dengan memposisikan produk dengan tema tanggung jawab sosial.
Sumber :
1. Shinta, Agustina, 2011 , Manajemen Pemasaran, cetakan pertama, Universitas
Brawijaya Press (UB Press), Malang.
2. Bayu Pramutoko, 2011, http://bayu96ekonomos.wordpress.com
3. Hirdinis M, SE, MM . 2010. Strategi Hubungan dalam Pemasaran. doc