eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9778/5/Roni Bab II - 07103244025.docx  · Web viewBAB II....

53
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian tentang Anak Tunarungu 1. Pengertian Anak Tunarungu Banyak istilah yang sudah dikenal untuk anak yang mengalami kelainan pendengar, Misalnya dengan istilah: ”tuli, bisu, tunawicara, cacat dengar, kurang dengar ataupun tunarungu”. Istilah- istilah dan pandangan tersebut tidak semuanya benar, Sebab pengertiannya masih kabur dan tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Istilah yang sekarang lazim digunakan dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan luar biasa adalah tunarungu. Istilah tunarungu diambil dari kata ”tuna” dan ”rungu”, tuna artinya kurang dan rungu artinya pendengaran. Orang atau anak dikatakan tunarungu apabila tidak mampu mendengar atau kurang mampu mendengar suara (Permanarian Somad dan Tati Herawati, 1996: 26). 8

Transcript of eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9778/5/Roni Bab II - 07103244025.docx  · Web viewBAB II....

Page 1: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9778/5/Roni Bab II - 07103244025.docx  · Web viewBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Anak Tunarungu. Pengertian Anak Tunarungu. Banyak istilah

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

A. Kajian tentang Anak Tunarungu

1. Pengertian Anak Tunarungu

Banyak istilah yang sudah dikenal untuk anak yang mengalami

kelainan pendengar, Misalnya dengan istilah: ”tuli, bisu, tunawicara, cacat

dengar, kurang dengar ataupun tunarungu”. Istilah- istilah dan pandangan

tersebut tidak semuanya benar, Sebab pengertiannya masih kabur dan

tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Istilah yang sekarang

lazim digunakan dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan luar biasa

adalah tunarungu. Istilah tunarungu diambil dari kata ”tuna” dan ”rungu”,

tuna artinya kurang dan rungu artinya pendengaran. Orang atau anak

dikatakan tunarungu apabila tidak mampu mendengar atau kurang mampu

mendengar suara (Permanarian Somad dan Tati Herawati, 1996: 26).

Berbagai batasan telah dikemukakan oleh para ahli tentang

pengertian tunarungu atau dalam bahasa asing ”Hearing impairment” yang

meliputi the deaf (tuli) dan hard of hearing (kurang dengar), diantaranya

menurut Daniel F. Hallahan dan James H. Kauffiman (dalam Permanarian

Somad dan Tati Herawati, (1996: 26)

Hearing impairment. A generic term indicating a hearing a hearing disability that may range in severity from mild to profound it includes the subsets of deaf and hard of hearing.

A deaf person in one whose hearing disabitity precludes successful processing of linguistic information through audition, with or without a hearing aid.

8

Page 2: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9778/5/Roni Bab II - 07103244025.docx  · Web viewBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Anak Tunarungu. Pengertian Anak Tunarungu. Banyak istilah

A hard of hearing is one who generally with use of hearing aid, has residual hearing sufficient to enable successful processing of linguistic information through audition.

Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa tunarungu merupakan istilah

umum yang menunjukkan kesulitan mendengar, yang meliputi

keseluruhan kesulitan mendengar dari yang ringan sampai yang berat,

digolongkan ke dalam bagian tuli dan kurang dengar. Orang tunarungu

adalah seseorang yang kehilangan kemampuan mendengar sehingga

menghambat proses informasi bahasa melalui pendengaran, baik memakai

ataupun tidak memakai alat bantu mendengar. Sedangkan seseorang yang

kurang dengar adalah seseorang yang biasanya dengan menggunakan alat

bantu mendengar, sisa pendengarannya cukup memungkinkan

keberhasilan proses informasi bahasa melalui pendengaran.

Menurut Sutjihati Sumantri (1996: 74), tunarungu dapat diartikan

sebagai suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan

seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan, terutama melalui

indera pendengarannya. Ditambahkan lagi bahwa anak tunarungu adalah

yang kehilangan pendengaran baik sebagian (hard of hearing) maupun

seluruhnya (deaf) yang menyebabkan pendengaran tidak memiliki nilai

fungsional dalam kehidupan sehari-hari sehingga pengalaman dari alam

sekitar diperoleh dari indera penglihatan.

Menurut Mohammad Efendi (2005: 56), sistem pendengaran

manusia secara anatomis terdiri dari tiga bagian penting, yaitu telinga

bagian luar, telinga tengah dan telinga bagian dalam. Struktur telinga luar

9

Page 3: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9778/5/Roni Bab II - 07103244025.docx  · Web viewBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Anak Tunarungu. Pengertian Anak Tunarungu. Banyak istilah

meliputi liang telinga yang memiliki panjang kurang lebih 2,5 cm dan

daun telinga (auricula). Struktur telinga bagian tengah meliputi gendang

pendengaran (eardrum), tulang pendengaran (malleus, incus, stapes),

rongga telinga tengah (cavum tympani) dan serambi (vestibule). Struktur

telinga bagian dalam susunannya meliputi saluran gelung setengah

lingkaran (canalis semi circularis) serta rumah siput (cocblea). Menurut

Suparno (2001: 9), tunarungu kondisi ketidakmampuan anak dalam

mendapatkan informasi secara lisan, sehingga membutuhkan bimbingan

dan pelayanan khusus dalam belajarnya di sekolah.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas menunjukkan bahwa

secara pedagogis tunarungu dapat diartikan sebagai suatu kondisi

ketidakmampuan seseorang dalam mendapatkan informasi secara lisan,

sehingga membutuhkan bimbingan dan pelayanan khusus dalam

belajarnya disekolah.

2. Karakteristik Anak Tunarungu

Menurut Permanarian Somad dan Tati Herawati (1996: 35), jika

dibandingkan dengan ketunaan yang lain, ketunarunguan tidak tampak

jelas, karena sepintas fisiknya tidak kelihatan mengalami kelainan. Tetapi

sebagai dampak dari ketunarunguannya, anak tunarungu memiliki

karakteristik yang khas. Berikut ini diuraikan karakteristik anak tunarungu

dilihat dari segi inteligensi, bahasa dan bicara, emosi serta sosial.

a. Karakteristik dalam Segi Inteligensi

10

Page 4: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9778/5/Roni Bab II - 07103244025.docx  · Web viewBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Anak Tunarungu. Pengertian Anak Tunarungu. Banyak istilah

Permanarian Somad dan Tati Herawati (1996: 35) menjelaskan

bahwa kemampuan intelektual anak tunarungu sama seperti anak yang

normal pendengarannya. Anak tunarungu ada yang memiliki

inteligensi tinggi, rata-rata dan rendah. Perkembangan inteligensi anak

tunarungu tidak sama cepatnya dengan yang mendengar. Anak yang

mendengar, belajar banyak dari apa yang di dengarnya, misalnya cerita

kakak tentang kota, cerita ibu tentang pasar, dan cerita ayah tentang

kantor dan lain sebagainya. Anak menyerap dari segala yang

didengarnya dan segala sesuatu yang didengarnya merupakan sesuatu

latihan berfikir, sedangkan hal tersebut tidak terjadi pada anak

tunarungu.

Rendahnya tingkat prestasi anak tunarungu bukan berasal dari

kemampuan intelektualnya yang rendah, tetapi pada umumnya

disebabkan karena inteligensinya tidak mendapat kesempatan untuk

berkembang dengan maksimal. Tidak semua aspek inteligensi anak

tunarungu terhambat, tetapi hanya yang bersifat verbal, misalnya

dalam merumusan pengertian, menarik kesimpulan dan meramalkan

kejadian. Aspek inteligensi yang bersumber pada penglihatan dan yang

berupa motorik tidak banyak mengalami hambatan, bahkan dapat

berkembang dengan cepat.

b. Karakteristik dalam Segi Bahasa dan Bicara

11

Page 5: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9778/5/Roni Bab II - 07103244025.docx  · Web viewBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Anak Tunarungu. Pengertian Anak Tunarungu. Banyak istilah

Permanarian Somad dan Tati Herawati (1996: 36), kemampuan

berbicara dan bahasa anak tunarungu berbeda dengan anak yang

mendengar, hal ini disebabkan perkembangan bahasa erat kaitannya

dengan kemampuan mendengar. Perkembangan bahasa dan bicara

pada anak tunarungu sampai masa meraban tidak mengalami hambatan

karena meraban merupakan kegiatan alami pernafasan dan pita suara.

Setelah masa meraban perkembangan bahasa dan bicara anak

tunarungu terhenti. Pada masa meniru anak tunarungu terbatas pada

peniruan yang sifatnya visual yaitu gerak dan isyarat. Perkembangan

bicara selanjutnya pada anak tunarungu memerlukan pembinaan secara

khusus dan intensif, Sesuai dengan taraf ketunarunguan dan

kemampuan-kemampuan yang lain.

Bahasa adalah alat berfikir dan sarana utama seseorang untuk

berkomunikasi, untuk saling menyampaikan ide, konsep dan

perasaannya, Serta termasuk didalamnya kemampuan untuk

mengetahui makna kata serta aturan atau kaidah bahasa serta

penerapan. Kemampuan membaca, menulis, berbicara dan mendengar

merupakan alat komunikasi bahasa. Anak yang mendengar pada

umumnya memperoleh kemampuan berbahasa dengan sendirinya bila

dibesarkan dalam lingkungan berbahasa, yaitu lingkungan yang dalam

kesehariannya selalu berkomunikasi dengan bahasa yang baik. Maka

dengan sendirinya anak akan mengetahui makna kata serta aturan atau

kaidah bahasanya (Permanarian Somad dan Tati Herawati, 1996: 37).

12

Page 6: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9778/5/Roni Bab II - 07103244025.docx  · Web viewBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Anak Tunarungu. Pengertian Anak Tunarungu. Banyak istilah

Anak tunarungu tidak bisa mendengar bahasa, kemampuan

berbahasanya tidak akan berkembang bila tidak dididik atau dilatih

secara khusus. Akibat dari ketidakmampuannya dibandingkan dengan

anak yang mendengar dengan usia yang sama, maka dalam

perkembangan bahasanya akan jauh tertinggal (Permanarian Somad

dan Tati Herawati, 1996: 37).

c. Karakteristik dalam Segi Emosi dan Sosial

Menurut Permanarian Somad dan Tati Herawati (1996: 37),

ketunarunguan dapat mengakibat terasing dari pergaulan sehari-hari,

yang berarti terasing dari pergaulan atau aturan sosial yang berlaku

dalam masyarakat dimana hidup. Keadaan ini menghambat

perkembangan kepribadian anak menuju kedewasaan. Akibat dari

keterasingan tersebut dapat menimbulkan efek-efek negatif seperti:

1) Egosentrisme yang melebihi anak normal.

2) Mempunyai perasaan takut akan lingkungan yang lebih luas.

3) Ketergantungan terhadap orang lain.

4) Perhatian lebih sukar dialihkan.

5) Umumnya memiliki sifat yang polos, sederhana dan tanpa banyak

masalah.

6) Lebih mudah marah dan cepat tersinggung.

Menurut Suparno (2001: 14), karakteristik anak tunarungu yang

umumnya dimikili oleh anak tunarungu di antara lain adalah sebagai

berikuti:

13

Page 7: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9778/5/Roni Bab II - 07103244025.docx  · Web viewBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Anak Tunarungu. Pengertian Anak Tunarungu. Banyak istilah

a. Segi fisik/motorik

1) Cara berjalannya agak kaku dan cenderung membentuk.

2) Pernapasannya pendek.

3) Gerakan matanya cepat dan beringas.

4) Gerakan tangan dan kakinya.

b. Segi bahasa

1) Miskin kosa kata

2) Sulit mengartikan ungkapan-ungkapan dan kata-kata yang abstrak

(idiematik)

3) Sulit memahami kalimat-kalimat yang kompleks atau kalimat

panjang tentu bentuk kiasan-kiasan.

4) Kurang menguasai irama dan gaya bahasa.

Menurut Mohammad Efendi (2005: 79), karakteristik kecerdasan

anak tunarungu. Kecerdasan seseorang seringkali dihubungkan dengan

presesi akademis sehingga orientasi akademis tertentu yang dicapai

seseorang merupakan gambaran rill kecerdasannya. Gambaran tentang

tingkat kecerdasan itu sendiri secara spesifik hanya dapat diketahui

melalui tes kecerdasan. Menurut Mardiati Busono (1993: 40),

karakteristik anak tunarungu dianataranya yaitu.

a Dari segi afektif

1) Daerah pengamatan anak tuli lebih kecil jika dibandingkan dengan

anak yang tidak tuli. Salah satu unsur pengamatan yang terpenting

14

Page 8: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9778/5/Roni Bab II - 07103244025.docx  · Web viewBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Anak Tunarungu. Pengertian Anak Tunarungu. Banyak istilah

ialah pendengaran. Anak hanya memiliki penglihatan saja. Daerah

pengamatan penglihatan jauh lebih sempit jika dibandingkan

dengan daerah pengamatan pendengaran.

2) Besarnya peranan penglihatan dalam pengamatan, maka anak tuli

mempunyai sifat ’sangat ingin tahu’ seolah-olah haus untuk

melihat

3) Seseorang anak tuli tidak menguasai keluasan seperti orang-orang

yang mendengar. Penyebab utamanya ialah karena mencari

pengetahuan hanya melalui penglihatan saja. Demikian juga

dengan cara belajarnya. Hal tersebut mempunyai sudut negatif

ialah keluasan tidak menjadi kesuluruhan dan arti keluasan menjadi

lebih luas dari kenyataan.

4) Jika asyik bekerja / bermain, perhatiannya sukar dialihkan.

b Dari segi motorik

Perkembangan motorik pada anak gangguan pendengaran

umumnya berkembang baik, apalagi perkembangan motorik kasar

yang secara fisik berkembang lancar. Pertumbuhan fisik yang kuat

dengan otot-otot kekar dan kematangan biologisnya berkembang

sejalan dengan perkembangan motoriknya (Mardiati Busono, 1993:

40). Lani Bunawan dalam Edja Sarjaah (2005: 112), menjelaskan

bahwa anak tunarungu tidak ketinggalan oleh anak normal dalam

perkembangan motorik, seperti usia belajar duduk, belajar berjalan.

15

Page 9: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9778/5/Roni Bab II - 07103244025.docx  · Web viewBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Anak Tunarungu. Pengertian Anak Tunarungu. Banyak istilah

Menurut Mardiati Busono (1993: 49) dari segi fisik anak

tunarungu memiliki ciri sebagai berikut:

1) Motorik baik, demikian pula koordinasi motoriknya. Jika ketulian

disebabkan terutama karena telinga bagian dalam pada alat

keseimbangan maka keseimbangan sedikit terganggu. Cara

berjalan kaku dan agak membungkuk.

2) Gerakan matanya cepat, agak beringas. Hal tersebut menunjukkan

bahwa ia ingin menangkap keadaan yang ada di sekitarnya.

3) Gerakan kaki dan tangannya sangat cepat dan lincah. Hal tersebut

tampak dalam mengadakan komunikasi dengan gerakan isyarat

dengan teman-temannya atu dengan orang lain di sekitarnya.

b Dari segi kognitif

Seperti juga anak normal inteligensi anak tunarungu ada yang

tinggi, rata-rata dan rendah. Dalam hal intelgensi seperti yang

diungkupkan Sutjihati Soemantri (1996: 77):

”Pada umumnya inteligensi anak tunarungu secara potensial sama dengan anak normal tetapi secara fungsional perkembangannya dipengaruhi oleh tingkat perkembangan bahasanya, keterbatasan informasi dan kiranya daya abstraksi anak”.

Berdasarkan karakteristik anak tunarungu seperti yang telah dijelaskan

di atas, pada hakekatnya dibagi menjadi tiga macam yaitu dari segi

afektif, kognitif dan motorik. Ketiga karakteristik tersebut dijabarkan

lagi menjadi sub-sub bagian dan berhubungan satu sama lain.

Dominasi antara faktor internal (aspek afektif) dan faktor eksternal

16

Page 10: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9778/5/Roni Bab II - 07103244025.docx  · Web viewBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Anak Tunarungu. Pengertian Anak Tunarungu. Banyak istilah

(aspek kognitif dan motorik) tersebut berpengaruh terhadap

perkembangan anak tunarungu. Sehingga dibutuhkan pendampingan

dan bimbingan kaitannya dalam perkembangan kognitif, afektif dan

motorik yang diperoleh anak melalui kegiatan dan proses belajar

mengajar pendidikan khusus.

B. Kajian tentang Pembelajaran Keterampilan Bagi Anak Tunarungu

1. Tujuan Pembelajaran Keterampilan Anak Tunarungu

Tujuan pembelajaran keterampilan bagi anak tunarungu sejalan

dengan salah satu tujuan pendidikan bagi anak tunarungu, yaitu memiliki

pengetahuan, keterampilan dan dan sikap yang diperlukan untuk

melanjutkan pelajaran, berkerja di masyarakat serta dapat menolong diri

sendiri dan mengembang diri sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup

(Suparno, Haryanto dan Edi Purwanta, 2009: 6).

Pembelajaran bagi anak tunarungu harus diberikan secara khusus

karena pertumbuhan dan perkembangan anak tunarungu memiliki

karakteristik yang khas baik fisik, mental, intelektual ataupun

emosionalnya. Anak tunarungu memiliki hambatan-hambatan tertentu

yang berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan ini menjelaskan adanya

kebutuhan layanan pendidikan bagi setiap peserta didik secara individual.

Pembelajaran bagi anak tunarungu perlu memperhatikan kebutuhan

khusus dari masing-masing peserta didik sehingga membutuhkan program

pengajaran individual (PPI). Guru terlebih dulu harus menyusun standar

kompetensi dan kompetensi standar dalam pembelajaran regular dan

17

Page 11: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9778/5/Roni Bab II - 07103244025.docx  · Web viewBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Anak Tunarungu. Pengertian Anak Tunarungu. Banyak istilah

modifikasi pembelajaran dan program pengajaran individual bagi anak

tunarungu (Haryanto, 2011: 48).

Program pengajaran individual (PPI) merupakan rencana

pengajaran yang dirancang untuk satu orang peserta didik yang

berkebutuhan khusus. PPI merupakan program pengajajaran yang dinamis

dalam arti sensitif terhadap perubahan dan kemajuan anak didik dan

disusun oleh guru atau tim berdasarkan masukan dari guru mata pelajaran,

guru kelas, orang tua siswa dan peserta didik sendiri (Haryanto, 2011: 50).

Pengajaran individual dijalankan dengan prinsip berorientasi pada

peserta didik, sesuai dengan kebutuhan anak, memperhatikan kecepatan

belajar masing-masing dan mengejar ketertinggalan dan mengoptimalkan

kemampuan. Pengajaran individual dalam programnya harus memuat

deskripsi kemampuan peserta didik sekarang, tujuan jangka panjang dan

tujuan jangka pendek, rincian layanan pendidikan khusus dan layanan

lainnya yang terkait, sasaran, metode, ketercapaian sasaran dan evaluasi.

Pembelajaran individual ini secara aksiologis harus memiliki fungsi

prevensi, fungsi intervensi, fungsi kompensatori, fungsi perbaikan dan

pengembangan. Fungsi prevensi yaitu mencegah agar hambatan belajar

dan hambatan perkembangan tidak berdampak luas pada aspek sosial dan

emosi. Fungsi intervensi yaitu menangani hambatan yang dimiliki agar

potensi peserta didik dapat berkembang optimal. Fungsi kompensatori

yaitu mengalihkan fungsi yang hilang pada fungsi lan yang masih dimiliki

sehingga peserta didik berkebutuhan khusus kelak mendapatkan

18

Page 12: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9778/5/Roni Bab II - 07103244025.docx  · Web viewBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Anak Tunarungu. Pengertian Anak Tunarungu. Banyak istilah

kehidupan yang berkualitas. Fungsi perbaikan dan pengembangan yaitu

membantu peserta didik menemukan dan mengembangkan potensi,

kelebihan-kelebihan, bakat, kreativitas ataupun keterampilan atau

kecapakan khusus lainnya yang dapat menunjang kehidupannya di

masyarakat (Haryanto, 2011: 53).

Pengernbangan keterampilan vokasional harus dimulai dengan hal-

hal yang sederhana dan konkret. Hal tersebut penting dilakukan, terutama

untuk menyesuaikan dengan kondisi kelainan masing-masing individu.

Hal ini sejalan dengan perkembangan karier individu yang dimulai dari

tahap fantasi, tahap tentatif, tahap realistik (Herr & Cramer, dalam

Suparno dkk, 2009: 14). Pengembangan keterampilan vokasional

merupakan wujud dari pengisian tugas perkembangan pada tahap realistik.

Pengembangan keterampilan vokasional produktif, pada intinya

berorientasi pada upaya untuk dapat bekerja, karena kerja merupakan

aktivitas dasar dan dijadikan bagian yang esensi dari kehidupan manusia.

Dengan demikian kerja dapat memberikan kesenangan, serta makna

tersendiri bagi kehidupan manusia, orang bisa hidup dan sekaligus merasa

berguna, dibutuhkan dan dikehendaki masyarakatnya (Suparno, Haryanto,

Edi Purwanto, 2009: 14).

Materi pendidikan keterampilan yang diberikan menekankan aspek

produktif. Jenis keterampilan yang diajarkan memperhatikan keadaan

tunarungu dan sumber daya yang dimiliki sekolah, baik pengajar, sarana

yang memadai termasuk bengkel kerja (Haryanto, 2011: 64).

19

Page 13: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9778/5/Roni Bab II - 07103244025.docx  · Web viewBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Anak Tunarungu. Pengertian Anak Tunarungu. Banyak istilah

Berdasarkan Tujuan pembelajaran keterampilan anak tunarungu

seperti yang telah dijelaskan diatas, pendidikan keterampilan bagi anak

tunarungu merupakan wujud dari pendidikan vokasional agar peserta didik

memiliki kemampuan bekerja setelah tamat.

2. Kompetensi Pembelajaran Anak Tunarungu

Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan,

nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.

Kebiasaan berpikir dan bertindak  secara konsisten dan terus menerus

memunkinkan seseorang menjadi kompeten, dalam arti memiliki

pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu.

Gordon (1988: 109) menyebutkan beberapa aspek atau ranah yang

terkandung dalam konsep kompetensi sebagai berikut:

a. Pengetahuan (knowledge); yaitu kesadaran dalam bidang kognitif.

b. Pemahaman (understanding); yaitu kedalaman kognitif, dan afektif

yang dimiliki oleh individu.

c. Kemampuan (skill); adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk

melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

d. Nilai (value); adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan

secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang.

e. Sikap (attitude); yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka)

atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar.

f. Minat (interest); adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan

sesuatu perbuatan.

20

Page 14: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9778/5/Roni Bab II - 07103244025.docx  · Web viewBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Anak Tunarungu. Pengertian Anak Tunarungu. Banyak istilah

Kompetensi anak berkebutuhan khusus menurut Fallen dan

Umansky (1989: 147-148), harus dicapai melalui proses pendidikan yang

mengandung lima aspek dalam materi pembelajaran bagi anak luar biasa,

yaitu :

1) Motor development, tujuannya adalah untuk meningkatkan

kemampuan mobilitas, daya tahan dan keselarasan.

2) Cognitive development, meningkatkan kemampuan daya tangkap dan

penalaran.

3) Language development, meningkatkankemampuan berekspresi,

menerima informasi dan berkomunikasi.

4) Social and emotional development, meningkatkan kemampuan sosial,

pengembangan emosi.

5) Self-help skill development, meningkatkan kemampuan untuk

mengurus diri sendiri.

Pencapaian kelima aspek di atas dapat dilakukan melalui kolaborasi

antara materi pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus dengan materi

pendidikan pokok yang umum ada dalam kelas dapat membantu siswa

untuk meningkatkan interaksi sosial anak berkebutuhan khusus dengan

lingkungannya. Dalam hal ini, bimbingan dan dukungan guru sangat

dibutuhkan untuk meminimalkan munculnya sikap negatif dalam diri

siswa-siswa di kelas (Haider, 2008: 632).

21

Page 15: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9778/5/Roni Bab II - 07103244025.docx  · Web viewBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Anak Tunarungu. Pengertian Anak Tunarungu. Banyak istilah

Berdasarkan uraian tentang kompetensi anak tunarungu, dapat

ditarik kesimpulan bahwa kompetensi yang dikembangkan pada diri anak

tunaarungu meliputi aspek (1) pengetahuan (knowledge); yaitu kesadaran

dalam bidang kognitif, (2) kemampuan (skill); adalah sesuatu yang

dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang

dibebankan kepadanya, (3) sikap (attitude); yaitu perasaan (senang-tidak

senang, suka-tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang

datang dari luar, dan (4) social and emotional development, meningkatkan

kemampuan sosial, pengembangan emosi.

3. Jenis-jenis Keterampilan bagi Anak Tunarungu

Keterampilan merupakan salah satu aspek tujuan pendidikan di

samping aspek afektif dan aspek kognitif. Pengertian pendidikan

keterampilan dikemukakan oleh Harsopranoto (1986: 16) berikut:

Pendidikan keterampilan adalah bimbingan keterampilan yang diberikan kepada seseorang yang mempersiapkan untuk bekerja atau berusaha sesuai dengan keterampilannya tersebut. Kerangka pemikiran yang mendasari pemberian pendidikan keterampilan tersebut adalah untuk a) pengertian dan kecakapan yang belum pernah ada pada seseorang, b) untuk meningkatkan taraf pengetahuan dan kecakapannya, c) untuk memberi pengetahuan dan kecakapan baru.

Anak tunarungu membutuhkan keterampilan dalam kehidupannya.

Keterampilan merupakan salah satu bagian dari kemampuan atau

kompetensi yang harus dikembangkan. Keterampilan bermacam-macam

mulai dari keterampilan sosial dan keterampilan kerja atau keterampilan

vokasional produktif (Suparno, Haryanto dan Edi Purwanta, 2009: 20).

22

Page 16: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9778/5/Roni Bab II - 07103244025.docx  · Web viewBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Anak Tunarungu. Pengertian Anak Tunarungu. Banyak istilah

Keterampilan adalah keterampilan sebagai suatu penampilan

ekonomis yang efektif dalam mencapai suatu tujuan keterampilan

menyangkut kemampuan individu mengptasikan pekerjaan dimana gerak

fisik dan psikomotor yang dominan menghendaki kekuatan, ketelitian dan

kecepatan (Mardi Rasjid, 1986: 1).

Keterampilan adalah kecakapan kecekatan sesorang melaksanakan

kerja yang melibatkan indera yang dilatih berulang-ulang dalam bentuk

pembuatan yang tersusun dan terkondinir. Keterampilan tersebut

termasuk kecakapan efektif, kognitif, dan psikomotor yang behubungan

dengan teknik secara ekonomis dan efektif (Mardi Rasjid, 1986: 2).

Keterampilan adalah gerakan refleks yang bersyarat. Syaratnya

adalah telah terbentuknya alur refleks dengan cara melatih diri

berkonsentrasi atau membuat kegiatan saraf yang tidak terarah pada

keterampilan (Sastrawinata, 1977: 45).

Jenis-jenis keterampilan yang diberikan untuk anak tunarungu

disesuaikan dengan karakteristik dan kompetensi anak tunarungu.

Mengingat keterbatasan dalam komunikasi, maka jenis-jenis keterampilan

bagi anak tunarungu bukan difokuskan pada keterampilan yang

membutuhkan kecakapan berkomunikasi oral atau lisan, seperti wartawan,

reporter berita, presenter, guru dan sebagainya (Haryanto, 2011: 20).

Keterampilan yang diberikan bagi anak tunarungu sebaiknya

keterampilan yang lebih banyak pada kemampuan psikomotorik gerak

seperti menjahit, membatik, mengoperasikan mesin atau alat-alat

23

Page 17: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9778/5/Roni Bab II - 07103244025.docx  · Web viewBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Anak Tunarungu. Pengertian Anak Tunarungu. Banyak istilah

sederhana. Tetapi, jenis keterampilan ini tidak membatasi bagi anak

tunarungu dengan klasifikasi tertentu sehingga dapat menunjukkan suatu

kemampuan atau kompetensi yang lain (Haryanto, 2011: 20).

Keterampilan diartikan sebagai suatu kedekatan, kecakapan/

kemampuan untuk melaksanakan sesuatu dengan baik dan cermat

sehingga seseorang dikatakan terampil bila cakap dan cekatan dalam

melaksanakan suatu hal (Poerwodarminto, 1976: 1088).

Kemampuan adalah kecakapan untuk melakukan suatu tugas khusus

dalam kondisi yang telah ditentukan. Apabila dikaitkan dengan

pembelajaran, tugas yang dimaksud adalah kemampuan siswa dalam

menyelesaikan tugas dari guru, misalnya kemampuan mengerjakan tugas

kelompok (LKS), maupun tes individu (Evaluasi). Kompetensi atau

kemampuan merupakan karakteristik mendasar dari seseorang yang

merupakan hubungan kausal dalam referensi kriteria yang efektif atau

penampilan terbaik (www.pengertian kemampuan.com).

Depdiknas (2006: 130) menjelaskan bahwa keterampilan yang

diajarkan bagi anak tunarungu bertujuan agar anak tunarungu dapat:

a. Mengapresiasi dan membuat karya kerajinan daerah setempat dengan teknik konstruksi

b. Mengapresiasi dan membuat kerajinan dan benda permainan.c. Mengapresiasi dan membuat karya kerajinan anyaman dengan

menggunakan berbagai bahand. Mengapresiasi dan membuat karya benda mainan dengan

menggunakan berbagai bahan.

Bermacam-macam keterampilan yang didapat diajarkan di antaranya yaitu

keterampilan ukir kayu, keterampilan membatik, memasak, desainer,

24

Page 18: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9778/5/Roni Bab II - 07103244025.docx  · Web viewBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Anak Tunarungu. Pengertian Anak Tunarungu. Banyak istilah

fotografi, komputer, pertanian, dan kerajinan kulit seperti dijelaskan

sebagai berikut:

a. Keterampilan membatik

Menurut Handoyo dan Joko Dwi (2008: 3), kata batik dalam

bahasa Jawa berasal dari kata “tik”. Kata itu mempunyai pengertian

berhubungan dengan suatu pekerjaan halus, lembut dan kecil yang

mengandung keindahan. Prasetyo dan Anindito (2010: 1), batik

adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa

mengacu pada dua hal. Pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan

menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain.

Dalam literatur internasioanal, teknik ini dikenal sebagai wax-resist

dyeing. Kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik

tersebut termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki

kekhasan.

Dari beberapa pendapat tentang batik di atas, dapat disimpulkan

bahwa batik adalah keterampilan yang mengandung nilai seni tinggi

yang di dalamnya terdapat corak-corak yang mengandung makna,

dengan melalui proses pencantingan dan pewarnaan sehingga

menghasilkan kain batik.

b. Keterampilan ukir kayu

Menurut Saraswati (2011: 90), ukir kayu adalah bahan atau

material yang mempunyai peranan besar dalam kehidupan manusia.

25

Page 19: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9778/5/Roni Bab II - 07103244025.docx  · Web viewBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Anak Tunarungu. Pengertian Anak Tunarungu. Banyak istilah

Dari pengukuran pengalaman mengerjakan bahan-bahan ukir kayu,

diperoleh pengetahuan tertentu tentang keindahan material tersebut,

antara lain dilihat indahnya jaringan urut ukir kayu yang nampak nyata

pada permukaan.

Moh Charis Jaelani (2007: 20) menjelaskan bahwa untuk kerajinan

ukir kayu dibutuhkan macam-macam peralatan. Peralatan ukir kayu

terdiri dari kumpulan alat, yang merupakan kesatuan unit lengkap dan

di dalam penggunaannya saling terkait antara satu dengan yang lain.

Kumpulan alat ukir kayu yaitu: a) pahat ukir kayu satu set 36 (batang),

2) ganden, 3) batu asah, 4) sikat atau sapu dari ijuk, 5) pensil.

c. Keterampilan komputer

Menurut Blissner (1985: 5), komputer adalah suatu alat elektronik

yang mampu melakukan beberapa tugas, yaitu menerima input,

memproses input sesuai dengan instruksi yang diberikan, menyimpan

perintah-perintah dan hasil pengolahannya, serta menyediakan output

dalam bentuk informasi. Komputer adalah alat yang dipakai untuk

mengolah data menurut prodedur yang telah dirumuskan.

(http://Wikipedia bahasa indonesia.com./ Pengertian Komputer).

d. Keterampilan kerajinan kulit

Menurut Sunarto (2008: 5), kulit yaitu suatu kerangka luar dimana

bulu binatang itu tumbuh. Dalam Ensiklopedi Indonesia dijelaskan

26

Page 20: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9778/5/Roni Bab II - 07103244025.docx  · Web viewBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Anak Tunarungu. Pengertian Anak Tunarungu. Banyak istilah

bahwa kulit adalah lapisan badan yang melindungi badan atau tubuh

binatang dari pengaruh-pengaruh luar, seperti panas, pengaruh yang

bersifat mekanis, kiniawi, serta untuk penghantar suhu.

Kerajinan kulit adalah semua bentuk olahan dari bahan kulit selain

pakaian jadi khususnya jaket kulit. Pembedaan ini berdasarkan pada

pendataan yang juga dibedakan oleh Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Garut sebagai sumber data utama. Dalam

kenyataannya memang patut diakui bahwa popularitas jaket kulit Garut

lebih menonjol dibandingkan dengan komoditas kerajinan kulit lainnya.

Salah satu penyebabnya adalah suplayer untuk jaket kulit yang dapat

memenuhi permintaan lebih sedikit dibanding suplayer sepatu, ikat

pinggang, sarung tangan, dompet, dll.www.garutkab.go.id/pub/static

menu/detail/khas ck kulit.

e. Keterampilan memasak

Menurut Depdiknas dalam Kamus besar bahasa indonesia (2002:

718). Masakan adalah membuat (mengolah) panganan, makanan,

gulai dan lain-lain. Memasak adalah penggunaan panas pada bahan

makanan menjadi makanan yang siap dimakan dengan menggunakan

energi  panas. Memasak membuat suatu bahan makanan menjadi

enak, matang, dan merubah bahan makanan dari bentuk, warna, rasa,

dan lainnya. Memasak juga harus menggunakan resep tertentu. Resep

adalah petunjuk tentang penggunaan bahan, bumbu, dan teknik dalam

pengolahan makanan. Seseorang bisa membuat suatu masakan karena

27

Page 21: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9778/5/Roni Bab II - 07103244025.docx  · Web viewBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Anak Tunarungu. Pengertian Anak Tunarungu. Banyak istilah

adanya resep (http://www.resep-mantap.co.cc/2009/07/menjaga-

keamanan-makanan.html).

f. Keterampilan pertanian

Menurut Depdiknas dalam Kamus besar bahasa indonesia (2002:

1140). Pertanian adalah perihal bertani (mengusahakan tanah dengan

tanan-menanam. Pertanian adalah salah satu sektor dimana

didalamnya terdapat penggunaan sumberdaya hayati untuk

memproduksi suatu bahan pangan,bahan baku industri dan sumber

energi. Bagian terbesar penduduk dunia adalah bermata pencaharian

dalam bidang-bidang pertanian dan pertanian juga mencakup berbagai

bidang,tetapi pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia.

(http://metrotvnews.com/read/analisdetail/2010/06/09/23/Sektor-

Pertanian-dan-Struktur-Perekonomian-Indonesia).

g. Keterampilan desain

Menurut Moh Charis Jaelani. (2007: 30), desain adalah desain

yang tidak dilihat oleh konsumen baik karena desain tersebut secara

harfiah tidak tampak, seperti dalam rakayasa molekuler yang

memproduksi material sintetis baru, atau karena hal tersebut

menunjuk pada berbagai komponen yang menjadikan obek bekerja,

tetapi tidak secara visual menambahkan nilai kepada produk yang

bersangkutan.

Gayalan (2008: 2). Desain adalah suatu rancangan atau pola yang

menjadi dasar dalam pembuatan suatu benda. Hal ini berarti bahwa

28

Page 22: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9778/5/Roni Bab II - 07103244025.docx  · Web viewBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Anak Tunarungu. Pengertian Anak Tunarungu. Banyak istilah

setiap pembuatan suatu benda harus dimulai dengan proses

perancangan dahulu.

h. Keterampilan fotografi

Menurut Jag Free (2007: 30), fotografi adalah keterampilan yang

gampang sekaligus sulit. Setiap orang bisa saja mempelajarinya,

namun tidak sedikit orang yang mempelajari fotografi, melakukan

kursus atau bahkan sekolah tinggi namun tidak dapat menghasilkan

foto yang “menggugah”. Roy barwis pramana (2008: 2) menjelaskan

bahwa fotogafi adalah salah satu hobi yang sedang populer saat ini.

Hobi ini dilakukan oleh banyak orang dari berbagai tingkatan usia dan

jenis kelamin.

Berdasarkan tujuan pembelajaran keterampilan bagi anaktunarungu,

Departemen Pendidikan Nasional (2010: 3-80) menerbitkan buku tentang

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta model silabus

keterampilan bagi sekolah luar biasa. Dalam buku tersebut dicontohkan

bahwa keterampilan yang dapat diajarkan kepada anak tunarungu di

tingkat SLTPLB memuat standar kompetensi dan kompetensi dasar serta

sub jenis kegiatan sebagai berikut:

Tabel 1. Standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk kelas VIIKelas VII Semester 1

Standar kompetensi Kompetensi dasarKERAJINAN UKIR KAYU1. Mengenal jenis dan sifat

kayu

1.1. Mengenal bagian kayu

1.2. Menunjukkan beberapa cat kayu1.3. Memiliah kualitas kayu

2. Terampil mengukur kayu 2.1. Mengidentifikasi berbagai alat ukur kayu2.2. Menggunakan alat ukur panjang sesuai dengan

kebutuhan2.3. Menggunakan alat ukur sudut sesuai dengan

kebutuhan

29

Page 23: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9778/5/Roni Bab II - 07103244025.docx  · Web viewBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Anak Tunarungu. Pengertian Anak Tunarungu. Banyak istilah

MEMBATIK 3. Memahami alat dan bahan

dalam membuat batik cap

3.1. Mengenal alat untuk membuat batik cap

3.2. Mengenal bahan untuk membuat batik cap

KOMPUTER4. Mengenal perangkat keras

computer

4.1. Mengenal jenis-jenis perangkat keras utama 4.2. Menerangkan fungsi setiap perangkat keras

utama

5. Mengoperasikan computer sesuai dengan fungsi peralatannya

5.1. Mengaktifkan computer

5.2. Menghafal tuts pada keyboard dan fungsinya

6. Memulai dengan program MS Word

6.1. Mengetahui cara membuka MS Word melalui menu program

7. Memanfaatkan menu bar pop up sesuai dengan fungsinya

7.1. Memahami fungsi setiap menu bar (menu kesamping) dan menu popup (menu ke bawah pada setiap bagian menubar)

7.2. Menggunakan setiap menu bar dan popup sesuai dengan fungsinya

Tabel 2. Kelas VII Semester 2Standar kompetensi Kompetensi dasar

KERAJINAN KAYU1. Terampil memotong kayu

1.1. Terampil mengikir gergaji/menajamkan

1.2. Memotong kayu berbagai bentuk dan ukuran1.3. Membedakan jenis gergaji tangan

MEMBATIK2. Memahami aneka ragam

batik cap dan membuat lembaran untuk alas

2.1. Mengenal ragam hias batik cap 2.2. Membuat ragam hias batik cap

KERAJINAN KULIT3. Menipiskan bahan dompet 3.1. Memilih bahan dan alat

3.2. Menyeset bahan4. Menjahit bahan dompet 4.1. Memilih bahan dan alat

4.1. Menyambungn bahan5. Merakit bahan dompet 5.1. Memahami teknik rakit

5.2. Memilih alat5.3. Memadukan bahan

6. Menghias bahan dompet 6.1. Memahami teknik hias

6.2. Memilih alat6.3. Melakukan penyelesaian akhir

Tabel 3. Standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk kelas VIIIKelas VIII Semester 1

30

Page 24: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9778/5/Roni Bab II - 07103244025.docx  · Web viewBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Anak Tunarungu. Pengertian Anak Tunarungu. Banyak istilah

Standar kompetensi Kompetensi dasar

UKIR KAYU1. Terampil menggunakan

ketam

1.1 Memasang rumah ketam 1.2 Menggunakan ketam sesuai fungsinya1.3 Merawat mengasah ketam

2. Terampil menggambar teknik

2.1. Terampil menggunakan alat-alat gambar teknik2.2. Terampil menggambar perspektif

KOMPUTER3. Mengetik sederhana 3.1. Mengetik kata sederhana pada halaman kosong

3.2. Menyimpan hasil ketikan dengan memberi nama file

4. Mengedit data yang sudah tersimpan atau diketik

4.1. Memanggil atau membuka file yang telah tersimpan

4.2. Mengedit data yang telah diketik4.3. Menyimpan hasil perbaikan dengan file lama

atau baruKETERAMPILAN BATIK CAP5. Memahami pewarnaan

batik cap pertama

5.1. Mengenal alat dan bahan pewarna5.2. Mencelup batik kain cap

Tabel 4. Kelas VIII Semester 2Standar kompetensi Kompetensi dasar

KETERAMPILAN UKIR KAYU1. Terampil menyambung

berbagai bentuk sambungan kayu

1.1. Menyiapkan bahan dan alat untuk membuat sambungan

1.2. Membuat konstruksi sambungan berupa logam dan purus

1.3. Membuat berbagai sambungan sudut1.4. Membuat sambungan dengan penguat

lem/paku/pasak2. Terampil menggambar

teknik2.1.Terampil menggambar

KOMPUTER3. Melakukan modifikasi

pengolahan data3.1. Memperkenalkan berbagai jenis dokumen yang

dapat diolah dengan MS Word3.2. Melakukan pengolahan kata dalam berbagai

bentuk font3.3. Membuat tabel sederhana dengan MS Word3.4. Mengatur margin3.5. Mengatur bentuk halaman dokumen

4. Menghasilkan data dalam bentuk print out

4.1. Mengetahui fungsi printer4.2. Melakukan print

KERAJINAN KULIT5. Menipiskan bahan

dompet5.1. Memilih bahan dan alat5.2. Menyeset bahan

31

Page 25: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9778/5/Roni Bab II - 07103244025.docx  · Web viewBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Anak Tunarungu. Pengertian Anak Tunarungu. Banyak istilah

6. Menjahit bahan dompet 6.1. Memilih bahan dan alat6.2. Menyambung bahan

7. Menghias bahan dompet 7.1. Memahami teknik hias7.2. Memilih alat7.3. Melakukan penyelesaian akhir

MEMBATIK8. Mamahami cara

menembok cat8.1. Menyiapkan bahan untuk menembok8.2. Menembok warna batik cap sesuai motif

Tabel 5.Standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk kelas IXKelas IX Semester 1

Standar kompetensi Kompetensi dasar

UKIR KAYU1. Terampil merakit

produk kayu

1.1.Menyiapkan bahan-bahan bantu untuk merakit1.2.Merakit bahan sesuai dengan gambar kerja/desain1.3.Menggunakan klem sesuai fungsinya

2. Terampil menggunakan scrool

2.1. Membuat berbagai huruf/angka dan motif tembus

2.2. Mahir membuat hasil kerajinan

MEMBATIK3. Memahami pewarnaan

batik cap kedua3.1. Memahami komposisi pewarna3.2. Mencuci kain batik cap

Mengeringkan kain batik capKOMPUTER4. Memahami program

MS Excel4.1. Mengetahui cara mengoperasikan MS Excel

melalui menu program4.2. Membuka program MS Excel dan

mengakhirinya5. Memanfaatkan menu

bar dan menu popup sesuai fungsinya

5.3. Memahami fungsi setiap menu bar popup dan MS Excel

5.4. Menggunakan setiap menu MS Excel sesuai dengan fungsinya

6. Mengolah data sederhana

6.1. Membuat format sederhana pada worksheet baru

7. Mengedit data yang sudah tersimpan atau diketik

7.1. Membuka kembali file yang telah disimpan7.2. Mengedit data yang sudah dimasukkan

8. Melakukan modifikasi pengolahan data

8.1. Membuat berbagai format dengan MS Excel8.2. Mengatur margin dan layout halaman

9. Menghasilkan pekerjaan dalam bentuk printout dengan MS Excel

9.1. Mengatur daerah worksheet yang akan dicetak9.2. Melakukan print out dalam huruf cetak

32

Page 26: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9778/5/Roni Bab II - 07103244025.docx  · Web viewBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Anak Tunarungu. Pengertian Anak Tunarungu. Banyak istilah

10. Mengoperasikan scanner

10.1. Mengaktifkan scanner10.2. Mentransfer objek menjadi data file (doc)

Tabel 6. Kelas IX Semester 2Standar kompetensi Kompetensi dasar

KETERAMPILAN KAYU1. Terampil melakukan

finishing kayu1.1. Menentukan bahan finishing1.2. Menyiapkan alat-alat yang digunakan untuk

proses finishing1.3. Menghaluskan permukaan benda kerja1.4. Melakukan proses penyelesaian akhir (finishing)1.5. Merawat alat-alat yang digunakan untuk proses

finishing kayu

MEMBATIK2. Memahami teknik

melorod

2.1. Melorod lilin/malam dikain batik2.2. Mengeringkan kain batik2.3. Menyelesaikan pekerjaan Membersihkan tempat

kerja batik capKOMPUTER3. Mengedit data yang

sudah tersimpan atau diketik

3.1. Memanggil atau membuka file yang telah tersimpan

3.2. Mengedit data yang telah diketik3.3. Menyimpan hasil perbaikan dengan file lama

atau baru

4. Melakukan modifikasi pengolahan data

4.1. Memperkenalkan berbagai jenis dokumen yang dapat diolah dengan MS Word

4.2. Melakukan pengolahan kata dalam berbagai bentuk font

4.3. Membuat tabel sederhana dengan MS Word4.5. Mengatur margin4.6. Mengatur bentuk halaman dokumen

5. Menghasilkan data dalam bentuk print out

5.1. Mengetahui fungsi printer5.2. Melakukan print

Jenis-jenis keterampilan yang disebutkan tersebut hanyalah contoh.

Pihak sekolah dapat menambah atau memberikan pendidikan keterampilan

lain sepanjang sesuai dengan karakteristik anak tunarungu dan sesuai

dengan kemampuan sekolah.

Pendidikan keterampilan bagi anak tunarungu dimaksudkan agar

anak didik memiliki keterampilan kerja. Maksud ini sama dengan

pendidikan keterampilan yang diberikan di sekolah kejuruan. Sekolah

33

Page 27: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9778/5/Roni Bab II - 07103244025.docx  · Web viewBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Anak Tunarungu. Pengertian Anak Tunarungu. Banyak istilah

kejuruan juga memberikan keterampilan kria seperti kerajinan membatik,

kerajinan kulit dan kerajinan kayu (Suhendar, 2011: 1-30). Sebagai

pembanding bagi pendidikan keterampilan yang diberikan bagi anak

tunarungu, berikut ini disajikan standar kompetensi dan kompetensi dasar

pendidikan keterampilan yang ada di sekolah menengah kejuruan (SMK)

seperti berikut ini (Suhendar, 2011: 1-30):

a. Kerajinan membatik Tabel 7. Standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk SMK

Standar kompetensi Kompetensi dasar

1. Membuat kria tekstil dengan teknik batik

1.1. Menjelaskan cara membuat batik1.2. Membuat batik klasik1.3. Membuat baik modern1.4. Membuat batik tulis

2. Membuat kria tekstil dengan teknik batik cap

2.1. Menjelaskan cara membuat batik cap2.2. Membuat batik cap dengan motif tradisional 2.3. Membuat batik cap dengan motif modern

b. Kerajinan Kulit Tabel 8. Standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk SMK

Standar kompetensi Kompetensi dasar

1. Membentuk produk kulit dengan kulit perkamen

1.1. Mengidentifikasi bahan dan alat1.2. Melakukan pekerjaan teknik tatah 1.3. Melakukan perakitan komponen secara manual1.4. Membuat degradasi warna

2. Membuat produk kulit dengan teknik tatah sungging

2.1. Mengidentifikasi tatah sungging2.2. Melakukan perakitan komponen secara manual2.3. Membuat degradasi warna sunggingan

3. Membuat produk kulit bentuk assesoris, dompet, gantungan kunci

3.1. Mengidentifikasi jenis assesoris3.2. Membuat assesoris3.3. Membuat dompet3.4. Membuat gantungan kunci

c. Kerajinan Kayu Tabel 9. Standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk SMK

Standar kompetensi Kompetensi dasar

34

Page 28: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9778/5/Roni Bab II - 07103244025.docx  · Web viewBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Anak Tunarungu. Pengertian Anak Tunarungu. Banyak istilah

1. Membuat produk kayu dengan teknik ukir

1.1. Menjelaskan berbagai motif ukir1.2. Menjelaskan peralatan ukir kayu1.3. Menggunakan peralatan ukir kayu1.4. Menggambar benda bentuk ukiran 1.5. Membuat produk ukiran geometris1.6. Membuat ukiran motif tradisional

Berdasarkan beberapa jenis pendidikan keterampilan bagi anak

tunarungu dan pendidikan keterampilan di sekolah menengah kejuruan

tersebut di atas, tampak ada persamaan dan perbedaan. Persamaannya

adalah pada jenis keterampilan kerja, sedangkan perbedaannya yaitu

pendidikan keterampilan bagi anak tunarungu di SLTP SLB lebih spesifik

dan lebih praktis, sedangkan pendidikan keterampilan bagi anak SMK

disertai dengan kemampuan menjelaskan dan mengidentifikasi berbagai

keterampilan yang diajarkan.

4. Kajian tentang Minat Belajar Anak Tunarungu dalam Pembelajaran

Keterampilan

Minat merupakan suatu faktor afektif yang penting dalam

menjalankan fungsi intelektual yang sangat mempengaruhi bagaimana

seseorang menyeleksi dan terlibat dalam memproses informasi (Hidi dan

Anderson, 1992: 215). Crow menyatakan ( Sri Rumini, 1998: 45) minat

sangat erat hubungannya dengan dorongan, motif dan reaksi emosional.

Selanjutnya Sri Rumini (1998: 49) menyampaikan: “Minat dapat

berhubungan dengan daya gerak yang mendorong seseorang untuk

menghadapi atau berurusan dengan orang lain, benda, atau kegiatan dan

dapat sebagai pengalaman efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu

sendiri. Minat dapat menjadi sebab kegiatan dan sebab dalam kegiatan”.

35

Page 29: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9778/5/Roni Bab II - 07103244025.docx  · Web viewBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Anak Tunarungu. Pengertian Anak Tunarungu. Banyak istilah

Hidi (1990: 549) mengemukakan bahwa minat paling utama

mempengaruhi bagaimana suatu informasi dipilih dan diproses atau

dipelajari. Minat memberikan efek pada bagaimana fungsi pengetahuan

dan fungsi pembelajaran dijalankan. Minat merupakan perasaan spontan

yang melalui proses psikologis yang diasosiasikan dengan ketertarikan

terhadap suatu aspek informasi yang unik. Dengan demikian, minat dapat

ditumbuhkan dan ditingkatkan dengan memberikan berbagai informasi

yang menarik.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat belajar

adalah rasa suka atau ketertarikan peserta didik terhadap kegiatan belajar

dan pelajaran sehingga mendorong peserta didik untuk menguasai

pengetahuan dan pengalaman, hal tersebut dapat ditunjukkan melalui

partisipasi dan keaktifan dalam mencari pengetahuan dan pengalaman

tersebut.

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2005: 8) mengemukakan belajar

adalah upaya penyesuaian diri yang sengaja dialami oleh peserta didik

dengan maksud untuk melakukan perubahan tingkah laku sesuai dengan

tujuan belajarnya. Menurut Reber (Sugihartono dkk, 2007: 74)

mendefinisikan belajar sebagai proses pemerolehan pengetahuan. Proses

pemerolehan pengetahuan itu melalui sebuah pembelajaran.

Pembelajaran menurut Nasution (Sugihartono dkk, 2007: 80) adalah

suatu aktifitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya

dan menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar.

36

Page 30: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9778/5/Roni Bab II - 07103244025.docx  · Web viewBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Anak Tunarungu. Pengertian Anak Tunarungu. Banyak istilah

Serta Brown (Pringgawidada Suwarna 2002: 20) mendefinisikan

pembelajaran adalah proses atau pemerolehan pengetahuan tentang subjek,

keterampilan yang dipelajari, dan pengalaman atas instruksi.

Minat mengandung unsur-unsur kognisi (mengenal), emosi

(perasaan), dan konasi (kehendak). Atas dasar tersebut minat dianggap

sebagai respon yang sadar dari diri individu. Yang dimaksud kognisi

adalah minat yang didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai

obyek yang dituju, kemudian menimbulkan emosi (perasaan) tertentu, dan

akan menuju pada konasi (kehendak) untuk mencapainya, seperti adanya

keinginan dan kemauan dari diri individu tersebut. Minat memiliki

manfaat sebagai pendorong yang kuat dalam mencapai prestasi. Dengan

memiliki minat belajar, peserta didik lebih memperkuat ingatan tentang

pelajaran yang diberikan oleh pendidik. Dengan ingatan yang kuat, peserta

didik berhasil memahami materi pelajaran yang diberikan oleh pendidik.

Sehingga, tidak sulit bagi peserta didik dalam mengerjakan soal atau

pertanyaan dari peserta didik. Hal tersebut menghasilkan nilai yang bagus

dan meningkatkan prestasi peserta didik (edukasi.kompasiana.com/2010).

Leong, L.(2005: 5) menjelaskan bahwa minat dapat ditingkatkan

dengan cara mengajak siswa untuk memahami lebih dalam tentang apa

yang akan dipelajari, guru memperlihatkan minat yang besar terhadap

obyek yang dipelajari, serta menjadikan siswa-siswa ahli dalam topik

yang mereka pilih sendiri. Dalam hal ini, guru harus dapat menciptakan

iklim sekolah yang menyenangkan, terbuka dan menarik. Lawson (1995:

37

Page 31: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9778/5/Roni Bab II - 07103244025.docx  · Web viewBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Anak Tunarungu. Pengertian Anak Tunarungu. Banyak istilah

303) mengemukakan bahwa salah satu cara yang dapat digunakan adalah

dengan menciptakan aktivitas yang menarik minat siswa atau dengan

memberikan hadiah sehingga suasana belajar menjadi menyenangkan.

Ketertarikan siswa dapat ditumbuhkan dengan memberikan citra

positif tentang materi pelajaran kimia. Deporter dan Nourie (2001: 88)

mengemukakan cara menjadikan siswa tertarik dan berminat pada

pelajaran melalui 6 langkah yaitu: tumbuhkan, alamai, namai,

demonstrasikan, ulangi, dan rayakan. Maksud ‘tumbuhkan’ adalah

mengajak para siswa untuk mencari tahu manfaat apa yang didapat siswa

dari mempelajari suatu pelajaran. Apabila siswa sudah mengetahui

manfaat untuk dirinya, maka siswa cenderung lebih mudah diajak untuk

menjadikan belajar sebagai pengalaman mereka sehingg belajar menjadi

lebih bermakna.

Kata ‘alami’ dimaksudkan untuk mengajak siswa menjalani proses

belajar. Kata ‘namai’ mengandung maksud bahwa ketika siswa sudah

muncul minatnya, maka siswa ditunjukkan data atau fakta-fakta yang ingin

mereka ketahui. Kata ‘demonstrasikan’ mengandung maksud bahwa setiap

siswa didorong untuk mengkaitkan fakta-fakta tersebut dengan

pengalaman pribadi atau kehidupan sehari-hari siswa. Kata

‘ulangi’mengandung maksud para siswa didorong untuk menyebutkan

kembali atau menyimpulkan pengetahuan yang baru didapatnya. Kata

‘rayakan’ mengandung maksud siswa-siswa diajak untuk menegaskan

38

Page 32: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9778/5/Roni Bab II - 07103244025.docx  · Web viewBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Anak Tunarungu. Pengertian Anak Tunarungu. Banyak istilah

atau menguatkan pemahaman baru tersebut dengan kalimat atau

ungkapan-ungkapan yang memotivasi (Deporter dan Nourie, 2001: 88).

Materi pendidikan ditujukan agar peserta didik nemiliki kompetesi

untuk bekerja setelah mereka selesai sekolah. Program ini berisi mata

pelajaran keterampilan dan kejuruan. Bagi peserta didik berkebutuhan

khusus, isi dan kompetesi mata pelajaran harus menekakan aspek

produktif. Jenis keterampilan yang disediakan hendaknya

mempertimbangkan jenis dan tingkat kelainan peserta didik dan sumber

daya sekolah. Sekolah harus nenyediakan sarana dan prasarana praktik

yang memadai. Dalam hal ini sekolah harus memiliki bengkel kerja agar

pesertan didik dapat langsung mempraktikkan apa yang didapatnya

(Haryanto, 2010: 80).

Dokumen di SLTLB SLB B Wiyata Dharma I Tempel (2012)

memperlihatkan sejumlah keterampilan yang diminati siswa, di antaranya:

1) keterampilan Boga, 2) keterampiilan menjahit, 3) keterampilan

kerajinan tangan, 4) keterampilan mendesain, 5) keterampilan meubel, dan

6) keterampilan reparasi, 7) Pertanian, 8) Fotografi.

Berdasarkan Pengertian di atas bahwa minat belajar adalah rasa

suka atau ketertarikan peserta didik terhadap pelajaran sehingga

mendorong peserta didik untuk menguasai pengetahuan dan pengalaman.

C. Kerangka Pikir

Pendidikan bagi anak tunarungu dimaksudkan untuk memberikan bekal

anak tunarungu agar menjadi warga negara yang siap pakai. Pendidikan

39

Page 33: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9778/5/Roni Bab II - 07103244025.docx  · Web viewBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Anak Tunarungu. Pengertian Anak Tunarungu. Banyak istilah

keterampilan di SLB Tunarungu menduduki tempat yang penting sesuai

dengan kemampuan dan keterbatasan anak-anak tunarungu. Sekolah Luar

Biasa Tunarungu merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang

menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak yang mengalami kelainan

pendengaran sebagian atau seluruhnya, agar memiliki kemampuan, nilai sikap

dan kepribadian serta keterampilan yang nantinya dapat digunakan sebagai

bekal melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau langsung

dapat digunakan sebagai bekas hidup ditengah masyarakat.

Anak tunarungu di dalam bidang akademik mengalami kesulitan dan

kurang mampu dalam berkomunikasi, sehingga terhambat untuk penerimaan

informasi. Dengan begitu perlu dikembangkan keterampilan yang dapat

digunakan untuk kemandirian anak tunarungu. Sesuai dengan kemampuan,

sehingga dapat menjadi bekal untuk kehidupannya. Pembelajaran

keterampilan memiliki banyak macam, namun tidak semua keterampilan

cocok dan dapat diajarkan pada anak tunarungu. Survei tentang jenis-jenis

keterampilan anak tunarungu perlu dilakukan guna memetakan potensi dan

kompetensi anak-anak tunarungu sehingga sekolah dapat menyusun program

pendidikan yang lebih sesuai dengan kebutuhan anak didiknya.

D. Pertanyaan Penelitian

1. Jenis keterampilan apa saja yang diajarkan kepada siswa Tunarungu

SLTPLB di SLB-B Wiyata Dharma 1 Tempel ?

2. Jenis keterampilan apa saja yang diminati siswa Tunarungu SLTPLB di

SLB-B Wiyata Dharma 1 Tempel ?

40